kasus pembakaran di sampang kkketika masing-masing ... · untuk mengamankan tajul muluk dan...

3
6 MPA 305 / Februari 2012 Pemkab Sampang mengaku ge- rah dengan pemberitaan semacam itu. Sebab berdasarkan data di Kemente- rian Agama, kelompok pengajian yang dipimpin oleh Tajul Muluk alias Ali Murtadla tidak terdaftar di Keme- nag. Jadi sebenarnya bukanlah ma- drasah apalagi pesantren. Bahkan lembaga pimpinan ustadz Tajul ini belum didaftarkan di Bakesbang Sampang. Sedangkan tiga rumah yang di- bakar massa, letaknya berjauhan. Masing-masing berjarak antar 3-5 Km dari rumah Tajul Muluk. Sebab rumah itu terletak di dusun pada areal perbu- kitan yang bukan merupakan pemu- kiman padat. Meski demikian, hari itu ratusan polisi dan aparat militer dari Kodim 0828, tampak berjaga-jaga guna mengamankan amuk massa yang dikhawatirkan bisa semakin meluas. Selain itu, empat truk pasukan dari Polda Jatim juga telah memasuki lokasi. Namun lantaran jarak yang tidak bisa dilalui dengan kendaraan, ratusan polisi dari Sa- bhara itu terpaksa harus jalan kaki menuju lokasi pembakaran sejauh 1-2 km. Sebab jalan menuju lokasi masih berupa tanah seukuran pema- tang sawah. Saat pasukan dari kepolisian maupun Kodim sampai di lokasi, massa sudah membakar bangunan mushalah. Beberapa anggota polisi dari Polsek Omben yang berada di lokasi seakan tak mampu berbuat ba- nyak, hingga massa membakar rumah dan toko serta gudang barang. Lalu massa pun bergerak menuju rumah Iklil (adik Tajul Muluk) yang berjarak 3 Km. Rumah Saiful Islam (adik ipar Tajul Muluk) yang berjarak 5 Km dari lokasi pun juga tertimpa amuk massa yang tengah meranggas. Sebulan sebelum peristiwa itu terjadi, tepatnya pada tanggal 27 No- pember 2011, situasi di dusun Nang- kernang Desa Karanggayam Kec. Omben sebenarnya sempat mema- nas. Kala itu tengah terjadi pengha- dangan jamaah Syiah yang hendak merayakan perayaan Asyura di Ba- ngil oleh sekelompok massa. Jamaah yang akan berangkat sejumlah 75 o- rang. Rencananya menggunakan 3 mobil colt Elf. Tapi yang berhasil be- rangkat hanya satu mobil yang ditum- pangi Tajul Muluk beserta 25 jama- ahnya. Lantas malam harinya tersiar kabar, bahwa massa akan menyerbu rumah Tajul Muluk jika dia berani pu- lang kembali ke dusun Nangkernang. Tak ayal, kepolisian pun dibuat kela- bakan. Hingga akhirnya Kapolsek Omben harus stanby menunggu rom- bongan Tajul Muluk di pertigaan Om- ben. Meski sempat terjadi perdebatan yang cukup lama, akhirnya Tajul Mu- luk urung pulang ke rumahnya. Peritiwa penghujung Desember lalu, tak bisa dilepaskan dari kejadian 27 Nopember 2011. Apalagi sehari menjelang terjadinya peristiwa “De- sember kelabu” itu, tersebar kabar via sms – yang diterima salah satu jamaah Tajul Muluk – akan ada demo warga besar-besaran pada pukul 12 siang di rumah pemimpin Syiah Tersebut. Namun hal itu ditepis oleh pihak ke- polisian. “Kalau memang ada kabar seperti itu, kenapa jamaah Tajul tak hubungi pihak kepolisian?” kilah se- orang aparat yang sedang berjaga di lokasi rumah Tajul Muluk pasca ke- bakaran. Yang pasti, pada saat peristiwa itu terjadi, para jamaah Tajul masih melakukan kegiatan rutinitas setiap hari di sawah. Sedangkan di lokasi kejadian waktu itu hanya ada bebe- rapa anak yang sedang ngaji di mu- shalla. Praktis memang tidak banyak perlawanan yang diberikan jamaah Tajul terhadap massa pelaku pemba- karan. Bahkan Tajul Muluk pun wak- tu itu sedang berada di Malang kare- na tengah menjalani kesepakatan un- tuk relokasi sementara. Untuk mengamankan jamaah Tajul dari amuk massa, aparat harus menunggu beberapa jam hingga mas- sa yang berkumpul berangsur bubar. Akhirnya ketika situasi mulai kon- dusif, para jamaah Tajul diungsikan ke GOR Wijaya Kusuma Sampang untuk menghindari konflik lanjutan terjadi. Mereka berada di penampu- ngan tersebut sejak tanggal 29 De- sember 2011 hingga 12 Januari 2012. Meski segala kebutuhan ter- penuhi, namun para jamaah Tajul sempat mengeluhkan suasana pe- nampungan. Mereka menganggap fasilitasnya minim, terutama fasili- tas kesehatan. Hal itu terbukti de- ngan banyaknya keluhan yang me- reka alami seperti diare dan ISPA. Sebagaimana dilansir banyak media, pada tanggal 29 Desember 2011 telah terjadi pengrusakan dan pembakaran terhadap tiga rumah tokoh Syiah di Sampang. Massa bahkan membakar tempat ibadah, banguan toko milik pimpinan Syiah, dan pesantren tempat mereka melakukan aktivitas dakwahnya. Kasus Pembakaran di Sampang Ketika Masing-Masing K etika Masing-Masing K etika Masing-Masing K etika Masing-Masing K etika Masing-Masing Kelompok elompok elompok elompok elompok Tak Meng ak Meng ak Meng ak Meng ak Mengede ede ede ede edepankan K pankan K pankan K pankan K pankan Kearif earif earif earif earifan an an an an Tajul Muluk alias Ali Murtadha

Upload: others

Post on 29-Aug-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6 MPA 305 / Februari 2012

Pemkab Sampang mengaku ge-rah dengan pemberitaan semacam itu.Sebab berdasarkan data di Kemente-rian Agama, kelompok pengajianyang dipimpin oleh Tajul Muluk aliasAli Murtadla tidak terdaftar di Keme-nag. Jadi sebenarnya bukanlah ma-drasah apalagi pesantren. Bahkanlembaga pimpinan ustadz Tajul inibelum didaftarkan di BakesbangSampang.

Sedangkan tiga rumah yang di-bakar massa, letaknya berjauhan.Masing-masing berjarak antar 3-5 Kmdari rumah Tajul Muluk. Sebab rumahitu terletak di dusun pada areal perbu-kitan yang bukan merupakan pemu-kiman padat. Meski demikian, hari ituratusan polisi dan aparat militer dariKodim 0828, tampak berjaga-jagaguna mengamankan amuk massayang dikhawatirkan bisa semakinmeluas. Selain itu, empat trukpasukan dari Polda Jatim juga telahmemasuki lokasi. Namun lantaranjarak yang tidak bisa dilalui dengankendaraan, ratusan polisi dari Sa-bhara itu terpaksa harus jalan kakimenuju lokasi pembakaran sejauh1-2 km. Sebab jalan menuju lokasimasih berupa tanah seukuran pema-tang sawah.

Saat pasukan dari kepolisianmaupun Kodim sampai di lokasi,massa sudah membakar bangunan

mushalah. Beberapa anggota polisidari Polsek Omben yang berada dilokasi seakan tak mampu berbuat ba-nyak, hingga massa membakar rumahdan toko serta gudang barang. Lalumassa pun bergerak menuju rumahIklil (adik Tajul Muluk) yang berjarak3 Km. Rumah Saiful Islam (adik iparTajul Muluk) yang berjarak 5 Km darilokasi pun juga tertimpa amuk massayang tengah meranggas.

Sebulan sebelum peristiwa ituterjadi, tepatnya pada tanggal 27 No-pember 2011, situasi di dusun Nang-kernang Desa Karanggayam Kec.Omben sebenarnya sempat mema-

nas. Kala itu tengah terjadi pengha-dangan jamaah Syiah yang hendakmerayakan perayaan Asyura di Ba-ngil oleh sekelompok massa. Jamaahyang akan berangkat sejumlah 75 o-rang. Rencananya menggunakan 3mobil colt Elf. Tapi yang berhasil be-rangkat hanya satu mobil yang ditum-pangi Tajul Muluk beserta 25 jama-ahnya.

Lantas malam harinya tersiarkabar, bahwa massa akan menyerburumah Tajul Muluk jika dia berani pu-lang kembali ke dusun Nangkernang.Tak ayal, kepolisian pun dibuat kela-bakan. Hingga akhirnya KapolsekOmben harus stanby menunggu rom-bongan Tajul Muluk di pertigaan Om-ben. Meski sempat terjadi perdebatan

yang cukup lama, akhirnya Tajul Mu-luk urung pulang ke rumahnya.

Peritiwa penghujung Desemberlalu, tak bisa dilepaskan dari kejadian27 Nopember 2011. Apalagi seharimenjelang terjadinya peristiwa “De-sember kelabu” itu, tersebar kabar viasms – yang diterima salah satu jamaahTajul Muluk – akan ada demo wargabesar-besaran pada pukul 12 siangdi rumah pemimpin Syiah Tersebut.Namun hal itu ditepis oleh pihak ke-polisian. “Kalau memang ada kabarseperti itu, kenapa jamaah Tajul takhubungi pihak kepolisian?” kilah se-orang aparat yang sedang berjaga di

lokasi rumah Tajul Muluk pasca ke-bakaran.

Yang pasti, pada saat peristiwaitu terjadi, para jamaah Tajul masihmelakukan kegiatan rutinitas setiaphari di sawah. Sedangkan di lokasikejadian waktu itu hanya ada bebe-rapa anak yang sedang ngaji di mu-shalla. Praktis memang tidak banyakperlawanan yang diberikan jamaahTajul terhadap massa pelaku pemba-karan. Bahkan Tajul Muluk pun wak-tu itu sedang berada di Malang kare-na tengah menjalani kesepakatan un-tuk relokasi sementara.

Untuk mengamankan jamaahTajul dari amuk massa, aparat harusmenunggu beberapa jam hingga mas-sa yang berkumpul berangsur bubar.

Akhirnya ketika situasi mulai kon-dusif, para jamaah Tajul diungsikanke GOR Wijaya Kusuma Sampanguntuk menghindari konflik lanjutanterjadi.

Mereka berada di penampu-ngan tersebut sejak tanggal 29 De-sember 2011 hingga 12 Januari2012. Meski segala kebutuhan ter-penuhi, namun para jamaah Tajulsempat mengeluhkan suasana pe-nampungan. Mereka menganggapfasilitasnya minim, terutama fasili-tas kesehatan. Hal itu terbukti de-ngan banyaknya keluhan yang me-reka alami seperti diare dan ISPA.

Sebagaimana dilansirbanyak media, pada tanggal

29 Desember 2011 telahterjadi pengrusakan dan

pembakaran terhadap tigarumah tokoh Syiah di

Sampang. Massa bahkanmembakar tempat ibadah,

banguan toko milik pimpinanSyiah, dan pesantren tempatmereka melakukan aktivitas

dakwahnya.

Kasus Pembakaran di SampangKKKKKetika Masing-Masing Ketika Masing-Masing Ketika Masing-Masing Ketika Masing-Masing Ketika Masing-Masing Kelompokelompokelompokelompokelompok

TTTTTak Mengak Mengak Mengak Mengak Mengedeedeedeedeedepankan Kpankan Kpankan Kpankan Kpankan Kearifearifearifearifearifananananan

Tajul Muluk alias Ali Murtadha

7MPA 305 / Februari 2012

Tapi beruntung, sejak tanggal 4 Janu-ari relawan Mer-C berada di sana un-tuk memberikan layanan kesehatan.

Keluhan lain yang mereka rasa-kan, adalah pada saat pemulangandari penampungan. Jamaah sempatkaget dan marah karena merasa di-usir. Pasalnya, menurut mereka, takada pemberitahuan sebelumnya. Dankonon aparat langsung mengeluar-kan barang-barang jamaah ke luar.Sehingga ketika disediakan mobilangkuatan, mereka menolak menaiki-nya. Jamaah Tajul malah mencarimobil sendiri dan mengemasi barang-barang miliknya. “Kami masih punyaharga diri. Wong yang meminta kamidi sini mereka. Giliran kita di sini kokmalah diusir,” ujar Tajul Muluk berna-da tinggi.

Tapi menurut Pemkab, apa yangdilakukan sudah sesuai protap yangada. Sesuai aturan, dalam tanggap da-rurat itu minimal tujuh hari. Bahkanjamaah Tajul sudah berada di peng-ungsian selama dua minggu. “Apa-lagi kondisi pemukiman warga dinilai

sudah aman,” tutur Plt. KankemenagSampang, H. Abdul Halim mewakiliBupati Sampang.

Apa boleh dikata.. “peristiwaSampang” telah terjadi. Jamaah Tajulpun telah menanggung kerugian ma-terial dan psikologis yang tak sedikit.Dengan berlarutnya konflik ini, jugasempat menimbulkan perceraian dikalangan keluarga mereka. Yang di-harapkan Tajul Muluk dan jamaah-nya, adalah ingin segera kembali lagi

dan hidup aman berdampingan de-ngan yang lainnya.

Tajul Muluk pun tak mau diang-gap sebagai penyebab kerusuhantersebut. Sebab menurutnya, sudahjelas-jelas massa yang melakukan tin-dak anarkhis. Oleh karenanya, diri-nya meminta agar pihak kepolisianmengusut tuntas para pelakunya.“Jangan sampai para pelaku dibiar-kan begitu saja. Polisi harus segeramenangkap provokatornya,” tuntut-nya.

Pria kelahiran Sampang 22 Ok-tober 1972 ini juga berharap, agar paratokoh agama mau meredam jamaah-nya supaya tidak mudah berbuatanarkhisme. Kini Tajul Muluk pun ju-ga memutuskan untuk menghindaridialog. Sebab menurutnya, selama iniyang terjadi bukanlah dialog melain-kan penghakiman. MUI yang menge-luarkan fatwa haram, juga dianggaptak pernah melakuakn klarifikasi se-cara langsung terkait ajarannya. “Me-reka hanya tanya pada orang yangsebenarnya tidak tahu apa-apa,” ujar

putra pasangan (alm.) Makmum danUmmu ini menyayangkan.

Menurut H. Noer Tjahja, konfliktak akan pernah terjadi jika saja ma-sing-masing kelompok mengede-pankan kearifan. Artinya satu kelom-pok tak memaksakan kehendak dalammendakwahkan keyakinannya. De-ngan kasus ini, hendaknya masyara-kat Muslim menjadikan Islam sebagailadasan yang kokoh untuk melakukanperubahan yang lebih baik.

Di sisi lain, kata Bupati Sampangini, selama ini di Sampang sebenarnyatidak ada golongan Syiah. Yang adamenurutnya adalah sebuah aliranyang terindikasi melakukan penista-an agama dan menimbulkan keresah-an masyarakat. Dari keresahan itulahlantas menyulut amuk massa yangmenyebabkan aksi pembakaran ru-mah pada akhir Desember tahun lalu.“Jadi.. tepatnya aksi itu dipicu olehperselisihan dua saudara kandung,yang kebetulan mereka sama-samamempunyai pengikut. Dan salah sa-tunya terindikasi telah melakukan pe-nistaan agama,” terangnya.

Yang terpenting, lanjutnya,Pemkab Sampang telah berhasil me-ngendalikan situasi. Sebab dalam pe-nanganan aksi kerusuhan tersebut,ternyata tidak menimbulkan korbansatu pun. Bahkan putra mantan gu-bernur Jatim HM. Noer itu memuji pi-hak kepolisian, karena tidak ada satupun butir peluru meletus yang digu-nakan untuk pengamanan. “Sebab ituPemkab Sampang selalu mengunakan

pendekatan dialogis,” ujarnya.Termasuk ketika harus meng-

ungsikan jamaah Tajul ke GOR WijayaKusuma Sampang demi melindungidari acaman. Pada tanggal 12 Januari2012 lalu mereka pun dipulangkankembali karena keamanan sudah kon-dusif. Praktis hampir dua minggu ja-maah Tajul yang berjumlah sekitar 270orang dari total 351 orang yang meng-inap di pengungsian sudah kembalike rumahnya masing-masing.

H. Noer TjahjaH. Abd. Halim, S.Ag, MM

8 MPA 305 / Februari 2012

Pemkab juga berjanji akan meng-ganti segala bentuk kerugian mate-rial yang dialami mereka. Termasukmembangun kembali rumah yang di-bakar massa. Tapi untuk tawaran me-relokasi mereka melalui programtransmigrasi, Tajul Muluk dan jama-ahnya menolak keras. “Sebab sayasangsi akan keamanan kami. Di tanahkelahiran saja tidak ada keamanan, lhabagaimana di sana nanti?” tukas Tajulmenyangsikan.

Namun demikian, kata Bupati,usulan program transmigrasi itu bu-kanlah sebuah diskriminasi. Sebabprogram tersebut sudah ada sejak la-ma. “Itu jika mereka berminat. Kalautidak, ya tidak masalah. Yang jelas,mereka itu tetap warga Sampang,” tu-kas Bupati. Dan saat ini Pemkab Sam-pang tengah melakukan koordinasidengan semua tokoh masyarakat dantokoh ulama di Kabupaten Sampanguntuk meredam kasus tersebut. Danberharap situasi aman bisa segeratercipta di Sampang.

Bagi H. Abd. Halim, S.Ag, MM,yang terpenting dari semua itu adalahsolusi pasca kejadian. Meski ajaranyang dilakukan oleh Tajul Muluk danpengikutnya itu sesat dan meng-ganggu ketentraman masyarakat,namun pihaknya telah berkoordinasidengan Pemkab dan aparat kepolisianuntuk mengamankan Tajul Mulukdan pengikutnya agar tidak terjadi

bentrok lagi. Dan Kementerian Aga-ma telah menginventarisir pengikutTajul Muluk sebanyak 307 orang.

Oleh karenanya, Kasubbag TUKankemenag Sampang ini berharap,agar saat ini dilakukan penguatanmasyarakat baik secara kelompokmaupun individu. Mereka harus di-bina secara serius dalam hal ideologimaupun ketauhidannya. “Sebab de-ngan ideologi yang matang dan ke-tauhidan yang kuat, mereka tidak mu-dah terprovokasi dan dapat menang-kis pemikiran yang bertentangan de-ngan kebenaran agama,” tandas pe-ngasuh pondok sosial dan pendidik-an agama Islam Asy-Syuroiah Kram-pon ini.

Kementerian Agama juga adaupaya untuk menyelamatkan ajarandan aqidah Islam sesuai yang telahdisunnahkan oleh Rasulullah SAW.Diantaranya dengan mengadakankonsolidasi aqidah, syari’ah, sertamewujudkan ukhuwah islamiyah,basyariyah dan wathaniyah. Secepat-nya juga akan membangun saranadan prasarana keagamaan sepertimadrasah atau pondok pesantren.“Jangan sampai mushalla dan masjidyang sudah ada dibiarkan sepi tanpaada satu rutinitas. Program GEM-MAR mengaji segera digalakkan danmajelis taklim juga difungsikan,” tu-kas pria kelahiran Sampang 31 De-sember 1957 ini.

Agama Islam itu membimbingmanusia untuk menuju kedamaiandan menentang kekerasan. Sebab ke-kerasan bila dilawan dengan kekeras-an tidak akan menyelesaikan masa-lah. Jadi diperlukan pendekatan se-cara kultural dengan dialog. Denganbegitu orang akan mempunyai empatipada yang lain. Dan tak menutup ke-mungkinan akan ada solusi-solusidamai yang dimunculkan dari banyakpihak.

Yang tak kalah pentingnya, ujarKH. Abd. Halim mengingatkan, peme-rintah harus segera memperbaiki ke-senjangan ekonomi dan menciptakankesejahteraan masyarakat. Lantarandalam kondisi ketidakpastian pereko-nomian, sangat rentan paham-pahamtersebut tumbuh subur. “Jadi peme-rintah harus benar-benar membuatprogram-program yang pro rakyatkecil. Sehingga bisa berimbas secaralangsung untuk dirasakan oleh ma-syarakat,” pungkasnya. Laporan:Ahmad Suprianto (Surabaya), LailiAsyiqoh (Sampang).

Nyaris tak Tersisa. Sebuahbangunan tempat ngaji santripasca pembakaran. Selainbangunan ini sebuah, mushalla,bangunan toko dan tiga rumahmenjadi sasaran amuk massa.