kebijakan konservasi hiu dan pari serta aspek regulasinya

41
KEBIJAKAN KONSERVASI HIU DAN PARI DI INDONESIA DAN ASPEK REGULASINYA DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN DITJEN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Terkait larangan ekspor dari jenis hiu martil dan hiu koboy Oleh: Didi Sadili Disampaikan pada: Symposium hiu dan pari Bogor, 10 – 11 Juni 2015

Upload: didi-sadili

Post on 27-Jul-2015

79 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

KEBIJAKAN KONSERVASI HIU DAN PARI DI INDONESIA

DAN ASPEK REGULASINYA

DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKANDITJEN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECILKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Terkait larangan ekspor dari jenis hiu martil dan hiu koboy

Oleh:Didi SadiliDisampaikan pada:Symposium hiu dan pariBogor, 10 – 11 Juni 2015

Page 2: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

Dasar HukumDasar Hukum

Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

UU No. 5/1990 tentang “Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya; UU No. 31 tahun 2004 sebagaimana telah dirubah menjadi UU Nomor 45 tahun 2009 tentang

“Perikanan”; UU No. 32 tahun 2004 sebagaimana telah dirubah menjadi UU No. 23 tahun 2014 tentang

“Pemerintahan Daerah; UU No. 27/2007 sebagaimana telah dirubah menjadi UU No. 01 tahun 2014 tentang “Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil” PP No.7/1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa; PP No.60/2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan; Kepres No. 43/978 tentang Pengesahan CITES PerMen KP. No. 26 tahun 2013 tentang Perubahan atas Per Men KP No. 30 tahun 2012 tentang Usaha

Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia; PerMen KP. No. 12 tahun 2013 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Laut Lepas KepMen KP No. 18 tahun 2013 tentang “ Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Hiu Paus

(Rhincodon typus)” KepMen KP No. 4 tahun 2014 tentang “ Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Pari Manta KepMen KP No. 59 tahun 2014 tentang “Larangan Pengeluaran Ikan Hiu Koboi

(Charcharhinus longimanus) dan Hiu Martil (Sphyrna spp.) dari Wilayah Negara Republik Indonesia ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia”

Page 3: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

Konservasi untuk Pemanfaatan Lestari

KonservasiSDI

PemanfaatanLestari

Program Perlindungan

Program Pelestarian

Program Pemanfaatan Lestari

Page 4: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

UPAYA POKOK PROGRAM KONSERVASI JENIS IKAN

UPAYA PERLINDUNGAN

UPA

YAPELE

STARIA

N

UPA

YA

PEM

AN

FAA

TAN

BER

KEL

AN

JUT

AN

KONSERVASI JE NIS IKAN adalah upaya melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan sumber daya ikan, untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan jenis ikan bagi generasi sekarang maupun yang akan datang

PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN

PERLINDUNGAN HABITATPENTING

Pengkayaan populasi in-situ

Pengkayaan populasi ex-situ

Dukungan Penelitian

Pengawasan dan penyadaran masyarakat

Pengaturan kuota tangkap

Penguatas aspek pendataan

Pengendalian pemanfaatan

Regulasi pemanfaatan

Kerjasama Regional/Internasional

Pengembangan model pemanfaatan

Page 5: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

1. NAPOLEON

2. TERUBUK

3. BCF / CAPUNGAN BANGGAI

4. ARWANA

5. SIDAT

6. KUDA LAUT

7. HIU PAUS

8. PARI MANTA

9. PARI GERGAJI

10. HIU KOBOI DAN HIU MARTIL

11. MOLA-MOLA

FISHESFISHES

12. PENYU

13. LABI-LABI

REPTILREPTIL

17. KARANG HIAS

18. BAMBU LAUT

COELENTERATACOELENTERATA

19. KIMA

20. LOLA

MOLUSCAMOLUSCA

15. PAUS / LUMBA2

16. DUGONG

MAMALIAMAMALIA

14. TERIPANG

ECHINODERMATAECHINODERMATA

Page 6: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

10 NEGARA PENGHASIL HIU TERBESAR DUNIA

DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKANDITJEN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL, KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

INDONESIA88,790 ton/th12.31 %

TAIWAN29,310 ton/th4.07 %

MALAYSIA22,297 ton/th

3.09 %

INDIA79,193 ton/th

10.98 %

ARGENTINA39,952 ton/th5.54 %

BRAZIL21,009 ton/th2.91 %

MEXICO30,305 ton/th4.20 %

USA37,069 ton/th5.14 %

SPAIN62,157 ton/th

8.62 %

FRANC19,498 ton/th

2.70 %

TOTAL PRODUKSI HIU DUNIA

721,011 ton/th

Page 7: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

INFORMASI UMUM

Page 8: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

https://www.dropbox.com/s/fv9ntusel7h4u2r/Tangkapan%20layar%202015-04-20%2012.36.46.png?dl=0

Page 9: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya
Page 10: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya
Page 11: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

Peran Hiu dan Pari Manta di EkosistemPeran Hiu dan Pari Manta di Ekosistem

Ikan hiu berperan sangat penting dalam ekosistem laut dan terumbu karang. Sebagai “top predator”, ikan ini ‘bertugas’ menjaga keseimbangan ekosistem laut;

Hiu memangsa ikan untuk memastikan kondisi ekosistem tetap sehat dan ikan tetap berlimpah;

secara ekologis, hiu akan memangsa ikan lain yang sakit atau tua dan lemah. Perilaku ini membuat fungsi keberadaan hiu di ekosistem perairan laut dan terumbu karang menjadi vital. 

Page 12: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

STATUS KONSERVASISTATUS KONSERVASI

IUCN :Termasuk dalam daftar merah (red list)

IUCN, kategori ENDANGERED (EN) IUCN (International Union foir Conservation of Nature and Natural Resources) merupakan suatu organisasi profesi tingkat dunia yang memantau keadaan populasi suatu spesies kehidupan liar (flora dan fauna) dan banyak memberikan rekomendasi dalam hal penanganan terhadap suatu spesies hidupan liar yang hampir punah.

Page 13: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

STATUS KONSERVASI HIU

CITES :

COP-16 CITES (Maret 2013)a.5 spesies hiu masuk dalam daftar Appendik II CITES, 4 diantaranta terdapat di Indonesia :(1) Sphyrna leweni, (2) Sphyrna zygaena, dan (3) Sphyrna mokarran, (4) Carcharhinus longimanus. b.2 spesies pari manta masuk dalam daftar Appendik II CITES : Manta birostris dan Manta alfredi

Page 14: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

HIU APPENDIK II CITES

Page 15: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

1515

MMerupakan kesepakatan/ perjanjian antar erupakan kesepakatan/ perjanjian antar pemerintah (multilateral)pemerintah (multilateral)

Tujuannya adalah menjamin bahwa hidupan Tujuannya adalah menjamin bahwa hidupan liar berupa flora dan fauna yang liar berupa flora dan fauna yang diperdagangkan secara internasional tidak diperdagangkan secara internasional tidak dieksploitasi secara tidak berkelanjutan dieksploitasi secara tidak berkelanjutan yang menyebabkan punahnya atau yang menyebabkan punahnya atau langkanya sumberdaya tsb di habitat alamlangkanya sumberdaya tsb di habitat alam

Page 16: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

1616

• CITES ditandadatangani pada tgl. 3 Maret 1973, dan berlaku secara resmi 1 Juli 1975

• Ratifikasi CITES INDONESIA : KEPPRES.43/1978

• The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora

• = Washington Convention, karena ditandatangani di Washington D.C.

Page 17: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

1717

Bagaimana Cara Kerja CITESBagaimana Cara Kerja CITES Management AuthorityManagement Authority bertanggung jawab bertanggung jawab

dalam aspek administratif dari pelaksanaan dalam aspek administratif dari pelaksanaan CITES (legislasi, pelaksanaan legislasi, CITES (legislasi, pelaksanaan legislasi, penegakan hukum, izin, laporan tahunan dan penegakan hukum, izin, laporan tahunan dan duatahunan, komunikasi dengan institusi duatahunan, komunikasi dengan institusi CITES lain)CITES lain)

Page 18: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

1818

Pengertian Appendik Pengertian Appendik CITESCITES Jenis-jenis yang diatur CITES dibagi ke dalam tiga Jenis-jenis yang diatur CITES dibagi ke dalam tiga AppendiAppendiks:ks:

– Appendix IAppendix I Termasuk jenis-jenis yang terancam punahTermasuk jenis-jenis yang terancam punah

– Appendix IIAppendix II Termasuk jenis yang saat ini belum terancam punah Termasuk jenis yang saat ini belum terancam punah

namun perdagangannya harus dikontrol agar tidak namun perdagangannya harus dikontrol agar tidak menjadi terancam punahmenjadi terancam punah

Termasuk jenis-jenis yang mirip dengan jenis-jenis yang Termasuk jenis-jenis yang mirip dengan jenis-jenis yang telah masuk dalam Appendix IItelah masuk dalam Appendix II

– Appendix Appendix IIIIII Termasuk jenis-jenis yang diproteksi oleh suatu negara Termasuk jenis-jenis yang diproteksi oleh suatu negara

dan yang menginginkan negara anggota untuk membantu dan yang menginginkan negara anggota untuk membantu melakukan kontrol terhadap ekspornyamelakukan kontrol terhadap ekspornya

Page 19: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

1919

Pengertian Appendik CITES

• AppendiAppendikk I I

– Perdagangan Internasional (komersial) umumnya dilarangdilarang

• AppendiAppendikk II II

– Perdagangan Internasional diperbolehkan tetapi diperbolehkan tetapi dengan kontroldengan kontrol

• AppendiAppendikk III III

– Perdagangan Internasional diperbolehkan tetapi diperbolehkan tetapi dengan kontroldengan kontrol

• (umumnya tidak seketat Appendix II)

Page 20: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

KETENTUAN DAN MEKANISME CITES

Ketentuan Pemanfaatan Appendik II Cites Setiap Negara Pemilik Sumberdaya Diharuskan Menerapkan Prinsip2 Ndf (Non Detrimental Finding) Yang Mencakup 3 Aspek, Yaitu : Keberlanjutan, Ketelusuran Dan Legalitas.

Ketentuan Cites Tidak Mengatur Sanksi Secara Langsung Terhadap Pelanggaran Yang Dilakukan, Sanksi Bagi Pihak Yang Melakukan Pelanggaran Umumnya Bersifat Administratif Seperti Pencabutan Ijin.

Pelanggaran Terhadap Ketentuan Cites Diatur Oleh Regulasi Nasional, Seperti: Penyitaan Barang Bukti Dan Pencabutan Ijin.

Otoritas Pengelola Cites Di Indonesia Sampai Dengan Saat Ini Berada Di Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan..

Page 21: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

IMPORT

SISTEM KONTROL PERDAGANGAN YG DITERAPKAN CITESSISTEM KONTROL PERDAGANGAN YG DITERAPKAN CITES

NEGARA TUJUAN

EKSPORTEKSPORT

- Setiap negara anggota diwajibkan memiliki aturan yang efektif Setiap negara anggota diwajibkan memiliki aturan yang efektif a.l : otoritas pengelola diwajibkan dapat mengendalikan keluar a.l : otoritas pengelola diwajibkan dapat mengendalikan keluar masuk biota “CITES” melalui dokumen perijinan (Kontrol masuk biota “CITES” melalui dokumen perijinan (Kontrol dipintu keluar neg pengeksport dan pintu masuk neg dipintu keluar neg pengeksport dan pintu masuk neg pengimport)pengimport)

- Di tkt Nasional Harus bekerja sama dengan : Bea cukai, Di tkt Nasional Harus bekerja sama dengan : Bea cukai, Nasional Central Bureau / kepolisian dan KarantinaNasional Central Bureau / kepolisian dan Karantina

PENGENDALIAN Di PELABUHAN KELUAR MASUK

PENGENDALIAN Di WilAYAH antar pulau/perairan Indonesia

Kontrol Sekretariat CITES :- Word Customs Organization, ICPO Interpol, NGO int.

Page 22: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

ANCAMAN KELESTARIAN SD-HIU

Praktek Finning

Tertangkapnya anakan hiu

Page 23: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

ANCAMAN KELESTARIAN SD-HIU

Over eksploitasi..?

By-catch

Page 24: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

Arah Kebijakan Utama Pengelolaan Arah Kebijakan Utama Pengelolaan HiuHiu

Page 25: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

Arah Kebijakan Utama Pengelolaan Arah Kebijakan Utama Pengelolaan HiuHiu

Page 26: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

JJenis Hiu yang Dilindungi Berdasarkan PP No. 7 enis Hiu yang Dilindungi Berdasarkan PP No. 7 tahun 1999 atau Turunan dari UU No. 5/1990tahun 1999 atau Turunan dari UU No. 5/1990

PARI GERGAJI (Pristis microdon)

DILINDUNGI PENUH BERDASARKAN PP 7/99

HIDUP DI AIR TAWAR / DANAU SENTANI

Page 27: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

Pasal Terkait Pelanggaran Pasal Terkait Pelanggaran Pemanfaatan (Penangkapan dan Pemanfaatan (Penangkapan dan

Perdagangan) Hiu PariPerdagangan) Hiu Pari

Page 28: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

UU No. 5/1990 KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

Pasal 21 ayat (2)

menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;

menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati;

mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;

memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;

mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan atau sarang satwa yang dillindungi.

LINGKUP PERLINDUNGAN:

SANKSI

Pasal 40 ayat (2)

Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana PENJARA paling lama 5 (lima) tahun dan DENDA paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Page 29: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

JENIS HIU YANG DILINDUNGI PENUH BERDASARKANKEPUTUSAN MENTERI-KP No. 18 tahun 2013

Page 30: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

JENIS PARI YANG DILINDUNGI MENURUT KEPUTUSAN MENTERI-KP NO.

Manta birostris /MANTA OSEANIK

Manta alfredi

TERDAPAT 2 SPESIES PARI MANTA : MANTA KARANG (Manta alfredi) dan MANTA OSEANIK (Manta birostris)

DILINDUNGI PENUH BERDASARKAN : Kepmen KP No.4/2015. MEMPUNYAI KEMIRIPAN DENGAN MANTA JENIS MOBULA EKSPOR : INSANG

Page 31: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

PERATURAN MENTERI KP

1. HIU MARTIL (Sphyrna spp) dan HIU KOBOI (Carcharhinus longimanus)

Permen KP No. 59/PERMEN-KP/2014

MASA BERLAKU : 1 (SATU) tahun sd 31 NOVEMBER 2015

LARANGAN EKSPOR

Sphyrna lewini

Sphyrna mokarran

Sphyrna zygaena

Carcharhinus longimanus

Page 32: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKANDITJEN KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECILKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

INDONESIA GAGAL MENOLAK MASUKNYA 4 SPESIES HIU DAN 2 SPESIES PARI DALAM APPENDIK II CITES

Manta birostris

Manta alfredi

Page 33: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor. 12/2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap di Laut Lepas.

Pasal 39 yang menyebutkan bahwa “setiap kapal penangkap ikan yang melakukan penangkapan ikan di laut yang memperoleh hasil tangkapan sampingan (bycatch) yang secara ekologis terkait (ecologically related species) perikanan tuna berupa hiu, burung laut, penyu laut, mamalia laut termasuk paus, dan hiu wajib melakukan tindakan konservasi”.

Pasal 40 juga menjabarkan ketentuan yang menjelaskan ketentuan hasil tangkapan sampingan (bycatch) berupa hiu yang secara ekologis terkait dengan perikanan tuna (ecologically related species) harus memenuhi ketentuan bukan merupakan hiu yang masih juvenil ataupun dalam kondisi hamil, serta harus didaratkan secara utuh, dan

Pasal 43 lebih menjelaskan mengenai status hasil tangkapan sampingan (bycatch) yang terkait secara ekologis (ecologically related species) pada perikanan tuna, seperti hiu monyet (tresher sharks), yang harus dilepaskan dalam keadaan hidup. Selain itu ditetapkan pula sanksi bagi setiap kapal penangkap ikan yang menangkap, memindahkan, mendaratkan, menyimpan dan atau menjual jenis hiu monyet (tresher sharks) dari Suku Alopiidae, baik utuh maupun bagiannya.

Page 34: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

Pasal-Pasal Terkait Sangsi Pelanggaran Pasal-Pasal Terkait Sangsi Pelanggaran Pemanfaatan (Penangkapan dan Pemanfaatan (Penangkapan dan

Perdagangan) Jenis-Jenis Ikan Yang Perdagangan) Jenis-Jenis Ikan Yang Dilindungi dan Tidak Boleh Diperdagangkan Dilindungi dan Tidak Boleh Diperdagangkan

Page 35: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

UU No. 31/2004 tentang Perikanan dan UU No. 45/2009

Pasal 7 ayat (1)

Dalam rangka mendukung pengeloaan sumberdaya perikanan, menteri menetapkan:

p. ukuran atau berat minimum jenis ikan yang boleh ditangkap;s. jenis ikan yang dilarang untuk diperdagangkan, dimasukkan, dan dikeluarkan

ke dan dari wilayah Republik Indonesia;t. JENIS IKAN DILINDUNGIPasal 7 ayat (2) Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan pengelolaan perikanan

wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimakud pada ayat (1) mengenai : j. ukuran ikan yang boleh ditangkap, m. jenis ikan yang dilarang diperdagangkan …, n. jenis ikan yang dilindungi

LINGKUP :

SANKSI

Pasal 100 UU No.31/2004 Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana yang ditetapkan dalam

Pasal 7 ayat (2) dipidana dengan pidana DENDA paling banyak Rp. 250.000.000,- (DUA RATUS LIMA PULUH JUTA RUPIAH)

Pasal 100 C UU No.45/2009dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dilakukan

oleh NELAYAN KECIL dan/atau pembudidaya ikan kecil dipidana dengan pidana DENDA paling banyak Rp. 100.000.000,- (SERATUS JUTA RUPIAH)

Page 36: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

Sanksi yang dipergunakan untuk pelanggaran terhadap jenis ikan yang

dilindungi

Pasal 14

(4)Setiap orang dilarang merusak plasma nutfah yang berkaitan dengan sumber daya ikan

SANKSI

Pasal 87(1)Setiap orang yang dengan SENGAJA di WPP RI yang dengan sengaja

merusak plasma nutfah yang berkaitan dengan SDI sebagaimana dimaksud Pasal 14 ayat (4) dipidana dengan PIDANA PENJARA paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (SATU MILYAR RUPIAH)

(2) Setiap orang yang karena KELALAIANNYA di WPP RI mengakibatkan rusaknya plasma nutfah yang berkaitan dengan SDI sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (4) dipidana dengan PIDANA PENJARA paling lama 1 (SATU) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (LIMA RATUS JUTA RUPIAH)

Page 37: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

Sanksi yang sering dipergunakan dalam pelanggaran terhadap jenis ikan yang

dilindungi

Pasal 14

(4)Setiap orang dilarang merusak plasma nutfah yang berkaitan dengan sumber daya ikan

SANKSI

Pasal 87(1)Setiap orang yang dengan SENGAJA di WPP RI yang dengan sengaja

merusak plasma nutfah yang berkaitan dengan SDI sebagaimana dimaksud Pasal 14 ayat (4) dipidana dengan PIDANA PENJARA paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (SATU MILYAR RUPIAH)

(2) Setiap orang yang karena KELALAIANNYA di WPP RI mengakibatkan rusaknya plasma nutfah yang berkaitan dengan SDI sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (4) dipidana dengan PIDANA PENJARA paling lama 1 (SATU) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (LIMA RATUS JUTA RUPIAH)

Page 38: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

PASAL 100SETIAP ORANG YANG MELANGGAR KETENTUAN YANG DITETAPKAN SEBAGAMANA YANG

DIMAKSUDKAN DALAM PASAL 7 AYAT (2) DIPIDANA DENGAN PIDANA DENDA PALING BANYAK RP. 250.000.000,- (DUA RATUS LIMA PULUH JUTA RUPIAH)

PASAL 71) ..2) SETIAP ORANG YANG MELAKUKAN USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGELOLAAN

PERIKANAN WAJIB MEMENUHI KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) MENGENAI:

a. ..b. ..m. JENIS IKAN YANG DILARANG UNTUK DIPERDAGANGKAN, DIMASUKKAN, DAN

DIKELUARKAN KE DAN DARI WILAYAH NEGARA RI, DANn. JENIS IKAN YANG DILINDUNGI

UU NO.31/2004

UU NO.31/2004

PASAL 100 CDALAM HAL TINDAK PIDANA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 7 AYAT (2)

DILAKUKAN OLEH NELAYAN KECIL DAN/ATAU PEMBUDIDAYA IKAN KECIL DIPIDANA DENGAN PIDANA DENDA PALING BANYAK RP. 100.000.000,- (SERATUS JUTA RUPIAH)

UU NO.45/2009

UU NO.45/2009

UU NO.45/2009

UU NO.45/2009

Page 39: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

PASAL 871) SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA DI WPP RI MERUSAK PLASMA NUTFAH YANG BERKAITAN

DENGAN SDI SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 14 AYAT (4), DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA PALING LAMA 2 (DUA) TAHUN DAN DENDA PALING BANYAK RP. 1.000.000.000,- (SATU MILYAR RUPIAH)

2) SETIAP ORANG YANG KARENA KELALAIANNYA DI WPP RI MENGAKIBATKAN RUSAKNYA PLASMA NUTFAH YANG BERKAITAN DENGAN SDI SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 14 AYAT (4), DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA PALING LAMA 1 (SATU) TAHUN DAN DENDA PALING BANYAK RP. 5.00.000.000,- (LIMA RATUS JUTA RUPIAH)

PASAL 141) ..2) ..3) ..4) SETIAP ORANG DILARANG MERUSAK PLASMA NUTFAH YANG BERKAITAN DENGAN SDI5) ..

PENJELASAN1) YANG DIMAKSUD DENGAN PLASMA NUTFAH ADALAH SUBSTANSI YANG TERDAPAT DI DALAM

MAKHLUK HIDUP DAN MERUPAKAN SUMBER ATAU SIFAT KETURUNAN YANG DAPAT DIMANFAATKAN DAN DIKEMBANGKAN ATAU DIRAKIT UNTUK MENCIPTAKAN JENIS UNGGUL BARU

KETENTUAN INI DIMAKSUDKAN UNTUK MELINDUNGI PLASMA NUTFAH YANG ADA AGAR TIDAK HILANG, PUNAH ATAU RUSAK, DISAMPUNG JUGA UNTUK MELINDUNGI EKOSISTEM YANG ADA

UU NO.31/2004UU NO.31/2004

UU NO.31/2004UU NO.31/2004

Page 40: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

PASAL 88SETIAP ORANG YANG DENGAN SENGAJA MEMASUKKAN, MENGELUARKAN, MENGADAKAN, MENGEDARKAN,

DAN/ATAU MEMELIHARA IKAN YANG MERUGIKAN MASYARAKAT , PEMBUDIDAYA IKAN, SUMBER DAYA IKAN, DAN/ATAU LINGKUNGAN SUMBERDAYA IKAN KE DALAM DAN/ATAU KE LUAR WPP RI SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 16 AYAT (1), DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA PALING LAMA 6 (ENAM) TAHUN, DAN DENDA PALING BANYAK RP. 1.500.000.000,- (SATU MILYAR LIMA RATUS JUTA RUPIAH

PASAL 161) SETIAP ORANG DILARANG MEMASUKKAN, MENGELUARKAN, MENGADAKAN, MENGEDARKAN, DAN/

ATAU MEMELIHARA IKAN YANG MERUGIKAN MASYARAKAT, PEMBUDIDAYA IKAN, SUMBER DAYA IKAN, DAN/ATAU LINGKUNGAN SUMBER DAYA IKAN KE DALAM DAN/ATAU KE LUAR WPP RI

2) KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI PEMASUKAN, PENGELUARAN, PENGADAAN, PENGEDARAN, DAN/ATAU PEMELIHARAAN IKAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) DIATUR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH

PENJELASAN1) LARANGAN INI DIMAKSUDKAN UNTUK MELINDUNGI SUMBER DAYA IKAN YANG DILINDUNGI AGAR

TIDAK HILANG ATAU PUNAH, TERUTAMA IKAN ASLI INDONESIA (INDIGENOUS SPECIES), JUGA DIMAKSUDKAN UNTUK MELINDUNGI EKOSISTEM ASLI ALAM INDONESIA

UU NO.31/2004

UU NO.31/2004

UU NO.31/2004

UU NO.31/2004

Page 41: Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek Regulasinya

Twitter : @[email protected]