keanekaragaman pteridophyta di desa prenduan madura

19
i Madura PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014 Prenduan Drs. Samsun Hadi, M.S. Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd. Ahmad Bayyudh Attamimi Keanekaragaman ii Keanekaragaman Pteridophyta Prenduan Madura Penulis : Drs. Samsun Hadi, M.S. Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd. Ahmad Bayyudh Attamimi Penyunting : Drs. Samsun Hadi, M.S. Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd. Foto : Ahmad Bayyudh Attamimi Desain Sampul: Ahmad Bayyudh Attamimi Tata Letak : Ahmad Bayyudh Attamimi

Upload: bayyudh

Post on 21-Nov-2015

97 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

IPA, BIOLOGI, Pteridophyta, Paku-pakuan

TRANSCRIPT

  • iMadura

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

    PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

    2014

    Prenduan

    Drs. Samsun Hadi, M.S.Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd.

    Ahmad Bayyudh Attamimi

    Keanekaragaman

    ii

    KeanekaragamanPteridophyta Prenduan

    Madura

    Penulis : Drs. Samsun Hadi, M.S.Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd.Ahmad Bayyudh Attamimi

    Penyunting : Drs. Samsun Hadi, M.S.Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd.

    Foto : Ahmad Bayyudh AttamimiDesain Sampul: Ahmad Bayyudh AttamimiTata Letak : Ahmad Bayyudh Attamimi

  • iii

    Keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar kita semakin lamasemakin tergerus karena mengalami kepunahan secara perlahan.Kepunahan tersebut semakin diperparah lagi dengan ketidak

    pedulian kita terhadap keanekaragaman hayati tersebut. Peranankita sebagai manusia hanyalah menjaganya, tapi kita sering tidak bisa

    melakukannya.

    Kepunahan dikarenakan ketidak pedulian, ketidak peduliandikarenakan kita belum mengenal. Pengenalan tentang

    keanekaragaman hayati dirasa sangat perlu demi menjagakelestariannya. Salah satu keanekaragaman itu ialah Tumbuhan paku

    (Pteridophyta).

    Sudahkah kita mengenal apa itu Pteridophyta? Cirinya seperti apa?Apa saja Pteridophyta yang ada di Prenduan??? Buku ini akanmemberikan anda informasi secara gamblang dan praktis untukmenjawab pertanyaan-pertanyaan diatas. Selamat membaca.

    Malang, Januari 2014

    Penulis

    Prakata

    iv

    Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwataala dengan ridho-Nya,sehingga penulis dapat menyusun buku Pteridophyta PrenduanMadura, yang diharapkan dapat membantu para pembaca.Dalam penyusunan buku ini penulis banyak melibatkan pihak yangtelah rela meluangkan waktu untuk memberikan bantuan, saran,bimbingan serta informasi-informasi yang diperlukan. Oleh karena itupenulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :Ayah dan Ibu yang tidak pernah lelah memberikanku motivasi saat

    aku mulai lelah dalam menyusun buku ini.Dra. Sri Wahyuni, M.Kes. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

    Biologi.Drs. Samsun Hadi, M.S. sebagai Pembimbing I yang telah iklas dalammeluangkan waktunya serta sabar dalam membimbing, memberi

    nasehat, memberi arahan seta motivasi dalam penyusunan buku ini.Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd. sebagai Pembimbing II yang telahiklas dalam meluangkan waktunya serta sabar dalam membimbing,memberi nasehat, memberi arahan seta motivasi dalam penyusunan

    buku ini.Akhir kata, semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat-Nya dalammenuntut ilmu dan semoga Buku ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

    UcapanTerima Kasih

  • v1. Halaman Cover ...................................................................... i2. Halaman Judul ..................................................................... ii3. Prakata ................................................................................ iii4. Ucapan Terima Kasih ........................................................... iv5. Daftar Isi ............................................................................... v6. Daftar Tabel ......................................................................... vi7. Daftar Gambar......................................................................vii8. BAB 1. Prenduan dan Madura ............................................. 19. BAB 2. Mengenal Pteridophyta ........................................... 510. BAB 3. Morfologi Pteridophyta ........................................... 911. BAB 4. Pteridophyta Prenduan Madura ............................ 13

    Adiantum capillus-veneris L. .............................................. 14Adiantum lunulatum ......................................................... 16Drynaria quersifolia............................................................ 18Pteris longifolia .................................................................. 20Pteris sp. ............................................................................ 22Pyrrosia nummularifolia .................................................... 24Selaginella willdenowii ....................................................... 26

    12. Daftar Pustaka ................................................................... 2813. Kunci Identifikasi Pteridophyta .......................................... 30

    Daftar Isi

    vi

    1. Tabel 4.1 Keanekargaman Adiantum Capillusveneris L..... 152. Tabel 4.2 Keanekargaman Adiantum lunulatum................. 173. Tabel 4.3 Keanekargaman Drynaria quersifolia .................. 194. Tabel 4.4 Keanekargaman Pteris longifolia ........................ 215. Tabel 4.5 Keanekargaman Pteris sp. .................................. 236. Tabel 4.6 Keanekargaman Pyrrosia nummularifolia .......... 257. Tabel 4.7 Keanekargaman Selaginella willdenowii ............. 27

    Daftar Tabel

  • vii

    1. Gambar 1.1. Salvinia natans ketika sudah dimasak ............. 32. Gambar 3.1. Bintik-bintik di balik daun (sorus)................... 103. Gambar 3.2. Pucuk daun muda Pteridophyta..................... 104. Gambar 3.3. Pteridophyta ketika dicabut dari tanah ......... 115. Gambar 4.1 Adiantum capillus-veneris L. ........................... 146. Gambar 4.2 Sorus Adiantum capillus-veneris L................... 147. Gambar 4.3 Adiantum lunulatum ....................................... 168. Gambar 4.4 percabangan Adiantum lunulatum ................. 169. Gambar 4.5 Sorus Adiantum lunulatum ............................. 1610. Gambar 4.6 Drynaria quersifolia ......................................... 1811. Gambar 4.7 Rimpang Drynaria quersifolia.......................... 1812. Gambar 4.8 Sorus Drynaria quersifolia ............................... 1813. Gambar 4.9 Pteris longifolia................................................ 2014. Gambar 4.10 Pangkal daun Pteris longifolia ....................... 2015. Gambar 4.11 Daun dan Sorus Pteris longifolia ................... 2016. Gambar 4.12 Pteris sp. ....................................................... 2217. Gambar 4.13 Pangkal daun Pteris sp. ................................. 2218. Gambar 4.14 Sorus Pteris sp. ............................................ 2219. Gambar 4.15 Pyrrosia nummularifolia ................................ 2420. Gambar 4.16 daun steril Pyrrosia nummularifolia.............. 2421. Gambar 4.17 daun fertil Pyrrosia nummularifolia .............. 2422. Gambar 4.18 Selaginella wildenowii ................................... 2623. Gambar 4.19 Sorus Selaginella wildenowii ......................... 26

    Daftar Gambar

    viii

  • 1 | Madura danPrenduan

    1ulau Madura terletak di timur laut pulau Jawa, kurang lebih 7derajat sebelah selatan dari khatulistiwa di antara 112 derajatdan 114 derajat bujur timur. Pulau itu dipisahkan dari Jawa oleh

    Selat Madura, yang menghubungkan Laut Jawa dengan Laut Bali.Tepian pulau yang di barat laut agak dangkal dan lebarnya tidak lebihdari beberapa mil laut.

    Secara geologis Madura merupakan kelanjutan daripegunungan kapur yang terletak di sebelah utara dan di sebelahselatan Lembah Solo. Bukit-bukit kapur di Madura merupakan bukit-bukit yang lebih rendah, lebih kasar, dan lebih bulat daripada bukit-bukit di Jawa dan letaknya pun lebih menyatu.

    Pertama mendengar kata Madura yang ada dipikiran kitapastilah sebuah pulau yang panas. Iklim di Madura bercirikan duamusim, musim barat atau musim hujan selama bulan Oktober sampai

    P

    Selama iniMadura banyak dikenal

    oleh khalayak umumsebagai Tanah Garam.

    Hal itu menyebabkanpengetahuan

    masyarakat tentangkeanekaragaman hayati

    yang ada di Maduramasih kurang.

    Madura danPrenduan

    Sumber : http://www.Disperindag.go.id

    2 |Madura danPrenduan

    bulan April, dan musim timur atau musim kemarau. Komposisi tanahdan curah hujan yang tidak sama di lereng-lereng yang tinggi letaknyajustru kebanyakan, sedangkan di lereng-lereng yang rendah malahankekurangan, membuat Madura kurang memiliki tanah yang subur(Wikipedia, 2008).

    Selama ini Madura banyak dikenal oleh khalayak umumsebagai Tanah Garam karena di Madura banyak menghasilkangaram. Hal itu menyebabkan pengetahuan masyarakat tentangkeanekaragaman hayati yang ada di Madura masih kurang, dan tidaksedikit yang meragukan tentang adanya berbagai macamkeanekaragaman hayati di Madura. Kenyataan lainnya, di Madura jugaterkenal dengan jamu tradisionalnya, yang mana salah satu bahannyaadalah Pteridophyta yaitu, Selaginela willdenowii atau yang biasadisebut dengan ceker ayam yang dimanfaatkan sebagai obatrheumatik.Prenduan

    Desa Prenduan terdiri dari dua wilayah, yaitu wilayahpegunungan dan pesisir. Daerah pegunungan atau yang biasa disebutDaerah Onggaan memiliki banyak hutan-hutan kecil atau yang biasadisebut dengan hutan rakyat. Hutan-hutan di desa Prenduan tersebutberupa hutan-hutan bercadas. Hutan-hutan tersebut menyimpanbegitu banyak keanekaragaman hayati yang selama ini belumdiketahui masyarakat sekitar dan umum.

    Salah satu jenis keanekaragaman hayati dari kelompok florayang ada di desa Prenduan adalah Pteridophyta. Hal tersebut sesuaidengan apa yang diungkapkan oleh Dayat (2000), di daerahpegungungan, umunya Pteridophyta lebih menyukai daerah-daerahaliran sungai yang bertebing, bercadas, dengan kelembaban yangtinggi. Hutan-hutan tersebut yang menjadi habitat dari Pteridophytakarena kondisinya yang lembab.

  • 3 | Madura danPrenduan

    Pengenalan masyarakat umum dan sekitar tentang jenis-jenisPteridophyta yang ada di Madura dirasa sangat perlu, karenamasyarakat sekitar kurang peduli terhadap keanekaragaman hayati didaerah sekitar. Akibat dari ketidak pedulian itu adalah musnahnyabeberapa jenis Pteridophyta sebelumnya banyak memenuhi hutan-hutan disana.

    Kepunahan keanekaragaman hayati akibat perbuatanmanusia saat ini telah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.Banyak jenis yang akan hilang sebelum diketahui keberadaan danpotensinya bagi pertanian maupun kedokteran (Jhamtani dalamSarwono, 2004). Kepunahan salah satu komponen penyusunekosistem darat tersebut bisa juga berdampak pada kurangnyapengetahuan masyarakat akan pemanfaatan dari Pteridophyta ini.

    Pterodhophyta turut memiliki peranan tersendiri dalamekosistem, bahkan dapat dimanfaatkan bagi manusia sebagai bahanbaku pembuatan barang kerajinan, dimanfaatkan sebagai tanamanhias yang memiliki nilai estetika, dan lain sebagainya. Bahkan ada jugayang biasa dibuat sebagai sayuran yaitu Salvinia natans (paku sampan= kiambang).

    Gambar 1.1. Salvinia natans ketika sudah dimasakmenjadi sayur (Sumber: www.google.co.id)

    4 |Madura danPrenduan

    Selama ini juga banyak yang mengetahui bahwa Pteridophytajuga dapat dimanfaatkan untuk sayuran dan obat-obatan tradisional,misalnya tunjuk langit (Helminthostachys zeylanica (Linn) Hook.) yangmerupakan merupakan salah satu Pteridophyta yang telah lamadigunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional (Fitrya & Anwar,2009).

    Maka dari itu penting sekali bagi kita untuk mengenal lebihdalam lagi tentang Pteridophyta mengetahui habitat maupundeskripsi dari bagian-bagian Pteridophyta itu sendiri. Oleh karena itudengan adanya buku ini diharapkan akan membantumembedakan cirikhusus masing-masing spesies dari Pteridophyta. Buku ini juga bisamembantu para pembaca untuk mengenal lebih jauh tentangkeanekaragaman Pteridophyta yang ada di Prenduan Madura.

  • 5 | MengenalPteridophyta

    2umbuhan secara umum dibagi menjadi dua tingkat yaitutumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi.Dianggap tumbuhan tingkat rendah karena bagian-bagian dari

    tumbuan tersebut tidak sejati contohnya pada alga, stipe danbladenya tidak dapat di bedakan dan tidak berpembuluh. Tumbuhantingkat tinggi adalah tumbuhan yang sudah jelas mempunyai kormusdan dapat di bedakan antara akar dan batangnya.

    Tjitrosoepomo (2005) menjelaskan bahwa Pteridophyta(Pteridophyta)merupakan suatu divisio tumbuhan yang telah memilikisistem pembuluh sejati (kormus), artinya tubuhnya dengan nyatadapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar,batang dan daun.Namun demikian, Pteridophyta tidak menghasilkan biji untukreproduksinya.

    T

    Pteridophytamerupakan suatu divisio

    tumbuhan yang telahmemiliki sistempembuluh sejati(kormus), artinya

    tubuhnya dengan nyatadapat dibedakan dalamtiga bagian pokok yaituakar,batang dan daun.(Tjitrosoepomo, 2005)

    MengenalPteridophyta

    6 | MengenalPteridophyta

    Pteridophyta termasuk tumbuhan tingkat rendah dan masukpula pada tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan ini digolongkantumbuhan tingkat rendah karena belum menghasilkan biji, dan alatperkembangbiakan utamanya adalah spora, sedangkan apabila di lihatdari ada atau tidaknya sistem pembuluhnya, maka Pteridophytatergolong tumbuhan tingkat tinggi. Tjitrosoepomo (2005),menyatakan Pteridophyta merupakan tumbuhan peralihan antaratumbuhan bertalus dengan tumbuhan berkormus, sebab Pteridophytamempunyai campuran sifat dan bentuk antara lumut dengantumbuhan tingkat tinggi.

    Kemiripan dengan lumut juga ada pada sistem pergiliranketurunannya. Tumbuhan ini mengalami metagenesis seperti lumuttetapi berbeda pada fase yang dominan. Pada Pteridophyta, fase yanglebih dominan adalah pada fase sporofit dibandingkan dengangametofit. Tumbuhan lumut yang sering kita jumpai merupakan fasegametofit, sedangkan Pteridophyta yang kita lihat sehari-harimerupakan fase sporofit. Fase gametofit Pteridophyta sering disebutdengan protalium.Habitat

    Pteridophyta merupakan salah satu divisi tumbuhan yangmenjadi kekayaan alam hayati Indonesia. Dari sekitar 10.000 spesiesPteridophyta di dunia, diperkirakan sebanyak 1.300 spesies diantaranya tumbuh di kawasan Indonesia (Sastrapradja, 1980).Persebaran Pteridophyta sangat luas, mulai dari ketinggian 0-3.200 mdi atas permukaan laut (Holtum, 1966). Berarti, tumbuhan ini tersebarmulai dari tepi pantai sampai ke lereng-lereng gunung, tetapi tidaktumbuh pada daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun).

    Tanaman tersebut kebanyakan ditemukan dalam kondisi yangmarjinal, seperti di bawah hutan yang lembab, tebing dekatperbukitan, pada batang pohon dan daerah bebatuan yang lembab, didaerah danau atau kolam, daerah kawah vulkanik, atau di bagian

  • 7 | MengenalPteridophyta

    bangunan yang tidak terawat sehingga bersifat lembab. Senadadengan pendapat Tjitrosomo et al., (2005), Pteridophyta hiduptersebar luas dari tropika yang lembab sampai melampaui lingkaranArktika.

    Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yangterbatas, karena air merupakan media yang dapat digunakan untukpergerakan sel sperma dan sel telur. Hal tersebut mungkin mengikutiperilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masakeemasan Pteridophyta karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasahhutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang ditambangorang sebagai batu bara.

    Habitat juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruhterhadap pertumbuhan Pteridophyta, tapi jenis Pteridophyta jugadapat berpengaruh. Survive tidaknya suatu Pteridophyta di suatu arealtergantung dari ketahanan gametofitnya, apakah akan berkembangsecara alami di lingkungannya atau tidak. Seperti tanaman tingkattinggi, Pteridophyta tumbuh lingkungannya masing-masing (biasanyatempat lembab). Beberapa Pteridophyta dapat bertahan hidup didaerah yang ekstrim seperti lingkungan kering dan panas beberapajenis paku dapat tumbuh di daerah gurun.

    Berdasarkan cara hidupnya ada jenis Pteridophyta terestrial,epifit, dan higrofit. Pteridophyta yang hidup di tempat yang berarirdisebut sebagai tanaman higrofit. Pada hutan-hutan tropik dansubtropik, Pteridophyta merupakan tumbuhan yang hidup dipermukaan tanah, cara hidup ini disebut terestrial. Pteridophyta yangcara hidupnya menumpang pada tumbuhan lain sebagai inangnyadisebut dengan epifit. Pohon yang dijadikan sebagai inang hanyasebagai tempat hidup dan tidak sebagai sumber makanan, karenaPteridophyta bukan parasit bagi tumbuhan inangnya.

    8 | MengenalPteridophyta

    Pteridophyta selalu meletakkan dirinya tepat sesuai dengannitchenya, tanah yang lembab, udara yang lembab, intensitas cahayadan sebagainya. Jarang Pteridophyta hidup diluar habitatnya. Jikaanda ingin menumbuhkembangkan Pteridophyta, maka anda harusbisa menciptakan lingkungan yang sesuai sehingga Pteridophytatumbuh dan berkembang dengan optimal.

    Setelah kita mengenal apa itu Pteridophyta, maka selanjutnyakita harus mengetahui dulu bagaimana dan apa sajakah bagian-bagianyang ada pada Pteridophyta itu.

  • 9 | MorfologiPrenduan

    3engenalan suatu jenis makhluk hidup adalah salah satu upayauntuk melestarikan keanekaragaman hayati, salah satu upayapengenalan tersebut biasa dilakukan dengan cara identifikasi.

    Identifikasi Pteridophyta merupakan suatu upaya untuk mengenal danmengetahui nama Pteridophyta berdasarkan cirinya. Sebelummelakukan identifikasi kita terlebih dahulu harus mengetahui apa danbagaimana morfologi dari pteridophyta itu sendiri.

    Bentuk Pteridophyta sangat bermacam-macam (heterogen),baik ditinjau dari segi habitus maupun cara hidupnya. Pteridophytaada yang sangat kecil dengan daun-daun yang kecil dan memilikistruktur masih sangat sederhana, namun demikian adapulaPteridophyta yang besar dengan ukuran daun dapat mencapai 2 matau lebih dengan struktur yang rumit.

    P

    OrganPteridophyta terdiri atasdua bagian utama, yaitu

    organ vegetatif (Akar,batag dan daun) dan

    generatif (Sporangia).(Hasairin, 2003).

    MorfologiPteridophyta

    10 | MorfologiPrenduan

    Seperti yang sudah dijelaskan di awalpembahasan tentang pteridophyta tadi,bahwa Pteridophyta sudah dapat dibedakanantara akar, batang dan daunnya. Selain ituPteridophyta umumnya dicirikan olehpertumbuhan pucuknya yang melingkar.Pada permukaan bawah ental ada bintik-bintik yang kadang-kadang tumbuh teraturdalam barisan, mengerombol ataupuntersebar. Masing-masing bintik itu adalahkotak spora yang disebut dengan sporangium(Sastrapraja et al., 1980; Daryanti, 2009).

    Selanjutnya kita akanmempelajari tentang organ-organ lain dari Pteridophytaagar mempermudah kitadalam mengenaliPteridophyta. MenurutHasairin (2003), organPteridophyta terdiri atas duabagian utama, yaitu organvegetatif dan generatif.1. Organ vegetatif

    Organ ini terdiri atas akar, batang, dan daun yang disebutdengan organum nutritivum.a) Akar

    Akar paku memiliki sistem perakaran serabut. Pada bagianujungnya terdapat tudung akar (kaliptra) yang dibelakangnya terdapattitik tumbuh akar berbentuk bidang empat, yang apabila beraktifitaske luar menghasilkan kaliptra dan apabila ke dalam membentuk sel-sel akar.

    Gambar 3.2. Pucuk daun mudaPteridophyta yang melingkar.

    Gambar 3.1. Bintik-bintikdi balik daun (sorus).

  • 11 | MorfologiPrenduan

    b) BatangUmumnya batang tanaman paku berupa akar tongkat atau

    rhizoma, namun ada pula yang berupa batang sejati (sesungguhnya).Apabila dilihat secara anatomi didapatkan bagian-bagian sepertiepidermis, korteks, dan stele.

    c) DaunMenurut Smith di dalam Lubis (2009), berdasarkan bentuk dan

    sifat daunnya dapat dibedakan atas dua golongan: (1) Megaphyllusyaitu paku yang memiliki daun besar sehingga mudah dibedakandengan batangnya. (2) Macrophyllus yaitu paku yang memiliki daunkecil dan umumnya berupa sisik sehingga sukar dibedakan bagian-bagiannya.

    Daun juga dapat menjadi tempat penghasil sorus, tapi tidaksemua daun paku memiliki sorus (sori), daun paku yang memiliki sorusmerupakan daun fertil yang disebut daun sporofil. Daun ini berfungsiuntuk menghasilkan spora. Tetapi daun ini juga dapat melakukanfotosintesis, sehingga disebut pula sebagai troposporofil.

    Daun paku yang tidak memiliki sorus disebut daun steril, ataubiasa disebut Tropofil. Daun ini banyak mengandung klorofil danbanyak dimanfaatkan hanya untuk proses fotosintesis.2. Organ generatif

    Batang Pteridophyta

    Akar Pteridophyta

    Gambar 3.3. Pteridophyta ketika dicabut daritanah akan terlihat akar dan juga batangnya

    12 | MorfologiPrenduan

    Pteridophyta berkembangbiak dengan spora. Setiap kotakspora dikelilingi oleh sederetan sel yang melingkar membentukbangunan seperti cincin dan disebut annulus. Annulus ini berfungsiuntuk mengatur pengeluaran spora. Aktivitas annulus dipengaruhioleh suhu dan kelembaban udara. Di dalam sel-sel annulus penuhberisi air. Bila dalam keadaan basah sel-sel annulus akanmengembang, namun bila dalam keadaan kering sel annulusmengisut, maka sel-sel annulus mengerut dan memendekmenyebabkan dinding kotak spora menjadi retak. Kotak spora pecah,spora dihembuskan ke luar melalui celah yang terjadi pada waktu selannulus mengerut. Perkembangbiakan pada Pteridophyta terjadisecara gametofit bersifat seksual dengan menghasilkan sel-selgamet (gamet jantan dan gamet betina), Sporofit bersifat aseksualdengan menghasilkan spora (Hasairin, 2003).

    Daun pada Pteridophyta mengandung sporangia yangberkembang dalam bentuk kelompok yang disebut sori. Sporangiayang pecah akan menghasilkan spora. Dengan spora inilahPteridophyta berkembangbiak (Cranbrook dan Edward, 1994). Setelahpembuahan, sel telur tumbuh menjadi Pteridophyta-pakuan,pertumbuhannya akan berlangsung sampai saat pematangan untukmembentuk spora lagi (Tjitrosoepomo, et al., 2005). Dalam udarakering, spora mampu mempertahankan viabilitasnya selama beberapabulan, tetapi jika dibasahi pada suhu yang cocok, spora akanberkecambah (Loveless, 1989).

    Setelah kita mengetahui morfologi Pteridophyta, makaselanjutnya akan mempelajari jenis Pteridophyta apa sajakah yang adadi Desa Prenduan Kecamatan Pragaan Kebupaten Sumenep Maduraitu.

  • 13 | PteridophytaPrenduan Madura

    Dari hasil inventarisasi Pteridophyta di Desa PrenduanKecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep Madura telah ditemukan 7jenis Pteridophyta yang terdiri dari 2 jenis Pteridophyta epifit dan 5jenis Pteridophyta tanah. Setiap Pteridophyta yang ada, diidentifikasiberdasarkan ciri-ciri utamanya dan dengan menggunakan kunciidentifikasi dari semua paku yang ditemukan dan kemudiandicocokkan dengan buku literatur.

    Setelah dilakukan identifikasi, ditemukan 7 spesiesPteridophyta. Hasil dari identifikasi kemudian dicatat sebagai datainventarisasi jenis Pteridophyta yang ada di desa Prenduan Kec.Pragaan Kab. Sumenep Madura. Berikut ini semua Pteridophyta yangsudah berhasil diidentifikasi:

    4

    Setelah dilakukanidentifikasi, ditemukan7 spesies Pteridophyta

    pada Desa PreduanKecamatan PragaanKabupaten Sumenep

    Madura

    PteridophytaPrenduan Madura

    14 | PteridophytaPrenduan Madura

    Adiantum capillus veneris L.Spesies 1

    Pada ujungtangkai ditutupoleh satu anak

    daun.

    Tangkaidaun hitammengkilatdan halus.

    Daunnyakelihatanrapat antaradaun yangsatu denganyang lain.

    Sorus berbentukginjal, terletakdi bagian tepi

    daun

    Habitat : TerestrialGambar 4.1 Adiantum capillus-veneris L.

    Gambar 4.2 SorusAdiantum capillus-veneris L.

  • 15 | PteridophytaPrenduan Madura

    Adiantum capillus-veneris L. banyak ditemukan di tepi jalandesa prenduan baik didaerah pesisir ataupunonggaan. HabitatPteridophyta ini adalahtempat-tempat lembab,berada pada tebing-tebing ataupun dinding

    rumah warga. Pteridophyta ini kebanyakan hidup ternaungi dan jarangditemukan di tempat-tempat terbuka (terkena sinar matahari).

    Adiantum capillusveneris L. tidak bisa bertahan oleh sinar cahayamatahari langsung karena menurut Soeseno (1993) kuncup daunAdiantum capillusveneris L. akan layu.

    Jenis ini mempunyai nilai persentasi jumlah sebanyak 16% darikeseluruhan persentasi jumlah Pteridophyta yang ditemukan.Sedangkan untuk nilai frekuensi keterdapatannya sebanyak 18%, danuntuk persentasi dominansinya sebanyak 34%.Hal tersebut bisa dilihat pada tabel dibawah ini:Tabel 4.1 Hasil perhitungan keanekargaman Adiantum capillus

    veneris L.Adiantum capillus veneris L. NilaiJumlah 49Frekuensi 6% Jumlah 16%% Frekuensi 18%% Dominansi 34%

    KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas : FilicopsidaBangsa : PolypodialesSuku : PteridaceaeMarga : AdiantumJenis : Adiantum capillus-veneris

    (http://www.sith.itb.ac.id/)

    16 | PteridophytaPrenduan Madura

    Adiantumlunulatum Spesies 2

    Sorus terletak di tepi bagianbawah daun, dengan soriyang berbentuk agakmemanjang.

    Percabangantangkai

    daunnyahanya satu.

    Tangkai daunberwarna

    coklat dan adajuga yangberwarna

    hitam.

    Habitat : TerestrialGambar 4.3 Adiantum lunulatum

    Gambar 4.4 percabanganAdiantum lunulatum

    Gambar 4.5 Sorus Adiantumlunulatum

  • 17 | PteridophytaPrenduan Madura

    Pteridophyta jenis iniadalah jenis yang paling banyakdijumpai di desa Prenduan. Baikdari persentasi jumlah,frekuensi, maupundominansinya. Sama halnyadengan Adiantum Capilusveneris L., tumbuhan ini banyakterdapat di tembok-tembokrumah dan bebatuan tepi jalan.

    Perbedaan hasil temuan yang begitu mencolok antara keluargaadiantum ini yaitu karena tingkat toleransinya. Meskipun masihtergabung dalam satu keluarga adiantum tetapi Adiantum lunulatumlebih mudah beradaptasi dengan lingkungan. Hasl tersebutditunjukkan pada tempat-tempat ditemukannya, Jenis ini banyakditemukan di daerah yang cenderung lebih terbuka daripadaAdiantum capillus-veneris L. misalnya ditepian sawah yang mendapatintensitas cahaya yang banyak.

    Indrawan di dalam Lubis (2009) menjelaskan bahwa tumbuh-tumbuhan yang mempunyai adaptasi tinggilah yang bisa hidup bahkanmendominasi di suatu daerah.Tabel 4.2 Hasil perhitungan keanekargaman Adiantum lunulatum

    Adiantum lunulatum NilaiJumlah 174Frekuensi 9% Jumlah 57%% Frekuensi 26%% Dominansi 84%

    KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas : PteridopsidaBangsa : PolypodialesSuku : PteridaceaeMarga : AdiantumJenis : Adiantum lunulatum

    (http://www.wikipedia.org/)

    18 | PteridophytaPrenduan Madura

    Drynariaquercifolia Spesies 3Habitat : Epifit

    Daun berlekuk.

    Mempunyai rimpang yanghalus dan lebat danberwarna coklat sepertibulu kepala tupai.

    Sorus terletak di bagianbawah daun, tersusun 2deretan diantara rulingdaunya, terletak tidak

    teratur.

    Gambar 4.6 Drynaria quersifolia

    Gambar 4.7 RimpangDrynaria quersifolia

    Gambar 4.8 Sorus Drynaria quersifolia

  • 19 | PteridophytaPrenduan Madura

    Drynaria quercifoliamerupakan Pteridophyta yangmempunyai nama tradisonalpaku kepala tupai, hal tersebutdikarenakan Drynariaquersifolia ini memiliki rimpangyang menyerupai kepala tupai.di Indonesia belum dikenalmanfaatnya, di Malayatumbuhan ini dapat dipakai

    untuk obat bengkak, kadang-kadang air daunya dipakai pula untukmenyembuhkan demam (Holttum, 1968).Tabel 4.3 Hasil perhitungan keanekargaman Drynaria quersifolia

    Tabel diatas menunjukkan bahwasannya keberadaanya didesa Prenduan tidak sebegitu banyak, hal tersebut mungkindikarenakan curah hujan di Prenduan yang lebih sedikit. menurutCumming (2006), Drynaria quercifolia lebih cenderung memilihlingkungan yang mempunyai banyak curah hujan atau daerah tropisbasah.

    Drynaria quersifolia NilaiJumlah 15Frekuensi 5% Jumlah 3%% Frekuensi 9%% Dominansi 14%

    KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas : PteridopsidaBangsa : PolypodialesSuku : PolypodiaceaeMarga : DrynariaJenis : Drynaria quersifolia

    (http://www.wikipedia.org/)

    20 | PteridophytaPrenduan Madura

    Pteris longifolia Spesies 4Habitat : Terestrial

    Pangkal daunrompang (rata).

    Daun memanjangdan tidak bergerigi.

    Sorus berbentukgaris dan berada di

    tepi daun.

    Daun tersusunmenepi.

    Gambar 4.9 Pteris longifolia

    Gambar 4.10 Pangkaldaun Pteris longifolia

    Gambar 4.11 daun danSorus Pteris longifolia

  • 21 | PteridophytaPrenduan Madura

    Pteris longifolia banyakditemukan pada bebatuan tua,biasanya tumbuh bersamalumut. Jenis ini mencolok dandapat dikenali langsung karenabentuknya yang lumayan besar.

    Kondisi geografi desaPrenduan sangat cocok untukhabitat jenis ini. Habitat dari

    Pteris longifoliamerupakan batu-batuan cadas, dan sedangkan di desaPrenduan umumnya memiliki tanah berkapur dan juga bukit-bukitbercadas. Pteris longifolia cenderung tumbuh pada tempat yangmempunyai naungan, hal tersebut dapat dibuktikan selama penelitian,Pteris longifolia hanya ditemukan di bawah tumbuhan-tumbuhanbesar.

    Tabel 4.4 Hasil perhitungan keanekargaman Pteris longifolia

    Pemilihan habitat tersebut menyebabkan keterdapatan Pterislongifolia mempunyai nilai yang sedikit dalam hal jumlah, frekuensimaupun dominansinya. Berbeda dengan jenis dari keluarga pteris yanglain yaitu Pteris sp. yang lebih bisa bertoleransi terhadap lingkungan.perbedaan tersebut dapat dilihat pada table 4.4 (Pteris longifolia) dantable 4.5 (Pteris sp.).

    Pteris lomgifolia NilaiJumlah 21Frekuensi 4% Jumlah 7%% Frekuensi 12%% Dominansi 19%

    KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas : PolypodiopsidaBangsa : PolypodialesSuku : PteridaceaeMarga : PterisJenis : Pteris longifolia(http://www.wikipedia.org/)

    22 | PteridophytaPrenduan Madura

    Pteris sp. Spesies 5Habitat : Terestrial

    Pangkal daunberlekuk.

    Daun berbentuksirip, memanjang,terdapat bulu padatulang daun.

    Daun tersusunmenumpuk.

    Tata letak daunberhadapan.

    Sorus terletakdisepanjang sirip,

    tetapi tidak sampaiketiak daun.

    Gambar 4.12 Pteris sp.

    Gambar 4.14 Sorus Pteris sp.Gambar 4.13 Pangkaldaun Pteris sp.

  • 23 | PteridophytaPrenduan Madura

    Sama seperti Pterislongifolia, Pteris sp.mempunyaihabitat batu-batuan cadas danberkapur dan bebatuan lainnya.Tetapi ada hal yang membuatperbedaan keberadaannya,yaitu jenis ini lebih bisaberadapatasi denganlingkungan terbuka yangmempunyai intensitas cahaya

    banyak.Pteris sp. banyak terdapat pada retakan-retakan tembok

    bangunan ataupun di tebing-tebing pada tepian jalan. Adapula yangditemukan bersama dengan Pteris longifolia di batu-batuan dibawahnaungan pohon. Hal tersebut yang membuat perbedaan hasilperhitungan inventarisasi masing-masing jenis dari keluarga pteris ini.

    Tabel 4.5 Hasil perhitungan keanekargaman Pteris sp.

    Pteridophyta ini kebanyakan ditemukan tumbuh liar, meskipundemikian jenis ini kadang ada juga yang menanam untuk budidaya dikebun karena mempunyai penampilan yang menarik. Pteris sp. jugadigunakan dalam pengendalian pencemaran atau yang biasa dikenalsebagai tanaman hiperakumulator arsenik yang digunakan dalamfitoremediasi (Wikipedia, 2012).

    Pteris vittata NilaiJumlah 17Frekuensi 5% Jumlah 6%% Frekuensi 15%% Dominansi 20%

    KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas : FillicopsidaBangsa : PolypodialesSuku : PteridaceaeMarga : PterisJenis : Pteris vittata L.

    (Moertolo, 2004)

    24 | PteridophytaPrenduan Madura

    Pyrosianummularifolia Spesies 6Habitat : Epifit

    Sorusnya terdapat dipermukaan daun.Terdapat pada 1/3daun.

    Rimpangmenjalar panjang,

    bersisik.

    Daun mandul memilikibentuk bundar, tetapi adapula yang lonjong, teksturnyatipis dan berdaging.

    Daun yang suburbertangkai danpanjang.

    Gambar 4.15 Pyrrosia nummularifolia

    Gambar 4.16 daun steril Pyrrosianummularifolia

    Gambar 4.17 daun fertilPyrrosia nummularifolia

  • 25 | PteridophytaPrenduan Madura

    Pyrrosia nummularifoliamerupakan tanaman epifit,di desa Prenduan seringditemukan di pohon-pohonsiwalan. Pemilihan tersebutdikarenakan pohon siwalanmempunyai kulit pohonyang kasar yang dapatmenahan serasah lebihbanyak dibandingkan pohon

    yang berkulit licin. Dressler (1982) menyatakan kulit kayu yangberongga dan empuk dengan permukaan yang kasar akan menahan airlebih baik.

    Keberadaan Pyrrosia nummularifolia di desa Prenduan sangatvariatif antara nilai persentasi jumlah, frekuensi dan dominansi.Persentasi jumlah menunjukkan nilai yang sama dengan Pterislongifolia, persentasi frekuensi mempunyai nilai yang sama denganAdiantum capillus-veneris L., dan untuk persentasi dominansinya lebihbanyak dari keluarga Pteris.

    Tabel 4.6 Hasil perhitungan keanekargaman Pyrrosianummularifolia

    Variasi keterdapatan Pyrrosia nummularifolia mungkindisebabkan karena keberadaan pohon siwalan tersebut, dandidukung juga leh habitat aslinya yaitu Pyrrosia nummularifoliapada batu atau pohon di pegunungan rendah (Tryon, 1982).

    Pyrrosia nummularifolia NilaiJumlah 22Frekuensi 6% Jumlah 7%% Frekuensi 18%% Dominansi 25%

    KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : PteridophytaKelas : PteridopsidaBangsa : PolypodialesSuku : PolypodiaceaeMarga : PyrrosiaJenis : Pyrrosia nummularifolia

    (Holtum, 2004)

    (http://www.wikipedia.org/)

    26 | PteridophytaPrenduan Madura

    Selaginellawilldenowii Spesies 7

    Sorus terletak diujung terminalia

    dan berwarnacoklat

    Batang tegak danbersisik halus,percabanganmenyirip.

    Habitat : Terestrial

    Daun kecil, berwarnahijau, bulat lonjong, licin

    dan agak kaku.

    Gambar 4.18 Selaginella wildenowii

    Gambar 4.19 Sorus Selaginellawildenowii

  • 27 | PteridophytaPrenduan Madura

    Selaginella willdenoviiumunya hidup di tanahterutama ditempat yangbasah baik di dataran rendahmaupun didataran tinggi.Sedangkan untuk daerahyang memiliki kondisi tanahyang demikian hanya padadaerah Onggaan (pegunugan)desa Prenduan.

    Tanah di desa Prenduan kebanyakan berupa tanah kapur yangkurang subur dan kering. Selaginella willdenoviimerupakan jenis yangpaling sedikit dengan persentasi jumlah, frekuensi, maupundominansinya. Hal tersebut dikarenakan Selaginella willdenowiicenderung membutuhkan membutuhkan tanah yang lembab dansubur. hasil inventarisasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.Tabel 4.7 Hasil perhitungan keanekargaman Selaginella willdenowii

    Pemanfaatan jenis ini adalah sebagai bahan pembuatan jamutradisonal untuk obat reumatik. Selaginella willdenovii biasa dikenaloleh masyarakat umum dengan sebutan paku ceker ayam atau pakurane.

    Selaginella willdenowii NilaiJumlah 5Frekuensi 1% Jumlah 2%% Frekuensi 3%% Dominansi 5%

    KlasifikasiKingdom : PlantaeDivisi : LycopodiophytaKelas : LycopodiopsidaBangsa : SelaginellalesSuku : SelaginellaceaeMarga : SelaginellaJenis : Selaginella willdenowii

    (http://www.sith.itb.ac.id/)

    28 | Keanekaragaman PteridophytaPrenduan Madura

    Cranbrook, E.and Edward. 1994. A Tropical Rain Forest The Nature ofBiodiversity in Borneo at Belalong Brunai. Singapore: TheRoyal Geogarphical Society UK and Sun Three Publishing.

    Daryanti. 2009. Keanekaragaman Paku-pakuan Terestrial di TamanWisata Alam Deleng Lancuk Kabupaten Karo. Tesis MagisterSains, Program Studi Biologi Sekolah Pasca Sarjanah.Universitas Sumatera Utara, Medan.

    Dayat, E. 2000. Studi Floristik Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di HutanLindung Gunung Oempo Sumatera Selatan. Tesis MagisterSains, Program Studi Biologi Program Pascasarjana InstitutPertanian Bogor, Bogor.

    Fitrya & L. Anwar. 2009. Uji Aktivitas Antikanker Secara In Vitro denganSel Murine P-388 Senyawa Flavonoid dari Fraksi Etilasetat AkarTumbuhan Tunjuk Langit (Helmynthostachis Zeylanica (Linn)Hook). Jurnal Penelitian Sains No. 1(C) Vol. 12. Januari 2009.Hal. 1-4.

    Hariyadi, B. 2000. Sebaran dan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Pakudi Bukit Sari, Jambi, Tesis Magister Sains.Program Studi TeknikBiologi Sekolah Pascasarjanah Institut Teknik Bandung,Bandung.

    Hasairin, A. 2003. Taksonomi Tumbuhan Rendah (Thalophyta danKormophyta Berspora). Bahan Ajar Biologi.Unimed, Medan.

    Holttum, R.E., 1966. Ferns of Malaya. A Revised Flora of Malaya. Vol.II. Government Printing Office. Singapore

    Johnson, A. 1977. A Student Guide's to the Ferns Singapore Island.Singapore University Press.

    Loveles, A. 1989. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk DaerahTropik. Gramedia. Jakarta.

    Lubis S. R. 2009. Keanekaragaman dan Pola Distribusi Tumbuhan Pakudi Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba SamosirProvinsi Sumatera Utara. Tesis Magister Sains, Program StudiBiologi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara,Medan.

    Daftar Pustaka

  • 29 | Keanekaragaman PteridophytaPrenduan Madura

    Piggott. A. G. 1988. Ferns of Malaya in Colour. Tropical Press SDN. BHD.Malaysia.

    Sastrapradja, S. dan J. J. Afriastini. 1979. Kerabat Paku-pakuan. Bogor:Herbarium Bogoriense LIPI.

    Sastrapradja, S., J. J. Afriastini, D. Darnaedi & Elizabeth. 1980. JenisPaku Indonesia. Lembaga Biologi Nasional. Bogor.

    Smith, A.R, Pryer KM, Schuettpelz E, Korall P, Schneider H, Wolf P.G,2006. A Classification For Extant Ferns. Taxon 55:705-731.

    Steenish V & Holttum RE. (1982). Flora Malesiana. London : MartinusNijhoff/DR.W. Junk Publishers

    Sunarmi & Sarwono. 2004. Inventarisasi Tumbuhan Paku di DaerahMalang. Jurnal Berk. Penel. Hayati Vol. 10. Hal. 71-74.

    Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta,Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Yogyakarta: GadjahMada University Press.

    Wikipedia. 2008. Pulau Madura, (Online),(http://www.wikipedia.co.id/Madura/, Diakses 19 juni 2013).

    Wikipedia. 2012. Pteris vittata, (Online),(http://www.wikipedia.com/Pteris_vittata/, Diakses 19desember 2013)

    30 | Keanekaragaman PteridophytaPrenduan Madura

    Kunci Identifikasi Pteridophyta di Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab.Sumenep Madura

    1. a. Tumbuhan paku terestrial ................................................ 2b. Tumbuhan paku epifit ................................................... 16

    2. a. Batang bersisik .................................................................. 3b. Batang tidak bersisik ....................................................... 5

    3. Daun kecil, bulat lonjong, licin dan agak kaku .................... 44. Sorus terletak pada ujung daun ........ Selaginella willdenowii5. Sorus terletak pada permukaan bawah daun ................... 66. Sorus terletak di tepi daun .................................................. 77. a. Tangkai berbulu halus ..................................................... 8

    b. Tangkai tidak berbulu ...................................................... 98. Daun memanjang ............................................................... 109. Tepi daun menggulung ....................................................... 1110. Tangkai berwarna hijau kecoklatan ................................... 1211. a. Tangkai berwarna hitam mengkilat................................ 13

    b. Tangkai berwarna coklat ............................................... 1412. Sorus berbentuk garis di sepanjang sirip daun ................... 1513. Sorus berbentuk ginjal ............. Adiantum capillus-veneris L.14. Sorus berbentuk agak panjang ............. Adiantum lunulatum15. a. Susunan daun berhadapan................................... Pteris sp.

    b. Susunan daun menyebar .......................... Pteris longifolia16. Sorus berada di bawah permukaan daun .......................... 1717. a. Rimpang halus ............................................................... 18

    b. Rimpang bersisik ........................................................... 1918. Rimpang berbentuk seperti kepala tupai .......................... 2019. Sisik-sisik pada rimpang berwarna merah kecoklatan ...... 2120. Daun berlekuk ................................................................... 2221. Daun berbentuk bundar dan bulat memanjang ............... 2322. Sorus terletak tidak teratur................................................ 2423. Sorus terdapat di sepertiga daun ... Pyrrosia nummularifolia24. Sorus tersusun 2 deret .......................... Drynaria quersifolia