kata pengantar kardiovaskuler
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT, atas
terselesaikannya tugas makalah ini. Makalah ini disusun dengan Judul‚ Erosi
Porsio.
Dalam penyusunan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin
dalam penyelesaian penulisan makalah ini. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa masih banyak kekurangan serta kelemahan dalam menyusun makalah ini,
karena ilmu pengetahuan yang kami dapat belum maksimal.
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman kita semua. Kami sadar dalam penulisan makalah ini banyak
terdapat kekurangan. Akan tetapi kami yakin makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.
Padang, November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1.2 RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur, Fungsi, dan Komposisi Darah
B. Kandungan Darah
C. Karakteristik Elemen Darah
D. Golongan darah
E Hematopoiesis
F. Hemostasis (Pembekuan Darah)
G. Anatomi dan Fisiologi Jantung
H. Denyut Jantung
I. Kardiodinamika
J. Pola Respon Kardiovaskuler
K. Struktur dan Karakteristik Arteri-Vena-Kapiler
L. Sirkulasi Fungsi Sistem Kardiovaskuler
M. Abnormalitas Darah, Jantung dan Pembuluh
N. Integrasi dengan Sisten Lain
BAB III
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses
pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari
organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri
yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju
jantung. Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu
sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan
sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga
bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)
dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan
fisiologis cairan tubuh.
1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon
dioksida dalam arah yang berlawanan .
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak,
gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing
untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau
disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang
kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus
besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan
bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
1
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana struktur, fungsi, dan komposisi darah?
2) Bagaimana karakteristik elemen darah ?
3) Bagaimana sistem penggolongan darah?
4) Apa yang dimaksud hemopoiesis?
5) Jelaskan tentang hemostatis?
6) Jelaskan anatomi dan fisiologi jantung?
7) Bagaimana kerja denyut jantung?
8) Jelaskan struktur dan karakteristik arteri-vena-kapiler ?
9) Bagaimana sirkulasi paru-paru, sistemik, fetal ?
10) Bagaimana abnormalitas pada darah, jantung dan pembuluh?
11) Bagaimana integrasi dengan sisten lain ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur, Fungsi, dan Komposisi Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah
yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada
banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak
mengandung karbon diogsida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah
di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah lebih
kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 380C, dan PH
7,37-7,45.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau
pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap
encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku.
Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah
tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan
sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13
dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap
orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau
pembuluh darah.
B. Fungsi Darah
1. Sebagai alat pengangkut yaitu:
a. Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
3
b. Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui
paru-paru.
c. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.
d. Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam
tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
3. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
C. Kandungan Darah
Kandungan dalam darah:
a. Air : 91%
b. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
c. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,
magnesium, kalsium, dan zat besi).
d. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin,
kolesterol, dan asam amino).
D. Karakteristik Elemen Darah
1. Sel-Sel Darah
Darah manusia: a - eritrosit; b - neutrofil; c - eosinofil; d - limfosit
a. Sel Darah merah
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan
tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm),
tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2
juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung
suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah
jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru
untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon
dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru.
Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh
4
hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut
oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut
dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba
di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya.
Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon
dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang
mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru. Sel
darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah,
limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui
beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi
hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan
nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian
akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari,
setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati
akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang
berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat
yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen
dan karbon dioksida.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam
100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%.
Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari
asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit
seimbang zat besi.
b. Sel Darah Putih (leukosit)
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila
kita lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang
dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia
dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak
berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darahkira-kira6000-9000.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan
memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES
5
(sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan
kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat
lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Sel
leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di
seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan
oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di
dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel
leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang
beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan
penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi
10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut
leukopenia.
Macam- macam leukosit meliputi:
1) Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang
terdiri dari:
Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES
dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di
dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar,
banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan
memakan bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh.
Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari
limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di
bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna
biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti
selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.
2) Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
a) Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti
sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya
banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
6
b) Eusinofil
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi
granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira
24%.
c) Basofil
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang
bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-
granula besar.
c. Sel pembeku (Trombosit)
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk
dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong,
warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah.
Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak
lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus.
Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu
terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen.
Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka
maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang
dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan
protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin
akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus,
bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel
darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat
didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan
demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.
2. Plasma Darah
Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan,
merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel
7
darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media
transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau organ.
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat
kebocoran albumin yang besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90%
dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain
yang terlarut di dalamnya.
E. Golongan darah
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran
sel darah merah. Hal ini disebapkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat
dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus
(faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen
ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan
yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi
terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel
darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam
serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya
dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-
negatif.
c. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A
maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat
8
menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-
positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang
dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun,
orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di
dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan
darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B.
Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B,
golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam
bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara
penggolongan darah ABO.
F. Hematopoiesis
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah,
dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara
serentak.
Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel,
dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi
merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan
beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.
Proses yang terjadi bisa lebih jelas dilihat melalui gambar di bawah ini :
Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :
1. Mesoblastik
Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang
dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland.
9
2. Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan
pada limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih
sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.
3. Mieloid
Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum
tulang, kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis
berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan
trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan
pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel
darah di antaranya adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone,
ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor perangsang
hematopoietik.
G. Hemostasis (Pembekuan Darah)
Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya
atau robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium
yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan
darah (koagulasi ) dan melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta
protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan
bekuan.
Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang
cedera sehingga aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian
hemostasis dan thrombosis memiliki 3 fase yang sama:
1) Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat
luka. Trombosit akan mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah
dan diaktifkan oleh thrombin yang terbentuk dalam kaskade pristiwa
koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang dilepaskan
trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk
dan dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi
terbentuk sumbat hemostatik ataupun trombos.
10
2) Pembentukan jaring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga
terbentuk sumbat hemostatik atau trombos yang lebih stabil.
3) Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin
Tipe trombos :
1. Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang
mengandung eritrosit (pada tempat luka atau dinding pembuluh darah
yang abnormal, khususnya didaerah dengan aliran yang cepat[arteri]).
2. Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada
daerah dengan perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa
cedera vascular, atau bentuk trombos ini dapat terjadi pada tempat luka
atau didalam pembuluh darah yang abnormal bersama dengan sumbat
trombosit yang mengawali pembentukannya.
3. Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik
dan ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada
perbedaan artificial yang dipertahankan.
Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons
terhadap cedera jaringan dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic
pengaktifannya berhubungan dengan suatu permukaan yang bermuatan negative.
Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam sebuah lintasan terkahir yang
sama yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi thrombin dan pemecahan
fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin. Pada pristiwa diatas
melibatkan macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:
a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses
koagulasi
b. Kofaktor
c. Fibrinogen
d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin
e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya
11
H. Anatomi dan Fisiologi Jantung
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara
kedua paru.Terdapat selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium,
terdiri dari dua lapisan:
1. Perikardium parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru
2. Perikardium viseralis : lapisan permukaan jantung/ epikardium
Diantara kedua lapisan ini terdapat cairan perikardium.
a. STRUKTUR JANTUNG
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :
1. Lapisan luar (epikardium)
2. Lapisan tengah (Miokardium)
3. Lapisan dalam (endokardium)
b. Ruang – Ruang Jantung
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut
atrium(serambi) dan 2 berdinding tebal disebut ventrikel (bilik)
1. Atrium
a) Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah
oksigen dari seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan ke
ventrikel kanan melalui katub dan selanjutnya ke paru.
b) Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru
melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke
ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh
melalui aorta.
c) Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
2. Ventrikel
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang
menonjol disebut muskulus papilaris, ujungnya dihubungkan dengan
tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat yang disebut korda
tendinae.
a) Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan
dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis.
12
b) Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan
keseluruh tubuh melalui aorta Kedua ventrikel dipisahkan oleh
sekat yang disebut septum ventrikel.
c. Katup Katup Jantung
1. Katup atrioventrikuler
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara
atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup
(trikuspid). Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan
ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup (Mitral).
Memungkinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel pada fase
diastole dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.
2. Katup Semilunar
a. Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan
pembuluh ini dari ventrikel kanan.
b. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah
daun katup yang simetris. Danya katup ini memungkinkan darah
mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama sistole dan
mencegah aliran balik pada waktu diastole. Pembukaan katup
terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana
tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan didalam pembuluh
darah arteri.
I. Denyut Jantung
Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung
terutama ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi
oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta
kekuatan) kontraksi, walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan
stimulasi saraf. Kontraksi jantung disebut disebut systole sedangkan relaksasi
jantung atau pengisian darah pada jantung disebut diastole. Irama jantung dimulai
dari pacemaker (NSA) dengan impuls 60-80 kali/menit. Semua bagian jantung
dapat memancarkan impuls tersendiri tetapi dengan frekuensiyang lebih rendah.
Bagian jantung yang memancarkan impuls diluar NSA disebut focus ektopik yang
13
menimbulkan perubahan irama jantung yang disebut aritmia. Aritmia dapat
disebabkan oleh hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, kafein, nikotin karena hal
tersebut dapat menyebabkan fokus ektopik kontraksi diluar kontraksi dari nodus
NSA. Jika terjadi hambatan aliran impuls dari NSA menuju NAV maka impuls
syaraf akan timbul dari nodus NAV dengan frekuensi yang lebih rendah yaitu
sekitar 40-50 kali/menit. Jika ada hambatan pada bundle his atau serabut bundle
kanan dan kiri maka otot jantung akan kontraksi dengan iramanya sendiri yaitu
20-30 kali/menit. Denyut jantung 20-30 kali/menit tidak dapat mempertahankan
metabolisme otot.
J. Kardiodinamika
Jantung berfungsi untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan
metabolisme sel seluruh tubuh.
A. Struktur Otot Jantung
Otot jantung mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot.
Perbedaannya otot jantung tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot
jantung bersifat involunter. Kontraksi otot jantung dipengaruhi oleh
adanya pacemaker pada jantung.
B. Metabolisme Otot Jantung
Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme
aerobik. Otot jantung sangat banyak mengandung mioglobin yang dapat
mengikat oksigen. Karena metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot
jantung tidak pernah mengalami kelelahan.
C. Sistem Konduksi Jantung
Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan
terjadinya kontraksi otot jantung yang disebut system konduksi jantung.
Syaraf pusat melalui system syaraf autonom hanya mempengaruhi irama
kontraksi jantung. Syaraf simpatis memacu terjadinya kontraksi sedangkan
syaraf parasimpatis menghamabt kontraksi. System kontraksi jantung
terdiri atas:
Nodus Sinoatrialkularis (NSA) terletak pada atrium kanan dan dikenal
sebagai pacemaker karena impuls untuk kontraksi dihasilkan oleh nodus
ini.
14
Nodus Atrioventrikularis (NAV) terletak antara atrium dan ventrikel kanan
berperan sebagai gerbang impuls ke ventrikel
Bundle His adalah serabut syaraf yang meninggalkan NAV.
Serabut Bundle Kanan Dan Kiri adalah serabut syaraf yang menyebar ke
ventrikel terdapat pada septum interventrikularis. Serabut Purkinje adalah
serabut syaraf yang terdapat pada otot jantung.
K. Pola Respon Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses
pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari
organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri
yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju
jantung.
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan
2 ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke
berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran
sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus
oleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk
mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.
Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.
Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi
jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali
kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.
L. Struktur dan Karakteristik Arteri-Vena-Kapiler
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang mengangkut
darah ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri, kapiler, dan
vena.
1. Pembuluh Arteri (Nadi)
Pada saat jantung berkontraksi (sistol), darah akan keluar dari bilik menuju
pembuluh nadi (arteri), sehingga arah aliran darah dalam arteri
meninggalkan jantung. Pembuluh ini tebal, elastis (diameternya dapat
berubah sesuai kebutuhan) hal tersebut berfungsi untuk menjaga aliran
15
darah konstan dan tidak tersendat. Pembuluh tersebut memiliki sebuah
katup yang disebut valvula semilunaris yang berada tepat di luar jantung.
Letak pembuluh nadi di dalam permukaan kulit, namun denyutnya masih
dapat dirasakan. Tekanan darah di dalamnya kuat, sehingga jika terluka
darahnya memancar. Warna darah yang diangkutnya adalah merah segar.
Darah dalam arteri kaya akan O2, kecuali arteri paru-paru.
Pembuluh nadi tersusun atas tiga lapis jaringan, yaitu :
a. Lapisan pertama, berupa jaringan ikat yang kuat dan elastis.
b. Lapisan tengah, berupa otot polos yang berkontraksi secara tak sadar
sehingga dapat menguah diameter pembuluh nadi.
c. Lapisan ketiga, berupa jaringan endothelium yang melindungi jaringan
di dalamnya.
2. Pembuluh Vena (Balik)
Pembuluh vena (balik) ditemukan oleh seorang ahli fisiologi dari
inggris, yakni William Harvey (1578–1657). Vena berfungsi untuk
mengedarkan darah dari kapiler menuju jantung. Dindingnya tipis dan
kurang elastis. Pembuluh ini memiliki banyak katup yang berfungsi
mencegah darah mengalir kembali ke jantung. Letak pembuluh vena dekat
dengan permukaan kulit, denyutnya tidak dapat dirasakan. Tekanan darah
di dalamnya lemah, sehingga jika terluka darahnya menetes. Darah yang
diangkut mengandung CO2, kecuali vena pulmonalis. Warna darah yang
diangkutnya adalah merah tua. Pembuluh vena yang masuk ke jantung
yaitu :
a. Vena Cava Superior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari tubuh bagian
atas ke serambi kanan.
b. Vena Cava Inferior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari tubuh bagian
bawah ke serambi kanan.
c. Vena Pulmonalis
Vena ini membawa darah yang mengandung O2 dari paru – paru ke
serambi kiri jantung.
16
3. Kapiler
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh yang membentuk jalinan
pembuluh di seluruh jaringan dan menjadi penghubung antara pembuluh
nadi dan pembuluh balik. Fungsinya sebagai tempat difusi oksigen, karbon
dioksida, sari makanan, hormon, dan zat sisa.
M. Sirkulasi Fungsi Sistem Kardiovaskuler
Lingkaran sirkulasi dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik
dan sirkulasi pulmonalis.
a. Sirkulasi Sistemik
1. Mengalirkan darah ke berbagi organ
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4. Banyak mengalami tahanan
5. Kolom hidrostatik panjang
b. Sirkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru
2. Hanya berfungsi untuk paru
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
4. hanya sedikit mengalai tahanan
5. Kolom hidrostatik pendek
c. Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa
oksigen untuk miokardium melalui cabang cabang intar miokardial yang
kecil. Aliran darah koroner meningkat pada:
1. Aktifitas
2. Denyut jantung
3. Rangsang sistem syaraf simpatis
17
N. Abnormalitas Darah, Jantung dan Pembuluh
a. Kelainan Pada Darah
1. Hemofilia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kegagalan
fungsi dalam pembekuan darah seseorang. Akibatnya, luka kecil
dapat membahayakan nyawa. Luka bisa menyebabkan kehilangan
darah yang parah dan kehabisan darah. Trombosit menyebabkan
darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat
dengan segera untuk mencegah terjadinya kekurangan darah.
Kerusakan pada organ dalam bisa menyebabkan luka dalam yang
parah atau hemorrhage.
2. Leukemia merupakan kanker pada jaringan tubuh pembentuk sel
darah putih. Penyakit ini terjadi akibat kesalahan pada pembelahan
sel darah putih yang mengakibatkan jumlah sel darah putih
meningkat dan kemudian memakan sel darah putih yang normal.
3. Anemia kekurangan darah akibat pendarahan hebat, baik karena
kecelakaan atau bukan (seperti pada operasi).
4. Hemofilia, suatu kelainan herediter (keturunan) dengan tidak adanya
mekanisme darah, sehingga pasien dapat mengalami pendarahan yang
parah sesudah luka kecil.
5. Darah juga merupakan salah satu "vektor" dalam penularan penyakit.
Salah satu contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui darah
adalah AIDS. Darah yang mengandung virus HIV dari makhluk
hidup yang HIV positif dapat menular pada makhluk hidup lain
melalui sentuhan antara darah dengan darah, sperma, atau cairan
tubuh makhluk hidup tersebut.
b. Kelainan Pada Jantung
1. Perikarditis,peradangan selaput pembungkus jantung dan kantong
tempat jantung berada. Selaput yang meradang mengeluarkan cairan
yang berkumpul menjadi pembengkakan perikardial yang
menyukarkan gerakan jantung.
2. Endokarditis, peradangan pada endokardium
18
c. Kelainan Pada Pembuluh
1. Aneurisma, pembengkakan yang berbentuk jala pada seluruh lingkaran
arteri, tampak seperti tumor dapat menekan struktur sekitarnya yang
mengakibatkan gejala tekanan atau dapat pula robek.
2. Arteritis, peradangan pada arteri
3. Arteriosklerisis, pengerasan dinding arteri, umumnya bersamaan
dengan hipertensi.
4. Arterosklerosis, kelainan progresif yang sering mengenai arteri
anggota gerak bawah, yang menyebabkan rasa baal, pemucatan dan
sakit.
5. Flebitis, peradangan dinding vena yang dapat disebabkan infeksi atau
pelukaan.
6. Trombosis vena, adanya bekuan darah yang menyumbat vena
7. Varises (pembuluh darah mekar), vena tepi mekar dan berkelok-kelok
8. Hemoroid (wasir), vena mekar pada rektum yang menyebabkan
perdarahan hebat.
O. Integrasi dengan Sisten Lain
19
BAB III
SIMPULAN
Hal ini karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini
akan berfungsi sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak
dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:
a) Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan
terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan.
b) Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah
dapat didistribusikan ke seluruh tubuh.
c) Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan
didistribusikan ke seluruh tubuh.
20
DAFTAR PUSTAKA
Hall JE. Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta: Penerbit EGC;2010.
Kimball, J. W. 1983. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Ramadhan AJ. Mencermati Gangguan pada Darah dan Pembuluh Darah: Tekanan
Darah. Yogyakarta: Diva Press; 2009. P. 34-43
Sastrodinoto, Soenarjo. 1980. Biologi Umum II. PT. Gramedia: Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Bulu
http://www.sith.itb.ac.id/profile/pakAR/SistemImun.pdf
21