kata-kata bunga · disampaikan diiringi hati teduh akan membuahkan kedamaian. 11. apa yang engkau...
TRANSCRIPT
Kata-Kata
Bunga (Kumpulan Pesan)
~ 2 ~
UU No 19 Tahun 2002, Tentang Hak Cipta
Fungsi dan Sifat hak Cipta Pasal 2
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hak Terkait Pasal 49 1. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang pihak
lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukannya. Sanksi Pelanggaran Pasal 72
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
~ 3 ~
- Rino Desanto W. –
Kata-Kata
Bunga (Kumpulan Pesan)
Penerbit K-Media
Yogyakarta, 2017
~ 4 ~
KATA-KATA BUNGA (Kumpulan Pesan)
Rino Desanto W.
Layout : Uki
Desain Cover : Uki
Copyright © 2017 by Penerbit K-Media All right reserved
Isi diluar tanggung jawab percetakan
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang No 19 Tahun 2002.
Dilarang memperbanyak/menyebarluaskan dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Penerbit K-Media.
Cetakan Pertama: Desember 2017
Penerbit K-Media Anggota IKAPI
Perum Pondok Indah Banguntapan, Blok B-15 Potorono, Banguntapan, Bantul. 55196. Yogyakarta
e-mail: [email protected]
Desanto W, Rino
Kata-Kata Bunga (Kumpulan Pesan), Rino Desanto W. -- Yogyakarta: Penerbit K-Media, 2017.
73 hlm. ; 20 cm.
ISBN: 978-xxx
-------------- Hak Cipta 2017, pada Penulis
~ 5 ~
Ucapan Terima Kasih
Buku Kata-kata Bunga berisi 201 kumpulan pesan, terangkum dalam kata-kata bermakna. Penulisan buku ini tidak lepas dari semua yang telah membangkitkan pemikiran yang melintas dalam segala situasi.
Terima kasih saya ucapkan kepada keluarga dan rekan-rekan yang telah memberikan dorongan dalam penulisan buku ini.
Sebagian dari isi buku ini telah dimuat di Kridha Rakyat. Semoga buku kecil ini dapat memberikan manfaat dan menginspirasi para pembaca.
~ 6 ~
~ 7 ~
1. Pandanglah orang lain dengan kacamata
mereka. Ada kemungkinan kacamata kita lebih
berkabut dari yang kita duga.
2. Kepercayaan yang hilang tidak hanya
diakibatkan oleh sengketa, tapi juga karena
prasangka.
3. Manusia tak pernah benar-benar mengerti siapa
dirinya, karena manusia tidak menciptakan
dirinya.
~ 8 ~
4. Saat jalan lapang manusia sering lupa yang
memberikan jalan. Saat bertemu tembok gelap
baru sadar ketidakberdayaannya
5. Sebanyak apa pun yang engkau berikan pada
ibumu, tak jua melebihi kasih sayangnya
kepadamu.
6. Miskin harta tidak berarti kehilangan segalanya.
Miskin hati menjadikan hidup tidak berarti.
~ 9 ~
7. Tanpa sadar orang baik seringkali membohongi
diri sendiri dengan beranggapan semua orang
baik. Kenyataannya tidak semua orang baik.
8. Jika mencintai jangan tanya masa lalunya, tapi
bukalah diri sebagaimana adanya.
9. Sesuatu sangat berarti bukan karena sesuatu
memiliki arti tapi lebih karena sesuatu sangat
dibutuhkan.
~ 10 ~
10. Dengan bahasa apa pun, jika pemikiran yang
disampaikan diiringi hati teduh akan
membuahkan kedamaian.
11. Apa yang engkau inginkan, itulah yang kurang
darimu. Apa yang engkau citakan, itulah yang
belum ada dalam dirimu.
12. Hati yang retak tak kan pulih seperti sedia kala,
meski telah direkatkan oleh mereka yang
meretakkan.
~ 11 ~
13. Berikan cahaya hatimu pada mereka yang
dalam kegelapan, dan cahaya hatimu akan
tergantikan dengan yang lebih terang.
14. Biji yang ditanam di musim hujan tidak
semuanya bertunas. Harapan yang tlah lama
ditanam tidak semuanya berbuah keberhasilan.
15. Meski berkuasa atas dunia tak berarti bisa
menggenggam bumi. Manusia tak lebih debu
semesta.
~ 12 ~
16. Tanaman kecil yang menempel pohon besar
menandakan kerapuhan. Orang kecil yang
menempel orang besar memperlihatkan
kelemahan.
17. Menyenangkan orang lain, sebuah pilihan.
Tidak menyusahkan orang lain, sebuah tuntutan.
18. Piring berbenturan dengan gelas, pecah
keduanya. Piring atau gelas berbenturan dengan
kapas, tak satu pun retak.
~ 13 ~
19. Jika mengucap syukur satu kali atas limpahan
rejeki, jangan lupa mengucap syukur seribu kali
atas berlimpahnya udara, air, dan matahari.
20. Topeng kadang tampak lebih indah. Tapi
memakai topeng tetaplah melelahkan.
21. Bahagia bukan tanpa akhir, sedih tak berarti
berkepanjangan. Engkau sendiri yang
menentukan kapan berhenti bersedih.
~ 14 ~
22. Bahagia itu ada di sekeliling kita. Kapan pun
dapat diraih dan menikmatinya.
23. Apa yang sedang engkau hadapi, apa yang
sedang engkau rasakan, itulah hidupmu yang
sesungguhnya.
24. Sesungguhnya malam hanya mampu
menyembunyikan kenyataan, bukan mengubah
kenyataan.
~ 15 ~
25. Kian lama memeluk pohon kebencian kian
menyakitkan karena pohon kebencian penuh duri
dan subur oleh kekecewaan.
26. Siapa berjalan cepat, akan naik melesat dan
turunnya secepat kilat. Siapa berjalan lamban,
akan naik perlahan tapi turunnya juga perlahan-
lahan. Cepat atau lamban, itu sebuah pilihan.
27. Orang kaya yang mencuri hak orang miskin,
sesungguhnya lebih miskin dari orang miskin.
~ 16 ~
28. Seringkali kita habiskan waktu untuk mereka
yang membuat kecewa dan sisakan sedikit waktu
untuk mereka yang peduli.
29. Semilir angin tak bermaksud menyegarkan
tubuh kita. Namun hendaknya tetap bersyukur
pada sang pencipta angin.
30. Menangis membuat lega, tapi juga menguras
sisa-sisa tenaga.
~ 17 ~
31. Banyak bertanya tidak berarti sedikit tahu,
yang banyak bertanya kadang lebih paham dari
yang banyak diam.
32. Kenikmatan bukan semata harga, tapi lebih
pada kejarangan.
33. Pandanglah manusia seperti buah durian,
meski kulitnya tidak menarik tapi isinya lekat di
hati.
~ 18 ~
34. Tak ada salahnya memeluk boneka salju, jika
memang bisa mendinginkan hati yang panas.
35. Meminta apa pun bentuknya tidaklah
meninggikan derajat, kecuali meminta maaf. Sang
penciptalah tempat meminta.
36. Jika malu menerima secuil rejeki, janganlah
berharap menerima sebongkah rejeki.
~ 19 ~
37. Terimalah apa pun pemberiannya, meski
engkau sadar tak mampu memberikan apa pun.
38. Yang berarti itu yang memberikan manfaat,
yang tidak berarti bisa jadi memberikan manfaat
meski bukan untuk kita.
39. Apa yang tampak belum tentu ada, apa yang
tidak tampak bisa jadi ada, tergantung dari sudut
mana memandang.
~ 20 ~
40. Menutup muka dengan tangan tak
menghapus malu, karena tangan hanya bisa
tengadah hindari malu.
41. Perut butuh makan agar tak busung lapar,
pikiran butuh makan agar tak bodoh, hati juga
butuh makan agar tak gila.
42. Pohon manusia yang selalu disiram kasih
sayang akan berbuah cinta nan lebat.
~ 21 ~
43. Jika hari ini kau dengar kata-kata sejuk,
jangan sesali jika besuk kau dengar kata-kata
bara, karena hidup berirama.
44. Apa yang boleh diinjak, tidak berarti boleh
diinjak-injak.
45. Tak temukan emas jangan katakan tidak
beruntung, karena apa pun akan menjadi emas
saat engkau benar-benar membutuhkan.
~ 22 ~
46. Jika ingin tangan tetap di atas, jangan
berharap sesuatu atas apa yang engkau berikan.
47. Ingin sehat dengarkan suara tubuh, ingin
bahagia dengarkan suara hati.
48. Mereka yang tidak takut berbuat salah
umumnya sangat takut menjadi bersalah.
~ 23 ~
49. Bahagia manusia ada pada diri manusia itu
sendiri. Apa yang dimiliki hanyalah penunjang
dan bukanlah kebahagiaan itu sendiri
50. Terimalah esok pada hari esok. Nikmati hidup
hari ini.
51. Walau pintar meramal, manusia tak jua
mampu menembus rahasia hari esok.
~ 24 ~
52. Esok tetaplah sebuah rahasia, sebagaimana
hari ini sesungguhnya juga sebuah rahasia dari
waktu lalu.
53. Di tepian sungai hitam, banyak kehidupan
putih.
54. Di balik kesederhanaan tersimpan banyak
kejujuran.
~ 25 ~
55. Nikmat hidup bukan pada tercapainya
keinginan tapi lebih pada bagaimana mencapai
sebuah keinginan.
56. Perjalanan ke barat tak pernah sampai barat.
Meski meninggalkan timur masih ada di timur.
57. Memilih itu bukan hal mudah, karena apa pun
yang dipilih selalu ada yang dikorbankan.
~ 26 ~
58. Saat kehabisan senyum, setetes kucuran
senyum terasa sangat menyegarkan.
59. Ada saat hujan dinanti, ada saat hujan
diharapkan pergi.
60. Mereka yang benar tidak butuh pengakuan.
Mereka yang salah mencari pembenaran.
~ 27 ~
61. Di tempat berbeda, sama lelapnya tapi
mimpimu tak kan berubah.
62. Bahagiamu di tanganmu, bahagia anak di
genggaman tangan seorang ibu.
63. Apa yang tidak benar belum tentu salah, bisa
jadi itu kebenaran di luar kebenaran.
~ 28 ~
64. Tak apa menyepi jika temukan solusi, tak apa
bersorak sorai jika peroleh faedahnya.
65. Apa yang kita dengar belum tentu benar, tapi
apa yang kita lihat tidaklah salah.
66. Secuil cerita kadang berbuah kasih, kadang
juga berbuih prahara.
~ 29 ~
67. Jangan buat orang lain merasa berhutang budi
agar kepalanya tetap tegak. Jika bermaksud
membantu lakukan dengan cara elok.
68. Engkau tidak akan menjadi miskin karena
membantu orang kurang beruntung. Engkau
tidak akan menderita karena menolong orang
sakit.
69. Bagikan dulu sukamu sebelum engkau
bagikan deritamu.
~ 30 ~
70. Petik tanaman sendiri, pandang tanaman
tetangga.
71. Hendaklah tidak minta dibantu kecuali
menemui jalan buntu namun bergegas membantu
tatkala orang lain hendak bertemu jalan buntu.
72. Jika ingin menggapai
kesenangan boleh tinggikan hati, jika ingin meraih
kebahagiaan jangan lupa rendahkan hati.
~ 31 ~
73. Saat tertentu orang kuat pun akan merasa
rapuh.
74. Dalam diri manusia bersemayam cahaya, jika
mau bisa menerangi diri dan orang lain
75. Untuk apa bersembunyi jika mata tak kuasa
menahan air mata bercerita kisah hidup anda.
~ 32 ~
76. Jangan usik singa lelap jika tidak ingin
terterkam, jangan usir kuda liar jika tidak ingin
terlempar.
77. Jangan panggil masa lalu jika hati teriris,
jangan memilin masa kini jika berbuah tangis,
apalagi menepis cerita manis.
78. Kekurangan tak akan melebihi kelebihan,
kelebihan tak akan mengurangi kekurangan.
~ 33 ~
79. Benarlah adanya, yang engkau berikan hanya
sebagian kecil dari hidupmu, tidak sampai
membuatmu jatuh.
80. Orang istimewa adalah orang yang berbeda,
tidak semua orang memahami jalan pikirannya.
81. Sesungguhnya mereka yang tidak tahu,
mengetahui ketidaktahuannya.
~ 34 ~
82. Segenggam garam lebih bernilai di dapur dari
pada di samudra.
83. Apa artinya sebilah pisau jika telah dibekali
sebilah pedang.
84. Sesungguhnya orang di sebelah kita tidak
pernah tahu kita meliriknya kecuali mereka juga
meliriknya ke arah kita.
~ 35 ~
85. Pagar yang kokoh tidak selalu mencerminkan
keperkasaan yang ada di balik pagar.
86. Manusia hanya diberikan satu mulut, agar
mereka bisa menjaga setiap tutur kata.
87. Manusia hanya diberikan satu hati, agar
mereka memberikannya pada orang yang tepat.
~ 36 ~
88. Jadilah pohon, bukan ranting yang menempel
atau daun yang menggantung, karena ranting
mudah patah dan daun lebih cepat gugur.
89. Hati buruk akan menebarkan bau busuk
dimana berada.
90. Bagikan isi periukmu agar bisa menggantikan
dengan isi periuk yang baru.
~ 37 ~
91. Malam memang tidak menjanjikan keindahan,
tapi malam selalu setia membukakan pintu pagi
agar bisa menatap keindahan.
92. Saat hati dan pikiran bersatu, tak satu pun
mampu menghalangi.
93. Seribu alasan dapat dibuat dalam sesaat, tapi
tak satu pun mengubah kebenaran.
~ 38 ~
94. Membenci atau Mencintai, sama-sama
memikirkannya.
95. Siapa di depan siapa di belakang, memiliki
arah pandang sama.
96. Jadikan dirimu orang yang dicintai dan
engkau akan memperoleh yang terbaik dari yang
mencintaimu.
~ 39 ~
97. Rejeki itu jawaban tertunda dari kebaikan yang
telah dilakukan.
98. Pembuat pedang tidak mengibaskan pedang,
perajin topeng tidak mengenakan topeng.
99. Lebih baik tidak melihat sisi buruk orang lain,
tapi melihat sisi baiknya.
~ 40 ~
100. Berlindunglah di balik ketiak ibumu dan
engkau akan memperoleh kekuatan doa seorang
ibu.
101. Jangan gadaikan dirimu dibalik ketiak
pembesar, karena hanya akan mencium bau tak
sedap.
102. Selain memandang ke depan hendaklah
pandang juga ke atas dan ke bawah.
~ 41 ~
103. Tumpulkan pisaumu jika engkau ragu,
asahlah jika engkau yakin bisa gunakan dengan
benar.
104. Pelawak lucu karena tidak lucu, orang waras
karena berpikir gila.
105. Datanglah saat orang lain membutuhkan,
bukan pada saat engkau membutuhkan.
~ 42 ~
106. Hanya yang terpilihlah yang diuji dan hanya
yang terbuanglah yang mendapat hukuman.
107. Pucuk daun tampak lebih indah, tapi mudah
layu saat panas meranggas.
108. Bayangan tak terpegang tapi selalu setia
mengikuti, bahkan tetap menemani di saat jatuh
sekalipun.
~ 43 ~
109. Jika engkau datang menggenggam lilin,
datanglah malam hari.
110. Meski lahir berbeda hari, tidak berarti harus
dibedakan.
111. Jika niatmu hendak membantu, segerakan. Tak
usah menunggu menjadi nomor satu.
~ 44 ~
112. Menjadi bijak tidak harus pintar, cukup
dengan tidak memperteguh kebodohan.
113. Bertanyalah pada hati dan engkau akan
menemukan kebenaran.
114. Kulit kayu juga bermanfaat tapi tetap lebih
bermanfaat kayunya.
~ 45 ~
115. Meski ada sebelah kanan dan sebelah kiri,
tidak berarti harus ada sebelah depan atau sebelah
belakang.
116. Janganlah menekan jika tidak ingin terpental.
117. Selama hati tersenyum, bibir tak henti
merekah. Selama hati cemberut, bibir tetap
terbelah.
~ 46 ~
118. Jika ada yang berharap engkau menjadi sekuat
baja, bawakan dia bunga.
119. Bersyukurlah bulan terang di malam hari,
meski engkau tahu bulan sekedar mamantulkan
cahaya.
120. Sesunguhnya waktu tidak berjalan cepat, tidak
juga berjalan lambat, selama pikiran berjalan
seiring waktu.
~ 47 ~
121. Saat lidah kelu, ujung jari akan tetap bercerita
tentang apa yang menjadi obsesi.
122. Jika hari ini tak ada yang engkau terima,
pikirkan apa yang dapat engkau berikan.
123. Orang bijak memiliki delapan mata,
memandang dalam terang.
~ 48 ~
124. Sesungguhnya tak ada hati yang retak selama
dalam genggam kita.
125. Tak ada atas jika tidak ada tengah, tak ada
tengah jika tidak ada bawah.
126 Saat lelah merambah, ingatlah tak ada yang
sia-sia atas apa yang engkau lakukan.
~ 49 ~
127. Sampaikan yang engkau pahami, raihlah yang
engkau butuhkan.
128. Pikiran bersih membuat hati terang, apapun
yang terlihat tampak indah. Pikiran kotor
membuat hati gelap, apapun yang terlihat tak ada
yang benar.
129. Penuhi halaman rumahmu dengan bunga,
agar setiap orang yang lewat hatinya berbunga.
~ 50 ~
130. Semua mahluk hidup bertahan dengan
caranya.
131. Sekecil apapun sedekil apapun tetaplah
mannusia kecuali telah gadaikan nurani.
132. Yang lupa tidak ingat, yang belum lupa akan
lupa, yang ingat mungkin akan lupa.
~ 51 ~
133. Berbahagialah engkau, dekat orang yang
memiliki banyak cinta.
134. Jika memang ujian, jalani dengan ikhlas. Jika
ternyata hukuman, terima dengan lapang dada.
135. Kita tak mampu melihat diri sendiri kecuali
bercermin orang sekitar kita.
~ 52 ~
136. Satu per satu hilang tak kembali, satu per satu
datang bersemi.
137. Jika mampu lumuri tubuhmu dengan madu,
jika tidak jangan torehkan darah di tanganmu.
138. Ujung rumput memiliki nyali menantang terik
matahari. Mahluk beradab memiliki nyali
menentang ketidakadilan.
~ 53 ~
139. Paving itu kokoh bukan karena terbuat dari
semen tapi lebih karena ikatan diantara paving-
paving.
140. Walau hanya setitik, cahaya mampu
menerangi banyak kehidupan.
141. Menjadi yang terbaik jauh lebih baik dari pada
sekedar menjadi pemenang.
~ 54 ~
142. Pada diri manusia bersemayam banyak
manusia.
143. Jabatan itu seperti pohon, semakin besar
semakin banyak yang harus dipayungi.
144. Pada pohon yang sama bentuk dan warna
daun bisa berbeda.
~ 55 ~
145. Jika ingin pertahankan keindahan pelangi,
biarkanlah tetap berwarna-warni.
146. Jika tiba saatnya turun tangga, janganlah
merasa jatuh dari tangga. Di bawah anak tangga
masih bisa melakukan segalanya.
147. Jangan dekati wanita jika tidak ingin
membuatnya bahagia. Jangan dekati laki-laki jika
hanya ingin menyakiti.
~ 56 ~
148. Apa yang engkau rasakan, itulah
kekayaanmu.
149. Apapun yang engkalu lakukan saat
dihadapkan dua pilihan, itulah dirimu.
150. Jika dua keluarga sepakat bersatu, jangan lagi
menyebut mertua atau menantu, sebutlah anak-
anak kita, sebutlah orang tua kita.
~ 57 ~
151. Tak perlu membalik botol jika hanya ingin
mengeluarkan sumpit dari bibir botol.
152. Pohon menahan terik, hewan menahan lapar,
manusia menahan nafsu.
153. Ilmu dilempar tak jua berdenting, orang
berilmu suaranya tak akan melengking.
~ 58 ~
154. Jika ingin terlihat mendakilah, jika ingin
mengapung berenanglah.
155. Matahari tak pernah menyesal telah
membangunkan engkau, kecuali engkau menyesal
telah bangun pagi.
156. Permata terindah di bumi ini tak seindah
mata hati.
~ 59 ~
157. Bulan ada bukan untuk siapa, bulan hadir
untuk yang membutuhkannya.
158. Kebaikan walau sebiji trembesi mampu
mengangkat gunung. Kebaikan walau tak tampak
mampu memberi daya kehidupan.
159. Jika awalnya risau pikiran, akan merambah
rasa gelisah. Jika awalnya berpikir indah, akan
berjalan ke arah yang cerah.
~ 60 ~
160. Tarian tidak selalu menggambarkan diri
penari.
161. Jika bertemu sahabat bagikan kuemu dan
telan pil pahitmu.
162. Hendaklah tidak mudah mengumbar janji
karena tak seorang pun berkuasa atas hari esok.
~ 61 ~
163. Jika bersama-sama senang, berdua senang,
hendaklah sendiri juga senang.
164. Bunga mekar malam hari harum baunya,
bunga mekar siang hari indah warnanya.
165. Siapa temanmu itulah dirimu, siapa
pelindungmu itu gambaran dirimu.
~ 62 ~
166. Apa gunanya memakai topeng jika akhirnya
terlepas jua.
167. Kesombongan itu mata pedang yang setiap
saat mengancam diri sendiri.
168. Mimpi membuat orang bermimpi, kecuali
mewujudkan mimpi.
~ 63 ~
169. Mengalahkan lawan itu biasa, mengalahkan
diri sendiri itu luar biasa.
170. Senang tidak harus menang. Menang tidak
harus mengalahkan.
171. Begadang tidak berarti cinta malam, boleh jadi
karena takut siang.
~ 64 ~
172. Seorang pemimpin bijak, enggan menyatakan
diri sebagai seorang pemimpin, apalagi berlindung
dibalik baju pemimpin.
173. Hidup tidak bertanya engkau siapa, hidup
hanya minta pikiran dan tanganmu bekerja.
174. Sekalipun di antara tumpukan sampah, emas
tetap berkilau. Sedangkan sampah, tetap
mengeluarkan bau busuk meski berada di dalam
istana.
~ 65 ~
175. Orang mencibir karena kelebihan bibir, bukan
kelebihan pikir
176. Jika dalam langkahmu teriring masyarakat
bawah, maka dalam dirimu bersemayam seorang
raja. Jika dalam langkahmu teriring harta,
segeralah belajar menjadi raja.
177. Seperti hujan, cinta turun dari langit. Manusia
tak mampu menolak atau mengubah, manusia
hanya merasakan dan menikmati.
~ 66 ~
178. Meski bentuknya kecil, jangan pandang
rendah biji buah. Pada saatnya akan memberikan
keteduhan.
179. Saat cahaya matahari redup bertanya apa
sebabnya, saat cahaya hati redup mengunci wajah
tanpa kata.
180. Bunga beku tak berarti layu, sayap tak
mengepak tak berarti patah.
~ 67 ~
181. Cahaya terang menyilaukan, cahaya redup
meneduhkan.
182. Jika belum kuat kedua kaki, jangan bermain
dengan sebelah kaki.
183. Gula tidak merasa dirinya manis, pare tidak
merasa dirinya pahit.
~ 68 ~
184. Memimiliki sedikit, cenderung beritahukan
pada orang lain, memiliki banyak cenderung
disimpan.
185. Lukisan indah bukan karena goresan satu
warna.
186. Jika ingin isi gelas terasa nikmat, isilah
saparuh air dan separuh buah.
~ 69 ~
187. Apa artinya rumah indah di antara semak
belukar.
188. Manusia tak selayaknya belajar menjadi
manusia, semestinya belajar menjadi malaikat.
189. Jangan dekatkan kertas dengan air atau api,
dekatkan kertas dengan alat tulis.
~ 70 ~
190. Anjing suka menyalak pada semua orang,
kecuali majikannya, dan lebih sering menjilat kaki
majikannya.
191. Orang besar berbuat besar tapi merasa
berbuat kecil, orang kecil berbuat kecil tapi merasa
berbuat besar.
192. Orang pintar merasa bodoh, orang bodoh
merasa pintar.
~ 71 ~
193. Usai menurunkan pikulan, langkah terasa
lebuh ringan.
194. Sampai puncak kita tahu banyak, tapi juga
tahu banyak yang tidak kita ketahui.
195. Lalu telah tiada, sekarang ada, esok mungkin
ada.
~ 72 ~
196. Saat hujan deras di tengah sawah, gubuk
terasa lebih nyaman.
197. Menanam jagung kita yang menuai,
menanam jati anak cucu menanti.
198. Menanam klampis berbuah duri, menanam
jati berbuah rumah.
~ 73 ~
199. Cinta adalah cahaya paling terang dari
perasaan paling dalam.
200. Cerita tidak habis dibagi, meski telah
diwariskan ke anak cucu.
201. Kata-kata itu bunga, kata-kata itu pedang.
Jika bisa, gunakan sebagai bunga, hindari
penggunaan sebagai pedang.