kata pengantar
TRANSCRIPT
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 1/21
1
MAKALAH
AGAMA ISLAM
”KERANGKA DASAR AGAMA ISLAM”
Dosen “SusI Susanti, S.pdi. M.pd”
Di susun kelompok I : 1. Hakimin (NIM : 221100125)
2. Titin Septiani (NIM : 221100026)
3. M. Santoso (NIM : 221100107)
4. Kasmawati (NIM : 221100149)
5. Marjudin (NIM : 221100158)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP PGRI PONTIANAK
2011/2012
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 2/21
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.Wr.Wb Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya pada kita semua sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tanpa halangan suatu apa.
Makalah yang kami tulis mengangkat judul “Kerangka Dasar Islam”.
Makalah ini membahas konsep-konsep yang mendasari agama islam.
Selama pembuatan makalah ini tentunya penulis melibatkan bantuan
banyak pihak. Yang pertama kami selaku penulis berterima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah agama islam yang telah banyak membimbing kami hingga
kami mampu menyelesaikan makalah ini. Yang kedua kami juga berterima kasih
kepasda rekan-rekan yang telah banyak membantu dan mendukung kami.
Sebagai penutup kami ingin meminta maaf jika masih terdapat banyak
kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran senantiasa kami terima
demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami, makalah ini dapat berguna bagi dunia pendidikan di
Indonesia dan di STKIP PGRI Pontianak pada khususnya. Amin.
Wasalamu’alaikum.Wr.Wb
Penulis
Kelompok I kelas A Sore
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 3/21
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………...…………………………………2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..………….4
A. LATAR BELAKANG………………………………...…………………..4
B. PERUMUSAN MASALAH………………………………………………5
C. TUJUAN……………………………………….………………………….5
D. MANFAAT………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….6
A. KERANGKA AGAMA ISLAM………………………………………….6
1. AQIDAH…………………………..……………………………….....8
2. SYARI‟AH…………………………….…………………………….10
3. AKHLAK…………………………….……………………………...13
BAB III PENUTUP………………………………………………………………20
A. KESIMPULAN…………………………………………………………..20
B. SARAN………………………………………………………………......20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..……………..21
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 4/21
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makalah ini saya susun dalam rangka mencoba menyelesaikan tugas Mata
Kuliah Agama Islam Studi Islam yang berjudul “Kerangka Agama Islam”. Agar
mengetahui kekurangan maupun kelebihan mahasiswa dalam menjabarkan isi
makalah sesuai dengan pengetahuan saya serta bagaimana cara pembuatan
makalah tentunya. Dan juga sebagai penunjang untuk penilaian dari Ibu Dosen
yang mengajarkan Mata Kuliah Agama Islam.
Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki karakteristik yang khas
dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya. Melalui berbagai
literatur yang berbicara tentang Islam dapat dijumpai uraian mengenai pengertian
Kerangka Agama Islam, dan ajarannya serta cara untuk memahaminya. Dalam
upaya memahami Kerangka Agama Islam, berbagai aspek yang berkenaan dengan
Islam itu perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat menghasilkan pemahaman
Islam yang komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena kualitas pemahaman
keislaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, aqidah, syari‟ah dan akhlak
yang bersangkutan. Kita barangkali terikat terhadap kualitas keislaman seseorang
yang benar-benar komprehensif dan berkualitas. Untuk itu uraian di bawah ini
diarahkan untuk mendapatkan pemahaman tentang Kerangka Agama Islam.
Selain itu dalam makalah kali ini yang berjudul “KERANGKA AGAMAISLAM” dan yang akan di paparkan di dalamnya adalah pengertian Aqidah,
Syari‟ah, dan Akhlak, ini tentunya kita hanya mengulang untuk mengingat
kembali pelajaran yang telah lewat karena makalah yang akan saya bahas kali ini
adalah sudah sering kita pelajari dan dilakukan di dalam kehidupan.
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 5/21
5
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Aqidah?
2. Apa pengertian Syari‟ah?
3. Apa pengertian Akhlak?
4. Apa hubungan antara ketiganya?
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu Aqidah.
2. Mengetahui apa itu Syari‟ah.
3. Mengetahui apa itu Akhlak.
4. Mengetahui hubungan antara ketiganya.
D. MANFAAT
1. Terpenuhinya persyaratan ketuntasan penilaian mata kuliah Agama Islam.
2. Mengetahui konsep dasar agama islam.
3. Dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 6/21
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. KERANGKA DASAR AGAMA ISLAM
Kerangka adalah gambaran ringkas yang menunjukkan ciri pembeda dari
benda atau orang.
Dasar adalah alas suatu benda geometris. Kerangka dasar dapat diartikan
sebagai gambaran yang asli dari suatu benda atau orang Ajaran Islam merupakan
ajaran yang sempurna, lengkap dan universal yang terangkum dalam 3 hal pokok;
Akidah, Syari‟at dan Akhlak. Artinya seluruh ajaran Islam bermuara pada tiga hal
ini.
Ajaran Islam ialah sekumpulan pesan ketuhanan yang diterima oleh Nabi
Muhammad SAW untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk
perjalanan hidupnya semenjak lahir sampai mati. Dengan demikian pengertian
kerangka dasar ajaran Islam ialah gambaran asli, garis besar, rute perjalanan, atau
bagian pokok dari pesan ketuhanan yang disampaikan Nabi Muhammad SAW
kepada manusia.
Bagian bagian pokok ajaran Islam terdiri dari Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlaq.
Namun demikian, para pengkaji agama Islam berbeda pendapat dalam menyusun
urutan ketiga bagian pokok ajaran tersebut. Mahmud Syaltout misalnya membagi
pokok ajaran Islam menjadi dua, yaitu Aqidah (kepercayaan) dan Syari‟ah
(kewajiban agama sebagai konsekuensi percaya). Akhlak tidak disinggung secara
tersurat karena akhlak merupakan buah dari aqidah dan syari‟ah.
Hubungan Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak dalam Perilaku Manusia ialah:
Berpegang teguh kepada ajaran Allah merupakan perwujudan Aqidah.
Berpegang teguh kepada perjanjian dengan manusia merupakan perwujudan
Akhlak. Aktivitas memegang teguh ajaran Allah dan perjanjian dengan manusia
merupakan perwujudan Syari‟ah. Dengan kata lain, perbuatan syari‟ah didasari
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 7/21
7
kelurusan aqidah dan dampaknya adalah akhlak yang kemanfaatannya akan
dirasakan oleh manusia lain.
Dengan mengikuti sistematik Iman, Islam dan Ihsan yang berasal dari Nabi
Muhammad, dapat dikemukakan bahwa kerangka dasar agama Islam terdiri atas :
a. Aqidah
b. Syari‟ah
c. Akhlak
Yang dimaksud dengan Aqidah, menurut ilmu tentang asal usul kata
(etimologi) adalah ikatan, sangkutan. Sedangkan menurut ilmu tentang definisi
(terminologi) adalah iman, keyakinan. Karena itu, Aqidah selalu ditautkan dengan
Rukun Iman yang merupakan asas seluruh ajaran Islam.
Yang dimaksud dengan Syari‟ah menurut etimologi, adalah jalan yang harus
ditempuh. Menurut peristilahan, Syari‟ah adalah system norma (kaidah) illahiyang mengatur hubungan manusia dengan Allah, mengenai hubungan manusia
dengan sesama manusia dalam kehidupan social, hubungan manusia dengan
benda dan alam lingkungan hidupnya. Kaidah yang mengatur hubungan langsung
manusia dengan Allah disebut kaidah ibadah atau kaidah ubudiah yang disebut
juga kaidah ibadah murni, kaidah yang mengatur hubungan manusia selain
dengan Allah disebut kaidah mu‟amalah. Disiplin ilmu yang membahas dan
menjelaskan syari‟ah disebut ilmu fikih.
Yang dimaksud dengan Akhlak adalah sikap yang menimbulkan prilaku baik
dan buruk. Berasal dari kata khuluk yang berarti perangai, sikap, perilaku, watak,
budi pekerti
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 8/21
8
A. AQIDAH
Aqidah (Bahasa Arab: ; transliterasi: Aqidah) dalam istilah Islam yang
berarti iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai
salah satu Aqidah.
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu ( ) yang berarti
ikatan, at-tautsiiqu ( ) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-
ihkaamu ( ) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-
wah ( ) yang berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istilah (terminologi): 'Aqidah adalah iman yang teguh dan
pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti
kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-
Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-
Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah
shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib,beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta
seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah
yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta
ijma' Salaf as-Shalih.
Definisi Aqidah Menurut Bahasa
Kata “aqidah” diambil dari kata al-„aqdu, yakni ikatan dan tarikan
yang kuat. Ia juga berarti pemantapan, penetapan, kait-mengait, tempel-
menempel, dan penguatan. Perjanjian dan penegasan sumpah juga disebut „aqdu.
Jual- beli pun disebut „aqdu, karena ada keterikatan antara penjual dan
pembeli dengan „aqdu (transaksi) yang mengikat. Termasuk juga sebutan „aqdu
untuk kedua ujung baju, karena keduanya saling terikat. Juga termasuk
sebutan „aqdu untuk ikatan kain sarung, karena diikat dengan mantap.
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 9/21
9
Definisi Aqidah Menurut Istilah Umum
Istilah “aqidah” di dalam istilah umum dipakai untuk menyebut keputusan
pikiran yang mantap, benar maupun salah. Jika keputusan pikiran yang mantap
itu benar, maka itulah yang disebut aqidah yang benar, seperti keyakinan
umat Islam tentang ke-Esa-an Allah. Dan jika salah, maka itulah yang
disebut aqidah yang batil, seperti keyakinan umat Nashrani bahwa Allah
adalah salah satu dari tiga oknum tuhan (trinitas).
Istilah “aqidah” juga digunakan untuk menyebut kepercayaan yang mantap dan
keputusan tegas yang tidak bisa dihinggapi kebimbangan. Yaitu apa-apa yang
dipercayai oleh seseorang, diikat kuat oleh sanubarinya, dan dijadikannya
sebagai madzhab atau agama yang dianutnya, tanpa melihat benar atau
tidaknya.
Aqidah Islam.
Yaitu, kepercayaan yang mantap kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-
kitab suci-Nya, para Rasul-Nya, hari Akhir, qadar yang baik dan yang buruk,
sertaseluruh muatan Al-Qur‟an Al-Karim dan As-Sunnah Ash-Shahihah
berupa pokok-pokok agama, perintah-perintah dan berita-beritanya, serta apa
saja yang disepakati oleh generasi Salafush Shalih (ijma‟), dan kepasrahan
total kepada Allah Ta‟ala dalam hal keputusan hukum, perintah, takdir, maupun
syara‟, serta ketunduk an kepada Rasulullah dengan cara mematuhinya,
menerima keputusan hukumnya dan mengikutinya.
Topik-Topik Ilmu Aqidah.
Dengan pengertian menurut Ahli Sunnah wal Jama‟ah di atas, maka
“aqidah” adalah sebutan bagi sebuah disiplin ilmu yang dipelajari dan
meliputi aspek-aspek tauhid, iman, Islam, perkara-perkara ghaib, nubuwwat
(kenabian), takdir, berita (kisah-kisah), pokok- pokok hukum yang qath‟iy
(pasti), dan masalah-masalah aqidah yang disepakati oleh generasi Salafush
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 10/21
10
Shalih, wala‟ (loyalitas) dan bara‟ (berlepas diri), serta hal-hal yang wajib
dilakukan terhadap para sahabat dan ummul mukminin (istri-istri Rasulullah).
Dan termasuk di dalamnya adalah penolakan terhadap orang-orang kafir,
para Ahli bid‟ah, orang-orang yang suka mengikuti hawa nafsu, dan seluruh
agama, golongan, ataupun madzhab yang merusak, aliran yang sesat, serta sikap
terhadap mereka, dan pokok-pokok bahasan aqidah lainnya.
B. SYARI’AH
Syari‟ah adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendikehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, Syari‟ah Islam juga
berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut
Islam, Syari‟ah Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh
permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.
Terkait dengan susunan tertib Syari‟ah, Al'quran surat Al Ahzab ayat 36
mengajarkan bahwa sekiranya Allah dan RasulNya sudah memutuskan suatu
perkara, maka umat Islam tidak diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh
sebab itu secara implisit dapat dipahami bahwa jika terdapat suatu perkara yang
Allah dan RasulNya belum menetapkan ketentuannya, maka umat Islam dapat
menentukan sendiri ketetapannya itu. Pemahaman makna ini didukung oleh ayat
dalam Surat Al Maidah QS 5:101 yang menyatakan bahwa hal-hal yang tidak
dijelaskan ketentuannya sudah dimaafkan Allah.
Dengan demikian perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani
hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori,
yaitu apa yang disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas Syara'
dan perkara yang masuk dalam kategori Furu' Syara'.
1. Asas Syara'
Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau Al
Hadits. Kedudukannya sebagai Pokok Syari'ah Islam di mana Al Quran itu Asas
Pertama Syara' dan Al Hadits itu Asas Kedua Syara'. Sifatnya, pada
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 11/21
11
dasarnya “mengikat umat Islam seluruh dunia di manapun berada, sejak kerasulan
Nabi Muhammad saw hingga akhir zaman, kecuali dalam keadaan darurat”.
Keadaan darurat dalam istilah agama Islam diartikan sebagai suatu keadaan
yang memungkinkan umat Islam tidak mentaati Syari‟ah Islam, ialah keadaan
yang terpaksa atau dalam keadaan yang membahayakan diri secara lahir dan batin,
dan keadaan tersebut tidak diduga sebelumnya atau tidak diinginkan sebelumnya,
demikian pula dalam memanfaatkan keadaan tersebut tidak berlebihan. Jika
keadaan darurat itu berakhir maka segera kembali kepada ketentuan syari‟ah yang
berlaku.
2. Furu' Syara'
Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al'quran
dan Al Hadist. Kedudukannya sebagai cabang Syaria‟ah Islam. Sifatnya pada
dasarnya “tidak mengikat seluruh umat Islam di dunia kecuali diterima Ulil
Amri setempat menerima sebagai peraturan / perundangan yang berlaku” dalam
wilayah kekuasaanya.
Syari’ah
Syari‟ah mempunyai dua jalur, yaitu:
1. Jalur vertikal, ditempuh dengan mengikuti kaidah ibadah murni. Mengenai
ibadah, yaitu cara dan tata manusia berhubungan langsung dengan Tuhan,
tidak boleh ditambah – tambah atu dikurangi. Ketentuannya diatur oleh Allah
sendiri dan dijelaskan secara rinci oleh Rasulnya, karena sifatnya yang
tertutup tersebut, dalam ibadah diberlakukan asas umum yaitu pada dasarnya
semua perbuatan dilarang dilakukan, kecuali mengenai perbuatan yang
dengan tegas disuruh Allah seperti dicontohkan Rasulnya. Misalnya Shalat,
zakat, puasa dan haji.
2. Jalur horizontal ditempuh dengan mengikuti kaidah – kaidah mu‟amalah.
Tentang kaidah mu‟amalah, hanya pokok – pokoknya saja yang ditentukan
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 12/21
12
dalam Al-Qur‟an dan hadist. Perinciannya terbuka bagi akal manusia yang
memenuhi syarat untuk berijtihad. Karena sifatnya yang terbuka tersebut,
dalam bidang mu‟amalah berlaku asas umum yaitu pada dasarnya semua
perbuatan boleh dilakukan, kecuali mengenai perbuatan tersebut ada larangan
dalam Al-Qur‟an dan al- Hadits.
Jika kita bandingkan aliran – aliran hokum yang berkembang dikalangan sunni
dan syi‟ah, ada beberapa hal menarik yang perlu dicatat, yaitu :
1. Dikalangan syi‟ah pintu jihad mengenai hokum tidak pernah ditutup.
2. Peranan imam sebagai hokum fikih dikalangan syi‟ah sangat dominan dan
putusan dipatuhi oleh para pengikutnya.
3. Masyarakatnya menarik garis keturunan secara bilateral. Cara menarik garis
keturunan ini menentukan kedudukan para ahli waris dalam pembagian
warisan.
Pembagian Syariat Islam
Hukum yang diturunkan melalui Nabi Muhammad saw. untuk segenap manusia
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Ilmu Tauhid, yaitu hukum atau peraturan-peraturan yang berhubungan dengan
dasar-dasar keyakinan agama Islam, yang tidak boleh diragukan dan harus benar-
benar menjadi keimanan kita. Misalnya, peraturan yang berhubungan dengan Dzat
dan Sifat Allah swt. yang harus iman kepada-Nya, iman kepada rasul-rasul-Nya,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan iman kepada hari akhir termasuk di
dalamnya kenikmatan dan siksa, serta iman kepada qadar baik dan buruk. Ilmu
tauhid ini dinamakan juga Ilmi Aqidah atau Ilmu Kalam.
2. Ilmu Akhlak, yaitu peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pendidikan
dan penyempurnaan jiwa. Misalnya, segala peraturan yang mengarah pada
perlindungan keutamaan dan mencegah kejelekan-kejelekan, seperti kita harus
berbuat benar, harus memenuhi janji, harus amanah, dan dilarang berdusta dan
berkhianat.
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 13/21
13
3. Ilmu Fiqh, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesamanya. Ilmu Fiqh
mengandung dua bagian: pertama, ibadah, yaitu yang menjelaskan tentang
hukum-hukum hubungan manusia dengan Tuhannya. Dan ibadah tidak sah (tidak
diterima) kecuali disertai dengan niat. Contoh ibadah misalnya shalat, zakat,
puasa, dan haji. Kedua, muamalat, yaitu bagian yang menjelaskan tentang hukum-
hukum hubungan antara manusia dengan sesamanya. Ilmu Fiqh dapat juga disebut
Qanun (undang-undang).
C. AKHLAK
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh
suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak
merupakan bentuk jamak dari kata khuluk , berasal dari bahasa Arab yang berarti
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu
Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah
perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan
baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut
harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan
perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan
berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri
dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang
sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk
berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah
pencerminan dari akhlak.
Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang
mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari
pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 14/21
14
tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat
disebut juga sebagai filsafat moral.
Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama‟ dari “khulqu”
dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi
dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah)
dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).
Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana,
memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan
hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti
pada keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan bersilaturahim, berani
mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan rida
dengan kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya. Masyarakat dan bangsa
yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan tamadun dan
kejayaan yang diridai oleh Allah Subhanahu Wataala. Seperti kata pepatah
seorang penyair Mesir, Syauqi Bei: "Hanya saja bangsa itu kekal selama
berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu".
Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT , akhlak
yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu
dengan mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya,
mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk
mendekati yang ma‟ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam
surat Al-Imran 110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia,menuju kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada
Allah”
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati,
ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk),
dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan
berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di
sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 15/21
15
kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti
mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu
Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berarti: "Telah timbul pelbagai
kerusakan dan bencana alam di darat dan di laut dengan sebab apa yang telah
dilakukan oleb tangan manusia. (Timbulnya yang demikian) karena Allah hendak
merusakan mereka sebagai dari balasan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka
lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat)".
Keutamaan Akhlak
Abu Hurairah radhiallahu „anhu mengabarkan bahwa suatu saat Rasulullah
pernah ditanya tentang kriteria orang yang paling banyak masuk syurga. Beliau
shalallahu „alaihi wasallam menjawab : “Taqwa kepada Allah dan Akhlak yang
Baik.” (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Lihat Riyadus Sholihin no.627, tahqiq Rabbah dan Daqqaq).
Tatkala Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam menasehati sahabatnya,
beliau shalallahu „alahi wasallam menggandengkan antara nasehat untuk bertaqwa
dengan nasehat untuk bergaul/berakhlak yang baik kepada manusia sebagaimana
hadits dari abi dzar, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu „alaihi wasallam
bersabda : “Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada dan balaslah
perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi
kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR
Tirmidzi, ia berkata: hadits hasan, dan dishahihkan oleh syaikh Al Salim Al
Hilali).
Dalam timbangan (mizan) amal pada hari kiamat tidak ada yang lebih
berat dari pada akhlak yang baik, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu „alaihi
wa sallam : “ Sesuatu yang paling berat dalam mizan (timbangan seorang
hamba) adalah akhlak yang baik.” (HR. Abu Daud dan Ahmad, dishahihkan Al
Bani. Lihat ash Shahihah Juz2 hal 535).
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 16/21
16
Dari Jabir radhiallahu „anhu berkata : Rasulullah shalallahu „alaihi wa
sallam bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling saya kasihi dan yang paling
dekat padaku majelisnya di hari kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya.” (HR.
Tirmidzi dengan sanad hasan. Diriwayatkan juga oleh Ahmad dan dishahihkan
oleh Ibnu Hibban.Lihat Ash shahihah Juz 2 hal 418-419).
Dari hadits-hadits di atas dapat dipahami bahwa akhlak yang paling baik
memiliki keutamaan yang tinggi. Karena itu sudah sepantasnya setiap muslimah
mengambil akhlak yang baik sebagai perhiasannya. Yang perlu diingat bahwa
ukuran baik atau buruk suatu akhlak bukan ditimbang menurut selera individu,
bukan pula hitam putih akhlak itu menurut ukuran adat yang dibuat manusia.
Karena boleh jadi, yang dianggap baik oleh adat bernilai jelek menurut timbangan
syari‟at atau sebaliknya. Jelas bagi kita bahwa semuanya berpatokan pada syari‟at,
dalam semua masalah termasuk akhlak. Allah sebagai Pembuat syari‟at ini, Maha
Tahu dengan keluasan ilmu-Nya apa yang mendatangkan kemashlahatan/kebaikan
bagi hamba-hamba- Nya. Wallahu Ta‟ala a‟lam.
Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak.
1. Perbuatan yang baik atau buruk.
2. Kemampuan melakukan perbuatan.
3. Kesadaran akan perbuatan itu
4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk
Sumber
Akhlak bersumber pada agama. Peragai sendiri mengandung pengertian
sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang. Pembentukan
peragai ke arah baik atau buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri
maupun dari luar, yaitu kondisi lingkungannya. Lingkungan yang paling kecil
adalah keluarga, melalui keluargalah kepribadian seseorang dapat terbentuk.
Secara terminologi akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh
suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Para
ahli seperti Al Gazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 17/21
17
pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Peragai sendiri mengandung
pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang.
Pembagian Akhlak :
1. Akhlak Baik (Al-Hamidah)
2. Jujur (Ash-Shidqu)
3. Berprilaku baik (Husnul Khuluqi)
4. Malu (Al-Haya')
5. Rendah hati (At-Tawadlu')
6. Murah hati (Al-Hilmu)
7. Sabar (Ash-Shobr)
Ruang Lingkup Akhlak
a) Akhlak pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka
hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya
dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak
yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping
itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia
mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.
b) Akhlak berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban
orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik
untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran – ajaran
yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang
mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-
bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan
perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk
berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga
diri, kehormatan dan kemuliaan.
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 18/21
18
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih
berhak dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena
keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau,
mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna
dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa
saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta
kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira
bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana perlu. Pamanmu, bibimu dan
anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan
berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya
disetiap keperluan.
c) Akhlak bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika
orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan
dan menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka
wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga. Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari
pendidikan sosial kemasyarakatan, kesusilaan /moral timbul di dalam masyarakat.
Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan
perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri –
sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-
membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang
disebut masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancardantertib jika tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti
aturan-aturan yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.
d) Akhlak bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang
berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah
airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama.
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 19/21
19
Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau
timbul tenggelam bersama mereka.
e) Akhlak beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya,
karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek
kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan
sesama makhluk Tuhan.
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 20/21
20
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah kita menjabarkan mulai dari pengertian dari Kerangka Agama Islam,
kemudian bagian-bagian dari Aqidah, syari‟ah, dan Akhlak maka dapatlah kita
simpulkan bahwa Kerangka Agama Islam ialah berpegang teguh kepada ajaran
Allah merupakan perwujudan Aqidah. Berpegang teguh kepada perjanjian dengan
manusia merupakan perwujudan Akhlak. Aktivitas memegang teguh ajaran Allah
dan perjanjian dengan manusia merupakan perwujudan Syari‟ah. Dengan kata
lain, perbuatan syari‟ah didasari kelurusan aqidah dan dampaknya adalah akhlak
yang kemanfaatannya akan dirasakan oleh manusia lain.
B. SARAN
Saran dari kami sebagai mahasiswa STKIP PGRI Pontianak adalah marilah
kita menjadikan Kerangka Agama Islam yang terbagi dari Aqidah, Syari‟ah, dan
Akhlak sebagai aplikasi/tuntunan dalam kehidupan sehari-hari kita dan sekaligus
membawa kita kedalam kehidupan yang bahagia baik itu di dunia dan akhirat
kelak nanti.
5/12/2018 KATA PENGANTAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kata-pengantar-55a35b91c1d4d 21/21
21
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif 1991. “ Makalah Agama Islam”. Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta (UNY).
Abdullah, Ustadz 1999. “Pendidikan Agama Islam”. Jakarta : Penerbit
Erlangga PT. Gelora Aksara Pratama.
Arsyad, Asnan 1996. “Pedoman dan Ikhtisar Agama Islam” Banjarmasin
: Penerbit Achwadi PT. Islamic Colections
http://www.google.co.id//id.wikipedia.org//kerangkaagama islam
http://www.google.co.id//id.blogspot.com//tiga bagian dalam kerangka
agama islam