kebijakan computer assisted test (cat) terhadap...

109
KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Muhammad Reza Hafiz NIM: 11151120000017 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 13-Aug-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT)

TERHADAP PENERIMAAN CALON PEGAWAI

NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

REPUBLIK INDONESIA DALAM PERSPEKTIF GOOD

GOVERNANCE

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Muhammad Reza Hafiz

NIM: 11151120000017

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)
Page 3: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)
Page 4: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)
Page 5: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)
Page 6: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

i

ABSTRAK

Peran kebijakan Computer Assisted Test (CAT) terhadap kaitannya dengan

penerimaan calon pegawai negeri sipil di Badan Kepegawaian Negara (BKN)

dalam prinsip Good Governance. Memiliki peran penting dalam menjaring calon-

calon aparatur sipil negara (ASN) di BKN. CAT ternyata bukan hanya sekadar

sistem komputer tetapi, melainkan di dalamnya terdapat berbagai macam tahapan-

tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS). Peran

kebijakan CAT sebagai terobosan baru dalam menjaring ASN. Semula diharapkan

mampu menurunkan perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di dalam

penerimaan CPNS, ternyata belum sepenuhnya berhasil.

Dalam metodologi penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,

dengan mendeskripsikan permasalahan dan menganalisisnya untuk kemudian

menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian. Data penelitian skripsi ini

dikumpulkan dengan menggunakan observasi, wawancara serta dengan dokumen-

dokumen yang terkait dengan penelitian.

Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori good

governance, peneliti berasumsi bahwa CAT merupakan kebijakan yang mencoba

menghapus dari stigma adanya kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) dalam

penerimaan CPNS. Oleh karena itu, peneliti juga menggunakan konsep kebijakan

publik dalam menganalisis fenomena kebijakan CAT. Dari tahapan kebijakan

CAT di dalamnya sudah memenuhi prinsip-prinsip dalam teori good governanvce,

adanya transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan efisien.

Mulai dari tahapan administrasi, tes kompetensi dasar (TKD), tes

kompetensi bidang (TKB) dalam kebijakan CAT ini sudah sangat efisien

walaupun dilain sisi masih terdapat kendala. Seperti perangkat komputer yang

kurang dan ruang seleksi ujian yang harus diperbanyak. Dengan demikian

kebijakan CAT ini akan lebih sempurna dan tidak ada kendala. Tetapi dalam

praktiknya CAT sudah memenuhi prinsip-prinsip yang terdapat dalam good

governance, adanya transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan efisiensi.

Kata Kunci: CAT, ASN, CPNS, BKN, Birokrasi

Page 7: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

ii

KATA PENGATAR

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,

sehingga skripsi ini dapat dirampungkan penulisannya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Prodi Ilmu Politik, FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Peneliti yakin hanya dengan rahmat-Nya sehingga berbagai pihak

berkenan memberikan bantuan, bimbingan dan arahan kepada peneliti sejak

proses pengajuan proposal, penelitian di lapangan, hingga rampungnya penelitian

ini.

Meskipun peneliti merasa bahwa skripsi ini telah dituliskan secara

maksimal dan komperhensif, akan tetapi peneliti sadar bahwa di dunia ini tidak

ada yang sempurna begitu juga dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu peneliti

merasa bahwa setiap masukan, apakah itu saran maupun kritik yang dilayangkan

untuk penulisan skripsi ini adalah sangat penting. Sebagai salah satu karya ilmiah,

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang tentunya positif bagi setiap

pihak yang membacanya ataupun yang terkait dalam penulisan skripsi.

Oleh karena itu, terasa tidak berlebihan jika pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Ali Munhanif, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Ahmad Bakir Ihsan, M.Si., Ibu Dr. Dzuriyatun Toyibah, dan

Bapak Dr. Badrus. Selaku jajaran Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

iii

3. Bapak Dr. Iding Rosyidin, M.Si dan Ibu Dr. Suryani, M.Si. Sebagai Ketua

dan Sekretaris Prodi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Agus Nugraha, M.Si. Sebagai pembimbing skiripsi penulis,

yang dengan sabar dan penuh ikhlas memberikan arahan dan motivasi

kepada penulis termasuk juga kesediaan beliau untuk mau menjadi

pembimbing penulis selama proses menyelesaikan skripsi.

5. Para dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta: Prof. Dr. Idzam Fautanu, Dr. Sya’ban Muhammad, Gefarina

Djohan, M.Si., Dr. Saiful Mujani, Dr. Idris Thaha, M.Si., Burhanuddin

Muhtadi, Ph.D., Dr. Haniah Hanfie, M.Si., dan Ka Ana Sabhana Azmi,

M.Si. Masih banyak lagi, serta juga karyawan akademik bang Jajang, Tata

Usaha FISIP dan juga lainnya yang penulis belum cantumkan di sini.

Terimakasih banyak atas ilmu dan motivasi yang telah diberikan kepada

penulis selama ini.

6. Orang tua peneliti, Bapak dan Mamah yang sudah rela mendidik dan

memberikan pendidikan hingga sampai sekarang. Semua jasa-jasa yang

diberikan kepada peneliti tidak ternilai harganya. Bapak yang tercinta

Syamsudin S.Sos yang tidak luput dari keseriusan dalam mendidik dan

mendukung, sehingga bisa sampai menyelesaikan skripsi ini. Mamah yang

peneliti sayangi, yang selalu berdoa dalam sujudnya untuk kesuksessan

peneliti. Semoga jasa dan perbuatan Bapak dan Mamah menjadi ladang

pahala dikemudian kelak. Aamiin...

7. Para informan di Badan Kepegawaian Negara, Bapak Gatra Suryaditama,

dan Bapak Anjar Dwi Antara S.I.P., M.A.

Page 9: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

iv

8. Bidadari Surga peneliti, khususnya Khotrun Nida yang telah menjadi

pendorong dan penyemangat peneliti dalam menyelesaikan studi dan

skripsi. Banyak sekali masa sulit yang dilewati bersama dan banyak

bantuan juga yang peneliti rasakan. Peneliti mendoakan agar skripsinya

juga bisa terselesaikan dengan hasil yang baik.

9. Teman-teman kelas Ilmu Politik A 2015.

10. Teman-teman oposisi Senat Mahasiswa (SEMA-U) 2018 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

11. Kawan-kawan seperjuangan tim sukses Dewan Eksekutif Mahasiswa

(DEMA-U) 2019 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Khususnya Pres Sultan

Rivandi, teman inspiratif peneliti sehari-hari.

12. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata Kinandari 184.

13. Abang Fajar Fachrian yang selalu membimbing hingga sampai sidang

skripsi ini diuji.

14. Kakanda dan Ayunda, Khususnya Indra, Rudi dan Zahra yang selalu

membimbing peneliti selama kuliah.

15. Kawan-kawan perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat

FISIP Cabang Ciputat.

Peneliti hanya dapat mendoakan kepada Allah SWT. Semoga senantiasa

menerima kebaikan dan ketulusan mereka serta memberikan sebaik-baiknya atas

perbuatan mereka. Terakhir semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah

khazanah keilmuan pembaca.

Jakarta, 17 Juni 2019

Muhammad Reza Hafiz

Page 10: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................v

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

DAFTAR DIAGRAM.........................................................................................viii

DAFTAR BAGAN.................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah..................................................................1

B. Pertanyaan Penelitian................................................................9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................9

D. Tinjauan Pustaka......................................................................10

E. Metodologi Penelitian..............................................................16

1. Pendekatan Penelitian........................................................16

2. Sumber dan Jenis Data.......................................................17

3. Teknik Pengumpulan Data.................................................17

4. Teknik Analisis Data..........................................................18

F. Sistematika Penulisan...............................................................19

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP

A. Teori.........................................................................................20

1. Good Governance..............................................................20

2. Kebijakan Publik................................................................26

B. Konsep.....................................................................................31

1. Penerimaan Pegawai..........................................................31

2. Kerangka Penilaian............................................................35

BAB III PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DAN

COMPUTER ASSISTED TEST

A. Badan Kepegawaian Negara

1. Sejarah Berdirinya BKN....................................................38

2. Lahirnya BKN....................................................................39

3. Proses Pergantian Nama BKN...........................................42

4. Kantor BKN.......................................................................42

5. Visi dan Misi BKN............................................................44

Page 11: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

vi

B. Computer Assisted Test............................................................46

1. Awal Pendirian...................................................................49

2. Desain CAT........................................................................52

BAB IV KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT)

TERHADAP PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI

SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DALAM

PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE

A. CAT Sebagai Suatu Kebijakan Publik.....................................62

1. Awal Mula dan Proses Perumusan CAT............................63

2. Peraturan-Peraturan CAT...................................................66

B. CAT Perspektif Good Governance..........................................68

1. Transparansi.......................................................................68

2. Partisipasi...........................................................................71

3. Akuntabilitas......................................................................73

4. Efisiensi..............................................................................77

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Kebijakan

CAT.........................................................................................79

BAB V PENUTUP

Kesimpulan....................................................................................84

Saran..............................................................................................85

DAFTR PUSTAKA..............................................................................................86

LAMPIRAN

Page 12: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel I.A.1 Pelaksanaan Tes di Tiga Instansi…....................................................7

Tabel II.B.1. Komposisi Penilaian TKD...............................................................35

Tabel II.B.2 Passing Grade Pada Soal-Soal TKD…............................................36

Tabel III.B.2.1 Komposisi Sistem Penilaian Pada Tahapan TKD........................58

Page 13: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

viii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram I.A.1 Diagram Peserta TKD......................................................................6

Page 14: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan II.B.I.1. Formasi Dari Implementasi Kebijakan CAT................................32

Bagan III.A.4.1. Struktur Kantor BKN..................................................................43

Bagan III.B.1. Struktur Pembinaan Kepegawaian.................................................51

Page 15: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.B1.1. Alur Pendaftaran Online..........................................................70

Gambar IV.B.2.1. Jumlah Peserta CPNS.............................................................73

Gambar IV.B.4.1. Perbandingan Dengan CAT dan Tes Manual.........................79

Page 16: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Berbagai macam polemik pada tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang

dianggap masyarakat luas terkait dengan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme

(KKN). Untuk mengupayakan dan menghapus stigma negatif pada penerimaan cpns,

maka pemerintah mengeluarkan kebijakan baru dalam penerimaan cpns, kebijakan

yang digunakan dalam hal ini ialah kebijakan computer assisted test (CAT).

Permasalahan dalam birokrasi Indonesia bukanlah hal baru terjadi, dan tentu

saja tidak boleh dibiarkan begitu saja, harus ada tindak lanjut dan peduli untuk

membenahi birokrasi Indonesia. Birokrasi seharusnya bisa memberi pelayanan bagi

masyarakat luas, akan tetapi sebaliknya justru sumber masalah yang ada dalam

masyarakat. Birokrasi di Indonesia sering terdengar bahwasannya sering melakukan

praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).1

Permasalahan yang sudah merajalela di dalam birokrasi tersebut menjadi

pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia, yang terjadi tidak hanya meliputi di pusat

saja, melainkan sudah menyebar hingga sampai daerah. Setelah adanya desentralisasi

atau otonomi daerah di Indonesia, ternyata tidak menjadi suatu kemajuan bagi

1 Agus Dwiyanto, Reformasi Birokrasi di Publik Indonesia, (Yogyakarta: Pusat Studi

Kebijakan dan Kependudukan UGM, 2002), hal, 228.

Page 17: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

2

pemerintah terutama kaitannya dengan kepentingan masyarakat, bahkan nyaris

menjadi bumerang lantaran tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Tanggapan yang kurang baik bagi masyarakat terhadap birokrasi karena

dianggap kurang memberi pelayanan yang baik terhadap masyarakat. Seperti

maraknya praktik yang ada di lapangan, jika tidak ada uang biasanya akan mengalami

kesulitan. Birokrasi Indonesia tidak mampu menyesuaikan diri terhadap

perkembangan masyarakat yang semakin hari ingin semuanya serba cepat.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan dunia internet

menuntut semua kegiatan melalui online.

Reformasi birokrasi harus terus dikampanyekan, masyarakat menanti

perubahan, maysarakat memiliki cita-cita terhadap terciptanya netralitas pada

aparatur sipil Negara, transparan, akuntabel dan bersih dari suap-menyuap aparatur

sipil Negara. Selain itu pada kondisi saat ini dirasakan perlu pergantian

penyelenggara pemerintahan baik pusat maupun daerah. Hal ini untuk menciptakan

reformasi yang baik dan tidak menjadi sia-sia bagi terciptanya reformasi birokrasi.

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No 81 Tahun 2010, yang berisi

kurang lebih untuk dipercepat menuju pencapaian tata kelola pemerintahan yang

berartabat, dianggap penting dalam terwujudnya reformasi birokrasi di seluruh

instansi pemerintahan.2 Dari peraturan tersebut dikatakan, bahwasannya dari setiap

instansi pemerintah haruslah melakukan Reformasi Birokrasi. Maka dari itu Badan

2Peraturan Presiden Republik Indonesia No 81 Tahun 2010, diakses melalui

httpwww.kemenkumham.go.idattachmentsarticle175perpres81_2010.pdf, pada 29 Januari

2019, pukul 10:21 WIB.

Page 18: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

3

Kepegawaian Negara melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi harus sesegera melakukan proses reformasi birokrasi.

Pemerintah Indonesia memiliki tujuan dan target dalam mewujudkan

reformasi birokrasi di Indonesia, ada bebarapa tahapan yang harus dilakukan. Dengan

jangka waktu tiap lima tahun. Dari tiap lima tahun inilah memiliki tujuan dan target

yang berbeda dan harus ada peningkatan dari perlima tahun tersebut. Tahapan ini

yakni, sebagai berikut:3

1. Sasaran Lima Tahun Pertama (2010-2014)

Tahapan lima tahun yang pertama, pemerintah lebih memfokuskan terhadap

perwujudan birkorasi yang bebas dari KKN. Kualitas pelayanan publik semakin

maju, seperti adanya kinerja akuntabilitas birokrasi.

2. Sasaran Lima Tahun Kedua (2015-2019)

Pada tahapan yang kedua ini, pemerintah memperbaiki dari apa yang sudah

dilakukan pada tahapan pertama. Tahapan kedua ini lebih mengevaluasi atas apa yang

sudah dilakukan pada lima tahun pertama, lalu dilima tahun kedua lebih ditingkatkan

dan diperbaiki.

3. Sasaran Lima Tahun Ketiga (2020-2024)

Pada tahapan yang ketiga pemerintah lebih meningkatkan terhadap kapasitas

birokrasi untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) sebagai

lanjutan dari tahapan yang kedua.

3Peraturan Presiden Republik Indonesia No 81 Tahun 2010, diakses melalui

httpwww.kemenkumham.go.idattachmentsarticle175perpres81_2010.pdf, pada 29 Januari

2019, pukul 11:45 WIB.

Page 19: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

4

Indonesia pada saat ini sedang dalam fase tahapan yang kedua, yakni dalam

tahapan dimana Indonesia sedang memperbaiki yang sudah ada pada tahapan pertama

untuk memperkuat tujuan dari reformasi itu sendiri. Dengan adanya kebijakan baru

dalam penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS), sekarang ada metode baru

yaitu computer assisted test (CAT) ini khususnya di Badan Kepegawaian Negara

(BKN) pada saat penerimaan CPNS tahun 2018. CAT adalah sebuah sistem baru

yang digunakan dengan teknologi berupa perangkat komputer untuk membantu

proses seleksi pegawai CPNS. Hadirnya kebijakan sistem CAT ini sudah melaui

proses yang panjang mulai dari tahun 2004 dengan melewati beberapa penelitian,

kajian, studi literatur dan studi banding da dalam negeri maupun luar negeri.4

Sistem CAT dibuat oleh BKN. Pada tahun 2016 sistem CAT BKN telah

diresmikan melalui pengesahan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Hadirnya sistem CAT ini untuk memudahkan para peserta tes CPNS dalam

mengerjakan soal-soal yang diberikan. Karena hanya dengan mengklik mouse

kemudian para peserta bisa memilih jawaban pada layar monitor.

Dalam Peraturan Kepala BKN (PERKA) BKN Nomor 8 Tahun 2018 yang

isinya membahas aturan penyelenggaraan pada saat seleksi dengan metode kebijakan

CAT di BKN, pada ketentuan umum bahwasannya untuk melakasanakan seleksi

CPNS, kemudian penerimaan sekolah kedinasan, seleksi pada pengembangan karir,

4Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen ASN, Seleksi Pegawai Berbasis Sistem

Computer Assisted Test, Badan Kepegawaian Negara 2017, hal, 23.

Page 20: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

5

dan seleksi-seleksi selain aparatur sipil negara (ASN) haruslah transparan, objektif,

akuntabel dan bebas dari KKN, perlu menggunakan sistem CAT.5

Awal dibuatnya sistem CAT ini untuk digunakan pada saat seleksi CPNS,

khususnya dalam tes kompetensi dasar (TKD) atau saat ini disebut dengan seleksi

kompetensi dasar (SKD). Oleh sebab itu sistem CAT BKN saat itu sempat dikenal

dengan sistem seleksi yang dibantu dengan alat komputer untuk mendapatkan nilai

yang memenuhi kriteria standar minimal kompetensi dasar maupun kompetensi

kepegawaian.6 Saat ini seiring dengan dinamika dan tuntutan kebutuhan strategi

organisasi pemerintahan dalam upaya mendukung reformasi birokrasi dan penciptaan

good governance, terkhusus dalam menciptakan reformasi kepegawaian (civil service

reform), oleh sebab itu sistem CAT ini digunakan pula dalam seleksi pegawai atau

jabatan dalam lingkup yang lebih luas.

Dari hadirnya sistem CAT ini diharapkan tidak hanya meningkatkan instansi

pemerintahan saja, akan tetapi nantinya peran dari CAT ini sendiri akan memberikan

output yang bagus, terhadap peserta CPNS di BKN. Demi terciptanya reformasi

birokrasi yang mempuni, penulis melihat bahwasannya hadirnya sistem CAT di sini

menjadi satu solusi terhadap keberlangsungan cita-cita pemerintah, yang ingin

mempunyai aparatur sipil Negara yang bersih dari suap-menyuap terhadap

keberlangsungan Reformasi Birokrasi.

5Peraturan Kepala BKN (PERKA) BKN nomor 8 tahun 2018, Prosedur

Penyelenggaraan Seleksi dengan Metode computer assisted test Badan Kepegawaian

Negara, pada 10 Januari 2019, pukul 08:13 WIB. 6 Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen ASN, Seleksi Pegawai Berbasis Sistem

Computer Assisted Test, Badan Kepegawaian Negara 2017, hal, 24.

Page 21: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

6

Kemudian untuk mengetahui dari pelaksanaan tes peserta TKD di berbagai

instansi. Berikut di bawah ini diagram I.A.1. peserta tes kompetensi dasar (TKD)

dengan sistem CAT tahun 2013.7

Diagram I.A1. Peserta TKD

Sumber: Buku CAT BKN untuk Indonesia, Badan Kepegawaian Negara

Dari gambar di atas bahwasannya pada tahun 2013 peserta tes kompetensi

dasar (TKD) dalam sistem CAT terjadi perbandingan yang sangat signifikan antara

kementerian/lembaga berjumlah 159.026 peserta 60%, pemerintah kabupaten/kota

berjumlah 25.361 peserta 10%, dan pemerintah provinsi berjumlah 78.901 peserta

30%.

Dalam peraturan Kementerian Pembedayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 24 Tahun 2013 yang ininya menambahklan kebijakan alokasi

formasi dan pengadaan CPNS tahun 2013, dalam pembagian tugas terhadap

7 Buku CAT BKN untuk Indonesia, Badan Kepegawaian Negara, hal, 62.

Diakses melaluihttp://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2014/05/zppd_Buku_CAT-

BKN.pdf, pada 10 Januari 2019, pukul 10:00 WIB.

10%

30% 60%

PESERTA TKD

PemerintahKabupaten/Kota

Pemerintah Provinsi

Kementerian/Lembaga

Page 22: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

7

pelaksanaan pengadaan CPNS, bahwasannya tugas Badan Kepegawaian Negara

membuat SOP untuk penggunaan sistem terhadap pengawasan CAT, kemudian

menyiapkan perangkat CAT yang nantinya digunakan pada saat tes kompetensi dasar,

dan memberi laporan hasil pelaksanaan pengadaan CPNS. Laporan tersebut

dilaporkan ke tim pengarah CPNS.8

Untuk mengetahui lebih jelas pada pelaksanaan tes diberbagai instansi.

Berikut tujuh puluh tiga instansi pemerintah yang terbagi pada tiga pelaksaan. Pada

tabel I.A.1. di bawah terdapat tujuh puluh tiga instansi yang melaksanakan tes

CPNS.9

Tabel I.A.1 Pelaksanaan Tes di Tiga Instansi

Sumber: Buku CAT BKN, untuk Indonesia, Badan Kepegawaian Negara.

Tujuh puluh tiga instansi pemerintah terbagi pada tiga pelaksanaan, dengan

memakai CAT yang ditersedia BKN ataupun yang disiapkan sendiri oleh instansi

8 Peraturan Kementerian PAN dan RB Nomor 24 tahun 2013 tentang kebijakan

tambahan alokasi formasi dan pengadaan calon pegawai negeri sipil tahun 2013,

diakses melalui https://jdih.menpan.go.id/data_puu/24%20TH%202013.pdf, pada 10

Januari 2019, pukul 13:24 WIB. 9 Buku CAT BKN untuk Indonesia, Badan Kepegawaian Negara, hal, 59.

Diakses melaluihttp://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2014/05/zppd_Buku_CAT-

BKN.pdf, pada 12 Januari 2019, pukul 13:47 WIB.

NO INSTANSI JUMLAH JUMLAH LOKASI

1 Kementerian/Lembaga 50 170

2 Pemerintah Provinsi 8 15

3 Pemerintah

Kabupaten/Kota

15 15

Jumlah 73 200

Page 23: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

8

masing-masing yang semua tersebar di lokasi tes yang sudah digambarkan pada tabel

di atas.

Tujuan dari penerapan sistem CAT agar mempermudah terhadap

pengkoreksian laporan hasil ujian, menciptakan hasil-hasil ujian secara universal dan

kemudian baru ditetapkan standar nilai. Keuntungan sistem seleksi dengan komputer

ialah untuk mempermudah para peserta ketika melakukan pendaftaran melalui online,

karena lebih mudah dan cepat juga terhadap penerapannya. Peserta tes kemudian

dapat mengetahui langsung nilai diperoleh pada saat tes selesai.10

Di dalam komputer

sudah tersedia materi soal kompetensi dasar, seperti tes pengetahuan umum (TPU),

intelegensia umum (TIU) dan karakteristik pribadi (TKP). Dengan demikian proses

penilaian bersifat objektif, akuntabel serta transparan, kemudian para peserta bisa

mengetahui pencapaian nilai yang didapat.

Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti mengambil judul penelitian

“Kebijakan Computer Assisted Test (CAT), terhadap Penerimaan Calon Pegawai

Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia dalam Perspektif

Good Governance”. Tema ini menarik untuk dijadikan sebuah penelitian karena

memotret adanya peran dari kebijakan sistem CAT yang peneliti asumsikan sebagai

salah satu upaya untuk menuju reformasi birokrasi.

10

Buku CAT BKN untuk Indonesia, Badan Kepegawaian Negara, hal, 25.

diakses melaluihttp://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2014/05/zppd_Buku_CAT-

BKN.pdf, pada 12 Januari 2019, pukul 14:37 WIB.

Page 24: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

9

B. Pertanyaan Masalah

Sesuai dengan penjabaran dari pernyataan masalah pada bagian awal, maka

peneliti menyusun pertanyaan yang berkesinambungan untuk merumuskan pokok-

pokok persoalan dalam menyelesaikan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi kebijakan CAT dalam penerimaan CPNS di BKN ?

2. Bagaimana CAT dapat berkontribusi bagi perkembangan perbaikan sistem

penerimaan yang mendukung good governance ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

C.1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui implemetasi kebijakan CAT terhadap pelaksana

penerimaan CPNS.

b. Untuk mengetahui efektivitas sistem CAT dalam penerimaan CPNS di

BKN.

C.2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat dalam memperkaya kajian dalam

ilmu pengetahuan sosial, khususnya dalam menciptakan pemerintahan yang baik

(Good Governance) yang nantinya melandasi pemerintah dalam memperbaiki

birokrasi. Selain itu, penelitian ini kemudian bermanfaat untuk memperluas kajian

terhadap reformasi birokrasi.

Page 25: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

10

b. Manfaat Praktis

1. Agar masyarakat mengetahui dan memiliki wawasan mengenai sistem CAT

terhadap penerimaan CPNS.

2. Agar masyarakat sadar akan peran sistem CAT ketika penerimaan dan bagaimana

sistem CAT ini bekerja dan berjalan.

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian, di sini penulis akan melakukan peninjauan

terhadap literatur penelitian sebelum-sebelumnya, supaya memberikan deksripsi atau

memberikan gambaran secara luas serta perbandingan dalam penelitian, yang

diantaranya yakni :

Pertama, penelitian I Ketut Buana dan Made Gede Wirakusuma.11

Penelitian

ini berjudul Pengaruh Penggunaan Sistem Computer Assisted Test pada Efisiensi Biaya dan

Akuntabilitas Publikasian Hasil, studi pada tes seleksi CPNS di Kabupaten Jembrana dan

Karangasem tahun 2014. Penelitian ini menggambarkan bahwasannya banyak terdapat

titik rawan dalam seleksi CPNS. Rekrutmen CPNS yang sudah dikenal dengan

banyaknya hal yang tidak baik, seperti kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) yang

sangat sulit untuk dihilangkan. Pada dasarnya segala bentuk seleksi-seleksi CPNS

dengan menggunakan lembar jawab kerja (LJK) dinilai masih belum efektif dan

11

I Ketut Buana dan Made Gede Wirakusuma, “Pengaruh Penggunaan Sistem

Computer Assisted Test pada Efisiensi Biaya dan Akuntabilitas Publikasian Hasil, (Studi

pada Tes Seleksi Penerimaan CPNS di Kabupaten Jembrana dan Karangasem Tahun 2014)”,

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, (2015), hal, 798, Jurnal (online) diakses

melalui https://media.neliti.com/media/publications/44787-ID-pengaruh-penggunaan-sistem-

computer-assisted-test-pada-efisiensi-biaya-dan-akunt.pdf, pada 20 Januari 2019, pukul 5:46

WIB.

Page 26: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

11

efisien. Mulai dari biaya yang sangat besar, hingga sampai waktu yang sangat lama

untuk mengerjakan termasuk untuk melihat hasil nilai yang diperoleh. Jarak yang

sangat lama terhadap hasil yang diperoleh selama pelaksanaan dicurigai akan

menimbulkan terjadinya manipulasi atau kecurangan secara fisik. Karena pada saat

selesai tes, hasil jawaban akan diperiksa dan memerlukan waktu yang cukup lama

untuk peserta mengetahui hasil tesnya.

Studi dari I Ketut Buana dan Made Gede Wirakusuma menjelaskan

bahwasannya pada saat tes untuk mengikuti CPNS, masih kental dengan praktik-

praktik yang tidak terpuji. Seperti adanya kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).

Maka dari itu hadirnya sistem computer assisted test (CAT) ini ingin meredam atau

mencoba untuk menghilangkan dari adanya praktik-praktik yang buruk. Penelitian I

Ketut dan Made Gede Wirakusuma menggunakan motode kuantitatif. Penelitian ini

memiliki kesamaan dengan penulis yang mencoba mengamati dari segi

implementasinya terhadap kebijakan computer assisted test (CAT) ini. Selain itu,

diharapkan dari adanya kebijakan CAT ini menjadi salah satu upaya dalam

membenahi reformasi birokrasi di Indonesia, dan menyaring aparatur Negara yang

jujur dan memiliki kompetensi yang bagus.

Kedua, Penelitian Reza Yasin.12

Penelitian ini membahas mengenai

kebijakan pemerintah terhadap computer assisted test (CAT) di kantor regional XII

Badan Kepegawaian Negara Pekanbaru. Sistem CAT ini telah sukses dalam

12

Reza Yasin, “Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam Rekrutmen dengan

Sistem Computer Assisted Test”, Jurnal Ilmu Administrasi Negara, (Volume 13, No. 2,

Januari 2015), hal, 149, Jurnal (online), pada 21 Januari 2019, pukul 20:11 WIB.

Page 27: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

12

penerapannya, karena sudah berjalan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2014 mengenai adanya

alokasi tambahan pada formasi pengadaan CPNS 2014, serta berdasarkan pada

peraturan kepala BKN Nomor 29 Tahun 2014 tentang SOP kegiatan TKD dengan

CAT terhadap CPNS 2014. Dengan hadirnya sistem CAT, pada proses tes atau

seleksi CPNS hal ini diharapkan menjadi lebih objektif, kemudian juga efisiensi

waktu, cepat dan transparan.

Reformasi birokrasi merupakan upaya strategis untuk membentuk aparatur

Negara yang lebih berdaya guna dan mengedepankan kepentingan umum terhadap

kemajuan atas pembangunan nasional. Termasuk dari hadirnya kebijakan sistem CAT

yang hal ini salah satu usaha untuk meningkatkan aparatur sipil Negara dalam

menjaring tenaga ahli yang berkompeten. Sistem kebijakan CAT juga akan

menghindarkan dari adanya praktik perjokian dan peserta pun langsung bisa

mengetahui hasil yang sudah diperoleh saat itu juga. Penulis mencoba untuk

menyamakan persepsi terhadap apa yang ingin dipaparkan dalam penelitian tersebut.

Oleh sebab itu, penulis mengambil poin inti, bahwasannya birokrasi pun harus

memiliki tenaga ahli yang berjiwa pekerja keras dan jujur, supaya hal serupa tidak

terjadi lagi dari beberapa tahun ke belakang bagi birokrasi di Indonesia.

Ketiga, Penelitian Suci Lestari.13

Penelitian Suci Lestari menjelaskan bahwa

sebelum adanya kebijakan sistem computer assisted test (CAT), pada saat proses

13

Suci Lestari, “Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses

Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara

Page 28: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

13

seleksi CPNS, masih menggunakan berupa lembar jawaban komputer (LJK). Inilah

yang menjadi masalah dan termasuk memiliki kelemahan. Penggunaan LJK ini

sangatlah lama ketika menggunakannya atau membulatkan jawaban. Kemudian dari

LJK ini, penilaian pun terbilang sangat tertutup, oleh sebab itu, akan menimbulkan

penilaian yang tidak objektif dan rawan kecurangan. Hasil dari penilaian pun

terbilang sangat lama, ini dapat menimbulkan kecurigaan dan menimbulkan

kecurangan. Tidak hanya itu, dengan menggunakan LJK juga akan menimbulkan

banyaknya sampah atau tidak ramah lingkungan terhadap lembar jawaban yang

nantinya sudah tidak terpakai.

Dengan demikian, dari banyaknya kelemahan yang dimiliki oleh lembar

jawaban komputer (LJK), maka dari itu Badan Kepegawaian Negara (BKN)

memeperkenalkan suatu kebijakan ataun sistem seleksi dengan menggunakan metode

seleksi CPNS yang baru. Sifat dari metode ini nantinya sangat obyektif, transparan

dan bebas dari kolusi, korupsi, nepotisme. Sistem atau metode ini dikenal sebagai

computer assisted test (CAT). CAT merupakan metode baru dalam membantu seleksi

CPNS dengan menggunakan computer. Kelebihan yang dimiliki yakni, hasil akan

transparan dan pastinya akan terhindar dari praktik-praktik sogok menyogok dan lain

sebagainya.

Tahun 2013”, Skripsi, (Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2014), hal, 21, diakses

melalui http://repository.fisip-untirta.ac.id/639/1/PDF%20.pdf, pada 21 Januari 2019, pukul

21:00 WIB.

Page 29: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

14

Keempat, Penelitian Febrina Wulandari.14

Penelitian ini membahas

mengenai dari sebagian masyarakat Indonesia tanpa disadari banyak yang

menginginkan profesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Membeludaknya

masyarakat Indonesia yang ingin mengikuti tes pada seleksi CPNS, dilansir oleh

media elektronik, bahwasannya di provinsi Jawa Timur pada tahun 2013

membeludak. Sekiranya 585 kuota disegala bidang, sehingga yang mendaftar

mencapai 58.000 orang. Oleh sebab itu dengan banyaknya peserta yang mendaftar,

mengakibatan dari masyarakat ini menghalalkan segala cara dengan melakukan

berbagai praktik yang tidak baik. Seperti kasus di daerah Kabupaten Blitar,

setidaknya terdapat seratus nama calon pegawai negeri sipil yang sudah menyetorkan

uang ke sejumlah oknum pejabat dan oknum anggota legislatif Kabupaten Blitar

supaya diterima sebagai PNS. Uang yang disetor bervariasi, mulai dari kisaran 100

juta hingga sampai 150 juta. Hal ini disebabkan dengan sistem manual yang

diselenggarakan ketika itu. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif.

Dengan demikian, penulis mencoba melihat bahwa setelah berbagai macam

kasus yang terjadi, ada salah satu solusi atau sistem kebijakan yang mampu merubah

itu semua dari berbagai macam kecurangan. CAT merupakan terobosan baru terhadap

tes seleksi CPNS. Tidak hanya untuk menguji masyarakat umum, termasuk sebagai

alat untuk menguji tes kemampuan pegawai negeri. Dalam sistem CAT ini terdapat

14

Febrina Wulandari, “Implementasi Metode Computer Assisted Test (CAT) dalam

Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil di Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara

Surabaya”, Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, (Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya, 2014), hal, 21 Januari 2019, pada pukul 11:19 WIB.

Page 30: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

15

TKD yang di dalamnya terdapat tes pengetahuan umum, tes bakat dan tes

kematangan. Sistem ini diharapkan mampu menyaring aparatur sipil Negara nantinya

dalam merubah stigma negatif terhadap pegawai atau pejabat-pejabat di Indonesia.

Cita-cita reformasi birokrasi suatu pencapaian yang sangat ditunggu bagi semua

masyarakat Indonesia, maka dari itu hadirnya kebijakan CAT diharapkan mampu

menjawab itu semua.

Kelima, Penelitian Putri Cipta Sasmi.15

Dalam penelitian Putri Cipta Sasmi,

bahwasannya ia menjelaskan mengenai sistem computer assisted test (CAT) terhadap

rekrutmen CPNS. Metode CAT ini dengan menggunakan perangkat lunak software

dengan dibantu perangkat komputer yang dipakai dalam meraih hasil nilai standar

pada kompetensi dasar bagi para pelamar CPNS. Kemudian untuk mengetahui TKD

tersebut, para pelamar atau peserta CPNS akan melakukan TKD dengan

menggunakan sistem CAT. Sistem CAT memiliki banyak sekali kelebihan, salah

satunya ialah mengurangi akan kecurangan, karena dengan sistem CAT ini peserta

bisa langsnung mengetahui hasil yang ia peroleh pada saat tes. Tidak hanya itu, hal

ini juga sangat mempercepat tes, praktis, efisien waktu dan mengehmat biaya.

Penulis melihat dan menjadikan hal ini sebagai acuan, kemudian bagaimana

proses pada implementasi kebijakan dari sistem CAT ini. Penulis berkesimpulan

bahwasannya tujuan dari adanya penerapan sistem CAT ini untuk mempermudah

15Putri Cipta Sasmi, “Analisis Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri

Sipil (CPNS) Menggunakan Sistem Computer Assisted Test (CAT) Tahun 2014 di

Kota Metro”, Skripsi, (Lampung: Universitas Lampung, 2018), hal, 5, diakses melalui

http://digilib.unila.ac.id/31975/8/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf,

pada 22 Januari 2019, pukul 12:27 WIB.

Page 31: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

16

proses pemerikasaan hasil laporan ujian, menciptakan standarisasi pada hasil ujian,

dan kemudian menetapkan standar nilai secara nasional. Rekrutmen dengan

menggunakan CAT ini juga mempercepat dalam proses pendaftaran, karena semua

berhubungan langsung dengan internet. Yang palin utama ialah, penilaian yang

didapat secara obyektif, akuntabel dan transparan. Kemudian para peserta dengan

mudah mengakses hasil yang sudah diperoleh.

E. Metodologi Penelitian

E.1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian skripsi ini ialah metode kualitatif. Metode kualitatif

merupakan bagian dari pada metode yang dimaksud secara universal dapat dipahami

dari apapun kejadian yang terdapat di dunia dan dalam pikiran manusia.16

Pada

hakikatnya penelitian kualitatif merupakan pengamatan atas individu-individu dengan

melakukan dialog atau berinteraksi secara langsung, kemudian mengetahui bahasa

dan pandangan mereka yang nantinya berkaitan dengan lingkungan sekitarnya.

Penelitian kualitatif juga memiliki ciri-ciri yaitu pandangan yang subjektif, yang

nantinya akan dipakai sebagai pemahaman dalam memahami suatu permasalahan

yang diteliti.17

Data yang digunakan skripsi ini sumbernya dari buku-buku yang terkait,

seperti dokumen elektronik, jurnal dan sumber pustaka terkait. Tujuannya untuk lebih

16

S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2003),

hal, 5. 17

Boy S. Sabarguna, Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif, (Jakarta: UI-Press,

2008), hal, 5.

Page 32: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

17

mudah untuk dimenegerti terhadap segala macam konteks yang terkandung di

dalamnya.18

E.2. Sumber dan Jenis Data

a. Data Primer

Data primer didapat langsung dari sumbernya seperti tanya jawab dan

wawancara dengan pihak-pihak terkait dengan masalah-masalah terhadap penelitian

yang sesuai keinginan penulis dan kemudian dikaitkan dengan kriteria topik

pembahasan penelitian.19

b. Data Sekunder

Data sekunder skripsi ini mengambil sumber pada buku-buku, jurnal dan dari

dokumen elektronik yang berkaitan terhadap pembahasan skripsi.

E.3. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Data dikumpulkan dalam studi dokumentasi, tidak secara langsung ditujukan

terhadap subjek penelitian. Berbagai macam artikel atau yang didapat kiranya diteliti,

tidak hanya artikel atau dokumen resmi. Kemudian dokumen nantinya dibedakan

menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Dokumen primer ialah teknik pengambilan

data langsung terhadap pihak yang bersangkutan dengan berupa wawancara langsung

dengan informan utama.Sedangkan dokumen sekunder, merupakan teknik

18

Lisa Harrison, Metodologi Penelitian Politik, (Jakarta: Kencana, 2007), hal, 125. 19

Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana,

2006), hal, 12.

Page 33: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

18

pengambilan data berupa kumpulan artikel, jurnal yang berkaitan dengan kajian

penelitian.20

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pada pengumpulan data yang digunakan

dengan bertatap muka dengan narasumber. Wawancara merupakan instrumen yang

baik dalam menghidupkan topik riset yang diteliti, mencari permasalahan-

permasalahan yang berkaitan pada skripsi penulis.21

E.4. Teknik Analisis Data

Skripsi ini menggunkan metode analisis deksriptif nantinya memiliki tujuan

memberi sebuah deskripsi mengenai kelompok orang tertentu terhadap suatu gejala.

Penelitian deskritif atau biasa juga disebut dengan penelitian taksonomik adalah

penelitian yang bertujuan untuk menggali dan menjelaskan atas suatu kejadian sosial,

dengan demikian dalam pendeskripsian sejumlah data yang bersinggungan terhadap

masalah unit kegiatan yang diteliti.22

F. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini, penulis sudah menggambarkan lima bab dengan

sistematis. Yakni sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Menguraikan pernyataan dan pertanyaan dari

masalah yang menjadi fokus pada penelitian, kemudian tujuan penelitian, kemudian

20

Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, hal, 70. 21

Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial,hal, 104. 22

Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), hal, 14.

Page 34: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

19

manfaat penelitian, kemudian tinjauan pustaka dan kerangka teoretis terkait reformasi

birokrasi, studi atas implementasi kebijakan CAT dalam penerimaan CPNS di BKN,

dilanjutkan dengan pembahasan metode penelitian yang dipakai serta sistematika

penulisan untuk menggambarkan bab-bab penelitian.

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. Teori yang mendalam yang

dijadikan acuan dalam menganalisis masalah yang penulis jadikan sebuah objek

penelitian. Teori yang dipakai penulis adalah teori good governance dan teori

kebijakan publik.

BAB III PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DAN

COMPUTER ASSISTED TEST. Penulis membahas tentang profil dan latar

belakang dari berdirinya BKN.

BAB IV KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT)

TERHADAP PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN

KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK Indonesia DALAM PERSPEKTIF

GOOD GOVERNANCE. Isi inti dari skripsi ini mengenai dinamika kebijakan CAT

dalam penerimaan CPNS dengan menggunakan teori good governance dan teori

kebijakan publik.

BAB V PENUTUP. Pemaparan kembali hasil temuan dalam bab IV sebagai

kesimpulan skripsi ini.

Page 35: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

20

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

Kerangka teori menjelaskan mengenai teori yang akan dijadikan acuan dalam

melihat masalah-masalah kebijakan politik yang akan dibahas pada skripsi ini.

A. TEORI

A.1. GOOD GOVERNANCE

Pada dasarnya banyak kajian-kajian ilmiah yang membahas mengenai Good

Governance. Good governance mulai ramai dibicarakan pada kisaran 1980-an

terutama dalam diskursus yang bertajuk mengenai pembangunan. Governance adalah

redefinisi dari adanya desain dari konsep administrasi publik.23

Perlu diketahui

bahwasannya pengertian dari Good Governance itu sendiri banyak sekali para stake

holder yang mencoba mengartikannya. Oleh sebab itu, dari beberapa pengertian

tersebut sangat beragam dan berbeda-beda pula, karena tergantung dari perspektif dan

kepentingan dari masing-masing stake holder. Pada intinya bahwa Good Governance

yang diartikan oleh para stake holder adalah suatu mekanisme atau sebuah proses

dimana pemerintahan menuju ke arah yang lebih baik untuk mengelola pemerintahan

dan lembaga di dalam maupun di luar pemerintahan termasuk masyarakat.24

Menuju pemerintahan yang baik adalah sebuah cita-cita bangsa Indonesia.

Maka untuk mewujudkan itu semua dibutuhkan sebuah perubahan yang mampu

23

Randi R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, Manajemen

Pemberdayaan, (Jakarta: Elekmedia Komputindo, 2007), hal, 125. 24

Abdul Rahman Nur, Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestur: Konsepsi Negara

Welfare State dalam Menata Kota Palopo, (T.Tp: Guepedia, 2018), hal, 23.

Page 36: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

21

merubah hal yang buruk dan mampu menghentikan praktik-praktik yang tidak baik.

Oleh karena itu, untuk mencapainya pemerintah harus membuat perubahan mulai dari

kebijakan publik, yang nantinya akan dapat menentukan aturan-aturan dan sistem

untuk dijalani oleh masyarakat dan aparatur sipil negara.

1. Definisi Good Governance

Good governance biasa terdengar dengan sebutan pemerintahan yang baik.

Definisi good governance menurut World Bank adalah adanya suatu sistem yang

efisien pada pelayanan publik, di dalamnya terdapat sistem peradilan yang mampu

dipercaya. Tidak hanya itu di dalamnya juga terdapat tata kelola administrasi yang

kemudian memiliki tanggung jawab kepada masyarakat. Hal inilah yang menjadi

amat penting untuk terciptanya pembangunan yang merata. Ini termasuk pada tujuan

dari sistem kebijakan ekonomi yang baik. Kemudian juga untuk mencegah adanya

tindakan korupsi secara politik dalam aktivitas usaha.25

Dimana adanya suatu sistem

yang efisien pada pelayanan publik, di dalamnya terdapat sistem peradilan yang

mampu dipercaya. Tidak hanya itu di dalamnya juga terdapat tata kelola administrasi

yang kemudian memiliki tanggung jawab kepada masyarakat. Hal inilah yang

menjadi amat penting untyk terciptanya pembangunan yang merata. Ini termasuk

pada tujuan dari sistem kebijakan ekonomi yang baik.26

25

Mardiasmo, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi

Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance, (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada,

2003), hal, 18. 26

Abdul Rahman Nur, Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestur: Konsepsi Negara

Welfare State dalam Menata Kota Palopo, hal, 24

Page 37: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

22

Berdasarkan dari penelitian Lembaga Administrasi Negara Tahun 2000,

mengenai pengertian Good Governance terbagi dalam dua pengertian, antara lain :27

1. Adanya sebuah nilai positif untuk menjunjung tinggi atas keinginan dari

masyarakat, dan nilai yang nantinya dapat membentuk kepribadian rakyat terhadap

suatu capaian dari tujuan meliputi nasional, kemandirian, pembangunan yang

berkelanjutan dan keadilan sosial.

2. Adanya aspek fungsional bersumber pada pemerintah yang efektif lagi

efisien, dalam melaksanaan tugasnya harus mencapai cita-cita dari tujuan tersebut.

Membentuk Good Governance ialah, sebuah cara dalam mengubah dari cara

kerja Negara terhadap kinerja pemerintah yang accountable, dan membentuk para

aktor masyarakat untuk ikut serta dalam menciptakan sistem yang baik bagi

masyarakat. Maka dari itu dari aspek ini, tidak ada solusi dalam pembangunan yang

nantinya dapat mewujudkan hasil cukup baik, hanya saja dengan cara merubah dari

sifat dan cara kerja lembaga Negara dan pemerintah pusat maupun daerah.28

Istilah good governance sudah banyak yang memaknai dan menjadi salah satu

perdebatan dalam dunia akademik dan politik kontemporer. Akan tetapi dilain sisi

good governance diartikan sebagai sebuah kinerja pada lembaga pemerintahan,

perusahaan atau organisasi kemasyarakatan. Hal ini merujuk pada arti asli yang

27

Abdul Rahman Nur, Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestur: Konsepsi Negara

Welfare State dalam Menata Kota Palopo, hal, 27. 28

Abdul Rahman Nur, Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestur: Konsepsi Negara

Welfare State dalam Menata Kota Palopo, hal, 27.

Page 38: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

23

dimiliki oleh good governance itu, yakni governing. Governing diartikan sebagai

suatu yang mengarahkan atau mengendalikan untuk mempengaruhi suatu masalah

publik dalam suatu Negara.29

Dari pengertian di atas peneliti melihat bahwasannya Negara dalam hal ini

sedang gencar-gencarnya menjalankan dari teori yang saat ini sedang peneliti pakai,

yaitu good governance. BKN sebagai salah satu yang menjadi target dari teori

tersebut. Negara dalam hal ini melihat permasalahan yang terjadi di BKN ialah

mengenai CPNS. Dari tahun ke tahun dalam penerimaan CPNS selalu saja ada

masalah yang terjadi, mulai dari kolusi, korupsi dan nepotisme. Tidak hanya itu saja,

dalam hal anggaran pun dianggap seleksi CPNS ini sangat memakan biaya yang

sangat mahal. Dilain sisi, seleksi CPNS ini yang sebelumnya memakai sistem lembar

jawaban komputer dianggap sangat tidak ramah lingkungan, karena diakibatkan

banyaknya kertas-kertas yang nantinya terbuang begitu saja. Kemudian lamanya hasil

yang diperoleh bagi para peserta yang mengikuti tes tersebut.

Untuk mewujudkan good governance tersebut kemudian hadirlah sistem yang

mempermudah itu semua. Sistem ini dikenal sebagai Computer Assisted Test (CAT),

dengan hadirnya sistem CAT ini diharapkan menjadi salah satu solusi untuk

mencapai good governance ini.

2. Karakteristik Good Governance

29

Juanda Nawawi, “Membangun Kepercayaan dalam Mewujudkan Good

Governance”, Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, (Volume, 1, N0. 3, Juni 2012), hal, 19.

Jurnal (online), pada 30 Januari 2019, pukul 09:27 WIB.

Page 39: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

24

Menurut Mardiasmo terdapat tiga karakteristik yang saling berkaitan satu

dengan yang lainnya dalam mewujudkan terciptanya good governance, yakni

transparansi, partisipasi dan akuntabilitas, dan satu elemen untuk mewujudkan good

governance yakni budaya, ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Yakni Sebagai

berikut:30

1. Transparansi

Transparansi adalah saling terbuka baik dari pemerintah dan

masyarakat yang besirnegis dalam memberikan informasi agar masyarakat

pun juga memahami dari kinerja pemerintah. Transparansi juga menuntut

ketepatan waktu dan terbuka dalam memberikan informasi keuangan,

pengelolaan dan laporan pertanggungjawaban. Ada tiga aspek untuk

melihat seberapa jauh transparansi atau keterbukaan, yaitu: adanya suatu

keterbukaan, mudah mendapatkan informasi dan masyarakat juga tahu atas

kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, adanya pengawasan antar lembaga

legislatif dan eksekutif.

Beberapa aspek dalam transparansi ini, seperti:

1. Memberi informasi yang jelas berdasarkan aturan yang berlaku, serta

bertanggungjawab.

2. Mudahnya dalam mengakses informasi.

3. Membuat alur pengaduan.

30

Mardiasmo, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi

Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance, hal, 18.

Page 40: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

25

4. Meningkatkan akan adanya informasi dengan melakukan kerjasama oleh

semua pihak termasuk media massa dan lembaga di luar pemerintah.

2. Partisipasi (Participation)

Adanya proses partisipasi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat

untuk ikut terlibat dalam membuat kebijakan. Kemuidan dibuatlah ruang-

ruang aspirasi masyarakat untuk kemudian didiskusika bersama

pemerintah. Kemudian dalam berpartisipasi masyarakat memiliki

kebebesan dalam menyatakan pendapat di depan umum.

Berikut aspek dalam partisipasi, seperti:

a. Membuka ruang terhadap masyarakat untuk menampung aspirasi secara

terbuka.

b. Masyarakat ikut terlibat terhadap proses pengambilan keputusan.

3. Akuntabilitas

Menurut Mardiasmo akuntabilitas merupakan sebuah tanggung jawab

dari berhasil atau tidaknya dari kegiatan yang sudah dijalankan. Kemudian

dibandingkan dari kegiatan sebelum dan sesudahnya.

Aspek dari akuntabilitas, yakni:

a. Adanya keputusan tertulis dengan aturan yang berlaku.

b. Adanya penetapan kebijakan yang jelas dan berlaku.

4. Ekonomi, Efisiensi, dan Efektivitas

Dari pandangan Mardiasmo dalam melihat value for money ialah

sebuah organisasi yang kemudian mengelola tiga bidang, yaitu: ekonomi,

Page 41: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

26

efisiensi dan efektivitas. Pada dasarnya ekonomi lebih kepada pada sektor

kualitas dan kuantitas tertentu dalam melihat harga. Ekonomi hanya pada

lingkungan perbandingan terhadap input value yang berdasarkan pada

jumlah satuan moneter. Efesiensi lebih pada suatu pencapaian terhadap

output yang maksimum terhadap input tertentu yang kemudian mencapai

pada output tertentu. Efisiensi hanya membandingkan input dan output saja

yang berkaca kinerja yang sudah ditentukan sebelumnya. Efektivitas

berbicara sebatas pencapaian suatu program yang telah ditetapkan. Dengan

kata lain, efektivitas inu merupakan perbandingan antara out come dengan

output.

Berikut aspek value for money, yakni:

a. Membatasi input dan memperbanyak output.

b. Adanya hubungan antara pemasukan dan pengeluaran.

c. Adanya sebuah pencapaian yang berhasil, artinya kegiatan telah

dilakukan dengan benar.

A.2. KEBIJAKAN PUBLIK

Di dalam suatu Negara atau pemerintahan, tentunya memiliki yang namanya

kebijakan. Kebijakan ini di dalamnya berisi aturan-aturan yang tertulis maupun tidak

tertuis untuk nantinya digunakan dalam suatu tata kelola bagi jalannya pemerintahan.

Kebijakan publik penting kiranya dibuat supaya terciptanya keteraturan masyarakat

dalam jalannya suatu pemerintahan baik di pusat maupun di daerah.

1. Pengertian Kebijakan Publik

Page 42: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

27

Pengertian publik berawal dari bahasa Yunani dan juga bahasa Romawi

Kuno. Dari bahasa Yunani publik disebut dengan kata “koinion” yang berarti publik.

Sedangkan kata “res publica” berasal dari bahasa Romawai Kuno yang artinya

publik. Publik merupakan hal terpenting bagi kehidupan berdemokrasi, publik pun

menjadi salah satu kontrol masyarakat terhadap pemerintahan yang berjalan bagi

Negara yang menjalankan sistem demokrasi. Ruang publik adalah salah satu ruang

yang dimiliki oleh masyarakat sipil yang di dalamnya terdapat diskursus-diskursus

untuk memecahkan suatu masalah atau bahkan mengkritik pemerintahan. Ruang

publik juga dapat diatur dan diintervensi oleh pemerintah akan tetapi dengan aturan-

aturan yang ada dan kemudian disepakati bersama untuk kepentingan orang banyak.31

Menurut pandangan Thomas R. Dye pada dasarnya kebijakan publik adalah

sebuah hasil studi yang dilakukan oleh pemerintah. Seperti mengapa pemerintah bisa

mengambil keputusan tersebut, dan kemudian bagaimana penyebab setelah

mengambil keputusan tersebut. Thomas juga mengatakan bahwasanya pemerintah

berhak untuk bagaimana kebijakan itu dilakukan atau tidak dilakukan.32

2. Unsur-Unsur Kebijakan Publik

Kebijakan publik sebagai suatu sistem yang tidak dimiliki oleh kepentingan

individu maupun hanya mementingkan keinginan kelompok saja. Akan tetapi

kebijakan publik merupakan sekumpulan dari berbagai macam unsur-unsur yang

31

Wayne Parsons, Public Policy Pengantar Teori dan praktik Analisis Kebijakan,

(Jakarta: Kencana, 2001), hal, 3. 32

Wayne Parsons, Public Policy Pengantar Teori dan praktik Analisis Kebijakan,

hal, 3.

Page 43: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

28

dapat melahirkan suatu kebijakan. Dalam proses pembuatan kebijakan, terdapat

setidaknya dua hal yang penting, yakni dengan melihat dahulu masalah yang ada,

adanya cara untuk mengatasai masalah dari kebijakan tersebut, melihat implementasi

dari kebijakan dan setelah barulah mengevaluasi dari kebijakan yang sudah

dilakukan. Ada beberapa unsur-unsur kebijakan pubik menurut Said Zainal Abidin

yakni:33

a. Tujuan Kebijakan

Perlu kita sadari bahwa pada dasarnya kebijakan publik ketika dibuat

pastilah memiliki sebab dan tujuan yang jelas bagi kepentingan publik.

Tujuan dari pembuatan kebijakan harus jelas dan baik untuk mencapai tujuan

yang diharpkan. Ketika suatu kebijakan dibentuk tidak memiliki tujuan yang

jelas, maka tidak perlu hal tersebut dijadikan suatu kebijakan publik yang

harus dijalankan masyarakat. Pembuatan kebijakan tujuannya untuk kebaikan

bersama. Dalam tujuan kebijakan setidaknya memiliki jangka pendek dan

jangka panjang34

b. Masalah

Masalah adalah suatu unsur yang tidak terlepas dari pembuatan suatu

kebijakan publik. Apabila pemerintah salah dalam menentukan masalah yang

ada dalam masyarakat maka akan terjadi kegagalan dalam membuat suatu

produk kebijakan publik. Oleh sebab itu, perlu kiranya pemerintah

33

Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, (Jakarta: Salemba Humatika, 2012), hal, 25 34

Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, hal, 26

Page 44: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

29

mengetahui latar belakang masalah yang terjadi dalam masyarakat untuk

nantinya dapat membuat kebijakan publik dan dapat memecahkan masalah

yang terjadi di masyarakat.35

c. Tuntutan

Dalam budaya demokrasi, banyak ragam masyarakat yang memiliki

model-model dalam berpartisipasi terhadap keberlangsungan pemerintahan.

Dengan semakin majuanya pola pikir masyarakat membuat masyarakat

semakin kritis terhadap pemerintah. Mulai dari dukungan, tuntutan bahkan

hingga sampai pada tingkat kritikan yang dilayangkan oleh pemerintah.

Tuntutan pada dasarnya ada dua tipe, pertama tidak diikutsertakannya

kelompok masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan yang berdampak

pada kerugian kepentingan orang banyak. Kedua timbulnya tuntutan baru

seiring berjalannya waktu, karena banyak kebutuhan baru dalam masyarakat

yang dianggap penting untuk dikaji kembali.36

d. Dampak

Dampak adalah suatu kejadian setelah sesuatu sudah berjalan atau

suatu hal yang sudah terjadi. Begitu pun dengan kebijakan publik, ketika

suatu kebijakan yang sudah disepakati diterapkan di masyarakat maka setelah

itu akan ada dampaknya berupa dampak positif maupun dampak negatif.

Ketika dampak yang ditimbulkan ini positif maka akan baik pula respon yang

35

Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, hal, 27 36

Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, hal, 28

Page 45: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

30

dirasakan oleh semua kalangan dan akan dipertahankan. Bila dampak ini

buruk atau negatif, maka akan dikaji kembali dan dieveluasi sebagaimana

mestinya.37

e. Sarana atau Alat Kebijakan

Untuk menopang dan mendukung terselenggaranya kebijakan publik,

maka dibutuhkan sarana atau alat kebijakan untuk membantu dan mendukung

dari kebijakan tersebut. Sarana dan alat kebijakan merupakan

pengimplemntasian dari kebijakan publik untuk nantinya tepat sasaran.

Ada beberapa sarana kebijakan pubik yakni: kekuasaan, insentif,

pengembangan kemampuan dan simbolis. Sarana kebijakan kekuasaan

biasanya dilakukan untuk memakai wewenang dengan memakai insentif

kepada para pemangku kepentingan agar ikut terlibat dalam kebijakan

tersebut. Pengembangan kemampuan menjadi hal yang sangat penting, karena

pada dasarnya sumber daya manusia yang nantinya akan merasakan dampak

tersebut.

Sarana simbolis ialah suatu pencapaian yang nantinya diberi

pengharagaan tanda jasa sebagai penghormatan bagi semua kalangan yang

sudah ikut serta dalam mensukseskan berjalannya kebijakan publik.38

37

Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, hal, 29 38

Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, hal, 30

Page 46: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

31

B. KONSEP

B.1. PENERIMAAN PEGAWAI

Penerimaan pegawai atau rekrutmen biasa terdengar dalam perusahaan-

perusahaan, kantor-kantor baik di pemerintahan maupun swasta ketika membutuhkan

dan membuka lowongan pekerjaan. Menurut Dunnette dalam teori penerimaan

pegawai setidaknya terdiri dari berbagai unsur, yakni: process variable, independent

variable, dan dependent variable. Nantinya dari beberpa unsur akan saling berkaitan

terhadap penerimaan pegawai.39

Process variable adalah teknis dalam psikologi yang sering dipakai dalam

mekanisme pada lingkungan hal ini dianggap sebagai suatu yang menentukan dari

berbagai macam hasil dari beberapa metode. Independent variable merupakan suatu

deskripsi umum mengenai adanya praktik rekrutmen. Dependent variable merupakan

sebuah hasil yang telah melewati dari suatu proses rekrutmen.

Independent variable ialah lebih kepada aturan-aturan yang termasuk dalam

bagian dari teori penerimaan pegawai. Kemudian juga di dalamnya terdapat elemen-

elemen yang masih terbagi lagi. Terdapat tiga variabel, yaitu recruiter, recruitmen

source, dan administrative policies and procedures. Recruiter adalah sebuah karakter

dari para pelamar suatu organisasi. Faktor yang dimiliki oleh recruiter antara lain

lebih kepada sikap dan tingkah laku yang dimiliki pelamar. Rekrutmen source

39

Dunnette, M.D. dan Hough, L.M. eds, Handbook of Industrial and Organizational

Psychology: Vol. 2, (Mumbai: Jaico Publishing House, 1998), hal, 401. Diakses melalui

https://www.kompasiana.com/blankstate/%2054f4106e7455137f2b6c8651/teori-dan-proses-

rekrutmen, pada 6 Maret 2019, pukul 09:58 WIB.

Page 47: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

32

biasanya sering dipakai oleh instansi pemerintahan terhadap penyeleksian. Hal ini

akan dipertimbangkan berdasarkan nilai yang didapat pelamar. Kemudian variabel

yang juga ikut mempengaruhi dalam rekrutmen ialah, dependent variable. Dependent

variable merupakan adanya faktor yang mempengaruhi hasil dari rekrutmen. Di

dalamnya terbagi antara prehire dan post hire. Adanya prehire akan mengakibatkan

keterkaitan antara pelamar dengan pekerjaannya.

Kemudian untuk mengetahui formasi dari alur implementasi terhadap

kebijakan CAT ini, di bawah ini terdapat bagan II.B.1 yang menjelaskan alur dari

proses implementasi kebijakan CAT.

Bagan II.B.1. Formasi dari Implementasi Kebijakan CAT

Sumber: Buku BKN untuk Indonesia, Badan Kepegawaian Negara

Reformasi Birokrasi

Implementasi CAT

TKD TKB Administrasi

PNS Profesional

Page 48: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

33

Dari formasi di atas merupakan bagan atau formasi yang harus diikuti bagi

setiap pelamar atau yang ingin mengikuti tes CPNS. Mulai dari reformasi birokrasi

yang paling pertama kemudian melahirkan kebijakan yaitu Implementasi Kebijakan

CAT. Lalu kemudian mengikuti alur yang sudah ada. Dimulai dengan Administrasi,

yaitu menyiapkan segala keperluan data-data diri untuk kemudian diajukan sebagai

seleksi berkas. Setelah lulus seleksi berkas kemudian masuk pada tahapan tes

kompetensi dasar (TKD). Setelah lulus dari TKD masuk pada tahapan seleksi

kompetensi bidang (TKB). Setelah lulus pada TKB barulah pelamar CPNS bisa

menjadi PNS berdasarkan kemampuan bidang yang dimiliki.

Dalam buku panduan seleksi pegawai berbasis sistem computer assisted test

Badan Kepegawaian Negara dijelaskan lebih jelas mengenai rekrutmen pegawai. Ada

berbagai tahapan yang harus dijalankan meliputi:40

1. Perencanaan

Panitia seleksi sebelum melaksanakan kegiatan biasanya terlebih dahulu

melakukan sebuah rencana. Panitia atau lembaga terkait melakukan atau membuat

perencanaan dan kemudian menetapkan perencanaan tersebut. Rencana di dalamnya

terdapat jadwal pelaksanaan.

2. Pengumuman Lowongan

Pengumuman lowongan diinformasikan setelah kegiatan sudah dilaksanakan.

Pengumuman lowongan bersifat terbuka. Meliputi pengumuman nama jabatan,

40

Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen ASN, Seleksi Pegawai Berbasis Sistem

Computer Assisted Test, Badan Kepegawaian Negara 2017, hal, 11.

Page 49: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

34

jumlah jabatan, jenjang pendidikan, dan Instansi Pemerintah yang membuka

lowongan PNS. Panitia seleksi instansi pengadaan PNS memberi pengumuman

lowongan PNS secara terbuka kepada masyarakat.

3. Pelamaran

Masyarakat Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi ASN,

dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Minimal memiliki usia 18 tahun, maksimal 36 tahun. Namun, pada batas usia ini

dapat dikecualikan bagi jabatan tertentu yang ditetapkan oleh Presiden, yakni

paling tinggi 40 tahun.

b. Tidak pernah terkena kasus dengan pidana penjara berdasarkan putusan

pengadilan.

c. Pelamar tidak memiliki pengalaman diberhentikan tidak terhormat sebagai PNS

atau pegawai swasta sebelumnya.

d. Tidak bestatus calon PNS.

e. Tidak menjadi anggota atau pengurus partai poitik.

f. Mempunyai jenjang pendidikan sesuai dengan persyaratan..

g. Terhindar dari penyakit serta sehat jasmani dan rohani.

h. Nantinya bersedia untuk ditempatkan dimana saja.

i. Persyaratan lain sesuai kebutuhan Jabatan yang ditetapkan oleh pejabat pembina

kepegawaian (PPK).

Page 50: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

35

Pelamar harus memenuhi persyaratan di atas, kemudian pelamar berhak

mendapatkan informasi CPNS yang sudah dilamar. Biasanya persyaratan akan seleksi

selama sepuluh hari.

B.2. KERANGKA PENILAIAN

Sistem penilaian dan kriteria kelulusan dalam menggunakan sistem

computer assisted test (CAT).41

1. Sistem Penilaian

Untuk lebih mengetahui tentang aturan main dalam tes kompetensi

dasar (TKD). Berikut komposisi dan penilaian TKD seperti pada tabel di

bawah ini. Tabel II.B.1. Komposisi penilaian terhadap aturan main di dalam

TKD.

Tabel II.B.1. Komposisi Penilaian TKD

Materi Benar Salah Jumlah Soal

Tes Wawasan Kebangsaan 5 0 35

Tes Intelegensi Umum 5 0 30

Tes Karakteristik Pribadi Skala: 1-5 35

Jumlah soal 100

Waktu 90 menit

Sumber: Buku CAT untuk Indonesia, Badan Kepegawain Negara

2. Kriteria Kelulusan

Kriteria kelulusan dalam SKD bagi CPNS ini sudah berlaku yakni

ketentuan nilai minimal, yaitu nilai minimal yang nantinya haru dicapai oleh

41

Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen ASN, Seleksi Pegawai Berbasis Sistem

Computer Assisted Test, Badan Kepegawaian Negara 2017, hal, 23.

Page 51: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

36

setiap para peserta tes seleksi CPNS. Nantinya para peserta bisa dinyatakan

lulus ketika sudah memenuhi nilai ambang batas SKD, apabila hal tersebut

memperoleh nilai yang sama dengan atau lebih besar dengan nilai ambang

batas pada tes wawasan kebangsaan (TWK), tes intelegensi umum (TIU), dan

tes karakteristik pribadi (TKP). Maka passing grade yang berlaku yakni

berpedoman pada tabel di bawah ini. Tabel II.B.2. Mengenai passing grade

soal-soal TKD.

Tabel II.B.2. Passing Grade Pada Soal-Soal TKD

No Materi Kriteria Nilai

Maksimal

Nilai Ambang

Batas Lulus

1 Tes Wawasan

Kebangsaan

40% dari nilai

maksimal

175 70

2 Tes Intelegensi

Umum

50% dari nilai

maksimal

150 75

3 Tes Karakeristik

Pribadi

72% dari nilai

maksimal

175 126

Sumber: Buku BKN untuk Indonesia, Badan Kepegawaian Negara

Oleh sebab itu dari ketentuan tersebut, maka dari total nilai terdendah

pada kelulusan tes peserta SKD bagi CPNS ialah berjumlah 271, sedangkan

pada total nilai tertinggi ialah berjumlah 500. Akan tetapi kelulusan dari nilai

ambang batas tidak selalu otomatis dan bisa masuk pada tahap selanjutnya.

Akan tetapi juga harus melihat pada nilai peserta tes yang lainnya dan jumlah

formasi yang tersedia. Terkhusus pada seleksi kompetensi bidang (SKB)

yakni tidak ada ketentuan pada ambang batas kelulusan, tetapi harus

Page 52: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

37

ditentukan berdasarkan pada ranking nilai sesuai dengan formasi jabatan yang

tersedia.

Page 53: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

38

BAB III

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN

COMPUTER ASSISTED TEST

A. Badan Kepegawaian Negara (BKN)

A.1. Sejarah Berdirinya BKN RI

Sebelum berdirinya BKN, awal mula lahirnya BKN diawali dengan sebutan

Kantor Urusan Pegawai (KUP). Pada saat itu posisi PNS berada langsung di bawah

pemerintah Indonesia. Sedangkan sebagiannya berada di bawah pemerintah Hindia.

Ketika itu KUP dipimpin oleh seorang Raden Pandi Soeroso. KUP berlokasi di pusat

Ibukota pemerintah, pada saat itu Yogyakarta. KUP sendiri lahir pada tanggal 30 Mei

1948, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun. Kemudian di daerah

Timur Indonesia juga dibangun KUP, di daerah. Oleh sebab itu dengan

perkembangan selanjutnya KUP ini menjadi cikal bakal dari proses berdirinya BKN,

maka dari itu tanggal 30 Mei 1948 ditetapkannya hari lahir BKN.42

Gubernur Jenderal Hindia Belanda kemudian mengeluarkan ditetapkannya

Keputusan Nomor 13 tanggal 9 Juni 1948 yang isinya pembentukkan Dienst Voor

Algemen Personele Zaken (DAPZ) atau juga diartikan sebagai Djawatan Umum

Urusan Pegawai (DUUP), kemudian diketuai ole Mr. J.W. Van Hoogstraken, pada

saat itu berpusat di Jakarta. Kemudian pada 15 Agustus 1950 ketika itu pemerintah

42

Profil Badan Kepegawaian Negara, diakses melalui http://www.bkn.go.id/profil,

pada 2 Februari 2019, pukul 21:02 WIB.

Page 54: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

39

melihat bahwasanya perlu kiranya untuk memusatkan urusan kepegawaian di

Jakarta.43

Tugas utama KUP ini ialah berfokus pada urusan mengenai kepegawaian dan

pada gaji pegawai negeri sipil serta juga mengawasi pada peraturan-peraturan supaya

dijalankan tepat pada waktunya. KUP ini pengangkatan dan pemberhentian kepalanya

diangkat oleh seorang Presiden dari usulan dari Perdana Menteri (PM). KUP di

bawah dan memiliki tanggung jawab terhadap PM.

Peraturan Gaji Pegawai kemudian disebut dengan PGP-48, kemudian diatur

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1948. Dalam peraturan tersebut,

terdapat gaji awal dengan tingkatan terendah yakni Rp. 45,- perbulan. Kemudian bagi

gaji pegawai yang memiliki isteri dan anak diberi Rp. 65,-. Dari itu semua azas-azas

mengenai peraturan terhadap pancapaian kerja sudah berlaku pada PGP-48. Pada saat

itu ijazah tidak terlalu berguna, tetapi menjadi tolok ukur kepandaian saja dalam

menetapkan kedudukan pegawai, dan syarat selanjutnya yakni kecakapan seorang

pegawai. Penggajian PGP-48 memiliki sifat horizontal. Nanti akan berkaitan dengan

penggajian, dengan melihat berapalama pegawai bekerja sampai nantinya naik naik

gaji dan naik pangkat.44

A.2. Lahirnya BKN

Pada saat perkembangnnya peran ASN semakin terasa pesat terasa terhadap

jalannya birokrasi di pemerintah. Saat itu sangat penting untuk kemudian ditetapkan

43

Profil Badan Kepegawaian Negara, pada 2 Februari 2019, pukul 21:07 WIB. 44

Profil Badan Kepegawaian Negara, diakses melalui http://www.bkn.go.id/profil,

pada 4 Mei 2019, pukul 20:07 WIB.

Page 55: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

40

fungsi dari KUP, yang kemudian diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 1950 beserta ketentuan-ketentuan yang mengatur di dalamnya. Alasannya

karena KUP dianggap yang memiliki tugas sebagai pembina dari para pegawai. Lalu

dirubah menjadi Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN). Landasan dari

penetapan peraturan tersebut mengacu pada landasan Undang-Undang Nomor 18

Tahun 1961. Dengan hadirnya peraturan tersebut, akhirnya peran BAKN semakin

berkembang.45

BAKN berdasarkan Peraturan Pemerintah menjadi lembaga non departemen

yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Fungsinya untuk

menyempurnakan terhadap bidang pegawai dalam melanggengkan terciptanya

pemerintahan yang baik. Peran dan fungsinya, BAKN memiliki tugas sebagai

berikut:46

1. Membuat rencana untuk membina pegawai atas kebijaksanaan Presiden.

2. Membuat aturan yang berlandaskan pada perundang-undangan bidang

kepegawaian.

3. Melaksanakan tata usaha kepegawaian dan tata usaha pensiun.

4. Melakukan pengawasan pada penyelenggaraan aturan yang berlaku di bidang

kepegawaian dan juga pension.

45

Profil Badan Kepegawaian Negara, diakses melalui http://www.bkn.go.id/profil,

pada 4 Mei 2019, pukul 20:21 WIB. 46

Profil Badan Kepegawaian Negara, diakses melalui http://www.bkn.go.id/profil,

pada 4 Mei 2019, pukul 20:54 WIB.

Page 56: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

41

Kemudian pada susunan organisasi BAKN yakni terdiri dari:47

1. Kepala. Seorang kepala BAKN yang dalam hal ini dalam menjalankan

tugasnya bertanggungjawab langsung kepada Presiden.

2. Sekretariat. Sekretariat merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu

organisasi, untuk hal ini bertugas dalam membantu kerja pimpinan dan

mempunyai peranan dalam menjalankan administrasi umum, yang meliputi:

Tata usaha kantor, tata kepegawaian, tata peralatan dan tata keuangan.

Kemudian sekretariat BAKN ini juga memiliki banyak bagian, terdiri lima

bagian, dari bagian itu terdiri dari banyak sub bagian yang memiliki lima bagian.

3. Bagian Biro terdapat bagian pelaksana, yakni: Biro Perencanaan, Biro

kepegawaian umum, Biro Kepangkatan dan Penggajian, Biro Tata Usaha

Kepegawaian, Biro Pensiun dan Tunjangan dan Biro Pengawasan.

Dari tiap biro-biro ini di dalamnya masih terdapat bagian-bagian ebanyak lima

bagian, dan dari setiap bagian itu memiliki banyak sub yang memiliki lima sub

bagian.

4. Staff Ahli.

Berdasarkan dari Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1972, anggaran

belanja BAKN dibebankan kepada Sekretariat Negara. Dengan demikian, dari aturan

tersebut pembinaan, kemudian penataan, pengembangan kepegawaian merupakan

hasil pembinaan pemerintah, dan diharapkan menjadi berdayaguna.

47

Profil Badan Kepegawaian Negara, diakses melalui http://www.bkn.go.id/profil,

pada 4 Mei 2019, pukul 20:54 WIB.

Page 57: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

42

A.3. Proses Pergantian Nama BKN

Landasan pergantian nama BKN mengacu pada Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 1972 yang berawal dari KUP. Termasuk dalam beban tugasnya,

yang dahulu bertugas hanya sebatas administratif, dengan pertauran tersebut menjadi

lebih meningkat tugasnya, yaitu dengan membina kepegawaian. Hal ini juga

diperkuat demikian pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974. Diharapkan dengan

penguatan tersebut BKN bisa meningkatkan atas pelayanan terhadap ASN, di pusat

maupun daerah. Akhirnya BKN kemudian membuat kantor-kantor wilayah

diberbagai daerah. Pada tahun 1997 sudah terbentuk sekurang-kurangnya terdapat

enam kantor yang sudah dibangun. Kantor di wilayah disebut dengan sebutan

KANWIL.48

A.4. Kantor BKN

Setidaknya BKN memiliki struktur singkat mengenai kantor yang dimiliki.

Mulai dari kantor pusat, kantor regional dan kantor unit pelaksana teknis (UPT).

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai lokasi dan kantor BKN. Berikut di bawah ini

terdapat bagan III.A.4.1. Mengenai struktur singkat kantor BKN.

48

https://docplayer.info/57036767-Bab-ii-profil-instansi-a-sejarah-singkat-badan-

kepegawaian-negara-bkn-sejarah-berdirinya-bkn-diawali-dengan-nama-kantor-urusan.html,

Pada 5 Mei 2019, Pukul 11:42 WIB.

Page 58: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

43

Bagan III.A.4.1. Struktur Kantor BKN

Sumber: Badan Kepegawaian Negara

Dari bagan di atas merupakan bagan menganai kantor BKN yang ada saat ini.

Kantor BKN terdiri dari kantor pusat, kantor regional dan kantor UPT. Kantor pusat

BKN berlokasi di jalan Mayjend Sutoyo No. 12 Cililitan, Jakarta Timur. Dengan

wilayah kerja meliputi Kementerian dan Lembaga Non Kementerian.49

Lalu Kantor

Regional terdiri dari 14 kantor yang tersebar di beberapa daerah. Yakni:50

Kantor

Regional I BKN Yogyakarta, Kantor Regional II BKN Surabaya, Kantor Regional III

BKN Bandung, Kantor Regional IV BKN Makassar, Kantor Regional V BKN

Jakarta, Kantor Regional VI BKN Medan, Kantor Regional VII BKN Palembang,

Kantor Regional VIII BKN Banjarmasin, Kantor Regional IX BKN Jayapura, Kantor

Regional X BKN Denpasar, Kantor Regional XI BKN Manado, Kantor Regional XII

BKN Pekanbaru, Kantor Regional XIII BKN Aceh, Kantor Regional XIV BKN

Manokwari. Selanjutnya kantor UPT BKN, UPT ini singkatan dari Unit Pelaksana

49

Kantor Pusat BKN, http://www.bkn.go.id/kantor-bkn/kantor-pusat-badan-

kepegawaian-negara, Pada 5 Mei 2019, Pukul 13:19 WIB. 50

Kantor Regional BKN, http://www.bkn.go.id/kantor-regional, Pada 5 Mei 2019,

Pukul 13:40 WIB.

Kantor UPT BKN Kantor Regional BKN

Kantor Pusat BKN

Page 59: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

44

Teknis. Kantor UPT berjumlah 16 kantor yang tersebar di berbagai daerah. Yakni:51

UPT BKN Jambi, UPT BKN Padang, UPT BKN Serang, UPT BKN Semarang, UPT

BKN Kendari, UPT BKN Gorontalo, UPT BKN Mataram, UPT BKN Palu, UPT

BKN Ambon, UPT BKN Bengkulu, UPT BKN Sorong, UPT BKN Pontianak, UPT

BKN Mamuju, UPT BKN Palangkaraya, UPT BKN Batam, UPT BKN Lampung.

A. 5. Visi dan Misi BKN

Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai lembaga penyelenggara

manajemen ASN selalu berkomitmen dalam memajukan dan mengembangkan sistem

manajemen kepegawaian Negara yang efektif dan efisien yang mampu mendorong

peningkatan profesionalisme ASN dan kualitas pelayanan publik sehingga terciptanya

tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dalam mewujudkannya, BKN

telah mampu menetapkan visi dan misi yang selaras dengan dinamika dan perubahan

lingkungan strategis baik internal maupun eksternal BKN.52

Untuk mencari solusi terhadap reformasi birokrasi melalui upaya pembaruan

dan perubahan mendasar, sistem penyelenggaraan pemerintahan terkhusus pada aspek

kelembagaan, ketatalaksanaan dan SDM aparatur menjadi pemicu bagi BKN untuk

melaksanakan berbagai macam perubahan yang mengacu pada aspek reformasi

birokrasi.

Visi BKN telah ditetapkan yang berbunyi:

51

Kantor UPT BKN, http://www.bkn.go.id/kantor-bkn/kantor-upt-bkn, Pada 5 Mei

2019, Pukul 14:10 WIB. 52

Dari Buku CAT BKN untuk Indonesia, hal, 15

Page 60: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

45

“Menjadi Pembina dan Penyelenggara Manajemen Kepegawaian yang professional

dan Bermartabat Tahun 2025”

Upaya dalam meningkatkan profesionalisme instansi terhadap

penyelenggaraan manajemen pegawai adalah langkah yang harus diusahakan dalam

menciptakan ASN yang professional, netral, dan sejahtera. Salah satu aspek kritis di

dalamnya ialah melalui profesionalisme terhadap sistem rekrutmen ASN yang bebas

dari praktik KKN, yang nantinya menghasilkan ASN yang professional.

Dalam mengupayakan hal tersebut, kemudian BKN telah membangun dan

terus mengembangkan sistem rekrutmen dan seleksi ASN berbasis Computer Assisted

Test (CAT). Realitas tersebut memerlukan sinergitas antara BKN dengan seluruh

stakeholder, sehingga dapat lebih sensitif dan responsif terhadap perubahan

lingkungan strstegis yang ada. Sebagai

lembaga Pembina manajemen kepegawaian yang

bermartabat, BKN berkomitmen untuk merumuskan dan mengimplementasikan

norma, standar dan produser di bidang kepegawaian secara konsisten serta

menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai moral yang membentuk citra positif BKN.53

Kedepan BKN akan menjadi instansi panutan mulai instansi Pusat dan Daerah

terhadap penyelenggaraan manajemen dan pelayanan dalam bidang kepegawaian.

Menjadi panutan yakni bahwasannya BKN nantinya akan melakukan tugas

penyelenggaraan kepegawaian dengan mengutamakan kode etik pegawai negeri sipil

yang menjunjung tinggi nilai-nilai dasar yang meliputi:

1. Jujur.

53

Dari Buku CAT BKN untuk Indonesia, hal, 16

Page 61: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

46

2. Tanggung Jawab.

3. Disiplin.

4. Bersemangat.

5. Kerjasama.

6. Pelayanan Prima.

Misi BKN yakni:54

1. Mengembangkan sistem manajemen kepegawaian Negara

2. Mengembangkan sistem pelayanan kepegawaian.

3. Mengembangkan manajemen internal BKN.

B. Computer Assisted Test (CAT)

Computer Assisted Test (CAT) dibentuk pada tahun 2004, dengan melewati

berbagai macam tahapan panjang seperti melakukan studi banding, serangkaian

penelitian, kajian dan studi literatur lainnya baik dalam negeri maupun luar negeri.

CAT dibentuk oleh BKN, dan sekaligus yang memegang hak merek CAT ialah

BKN.55

CAT pada tahun 2016 telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia. Kemudian CAT dibuat dengan dengan sangat mudah, yang bertujuan

untuk memudahkan peserta tes dalam mengunakannya. CAT digunakan untuk seleksi

tes CPNS, yang di dalamnya terdapat soal-soal kompetensi dasar, atau biasa disebut

dengan tes kompetensi dasar (TKD). CAT merupakan alat bantu komputer untuk

54

Dari Buku CAT BKN untuk Indonesia, hal, 17. 55

Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen ASN, Seleksi Pegawai Berbasis Sistem

Computer Assisted Test, Badan Kepegawaian Negara 2017, hal, 23.

Page 62: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

47

mendapatkan nilai stadar minimum, yang sifatnya objektif, transparan, akuntabel dan

efisien.

Dalam mendukung reformasi birokrasi demi terwujudnya good governance,

kemudian CAT juga digunakan dalam seleksi pegawai dan seleksi jabatan di

lingkungan ASN. CAT juga digunakan untuk pengembangan karir, seperti seleksi

pengisian jabatan pimpinan tinggi (JPT), jabatan administrasi (JA) dan jabatan

fungsional (JF). CAT juga dipakai dalam seleksi calon pegawai badan layanan umu

(BLU) dan calon dosen non PNS.56

Dari beberapa pemahaman atas bisa diartikan bahwa CAT merupakan suatu

metode berbasis komputer untuk mendapatkan hasil yang cepat, objektif, transparan,

akuntabel dan efisien. Tujuannya ialah untuk menciptakan proses seleksi yang

transparan, cepat, efisien dan menghapus praktik kolusi, korupsi dan nepotisme

(KKN).

CAT merupakan sistem yang dikembangkan dalam membantu ujian dengan

menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam mendapatkan satandar nilai

minimal kompetensi dasar ataupun standar kompetensi kepegawaian. Adapun dari

tujuan CAT ini sendiri ialah, untuk mempercepat pada proses pemerikasaan terhadap

laporan dari hasil ujian, untuk menciptakan standardisasi pada hasil ujian yang

56

Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen ASN, Seleksi Pegawai Berbasis Sistem

Computer Assisted Test, Badan Kepegawaian Negara 2017, hal, 24

Page 63: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

48

universal, menetapkan nilai ambang batas, secara objektif, transparansi, akuntabel

dan efisien.57

BKN sebagai instansi yang membina dalam menajemen kepegawaian di

Indonesia sudah mampu dalam membuat terobosan yang baru terhadap proses

penerimaan CPNS. CAT salah satu sistem ujian yang dibantu dengan alat computer

untuk mendapatkan lulusan yang mampu memenuhi standar minimal kompetensi.

Dengan demikian sesuai dari tujuan BKN yakni sebagai yang membina ASN yang

professional.

Karakteristik sistem CAT adalah :58

1. Komputer menyediakan keseluruhan materi soal TKD yang terdiri dari TWK,

TIU dan TKP.

2. Peserta nantinya mendapat soal yang berbeda-beda dengan peserta lainnya.

3. Penilaian dilakukan dengan objektif karena sudah tersistem di dalam CAT.

4. Peserta ujian dapat melihat sisa waktu yang tersedia pada layar monitor setiap

saat selama ujian berlangsung.

5. CAT dibuat semudah mungkin. Agar tidak mempersulit para peserta tes

dalam mengerjakan soal.

6. Peserta tes dapat langsung melihat hasil tes ada layar komputer masing-

masing setelah selesai melaksanakan ujian.

57

Dari Buku CAT BKN untuk Indonesia, hal, 27. 58

Dari Buku Pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar dengan Sistem CAT BKN, Seleksi

CPNS Jalur Pelamar Umum Tahun 2014, hal, 5.

Page 64: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

49

B.1. Awal Pendirian

Sebelum masuk pada tahapan penelitian tentunya harus tahu landasan hukum

dari sebuah kebijakan. Maka dari itu dalam mendukung terlakananya manajemen

Aparatur Sipil Negara (ASN) dan menciptakan ASN profesional terhadap

pelaksanaan tugas pemerintahan berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014

mengenai ASN, maka dianggap penting bila ada sistem penerimaan dengan sistem

digital yang tujuannya menciptakan ASN yang memiliki kualitas dan juga profesional

maka dari itu diperlukannya sistem penerimaan yang berbasis digital atau yang pantas

bertujuan memenuhi kebutuhan pada kualitas Pegawai ASN dalam melaksanakan

pelayanan publik yang profesional.

Berdasarkan wawancara dengan Gatra Suryaditama selaku Analis kepegawaian

pelaksana, Unit Sub Bagian Perencanaan dan Penempatan Pegawai, mengatakan:

“Sebenarnya sistem ini implementasi dari undang-undang 5 tahun 2014

tentang aparatur sipil Negara. Dimana salah satu bunyinyakan rekrutmen ini

bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Nah, salah satu caranya adalah

dengan metode CAT, dimana metode CAT ini dilaksanakan secara transparan,

akuntabel, dan cepat. Sementara CAT sendiri itu kalau di BKN sendiri sudah

mulai dari tahun 2009. Pemakaiannya waktu itu memang masih sebatas untuk

rekrutmen cpns dilingkungan BKN saja.”

Kemudian Gatra Suryaditama menjelaskan lebih lanjut:

“Dulu namanya direktorat kinerja dan rekrutmen ASN, sekarang sudah

dipecah. Dulu awal-awalnya memang penggunaan CAT ini dikhususkan

untuk rekrutmen BKN. Tapi, seiring berjalannya waktu di tahun 2014

penggunaan CAT ini secara nasional sudah dilaksanakan terwajib sebagai

tahapan awal, maksudnya SKD (seleksi kompetensi dasar). Dari angkatan

awal itu sampai sekarang sudah jauh berubah, dari mulai aplikasinya sendiri,

terus dari penggunaannya juga sudah dipermudah, kalau dulu diangakatan

yang awal memang masih kurang, dan belum ada passing grade. Dulu masih

awal-awal programnya itu masih sederhana, berisi kalo gasalah 100 soal tapi

Page 65: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

50

belum dikategorikan, masih umum. Dulu soalnya masih campuran, belum ada

komposisinya. Terus untuk aplikasinya sendiri kalo sekarang kan mudah.

Kalo dulu memang begitu kita melihat soal kalo kita gabisa menjawab

mungkin kita lompati akan tetapi tidak bias kembali ke soal sebelumnya. Jadi

memang benar-benar yakin, dan harus dijawab, terus waktunya juga cuma 60

menit dalam seratus soal, jadi agak terbatas juga.”59

Memang pada dasarnya CAT hadir mulai tahun 2004 di BKN. Di bawah

Direktorat Rekrutmen dan Kinerja Pegawai (Ditrekinpeg) yang dalam hal ini di

bawahi Kedeputian Bina Kerja dan Perundang-undangan BKN untuk melaksanakan

pengkajian mengenai pada system rekrutmen CPNS yang berbasis pada kompetensi.

Mulai tahun 2006 banyak persiapan seperti studi-studi untuk melihat sistem yang

dipakai oleh negara lain. Lalu tahun 2008 sudah mulai difasilitasi oleh Biro

Perencanaa yang bekerjasama oleh pakar IT, Ditrekinpeg sudah memuali untuk

membuat sistem CAT dengan diawali dengan adanya perencanaan grand design.60

Sistem CAT sebagai inovasi dari perkembangan teknologi yang bertujuan

untuk lebih objektif dalam hal penilaian. Tujuannya untuk terciptanya standar

penilaian kompetensi pada pegawai. Grand design sistem CAT salah satunya untuk

penelitian yang kemudian mengumpulkan data dari sebuah perencanaan dalam

membuat prototipe saat uji coba berlangsung, setelah itu melakukan evaluasi.

Direktorat Rekrutmen dan Kinerja Pegawai (Ditrekinpeg) yang dalam hal ini

di bawahi Kedeputian Bina Kerja dan Perundang-undangan BKN untuk

melaksanakan pengkajian mengenai pada sistem rekrutmen CPNS yang berbasis pada

59

Wawancara Pribadi dengan Gatra Suryaditama, (Analis kepegawaian pelaksana,

Unit Sub Bagian Perencanaan dan Penempatan Pegawai) pada tanggal 11 Maret 2019, di

kantor Badan Kepegawaian Negara. 60

Dari Buku CAT BKN untuk Indonesia, hal, 31.

Page 66: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

51

kompetensi. Di bawah ini merupakan bagan III.B.1. Struktur pembinaan

kepegawaian.

Bagan III.B.1 Struktur Pembinaan Kepegawaian

Sumber: Buku CAT untuk Indonesia, Badan Kepegawaian Negara

Ditrekinpeg selaku yang membina kepegawaian dalam bidang rekrutmen,

bertanggung jawab atas berlangsungnya terciptanya ASN yang profesional. Pusat

pengembangan sistem rekrutmen PNS (PPSR) dan Direktorat kinerja pegawai berada

langsung di bawah pembinaan Ditrekinpeg.

Tujuan reformasi birokrasi salah satunya yakni dengan menjalankan sistem

rekrutmen atau seleksi yang transparan, objektif, bebas dari adanya kolusi, korupsi

dan nepotisme. Maka, BKN pada tahun 2013 merestrukturasi Direktorat Rekrutmen

dan Kinerja Pegawai menjadi PPSR (Direktorat Kinerja Pegawai dan Pusat

Pengembangan Sistem Rekrutmen) memiliki tanggung jawab kepada Kepala BKN.

Diharapkan dari adanya restrukturisasi PPSR, PNS akan fokus bertanggunjawab

sebagai yang melaksanakan pengembangan sistem rekrutmen CPNS. Nantinya sistem

Direktorat

Rekrutmen &

Kinerja Pegawai

Pusat Pengembangan

Sistem Rekrutmen PNS

Direktorat Kinerja

Pegawai

Page 67: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

52

rekrutmen yang bersih akan mudah terwujud, sebagai cita-cita menuju sistem

pemerintahan yang baik (good governance).61

Instansi yang melaksanakan TKD dengan sistem CAT terlebih dahulu

mengajukan permintaan ke BKN dengan cara melampirkan perkiraan jumlah

pelamar. Nantiny perkiraan jumlah pelamar yang menjadi bahan penyusunan jadwal

terhadap pelaksanaan TKD yang disusun BKN. Instansi yang akan melaksanakan

TKD secara mandiri harus menyiapkan ruangan tes, komputer klien, server dan

perlengkapan pendukung sesuai yang telah ditentukan oleh BKN.

B.2. Desain CAT Prototipe dan SOP

Di era modern seperti sekarang ini banyak teknologi yang kemudian

digunakan pada berbagai macam tes seleksi kompetensi. Banyak juga instansi yang

memakai tes tertulis, wawancara, dan tes praktik. Diadakannya tes bertujuan untuk

menyaring dan memprediksi para calon-calon yang memiliki potensi dalam bidang-

bidang yang dibutuhkan. Perkembangan IPTEK sangatlah mempengaruhi atas

kebutuhan dasar dari metode tes yang nantinya akan digunakan ketika pelaksanaan

tes. Harapan dari itu semua agar nanti saat berlangsungnya tes tidak ada hambatan

berjalan dengan lancar, efisien, efektif, akuntabel, objektif dan transparan.

BKN dalam hal ini yang memiliki tanggung jawab dalam bidang aparatur sipil

negara (ASN) pun dituntut untuk membuat sistem rekrutmen transparan, objektif,

bebas dari adanya kolusi, korupsi dan nepotisme serta bersifat akuntabel. Sistem

rekrutmen yang sekarang ini telah dibangun sudah berbasis komputer yang tujuannya

61

Dari Buku CAT BKN untuk Indonesia, hal, 32.

Page 68: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

53

membentuk kredibilitas terhadap instansi pemerintah terhadap penerimaan pegawai

negeri sipil, termasuk menyeleksi para pegawai yang ahli dalam bidangnya sesuai

dengan formasi jabatan yang dilamar. Maka dari itu untuk mewujudkannya, BKN di

bawah Ditrekinpeg telah menciptakan prototipe aplikasi CAT.

Prototipe sistem CAT sebagai bahan dalam membuat dan merancang sebuah

grand design sistem CAT yang nantinya bisa meningkatan hasil terhadap rekrutmen

pegawai dengan berbagai macam karakter:62

1. Aplikasi yang nantinya dipakai pada komputer dengan menggunakan platform

windows berbasis pada WEB.

2. Aplikasi ini juga memakai sebuah narasi dalam memaparkan pembahasan

yang disajikan pada layar komputer.

3. Aplikasi yang dilengkapi dengan video gerakan mouse yang bertujuan

memudahkan pengguna dalam menggunakannya.

4. Dalam tutorial disertakan teks yang berisi berupa perintah pada layar monitor

komputer agar peserta tes bisa paham dan mudah dalam menggunakannya.

Standar Operating Prosedur sistem CAT memiliki tujuan diantaranya untuk

memberitahu terhadap peran dan fungsi dari posisi masing-masing instansi di BKN

dan instansi yang sudah difasilitasi. Kemudian untuk memperjelas jalannya tugas,

atas wewenang dan tanggung jawab terhadap instansi yang terkait. Bilamana melihat

fungsi dari Standar Operating Prosedur pada dasarnya memiliki fungsi terhadap

dasar hukum ketika terjadi penyimpangan, kemudian juga mengetahui hambatan-

62

Dari Buku CAT BKN untuk Indonesia, hal, 33.

Page 69: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

54

hambatan dan memudahkan dalam melacaknya, inilah sebabnya menjadi sebuah

pedoman dalam melaksanakan pelaksanaan sistem CAT.63

Dari beberapa penjelasan di atas bahwasannya hal yang lebih mengkrucut

mengenai implementasi CAT di dalamnya terdapat beberapa tahapan yang harus di

lalui oleh para peserta tes. Diantaranya proses seleksi administrasi, proses tes

kompetensi dasar (TKD) dan tes kompetensi bidang (TKB).

1. Administrasi (Pendaftaran)

Landasan hukum yang kemudian dipakai dalam tahapan administrasi atau

pendaftaran online ialah, dengan adanya Keputusan Kepala BKN Nomor 29 Tahun

2014, mengenai Standar Operasional Prosedur Pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar,

dengan menggunakan CAT terhadap seleksi CPNS Tahun 2014. Kemudian nantinya

dari instansi yang kemudian membuka pendaftaran CPNS harus dipastikan sudah

memperoleh akan adanya penetapan terlebih dahulu dari Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KEMENPAN-RB). Yang

kemudian ditindaklanjuti dari pihak instansi-instansi yaitu sebagai berikut:64

1. Nantinya instansi-instansi akan mengeluarkan penetapan formasi yang

dibuka pelamarannya.

2. Penerimaan CPNS mendaftar online dengan melalui laman website:

https://panselnas.menpan.go.id kemudian akan mendapatkan username dan

63

Dari Buku CAT BKN untuk Indonesia, hal, 35. 64

Dari buku Pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar dengan Sistem CAT BKN, hal, 10

Page 70: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

55

kata sandi, untuk dipakai mendaftar ke www.sscn.bkn.go.id dan bisa juga

daftarnya melalui website instansi masing-masing.

3. Kemudian masuklah pada proses administrasi.

Pada dasarnya pendaftaran CPNS dilakukan melalui online, seperti yang

sudah dijelaskan di atas bahwa ketika peserta tes belum mendaftar lewat sistem

seleksi CPNS nasional (SSCN) dengan alamat website: www.sscn.bkn.go.id bisa juga

di laman website instansi terkait. Instansi terkait harus terdaftar, melalui pendaftaran

lewat online dengan alamat website: https://panselnas.menpan.go.id untuk nantinya

mendapatkan username dan kata sandi yang nantinya dengan masukkan diantaranya

Nomor Identitas Kependudukan (NIK). Bila peserta sudah mendaftar maka nantinya

peserta tidak bisa kembali ketika ingin mendaftar, karena tidak bisa bila mendaftar

dengan NIK yang sama. Pelamar hanya bisa mendaftar dengan sebanyak tiga instansi,

berdasarkan dari jenjang pendidikanya. Dalam proses ini para peserta terlebih dahulu

melakukan atau mempersiapkan data-data dan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk

memenuhi syarat. Terlebih dahulu peserta harus melakukan pendaftaran online

melalui portal SSCN. Hal yang harus diperhatikan pada saat proses seleksi

admnistrasi yakni:65

a. Pendaftaran Online

1. File foto (berpakaian formal, terlihat wajah dengan latar belakang

merah). Ukuran 200 KB dengan format JPG atau JPEG.

65

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180926090802-20-333253/berkas-

berkas-yang-dibutuhkan-untuk-pendaftaran-cpns-2018, pada 3 Mei 2019, pukul 15:18 WIB.

Page 71: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

56

2. Nomor Kartu Keluarga.

3. Nomor KTP.

4. Ijazah terakhir.

5. Email aktif

6. Dokumen lain yang sesuai dengan ketentuan lembaga terkait.

7. Setelah itu, langkah terakhir mencetak kartu pendaftaran pada portal

SSCN.

b. Mengirim Berkas ke Instansi Terkait

Berkas yang harus disiapkan sebagai berikut:

1. Pas foto (4 cm x 6 cm) 4 lembar dengan background merah.

2. Fotokopi KTP.

3. Fotokopi Ijazah Pendidikan terakhir, dan transkrip nilai.

4. Surat lamaran tulis tangan dengan tinta hitam dan bermaterai Rp

6.000. surat bisa diunduh di portal SSCN.

5. Surat keterangan dokter (bagi pelamar difabel). Surat bisa diunduh di

portal SSCN.

Surat keterangan berikutnya harus melengkapi setelah sudah dinyatakan lulus

pada pengumuman kelulusan terakhir sebagai berikut:

1. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang berlaku.

2. Surat Keterangan Sehat dari RS Pemerintah.

3. Surat Keterangan Bebas Narkoba dari RS Pemerintah.

Page 72: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

57

2. Tes Kompetensi Dasar (TKD)

Setelah lulus pada tahapan seleksi administrasi, kemudian peserta masuk pada

tahapan berikutnya yaitu tahapan proses tes kompetensi dasar (TKD). TKD bisa juga

disebut dengan seleksi kompetensi dasar (SKD). Seleksi kompetensi dasar

dilaksanakan ketika sudah mengetahui atau menilai pada kecocokkan antara

kompetensi dasar yang dimiliki oleh peserta dengan standar kompetensi dasar PNS.

Standar kompetensi dasar seperti karakter pribadi, intelegensia umum, dan wawasan

kebangsaan.66

SKD diselenggarakan oleh panitia seleksi instansi pengadaan PNS. Pelamar

yang nantinya lulus pada tahap SKD bila memenuhi nilai ambang batas minimal

kelulusan, akan dinyatakan lulus. Tetapi juga ditentukan melalui berdasarkan

peringkat nilai. Jika pada tahap SKD lulus, tahapan selanjutnya akan mengikuti

seleksi kompetensi bidang (SKB).

Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 Tahun 2014 mengenai Nilai Ambang Batas TKD Seleksi CPNS

dari Pelamar Umum Tahun 2014.

Nilai ambang batas kelulusan TKD dengan menggunakan sistem CAT:67

1. Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), 40% dari nilai maksimal 175 = 70.

Dengan jumlah soal 35, jawaban yang benar diberi nilai 5, dan yang salah

diberi nilai 0.

66

Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen ASN, Seleksi Pegawai Berbasis Sistem

Computer Assisted Test, Badan Kepegawaian Negara 2017, hal, 16. 67

Dari Buku Pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar dengan Sistem CAT BKN, Seleksi

CPNS Jalur Pelamar Umum Tahun 2014, hal, 4.

Page 73: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

58

2. Tes Intelegensia Umum (TIU), 50% dari nilai maksimal 150 = 75.

Dengan jumlah soal 30, jawaban yang benar diberi nilai 5, dan yang salah

diberi nilai 0.

3. Tes Karakteristik Pribadi (TKP), 72% dari nilai maksimal 175 = 126.

Dengan Jumlah soal 35, melalui penilaian skala Likert dari 1 sampai 5.

Kemudian di bawah ini merupakan tabel III.B.1 mengenai sistem penilaian

dalam komposisi tabel sebagai berikut:

Tabel III.B.2.1. Komposisi Sistem Penilaian Pada Tahapan TKD

Materi Benar Salah Jumlah Soal

Tes Wawasan Kebangsaan 5 0 35

Tes Intelegensi Umum 5 0 30

Tes Karakteristik Pribadi Skala: 1-5 35

Jumlah soal 100

Waktu 90 menit

Sumber: Buku CAT untuk Indonesia, Badan Kepegawaian Negara.

3. Tes Kompetensi Bidang (TKB)

Tes Kompetensi Bidang (TKB) bisa disebut juga dengan Seleksi Kompetensi

Bidang (SKB). Tahapan SKB dilakukan ketika peserta atau pelamar ini telah lulus

dari tahapan TKD. Kemudian SKB ini dilakukan bertujuan untuk menilai dari

kecocokkan antara kompetensi bidang yang dimiliki oleh pelamar dengan standar

kompetensi bidang yang sesuai dengan kebutuhan jabatan yang dibutuhkan. SKB ini

dilaksakanan oleh panitia seleksi instansi pengadaan PNS. Jumlah peserta yang

nantinya diikuti dalam SKB ditentukan paling banyak tiga kali lipat jumlah

Page 74: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

59

kebutuhan masing-masing jabatan yang dibutuhkan berdasarkan peringkat nilai

SKB.68

Hasil dari SKB ini nantinya akan dilaporkan oleh panitia seleksi instansi

pengadaan PNS terhadap panitia seleksi nasional pengadaan PNS. Panitia seleksi

nasional pengadaan PNS nantinya menetapkan setidaknya nilai akhir dari SKD dan

hasil SKB. Kemudian Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) mengumumkan pelamar

yang dinyatakan lulus seleksi pengadaan PNS terbuka, berdasarkan dari hasil akhir

seleksi.

Dalam wawancara peneliti dengan Anjar Dwi Antara S.I.P., M.A. selaku

Kasubid Sertifikasi dan Pelaporan Seleksi pada Pusat Pengembangan Sistem

Rekrutmen (PPSR) ASN. Ia menjelaskan beberapa hal mengenai TKB atau yang

sekarang disebut dengan SKB.69

“Kalau membahas tentang CPNS, tahapannya adalah mulai dari SKD

setelah seluruh peserta di dalam seluruh instansi itu mengikuti SKD, maka

akan memperoleh nanti hasil nilai SKD setiap peserta yang akan

dilaporkan oleh PPSR sebagai unit yang koordinasinya diseleksi manapun

BKN per-instansi. Jadi misalkan ada sepuluh instansi, atau ratusan instansi

nah kita melaporkannya per-instansi khusus SKD. Nah, setelah selesai

SKD kan diambil tiga kali formasi, sesuai kebijakan sih. Cuma kalau kita

melihat pengalaman tahun kemarin dan sebelumnya, untuk CPNS umum

dan untuk sekolah kedinasan misalkan saya ambil contoh seleksi IPDN

2018, hal ini menggunakan formula yang akan diikutkan sebagai peserta

SKB adalah peserta yang masuk dalam peringkat tiga kali formasi dengan

peringkat tertinggi.”

68

Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen ASN, Seleksi Pegawai Berbasis Sistem

Computer Assisted Test, Badan Kepegawaian Negara 2017, hal, 17 69

Wawancara Pribadi dengan Anjar Dwi Antara S.I.P., M.A. (Kasubid Sertifikasi

dan Pelaporan Seleksi pada Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen (PPSR) ASN), pada 23 Mei 2019, di kantor Badan Kepegawaian Negara.

Page 75: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

60

Anjar Dwi Antara juga meneruskan penjelasan dari tahapan SKD menuju

SKB:

“orang yang akan atau peserta yang nilai SKD nya lebih tinggi dia tidak

masuk SKB, karena di dalam formasi jabatan itu misalkan dia peringkat

ke lima, tapi ada nilai di bawah dia, tetapi karena dia beruntung formasi

yang dia lamar mungkin pesertanya hanya dua apa tiga dia malah masuk,

karena untuk masuk dari SKD ke SKB itu harus melewati dua hal. Yang

pertama adalah passing grade, peserta SKD yang lolos passing grade

akan diambil tiga kali untuk setiap formasi jabatan. Misalkan formasi

jabatannya satu maka diambil tiga orang untuk mengikuti SKB. Kalau

formasi jabatannya 5 ya 15. Misalkan nilainya mas 300 tetapi formasi

yang dilamar dibutuhkan tiga orang, berarti yang akan masuk SKB

sembilan orang, masnya nilainya 300 tapi peringkat 10, gak masuk kan?

Saya nilai saya Cuma 283 misalkan, lebih rendah kan, nah namun formasi

yang saya lamar itu kebetulan satu tapi karena spesifik yang ngelamar

hanya dua orang, kalau diambil tiga, dua aja kurang kan tapi passing

grade saya masuk, passing grade masnya juga masuk. Tetapi ketika

diperingkat tiga kali formasi, maka peserta-peserta itu yang dinyatakan

berhak mengikuti seleksi kompetensi bidang (SKB) yang ditetapkan oleh

instansi dan diumumkan berikut peserta-peserta. Yang wajib

mengumumkan ke khalayak ramai atau ke publik ialah instansi. Instansi

yang dilamar.”

Dari gambaran di atas pada tahapan mulai dari SKD hingga sampai nilai

dari SKD pun keluar akan dilaporkan kepada PPSR, sebagai unit yang tugasnya

mengkoordinasi disetiap instansi manapun dengan BKN. Jadi seluruh instansi yang

akan mengadakan tes SKD, harus melaporkannya ke BKN. Setelah selesai SKD maka

akan diambil tiga kali formasi berdasarkan kebijakan yang berlaku. Biasanya ketika

peserta dengan nilai SKD tertinggi hal ini sudah tidak perlu untuk mengikuti SKB.

Anjar Dwi Antara kemudian mempertegas mengenai SKB:

“inti dari pada SKB, seleksi TKB itu harus ada pesertanya, nah pesertanya

itu ialah yang lulus passing grade SKD dan yang memenuhi dari

persyaratan berapa kali formasi yang dibutuhkan. Pesertanya sudah dapat,

yang ke dua, jadwal pelaksanaan, instansi akan kembali berkoordinasi

Page 76: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

61

kepada BKN terkait jadwal pelaksanaan, yang inti koordinasinya sama

persis dengan koordinasi saat instansi mau melaksanakan SKD tesnya

sama, yang beda kan soalnya. Pesertanya juga sama. Terakhir yaitu materi

tes nya. Materi tes SKB ini bukan lagi menjadi koor BKN atau

MENPAN. Tetapi menjadi koor nya instansi yang akan menggunakan

sebagai user dari CPNS itu.”

Pada dasarnya antara SKD dan SKB itu tidak jauh berbeda, hal yang berbeda

dari keduanya hanya sebatas soal yang disajikan pada saat tes. Kemudian dengan

materi tes dari SKB ini sudah tidak menjadi bagian dari BKN lagi, melainkan sudah

menjadi hak wewenang dari setiap instansi. Substansi dari materi itu bermacam-

macam. Misalkan, ketika instansi A itu akan melaksanakan seleksi untuk calon analis

kepegawaian, maka kemungkinan besar dia akan berkoordinasi dengan BKN, kenapa

BKN? Karena BKN merupakan instansi Pembina dari jabatan analis kepegawaian,

instansi pembina dari jabatan analis kepegawaian. Misalkan yang mau di tes peneliti

kemungkinan dia akan ke LIPI, karena LIPI adalah pembina dari jabatan peneliti dan

seterusnya. Misalkan jabatan pelaksana, administrasi perkantoran, penata laporan

keuangan, administrasi umum, tata usaha dan sebagainya hal ini bisa berkoordinasi

dengan instansi terkait.

Page 77: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

62

BAB IV

KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP

PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN

KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM PERSPEKTIF

GOOD GOVERNANCE

Bab ini, penulis menguraikan tentang kebijakan CAT dalam perspektif good

governance yang terdiri dari: 1. CAT sebagai suatu kebijakan publik, 2. CAT

perspektif good governance, 3. Faktor pendukung dan penghambat kebijakan CAT.

Penulis ini uraikan tentang kebijakan CAT perspektif good governance,

diselaraskan dengan teori yang telah diterangkan pada bab dua, yaitu good

governance.

A. CAT Sebagai Suatu Kebijakan Publik

Thomas R. Dye berpendapat pada dasarnya kebijakan publik adalah sebuah

hasil studi yang dilakukan oleh pemerintah. Seperti mengapa pemerintah bisa

mengambil keputusan tersebut, dan kemudian bagaimana penyebab setelah

mengambil keputusan tersebut. Thomas juga mengatakan bahwasanya pemerintah

berhak untuk bagaimana kebijakan itu dilakukan atau tidak dilakukan.70

CAT sebagai

suatu kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah Pusat memiliki landasaan peraturan

yang kemudian diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, tentang Aparatur

Sipil Negara (ASN). CAT merupakan sistem yang dikembangkan dalam membantu

70

Wayne Parsons, Public Policy Pengantar Teori dan praktik Analisis Kebijakan,

hal, 3.

Page 78: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

63

ujian dengan menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam mendapatkan satandar

nilai minimal kompetensi dasar ataupun standar kompetensi kepegawaian.

Adapun dari tujuan CAT ini sendiri ialah, untuk mempercepat pada proses

pemerikasaan terhadap laporan dari hasil ujian, untuk menciptakan standardisasi pada

hasil ujian yang universal, menetapkan nilai ambang batas, secara objektif,

transparansi, akuntabel dan efisien.71

BKN yang dalam hal ini selaku panitia seleksi nasional membaahi berbagai

macam instansi di bawahnya. Sebagai instansi yang membina dalam menajemen

kepegawaian di Indonesia telah mampu dalam membuat terobosan yang baru

terhadap proses penerimaan CPNS. CAT salah satu sistem ujian yang dibantu dengan

alat computer untuk mendapatkan lulusan yang mampu memenuhi standar minimal

kompetensi. Dengan demikian, CAT sebagai suatu kebijakan diharapkan dapat

membantu tujuan BKN, yakni sebagai yang membina ASN yang profesional.

A.1. Awal Mula Pendirian dan Proses Perumusan CAT

Setelah dijelaskan sebelumnya, bahwa landasan hukum dari kebijakan CAT

ini berkaca dari Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 mengenai ASN, maka dianggap

penting bila ada sistem penerimaan dengan sistem digital yang tujuannya

menciptakan ASN yang memiliki kualitas dan juga profesional maka dari itu

diperlukannya sistem penerimaan yang berbasis digital atau yang pantas bertujuan

memenuhi kebutuhan pada kualitas Pegawai ASN dalam melaksanakan pelayanan

publik yang profesional.

71

Dari Buku CAT BKN untuk Indonesia, hal, 27.

Page 79: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

64

Berdasarkan wawancara dengan Gatra Suryaditama selaku Analis kepegawaian

pelaksana, Unit Sub Bagian Perencanaan dan Penempatan Pegawai, mengatakan:

“Sebenarnya sistem ini implementasi dari undang-undang 5 tahun 2014

tentang aparatur sipil Negara. Dimana salah satu bunyinyakan rekrutmen ini

bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Nah, salah satu caranya adalah

dengan metode CAT, dimana metode CAT ini dilaksanakan secara transparan,

akuntabel, dan cepat. Sementara CAT sendiri itu kalau di BKN sendiri sudah

mulai dari tahun 2009. Pemakaiannya waktu itu memang masih sebatas untuk

rekrutmen cpns dilingkungan BKN saja.”

Kemudian Gatra Suryaditama menjelaskan lebih lanjut:

“Dulu namanya direktorat kinerja dan rekrutmen ASN, sekarang sudah

dipecah. Dulu awal-awalnya memang penggunaan CAT ini dikhususkan

untuk rekrutmen BKN. Tapi, seiring berjalannya waktu di tahun 2014

penggunaan CAT ini secara nasional sudah dilaksanakan terwajib sebagai

tahapan awal, maksudnya SKD (seleksi kompetensi dasar). Dari angkatan

awal itu sampai sekarang sudah jauh berubah, dari mulai aplikasinya sendiri,

terus dari penggunaannya juga sudah dipermudah, kalau dulu diangakatan

yang awal memang masih kurang, dan belum ada passing grade. Dulu masih

awal-awal programnya itu masih sederhana, berisi kalo gasalah 100 soal tapi

belum dikategorikan, masih umum. Dulu soalnya masih campuran, belum ada

komposisinya. Terus untuk aplikasinya sendiri kalo sekarang kan mudah.

Kalo dulu memang begitu kita melihat soal kalo kita gabisa menjawab

mungkin kita lompati akan tetapi tidak bias kembali ke soal sebelumnya. Jadi

memang benar-benar yakin, dan harus dijawab, terus waktunya juga cuma 60

menit dalam seratus soal, jadi agak terbatas juga.”72

Memang pada dasarnya CAT hadir mulai tahun 2004 di BKN. Di bawah

Direktorat Rekrutmen dan Kinerja Pegawai (Ditrekinpeg) yang dalam hal ini di

bawahi Kedeputian Bina Kerja dan Perundang-undangan BKN untuk melaksanakan

pengkajian mengenai pada sistem rekrutmen CPNS yang berbasis pada kompetensi.

72

Wawancara Pribadi dengan Gatra Suryaditama, (Analis kepegawaian pelaksana,

Unit Sub Bagian Perencanaan dan Penempatan Pegawai) pada tanggal 11 Maret 2019, di

kantor Badan Kepegawaian Negara.

Page 80: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

65

Mulai tahun 2006 banyak persiapan seperti studi-studi untuk melihat sistem yang

dipakai oleh negara lain. Lalu tahun 2008 sudah mulai difasilitasi oleh Biro

Perencanaa yang bekerjasama oleh pakar IT, Ditrekinpeg sudah memuali untuk

membuat sistem CAT dengan diawali dengan adanya perencanaan grand design.73

Sistem CAT sebagai inovasi dari perkembangan teknologi yang bertujuan

untuk lebih objektif dalam hal penilaian. Tujuannya untuk terciptanya standar

penilaian kompetensi pada pegawai. Grand design sistem CAT salah satunya untuk

penelitian yang kemudian mengumpulkan data dari sebuah perencanaan dalam

membuat prototipe saat uji coba berlangsung, setelah itu melakukan evaluasi.

Ditrekinpeg selaku yang membina kepegawaian dalam bidang rekrutmen,

bertanggung jawab atas berlangsungnya terciptanya ASN yang profesional. Pusat

pengembangan sistem rekrutmen PNS (PPSR) dan Direktorat kinerja pegawai berada

langsung di bawah pembinaan Ditrekinpeg.

Tujuan reformasi birokrasi salah satunya yakni dengan menjalankan sistem

rekrutmen atau seleksi yang transparan, objektif, bebas dari adanya kolusi, korupsi

dan nepotisme. Maka, BKN pada tahun 2013 merestrukturasi Direktorat Rekrutmen

dan Kinerja Pegawai menjadi PPSR (Direktorat Kinerja Pegawai dan Pusat

Pengembangan Sistem Rekrutmen) memiliki tanggung jawab kepada Kepala BKN.

Diharapkan dari adanya restrukturisasi PPSR, PNS akan fokus bertanggunjawab

sebagai yang melaksanakan pengembangan sistem rekrutmen CPNS. Nantinya sistem

73

Dari Buku CAT BKN untuk Indonesia, hal, 31.

Page 81: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

66

rekrutmen yang bersih akan mudah terwujud, sebagai cita-cita menuju sistem

pemerintahan yang baik (good governance).74

Instansi yang melaksanakan TKD dengan sistem CAT terlebih dahulu

mengajukan permintaan ke BKN dengan cara melampirkan perkiraan jumlah

pelamar. Nantinya perkiraan jumlah pelamar yang menjadi bahan penyusunan jadwal

terhadap pelaksanaan TKD yang disusun BKN. Instansi yang akan melaksanakan

TKD secara mandiri harus menyiapkan ruangan tes, komputer klien, server dan

perlengkapan pendukung sesuai yang telah ditentukan oleh BKN.

A.2. Peraturan-Peraturan CAT

Dalam setiap kebijakan yang dilakukan pasti memiliki landasan hukum yang

kemudian menjadi acuan. Oleh karena itu untuk mengetahui landasan hukum

kebijakan CAT, berikut adalah beberapa aturan yang mengatur kebijakan CAT:

1. Undang-undang No. 5 Tahun 2014, tentang aparatur sipil negara (ASN).

2. Peraturan Pemerintah No. 98 Tahun 2000 tentang pengadaan pegawai negeri

sipil, sebagaimana telah diubah beberapa kali, dengan Peraturan Pemerintah

No. 75 Tahun 2013.

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi

Birokrasi No. 17 Tahun 2014 tentang Tambahan Alokasi Formasi dan

Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil 2014.

74

Dari Buku CAT BKN untuk Indonesia, hal, 32.

Page 82: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

67

a. Peraturan Menteri PAN dan RB untuk pedoman Pejabat Pembina

Kepegawaian (PPK) dan pejabat lain terkait terhadap pelaksanaan

pengadaan CPNS Tahun 2014.

b. Pengadaan CPNS dilaksanakan untuk mendapatkan ASN yang

profesional, jujur, netral, serta memiliki tanggung jawab yang besar.

c. Tes CPNS terdiri:

1) Tes kompetensi dasar (TKD).

2) Tes kompetensi bidang (TKB).

d. Sistem pelaksanaan TKD:

1) Computer assisted test (CAT) disiapkan oleh BKN.

2) Sistem CAT untuk uji kompetensi guru (UKG), disiapkan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

4. Peraturan Menteri PAN dan RB No. 29 Tahun 2014, tentang nilai ambang

batas TKD seleksi CPNS dari pelamar umum.

Nilai ambang batas kelulusan (passing grade) TKD menggunakan sistem

CAT:

1) Tes wawasan kebangsaan (TWK), 40 % dari nilai maksimal 175 = 70.

Jumlah soal 35, jawaban benar mendapatkan nilai 5, sedangkan ketika

salah mendapatkan nilai 0.

2) Tes intelegensia umum (ITU), 50 % dari nilai maksimal 150 = 75.

Jumlah soal 30, jawaban benar mendapatkan nilai 5, ketika menjawab

salah mendapatkan nilai 0.

Page 83: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

68

3) Tes karakeristik pribadi (TKP), 72 % dari nilai maksimal 175 = 126.

Jumlah soal 35, penilaian dengan menggunakan Skala Likert mulai 1

sampai dengan 5.

5. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 19 Tahun 2014 tentang

Tim Kerja BKN untuk seleksi CPNS dengan menggunakan sistem CAT.

6. Keputusan Kepala BKN No. 29 Tahun 2014 tentang SOP seleksi CPNS

dengan menggunakan CAT.

B. CAT Perspektif Good Governance

Di era modern seperti sekarang ini banyak teknologi yang kemudian

digunakan pada berbagai macam tes seleksi kompetensi. Banyak juga instansi yang

memakai tes tertulis, wawancara, dan tes praktik. Diadakannya tes bertujuan untuk

menyaring dan memprediksi para calon-calon yang memiliki potensi dalam bidang-

bidang yang dibutuhkan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah mempengaruhi atas

kebutuhan dasar dari metode tes yang nantinya akan digunakan ketika pelaksanaan

tes. Harapan dari itu semua agar nanti saat berlangsungnya tes tidak ada hambatan

berjalan dengan lancar, efisien, efektif, akuntabel, objektif dan transparan.Maka dari

itu penulis menguraikan implementasi CAT dalam perspektif good governance, yang

terdiri dari: 1. Transparansi, 2. Partisipasi, 3. Akuntabilitas, 4. Efisiensi.

Page 84: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

69

B.1. Transparansi

Transparansi merupakan salah satu prinsip yang terdapat dalam kaidah-kaidah

good governance. Transparansi wajib ada dalam setiap kebijakan yang dimiliki oleh

pemerintah dalam menopang birokrasi yang mapan. Seperti yang dijelaskan dalam

prinsip good governance, menurut mardiasmo bahwasannya transparansi adalah

saling terbuka baik dari pemerintah dan masyarakat yang besirnegis dalam

memberikan informasi agar masyarakat pun juga memahami dari kinerja pemerintah.

Transparansi juga menuntut ketepatan waktu dan terbuka dalam memberikan

informasi keuangan, pengelolaan dan laporan pertanggungjawaban.75

Kemudian penulis melihat bahwasannya kebijakan CAT dalam penerimaan

CPNS ini, menelitik dari segi transparansinya sudah mulai terlihat dari awal proses

pengumuman pembukaan pendaftaran, teknis pendaftaran dan lain sebagaianya.

Masyarakat juga bisa mengakses berita dan info melalui website resmi yang dimiliki

oleh BKN, dengan laman www.bkn.go.id dimana masyarakat dapat melihat

pengumuman dan tata cara proses pendaftaran CPNS di laman tersebut.

Untuk mengetahui dari transparansinya alur pendaftaran, berikut di bawah ini

merupakan gambar IV.B.1.1 Alur Pendaftaran Online.

75

Mardiasmo, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi

Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance, hal, 18.

Page 85: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

70

Gambar IV.B.1.1 Alur Pendaftaran Online

Sumber: jadiASN.com

Pada dasarnya pendaftaran CPNS dilakukan melalui online, seperti yang

sudah dijelaskan di atas bahwa ketika peserta tes belum mendaftar lewat sistem

seleksi CPNS nasional (SSCN) dengan alamat website: www.sscn.bkn.go.id bisa juga

di laman website instansi terkait. Instansi terkait harus terdaftar, melalui pendaftaran

lewat online dengan alamat website: https://panselnas.menpan.go.id untuk nantinya

mendapatkan username dan kata sandi yang nantinya dengan masukkan diantaranya

Nomor Identitas Kependudukan (NIK). Bila peserta sudah mendaftar maka nantinya

peserta tidak bisa kembali ketika ingin mendaftar, karena tidak bisa bila mendaftar

dengan NIK yang sama. Pelamar hanya bisa mendaftar dengan sebanyak tiga instansi,

berdasarkan dari jenjang pendidikanya. Dalam proses ini para peserta terlebih dahulu

melakukan atau mempersiapkan data-data dan berkas-berkas yang dibutuhkan untuk

memenuhi syarat. Terlebih dahulu peserta harus melakukan pendaftaran online

melalui portal SSCN.

Page 86: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

71

Hal yang harus diperhatikan pada saat proses seleksi admnistrasi ialah.76

Dengan menyiapkan file foto (berpakaian formal, terlihat wajah dengan latar

belakang merah). Ukuran 200 KB dengan format JPG atau JPEG, Nomor Kartu

Keluarga, Nomor KTP, Ijazah terakhir, Email aktif, Dokumen lain yang sesuai

dengan ketentuan lembaga terkait. Setelah itu, langkah terakhir mencetak kartu

pendaftaran pada portal SSCN.

Surat keterangan berikutnya harus melengkapi setelah sudah dinyatakan lulus

pada pengumuman kelulusan terakhir sebagai berikut:

a. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang berlaku.

b. Surat Keterangan Sehat dari RS Pemerintah.

c. Surat Keterangan Bebas Narkoba dari RS Pemerintah.

B.2. Partisipasi

Partisipasi salah satu bentuk keikutsertaan masyarakat dalam ikut terlibat aktif

dari setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Adanya proses partisipasi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk ikut

terlibat dalam membuat kebijakan. Kemuidan dibuatlah ruang-ruang aspirasi

masyarakat untuk kemudian didiskusikan bersama pemerintah. Kemudian dalam

berpartisipasi masyarakat memiliki kebebasan dalam menyatakan pendapat di depan

umum.77

76

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180926090802-20-333253/berkas-

berkas-yang-dibutuhkan-untuk-pendaftaran-cpns-2018, pada 3 Mei 2019, pukul 15:18 WIB. 77

Mardiasmo, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi

Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance, hal, 18.

Page 87: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

72

Adanya partisipasi dilihat dari mulai proses pendaftaran, proses tes

kompetensi dasar (TKD) dan tes kompetensi bidang (TKB). TKD bisa juga disebut

dengan seleksi kompetensi dasar (SKD), sedangkan tes kompetensi bidang biasa

disebut dengan seleksi kompetensi bidang (SKB). Seleksi kompetensi dasar

dilaksanakan ketika sudah mengetahui atau menilai pada kecocokkan antara

kompetensi dasar yang dimiliki oleh peserta dengan standar kompetensi dasar PNS.

Standar kompetensi dasar seperti karakter pribadi, intelegensia umum, dan wawasan

kebangsaan.78

SKD diselenggarakan oleh panitia seleksi instansi pengadaan PNS.

Pelamar yang nantinya lulus pada tahap SKD bila memenuhi nilai ambang batas

minimal kelulusan, akan dinyatakan lulus. Tetapi juga ditentukan melalui berdasarkan

peringkat nilai. Jika pada tahap SKD lulus, tahapan selanjutnya akan mengikuti

seleksi kompetensi bidang (SKB).

Banyaknya jumlah partisipasi masyarakat dalam penerimaan CPNS dengan

sistem CAT ini, bisa dilihat dalam gambar IV.B.2.1 Jumlah peserta CPNS dari tahun

ke tahun. Dari tahun ke tahun masyarakat selalu berpartisipasi dalam

penyelenggaraan penerimaan CPNS. Kuota yang dibuka pun juga ditambah oleh

BKN selaku panitia seleksi nasional CPNS.

78

Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen ASN, Seleksi Pegawai Berbasis Sistem

Computer Assisted Test, Badan Kepegawaian Negara 2017, hal, 16.

Page 88: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

73

Gambar IV.B.2.1 Jumlah Peserta CPNS

Sumber: jadiASN.com

Dalam gambar di atas merupakan proses penerimaan CPNS dalam kurun tiga

tahun terakhir. Di mana mulai dari tahun 2017 hingga sampai 2019, setidaknya

panitia seleksi CPNS membuka penerimaan dengan menambah kuota dari setiap

tahunnya. Terlihat dari tahun 2017 sebesar 17.928 yang diterima, pada tahun 2018

sebanyak 238.015 dan pada tahun 2019 membuka penerimaan sebanyak 154.173. Hal

ini semakin didukung oleh masyarakat luas, untuk berkompetisi menjadi ASN.

B.3. Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan suatu tanggung jawab yang harus dimiliki oleh setiap

instani pemerintah, baik pusat maupun daerah. Menurut Mardiasmo akuntabilitas

merupakan sebuah tanggung jawab dari berhasil atau tidaknya dari kegiatan yang

sudah dijalankan. Kemudian dibandingkan dari kegiatan sebelum dan sesudahnya.79

79

Mardiasmo, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi

Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance, hal, 19.

Page 89: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

74

BKN sebagai panitia seleksi nasional memiliki kewenangan dalam memberikan

pertanggungjawaban kepada para peserta tes. Akuntabilitas BKN penulis melihat

mulai dari proses tahapan TKD dan TKB di mana pada saat ujian seleksi

berlangsung, masyarakat dapat memantau dan melihat pada monitor besar yang sudah

di sediakan oleh BKN di luar ruangan. Jadi masyarakat bisa terus mengetahui hasil

yang di dapat oleh para peserta tes yang mengikuti ujian baik TKD maupun TKB.

Hasil dari SKB ini nantinya akan dilaporkan oleh panitia seleksi instansi

pengadaan PNS terhadap panitia seleksi nasional pengadaan PNS. Panitia seleksi

nasional pengadaan PNS nantinya menetapkan setidaknya nilai akhir dari SKD dan

hasil SKB. Kemudian Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) mengumumkan pelamar

yang dinyatakan lulus seleksi pengadaan PNS terbuka, berdasarkan dari hasil akhir

seleksi.

Dalam wawancara peneliti dengan Anjar Dwi Antara S.I.P., M.A. selaku

Kasubid Sertifikasi dan Pelaporan Seleksi pada Pusat Pengembangan Sistem

Rekrutmen (PPSR) ASN. Ia menjelaskan beberapa hal mengenai TKB atau yang

sekarang disebut dengan SKB.80

“Kalau membahas tentang CPNS, tahapannya adalah mulai dari SKD

setelah seluruh peserta di dalam seluruh instansi itu mengikuti SKD, maka

akan memperoleh nanti hasil nilai SKD setiap peserta yang akan

dilaporkan oleh PPSR sebagai unit yang koordinasinya diseleksi manapun

BKN per-instansi. Jadi misalkan ada sepuluh instansi, atau ratusan instansi

nah kita melaporkannya per-instansi khusus SKD. Nah, setelah selesai

SKD kan diambil tiga kali formasi, sesuai kebijakan sih. Cuma kalau kita

80

Wawancara Pribadi dengan Anjar Dwi Antara S.I.P., M.A. (Kasubid Sertifikasi

dan Pelaporan Seleksi pada Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen (PPSR) ASN), pada 23 Mei 2019, di kantor Badan Kepegawaian Negara.

Page 90: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

75

melihat pengalaman tahun kemarin dan sebelumnya, untuk CPNS umum

dan untuk sekolah kedinasan misalkan saya ambil contoh seleksi IPDN

2018, hal ini menggunakan formula yang akan diikutkan sebagai peserta

SKB adalah peserta yang masuk dalam peringkat tiga kali formasi dengan

peringkat tertinggi.”

Dari pemaparan di atas, bahwasannya Anjar Dwi Antara sebagai kepala PPSR

menjelaskan setidaknya adanya akuntabilitas dengan adanya pelaporan yang

dilakukan oleh instansi-instansi yang menyelenggarakan penerimaan CPNS, yang

kemudian diserahkan kepada panitia seleksi nasional dalam hal ini BKN.

Anjar Dwi Antara juga meneruskan penjelasan dari tahapan SKD menuju

SKB:

“orang yang akan atau peserta yang nilai SKD nya lebih tinggi dia tidak

masuk SKB, karena di dalam formasi jabatan itu misalkan dia peringkat

ke lima, tapi ada nilai di bawah dia, tetapi karena dia beruntung formasi

yang dia lamar mungkin pesertanya hanya dua apa tiga dia malah masuk,

karena untuk masuk dari SKD ke SKB itu harus melewati dua hal. Yang

pertama adalah passing grade, peserta SKD yang lolos passing grade

akan diambil tiga kali untuk setiap formasi jabatan. Misalkan formasi

jabatannya satu maka diambil tiga orang untuk mengikuti SKB. Kalau

formasi jabatannya 5 ya 15. Misalkan nilainya mas 300 tetapi formasi

yang dilamar dibutuhkan tiga orang, berarti yang akan masuk SKB

sembilan orang, masnya nilainya 300 tapi peringkat 10, gak masuk kan?

Saya nilai saya Cuma 283 misalkan, lebih rendah kan, nah namun formasi

yang saya lamar itu kebetulan satu tapi karena spesifik yang ngelamar

hanya dua orang, kalau diambil tiga, dua aja kurang kan tapi passing

grade saya masuk, passing grade masnya juga masuk. Tetapi ketika

diperingkat tiga kali formasi, maka peserta-peserta itu yang dinyatakan

berhak mengikuti seleksi kompetensi bidang (SKB) yang ditetapkan oleh

instansi dan diumumkan berikut peserta-peserta. Yang wajib

mengumumkan ke khalayak ramai atau ke publik ialah instansi. Instansi

yang dilamar.”

Dari gambaran di atas pada tahapan mulai dari SKD hingga sampai nilai dari

SKD pun keluar akan dilaporkan kepada PPSR, sebagai unit yang tugasnya

Page 91: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

76

mengkoordinasi disetiap instansi manapun dengan BKN. Jadi seluruh instansi yang

akan mengadakan tes SKD, harus melaporkannya ke BKN. Setelah selesai SKD maka

akan diambil tiga kali formasi berdasarkan kebijakan yang berlaku. Biasanya ketika

peserta dengan nilai SKD tertinggi hal ini sudah tidak perlu untuk mengikuti SKB.

Anjar Dwi Antara kemudian mempertegas mengenai SKB:

“Data peserta yang sudah diumumkan oleh instansi ke publik, termasuk

masyarakat tadi, akan diserahkan ke BKN, data pesertanya berikut juga

adalah soal yang akan digunakan, kan soalnya macam-macam nih. Untuk

tes jabatan A, jabatan B, jabatan C, diserahkan juga ke BKN. Kalau sudah,

maka tim IT BKN akan mensingkronkan antara data peserta SKD dari

instansi, dengan database soalnya sehingga menjadi DMP yang akan

digunakan untuk seleksi. Penyiapannya kapan? Penyiapannya diatur

sebelum tes yang sudah dijadwalkan. Setelah itu langsung lompat ke

jadwal pelaksanaan tes. Langsung tes seperti halnya waktu pelaksanaan

SKD. Simpelnya seperti itu.”

Pada dasarnya antara SKD dan SKB itu tidak jauh berbeda, hal yang berbeda

dari keduanya hanya sebatas soal yang disajikan pada saat tes. Kemudian dengan

materi tes dari SKB ini sudah tidak menjadi bagian dari BKN lagi, melainkan sudah

menjadi hak wewenang dari setiap instansi. Substansi dari materi itu bermacam-

macam. Misalkan, ketika instansi A itu akan melaksanakan seleksi untuk calon analis

kepegawaian, maka kemungkinan besar dia akan berkoordinasi dengan BKN, kenapa

BKN? Karena BKN merupakan instansi Pembina dari jabatan analis kepegawaian,

instansi pembina dari jabatan analis kepegawaian. Misalkan yang mau di tes peneliti

kemungkinan dia akan ke LIPI, karena LIPI adalah pembina dari jabatan peneliti dan

seterusnya. Misalkan jabatan pelaksana, administrasi perkantoran, penata laporan

Page 92: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

77

keuangan, administrasi umum, tata usaha dan sebagainya hal ini bisa berkoordinasi

dengan instansi terkait.

Jadi SKB ini sudah menjadi urusan bagi setiap instansi masing-masing, BKN

sudah tidak ikut campur dalam hal ini. Setelah data peserta yang lulus ke SKB sudah

diumumkan oleh instansi masing-masing ke masyarakat luas, kemudian baru

diserahkan kembali kepada BKN. Mulai dari data pesertanya hingga sampai soal

yang akan digunakan untuk tes. Soal yang digunakan bermacam-macam, seperti

misalkan tes jabatan A, jabatan B, jabatan C. Ketika semua sudah di serahkan ke

BKN, maka tim IT BKN akan mensingkronkan antara data peserta SKD dari instansi

dengan database. Setelah semua selesai, langsung lompat ke jadwal pelakasanaan

seperti halnya pada waktu tes SKD.

B.4. Efisiensi

Tujuan CAT salah satunya untuk terciptanya efisensi dalam tahapan

penerimaan CPNS. Efisiensi merupakan salah satu prinsip dalam kaidah good

governance. Efisiensi selalu berpacu terhadap output dan input.81

Efisiensi berbicara

mengenai perbandingan sebelum atau sesudah, hal inilah yang menjadi tujuan dalam

kebijakan CAT ini, dalam penerimaan CPNS.

Perbandingan yang kemudian bisa diambil ketika pada tahun 2013, di mana

ada dua metode ketika itu pada saat proses penerimaan CPNS. Dengan metode CAT

dan menggunakan lembar jawab kerja (LJK). Pada saat itu penggunaan dua metode

81

Mardiasmo, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi

Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance, hal, 19.

Page 93: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

78

memiliki perbedaan dalam hal efesiensi waktu yang dibutuhkan untuk selur rangkaian

pada saat seleksi CPNS. Dengan instansi yang menggunakan metode CAT ini tidak

terjadi adanya keluhan, sedangkan dengan metode manual atau LJK terdapat keluhan

dari para peserta. Penggunaan CAT hanya sedikit menggunakan waktu.

“Tidak memakan banyak biaya dari pada sistem yang lama, maksudnya

sistem yang lama ini sistem manual. Sistem manual kan dulu masih ikut

tes dating, dulu pernah satu Gelora Bung Karno itu disewa cuma buat tes

cpns saja, dengan satu kementerian saja. Nah maka dari itu ini

menghemat biaya, hanya memerlukan ruangan saja, tidak perlu besar-

besar, terus juga membutuhkan waktu relatif cepat juga dalam pengolahan

data ini, jadi kita tidak memakan waktu berbulan-bulan atau sampai

tahunan. Jadi sekitar rentan maksimal satu bulan itu sudah muncul

hasilnya, hasil seleksinya. Untuk hasilnya sendiri begitu selesai sudah

langsung dikasih.”82

Berikut di bawah ini merupakan gambar IV.B.4.1 Perbandingan Dengan CAT

dan Tes Manual. Di mana ada perbedaan yang sangat signifikan. Antara CAT dan

sistem manual atau LJK.

Gambar IV.B.4.1. Perbandingan Dengan CAT dan Tes Manual

Sumber: jadiASN.com

82

Wawancara Pribadi dengan Gatra Suryaditama, (Analis kepegawaian pelaksana,

Unit Sub Bagian Perencanaan dan Penempatan Pegawai) pada 11 Maret 2019, di kantor

Badan Kepegawaian Negara.

Page 94: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

79

Dari gambar di atas menunjukkan adanya perbedaan yang sangat jauh.

Dengan menggunakan LJK waktu dan biaya pastilah sangat banyak yang dikeluarkan.

Seperti gambar di atas terlihat Stadion Gelora Bung Karno di sewa untuk seleksi

CPNS. Waktu pun sangat terbuang cukup lama dengan hasil yang kemudian diterima,

hingga sampai berbulan-bulan bahkan sampai setahun yang akan datang. Dengan

menggunakan Metode CAT, hanya membutuhkan ruangan disertai dengan perangkat

komputer peserta bisa langsung mengikuti tes, dan hasilnya langsung hari itu juga

diterima.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Kebijakan CAT

Pada dasarnya dalam setiap kebijakan pasti memiliki factor pendukung dan

penghambat yang dialami di dalam masyarakat. Hal tersebut tergantung bagaimana

masyarakat menyikapainya. Banyaknya tanggapan dari setiap kebijakan tergantung

dari perspektif setiap individu masyarakat, karena masyarakat pun memiliki

kepentingan yang tidak sama. Tetapi biasanya dari setiap kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah walaupun ada dampak negatif akan tetapi lebih banyak dampak

positifnya, dalam kata lain memperkecil dampak negatif suatu kebijakan yang

dibuat.83

Analis Kepegawaian Pelaksana, Unit Sub Bagian Perencanaan dan

Penempatan Pegawai mengungkapkan terhadap permasalahan yang berkaitan dengan

sistem CAT dalam penerimaan CPNS.

83

Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, (Jakarta: Salemba Humatika, 2012), hal, 9

Page 95: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

80

“Pro kontra itu pasti ada. Untuk yang pro nya, memang ini untuk

mengakomodir, untuk mengantisipasi peserta mengurangi tindakan korupsi,

kolusi dan nepotisme, kan dalam rekrutmen cpns, jamak diumum itu bila

memang ada sodara, kenalan, atau orang dalam itu susah masuk cpns, ya

makannya kita menghapus stigma kaya begitu, dengan sistem CAT ini

insyaAllah ini bisa kelihatan langsung, masyarakat bisa menilai, dan bisa

memantau juga secara real time. Jadi ketika peserta mengerjakan soal disitu

bisa kelihatan terpampang dilayar monitor di bawah, jadi masyarakat maupun

pemerhati, LSM bisa melihat langsung gimana transparannya sistem ini.

Terus untuk yang pro nya juga, ini juga sudah didukung oleh semua

kementerian lembaga, jadi semua SKD ini wajib memakai CAT. Memang

untuk yang pro nya sendiri sistem CAT ini juga tergolong hemat ya. Dalam

artian tidak memakan banyak biaya dari pada sistem yang lama, maksudnya

sistem yang lama ini sistem manual. Sistem manual kan dulu masih ikut tes

dating, dulu pernah satu Gelora Bung Karno itu disewa cuma buat tes cpns

saja, dengan satu kementerian saja. Nah maka dari itu ini menghemat biaya,

hanya memerlukan ruangan saja, tidak perlu besar-besar, terus juga

membutuhkan waktu relatif cepat juga dalam pengolahan data ini, jadi kita

tidak memakan waktu berbulan-bulan atau sampai tahunan. Jadi sekitar rentan

maksimal satu bulan itu sudah muncul hasilnya, hasil seleksinya. Untuk

hasilnya sendiri begitu selesai sudah langsung dikasih. Tapi kan, tanggal

tesnya kan berbeda-beda tiap instansi, jadi mungkin diolah dulu di BKN,

setelah itu dikembalikan ke instansi untuk diumumkan. Jadi untuk

meminimalisir segala kecurangan, ataupun sebagai segala tindakan yang dapat

merugikan orang lain.”84

Dalam kasus ini memang masih banyak masyarakat luas yang belum

mengetahui dari manfaat sistem penggunaan CAT ini, terutama dalam penerimaan

CPNS. Kebijakan yang terlalu dini memang masih menimbulkan keresahan dan

memiliki polemik di masyarakat. Ketidakyakinan terhadap sistem CAT ini membuat

banyak kontra yang kemudian hadir di tengah-tengah masyarakat maupun

penmerintahan.

84

Wawancara Pribadi dengan Gatra Suryaditama, (Analis kepegawaian pelaksana,

Unit Sub Bagian Perencanaan dan Penempatan Pegawai) pada 11 Maret 2019, di kantor

Badan Kepegawaian Negara.

Page 96: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

81

Gatra Suryaditama menjelaskan mengenai adanya pro kontra mengenai sistem

CAT:

“Memang diawal-awal itu, banyak yang menentang. Kenapa ? karena, mereka

masih berfikir komputer itu ribet, terus memakan banyak biaya, terus

memakan waktu juga. Tapi itu semua terbantahkan dengan sistem CAT ini

setelah kita road show ke beberapa universitas sama mungkin di acara-acara

pameran, kita juga sering keliling untuk mensosialisasikan ke masyarakat.

Awal-awal memang ada pertentangan terutama dari beberapa kementerian

lembaga, karena mereka masih belum mempercayai karena sistem CAT ini

kan takutnya ada permainan kan di BKN, tapi kita juga sudah membuktikan

ini tidak ada permainan, terus publik juga bisa melihat langsung bagaimana

transparansinya sistem CAT ini. Terus untuk yang kontranya dulu, dulu DPR

pernah menolak juga, karena mungkin masih terbawa anggapan-anggapan

jaman dulu kalau memakai komputer itu mahal, makan banyak waktu,

prosesnya dan lain sebagainya. Tapi malah kebalikannya, kalau makai CAT

ini malah lebih efisien, efektif dari pada pakai sistem yang lama. Terus juga

mungkin kalau, kalau mungkin aja ya, instansi ataupun kementerian lemabaga

atau instansi daerah ada mungkin beberapa oknum. Saya katakan oknum ya,

bukan orang. Oknum itu masih bisa bermain. Bagaimana caranya mereka

gamau pakai sistem CAT, karena dia mungkin ada permainan mungkin bisa

mainin SKD sebagainya, terutama di daerah ya, dulu awal-awal ada

pertentangan. Karena mungkin kalau memakai sistem CAT ini akan

mengurangi jatahnya dia. Nah ini dia katakana saja oknum.”85

Hadirnya dari kebijakan sistem CAT ini ialah untuk mempercepat dan

mempermudah dalam melakukan suatu pengelolaan yang cepat dan efisien.

Terkhusus dalam penerimaan CPNS ini. CAT juga diharapkan mampu menghapus

akan adanya kolusi, korupsi dan nepotisme yang kerap sering terdengar di masyarakat

luas. Oleh sebab itu dengan banyaknya pro kontra yang terjadi, akan tetapi lebih

banyak manfaat yang dihasilkan dari hadirnya sistem CAT ini.

85

Wawancara Pribadi dengan Gatra Suryaditama, (Analis kepegawaian pelaksana,

Unit Sub Bagian Perencanaan dan Penempatan pPegawai) pada 11 Maret 2019, di kantor

Badan Kepegawaian Negara.

Page 97: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

82

Analisa yang kemudian bisa penulis ambil dari penelitian ini ialah, good

governance dari setiap tahapan awal sampai akhir sudah memiliki prinsip-prinsip

terhadap good governance. Dari mulai tahapan proses admnistrasi, tahapan TKD

sampai tahapan TKB sudah adanya transparansi yang sangat jelas. Adanya

keleluasaan bagi masyarakat untuk mengakses informasi hingga sampai mengetahui

hasil yang didapat langsung pada saat itu juga. Partisipasi masyarakat dalam

mengikuti CPNS ini pun juga sudah terpenuhi, seperti adanya kritik dan saran setelah

selesai mengikuti ujian, untuk kemudian memberi masukan pada sistem CAT ini.

Akuntabilitas pada kebijakan CAT ini juga dirasa cukup bagus dalam

memberikan tanggung jawab terhadap masyarakat luas. Baik dan buruknya dari

kebijakan ini pun BKN selaku panitia CPNS nasional mengharapkan masukan dari

masyarakat. BKN juga mengumumkan hasil TKD dan TKB melalui Pejabat Pembina

Kepegawaian secara luas.

Efisiensi waktu terhadap kebijakan CAT dalam penerimaan CPNS ini juga

sudah sangat bagus. Dengan semakin cepat kinerja yang dihasilkan, biaya yang

dikeluarkan juga tidak terlalu besar. Dibandingkan dengan sistem yang sebelumnya

dengan cara manual, menggunakan kertas lembar jawab kerja (LJK) hal ini memakan

waktu yang sangat lama dan biaya yang sangat besar. Dengan adanya CAT, lebih

cepat dalam mengerjakannya dan hasilnya pun langsung diketahui hari itu juga pada

saat tes. Sedangkan dengan menggunakan LJK, pengumuman hasil sangat lama untuk

diketahui. Karena harus dikoreksi terlebih dahulu hingga sampai berbulan-bulan.

Page 98: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

83

Oleh sebab itu, dari tahapan kebijakan CAT ini dianggap sudah mampu

memenuhi prinsip-prinsip yang dimiliki pada teori good governance. Berhasil atau

tidaknya kebijakan CAT ini, dilihat dari sudah terpenuhinya transparansi, partisipasi,

akuntabilitas dan efisiensi yang terdapat pada implementasi kebijakan CAT.

Page 99: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian berdasarkan observasi mengenai implementasi kebijakan

sistem computer assisted test (CAT) dalam penerimaan calon pegawai negeri sipil

(CPNS) di Badan Kepegawaian Negara, maka dapat menjawab dari pertanyaan

penelitian:

1. Dalam menjalankan kebijakan sistem computer assisted test (CAT) di

BKN untuk penerimaan CPNS, setidaknya sudah memenuhi kaidah-

kaidah dari prinsip dalam good governance. Di mana pada kebijakan CAT

sudah terdapat transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan efisiensi. Empat

prinsip inilah yang kemudian menjadi faktor pendukung berlangsungnya

good governance dalam kebijakan computer assisted test (CAT) saat

penerimaan CPNS di BKN.

2. Permasalahan dan hambatan yang dihadapi pada computer assisted test

(CAT) ialah, masih minimnya jumlah komputer yang disediakan yang

mengakibatkan peserta harus menunggu giliran antrean tes berdasarkan

nomor urut tes. Masalah berikutnya bila jaringan listrik sedang padam

yang berdampak pada waktu yang tersita dan bisa menyebabkan

mundurnya jadwal tes.

Page 100: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

85

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang penulis jelaskan, terdapat saran

yang penulis ingin sampaikan sebagai berikut:

1. BKN sebagai panitia nasional sekaligus yang mengetuai dari penyeleggaraan

CPNS, untuk cepat tanggap dalam mengevaluasi dari kinerja mulai dari

aparatur sipil negara yang terlibat sampai sistem yang dipakai dalam

penerimaan CPNS, dalam hal ini CAT. Sehingga benar-benar sempurna dan

bersih dari adanya tindakan KKN.

2. BKN sebagai penyelenggara penerimaan CPNS, perlunya penambahan

perangkat komputer dan menambah ruangan tes untuk digunakan dalam

seleksi CPNS, guna lebih cepat lagi dalam proses penerimaan CPNS.

3. Setelah dilakukan penelitian ini, perlunya penelitian lanjutan yang bertujuan

dalam dunia akademik supaya lebih komprehensif tentang kebijakan CAT.

Page 101: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

86

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abidin, Said Zainal. Kebijakan Publik, Jakarta: Salemba Humatika, 2012.

Dwiyanto, Agus. Reformasi Birokrasi di Publik Indonesia, Yogyakarta: Pusat Studi

Kebijakan dan Kependudukan UGM, 2002.

Horrison, Lisa. Metodologi Penelitian Politik, Jakarta: Kencana, 2007.

Mardiasmo, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor

Publik: Suatu Sarana Good Governance, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada,

2003.

Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 2003.

Nur, Abdul Rahman. Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestur: Konsepsi Negara Welfare

State dalam Menata Kota Palopo, T.Tp: Guepedia, 2018.

Pahlevi, Rizal. Analiis Efektifitas Proses Rekrutmen dan Seleksi dalam Memenuhi Kebutuhan

Sumber Daya Manusia, Jakarta : Pt. Teknologi Riset Global Investama, 2013.

Parsons, Wayne. Public Policy Pengantar Teori dan praktik Analisis Kebijakan, Jakarta:

Kencana, 2001.

R. Wrihatnolo, Randi dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, Manajemen Pemberdayaan. Jakarta:

Elekmedia Komputindo, 2007.

Rahman Nur, Abdul. Algemene Beginselen Van Behoorlijk Bestur: Konsepsi Negara Welfare

State dalam Menata Kota Palopo. T.Tp: Guepedia, 2018.

Randi R, Wrihatnolo, dan Riant Nugroho Dwidjowijoto. Manajemen Pemberdayaan, Jakarta:

Elekmedia Komputindo, 2007.

S. Sabarguna, Boy. Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif, Jakarta: UI-Press, 2008.

Salam, Syamsir, dan Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: UIN Jakarta Press,

2006

Page 102: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

87

Salim, Agus. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006.

Setiawan, Guntur Setiawan. Implementasi dalam Birokrasi Pembnagunan, Jakarta: Balai

Pustaka, 2004.

Usman, Nurdin. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Jakarta: Grasindo, 2002.

Jurnal

I Ketut Buana dan Made Gede Wirakusuma, “Pengaruh Penggunaan Sistem Computer

Assisted Test pada Efisiensi Biaya dan Akuntabilitas Publikasian Hasil, (Studi pada

Tes Seleksi Penerimaan CPNS di Kabupaten Jembrana dan Karangasem Tahun

2014)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, (2015), hal, 798, Jurnal

(online) diakses melalui https://media.neliti.com/media/publications/44787-ID-

pengaruh-penggunaan-sistem-computer-assisted-test-pada-efisiensi-biaya-dan-

akunt.pdf, pada 20 Januari 2019, pukul 5:46 WIB.

Reza Yasin, “Implementasi Kebijakan Pemerintah dalam Rekrutmen dengan Sistem

Computer Assisted Test”, Jurnal Ilmu Administrasi Negara, (Volume 13, No. 2,

Januari 2015), hal, 149, Jurnal (online), diakses melalui

file:///C:/Users/Acer/Downloads/3515-6955-1-SM%20(1).pdf, pada 21 Januari 2019,

pukul 20:11 WIB.

Febrina Wulandari, “Implementasi Metode Computer Assisted Test (CAT) dalam Rekrutmen

Calon Pegawai Negeri Sipil di Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara

Surabaya”, Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, (Surabaya: Universitas

Negeri Surabaya, 2014), hal, 2, diakses melalui

https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/publika/article/viewFile/8923/8920,

pada 22 Januari 2019, pukul 11:19 WIB.

Juanda Nawawi, “Membangun Kepercayaan dalam Mewujudkan Good Governance”, Jurnal

Ilmiah Ilmu Pemerintahan, (Volume, 1, N0. 3, Juni 2012), hal, 19, Jurnal (online),

diakses melalui

Page 103: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

88

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2255/Jurnal-

02.pdf?sequence=3, pada 30 Januari 2019, pukul 09:27 WIB.

Syafi’i, “Model Kepemimpinan Dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di Kabupaten

Jember”, Jurnal Administrasi Publik, Volume 10, No. 2, Desember 2012.

Topo Ashari, Edy, “Pengelolaan SDM Aparatur, Prasyarat Tata Kelola Birokrasi yang Baik”

Jurnal Borneo, Tahun 2010.

Wardana dan Geovani Meiwanda, “Reformasi Birokrasi Menuju Indonesia Baru, Bersih dan

Bermartabat”, Jurnal Pemerintahan, Politik dan Birokrasi, Volume 3, No. 1, April

2017.

KARYA ILMIYAH

Suci Lestari, “Penerapan Sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam Proses Seleksi Calon

Pegawai Negeri Sipil dari Pelamar Umum di Badan Kepegawaian Negara Tahun

2013”, Skripsi, (Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2014), hal, 21, diakses

melalui http://repository.fisip-untirta.ac.id/639/1/PDF%20.pdf, pada 21 Januari 2019,

pukul 21:00 WIB.

Putri Cipta Sasmi, “Analisis Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)

Menggunakan Sistem Computer Assisted Test (CAT) Tahun 2014 di Kota Metro”,

Skripsi, (Lampung: Universitas Lampung, 2018), hal, 5, diakses melalui

http://digilib.unila.ac.id/31975/8/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASA

N.pdf, pada 22 Januari 2019, pukul 12:27 WIB.

Dunnette, M.D. dan Hough, L.M. eds, Handbook of Industrial and Organizational

Psychology: Vol. 2, (Mumbai: Jaico Publishing House, 1998), hal, 401. Diakses

melalui

https://www.kompasiana.com/blankstate/%2054f4106e7455137f2b6c8651/teori-dan-

proses-rekrutmen, pada 6 Maret 2019, pukul 09:58 WIB

Page 104: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

89

DOKUMEN ELEKTRONIK

Kedeputian Bidang Pengawasan dan pengendalian BKN, dalam UU No 5 Tahun 2014

tentang ASN di Pasal 49 atas Kewenangan BKN, DAN Pasal 315 PERKA BKN No

19 Tahun 2014. https://slideplayer.info/slide/11951331/, Pada 31 Oktober 2018,

pukul 10:00.

Data tersebut diakses dari Lampiran Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 16

Tahun 2016, tentang Road Map Reformasi Birokrasi, Badan Kepegawaian Negara

2015-2019, Pegawai BKN berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis

Kelamin.http://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2016/08/SALINAN-Lampiran-

Road-Map-RB-BKN-2015-2019-25-juli-2016.pdf, Pada 31 Oktober 2018, Pukul

09:36 WIB.

Peraturan Kepala BKN (PERKA) BKN nomor 8 tahun 2018, Prosedur Penyelenggaraan

Seleksi dengan Metode computer assisted test Badan Kepegawaian Negara, diakses

melalui http://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2018/05/PERATURAN-BKN-

NOMOR-8-TAHUN-2018-PROSEDUR-PENYELENGGARAAN-SELEKSI-

DENGAN-METODE-CAT-BKN.pdf , pada 10 Januari 2019, pukul 08:13 WIB

Peraturan Kementerian PAN dan RB Nomor 24 tahun 2013 tentang kebijakan tambahan

alokasi formasi dan pengadaan calon pegawai negeri sipil tahun 2013, diakses

melalui https://jdih.menpan.go.id/data_puu/24%20TH%202013.pdf, pada 10 Januari

2019, pukul 13:24 WIB.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 81 Tahun 2010, diakses melalui

httpwww.kemenkumham.go.idattachmentsarticle175perpres81_2010.pdf, pada 29

Januari 2019, pukul 10:21 WIB

Dari Buku CAT BKN untuk Indonesia, Badan Kepegawaian Negara, hal, 62. diakses melalui

http://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2014/05/zppd_Buku_CAT-BKN.pdf, pada

10 Januari 2019, pukul 10:00 WIB.

Page 105: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)

90

WAWANCARA

Gatra Suryaditama, (Analis kepegawaian pelaksana, Unit Sub Bagian Perencanaan dan

Penempatan Pegawai) pada 11 Maret 2019, di kantor Badan Kepegawaian Negara.

Anjar Dwi Antara S.I.P., M.A. (Kasubid Sertifikasi dan Pelaporan Seleksi pada Pusat

Pengembangan Sistem Rekrutmen (PPSR) ASN), pada 23 Mei 2019, di kantor

Badan Kepegawaian Negara

Page 106: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)
Page 107: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)
Page 108: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)
Page 109: KEBIJAKAN COMPUTER ASSISTED TEST (CAT) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · tahapan tes yang harus dilalui oleh para calon pegawai negeri sipil (CPNS)