kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

24
Identitas Pasien Nama : Tn. A. K Umur : 29 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat: Jl. RA. Kartini RT 23 RW 08, Sambigede, Sumberpucung, Malang Agama / suku: Islam / Jawa Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SMA Tanggal datang : 06 September 2010 Register : 10921950

Upload: hendradarmawan4

Post on 30-Dec-2014

128 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

TRANSCRIPT

Page 1: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Identitas Pasien

Nama : Tn. A. K Umur : 29 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Jl. RA. Kartini RT 23 RW 08, Sambigede, Sumberpucung, Malang Agama / suku : Islam / Jawa Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SMA Tanggal datang : 06 September 2010 Register : 10921950

Page 2: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Anamnesis 2 September 2010

Keluhan utama: mata kabur Mata kiri tidak bisa melihat sejak 2 minggu yang lalu, setelah sebelumnya

terasa kabur selama 1,5 tahun ini. Mata kemeng (-), pusing (+) kadang-kadang, mual (-), muntah (-), melihat dobel (-)

Mata kanan kabur sejak 2 minggu yang lalu, mendadak, saat sedang bekerja (pasien adalah seorang karyawan toko, telah bekerja sejak 5 tahun yang lalu). Riwayat melihat kilatan cahaya (-), riwayat melihat titik hitam (+) jumlahnya 3 dan tidak bertambah banyak, riwayat menggunakan kaca mata minus (+) sejak SMP. Riwayat cekot-cekot (+), mata merah (-)

Pasien adalah seorang karyawan sebuah toko, sering angkat-angkat barang berat

Riwayat keluarga dengan keluhan sama (-) Ibu pasien di diagnosis glaukoma di Kepanjen, namun pasien lupa sejak kapan

dan mendapatkan terapi apa Riwayat pengobatan: Pasien sering membeli sendiri cendo xitrol selama 1

bulan ini. Pasien belum pernah periksa ke tempat lain selain di poli mata RS Saiful Anwar.

Riwayat Penyakit Dahulu: DM (-), HT (-) alergi (-) asma (-)

Page 3: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

3/60 Visus LP (+), bad prog.

spasme (-), edema (-) Palpebra spasme (+), edema (-)

CI (-), PCI (-) Konjungtiva CI (-), PCI (-)

Jernih Kornea Jernih

Dalam COA Dalam

coklat, rad line (+), atrofi (-) Iris coklat, rad line (+), atrofi (-)

bulat, 3 mm, RP (+) Pupil bulat, 3 mm, RP (+)

Jernih Lensa Kesan agak keruh

6/5,5 = 7,1 mmHg TIO Schiotz 0/5,5 5,5/10 = 34,4 mmHg

FR (+) dim, detail sde Fundus FR (-)

Pemeriksaan FisikStatus Oftalmolog

OD OS

Page 4: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Assessment OD high myopia + suspect vitreous opacity, suspect

retinal diabetikum OS suspect steroid induced glaukoma + suspect

sekunder katarak e.c steroid + suspect retinal diabetikum

Planning K/ Glaukoma K/ Vitreo Retina

Page 5: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

USG: ODS gambaran Retinal detachment ODS ablatio retina OS suspect POAG DDx steroid induced

Tx: Timolol 0,5% 2x1 OS Glaucon 3x1 KSR 1x1

Page 6: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

3 September 2010

Keluhan utama: mata kabur Mata kanan kabur sejak 3 minggu yang lalu, mendadak, saat sedang bekerja (pasien

adalah seorang karyawan toko, telah bekerja sejak 5 tahun yang lalu). Riwayat melihat kilatan cahaya (-), riwayat melihat titik hitam (+) jumlahnya 3 dan tidak bertambah banyak, riwayat menggunakan kaca mata minus (+) sejak SMP. Riwayat cekot-cekot (+), mata merah (-)

Mata kiri kabur sejak 1,5 tahun yang lalu, tambah lama semakin bertambah kabur, tidak bisa melihat sama sekali sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat mata kiri kemeng (+), cekot-cekot (+) kadang-kadang, mata merah (-), keluhan melihat seperti pelangi (-), keluhan nabrak-nabrak (-), mual (-) muntah (-)

Pasien adalah seorang karyawan sebuah toko, sering angkat-angkat barang berat Riwayat keluarga dengan keluhan sama (-) Ibu pasien di diagnosis glaukoma di Kepanjen, namun pasien lupa sejak kapan dan

mendapatkan terapi apa Riwayat pengobatan: Pasien sering membeli sendiri cendo xitrol selama 1 bulan ini.

Pasien belum pernah periksa ke tempat lain selain di poli mata RS Saiful Anwar. Riwayat Penyakit Dahulu: DM (-), HT (-) alergi (-) asma (-)

Page 7: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

3/60 CC 5/30 PH (-) Visus LP (+)

spasme (-), edema (-) Palpebra spasme (+), edema (-)

CI (-), PCI (-) Konjungtiva CI (-), PCI (-)

Jernih Kornea Jernih

Dalam COA Dalam, lebih dangkal dari yang kanan

coklat, rad line (+), atrofi (-) Iris coklat, rad line (+), atrofi (-), iris seperti terdorong ke depan

bulat, 3 mm, RP (+) Pupil bulat, 3 mm, RP (+)

Jernih Lensa Keruh tidak rata

Tidak terukur TIO Schiotz 20/5,5

Page 8: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Funduskopi

ODS Fundus Reflek +/-

Vitreous Opacity Gr I

Papil N II Bulat +/+Batas tegas +/+CD Ratio 0,3/0,3

Vasa Terangkat (+), turbisity (+)

Retina Detach (+), degenerasi lattice jam 4-5 (Lensa 2), degenerasi snail track jam 11-1 (Lensa 3), tear tidak ditemukan

Makula Reflek Fovea (-), detach (+)

Page 9: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

USG:OD: Kapsul post lensa = intak

Vitreus ant-med-post = echodense (-), detachment retina (-)Retina = detach (+)Koroid = on placePN II = on place

OS: Kapsul post lensa = intakVitreus ant-med-post = echodense (+) medium-high spikeRetina = detach (?)Koroid = on placePN II = on place

Page 10: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Dx: ODS high myopia + RRD OS suspect POAG. DDx steroid induced glaukomaP: - Bed rest - KIE pro OD SB - MRS pasien pikir-pikir - KIE kontrol hari Senin - Cek lab + thorax Ap tunggu hasil

Page 11: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

06 SEPTEMBER 2010. KONTROLKeluhan utama: mata kaburTidak ada keluhan tambahan (dibandingkan kontrol sebelumnya, tanggal 3 September 2010)

3/60 PH (-) Visus LP (+)

spasme (-), edema (-) Palpebra spasme (+), edema (-)

CI (-), PCI (-) Konjungtiva CI (-), PCI (-)

Jernih Kornea Jernih

Dalam COA Dalam, lebih dangkal dari yang kanan

coklat, rad line (+), atrofi (-) Iris coklat, rad line (+), atrofi (-), iris seperti terdorong ke depan

bulat, 3 mm, RP (+) Pupil bulat, 3 mm, RP (+)

Jernih Lensa Keruh tidak rata

Tidak terukur TIO Schiotz 20/5,5

6 TIO Aplanasi 12

Page 12: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Funduskopi 6 september 2010

ODS Fundus Reflek +/+

Vitreous Tobaccoo dust +/-Keruh Gr I / Keruh Gr I

Papil N II OD: Bulat, batas tegas, CD Ratio 0,3OS: Tertutup ablatio retina

Vasa a/v 2/3 +/+,terangkat (+) (supero inferior) / inferiorDilatasi +/-Turbisity +/+ (at inferior)

Retina Detach +/+ (infero-nasal)Tear + (jam 10-2)/not seen

Makula Reflek Fovea -/-, detach -/+

Page 13: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

A: ODS high myopia OD RRD + PVR OS Glaukoma sekunder + long standing RRDP: - KIE prognosis operasi di Saiful Anwar peluangnya 50 : 50,

karena ada PVR, jadi lebih baik dengan vitrektomi dan gas C3F8. Gas tersebut belum tersedia untuk saat ini, kemungkinan paling cepat baru tersedia setelah hari raya Idul Fitri

- Rujuk ke RSDU dr. Soetomo Surabaya surat + -KIE bed rest di rumah, hindari aktivitas berat - CVL ed 4 x 1 OD

Page 14: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

~ Miopia adalah keadaan di mana fokus sinar dari benda yang terletak di depan retina.

~Di antara penyebab miopia:- sumbu bola mata terlalu panjang- kornea lebih cembung- pembiasan sinar oleh kornea dan lensa terlalu kuat- herediter.

BAB IV (PEMBAHASAN)

Page 15: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Pada miopia tinggi dapat terjadi peregangan mekanis dan penipisan pada koroid serta lapisan RPE (Retinal Pigment Epithelium), yang

mana dapat mengakibatkan berbagai macam perubahan pada retina secara degeneratif (Pierro, 1992).

Pasien adalah seorang laki-laki dengan riwayat memakai kaca mata minus sejak SMP (sekitar 16 tahun yang lalu), kemudian kaca mata yang dipakai saat ini adalah -6D. Oleh karena itu, pasien ini menderita miopi tinggi.

Page 16: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Studi epidemiologis telah menunjukkan peningkatan prevalensi terjadinya degenerasi retina perifer dalam hubungannya dengan miopia tinggi dan peningkatan axial length (Lai, 206; Saw, 2005).

Berdasarkan tipe-tipe yang berbeda dari degenerasi retina perifer pada miopia tinggi, degenerasi lattice merupakan predisposisi untuk terjadinya RRD (Rhegmatogenous Retinal Detachment) (Lewis, 2003).

Page 17: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

- Ablasio retina (retinal detachment): suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan sel batang retina dari sel epitel pigmen retina (Ilyas, 2008).- Banyak terjadi pada usia 40-70 tahun, tapi bisa terjadi pada anak2 dan usia pertengahan (20-30 tahun)

-Penyebab ablasio retina terbanyak adalah miopia (40-50%), operasi katarak (afakia, pseudofakia) 30-40%, trauma okuler 10-20% (Galloway et al., 2006; Larkin, 2008).

Penderita ini adalah seorang laki-laki yang berusia 29 tahun dan mempunyai riwayat miopia lebih dari 15 tahun. Oleh karena itu, berpotensi untuk mengalami ablasio retina.

Page 18: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Diagnosis ablasio retina ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan oftalmologi, dan pemeriksaan penunjang.

Anamnesis. Gejala yang sering dikeluhkan penderita adalah (Langston, 2002; Galloway et al., 2006; Kanski, 2007) :

– Floater: penderita merasakan adanya tabir atau bayangan yang datang dari perifer

– Fotopsia: penderita melihat kilatan cahaya.– Penurunan tajam penglihatan

Page 19: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Pemeriksaan Oftalmologi (Hardy, 2000; Jones, et al., 2004; Cassidy & Olver, 2005)

- Pemeriksaan visus- Pemeriksaan lapangan pandang. - Pemeriksaan funduskopi. - Pemeriksaan tekanan bola mata

Pemeriksaan Penunjang (Larkin, 2008; Wu, 2008)– Pemeriksaan laboratorium– Pemeriksaan ultrasonografi – Teknik pencitraan seperti foto orbita, CT scan,

atau MRI

Page 20: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Pemeriksaan

3/60 PH (-) Visus LP (+)

spasme (-), edema (-) Palpebra spasme (+), edema (-)

CI (-), PCI (-) Konjungtiva CI (-), PCI (-)

Jernih Kornea Jernih

Dalam COA Dalam, lebih dangkal dari yang kanan

coklat, rad line (+), atrofi (-) Iris coklat, rad line (+), atrofi (-), iris seperti terdorong ke depan

bulat, 3 mm, RP (+) Pupil bulat, 3 mm, RP (+)

Jernih Lensa Keruh tidak rata

Tidak terukur TIO Schiotz 20/5,5

6 TIO Aplanasi 12

Page 21: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

ODS Fundus Reflek +/+

Vitreous Tobaccoo dust +/-Keruh Gr I / Keruh Gr I

Papil N II OD: Bulat, batas tegas, CD Ratio 0,3OS: Tertutup ablatio retina

Vasa a/v 2/3 +/+,terangkat (+) (supero inferior) / inferior

Dilatasi +/-Turbisity +/+ (at inferior)

Retina Detach +/+ (infero-nasal)Tear + (jam 10-2)/not seen

Makula Reflek Fovea -/-, detach -/+

FUNDUSKOPI

Page 22: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Pembedahan ablasio retina: (Wijana, 1993; Batterburry & Bowling, 2005):- Scleral Buckling - Retinopleksi pneumatik - Vitrektomi

Pada kasus ini pasien dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Pemilihan teknik pembedahan disesuaikan dengan jenis ablasio retina yang diderita oleh pasien dan ditentukan berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut pada rumah sakit rujukan.

Untuk sementara ini yang direkomendasikan adalah dengan vitrektomi.

Page 23: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Penurunan ketajaman penglihatan dan kebutaan merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada ablasio retina. Penurunan penglihatan terhadap gerakan tangan atau persepsi cahaya (light perception) adalah komplikasi yang sering dari ablasio retina jika melibatkan makula (Hardy, 2000).

Bila ablasio retina sudah berlangsung lama, maka pada retina timbul gangguan metabolisme. Zat-zat toksik yang ditimbulkan

menyebabkan degenerasi dan atrofi dari retina. Sel-sel batang dan kerucut menjadi rusak karena tidak mendapatkan makanan oleh karena pasokan makanan sel-sel tersebut berasal dari kapiler

koroid (Wijana, 1993).

Pada penderita ini didapatkan visus OS LP (+), jadi telah terjadi komplikasi yang melibatkan makula sehingga mata kiri pasien tidak dapat melihat.

Page 24: kasus mata glaukoma +miopi + ablasio retina

Becker adalah orang pertama yang membuat kita tertarik untuk mengetahui seberapa besar kasus ablasio retina dan glaukoma berhubungan. Beliau menemukan bahwa sebanyak 12,3% pasien menderita glaukoma dari 530 pasien dengan ablasio retina. Persentase ini adalah 12 kali lipat dibandingkan prevalensi terjadinya glaukoma pada populasi umum. Berdasarkan British survei, misalnya, hanya 1,1% dan 0,84% orang di atas usia 40 tahun yang menderita glaukoma.