kca 05 bagaimana memilih arsitek

4
E-02 [ BAGAIMANA MEMILIH ARSITEK ] Memilih sesuatu terkadang menjadi suatu hal yang memusingkan. Juga termasuk memilih Konsultan Arsitek (baik perorangan maupun badan usaha). Hal termudah yang dapat dilakukan adalah menggunakan referensi orang-orang terdekat, baik itu saudara atau teman dekat, yang memiliki kepuasan terhadap kinerja Arsitek yang mereka gunakan. Bila referensi dari orang-orang terdekat tidak memungkinkan untuk didapat, dapat juga memilih Konsultan Arsitek dari iklan- iklan media massa. Hal ini agak memusingkan karena biasanya setiap Konsultan Arsitek memberikan tawaran berbeda-beda yang cukup menarik minat para calon Klien. Biasanya ragam tawaran tersebut memiliki lingkup sebagai berikut : 1. Kemampuan Konsultan untuk mengerjakan merancang dan membangun (design & build). Hal ini ditambah lagi dengan cantuman harga pekerjaan yang kompetitif. 2. Lingkup pekerjaan Konsultan yang begitu luas, yang menyanggupi semua pekerjaan arsitektural di semua lini, mulai dari jenis bangunan : perumahan, ruko, perkantoran, perbelanjaan, sosial, hiburan-rekreasi dan sebagainya ; volume bangunan : bangunan sederhana, tingkat rendah (low-rise), tingkat menengah (middle-rise), tingkat tinggi (hi-rise), bentang lebar (wide-span), pengembangan campuran (mix-used development), dan sebagainya ; gaya bangunan : moderen, moderen minimalis, moderen tekno, mediteranian, klasik, neo- klasik, eklektik, tradisional, neo-tradisional, gaya hibrid, dan sebagainya. 3. Harga yang fantastis. Mengapa fantastis ? Karena

Upload: nugginugroho

Post on 28-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Memilih Arsitek

TRANSCRIPT

Page 1: KCA 05 Bagaimana Memilih Arsitek

E-02

[ BAGAIMANA MEMILIHARSITEK ]

Memilih sesuatu terkadang menjadi suatu hal yang memusingkan. Juga termasuk memilih Konsultan Arsitek (baik perorangan maupun badan usaha).

Hal termudah yang dapat dilakukan adalah menggunakan referensi orang-orang terdekat, baik itu saudara atau teman dekat, yang memiliki kepuasan terhadap kinerja Arsitek yang mereka gunakan.

Bila referensi dari orang-orang terdekat tidak memungkinkan untuk didapat, dapat juga memilih Konsultan Arsitek dari iklan-iklan media massa. Hal ini agak memusingkan karena biasanya setiap Konsultan Arsitek memberikan tawaran berbeda-beda yang cukup menarik minat para calon Klien.

Biasanya ragam tawaran tersebut memiliki lingkup sebagai berikut :

1. Kemampuan Konsultan untuk mengerjakan merancang dan membangun (design & build). Hal ini ditambah lagi dengan cantuman harga pekerjaan yang kompetitif.

2. Lingkup pekerjaan Konsultan yang begitu luas, yang menyanggupi semua pekerjaan arsitektural di semua lini, mulai dari jenis bangunan : perumahan, ruko, perkantoran, perbelanjaan, sosial, hiburan-rekreasi dan sebagainya ; volume bangunan : bangunan sederhana, tingkat rendah (low-rise), tingkat menengah (middle-rise), tingkat tinggi (hi-rise), bentang lebar (wide-span), pengembangan campuran (mix-used development), dan sebagainya ; gaya bangunan : moderen, moderen minimalis, moderen tekno, mediteranian, klasik, neo-klasik, eklektik, tradisional, neo-tradisional, gaya hibrid, dan sebagainya.

3. Harga yang fantastis. Mengapa fantastis ? Karena

Page 2: KCA 05 Bagaimana Memilih Arsitek

E-03 E-04

nilainya jauh berada di bawah nilai yang telah ditentukan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sebagai Asosiasi Profesi Arsitek di tanah air kita.

4. Kelengkapan pekerjaan, seperti konsep desain, gambar kerja arsitektur, gambar kerja struktur, mekanikal-elektrikal-plumbing, rencana anggaran biaya, maket atau model bangunan, pencitraan tiga dimensi, pengawasan di lapangan sampai kepada mengurus perijinan (IMB). Meskipun kelengkapan pekerjaan ini adalah lingkup kerja Konsultan Arsitek, namun masih banyak masyarakat yang awam terhadap hal ini. Pun sebenarnya pekerjaan non-arsitektural yang sudah kompleks dan rumit seperti struktur, mekanikal, elektrikal, dan plumbing bukan 'jatah' pekerjaan Arsitek ; dibutuhkan sertifikasi profesi tersendiri untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut.

5. Garansi kepuasan bagi Klien yang menggunakan jasa Arsitek.

6. Dikerjakan oleh Arsitek secara pribadi, tawaran ini sudah agak ketinggalan jaman karena saat ini jumlah Arsitek sudah begitu banyak. Dahulu tawaran jenis ini cukup banyak diminati masyarakat karena jumlah Arsitek yang masih terbatas, dan sering pekerjaan dilakukan oleh Asisten Arsitek yang biasanya lulusan STM (sekarang SMK). Arsitek hanya melayani asistensi pekerjaan serta negosiasi desain dengan Klien. Maka dari itu pekerjaan yang dilakukan secara pribadi oleh Arsitek memiliki nilai lebih dan tingkat kepercayaan yang cukup tinggi dari masyarakat.

Biasanya di dalam penawaran dari mulut ke mulut disertai pula teknologi terkini untuk presentasi desain yang diterapkan oleh Arsitek, mulai dari perangkat lunak (software komputer) untuk menggambar (CAD Computer Aided Design), untuk pencitraan

tiga dimensi sederhana (Sketching), untuk pencitraan nyata (Photo-realistic Rendering), untuk perhitungan struktur (Structural Analisys Program), untuk desain Mekanikal-Elektrikal-Plumbing, dan sebagainya.

Suatu hal yang perlu digarisbawahi bahwa segala macam perangkat lunak di dalam desain hanya bersifat membantu, dan tidak dapat dijadikan sebagai penentu terhadap keberhasilan desain. Semua hasil desain sangat ditentukan oleh kinerja Arsitek, meskipun perangkat lunak yang digunakan sudah canggih sekalipun (BIM Building Information Modelling, di mana setiap elemen desain yang digambar sudah memiliki data material serta desain penampangnya).

Dari banyak tawaran, baik itu yang bersifat ekonomis maupun teknis, sebaiknya calon Klien bersikap hati-hati dalam memilih, terutama bila bangunan yang didambakan memiliki nilai yang tinggi disertai dengan tuntutan estetika yang tinggi pula.

Ada suatu paradigma yang cukup sering terulang : Klien sering kali tidak mendapatkan pengarahan yang jelas tentang cara mengenali (desain) arsitektur yang benar dan bagus. Suatu hal yang patut disayangkan, terlebih jika Klien menyerahkan seratus persen proses desain seutuhnya kepada Arsitek. Kepercayaan memang perlu tetapi sebaiknya campur tangan Klien terhadap nuansa, kebutuhan, tema, dan batasan ekonomis (jika diperlukan) tetap ada.

Untuk menyikapi hal tersebut, ada beberapa saran yang dapat dilakukan oleh calon Klien untuk menimbang apakah Arsitek pilihannya benar cocok dan dapat mengakomodir keinginannya. Biasanya Arsitek yang memasang iklan, juga memasang nomer kontaknya (telepon biasa atau telepon genggam). Calon Klien dapat menghubungi Arsitek dan menanyakan hal seputar

Page 3: KCA 05 Bagaimana Memilih Arsitek

E-05 E-06

keinginannya sebagai berikut :

1. Gaya bangunan yang diinginkan (referensi terminologi gaya bangunan dapat diperoleh dari buku atau media massa). Arsitek yang profesional akan selalu berusaha memberikan pengertian yang jelas kepada calon Kliennya, tidak membuat bingung apalagi memberikan jawaban yang berputar-putar.

2. Batasan biaya pembangunan serta gambaran solusi dari Arsitek. Arsitek akan memberikan solusi dan pen je lasannya secara umum, namun t idak membingungkan bagi calon Klien.

3. Honorarium Arsitek serta batasan lingkup pelayanan atau pekerjaan. Untuk mendapatkan penjelasan, calon Klien dapat menanyakan batasan resmi honorarium Arsitek kepada IAI (Daerah maupun Pusat). Tinggi-rendahnya honorarium Arsitek sangat ditentukan oleh lingkup pekerjaan, tingkat kesulitan desain, serta lamanya waktu pekerjaan; terlebih jika menghadapi suatu pekerjaan khusus yang sensitif, bukan tidak mungkin Arsitek harus melakukan studi khusus pula.

4. Kesanggupan Arsitek akan batasan waktu dan jarak tempuh antara domisili Arsitek dengan lokasi proyek. Pertanyaan jenis ini biasanya dibutuhkan dalam kasus-kasus tertentu yang disebabkan oleh hal lain yang berkenaan dengan proyek seperti kredit bank dan penentuan waktu operasional bangunan.

Calon Klien sebaiknya dapat membedakan mana jawaban dari Arsitek yang logis dan jawaban yang manis. Hal ini sangat penting, karena cukup sering terjadi Klien mengalami kekecewaan, mulai dari gaya bangunan yang tidak sesuai dengan keinginan sampai kepada biaya proyek yang begitu membengkak.

Jawaban logis dari Arsitek menunjukkan profesionalismenya, meski kadang terdengar menyakitkan namun Arsitek yang benar akan memberikan gambaran nyata antara keinginan Klien dengan berbagai konsekuensinya. Seperti misalnya calon Klien hanya memiliki kemampuan dana untuk batako kosong sebagai penutup dinding tetapi menginginkan bata berkualitas baik. Sementara harga batako kosong terpasang jauh di bawah harga bata berkualitas baik terpasang.

Memang dalam kondisi tertentu ada produsen bahan bangunan yang menjual produknya dengan harga di bawah standar untuk tujuan promosi atau perkenalan produk, namun hal ini sangat langka ditemui terutama untuk bahan bangunan dengan kualifikasi pokok : semen, pasir, batu, besi, bata, dan kayu.

Sementara jawaban manis, selalu bertendensi absurd : itu gampang, nanti bisa diatur ; Bapak atau Ibu tenang saja, nanti saya bereskan semuanya. Semuanya tidak ada solusi, konsekuensi, dan penjelasan ; yang ada hanyalah jawaban yang menggampangkan dan tidak memberi gambaran ke depan terhadap pekerjaan, hambatan, serta hasilnya. Jawaban yang manis ini yang sering membuat Klien terjebak pada kondisi-kondisi yang yang tentu saja tidak siap untuk dihadapi, karena ketiadaan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan desain, konstruksi, serta hasilnya.

Patut pula menjadi pertimbangan bahwa negosiasi desain harus diselesaikan sebelum pekerjaan konstruksi (pembangunan) dimulai. Revisi-revisi yang terjadi di dalam proses konstruksi fisik menyebabkan pengorbanan, kadang bisa sangat besar, karena otomatis akan membutuhkan biaya ekstra untuk material (bahan bangunan), tenaga kerja, dan waktu pekerjaan, pun otomatis, honorarium kontraktor akan bertambah. Negosiasi yang alot memang kadang terjadi antara Klien dan Arsitek, namun ini akan

Page 4: KCA 05 Bagaimana Memilih Arsitek

E-07 E-08

menjadi baik jika manghasilkan desain yang tidak perlu lagi direvisi di lapangan. Biaya revisi pada pekerjaan desain tidak ada artinya bila dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk revisi di lapangan.

Suatu kenyataan yang harus diketahui bahwa tidak ada Arsitek yang sama. Meskipun ada permintaan yang sama dari Klien, tetapi setiap Arsitek memiliki pendekatan dan penyelesaian yang berbeda-beda. Perbedaan ini sangat ditentukan oleh :

1. Wawasan (formal dan informal) yang dimiliki oleh Arsitek.2. Referensi atau pengalaman kerja yang dimiliki Arsitek.3. Tingkat pendidikan yang dicapai oleh Arsitek.4. Wadah pendidikan di mana Arsitek menimba ilmu.5. Studi mandiri dan penelitian.

Pada akhirnya perbendaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap Arsitek yang memiliki kemampuan yang setara akan ditentukan oleh selera dan perasaan Klien yang bersifat tidak dapat dihitung (uncountable). Bukan berarti Arsitek yang setara (antara nilai kinerja dan honorarium) tidak dipilih karena alasan-alasan yang dapat dihitung dan diprediksi, melainkan karena Klien merasa cocok dan merasa dapat menaruh kepercayaan kepada Arsitek yang dipilihnya.

Biasanya Klien dapat memilih para Arsitek yang memiliki kesetaraan dari contoh-contoh projek yang telah di kerjakan oleh Arsitek, maupun dari desain-desain proposalnya. Cukup dari situ Klien dapat memilih mana Arsitek yang dapat dipercayakan mengerjakan desain.

Terdapat suatu dilema, di mana ada paham yang mengatakan bahwa merupakan suatu hal yang tidak etis jika memilih Arsitek dengan menggunakan cara mengadu beberapa Arsitek di dalam

hal konsep dan desain awal (design pitching). Paham ini muncul karena menganggap kinerja Arsitek merupakan kinerja personal dan bukan massal, dianggap setara dengan kinerja para seniman lainnya. Nilai-nilai yang personal memiliki integritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk-produk massal atau industrial.

Namun ada paham lain yang menyetujui adanya design pitching, karena menganggap tingginya biaya pembangunan harus disikapi dengan kehati-hatian. Salah memilih Arsitek, maka hasil akhir akan tidak memuaskan, dibandingkan dengan memilih Arsitek yang tepat dengan hasil akhir yang memuaskan ; sementara prediksi jumlah biaya konstruksi yang dikeluarkan adalah sama. Biasanya paham ini digunakan oleh institusi-institusi publik atau yang memiliki tujuan penggunaan bangunan untuk komersial.