kata pengantar - yankes.kemkes.go.idyankes.kemkes.go.id/app/lakip2/downloads/2018/kp/... ·...

64
1

Upload: vulien

Post on 04-May-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

2

KATA PENGANTAR

TAP MPR No. IX Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang

bersih dan bebas bebas korupsi, kolusi dan nepotisme adalah dasar dari

wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan

akuntabel. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden RI

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi, dan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia Nomor

53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, untuk memenuhi kewajiban sebagaimana

diatur dalam, dan Tugas pokok dan fungsi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan telah

membuat laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2018.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini sebagai salah satu cara untuk evaluasi

yang obyektif, efisien dan efektif terhadap kinerja direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal

Pelayanan Kesehatan. Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas di lingkungan Direktorat

Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak terlepas dari hasil kerja keras seluruh pegawai, unit-unit

lintas program dan lintas sektor yang terkait.

Capaian kinerja yang diperoleh pada tahun 2018 ini tidak terlepas dari dukungan seluruh

pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, baik bidang teknis maupun non-teknis serta

adanya dukungan dari stakeholders/mitra kerja. Akhir kata, melalui laporan ini diharapkan

pencapaian kinerja pada masa mendatang dapat lebih ditingkatkan, baik perbaikan

pelaksanaan tugas maupun melalui penyempurnaan perencanaan kinerja Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena

itu kami mengharapkan saran dan masukkan untuk perbaikan dimasa mendatang, dan semoga

buku laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Januari 2019

3

IKHTISAR EKSEKUTIF

Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

kementerian Kesehatan, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan merupakan bagian dari

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, yang mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan

persiapan perumusan kebijakan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian

bimbingan teknis dan supervisi serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang fasilitas

pelayanan kesehatan.

Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan didalam Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang merupakan Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 (Revisi No.422/2017) adalah Terwujudnya Peningkatan

Akses Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas bagi masyarakat, maka

Direktorat Fasilitas Pelayanan kesehatan bertugas untuk menjamin meningkatnya Sarana

Prasarana dan peralatan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai standar.

Dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya tersebut Direktorat fasiltas Pelayanan

Kesehatan menetapkan sejumlah Indikator sasaran yang akan dicapai pada tahun 2018 yaitu :

1. 5600 Puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana dan alat kesehatan (SPA) sesuai

standar;

2. 14 RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya;

3. 130 RS Rujukan Regional yang memenuhi sarana prasarana dan Alat (SPA) sesuai

standar;

4. 147 RSUD yang memenuhi sarana prasarana dan alat kesehatannya;

5. 14 Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi penguji Fasilitas Kesehatan yang mampu

memberikan pelayanan sesuai standar;

6. 6 Dinas Kesehatan Propinsi yang mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan

Regional/Regional Maintenance Center (RMC).

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasiltas Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran 2018

merupakan bukti tertulis serta wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan sepanjang tahun 2018.

4

Pencapaian target kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dibagi dalam dua kategori

yaitu pelaksanaan tupoksi dan pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan. Pemenuhan

sarana prasarana dan alat kesehatan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan tidak

sepenuhnya menjadi tanggung jawab Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, tetapi menjadi

tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah melalui dana APBN/P, APBD,

Dana Hibah maupun BLU, BLUD serta sumber-sumber lainnya. Indikator Kinerja Direktorat

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2018 lebih diutamakan pada pembinaan sarana

prasarana dan peralatan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan agar sesuai standar dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku baik dari sisi mutu, keamanan dan keselamatan.

Pencapaian indikator kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan sepanjang Tahun

Anggaran 2018 adalah sebagai berikut :

1. Dari target 5600 Puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana dan alat kesehatan (SPA)

sesuai standar telah tercapai sebanyak 6669 Puskesmas (akumulasi 2016-2018);

2. Sebanyak 14 RS Rujukan Nasional sesuai SK Menteri Kesehatan telah ditingkatkan sarana

prasarananya melalui APBN untuk RS Rujukan Nasional milik Pusat dan Dana DAK untuk

RS Daerah;

3. 130 RS Rujukan Regional dan Propinsi yang ditunjuk dengan SK Menteri Kesehatan telah

memenuhi sarana prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar melalui APBN untuk RS

Rujukan Nasional milik Pusat dan Dana DAK untuk RS Daerah, tercapai 130 RS;

4. 147 RSUD yang memenuhi sarana prasarana dan alat kesehatannya melalui Dana DAK;

5. Dari target sejumlah 14 Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas

Kesehatan, pada akhir tahun 2018 telah terpenuhi sebanyak 21 Balai Pengujian Fasilitas

Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan baik di Pemerintah maupun Swasta yang

mampu memberikan pelayanan sesuai standar;

6. Dari target 6 Dinas Kesehatan Propinsi telah terpenuhi 6 Dinas Kesehatan Propinsi yang

mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Regional/Regional Maintenance

Center (RMC).

Dalam mencapai indikator tersebut, strategi yang dilaksanakan Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan adalah :

1. Menguatkan kebijakan bidang sarana, prasarana dan peralatan kesehatan;

2. Membina, mengawasi, melaksanakan peningkatan mutu, keamanan dan keselamatan

sarana prasarana dan peralatan kesehatan;

5

3. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana dan peralatan kesehatan dengan prioritas di

RS Rujukan Nasional, Rujukan Regional, Propinsi dan Puskesmas di Daerah Tertinggal dan

Perbatasan;

4. Pembangunan Tahap Pertama RS UPT Pusat di Maluku;

5. Meningkatkan dan mengembangkan Balai Pengujian dan Kalibrasi (BPFK) dan Institusi

Penguji lain;

6. Meningkatkan kapasitas organisasi dan SDM Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

7. Peningkatan kerjasama lintas sektor, lintas program dan institusi terkait terutama dalam

perijinan teknis (KLH, Bapeten, BATAN, PU, LKPP dan Kementerian/ Lembaga Lainnya);

8. Meningkatkan koordinasi program sekaligus menggalang komitmen dengan pemerintah

daerah dalam pembangunan Puskesmas di daerah perbatasan dan tertinggal;

9. Pengembangan model dan prototype Puskesmas perbatasan dan RS Rujukan serta

penyediaan ambulance transport dalam rangka meningkatkan akses layanan di kawasan

timur Indonesia;

10. Pengembangan sistem manajemen sarana dan prasarana kesehatan dan alat kesehatan

berbasis elektronik (ASPAK) dalam proses perencanaan, monitoring dan evaluasi;

11. Mendorong Dinas Kesehatan Propinsi/Kab/Kota untuk membentuk Regional Maintenance

Center;

12. Mengembangkan unit pelayanan kalibrasi di Dinas Kesehatan Propinsi/Kab/Kota, Rumah

Sakit, dan Swasta;

13. Mendukung penyelenggaraan ASIAN GAMES 2018 dengan menyediakan Peralatan

Kesehatan.

Keberhasilan pelaksanaan program di Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun

Anggaran 2018, tercipta atas kerjasama dari semua pihak baik dari internal atau eksternal.

Keberhasilan yang dicapai oleh Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran

2018 didukung oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Penetapan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan atau DIPA Satuan Kerja Direktorat

Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

2. Kepemimpinan di Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2018 yang

memberikan dukungan secara penuh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas;

3. Adanya koordinasi dan dukungan komitmen dari pemangku kepentingan, baik dari

lintas program dan lintas sektor di pusat dan daerah;

6

4. Adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dari seluruh pejabat struktural, pejabat

fungsional dan jabatan fungsional umum di Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan.

Tantangan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di Direktorat

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2018 adalah belum optimalnya pelaksanaan komitmen

lintas sektor di daerah dalam mendukung capaian target. Selain itu tantangan yang dihadapi

adalah perubahan anggaran pada tahun berjalan, baik yang disebabkan oleh efisiensi maupun

penambahan anggaran melalui refocusing dan APBNP.

Laporan Tahunan ini merupakan sebagai bentuk pertanggungjawaban baik program

maupun keuangan setelah mengakhiri tahun anggaran 2018 agar semua program yang telah

dilaksanakan bisa dievaluasi untuk peningkatan kualitas program Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan di tahun berikutnya.

Peningkatan kualitas fasilitas kesehatan baik dari mutu dan keselamatan senantiasa

menjadi prioritas bagi kami, oleh karena itu saran atau masukan dari semua pihak sangat kami

harapkan demi peningkatan kualitas program Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan serta

diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi masukan dalam penyusunan perencanaan tahunan,

bahan evaluasi pelaksanaan program, penyempurnaan pelaksanaan kegiatan yang akan

datang, serta penyempurnaan kebijakan yang Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun

2018.

Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dan

berpartisipasi dalam penyusunan laporan tahunan ini, semoga dapat berguna dan bermanfaat.

Jakarta, 31 Desember 2018

7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................... IKHTISAR EKSEKUTIF ................... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................... 1.2. Maksud dan Tujuan ................... 1.3. Tugas Pokok dan Fungsi ................... 1.4. Sistematika Penulisan ................... 1.5. Struktur Organisasi BAB II PERENCANAAN 2.1. Penetapan Target ................... 2.2. Perjanjian Kinerja ................... 2.3. Definisi Operasional 2.4. Sumber Daya ................... BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pembinaan Puskesmas yang

memenuhi SPA sesuai standar ...................

3.2. Pembinaan SPA Rumah Sakit di RS Rujukan Nasional

...................

3.3. Pembinaan SPA Rumah Sakit di RS Rujukan Regional dan propinsi

...................

3.4. Pembinaan SPA Rumah Sakit di RS Daerah dengan Kriteria khusus

...................

3.5. BPFK/Institusi penguji yang mampu memberikan …sesuai standar

...................

3.6. Dinkes Propinsi yng mengembangkan RMC

...................

3.7. Pendirian RS UPT kawasan Indonesia Timur

3.8. Penyiapan Pembangunan RS UPT di NTT dan papua

3.9. Penyiapan Pembangunan RS UPT di Wilayah Timur (I SPHERE)

3.10. Pelaksanaan KSST 3.11. Layanan Internal 3.12. Realisasi Anggaran Kegiatan BAB IV KINERJA PENCAPAIAN KEGIATAN

PENDUKUNG INDIKATOR

4.1. ASPAK 4.2. BAB V KESIMPULAN ................... LAMPIRAN-LAMPIRAN : Perjanjian Kinerja Daftar Puskesmas sesuai Target dan Capaian Daftar RS Rujukan Nasional Daftar RS Rujukan Regional Daftar RS Target capaian dengan kriteria khusus Daftar RMC

8

Daftar BPFK/Institusi Penguji Daftar RS yang memiliki Instalasi Kalibrasi Daftar RS Penerima Ambulance gawat Darurat Asian Games Pernyataan Penetapan Kinerja Tahun 2017 Laporan SAK Tahun 2017 Laporan SIMAK BMN Tahun 2017 Kekuatan Personil Direktorat

9

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan

sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan

pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah:

a. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;

b. Meningkatnya pengendalian penyakit;

c. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di

daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;

d. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat

dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan;

e. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta;

f. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan

pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional:

a. Pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam

pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat;

b. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses

pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan

kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko.

Dalam mendukung pencapaian sasaran strategis Ditjen. Pelayanan Kesehatan yaitu

meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas bagi masyarakat

dengan indikator dalam RPJMN 2015-2019 yaitu :

1. Jumlah kecamatan yang memiliki satu Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi dan;

2. Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki satu RSUD yang tersertifikasi akreditasi

nasional.

maka kegiatan Direktorat fasilitas Pelayanan Kesehatan diarahkan untuk mampu meningkatkan

mutu dan kualitas sarana prasarana dan alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan

dengan indikator capaian yaitu :

10

1. Jumlah RS Rujukan Regional dan Propinsi yang memenuhi sarana prasarana dan alat

kesehatan (SPA) sesuai standar;

2. Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya;

3. Jumlah Puskesmas yang memenuhi sarana prasarana dan alat kesehatan (SPA) sesuai

standar;

4. Jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dengan kriteria khusus (RSUD diluar RS

Rujukan regional dan Propinsi dan Nasional);

5. Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan yang Mampu

Memberikan Pelayanan sesuai Standar

6. Dinas Kesehatan Propinsi yang Mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan

Regional/Regional Maintenance Center

Dan beberapa indikator tambahan pada tahun 2018 yaitu :

7. Pendirian RS UPT di Kawasan Indonesia Timur

8. Penyiapan Pembangunan RS UPT di Nusa Tenggara Timur dan Papua

9. Pelaksanaan KSST

10. Pengadaan Alat Kesehatan untuk menunjang Asian Games dan Para Asean Games Tahun

2018.

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan

negara wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta

kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang

ditetapkan oleh masing-masing instansi, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.

Hal ini sejalan dengan upaya reformasi birokrasi untuk menyelenggarakan negara yang bersih

dan berwibawa serta memiliki kinerja yang baik (Good Governance) dan selaras dengan

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 tahun 1999 dan Permen PAN dan RB Nomor 29 Tahun

2010.

Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan akan

menyampaikan laporan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja selama tahun anggaran

2018 untuk mempertanggungjawabkan kesesuaian pelaksanaan program yang dilaksanakan

dengan tujuan dan sasaran program dalam mencapai hasil yang diharapkan.

11

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan merujuk

pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015 – 2019 dan Penetapan Kinerja

Kementerian Kesehatan tahun 2018.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan ini disusun

sesuai dengan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan memuat keberhasilan

maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2018 yang harus

dipertanggungjawabkan oleh Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

1.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Peraturan Menkes Nomor : 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan, tugas pokok Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur

dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan

pelaporan di bidang fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

yang dimaksud, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan Perumusan kebijakan dibidang fasilitas pelayanan kesehatan primer, rujukan

dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;

2. Penyiapan Pelaksanaan kebijakan dibidang fasilitas pelayanan kesehatan primer, rujukan

dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang fasilitas pelayanan

kesehatan primer, rujukan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;

4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang dibidang fasilitas

pelayanan kesehatan primer, rujukan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;

5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang dibidang fasilitas pelayanan kesehatan

primer, rujukan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan.

12

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas

pokok dan fungsi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, serta sistematika penyajian

laporan.

2. Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan

3. Bab III Akuntabilitas Kinerja

Menguraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk

didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan /

kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah antisipatif yang akan diambil.

4. Bab IV Kinerja Pencapaian kegiatan Pendukung Indikator

Pada bab ini diuraikan kegiatan-kegiatan lain baik yang dibiayai sendiri maupun sebagai

undangan yang hasilnya menjadi pendukung dalam pencapaian indicator.

5. Bab V Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di

masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

13

1.5. STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2018

14

BAB II PERJANJIAN KINERJA DAN CAPAIAN

2.1. PERENCANAAN KINERJA

Renstra merupakan dokumen perencanaan yang memuat program pembangunan

kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan maupun untuk

mendorong peran aktif masyarakat dalam kurun waktu 2015 – 2019. Renstra berorientasi

pada hasil yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun.

Visi dan Misi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015- 2019 mengikuti visi dan

misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri

dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini

adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:

a. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan

mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

b. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan

negara hukum.

c. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai

negara maritim.

d. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan

berbasiskan kepentingan nasional, serta

g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin

diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:

a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman pada seluruh warga Negara.

b. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan

yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa

dalam kerangka negara kesatuan.

15

d. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum

yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

f. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.

g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik.

h. Melakukan revolusi karakter bangsa.

i. Memperteguh ke-BHINEKA-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Salah satu agenda Nawacita yang terkait langsung dengan Kementerian Kesehatan

adalah agenda ke 5 yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Untuk

mewujudkan agenda tersebut dilaksanakan Program Indonesia Sehat yang didukung

oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja

dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi

program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya

melalui Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yang ditetapkan

melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/ 52/2015.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1)

penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan

jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan

strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif

dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pela- yanan kesehatan

dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem

rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan

intervensi berbasis risiko kesehatan. Sedang- kan pelaksanaan JKN dilakukan dengan

strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefitt), serta kendali mutu dan biaya.

Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.

Dalam rangka mencapai target dan sasaran pada renstra, Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan telah menetapkan rencana aksi program pelayanan kesehatan tahun 2015-

2019 untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Merujuk pada Rencana Aksi Ditjen Pelayanan Kesehatan tahun 2015-2019, Direktorat

Fasilitas Pelayanan Kesehatan telah menyusun Target Indikator Kinerja 5 (lima) tahunan

16

(2015-2019) yang berisi kegiatan dan strategi untuk meningkatkan sarana prasarana dan

alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai standar dan berkualitas.

Untuk mewujudkan hal tersebut dijabarkan oleh pemerintah dalam RKP dan

diterjemahkan oleh Kementerian Kesehatan dalam Renja KL setiap tahunnya.

2.1.1. Tantangan

Dalam upaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat,

Kementerian Kesehatan dihadapkan pada perubahan yang cepat baik tingkat lokal dan

global dibidang kesehatan, diantaranya meningkatnya penyakit emerging (reemerging

disease) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatnya kesadaran

masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan, tuntutan global (GHSA, WHO),

perhelatan Internasional (Asean Games) hal tersebut menuntut Kementerian Kesehatan

untuk selalu mengikuti perubahan dan menjawab tuntutan tantangan global tersebut.

Tantangan dalam peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dibidang

pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

diantaranya sebagai berikut :

1. Terbatasnya jumlah institusi penguji dan kalibrasi untuk melayani seluruh RS

Puskemas di Indonesia. Saat ini institusi penguji dan kalibrasi milik pemerintah terdiri

dari empat Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) yaitu BPFK Jakarta, BPFK

Surabaya, BPFK Makassar dan BPFK Medan, dua Loka Pengamanan Fasilitas

Kesehatan (LPFK) yaitu LPFK Banjarbaru dan LPFK Surakarta serta dua Unit

Pengamanan Fasilitas Kesehatan (UPFK) yaitu UPFK Jayapura dan UPFK

Palembang. Beberapa institusi penguji milik pemerintah daerah mulai didirikan namun

belum terlembaga dengan baik, serta institusi swasta yang masih terkonsentrasi di

Pulau Jawa.

2. Terbatasnya tenaga pengelola sarana prasarana dan alat kesehatan yang

berkompeten di Rumah Sakit.

3. Tidak adanya tenaga pengelola sarana prasarana dan alat kesehatan yang

berkompeten di Puskesmas.

4. Adanya program prioritas nasional yang memerlukan adanya dukungan sarana

prasarana dan alat kesehatan dalam pelaksanaannya. Program program tersebut

antara lain Program Indonesia Sehat - Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Dokter

Layanan Primer (DLP), Peningkatan akses dan mutu fasyankes di lokus prioritas

(perbatasan, tertinggal, pariwisata), serta Flying Health Care (FHC).

17

5. Kebutuhan masyarakat atas keamanan, kenyamanan dan kehandalan bangunan di

fasyankes.

6. Kebutuhan akan peralatan kesehatan yang aman dan bermutu.

7. Kebutuhan masyarakat pada fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar

fasilitas pelayanan kesehatan yang aman, nyaman dan laik pakai serta mendukung

pencapaian akreditasi seperti perijinan alat radiasi pengion (x-ray) dari BAPETEN,

standar teknis dan perizinan incinerator.

8. Kebutuhan regulasi pendukung program fasilitas pelayanan kesehatan di mana

banyak pedoman dan standar yang perlu disusun dan dimutakhirkan, serta

mendukung kebutuhan program.

9. Kebutuhan data sarana prasarana dan peralatan di Indonesia khususnya fasilitas

kesehatan milik pemerintah untuk mendapatkan gambaran utuh pemenuhan dan

kondisi dalam rangka pemenuhan.

2.1.2. Program Kegiatan Tahun 2018

Berdasarkan rencana aksi dan tantangan program fasilitas pelayanan kesehatan

tersebut, disusun perencanaan dan kegiatan setiap tahunnya yang direfleksikan dalam

Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) yang fokus dan

responsif, diantaranya merencanakan program untuk kegiatan yang akan dilaksanakan

sepanjang tahun 2018 seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini :

Tabel Program-Kegiatan Tahun 2018

NO KOMPONEN RUANG LINGKUP KEGIATAN

1 Penyusunan

NSPK

1. Penyusunan Pedoman Pengelolaan SPA di Puskesmas

2. Penyusunan Modul TOT Pemeliharaan SPA di

puskesmas

3. Penyusunan Modul Perencanaan peralatan kesehatan

berbasis OEE (Overall Equipment Effectiveness)

4. Revisi Pedoman Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah

Sakit (IPS-RS)

5. Penyusunan Pedoman Spesifikasi Teknis Peralatan

Kesehatan di Rumah Sakit

6. Penyusunan Draft PMK Pedoman Pengelolaan Peralatan

medis di RS

18

7. Penyusunan Pedoman SPA Klinik Utama

8. Penyusunan Roadmap Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas

Kesehatan

9. Penyusunan Modul Sertifikasi Kompetensi Petugas

Penguji, Kalibrasi, Inspeksi Fasyankes

10. Penyusunan Pedoman Teknis Bangunan, Prasarana dan

Peralatan Kesehatan Laboratorium Klinik

11. Penyusunan Pedoman SPA Unit Transfusi Darah

12. Penyusunan Modul Sertifikasi Kompetensi Petugas

Penguji, Kalibrasi Alat Kesehatan

13. Konsensus Metode Kerja Pengujian dan Kalibrasi Alat

Kesehatan dan Inspeksi Sarana Prasarana Fasilitas

Pelayanan Kesehatan

2 Workshop 1. Workshop MFK di RS Rujukan Nasional dan UPT

Vertikal

2. Workshop MFK Rujukan Regional dan Propinsi

3. Workshop Perencanaan Pemenuhan SPA di RS dengan

Kriteria Khusus

4. Workshop Peningkatan Kemampuan BPFK/IP dalam

Inspeksi Sarana prasarana Fasyankes

5. Workshop Penyelenggaraan ASPAK Fasyankes Lainnya

3 Rapat Koordinasi

Teknis

1. Pertemuan Teknis pemenuhan SPA pada Puskesmas

Perbatasan dan Tertinggal

2. Pertemuan Teknis Pembinaan Sarkes Pemeriksa

Kesehatan CTKI di Sarana Kesehatan CTKI

3. Rapat Konsultasi Teknis SPA RS Daerah

4 Pendampingan /

Bimbingan Teknis

1. Bimbingan Teknis Pemenuhan Sarana Prasarana dan

Alat di RS Rujukan Nasional

2. Bimbingan Teknis SPA di RS Rujukan Regional dan

Propinsi.

3. Bimbingan Teknis Pengelolaan SPA di RS dengan

Kriteria Khusus

4. Bimbingan Teknis Instiitusi Penguji Alat Kesehatan

19

5. Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Pengujian, Kalibrasi

Alat Kesehatan dan Inspeksi Sarana Prasarana

Fasyankes

6. Pendampingan penyusunan Prog/Keg BPFK/LPFK

dalam mendukung PIS-PK, Akreditasi, system rujukan

dan DTPK

7. Peningkatan Peran Dinas Kesehatan dalam

Pembentukan Regional Maintenance Center (RMC).

8. Bimbingan Teknis Pelaksanaan Regional Maintenance

Center (RMC).

9. Supervisi dan Assesment pelaksanaan pemenuhan

standar fasyankes lainnya

5 Monitoring &

Evaluasi

1. Monev Puskesmas tertinggal

2. Evaluasi dan Validasi ASPAK Puskesmas lokus PIS-PK

3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pengujian,

Kalibrasi Alat Kesehatan dan Inspeksi Sarana Prasarana

Fasyankes

4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Regional

Maintenance Center (RMC).

6 Sosialisasi &

Advokasi

1. Kegiatan Penilaian Implementasi Green Hospital HKN ke

54 Tahun 2018

7 Pengadaan

Barang & Jasa

mendukung

program

1. Pengembangan system informasi sertifikasi

pemeriksaan kesehatan CTKI

2. Pengadaan Konsultan Desain Tipikal (Prototype)

Bangunan dan Prasarana Unit/Instalasi Rumah Sakit.

3. Pengadaan Pos Tenda Kesehatan

4. Pengadaan OK Container

5. Pengadaan ambulans

6. Integrasi Sistem Informasi fasyankes Lainnya ke

dalam ASPAK

7. Pembangunan RS UPT di Maluku

8. Penyiapan Pembangunan RS UPT di NTT dan Papua

9. Penyiapan Pembangunan RS UPT di Wilayah Timur

20

(I SPHERE)

10. Pelaksanaan KSST

11. Pengadaan Alat Kesehatan untuk menunjang Asian

Games dan Para Asian Games Tahun 2018

8 Dukungan

Manajemen/

kesekretariatan

1. Honorarium pengelola anggaran

2. Penyusunan RKAKL, SIMAK BMN, SAI, LAKIP,

Review Itjen

3. Perjalanan dinas pimpinan

4. Sosialisasi fasyankes

5. Diklat SDM

Dalam perjalanannya rencana kegiatan tersebut dapat di ubah sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan pelayanan kesehatan.

2.2. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja merupakan suatu pernyataan tekad, janji dan kesanggupan yang akan

dicapai oleh pimpinan instansi pemerintah/ unit kerja kepada atasan langsung yang

memberikan amanah/ tanggung jawab/ kinerja untuk mewujudkan suatu target kinerja

yang telah di tetapkan.

Pernyataan ini ditandatangani oleh penerima amanah sebagai tanda suatu kesanggupan

untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, dan pemberi amanah atau atasan

langsungnya sebagai persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut.

Penetapan dan pernyataan kinerja dilakukan setiap tahun untuk menjamin terlaksananya

visi, misi, serta sasaran strategis yang termuat dalam Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan yang telah ditetapkan.

Direktur Fasilitas Pelayanan Kesehatan selaku penanggung jawab indiktor kinerja telah

menandatangani perjanjian kinerja tahun 2018 yang telah ditetapkan oleh Direktur

Jenderal Pelayanan Kesehatan selaku pemberi amanah/ tanggung jawab/ kinerja. Berikut

perjanjian kinerja Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2017-2018 termasuk

usulan indikator perubahan / revisi Renstra sebagaimana pada tabel berikut:

21

Tabel Perjanjian Kinerja Mengacu Renstra 2015-2019

No Indikator Tercantum

dalam Dokumen

Target Satuan

2016 2017 2018 2019

1 Puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

1,2,3,4, 1400 2800 5600 6000 Puskesmas (Akumulasi)

2 RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana dan prasarananya

1,2,3,4, 14 14 14 14 RS

3

RS Rujukan Regional dan Provinsi yang memenuhi sarana, prasarana dan alat (SPA sesuai standar

1,2,3,4, 130 130 130 130 RS

4

RS Daerah yang memenuhi sarana, prasarana dan alat (SPA) memenuhi standar dengan kriteria khusus

1,2,3,4, 96 97 147 47 RS

5

Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan yang mampu memberikan pelayanan sesuai standar

Revisi Renstra

0 10 14 18 Unit

6

Jumlah Dinas Kesehatan Propinsi yang mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Regional/Regional Maintenance Center

Revisi Renstra

0 3 6 9 Dinas

Prop/Kab/ Kota

2.3. DEFINISI OPERASIONAL PERJANJIAN KINERJA

1. Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya adalah

Jumlah RS Rujukan Nasional yang di tingkatkan sarana prasarananya adalah

14 RS Rujukan Nasional melalui ketetapan Menkes (Kepmenkes No. HK.

02.02/MENKES/390/2014) yang mendapatkan dana APBN /DAK dan

ditunjukkan adanya peningkatan kualitas sarana prasarananya (tidak

kumulatif).

2. Jumlah RS Rujukan Regional yang memenuhi sarana parasarana dan alat

(SPA) sesuai standar adalah jumlah RS Rujukan Regional dan Propinsi yang

memenuhi sarana prasarana dan alat (SPA) sesuai standar adalah 110 RS

22

Rujukan Regional dan 20 RS Rujukan Propinsi melalui ketetapan SK Dirjen

BUK NO. HK.02.03/I/0363/2015 yang mendapatkan alokasi APBN/DAK dalam

rangka pemenuhan standar sarana, prasarana dan alat kesehatan dan

ditunjukkan adanya peningkatan pemenuhannya (tidak kumulatif).

3. Jumlah RS daerah yang memenuhi standar dengan kriteria khusus adalah

Rumah Sakit Daerah kelas C dan D (RS di luar RS Rujukan Regional dan

Provinsi) dengan kriteria akreditasi khusus yang ditingkatkan sarana,

prasarana, dan alat kesehatannya melalui DAK/TP (untuk mendorong

pencapaian akreditasi).

4. Jumlah Puskesmas yang memenuhi sarana dan prasarana dan alat (SPA)

sesuai standar adalah puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana dan alat

(SPA) sesuai standar adalah Puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana

dan peralatan kesehatan sesuai Permenkes 75 Tahun 2014 dengan

pemenuhan lebih besar atau sama dengan 60% berdasarkan data ASPAK.

5. Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan / Institusi Penguji Fasilitas

Kesehatan yang Mampu Memberikan Pelayanan Sesuai Standar adalah BPFK

/Institusi Penguji yang mampu memberikan pelayanan pengujian/ kalibrasi

sesuai permenkes no. 54 tahun 2015 tentang Pengujian dan Kalibrasi.

6. Jumlah Dinas Kesehatan Provinsi yang mengembangkan Unit Pemeliharaan

Fasilitas Kesehatan Regional / Regional Maintenance Center adalah dinas

kesehatan provinsi yang sudah memiliki Regional Maintenance Center yang

ditetapkan oleh kepala daerah

2.4. TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR TAHUN 2018

Perjanjian kinerja tahun 2018 mengacu pada indikator Renstra 2015-2019 sebagaimana

tabel berikut:

Tabel target dan capaian indikator Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2018:

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN

1 Jumlah RS Rujukan Regional dan Provinsi yang

memenuhi sarana parasarana dan alat (SPA) sesuai

standar

130

RS

130

2 Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana

prasarananya

14

RS

14

3 Jumlah Puskesmas yang memenuhi sarana dan

prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

5600

Puskesmas

6669

23

4 Jumlah RS Daerah yang memenuhi standar dan

dengan kriteria khusus

147

RS

147

5 Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi

Penguji Fsilitas Kesehatan yang memberikan pelayanan

sesuai standar

14

Unit

21

6 Jumlah Dinas Kesehatan Propinsi yang

mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas

Kesehatan Regional/Regional Maintenance Center

6

Dinkes

6

2.5. SUMBER DAYA

2.5.1. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting bahkan

tidak bisa dilepaskan dari sebuah organisasi atau institusi. SDM dalam hal ini disebut

sebagai pegawai merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan organisasi atau

dapat dikatakan sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Keadaan

Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tanggal 31 Desember 2018

berjumlah 56 pegawai yang dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel sebagai berikut:

1. Distribusi Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan

Golongannya

Table 1 .

Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan KesehatanBerdasarkan golongan

NO Subdit / Subag Golongan

Jumlah I II III IV

1. Fasyankes Primer 11 3 14

2. Fasyankes Rujukan 2 11 1 14

3. Fasyankes Lainnya 2 10 3 15

4. Tata Usaha 12 1 13

Jumlah 4 44 8 56

Berdasar tabel diatas maka golongan pegawai di Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan yang terbanyak adalah golongan III, diikuti golongan IV dan golongan II.

24

Diagram 1 .Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan Golongan

Distribusi Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Tingkat

Pendidikannya

Table 2 . Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan tingkat pendidikan

NO Subdit / Subag Tingkat Pendidikan

Jumlah SMA/SMAK/STM DIII DIV S1 S2

1. Fasyankes Primer 0 2 - 7 4 13

2. Fasyankes Rujukan 2 1 - 7 4 14

3. Fasyankes Lainnya 3 2 - 7 4 16

4. Tata Usaha 3 2 1 6 1 13

Jumlah 8 7 1 27 13 56

Berdasar tabel diatas maka tingkat pendidikan pegawai di Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan yang terbanyak adalah S1,diikuti S2, SMA/SMAK/STM, DIII

dan DIV

4

25

Diagram 2 . Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan berdasarkan

Jenjang Pendidikan

Idealnya jumlah pegawai yang ada disesuaikan dengan hasil perhitungan kebutuhan

pegawai berdasarkan Analisis Beban Kerja (ABK) pada suatu unit organisasi. ABK

dapat digunakan sebagai tolak ukur bagi pegawai/unit organisasi dalam

melaksanakan kegiatannya yaitu berupa norma waktu penyelesaian pekerjaan,

tingkat efisiensi kerja dan standar beban kerja dan prestasi kerja, menyusun formasi

pegawai, serta penyempurnaan sistem prosedur kerja dan manajemen lainnya.

Selain itu ABK juga dapat dijadikan tolak ukur untuk meningkatkan produktivitas kerja

serta langkah-langkah lainnya dalam rangka meningkatkan pembinaan,

penyempurnaan dan pemberdayaan aparatur negara baik dari segi kelembagaan,

ketatalaksanaan maupun kepegawaian.

Grafik 1 . Jumlah Pegawai Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

berdasarkan Jenjang jabatan

Berdasarkan kedua tabel di atas dan hasil ABK tahun 2018 di lingkungan Direktorat

Fasilitas Pelayanan Kesehatan diperoleh informasi bahwa jumlah pegawai tersebut

8

26

belum mencukupi kebutuhan organisasi dan tentunya hal ini mempengaruhi pada

pencapaian target kinerja di lingkungan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Guna mengefektifkan pegawai yang ada diperlukan penguatan kinerja pegawai.

Penguatan tersebut berupa program-program dalam rangka pengembangan

kapasitas pegawai yang memerlukan dukungan dan komitmen para pimpinan

organisasi untuk segera merealisasikan dengan kegiatan-kegiatan dalam bentuk

investasi jangka panjang, misalnya peningkatan pendidikan formal pegawai sampai

ke jenjang strata 1, strata 2, dan strata 3 serta pengembangan diklat khusus

pegawaiyang terpadu dan berkelanjutan. Peningkatan kapasitas pegawai menjadi

salah satu titik tolak yang dilaksanakan dalam rangka pengembangan kapasitas

pegawai sekaligus peningkatan kapasitas organisasi.

2.5.2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Rekapitulasi sumber daya sarana prasarana Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan kondisi per 31 Desember 2018 sbb :

2017 2016 Jumlah %

ASET

ASET LANCAR

Persediaan 152,563,492,919 139,937,300,789 12,626,192,130 9.02

JUMLAH ASET LANCAR 152,563,492,919 139,937,300,789 12,626,192,130 9.02

ASET TETAP

Peralatan dan Mesin 72,693,000,093 39,417,850,566 33,275,149,527 84.41

Aset Tetap Lainnya 417,577,806 371,927,806 45,650,000 12.27

Konstruksi Dalam Pengerjaan 5,345,328,400 5,345,328,400 - 0.00

Akumulasi Penyusutan (41,524,552,426) (35,933,657,673) (5,590,894,753) 15.55

JUMLAH ASET TETAP 36,931,353,873 9,201,449,099 27,729,904,774 301.36

ASET LAINNYA

Aset Tak Berwujud 2,718,877,750 2,497,830,000 221,047,750 8.84

Aset Lain-lain 1,183,711,640 1,183,711,640 - 0.00

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi

Aset Lainnya (2,825,511,361) (2,303,762,445) (521,748,916) 22.64

JUMLAH ASET LAINNYA 1,077,078,029 1,377,779,195 (300,701,166) (21.82)

JUMLAH ASET 190,571,924,821 150,516,529,083 40,055,395,738 26.61

EKUITAS

EKUITAS

Ekuitas 190,571,924,821 150,516,529,083 40,055,395,738 26.61

JUMLAH EKUITAS 190,571,924,821 150,516,529,083 40,055,395,738 26.61

JUMLAH KEWAJIBAN DAN

EKUITAS 190,571,924,821 150,516,529,083 40,055,395,738 26.61

NAMA PERKIRAANKenaikan (Penurunan)JUMLAH

27

Laporan Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset lancar, aset tetap

dan aset lainnya Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2018. Dari

Neraca tersebut diinformasikan bahwa nilai Aset Lancar adalah sebesar

Rp. 152,563,492,919.00 (Seratus lima puluh dua milyar lima ratus enam puluh

tiga juta empat ratus sembilan puluh dua ribu sembilan ratus sembilan belas

rupiah),nilai Aset Tetap sebesar Rp. 36,931,353,873.00 (Tiga puluh enam milyar

sembilan ratus tiga puluh satu juta tiga ratus lima puluh tiga ribu delapan ratus

tujuh puluh tiga rupiah), nilai Aset Lainnya sebesar Rp. 1,077,078,029.00 (Satu

milyar tujuh puluh tujuh juta tujuh puluh delapan ribu dua puluh sembilan

rupiah),sehingga Ekuitas Dana (kekayaan bersih) Direktorat Fasilitas Pelayanan

Kesehatan per Tahun Anggaran 2018 adalah sebesar Rp. 190,571,924,821,00

(Seratus sembilan puluh milyar lima ratus tujuh puluh satu juta sembilan ratus

dua puluh empat ribu delapan ratus dua puluh satu rupiah) dan Akumulasi

penyusutan sebesarRp. (44,350,063,787.00) (Minus empat puluh empat milyar

tiga ratus lima puluh juta enam puluh tiga ribu tujuh ratus delapan puluh tujuh

rupiah). Nilai mutasi BMN tersebut berasal dari transaksi keuangan dan transaksi non-

keuangan. Mutasi BMN yang berasal dari transaksi keuangan merupakan penambahan

nilai BMN yang berasal dari perolehan dan/atau penambahan BMN yang berasal dari

pembiayaan APBN selama periode tahun berjalan, sedangkan transaksi non-keuangan

merupakan transaksi penambahan dan pengurangan atas BMN yang berasal dari

pembiayaan selain APBN periode tahun berjalan.

2.5.3. Sumber Daya Anggaran

Pada Tahun Anggaran 2018 terjadi beberapa kali revisi mulai dari revisi POK sampai

dengan revisi DIPA, hal ini disebabkan oleh efisiensi, optimalisasi dan pemanbahan

anggaran recofusing. Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan memiliki alokasi

anggaran DIPA Tahun 2018 terdiri :

No Uraian Belanja Barang Belanja Modal Total Anggaran Keterangan

1. DIPA AWAL 42.195.607.000 260.442.647.000 302.638.254.000 -

2. Revisi 1 42.120.607.000 260.517.647.000 302.638.254.000 Efisiensi

3. Revisi 2 30.079.785.000 264.558.469.000 294.638.254.000 Efisiensi

4. Revisi 3 32.249.187.000 244.549.844.000 276.799.031.000 Refocusing

28

Akuntabilitas keuangan Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat digambarkan

dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

tahun anggaran 2018. Realisasi pendapatan negara tahun 2018 sebesar Rp.

234,681,074.00 dan realisasi belanja sebesar Rp. 261,930,417,234 atau 95.95 % dari

Anggaran sebesar Rp. 276.799.031.000 sehingga pada tahun 2018 sisa anggaran APBN

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebesar Rp. 11,062,613,766.

29

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pembinaan Puskesmas yang memenuhi SPA sesuai standar

3.1.1. Definisi Operasional

Jumlah Puskesmas yang memenuhi sarana dan prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

adalah Puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

adalah Puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai

Permenkes 75 Tahun 2014 dengan pemenuhan lebih besar atau sama dengan 60%

berdasarkan data ASPAK.

3.1.2. Perencanaan

a. Target

No Indikator Tercantum

dalam Dokumen

Target Satuan

2016 2017 2018 2019

1

Puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana dan alat (SPA) sesuai standar

1,2,3,4, 1400 2800 5600 6000 Puskesmas (Akumulasi)

b. Strategi Pelaksanaan

Untuk mencapai target indikator tersebut, subdit fasilitas pelayanan kesehatan primer

melaksanakan beberapa upaya yaitu :

1. Berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam perencanaan lokasi

pemenuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan di Puskesmas.

2. Mengawal usulan lokasi pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan yang akan

mendapatkan alokasi DAK Fisik baik regular maupun afirmasi.

3. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk mengevaluasi dan validasi

data sarana prasarana dan alat kesehatan melalui aplikasi ASPAK.

4. Melakukan pengkajian dan pembahasan usulan DAK Fisik regular dan Afirmasi pada

saat pertemuan Rakontek Desk DAK untuk memastikan yang diusulkan sesuai

dengan kebutuhan prioritas.

5. Untuk meningkatkan kualitas pemenuhan bangunan, sarana, prasarana dan alat

kesehatan di Puskesmas, maka direncanakan penyusunan Prototype Puskesmas

Perbatasan dan Tertinggal dan pertemuan teknis per regional sehingga

permasalahan yang timbul dapat segera terselesaikan.

30

6. Selain pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di puskesmas maka

diperlukan dukungan berupa pedoman dalam pengelolaan dan pemeliharaan SPA

tersebut serta dilakukan pembinaan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi

Pemenuhan SPA.

7. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dengan melaksanakan pembinaan

dan pemenuhan fisik melalui anggaran Dekonsentrasi dan Dana Alokasi Khusus

(DAK).

c. Strategi pendanaan

Untuk mendukung indikator jumlah puskesmas yang memenuhi sarana, prasarana dan

alat (SPA) sesuai standar selain menggunakan dana APBN, menggunakan juga Dana

alokasi khusus (reguler dan afirmasi) dan Dana Dekonsentrasi.

3.1.3. Pelaksanaan

Secara skematis upaya yang dilakukan adalah Penyusunan NSPK, Pertemuan Teknis,

Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi dan kegiatan pendukung lainnya. Adapun

kegiatan yang telah dilaksanakan untuk pemenuhan sarana prasana dan alat kesehatan

di Puskesmas yaitu :

1. Penyusunan Modul TOT Pemeliharaan SPA di Puskesmas

Tujuan kegiatan ini untuk percepatan pemenuhan mutu pengelolaan SPA di

Puskesmas dan upaya mendukung ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang

memenuhi standar dan aman sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan. Dalam penyusunan modul melibatkan Badan PPSDM Kesehatan,

organisasi profesi, dinas kesehatan provinsi dan puskesmas.

Kegiatan pertemuan penyusunan modul dilaksanakan dalam 3 tahapan yaitu

penyusunan draft awal, draft final dan Desiminasi dengan pendanaan APBN Tahun

Anggaran 2018 sebesar Rp. 227.137.000,- dengan realisasi Rp. 215.053.100

(94,7%).

31

2. Pedoman pengelolaan SPA di Puskesmas.

Kegiatan ini dilaksanakan upaya untuk mempersiapkan fasilitas kesehatan yang

mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat

melalui tercapainya kondisi sarana prasarana dan alat kesehatan yang memenuhi

standar pelayanan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja serta terpelihara

dan terkalibrasi sehingga berfungsi dengan baik.

Kegiatan pertemuan pedoman pengelolaan SPA dipuskesmas dilaksanakan dalam 3

tahapan yaitu penyusunan draft awal, draft final dan Desiminasi yang melibatkan

organisasi profesi, dinas kesehatan provinsi dan puskesmas menggunakan dana

APBN Tahun Anggaran 2018 direncanakan sebesar Rp. 349.916.000,- dengan

realisasi Rp. 272.576.000 (77,9%).

3. Pertemuan teknis pemenuhan SPA pada Puskesmas perbatasan dan tertinggal.

(regional barat dan timur).

Kegiatan pertemuan evaluasi pemenuhan SPA pada puskesmas perbatasan dan

tertinggal dilaksanakan untuk mendorong pencapaian pemenuhan standar SPA

puskesmas Perbatasan dan Tertinggal melalui dana DAK Afirmasi. Pertemuan ini

dihadiri oleh Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian

PUPR, Konsultan, Biro Perencana, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan

Kabupaten dan Lintas program di Kementerian Kesehatan

Pelaksanaan pertemuan dilaksanakan per regional yaitu regional Barat dan Regional

Timur yang menggunakan dana APBN Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp.

977.996.000,- dengan realisasi Rp. 972.695.400 (99,5%).

4. Evaluasi dan validasi ASPAK Puskesmas lokus PISPK.

Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan validasi data sarana prasarana dan

alat kesehatan yang telah di input oleh Puskesmas bersama Dinas Kesehatan

32

Kabupaten sebagai dasar untuk perencanaan, pemantauan dan pemeliharaan

terhadap SPA yang ada di Puskesmas.

Pertemuan dihadiri oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten,

Puskesmas dan Lintas Program di lingkungan Kementerian Kesehatan yang

dilaksanakan menggunakan dana APBN tahun anggaran 2018 sebesar Rp.

375.195.000,- dengan realisasi Rp. 365.073.000,- (97.3%)

5. Monev Puskesmas perbatasan dan tertinggal

Monitoring dan evaluasi perbatasan dan tertinggal dilaksanakan dalam bentuk

pertemuan kecil dengan dinas kesehatan kabupaten penerima dana DAK Afirmasi

selain mengunjungi lokasi yang sedang dilaksanakan pembangunan puskesmas.

a. Pertemuan pelaksanaan DAK Afirmasi di Provinsi Maluku.

b. Pertemuan pelaksanaan DAK Afirmasi di Provinsi Papua.

c. Pertemuan pelaksanaan DAK Afirmasi wilayah barat.

d. Pengadaan konsultan penyusunan prototype.

6. Pencetakan buku pedoman.

7. Bimtek pemenuhan SPA di Sarkes CTKI Bimtek pemenuhan SPA di Sarkes CTKI

Kegiatan tersebut di atas dianggarkan menggunakan dana APBN tahun anggaran

2018 sebesar Rp. 3.134.490.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 2.746.281.850,-

(87.6%)

33

8. Pertemuan Teknis pembinaan sarana kesehatan Pemeriksa Kesehatan CTKI

Berdasarakan Peraturan Presiden Nomor 64 tahun 2011 Fasilitas Kesehatan yang

melaksanakan pemeriksaan kesehatan calon TKI harus ditetapkan oleh Menteri

Kesehatan. Untuk mendukung pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di

Sarana Kesehatan Calon TKI dan akreditasi klinik maka dilaksanakan pertemuan

teknis yang dihadiri oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Lintas Sektor, Lintas Program

dan Sarana Kesehatan Pemeriksa Kesehatan CTKI (RS dan Klinik Utama)

Kegiatan ini dianggarkan menggunakan dana APBN tahun anggaran 2018 sebesar

Rp. 293.756.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 282.003.900,- (99,4%).

9. Pengembangan sertifikasi CTKI

Pengembangan sertifikasi kesehatan calon TKI bertujuan untuk meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan Sarana Kesehatan Pemeriksaan Kesehatan CTKI dan

mengurangi jumlah pemulangan CTKI akibat pemeriksaan kesehatan yang tidak baik.

Kegiatan ini dianggarkan menggunakan dana APBN tahun anggaran 2018 sebesar

Rp. 170.320.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 132.090.500,- (77,6%).

3.1.4. Pencapaian Hasil Kinerja (Dilampirkan dokumentasi berupa gambar atau

foto)

a. Capaian

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN

1 Jumlah Puskesmas yang memenuhi

sarana dan prasarana dan alat (SPA)

sesuai standar

5600

Puskesmas

6669

Puskesmas

34

b. Analisa Capaian

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 jumlah puskesmas yang telah memenuhi

sarana, prasarana dan alat sesuai dengan standar sebanyak 6669 puskesmas. Jumlah

ini telah melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 5600 puskesmas. (terlampir)

Pencapaian indikator tersebut dihitung berdasarkan jumlah puskesmas yang memenuhi

standar SPA sesuai Permenkes 75 Tahun 2014 dengan batas minimal sebesar 60%.

Prosentase pemenuhan tersebut berdasarkan data aspak dengan memperhatikan

proporsi dari sarana, prasarana dan alat. Rincian besarnya proporsi dari masing masing

komponen tersebut yaitu 50% untuk sarana, 10% untuk prasarana dan 40 % untuk alat.

Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian indikator yang melampaui dari

target dikarena beberapa hal yaitu :

a. Adanya dukungan dari kementerian dan lembaga terkait lainnya, berupa

pendampingan teknis

b. Advokasi dan sosialisasi yang terus menerus pada pimpinan dinas kesehatan daerah

dalam setiap pertemuan dan kunjungan tentang pentingnya pengisian data ASPAK,

pelaksanaannya berupa pemantauan data aspak dan memberikan laporan data

aspak pada daerah yang masih rendah.

c. Adanya keterikatan pengisian data ASPAK dengan pengusulan anggaran.

d. Adanya bimbingan dan komunikasi secara langsung maupun jarak jauh terhadap

pemenuhan SPA.

e. Adanya kebijakan akreditasi pada Puskesmas mendorong dinas kesehatan daerah

untuk melakukan pemenuhan spa puskesmas.

Rincian jumlah puskesmas yang sesuai standar sampai bulan Desember 2018 terdapat

di dalam lampiran

3.1.5. Perbandingan antara target dan capaian

a. Target dan Capaian di Tahun 2018

Indikator Tercantum dalam Dokumen

Target Capaian

2016 2017 2018 2019 2017 2018

realisasi % realisasi %

Jumlah Puskesmas yang memenuhi sarana prasarana dan alat sesuai standar

1,2,3,4 1400 2800 5600 6000 3210 114 6669 119

35

Berdasarkan tabel di atas target pencapaian indikator jumlah puskesmas yang memenuhi

SPA sesuai standar tahun 2018 sebesar 5600 Puskesmas, sementara realisasinya dapat

melampaui dari target yaitu sebesar 6669 (119%). Bila dibandingkan dengan capaian

tahun 2017 maka mengalami peningkatan.

3.2. Pembinaan SPA Rumah Sakit di RS Rujukan Nasional

3.2.1. Definisi Operasional

Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya

adalah Jumlah RS Rujukan Nasional yang di tingkatkan sarana

prasarananya adalah 14 RS Rujukan Nasional melalui ketetapan Menkes

(Kepmenkes No. HK. 02.02/MENKES/390/2014) yang mendapatkan dana

APBN /DAK dan ditunjukkan adanya peningkatan kualitas sarana

prasarananya (tidak kumulatif).

a. Target

No Indikator Tercantum

dalam Dokumen

Target Satuan

2016 2017 2018 2019

1 RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya

1,2,3,4, 14 14 14 14 RS

b. Strategi Pelaksanaan

Untuk mencapai target indikator tersebut, subdit fasilitas pelayanan kesehatan

rujukan melaksanakan beberapa upaya yaitu :

1. Berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam perencanaan

lokasi pemenuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan di RS.

2. Mengawal usulan lokasi pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan

yang akan mendapatkan alokasi DAK Fisik.

3. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk mengevaluasi dan

validasi data sarana prasarana dan alat kesehatan melalui aplikasi ASPAK.

4. Melakukan pengkajian dan pembahasan usulan DAK Fisik pada saat

pertemuan Rakontek Desk DAK untuk memastikan yang diusulkan sesuai

dengan kebutuhan prioritas.

5. Selain pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di RS maka

diperlukan dukungan berupa pedoman dalam pengelolaan dan pemeliharaan

36

SPA tersebut serta dilakukan pembinaan melalui kegiatan monitoring dan

evaluasi Pemenuhan SPA di RS.

6. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dengan melaksanakan

pembinaan dan pemenuhan fisik melalui anggaran Dekonsentrasi dan Dana

Alokasi Khusus (DAK).

c. Strategi pendanaan

.

3.2.2. Pelaksanaan

Secara skematis upaya yang dilakukan adalah Penyusunan NSPK, Pertemuan

Teknis, Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi dan kegiatan pendukung

lainnya.

3.3.3. Pencapaian Hasil Kinerja

a. Capaian

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN

1 RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan

sarana prasarananya

14 RS 14 S

b. Analisa Capaian

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 jumlah RS rujukan nasional yang

telah memenuhi sarana, prasarana dan alat sesuai dengan standar sebanyak

14 RS. Jumlah ini sesuai target yang telah ditetapkan sebesar 14 RS rujukan

nasional.

Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian indikator yang

melampaui dari target dikarena beberapa hal yaitu :

- Adanya dukungan dari kementerian dan lembaga terkait lainnya, berupa

pendampingan teknis

- Advokasi dan sosialisasi yang terus menerus tentang pentingnya

pengisian data ASPAK

- Adanya keterikatan pengisian data ASPAK dengan pengusulan anggaran.

- Adanya bimbingan dan komunikasi secara langsung maupun jarak jauh

terhadap pemenuhan SPA.

Rincian jumlah RS rujukan nasional yang sesuai standar sampai bulan

Desember 2018 terdapat di dalam lampiran

37

c. Perbandingan antara target dan capaian

Indikator Tercantum dalam Dokumen

Target Capaian

2016 2017 2018 2019 2017 2018

realisasi % realisasi %

RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya

1,2,3,4 14 14 14 14 14 100 14 100

Berdasarkan tabel di atas target pencapaian indikator jumlah RS rujukan nasional yang

ditingkatkan SPA sesuai standar tahun 2018 sebesar 14 RS, sementara realisasinya

dapat sesuai target yaitu sebesar 14 RS (100%).

3.3. Pembinaan SPA Rumah Sakit di RS Rujukan Regional dan propinsi

3.3.1. Definisi Operasional

Jumlah RS Rujukan Regional yang memenuhi sarana parasarana dan alat

(SPA) sesuai standar adalah Jumlah RS Rujukan Regional dan Propinsi

yang memenuhi sarana prasarana dan alat (SPA) sesuai standar adalah

110 RS Rujukan Regional dan 20 RS Rujukan Propinsi melalui ketetapan

SK Dirjen BUK NO. HK.02.03/I/0363/2015 yang mendapatkan alokasi

APBN/DAK dalam rangka pemenuhan standar sarana, prasarana dan alat

kesehatan dan ditunjukkan adanya peningkatan pemenuhannya (tidak

kumulatif)

a. Target

No Indikator Tercantum

dalam Dokumen

Target Satuan

2016 2017 2018 2019

1

Jumlah RS rujukan regional yang memenuhi SPA sesuai standar

1,2,3,4, 130 130 130 130 RS

b. Strategi Pelaksanaan

Untuk mencapai target indikator tersebut, subdit fasilitas pelayanan kesehatan

rujukan melaksanakan beberapa upaya yaitu :

38

1. Berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam perencanaan

lokasi pemenuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan di RS.

2. Mengawal usulan lokasi pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan

yang akan mendapatkan alokasi DAK Fisik.

3. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk mengevaluasi dan

validasi data sarana prasarana dan alat kesehatan melalui aplikasi ASPAK.

4. Melakukan pengkajian dan pembahasan usulan DAK Fisik pada saat

pertemuan Rakontek Desk DAK untuk memastikan yang diusulkan sesuai

dengan kebutuhan prioritas.

5. Selain pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di RS maka

diperlukan dukungan berupa pedoman dalam pengelolaan dan pemeliharaan

SPA tersebut serta dilakukan pembinaan melalui kegiatan monitoring dan

evaluasi Pemenuhan SPA di RS.

6. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dengan melaksanakan

pembinaan dan pemenuhan fisik melalui anggaran Dekonsentrasi dan Dana

Alokasi Khusus (DAK).

c. Strategi pendanaan

.

3.3.2. Pelaksanaan

Secara skematis upaya yang dilakukan adalah Penyusunan NSPK, Pertemuan

Teknis, Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi dan kegiatan pendukung

lainnya.

3.3.3. Pencapaian Hasil Kinerja

a. Capaian

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN

1 Jumlah RS rujukan regional yang

memenuhi SPA sesuai standar

130 RS 130 RS

b. Analisa Capaian

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 jumlah RS rujukan regional yang

telah memenuhi sarana, prasarana dan alat sesuai dengan standar sebanyak

130 RS. Jumlah ini sesuai target yang telah ditetapkan sebesar 130 RS

rujukan regional.

39

Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian indikator yang

melampaui dari target dikarena beberapa hal yaitu :

- Adanya dukungan dari kementerian dan lembaga terkait lainnya, berupa

pendampingan teknis

- Advokasi dan sosialisasi yang terus menerus tentang pentingnya

pengisian data ASPAK

- Adanya keterikatan pengisian data ASPAK dengan pengusulan anggaran.

- Adanya bimbingan dan komunikasi secara langsung maupun jarak jauh

terhadap pemenuhan SPA.

Rincian jumlah RS rujukan regional yang sesuai standar sampai bulan

Desember 2018 terdapat di dalam lampiran

c. Perbandingan antara target dan capaian

Indikator Tercantum dalam Dokumen

Target Capaian

2016 2017 2018 2019 2017 2018

realisasi % realisasi %

Jumlah RS rujukan regional yang memenuhi SPA sesuai standar

1,2,3,4 130 130 130 130 130 100 130 100

Berdasarkan tabel di atas target pencapaian indikator jumlah RS rujukan regional yang

ditingkatkan SPA sesuai standar tahun 2018 sebesar 130 RS, sementara realisasinya

dapat sesuai target yaitu sebesar 130 RS (100%).

3.4. Pembinaan SPA Rumah Sakit di RS Daerah dengan Kriteria khusus

3.4.1. Definisi Operasional

Jumlah RS daerah yang memenuhi standar dengan kriteria khusus adalah

Rumah Sakit Daerah kelas C dan D (RS di luar RS Rujukan Regional dan

Provinsi) dengan kriteria akreditasi khusus yang ditingkatkan sarana,

prasarana, dan alat kesehatannya melalui DAK/TP (untuk mendorong

pencapaian akreditasi).

40

a. Target

No Indikator Tercantum

dalam Dokumen

Target Satuan

2016 2017 2018 2019

1 Jumlah RSUD yang memenuhi standar SPA

1,2,3,4, 96 97 147 47 RS

b. Strategi Pelaksanaan

Untuk mencapai target indikator tersebut, subdit fasilitas pelayanan kesehatan

rujukan melaksanakan beberapa upaya yaitu :

1. Berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam

perencanaan lokasi pemenuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan di

RS.

2. Mengawal usulan lokasi pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan

yang akan mendapatkan alokasi DAK Fisik.

3. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk mengevaluasi dan

validasi data sarana prasarana dan alat kesehatan melalui aplikasi

ASPAK.

4. Melakukan pengkajian dan pembahasan usulan DAK Fisik pada saat

pertemuan Rakontek Desk DAK untuk memastikan yang diusulkan sesuai

dengan kebutuhan prioritas.

5. Selain pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan di RS maka

diperlukan dukungan berupa pedoman dalam pengelolaan dan

pemeliharaan SPA tersebut serta dilakukan pembinaan melalui kegiatan

monitoring dan evaluasi Pemenuhan SPA di RS.

6. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dengan melaksanakan

pembinaan dan pemenuhan fisik melalui anggaran Dekonsentrasi dan

Dana Alokasi Khusus (DAK).

7. Strategi pendanaan

.

3.4.2. Pelaksanaan

Secara skematis upaya yang dilakukan adalah Penyusunan NSPK, Pertemuan

Teknis, Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi dan kegiatan pendukung

lainnya.

41

3.4.3. Pencapaian Hasil Kinerja

a. Capaian

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN

1 Jumlah RSUD yang memenuhi standar

SPA

147 RS 147 RS

b. Analisa Capaian

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 jumlah RSUD yang telah

memenuhi sarana, prasarana dan alat sesuai dengan standar sebanyak 147

RS. Jumlah ini sesuai target yang telah ditetapkan sebesar 147 RSUD.

Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian indikator yang

melampaui dari target dikarena beberapa hal yaitu :

- Adanya dukungan dari kementerian dan lembaga terkait lainnya, berupa

pendampingan teknis

- Advokasi dan sosialisasi yang terus menerus tentang pentingnya

pengisian data ASPAK

- Adanya keterikatan pengisian data ASPAK dengan pengusulan anggaran.

- Adanya bimbingan dan komunikasi secara langsung maupun jarak jauh

terhadap pemenuhan SPA.

Rincian jumlah RSUD yang SPA sesuai standar sampai bulan Desember 2018

terdapat di dalam lampiran

c. Perbandingan antara target dan capaian

Indikator Tercantum dalam Dokumen

Target Capaian

2016 2017 2018 2019 2017 2018

realisasi % realisasi %

Jumlah RSUD yang memenuhi standar SPA

1,2,3,4 96 97 147 47 97 100 147 100

Berdasarkan tabel di atas target pencapaian indikator jumlah RSUD yang ditingkatkan

SPA sesuai standar tahun 2018 sebesar 147 RSUD, sementara realisasinya dapat

sesuai target yaitu sebesar 147 RSUD (100%).

42

3.5. BPFK/Institusi penguji yang mampu memberikan pelayanan sesuai standar

3.5.1. Definisi Operasional

Jumlah Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan / Institusi Penguji Fasilitas

Kesehatan yang Mampu Memberikan Pelayanan Sesuai Standar adalah

BPFK /Institusi Penguji yang mampu memberikan pelayanan pengujian/

kalibrasi sesuai permenkes no. 54 tahun 2015 tentang Pengujian dan

Kalibrasi

3.6. Dinkes Propinsi yang mengembangkan RMC

3.6.1. Definisi Operasional

Jumlah Dinas Kesehatan Provinsi yang mengembangkan Unit

pemeliharaan Fasilitas Kesehatan Regional / Regional Maintenance

Center adalah Unit Pemeliharaan fasilitas kesehatan regional/Regional

Maintenance Center adalah unit yang sudah memiliki penetapan dari

kepala daerah (kumulatif)

3.7. Pendirian RS UPT kawasan Indonesia Timur

Sejalan dengan Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Terutama Kawasan

Timur Indonesia (KTI) pada RPJMN 2014-2019, bahwa arah kebijakan utama

pembangunan wilayah nasional difokuskan untuk mempercepat pemerataan

pembangunan antar wilayah yang dapat mendorong transformasi dan

akselerasi pembangunan wilayah Kawasan Timur Indonesia termasuk bidang

kesehatan.

Pembangunan RS UPT Vertikal baru di Kawasan Timur Indonesia bertujuan

untuk percepatan penyediaan akses pelayanan rujukan tersier yang berkualitas

sekaligus sebagai upaya menurunkan disparitas pelayanan kesehatan rujukan

yang bermutu bagi masyarakat di Kawasan Timur Indonesia.

Ditinjau dari segi peran dan fungsi Rumah Sakit UPT Vertikal sebagai rujukan

rumah sakit tersier, saat ini terdapat 33 (tiga puluh tiga) RS UPT Vertikal milik

Kementerian Kesehatan yang tersebar di kawasan Barat dan Timur Indonesia,

namun di Kawasan Timur Indonesia hanya terdapat 4 (empat) RS UPT Vertikal

yaitu di Pulau Sulawesi (RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo, RS Kusta Tajuddin

Khalid, RSUP Prof. Dr. RD Kandou dan RSUP Ratatotok).

43

RS Rujukan Regional dan Provinsi yang dikelola pemerintah daerah pada saat

ini masih menghadapi beberapa keterbatasan termasuk penyediaan Dokter

Spesialis/ Sub-Spesialis, kapasitas pengelolaan, dan keterbatasan penyediaan

sarana, prasarana dan alat kesehatan yang sesuai standar dan berkualitas.

Pada tanggal 21 Februari 2017, Presiden RI telah memberikan arahan pada

rapat kabinet terhadap rancangan strategis pembangunan di Provinsi Maluku

termasuk rencana pendirian RS UPT Berbasis Maritim, Ambon untuk

direalisasikan. Dengan hadirnya RS UPT Vertikal, diharapkan Pemerintah

Pusat dapat memobilisasi sumber daya (SDM, pendanaan, peralatan dsb)

yang lebih baik dalam mewujudkan pemenuhan pelayanan rujukan tersier,

dapat berperan sebagai pusat pendidikan dan penelitian, sekaligus menjadi

benchmarking pengelolaan RS yang baik serta sebagai penggerak utama

pertumbuhan (engine of growth) ekonomi lokal.

3.8. Penyiapan Pembangunan RS UPT di NTT dan Papua

Sejalan dengan Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah Terutama Kawasan

Timur Indonesia (KTI) pada RPJMN 2014-2019, bahwa arah kebijakan utama

pembangunan wilayah nasional difokuskan untuk mempercepat pemerataan

pembangunan antar wilayah yang dapat mendorong transformasi dan

akselerasi pembangunan wilayah Kawasan Timur Indonesia termasuk bidang

kesehatan.

Pembangunan RS UPT Vertikal baru di Kawasan Timur Indonesia bertujuan

untuk percepatan penyediaan akses pelayanan rujukan tersier yang berkualitas

sekaligus sebagai upaya menurunkan disparitas pelayanan kesehatan rujukan

yang bermutu bagi masyarakat di Kawasan Timur Indonesia.

Ditinjau dari segi peran dan fungsi Rumah Sakit UPT Vertikal sebagai rujukan

rumah sakit tersier, saat ini terdapat 33 (tiga puluh tiga) RS UPT Vertikal milik

Kementerian Kesehatan yang tersebar di kawasan Barat dan Timur Indonesia,

namun di Kawasan Timur Indonesia hanya terdapat 4 (empat) RS UPT Vertikal

yaitu di Pulau Sulawesi (RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo, RS Kusta Tajuddin

Khalid, RSUP Prof. Dr. RD Kandou dan RSUP Ratatotok).

RS Rujukan Regional dan Provinsi yang dikelola pemerintah daerah pada saat

ini masih menghadapi beberapa keterbatasan termasuk penyediaan Dokter

44

Spesialis/ Sub-Spesialis, kapasitas pengelolaan, dan keterbatasan penyediaan

sarana, prasarana dan alat kesehatan yang sesuai standar dan berkualitas.

Karena itu diperlukan penyiapan pembangunan RS UPT di NTT dan Papua.

Dengan hadirnya RS UPT Vertikal tersebut diharapkan Pemerintah Pusat

dapat memobilisasi sumber daya (SDM, pendanaan, peralatan dsb) yang lebih

baik dalam mewujudkan pemenuhan pelayanan rujukan tersier, dapat berperan

sebagai pusat pendidikan dan penelitian, sekaligus menjadi benchmarking

pengelolaan RS yang baik serta sebagai penggerak utama pertumbuhan

(engine of growth) ekonomi lokal.

3.9. Penyiapan Pembangunan RS UPT di Wilayah Timur (I SPHERE)

3.9.1. Definisi Operasional

3.9.2. Perencanaan

3.9.3. Target

3.9.4. Strategi pelaksanaan

3.9.5. Strategi Pendanaan

3.9.6. Pencapaian Hasil Kinerja

3.9.7. Capaian

3.9.8. Analisa Capaian

3.9.9. Perbandingan antara Target dan Capaian

Target dan Capaian di Tahun 2018

Target dan Capaian dalam Renstra 2015-2019

3.9.10. Perencanaan tahun 2019

3.10. Pelaksanaan KSST

3.10.1. Definisi Operasional

3.10.2. Perencanaan

3.10.3. Target

3.10.4. Strategi pelaksanaan

3.10.5. Strategi Pendanaan

3.10.6. Pencapaian Hasil Kinerja

3.10.7. Capaian

3.10.8. Analisa Capaian

3.10.9. Perbandingan antara Target dan Capaian

Target dan Capaian di Tahun 2018

45

Target dan Capaian dalam Renstra 2015-2019

3.10.10. Perencanaan tahun 2019

3.11. Layanan Internal

Dukungan manajemen berfungsi memberikan dukungan manajemen pelaksanaan

teknis padafasilitas pelayanan kesehatan, program atau kegiatan ini dilakukan

tidak hanya mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, lebih

dari itu untuk mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan baik, dengan

kegiatan perencanaan dan penganggaran, tatakelola keuangan, ketatausahaan

organisasi.

a) Definisi Operasional dan Capaian

Untuk kegiatan dukungan manajemen program Pengelolaan Sarana Prasarana

dan Peralatan Kesehatan dalam mengawal indikator kinerja Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan yaitu :

1) Belanja Honor Pengelola Anggaran

2) Belanja Bahan Perkantoran

3) Belanja Perjalanan Dinas

4) Pencetakan dan Pengiriman Buku Pedoman

5) Inventarisasi Kekayaan Negara Proses Hibah

6) Alat Pengolah Data

7) Renovasi Ruangan Direktorat

8) Konsinyasi Perencanaan Program tahun 2016

9) Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja 2015

10) Konsultasi Perencanaan Program, Anggaran SAI dan SIMAK BMN

11) Laporan Keuangan, Kegiatan Direktorat

46

3.12. Realisasi Anggaran

LAPORAN REALISASI ANGGARAN ANGGARAN 2018 FINAL

DIREKTORAT FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN , DITJEN YANKES

S/D 31 DESEMBER 2018

NO KODE NAMA KEGIATAN PAGU JUMLAH

REALISASI SISA

ANGGARAN %

A Pembinaan Puskesmas yang memenuhi Sarana, Prasarana dan Alat (SPA) sesuai standar

5,518,810,000 4,991,738,751 527,071,249 90.45

1 2051.502.052 Monev Puskesmas Perbatasan dan tertinggal

3,134,490,000 2,756,652,051 377,837,949 87.95

2 2051.502.053 Penyusunan Pedoman pengelolaan SPA di Puskesmas

349,916,000

270,200,800 79,715,200 77.22

3 2051.502.054 Penyusunan Modul TOT Pemeliharaan SPA di Puskesmas

227,137,000

214,043,100 13,093,900 94.24

4 2051.502.056 Pengembangan Sistem informasi sertifikasi pemeriksaan kesehatan CTKI

170,320,000

132,090,500 38,229,500 77.55

5 2051.502.058 Pertemuan Teknis pemenuhan SPA pada Puskesmas perbatasan dan tertinggal

977,996,000

971,675,400 6,320,600 99.35

6 2051.502.059 Evaluasi dan validasi ASPAK Puskesmas lokus PIS-PK

375,195,000

365,073,000 10,122,000 97.30

7 2051.502.065 Pertemuan Teknis Pembinaan Sarkes pemeriksa kesehatan CTKI di Sarkes Pemeriksa CTKI

283,756,000

282,003,900 1,752,100 99.38

47

NO KODE NAMA KEGIATAN PAGU JUMLAH

REALISASI SISA

ANGGARAN %

B Pembinaan Sarana, Prasarna dan Alat Kesehatan RS di RS Rujukan Nasional sesuai standar

1,314,481,000 1,048,426,580 266,054,420 79.76

1 2051.503.051 Workshop MFK di RS Rujukan Nasional dan UPT Vertikal

550,000,000 509,197,500 40,802,500 92.58

2 2051.503.052 Bimbingan Teknis Pemenuhan Sarana Prasarana dan Alat di RS Rujukan Nasional

323,521,000

310,727,880 12,793,120 96.05

3 2051.503.056 Penyusunan Modul perencanaan peralatan kesehatan berbasis OEE (Overall Equipment Effectiveness)

90,960,000

47,800,000 43,160,000 52.55

4 2051.503.057 Revisi Pedoman IPSRS 350,000,000

180,701,200 169,298,800 51.63

C Pembinaan Sarana, Prasarna dan Alat Kesehatan RS di RS Rujukan Nasional sesuai standar

1,275,631,000 1,172,259,300 103,371,700 91.90

5 2051.504.051 Penyusunan Pedoman Spesifikasi Teknis Peralatan Kesehatan di Rumah Sakit

93,670,000 49,326,000 44,344,000 52.66

6 2051.504.052 Kegiatan Penilaian Implementasi Green Hospital HKN ke 54 Tahun 2018

178,900,000

167,010,500 11,889,500 93.35

7 2051.504.057 Workshop MFK Rujukan Regional dan Propinsi

550,529,000

532,974,700 17,554,300 96.81

8 2051.504.058 Bimbingan Teknis SPA di RS Rujukan Regional dan Propinsi

452,532,000

422,948,100 29,583,900 93.46

48

NO KODE NAMA KEGIATAN PAGU JUMLAH

REALISASI SISA

ANGGARAN %

D Pembinaan Sarana, Prasarna dan Alat Kesehatan RS Daerah sesuai standar dengan Kriteria khusus

5,372,590,000 4,328,167,370 1,044,422,630 80.56

9 2051.505.052 Pengadaan Konsultan Desain Tipikal (Prototype)Bangunan dan Prasarana Unit/Instalasi Rumah Sakit

4,131,002,000

3,335,183,720 795,818,280 80.74

10 2051.505.056 Workshop perencanaan pemenuhan SPA di RS dengan kriteria khusus

460,926,000

412,278,500 48,647,500 89.45

11 2051.505.057 Bimbingan Teknis Pengelolaan SPA di RS dengan Kriteria Khusus

149,532,000

62,947,300 86,584,700 42.10

12 2051.505.058 Penyusunan Draft PMK Pedoman Pengelolaan Peralatan Medis di RS

281,130,000

242,917,300 38,212,700 86.41

13 2051.505.059 Penyusunan Pedoman SPA Klinik Utama

250,000,000

187,555,000 62,445,000 75.02

14 2051.505.060 Rapat Konsultasi Teknis SPA RS Daerah

100,000,000

87,285,550 12,714,450 87.29

E Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan/Institusi Penguji Fasilitas Kesehatan yang sesuai standar

2,715,230,000 2,261,697,900 453,532,100 83.30

1 2051.506.053 Bimbingan Teknis institusi Penguji alat kesehatan

230,100,000 209,344,500 20,755,500 90.98

2 2051.506.058 Penyusunan Roadmap Pengujian dan Kalibrasi Fasilitas Kesehatan

258,796,000

223,909,000 34,887,000 86.52

49

3 2051.506.059 Penyusunan Modul sertifikasi kompetensi petugas Penguji, kalibrasi, inspeksi Fasyankes

225,400,000

192,220,500 33,179,500 85.28

NO KODE

NAMA KEGIATAN PAGU JUMLAH

REALISASI SISA

ANGGARAN %

4 2051.506.060 Penyusunan Pedoman SPA kesehatan Tradisional Komplementer

-

0 0 0.00

5 2051.506.061 Penyusunan Pedoman Teknis Bangunan, Prasarana dan Peralatan Kesehatan laboratorium klinik

325,200,000

278,690,300 46,509,700 85.70

6 2051.506.062 Penyusunan Pedoman SPA unit Transfusi darah

29,930,000

0 29,930,000 0.00

7 2051.506.063 Penyusunan modul sertifikasi Kompetensi Petugas Penguji, kalibrasi Alat Kesehatan

252,321,000

170,596,500 81,724,500 67.61

8 2051.506.064 Konsensus metode kerja pengujian dan kalibrasi Alat kesehatan dan Inspeksi Sarana Prasarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan

236,240,000

208,773,500 27,466,500 88.37

9 2051.506.065 Workshop peningkatan kemampuan BPFK/IP dalam inspeksi sarana prasarana fasyankes

265,100,000

225,780,500 39,319,500 85.17

10 2051.506.066 Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan pengujian, kalibrasi alat kesehatan dan inspeksi sarana prasarana fasyankes

327,125,000

308,754,150 18,370,850 94.38

11 2051.506.067 Bimbingan Teknis penyelenggaraan pengujian, kalibrasi alat kesehatan dan inspeksi sarana prasarana fasyankes

341,539,000

227,925,000 113,614,000 66.73

12 2051.506.068 Pendampingan penyusunan Prog/Keg BPFK/LPFK dalam mendukung PIS-PK, Akreditasi, sistem rujukan dan DTPK

223,479,000

215,703,950 7,775,050 96.52

50

F Dinas Kesehatan Propinsi yang mengembangkan Unit Pemeliharaan Fasilitas pelayanan kesehatan

2,208,174,000 1,777,714,850 430,459,150 80.51

1 2051.507.056 Peningkatan peran dinas kesehatan dalam pembentukan Regional Maintenance Center (RMC)

456,214,000

399,107,100 57,106,900 87.48

NO KODE NAMA KEGIATAN

PAGU JUMLAH

REALISASI SISA

ANGGARAN %

2 2051.507.058 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Regional Maintenance Center (RMC)

389,972,000

365,003,500 24,968,500 93.60

3 2051.507.059 Bimbingan Teknis Pelaksanaan Regional Maintenance Center (RMC)

385,436,000

201,845,100 183,590,900 52.37

4 2051.507.061 Supervisi dan Assesment pelaksanaan pemenuhan standar fasyankes lainnya

485,528,000

397,904,150 87,623,850 81.95

5 2051.507.062 Integrasi sistem informasi fasyankes lainnya kedalam ASPAK

50,000,000

46,460,000 3,540,000 92.92

6 2051.507.063 Workshop penyelenggaraan ASPAK Fasyankes lainnya

441,024,000

367,395,000 73,629,000 83.30

G Pembangunan RS UPT Kawasan Indonesia Timur

225,918,567,000 221,199,723,689 4,718,843,311 97.91

15 2051.509.051 Pembangunan RS UPT di Maluku 225,918,567,000

221,199,723,689 4,718,843,311 97.91

H Penyiapan Pembangunan RS UPT di NTT dan Papua

10,807,158,000 7,599,077,931 3,208,080,069 70.32

16 2051.510.051 Penyiapan pembangunan RS UPT di wilayah NTT dan Papua

10,807,158,000

7,599,077,931 3,208,080,069 70.32

51

I Penyiapan Pembangunan RS UPT di NTT dan Papua

0 0 0 0.00

17 2051.510.052 Penyiapan pembangunan RS UPT di wilayah Timur (I SPHERE)

-

0 0 0.00

NO KODE NAMA KEGIATAN

PAGU JUMLAH

REALISASI SISA

ANGGARAN %

J Kerjasama Selatan - Selatan Triangular

0 0 0 0.00

18 2051.511.051 Kerjasama Selatan-Selatan Triangular -

0 0 0.00

K Pengadaan Alat Kesehatan untuk menunjang Asian Games dan Para Asian Games Tahun 2018

11,035,000,000 10,916,693,733 118,306,267 98.93

19 2051.512.051 Pengadaan Alat Kesehatan untuk menunjang Asian Games dan Para Asian Games Tahun 2018

11,035,000,000

10,916,693,733 118,306,267 98.93

L Layanan Internal 6,827,390,000 6,634,917,130 192,472,870 97.18

1 2051.951.051

Manajemen Pendukung 3,441,488,000

3,379,832,850

61,655,150

98.21

a Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) 2016

81,756,000 80,304,500 1,451,500 98.22

b Koordinasi Lintas Sektor dan Program 269,348,000 265,410,200 3,937,800 98.54

c Laporan Keuangan Semester 1 38,620,000 37,222,900 1,397,100 96.38

d Laporan Keuangan Semester 2 29,995,000 28,688,950 1,306,050 95.65

e Penyusunan ABK Dit.Fasyankes 24,790,000 19,577,500 5,212,500 78.97

52

h Inventarisasi Kekayaan Negara Proses Hibah

167,823,000 167,285,550 537,450 99.68

i Pengiriman Pos Kesehatan untuk Nataru

23,143,000 14,420,000 8,723,000 62.31

j Sosialisasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan

2,086,573,000 2,083,974,000 2,599,000 99.88

NO KODE NAMA KEGIATAN

PAGU JUMLAH

REALISASI SISA

ANGGARAN %

k Rapat Tata Kelola Keuangan

105,088,000 93,310,150 11,777,850 88.79

l Pengiriman Ambulan Transport

196,080,000 192,655,100 3,424,900 98.25

m Pengiriman Ambulan Asean Games

40,000,000 20,650,000 19,350,000 51.63

n Pengiriman Pos kesehatan Asean Games

25,000,000 24,970,000 30,000 99.88

o

Pengiriman Pos kesehatan Bencana

94,100,000 94,074,000 26,000 99.97

p

Pertemuan pengelolaan Data ASPAK

93,533,000 93,490,000 43,000 99.95

q Pertemuan Inventarisasi Kekayaan Negara Proses HIBAH

165,639,000 163,800,000 1,839,000 98.89

2 2051.951.052

SDM yang Ditingkatkan Kapasitas dan Kemampuan Teknisnya

499,761,000

497,261,700

2,499,300

99.50

a Kapasiti Building Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

388,187,000 388,145,000 42,000 0.00

b Peningkatan Kemampuan SDM 61,600,000 59,192,700 2,407,300 96.09

Peningkatan Kemampuan pengelolaan ASPAK Ditfasyankes

49,974,000 49,924,000 50,000 99.90

53

3 2051.951.053

Dokumen Perencanaan dan Anggaran 369,304,000

345,054,250

24,249,750

93.43

a Penyusunan RKAKL Program Kegiatan Tahun 2018

41,604,000 40,782,000 822,000 98.02

b Penyempurnaan Penyusunan RKAKL Program Kegiatan Tahun 2018

36,420,000 33,140,500 3,279,500 91.00

NO KODE NAMA KEGIATAN

PAGU JUMLAH

REALISASI SISA

ANGGARAN %

c Penyusunan Akhir RKAKL Program Kegiatan Tahun 2018

36,316,000 32,557,600 3,758,400 89.65

d Konsultasi Perenca Prog Angg, SAI, SIMK BMN, REVIU ITJEN dan Ketatausahaan

254,964,000 238,574,150 16,389,850 93.57

4 2051.951.054 Layanan Perkantoran 2,516,837,000

2,412,768,330

104,068,670

95.87

a Honor Pengelola Anggaran 819,628,000 807,820,000 11,808,000 98.56

b Belanja bahan perkantoran 545,460,000 503,907,250 41,552,750 92.38

c Rapat Retensi Arsip 72,136,000 71,272,250 863,750 98.80

d Rapat Tata Persuratan 52,470,000 50,462,000 2,008,000 96.17

e Belanja Perjalanan Dinas 631,450,000 600,793,830 30,656,170 95.15

f Pencetakan dan Pengiriman Buku

Pedoman 59,753,000 58,950,000 803,000 98.66

g Sewa Hosting server ASPAK 48,040,000 45,958,000 2,082,000 95.67

h Pemeliharaan fasilitas kantor 287,900,000 273,605,000 14,295,000 95.03

TOTAL TUPOKSI 272,993,031,000

261,930,417,234

11,062,613,766

95.95

TotaL diluar Bintang 272,993,031,000

261,930,417,234

11,062,613,766

95.95

54

BAB IV KINERJA PENCAPAIAN KEGIATAN PENDUKUNG INDIKATOR

4.1. ASPAK

4.1.1. ASPAK di Rumah Sakit dalam mendukung Reviu kelas RS

Dalam rangka pemenuhan salah satu target capaian Rencana Aksi Optimalisasi Pelaksanaan

Program Jaminan Kesehatan Nasional, Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan memiliki tugas

terkait dengan Penyempurnaan sistem ASPAK dan Sosialisasi pengisian data Aspak untuk RS

Swasta. Tugas tersebut merupakan sub komponen penting dalam rangka menjamin

ketersediaan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia pada fasilitas kesehatan

bersama pemerintah daerah, TNI/Polri dan Swasta. Dalam arti bahwa fasilitas kesehatan rumah

sakit atau fasilitas kesehatan tingkat lanjut yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi

peserta JKN harus memiliki sarana, prasarana dan alat kesehatan sesuai dengan standar yang

berlaku dalam rangka menunjang kompetensi pelayanan yang bermutu. Hal ini, salah satunya

melalui pemantauan pemenuhan standar sarana prasarana dan alat kesehatan melalui Aplikasi

Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan (ASPAK).

Melalui sistem ASPAK, kondisi sarana prasarana dan alat (SPA) rumah sakit baik milik

pemerintah maupun swasta yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dapat dipantau dan

divalidasi oleh Dinas Kesehatan setempat (Kab/Kota/Provinsi/Kemenkes) sesuai dengan

kewenangannya. Hal ini juga berkaitan dengan sistem pengawasan dalam rangka perizinan dan

atau perpanjangan izin rumah sakit, sesuai dengan acuan Peraturan Menteri Kesehatan No 56

Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Melalui pengembangan dashboard

ASPAK, akan memudahkan bagi rumah sakit maupun Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi dan

Kemenkes memantau kesesuaian standar berdasarkan tingkat pemenuhan (persentase) dan

indikator lainnya, serta dalam rangka penguatan perencanaan SPA bagi rumah sakit milik

pemerintah.

A. Dasar Hukum

1. Instruksi Presiden 8 Tahun 2017 Tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional

2. Peraturan Menteri Kesehatan No 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan

Rumah Sakit.

55

3. Peraturan Menteri Kesehatan No 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan

dan Prasarana Rumah Sakit.

4. Peraturan Menteri Kesehatan No 31 Tahun 2018 tentang Aplikasi Sarana, Prasarana dan

Alat Kesehatan.

B. Uraian Rencana Aksi

Uraian dan capaian Rencana Aksi terkait Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

sebagaimana tabel berikut ini:

56

Tabel Rencana Aksi dan Capaian B09 dan B12

Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Rencana Aksi Kriteria Keberhasilan

Ukuran Keberhasilan

Ukuran Keberhasilan Per Triwulan

Capaian Keberhasilan Per Triwulan

Keterangan

B09 B12 B09 B12 (Data Pendukung)

4 5 6 7 8 9

Penyempurnaan sistem ASPAK

Sistem ASPAK yang disempurnakan

1 Dok

Interoperabilitas Aspak dengan Aplikasi E-Rengar & E-Monev √

Selesainya proses

interoperability

√ Selesainyai

proses pembuatan Dashboard

ASPAK

100%

telah selesai proses

interoperability

100%

telah selesai interoperabilitas dan pembuatan

Dashboard

ASPAK

Laporan hasil penyempurnaan sistem ASPAK, Screen Capture sistem aplikasi

Tersedianya Dashboard ASPAK

Sosialisasi pengisian data Aspak untuk RS Swasta

Tersedianya data SPA RS Swasta di Aspak

1 Dok

Terisinya data SPA RS Swasta di Aspak

√ Tersedianya

10% data SPA RS

Swasta di Aspak

-

92,9% tersedianya 92,9% data

SPA RS swasta di ASPAK

Data SPA lebih dari 10% RS Swasta yang mengisi ASPAK

57

C. Upaya yang telah dilakukan

Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka untuk mencapai target B12 yaitu:

1. Penyempurnaan sistem ASPAK

a. Interoperabilitas Aspak dengan Aplikasi E-Rengar & E-Monev

Interoperabilitas ASPAK dengan sistem perencanaan (e-planning/erengar dan e-

monev) telah dilakukan dalam rangka proses alur perencanaan anggaran Dana

Alokasi Khusus. Bagi rumah sakit yang akan mengajukan usulan anggaran

melalui sistem e-planning akan terlebih dahulu mengisi dan atau meng-update

data ASPAK tahun sebelumnya sehingga mencapai indikator hijau (lengkap),

dan divalidasi oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota/Provinsi. Dengan indikator hijau,

maka rumah sakit yang bersangkutan akan dapat mengakses sistem

perencanaan online atau e-planning.

- Terlampir link publikasi terkait integrasi perencanaan dengan ASPAK:

http://yankes.kemkes.go.id/read-menuju-akuntabilitas-melalui-perencanaan-

program-pelayanan-kesehatan-berbasis-elektronik-eplanning-dan-sipermon-

725.html

- Capture screen sistem perencanaan terintegrasi antara RS Online, ASPAK

dan Eplanning

Sumber: :

http://sirs.yankes.kemkes.go.id/sipermon/pages/statusnasional?prop=11prop

58

b. Tersedianya Dashboard ASPAK

ASPAK selain untuk pemetaan sarana, prasarana dan alat kesehatan juga telah

dikembangkan seiring dengan kebutuhan dalam rangka pengambilan keputusan

maupun perizinannya. Beberapa fitur seperti pengembangan dashboard pada

ASPAK untuk memudahkan monitoring dan evaluasi Dinas Kesehatan

Kab/Kota/Provinsi dan Kementerian Kesehatan dalam menilai capaian / tingkat

pemenuhan, penyebaran, maupun perizinan, sarana, prasarana dan kalibrasi

alat kesehatan di Indonesia.

Beberapa fitur dashboard ASPAK yang telah dikembangkan yaitu dapat terlihat

pada capture screen sistem berikut ini:

a. Dashboard monitoring aksesibilitas rumah sakit yang melakukan Update

Data ASPAK tahun 2018.

Sumber : http://sirs.yankes.kemkes.go.id/fo/home/aspak

59

b. Dashboard lokasi geospasial rumah sakit (contoh di Provinsi Sumatera

Utara)

c. Fitur Dashboard Analisis Data rumah sakit

60

d. Dashboard tingkat validasi, update, kelengkapan, standar rumah sakit

e. Dashboard jumlah alat kesehatan per Provinsi

61

f. Dashboard jumlah alat kesehatan di Rumah Sakit wilayah Jakarta Selatan

2. Tersedianya data SPA RS Swasta di Aspak

Ketersediaan data SPA rumah sakit swasta melalui data ASPAK dibuktikan dengan

pengisian data SPA rumah sakit milik swasta pada ASPAK. Target yang ditetapkan

pada B12 yaitu minimal 10% RS swasta mengisi ASPAK. Dalam hal ini upaya berupa

sosialisasi sistem ASPAK dan kebijakan terkait dilakukan dalam bentuk pertemuan

maupun penerbitan regulasi peraturan menteri dan surat edaran. Beberapa surat edaran

yang diterbitkan terkait pengisian ASPAK dalam mendukung program JKN yaitu:

a. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor

HK.02.02/V/4413/2018 Tgl. 12 September 2018 tentang Pengisian ASPAK.

b. Penerbitan Permenkes 31 tahun 2018 tentang ASPAK pada tanggal 18 Juli

2018.

c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor

HK.02.02/III/4776/2018 tgl 8 Oktober 2018 tentang Review Kelas Rumah Sakit.

d. Sosialisasi ASPAK bagi RS swasta dengan mengoptimalkan dana Dekonsentrasi

Program Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Provinsi.

62

Hasil yang dicapai pada B12

Berdasarkan informasi pada dashboard ASPAK pada akhir Bulan Desember 2018 dari

total sebanyak 2789 Rumah Sakit baik milik pemerintah maupun swasta di 34 Provinsi

telah mengisi ASPAK sebanyak 2.659 RS (95,8%), dan hanya sebanyak 127 rumah

sakit yang belum mengisi (semua swasta), sehingga dari jumlah RS swasta di Indonesia

sebanyak 1790 RS telah mengisi ASPAK sebanyak 1663 atau 92,9%. Capaian ini sudah

melebihi target 10% RS swasta yang mengisi ASPAK. Adapun rincian distribusi RS yang

mengisi ASPAK baik milik pemerintah dan swasta sebagai berikut:

Tabel Distribusi Pengisian ASPAK per Provinsi

1 NAD 67 66 1 98,51

2 Sumatera Utara 210 165 45 78,57

3 Sumatera Barat 72 72 0 100

4 Riau 69 69 0 100

5 Jambi 41 40 1 97,56

6 Sumatera Selatan 78 77 1 98,72

7 Bengkulu 23 23 0 100

8 Lampung 77 76 1 98,7

9 Bangka Belitung 23 23 0 100

10 Kepulauan Riau 31 30 1 96,77

11 DKI Jakarta 190 181 9 95,26

12 Jawa Barat 348 340 8 97,7

13 Jawa Tengah 300 283 17 94,33

14 DI Yogyakarta 76 76 0 100

15 Jawa Timur 379 377 2 99,47

16 Banten 110 108 2 98,18

17 Bali 69 66 3 95,65

18 Nusa Tenggara Barat 36 34 2 94,44

19 Nusa Tenggara Timur 51 48 3 94,12

20 Kalimantan Barat 50 46 4 92

21 Kalimantan Tengah 26 26 0 100

22 Kalimantan Selatan 44 42 2 95,45

23 Kalimantan Timur 53 53 0 100

24 Kalimantan Utara 10 10 0 100

25 Sulawesi Utara 46 43 3 93,48

26 Sulawesi Tengah 35 35 0 100

27 Sulawesi Selatan 104 96 8 92,31

28 Sulawesi Tenggara 34 30 4 88,24

29 Gorontalo 13 13 0 100

30 Sulawesi Barat 12 10 2 83,33

31 Maluku 28 25 3 89,29

32 Maluku Utara 20 19 1 95

33 Papua Barat 18 18 0 100

34 Papua 43 39 4 90,7

2786 2659 127 95,8Total Rumah Sakit

Belum

Mengisi

Aspak

Propinsi NoJumlah

Faskes

Aktif

Mengisi

Aspak

% RS yg sdh

input SPA

4.1.2. ASPAK di Puskesmas

4.1.3. ASPAK di Fasyankes Lainnya

63

BAB IV

PENUTUP

Laporan akuntabilitas kinerja ini adalah sebagai wujud pertanggungjawaban atas tugas pokok

dan fungsi Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2018.. merupakan sarana untuk

menyampaikan pertanggungjawaban kinerja baik yang terkait langsung maupun tidak langsung

dalam kurun waktu bulan Januari s/d Desember tahun 2018 dan sebagai sumber informasi

untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan telah dapat

merealisasikan program dan kegiatan tahun 2018 untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan

sasaran sebagaimana tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019.

Laporan akuntabilitas kinerja ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi,

penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, pelaksanaan program dan

kegiatan serta berbagai kebijakan. Hasil pencapaian pelaksanaan program pembangunan

bidang kesehatan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun diharapkan selalu sesuai dengan

rencana strategis dan dokumen perencanaan lainnya. Keberhasilan yang telah dicapai tahun

2018 diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat

dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan segala kekurangan dan hal-hal yang

menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan diharapkan dapat dicari solusi serta

diselesaikan dengan mengedepankan profesionalisme di lingkungan Direktorat Fasilitas

Pelayanan Kesehatan khususnya dan Kementerian Kesehatan umumnya.

64

LAMPIRAN -LAMPIRAN