kata pengantar

11
Kata Pengantar Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini,penulis membahas tentang hakikat manusia terhadap islam.Pembuatan makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat memahami dengan baik tentang hakikat manusia terhadap islam. Pda kesempatan kali ini,penulis inigin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Suparno selaku dosen agama yang telah membimbing penulis menyelesiakn makalah ini,serta teman-teman dan pihak-pihak yang telah turut membantu penyelesaian makalah ini. Dalam penulisan makalah ini ,penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan.oleh karena itu, penulis sebelumnya mohon maaf atas kesalahan-kesalahan tersebut.penulis tentunya juga sangat mengharapkan saran-saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Penulis berharap semoga makalah ini berguna dan mendatangkan manfaat bagi pembaca. Semarang,11 oktober 2009 penulis

Upload: blfg-scientist

Post on 01-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

xcxcdcdcdf

TRANSCRIPT

Page 1: Kata Pengantar

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam makalah ini,penulis membahas tentang hakikat manusia terhadap islam.Pembuatan

makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat memahami dengan baik tentang hakikat manusia

terhadap islam.

Pda kesempatan kali ini,penulis inigin mengucapkan terimakasih kepada Bapak Suparno selaku

dosen agama yang telah membimbing penulis menyelesiakn makalah ini,serta teman-teman dan

pihak-pihak yang telah turut membantu penyelesaian makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini ,penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat

kesalahan.oleh karena itu, penulis sebelumnya mohon maaf atas kesalahan-kesalahan

tersebut.penulis tentunya juga sangat mengharapkan saran-saran yang bersifat membangun dari

semua pihak.

Penulis berharap semoga makalah ini berguna dan mendatangkan manfaat bagi pembaca.

Semarang,11 oktober 2009

penulis

Page 2: Kata Pengantar

Daftar Isi

Page 3: Kata Pengantar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.

Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas

mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-

macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Akan tetapi, teori evolusi telah menjadi

pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat

kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang

sempurna.

Didalam Al-Qur`an proses penciptaan manusia memang tidak dijelaskan secara rinci,

akan tetapi hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk yang

diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi dan paling mulia.

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Metodologi Penelitian

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan sistem data subjek sekunder

melalui informasi dari internet

1.4 Sistematika Penulisan

I. PENDAHULUAN

Page 4: Kata Pengantar

I.1 Latar Belakang

I.2 Perumusan Masalah

I.3 Metodologi Penelitian

I.4 Sistematka Penulisan

II. PEMBAHASAN

II.1 Hakikat Manusia

II.2 Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba dan Khalifah

II.2.1 Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba

II.2.2 Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khlifah

III. PENUTUP

III.1 Kesimpulan

III.2 Saran

Page 5: Kata Pengantar

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Manusia

Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di

dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat

besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman.

Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai

rahmat dan karunia dari Allah SWT. {“Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang

ada di langit dan di bumi semuanya.”}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {“Allah telah menundukkan

bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi

kalian malam dan siang.”}(Q. S. Ibrahim: 33). {“Allah telah menundukkan bahtera bagi

kalian agar dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya.”}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat

lainnya yang menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat

akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi

manusia itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka,

dengan berbagai cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan akal dalam Islam adalah

merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan

makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat

mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia tentu ada

keterbatasan-keterbatasan sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh dilewati.

Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat

apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia

berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga

dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga

berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta, rasa kebapaan dan

sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai harta, menyukai

kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan sedih dan

sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu juga telah

menciptakan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu dan

memenuhi kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat dalam

dirinya. Oleh karena itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan apa yang sesuai dengan

kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya saja,

Page 6: Kata Pengantar

manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal kesempurnaan tata cara untuk

memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara untuk memuaskan

kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yang

telah Allah ciptakan untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal dan

pikiran yang telah Allah karuniakan kepadanya.

Dewasa ini manusia, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah.

Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari

rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara spermatozoa dengan

ovum.

Didalam Al-Qur`an proses penciptaan manusia memang tidak dijelaskan secara rinci,

akan tetapi hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk yang

diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita kaitkan dengan

konsekuensi terhadap manusia yang diberikan suatu kesempurnaan berupa akal dan pikiran

yang tidak pernah di miliki oleh mahluk-mahluk hidup yang lainnya. Manusia sebagai mahluk

yang telah diberikan kesempurnaan haruslah mampu menempatkan dirinya sesuai dengan

hakikat diciptakannya yakni sebagai penjaga atau pengelola bumi yang dalam hal ini disebut

dengan khalifah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat All-Baqarah ayat

30. Kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti

meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran

Allah.

Namun kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti,

yang biasanya dihubungkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad

saw wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa

Muawiyah-‘Abbasiah. Akan tetapi fungsi dari khalifah itu sendiri sesuai dengan yang telah

diuraikan diatas sangatlah luas, yakni selain sebagai pemimpin manusia juga berfungsi

sebagai penerus ajaran agama yang telah dilakukan oleh para pendahulunya,selain itu khalifah

juga merupakan pemelihara ataupun penjaga bumi ini dari kerusakan.

2.2

Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba dan Khalifah

2.2.1 Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah

Tanggung jawab hambaNya atau Abdullah terhadap dirinya adalah

memelihara iman yang dimiliki dan bersifat fluktuatif ( naik-turun ), yang dalam

Page 7: Kata Pengantar

istilah hadist Nabi SAW dikatakan yazidu wayanqusu (terkadang bertambah atau

menguat dan terkadang berkurang atau melemah).

Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggungjawab

terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, dalam al-Qur’an dinyatakan dengan quu

anfusakum waahliikum naaran (jagalah dirimu dan keluargamu, dengan iman dari

neraka).

Allah dengan ajaranNya Al-Qur’an menurut sunah rosul, memerintahkan

hambaNya atau Abdullah untuk berlaku adil dan ikhsan. Oleh karena itu, tanggung

jawab hamba Allah adlah menegakkan keadilanl, baik terhadap diri sendiri maupun

terhadap keluarga. Dengan berpedoman dengan ajaran Allah, seorang hamba

berupaya mencegah kekejian moral dan kenungkaran yang mengancam diri dan

keluarganya. Oleh karena itu, Abdullah harus senantiasa melaksanakan solat dalam

rangka menghindarkan diri dari kekejian dan kemungkaran (Fakhsyaa’iwalmunkar).

Hamba-hamba Allah sebagai bagian dari ummah yang senantiasa berbuat kebajikan

juga diperintah untuk mengajak yang lain berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran

(Al-Imran : 2: 103). Demikianlah tanggung jawab hamba Allah yang senantiasa

tunduk dan patuh terhadap ajaran Allah menurut Sunnah Rasul.

2.2.2 Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Tuhan untuk

mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia

bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di

muka bumi untuk kepentingan hidupnya.

Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan

menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan

manusia sebagai khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan

yang dimilikitidak menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.

Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan dan

ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hukum-

hukum Tuhan baik yang baik yang tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang

tersirat dalam kandungan alam semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar

batas ketentuan yang diwakili adalah wakil yang mengingkari kedudukan dan

peranannya, serta mengkhianati kepercayaan yang diwakilinya. Oleh karena itu, ia

Page 8: Kata Pengantar

diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaan kewenangannya di hadapan yang

diwakilinya, Oleh karena itu, ia diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaan

kewenangannya di hadapan yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalam QS

35 (Faathir : 39) yang artinya adalah :

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi. Barang

siapa yang kafir, maka (akibat) kekafiranorang-orang kafir itu tidak lain hanyalah

akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir

itu tidak lainhanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.

Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba

allah, bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan

tak terpisahkan. Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang

menciptakannya.

Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim

sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat

tertentu yang menyebabkan derajad manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling

rendah, seperti fiman-Nya dalam QS (at-tiin: 4) yang artinya

“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-

baiknya”.

Page 9: Kata Pengantar