keanekaragaman jenis ikan (cypriniformes: cyprinidae) di

14
BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 25 Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di Sungai Batang Tembesi Kabupaten Merangin Papario Anggara, Pitri Handayani, Andriyanto Pendidikan Biologi STKIP YPM Bangko Abstract Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya data mengenai keanekaragaman jenis ikan di Sungai Batang Tembesi Kabupaten Merangin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis ikan family cyprinidae dan bagaimanakah keanekaragaman jenis ikan famili cyprinidae di Sungai Batang Tembesi Kabupaten Merangin. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2019, yang dilakukan dalam tiga tahapan. Tahap pertama yaitu tahap pengoleksian sampel yang dilakukan di Sungai Batang Tembesi Kabupaten Merangin dengan membagi lokasi penelitian menjadi 3 stasiun. Penentuan stasiun dilakukan menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu, peneliti menyesuaikan lokasi dengan karakteristik tempat hidup ikan.Pengoleksian sampel ikan dilakukan dengan menggunakan 3 alat tangkap, yaitu alat tangkap jala, alat tangkap jaring (Gill nett), dan alat tangkap pancing. Tahap kedua yaitu tahap identifikasi ikan yang dilaksanakan di Laboratorium Biologi STKIP YPM mengunakan buku Ikan Air Tawar di Ekosistem Bukit Tiga Puluh (Sukmono dkk, 2017), Fishes of the world (Nelson, 2016)dan Fishes of The Cambodian Mekong (Rainboth, 1996) dan jurnal-jurnal terkait. Tahap ketiga adalah tahap analisis data.Sampel yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus indeks keragaman Shannon-Wiener (H’), indeks kekayaan jenis (DMg), dan indeks kemerataan spesies (E). Hasil penelitian yaitu tercatat 173 individu ikan (Cyprinidae) yang termasuk ke dalam 2 subfamili, yaitu Cyprininnae dan Danioinae, serta terdiri dari 9 genus yaitu Barbodes, Epalzeorhynchos,Hampala, Mystacoleucus, Tor, Schismatorhynchus, Labocheilos,Crossocheilus, dan Rasbora. Tergolong ke dalam 10 spesies ikan yaitu Barbades binotatus, Barbades lateristriga, Epalzeorhynches kalopterus, Hampala macrolepidota, Mystacoleucus marginatus, Tor sora, Schismatorhynchus heterorhynchus, Labocheilos falcifer, Crossocheilus cobitis, dan Rosbora elegans.,. Hasil analisis data nilai indeks keragaman Shannon-Wiener (H’) adalah 1,9023 (kriteria sedang), indeks kekayaan jenis (DMg) adalah 1,7464 (kriteria rendah), dan indeks kemerataan spesies (E) adalah 0,6341(kriteria stabil). Key words: Keanekaragaman jenis,Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae), Sungai Batang Tembesi

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 25

Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di Sungai

Batang Tembesi Kabupaten Merangin

Papario Anggara, Pitri Handayani, Andriyanto

Pendidikan Biologi STKIP YPM Bangko

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya data mengenai keanekaragaman jenis ikan di Sungai

Batang Tembesi Kabupaten Merangin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis ikan family

cyprinidae dan bagaimanakah keanekaragaman jenis ikan famili cyprinidae di Sungai Batang Tembesi

Kabupaten Merangin. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian

dilaksanakan pada bulan Agustus 2019, yang dilakukan dalam tiga tahapan. Tahap pertama yaitu tahap

pengoleksian sampel yang dilakukan di Sungai Batang Tembesi Kabupaten Merangin dengan membagi lokasi

penelitian menjadi 3 stasiun. Penentuan stasiun dilakukan menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu,

peneliti menyesuaikan lokasi dengan karakteristik tempat hidup ikan.Pengoleksian sampel ikan dilakukan

dengan menggunakan 3 alat tangkap, yaitu alat tangkap jala, alat tangkap jaring (Gill nett), dan alat tangkap

pancing. Tahap kedua yaitu tahap identifikasi ikan yang dilaksanakan di Laboratorium Biologi STKIP YPM

mengunakan buku Ikan Air Tawar di Ekosistem Bukit Tiga Puluh (Sukmono dkk, 2017), Fishes of the world

(Nelson, 2016)dan Fishes of The Cambodian Mekong (Rainboth, 1996) dan jurnal-jurnal terkait. Tahap ketiga

adalah tahap analisis data.Sampel yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus indeks keragaman

Shannon-Wiener (H’), indeks kekayaan jenis (DMg), dan indeks kemerataan spesies (E). Hasil penelitian yaitu

tercatat 173 individu ikan (Cyprinidae) yang termasuk ke dalam 2 subfamili, yaitu Cyprininnae dan Danioinae,

serta terdiri dari 9 genus yaitu Barbodes, Epalzeorhynchos,Hampala, Mystacoleucus, Tor, Schismatorhynchus,

Labocheilos,Crossocheilus, dan Rasbora. Tergolong ke dalam 10 spesies ikan yaitu Barbades binotatus,

Barbades lateristriga, Epalzeorhynches kalopterus, Hampala macrolepidota, Mystacoleucus marginatus, Tor

sora, Schismatorhynchus heterorhynchus, Labocheilos falcifer, Crossocheilus cobitis, dan Rosbora elegans.,.

Hasil analisis data nilai indeks keragaman Shannon-Wiener (H’) adalah 1,9023 (kriteria sedang), indeks

kekayaan jenis (DMg) adalah 1,7464 (kriteria rendah), dan indeks kemerataan spesies (E) adalah 0,6341(kriteria

stabil).

Key words: Keanekaragaman jenis,Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae), Sungai Batang Tembesi

Page 2: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 26

PENDAHULUAN

Indonesia adalah salah satu negara

yang mempunyai tingkat keanekaragaman

jenis ikan yang sangat tinggi. Perairan

yang berada di wilayah garis khatulistiwa

serta beriklim tropis menjadikan Indonesia

mempunyai beranekaragam biota air yang

lebih banyak bila dibanding dengan daerah

dingin ataupun daerah subtropis.

Keanekaragaman ikan di Indonesia sangat

tinggi, berdasarkan Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2010

tercatat 4000-6000 jenis ikan yang ada di

semua perairan di Indonesia.

Ikan famili Cyprinidae adalah famili

ikan air tawar dengan genus terbesar, yaitu

sebanyak 220 genus dan 2.420 spesies

(Karahan, 2010 dalam J Putri, 2014). Ikan

ini memiliki distribusi yang sangat luas,

yaitu hampir di seluruh dunia. Beberapa

potensi yang menonjol dari famili

Cyprinidae yaitu sebagai ikan hias,

misalnya Barbichthys armafus

(Valenciennes, 1842) dan Barbodes

lateristriga (Valenciennes, 1842). Selain

itu juga berpotensi sebagai konsumsi

komersial yang bernilai tinggi, misalnya

Hampala macrolepidota (Kuhl & Van

Hasselt, 1823) (Sukmono dkk, 2017).

Famili Cyprinidae umumnya ditemui di

sungai yang berair jernih dan berbatu, dan

dapat ditemui dibagian hulu sungai

(Sukmono, 2017).

Sungai memiliki peranan yang penting

dalam memenuhi kebutuhan dan

kelangsungan bagi seluruh mahluk hidup,

salah satunya adalah ikan. Sungai Batang

Tembesi adalah salah satu sungai yang

terletak di Kabupaten Merangin, Provinsi

Jambi. Sungai Batang Tembesi yaitu

sungai yang memiliki air yang jernih dan

berbatu, sungai ini berhulu di Desa Rantau

Suli, Kecamatan Sungai Tenang (Jangkat

Timur), Kabupaten Merangin, Provinsi

Jambi dan bermuara di Sungai Batang

Hari.

Sungai Batang Tembesi digunakan

oleh penduduk setempat untuk melakukan

aktivitas hariannya, seperti mencuci,

mandi, dan megaliri aliran sungai ke

sawah. Sebagian masyarakat juga

menangkap ikan di sungai batang tembesi

untuk dikonsumsi sendiri dan juga dijual

untuk memenuhi kebutuhan lain. Terlebih

di sungai batang tembesi terdapat sebagian

masyarakat melakukan aktivitas

Penambangan Emas Ilegal (PETI), tentu

hal ini dapat mempengaruhi kualitas air

sungai batang tembesi yang tentu akan

menjadi ancaman terhadap kehidupan

makhluk hidup didalamnya.

Penelitian mengenai keanekaragaman

jenis ikan famili Cyprinidae di Sungai

Batang Tembesi termasuk sebuah upaya

agar dapat menunjang serta meningkatkan

pelestarian jenis ikan karena belum adanya

data tentang jenis ikan famili Cyprinidae

yang ada di sungai Batang Tembesi.

Mengingat terbatasnya informasi dari jenis

ikan dari famili Cyprinidae dan pentingnya

ikan bagi kehidupan masyarakat, maka

penelitian mengenai keanekaragaman jenis

ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

Sungai Batang Tembesi perlu dilakukan.

Untuk itu peneliti telah melakukan

penelitian mengenai “Keanekaragaman

Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

Sungai Batang Tembesi Kabupaten

Merangin”.

MATERI DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan

Agustus 2019. Pengoleksian sampel ikan

dilakukan di Sungai Batang Tembesi

Kabupaten Merangin selama 6 hari yaitu

dimulai dari tanggal 26 s/d 31 Agustus

2019, sedangkan identifikasi ikan

dilakukan di Laboratorium Biologi STKIP

YPM Bangko.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah mikroskop stereo,

mikroskop binokuler, kamera handphone,

alat tulis, penggaris, gunting, jaring (Gill

net), Jala, Serok, Pancing, kalkulator, dan

botol sampel. Sedangkan bahan yang

digunakan adalah alkohol 70%, kertas

label, cacing, nasi, mie, dan roti.

Page 3: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 27

Metode Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

a. Pengumpulan sumber teori yang

mengandungt informasi mengenai

ikan famili Cyprinidae dan tempat

hidupnya.

b. Identifikasi lokasi beserta survey

lapangan.

c. Mempersiapkan atan dan bahan

penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pentuan Stasiun.

Stasiun penelitian di Sungai

Batang Tembesi Kabupaten Merangin

yang terdiri dari tiga stasiun.Stasiun

pertama terletak di Desa Sekancing

KecamatanTiang Pumpung, stasiun

kedua terletak di Desa Teluk

Sekumbang Kecamatan Muara Siau,

dan stasiun ketiga terletak di Desa

Rantau Jering Kecamatan Lembah

Masurai. Masing-masing stasiun

berjarak ±15 km. Penentuan stasiun

dilakukan menggunakan teknik

Purposive Sampling.

Gambar 1. Lokasi Stasiun, (Google

map, 2019 )

b. Tahap Koleksi Ikan

Pengoleksian sampel dilakukan

dengan menggunakan 3 teknik, yaitu

teknik tangkap jala, teknik tangkap

jaring (gill net),dan pancing.

1) Penangkapan menggunakan jala

dilakukan sebanyak 6 kali dalam 2

hari perstasiun, jala ditebar mulai

pukul 10:00 - 12:00, pukul 13:00 -

pukul 15:00 - 17:00. Jaring (Gill net)

dengn ukuran panjang kurang lebih

20m serta lebar 1m dengan mata

jaring 0,5-2 inci, jaring dipasang

disungai yang terletak di lokasi

stasiun penelitian sebanyak 4 kali

dalam 2 hari perstasiun yaitu mulai

pukul 07:00 diangkat pukul 15:00,

pada pukul 16:00 - 05:00, dan pukul

08:00 - 15:00. Pancing dan serok

digunakan untuk pengoleksian

sampel dengan cara sweaping. Alat

pancing yang digunakan berjumlah

10 pancing serta mata kail yang

berbeda-beda dalam jamgka waktu

3-5 jam.

2) Pengelompokan ikan. Maksudnya

pemisahan antara famili Cyprinidae

dengan famili yang lain dengan

melihat ciri-ciri cyprinidae serta

membandingkan dengan gambar

buku pedoman.

3) Ikan-ikan famili cyprinidae yang

ditemukan tersebut dimasukkan ke

dalam wadah yang sudah di isi

dengan larutan alkohol 70% dan

ditutup rapat.

4) Kemudian ikan diletakkan di atas

kertas atau daun, dengan kepala

menghadap kekiri dan diukur

menggunakan penggaris, serta ambil

foto/gambar spesimen pada setiap

ikan.

3. Tahap Identifikasi

Identifikasi ikan dilaksanakan di

Laboratorium Biologi STKIP YPM

Bangko, yaitu mengamati

karakteristik morfometrik dan meristik

terhadap ikan yang tertangkap saat

penelitian. Berikut proses

identifikasinya:

a) Identifikasi dilaksanakan dengan

memakai buku-buku ilmiah. Tahap

pengidentifikasian menggunakan

buku Ikan Air Tawar di Ekosistem

Bukit Tiga Puluh (Sukmono dkk,

2017), Fishes of the world (Nelson,

2016) dan Fishes of The

Cambodian Mekong (Rainboth,

1996) dan jurnal-jurnal terkait.

Page 4: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 28

b) Karakteristik yang diamati meliputi

bentuk tubuh, panjang serta tinggi

tubuh, tipe sisik, bentuk moncong,

tipe sirip, jumlah sirip serta bentuk

ekor.

c) Hasil dari pengamatan yang

dilakukan yaitu disajikan dengan

bentuk deskripsi. Pendeskripsian

akan ditampilkan karakteristik

morfometrik.

4. Identifikasi Pengawetan

Setelah data dianalisis, tahap akhir

dari penelitian ini adalah tahap

pembuatan awetan basah. Awetan

basah dilakukan untuk mengawetkan

ikan yang ditemukan di Sungai Batang

Tembesi menggunakan alkohol 70%.

Teknik Analisis Data

1. Indeks Keragaman Spesies (H’)

Indeks keragaman spesies dapat

dihitung dengan menggunakan Shannon-

Wiener Index (Ludwig & Reynold,

1988dalam Haneda, 2015), yaitu:

Nilai Pi diperoleh dengan menggunakan

rumus:

Keterangan:

Indeks keanekaragaman

Jumlah individu setiap spesies

Jumlah individu seluruh spesies

2. Indeks Kekayaan Jenis (DMg)

Nilai kekayaan jenis digunakan untuk

mengetahui keanekaragaman jenis

berdasarkan jumlah jenis pada suatu

ekosistem. Indeks yang digunakan adalah

indeks kekayaan jenis Margalef (Haneda,

2015):

Keterangan:

DMg = Indeks kekayaan jenis Margalef

S = Jumlah jenis yang ditemukan

N = Jumlah individu seluruh jenis

3. Indeks Kemerataan Spesies (E)

Derajat kemerataan kelimpahan

individu antara setiap spesies dapat

ditentukan dengan menggunakan Indeks

Kemerataan Spesies (Magguran, 2004

dalam Haneda, 2015):

Keterangan:

E = Indeks kemerdataan

= Indeks keanekaragaman spesies

S = Jumlah spesies

Kriteria komunitas lingkungan

berdasarkan indeks kemerataan spesies

menurut Hill (1973) dalam Ismawan, dkk

(2015) yaitu:

E < 0,20 menunjukkan kondisi

penyebaran jenistidak

stabil

0,21 ≤ E < 1 menunjukkan kondisi

penyebaran jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Temuan

1. Hasil Pengoleksian Ikan

Hasil koleksi jenis ikan famili

cyprinidae di sungai batang tembesi

Kabupan Merangin, didapatkan total jenis

ikan famili cyprinidae yang tertangkap

yaitu sebanyak 173 individu yang

termasuk ke dalam 2 subfamili, yaitu

Cyprininae dan Danioinae, serta terdiri

dari 9 genus yaitu Barbodes, Hampala,

Epalzeorhynchos, Mystacoleucus,

Rasbora, Tor, Schismatorhynchus,

Labocheilos, dan Crossocheilus. Secara

rinci disajikan dalam tabel 1 berikut :

Page 5: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 29

Tabel 1.Sebaran ikan famili cyprinidae

yang ditemukan di Sungai Batang Tembesi

Kabupaten Merangin

Berdasarkan tabel, ikan yang

dikoleksi mempunyai pola sebaran yang

bervariasi. Pada stasiun 1 ikan yang di

peroleh 5 spesies yang terdiri dari 5 genus

dari 2 subfamili. Stasiun 2 di peroleh 8

spesies yang terdiri dari 7 genus dari 2

subfamili. Kemudian Stasiun 3 diperoleh

10 spesies yang terdiri 9 genus dari 2

subfamili. Pada stasiun 3 juga didapatkan

spesies ikan famili cyprinidae yang tidak

ditemukan pada stasiun lainnya. Spesies

ikan tersebut adalah Hampala

macrolepidota dan Tor soro. Berikut tabel

jumlah ikan famili cyprinidae yang di

temukan di Sungai Batang Tembesi.

Tabel 2. Jumlah ikan famili cyprinidae

yang ditemukan di Sungai Batang

Tembesi Kabupaten Merangin

Dapat dilihat pada tabel 4 bahwa ikan

yang dominan ditemui ialah Selimang

(Epalzeorhynches kalopterus), yaitu

sebanyak 47 individu atau sekitar 27,2%,

sedangkan ikan yang paling sedikit

ditemukan adalah Sebarau (Hampala

macrolepidota) dan Semah (Tor soro)

yaitu hanya 1 individu atau sekitar 0,6%

dari seluruh ikan yang ditemukan

2. KeanekaragamanJenis

Ikan yang Tertangkap di Sungai

Batang Tembesi Kabupaten

Merangin

Hasil analisis data menggunakan

rumus, yaitu Indeks Keanekaragaman

Shannon-Wiener, Indeks Kekayaan Jenis

Margalef dan Indeks Kemerataan

Magguran.Data disajikan dalam tabel 3

sebagai berikut.

Tabel 3. Keanekaragaman ikan famili

cyprinidae di Sungai Batang Tembesi No Indeks Nilai

Indeks

1 Keragaman Spesies

(H’)

1,9023

2 Kemerataan Spesies

(E)

0,6341

3 Kekayaan Jenis (DMg) 1,7464

Dari hasil analisis data secara

keseluruhan (Stasiun 1, 2, dan 3)

Keanekaragaman Jenis Ikan

(Cypriniformes: Cyprinidae) di Sungai

Batang Tembesi Kabupaten Merangin

yaitu nilai indeks keragaman spesies (H’)

= 1,9023 kriteria sedang, indeks kekayaan

jenis (DMg) = 1,7464 kriteria rendah,

indeks kemerataan spesies (E) = 0,6341

kriteria stabil.

Tabel 4. Keanekaragaman ikan famili

cyprinidae di Sungai Batang Tembesi

Perstasiun

Berdasarkan hasil analisis data pada

stasiun 1,2 dan 3 diperoleh

keanekaragaman jenis ikan famili

No Indeks Stasiun

1 2 3

1 Keragaman

Spesies (H’) 1,5373 1,8663 2,0186

2 Kemerataan

Spesies (E) 0.9552 0,8975 0,8766

3 Kekayaan

Jenis (DMg) 1,0027 1,6961 2,2260

Page 6: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 30

cyprinidae yang ditemukan yaitu :

Stasiun1, indeks keragaman spesies (H’)

yaitu 1,5373 kriteria sedang, Stasiun 2

yaitu 1,8663 kriteria sedang, dan Stasiun 3

yaitu 2,0186 kriteria sedang. Kemerataan

spesies (E) Stasiun 1 yaitu 0,9552 kriteria

stabil, Stasiun 2 yaitu 0,8975 kriteria

stabil, dan Stasiun 3 yaitu 0,8766 kriteria

stabil. Kekayaan jenis (DMg) Stasiun 1

yaitu 1,0027 kriteria rendah, Stasiun 2

yaitu 1,6961 kriteria rendah, dan Stasiun 3

yaitu 2,2260 kriteria rendah.

B. Deskripsi Jenis-jenis Ikan yang

ditemukan di Sungai Batang

Tembesi

a) Ikan Tana(Barbodes binotatus)

Karakter dari Barbodes binotatus

(Lampam) yaitu badan berwarna

keperakan dengan sirip berwarna

kemerahan.Mata besar berwarna hitam

dengan tepi kekuningan.Tepi sirip dorsal

serta sirip ekor berwarna

kehitaman.Pangkal sirip ekor berwarna

keemasan. Deskripsi meristik Barbodes

binotatus yaitu D I, 8; A 4; Pv I, 6; P I, 8;

SMB 4; SMBt 3; Li 22 dan deskripsi

morfometrik yaitu PT 14; PB 11.

Barbodes binotatus ditemukan di tengah

sungai.Menurut Sukmono (2017) ikan ini

memiliki habitat hidup di berbagai kondisi

lingkungan, dari hulu hingga hilir

sungai.Biasanya ditemukan pada bagian

tengah hingga dasar sungai yang dangkal.

Gambar 2. Ikan Tana (Dokumen

Pribadi, 2019)

b) Kepyur (Barbodes lateristriga)

Memiliki dua pasang

barbell.Terdapat dua bar tegak tepat di

atas sirip pectoral dan di antara sirip dorsal

dengan sirip pelvic. Terdapat sebuah garis

memanjang dari belakang sirip dorsal

hingga pangkal ekor. Jari-jari kertas

(pertama) sirip dorsal bergerigi.Terdapat

noktah di atas sirip anal. Deskripsi

meristik Barbodes lateristriga yaitu D I, 8;

A I, 6; Pv I, 7; P I, 9; SMB 4.5; SMBt; 4;

Li 22. Deskripsi morfometrik yaitu PT 12,

PB 9,5. Habitat Barbodes lateristriga

hidup di sungai berdasar batu hingga

lumpur.Biasanya ditemukan di sungai

kecil hingga besar dengan arus lemah dan

sedang.Berpotensi sebagai konsumsi lokal

dan ikan hias (Sukmono, 2017).

Gambar 3. Ikan Kepyur

(Dokumen Pribadi, 2019)

c) Selimang (Epalzeorhynches

kalopterus)

Karakter dari Epalzeorhynches

kalopterus atau yang memiliki nama local

ikan Selimang ini terdapat 3 pita warna

hitam-kuning-hitam pada bagian atas

sampai tengah badan yang memanjang dari

moncong sampai pangkal ekor.

Epalzeorhynches kalopterus memiliki dua

pasang barbell kecil dan memiliki organ

penghisap pada bagian bawah badan.

Menurut Sukmono (2017) organ ini

berfungsi untuk menempel di batu.

Deskripsi meristik Epalzeorhynches

kalopterusyaitu D I, 7, A I, 6; Pv I,7; P I,

13; Li 35. Deskripsi morfometrik yaitu PT

12,5; PB 10.

Gambar 4. Ikan Selimang

(Dokumen Pribadi, 2019)

d) Sebarau(Hampala macrolepidota)

Ikan Sebarau atau yang memiliki

nama ilmiah Hampala macrolepidota ini

memiliki karakter sebuah bar tegak hitam

antara sirip dorsal dan sirip pelvic, yang

Page 7: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 31

semakin samar ketika dewasa. Sirip

berwarna merah kekuningan, kecuali sirip

dorsal yang berwarna gelap. Bagian tepi

ekor berwarna hitam.Barbel lebih panjang

daripada diameter mata. Pada ikan ini

terdapat corak berbentuk seperti air mata

di pipi. Deskripsi meristik Hampala

macrolepidota yaitu D I,8; A I,6; Pv 9; P I,

12; SMB 4.5; SMBt 4; Li 27, sedangkan

deskripsi morfometriknya yaitu PT 14,5

dan PB 11. Menurut Sukmono (2017) ikan

ini memiliki habitat di sungai, danau, dan

rawa gambut.Biasanya ditemukan di

sungai besar dan berarus deras lemah

dengan dasar pasir hingga lumpur,

berpotensi sebagai konsumsi komersial

yang bernilai tinggi.

Gambar 5. Ikan Sebarau (Dokumen

Pribadi, 2019)

e) Masai (Mystacoleucus marginatus)

Karaker dari ikan Masai

(Mystacoleucus marginatus) yaitu

punggung berwarna gelap.Sirip dorsal dan

ekor berwarna kekuningan dengan ujung

hitam.Sedangkan ujung sirip pectoral,

pelvic, dan anal transparan. Terdapat

bercak-bercak hitam pada bagian depan

sisik. Pada batang ekor terdapat noktah

gelap. Memiliki dua pasang barbel:

rostoral pada rahang atas dan maxillary

barbell. Deskripsi meristik Hampala

macrolepidota yaitu D I,8; A I,9; Pv I,9; P

I, 11; SMB 4.5; SMBt 4; Li 27, sedangkan

deskripsi morfometriknya yaitu PT 14,5

dan PB 10,5. Menurut Sukmono (2017)

habitat ikan Masai yaitu hidup di sungai

kecil dan besar dalam hutan.Biasanya

ditemukan di sungai jernih berarus dengan

dasar pasir atau batu kecil.

Gambar 6. Ikan Masai (Dokumen

Pribadi. 2019)

f) Semah (Tor soro)

Ikan yang memiliki tubuh berukuran

besar, di desa Masurai sendiri disebut

dengan ikan Semah atau yang memiliki

nama latin Tor soro karakter memiliki dua

pasang barbel; maxillary yang berada di

sudut mulut dan rostral yang berada di

rahang atas. Badan berwarna abu

kekuningan.Pada bagian atas mulut ada

tonjolan tulang.Perut berwarna putih.

Semua sirip berwarna sama seperti badan

tetapi cenderung transparan. Sisik besar

dan badan lebar memanjang.Deskripsi

meristik Tor soroyaitu D I,9; A I,8; Pv I,9;

P I, 14; SMB 4.5; SMBt 4; Li 28,

sedangkan deskripsi morfometriknya yaitu

PT 36 dan PB 27. Menurut Sukmono

(2017) habitat ikan Semah yaitu hidup di

hulu sungai dalam hutan dengan kondisi

jernih dan dasar berbatu.Biasanya

ditemukan di sungai berarus deras.

Gambar 7. Ikan Masai (Dokumen

Pribadi, 2019)

g) Simancung (Schismatorhynchus

heterorhynchus)

Ikan Simancung atau

Schismatorhynchus heterorhynchus

memiliki karakter perlipatan hidung

mendatar dan membungkus tulang rahang

atas serta menutupi dasar bibir atas,

mulutnya terletak di bawah tidak

bertongkol, tulang bawah mata tidak lebar,

perut membundar dan datar, hidung

berbendang atau bercawang mendatar dan

dalam. Deskripsi meristik

Schismatorhynchus heterorhynchusyaitu D

I,9; A I,7; Pv I,7; P I, 8; SMB 4.5; SMBt

4; Li 24, sedangkan deskripsi

morfometriknya yaitu PT 15,5 dan PB

12,8.

Page 8: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 32

Gambar 8. Ikan Simancung

(Dokumen Pribadi, 2019)

h) Klarii (Labocheilos falcifer)

Karakter dari ikan ini yaitu memiliki

dua pasang barbel.Moncong bagian atas

lebih panjang dan tebal dan terdapat

gerigi.Punggung berwarna gelap dan perut

berwarna putih.Bibir bagian bawah

memiliki organ penghisap.Deskripsi

meristik Labocheilos falciferyaitu D 10; A

7; Pv 9; P I, 12; SMB 5.5; Li 33,

sedangkan deskripsi morfometriknya yaitu

PT 20,5 dan PB 16,5.Habitat di sungai

jernih berarus lemah dengan dasar batu

hingga pasir dan memiliki potensi sebagai

konsumsi lokal (Sukmono, 2017).

Gambar 9. Ikan Klarii (Dokumen

Pribadi, 2019)

i) Nalis (Crossocheilus cobitis)

Crossocheilus cobitisatau yang

memiliki nama local ikan Nalis memiliki

karakter punggung gelap, perut putih, dan

lateral line lurus. Terdapat garis-garis

hitam pada hampir semua baris sisik.Sirip

pectoral, dorsal, dan ekor berwarna

kemerahan.Deskripsi meristik

Crossocheilus cobitisyaitu D 26; A I,4; Pv

I,7; P I, 13; SMB 6; Li 29, sedangkan

deskripsi morfometriknya yaitu PT 14 dan

PB 10,5.

Gambar 10. Ikan Nalis (Dokumen

Pribadi, 2019)

j) Seluang (Rosbora elegans)

Karakter Rosbora elegans (ikan

Seluang) yaitu badan berwarna

kekuningan dengan dua noktah hitam

di bagian tengah badan dan pangkal

sirip ekor. Pada pangkal sirip anal ada

warna kehitaman.Sirip pectoral, pelvic,

dan anal berwarna kekuningan.Tapi

sirip ekor berwarna kehitaman.

Deskripsi meristik Rosbora elegans

yaitu D 9; A 7; P 13; SMB 6.5; Li 29,

sedangkan deskripsi morfometriknya

yaitu PT 9 dan PB 7.Habitat hidup di

sungai besar, dari hulu hingga hilir.

Ditemukan juga di danau dan rawa

gambut (Sukmono, 2017).

Gambar 11. Ikan Seluang

(Dokumen Pribadi, 2019)

C. Keanekaragaman Jenis Ikan

(Cypriniformes: Cyprinidae) yang

ditemukan di Sungai Batang

Tembesi

a. Indeks keragaman (H’)

Indeks keanekaragaman jenis

diukur dengan menggunakan rumus

Indeks Shannon-Wiener. Indeks

kenaekaragaman jenis merupakan

gambaran tingkatan skor seberapa

besar spesies-spesies yang ada dalam

suatu tempat. Berdasarkan analisis

data diperoleh nilai indeks

keanekaragaman ikan famili

cyprinidae yang terdapat di sungai

batang tembesi yang telah disajikan

dalam tabel 5, sebesar1,9023 dengan

kriteria sedang. Nilai indeks

keragaman ikan pada lokasi penelitian

dikatakan sedang, yaitu bila angka

nilai keragaman yang diperoleh lebih

besar dari 1 dan lebih kecil dari 3

berarti menunjukkan bahwa

Page 9: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 33

keragaman ikan pada lokasi penelitian

tersebut kriteria sedang.

Hal kehadiran ikan di sebuah

tempat berkaitan erat dengan kondisi

habitat sebagai fasilitator sumberdaya

bagi keperluan hidup ikan.Adanya

variasi kondisi habitat mengakibatkan

ikan harus mampu berinteraksi

termasuk beradaptasi dengan tempat

hidupnya. Bentuk adaptasi ikan

terhadap habitat antara lain adaptasi

morfologi pada tipe letak mulut, tipe

gigi rahang bawah dan bentuk sirip

ekor. Tipe letak mulut, tipe gigi

rahang bawah dan bentuk sirip ekor

menunjukan adaptasi ikan terkait

dengan sumberdaya makanan dan cara

memperolehnya (guild). Adanya

banyak sumber daya terutama

makanan serta jarang dijumpai

aktivitas manusia merupakan faktor

penting dalam kelangsungan

kehidupan ikan. Selain itu, adapun

jenis-jenis ikan yang dapat dijumpai di

berbagai stasiun disungai Tembesi

menunjukkan jenis-jenis ikan yang

bersifat kosmopolitan. Hal ini dapat

dilihat pada Epalzeorhynches

kalopterus, Mystacoleucus

marginatus, Labocheilos

falcifer,Crossocheilus cobitis, dan

Rasbora elegans. Jenis ikan tersebut

sanggup menyesuaikan dengan

keadaan di habitat yang ditujunya

sehingga hampir terdapat di semua

stasiun.

b. Indeks Kemerataan Spesies

(E)

Indeks kemerataan spesies

merupakan ukuran keseimbangan

antara suatu komunitas dengan

komunitas lainnya (Dendang, 2008

dalam Rahmawaty, 2018).Nilai indeks

kemerataan diukur dengan

menggunakan rumus Indeks

Magguran. Berdasarkan data analisis

diketahui nilai indeks kemerataan

spesies ikan di sungai batang tembesi,

sebesar0,6341dengan kriteria kondisi

penyebaran merata. Nilai indeks

kemerataan ikan pada lokasi penelitian

menggambarkan stabilnya suatu

komunitas, yaitu bila angka nilai

kemerataan yang diperoleh lebih besar

dari 0,20 dan lebih kecil dari 1 berarti

menunjukkan bahwa kemerataan ikan

pada lokasi penelitian tersebut kondisi

penyebarannya merata.

Hal ini disebabkan ikan

mempunyai kemelimpahan yang

beraagam dalam waktu serta lokasi

yang berbeda. Jenis ikan yang

mempunyai kelimpahan yang tinggi

serta dominansi dalam penelitian ini

adalah Epalzeorhynches kalopterus

yakni sebanyak 47 ekor.Ikan tersebut

mempunyai kelimpahan yang tinggi

sebab mereka mempunyai kemampuan

beradaptasi yang baik serta mampu

memanfaatkan potensi sumber daya

yang terdapat disekitar lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kemampuan ikan dalam hal

mencari makan juga dapat

mempengaruhi kemelimpahan jenis

ikan. Tipe mulut pada ikan dapat

berpengaruh pada pereferansi tempat

hidup dan pembagian relung ekologi

serta perbedaan pada cara atau teknik

dalam hal memperoleh makanan. Jenis

ikan famili Cyprinidae sedikit

cenderung ke tepi sungai untuk

mendapatkan makanan. Tipe mulut

terminal dan juga subterminal akan

memungkinan ikan jenis famili

Cyprinidae dapat memakan lumut atau

alga yang tumbuh dibawah pepohonan

di tepi sungai. Kebiasaan makanan

ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor

penting yaitu kondisi habitat, kesukaan

terhadap jenis makanan tertentu,

ukuran serta umur ikan. Perubahan

kondisi lingkungan juga dapat

mempengaruhi perubahan persedaiaan

makanan dan akan merubah perilaku

makan pada ikan (Zahid dalam

Nurudin, 2013).

c. Indeks Kekayaan Jenis

(DMg)

Page 10: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 34

Kekayaan jenis merupakan ukuran

nilai yang sebabkan oleh banyaknya

jenis dan total individu di suatu tempat.

Semakin banyak jenis dan individu

pada suatu tempat maka nilai indeks

kekayaan jenis akan semakin tinggi

(Syaputra, 2015 dalam Rahmawaty,

2018). Berdasarkan analisis data

penelitian diketahui nilai indeks

kekayaan jenis ikan di sungai batang

tembesi, sebesar1,7464 dengan kriteria

rendah.Nilai indeks kekayaan jenis

ikan pada lokasi penelitian dikatakan

rendah, yaitubila angka nilai indeks

kekayaan jenis yang diperoleh lebih

kecil dari 2,5 berarti menunjukkan

bahwa kekayaan jenis ikan pada lokasi

penelitian tersebut kriteria rendah.

Kekayaan spesies ikan yang

ditemukan di sungai batang tembesi

berjumlah 173 individu dari 10spesies

yang terdiri dari 9 genus yang

termasuk dalam 2 subfamili.

Rendahnya kekayaan jenis pada lokasi

penelitian disebabkan oleh kondisi

habitat ikan yang terganggu oleh

aktifitas di sekitarnya.

Sungai batang tembesi mengaliri

berbagai desa yang mana sangat

banyak terdapat aktifitas-aktifitas dari

masyarakat yang ada disekitarnya.

Kondisi tersebut bukan kondisi

optimum bagi ikan untuk beraktivitas,

baik dalam kegiatan mencari makan,

membuat sarang dan berkembang biak.

Pendapat di atas didukung oleh

Hasriyanti, (2015) dalam penelitiannya

mengatakan bahwa semakin tinggi

tingkat gangguan habitat, maka

kekayaan spesies semut yang

ditemukan cenderung semakin sedikit.

Habitat dengan intensitas gangguan

tinggi, seperti perumahan, pantai,

taman dan kebun hanya dapat

memfasilitasi keberadaan spesies

semut yang mampu beradaptasi

terhadap gangguan manusia.

Berdasarkan hasil analisis data

yang telah disajikan dalam tabel 6,

dapat dilihat bahwa pada stasiun III

indeks keanekaragaman memiliki nilai

yang lebih tinggi dibandingkan kedua

stasiun lainnya, yaitu 2,0186 (kriteria

sedang). Hal ini disebabkan kondisi

habitat di stasiun III yang masih

dikelilingi oleh hutan dan juga

kurangnya aktifitas masyarakat

disekitar sungai memungkinkan ikan

untuk berkembang biak dengan baik.

Sementara di stasiun II indeks

keanekaragamannya juga masih tinggi

yaitu 1,8663 (kriteria sedang),

meskipun kondisi habitatnya terletak di

area perkebunan tetapi hal ini tidak

terlalu mempengaruhi keadaan atau

kondisi sungai. Pendapat ini sejalan

dengan pernyataan Ross dalam Jukri

(2013:34), mengatakan bahwa indeks

keanekaragaman dan kemelimpahan

ikan juga ditentukan oleh karakter dari

habitat sungai tersebut. Karakteristik

sungai meliputi keberadaan hutan atau

tumbuhan di sepanjang aliran sungai

yang berasosiasi dengan kehadiran

atau keberadaan hewan-hewan

penghuninya.

Sementara indeks keanekaragaman

yang paling rendah diperoleh di stasiun

I, yaitu 1,5373 (kriteria sedang). Hal

ini disebabkan lokasi stasiun I yang

dekat dengan pemukiman penduduk,

sehingga terdapat banyak aktivitas-

aktivitas masyarakat sperti mandi,

mencuci, membuang sampah dan juga

banyak masyarakat yang menangkap

ikan untuk memenuhi kebutuhan,

selain itu ada juga yang menangkap

ikan sebagai mata pencarian. Selain

juga terdapat aktivitas penambangan

emas (PETI). Hal ini menyebabkan

populasi dan keragaman ikan yang

ditemukan memiliki indeks

keragaman yang rendah. Sejalan

dengan pendapat Andriyanto (2019:6),

penambangan emas menyebabkan

perubahan habitat secara drastis yang

tidak sesuai lagi dengan kondisi

alaminya. Kemudian erosi tanah juga

menyebabkan kekeruhan pada air

meningkat dan terjadinya sedimentasi

Page 11: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 35

sungai yang menyebabkan pemijahan

ikan menjadi terganggu sebab adanya

perubahan dari kualitas air serta

substrat bebatuan yang tertutup oleh

sedimen sehingga mengakibatkan

kematian terhadap telur ikan serta

tetasann

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan menunjukkan secara

keseluruhan diperoleh 173 individu

ikan (Cyprinidae) yang termasuk ke

dalam 2 subfamili, yaitu Cyprininnae

dan Danioinae yang terdiri dari 9 genus

yaitu Barbodes, Epalzeorhynchos,

Hampala, Mystacoleucus, Tor,

Schismatorhynchus,Labocheilos,Crosso

cheilus, dan Rasbora. Tergolong ke

dalam 10 spesies ikan yaitu Barbades

binotatus, Barbades lateristriga,

Epalzeorhynches kalopterus, Hampala

macrolepidota, Mystacoleucus

marginatus, Tor sora,

Schismatorhynchus heterorhynchus,

Labocheilos falcifer, Crossocheilus

cobitis, dan Rosbora elegans.

2. Berdasarkan hasil analisis data secara

keseluruhan (Stasiun 1,2,dan 3)

Keanekaragaman Jenis Ikan

(Cypriniformes: Cyprinidae) di Sungai

Batang Tembesi Kabupaten Merangin

diperoleh nilai indeks keragaman

spesies (H’) sebesar 1,9023

menunjukkan keanekaragaman jenis

sedang, indeks kekayaan jenis (DMg)

sebesar 1,7464 menunjukkan tingkat

kekayaan jenis rendah, indeks

kemerataan spesies (E) sebesar 0,6341

menunujukkan kondisi penyebaran

merata.

DAFTAR PUSTAKA

Andriyanto.2019. Studi Populasi dan

Habitat Ikan Semah (Tor sp) di

Sungai Napal Licin Kabupaten

Merangin.2 (1): 6. ISSN: 2656-9582

Hasriyanti., Akhmad, R. dan Damayanti

Buchori. 2015. Keanekaragaman

semut dan pola keberadaannya pada

daerah urban di Palu, Sulawesi

Tengah. Jurnal Entomologi

Pertanian. 12 (1) : 39-47.

J Putri S.K dkk.2014.Studi Kekerabatan

Ikan Familia Cyprinidae yang

Tertangkap di Sungai Serayu

Kbupaten Bayumas. 1(2): 129-135.

Jukri, M., Emiyati dan Kamri, S. 2013.

Keanekaragaman Jenis Ikan di

Sungai Lamunde Kecamatan

Watubanga Kabupaten Kolaka

Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal

Mina Laut Indonesia. 01(01): 23-37.

Rahmawaty, R. 2018. Keanekaragaman

dan Kelimpahan Spesies Lepidoptera

(Subordo Rhopalocera) pada Daerah

Penyangga di Kawasan Hutan Adat

Guguk Kabupaten

Merangin.Skripsi.Bangko:Prodi

Pendidikan Biologi STKIP YPM.

Sukmono, T dan Margaretha, M. 2017.

Ikan Air Tawar di Ekosistem Bukit

Tiga Puluh.Yayasan Konservasi

Ekosistem Hutan Sumatera dan

Frankfurt Zoological Society. ISBN:

978-602-51102-0-7.

Sukmono, T dkk. 2013. Ikhtiofauna di

Perairan Hutan Tropis Dataran

Rendah, Hutan Harapan

Jambi.Jurnal Iktiologi Indonesia.

13(2):161-174.

Page 12: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 36

Page 13: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 37

Page 14: Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di

BIOCOLONY: Jurnal Pendidikan Biologi dan Biosains e-ISSN 2656-9582 p-ISSN 2656-954X

BIOCOLONY Vol. 3 No. 1, Juni 2020. Hal: 25-38 38