kata pengantar
DESCRIPTION
Kata PengantarTRANSCRIPT
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga makalah Penerapan Budaya Anti Korupsi dalam kehidupan bermasyarakat ini dapat diselesaikan dan disusun dengan baik.
Makalah ini kami susun untuk memahami bagaimana penerapan budaya anti korupsi dalam masyarakat.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharap masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun, demi kelengkapan makalah kami.
Kami berharap, dengan makalah ini dapat menjadikan peningkatan dalam proses belajar kami dalam mata kuliah Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi ( PBAK ) secara maximal dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah hukum yang telah ada.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
Daftar Isi
Kata pengantarDaftar isiBAB I
A. Pendahuluan B. Rumusan
Masalah.........................................................................................................BAB II
Pembahasan..................................................................................................................A. Faktor penyebab lahirnya perilaku korupsi dikalangan masyarakat
.............................B. Bentuk-bentuk korupsi yang ada didalam
masyarakat...................................................C. Dampak dari adanya korupsi dikalangan
masyarakat ....................................................D. Solusi untuk mengatasi korupsi dikalangan
masyarakat.................................................E.
BAB III Kesimpulan dan Saran...................................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................................
B. Saran................................................................................................................................
BAB IV Daftar Pustaka ..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak seorang wirausaha mengabikan betapa pentingnya etika didalam
mendirikan sutu bisnis, karena mereka berfikir dengan kemampuan yang mereka
miliki serta modal yang sangat besar suatu usaha dengan mudahnya didirikan.
Padahal tanpa adanya etika yang dimiliki seorang wirausaha suatu usaha tersebut
akan tidak berjalan sesuai rencana. Karena etika ialah suatu studi mengenai yang
benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika
ialah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar.Etika wirausaha mencakup
hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam
perusahaan, dengan konsumen, pegawai kreditur, saingan dan sebagainya. Orang –
orang wirausahawan diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitasnya di
masayarakat.
Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi
perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam keseharian
kegiatan wirausaha, namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai
perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek, tapi akan terbentuk dalam
jangka panjang. Dan ini merupakan asset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi
sebuah perusahaan.
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan
kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan
secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia wirausaha yang bermoral akan
mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan
kewirausahaan yang seimbang, selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji
(good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam
wirausaha sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam
kelompok wirausaha serta kelompok yang terkait lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah yang diperoleh
adalah sebagai berikut.
1. Apa itu etika wirausaha?
2. Bagaimana prinsip etika wirausaha?
3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi etika wirausaha?
4. Apa tujuan dan manfaat etika wirausaha?
5. Bagaimana kegiatan kewirausahaan menurut Islam?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah adalah.
1. Menjelaskan pengertian etika wirausaha.
2. Menjelasakan prinsip etika wirausaha.
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi etika wirausaha.
4. Menjelaskan tujuan dan manfaat wirausaha.
5. Menjelaskan kegiatan kewirausahaan menurut Islam.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan berdasarkan tujuan yang ada adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui pengertian etika wirausaha itu sendiri.
2. Dapat mengetahui kegiatan kewiraushaan menurut Islam.
Adapun manfaat yang lain adalah dapat menjadi sumber bacaan dan menjadi
acuan bagi mahasiswa yang lain sehingga dapat memenuhi tugas yang ada.
BAB II
KASUS DAN TINJAUAN TEORI
2.1 Kasus
A. Pengertian Etika Wirausaha
Etika pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar
dan menghindari apa yang tidak benar. Etika wirausaha adalah suatu kode etik
perilaku aktor berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan
dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan. Etika wirausaha sangat
penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat
keputusan dan memecahkan persoalan organisasi.
Etika wirausaha dapat diartikan sebagai adat sopan santun, adat kebiasaan dan
aturan-aturan yang berlaku di lingkungan kewirausahaan.
Oleh karena itu, seorang wirausaha harus memiliki :
Budi pekerti yang baik.
Rasa sopan santun di dalam segi kegiatan kewirausahaan.
Tatakrama di dalam segala tindakan dan perbuatan waktu berwirausaha.
Memiliki tanggung jawab pada usahanya.
Bersikap jujur dan benar sesuai dengan profesi usahanya.
Etika ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral
yang dilakukan seseorang.Keputusan etika ialah suatu hal yang benar mengenai
perilaku standar.Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang
yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai kreditur,
saingan dan sebagainya.Orang-orang bisnis diharapkan bertindak etis dalam berbagai
aktivitasnya di masayarakat.
Menurut Zimmerer (1996: 22), ada tiga tingkatan norma etika, yaitu:
Hukum, berlaku bagi masyarakat dalam mengatur perbuatan yang boleh atau
tidak boleh dilakukan.
Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arahan khusus bagi setiap orang
dalam organisasi ketika mengabil keputusan.
Moral sikap mental individu, sangat penting bagi setiap orang untuk menghadapi
suatu keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal.
Dalam etika berwriausaha perlu ada ketentuan-ketentuan yang mengaturnya, yaitu:
1) Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku dalam
suatu negara atau masyarakat.
2) Penampilan yang ditunjukan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan, terutama
dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
3) Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat dan waktu
yang berlaku.
4) Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya, sopan, penuh tata
karma, tidak menyinggung atau mencela orang lain.
5) Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain, hindarkan
gerak-gerik yang dapat mencurigakan.
B. Norma Kewirausahaan
Selain etika dan perilaku, yang tidak kalah penting yang dalam bisnis adalah norma
etika. Menurut Zimmerer (1996:22), ada tiga tingkatan norma etika, yaitu :
1. Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan yang
boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur perilaku
minimum.
2. Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arah khusus bagi setiap orang dalam
organisasi dalam mengambil keputusan sehari-hari. Para karyawan akan bekerja
sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan / organisasi.
3. Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu keputusan
yang tidak diatur oleh aturan formal.
C. Prinsip Etika Wirausaha
1. Prinsip Etika dan Norma Kewirausahaan
a) Prinsip tanggung jawab
Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya.
Tanggung jawab atas dampak profesinya terhadap kehidupan dan kepentingan orang
lain.
b) Prinsip keadilan (first come first serviced)
c) Prinsip otonomi (kebebasan sepenuhnya dlm menjalankan profesinya)
Prinsip otonomi dibatasi oleh tanggung jawab dan komitmen profesi
Pemerintah boleh campur tangan utk keselamatan umum
d) Prinsip integritas moral
Komitmen pribadi untuk menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya, dan juga
kepentingan orang lain dan masyarakat.
2. Prinsip-prinsip etika dan perilaku bisnis
a) Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus terang,
tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong.
b) Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan dengan hormat, tulus hati,
berani dan penug pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat dan
saling percaya.
c) Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen,
jangan mengintepretasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalistik dengan
dalih ketidakrelaan.
d) Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan dan Negara,
jangan menggunakan atau memperlihatkan informasi yang diperoleh dalam
kerahasiaan,behitu juga dalam konteks professional, jaga/melindungi kemampuan
untuk membuat keputusan professional yang bebas dan teliti, hndari hal yang tidak
pantas dan konflik kepentingan.
e) Kewajaran/keadilan, yaituberlaku adil dan berbudi luhur, bersedia untuk mengakui
kesalahan, dan perlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan
toleran terhadap perbedaan, jangan bertindak melampaui batas atau mengambil
keuntungan yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.
f) Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan,
tolongmenolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan
orang lain.
g) Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat manusia, menghormati
kebebasan dan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan
santun, jangan merendahkan orang lain, jangan mempermalukan orang lain.
h) Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu menaati hukum/aturan, penuh
kesadaran sosial, menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.
i) Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam
pertemuan personal maupun pertanggungjawaban professional, tekun, dapat
dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan
kemampuan terbaik, mengembangkan dan mempertahankan tingkat kompetensi yang
tinggi.
j) Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki tanggung jawab, menerima
tanggung jawab atas keputusan dan konsekuensinya, dan selalu memberi contoh.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Etika Wirausaha
Faktor yang mempengaruhi etika seorang wirausaha adalah:
1. Perbedaan budaya, sebagaimana diketahui bahwa tiap daerah memiliki kebiasaan
sendiri-sendiri seperti pemberian amplop/komisi diartikan berbeda tiap daerah, ada
yang memperbolehkan, melarang dan mengharuskan.
2. Ilmu pengetahuan, orang-orang yang mengetahui tentang dunia wirausaha akan
mengambil keputusan yang tepat dan tidak akan mengambil masalah yang
menyangkut etika.
3. Etika berorganisasi, pondasi kokoh dari sebuah etika bisnis, adalah iklim yang
berlaku pada sebuah organisasi. Ada organisasi yang betul-betul ketat menjaga etika
dan memberi pelatihan kepada karyawan agar menjaga etika.Agar para karyawan
memahami lebih baik tentang pentingnya etika pada perusahaan.
E. Tujuan dan Manfaat Etika Wirausaha
Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan, ada beberapa tujuan etika
yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:
1. Untuk persahabatan dan pergaulan
Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-
pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi persahabatan
dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan masyarakat
menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancer.
2. Menyenangkan orang lain
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin
dihormati, maka hormatilah orang lain. Menyenangkan orang berarti membuat orang
menjadi suka dan puas terhadap pelayanan yang diberikan. Jika pelanggan merasa
senang dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan mereka akan
mengulangnya kembali suatu waktu.
3. Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri.Kadang-kadang calon
pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat dilakukan
oleh perusahaan untuk membujuk calon pelanggan, salah satunya dengan cara melalui
etika yang ditunjukan seluruh karyawan perusahaan.
4. Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan planggan jauh lebih sulit daripada mencari
pelanggan, dan ada juga yang beranggapan bahwa mempertahankan pelanggan lebih
mudah karena merka sudah merakan produk atau layanan yang diberikan.
5. Membina dan menjaga hubungan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina.Hindari adanya
perbedaan paham atau konflik.Dengan etika ciptakan hubungan dalam suasana akrab
dan lebih baik.
F. Cara mempertahankan standar etika
1. Menciptakan kepercayaan perusahaan
Hal ini akan menetapkan nilai-nilai perusahaan yang mendasari tanggung
jawab etika bagi stakeholder.
2. Mengembangkan kode etik
Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah laku dan prinsip-
prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
3. Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten
4. Melindungi hak perorangan
5. Mengadakan pelatihan etika
6. Melakukan audit etika secara periodic
7. Mempertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jangan hanya aturan
8. Menghindari contoh etika yang tercela setiap saat dan diawali dari atasan
9. Menciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah
Komunikasi dua arah sangat penting untuk menginformasikan barang dan jasa
yang dihasilkan dan untuk menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
10. Melibatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika
Para karyawan diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang
bagaimana standar etika yang harus dipertahankan.
G. Bentuk pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan berbisnis di Indonesia
Mempraktekkan bisnis dengan etiket berarti mempraktekkan tata cara bisnis
yang sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling
menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap
menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam organisasi.
Itu berupa senyum — sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak
menyalahgunakan kedudukan dan kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol diri,
toleran, dan tidak memotong pembicaraan orang lain.
Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan,
menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan
meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan etika bisnis adalah
menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis
menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-
aturan.
Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak
jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku
jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha maupun pesaing dan
masyarakat, maka ia dikatakan tidak etis dan tidak bermoral
Berikut adalah bentuk-bentuk pelanggaran etika bisnis dan contoh pelanggaran etika
dalam kegiatan bisnis di Indonesia :
a) Pelanggaran etika bisnis terhadap hukum
Contoh pelanggaran tersebut seperti sebuah perusahaan X karena kondisi
perusahaan yang pailit akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK kepada
karyawannya. Namun dalam melakukan PHK itu, perusahaan sama sekali tidak
memberikan pesangon sebagaimana yang diatur dalam UU No. 13/2003 tentang
Ketenagakerjaan. Dalam kasus ini perusahaan X dapat dikatakan melanggar prinsip
kepatuhan terhadap hokum
b) Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi
Sebuah Yayasan X menyelenggarakan pendidikan setingkat SMA. Pada
tahun ajaran baru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp 500.000,- kepada setiap
siswa baru. Pungutan sekolah ini sama sekali tidak diinformasikan kepada mereka
saat akan mendaftar, sehingga setelah diterima mau tidak mau mereka harus
membayar. Disamping itu tidak ada informasi maupun penjelasan resmi tentang
penggunaan uang itu kepada wali murid. Setelah didesak oleh banyak pihak, yayasan
baru memberikan informasi bahwa uang itu dipergunakan untuk pembelian seragam
guru. Dalam kasus ini, pihak yayasan dan sekolah dapat dikategorikan melanggar
prinsip transparansi
c) Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas
Sebuah RS Swasta melalui pihak Pengurus mengumumkan kepada seluruh
karyawan yang akan mendaftar PNS secara otomotis dinyatakan mengundurkan diri.
A sebagai salah seorang karyawan di RS Swasta itu mengabaikan pengumuman dari
pihak pengurus karena menurut pendapatnya ia diangkat oleh Pengelola, dalam hal
ini direktur, sehingga segala hak dan kewajiban dia berhubungan dengan Pengelola
bukan Pengurus. Pihak Pengelola sendiri tidak memberikan surat edaran resmi
mengenai kebijakan tersebut. Karena sikapnya itu, A akhirnya dinyatakan
mengundurkan diri. Dari kasus ini RS Swasta itu dapat dikatakan melanggar prinsip
akuntabilitas karena tidak ada kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
antara Pengelola dan Pengurus Rumah Sakit
d) Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip pertanggungjawaban
Sebuah perusahaan PJTKI di Yogyakarta melakukan rekrutmen untuk
tenaga baby sitter. Dalam pengumuman dan perjanjian dinyatakan bahwa perusahaan
berjanji akan mengirimkan calon TKI setelah 2 bulan mengikuti training dijanjikan
akan dikirim ke negara-negara tujuan. Bahkan perusahaan tersebut menjanjikan
bahwa segala biaya yang dikeluarkan pelamar akan dikembalikan jika mereka tidak
jadi berangkat ke negara tujuan. B yang tertarik dengan tawaran tersebut langsung
mendaftar dan mengeluarkan biaya sebanyak Rp 7 juta untuk ongkos administrasi dan
pengurusan visa dan paspor. Namun setelah 2 bulan training, B tak kunjung
diberangkatkan, bahkan hingga satu tahun tidak ada kejelasan. Ketika dikonfirmasi,
perusahaan PJTKI itu selalu berkilah ada penundaan, begitu seterusnya. Dari kasus
ini dapat disimpulkan bahwa Perusahaan PJTKI tersebut telah melanggar prinsip
pertanggungjawaban dengan mengabaikan hak-hak B sebagai calon TKI yang
seharusnya diberangkatkan ke negara lain tujuan untuk bekerja
e) Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kewajaran
Sebuah perusahaan properti ternama di Yogjakarta tidak memberikan surat
ijin membangun rumah dari developer kepada dua orang konsumennya di kawasan
kavling perumahan milik perusahaan tersebut. Konsumen pertama sudah memenuhi
kewajibannya membayar harga tanah sesuai kesepakatan dan biaya administrasi
lainnya. Sementara konsumen kedua masih mempunyai kewajiban membayar
kelebihan tanah, karena setiap kali akan membayar pihakdeveloper selalu menolak
dengan alasan belum ada ijin dari pusat perusahaan (pusatnya di Jakarta). Yang aneh
adalah di kawasan kavling itu hanya dua orang ini yang belum mengantongi izin
pembangunan rumah, sementara 30 konsumen lainnya sudah diberi izin dan rumah
mereka sudah dibangun semuannya. Alasan yang dikemukakan perusahaan itu adalah
ingin memberikan pelajaran kepada dua konsumen tadi karena dua orang ini telah
memprovokasi konsumen lainnya untuk melakukan penuntutan segera pemberian izin
pembangunan rumah. Dari kasus ini perusahaan properti tersebut telah melanggar
prinsip kewajaran (fairness) karena tidak memenuhi hak-hak stakeholder (konsumen)
dengan alasan yang tidak masuk akal
f) Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran
Sebuah perusahaan pengembang di Sleman membuat kesepakatan dengan
sebuah perusahaan kontraktor untuk membangun sebuah perumahan. Sesuai dengan
kesepakatan pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada kontraktor.
Namun dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor melakukan penurunan kualitas
spesifikasi bangunan tanpa sepengetahuan perusahaan pengembang. Selang beberapa
bulan kondisi bangunan sudah mengalami kerusakan serius. Dalam kasus ini pihak
perusahaan kontraktor dapat dikatakan telah melanggar prinsip kejujuran karena tidak
memenuhi spesifikasi bangunan yang telah disepakati bersama dengan perusahaan
pengembang
g) Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati
Seorang nasabah X dari perusahaan pembiayaan terlambat membayar
angsuran mobil sesuai tanggal jatuh tempo karena anaknya sakit parah. X sudah
memberitahukan kepada pihak perusahaan tentang keterlambatannya membayar
angsuran, namun tidak mendapatkan respon dari perusahaan. Beberapa minggu
setelah jatuh tempo pihak perusahaan langsung mendatangi X untuk menagih
angsuran dan mengancam akan mengambil mobil yang masih diangsur itu. Pihak
perusahaan menagih dengan cara yang tidak sopan dan melakukan tekanan psikologis
kepada nasabah. Dalam kasus ini kita dapat mengkategorikan pihak perusahaan telah
melakukan pelanggaran prinsip empati pada nasabah karena sebenarnya pihak
perusahaan dapat memberikan peringatan kepada nasabah itu dengan cara yang bijak
dan tepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam zaman informasi seperti ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat
tersebar dengan cepat dan massif. Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok,
pemodal dan masyarakat umum secara etis, adil dan jujur adalah satu-satunya cara
untuk membuat suatu kegiatan bisnis tetap berlangsung dan mendapatkan keuntungan
dalam jangka panjang.Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika
perusahaan akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah
maupun jangka panjang karena :
Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi
baik intern perusahaan maupun dengan eksternal
Akan dapat meningkatkan motivasi pekerjaan
Akan melindungi prinsip kebebasan berniaga
Akan meningkatkan keunggulan bersaing
Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan
dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui
gerakan pemboikotan, larangan beredar, ataupun larangan beroperasi. Hal ini akan
dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan
yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki
peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak
mentolerir tindakan yang tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi
atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi
perusahaan. Oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.
Memang benar. kita tidak bisa berasumsi bahwa pasar atau dunia bisnis
dipenuhi oleh orang-rang jujur, berhati mulia, dan bebas dari akal bulus serta
kecurangan atau manipulasi. Tetapi sebenarnya, tidak ada gunanya berbisnis dengan
mengabaikan etika dan aspek spiritual. Biarlah pemerintah melakukan pengawasan,
biarlah masyarakat memberikan penilaian, dan sistem pasar (dan sistem Tuhan
tentunya) akan bekerja dengan sendirinya.
Ada 4 kekuatan utama yang membentuk etika bisnis dan tanggung jawab
sosial, yaitu kekuatan individual, oraganisasional, masyarakat, dan hukum. Setiap
kekuatan ini tidak beroperasi dalam ruang hampa, tapi masing-masing berinteraksi
dengan ketiga kekuatan lainnya, dan interaksi ini mempunyai pengaruh yang kuat
baik terhadap kekuatan maupun arah dari masing-masing pengaruh.
B. Saran
Dalam bisnis harus memutuskan apa yang benar dan yang salah
Bisnis harus memiliki tanggung jawab yang besar kepada pelanggan,
karyawan, investor, dan masyarakat secara keseluruhan
Keputusan yang ideal harus selaras dengan keputusan praktis dalam situasi
tertentu.
KEWIRAUSAHAAN
ETIKA DALAM KEWIRAUSAHAAN
KELOMPOK 7 :
ISLINA SARI FRIANTI 1501410001
DANISA SEPTIANI A. 1501410021
VIVIN RETNO K. 1501410022
BETTY GEA CITRA P. 1501410033
KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV KEPERAWATAN MALANG2015