kata pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

47
Kata Pengantar Bismillahirahmanirohim, Laporan akuntabilitas kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo menampilkan capaian indikator kinerja utama dan indikator kinerja individu dalam menangani urusan pangan dan urusan pertanian. Dalam LKJiP ini ditampilan kinerja DKPP dimana masing- masing bidang secara bersama-sama berusaha menyokong upaya kepala dinas dalam meningkatkan ketahanan pangan dan meningkatan produksi pertanian. Namun upaya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian tahun 2020 terkendala pandemi Covid 19 sehingga secara umum terjadi penurunan kinerja dihampir semua sektor, sedangkan untuk sektor pertanian juga terjadi permasalahan yang menonjol. Bersama ini kami sampaikan terima kasih atas segala upaya yang telah dilakukan oleh semua pihak dalam mendukung kinerja kami. Probolinggo, Pebruari 2021 KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN KABUPATEN PROBOLINGGO Ir. NANANG TRIJOKO S, MM. Pembina Utama Muda NIP. 19621005 198903 1 019

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman i

Kata Pengantar

Bismillahirahmanirohim,

Laporan akuntabilitas kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan

Pertanian Kabupaten Probolinggo menampilkan capaian

indikator kinerja utama dan indikator kinerja individu dalam

menangani urusan pangan dan urusan pertanian.

Dalam LKJiP ini ditampilan kinerja DKPP dimana masing-

masing bidang secara bersama-sama berusaha menyokong

upaya kepala dinas dalam meningkatkan ketahanan pangan

dan meningkatan produksi pertanian. Namun upaya Dinas

Ketahanan Pangan dan Pertanian tahun 2020 terkendala

pandemi Covid 19 sehingga secara umum terjadi penurunan

kinerja dihampir semua sektor, sedangkan untuk sektor pertanian

juga terjadi permasalahan yang menonjol.

Bersama ini kami sampaikan terima kasih atas segala upaya

yang telah dilakukan oleh semua pihak dalam mendukung kinerja

kami.

Probolinggo, Pebruari 2021

KEPALA DINAS

KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN

KABUPATEN PROBOLINGGO

Ir. NANANG TRIJOKO S, MM. Pembina Utama Muda

NIP. 19621005 198903 1 019

Page 2: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id
Page 3: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman i

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL ii

DAFTAR LAMPIRAN iv

IKHTISAR EKSEKUTIF v

BAB I.

PENDAHULUAN

1

A Data Umum Dinas Ketahanan

Pangan dan Pertanian

1

B Aspek Strategis Dinas Ketahanan

Pangan dan Pertanian

9

C

D

Struktur Organisasi – Dinas

Ketahanan Pangan dan Pertanian

Permasalahan Utama

12

13

BAB II.

PERENCANAAN KINERJA

35

A Tujuan dan Sasaran Dinas

Ketahanan Pangan dan Pertanian

36

B Strategi, Kebijakan, dan Rencana

Aksi Dinas Ketahanan Pangan

dan Pertanian

40

C Perjanjian Kinerja tahun 2020 71

BAB III.

AKUNTABILITAS KINERJA

82

A Analisis Capaian Kinerja Dinas

Ketahanan Pangan dan Pertanian

100

B Akuntabilitas Keuangan 132

BAB IV.

PENUTUP

143

Lampiran a- o

Page 4: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman ii

DAFTAR TABEL

Nomor

tabel

Uraian Halaman

1.1 Data Aparatur Sipil Negara yang

Mendukung Kinerja Dinas

Ketahanan Pangan dan Pertanian

Kab. Probolinggo th. 2020

2

1.2 Jumlah estimasi ekspor dan impor

pangan di Kab. Probolinggo tahun

2017

15

1.3 Data tingkat ketahanan dan

kerentanan pangan di Kabupaten

Probolinggo

18

1.4 Perbandingan produksi dan

konsumsi beras (ton) per bulan

19

1.5 Desa yang diprioritaskan dalam

penanganan balita stunting

20

1.6 Konsumsi pangan penduduk

Kabupaten Probolinggo tahun 2017

22

1.7 Perbandingan produksi dan

konsumsi pangan di Kabupaten

Probolinggo berdasarkan komoditi

pertanian tahun 2017

23

2.1 Misi, Tujuan, dan Sasaran Pemkab

Probolinggo 2018-2023

35

2.2 IKU Dinas Ketahanan Pangan dan

Pertanian

39

Page 5: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman iii

2.3 Strategi dan arah kebijakan Dinas

Ketahanan Pangan dan Pertanian

tahun 2019-2023

41

2.4 Daftar perjanjian kinerja Dinas

Ketahanan Pangan dan Pertanian

71

2.5 Rencana aksi pencapaian kinerja

perubahan tahun anggaran 2020

dinas Ketahanan Pangan dan

Pertanian Kabupaten Probolinggo

73

3.1. Pencapaian kinerja DKPP tahun

2020

84

3.2. Pengukuran Pencapaian Sasaran

(PPS) Dinas Ketahanan Pangan dan

Pertanian TA 2020

85

3.3. Perbandingan tanaman utama

2019-2020

94

3.4. Perkembangan jumlah desa rawan

pangan berdasarkan prioritas tahun

2019-2020

99

3.5. Target dan realisasi kinerja eselon II,

eselon III, dan eselon IV Dinas

Ketahanan Pangan dan Pertanian

Kabupaten Probolinggo TA 2020

102

3.6. Laporan Realisasi Anggaran Dinas

Ketahanan Pangan dan Pertanian

Kabupaten Probolinggo

132

3.7 Pagu dan realisasi belanja langsung

DKPP Kabupaten Probolinggo TA

2019

140

Page 6: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman iv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Lampiran

Uraian Halaman

1 Perjanjian Kinerja Bupati Probolinggo

dengan Kepala Dinas Ketahanan

Pangan dan Pertanian Kabupaten

Probolinggo

a

2 Perjanjian Kinerja Tahun Anggaran 2020 b

3 Laporan Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah Dinas Ketahanan Pangan dan

Pertanian Tahun 2020

n

Page 7: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman v

IKHTISAR EKSEKUTIF

Page 8: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman vi

Page 9: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman vii

Page 10: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id
Page 11: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman i

Page 12: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id
Page 13: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 1

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten

Probolinggo sebagai salah satu OPD yang khusus menangani

urusan pangan dan urusan pertanian subsektor tanaman

pangan, hortikultura, dan perkebunan, dalam pelaksanaannya

banyak berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Provinsi Jawa Timur, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Timur maupun Kementerian Pertanian RI terutama Ditjen

Tanaman Pangan, Ditjen Hortikultura, Ditjen Perkebunan, Badan

Ketahanan Pangan Kementan RI, Badan Penyuluhan dan

Pengembangan SDM Pertanian, dan Ditjen Prasarana dan

Sarana Pertanian.

Sesuai dengan Perda No. 6 tahun 2016 tentang

PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH, yang

merupakan penjabaran dari PP 23 tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah ditetapkan nomenklatur OPD yang

mengurusi Urusan Pangan dan Urusan Pertanian adalah Dinas

Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo.

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Ketahanan Pangan dan

Pertanian Kabupaten Probolinggo terdapat dalam Peraturan

Bupati nomor 66 tahun 2018 tentang KEDUDUKAN, SUSUNAN

ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETAHANAN PANGAN

DAN PERTANIAN KABUPATEN PROBOLINGGO. Dalam BAB IV

Page 14: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 2

pasal 5 ayat 1 dinyatakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan

Pertanian mempunyai tugas pokok membantu bupati

melaksanakan urusan pemerintahan bidang pangan dan

pertanian serta tugas pembantuan yang diberikan kepada

daerah. Sedang ayat 2 dinyatakan untuk melaksanakan tugas

pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas

Ketahanan Pangan dan Pertanian mempunyai fungsi :

(1) Perumusan kebijakan dibidang ketahanan pangan,

pertanian dan perkebunan;

(2) Pelaksanaan kebijakan dibidang ketahanan pangan,

pertanian, dan perkebunan;

(3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang ketahanan

pangan, pertanian, dan perkebunan;

(4) Pelaksanaan administrasi Dinas Ketahanan Pangan dan

Pertanian;

(5) Pembinaan terhadap UPT dan Kelompok Jabatan

Fungsional Dinas Ketahanan Pangan dan

Pertanian;enetapan perencanaan program

(6) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati.

Di lingkungan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian

Kabupaten Probolinggo secara keseluruhan mempunyai

karyawan sebanyak 200 orang (

).

Tabel 1.1. DATA ASN PENDUKUNG KINERJA DINAS KETAHANAN

PANGAN DAN PERTANIAN TAHUN 2020

No. Nama Jabatan

Eselon II, III, dan IV

1 IR. NANANG TRIJOKO S, MM Kepala Dinas

2 IR. YULIS SETYANINGSIH, MM. Sekretaris

Page 15: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 3

3 DIDIK TULUS PRASETYO, SP, MM. Kepala Bidang Tanaman Pangan

dan Hortikultura

4 NURUL KOMARIL ASRI, SP.,MP Kepala Bidang Perkebunan

5 IR. BAMBANG SUPRAYITNO, MMA Kepala Bidang Sarana dan

Prasarana

6 SYAFI`I, SP, MMA. Kepala Bidang Ketahanan Pangan

7 ARIF KURNIADI, SP Kepala Bidang Pelaksanaan

Penyuluhan dan Bina Usaha Tani

8 NANANG SETYODJATMIKO, SP,

MP.

Kasi. Pengolahan dan

Penganekaragaman Pangan

9 SAFARUL LUKMAN FAUZI, S.P. Kasi. Alat Mesin Pertanian

10 FEBTI SURYANI, SP Kasi. Kelembagaan

11 HETI LISNAWATI, S.TP. Kasi. Ketersediaan dan Cadangan

Pangan

12 FALENTINA EKAWATI DYAH P, SP Kasi. Konsumsi Pangan

13 SUHAERIYANTO, SP.MMA Kasi. Bina Usaha Tani

14 ARIFANI WULANDARI, SP. MM. Kasi. Perlindungan Tanaman

Pangan dan Hortikultura

15 MUCHLISIN, SP Kasi. Perlindungan Tanaman

Perkebunan

16 UMI NUR AZIZAH, SP.,M.MA. Kasi. Penyuluhan

17 SUPARLAN, SP. Kasi. Pupuk dan Pestisida

18 M. HARI AGUSTAMI, SP. Kasi. Tanaman Hortikultura

19 OKTA PURWO INA RANY, S.TP Kasi. Tanaman Pangan

20 IR. EVI ROSELLAWATI, MM Kasi. Tanaman Perkebunan Semusim

21 SUYITNO, SP, MM Kasi. Tanaman Perkebunan Tahunan

22 SITI HOESNOEL CHOTIMAH, S.P. Kasi. Tata Guna Lahan dan Irigasi

23 ARIF YUDI PURWANTO, SE Kasubbag. Keuangan

24 MURFI ANGGORO, STP MAP Kasubbag. Perencanaan

25 ENDANG DWI SULISTYOWATI, SP Kasubbag. Umum dan

Kepegawaian

26 ARIEF RACHMAN, SP,MM Kepala UPT Produksi Benih Tanaman

Pangan

27 NURHADI, SP Kepala UPT Produksi Benih Tanaman

Hortikultura

28 ABDUL AZIS, SP. Kepala UPT Pengawasan dan

Sertifikasi Pertanian

Petugas Penyuluh Pertanian (PNS)

1 ABD. RASYID, SP. MMA Penyuluh Pertanian Utama

2 NURWIN, SP. Penyuluh Pertanian Madya

3 ENY PUDYASTUTI, SP. Penyuluh Pertanian Madya

4 JOKO SUSILO, SP. Penyuluh Pertanian Madya

5 SRI PASEMI SOFIA, SP. Penyuluh Pertanian Madya

6 ENDANG RESINOWIYATI, SP. Penyuluh Pertanian Madya

7 SUMADI, SP, MP. Penyuluh Pertanian Madya

8 LUSIAR AGUS, sp Penyuluh Pertanian Muda

9 HENI IRAWATI Penyuluh Pertanian Muda

Page 16: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 4

10 YOYOK WAGIYANTO, SP Penyuluh Pertanian Muda

11 GURITNO DWIJANTORO, SP. Penyuluh Pertanian Muda

12 ENDANG KARSINI WATI, SP Penyuluh Pertanian Muda

13 SUADHINI, SP Penyuluh Pertanian Muda

14 ABD. RACHMAN, SP. Penyuluh Pertanian Muda

15 JEMMARUDDIN Penyuluh Pertanian Pelaksana

Lanjutan

16 NASRUL HALIM, SP Penyuluh Pertanian Pelaksana

Lanjutan

17 SLAMET HARIYONO, SP Penyuluh Pertanian Pelaksana

Lanjutan

18 SUROTO Penyuluh Pertanian Penyelia

19 REKNO WAHYU WIDOWATI Penyuluh Pertanian Penyelia

20 SYAMSUL ABDULLAH Penyuluh Pertanian Penyelia

21 EKO BUDI SANTOSO, S.P.,MMA Penyuluh Pertanian Penyelia

22 KURNIAWAN PRIHANDHOKO, SP Penyuluh Pertanian Pertama

23 DILLA HERMANTO, SP Penyuluh Pertanian Pertama

24 AKHMAD MULYONO, SP. Penyuluh Pertanian Pertama

25 AMELIA FIRIKA RIZAL, S.TP Penyuluh Pertanian Pertama

26 KHOLID MANSHUR, SP. Penyuluh Pertanian Pertama

27 NANANG SETIONO, SP Penyuluh Pertanian Pertama

28 AGUS STYAGUNG

PURWANDONO, S.TP Penyuluh Pertanian Pertama

29 ENDANG RAHMAWATI, SP Penyuluh Pertanian Pertama

30 JULAIHIN, SP Penyuluh Pertanian Pertama

31 MUHAMMAD YAHYA, S.TP. Penyuluh Pertanian Pertama

32 YUNI INDRIAWATI, S.TP Penyuluh Pertanian Pertama

33 ADSAN RAHYONO, SP. Penyuluh Pertanian Pertama

34 RATIH AGUNG PRADANA,

S.Pt,MM Penyuluh Pertanian Pertama

35 TRI LAKSONO HENDRO

GUWANAN, SP Penyuluh Pertanian Pertama

36 GUNTUR EKO SETIAWAN, SP Penyuluh Pertanian Pertama

37 YACONUS KURNIAWAN, SP. Penyuluh Pertanian Pertama

38 MUHAMMAD MUSTAJIB, SP Penyuluh Pertanian Pertama

39 VIVIN TYAS PAMUNGKAS, SP.MP Penyuluh Pertanian Pertama

40 MUHAMAD TEGUH ARISTO ADHY,

S.Pt Penyuluh Pertanian Pertama

Staf (PNS)

1 SUGI Staf UPT Produksi Benih Hortikultura

2 SUJONO .E Staf Seksi. Ketersediaan Pangan

3 RP.RONY SUJATMIKO Staf Seksi. Konsumsi Pangan

4 KUSNADI HARYONO Staf Subbag. Umum dan

Kepegawaian

5 SUBOWO Staf Subbag. Umum dan

Kepegawaian

6 PURWANINGRUM Bendahara Penerimaan

Page 17: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 5

7 SUHERI, S.Sos Staf Seksi. Penyuluhan

8 IMAM SUJARWANTO Staf Seksi. Penyuluhan

9 ISLAMAH Staf Seksi. Distribusi Pangan

10 LILIK PURWATI Staf Seksi. Perlindungan Tanaman

Perkebunan

11 DADIK EKO SUPRAPTO, SP Staf Seksi. Tanaman Hortikultura

12 HIDAYAT TAUFIQ, SP Staf UPT Produksi Benih Tanaman

Pangan

13 NURAISYAH RAGIL

CAHYANINGATI Staf Seksi. Pupuk dan Pestisida

14 DIDIK KRISTIADI Bendahara Pengeluaran

15 HESTI WIJAYANTI, S.Hut Staf Seksi. Tanaman Perkebunan

Musiman

16 HERI YULIANTO Staf Seksi. Tanaman Perkebunan

Tahunan

17 DJUHANTORO Staf Seksi Alat Mesin Pertanian

18 ENI SUHARTI Staf Subbag. Umum dan

Kepegawaian

19 ABDUL ASIS Staf UPT Sertifikasi dan Pengawan

Mutu Hasil Pertanian

Staf (Non PNS)

1 INDRIANA MILAHAYATI, SP Staf seksi tanaman pangan

2 EDY SAPUTRO, A.MD Staf Subbag. Umum dan

Kepegawaian

3 MOH. FAJAR YUNUS, ST Staf UPT Sertifikasi dan Pengawan

Mutu Hasil Pertanian

4 NURANI WITYASARI, S.TP Staf Subbag Perencanaan

5 SANTI YUNIANDARI Staf Seksi Kelembagaan

6 UMMI KHOIRUN NISA, SP Staf Seksi Pupuk dan Pestisida

7 SHELLY ANDRANTY, S.TP Staf Seksi Ketersediaan dan Distribusi

Pangan

8 AGUS MULYANIK Staf Seksi Seksi Alat dan Mesin

Pertanian

9 ANITA WINDIAASTUTI Staf Seksi Distribusi Pangan

10 ARIE DWI ARDINA Staf Seksi Tata Guna Lahan dan Air

11 ARIESTA YESY MANDELA Staf Seksi Perlindungan Tanaman

Pangan dan Hortikultura

12 BUDI SANTOSO Staf Seksi Tanaman Hortikultura

13 BUDI SUSANTO Staf seksi Tanaman pangan

16 IRVAN YULIANTO PUTRO PRATAMA Staf Subbag Keuangan

17 TOMI Staf Subbag Umum Kepegawaian

18 PRIA MUJAHIT Staf Seksi Ketersediaan dan Distribusi

Pangan

19 SAMUD Staf Subbag Umum Kepegawaian

20 TAUFIK BURAHMAN Staf Subbag Umum Kepegawaian

21 TOFAN FIRGUNTORO Staf Subbag Umum Kepegawaian

22 TONI CAHYO SANTOSO Staf Subbag Umum Kepegawaian

Page 18: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 6

23 YOSSY AGUS BASTIAN Staf Seksi Penyuluhan

24 ZUL FITRI KANTI LESTARI Staf Seksi Konsumsi dan Keamanan

Pangan

25 DRS. I MADE DARMAYANA Staf Seksi Kelembagaan

26 EDY YULYUS, S.HUT. Staf Subag Perencanaan

27 ARIEF NUR HIDAYAT, S.SOS Staf Seksi Bina Usaha

Penyuluh Pertanian Lapangan-Non PNS

1 AGUNG SUPRAYITNO Alas Tengah, Sumberan, Alas Sumur

Lor (Besuk)

2 MAHMUD YUNUS Randu Jalak, Sindet Lami, Alas

Kandang (Besuk)

3 SLAMET SETIAWAN Besuk Agung, Krampilan, Matekan

(Besuk)

4 HARDJONO PRAWIRO, SP Sumberagung, Watuwungkuk,

Pabean (Dringu)

5 MISNADI Sekarkare, Sumbersuko, Kalisalam

(Dringu)

6 SAIFUL HAK Randu Putih, Tamansari (Dringu)

7 SUTARMI Kaliacar, Nogosaren, Gading Wetan

(Gading)

8 DWI RAMANDATI Prasi, Bulu Pandak, Condong

(Gading)

9 YETTI HARINI WENIWATI, S.TP Wangkal, Keben, Ranu Wurung

(Gading)

10 INTAN TRI ASRI Gending, Bulang (Gending)

11 VERAWATI SANTI DEWI M, SP Klaseman, Jatiadi, Brumbungan Lor

(Gending)

12 IWAN PRASETYO, SP Sidomulyo, Tambak Ukir (Kotaanyar)

13 HARJONO PRAWIRO, A. MD Kandangjati Wetan, Sumberlele,

Kandang Jati Kulon (Kraksaan)

14 ATMADIYANTO Taman Sari, Asembakor (Kraksaan)

15 PRIYO BASUKI, SP Kregenan, Sidopekso, Rangkang

(Kraksaan)

16 SAENOL ARIFIN Kamal Kuning, Rawan (Krejengan)

17 BIBIT Krobungan, Seneng, Betek (Krucil)

18 DONY PRAYOGO, SP Tambenglang, Bremi, Krucil (Krucil)

19 HERI IRAWAN Pandan Laras, Plaosan (Krucil)

20 AGUS SURYANTO, AMD Menyono, Wonoasri, Jatisari

(Kuripan)

20 SUKANAN Branggah, Sapih, Palang besi

(Lumbang)

22 SUHERWOTO Negororejo, Lambangkuning, Boto

(Lumbang)

23 SATRIYONO Ganting Kulon, Suko, Pegalangan

Kidul (Maron)

24 MOHAMMAD SUGIYANTO Maron Kulon, Gerongan (Maron)

25 SULASTRI Kedungsari, Brumbungan Kidul,

Maron Wetan (Maron)

Page 19: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 7

26 BABUN, AMD Taman, Petunjungan, Pandean

(Paiton)

27 ZAKIYATUL UMMAH, SP Paiton, Sumber Anyar (Paiton)

28 ABDUL RAJAK Tanjung, Karanggeger (Pajarakan)

29 ABDUL HARIS NASRULLAH, STP Kertonegoro, Kalidandan

(Pakuniran)

30 HADI PRASETYO, SP Bima, Gunggungan Kidul

(Pakuniran)

31 MOHAMMAD ZAMRONI Ranon (Pakuniran)

32 ROHMADI Pakel, Kedasih, Ngepung

(Sukapura)

33 IFTACHOL ARIFIN, SP Pandan Sari, Sumber, Tukul, Cepoko,

Rambaan (Sumber)

34 RIDHO S WAHYUDI, SP Pesisir, Sumberbendo, Mentor

(Sumberasih)

35 MOHAMMAD SIDIK, SP Banjar sari, Lemah Kembar, Jangur

(Sumberasih)

36 ALI MUKHSIN, SP Tegalmojo, Blado Kulon

(Tegalsiwalan)

37 YETTI PUJI RAHAYUNINGSIH, SP Bulujaran Kidul, Tegalsiwalan

(Tegalsiwalan)

38 DIDIK KURNIAWAN Rejing, Tulupari (Tiris)

39 GUNADI Tiris, Ranuagung, ranugedang (Tiris)

40 DARTONO Tongas Kulon, Sumberrejo (Tongas)

41 KARYANTOKO Sumberkramat, Pamatan, Klampok

(Tongas)

42 FAKTUL ARIFIN, SP Jrebeng, Wonorejo, Poh sangit

ngisor (Wonomerto)

43 TITIN AGUSTINI, SP Sepuh Gembol, Patalan

(Wonomerto)

44 AHMADI Kramat Agung, Kropak (Bantaran)

45 IR. SUGIK HARIYONO

Klenang Kidul, Gading Kulon,

Banyuanyar Kidul, Sentulan

(Banyuanyar)

46 HARIYANTO Bago, Kecik, Jambangan,

Klampokan (Besuk)

47 AHMAD RIYADI, AMD Renteng, Duren, Sumber Secang

(Gading)

48 ZAENAL ARIFIN, AMD Batur, Betek Taman, Jurang Jero

(Gading)

49 EDY AHMAD SALEH Sumber Kerang, Pikatan (Gending)

50 ABDUL TAWAB, SP Sambirampak Kidul, Curah Temu

(Kotaanyar)

51 ASWARIANTO, SP Pasembon, Sidorejo (Kotaanyar)

52 RUSMINI, SP Kedung Rejoso, Sukorejo

(Kotaanyar)

53 ALI USMAN Kebun Agung, Alassumur Kulon

(Kraksaan)

54 EKO YULIANTO, SP Semampir, Kalibuntu (Kraksaan)

55 DIAH PERMATASARI, SP Sokaan, Gebangan (Krejengan)

Page 20: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 8

56 ABDUL RACHMAN, AMD Patemon, Tanjang Sari (Krejengan)

57 MUNALI Kalianan, Watu Panjang, Guyangan

(Krucil)

58 NURSIADI, AMD Kedawung, Resongo (Kuripan)

59 TITIK MUKTI RAHAYU, AMD Waru Jinggo, Clarak, (Leces)

60 EKO SISWANTO, SP Tigasan Kulon, Malasan Kulon,

Jorongan (Leces)

61 IR. RAHARTO Tigasan Wetan (Leces)

62 NURHAYATI, AMD Tandon Sentul, Purut (Lumbang)

63 HERMANTO, SPT Puspan, Santrean, Brani Wetan

(Maron)

64 IR. NUR SAMSU Plampang, Pondok Kelor, Sukodadi

(Paiton)

65 JAMALUDDIN Binor Sumberrejo (Paiton)

66 EKA KUSWILWATIKTANTO,SP Kalikajar Wetan, Alas Tengah,

Kalikajar Kulon (Paiton)

68 SUSI CANDRA KIRANA Selogudig Kulon, Selogudig Wetan

(Pajarakan)

69 MARGONO, AMD Pakuniran, Glagah (Pakuniran)

70 SRI HASTUTI, SP Bucor Kulon, Bucor Wetan

(Pakuniran)

71 SYAIFUDDIN, SP Sogaan, Kedungsumur (Pakuniran)

72 AMAN, AMD Sapikerep, Sariwani (Sukapura)

73 EDI SUTAMAN, SP Gemito, Wonokerso, Sumber Anom,

Ledokombo (Sumber)

74 ARWAN PRAHARA, SP Gili Ketapang, Sumurmati, Laweyan,

Ambulu (Sumberasih)

75 DEDI TRI BASUKI, SP Gunung Bekel (Tegalsiwalan)

76 RINA BUDHI WIJAYANTI, AMD Andungbiru, Segaran, Andungsari

(Tiris)

77 SUGENG EKO SUBANDRI, AMD Racek, Jangkang, Wedusan (Tiris)

78 ASMADI, AMD Wringin Anom, Curah Dringu, Tongas

Wetan (Tongas)

79 ISTIYAR HIDAYADI, SP

Sumber kare, Pohsangit Tengah,

Kareng Kidul, Poh Sangit Lor

(Wonomerto)

Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Tanaman

Pangan dan Hortikultura (ASN Provinsi Jatim) 1 SAENUL HADI POPT Paiton/Besuk

2 SUGIONO POPT Kotaanyar/Pakuniran

3 SUYONO POPT Kraksaan / Maron

4 M. ILYAS, SP. POPT Krejengan / Gading

5 SADI POPT Banyuanyar

6 SUPARTO, SP. POPT Gending, Leces, tegalseiwasan

7 BRENY HERMANTO POPT Pajarakan, Bantaran/ Wonomerto

8 ANTON HEDRIANTO POPT Sukapura, Lumbang, Tongas

9 SUHARSONO POPT Dringu/Kota Probolinggo/

Sumberasih

Page 21: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 9

10 KASIADI POPT Koordinator

11 SAMSUL ARIFIN POPT Krucil dan Tiris

12 DIDIK HERMANTO POPT Sumber-Kuripan

Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (ASN Balai Besar

Proteksi dan Perbenihan Tan. Perkebunan Jombang)

1 IKA POPT wilayah Kabupaten

Probolinggo

Petugas Pembenihan tanaman pangan & hortikultura (ASN

Diperta KP Provinsi Jatim)

1 M. SYAIFUDIN MALIK UPT-PSB Diperta Propinsi

Sumber : Sekretariat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab.

Probolinggo (2020)

B. ASPEK STRATEGIS DINAS KETAHANAN PANGAN DAN

PERTANIAN

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten

Probolinggo mempunyai tujuan yang berkaitan dengan Urusan

Pangan dan Urusan Pertanian dimana kedua urusan ini sangat

penting bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten

Probolinggo, sehingga dalam RPJMD ditetapkan secara

langsung yang terkait dengan urusan pangan (

) dan urusan pertanian ini (Laju pertumbuhan ekonomi).

Sebagaimana tercantum dalam RPJMD Kabupaten

Probolinggo tahun 2018-2023 Misi 2 Sasaran 10 (meningkatkan

ketahanan Pangan) dan Misi 4 Sasaran 13 (Meningkatnya

Produk Domestik Regional Bruto sektor Strategis).

Dalam penjabarannya Indeks ketahanan pangan

dapat dicapai jika bisa melaksanakan implementasi kegiatan

yang mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Ketahanan Pangan. Pencapaian SPM ketahanan Pangan akan

menggambarkan seberapa jauh pemenuhan/ kesejahteraan

pangan masyarakat Kabupaten Probolinggo, yang untuk saat

Page 22: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 10

ini masih mencapai tahap 69,75 (kategori sedang). Beberapa

parameter dalam meningkatkan ketahanan pangan di

Kabupaten Probolinggo, antara lain :

(1) Meningkatkan ketersediaan dan cadangan pangan ~

Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Probolinggo

mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara

daerah satu dengan daerah lainnya. Sehingga dalam

pemenuhan pangan mempunyai tingkat kesulitan

yang berbeda. Di beberapa desa malahan terindikasi

sebagai daerah yang rawan / rentan pangan atau

malahan daerah dengan tingkat kemiskinan cukup

tinggi yang disebabkan oleh masalah pangan ini. Jika

dihitung dengan ketersediaan beras sebagai pangan

utama maka terdapat desa-desa yang benar-benar

harus mengimpor beras, sedang akses mendapatkan

beras bisa diperoleh dengan biaya yang lebih mahal.

(2) Meningkatkan tingkat konsumsi pangan ~ profil

Kabupaten Probolinggo yang mempunyai daerah

pantai hingga penggunungan telah menyebabkan

perbedaan pola konsumsi. Dimana hal tersebut terkait

dengan jenis makanan yang dikonsumsi, tingkat

pengetahuan tentang pola pangan oleh masyarakat,

dan peredaran pangan segar yang aman di

masyarakat.

(3) Meningkatkan distribusi pangan~ Pangan yang

seharusnya didapatkan setiap hari secara mudah dan

dan terjangkau ternyata tidak selalu tersedia.

Persoalannya adalah harga pangan yang tidak stabil

karena dari waktu ke waktu. Jika melihat komoditi

Page 23: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 11

beras sebagai pangan utama maka komoditi beras ini

bisa diperoleh dengan harga yang cukup stabil karena

beras sendiri diperlakukan sebagai komoditi inelastisitas

oleh pemerintah, sehingga komoditi beras selalu dijaga

tingkat harganya dari tingkat petani hingga tingkat

pemasarannya. Namun terdapat beberapa komoditi

pertanian lainnya yang masih sering mengalami

fluktuasi harga yang cukup tinggi yang tentu saja hal ini

juga memberatkan para petani sebagai produsen

dan masyarakat umum secara konsumen.

Dalam penjabaran Peningkatan PDRB Sektor Strategis.

PDRB sektor Lapangan Usaha Pertanian kabupaten Probolinggo

memberikan kontribusi + 33% dari keseluruhan PDRB. Namun

dalam perkembangannya PDRB sektor pertanian

pertumbuhannya cenderung stagnan atau semakin sulit untuk

meningkat dibanding sektor lainnya, padahal hingga saat ini

postur PDRB Kabupaten Probolinggo masih didominasi oleh

sektor pertanian keseluruhan dan sektor pertanian diperkiraan

masih memberikan dampak ikutan kepada keberlangsungan

sektor lainnya (pengolahan). Jika PDRB sektor pertanian ini

mengalami penurunan maka akan memberikan angka

penurunan yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi

yang ada di Kabupaten Probolinggo.

Page 24: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 12

C. STRUKTUR ORGANISASI DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN

Adapun Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo dapat

dilihat pada bagan struktur organisasi berikut ini.

Page 25: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 13

D. PERMASALAHAN UTAMA

Terdapat beberapa Permasalahan utama dari

pembangunan Urusan Pangan dan Pertanian secara umum

adalah bagaimana harus menyediakan pangan yang

berkualitas sehingga dapat meningkatkan indeks ketahanan

pangan sedangkan kondisi masyarakat di Kabupaten

Probolinggo masih banyak yang miskin dan meningkatkan nilai

tambah produksi pertanian/ Produksi Pertanian bagi

masyarakat Kabupaten Probolinggo, sedangkan lahan dan

sarana pendukung produksi semakin terbatas.

Beberapa permasalahan utama yang mempengaruhi

kinerja urusan pangan dan urusan pertanian antara lain :

d.1. Permasalahan Urusan Pangan (Wajib non pelayanan dasar) Sesuai dengan Renstra Dinas Ketahanan Pangan dan

Pertanian disebutkan terdapat tiga aspek yang ditangani dalam

bidang Ketahanan Pangan yaitu [1] Ketersediaan Pangan dan

Cadangan Pangan, [2] Konsumsi Pangan, dan [3] Distribusi dan

Akses Pangan, yang melalui ketiga aspek ini diharapkan bisa

memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara layak. Di

Kabupaten Probolinggo indeks Ketahanan Pangan pada tataran

sedang (indeks ketahanan pangan = 69,75). Dari angka ini dapat

disimpulkan masih terdapat permasalahan yang perlu diselesaikan.

Berikut ini disampaikan permasalahan urusan Pangan di

Kabupaten Probolinggo melalui pendekatan 3 Pilar Ketahanan

Pangan yaitu Ketersediaan Pangan, Akses Pangan, dan

Pemanfaatan Pangan sehingga dapat diidentifikasikan beberapa

hal yang perlu ditangani.

Page 26: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 14

i. Ketersediaan Pangan

Ketersediaan Pangan dapat diuraikan menjadi Ketersediaan

Pangan dan Cadangan Pangan, dimana kedua hal tersebut pada

intinya adalah mengukur keberadaan pangan bagi masyarakat di

Kabupaten Probolinggo. Sedang pangan yang dihitung terdiri dari

pangan nabati dan hewani. Kondisi ketersediaan pangan yang ada

di Kabupaten Probolinggo dapat diuraikan sebagaimana berikut:

(1) Ketersediaan Pangan

Ketersediaan pangan di Kabupaten Probolinggo tergantung

kepada tingkat produksi, pangan yang masuk, pangan yang keluar,

stok pangan yang ada di pemerintah dan stock pangan

dimasyarakat. Beberapa komoditi pangan didapatkan dapat

diperoleh secara mandiri dari dalam daerah Kabupaten

Probolinggo sendiri seperti misalnya padi, jagung, ubi kayu, kentang,

ikan, dan lainnya. Sedang produksi seperti susu, daging unggas, dan

pangan lainnya masih harus mendatangkan daerah lainnya. Untuk

daging ruminansia walaupun populasi sangat melimpah namun

sapi-sapi tersebut kebanyakan dikirim keluar daerah dalam

keadaan hidup-hidup, dan pemotongan sapi di Kabupaten

Probolinggo relatif sedikit dibanding populasi yang ada. Sehingga

tidak bisa diklaim sebagai produksi daging sapi.

Ketersediaan komoditi pangan di tiap-tiap daerah berbeda-

beda, di daerah dataran tinggi ketersediaan ikan lebih sedikit

dibanding di daerah rendah (dekat pantai), Hingga saat ini

Ketersediaan pangan belum terdeteksi dan tertata secara baik,

masih kurang kelembagaan yang menopang ketersediaan pangan

Page 27: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 15

bagi masyarakat. Di beberapa daerah (kecamatan) kondisi pangan

dalam keadaan defisit dalam bulan-bulan tertentu.

Upaya back up tata kelola ketersediaan dan cadangan

pangan adalah membangun gudang cadangan pangan, dimana

dalam pelaksanaannya adalah pembangunan gudang, lantai

jemur, dan RMU.

Tabel 1.2 Jumlah estimasi Ekspor dan Impor pangan di Kab.

Probolinggo Tahun 2017

Jenis Pangan

Jumlah Estimasi

Impor (ton)

Jumlah Estimasi Ekspor (ton)

Jenis Pangan Jumlah

Estimasi Impor (ton)

Jumlah Estimasi Ekspor (ton)

Beras 49.917 Susu 18.609 -

Jagung 246.263,5 Minyak Kelapa sawit

10.973,6 -

Terigu 41.723,5 - Kelapa 696 -

Ubi Kayu 35.839 Kacang tanah - 756,2

Ubi Jalar 1.131,6 - Kacang kedelai 13.533 -

Kentang - 49.054 Gula pasir 4.111,3 -

Ikan - 868,5 Gula merah 283,3 -

Daging Ruminansia

74,2 - Sayuran - 47.167,7

Daging Unggas

3.370,8 - Buah-buahan 27.228,1 -

Telur 4.183,3 -

Sumber : Laporan Akhir Analisis Pola Konsumsi dan Suplai Pangan Kabupaten Probolinggo Tahun 2018

(2) Cadangan pangan

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan, pada pasal 23 menyatakan bahwa dalam

mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan

ketahanan pangan, pemerintah menetapkan cadangan pangan

nasional. Cadangan pangan nasional terdiri dari atas cadangan

pangan pemerintah, cadangan pangan pemerintah daerah dan

cadangan pangan masyarakat. Pengembangan cadangan

pangan nasional dimaksudkan untuk mengantisipasi kekurangan

Page 28: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 16

ketersediaan pangan, kelebihan ketersediaan pangan, gejolak

harga pangan dan atau keadaan darurat.

Cadangan Beras Nasional (CBN) sebesar 20% dari total

kebutuhan beras nasional. Cadangan tersebut terbagi atas 11,5% di

masyarakat, 8% dikuasai oleh pemerintah pusat, dan 0,5 % di

pemerintah daerah. Sedangkan Kebutuhan konsumsi beras nasional

33,47 juta ton. Survei BPS (2015) beras tersebar di rumah tangga

(47,57%), Bulog (19,30%) pedagang (18,32%), penggilingan (8,22%),

dan Horeka (6,59%).

Tentang lumbung pangan yang ada di Kabupaten

Probolinggo sebagaimana berikut ini :

Lumbung Pangan Pemerintah Daerah

Lumbung Pangan Pemerintah Daerah di Kabupaten

Probolinggo terletak di Desa Sukodadi Paiton Kabupaten

Probolinggo. Dimana pengelolaan lumbung tersebut sesuai dengan

UU 23 tahun 2014 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang

Pangan, pemerintah daerah baik provinsi, maupun kabupaten/kota

bertanggungjawab untuk melaksanakan pengembangan

cadangan pangan pemerintah. Pemerintah dan masyarakat

bertanggung jawab terhadap pengelolaan Cadangan Pangan

Nasional, penguatan cadangan pangan sebagai antisipasi

terhadap dampak anomali iklim yang semakin sulit diprediksi, seperti

terjadinya pergeseran masa tanam, masa pemanenan yang tidak

merata sepanjang tahun, dan meningkatnya bencana yang tidak

terduga (banjir, longsor, kekeringan, gempa) sehingga memerlukan

sistem cadangan pangan yang kuat.

Page 29: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 17

i. Kerawanan Pangan

Kerawanan Pangan terdapat di Kabupaten Probolinggo,

dimana Kerawanan Pangan bisa diidentifikasi melalui metode Food

Security and vulnerability Atlas (FSVA). Terdapat Indikator yang

digunakan untuk penentuan wilayah tahan dan rentan terhadap

kerentanan pangan antara lain :

1. Ketersediaan pangan

2. Keterjangkauan pangan

3. Pemanfaatan pangan

Dengan menggunakan data dari Potensi Desa (Podes) yang

dimiliki oleh BPS Kabupaten Probolinggo maka dapat disusun Peta

ketahanan dan Kerentanan Pangan di Kabupaten Probolinggo.

Dengan data tersebut bisa diperoleh indeks ketahanan pangan

tiap-tiap desa sehingga dapat disusun peringkat desa di Kabupaten

Probolinggo. dari Peta dan Data berikut ini dapat disimpulkan

bahwa desa Kalianan Krucil, desa Renteng Gading, desa Plaosan

Krucil, dan desa Bulupandak Gading merupakan daerah dengan

kerawanan pangan tertinggi.

Page 30: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 18

Berdasarkan data tingkat ketahanan dan kerentanan

pangan di Kabupaten Probolinggo, masih terdapat wilayah

yang sangat rawan sebagaimana data berikut ini.

Tabel 1.3. Data Tingkat ketahanan dan kerentanan pangan di Kabupaten Probolinggo

No Tingkat Ketahanan dan Kerentanan

Pangan Jumlah desa

1 Sangat rawan 12 desa

2 Rawan 103 desa

3 Tahan pangan 168 desa

4 Sangat tahan pangan 47 desa

Sumber : Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Tingkat Desa Provinsi Jawa Timur (2016)

ii. Akses Pangan

Distribusi pangan secara real time, belum menggambarkan

distribusi ketersediaan dan konsumsi pangan nabati, pangan hewani

di seluruh wilayah Kabupaten Probolinggo hingga tingkat desa;

Page 31: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 19

Tabel 1.4. Perbandingan Produksi dan Konsumsi Beras (ton) per per bulan

No Kecamatan Surplus dan Difisit antara Produksi dan Konsumsi Beras (Ton) per per Bulan Tahun 2017

Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okto Nop Des

1. Sukapura -107,5 -141,8 -141,5 -114,1 -105,5 -141,5 -141,5 -141,5 -141,5 -141,5 -141,5 -142,0

2. Sumber -184,1 -130,1 -164,2 -111,9 -183,4 -183,4 -183,4 -183,4 -183,4 -183,4 -183,7 -183,6

3. Kuripan -173,0 587,9 789,1 335,8 -79,7 67,1 -117,6 -212,4 -212,4 -212,5 -216,6 -224,0

4. Bantaran -309,6 29,6 983,5 212,0 -201,6 -290,7 -274,7 -303,4 -303,4 -303,4 -306,3 -309,7

5. Leces -399,4 -293,5 295,8 435,6 -256,5 -406,6 -332,0 -407,0 -406,6 -400,1 -357,2 -411,8

6. Tegalsiwalan -232,4 -125,7 926,4 1.124,7 -53,4 -235,9 -258,0 -258,0 -257,0 -256,9 -254,9 -246,6

7. Banyuanyar -381,4 609,2 2.864,1 979,5 -21,0 -358,3 -286,3 -388,6 -370,6 -394,3 -404,4 -421,5

8. Tiris 865,2 3.486,3 -111,0 54,5 25,9 -353,4 -223,0 -260,9 -167,8 -278,5 -204,4 363,3

9. Krucil -397,5 -387,4 1.047,4 711,4 295,4 7,6 -251,1 -382,7 -337,5 -311,1 -373,3 -362,9

10. Gading 1.411,1 1.748,3 1.662,7 1.335,5 1.450,6 1.502,2 1.644,1 1.527,1 1.527,4 1.495,2 1.720,2 1.313,9

11. Pakuniran -144,1 212,7 1.254,7 1.312,8 413,9 1.096,3 714,8 -298,9 -275,7 -92,6 -216,0 -240,0

12. Kotaanyar -287,1 -180,1 1.678,8 1.912,3 -164,6 -132,3 44,6 -248,1 -96,3 -264,2 -264,4 -271,0

13. Paiton -423,3 -436,2 935,4 3.677,6 387,6 -251,8 232,4 63,0 -466,4 -476,5 -476,5 -483,2

14. Besuk 522,6 2.324,4 3.136,8 2.190,2 2.673,4 2.349,0 1.886,8 691,7 40,4 -136,7 -160,5 -296,9

15. Kraksaan -288,4 -247,4 -205,7 3.443,6 891,5 86,2 1.216,4 867,7 -121,9 -40,8 638,9 774,2

16. Krejengan -165,3 481,3 3.496,3 2.428,1 2.783,2 2.401,9 885,3 211,1 -45,6 -49,4 -20,8 -34,3

17. Pajarakan -23,5 -17,7 317,0 1.149,2 1.293,1 509,0 408,8 744,4 424,1 397,1 671,4 168,0

18. Maron -326,2 1.007,3 3.503,4 1.468,3 -344,6 464,1 1.084,7 567,6 100,0 -313,7 11,3 130,6

19. Gending 96,0 294,8 415,6 990,7 414,2 670,1 854,7 546,3 394,7 101,8 74,9 78,4

20. Dringu -305,0 367,4 881,1 985,5 141,4 -322,2 -366,6 -264,3 -242,2 -355,3 -346,6 -365,9

21. Wonomerto -295,2 115,7 287,5 1.347,7 1.047,1 243,0 -216,3 -264,8 -282,2 -282,2 -283,6 -303,5

22. Lumbang -235,8 -164,1 484,2 707,0 67,4 366,3 70,7 -229,5 -228,3 -170,4 -77,0 -241,8

23. Tongas -150,8 -274,7 1.655,7 4.488,3 219,1 -429,5 -389,8 510,9 -267,2 -424,0 -407,0 149,5

24. Sumberasih -455,7 -360,5 1.100,0 3.484,0 -278,2 -263,2 -373,0 -115,4 -392,9 -392,4 -376,0 -378,2

Jumlah -2.390,0 8.505,7 27.093,2 34.548,3 10.415,2 6.394,2 5.630,3 1.771,1 -2.312,0 -3.485,6 -1.954,1 -1.939,0

Sumber : Bidang Ketahanan Pangan DKPP di olah (2017)

Page 32: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 20

Dari tabel di atas secara keseluruhan Kabupaten Probolinggo

mengalami surplus beras sebesar 82.277 ton beras, namun terdapat

beberapa mengalami defisit seperti Sukapura, Sumber, Bantaran,

Leces, Tegalsiwalan, Krucil, dan Dringu.

Dilihat dari persebaran persediaan setiap bulan maka dapat

diketahui bahwa masyarakat untuk memenuhi kebutuhan beras

(pangan) harus mengambil beras dari daerah lain (sekitar/ lain),

disini peran distribusi pangan dan cadangan pangan menjadi

sangat penting. Contohnya adalah daerah seperti Sukapura

menggantungkan pasokan beras dari luar , Peran penyimpanan

beras oleh masyarakat sendiri sangat penting.

iii. Pemanfaatan Pangan

Pola komsumsi pangan akan mempengaruhi status gizi

individu. Permasalahan gizi di Kabupaten Probolinggo cenderung

pada gizi kurang, Hal ini ini terlihat dengan banyaknya jumlah balita

kurus, pendek dan wanita (ibu/calon ibu) yang beresiko kurang

energi kronis. Hasil Pemantauan status gizi (PSG) 2017, terdapat balita

dengan gizi kurang dan buruk (underweight) sebesar 16%, balita

pendek dan sangat pendek (stunting) sebesar 32 %, balita kurus dan

sangat kurus (wasting) 6.1% dan balita gemuk 4%. Balita yang

mendapat ASI eksklusif hanya sebesar 33,6%, ibu hamil beresiko KEK

(Kurang Energi Kronis) sebesar 25,1% dan wanita usia subur beresiko

KEK sebesar 14,9%.1

Tabel 1.5. Desa yang diprioritaskan dalam penanganan balita stunting

No Kecamatan Desa No Kecamatan Desa

1 Krejengan Widoro 10 Gading Batur

1 Laporan akhir analisis pola konsumsi dan

suplai pangan Kabupaten Probolinggo tahun 2018 DKPP & MWA

Page 33: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 21

2 Pakuniran Alaspandan 11 Banyuanyar Banyuanyar Tengah

3 Dringu Mranggon Lawang 12 Paiton Kalikajar Kulon

4 Paiton Petunjungan 13 Krejengan Kedung Caluk

5 Gending Klaseman 14 Dringu Randuputih

6 Krejengan Opo-opo 15 Paiton Sukodadi

7 Gending Bulang 16 Gading Nogosaren

8 Pakuniran Betektaman 17 Sumber Pandansari

9 Gading Bucor wetan 18 Sumber Cepoko

Sumber : Bappeda Kabupaten Probolinggo

Konsumsi pangan penduduk Kabupaten Probolinggo sudah

mencukupi secara kuantitas namun belum berkualitas. Konsumsi

energi dan protein di Kabupaten Probolinggo tahun 2016 sebesar

2.078 kkal/kap/hari (96,6% AKE) dan 55,9 g/kap/hari (98% AKP).

Adapun konsumsi energi dan protein tahun 2017 sebesar 2.055

kkal/kap/hari (95,5% AKE) dan 55,5 gr/kap/hari (97,3 AKP). Konsumsi

energi menurun sebesar 1.1% konsumsi protein menurun sebesar

0,72% dari tahun 2017 terhadap tahun 2016. Skor PPH Kabupaten

Probolinggo tahun 2016 adalah 69, meningkat sebesar 4,3% menjadi

72 pada tahun 2017. Konsumsi padi-padian dan gula sudah

mencukupi standar ideal. Kelompok pangan lainnya yaitu umbi-

umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak,

kacang-kacangan, serta sayur dan buah masih belum memenuhi

standar ideal.

Pada tahun 2016, pola konsumsi pangan sumber karbohidrat

penduduk adalah beras (71%), terigu (16%), dan jagung (10%). Pada

tahun 2017, pola konsumsi pangan sumber karbohidrat adalah beras

(70%) dan terrigu (21%). Jagung tidak lagi menjadi konsumsi pangan

sumber karbohidrat. Selain ikan dan kacang kedelai, pola konsumsi

Page 34: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 22

pangan sumber protein pada tahun 2016 adalah kacang kedelai

(45%), ikan (19%), daging unggas (10%), telur (10%), dan susu (9%).

Adapun pola konsumsi pangan sumber protein pada tahun 2017

memiliki pola yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu kacang

kedelai (40%), ikan (22%), daging unggas (13%) , telur (11%), susu (6%)

dan daging ruminansia (5%). Pola konsumsi vitamin dan mineral

pada tahun 2016-2017 adalah sayuran dan buah-buahan. Minyak

sawit adalah sumber kelompok minyak dan lemak yang paling

banyak dikonsumsi. Hal ini terlihat dari kontribusi konsumsi energi

minyak sawit tahun 2016 dan 2017 sebesar 90% dan 93% berturut-

turut. Gula pasir menjadi pola konsumsi pangan sumber gula dengan

kontribusi energi sebesar 98%.

Tabel 1.6. Konsumsi Pangan Penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2017

No Kelompok Pangan Gram/ kapita/

hari

Kkal/ Kapita/ hari

% AKE 2

g/kapita/ hari

% AKP 3

1 Padi-padian 326,5 1.329 61,8 29,5 51,6

2 Umbi-umbian 48,5 54 2,5 0,5 0,9

3 Pangan hewani 71,3 111 5,2 11,5 20,2

4 Minyak dan Lemak 23,6 213 9,9 0,0 0,0

5 Buah/ Biji berminyak

2,1 12 0,6 0,2 0,4

6 Kacang-kacangan 34,0 86 4,0 8,7 15,3

7 Gula 33,1 121 5,6 0,0 0,0

8 Sayur dan buah 152,9 85 3,9 2,8 4,9

9 Lain-lain 70,8 45 2,1 2,3 4,0

Total 2.055 95,6 55,5 97,3

Sumber : Laporan Akhir Analisis Pola Konsumsi dan Suplai Pangan Kabupaten Probolinggo Tahun 2018

2 Angka Kecukupan Energi : 2.150 kkal/ kapita/ hari 3 Angka Kecukupan Protein : 57 g /kapita /hari

Page 35: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 23

Kemandirian pangan di suatu wilayah dianalisis

berdasarkan perspektif swasembada pangan dimana

pemenuhan kebutuhan (konsumsi) pangan diutamakan

berasal dari kemampuan produksi pangan wilayah.

Kemandirian energi di Kabupaten Probolinggo adalah

3.527 kkal/kapita/hari (147% AKE), protein sebesar 94,3

g/kapita/hari (94,3 %AKE) dan skor PPH 55,8. Kondisi ini

menunjukkan bahwa secara umum Kabupaten

Probolinggo tergolong surplus pangan (>110% AKE) 57

gram namun pangan yang diproduksi keragamannya

masih rendah. Produksi pangan padi-padian (beras,

jagung), umbi-umbian dan sayuran sudah mampu

memenuhi kebutuhan penduduknya dan berpotensi

ekspor. Namun produksi kelompok pangan lainnya masih

belum mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk

secara ideal dan harus dipenuhi dari pasokan (impor)

pangan.

Tabel 1.7. Perbandingan Produksi dan Konsumsi Pangan di Kabupaten Probolinggo berdasarkan komoditi pertanian Tahun 2017

No Komoditi Produksi

(ton) Konsumsi

(ton)

Surplus/ Defisit (ton)

1 Beras 179.832 97.549,75 82.282

2 Jagung 229.366 4.082,74 184.115

3 Ubi kayu 44.795 16.110,25 28.685,35

4 Kedelai 126 13.682,68 -13.556

5 Daging sapi 3.913 2.202,03 1.711,53

Page 36: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 24

6 Daging ayam Tidak ada

data 2.202,03

Tidak ada data

7 Daging Kambing 121 2.202,03 (2.080,72)

8 Daging Kambing Domba

259 2.202,03 (1.942,04)

9 Daging ayam ras 1.558 2.202,03 (643,96)

10 Daging ayam buras 15 2.202,03 (2.186,54)

11 Telur ayam buras 797 2.202,03 (1.404,26)

12 Telur itik 2.454 2.202,03 252,07

13 Telur ayam ras 1.801 2.202,03 (400,09)

14 Daging sapi 24.096 2.202,03 21.893,97

15 Daging ayam 3.913 2.202,03 1.711,53

16 Daging Kambing Domba

121 2.202,03 (2.080,72)

Sumber : Bidang Ketahanan Pangan DKPP (2018)

Keamanan Pangan bagi masyarakat masih belum dapat

dipenuhi, karena perlakuan proses produksi pangan segar masih

belum dapat dipantau secara baik dan pendidikan bagi produsen

pangan masih belum terselenggara secara optimal.

Salah satu proses meningkatkan keamanan pangan adalah

dengan meningkat standar keamanan produksi hasil pangan segar

yang diproduksi oleh para petani di Probolinggo, hal ini dilakukan UPT

Pengawasan dan Sertifikasi Hasil Pertanian. Untuk saat ini UPT ini masih

dalam tahap pembangunan gedung UPT. Sehingga tidak banyak yang

bisa diperoleh dari UPT ini.

d.2. Permasalahan Urusan Pertanian (Pilihan)

Secara umum masalah Urusan pertanian berkaitan dengan

bagaimana mendapatkan nilai tambah pada subsektor bahan

pangan, hortikultikultura, dan perkebunan. Nilai tambah dapat

Page 37: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 25

diketahui dengan menggunakan indikator Produksi sektor Tanaman

Pertanian. Sebagaimana kecenderungan pada tahun-tahun

terakhir sektor Pertanian semakin sulit untuk meningkatkan laju

pertumbuhannya. Indikator Produksi tanaman pertanian ini juga

terkait secara langsung pendapatan para petani. Baik produksi

tanaman pertanian maupun pendapatan petani saling

mempengaruhi secara langsung. Namun peningkatan produksi

tidak selalu meningkatkan pendapatan petani, selama beberapa

tahun terakhir ini semakin banyak faktor yang berpengaruh seperti

kebijakan impor komoditi pertanian, persaingan komoditi yang sama

antar daerah, kelembagaan petani yang belum menunjang, tata

niaga lokal komoditi pertanian yang kurang menguntungkan, dan

kapasitas pasca panen yang masih rendah.

Sedangkan untuk produksi pertanian mengalami kesulitan

yang sangat

besar di 2 (dua)

tahun terakhir

(tahun 2017-

2018), dimana

produksi

pertanian

mengalami

penurunan yang

sangat drastis

akibat serangan

hama penyakit

dan kurangnya air untuk pertanian. Sebagaimana terlihat pada

tabel 3.2. dimana tanaman padi mengalami penurunan yang

signifikan. Untuk tanaman lainnya dari tahun ke tahun secara

Page 38: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 26

perlahan mengalami penurunan produksi (tanaman ubi kayu,

tembakau, mangga, tebu, kedelai, kelapa, dan lainnya).

Berdasarkan data yang ada penurunan ini terjadi karena alih

komoditi (ke padi atau ke jagung atau ke sengon) atau terjadi alih

fungsi lahan pertanian ke non pertanian (pemukiman, jalan, dan

lainnya).

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Dinas Pertanian

Kabupaten Probolinggo tahun 2016 bersama dengan Universitas

Airlangga

menunjukkan

bahwa bahwa

permasalahan

terbesar yang

dirasakan petani

di Kabupaten

Probolinggo

adalah masalah

Stabilitas Harga.

Hingga sekarang

harga komoditi

pertanian belum

memuaskan dan

belum dapat memberikan kesejahteraan kepada petani secara

layak.

Secara umum ketidakseimbangan antara permintaan dan

penawaran masih menjadi permasalahan. Ketidakseimbangan ini

merugikan produsen (petani) dan konsumen (masyarakat) karena

ketidakpastian yang tinggi menyebabkan barang / komoditi

Sumber: Evaluasi Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Dinas Pertanian Unair (2016)

Gambar 3.3. Tingkat permasalahan dirasakan petani

Page 39: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 27

pertanian tidak tepat waktu panen dan konsumsi, dan menimbulkan

kerugian akibat kerusakan-kerusakan yang dialaminya selama masa

tunggu antara panen dengan masa konsumsi.

Masalah harga ini juga disebabkan oleh petani tidak bisa

mengelola hasil produksinya, dimana petani secara umum tidak

mempunyai kemampuan untuk menyimpan hasil panennya secara

maksimal beberapa sebab antara lain :

o Petani terikat untuk segera menjual dengan para pemodal

yang memberikan sarana produksi saat budidaya

o Petani membutuhkan dana untuk kehidupan sehari-hari;

o Hasil panen tidak maksimal (rusak akibat serangan OPT),

sehingga dijual dengan dengan umur tanaman tidak

maksimal

o Biaya panen semakin mahal, misalnya ketiadaan prasarana

(jalan usaha tani)

o Petani tidak memanen hasil panennya sendiri, petani tidak

mau mengalami keruwetan dalam masalah panen dan

pemasaran.

Stabilitas harga komoditi pertanian, Harga komoditi pertanian

setiap tahun selalu mengalami fluktuasi, dimana hal tersebut telah

menyulitkan bagi produsen dan konsumen. Tingkat harga komoditi

pertanian terkait dengan tingkat produksi yang selalu berubah

setiap waktu dan keadaan. Selama lima tahun terakhir (2014-2018)

terjadi lonjakan inflasi beberapa kali akibat tingkat harga komoditi

pertanian, utamanya tanaman pangan (padi) dan tanaman

hortikultura (bawang merah dan cabe). Beberapa sebab utama

fluktuasi harga komoditi pertanian yang tinggi antara lain :

Page 40: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 28

o Produksi komoditi yang sama di daerah lain, dengan sering

terjadinya bencana alam yang mengakibatkan puso

menyebabkan lonjakan harga komoditi;

o Petani kebanyakan sangat tergantung kepada pola

pemasaran tradisional. Sebagaimana contohnya terjadi

pola kemitraan tradisional pemasaran bawang merah

yang melibatkan petani, kios pertanian, pedagang lokal,

pengepul, pedagang besar dimana proses pembiayaan

yang didapatkan oleh petani pada awal budidaya

membawa konsekuensi pada penjualan hasil panen yang

tidak menguntungkan para petani dibandingkan potensi

keuntungan yang seharusnya didapatkan.

o Kualitas yang menurun akibat perubahan cuaca dan

serangan hama penyakit;

o Semakin mudahnya akses teknologi informasi

mempengaruhi perubahan harga komoditi secara cepat;

o Kebijakan impor komoditi pertanian, isue impor bagi petani

sering dianggap tidak berpihak kepada para petani, pada

beberapa kasus petani tebu sering melakukan proses

terhadap kebijakan impor gula oleh pemerintah. Sistem

pasar bebas menyebabkan hasil lelang gula harus

berhadapan dengan gula impor, sehingga menyulitkan

peningkatan harga gula lokal;

o Tidak tersedianya sarana pasca panen dan pengolahan

komoditi pertanian yang memadai dalam mendongkrak

daya saing komoditi pertanian. Hal ini terjadi pada

komoditi tebu, dimana animo petani tebu dalam

budidaya sering terkendala dengan proses penggilingan

tebu di pabrik gula. Harapan yang tinggi sering tidak

Page 41: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 29

tercapai karena hasil proses penghitungan rendemen

dianggap rendah, dengan beberapa sebab seperti

antrian penggilingan yang panjang.

o Kurang sesuainya mutu komoditi dengan permintaan

pasar, Hal ini terjadi pada tanaman jagung, Dimana hasil

panen jagung Kabupaten Probolinggo kurang memenuhi

mutu produk yang diharapkan beberapa perusahaan

pembeli karena dianggap masih kotor, tingkat kerusakan

yang besar. Disini pengaruh varietas benih jagung dengan

produktivitas yang tinggi kadang tidak bagus jika diolah

dengan teknologi pasca panen yang dimiliki perusahaan

tersebut, akibatnya jagung Probolinggo dibeli dengan

harga yang lebih rendah dari jagung wilayah lain

(Banyuwangi atau Situbondo)

Disamping permasalahan yang dirasakan oleh petani

sebagaimana hasil survei diatas maka terdapat persoalan besar

yaitu masalah perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan

bencana alam yang membawa konsekuensi kinerja bidang

pertanian. Sedangkan untuk menjaga tingkat kestabilan harga

komoditi (terutama komoditi hortikultura) diperlukan kemitraan,

namun hal tersebut tidak mudah. Selama ini para petani kesulitan

mencari pihak yang dapat diajak bermitra secara langsung dalam

menampung hasil panen mereka.

Banyak tanaman buah dan tanaman perkebunan tahunan

(misalnya mangga, alpokat, kelapa, dan kopi) yang mengalami

penurunan produktivitas-beberapa penyebabnya antara lain

tanaman tua atau rusak akibat diserang penyakit sehingga perlu

dilakukan eradikasi.

Page 42: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 30

Gambar 3.4. Grafik Produktivitas tanaman buah di Kabupaten Probolinggo tahun 2002-2017

Sumber : Statistik Pertanian DKPP (2002-2017)

Serangan hama penyakit, Sejak beberapa tahun terakhir

sering terjadi serangan organisme pengganggu tanaman secara

masif sehingga menimbulkan kerugian yang sangat besar.

Terjadinya serangan OPT yang masif ini bersamaan dengan

perubahan iklim yang tidak pasti (hujan sepanjang tahun ataupun

cuaca yang sangat panas) sehingga mendorong

perkembangbiakan OPT yang ekstrim. Penyebab lain adalah pola

budidaya tanaman pertanian yang masif sehingga mengganggu

ekosistem, seperti misalnya tahun 2017 terjadi ledakan (outbreak)

serangan hama wereng coklat pada tanaman padi sehingga

menyebabkan ratusan hektar mengalami penurunan produktivitas

dan puso. Pada kasus ini terjadi resurjensi karena hama tidak

mempan dikendalikan secara kimia, proses terjadi karena sejak

tahun 2015 dilakukan penamaman padi secara masif. Kejadian

pada tanaman padi juga terjadi pada tanaman bawang merah,

Page 43: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 31

dimana petani harus mengeluarkan biaya ektra untuk pengendalian

hama ulat bawang (spodoptera exiqua).

Serangan hama penyakit pada tanaman padi – berdasarkan

kawasan padi terdapat perbedaan karakter seranngan OPT seperti

misalnya Kecamatan Gading yang lebih banyak mengalami

serangan hama tikus dibandingkan jenis OPT lain.

Pada tanaman kelapa banyak terjadi serangan hama

kwangwung, pada daerah sepanjang pantai utara, sehingga

sepanjang pantai utama tidak layak untuk pengembangan

tanaman kelapa.

Ketersediaan air semakin terbatas, Para petani dalam

melakukan budidayanya tergantung kepada ketersediaan air,

Selama kurun waktu 2010-2017 budidaya pertanian cenderung

mengalami penurunan. Salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi adalah ketersediaan air, sebagaimana terlihat pada

tabel dibawah ini yang menunjukkan adanya kecenderungan

penurunan indeks penanaman padi selama 4 tahun terakhir.

Penanaman padi 3 kali menurun menjadi 2 atau 1 kali tanam.

Penurunan luas tanam padi ini disebabkan oleh peralihan ke

komoditi non padi yang lebih sedikit memerlukan air, seperti

tanaman jagung, tembakau, ataupun tanaman hortikultura (cabe

dan bawang merah).

Subsidi pupuk, Para petani sering mengalami permasalahan

dengan ketersediaan pupuk, dimana waktu tanam dan

ketesediaan pupuk tidak selalu sinkron. Di wilayah yang agak jauh

dari pusat perkotaan, petani sering tidak mendapatkan pupuk yang

berimbang atau hanya menggunakan pupuk urea saja akibatnya

Page 44: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 32

produktivitasnya sangat rendah (hal ini dibuktikan dengan data

ubinan yang ada). Penyebabnya adalah petani belum memiliki

pengetahuan dan kemampuan / akses dalam mengaplikasikan

teknologi pemupukan.

Upaya pemerintah dalam memperbaiki distribusi pupuk

bersubsidi melalui kartu tani masih belum optimal akibat belum

selesainya pendataan para petani secara akurat sehingga bisa

diaplikasikan oleh pihak bank sebagai penyalur dana.

Penggunaan alsintan, masih belum optimal, selama 5 (lima)

tahun terakhir ini bantuan alsintan sangat banyak dan telah dibentuk

kelompok-kelompok tanam panen (brigade alsintan). Namun

seringkali alat mesin pertanian yang dibantukan tidak dapat

diaplikasi secara optimal, penyebabnya adalah ketidaksesuaian

alsintan mesin dengan kondisi lahan, suku cadang yang rusak.

Bantuan alsintan yang terdahulu belum didukung kesiapan yang

memadai tentang kelembagaan, ketrampilan kelompok, kesiapan

prasarana utamanya jalan usaha tani.

Berkurangnya lahan pertanian baik lahan sawah maupun non

sawah, permasalahan alih fungsi lahan pertanian merupakan

permasalahan yang terjadi di mana-mana, dan mengancam

tingkat produksi hasil pertanian. Dari data penggunaan lahan

terlihat bahwa terdapat penurunan penggunaan lahan untuk

budidaya pertanian. Perubahan ini tidak bisa dihindari, namun yang

perlu dilakukan adalah penataan alih fungsi lahan melalui

penetapan RTRW dan RDTR, sehingga perubahan alih fungsi tidak liar

dan merusak lahan pertanian yang masih berpotensi. Untuk saat ini

telah ditetapkan LP2B yang berfungsi sebagai kendali perubahan

lahan pertanian.

Page 45: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 33

1. Semakin banyak alih fungsi lahan pertanian ke non

pertanian. Pada tahun 2018 dilakukan identifikasi dan

verifikasi luas sawah tanaman pangan, hortikultura, dan

perkebunan oleh BPN dimana hasil akhir ditemukan luasan

39.525 Ha, angka ini menjadi bahan bagi pemerintah pusat

dalam mengambil kebijakan tentang PLP2B;

Alih fungsi lahan pertanian yang terjadi adalah diluar LP2B,

sebagaimana diketahui bahwa luas LP2B yang ditetapkan

adalah 38.692 Ha sehingga untuk mengendalikan luasan

LP2B itu dibentuk TKPRD (Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah)

yang secara teknis menilai pemanfaatan tata ruang

khususnya lahan-lahan pertanian yang akan

dialihfungsikan.

Dalam prakteknya walaupun Luas LP2B masih tetap namun

masih ada penurunan luas lahan pertanian di area non

LP2B, dan sawah tersebut adalah sawah yang cukup

produktif. Hal inilah yang secara langsung mengurangi

kinerja produksi tanaman pertanian. Peruntukan paling

banyak adalah Permukiman, industri pengolahan, dan

gudang.

Namun pengendalian lahan ini masih banyak kendala

diantaranya adalah belum adanya data kepemilikan LP2B by name

by adress. Berdasarkan Perda nomor 10 tahun 2015 tentang PLP2B,

dalam pelaksanaan harus mempunyai data kepemilikan lahan

pertanian di kawasan PLP2B dalam bentuk by name by adress.

Berkembangnya secara pesat pohon sengon di wilayah

Kabupaten Probolinggo telah mengikis produksi tanaman pangan,

hortikultura, dan tanaman perkebunan. Perkembangan lima tahun

Page 46: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

Halaman 34

terakhir ini terjadi alih fungsi tananam jagung, tanaman mangga,

tanaman ubi kayu ke tanam sengon. Selain itu tanaman sengon di

sinyalir sebagai penyebab penurunan kualitas tanaman pertanian

lainnya, karena tingginya pohon sengon yang menutupi tanaman

lainnya dari sinar matahari.

Kelembagaan petani yang masih lemah, Jika dibandingkan

dengan kelompok tani di Jawa Timur maka Kelompok tani di

Kabupaten Probolinggo masih bisa dianggap tertinggal. Persoalan

ini kelembagaan ini tentu saja sangat menentukan kinerja bidang

pertanian di Kabupaten Probolinggo terutama bagaimana petani

secara umum menerapkan teknologi pertanian yang ada.

Sebaran kelas kelompok tani ini yang perlu diperhatikan

adalah kelompok tani Pemula yang masih banyak di Kabupaten

Probolinggo, jika dilihat korelasi antara kelompok pemula dengan

kinerja maka terlihat bahwa daerah dengan kelompok pemula

yang dominan juga mengalami kinerja yang tidak bagus.

Jika dilihat grafik disamping terlihat kelompok tani pemula

mempunyai komposisi

mencapai 69 % hal ini

saja menjadi perhatian

bagaimana

mengangkat kelompok

tani pemula menjadi

kelompok tani lanjutan.

Tentu saja ini berkorelasi

dengan hasil survey

yang menunjukkan perlunya meningkatkan kunjungan PPL kepada

para petani.

Gambar 3 5. Perbandingan % kelas kelompok tani

Page 47: Kata Pengantar - dkpp.probolinggokab.go.id

``

Halaman 35