kasus rubella

36
STATUS PASIEN KEPANITERAAN KLINIK FK TRISAKTI SMF ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH Nama Mahasiswa : Erika Pratami Pembimbing : Prof.dr.H. Muzief M, Sp.A NIM : 030.07.083 Tanda Tangan : I.IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : An.E Jenis kelamin : Laki-laki No. Rekam Medik : 08xxxx Umur : 13 tahun Suku bangsa : Jawa Agama : Islam Tempat / tanggal lahir : Jakarta/3 Juni 1999 Alamat : Jalan Durian Jaya no.61 RT 08/RW 05 Mampang Kuningan Barat Orang Tua / Wali Ayah : Ibu : Nama : Tn. S Nama : Ny.Y Agama : Islam Agama : Islam Alamat : Jln. Durian Jaya no.61 Alamat: Jln. Durian Jaya no.61 1

Upload: erika-pratami

Post on 25-Jul-2015

208 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Rubella

STATUS PASIEN KEPANITERAAN KLINIK FK TRISAKTI

SMF ILMU KESEHATAN ANAK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

Nama Mahasiswa : Erika Pratami Pembimbing : Prof.dr.H. Muzief M, Sp.A

NIM : 030.07.083 Tanda Tangan :

I.IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : An.E Jenis kelamin : Laki-laki

No. Rekam Medik : 08xxxx Umur : 13 tahun

Suku bangsa : Jawa Agama : Islam

Tempat / tanggal lahir : Jakarta/3 Juni 1999

Alamat : Jalan Durian Jaya no.61 RT 08/RW 05 Mampang Kuningan

Barat

Orang Tua / Wali

Ayah : Ibu :

Nama : Tn. S Nama : Ny.Y

Agama: Islam Agama: Islam

Alamat: Jln. Durian Jaya no.61 Alamat: Jln. Durian Jaya no.61

RT08/RW 05 Mampang RT08/RW 05 Mampang

Kuningan Barat Kuningan Barat

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Penghasilan : Rp. + 4.00.000/bulan Penghasilan : Rp. 0 /hari

Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa

Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung.

II. ANAMNESIS

Dilakukan secara Alloanamnesis dengan Ny. Y (ibu kandung pasien)

Lokasi : Bangsal lantai VI Timur, kamar 613

Tanggal / waktu : 11 Juli 2012, pukul 06.30 WIB

1

Page 2: Kasus Rubella

a. Keluhan Utama

Demam sejak 4 hari SMRS

b. Keluhan Tambahan

Mual, muntah, batuk, tidak nafsu makan, nyeri tenggorokan, nyeri kepala, lemas.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dibawa ke IGD RS Budi Asih dengan

keluhan utama demam sejak 4 hari SMRS. Demam dirasakan terus menerus tanpa

menggigil ataupun berkeringat, suhu tidak pernah diukur hanya teraba hangat dengan

perabaan tangan dan pasien tidak dikompres selama demam. Keluhan disertai dengan

badan lemas, mual dan muntah tiap kali makan sebanyak 3 x/hari cair berisi air dan

makanan yang dimakan sebelumnya, batuk kering, nyeri tenggorokan yang dirasakan

terus menerus baik saat pasien makan maupun minum, nyeri kepala. Selama sakit, pasien

tidak nafsu makan, pasien hanya makan 4-5 sendok tiap kali makan. 4 hari SMRS, pasien

dibawa berobat ke klinik mendapat dua macam obat tablet yang diminum 3 x sehari,

namun keluhan tidak membaik. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Keluhan pilek, kejang,

mimisan, keluar cairan dari telinga, nyeri saat BAK, riwayat berpergian ke luar kota

disangkal oleh pasien.

d. Riwayat Penyakit dahulu

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteria - Jantung -

Cacingan - Diare - Ginjal -

Demam

Berdarah- Kejang - Darah -

Demam

Thypoid- Kecelakaan - Radang paru -

Otitis - Morbili - Tuberkulosis -

Parotitis - Operasi - Lainnya -

Kesan : Pasien tidak pernah sakit sebelumnya

2

Page 3: Kasus Rubella

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Kedua orangtua pasien tidak sedang menderita keluhan yang sama seperti pasien.

f. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

KEHAMILAN Morbiditas kehamilanSaat hamil ibu os sehat dan

tidak pernah sakit

Perawatan antenatalsering periksa ke bidan 2

bulan 1x, suntik TT (+) 2x

KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah sakit

Penolong persalinan Dokter

Cara persalinan Spontan

Masa gestasi Cukup bulan (38 minggu)

Keadaan bayi

Berat lahir : 3500 gram

Panjang lahir : ibu os lupa

Lingkar kepala : tidak tahu

Langsung menangis (+)

Kulit kemerahan (+)

Kelainan bawaan : tidak ada

Kesan : Riwayat selama masa kehamilan baik, lahir spontan

g. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :

Pertumbuhan gigi I : Umur 6 bulan (Normal: 5-9 bulan)

Psikomotor

Tengkurap : Umur 3 bulan (Normal: 3-4 bulan)

Duduk : Umur 8 bulan (Normal: 6-9 bulan)

Berdiri : Umur 9 bulan (Normal: 9-12 bulan)

3

Page 4: Kasus Rubella

Berjalan : Umur 10 bulan (Normal: 13 bulan)

Bicara : Umur 12 bulan (Normal: 9-12 bulan)

Baca tulis : Umur 5 tahun

Perkembangan pubertas

Ranbut Pubis :

Payudara : -

Menarche : -

Gangguan perkembangan mental : Tidak ada

Kesan : Riwayat tumbuh kembang pasien baik.

h. Riwayat Makanan :

Umur

(bulan

)

ASI/PASI Buah / Biskuit Bubur Susu Nasi Tim

0 – 2 + - - -

2 – 4 + - - -

4 – 6 + - - -

6 – 8 + - - -

8 – 10 PASI + + -

10 – 12 PASI + + +

Umur > 1 Tahun

Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah

Nasi/Pengganti 3x/hari, satu piring besar

Sayur 2x/hari, satu piring kecil

4

Page 5: Kasus Rubella

Daging 4x/minggu, 1 potong/kali makan

Telur 2x/minggu, 1butir

Ikan 3x/minggu, 1 potong/ kali makan

Tahu 5x/minggu., 1 potong/ kali makan

Tempe 3x/minggu., 1 potong / kali makan

Susu (merk/takaran) Frisian Flag, 1 gelas/hari

Lain-lain Jajanan kaki lima

Kesimpulan: Tidak ada kesulitan makan, riwayat makanan baik

i. Riwayat Imunisasi :

Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )

BCG 1 bulan - - - - -

DPT / PT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -

Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan - - -

Campak 9 bulan - - - - -

Hepatitis B 1 bulan 2 bulan 8 bulan - - -

MMR - - - - - -

TIPA - - - - - -

Kesan: Berdasarkan keterangan ibu pasien, riwayat imunisasi wajib pasien lengkap.

Tidak pernah dilakukan imunisasi ulangan maupun imunisasi tambahan

lainnya.

5

Page 6: Kasus Rubella

j. Riwayat Keluarga (corak reproduksi)

1. Corak Reproduksi

No

Tanggal

Lahir

(umur)

Jenis

KelaminHidup

Lahir

MatiAbortus

Mati

(Sebab)

Keterangan

Kesehatan

1 02091990 Laki-laki (√) - - - Sehat

2 03061998 Laki-laki (√) - - - Pasien

2. Riwayat Pernikahan

Ayah Ibu

Nama Tn. S Ny. Y

Perkawinan ke- Satu Satu

Umur saat menikah 26 Tahun 24 tahun

Pendidikan terakhir SMK SMK

Agama Islam Islam

Suku bangsa Jawa Jawa

Keadaan kesehatan Sehat Sehat

Kosanguinitas - -

Penyakit, bila ada - -

Kesan: Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ibu pasien tidak pernah mengalami

keguguran atau lahir mati. Kedua orang tua dan saudara pasien sehat.

3. Riwayat Keluarga Orang Tua Pasien

Tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung, penyakit ginjal,

penyakit hati, batuk lama maupun keganasan dalam keluarga.

4. Riwayat Anggota Keluarga Lain yang Serumah

Kedua orang tua pasien dan saudara pasien berada dalam keadaan sehat.

6

Page 7: Kasus Rubella

k. Riwayat Perumahan dan Sanitasi

Perumahan : Rumah sendiri

Keadaan rumah : Pasien tinggal bersama kedua orang tua. Rumah terdiri dari 3

kamar tidur, ruang tamu, dapur serta kamar mandi. Terdapat

ventilasi berukuran 1 x 1 m dan jendela yang dibuka setiap

hari pada tiap ruangan. Sumber air untuk keperluan MCK

diperoleh dari PAM. Sumber air minum diperoleh dari aqua

galon.

Daerah lingkungan : Rumah terletak di daerah cukup padat penduduk.

Kesimpulan keadaan lingkungan : Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien baik

III.PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan pada tanggal 11 Juli 2012 pukul 07.00 WIB

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Kulit : Sawo matang, anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban

cukup, tidak ada efloresensi yang bermakna.

Data Antropometri

Berat Badan : 43 kg

Tinggi Badan : 155 cm

Lingkar Kepala : 52 cm (antara -2 SD dan +2 SD)

Status Gizi

BB/U : (43/47) x 100 % = 91,48 % à Gizi baik

TB/U : (155/156) x 100 % = 99,35 % à TB normal kesan : gizi baik

BB/TB: (43/45) x 100 % = 95,55% à Gizi baik

7

Page 8: Kasus Rubella

Tanda Vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 82 x/menit, kuat, reguler, isi cukup, ekual kanan kiri

Suhu : 38,3 °C

Pernapasan : 24x/menit

Kepala dan Leher

Kepala : Normosefali,

Rambut : warna hitam, tebal, distribusi merata, tidak mudah dicabut

Mata

Visus : Tidak dinilai Bercak bitot : -/-

Ptosis : -/- Sklera ikterik : -/-

Lagofthalmus : -/- Konjungtiva anemis : -/-

Exophthalmus : -/- Konjungtiva hiperemis: -/-

Strabismus : -/- Kornea jernih : +/+

Nistagmus : -/- Lensa jernih : +/+

Refleks cahaya : Langsung +/+ Pupil : Bulat, isokor

Tidak langsung +/+ Mata cekung : -/-

Hidung

Bentuk : Simetris Konka eutrofi : +/+

Napas cuping hidung : - Sekret : -/-

Deviasi septum : - Mukosa hiperemis : -/-

Telinga

Bentuk : Normotia Tuli : -

Nyeri tarik aurikula : -/- Nyeri tekan tragus : -/-

Liang telinga : lapang Membran timpani : sulit dinilai

Serumen : +/+, minimal Refleks cahaya : sulit dinilai

Cairan : -/-

Mulut

8

Page 9: Kasus Rubella

Bibir : simetris saat diam, mukosa kering, pucat (-), keilosis (-), sianosis (-)

Trismus : -

Halitosis : tidak khas

Langit-langit : sulit dinilai

Mukosa : merah muda, bercak koplik (-), Forschheimer spot (-)

Sianosis : -

Gigi geligi : karies (-)

Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-), tremor (-)

Lain-lain : hipersalivasi (-)

Uvula : Letak di tengah

Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis, kripta -/-, detritus -/-

Tenggorokan : Faring hiperemis

Leher : Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar

Kelenjar limfe : teraba membesar (retroaurikuler) nyeri tekan (+)

Thorax

Paru

Inspeksi Bentuk dada normal, simetris saat statis dan dinamis,tipe

abdomino-thorakal, retraksi (-)

Palpasi Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris sama kuat

Perkusi Sonor di semua lapang paru

Auskultasi Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi Ictus cordis tampak pada sela iga 5 1 cm medial garis

midklavikularis kiri

Palpasi Ictus cordis teraba pada sela iga 5 1 cm medial garis

midklavikularis kiri, thrill (-)

Perkusi Jantung dalam batas normal

Auskultasi SISII reguler, murmur (-), gallop (-)

9

Page 10: Kasus Rubella

Abdomen

Inspeksi Datar, efloresensi (-), hernia umbilikalis (-)

Palpasi Supel, nyeri tekan sulit dinilai, defense muskular (-),

hepar/lien tidak teraba membesar, turgor kulit baik

Perkusi Timpani di seluruh lapang abdomen

Auskultasi BU (+) 3x/menit

Genitalia : Jenis kelamin Laki-laki, sudah dikhitan, OUE (+), tanda-tanda radang (-),ulkus (-)

sekret (-), fimosis (-), parafimosis (-)

Ekstremitas: Akral hangat, spastisitas (-), sianosis (-), parese (-), paralisis (-), efloresensi (-)

Rumple Leed : -

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hasil pemeriksaan pada tanggal 10 Juli 2012:

JENIS PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN NILAI NORMAL

Hematologi

Hemoglobin 14,7 g/dL 11,8-15 g/dL

Hematokrit 44 % 40 – 52 %

Leukosit 5,3 rb /uL 4,5-13 rb/ul

Trombosit 193 rb/uL 156 -406 /uL

Imunoserologi Thypoid Fever

S typhi O 1/80 Negatif

S typhi AO Negatif Negatif

S typhi BO Negatif Negatif

S typhi CO Negatif Negatif

10

Page 11: Kasus Rubella

S typhi H Negatif Negatif

S typhi AH Negatif Negatif

S typhi BH Negatif Negatif

S typhi CH Negatif Negatif

V. RESUME

Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dibawa ke IGD RS Budi Asih dengan keluhan

keluhan utama demam sejak 4 hari SMRS yang dirasakan terus menerus teraba hangat

dengan perabaan tangan tanpa menggigil maupun berkeringat. Keluhan disertai dengan

badan lemas, mual dan muntah tiap kali makan, batuk kering dan nyeri tenggorokan yang

Selama sakit, pasien hanya makan 4-5 sendok tiap kali makan. 4 hari SMRS, pasien

dibawa berobat ke klinik namun keluhan tidak membaik.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik compos mentis, tampak sakit

ringan, suhu 38,3 oC, mukosa bibir kering, faring hiperemis, KGB retroaurikuler teraba

membesar dengan nyeri tekan. Hasil pemeriksaan didapatkan peningkatan titer serologi

S. typhi O 1/80.

VI. DIAGNOSIS BANDING

Influenza

Demam tifoid

Campak

Rubela

Hepatitis akut

VII. DIAGNOSIS KERJA

Influenza (dengan intake sulit)

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN

11

Page 12: Kasus Rubella

Darah rutin

Tes fungsi hepar (SGOT, SGPT, albumin, globulin, bilirubin)

Feses lengkap

Urin lengkap

Tubex tifoid

Serologi rubella dan campak

IX. TERAPI

Tirah baring

IVFD RL 2 cc/kgBB/jam

Paracetamol 250 mg 4 x 1

X. PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam

Ad functionam : ad bonam

Ad sanasionam : ad bonam

12

Page 13: Kasus Rubella

FOLLOW UP

11 April 2012

11 Juli 2012 12 Juli 2012 13 Juli 2012S Demam (+)

Mual (+) Muntah (+) tiap kali makan isi air dan makanan

yang dimakan Batuk kering (+) Nyeri tenggorokan (+) Nyeri kepala (+) Mencret 1 x warna kuning ampas > air, lendir (+),

darah (-) BAK 2 x warna kuning jernih Nafsu makan (-) makan hanya 3 sendok Minum sedikit (500cc/24 jam)

Demam (-) Mual (-) Muntah Batuk kering (+) berkurang Nyeri tenggorokan (-) Nyeri kepala (-) Mencret 1 x warna kuning ampas > air, lendir (+),

darah (-) BAK 1 x warna kuning jernih Nafsu makan (+) Minum sedikit (+) Ruam (+) (makulopapular) yang muncul pertama

kali di belakang telinga kemudian menyebar ke muka, dada, leher dan keempat ekstremitas

Gatal (+)

Demam (-) Mual (-) Muntah Batuk kering (-) Nyeri tenggorokan (-) Nyeri kepala (-) Mencret 1 x warna kuning ampas > air, lendir (+),

darah (-) BAK 3 x warna kuning jernih Nafsu makan (+) Ruam (+) (makulopapular) pada keempat

ekstremitas Gatal (-)

O KU : Tampak sakit ringan Kesadaran : compos mentis BB : 41 kg Tanda Vital

TD : 120/70 mmHg Nadi : 100 x/menit Suhu : 38,2 °C

Laju Nafas : 20 x/m Kulit : ruam (-) Kepala : normosefali Wajah : ruam (-) Mata : CA -/-, SI -/- Telinga : sekret -/-, Hidung : sekret -/- Tenggorokan : faring hiperemis Mulut : mukosa lembab, pucat (-), bercak

koplik (-), Forschheimer spot (-) Leher : KGB retroaurikuler teraba

KU : Tampak sakit ringan Kesadaran : compos mentis BB : 41 kg Tanda Vital

TD : 100/70 mmHg Nadi : 92 x/menit Suhu : 36,2 °C Laju Nafas : 20 x/m Kulit : ruam makulopapular (+),

hiperpigmentasi (-)deskuamasi(-) Kepala : normosefali Wajah : ruam(+) hiperpigmentasi (-)

deskuamasi (-) Mata : CA -/-, SI -/- Telinga : sekret -/-, Hidung : sekret -/- Tenggorokan : faring hiperemis Mulut : mukosa lembab, pucat (-), bercak

koplik (-), Forschheimer spot (-)

KU : Tampak sakit ringan Kesadaran : compos mentis BB : 41 kg Tanda Vital

TD : 110/70 mmHg Nadi : 80x/menit Suhu : 36 °C

Laju Nafas : 24 x/m Kulit : ruam makulopapular (+), hiperpigmentasi(-)deskuamasi (-) Kepala : normosefali Wajah : ruam (-)hiperpigmentasi (-)

deskuamasi (-) Mata : CA -/-, SI -/- Telinga : sekret -/- Hidung : sekret -/- Tenggorokan : faring hiperemis Mulut : mukosa lembab, pucat (-), bercak

koplik (-), Forschheimer spot (-)13

Page 14: Kasus Rubella

membesar nyeri tekan (+) dan tiroid dalam batas normal

Paru : ruam (-) suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

Jantung : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : supel, datar, BU (+) 3x/menit, organomegali (-) Ekstremitas : akral hangat, edema (-), ruam (-) Genitalia : tanda radang (-)

Leher : ruam makulopapular (+) hiperpigmentasi (-) deskuamasi (-),KGB retroaurikuler teraba membesar nyeri tekan (+) dan tiroid dalam batas normal

Paru : ruam makulopapular (+) hiperpigmentasi (-) deskuamasi (-), suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/- Jantung : S1-S2 reguler, murmur (-),gallop(-) Abdomen : supel datar,ruam makulopapula(-)

hiperpigmentasi (-) deskuamasi(-), BU (+) 3x/menit, organomegali (-) Ekstremitas : akral hangat, edema (-), ruam (+)

makulopapular, hiperpigmentasi (-) deskuamasi (-)

Genitalia : tanda radang (-)

Leher : ruam makulopapular (-) hiperpigmentasi(-)deskuamasi (- KGB retroaurikuler teraba membesar nyeri tekan

(+) dan tiroid dalam batas normal Paru : ruam makulopapular (-) hiperpigmentasi (-) deskuamasi (-), suara nafas vesikuler, ronki -/-,

wheezing -/- Jantung : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop(-) Abdomen : supel datar,ruam makulopapula(-)

hiperpigmentasi (-) deskuamasi(-), BU (+) 3x/menit, organomegali (-) Ekstremitas : akral hangat, edema (-), ruam (+) hiperpigmentasi (-) deskuamasi (-) Genitalia : tanda radang (-)

Urin lengkap

Warna KuningKejernihan Agak keruhKeton +4Berat jenis 1020Urobilinogen 1.0Darah +1Glukosa -Bilirubin -pH 6.0Albumin -Nitrit -Esterase leukosit -Sedimen urinLekosit 2-4 /LPBEritrosit 1-2/LPBEpitel -Silinder -Kristal -

Darah Lengkap

Hb 14,2 g/dLHt 40%Leukosit 5,7 ribu/uLTrombosit 170 ribu/uLEritrosit 5,1 juta/uLLED 3 mm/jamHitung jenisBasofilEosinofilBatang Segmen LimfositMonosit

0 %1 %3 %30 %58 %8 %

14

Page 15: Kasus Rubella

Bakteri -Jamur -

Feses RutinWarna CoklatKonsistensi Lunak Lendir -Darah -Leukosit -Eritrosit -Amoeba coli -Amoeba histolitika

-

Telur cacing -Lemak -Amilum -Serat -Sel ragi -

Kesan : dehidrasiA Influenza DD : Rubella

Campak Scarlet FeverDx : Rubella

Rubella

P Tirah baring IVFD RL 2 cc/kgBB/jam Paracetamol 250 mg 4 x 1 Diet : nasi tim

Tirah baring IVFD RL 2 cc/kgBB/jam Diet : nasi tim

Tirah baring IVFD RL 2 cc/kgBB/jam Diet : nasi tim Pasien pulang Edukasi

15

Page 16: Kasus Rubella

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RUBELLA

(German Measles, Three-days Measles)

II.1. DEFINISI

Rubella (German measles) merupakan suatu penyakit virus yang umum pada anak

dan dewasa muda, yang ditandai oleh suatu masa prodromal yang pendek, pembesaran

kelenjar getah bening servikal, suboksipital dan postaurikular, disertai erupsi yang

berlangsung 2-3 hari. Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa sekali-kali terdapat

infeksi berat disertai kelainan sendi dan purpura. Kelainan prenatal akibat rubela pada

kehamilan muda dilaporkan pertama kali oleh Gregg di Australia pada tahun 1941. Rubela

pada kehamilan muda dapat mengakibatkan abortus, bayi lahir mati, dan menimbulkan

kelainan kongenital yang berat pada janin. Sindrom rubela kongenital merupakan penyakit

yang sangat menular, mengenai banyak organ dalam tubuh dengan gejala klinis yang luas.

Hingga saat ini penyakit rubela masih merupakan masalah dan terus diusahakan

eliminasinya.1,2

Rubella menjadi penting karena penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan pada

janin. Sindroma rubella congenital (Congenital Rubella Syndrome, CRS) terjadi pada 90%

bayi yang dilahirkan oleh wanita yang terinfeksi rubella selama trimester pertama kehamilan;

risiko kecacatan congenital ini menurun hingga kira-kira 10-20% pada minggu ke-16 dan

lebih jarang terjadi bila ibu terkena infeksi pada usia kehamilan 20 minggu.1,3

Infeksi janin pada usia lebih muda mempunyai risiko kematian di dalam rahim,

abortus spontan dan kecacatan congenital dari sistem organ tubuh utama. Cacat yang terjadi

bisa satu atau kombinasi dari jenis kecacatan berikut seperti tuli, katarak, mikroftalmia,

glaucoma congenital, mikrosefali, meningoensefalitis, keterbelakangan mental, patent ductus

arteriosus, defek septum atrium atau ventrikel jantung, purpura, hepatosplenomegali, icterus

dan penyakit tulang radiolusen. Penyakit CRS yang sedang dan berat biasanya sudah dapat

diketahui ketika bayi baru lahir; sedangkan kasus ringan yang mengganggu organ jantung

atau tuli sebagian, bisa saja tidak terdeteksi beberapa bulan bahkan hingga beberapa tahun

setelah bayi baru lahir. Diabetes mellitus dengan ketergantungan insulin diketahui sebagai

16

Page 17: Kasus Rubella

manifestasi lambat dari CRS. Malformasi congenital dan bahkan kematian janin bisa terjadi

pada ibu yang menderita rubella tanpa gejala.3

II.2. EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini terdistribusi secara luas di dunia. Epidemik terjadi dengan interval 5-7

tahun (6-9 tahun), paling sering timbul pada musim semi dan terutama mengenai anak serta

dewasa muda. Pada manusia virus ditularkan secara oral droplet dan melalui plasenta pada

infeksi kongenital. Sebelum ada vaksinasi, angka kejadian paling tinggi terdapat pada anak

usia 5-14 tahun. Dewasa ini kebanyakan kasus terjadi pada remaja dan dewasa muda.1,2,3

Kelainan pada fetus mencapai 30% akibat infeksi rubela pada ibu hamil selama

minggu pertama kehamilan. Risiko kelainan pada fetus tertinggi (50-60%) terjadi pada bulan

pertama dan menurun menjadi 4-5% pada bulan keempat kehamilan ibu. Survei di Inggris

(1970-1974) menunjukkan insidens infeksi fetus sebesar 53% dengan rubela klinis dan hanya

19% yang subklinis. Sekitar 85% bayi yang terinfeksi rubela kongenital mengalami defek.1,3

II.3. FAKTOR RISIKO

Kondisi tubuh yang tidak baik2

Belum pernah imunisasi MMR2

II.4. ETIOLOGI

Rubella disebabkan oleh suatu RNA virus, genus Rubivirus, famili Togaviridae. Virus

dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita. Secara fisiko-kimiawi virus ini sama dengan

anggota virus lain dari famili tersebut, tetapi virus rubela secara serologik berbeda. Pada

waktu terdapat gejala klinis virus ditemukan pada sekret nasofaring, darah, feses dan urin.1,2,3

Virus rubela tidak mempunyai pejamu golongan intervetebrata dan manusia

merupakan satu-satunya pejamu golongan vertebrata.3

Cara Penularannya melalui kontak dengan sekret nasofaring dari orang terinfeksi.

Infeksi terjadi melalui droplet atau kontak langsung dengan penderita. Pada lingkungan

17

Page 18: Kasus Rubella

tertutup seperti di asrama calon prajurit, semua orang yang rentan dan terpajan bisa terinfeksi.

Bayi dengan CRS mengandung virus pada sekret nasofaring dan urin mereka dalam jumlah

besar, sehingga menjadi sumber infeksi.1,3

Penyebab rubella atau campak Jerman adalah virus rubella. Meski virus penyebabnya

berbeda, namun rubella dan campak (rubeola) mempunyai beberapa persamaan. Rubella dan

campak merupakan infeksi yang menyebabkan kemerahan pada kulit pada penderitanya.1,2

Perbedaannya, rubella atau campak Jerman tidak terlalu menular dibandingkan

campak yang cepat sekali penularannya. Penularan rubella dari penderitanya ke orang lain

terjadi melalui percikan ludah ketika batuk, bersin dan udara yang terkontaminasi. Virus ini

cepat menular, penularan dapat terjadi sepekan (1 minggu) sebelum timbul bintik-bintik

merah pada kulit si penderita, sampai lebih kurang sepekan setelah bintik tersebut

menghilang.1,2,3

Namun bila seseorang tertular, gejala penyakit tidak langsung tampak. Gejala baru

timbul kira-kira 14 – 21 hari kemudian. Selain itu, campak lebih lama proses

penyembuhannya sementara rubella hanya 3 hari, karena itu pula rubella sering disebut

campak 3 hari.2,3

II.5. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI

Penularan terjadi melalui droplet, dari nasofaring atau rute pernafasan. Selanjutnya

virus rubela memasuki aliran darah. Namun terjadinya erupsi di kulit belum diketahui

patogenesisnya. Viremia mencapai puncaknya tepat sebelum timbul erupsi di kulit. Di

nasofaring virus tetap ada sampai 6 hari setelah timbulnya erupsi dan kadang-kadang lebih

lama. Selain dari darah dan sekret nasofaring, virus rubela telah diisolasi dari kelenjar getah

bening, urin, cairan serebrospinal, ASI, cairan sinovial dan paru.1,2

Penularan dapat terjadi biasanya dari 7 hari sebelum hingga 5 hari sesudah timbulnya erupsi.

Daya tular tertinggi terjadi pada akhir masa inkubasi, kemudian menurun dengan cepat, dan

berlangsung hingga menghilangnya erupsi.1,2,3

18

Page 19: Kasus Rubella

II.6. MANIFESTASI KLINIS

Masa inkubasi

Masa inkubasi berkisar 14 – 21 hari. Dalam beberapa laporan lain waktu inkubasi

minimum 12 hari dan maksimum 17 sampai 21 hari.1,2

Masa prodromal

Pada anak biasanya erupsi timbul tanpa keluhan sebelumnya; jarang disertai gejala dan

tanda masa prodromal. Namun pada remaja dan dewasa muda masa prodromal berlangsung

1-5 hari dan terdiri dari demam ringan, sakit kepala, nyeri tenggorok, kemerahan pada

konjungtiva, rinitis, batuk dan limfadenopati. Gejala ini segera menghilang pada waktu erupsi

timbul. Gejala dan tanda prodromal biasanya mendahului 1-5 hari erupsi di kulit. Pada

beberapa penderita dewasa gejala dan tanda tersebut dapat menetap lebih lama dan bersifat

lebih berat. Pada 20% penderita selama masa prodromal atau hari pertama erupsi timbul suatu

enantema, tanda Forschheimer, yaitu makula atau petekiia pada palatum molle. Pembesaran

kelenjar limfe bisa timbul 5-7 hari sebelum timbul eksantema, khas mengenai kelenjar

suboksipital, postaurikular dan servikal dan disertai nyeri tekan.1,2

Masa eksantema

Seperti pada rubeola, eksantema mulai retro-aurikular atau pada muka dan dengan cepat

meluas secara kraniokaudal ke bagian lain dari tubuh. Mula-mula berupa makula yang

berbatas tegas dan kadang-kadang dengan cepat meluas dan menyatu, memberikan bentuk

morbiliform. Pada hari kedua eksantem di muka menghilang, diikuti hari ke-3 di tubuh dan

hari ke-4 di anggota gerak. Pada 40% kasus infeksi rubela terjadi tanpa eksantema. Meskipun

sangat jarang, dapat terjadi deskuamasi posteksantematik.1,2

Limfadenopati merupakan suatu gejala klinis yang penting pada rubela. Biasanya

pembengkakan kelenjar getah bening itu berlangsung selama 5-8 hari. Pada penyakit rubela

yang tidak mengalami penyulit sebagian besar penderita sudah dapat bekerja seperti biasa

pada hari ke-3. sebagian kecil penderita masih terganggu dengan nyeri kepala, sakit mata,

rasa gatal selama 7-10 hari.1,2,3

II.7. DIAGNOSIS

Diagnosis seringkali sukar untuk ditegakkan karena tidak ada tanda dan gejala khas

untuk rubella. Seperti dengan penyakit eksantema lain, diagnosis ditegakkan berdasarkan

anamnesa yang cermat. Rubella merupakan penyakit epidemik sehingga bila diselidiki

19

Page 20: Kasus Rubella

dengan cermat , dapat ditemukan kasus kontak atau kasus lain di dalam lingkungan penderita.

Seifat demam dapat membantu menegakkan siagnosis, oleh karena demam pada rubella

jarang sekali di atas 38,5 °C. 1,2

Perubahan hematologi hanya sedikit membantu penegakan diagnosis. Peningkatan sel

plasma 5-20% merupakan tanda yang khas. Kadang-kadang terjadi leucopenia pada awal

penyakit yang kemudian diikuti dengan limfositosis relatif.1,2

Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan serologiyaitu adanya peningkatan

titer antibody 4 kali pada HAIR (Haemaglutination Inhibition Test) atau ditemukannya

antibodi IgM spesifik untuk rubella. Titer antibodi mulai meningkat 24-48 jam setelah erupsi

timbul dan mencapai puncaknya pada hari ke 6-12. Selain pada infeksi primer, antibody IgM

spesifik rubella dapat pula ditemukan pada reinfeksi. Pada kehamilan, 1-2 minggu setelah

timbulnya rash dapat dilakukan pemeriksaaan serologi IgM-immunoassay (dengan sampel

dari tenggorok atau urin)sebanyak 2 kali dengan selang 1-2 minggu. Bila didapatkan

kenaikan titer sebanyak 4 kali, pertimbangkan untuk dilakukan terminasi kehamilan.1

Pada neonatus, diagnosa rubella intrauterin ditegakkan bila ditemukan 2 dari 3 tanda

klinis utama (ketulian, katarak, dan atau retinopati rubella, lesi jantung congenital) serta

adanya bukti virologik dan atau serologic segera setelah lahir, atau mempunyai bukti infeksi

rubella maternal selama kehamilan1,2

II.8. DIAGNOSA BANDING

Penyakit yang memberikan gejala klinis dan eksantema yang menyerupai rubella,

yaitu:

a. Penyakit virus : campak, roseola infantum, eritema mononukleosis infeksiosa, dan

pityriasis rosea1

b. Penyakit bakteri : Scarlet fever1

c. Erupsi obat : ampisilin, penisilin, asam salisilat, barbiturat, INH, fenotiazin dan

diuretik thiazid1

Bercak erupsi rubella yang berkonfluens sulit dibedakan dari morbili, kecuali bila

ditemukan bercak koplik yang patognomonik untuk morbili. Erupsi rubella cepat menghilang

sedangkan erupsi morbili menetap lebih lama.1

20

Page 21: Kasus Rubella

Bila terjadi kemerahan difus dan tampak bercak-bercak berwarna gelap di atasnya,

perlu dibedakan dengan Scarlet fever. Tidak seperti pada Scarlet fever, pada rubella daerah

perioral juga terkena.1

Erupsi pada infeksi mononucleosis dapat menyerupai rubella derajat berat, namun

penyakit itu dimulai dengan difteroid atau Plaut-Vincent-like tonsillitis, demam lebih tinggi,

pembesaran kelenjar getah bening umum dan pembesaran hati dan limpa.1 Erupsi obat

menyerupai rubella dapat disertai pembesaran kelenjar getah bening disebabkan terutama

oleh senyawa hidantoin.1

II.9. PENATALAKSANAAN

Dilakukan pengobatan simptomatik.2,3, dianjurkan untuk:

Istirahat di ranjang dan banyak minum air1,3

Parasetamol untuk hilangkan nyeri dan demam, tetapi jangan menggunakan aspirin.

Penelitian terakhir menunjukkan hubungan antara aspirin dengan infeksi virus dan

sindrom reye.1,2,3

II.10. PENCEGAHAN

Vaksin rubella biasanya diberikan kombinasi (measles, mumps, rubella / MMR).

Semua anak-anak (dengan sedikit pengecualian) harus diberikan vaksin 2 kali:2,3

12-15 bulan

4-6 tahun (masuk sekolah) atau 11-12 tahun

Orang dengan umur 12 bulan sampai 18 tahun yang belum mendapatkan vaksin,

diberikan 2 dosis MMR (suntikan dipisahkan minimal 4 minggu). Dewasa berumur 19 tahun

atau lebih diberi 1 atau 2 dosis.2,3

Wanita yang tidak yakin telah divaksinasi harus dites. Hal ini sangat penting bila

pekerjaan meraka berisiko tinggi terinfeksi rubella, seperti pekerja kesehatan, guru, dan

pengurus anak-anak.2

21

Page 22: Kasus Rubella

Imunisasi dapat diberikan kepada wanita yang reproduktif. Mereka harus vaksinasi 3

bulan sebelum hamil. Vaksinasi yang diberikan memberikan perlindungan seumur hidup

terhadap infeksi rubella.1,3

II.11. KOMPLIKASI

Komplikasi relatif tidak lazim dan jarang pada anak. Pada remaja dan dewasa dapat

terjadi arthritis dan artralgia dari sendi kecil tangan, kaki, lutut, dan bahu yang berupa

pembengkakakn dan nyeri. Khususnya artralgia pada tangan timbul setelah erupsi pada

penderita dewasa, merupakan gejala klinis yang sangat menyakinkan untuk rubella. Arthritis

biasa menghilang dalam 1 bulan. Ensefalitis dapat terjadi tapi sangat jarang sekitar 1/5000

kasus. Satu minggu setelah erupsi timbul dapat terjadi purpura (purpura trombositopenik),

dapat pula terjadi epistaksis, perdarahan gusi dan saluran cerna, hematuria, ekimosis pada

palatum dan periorbita. Penyulit tersebut jarang berakibat fatal dan pasien sembuh dalam 2

minggu.1

Kebanyakan anak-anak mengalami penyembuhan total. Anak laki-laki atau pria

dewasa kadang mengalami nyeri pada testis (buah zakar) yang bersifat sementara. Sepertiga

wanita mengalami nyeri sendi atau artritis. Pada wanita hamil, campak jerman bisa

menyebabkan keguguran, kematian bayi dalan kandungan ataupun keguguran. Kadang terjadi

infeksi telinga (otitis media).1

II.12. PROGNOSIS

Prognosis Baik (jarang penyulit) sementara untuk rubella congenital tergantung dari

beratnya infeksi.3

22

Page 23: Kasus Rubella

DAFTAR PUSTAKA

1. Soedarmo SSP, Garna H, et.all. Rubella. Dalam: Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis

edisi keduacetakan kedua. Jakarta:Bada Penerbit IDAI.2008; hal.122-27.

2. Garna, Herry dan Heda Melinda D. Nataprawira . 2005 . Pedoman Diagnosis dan Terapi

Ilmu Kesehatan Anak Ed. 3, Hal 239-240. Bandung: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK

Unpad RSHS

3. McCance, Kathryn L. dan Sue E. Huether . 2006 . Pathophysiology The Biologic Basis

for Disease in Adults and Children fifth edition page 1615. Philadelphia, USA :

ELSEVIER Mosby, Inc.

23

Page 24: Kasus Rubella

24