kebijakan pajak daerah dan retribusi daerah · -pasal 1 uu no.23 tahun 2014- ... struktur apbd...

34
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH LISBON SIRAIT DIREKTUR PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH MAKASSAR, 20 APRIL 2017

Upload: tranque

Post on 14-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

LISBON SIRAIT

DIREKTUR PENDAPATAN DAN KAPASITAS KEUANGAN DAERAH

MAKASSAR, 20 APRIL 2017

Page 2: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

KONSEPSI DESENTRALISASI FISKAL

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA (TKDD)

OUTLINE

KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

KINERJA PEMUNGUTAN PDRD DAN STRATEGI OPTIMALISASI PEMUNGUTAN

Page 3: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

KONSEPSI DESENTRALISASI FISKAL

Page 4: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

KEMENTERIAN KEUANGAN

KONSEPSI DESENTRALISASI

“Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonomberdasarkan Asas Otonomi.”

“Asas Otonomi adalah prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan hak, wewenang, dankewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat dalam sistem NKRI”

-Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014-

“Decentralization can be defined as any act by which central government formally cedes power to actors and institutions at lower levels in political administrative and therritorial hierarchy”

(Desentralisasi dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan dimana Pemerintah Pusat secara formal

mendelegasikan kewenangan, institusi, beserta segenap sumber daya kepada tingkat pemerintahan

yang lebih rendah terkait urusan politik, administrasi, dan kewilayahan. - Smith (1985) -

Page 5: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

5

Desentralisasi ADMINISTRASI

Desentralisasi FISKAL

Desentralisasi EKONOMI

TUJUANKesejahteraan

masyarakat

• Desentralisasi adalah alat/kendaraan untuk mencapai tujuan bernegara.• Dengan mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya, diharapkan LAYANAN PUBLIK

MENJADI LEBIH BAIK, Pertanggungjawaban Semakin Baik, Rakyat Rela Berkontribusi dan Pembangunan Tercipta dari Bawah (pembangunan inklusif).

• Untuk menggerakkan desentralisasi, ada 4 roda utama, yaitu: Desentralisasi Politik;

Desentralisasi Administratif; Desentralisasi Fiskal; dan Desentralisasi Ekonomi.

‘KENDARAAN’ DESENTRALISASI

DESENTRALISASIMendekatkan Pemerintahan kepada Rakyat

Pelayanan Publik yang Lebih Baik Lebih Akuntabel

Kerelaan Masyarakat untuk Membayar pelayanan yang telah diberikan Pembangunan dari bawah

(Musgrave, 1983)

Desentralisasi POLITIK

Page 6: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

6

DESENTRALISASI FISKAL

“Desentralisasi Fiskal adalah pembagian pendapatan dan belanjanegara antar tingkatan pemerintahan dan keleluasaan yang diberikankepada pemerintah daerah untuk menetapkan anggaran dengan caramembebankan pajak dan retribusi serta alokasi sumber daya” - Davey

(2003)-

“Fiscal Decentralization can be defined as the process of transferring budgetary authority from

central government to elected subnational governments in order to grant them power to make

decisions regarding taxes and expenses”

(Desentralisasi fiskal dapat didefinisikan sebagaisuatu proses pelimpahan kewenangan pengelolaan

keuangan dari pemerintah pusat kepada pemerintahdaerah terkait dengan kewenangan dalam

membuat kebijakan terkait pendapatan dan belanja)

- Bahl Roy (2008) -

Ruang Lingkup Desentralisasi Fiskal:

• Kewenangan Perpajakan (local taxing power);

• Keleluasaan untuk Belanja (expenditure assignment);

• Perencanaan, Penetapan, dan PelaksanaanAnggaran (budget discretion);

• Keleluasaan untuk mendanai investasi denganmelakukan peminjaman, kerjasama pendanaandengan pihak lain, dan lain-lain.

Page 7: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

7

INA

PELAKSANAAN DESENTRALISASI FISKAL DI BEBERAPA NEGARA

BESARAN PERAN PEMERINTAH DAERAH

TERHADAP TOTAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN PEMERINTAHAN (%)

Desentralisasi di Indonesia lebih menekankan kepada desentralisasi di sisi pengeluaran

Penerimaan daerah untuk mendanai kebutuhan belanjanya lebih banyak ditopang oleh

transfer dari Pusat

Porsi Pendapatan Daerah

terhadap Total Pendapatan

Nasional sekitar 9,9%

sementara persentase Belanja

Daerah sekitar 33,5% (Th 2015)

7

Page 8: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

STRUKTUR APBD TAHUN 2015

Uraian Tahun Anggaran 2015(%)

Provinsi minus DKI

DKI Kab Kota Nasional

PAD 45,63 67,50 10,59 24,55 23,07

Daper 28,93 23,10 66,61 53,27 54,38

Lain-Lain Pendapatan 25,44 9,40 22,80 22,18 22,55

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Kontribusi PDRD terhadap APBD Provinsi secara nasional rata-rata sebesar 45%, sementara padalevel Kab sebesar 11% dan Kota sebesar 24%. Ini menunjukkan perlunya menyusun strategioptimalisasi perpajakan daerah baik dari sisi kebijakan maupun teknis pemungutan

Page 9: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah

• Hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan pemerintah daerahmeliputi:

1. Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusanpemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah;

2. Pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah;

3. Pemberian pinjaman dan/atau hibah kepada pemerintahan daerah.

• Hubungan keuangan antar pemerintahan daerah, meliputi:

1. Bagi hasil pajak dan non-pajak antara pemerintahan daerah provinsidan pemerintahan daerah kabupaten/kota;

2. Pendanaan urusan pemerintahan yang menjadi tanggung jawabbersama;

3. Pembiayaan bersama atas kerjasama antar daerah;

4. Pinjaman dan/atau hibah antar pemerintahan daerah.

Page 10: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

Kebijakan Umum HKPD

• Perimbangan keuangan dilakukan melalui transfer/hibah dari Pusat kepada Daerah dan didukung dengan penyerahan sebagian kewenangan perpajakan kepada daerah.

• Mengingat bahwa kewenangan perpajakan di daerah masih sangat terbatas, maka dukungan pendanaan daerah melalui transfer masih lebih mendominasi (untuk saat ini).

• Sesuai esensi otonomi daerah, maka sebagian besar dukungan dana dari APBN berbentuk block grants (bebas digunakan oleh daerah)

• Block grants juga didukung dengan specific grants, yg berfungsi untuk mengawal prioritas nasional dan kesetaraan kualitas layanan publik antar daerah.

• Selaras dengan peningkatan kebutuhan pendanaan daerah, Pemerintah Pusat terus mendorong upaya kemandirian pendanaan melalui penguatan local taxing power dan transfer diupayakan terus meningkat dari tahun ke tahun.

• Untuk mendorong ekspansi pembangunan daerah guna mendorong perekonomian, daerah dapat melakukan pinjaman.

10

Page 11: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA (TKDD)

Page 12: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

KEMENTERIAN KEUANGAN

Realisasi mencapai Rp710,9 T, lebih tinggi dari realisasi belanja K/L Rp680,8 T

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TA 2016: REALISASI SEMENTARA APBN 2016

Page 13: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

KEMENTERIAN KEUANGAN 13

KEBIJAKAN TKDD TA 2017

T

Pagu DAU tidak final.• Penyesuaian alokasi DAU

pd APBN-P dan APBD-P

Pengalihan urusan pemerintahan.

Pengalihan urusan konkuren daerah -> pusat.

Penyelesaian Kurang Bayar DBH

• Penyaluran Dana Transfer berdasarkan kinerja pelaksanaan di daerah.

• Penyaluran DAK Fisik dan

Dana Desa melalui KPPN.

Minimal 25% DAU dan

DBH digunakan untuk

Infrastruktur

Page 14: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Page 15: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

Konsep Tax AssignmentPerdebatan mengenai jenis pajak apa yang sebaiknya diserahkan kepada pemerintah daerah seringkali mewarnai diskusi dalam formulasi kebijakan desentralisasi fiskal di

Indonesia

Tax Assignment ke daerah merupakan keniscayaan, sejalan dengan fungsi-fungsi

pemerintahan yang didelegasikan ke daerahterutama untuk meningkatkan kemandirian,

akuntabilitas, efisiensi penyediaan barang publik, dan kesejahteraan masyarakat

Untuk dapat meningkatkan akuntabilitas, pemerintah daerah harus memiliki tingkat

otonomi yang memadai dalam meningkatkan pendapatan dalam bentuk pajak dan

retribusi daerah

Page 16: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

Tinjauan Teoritis Tax Assignment

Prinsip umum dalam penentuan Tax Assignment (Martinez-Vazquez, 2013)

• Prinsip manfaat, yang menekankan bahwa sumber pendapatan harus berkorelasi dengan benefit yang disediakan pemerintah

• Sumber-sumber pendapatan daerah harus memiliki basis pajak yang relatif merata antar daerah• Sumber pajak daerah sebaiknya memiliki basis pajak yang tidak bergerak untuk meminimalisasi

kecenderungan kompetisi pajak antar daerah• Pajak yang dikelola oleh daerah harus netral secara geografis• Harus ada persyaratan kelayakan administratif sehingga pajak daerah dapat diimplementasikan

tanpa meningkatkan compliance cost dan administrative cost• Pajak daerah harus memiliki basis pajak yang secara umum stabil• Pajak daerah harus terlihat dengan jelas sehingga beban pajaknya benar-benar dipahami oleh

penduduk setempat• Tax assignment harus stabil dari waktu ke waktu

Tax Assignment Membahas pertanyaan mengenai pajak apa, dimana, dan siapa yangmemungutnya (Musgrave, 1983). Hal ini terkait dengan jenis pajak apayang harus dialokasikan pada tingkat daerah/lokal.

Page 17: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

1717

Perkembangan Kebijakan Pajak Daerah dan Retribusi DaerahSecara nasional PAD meningkat lebih dari 3 kali lipat pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp223,1 T (UU 34/2009) dibanding

tahun 2009 sebesar Rp67,6 T (UU 34/2000), dan peranan PDRD terhadap PAD cukup signifikan rata-rata pada kisaran

78,2%.

Kebijakan perpajakan daerah (Local Taxing

Power) yang lebih besar kepada daerah

secara nyata meningkatkan PAD

UU Nomor 34/2000 UU Nomor 28/2009

Perkembangan PAD

Page 18: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

18

Prinsip Kebijakan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam Memperkuat Local Taxing PowerUU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

18

1. Perluasan basis pajak daerah dan retribusi daerah yang sudah ada.2. Pemberian kewenangan kepada daerah untuk menetapkan tarif pajak daerah

dalam batas tarif minimum dan maksimum yang ditetapkan dalam undang-undang.

3. Pemberian kewenangan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah tidak terlalu membebani rakyat dan relatif netral terhadap fiskal nasional

4. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang dapat dipungut oleh daerah hanya yang ditetapkan dalam undang-undang (closed List).

5. Pemerintah daerah dapat tidak memungut jenis pajak dan retribusi daerah yang tercantum dalam undang-undang sesuai kebijakan pemerintah daerah.

6. Pengawasan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dilakukan secara preventif dan korektif

Page 19: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PDRD DALAM UU 28/2009

No. Tujuan Strategi Kebijakan

1. MEMPERBAIKI KEWENANGAN PEMUNGUTAN

MENETAPKAN JENIS PUNGUTAN DAERAH

CLOSED LISTDaerah hanya memungut jenis pajak dan retribusi yang tercantum dalam UU No. 28 Tahun2009.

2. PENGUATAN LOCAL TAXING POWER

MEMPERLUAS BASIS PUNGUTAN DAN DISKRESI PENETAPAN TARIF

1. MEMPERLUAS OBJEK (Pajak Hotel, Pajak Restoran);2. MENAMBAH JENIS (Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Rokok, BPHTB,

PBB-P2);3. MENAIKKAN TARIF MAKSIMUM (Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan,

Pajak parkir, Pajak Hiburan);4. DISKRESI PENETAPAN TARIF (Daerah bebas menetapkan tarif dalam

batas tarif minimum dan maksimum yang ditetapkan dalam UU).

3. MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN

MENGUBAH SISTEM PENGAWASAN

1. PENGAWASAN PREVENTIF DAN KOREKTIFa. Raperda terlebih dahulu dievaluasi;b. Perda disesuaikan dengan hasil evaluasi;c. Perda yang telah ditetapkan disampaikan ke Pemerintah;d. Perda yang bertentangan dengan UU dibatalkan.

2. SANKSIa. Administratif (Prosedur): Penundaan DAU dan/atau DBH PPh;b. Substansif : Pemotongan DAU dan/atau DBH PPh.

4. MEMPERBAIKI SISTEM PENGELOLAAN

MENINGKATKAN KUALITAS PENGGUNAAN HASIL PAJAK DAERAH

1. MEMPERBAIKI BAGI HASIL PAJAK PROVINSI KE KAB/KOTAa. PKB dan BBNKB : 30%b. Pajak Rokok : 70%c. PBBKB : 70%d. Pajak Air Permukaan : 50%

2. MEMPERTEGAS EARMARKINGa. 10% PKB untuk perbaikan jalan;b. 50% Pajak Rokok untuk pelayanan kesehatan;c. Sebagian PPJ untuk penerangan jalan.

3. MEMPERBAIKI SISTEM INSENTIF PEMUNGUTANDiberikan atas dasar pencapaian kinerja tertentu

Page 20: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

No. Jenis Pajak Daerah Basis PajakKewenangan

TarifProvinsi Kab/Kota

1. PKB Kekayaan V Bagi Hasil • Pemilikan I = 1% - 2%

• Kepemilikan II = 2% -10%

2. BBNKB Kekayaan V Bagi Hasil • Penyerahan I = 20%

• Penyerahan II dst = 1%

3. PBBKB Konsumsi V Bagi Hasil 10%

4. Pajak Hotel Konsumsi V 10%

5. Pajak Restoran Konsumsi V 10%

6. Pajak Hiburan Konsumsi V 35%

7. Pajak Parkir Konsumsi V 30%

8. Pajak Reklame Konsumsi V 25%

9. Pajak Penerangan Jalan Konsumsi V • 10%

• Industri dari sumber lain 3%

• Sumber sendiri 1,5%

10. Pajak Air Permukaan SDA V Bagi Hasil 10%

11. Pajak Air Tanah SDA V 20%

12. Pajak MBLB SDA V 25%

13. PBB P2 Kekayaan V 0,3%

14. BPHTB Kekayaan V 5%

15. Pajak Rokok Konsumsi V Bagi Hasil 10%

16. Pajak Sarang Burung Walet SDA V 10%

Jenis Pajak Daerah

Page 21: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

Jenis Retribusi Daerah

Jasa Umum

1. Retribusi Pelayanan Kesehatan2. Retribusi Pelayanan Persampahan

/Kebersihan3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak

KTP dan Akta Capil4. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan

Pengabuan Mayat5. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi

Jalan Umum6. Retribusi Pelayanan Pasar7. Retribusi Pengujian Kendaraan

Bermotor8. Retribusi Pemeriksaan Alat

Pemadam Kebakaran9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak

Peta10. Retribusi Penyediaan dan/atau

Penyedotan Kakus11. Retribusi Pengolahan Limbah Cair12. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang13. Retribusi Pelayanan Pendidikan14. Retribusi Pengendalian Menara

Telekomunikasi15. Retribusi Pengendalian Lalu Lintas

Jasa Usaha

1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

2. Retribusi Pasar Grosir dan/atauPertokoan

3. Retribusi Tempat Pelelangan4. Retribusi Terminal5. Retribusi Tempat Khusus Parkir6. Retribusi Tempat

Penginapan/Pesanggrahan/Villa7. Retribusi Rumah Potong Hewan8. Retribusi Pelayanan

Kepelabuhanan9. Retribusi Tempat Rekreasi dan

Olahraga10. Retribusi Penyeberangan di Air11. Retribusi Penjualan Produksi

Usaha Daerah

Perizinan Tertentu

1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

2. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol

3. Retribusi Izin Gangguan4. Retribusi Izin Trayek5. Retribusi Izin Usaha Perikanan6. Retribusi Perpanjangan IMTA

Page 22: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

KINERJA PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

BERDASARKAN UU 28/2009

Page 23: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

23

...Peranan PDRD terhadap Pendapatan Daerah tahun 2015 secara nasional masih relatif kecil yaitu sebesar 19,1%. Paling rendah

sebesar 3,5%% (Maluku dan Papua) dan tertinggi 38,3% (Bali). Pendapatan daerah masih bergantung pada Dana Perimbangan

yang proporsinya mencapai 58,2% dari Total Pendapatan.

Struktur APBD

11,4%

63,2%

19,7%

Total

Pendapatan

224,1 T

33,9%

46,3%

23,2%

Total

Pendapatan

297,2 T

38,3%

39,2%

19,1%

Total

Pendapatan

17,7 T

7,9%

70,2%

16,7%

Total

Pendapatan

33,5 T

12,3%

65,4%

15,2%

Total

Pendapatan

92,6 T

10,4%

68,2%

17,0%

Total

Pendapatan

82,9 T

3,5%

69,5%

25,9%

Total

Pendapatan

74,9 T

= PDRD

= Dana Perimbangan

= Lain-Lain Pendapatan yg di Sah

Sumatera

Jawa

SumateraKalimantan

Sulawesi

BaliNT

Maluku Papua

Page 24: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

24

...Peranan PDRD Provinsi, Kabupaten,dan Kota terhadap Total Pendapatan per pulau masih relatif rendah. Peranan PDRD Provinsi,

Kabupaten, dan Kota di Jawa tertinggi yaitu masing-masing sebesar 31,9%, 6,69%, 5,75%, sementara PDRD Provinsi terendah di Maluku dan Papua, sementara untuk PDRD Kabupaten, dan Kota di Nusa Tenggara.

Struktur APBD

Prov: 7,55%

Kab.: 1,79%

Kota: 19,7%

Prov: 3,90%

Kab.: 0,54%

Kota: 0,66%

Prov: 31,9%

Kab.: 6,69%

Kota: 5,74%Prov: 1,17%

Kab.: 1,59%

Kota: 0,27%

Prov: 0,77%

Kab.: 0,32%

Kota: 0,10%

Prov: 0,67%

Kab.: 0,37%

Kota: 0,16%

Prov: 2,47%

Kab.: 0,73%

Kota: 0,65%

SumateraKalimantan

Jawa

Bali

Sulawesi

NT

Maluku Papua

= Peranan PDRD Prov.

= Peranan PDRD Kab.

= Peranan PDRD Kota

Page 25: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

...Kinerja penerimaan Pajak Daerah masih sangat beragam. Ada beberapa jenis Pajak Daerah yang penerimaannya tergolong prima dan

potensial seperti PKB,BBNKB,PBB-P2, PPJ. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya kemudahan melakukan pemungutan pajak.

Namun disisi lain ada beberapa jenis Pajak Daerah yang penerimaannya tergolong terbelakang yang sebagian besar disebebkan kecilnya potensi yang ada. Untuk jenis Pajak ini akan dievaluasi kembali pemungutannya.

Kinerja PajakDaerah

Jenis Pajak Daerah 2014 2015 Pertumbuhan 2015Rasio Pertumbuhan

2015Rasio Proporsi 2015

Klasifikasi Potensi Pajak

Daerah 2015PKB 28.847,52 32.065,93 11% 0,98 6,281 Potensial

BBNKB 32.095,14 27.795,17 -13% -1,18 5,444 Potensial

PBBKB 19.331,80 19.053,24 -1% -0,13 3,732 Potensial

PAP 7.303,88 11.445,16 57% 4,97 2,242 Prima

Rokok 399,63 716,89 79% 6,96 0,140 Berkembang

PBBP2   12.992,67 15.219,78 17% 1,50 2,981 Prima

BPHTB   13.109,25 13.396,97 2% 0,19 2,624 Potensial

PPJ   8.692,94 10.087,86 16% 1,41 1,976 Prima

Restoran   5.177,66 6.321,71 22% 1,94 1,238 Prima

Hotel   4.883,21 5.063,41 4% 0,32 0,992 Terbelakang

PMBLB   1.397,30 1.619,77 16% 1,40 0,317 Berkembang

Reklame   1.582,55 1.490,13 -6% -0,51 0,292 Terbelakang

Hiburan   1.159,34 1.372,89 18% 1,62 0,269 Berkembang

Parkir   746,88 865,92 16% 1,40 0,170 Berkembang

PAT   660,14 711,81 8% 0,69 0,139 Terbelakang

PSBW   10,63 9,95 -6% -0,56 0,002 Terbelakang

Page 26: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

Tax Ratio

Pertumbuhan

2014-2015Lapangan Usaha

Proporsi

Tahun

2015

8,99% 1. Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 13,27%

-10,10% 2. Pertambangan dan

Penggalian 8,09%

9,53% 3. Industri Pengolahan 23,69%

10,58% 4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,36%

9,80%

5. Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang 0,08%

11,33% 6. Konstruksi 10,53%

10,76%

7. Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 13,72%

16,71% 8. Transportasi dan

Pergudangan 4,42%

13,24% 9. Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 3,38%

10,43% 10. Informasi dan Komunikasi 3,78%

12,41% 11. Jasa Keuangan dan

Asuransi 3,95%

11,40% 12. Real Estat 2,94%

14,41% 13. Jasa Perusahaan 1,64%

11,96%

14. Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib 3,99%

12,69% 15. Jasa Pendidikan 3,43%

14,13% 16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 1,09%

13,64% 17. Jasa lainnya 1,65%

8,89% PDRB 100,00%

Potensi beberapa jenis Pajak Daerah dapat

diukur dari sektor-sektor yang ada di dalam

PDRB yaitu:

• Sektor transportasi untuk PKB dan BBNKB

serta PBBKB.

• sektor pengadaan listrik dan gas untuk Pajak

Penerangan Jalan;

• sektor penyediaan akomodasi dan makan

minum untuk Pajak Hotel dan Pajak

Restoran;

• sektor Real Estate untuk PBB B2 dan

BPHTB; dan

• sektor pertambangan dan penggalian untuk

pajak MBLB,

Page 27: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

KINERJA PERPAJAKAN DAERAH TAHUN 2010 - 2015 Rata-rata Tax Ratio per Pulau dari tahun 2010 s.d. 2015 tertinggi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara yaitu sebesar 3,53%, sementara terendah di Maluku

dan Papua yaitu sebesar 1,62%, sementara untuk rata-rata nasional selama kurun waktu 5 tahun sebesar 2,3%.

SumateraTax Ratio

1,72%

Tax Ratio2,11%

KalimantanTax Ratio

3,20%

SulawesiTax Ratio

1,93%

PapuaTax Ratio

1,38%

Nusa TenggaraTax Ratio

1,94%

PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH (triliun Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014 2015 Total

Sumatera 11,722 15,68 19,604 24,027 24,853 25,355 121,241

Jawa 37,349 50,653 59,941 76,023 91,595 97,965 413,526

Bali Nusa Tenggara 3,608 4,842 5,959 7,218 8,695 9,259 39,581

Kalimantan 5,756 8,287 10,531 11,658 13,545 11,432 61,209

Sulawesi 3,58 4,696 5,579 6,845 8,203 8,567 37,469

Maluku Papua 0,828 1,053 1,434 1,63 2,346 2,44 9,732

Total 62,844 85,211 103,048 127,401 149,236 155,018 682,758

BaliTax Ratio

5,05%

MalukuTax Ratio

2,42%

Page 28: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

...Kinerja penerimaan Retribusi Daerah masih didominasi oleh Retribusi Pelayanan Kesehatan. Sama seperti Pajak Daerah,beberapa Retribusi dengan Kategori penerimaannya terbelakang akan dievaluasi kembali pemungutannya.

Kinerja RetribusiDaerah

Jenis Retribusi Daerah2014

(Dlm Miliar Rp)

2015

(Dlm Miliar Rp)

Pertumbuhan

2015

Rasio Pertumbuhan

2015

Rasio Proporsi

2015

Klasifikasi Potensi

Retribusi Daerah 2015

Ret Kesehatan   5.438,36 3.471,02 -36% -2,72 11,403 Potensial

Ret Kebersihan   350,36 367,33 5% 0,36 1,207 Potensial

Ret Cetak KTP   68,14 16,86 -75% -5,66 0,055 Terbelakang

Ret Mayat   14,09 13,47 -4% -0,33 0,044 Terbelakang

Ret Parkir   308,57 346,68 12% 0,93 1,139 Potensial

Ret Pasar   450,29 458,63 2% 0,14 1,507 Potensial

Ret Uji Motor   229,44 232,47 1% 0,10 0,764 Terbelakang

Ret Kebakaran   12,16 14,36 18% 1,36 0,047 Berkembang

Ret Cetak Peta   12,06 8,42 -30% -2,27 0,028 Terbelakang

Ret Kakus   10,89 9,53 -12% -0,94 0,031 Terbelakang

Ret Limbah   5,91 8,01 36% 2,68 0,026 Berkembang

Ret Tera   23,90 26,25 10% 0,74 0,086 Terbelakang

Ret Pendidikan   43,91 72,38 65% 4,88 0,238 Berkembang

Ret MenTel   220,84 135,99 -38% -2,89 0,447 Terbelakang

Ret Lalu Lintas   0,10 2,76 2550% 191,73 0,009 Berkembang

Ret Kekayaan Daerah   606,70 882,86 46% 3,42 2,900 Prima

Ret PasarToko   54,51 68,61 26% 1,95 0,225 Berkembang

Ret Pelelangan   67,78 77,82 15% 1,11 0,256 Berkembang

Ret Terminal   144,22 140,76 -2% -0,18 0,462 Terbelakang

Ret Khusus Parkir   78,97 87,56 11% 0,82 0,288 Terbelakang

Ret Inap Villa   29,58 24,34 -18% -1,33 0,080 Terbelakang

Ret RPH   39,15 40,36 3% 0,23 0,133 Terbelakang

Ret Pelabuhan   51,00 46,61 -9% -0,65 0,153 Terbelakang

Ret OR   267,50 323,57 21% 1,58 1,063 Prima

Ret Sebrang Air   12,17 9,02 -26% -1,95 0,030 Terbelakang

Ret Usaha Daerah   94,91 100,58 6% 0,45 0,330 Terbelakang

Ret IMB   1.887,14 1.907,78 1% 0,08 6,267 Potensial

Ret Minol   20,94 27,34 31% 2,30 0,090 Berkembang

Ret Gangguan   498,16 546,67 10% 0,73 1,796 Potensial

Ret Trayek   20,48 24,11 18% 1,33 0,079 Berkembang

Ret Perikanan   18,96 27,49 45% 3,39 0,090 Berkembang

Ret MTA   153,85 221,14 44% 3,29 0,726 Berkembang

0,00 1.000,00 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 6.000,00

Ret Kesehatan

Ret Cetak KTP

Ret Parkir

Ret Uji Motor

Ret Cetak Peta

Ret Limbah

Ret Pendidikan

Ret Lalu Lintas

Ret PasarToko

Ret Terminal

Ret Inap Villa

Ret Pelabuhan

Ret Sebrang Air

Ret IMB

Ret Gangguan

Ret Perikanan

2015 2014

Page 29: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

TANTANGAN DAN STRATEGI OPTIMALISASI PDRDKEMANDIRIAN FISKAL DAERAH BELUM OPTIMAL

Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak

Melakukan penilaian ulang atas dasar

pengenaan disesuaikan dengan potensi dan

kemampuan pembayar pajak

Peningkatan Basis Data Perpajakan

•Mendata ulang WP & objek pajak

•Meningkatkan koordinasi internal pemda, antara

lain dengan bagian penerbitan izin

•Memanfaatkan data pihak ketiga (BPN utk PBB)

Penilaian, Penagihan, dan Pemeriksaan

•Dibidang penilaian dan penagihan dapat

dikerjasamakan dengan DJP dan DJKN.

•Dibidang pemeriksaan dapat berkoordinasi

dengan Polri, Kejaksaan, BPK & BPKP

Modernisasi

• Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pengelolaan

basis data.

• Penggunaan Teknologi Informasi dalam pelayanan

perpajakan, misalnya e-SKPD dan e-payment.

•Membangun organisasi perpajakan daerah

berdasarkan fungsi: pengelola data, pelayanan,

penagihan, pemeriksaan, dan pengawasan.

•Menyusun SOP setiap pelayanan.

Peningkatan SDM

•Menambah jumlah diklat utk ahli penilaian,

penagihan, dan pemeriksaan.

•Menambah jumlah diklat terkait dengan praktik

pemungutan perpajakan yang baik.

• Kerjasama kemitraan dengan pemda lain yang

dinilai sukses dalam pemungutan perpajakan.

Pajak daerah dan retribusi daerah belum optimal (rata-rata 13,32% pada periode 2011 sd. 2015), APBD masih tergantung dari dana transfer.

STRATEGI

OPTIMALISASI

PAJAK

DAERAH

Page 30: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

KEMENTERIAN KEUANGAN

PENILAIAN RETRIBUSI

Hasil

Keadilan

Efisiensi Ekonomi

Administrasi

Politis

Penilaian Retribusi

Page 31: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

TANTANGAN DAN STRATEGI OPTIMALISASI PDRDKEMANDIRIAN FISKAL DAERAH BELUM OPTIMAL

Memperkuat Proses Pemungutan

• Mempercepat Penyusunan Perda

• Memperbaharui (update) tarif sesuai

perkembangan ekonomi

• Peningkatan kualitas SDM

Memperluas Basis Penerimaan

•Memperbaiki Pelayanan yang dipungut Retribusi

•Mengidentifikasi demand atas pelayanan yang

belum memadai di daerah tersebut.

Meningkatkan Pengawasan

•Memperbaiki proses pengawasan,terutama

retribusi terkait perizinan

•Melakukan sidak ketempat pungutan retibusi

/pelayanan retribusi dilakukan

Melakukan efisiensi pemungutan danmenekan biaya pemungutan

• Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pelayanan

retribusi, misalnya e-SKRD, e-payment, IMB Online,

Parking Meter, dll.

•Menyusun SOP setiap pelayanan

Meningkatkan penerimaan denganMemperbaiki perencanaan

Meningkatkan koordinasi dengan SKPD lainnya

dan Instansi Pusat

Pajak daerah dan retribusi daerah belum optimal (rata-rata 13,32% pada periode 2011 sd. 2015), APBD masih tergantung dari dana transfer.

STRATEGI

OPTIMALISASI

RETRIBUSI

DAERAH

Page 32: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

STRATEGI KOMUNIKASI DENGAN WAJIB PAJAK Kepatuhan dan Kesadaran WP masih rendah

Membuat Wadah KonsultasiMembentuk petugas konsultasi semacam account representative yang bertugas

menyelesaian masalah perpajakn yang dikonsultasikan oleh WP

Sosialisasi Peraturan PerpajakanMelakukan sosialisasi terkait peraturan perpajakan dengan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia

terutama sumber daya media,seperti media sosial,media elektronik,media cetak,dll.

Kerjasama dengan Instansi LainBekerjasama dengan instansi lain dalam menyalurkan informasi terkait dengan peraturan perpajakan terbaru

Perbaikan Sistem Komunikasi WP – FiskusMerancang sistem komunikasi yang terintegrasi secara elektronik,seperti e-SSP, e-SPT, e-SKPD

Dispenda Go To Campus or SchoolMensosialisasikan gerakan sadar Pajak kepada generasi muda agar tingkat kepatuhan perpajakan

dimasa depan meningkat.

Page 33: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

Permasalahan Khusus Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

1. Beberapa jenis objek pajak masih terdapat permasalahan, seperti:a. Pengenaan PKB/BBNKB atas Alat-alat Berat/Besar yang diprotes asosiasi karena

menganggap alat berat/besar tidak termasuk kategori kendaraann bermotor;b. Pengenaan Pajak MBLB terhadap hasil tambang ikutan.c. Pengenaan PPJ terhadap Penggunaan listrik oleh industri yang dihasilkan sendirid. Terdapat pungutan daerah yang bersinggungan dengan PPN.

2. Terdapat perubahan kewenangan perizinan yang berpengaruh terhadap kewenanganpemungutan , seperti penentuan Nilai Perolehan Air Tanah dan Nilai patokan penjualanMBLB.

3. Peranan gubernur dalam pemerataan fiskal antar daerah.4. Terdapat permasalahan bagi hasil yaitu pembagiannya belum mencerminkan keadilan,

tidak ada perencanaan yang jelas, dan keterlambatan penyaluran.

Page 34: KEBIJAKAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH · -Pasal 1 UU No.23 Tahun 2014- ... STRUKTUR APBD TAHUN 2015 Uraian Tahun Anggaran 2015 (%) Provinsi minus DKI DKI Kab Kota Nasional PAD

KEMENTERIAN KEUANGAN 34

Terima Kasih