kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

31
34 34 The Influence of Monetary and Fiscal Policy on Aggregate Demand

Upload: hye-eun-hae

Post on 10-Aug-2015

692 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

chapter 34, mankew ..

TRANSCRIPT

Page 1: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

3434The Influence of

Monetary and Fiscal Policy on Aggregate

Demand

Page 2: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Aggregate Demand

• Banyak faktor yang mempengaruhi permintaan agregat selain kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

• Secara khusus, pengeluaran yang diinginkan rumah tangga dan perusahaan bisnis menentukan keseluruhan kebutuhan untuk barang dan jasa.

Page 3: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Aggregate Demand

• Bila diinginkan perubahan belanja, pergeseran permintaan agregat, jika pembuat kebijakan tidak merespon akan menyebabkan fluktuasi jangka pendek dalam output dan kesempatan kerja.

• Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal kadang-kadang digunakan untuk mengimbangi pergeseran-pergeseran ini dan menstabilkan perekonomian.

Page 4: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

BAGAIMANA KEBIJAKAN MONETER MEMPENGARUHI PERMINTAAN

AGREGAT

Kurva permintaan agregat miring ke bawah karena tiga alasan ;• Efek kekayaan pigou

• Efek suku bunga Keynes

• Efek nilai tukar Mundell-Fleming

Page 5: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

TEORI PREFERENSI LIKUIDITAS

• Keynes mengembangkan teori preferensi likuiditas untuk menjelaskan faktor apa yang menentukan tingkat bunga perekonomian.

• Menurut teori ini,tingkat bunga disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk uang.

Page 6: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

The Theory of Liquidity Preference

• Penawaran Uang • Penawaran uang dikendalikan oleh Fed melalui:

• Mengubah ketentuan cadangan minimum pada sistem perbankan

• Pembelian dan penjualan obligasi/ surat-surat berharga pada operasi-operasi pasar terbuka

• Karena ditetapkan oleh Fed,jumlah uang yang diberikan tidak tergantung pada tingkat bunga.

Page 7: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Figure 1 Equilibrium in the Money Market

Quantity ofMoney

InterestRate

0

Moneydemand

Quantity fixedby the Fed

Moneysupply

r2

M2dMd

r1

Equilibriuminterest

rate

Copyright © 2004 South-Western

Page 8: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

The Theory of Liquidity Preference

• Permintaan uang

- Likuiditas suatu aset merujuk pada kemudahan untuk mengubah aset tersebut menjadi alat pertukaran ekonomi.

- Uang adalah alat pertukaran ekonomi dan juga aset paling likuid dari semua jenis aset.

- Likuiditas uang menjelaskan permintaan akan uang.

- Kenaikan suku bunga menaikkan biaya kesempatan memegang uang.

Page 9: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

The Theory of Liquidity Preference

• Ekuilibrium di pasar uang• Menurut teori preferensi likuiditas:

• Suku bunga menyeimbangkan permintaan dan penawaran akan uang.

• Ada satu suku bunga, yaitu suku bunga ekuilibrium ,dimana kuantitas uang yag diminta secara persis seimbang dengan kuantitas uang yang ditawarkan.

Page 10: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

The Theory of Liquidity Preference

• Ekuilibrium di pasar uang• Menurut teori preferensi likuiditas:

• Suku bunga menyeimbangkan permintaan dan penawaran akan uang.

• Ada satu suku bunga, yaitu suku bunga ekuilibrium ,dimana kuantitas uang yag diminta secara persis seimbang dengan kuantitas uang yang ditawarkan.

Page 11: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Lengkungan ke bawah kurva permintaan agregat

• Tingkat harga yang lebih tinggi meningkatkan permintaan akan uang.

• Permintaan uang yang lebih besar mendorong suku bunga yang lebih tinggi.

• Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi kuantitas barang dan jasa yang diminta.

Page 12: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Figure 2 The Money Market and the Slope of the Aggregate-Demand Curve

Quantityof Money

Quantity fixedby the Fed

0

InterestRate

Money demand at price level P2 , MD2

Money demand atprice level P , MD

Moneysupply

(a) The Money Market (b) The Aggregate-Demand Curve

3. . . . whichincreasesthe equilibriuminterestrate . . .

2. . . . increases thedemand for money . . .

Quantityof Output

0

PriceLevel

Aggregatedemand

P2

Y2 Y

P

4. . . . which in turn reduces the quantityof goods and services demanded.

1. Anincreasein thepricelevel . . .

r

r2

Copyright © 2004 South-Western

Page 13: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Changes in the Money SupplyPerubahan dalam Jumlah Uang Beredar

1.Peran jumlah uang beredar dalam kebijakan the fed(federal

reserve):

a. The Fed bisa mengubah pasokan uang dengan menggunakan

operasi pasar terbuka, perubahan dalam tingkat diskonto,

dan perubahan persyaratan cadangan.

b.Karena Fed dapat mengontrol ukuran jumlah uang beredar

secara langsung, kuantitas uang diberikan tidak tergantung

pada setiap variabel ekonomi lainnya.

Page 14: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Figure 3 A Monetary Injection

MS2Moneysupply, MS

Aggregatedemand, AD

YY

P

Money demand at price level P

AD2

Quantityof Money

0

InterestRate

r

r2

(a) The Money Market (b) The Aggregate-Demand Curve

Quantityof Output

0

PriceLevel

3. . . . which increases the quantity of goods and services demanded at a given price level.

2. . . . theequilibriuminterest ratefalls . . .

1. When the Fedincreases themoney supply . . .

Copyright © 2004 South-Western

Page 15: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Changes in the Money Supply

2. Peran uang Permintaan dalam kebijakan the fed

a. Setiap likuiditas aset mengacu pada kemudahan yang

aset yang dapat diubah menjadi

alat tukar.

b. Likuiditas uang menjelaskan mengapa orang memilih

untuk menahan itu bukan aset lain

Page 16: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Changes in the Money Supply

c. Namun, pengembalian aset lainnya (suku

bunga) adalah biaya kesempatan memegang

uang. Semua hal lain sama, karena tingkat

bunga naik, jumlah uang yang diminta akan

jatuh. Oleh karena itu, permintaan terhadap

uang akan miring ke bawah.

Page 17: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Bagaimana Kebijakan Fiskal

Mempengaruhi Permintaan Agregat

A. Definisi kebijakan fiskal: pengaturan tingkat pengeluaran

pemerintah dan perpajakan

oleh kebijakan pemerintah.

B. Perubahan Belanja Pemerintah

1. Ketika pemerintah mengubah tingkat pembelian nya, itu

mempengaruhi permintaan agregat secara langsung.

Page 18: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

2. Ada dua efek makroekonomi yang

menyebabkan ukuran pergeseran dalam kurva

aggregat demand untuk berbeda dari

perubahan tingkat belanja pemerintah. Mereka

disebut efek multiplier dan efek crowding-out.

Page 19: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Changes in Government PurchasesC. Pengaruh Multiplier

multiplier effect: adanya tambahan pergeseran permintaan

agregat yang dihasilkan ketika kebijakan fiskal ekspansif

meningkatkan pendapatan dan dengan demikian

meningkatkan belanja konsumen.

Page 20: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Figure 4 The Multiplier Effect

Quantity ofOutput

PriceLevel

0

Aggregate demand, AD1

$20 billion

AD2

AD3

1. An increase in government purchasesof $20 billion initially increases aggregatedemand by $20 billion . . .

2. . . . but the multipliereffect can amplify theshift in aggregatedemand.

Copyright © 2004 South-Western

Page 21: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

A Formula for the Spending Multiplier

Keterangan :

Peningkatan belanja pemerintah sebesar $ 20 miliar

dapat menggeser kurva permintaan-agregat ke

kanan dengan lebih dari $ 20 miliar. ini multiplier

effect muncul karena peningkatan pendapatan

agregat mendorong pengeluaran tambahan

dengan konsumen.

Page 22: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

A Formula for the Spending MultiplierFormula untuk Multiplier Belanja

a. Kecenderungan mengkonsumsi marjinal (MPC)

adalah sebagian kecil dari penghasilan tambahan

bahwa rumah tangga mengkonsumsi daripada

menghemat.

b. Contoh: Pemerintah menghabiskan $ 20000000000

pada pesawat baru. Asumsikan bahwa MPC = 3/4.

Page 23: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

A Formula for the Spending Multiplierc. Pendapatan akan meningkat sebesar $

20 miliar, sehingga konsumsi akan naik

sebesar MPC x $ 20 miliar. Itu kenaikan

kedua dalam konsumsi akan sama

dengan MPC x (MPC x $ 20 miliar) atau

MPC 2 x $ 20 miliar.

Page 24: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

A Formula for the Spending Multiplierd. Untuk menemukan dampak total pada permintaan

terhadap barang dan jasa, kita menjumlahkan semua

Efek:

Perubahan belanja pemerintah = $ 20000000000

Perubahan pertama dalam konsumsi = MPC × $

20000000000

Kedua perubahan konsumsi = MPC 2 × $ 20000000000

Page 25: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

A Formula for the Spending MultiplierKetiga perubahan konsumsi = MPC3x $ 20000000000

Perubahan total = (1 + MPC + MPC2 + MPC3+. . .) x $

20000000000

e. Ini berarti bahwa multiplier dapat ditulis sebagai:

Multiplier = (1 + MPC + MPC2+ MPC3 +. . .).

f. Perhatikan bahwa ukuran multiplier tergantung pada

ukuran kecenderungan marjinal mengkonsumsi.

Page 26: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Efek Pembatasan PaksaDiimpaskannya pergeseran pada

permintaan agregat karena kebijakan fiskal yang ekspansif meningkatkan suku bunga yang

menyebabkan pembelanjaan investasi berkurang

Page 27: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Efek Pembatasan Paksa

Page 28: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Perubahan-perubahan dalam Perpajakan

• Perangkat kebijakan fiskal lainnya yang penting, selain tingkat pembelanjaan pemerintah adalah tingkat pajak.

• Besarnya pergeseran kurva permintaan agregat akibat perubahan pajak tersebut di pengaruhi oleh efek

penggandaan dan pembatasan paksa.• Selain efek penggandaan dan pembatasan paksa, masih ada

faktor penentu penting lainnya dari ukuran pergeseran permintaan agregat yang di picu oleh oleh perubahan pajak yaitu presepsi rumah tangga atas apakah perubahan pajak itu bersifat permanen atau sementara

Page 29: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Pendukung Kebijakan Stabilisasi Aktif

Tanggapan kebijakan moneter terhadap perubahan dalam kebijakan fiskal itu merupakan sebuah contoh dari fenomena yang lebih umum : penerapan perangkat kebijakan untuk menstabilkan permintaan agregat dan sebagai hasilnya menstabilkan produksi dan tingkat penyerapan tenaga kerja.

Page 30: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Undang-undang ketenagakerjaan memiliki dua implikasi:

1. Pemerintah harus berusaha menghindari kemungkinan menjadi penyebab fluktuasi dalam perekonomian.

2. Pemerintah harus memberikan tanggapan atas perubahan dalam perekonomian swasta untuk menstabilkan permintaan agregat.

Page 31: kebijakan fiskal dan moneter pada agregat demand

Stabilisator Otomatis

Stabilisator Otomatis adalah berbagai perubahan kebijakan fiskal yang merangsang permintaan agregat saat perekonomian mengalami resesi tanpa harus menunggu tindakan para pembuat kebijakan