kebijakan pembangunan kesehatan · 3. kunjungan rumah: home visit / home care (outreach) &...

47
MENTERI KESEHATAN Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL JAKARTA, 5 APRIL 2016 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Upload: others

Post on 02-Nov-2019

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MENTERI KESEHATAN

Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K)

RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL JAKARTA, 5 APRIL 2016

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

MENTERI KESEHATAN SISTEMATIKA

1. Evaluasi Program Prioritas Kesehatan

2. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

& Keluarga Sehat

3. SPM & Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

4. Sustainable Development Goals (SDGs)

MENTERI KESEHATAN

EVALUASI PROGRAM PRIORITAS KESEHATAN

MENTERI KESEHATAN

LAPORAN JUMLAH KEMATIAN IBU TAHUN 2015

2013 : 5.019 2014 : 4.925 2015 : 4.809

MENTERI KESEHATAN

LAPORAN JUMLAH KEMATIAN BAYI TAHUN 2015

2013 : 23.703 2014 : 22.734 2015 : 22.267

Sumber : Ditjen Kesmas-Kemenkes

MENTERI KESEHATAN

BALITA STUNTING 2013-2015

RISKESDAS 2013 PSG 2015

37,2 % 29,0 %

UNICEF 2015

29,6 %

6

MENTERI KESEHATAN

PETA PERSENTASE BALITA PENDEK USIA 0-59 BULAN MENURUT PROVINSI

(DATA PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) TAHUN 2015)

Balita Pendek <20 %

Balita Pendek 20 s/d <30 %

Balita Pendek 30 s/d <40 %

Balita Pendek ≥40 %

Sumber: Pemantauan Status

Gizi (PSG) tahun 2015

MENTERI KESEHATAN

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

90,0

100,0

110,0

120,0

SUM

AT

ERA

SEL

AT

AN

PA

PU

A B

AR

AT

LAM

PU

NG

BA

NG

KA

BEL

ITU

NG

KA

LIM

AN

TAN

TEN

GA

H

JAW

A T

ENG

AH

JAW

A T

IMU

R

KA

LIM

AN

TAN

BA

RA

T

JAM

BI

KA

LIM

AN

TAN

TIM

UR

BA

LI

NU

SA T

ENG

GA

RA

BA

RA

T

SULA

WES

I TEN

GA

H

DK

I JA

KA

RTA

MA

LUK

U

BA

NT

EN

JAW

A B

AR

AT

BEN

GK

ULU

SUM

AT

ERA

UTA

RA

KA

LIM

AN

TAN

UTA

RA

SUM

AT

ERA

BA

RA

T

SULA

WES

I SEL

ATA

N

AC

EH

SULA

WES

I UTA

RA

SULA

WES

I TEN

GG

AR

A

KA

LIM

AN

TAN

SEL

ATA

N

RIA

U

SULA

WES

I BA

RA

T

GO

RO

NTA

LO

MA

LUK

U U

TAR

A

KEP

ULA

UA

N R

IAU

NU

SA T

ENG

GA

RA

TIM

UR

PA

PU

A

IND

ON

ESIA

DAERAH PUSDATIN

CAKUPAN HASIL PIN POLIO 2016 PER PROVINSI

Sumber : Ditjen P2P per 27 Maret 2016, jam 13.00 WIB

MENTERI KESEHATAN

Kriteria Capaian PIN

Per Provinsi (Data Pusdatin)

Jumlah Provinsi

Keterangan RENCANA TINDAK LANJUT Jumlah

Prov Data

Daerah

Abs % Abs %

Capaian < 80% 2 6,1 1 3 Daerah Sangat Sulit, Data belum final, sasaran pusdatin jauh diatas sasaran riil yang ada

Upayakan untuk tetap melakukan sweeping dengan melibatkan LS terkait, sampai maksimal 3 April 2016, sebelum kita mengganti vaksin polio oral tOPV menjadi bOPV pada 4 April 2016

Capaian > 80% dan < 95%

11 33,3 2 6,1 Sasaran Pusdatin jauh diatas sasaran riil yang ada

Mohon untuk melakukan validasi data dan Rapid Convinience Assessment (RCA)

Capaian > 95% 20 60,6 30 90,9

Introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV) 1 dosis mulai bulan Juli 2016

CAPAIAN PIN POLIO 8-15 MARET 2016

MENTERI KESEHATAN

2 2 2 3 3 3 4 4 4 6 6 7 8 9 10

11 13 14 15

17 17 17 18 20 21 22 22

26 28

39

50 51

54

14

NA

D

Mal

ut

Kal

ten

g

NTT

Sulb

ar

kals

el

Bab

el

Go

ron

talo

Kal

tim

Sult

en

g

Jam

bi

Sum

sel

Kal

bar

DK

I

Jati

m

Sum

bar

Lam

pu

ng

Ben

gku

lu

Sum

ut

Bal

i

Jab

ar

Ria

u

Mal

uku

Sult

ra

DIY

Jate

ng

Suls

el

Ban

ten

Kep

ri

NTB

Sulu

t

Pap

ua

Pap

bar

Nas

ion

al

PROPORSI CAKUPAN TES HIV PER PROVINSI TAHUN 2015

Catatan : data Prov. Kaltim termasuk Prov. Kaltara Sumber : Ditjen P2P-Kemenkes

MENTERI KESEHATAN

PROPORSI CAKUPAN PENGOBATAN ARV PER PROVINSI

TAHUN 2015

25 31

40 40 43 43 45 47 47 48 55 57 57

61 61 62 62 63 63 63 65 70 72 75 78 80 80

90 91 97 98

129

160

65,58

Pap

bar

Sulb

ar

Sulu

t

Mal

uku

Sult

ra

Kal

tim

Pap

ua

Ben

gku

lu

kals

el

Sult

eng

Kep

ri

Ria

u

Sum

sel

NTT

Jate

ng

Sum

ut

NTB

NA

D

Bab

el

Ban

ten

Jati

m

Lam

pu

ng

Sum

bar

Jab

ar

DK

I

Kal

bar

Bal

i

Suls

el

Jam

bi

DIY

Mal

ut

Go

ron

talo

Kal

ten

g

Nas

ion

al

Sumber : Ditjen P2P-Kemenkes Catatan : data Prov. Kaltim termasuk Prov. Kaltara

MENTERI KESEHATAN

51 62 69 75 83

93 96 96 97 99 100 103 103 105 105 105 107 107 110 112 113 114 124 125 126 131

144 147 151 156 172

184

218 234

117

0

50

100

150

200

250

ANGKA NOTIFIKASI KASUS TB (Case Notification Rate) TAHUN 2015

Sumber: Ditjen P2P-Kemenkes Per 10 Maret 2016

16%

32% 33%

49% 51% 51% 53% 54% 54% 57% 61% 65% 69% 70% 72% 72% 72% 72% 74% 74% 74% 77% 77% 79% 81% 81% 81% 83%

88% 89% 90% 90% 93%

72%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN TB (Success Rate) TAHUN 2015

MENTERI KESEHATAN

PROGRES PENCAPAIAN ELIMINASI MALARIA

Kategori endemisitas Populasi Kabupaten/Kota

Bebas Malaria 189,352,023 232

Endemis Rendah 39,149,810 147

Endemis Menengah 21,749,895 90

Endemis Tinggi 5,629,384 45

Total 255,881,112 514

Jumlah Kab/ Kota & Penduduk Berisiko Tahun 2015

Situasi Endemisitas Malaria

Menurut Kab/Kota 2010

Situasi Endemisitas Malaria

Menurut Kab/Kota 2015

MENTERI KESEHATAN

JUMLAH POSBINDU PTM SAMPAI AKHIR FEBRUARI 2016

No Provinsi Jumlah Posbindu

1. Jawa Timur 3,654

2. Jawa Barat 1,120

3. Jawa Tengah 1,093

4. Lampung 725

5. Sulawesi Selatan 689

6. DKI Jakarta 608

7. NTB 539

8. Sumatera Barat 538

9. Banten 436

10. Aceh 405

11. Jambi 376

12. Sumatra Utara 344

13. Kalimantan Barat 305

14. Sumatera Selatan 275

15. DI Yogyakarta 271

16. Kep. Bangka Belitung 244

17. Sulawesi Tengah 240

No Provinsi Jumlah Posbindu

18. Sulawesi Utara 212

19 Bengkulu 204

20. Maluku 204

21. Sulawesi Barat 181

22. Sulawesi Tenggara 144

23. Kep. Riau 126

24. Kalimantan Timur 125

25. Kalimantan Selatan 110

26. Riau 79

27. Kalimantan Tengah 79

28. Papua Barat 79

29. Bali 31

30. Kalimantan Utara 28

31. Maluku Utara 21

32. Gorontalo 14

33. Papua 14

34. NTT 3

JUMLAH 13.516 Sumber: Ditjen P2P-Kemenkes

MENTERI KESEHATAN

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) & KELUARGA SEHAT

MENTERI KESEHATAN

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

TUJUAN :

1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak

menular, baik kematian maupun kecacatan

2. Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk

3. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena

meningkatnya penyakit & pengeluaran kesehatan.

MENTERI KESEHATAN

BIAYA TINGGI PENGOBATAN PENYAKIT

17

Sumber: BPJS Kesehatan, 2014

Jumlah kasus rawat inap penyakit Jantung (PTM) menduduki peringkat

ke-4, namun pembiayaannya menyerap biaya tertinggi (3,5 T)

173.936

265.645

274.469

320.777

327.132

401.059

448.342

448.816

644.207

774.276

THMT

Muskuloskeletal

Ginjal & Kemih

Reproduksi Wanita

Stroke

Pernapasan

Jantung

Infeksi dan Parasit

Persalinan

Pencernaan

934,7

1.214,7

1.440,9

1.509,2

1.535,5

1.919,4

2.341,5

2.396,7

3.318,8

3.503,4

Kulit

Reproduksi Wanita

Infeksi dan Parasit

Ginjal & Kemih

Stroke

Muskuloskeletal

Persalinan

Pernapasan

Pencernaan

Jantung

10 Besar Kasus Penyakit Rawat Inap

Tahun 2014: Pasien JKN Total

10 Besar Biaya Klaim Penyakit Rawat Inap

Tahun 2014: Rp Milyar

MENTERI KESEHATAN

PRINSIP DAN PENDEKATAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

1. Kerjasama multi sektor dan para pemangku kepentingan: antara sektor kesehatan dengan sektor lain, pemangku kepentingan di pusat dan daerah, masyarakat sipil yaitu akademisi dan LSM; serta dunia usaha.

2. Keseimbangan masyarakat, keluarga, dan individu: menurunkan faktor risiko di tingkat populasi maupun individu berisiko tinggi

3. Pemberdayaan masyarakat: masyarakat berkemauan untuk hidup sehat dan menjadi mitra dalam pengendalian penyakit dan hidup sehat

4. Penguatan sistem kesehatan: reformasi dan reorientasi sistem pelayanan kesehatan dasar dengan pendekatan keluarga

5. Pendekatan siklus hidup: dari sejak kesehatan ibu, anak dalam kandungan hingga lansia

6. Jaminan kesehatan nasional (JKN): semua penduduk mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan

7. Fokus pada pemerataan: penurunan penyakit karena determinan sosial seperti kemiskinan, gender, lingkungan, budaya, tingkat pendidikan, dan kemauan politik.

MENTERI KESEHATAN

PENGUATAN PROMOTIF DAN PREVENTIF “GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT”

Penguatan Promotif dan

Preventif: “Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat”

PENURUNAN STRESS DAN KESELAMATAN BERKENDARA

• Kampanye dan law enforcement keselamatan berkendara (Kemenhub, POLRI)

• Sekolah ramah anak (Kemendikbud, Kemenag,KemenPP danPA)

ADVOKASI REGULASI GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

• Sosialisasi Germas di instansi pemerintah (Kemen PAN dan RB)

• Pedoman dana desa (Kemendes dan PDTT)

• Kajian skema insentif daerah Germas (Kemenkeu)

• Regulasi pelaksanaan Germas di daerah (Kemendagri)

KAWASAN TANPA ROKOK, NARKOBA DAN MINUMAN KERAS

• Peningkatan cukai rokok (Kemenkeu dan Kemendag)

• Kawasan tanpa rokok (Kemendikbud, Kemenristek DIKTI)

• Sekolah, kampus, pesantren, lingkungan kerja bebas narkoba (Kemdikbud, Kemenristek DIKTI, Kemenag, KemPAN dan RB)

• Akses pembelian alkohol (Kemendag)

LINGKUNGAN SEHAT

• Air bersih dan sanitasi (Kemen PU dan Pera, Kemenag)

• Pencegahan kebakaran hutan, pengolahan sampah, pengendalian pencemaran dan penegakan hukum (Kemen LHK)

• Ruang terbuka hijau (Kemen ATR, Kemen PU dan Pera)

• Rehab rumah tidak layak huni (Kemensos)

• Penanganan kawasan kumuh (Kemen PU dan Pera)

AKTIVITAS FISIK DAN KONEKTIVITAS ANTARMODA TRANSPORTASI

• Jalur sepeda dan pejalan kaki (Kemenhub, Kemen PU dan PERA)

• Olahraga rekreasi (Kemenpora)

• Lomba olahraga (Kemenpora, Kemendikbud, Kemenag)

• Event olahraga (Kemenpar, Kemenpora)

KONSUMSI PANGAN SEHAT • KRPL (Kementan) • Konsumsi buah dan sayur (Kementan) • Suplementasi gizi (Kemenkes) • Kantin sehat (Kemendikbud, Kemenag, Kemenristek DIKTI, BPOM) • Keamanan jajanan sekolah, gerakaman keamanan pangan desa (BPOM) • Desa pangan aman (BPOM) • Fortifikasi (Kemenperin) • Pengembangan dan Pengawasan pasar sehat (Kemkes, BPOM,

Kemdag, Kemko UKM)

PENCEGAHAN PENYAKIT DAN DETEKSI DINI

• Deteksi dini PTM dan menular (Kemenkes, TNI, POLRI,

• Pemeriksaan kesehatan berkala bagi pegawai (Kemen BUMN, Kemenakertrans)

• UKS, poskestren, klinik konsultasi remaja (Kemendikbud, Kemenag, BNN)

KAMPANYE HIDUP SEHAT

• Kampanye hidup sehat (Kemenkes) • Sosialisasi K3 (Kemenakertrans) • Penyuluhan kesehatan (Kemenkes, BKKBN) • Kursus calon pengantin, pesantren sehat

(Kemenag) • Posyandu aktif (Kemenkes, Kemendes dan PDTT) • Riset PTM (Kemenkes) • Riset dan KIE hidup sehat (BNN)

KEGIATAN PRIORITAS

MENTERI KESEHATAN

STRATEGI PENDEKATAN KELUARGA UNTUK MENCAPAI KELUARGA SEHAT

1. Sasaran utama adalah keluarga

2. Mengutamakan Promotif & Preventif (disertai penguatan

UKBM),

3. Kunjungan rumah: home visit / home care (outreach) & Total

Coverage

4. Melalui Pendekatan Daur Kehidupan/ Life Cycle Approach

5. Prioritas pendanaan pada pemenuhan kegiatan promotif-

preventif, baru digunakan untuk kuratif

MENTERI KESEHATAN

PENTAHAPAN PROGRAM KELUARGA SEHAT

• TOT : 150 orang

• Pelatihan Nakes di

Puskesmas : 5000

orang

MENTERI KESEHATAN

PERAN DAERAH DALAM MENSUKSESKAN GERMAS & KELUARGA SEHAT

1. Mampu menggalang lintas sektor di Daerah

2. Memanfaatkan sumber dana untuk mendukung kegiatan Promotif-preventif, yakni : Kapitasi Puskesmas, DAK BOK, Dana Desa, DBHCHT

3. Lebih mengutamakan kegiatan Promotif-Preventif dalam mekanisme pembangunan

4. Memperkuat Puskesmas dalam penyiapan data berbasis keluarga

5. Membina Puskesmas dalam memberikan treatment sesuai dengan permasalahan kesehatan berbasis keluarga

6. Memperkuat sistem agar akses dan kualitas pelayanan dapat mendukung program pendekatan keluarga

7. Memperkuat regulasi, Struktur Organisasi, Manajemen program untuk mendukung Germas & Pendekatan Keluarga

MENTERI KESEHATAN

SPM & STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

MENTERI KESEHATAN

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait dengan Pelayanan Dasar

Pendidikan Kesehatan

Pekerjaan Umum & Penataan

Ruang

Perumahan Rakyat & Kawasan

Permukiman

Ketentraman, Ketertiban Umum, &

Perlindungan

Masyarakat

Sosial

SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal

(akan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah)

Merupakan kewajiban bagi pemerintah Daerah untuk menjamin setiap warga negara memperoleh kebutuhan dasarnya Diberlakukan secara nasional untuk seluruh

Pemerintahan Daerah

UNTUK MENGAWAL PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DI DAERAH KELUARGA SEHAT

MENTERI KESEHATAN

RANCANGAN SPM BIDANG KESEHATAN

No JENIS LAYANAN DASAR PERNYATAAN STANDAR

1 Pelayanan kesehatan ibu hamil Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar. 2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar. 3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. 4 Pelayanan kesehatan balita Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. 5 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan

dasar Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.

6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.

7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.

8 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

9 Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus

Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

10 Upaya/skrining kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan jiwa berat

Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

11 Pelayanan kesehatan orang dengan TB Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar.

12 Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV

Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.

13 Pelayanan hygiene sanitasi pangan Setiap orang di satuan pendidikan dasar mendapatkan pelayanan higiene sanitasi pangan sesuai standar.

SPM akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Juknis & Standar

MENTERI KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

Penetapan Tipologi Dinas Kesehatan/klasifikasi Perangkat Daerah : Tidak hanya berdasar pada kriteria teknis yg sudah ada, namun telah diusulkan untuk memasukkan kriteria Besaran Masalah & Indikator

Pembangunan Kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Daerah

Seluruh Dinas Kesehatan Provinsi minimal Tipe B

MENTERI KESEHATAN

SCORE PENENTUAN TIPOLOGI DINAS

PROVINSI KABUPATEN/KOTA

1. SKORE ≤ 400 = Non Dinas/Lembaga

2. SKORE 401 – 600 = TIPE C

3. SKORE 601 – 800 = TIPE B

4. SKORE 801 – 2000 = TIPE A

1. SKORE ≤ 400 = Non Dinas/Lembaga

2. SKORE 401 – 600 = TIPE C

3. SKORE 601 – 800 = TIPE B

4. SKORE 801 – 1500 = TIPE A

MENTERI KESEHATAN

PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN

MENTERI KESEHATAN

NO

RS PRATAMA TT LOKASI

1 2 3 4

RS Tapan RS Narmada RS Labuhan Bajo RS Warmare

50 50 50 50

Pesisir Selatan-Sumbar Lombok Barat-NTB Manggarai Barat-NTT Manokwari-Pabar

5 RS Meulaboh 10 Aceh Barat-Aceh

6 7

8 9

10 11 12

RS Mesuji RS Donggala RS Wakai RS Ngonggi RS Pantar RS Merauke RS Sarmi

10 10

10 10

10 10 10

Lampung Pantai Barat Donggala- SulTeng Toju Una-una-SulTeng Ngonggi Sumba Timur-NTT Alor-NTT Merauke-Papua Papua

NO

RS PRATAMA TT LOKASI

13 14 15 16

RS Intan Jaya RS Nduga RS Banggai RS Morowali

10 50 10 10

Intan Jaya-Papua Nduga-Papua Banggai-Sulteng Morowali-Sulteng

17 RS Parigi Moutong

50 Parigi Moutong-Sulteng

18

19 20

21

22

RS Banggai Kepulauan RS Toraja Utara RS Hulu Sungai Selatan RS Kotawaringin Timur RS Buleleng

10

50 50

50

50

Banggai Kepulauan-Sulteng Toraja Utara-Sulsel Hulu Sungai Selatan-Kalsel Kotawaringin Timur-Kalteng Buleleng-Bali

RS PRATAMA 2015

MENTERI KESEHATAN

CAPAIAN AKREDITASI PUSKESMAS

INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN

2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi

350 700 1400 2800 5600

REALISASI

93 106

GRAFIK DISTRIBUSI 114 PUSKESMAS TERAKREDITASI DI 106 KECAMATAN, 38 KAB/KOTA, 10 PROVINSI

KAB/KOTA

KECAMATAN

PUSKESMAS

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

JATENG DIY JATIM KALTIM KALTARA NTT NTB SULSEL SUMBAR PAPBAR

95

12

1 1 1 1

6

1 1

2124

30

4 31 1

7

1 1

21

42

32

5 3 1 1

7

1 1

KAB/KOTA KECAMATAN PUSKESMAS

MENTERI KESEHATAN

5 6 4 4 3 6 6 0 1 4

50 36

21

42

21

60

24

1 1 3 5 3 1 0 0 0 1 13

1 0 1 0 1 1

66

184

65 68

26 34

65

17 20

62

182

314

99

282

74

361

55

28 45 44 47

35 20

7 10

31 29

85

42

12 27

19 16

40

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Akreditasi

Jumlah RS

INDIKATOR TARGET PENCAPAIAN

2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Kab/Kota Yang memiliki minimal 1 RSUD terakreditasi

94 190 287 384 481

REALISASI 50 59

Perbandingan Jumlah RS terakreditasi dengan Jumlah RS per Provinsi

CAPAIAN AKREDITASI RUMAH SAKIT

MENTERI KESEHATAN

PERSENTASE RS TERAKREDITASI PER PROVINSI

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

45,0

Ace

h

Sum

ut

Sum

bar

Ria

u

Kep

ri

Jam

bi

Sum

sel

Bab

el

Ben

gku

lu

Lam

pu

ng

DK

I

Jab

ar

Ban

ten

Jate

ng

DIY

Jati

m

Bal

i

NTB

NTT

Kal

bar

Kal

tim

Kal

sel

Kat

en

g

Kal

tara

Sulb

ar

Sult

en

g

Sult

ra

Suls

el

Sulu

t

Go

ron

talo

Mal

uku

Mal

uta

ra

Pap

ua

Bar

at

Pap

ua

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

Persentase

Persentase

MENTERI KESEHATAN

PROGRAM NUSANTARA SEHAT UNTUK PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN

Strategi Pemenuhan Target/Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Nusantara Sehat (berbasis tim)

950 orang

(120 tim)

1.990 (k) orang

(250 tim)

2.160 (k) Orang

(270 tim)

2.320 (k) Orang

(290 tim)

2.480 (k) Orang

(310 tim)

MENTERI KESEHATAN

PENEMPATAN DOKTER SPESIALIS DENGAN PENGUATAN REGULASI

a) Penyusunan Peraturan Presiden tentang Wajib Kerja Dokter Spesialis

b) Penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penugasan Wajib

Kerja Dokter Spesialis

MENTERI KESEHATAN

FORNAS 2013 + ADENDUM 2014 SK Menkes No. 328/ Menkes/ SK/ VIII/2013 - 540 item dalam 968

sediaan/ kekuatan - Obat Rujuk Balik : 82

item dalam 155 sed/kek

FORNAS 2015 SK Menkes No. HK.02.02/Menkes/523/2015 - 562 item obat/zat aktif

(terdiri dari 983 kekuatan dan bentuk sediaan)

- Obat Rujuk Balik : 75 item dalam 151 Bentuk sediaan.

ADENDUM PERUBAHAN 2016 - 573 item obat/zat aktif (terdiri

dari 1018 kekuatan dan bentuk sediaan)

- Perubahan Restriksi 123 Item dalam 194 kekuatan/sediaan

- Perubahan Faskes 32 item dalam 46 bentuk kekuatan/sediaan

“FORMULARIUM NASIONAL merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan dalam rangka

pelaksanaan jaminan kesehaan nasional (JKN)”

PERKEMBANGAN FORMULARIUM NASIONAL

MENTERI KESEHATAN

e-KATALOG OBAT TAHUN 2016

• s/d 27 Maret 2016 telah tayang 793 item obat generik dan nama dagang

∑ Item

• Jumlah industri farmasi penyedia: 90

∑ Industri Farmasi

• Dinas Kesehatan Prov, Kab/Kota

• RS & RS Swasta yg bekerjasama dgn BPJS

Pengguna

MENTERI KESEHATAN

Diketahui data

realisasi transaksi

e-purchasing

& pengadaan

secara manual

Keluhan Satker dapat

diverifikasi &

ditindak- lanjut secara

elektronik

Dapat dilakukan verifikasi

pemenuhan kewajiban

industri farmasi dan distributor

untuk suplai obat sesuai pemesanan

Satker

RKO Satker

Dinkes & RS

dilakukan secara on-line, shg

memudahkan untuk dilakukan verifikasi

e-MONEV KATALOG OBAT:

SISTEM MONITORING PENERAPAN e-KATALOG

MENTERI KESEHATAN

PERKEMBANGAN E-KATALOG ALKES

Jumlah

1 *Jenis alkes total 7.260

2 Penyedia alkes 136

3 Total Paket 17.732

4 Total nilai 4,475

Trililyun

*data LKPP

Saat ini sedang progress

memasukan ke dalam e-katalog

alkes untuk:

1. Implant Kardiovaskular

2. Implant ortopedi

e-KATALOG ALAT KESEHATAN

PRODUK IMPOR 94%

MENTERI KESEHATAN

BIODIVERSITAS

POTENSI PENGEMBANGAN BAHAN BAKU

Obat Obat

Tradisional Kosmetika Makanan

30.000 spesies tumbuhan

9600 bermanfaat

>1000 digunakan untuk obat tradisional

INDONESIA

BIODIVERSITAS & POTENSI PENGEMBANGAN BAHAN BAKU

MENTERI KESEHATAN

• Implementasi ASEAN Economic Community atau Pasar Tunggal

ASEAN telah mulai pada 1 Januari 2016

• Point penting :

1. Peningkatan kualitas

Pembenahan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, baik dari segi SDM,

peralatan, sarana dan prasarananya

Akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dan

lain-lain)

2. Law enforcement (Penegakan hukum)

Pengawasan Tenaga Kesehatan WN Asing

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

MENTERI KESEHATAN

GLOBAL HEALTH SECURITY

Butuh kemampuan untuk : • Pencegahan (Prevent) • Deteksi (Detect) • Respons (Respond)

WHO: International

Health Regulation (IHR) 2005

Global Health Security Agenda (GHSA)

- Peningkatan lalu lintas hewan & manusia lintas negara

- Perubahan iklim

Ancaman :

- Wabah penyakit menular

-Bioterorism

Dampak :

- Sosial

- Ekonomi

- Keamanan

MENTERI KESEHATAN

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGS)

MENTERI KESEHATAN

KELANJUTAN MDGS

a. Meningkatnya kesadaran isu kesehatan b. Meningkatnya alokasi anggaran

kesehatan c. Menyatunya arah pembangunan

kesehatan d. Integrasi monitoring & evaluasi untuk

isu-isu prioritas.

PENEKANAN SDGs: 5P : PEOPLE, PLANET, PEACE, PROSPERITY &

PARTNERSHIP

2000 2015 2030

MENTERI KESEHATAN

PERHATIAN KHUSUS SEKTOR KESEHATAN

MENTERI KESEHATAN

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN

MENTERI KESEHATAN

INTERNALISASI SDGs DALAM AGENDA PEMBANGUNAN KESEHATAN NASIONAL

MENTERI KESEHATAN Bekerja

bersama untuk

mewujudkan

keluarga Indonesia menjadi keluarga

yang sehat