kata pengantar

23
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,sehingga berkat dan rahmat karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”PERKEMBANGAN SOSIALISASI POLITIK” Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Sosiologi Politik. Sesuai dengan judul, Makalah ini mengulas tentang bagaimana pendekatan atau cara pandang sosiologi terhadap pengertian perkembangan sosialisasi politik, dan tahap-tahap sosialisasi politik, serta perkembangan sosialisasi politik pada anak-anak dan remaja. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Drs, Zulfan,M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi politik. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan,oleh sebab itu kami berterimakasih sekiranya bila mendapatkan masukan yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Darussalam,Banda Aceh 18 Maret 2012 Penulis DAFTAR ISI Kata Pengantar............................................................. ...........................................1 Daftar Isi................................................................... ..............................................2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah............................................................... .........................3 B. Rumusan masalah............................................................... .................................4

Upload: bismabdi

Post on 16-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ilmu pemerintahan

TRANSCRIPT

Page 1: Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,sehingga berkat dan rahmat karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”PERKEMBANGAN SOSIALISASI POLITIK” Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Sosiologi Politik.

Sesuai dengan judul, Makalah ini mengulas tentang bagaimana pendekatan atau cara pandang sosiologi terhadap pengertian perkembangan sosialisasi politik, dan tahap-tahap sosialisasi politik, serta perkembangan sosialisasi politik pada anak-anak dan remaja.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Drs, Zulfan,M.Hum selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi politik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan,oleh sebab itu kami berterimakasih sekiranya bila mendapatkan masukan yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.

Darussalam,Banda Aceh 18 Maret 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................1

Daftar Isi.................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah........................................................................................3

B. Rumusan masalah................................................................................................4

C.Tujuan penulisan...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosialisasi Politik................................................................................5

B. Perkembangan Sosialisasi Politik pada anak-anak dan remaja.................................6

C. Tahap-tahap sosialisasi politik pada anak-anak.......................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................9

B. Saran...................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10

Page 2: Kata Pengantar

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti makan, minum, biologis, pakaian dan papan (rumah). Lebih dari itu, juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai anggota masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.

Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Jika secara tidak langsung, hal ini sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik yang terjadi. Dan jika secara langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam peristiwa politik tertentu.

Kehidupan politik yang merupakan bagian dari keseharian dalam interaksi antar warga negara dengan pemerintah, dan institusi-institusi di luar pemerintah (non-formal), telah menghasilkan dan membentuk variasi pendapat, pandangan dan pengetahuan tentang praktik-praktik perilaku politik dalam semua sistem politik. Oleh karena itu, Dalam makalah ini kita mencoba mengulas bagaimana perkembangan sosialisasi politik di dalam masyarakat.Kegiatan politik juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan sosial, kehidupan pribadi dan sosial secara luas.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka di rumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian sosialisasi politik

2. Apa-apa saja tahap-tahap sosialisasi politik

3. Bagaimana perkembangan sosialisasi politik

C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan ini antara lain adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian dari pada sosialisasi politik

2. Untuk mengetahui bagaimana proses tahap-tahap sosialisasi politik

3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan sosialisasi politik

Page 3: Kata Pengantar

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK

Sosialisasi politik adalah cara-cara belajar seseorang terhadap pola-pola sosial yang berkaitan dengan posisi-posisi kemasyarakatan,seperti yng diketengahkan melalui bermacam-macam badan kemasyarakatan.Almond dan powel,mendefenisikan bahwa sosialisasi politik sebagai proses dimana sikap-sikap dan nilai-nilai politik ditanamkan sampai mereka dewasa dan orang dewasa direkrut kedalam peranan-peranan tertentu.kemudian Greenstein dalam karyanya “International Encyolopedia of The Social Sciences” mengatakan ada 2 defenisi mengenai tentang sosialisasi politik yaitu:

a. Definisi sempit, sosialisasi politik adalah penanaman informasi politik yang disengaja, nilai-nilai dan praktek-praktek yang oleh badan-badan instruksional secara formal ditugaskan untuk tanggung jawab ini.

b. Definisi luas, sosialisasi politik merupakan semua usaha mempelajari politik baik formal maupun informal, disengaja ataupun terencana pada setiap tahap siklus kehidupan dan termasuk didalamnya tidak hanya secara eksplisit masalah belajar politik tetapi juga secara nominal belajar bersikap non politik mengenai karakteristik-karakteristik kepribadian yang bersangkutan.

Easton dan Denuis,mendefenisikan bahwa sosialisasi politik adalah suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi dan pola-pola tingkah lakunya. Kemudian Almond mengebutkan sosialisasi politik adalah proses-proses pembentukan sikap politik dan pola-pola tingkah laku.

B. TAHAP-TAHAP SOSIALISASI POLITIK PADA MASYARAKAT

Tahap sosialisasi politik pada masyarakat di mulai dari tingkat anak-anak, dan yang dikaji pada makalah ini adalah pendekatannya lebih melihat dari aspek sosiologisnya,Easton dan Dennis mengutarakan atau mengatakan bahwa ada empat tahap dalam sosialisasi politik pada diri anak-anak yaitu sebagai berikut:

1. Pengenalan otoritas melalui invidu tertentu,seperti orang tua anak,presiden,dan polisi

2. Perkembangan antara otoritas internal dan yang eksternal,yaitu misalnya anatara pejabat swasta dan pejabat pemerintah.

3. Pengenalan institusi-institusi politik yang impersonal,seperti Kongres,Mahkamah Agung,dan pemungutan suara (pemilihan umum)

4. Perkembangan pembedaan antara institusi-institusi politik adan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang diasosiasikan dalam institusi-institusi ini,sehinnga gambaran yang di idealisir mengenai pribadi-pribdi khusus seperti presiden atau seoranganggota kongrestealh dialihkan kepada kepresidenan dan kongres.

Page 4: Kata Pengantar

Kemudian,proses sosialisasi politik dilakukan berbagai tahap mulai dari tahap kanak-kanak hingga pada tahap terakhir yaitu dewasa,dan sosialisasi ini beroperasi atau berproses pada dua tingkat yaitu:

1. Tingkat komunitas

Dimana Sosialisasi politik dipahami sebagai proses pewarisan kebudayaan, yaitu suatu sarana bagi suatu generasi untuk mewariskan nilai-nilai, sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.

2. Tingkat individual

Proses sosialisasi politik individual ini dapat dipahami sebagai proses suatu warga Negara membentuk pandangan-padangan politik masyarakat.dalam konsep Freud, individu dilihat sebagai objek sosilalisasi yang pasif sedangkan Mead memandang individu sebagai aktor yang aktif, sehingga proses sosialisasi politik merupakan proses yang beraspek ganda. Di satu pihak, ia merupakan suatu proses tertutupnya pilihan-pilihan perilaku, artinya sejumlah kemungkinan terbuka yang sangat luas ketika seorang anak lahir menjadi semakin sempit sepanjang proses sosialisasi.

C. PERKEMBANGAN SOSIALISASI POLITIK

Masalah proses perkembangan sosialisasi politik lebih kepada proses bagaimana manusia berkembang artinya dalam perkembangan sosialisasi politik ini mempunyai tahap-tahap sebagaimana yang telah dijelaskan di atas dimana tahap-tahap ini ada tahap kanak-kanak dan masa remaja serta dewasa.

Frank dan Elizabeth Estvan dalam buku mereka Child` World mengatakan telah menunjukkan bagaimana caranya anak-anak secara berangsur-angsur menyadari satu lingkungan yang lebih besar,bagaimana anak-anak dan remaja semakin bertambah tanggap mereaksi situasi-situasi khusus,dan bagaimana seluruh pandangan mereka semakin berpautan dan semakin total, sedang sebelum itu masih bersifat terpotong-potong dan terbatas.dalam studinyan anank-anak diminta untuk mengedifikasikan sebuah gambar yang melukiskan kehidupan orang Amerika,setengah dari jumlah anak-anak (51%) mengenali gambar tersebut secara keseluruhan dan parsial sebagai suatu peristiwa pemerintah.

Selanjutnya,kesimpulan umum dari kelompok dari Estvans juga mempunyai relevansi dengan sosialisasi politik.Mereka menemukan bahwa lingkungn merupakan faktor penting dalam sosialisasi misalnya dalam kesimpulan umum mereka mejelaskan bahwa anak-anak daerah urban atau kota,akan lebih mengenal gedung Capitol dibanding dengan anak-anka yang berada di daerah desa,hal ini disebabkan oleh orentasi yang lebih lokal dikalangan anak-anak di daerah pedesaan.

David Easton dan Robert Hess mengemukakan ,bahwa di Amerika,belajar politik dimulai dari usia tiga tahun dan menjadi mantap pada usia tujuh tahun,tahap-tahap yang lebih awal dari belajar politik mencakup perkembangan dari ikatan-ikatan lingkungan seperti keterikatan pada sekolah-sekolah mereka dan pengenalan bahwa mereka tinggal atau berdiam di suatu negara bagian tertentu.

Kemudian data yang diberikan oleh Easton dan Dennis,menyimpulkan bahwa pengertian anak-anak mengenai pemerintahan ternyata lebih banyak daripada asosiasi samar-samar dengan lambang-

Page 5: Kata Pengantar

lambang khusus mereka juga semakin menyadari mengenai perbedaan peranan-peranan dari berbagai lembaga-lembaga pemerintahan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Sosiolog dalam menelaah masalah sosiologi politik yang dikaji adalah aspek sosiologis daripada politik tersebut.

2. Pengertian Sosialisasi politik dapat kita simpulkan bahwa sosialisasi politik adalah merupakan suatu proses pengenalan terhadap sikap dan nilai politik yang terdapat didalam masyarakat guna untuk peranan-peranan tertentu di dalam masyarakat dan juga mencari keseimbangan dalam masyarakat tersebut.

3. Proses perkembangan sosialisasi politik dimulai dari tingkat anak-anak,remaja dan orang dewasa dan perkembangan sosialisasi bermula dari Negara Amerika Serikat hal ini muncul setelah beberapa ahli-ahli dari Amerika melakukan penelitian tentang sosialisasi politik.

B. SARAN

Diharapakan dengan selesainya makalah ini dapat dijadikan suatu sumber informasi tentang kajian sosiologi khususnya sosiologi politik,dan semoga bermanfaat bagi kami dan kawan-kawan serta masyarakat secara umum.

Michael Rush, PhilipAlhoff,Alih bahasa Kartini Kartono-Ed.1,-13-Jakarta:Rajawali Pers,2008.

Page 6: Kata Pengantar

Michael Rush dan Phillip Althoff merupakan dua orang yang memperkenalkan teori sosialisasi politik melalui buku mereka Pengantar Sosiologi Politik. Dalam buku tersebut, Rush dan Althoff menerbitkan terminologi baru dalam menganalisis perilaku politik tingkat individu yaitu sosialisasi politik.

sosialisasi politik merupakan instrumen yang berupaya melestarikan sebuah sistem politik. Melalui serangkaian mekanisme dalam sosialisasi politik, individu dari generasi selanjutnya dididik untuk memahami apa, bagaimana, dan untuk apa sistem politik yang berlangsung di negaranya masing-masing berfungsi untuk diri mereka.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

Sosialisasi politik adalah proses oleh pengaruh mana seorang individu bisa mengenali sistem politik yang kemudian menentukan persepsi serta reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sistem politik dapat saja berupa input politik, output politik, maupun orang-orang yang menjalankan pemerintahan. Fungsi sosialisasi menurut Rush dan Althoff adalah :1. Melatih Individu2. Memelihara Sistem Politik

Sosialisasi politik melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku di dalam sebuah sistem politik. Misalnya di Indonesia menganut ideologi negara yaitu Pancasila. Oleh sebab itu sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi diberlakukan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Ini merupakan proses pelatihan yang dilakukan negara terhadap warga negaranya. Pelatihan ini memungkinkan individu untuk menerima atau melakukan suatu penolakan atas tindakan pemerintah, mematuhi hukum, melibatkan diri dalam politik, ataupun memilih dalam pemilihan umum.

Selain itu, sosialisasi politik juga bertujuan untuk memelihara sistem politik dan pemerintahan yang resmi. Apa jadinya suatu negara atau bangsa jika warga negaranya tidak tahu warna bendera sendiri, lagu kebangsaan sendiri, bahasa sendiri, ataupun pemerintah yang tengah memerintahnya sendiri ? Mereka akan menjadi warga negara tanpa identitas, tentunya.

Dalam melakukan kegiatan sosialisasi politik, Rush dan Althoff menyuratkan terdapat 3 cara, yaitu :1. Imitasi2. Instruksi3. Motivasi

Page 7: Kata Pengantar

Imitasi. Melalui imitasi, seorang individu meniru terhadap tingkah laku individu lainnya. Misalnya, Gus Dur adalah anak dari K.H. Wahid Hasyim dan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Asy’ari. Gus Dur sejak kecil akrab dengan lingkungan pesantren dan budaya politik Nahdlatul Ulama, termasuk dengan kiai-kiainya. Budaya tersebut mempengaruhi tindakan-tindakan politiknya yang cenderung bercorak Islam moderat seperti yang ditampakan oleh organisasi Nahdlatul Ulama secara umum.Instruksi. Cara melakukan sosialisasi politik yang kedua adalah instruksi. Gaya ini banyak berkembang di lingkungan militer ataupun organisasi lain yang terstruktur secara rapi melalui rantai komando. Melalui instruksi, seorang individu diberitahu oleh orang lain mengenai posisinya di dalam sistem politik, apa yang harus mereka lakukan, bagaimana, dan untuk apa. Cara instruksi ini juga terjadi di sekolah-sekolah, dalam mana guru mengajarkan siswa tentang sistem politik dan budaya politik yang ada di negara mereka.Motivasi. Cara melakukan sosialisasi politik yang terakhir adalah motivasi. Melalui cara ini, individu langsung belajar dari pengalaman, membandingkan pendapat dan tingkah sendiri dengan tingkah orang lain. Dapat saja seorang individu yang besar dari keluarga yang beragama secara puritan, ketika besar ia bergabung dengan kelompok-kelompok politik yang lebih bercorak sekular. Misalnya ini terjadi di dalam tokoh Tan Malaka. Tokoh politik Indonesia asal Minangkabau ini ketika kecil dibesarkan di dalam lingkungan Islam pesantren, tetapi ketika besar ia merantau dan menimba aneka ilmu dan akhirnya bergabung dengan komintern. Meskipun menjadi anggota dari organisasi komunis internasional, yang tentu saja bercorak sekular, ia tetap tidak setuju dengan pendapat komintern yang menilai gerapak pan islamisme sebagai musuh. Namun, tetap saja tokoh Tan Malaka ini menempuh cara sosialisasi politik yang bercorak motivasi.Agen Sosialisasi PolitikDalam kegiatan sosialisasi politik dikenal yang namanya agen. Agen inilah yang melakukan kegiatan memberi pengaruh kepada individu. Rush dan Althoff menggariskan terdapatnya 5 agen sosialisasi politik yang umum diketahui, yaitu :1.keluarga2.sekolah3.peer groups4.media massa5.pemerintah6.partai politik

Keluarga. Keluarga merupakan primary group dan agen sosialisasi utama yang membentuk karakter politik individu oleh sebab mereka adalah lembaga sosial yang paling dekat. Peran ayah, ibu, saudara, memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap pandangan politik satu individu. Tokoh Sukarno misalnya, memperoleh nilai-nilai penentangan terhadap Belanda melalui ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai. Ibunya, yang merupakan keluarga bangsawan Bali menceritakan kepahlawanan raja-raja Bali dalam menentang Belanda di saat mereka tengah berbicara. Cerita-cerita tersebut menumbuhkan kesadaran dan semangat Sukarno untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsanya yang terjajah oleh Belanda.Sekolah. Selain keluarga, sekolah juga menempati posisi penting sebagai agen sosialisasi politik. Sekolah merupakan secondary group. Kebanyakan dari kita mengetahui lagu kebangsaan, dasar negara, pemerintah yang ada, dari sekolah. Oleh sebab itu, sistem pendidikan nasional selalu tidak terlepas dari pantauan negara oleh sebab peran pentingnya ini.

Page 8: Kata Pengantar

Peer Group. Agen sosialisasi politik lainnya adalah peer group. Peer group masuk kategori agen sosialisasi politik Primary Group. Peer group adalah teman-teman sebaya yang mengelilingi seorang individu. Apa yang dilakukan oleh teman-teman sebaya tentu sangat mempengaruhi beberapa tindakan kita, bukan ? Tokoh semacam Moh. Hatta banyak memiliki pandangan-pandangam yang sosialistik saat ia bergaul dengan teman-temannya di bangku kuliah di Negeri Belanda. Melalui kegiatannya dengan kawan sebaya tersebut, Hatta mampu mengeluarkan konsep koperasi sebagai lembaga ekonomi khas Indonesia di kemudian hari. Demikian pula pandangannya atas sistem politik demokrasi yang bersimpangan jalan dengan Sukarno di masa kemudian.Media Massa. Media massa merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Tidak perlu disebutkan lagi pengaruh media massa terhadap seorang individu. Berita-berita yang dikemas dalam media audio visual (televisi), surat kabat cetak, internet, ataupun radio, yang berisikan perilaku pemerintah ataupun partai politik banyak mempengaruhi kita. Meskipun tidak memiliki kedalaman, tetapi media massa mampun menyita perhatian individu oleh sebab sifatnya yang terkadang menarik atau cenderung ‘berlebihan.’Pemerintah. Pemerintah merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Pemerintah merupakan agen yang punya kepentingan langsung atas sosialisasi politik. Pemerintah yang menjalankan sistem politik dan stabilitasnya. Pemerintah biasanya melibatkan diri dalam politik pendidikan, di mana beberapa mata pelajaran ditujukan untuk memperkenalkan siswa kepada sistem politik negara, pemimpin, lagu kebangsaan, dan sejenisnya. Pemerintah juga, secara tidak langsung, melakukan sosialisasi politik melalui tindakan-tindakannya. Melalui tindakan pemerintah, orientasi afektif individu bisa terpengaruh dan ini mempengaruhi budaya politiknya.Partai Politik. Partai politik adalah agen sosialisasi politik secondary group. Partai politik biasanya membawakan kepentingan nilai spesifik dari warga negara, seperti agama, kebudayaan, keadilan, nasionalisme, dan sejenisnya. Melalui partai politik dan kegiatannya, individu dapat mengetahui kegiatan politik di negara, pemimpin-pemimpin baru, dan kebijakan-kebijakan yang ada. 

 

 

BAB IIIPENUTUP

             Jadi kesimpulannya Sosialisasi politik melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku di dalam sebuah sistem politik. Misalnya di Indonesia menganut ideologi negara yaitu Pancasila. Selain itu, sosialisasi politik juga bertujuan untuk memelihara sistem politik dan pemerintahan yang resmi. Apa jadinya suatu negara atau bangsa jika warga negaranya tidak tahu warna bendera sendiri, lagu kebangsaan sendiri, bahasa sendiri, ataupun pemerintah yang tengah memerintahnya sendiri ? Mereka akan menjadi warga negara tanpa identitas, tentunya

Rush dan Althoff menggariskan terdapatnya 5 agen sosialisasi politik yang umum diketahui, yaitu :1.keluarga

Page 9: Kata Pengantar

2.sekolah3.peer groups4.media massa5.pemerintah6.partai politikMudah- mudahan dari semua pembahasan bisa bermanfaat bagi kita semua tak lupa juga kami meminta kritik dan saran dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini kedepan.

Referensi :Gabriel A. Almond dan Sydney Verba, Budaya Politik, (Jakarta: Rajawali Press)Michael Rush dan Phillip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik, (Jakarta: Rajawali Press)Mary Hawkesworth and Maurice Kogan, Encyclopedia of Government and Politics, (London: Routledge, 1992)Imahgawe.wordpress.com

A. Pengertian Sosialisasi Politik

Ada beberapa pengertian sosialisasi politik menurut para ahli yaitu:

1. Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya. Dengan memberikan penekanan pada cara masyarakat meneruskan kebudayaan politiknya. Pengertian ini dikemukakan oleh Kenneth P. Langton.

2. Sosialisasi politik merupakan proses di mana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk dan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya (Gabriel A. Almond, 1974: 44).

3. Sosialisasi politik adalah suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru dan sarana-sarana sosialisasi yang lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa (Richard E. Dawson, dalam Haryanto, 1992: 37).

4. Sosialisasi politik istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu proses di mana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik (Dennis Kavanagh, 1982: 37).

5. Sosialisasi politik yaitu proses pembentukkan sikap dan orientasi politik dan anggota masyarakat (Ramlan Surbakti, 1992: 117).

Page 10: Kata Pengantar

6. Sosialisasi politik adalah segenap proses di mana individu, yang dilahirkan dengan banyak sekali jajaran potensi tingkah laku, dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya yang dibatasi di dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bias diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dari kelompoknya (Irvin L. Child).

Greenstein dalam karyanya “International Encyolopedia of The Social Sciences”, adadua definisi sosialisasi politik:

1. Definisi sempit, sosialisasi politik adalah penanaman informasi politik yang disengaja, nilai-nilai dan praktek-praktek yang oleh badan-badan instruksional secara formal ditugaskan untuk tanggung jawab ini.

2. Definisi luas, sosialisasi politik merupakan semua usaha mempelajari politik baik formal maupun informal, disengaja ataupun terencana pada setiap tahap siklus kehidupan dan termasuk di dalamnya tidak hanya secara eksplisit masalah belajar politik tetapi juga secara nominal belajar bersikap non politik mengenai karakteristik-karakteristik kepribadian yang bersangkutan.

Dari segi metode penyampaian pesan, sosialisasi politik dibagi dua, yaitu:

a. Pendidikan politik merupakan proses dialogis di antara pemberi dan penerima pesan.

b. Indoktrinasi politik merupakan proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai, norma dan simbol yang dianggap pihak berkuasa ideal dan baik.

B. Metode Sosialisasi Politik

Menurut Rush dan Althoff metode-metode sosialisasi politik ada tiga yaitu:

1. Imitasi

Peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain. Imitasi penting dalam sosialisasi masa kanak-kanak. Pada remaja dan dewasa, imitasi lebih banyak bercampur dengan kedua mekanisme lainnya, sehingga satu derajat peniruannya terdapat pula pada instruksi maupun motivasi.

2. Instruksi

Peristiwa penjelasan diri seseorang dengan sengaja dapat ditempatkan dalam suatu situasi yang intruktif sifatnya.

3. Motivasi

Sebagaimana dijelaskan Le Vine merupakan tingkah laku yang tepat yang cocok yang dipelajari melalui proses coba-coba dan gagal (trial and error).

Page 11: Kata Pengantar

C. Proses Sosialisasi Politik

Proses sosialisasi dilakukan melalui berbagai tahap sejak dari awal masa kanak-kanak sampai pada tingkat yang paling tinggi dalam usia dewasa. Sosialisasi beroperasi pada 2 tingkat:

1. Tingkat Komunitas, sosialisasi dipahami sebagai proses pewarisan kebudayaan, yaitu suatu sarana bagi suatu generasi untuk mewariskan nilai-nilai, sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.

2. Tingkat Individual, proses sosialisasi politik dapat dipahami sebagai proses warga suatu negara membentuk pandangan-pandangan politik mereka.

Proses sosialisasi politik tidak langsung meliputi metode belajar berikut:

1. Pengoperasian Interpersonal, mengasumsikan bahwa anak mengalami proses sosialisasi politik secara eksplisit dalam keadaan sudah memiliki sejumlah pengalaman dalam hubungan-hubungan dan pemuasan-pemuasan interpersonal.

2. Magang, metode belajar magang ini terjadi karena perilaku dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh di dalam situasi-situasi non politik memberikan keahlian-keahlian dan nilai-nilai yang pada saatnya dipergunakan secara khusus di dalam konteks yang lebih bersifat politik.

3. Generalisasi, terjadi karena nilai-nilai sosial diperlakukan bagi objek-objek politik yang lebih spesifik dan dengan demikian membentuk sikap-sikap politik tertentu.

Proses sosialisasi langsung terjadi melalui:

1. Imitasi

Merupakan mode sosialisasi yang paling ekstensif dan banyak dialami anak sepanjang perjalanan hidup mereka. Imitasi dapat dilakukan secara sadar dan secara tidak sadar.

2. Sosialisasi Politik Antisipatoris

Dilakukan untuk mengantisipasi peranan-peranan politik yang diinginkan atau akan diemban oleh aktor. Orang yang berharap suatu ketika menjalani pekerjaan-pekerjaan professional atau posisi sosial yang tinggi biasanya sejak dini sudah mulai mengoper nilai-nilai dan pola-pola perilaku yang berkaitan dengan peranan-peranan tersebut.

3. Pendidikan Politik

Inisiatif mengoper orientasi-orientasi politik dilakukan oleh “socialiers” daripada oleh individu yang disosialisasi. Pendidikan politik dapat dilakukan di keluarga, sekolah, lembaga-lembaga politik atau pemerintah dan berbagai kelompok dan organisasi yang tidak terhitung jumlahnya.

Page 12: Kata Pengantar

4. Pengalaman Politik

Kebanyakan dari apa yang oleh seseorang diketahui dan diyakini sebagai politik pada kenyataannya berasal dari pengamatan-pengamatan dan pengalaman-pengalamannya di dalam proses politik.

D. Pentingnya Sosialisasi Politik dalam Pengembangan Budaya Politik

Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi politik dapat membentuk danmentransmisikan (menyampaikan) kebudayan politik suatu bangsa. Dan budaya politik juga dapat memelihara kebudayaan politik suatu bangsa dalam bentuk penyampaian kebudayaan itu dari generasi tua ke generasi muda.

Agar dapat membentuk dan mentransmisikan, memelihara dan mengubah nilai, sikap, pandangan maupun keyakinan politik diperlukan sarana-sarana atau agen-agen. Ada 6 sarana atau agen dalam sosialisasi politik, yaitu:

1. Keluarga

Merupakan agen sosialisasi pertama yang dialami seseorang. Keluarga memiliki pengaruh besar terhadap anggota-anggotanya. Pengaruh yang paling jelas adalah dalam hal pembentukan sikap terhadap wewenang kekuasaan. Bagi anak, keputusan bersama yang dibuat di keluarga bersifat otoritatif, dalam arti keengganan untuk mematuhinya dapat mendatangkan hukuman. Pengalaman berpartisipasi dalam pembuatan keputusan keluarga dapat meningkatkan perasaan kompetensi politik si anak, memberikannya kecakapan-kecakapan untuk melakukan interaksi politik dan membuatnya lebih mungkin berpartisipasi secara aktif dalam sistem politik sesudah dewasa.

2. Sekolah

Sekolah memainkan peran sebagai agen sosialisasi politik melalui kurikulum pengajaran formal, beraneka ragam kegiatan ritual sekolah dan kegiatan-kegiatan guru.

Sekolah melalui kurikulumnya memberikan pandangan-pandangan yang kongkrit tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik. Ia juga dapat memegang peran penting dalam pembentukan sikap terhadap aturan permainan politik yang tak tertulis. Sekolah pun dapat mempertebal kesetiaan terhadap sistem politik dan memberikan simbol-simbol umum untuk menunjukkan tanggapan yang ekspresif terhadap sistem tersebut.

Peranan sekolah dalam mewariskan nilai-nilai politik tidak hanya terjadi melalui kurikulum sekolah. Sosialisasi juga dilakukan sekolah melalui berbagai upacara yang diselenggarakan di kelas maupun di luar kelas dan berbagai kegiatan ekstra yang diselenggarakan oleh OSIS.

3. Kelompok Pergaulan

Page 13: Kata Pengantar

Kelompok pertemanan mulai mengambil penting dalam proses sosialisasi politik selama masa remaja dan berlangsung terus sepanjang usia dewasa. Takott Parson menyatakan kelompok pertemanan tumbuh menjadi agen sosialisasi politik yang sangat penting pada masa anak-anak di SMA. Selama periode ini, orang tua dan guru-guru sekolah sebagai figur otoritas pemberi transmitter proses belajar sosial, kehilangan pengaruhnya. Sebaliknya peranan kelompok-kelompok klik, gang-gang remaja dan kelompok-kelompok remaja yang lain menjadi semakin penting.

4. Tempat Kerja

Organisasi-organisasi formal maupun non formal yang dibentuk berdasarkan lingkungan pekerjaan, seperti serikat buruh, klub sosial dan yang sejenisnya merupakan saluran komunikasi informasi dan keyakinan yang jelas.

5. Media Massa

Media massa seperti surat kabar, radio, majalah, tv dan internet memegang peran penting dalam menularkan sikap-sikap dan nilai-nilai modern kepada bangsa-bangsa baru merdeka. Selain memberikan informasi politik, media massa juga menyampaika nilai-nilai utama yang dianut oleh masyarakatnya.

6. Kontak-kontak Politik Langsung

Tidak peduli betapa positifnya pandangan terhadap sistem politik yang telah ditanamkan oleh keluarga atau sekolah, tetapi bila seseorang diabaikan oleh partainya, ditipu oleh polisi, kelaparan tanpa ditolong, mengalami ketidakadilan, atau teraniaya oleh militer, maka pandangan terhadap dunia politik sangat mungkin berubah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sosialisasi politik adalah suatu proses untuk memasyarakatkan nilai-nilai atau budaya politik ke dalam suatu masyakat, sehingga masyarakat menjadi mengerti tentang politik tersebut. Ada beberapa metode

Page 14: Kata Pengantar

sosialisasi politik diantaranya yaitu; metode imitasi (peniruan), instruksi (perintah) dan motivasi (dorongan). Adapun sarana-sarana untuk mensosialisasikan politik kepada masyarakat yaitu melalui; keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, tempat kerja, media massa dan kontak-kontak politik secara langsung.

B. Saran

Dalam makalah ini, penulis menyarankan agar kita dapat mensosialisasikan politik kepada masyarakat dengan sosialisasi yang benar dan tepat sehingga masyarakat dengan mudah menerimanya. Oleh karena itu, untuk politikus disarankan agar dapat menjalankan politik itu sesuai dengan ketentuan Undang-undang yang berlaku dan tidak menjadikan politik untuk kepentingan pribadi.

DAFTAR PUSTAKA

Suteng, Bambang. Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2007.

Budiyanto. Pendidikan Kewarganegaraan SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga, 2007.

http://zanas.wordpress.com/pentingnya-sosialisasi-politik-dalam-pengembangan-budaya-politik/

Page 15: Kata Pengantar

HOME

ANALYTICS

SESSIONS

UPLOAD

sistem sosial politik Indonesia

UPLOADED BY

Dhian Permatasari

VIEWS

1,623

DOWNLOAD

JURUSAN POLITIK DAN PEMERINTAHANFISIPOL UGM

7

Sistem politik yang sesuai di Indonesia

Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang jiwai dari makna pancasila itusendiri. Mekanisme demokrasi pancasila berarti sistem pemerintahan oleh, dari, dan untukrakyat yang berasaskan pancasila.Demokrasi pancasila memiliki ciri pokok dalam sistem pemerintahannya yaitumusyawarah mufakat untuk mencari proses upaya bersama dalam memecahkan suatumasalah sehingga semua orang dapat berperan aktif dalam sistem politik ini. Orang-orangatau lembaga terkaitlah yang melakukan musyawarah. Prinsip ini biasanya digunakan olehlembaga-lembaga perwakilan seperti MPR dan DPR.Dalam demokrasi pancasila terdapat prinsip-prinsip dalam pelaksanaan sistem pemerintahan itu sendiri yaituu Negara yang berlandaskan oleh hukum. Warga negaraIndonesia memiliki kedudukan yang sama didepan hukum, sesuai yang tercantum pada pembukaan UUD

Page 16: Kata Pengantar

1945. Mekanisme dalam demokrasi pancasila pemerintah berdasarkan atasSistem Konstitusional.Kekuasaan tertinggi terdapat pada MPR yang bertanggung jawab pada negara. DPRdipilih oleh pemilihan umum yang bertujuan agara masyarakat dapat memilih sendiriwakilnya dengan baik dan dapat menyuarakan aspirasi masyarakat. DPR mengawasieksekutif dan memiliki hak exsecutive, expendicture, dan taxation.Karakteristik Demokrasi Pancasila dalam pemerintahan Soeharto:Struktur sistem politik pada masa Pancasila atau Orde Baru dibagi menjadi badanlegislatif, eksekutif, dan yudikatif atau badan-badan tinggi Negara seperti DPR, BPK,Presiden, DPA, MA, dan Badan tertinggi Negara yaitu MPR dan kegiatan-kegiatan politikinfra struktur yaitu organisasi-organisasi politik semuanya melandaskan dan berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan Undang- Undang serta Tap- Tap MPR lainnya. Diadakan pemilu rutin setiap 5 tahun sekali yang berasaskan luber (langsung, umum, bebas, danrahasia).

JURUSAN POLITIK DAN PEMERINTAHANFISIPOL UGM

8Hanya terdapat 2 parpol dan 1 golongan karya karena adanya kebijakan fusi partai. Namun, parpol hanya memiliki peran kecil, karena lemah dan pasifnya parpol tersebutsehingga parpol tidak dapat menjalankan fungsi kontrolnya. Pada masa ini dikuasai oleh birokrat atas, militer, dan teknokrat, karena birokrasi yang kuat, parpol hanya sebagaikelompok marginal dan pembuatan kebijakan.Trilogi pembangunan merupakan program yang dicanangkan dalam masa Orde Baru.Trologi pembangunan terdiri dari Stabilitas Nasional yang dinamis, Pertumbuhan Ekonomitinggi, dan Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya. Sehingga dengan adanya programyang dapat menuju pada kemakmuran tersebut, masyarakat dapat di kendalikan dengan baik,ini termasuk kapabilitas Regulatif yang baik. Politik Orde Baru mempunyai karakteristikyaitu sentralistik, militeristik (keamanan), Unifornity, dan De-Politisasi. De-politisasi terdiridari Floating Mass (masa mengambang), State-corporatist (mengontrol partisipasi) artinya pengelompokan yang dibentuk oleh negara, konstitusi dan pemimpinnya juga dipilih olehnegara, sehingga mereka tunduk dibawah negara. Yang terakhir adalah Hegemoni yang berarti proses cermat, yang diadakan didalam dunia pendidikan, pendisiplinan yang tidakterlihat dipermukaan. Hal ini membuktikan bahwa kapabilitas responsif pada masa ini sangatlemah karena ketatnya partisipasi rakyat.Sehingga dapat disimpulkan bahwa demokrasi pancasila sangat menjunjung unsur-unsur dari jiwa Pancasila yang telah menjadi dasar negara Indonesia sejak kemerdekaan.Kelima unsur dari pancasila tersebut dapat mencakup seluruh tatanan kehidupan menujumasyarakat yang lebih baik. Demokrasi pancasila juga sangat menjunjung tinggi makna daridemokrasi itu sendiri. Tanpa adanya penyimpangan-penyimpangan dari penguasa, demokrasi pancasila akan menjadi sistem demokrasi yang baik berasaskan oleh pancasila.

JURUSAN POLITIK DAN PEMERINTAHANFISIPOL UGM

Page 17: Kata Pengantar

9

Bahan Bacaan:

Haryanto. (1982). Sistem Politik Suatu Pengantar. Yogyakarta:Liberty.Winarno, B. (2007).

Kebijakan Publik:Teori dan Proses.

Yogyakarta: MedPress.artikulasi-konsep-implementasi-kebijakan-jurnal-baca-agustus-20081 (doc). Diakses 18Januari 2013. Pukul 22:03.Makalah Kelompok 3 Demokrasi Pancasila, Sistem Sosial Politik Indonesia. Jurusan IlmuPolitik dan Pemerintahan. FISIPOL UGM.

Report Work

Job Board

About

Press

Blog

People

Terms

Privacy

Copyright

We're Hiring!

Help Center

Academia © 2015

Basri, Seta. 2012. Pengantar Ilmu Politik. Jogjakarta: Indie Book Corner.

Hanurawan, Fattah. 2012. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mufti, Muslim. 2013. Teori-Teori Politik. Bandung: Pustaka Setia.

Rush, Michael. dan Phillip Althoff. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Page 18: Kata Pengantar

Budiardjo, Miriam. “Dasar-Dasar Ilmu Politik.” Edisi Revisi, Cetakan Keempat. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Faisal Bakti, Andi. dkk., “Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi.” Jakarta: Churia Press, 2012.

Raga Maran, Rafael.“Pengantar Sosiologi Politik.” Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2001.

Razak, Yusron (ed). “Sosiologi Sebuah Pengantar Tinjauan Pemikiran Sosiologi Perspektif

Islam.” Cetakan Pertama. Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008.

Rush, Michael & Althoff, Philip. “Pengantar Sosiologi Politik.” Penerjemah Dr. Kartini Kartono.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.

Sunarto, Kamanto. “Pengantar Sosiologi.” Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2000.

Surbakti, Ramlan. “Memahami Ilmu Politik.” Cetakan keempat. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana,

1992.Komarudin dkk, 2007, sosiologi politik, Universitas Terbuka: jakarta

Rush, Michael. Dan Althoff, Phillip, Pengantar Sosiologi Politik, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007