kebijakan pembinaan atlet oleh dinas pemuda dan...

31
KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA (DISPORA) KOTA TANJUNGPINANG NASKAH PUBLIKASI Oleh MUHAMMAD RIAU BINTANA YUSNADI NIM. 120563201132 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Upload: duongduong

Post on 02-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN

OLAHRAGA (DISPORA) KOTA TANJUNGPINANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

MUHAMMAD RIAU BINTANA YUSNADI

NIM. 120563201132

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah Dosen Pembimbing dari mahasiswa

yang di sebut di bawah ini :

Nama : Muhammad Riau Bintana Yusnadi

NIM : 120563201132

Jurusan / Prodi : Ilmu Administrasi Negara

Alamat : Jalan Ganet Perum Bintan Permai Blok C4 No.3

No. HP / Telp : 081378303437

Email : [email protected]

Judul Naskah : Kebijakan Pembinaan Atlet Oleh Dinas Pemuda dan

Olahraga (DISPORA) Kota Tanjungpinang

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tulisan naskah

ilmiah dan untuk dapat di terbitkan.

Tanjungpinang, 16 Agustus 2016

Ketua Komisi Pembimbing

Alfiandri, S.Sos.,M.Si

NIDN. 1018088004

Anggota Komisi Pembimbing

Edison, S.AP.,MPA

NIDN. 1030128601

Page 3: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN

OLAHRAGA (DISPORA) KOTA TANJUNGPINANG

MUHAMMAD RIAU BINTANA YUSNADI

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP UMRAH

A B S T R A K

Pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang hanya dilakukan pada saat akan dilaksanakan event, tidak ada

pembinaan jangka panjang yang terprogram, terencana serta berkelanjutan yang

dilakukan. Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi belum ada

serta sarana dan prasarana yang tidak mendukung dalam melakukan pembinaan

dimana masih banyak yang belum berstandar nasional bahkan menyewa pihak

swasta. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana kebijakan pembinaan

atlet oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA) Kota Tanjungpinang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kebijakan Pembinaan Atlet

oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA) Kota Tanjungpinang. Dasar

penelitian yaitu mengacu pada konsep teori M. Furqon (2002: 3) tentang

pembinaan olahraga prestasi biasanya mengikuti tahap-tahap pembinaan yang

didasarkan pada teori piramida. Selanjutnya pada kerangka berfikir tetap mengacu

pada konsep teori diatas dengan masing-masing aspek dan indikator-indikator

diatas. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan

pendekatan secara kualitatif, informan penelitian berjumlah 9 orang dengan 1

orang sebagai key informan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan

teknik wawancara dengan menggunakan (pedoman wawancara), observasi,

dokumentasi selanjutnya analisis data yang dilakukan dengan secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan dalam proses pembinaan terhadap atlet

terdapat ketidaksesuaian dari 3 dimensi diatas. Dari beberapa aspek menunjukan

bahwa tidak adanya kebijakan pembinaan jangka panjang terhadap atlet.

Perencanaan setelah atlet berprestasi itu mengikuti event untuk tetap dilakukan

pembinaan belum dilakukan. Standar pembinaan dan target yang sangat perlu

untuk mengukur kemampuan atlet. Sarana dan prasarana yang belum memadai

dan berstandar nasional. Perlu adanya upaya dari Dinas Pemuda Dan Olahraga

untuk membuat kebijakan pembinaan jangka panjang, perencanaan kedepan untuk

menampung atlet yang berprestasi dan membangun sarana dan prasarana yang

lengkap dan berstandar nasional agar pembinaan yang dilakukan terhadap atlet

dapat dilakukan secara efektif dan lebih maksimal.

Kata Kunci : Pembinaan, Prestasi, Atlet

Page 4: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

ATHLETE DEVELOPMENT POLICY BY THE DEPARTMENT OF YOUTH

AND SPORTS ( DISPORA ) TANJUNGPINANG

MUHAMMAD RIAU BINTANA YUSNADI

Students of Public Administration, Faculty of Social UMRAH

A B S T R A C K

Coaching is done by the Department of Youth and Sports of

Tanjungpinang done only when the event will be held, there is no long-term

development programmed, planned and sustainable performed. Planning the

future development of the athletes who have not been there and facilities that do

not support in fostering where many are not national standards even hire private

parties. The research problems are how policies coaching athletes by the

Department of Youth and Sports (Dispora) Tanjungpinang

The purpose of this study was to determine the Athlete Development Policy

by the Department of Youth and Sports (Dispora) Tanjungpinang. Basic research

that relies on theoretical concepts M. Furqan (2002: 3) on sports coaching

achievements usually follow the stages of development that are based on the

theory of the pyramid. Furthermore, the frameworks continue to refer to the

concept of the above theory with each aspect and above indicators. This type of

research is descriptive using qualitative approach, the research informants

amounted to 9 with 1 as key informants. Data collection techniques using

interview techniques using (interview guides), observation, documentation

subsequent data analysis with qualitative.

The results showed in the training ground for the athletes there is a

mismatch of three dimensions above. From some aspects show that the absence of

long-term development policy of the athlete. Planning after the athletes who

followed the event to still do the coaching has not been done. Coaching standards

and targets it is necessary to measure the athlete's ability. Facilities and

infrastructure are inadequate and national standards. Should the effort of the

Department of Youth and Sport to make a long-term development policies,

planning ahead to accommodate athletes who excel and build a complete

infrastructure and a national standard that coaching is done against an athlete

can be done effectively and more leverage.

Keywords: Development, Achievement, Athletes

Page 5: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

1

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2009 pasal 24

Tentang Kepemudaan, yaitu :

pemberdayaan pemuda dilakukan

secara terencana, sistematis, dan

berkelanjutan untuk meningkatkan

potensi dan kualitas jasmani, mental

spiritual, pengetahuan serta

keterampilan diri dan organisasi

menuju kemandirian pemuda. Dan

pemberdaya sebagaimana dimaksud

yaitu difasilitasi pemerintah,

pemerintah daerah, dan organisasi

kepemudaan. Dari apa yang

dijelaskan dalam Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2009 pasal 24

Tentang Kepemudaan maka disini

jelas terlihat fungsi pemerintah

sangat mendukung dan memfasilitasi

dalam melakukan pemberdayaan

terhadap pemuda, khususnya para

atlit yang akan dibina nantinya.

Berdasarkan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 3 Tahun

2005 tentang sistem keolahragaan

nasional pasal 1 ayat 3 yang

menyebutkan bahwa “Sistem

keolahragaan nasional adalah

keseluruhan aspek keolahragaan

yang saling terkait secara terencana,

sistimatis, terpadu, dan berkelanjutan

sebagai satu kesatuan yang meliputi

pengaturan, pendidikan, pelatihan,

pengelolaan, pembinaan,

pengembangan, dan pengawasan

untuk mencapai tujuan keolahragaan

nasional.” Dan juga di pasal 1 ayat 8,

disebutkan bahwa: “Pembina

olahraga adalah orang yang memiliki

minat dan pengetahuan,

kepemimpinan, kemampuan

manajerial, dan pendanaan yang

didedikasikan untuk kepentingan

pembinaan dan pengembangan

olahraga”. Kemudian dalam Pasal

Page 6: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

2

21 ayat 2 menjelaskan Pembinaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi pengolahraga, ketenagaan,

pengorganisasian, pendanaan,

metode, prasarana dan sarana, serta

penghargaan keolahragaan.

Perencanaan pembinaan juga

dapat dilihat pada rencana strategis

Dinas Pemuda dan Olahraga kota

Tanjungpinang tahun 2013-2018

yang merupakan acuan dasar dalam

pelaksanaan pembangunan dibidang

pemuda dan olahraga di Kota

Tanjungpinang secara fisik dan

sosial, guna memecahkan masalah

secara terencana dan bertahap

dengan mengutamakan kewenangan

wajib sesuai dengan prioritas dan

kebutuhan daerah.

Dalam pemberdayan

masyarakat bidang olahraga,

ditangani oleh Dinas Pemuda dan

Olahraga yang mana dalam hal ini

membuat kebijakan pembinaan dan

pemberdayaan atlet, yang kemudian

mempunyai fungsi untuk membina

dan menyiapkan sumber daya

pendukung bagi tercapainya tujuan

pemberdayaan masyarakat tersebut

melalui tahapan-tahapan pembinaan

dengan metode pelatihan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Dinas Pemuda dan Olahraga

Kota Tanjungpinang mempunyai

tugas dan tanggung jawab sebagai

mencari serta membina atlet dalam

menghadapi pertandingan atau

perlombaan yang dilaksanakan di

tingkat Provinsi Kepulauan Riau.

Dalam upaya peningkatan prestasi

olahraga, perlu terus dilaksanakan

pembinaan olahraga sedini mungkin

melalui pencarian dan pemanduan

bakat, pembibitan, pendidikan dan

pelatihan olahraga prestasi yang

didasarkan pada ilmu pengetahuan

Page 7: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

3

dan teknologi secara lebih efektif dan

efisien serta peningkatan kualitas

organisasi olahraga. Dalam hal ini

Dinas Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinag memencari bibit-bibit

atlet yang berpotensi sehingga akan

dilakukan pembinaan atlit yang di

lakukan secara latihan rutin yang

berguna untuk menigkatkan

kebugaran atlit serta kemampuan atlit

itu sendiri sehingga di harapkan

dapat meningkatkan prestasi atlet itu

untuk kedepanya.

Untuk mendapatkan atlet

yang berpotensi maka kebijakan

yang dilakukan pemerintah daerah

bersama Dinas Pemuda dan Olahraga

yaitu dengan melakukan pembinaan

atlet dengan mencari bibit-bibit

ungul berpotensi dan selanjutnya

akan dilakukan pemberdayaan

dengan melakukan pengembangan

dan pembinaan atlet yaitu dengan

cara membuat sistem keolahragaan

yang saling terkait dan terencana dan

berkelanjutan seperti yang dilakukan

oleh Dinas Pemuda dan Dlahraga

Kota Tanjungpinang, yaitu dengan

memilih pelatih yang berlisenci, atlit

yang tebaik dan sarana prasarana

yang mendukung.

Dalam hal melakukan

kebijakan pembinaan atlet yang

bertujuan untuk menunjang prestasi

atlit ketiganya dirasakan perlu

dilakukan oleh Dinas Pemuda dan

Olahraga. Tetapi pada kenyataanya

di lapangan sangatlah berbeda dari

apa yang di harapkan. Pada saat ini

pembinaan yang dilakukan belum

cukup maksimal dimana atlit yang

potensial dan berprestasi yang telah

di latih dengan pelatih yang

berlisenci tidak di dukung dengan

adanya sarana dan prasarana yang

memadai yang bisa menunjang

Page 8: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

4

meningkatnya prestasi atlit tersebut.

Banyak sarana dan prasaran yang

masih kurang memadai yang mana

belum memenuhi standar nasional,

bahkan ada sarana dan prasarana atlit

tersebut yang masih di sewa dengan

pihak swasta contohnya gedung

olahraga bola volly di kaca puri, di

mana Pemerintah Kota bersama

Dinas Pemuda dan Olahraga masih

menyewa tempat tersebut dengan

pihak swasta, hal ini dirasa kurang

maksimal karena banyak memakan

biaya dari pada pemerintah kota

mempunyai gedung olahraga

tersendiri. Dan masih banyak lagi

sarana dan prasarana cabang

olahraga yang lain yang masih

menyewa atau numpang dengan

pihak swasta untuk di jadikan tempat

latihan para atlit.

Adapun data yang diperoleh

dari Dinas Pemuda dan Olahraga

Kota Tanjugpinang yaitu:

1. Dalam setiap akan mengikuti

perlombaan atau turnamen

tertentu maka akan dilakukan

seleksi terlebih dahulu. Yang

dilakukan berdasarkan kelompok

usia dengan memakai sistem

gugur.

2. Para atlit akan mendapat latihan

yang lebih banyak pada saat akan

ada pertandingan yang akan

diikuti oleh atlit tersebut misal

atlit tersebut biasanya mengikuti

program latihan yang diberikan

dispora 3x seminggu, maka pada

saat akan mengikuti pertandingan

akan dilakukan latihan setiap

harinya / tidak ada pola yang

reguler.

3. Pembinaan dilakukan pada saat

akan di laksanakan event

Page 9: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

5

keolahragaan, tidak ada

pembinaan yang dilakukan

sebelumnya secara terprogram,

terencana dan berkelanjutan.

4. Dalam pembinaan adapun 10

cabang olahraga yang

dipertandingkan dalam POPDA

KEPRI V adalah cabang olahraga

atletik, pencak silat, bola voly,

tenis meja, tenis lapangan, sepak

bola, renang, taraw, bola basket

serta bulutangkis.

Berdasarkan uraian diatas

maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan

mengangkat judul “Kebijakan

Pembinaan Atlit oleh Dinas Pemuda

dan Olahraga (DISPORA) Kota

Tanjungpinang”.

B. Landasan Teori

1. Kebijakan Publik

Harold Laswell dan Abraham

Kaplan (1970:71) yang diambil dari

buku Nugroho (2012:119)

mendefinisikan kebijakan publik

sebagai suatu program yang

diproyeksikan dengan tujuan-tujuan

tertentu, nilai-nilai tertentu dan

praktik-praktik tertentu.

Menurut Thomas R. Dye

(2011:1) dikutip dari buku Nugroho

(2012:120) mendefinisikannya

sebagai segala sesuatu yang

dikerjakan pemerintah, mengapa

mereka melakukan, dan hasil yang

membuat sebuah kehidupan bersama

tampil berbeda.

Menurut Carl I. Fredrick

yang dikutip Nugroho (2003:4)

mendefinisikan kebijakan publik

sebagai serangkaian tindakan yang

diusulkan seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam suatu ingkungan

tertentu, dengan ancaman dan

peluang yang ada, dimana kebijakan

yang diusulkan tersebut ditujukan

Page 10: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

6

untuk memanfaatkan potensi

sekaligus mengatasi sekaligus

mengatasi hambatan yang ada dalam

rangka mencapai tujuan tertentu.

Nugroho (2012:121) Proses

kebijakan publik dapat dipecah

sehingga menjadi enam tahap :

a. Masalah pengakuan - masalah

yang berpotensi membuat jalan

mereka ke dalam agenda

kebijakan public diakui.

b. Agenda pengaturan - masalah

yang dianggap layak perhatian

ditempatkan pada agenda.

c. Perumusan kebijakan - berbagai

kebijakan yang dibuat untuk

cocok dengan masalah yang telah

ditetapkan pada agenda.

d. Adopsi kebijakan - kebijakan

resmi disepakati.

e. Implementasi kebijakan -

kebijakan publik yang telah resmi

disepakati dimasukkan ke dalam

tindakan.

f. Ana lisis kebijakan dan evaluasi -

kebijakan yang diterapkan

dievaluasi untuk efektivitas.

2. Pembinaan

Untuk mengembangkan

sumber daya manusia, Harvard

Busuness Essentials (2006:94) dalam

Wibowo (20012:436) menganjurkan

langkah dimulai dengan memahami

pekerja, baru kemudian

mengembangkan rencana dan

akhirnya menyusun taktik dalam

mengembangkan anggota organisasi.

Menurut Wibowo

(20012:442) pelatihan (training) dan

pengembangan (development) adalah

merupakan investasi organisasi yang

penting dalam sumberdaya manusia.

Pelatihan melibatkan segenap

sumber daya manusia untuk

mendapatkan pengetahuan dan

keterampilan pembelajaran sehingga

mereka segera akan dapat

menggunakannya dalam pekerjaan.

Menurut M. Furqon (2002: 3)

”pembinaan olahraga prestasi

biasanya mengikuti tahap-tahap

pembinaan yang didasarkan pada

teori piramida, yaitu :

a. Pemassalan Olahraga

Page 11: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

7

Pemassalan merupakan suatu

upaya untuk

mengikutsertakan seluruh

lapisan masyarakat dengan

sasaran melibatkan semua

kelompok umur. Hal ini

seperti yang dikemukakan M.

Furqon H. (2002: 3) bahwa

”Pemassalan adalah

mempolakan keterampilan

dan kesegaran jasmani secara

multilateral dan spesialisasi”.

Kaitannya dengan olahraga

prestasi tujuan pemassalan

olahraga yang dilaksanakan

antara lain agar masyarakat

menyadari pentingnya

olahraga prestasi, sehingga

akan memunculkan bibit-bibit

atlet yang baik. Menurut M.

Furqon H. (2002: 3), tujuan

pemassalan adalah

”melibatkan atlet sebanyak-

banyaknya sebagai bagian

dari upaya peningkatan

prestasi olahraga”.

Memasyarakatkan olahraga

dan mengolahragakan

masyarakat merupakan

bentuk upaya dalam

melakukan pemassalan

olahraga. Dalam olahraga

prestasi, pemassalan

seharusnya dimulai pada usia

dini.

b. Pembibitan Atlet

Bibit-bibit atlet yang baik

mempunyai pengaruh

terhadap pencapaian prestasi.

Bibit atlet yang baik dan

berbakat, maka akan lebih

mudah untuk

mengembangkan potensi

yang dimiliki sampai pada

batas kemampuan maksimal.

Pengertian Pembibitan atlet

menurut M. Furqon H. (2002:

3) adalah ”Upaya untuk

mencari dan menemukan

individu-individu yang

memilki potensi untuk

mencapai prestasi olahraga

yang setinggi-tingginya di

kemudian hari, sebagai

langkah atau tahap lanjutan

dari pemassalan olahraga”.

Berdasarkan pengertian di

atas dapat disimpulkan bahwa

pembibitan merupakan usaha

untuk mendapatkan atlet yang

baik dan berbakat. Dimana

atlet yang berbakat tersebut

nantinya dibina untuk

pencapaian prestasi yang

setinggi-tingginya.

c. Pembinaan Prestasi

Dalam setiap cabang olahraga

prestasi yang maksimal

merupakan tujuan utama

yang harus dicapai oleh setiap

klub atau atlet. Kenyataan

menunjukkan bahwa prestasi

yang dicapai oleh atlet akan

mengharumkan nama atlet itu

sendiri serta klub dan juga

pelatih yang menanganinya.

Pengertian Prestasi Olahraga

itu sendiri menurut M.

Furqon H. (2002: 4),

Page 12: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

8

”Merupakan puncak

penampilan atlet yang dicapai

dalam suatu pertandingan

atau perlombaan, setelah

melalui berbagai macam

latihan maupun uji coba.

Kompetisi tersebut biasanya

dilakukan secara periodik dan

dalam waktu tertentu”.

Pencapaian prestasi yang

setinggi-tingginya merupakan

puncak dari segala proses

pembinaan, termasuk dari

proses pemassalan maupun

pembibitan. Dari hasil proses

pemassalan dan pembibitan,

maka akan dipilih atlet yang

makin menampakkan prestasi

olahraga yang dibina

Pengorganisasian program

pembinaan jangka panjang menurut

M. Furqon H. (2002: 4)

dikemukakan bahwa :

a. Masa kanak-kanak berisi

program latihan pemula

(junior awal) yang

merupakan usia mulai

berolahraga dalam tahap

pemassalan.

b. Masa adolensi berisi

program latihan junior lanjut

yang merupakan usia

spesialisasi dalam tahap

pembibitan.

c. Masa pasca adolensi berisi

program latihan senior yang

merupakan usia pencapaian

prestasi puncak dalam tahap

pembinaan prestasi.

Dengan program-rogram

pembinaan atlet yang baik dan

didukung dengan sarana dan

prasarana yang memadai pula maka

tidak mungkin bila ditahun –tahun

kedepan para atlet indonesia dapat

bicara dievent-event olahraga baik

ditingkat nasional dan internasiona

3. Fungsi Pemerintah

Menurut Franklin D. Rosevelt

dan Rasyid dalam Labolo (2011:32-

33) bahwa untuk mengetahui suatu

masyarakat, maka lihatlah

pemerintahanya. Artinya fungsi-

fungsi pemerintahan yang dijalankan

pada saat tertentu akan

menggambarkan kualitas pemerintah

itu sendiri. Jika pemerintah dapat

menjalankan fungsi-fungsinya

dengan baik, tugas pokok selanjutnya

menurutnya adalah bagaimana

pelayanan dapat membuahkan

Page 13: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

9

keadilan, serta pemberdayaan yang

menciptakan kemakmuran.

Labolo (2011:35) pemerintah

mempunyai lembaga yang pada

tingkat tertentu mampu menjaga dan

menjamin sistem ketertiban dan

penyediaan sarana dan prasarana

sosial yang dibutuhkan oleh

masyarakat bagi kepentingan

aktivitas sosial.

Thoha, (1995 : 101)

menyebutkan bahwa fungsi

pemerintahan adalah untuk melayani

dan mengatur masyarakat. Kemudian

dijelaskan lebih lanjut bahwa tugas

pelayanan lebih menekankan upaya

mendahulukan kepentingan umum,

mempermudah urusan publik dan

memberikan kepuasan kepada

publik, sedangkan tugas mengatur

lebih menekankan kekuasaanpower

yang melekat pada posisi jabatan

birokrasi.

C. Hasil Penelitian

1. Kebijakan Pembinaan Atlit oleh

Dinas Pemuda dan Olahraga

(DISPORA) Kota Tanjungpinang

Dalam Undang-undang

Republik Indonesia nomor 3 tahun

2005 tentang sistem keolahragaan

nasional menjelaskan bahwa

olahraga merupakan bagian dari

proses dan pencapaian tujuan

pembangunan nasional sehingga

keberadaan dan peranan olahraga

dalam kehiduan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Dalam undang-undang

tersebut, sistem pengelolaan,

pembinaan dan pengembangan

keolahragaan nasional diatur dalam

semangat otonomi daerah guna

mewujdkan kemampuan daerah dan

masyarakat yang mapan secara

mandiri mengembangkan kegiatan

keolahragaan. Penanganan

Page 14: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

10

keolahragaan ini tidak dapat lagi

ditangani secara sekadarnya tetapi

harus ditagani secara profesional.

Dalam hal ini ditangani oleh Dinas

Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang harus menjalankan

sebagaimana fungsinya agar

tercapainya tujuan keolahragaan

nasional. Dinas Pemuda dan

Olahraga Kota Tanjungpinang perlu

membuat sistem keolahragaan yang

saling terkait secara terencana, teradu

dan berkelanjutan untuk mencapai

tujuan keolahragaan nasional.

Subsistem yang dimaksud antara

lain, pelaku olahraga, organisasi

olahraga, dana olahraga, sarana dan

prasarana olahraga, peran serta

masyarakat, dan penunjang

keolahragaan termasuk ilmu

pengetahuan, teknologi, informasi

dan industri olahraga nasional yang

manfaatnya dapat dirasakan oleh

semua pihak.

Seluruh sistem keolahragaan

nasioanl diatur dengan

memperhatikan keterkaitan dengan

bidang-bidang lain serta upaya-upaya

yang sistematis dan berkelanjutan

guna menghadapi tantangan dalam

sistem antara lain, melalui

peningkatan koordinasi antar

lambaga yang menangani

keolahragaan, pembinaan sumber

daya manusia keolahragaan,

pengembangan sarana dan prasarana,

peningatan sumber dan pengelolaan

pendanaan serta penataan sistem

pembinaan olahraga secara

menyeluruh.

2. Analisa Hasil Wawancara

Tentang Kebijakan Pembinaan

Atlet Oleh Dinas Pemuda dan

Olahraga Kota Tanjungpinang

Page 15: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

11

Pada dasarnya pembinaan

atlet bertujuan untuk mendapatkan

atlet berkualitas setra prestasi yang

maksimal, tentu untuk mendapatkan

hasil yang maksimal tersebut perlu

waktu yang lama dengan mekanisme

yang telah di tetapkan sebelumnya.

Selain itu pembinaan atlet juga harus

dilakukan secara sistematik, tekun

dan berkelanjutan, diharapkan akan

terus mencapai prestasi yang

maksimal. Maka dengan demikian

terdapat tiga dimensi dalam

pembinaan atlet yaitu : pemassalan

olahraga, pembibitan atlet dan

pembinaan prestasi.

1. Pemassalan Olahraga

Pemassalan juga olahraga

dapat diartikan sebagai upaya untuk

memperkenalkan suatu cabang

olahraga kepada khalayak umum

baik anak-anak maupun dewasa

sehingga mendorong terciptanya

suatu ajang kompetisi maupun

kejuaraan di dalam masyarakat dan

di situ akan terlihat para pemain yang

mempunyai bakat di bidang tersebut

untuk selanjutnya dibina untuk dapat

mengembangkan kemampuannya

sehingga menghasilkan atlet yang

dapat berprestasi. Dalam melakukan

pemassalan olahraga dapat dilakukan

dengan indikator sebagai berikut :

a. Menggunakan Wawasan

Kedepan

Dalam melakukan pembinaan

atlet perlu ada target jangka panjang

yang harus di buat oleh Dinas

Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang, hal ini sangat di

perlukan lantaran banyak atlet yang

mempunayi prestasi untuk tetap

dilakukan pembinaan sehingga atlet

tersebut tetap berprestasi kedepanya,

serta peluang masa depan apa yang

mereka dapatkan ketika mereka

Page 16: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

12

menjadi atlet yang mempunyai

prestasi.

Pembinaan yang di lakukan

oleh Dinas pemuda dan Olahraga

sejauh ini hanya sebatas mengadakan

event-event seperti taktis saja seperti

POPDA (Pekan Olahraga Pemuda),

bahkan setelah POPDA selesai di

laksanakan belum ada rencana dari

Dinas Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang untuk melakukan

pembinaan lanjutan terhadap atlet-

atlet yang berprestasi. Sedangkan

masa depan atlet yang berprestasi ini

hanya bersifat sementara dimana

mereka hanya mendapatkan sertifikat

yang hanya bisa digunakan pada saat

mereka ingin masuk ke sekolah yang

mereka favoritkan yang nantinya

dengan sertifikat tersebut apabila

atlet tersebut akan melanjutkan

pendidikan selanjutnya, maka dengan

adanya sertifikat atlet yang

berprestasi tersebut akan mendapat

nilai atau point tambahan sehingga

memudahkan atlet itu untuk masuk

kesekolah yang difavoritkannya

tanpa mengikuti seleksi seperti

kebanyakan pada umumnya, yaitu

dengan jalur prestasi.

Seharusnya perlu adanya

pembinaan jangka panjang yang

dilakukan oleh Dinas Pemuda dan

Olahraga Kota Tanjungpinang, yaitu

dengan membuat rencana kedepan

secara tersusun, terprogram, dan

berkelanjutan. Sehingga atlet tersebut

tetap bisa menjaga konsistensinya

dalam berlatih maupun bertanding.

Dengan demikian atlet tersebut bisa

tetap berprestasi dalam setiap

kompetisi /event yang mereka ikuti

kedepanya. Bahkan Dinas Pemuda

dan Olahraga Kota Tanjungpinang

sudah mempunyai atlet yang siap

tanding apabila ingin mengirimkan

Page 17: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

13

atletnya untuk bertanding pada

tingkat provinsi maupun tingkat

nasional. Sehingga dapat

mengharumkan nama daerah di

tingkat provinsi, nasional bahkan

internasional. Dari segi masa depan

seperti pekerjaan, seharusnya ada

masa depan yang harus di dapat

ketika atlet tersebut berprestasi dan

mengharumkan nama daerah, itu

merupakan salah satu bentuk

penghargaan kepada atlet tersebut.

b. Membangun Tujuan

Pada dasarnya Dinas Pemuda

dan Olahraga Kota Tanjungpinang

perlu melakukan perencanaan

pembinaan kedepan untuk

membangun tujuan dari pembinaan

itu sendiri. Perencanaan pembinaan

kedepan setelah atlet mengikuti

kompetisi/event dan atlet terbaik

tersebut harus di beri fasilitas serta

penghargaan agar mereka bisa terus

berprestasi, hal ini di rasa perlu

dilakukan oleh Dinas Pemuda dan

Olahraga Kota Tanjungpinang.

Faktanya saat ini perencanaan

pembinaan kedepan terhadap atlet itu

belum dilakukan oleh Dinas Pemuda

dan Olahraga Kota Tanjungpinang.

Atlet yang telah mengikuti event

tersebut seterusnya di kembalikanke

sekolah masing-masing, tidak ada

pembinaan lanjutan yang dilakukan

oleh Dinas Peuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang untuk tetap

mempertahankan prestasi atlet

tersebut kedepanya. Atlet –atlet

tersebut hanya akan berlatih sendiri

agar tetap menjaga kondisi fisiknya.

Hal ini di nilai kurang maksimal

dimana dengan hanya melakukan

melakukan latihan sendiri sangat

berbeda hasilnya ketika latihan itu

dengan pengawasan dari pelatih

Page 18: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

14

dengan program-program serta

waktu dan fasilitas yang di dapat

ketika pembinaan itu dilakukan

secara tersusun,terprogram dan

terencana.

Seharusnya Dinas Pemuda

dan Olahraga Kota Tanjungpinang

membuat prorgam perencanaan

pembinaan kedepan untuk

membangun tujuan yang ingin

dicapai. Dengan adanya perencanaan

pembinaan kedepan jelas atlet

tersebut mendapat arah yang jelas

terhadap karirnya kedepan seperti

apa, bahkan mereka tetap bisa

menjaga konsistensinya untuk terus

berprestasi kedepanya.

c. Menciptakan Rencana

Pengembangan

Untuk mendapatkan prestasi yang

maksimal tentu perlu menciptakan

rencana pengembangan terhadap

atlet yang berpotensi tersebut yang

selanjutnya akan dilakukan

pembinaan kepada atlet tersebut.

Maka untuk menciptakan rencana

pengembangan perlu mencari biit-

bibit yang berpotensi yang

selanjutnya akan di lakukan

pembinaan dan akan diseleksi untuk

mengikuti kompetisi/event.

Pencarian bibit-bibit tersebut

hanya dilakukan pada saat akan dil

laksanakanya event, jadi apabila

event tersebut tidak ada di

selenggarakan maka secara otomatis

tidak ada proses pencarian biit-bibit

berpotensi yang selanjutnya untuk

menciptakan rencana pengembangan

dan pembinaan. Sehingga dalam hal

ini kebijakan pencarian bibit-bibit

yang berpotensi oleh Dinas Pemuda

dan Olahraga Kota Tanjungpinang

masih dianggap kurang maksimal.

Page 19: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

15

Seharusnya dalam melakukan

pencarian bibit-bibit pada saat akan

dilaksanakan event saja, tetapi Dinas

Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang juga perlu membuat

kebijakan dalam mencari bibit-bibit

berpotensi tersebut dari jauh-jauh

hari, sehingga dalam proses

pencarianya tidak dilakukan secara

terburu-buru, tetapi dengan proses

yang selektif sehingga bibit yang

yang dihasilkan pun akan berkualitas

dan kedepanya dalam proses

menciptakan rencana pengembangan

dihasilkan atlet yang mampu

mencetak prestasi sebanyak

mungkin.

2. Pembibitan Atlet

Pembibitan atlet merupakan

tahap lanjutan setelah terjadi

pemassalan olahraga. Dalam

pembibitan atlet seorang pelatih

harus dapat dengan jeli melihat

kemampuan tiap calon atlet mana

yang berpotensi lebih untuk dapat

dikembangkan kemampuannya

sehingga menghasilkan prestasi yang

tinggi nantinya. Untuk memperoleh

atlet yang dapat berprestasi tinggi

dimulai dengan pembibitan sejak

usia dini dan pembibitan itu haruslah

disesuaikan dengan karakteristik

cabang olahraga yang akan

digelutinya. Di dalam pembibitan

atlet terdapat identifikasi bakat dan

sebagian besar identifikasi bakat

dilakukan pada tingkat anak usia

muda (junior), meskipun kadang-

kadang dilakukan pada tahun awal

pada saat individu memasuki atlet

senior. Proses pengidentifikasian

atlet-atet berbakat harus menjadi

perhatian tiap cabang olahraga.

Pembibitan dan pemanduan

bakat hendaknya dilakukan pada usia

Page 20: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

16

dini karena pada usia tersebut anak

memasuki fase pengenalan, latihan

dan spesialisasi dalam olahraga.

Dalam melakukan pembibitan atlet

dapat dilakukan dengan indikator

sebagai berikut :

a. Penekanan Pada Motivator

Pribadi

Yaitu bagaimana strategi

pembinaan yang digunakan oleh

Dinas Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang untuk membuat atlet

tersebut bersemangat dan termotivasi

dalam mengikuti proses di dalam

pembinaan tersebut. Sehingga dalam

pembinaan tersebut atlet tersebut

benar mendapatkan pelatihan dengan

program dan jadwal yang sudah di

tetapkan. Sehingga atlet tersebut bisa

mencapai hasil yang maksimal untuk

setiap mengikuti event keolahragaan

Bentuk strategi yang

digunakan oleh dispora dalam hal ini

dengan memberikan fasilitas latihan

supaya memudahkan untuk atlet itu

bertanding, mendatangkan pelatih

yang berkomptensi agar bisa melatih

atlet tersebut dengan kompetensi dan

pengetahuan yang dimilikinya

sehingga di harapkan mampu

mencetak atlet yang berkomptensi

juga dan bonus uang prestasi yang

sedikit sangat mempengaruhi

semangat atlet tersebut dalam

melakukan latihan atau dalam

dilakukan pembinaan. Hal ini tentu

dirasa masih kurang untuk benar-

benar mendapatkan hasil yang

maksimal.

Seharusnya Dinas Pemuda

dan Olahraga Kota Tanjungpinang

juga motivasi dan menanamkan

karakter terlebih dahulu kepada atlet

tersebut bahwa bahwa olahraga itu

baik untuk tingkat kedisiplinan dan

juga kesehatan tentunya. Dan juga

Page 21: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

17

membuat mereka tersebut butuh

dengan olahraga itu, bukan mereka

merasa di butuhkan atau

mengharapkan imbalan bonus saja.

Jadi langkah awal yang dilakukan

yaitu tanamkan karakter bahwa atlet

tersebut butuh dengan olahraga

sehingga mereka akan terus

bersemangat dan termotivasi saat

berlatih maupun saat mengikuti

event.

b. Bekerja Keras Mencapai

Keunggulan

Untuk mencapai keunggulan

harus dilakukan denagn bekerja

keras. Maka dalam hal ini Dinas

Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang perlu membuat

kebijakan standar pembinaan serta

target yang harus di capai untuk

mencapai keunggulan. dengan

adanya standar dan target maka atlet

tersebut akan bekerja keras untuk

mendapatkan hasil yang semaksimal

mungkin.

Dengan adanya standar

pembinaan yang dilakukan Dinas

Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang yaitu dengan selalu

berkoodrinasi dengan pelatih dalam

melakukan pembinaan terhadap atlet

tersebut. Standar pembinaan juga

dapat mengukur sejauh mana

kemampuan atlet tersebut. Dengan

melihat celah kekurangan atlet

tersebut maka dapat menetapkan

program pelatihan apa yang tepat

untuk dapat menutupi kekurangan

atlet tersebut, sehingga atlet tersebut

dapat mencapai standar yang telah

ditetapkan tadi.

Untuk lebih meningkatkan

prestasi atlet, Dinas Pemuda dan

Olahraga Kota Tanjungpinang perlu

lebih menekankan standar

Page 22: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

18

pembinaan atlet untuk mengukur

progres (kemajuan) dan prestasi

yang akan di dapat nantinya. Dengan

lebih meningkatkan standar

pembinaan di harapkan atlet tersebut

bisa meningkatkan kemampuanya

sehingga akan mencapai keunggulan.

Serta dengan adanya target yang

harus di capai oleh atlet tersebut

diharapkan atlet tersebut mampu

lebih bekerja keras untuk bisa

memacu atlet itu mendapatkan hasil

yang maksimal.

3. Pembinaan Prestasi

Pembinaan prestasi dimana

setelah mendapatkan bibit yang

berpotensi selanjutnya akan

dilakukan pembinaan prestasi

dimana bibit tersebut akan di beri

program-program latihan yang

ditetapkan sehingga akan

menghasilkan prestasi yang

maksimal. Dengan menyediakan

fasilitas-fasilitas yang diperlukan

dalam pembinaan serta

meningkatkan kualitas latihan, di

harapkan mampu membuat atlet

tersebut terus berprestasi kedepanya.

Dalam melakukan pembinaan

prestasi dapat dilakukan dengan

indikator sebagai berikut :

a. Menyediakan Sumber Daya

Yang Diperlukan

Untuk mendukung

keberhasilan dalam pembinaan atlet,

maka Dinas Pemuda dan Olahraha

Kota Tanjungpinang perlu

menyediakan sumber daya yang

diperlukan saat proses pembinaan.

Dapat dilihat dari kelengkapan serta

standar yang telah ditetapkan untuk

melihat apakan sarana dan prasarana

yang dimiliki sudah lengkap dan

sudah sesuai dengan standar yang

telah di tetapkan sebelumnya.

Page 23: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

19

Bahkan dengan dukungan sarana dan

prasarana yang diberikan untuk

melakukan pembinaan atlet yang

bertujuan untuk peningkatan dari

kualitas yang di miliki atlet tersebut.

Sumber daya yang disediakan

oelh Dinas Pemuda dan Olahraga

Kota Tanjunpinang yang diperlukan

untuk melakukan pembinaan atlet

dalam hal ini lebih kepada kurangnya

dukungan sarana dan prasarana yang

memadai, memiliki standar nasional

dan kelengkapan untuk menunjang

dilakukanya pembinaan atlet. Sarana

yang dimiliki masih sangat minm

sekali, contohnya langapan sepak

bola kondisi sangat tidak terawat,

banyak kelengkapan yang tidak

terpenuhi untuk menjasi standar

nasional seperti rumput tidak ada.

Penerangan tidak ada, line untuk

atletik tidak ada, kursi penonton

masih kurang, serta fasilitas

pendukung lainya masih kurang

bahkan tidak ada, untuk cabang

olahraga renang juga memiliki

masalah yang sama bahkan kita

menyewa pihak swata untuk dapat

latihan secara rutin, hal ini tentu

sangat memboroskan anggaran untuk

pembinaan. Ada cabang olahraga

yang sudah dimiliki seperti gedung

olahraga bulutangkis tapi pada

kenyataanya masih jauh dari kata

standar nasional, masih banyak

fasilitas yang kurang. Dengan

minimnya sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh pemerintah daerah

membuat pembinaan yang dilakukan

akan kurang maksimal.

Seharusnya untuk

meningkatkan kualitas yang dimiliki

oleh atlet, maka dukungan fasilitas

harus di berikan oleh Dinas Pemuda

dan Olahraga Kota Tanjungpinang

salah satnya yaitu sarana dan

Page 24: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

20

prasarana yang memadai. Yaitu

dengan membuat sarana prasarana

yang berstandar nasional dan

mempunyai kelengkapan fasilitas

yang menunjang untuk atlet tersebut

terus berlatih. Dengan adanya sarana

dan prasarana yang memadai tersebut

dapat meningkatkan semangat atlet

tersebut dalam melakukan pelatihan

dan melakukan program-program

pembinaan.

b. Mengenal Prestasi

Strategi dari Dinas Pemuda

dan Olahraga Kota Tanjungpinang

bagaimanana mengenalkan prestasi

kepada atlet tersebut, dimana prestasi

tidak bisa didapat dengan segera

tetapi perlu proses dan kerja keras

dari atlet itu sendiri. Dalam

melakukan pembinaan, pengenalan

prestasi dilakukan dengan cara

membuat atlet tersebut tetap percaya

diri pada kemampuanya dalam

mengikuti event sehingga akan

mendapatkan prestasi yang terbaik.

Saat ini Dinas Pemuda dan

Olahraga Kota Tanjungpinang

melakukan strategi pembinaan salah

satunya dengan memberikan

suntikan motivasi kepada atlet agar

atlet tersebut dapat percaya diri

terhadap kemampuanya. Hal ini tentu

sangat berpengaruh terhadap

penampilanya pada saat akan

mengikuti event, rasa takut akan

hasil yang tidak maksimal yang

timbul saat akan bertanding akan

berkurang bahkan hilang pada saat

atlet itu merasa percaya diri pada

kemamuan yang dia punya.

Seharusnya Dinas Pemuda dan

Olahraga Kota Tanjungpinang lebih

menekankan mental atlet tersebut,

kalau mental atlet itu sudah kuat

maka rasa keyakinan, percaya diri

serga grogi akan hilang. Dengan rasa

Page 25: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

21

percaya diri yang tinggi maka atlet

tersebut bisa mengeluarkan

kemempuan terbaiknya pada saat

mengikti kompetisi/event sehingga

hasil yang di capai pun maksimal.

D. Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis

paparkan sebelumnya maka penulis

dapat mengemukakan beberapa

kesimpulan dari penelitian ini sebagai

berikut :

1. Pemassalan Olahraga

Pemassalan olahraga yaitu

mendorong dan menggerakkan

masyarakat agar lebih memahami

dan menghayati langsung hakikat

dan manfaat olahraga sebagai

kebutuhan hidup, khususnya jenis

olahraga yang bersifat mudah,

murah, menarik, bermanfaat dan

massal. Pemassalan dapat pula

berfungsi sebagai wahana dalam

penelusuran bibit-bibit untuk

membentuk atlet berprestasi.

Dengan strategi pemassalan yang

tepat akan dapat dilihat para calon

bibit atlet yang benar-benar

berkualitas untuk selanjutnya

diarahkan untuk dapat berprestasi ke

tingkat yang lebih tinggi. Karena

pemassalan olahraga merupakan

dasar dari pembinaan prestasi

olahraga maka diperlukan kebijakan

yang tepat dari pemerintah sebagai

dasar dan diterapkan secara tepat

oleh pelaku olahraga. Tetapi pada

kanyataanya pemassalan yang

dilkukukan oleh Dinas Pemuda dan

Olahraga Kota Tanjungpinang

dilakukan dengan kurang baik. Hal

ini dapat dilihat dari tidak

menggunakan wawasan kedepan

dalam melakukan pembinaan,

dimana Dinas pemuda dan Olahraga

Kota Tanjungpinang tidak ada

melakukan pembinaan jangka

panjang yang mana pembinaan

jangka panjang dapat memberikan

Page 26: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

22

peluang kepada atlet tersebut untuk

tetap berlatih menjaga

konsistensinya dalam

mempertahankan kemampuan yang

dimilikinya. Selanjutnya Dinas

Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang belum membangun

tujuan kedepan, apa yang akan

dilakukan atlet tersebut setelah atlet

itu mengikuti event. Tidak adanya

perencanaan pembinaan kedepan

kepada atlet tersebut. Sehingga atlet

tersebut hilang begitu saja setelah

mengikuti event. Selanjutnya dalam

menciptakan rencana pengembangan

dengan mencari bibit-bibit

berpotensi yang dilakukan oleh

Dinas Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang masih belum

dilakukan secara maksimal, dimana

pencarian bibit-bibit dilakukan pada

saat akan di adakanya

kompetisi/event. Tidak ada

kebijakan pencarian bibit-bibit

tersebut yang dilakukan jauh-jauh

hari sehingga peluang akan

mendapatkan bibit yang berpotensi

kedepanya itu lebih besar.

2. Pembibitan Atlet

Pembibitan atlet adalah upaya

mencari dan menemukan individu-

individu yang memiliki potensi

untuk mencapai prestasi olahraga di

kemudian hari, sebagai langkah atau

tahap lanjutan dari pemassalan

olahraga. Pembibitan yang

dimaksud adalah menyemaikan

bibit, bukan mencari bibit. Di sini

disusun program yang mampu

memunculkan bibit-bibit, baik di

tingkat kotamadya/kabupaten

maupun di tingkat propinsi. Adanya

kejuaraan-kejuaraan yang teratur

merupakan salah satu cara untuk

merangsang dan memacu

munculnya atlet-atlet agar berlatih

lebih giat dalam upaya

meningkatkan prestasinya. Dalam

hal melakukan pembibitan atlet

perlu adanya strategi untuk

Page 27: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

23

membuat atlet tersebut tetap

bersemangat. Maka dalam hal ini

Dinas Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang telah memberikan

fasilitas latihan supaya memudahkan

untuk atlet itu bertanding,

mendatangkan pelatih yang

berkualitas serta memberikan bonus

kepada atlet yang berprestasi.

Selanjutnya dalam pembibitan atlet

juga perlu adanya standar

pembinaan dan target yang harus di

capai. Standar pembinaan dirasa

sangat perlu untuk mengukur

kemampuan atlet tersebut, dimana

pelatih bisa meliha kekurangan atlet

itu dan memberikan solusi untuk

menutup celah tersebut.

3. Pembinaan Prestasi

Pembinaan prestasi merupakan

langkah terakhir dalam pembinaan

atlet, dimana atlet berpotensi telah

dilakukan pembibitan atlet dan di

kembangkan kemampuanya. Dari

hasil proses pembibitan yang baik

akan terpilih atlet yang berkualitas

dengan indikasi terus meningkat

prestasi olahraganya. Prestasi

olahraga merupakan puncak

penampilan atlet yang dicapai dalam

suatu pertandingan atau perlombaan,

setelah melalui berbagai macam

latihan maupun uji coba. Ada

banyak faktor yang berpengaruh

terhadap peningkatan prestasi atlet

di dalam pembinaanya. Faktor

tersebut bisa berasal dari diri atlet

itu sendiri juga bisa berasal dari luar

diri seorang atlet. Faktor yang

berasal dari dalam diri atlet dapat

terdiri dari kemampuan atlet itu

sendiri didalam kemampuan atlet

terdapat unsur keturunan dan

motivasi. Faktor yang berasal dari

luar diri atlet adalah kualitas latihan.

Kualitas latihan dapat terbagi

menjadi beberapa unsur penunjang

antara lain: pengetahuan dan

kepribadian pelatih, sarana dan

prasarana olahraganya, hasil

Page 28: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

24

penelitian, dan pertandingan yang

pernah dijalani. Dalam hal ini,

menyediakan sarana dan prasarana

yang diperlukan seperti dukungan

sarana dan prasarana yang

mendukung untuk pembinaan masih

belum maksimal, terlihat dari sarana

dan prasarana yang dimiliki masih

belum berstandar nasional dan

kelengkapan untuk menunjang

dilakukanya pembinaan atlet. Jelas

ini sangat berpengaruh terhadap

pembinaan yang dilakukan akan

kurang maksimal. karena sarana dan

prasarana sangat berpengaruh

terhadap prestasi yang didapat.

Karena sarana dan prasarana sangat

berbeda saat latihan dan saat

bertanding mengikuti event. Untuk

melakukan pembinaan prestasi juga

perlu adanya suntikan motivasi

kepada atlet tersebut. Karena saat

mengikuti event atlet biasanya akan

kurang rasa percaya diri pada

kemampuanya, sehingga hasil yang

di capai kurang maksimal.

A. Saran

1. Pemassalan Olahraga

Dengan memperkenalkan olahraga

kepada masyarakat dan melakukan

penelusuran bibit-bibit untuk

membentuk atlet berprestasi. Maka

kebijakan jangka panjang harus

dilakukan oleh Dinas Pemuda dan

Olahraga Kota Tanjungpinang. Agar

dapat memberikan peluang kepada

atlet tersebut untuk tetap berlatih

menjaga konsistensinya dalam

mempertahankan kemampuan yang

dimilikinya. Melakukan

perencanaan pembinaan kedepan

setelah atlet itu mengikuti even,

sehingga atlet tersebut tidak hilang

begitu saja dan membuat kebijakan

dalam mencari bibit-bibit berpotensi

dari jauh-jauh hari sebelum di

selenggarakanya event.

Page 29: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

25

2. Pembibitan Atlet

Dalam melakukan pembibitan atlet

oleh Dinas Pemuda dan Olahraga

Kota Tanjungpinang, dengan

peningkatan standar pembinaan

yang dilakukan agar atlet tersebut

bisa lebih meningkatkan kualitas

yang dimilikinya yaitu dengan

membuat program yang mampu

memunculkan potensi bibit-bibit

tersebut. Serta Dinas pemjda dan

Olahraga Kota Tanjungpinang perlu

membuat kompetisi-kompetisi yang

merupakan salah satu cara untuk

merangsang dan memacu

munculnya atlet-atlet agar berlatih

lebih giat dalam upaya

meningkatkan prestasinya. Dalam

hal melakukan pembibitan atlet

perlu adanya strategi untuk

membuat atlet tersebut tetap

bersemangat.

3. Pembinaan Prestasi

Dalam melakukan pembinaan

prestasi, Dinas Pemuda dan

Olahraga Kota Tanjungpinang

dalam hal ini perlu meningkatkan

Sarana dan prasarana olahraga yang

ada di Kota Tanjungpinang ini.

Diharapkan pemerintah segera

membangun pusat sarana dan

prasarana dalam satu komplek

olahraga yang berstandar nasional,

yang bertujuan untuk

memaksimalkan pembinaan

terhadap atlet.

Serta adanya upaya dari Dinas

Pemuda dan Olahraga Kota

Tanjungpinang untuk tidak

tergantung pada APBD, tetapi lebih

kepada menarik sponsor dari pihak

swasta untuk melakukan pembinaan

yang berkesinambungan sehingga

tercipta atlet yang berkualitas dan

berprestasi.

Page 30: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

26

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Furqon M. 2002. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Keolahragaan,

(PUSLITBANG – OR) Universitas Sebelas Maret Sukarta.

Harsono, 2011. Sistem Administrasi Kepegawaian. Bandung : FOKUSMEDIA

Haryanto. 1997. Fungsi-Fungsi Pemerintahan. Jakarta: Badan Diklat Depdagri.

Hoogerwerf. 1983. Ilmu Pemerintahan. Jakarta : Erlangga

Islamy, M. Irfan, 2000. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara,

Jakarta:Sinar Grafika..

Istianto, Bambang. 2009. Manajemen Pemerintahan Dalam Perspektif Pelayanan

Publik. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Labolo, Dr. Muhadam. 2011. Memahami Ilmu Pemerintahan. Jakarta : PT. Raja

Grafindo.

Ndraha, Taliziduhu, 2000. Ilmu Pemerintahan (Kybernology), Jakarta: Rineka

Cipta.

Nugroho,Rian.2003. Kebijakan Publik, Formulasi ,Implementasi dan Evaluasi.

Jakarta : Media Komputindo.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif.Yogyakarta, Graha Ilmu.

Page 31: KEBIJAKAN PEMBINAAN ATLET OLEH DINAS PEMUDA DAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Perencanaan pembinaan kedepan terhadap atlet berprestasi

27

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif ,Kualitatif, R & D. Bandung : CV.

Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Administrasi : metode R & D. Bandung : CV.

Alfabeta.

Syafiie, Inu Kencana. 2006. Sistem Administrasi publik Republik Indonesia

(SANKRI). Jakarta : PT Bumi Aksara.

Syafiie, Inu Kencana.2006. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta : RINEKA CIPTA.

Thoha, Miftah, 1995. Kepemimpinan dalam Manajemen Suatu Pendekatan

Perilaku. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik & Proses. Yogyakarta : PT. Buku Kita

JURNAL :

Sundari, Yudhlani Titi. 2005. Skripsi “Kebijakan yang Tidak Partisipatif

(Studi Kasus Kebijakan Relokasi Pasar Wage Purwokerto,

Banyumas)”.hal 14. Jurusan Ilmu dministrasi Negara UGM.

Saputra. 2015. Peranan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Tanjungpinang

Dalam Pembinaan Atlit Renang T ingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)

tahun 2014 se-kota tanjungpinang.

PERATURAN-PERATURAN :

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 pasal 24 Tentang Kepemudaan

Undang-undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang sistem

keolahragaan nasional