kas dan penjelasannya

38
KAS, REKONSILIASI BANK DAN INVESTASI JANGKA PENDEK Kas merupakan medium standar yang diakui umum sebagai alat pembayaran sebesar nominal, tersedia dan bebas digunakan kapan saja untuk membiayai kegiatan perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut, alat pembayaran yang dapat diklasifikasikan sebagai kas adalah alat pembayaran yang memiliki dua kriteria, yaitu “tersedia” dan “bebas”. Tersedia berarti suatu item yang dimiliki atau dikendalikan perusahaan untuk digunakan sebagai alat pembayaran kegiatan perusahaan sehari-hari. Sedangkan bebas berarti setiap item dapat diklasifikasikan sebagai kas, jika diterima umum sebagai alat pembayaran sebesar nominalnya. Pengertian Kas Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas adalah aktiva yang tidak produktif, oleh karena itu harus dijaga supaya jumlah kas tidak terlalu besar sehingga tidak ada “idle cash” (kas menganggur). Daya beli uang bisa berubah-ubah mungkin naik atau turun tetapi kenaikan atau penurunan daya beli ini tidak akan mengakibatkan penilaian kembali terhadap kas. Sifat-sifat kas adalah: 1. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi-transaksi perusahaan. 2. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi dan ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan seragam, tanpa tanda pemilikan. 3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang. Jumlah uang kas yang terlalu banyak bagi perusahaan tidak efisien, karena penyimpanan uang membutuhkan biaya dan nilai uang yang selalu menurun. Sedangkan jumlah yang kurang, bagi perusahaan juga merugikan karena perusahaan tidak dapat segera memanfaatkan kesempatan yang ada. Karena sifat-sifat tersebut, sering terjadi kecurangan-kecurangan terhadap kas yang meliputi: 1. Check kiting, terjadi apabila pada suatu saat (akhir periode) suatu transfer dana dibuat dengan cek dari suatu rekening bank dimasukkan sebagai deposit ke rekening bank lain, tetapi tidak ada pencatatan yang mengurangi jumlah uang kas pada rekening bank yang ceknya dikeluarkan, ditunda sampai 1

Upload: pradhikta-rumbaga

Post on 23-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Akun Kas dan Penjelasannya

TRANSCRIPT

KAS, REKONSILIASI BANK DAN INVESTASI JANGKA PENDEK

Kas merupakan medium standar yang diakui umum sebagai alat pembayaran sebesar nominal, tersedia dan bebas digunakan kapan saja untuk membiayai kegiatan perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut, alat pembayaran yang dapat diklasifikasikan sebagai kas adalah alat pembayaran yang memiliki dua kriteria, yaitu “tersedia” dan “bebas”. Tersedia berarti suatu item yang dimiliki atau dikendalikan perusahaan untuk digunakan sebagai alat pembayaran kegiatan perusahaan sehari-hari. Sedangkan bebas berarti setiap item dapat diklasifikasikan sebagai kas, jika diterima umum sebagai alat pembayaran sebesar nominalnya.

Pengertian KasKas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas.

Kas adalah aktiva yang tidak produktif, oleh karena itu harus dijaga supaya jumlah kas tidak terlalu besar sehingga tidak ada “idle cash” (kas menganggur). Daya beli uang bisa berubah-ubah mungkin naik atau turun tetapi kenaikan atau penurunan daya beli ini tidak akan mengakibatkan penilaian kembali terhadap kas.

Sifat-sifat kas adalah:1. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi-transaksi

perusahaan.2. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam

transaksi dan ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan seragam, tanpa tanda pemilikan.

3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang. Jumlah uang kas yang terlalu banyak bagi perusahaan tidak efisien, karena penyimpanan uang membutuhkan biaya dan nilai uang yang selalu menurun. Sedangkan jumlah yang kurang, bagi perusahaan juga merugikan karena perusahaan tidak dapat segera memanfaatkan kesempatan yang ada.

Karena sifat-sifat tersebut, sering terjadi kecurangan-kecurangan terhadap kas yang meliputi:

1. Check kiting, terjadi apabila pada suatu saat (akhir periode) suatu transfer dana dibuat dengan cek dari suatu rekening bank dimasukkan sebagai deposit ke rekening bank lain, tetapi tidak ada pencatatan yang mengurangi jumlah uang kas pada rekening bank yang ceknya dikeluarkan, ditunda sampai awal periode berikutnya. Laporan bank yang menerima transfer diharapkan akan menambah kas perusahaan sejumlah transfer, atau kalau tidak, dinyatakan ada setoran dalam perjalanan. Sementara itu tidak ada pengurangan kas pada bank yang ceknya dikeluarkan. Dengan demikian kekurangan uang kas untuk sementara dapat disembunyikan, atau jumlah uang kas dilaporkan lebih besar dari yang sebenarnya.

2. Lapping, terjadi apabila hasil penagihan piutang dari suatu langganan tidak dicatat, kemudian penerimaan kas dari langganan yang lain berikutnya di kreditkan pada rekening piutang yang tidak dicatat

1

tersebut. Misalkan perusahaan menerima piutang berturut-turut Rp 30; Rp 40 dan Rp 50 berturut-turut dari X, Y dan Z. Penerimaan piutang dari X tidak dicatat, kemudian penerimaan piutang dari Y dikreditkan pada rekening X, dan selanjutnya penerimaan piutang dari Z dikreditkan pada rekening Y. Demikian selanjutnya, sehingga selalu ada penundaan terhadap pengakuan jumlah uang kas.

3. Penjualan kredit tidak dicatat, kemudian hasil penagihannya tidak dimasukkan sebagai kas perusahaan.

4. Adanya transaksi-transaksi biaya yang bersifat fiktif.5. Pembebanan cek-cek pribadi ke perusahaan.6. Pelunasan piutang tidak dicatat sebagai penambahan kas tetapi

mendebit rekening cadangan kerugian piutang atau cadangan lain.7. Menyalahkan perhitungan kas perusahaan.

Untuk menghindari terjadinya kecurangan terhadap kas tersebut diatas diterapkan sistem pengawasan intern terhadap kas yang meliputi pengawasan administratif maupun pengawasan akuntansi.

Pengawasan administratif berkaitan dengan struktur organisasi dan prosedur-prosedur yang dibutuhkan untuk mengelola dan mengatur otorisasi transaksi-transaksi kas.Pengawasan akuntansi merupakan suatu sistem yang diterapkan untuk menjamin bahwa transaksi-transaksi kas dilakukan sesuai dengan sistem otorisasi yang berlaku, dicatat secara lengkap sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Komposisi-kompisisi yang perlu dipertimbangkan dalam akuntansi kas, adalah:

1. Sertifikat Deposito (certificates deposit (CDs))Sertifikat deposito harus diklasifikasikan sebagai investasi jangka pendek dan bukan kas, sebab sertifikat deposito dapat dicairkan apabila jatuh tempo, sehingga terdapat batasan penggunaan kas. Selain itu, biasanya bank mengenakan denda untuk menghalangi pemegang sertifikat mengambil dana tersebut sebelum tanggal jatuh tempo.

2. Cek Mundur (postdated checks)Cek mundur yaitu cek yang dapat diuangkan pada tanggal tertentu sesuai tanggal yang tercantum dalam cek tersebut. Cek mundur dapat diklasifikasikan sebagai kas setelah tanggal cek tersebut dapat diuangkan.

3. Cek Kosong (not sufficient funds), dan Surat Utang dari Debitor (IOU)Item ini lebih tepat dilaporkan sebagai piutang daripada sebagai kas, sebab perusahaan hanya memiliki hak atas aktiva debitor yang akan direalisasikan di masa yang akan datang. Cek kosong dapat terjadi karena rekening koran perusahaan yang mengeluarkan cek tidak berdana, cek dalam keadaan rusak, kesalahan informasi yang tercantum dalam cek.

4. Uang Muka Biaya (prepaid expenses)Item-item seperti perangko, uang muka perjalanan karyawan, asuransi dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka lebih tepat dilaporkan sebagai biaya dibayarkan dimuka dan bukan sebagai kas.

5. Bank OverdraftBank overdraft terjadi karena pemilik dana (deposan) menulis cek dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana yang

2

disimpan di bank. Oleh karena itu pihak bank memiliki tagihan kepada deposan tersebut. Item ini harus dilaporkan sebagai utang lancar.

6. Cek Yang Belum Dikirimkan (undelivered checks)Cek yang belum dikirimkan yaitu cek yang telah dibuat tetapi belum diserahkan kepada pihak yang berhak menerima. Jika pada tanggal neraca terdapat item seperti ini, maka item tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kas sampai dengan lembar cek tersebut benar-benar dikirimkan.

7. Saldo Kompensasi (compensating balances)Saldo kompensasi merupakan jumlah saldo minimum yang harus dipertahankan di bank. Jumlah ini digunakan sebagai jaminan peminjaman bank. Pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi tentang saldo kompensasi, sebab jumlah tersebut membatasi jumlah kas yang dapat dibelanjakan oleh perusahaan setiap hari. Untuk itu, saldo kompensasi harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan.

Manajemen KasPerusahaan membutuhkan kas untuk membiayai operasi perusahaan, misalnya membeli barang dan jasa, membayar gaji karyawan, membayar utang, dan membayar dividen kepada pemilik (distribusi). Oleh karena itu kas perlu dikelola secara efektif untuk menjaga kesehatan perusahaan tersebut. Kas sangat penting untuk menggerakan usaha perusahaan. Manajemen kas yang efektif meliputi pembuatan rencana yang baik untuk menjaga keseimbangan antara risiko dan profitabilitas. Manajemen sering menghadapi dilema dalam pengelolaan kas. Disatu sisi manajemen harus menghindari jumlah kas yang terlalu kecil dalam perusahaan (likuiditas), agar dapat meminimumkan risiko insolvensi (risk of insolvency), di sisi lain manajemen dituntut melakukan investasi. Manajemen harus menghindarkan jumlah kas yang terlalu besar (menganggur), sebab kas yang menganggur tidak akan memberikan kontribusi keuntungan kepada perusahaan. Manajemen kas didefinisikan sebagai pengoptimasian penggunaan kas sebagai aktiva. Hal ini berarti tidak boleh terjadi kegagalan pemakaian dan pengawasan terhadap posisi kas. Tujuan manajemen kas meliputi 2 hal, yaitu likuiditas dan penghasilan.

1. Likuiditas, artinya manajemen harus secara sadar menjaga agar perusahaan selalu memiliki kemampuan membayar atau membiayai kegiatan operasinya.

2. Penghasilan, artinya bahwa setiap pengeluaran perusahaan harus diarahkan untuk mendapatkan kemungkinan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan kas yang dikeluarkan.

Perencanaan KasManajemen kas membutuhkan perencanaan. Aspek utama perencanaan kas adalah penyusunan anggaran kas. Manajer harus menyiapkan terlebih dahulu daftar kegiatan untuk menimbulkan kas (pembelanjaan) dan kegiatan menggunakan kas (pengoperasian, pembiayaan dan penginvestasian). Dengan perkataan lain manajer harus menyiapkan proyeksi yang berkaitan dengan aliran kas masuk (inflow), aliran kas keluar (outflow), dan saldo kas (balance). Perencanaan kas perlu disiapkan agar keseimbangan antara dana yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan setiap hari (likuiditas), dan dana perusahaan yang digunakan untuk investasi dapat terjaga.

3

Agar tujuan perencanaan tercapai maka perlu ditentukan 2 (dua) hal, yaitu:

1. menentukan sumber-sumber penerimaan kas, misalnya: kas dari operasi rutin, kas dari utang jangka panjang, investasi dari pemilik, penjualan aktiva tetap, mengeluarkan obligasi dan lain-lain.

2. menentukan rencana penggunaan kas, misalnya pembayaran dividen, pembayaran utang jangka panjang, pembelian aktiva tetap, membayar gaji karyawan, dan lain-lain.

Jika kedua tahapan tersebut telah dilaksanakan, maka manajemen dapat mengetahui seberapa besar kas yang dibutuhkan atau seberapa besar kas yang menganggur. Berdasarkan anggaran kas tersebut manajemen dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya terhadap kas yang berlebihan atau kas yang menganggur.

Pengendalian, Penerimaan dan Pengeluaran KasKas tidak memiliki identitas kepemilikan dan sangat likuid, sehingga mudah dipindahtangankan. Hal ini menyebabkan kas mudah untuk diselewengkan dan disalahgunakan. Oleh karena itu manajer perusahaan perlu menyiapkan sistem pengendalian intern terhadap kas untuk menjamin bahwa tidak terjadi penyalahgunaan kas, pengeluaran kas harus sesuai tujuan, dan jumlah kas yang ada merupakan jumlah yang benar-benar diterima.

Sistem pengendalian intern adalah semua saran, alat, peraturan-peraturan (mekanisme) yang digunakan oleh manajemen untuk:

a. mengamankan, mencegah pemborosan, dan penyalahgunaan kas.

b. Menjamin ketelitian dan dapat dipercayatidaknya data akuntansi tentang kas.

c. Mendorong dicapainya efisiensid. Dipatuhinya kebijakan manajemen tentang kas.

Penerimaan UangPenerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari beberapa sumber antara lain dari penjualan tunai, pelunasan piutang atau dari pinjaman. Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain:

1. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.

2. Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatatan kas.

3. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas.

Pengeluaran UangPengeluaran uang dalam suatu perusahaan itu adalah untuk membayar bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan ketat, seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya digelapkan.

Beberapa prosedur pengawasan yang penting adalah sebagai berikut:1. Semua pengeluaran kas menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran-

pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.

4

2. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.3. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti (dokumen-

dokumen) yang lengkap atau dengan kata lain digunakan sistem voucher.

4. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas.

5. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu.6. Diharuskan membuat laporan kas harian.

Dengan diterapkannya prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap kas seperti yang telah disebutkan di atas, timbul beberapa masalah, yaitu pertama mengenai pembentukan kas kecil, dan kedua karena adanya rekening giro bank maka setiap periode perlu diadakan rekonsiliasi antara saldo kas dengan saldo menurut laporan bank.

Pokok-pokok sistem pengawasan intern terhadap kas untuk melaksanakan transaksi-transaksi kas adalah sebagai berikut:

1. Ada sistem otorisasi yang jelas terhadap transaksi-transaksi kas.2. Transaksi kas dicatat dalam buku jurnal, diringkas dalam rekening

buku besar dan dilaporkan dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

3. Digunakan rekening (giro) bank untuk menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang kas perusahaan.

4. Diterapkannya sistem voucher untuk mengelola transaksi-transaksi kas perusahaan.

5. Diterapkannya sistem imprest dalam pengelolaan dana kas kecil perusahaan.

6. Dibuat rekonsiliasi bank secara periodik untuk menentukan jumlah uang kas perusahaan yang benar dan meneliti kemungkinan terjadinya kesalahan pencatatan baik oleh bank maupun perusahaan.

7. Dilakukan perhitungan fisik terhadap uang kas perusahaan secara periodik.

Pengawasan intern meliputi pengawasan akuntansi dan pengawasan administrasi. Pengawasan akuntansi berkaitan tentang kegiatan mengamankan kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan dapat dipercayanya data akuntansi. Prinsip penting yang berkaitan dengan pengawasan akuntansi adalah:

a. Karyawan perusahaan yang kompeten dan jujur, serta memiliki tanggung jawab.

b. Tanggung jawab terhadap suatu kejadian yang saling terkait harus dilaksanakan oleh fungsi-fungsi yang terpisah.

c. Fungsi akuntansi harus dipisahkan dari fungsi pelaksana.d. Catatan akuntansi yang memadai harus terselenggara setiap saat.e. Melaksanakan rotasi tugas untuk karyawan yang melaksanakan

kegiatan klerikal tertentu.f. Adanya sistem otorisasi.g. Adanya kebiasaan yang baik dalam perusahaan.

5

Pengawasan administrasi berkaitan dengan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen. Perusahaan harus memiliki kebijakan umum tentang pengawasan administrasi yang meliputi, analisis statistik, studi waktu dan gerak, sistem pelaporan, program latihan karyawan, dan quality control.

REKONSILIASI BANK

Pengertian Rekonsiliasi BankRekonsilisi bank adalah suatu prosedur pengendalian terhadap kas di bank, dengan membandingkan catatan akuntansi kas menurut perusahaan. Secara periodik bank mengirimkan laporan berupa bank statement yang berisi semua transaksi penyetoran dan pengambilan oleh deposan (depositor) selama periode tertentu. Rekonsiliasi bank dilakukan untuk menunjukkan dan menjelaskan adanya perbedaan antara catatan kas menurut bank dan menurut perusahaan. Jika perbedaan dihasilkan dari transaksi yang belum dicatat bank, maka catatan perusahaan dianggap benar. Sebaliknya, jika perbedaan dihasilkan dari kesalahan dalam catatan perusahaan dan catatan bank, maka diperlukan penyesuaian.

Tujuan Rekonsiliasi BankRekonsiliasi bank dilakukan dengan tujuan:

a. menentukan saldo kas (bank) yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan (neraca).

b. Mengamankan kekayaan perusahaan dan mendeteksi kemungkinan adanya penyalahgunaan kas di bank.

Pada umumnya, perbedaan antara saldo kas menurut catatan perusahaan dan catatan bank disebabkan oleh 2 (dua) faktor, yaitu: perbedaan waktu pengakuan dan kesalahan mencatat.A. Perbedaan Waktu Pengakuan

1. Adanya setoran dalam perjalanan (deposit intransit), yaitu setoran yang dilakukan oleh perusahaan, tetapi pihak bank belum menerima, atau belum mengkredit rekening perusahaan. Akibatnya, saldo kas menurut bank terlalu rendah dibanding saldo kas yang benar.

2. Cek yang belum diuangkan (outstanding check), yaitu cek yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai tanda pembayaran kepada pihak lain, tetapi pihak penerima belum menguangkan cek tersebut ke bank. Akibatnya bank belum mengetahui adanya pengeluaran oleh perusahaan, sedang perusahaan sudah mencatat adanya pengeluaran. Akibatnya saldo kas menurut bank terlalu besar dibandingkan dengan saldo kas yang benar.

3. Tagihan piutang perusahaan yang dilakukan oleh bank (bank collections) tetapi pihak perusahaan belum menerima memo kredit dari bank. Akibatnya saldo kas menurut perusahaan terlalu rendah dibanding saldo kas yang benar.

4. Biaya bank (bank charge)yang telah didebitkan ke rekening perusahaan di bank, tetapi perusahaan belum menerima surat pemberitahuan dari bank. Akibatnya, saldo kas menurut perusahaan terlalu besar dibanding saldo kas yang benar.

6

5. Adanya cek kosong atau dana kurang, yaitu cek yang diterima oleh perusahaan dari langganannya sebagai penerimaan kas, tetapi setelah disetorkan ke bank ternyata cek tersebut tidak ada dananya atau kurang. Karena perusahaan telah mencatat cek tersebut sebagai penerimaan, saldo kas menurut perusahaan terlalu besar dibanding saldo kas yang benar.

B. Kesalahan Pencatatan oleh Bank atau oleh PerusahaanKesalahan pencatatan yang terjadi pada bank atau pada perusahaan. Akibat yang terjadi karena kesalahan ini berbeda-beda tergantung pada jenis kesalahan yang ada.

Format Rekonsiliasi BankFormat rekonsiliasi bank dipengaruhi oleh tujuan rekonsiliasi dilaksanakan. Berdasarkan tujuan rekonsiliasi, ada dua bentuk rekonsiliasi bank, yaitu:

a. Rekonsiliasi saldo bank dan saldo perusahaan untuk mendapatkan saldo yang harus dilaporkan. Bentuk ini terdiri atas dua seksi, yaitu:

1. seksi saldo per laporan bank2. seksi saldo per buku.

Rekonsiliasi ini dapat dimulai dengan melakukan rekonsiliasi saldo menurut bank beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, kemudian diikuti dengan saldo menurut perusahaan atau sebaliknya.

b. Rekonsiliasi saldo bank ke saldo perusahaan atau sebaliknya. Rekonsiliasi ini disiapkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut.

Penyusunan Rekonsiliasi

Untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dan perbedaan saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan, diteliti laporan dan buku catatan atau laporan sebagai berikut:

1. Laporan bank2. Buku jurnal penerimaan kas3. Buku jurnal pengeluaran kas

Laporan bank adalah laporan yang disajikan oleh bank kepada perusahaan berisi tentang mutasi uang kas dan saldo kas perusahaan pada saat-saat tertentu. Laporan bank tersebut dapat berupa laporan tersendiri atau copy dari rekening giro bank.

Contoh laporan bank atau rekening giro bank adalah sebagai berikut:Bank NasionalNasabah PT Anugerah N.44567.8 Jl. Arya Penangsang 9 Jakarta 5674

Tanggal Keterangan No. BuktiMutasi Saldo

Debit Kredit

01 Mei 200602 Mei 200602 Mei 200602 Mei 200603 Mei 200603 Mei 2006

Saldo bulan laluSetoranCek 1.237SetoranCek 1.238Setoran

s1p45k87p56k89

0,000,00

245.000,000,00

2.350.000,00

0,001.675.000,

000,00

340.000,000,00

2.500.000,00

4.175.000,00

3.930.000,00

7

04 Mei 200604 Mei 200605 Mei 200611 Mei 200611 Mei 200613 Mei 200614 Mei 200615 Mei 200618 Mei 200620 Mei 200623 Mei 200625 Mei 200627 Mei 200630 Mei 2006

SetoranCek 1.239SetoranSetoranCek 1.240Cek 1.241SetoranCek 1.242SetoranCek 1.243PemindahbukuanPenerimaan per BankCek 1.244Biaya jasa giroSaldo

k90p89k101k105p169p179k201p259p67p90k09k8

p345m90

0,000,00

2.225.000,00

0,000,00

3.215.000,00

1.750.000,00

0,002.350.000,

000,00

2.250.000,00

0,000,00

3.750.000,00

35.000,000,00

450.000,00550.000,00

0,002.560.000,

004.560.900,

000,000,00

1.250.000,00

0,003.540.000,

000,00

340.000,004.500.000,

000,000,000,00

4.270.000,00

1.920.000,00

2.345.000,00

2.895.000,00

670.000,003.230.000,

007.790.900,

004.575.900,

002.825.900,

004.075.900,

001.725.900,

005.265.900,

003.015.900,

003.355.900,

007.855.900,

004.105.900,

004.070.900,

004.070.900,

00

Kolom debit rekening giro bank menunjukkan pengeluaran-pengeluaran dan beban biaya bagi perusahaan dan kolom kredit rekening giro bank tersebut menunjukkan setoran-setoran perusahaan atau hasil tagihan dan pendapatan perusahaan yang ditagihkan oleh pihak bank.

Untuk menemukan faktor-faktor kesalahan dan perbedaan saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan dilakukan analisa terhadap buku catatan perusahaan dan laporan bank sebagai berikut:

1. Bandingkan transaksi-transaksi penerimaan kas yang dicatat di buku jurnal penerimaan kas dengan catatan penerimaan kas oleh bank yang tercantum di kolom kredit laporan bank. Hal ini untuk menemukan kemungkinan adanya: Setoran dalam perjalanan Tagihan piutang perusahaan oleh bank

2. Apabila ditemukan ada transaksi penerimaan kas di buku jurnal penerimaan kas perusahaan tetapi tidak ada di laporan bank, maka kemungkinan terjadi setoran dalam perjalanan. Apabila ada transaksi penerimaan kas di laporan bank tetapi transaksi tersebut tidak ada di buku jurnal penerimaan kas maka kemungkinan ada tagihan piutang perusahaan oleh bank yang perusahaan belum mengetahui, atau ada pendapatan bunga yang menjadi hak perusahaan tetapi perusahaan belum mengetahui.

8

3. Bandingkan transaksi-transaksi pengeluaran kas yang ada di buku jurnal pengeluaran kas atau daftar cek perusahaan dengan transaksi-transaksi pengeluaran kas yang ada di laporan bank. Hal ini untuk menemukan adanya: Cek dalam peredaran Biaya jasa bank yang belum diketahui oleh pihak perusahaan

Apabila faktor-faktor tersebut sudah ditemukan dan saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan telah dikoreksi dengan faktor-faktor tersebut diatas, bandingkanlah saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan apakah sudah menunjukkan saldo kas yang sama atau belum. Dan kemudian telitilah kembali pencatatan transaksi kas pada laporan bank maupun perusahaan untuk menemukan terjadinya kesalahan pencatatan. Apabila rekonsiliasi sudah selesai, saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan harus menunjukkan jumlah yang sama.

Rekonsiliasi Untuk Menentukan Saldo Kas Yang Benar

Rekonsiliasi untuk menentukan saldo kas yang benar dapat dibuat untuk memperhitungkan saldo akhir kas menurut bank dan saldo akhir kas menurut perusahaan dan dapat dibuat untuk memperhitungkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas menurut bank dan perusahaan. Dalam sub-bab ini akan diuraikan rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo akhir kas yang benar dan rekonsiliasi untuk menentukan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas yang benar.

Rekonsiliasi Untuk Menentukan Saldo Akhir Kas Yang Benar

Rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo akhir kas yang benar disusun dengan cara memperhitungkan saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan, dengan faktor-faktor penyebab kesalahan dan perbedaan saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan.

Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pada saldo kas menurut bank dan koreksinya adalah sebagai berikut:1. Faktor-faktor yang mengoreksi saldo kas menurut bank.

a. Koreksi positif atas saldo kas menurut bank. Setoran dalam perjalanan. Faktor ini mengakibatkan saldo kas

menurut bank terlalu kecil, sehingga untuk mengoreksi, saldo kas menurut bank harus ditambahkan sejumlah setoran dalam perjalanan tersebut, agar menunjukkan saldo kas yang benar.

Kesalahan jenis tertentu yang dilakukan oleh bank, misalnya bank salah mengkredit rekening nasabah lain atas setoran perusahaan.

b. Koreksi negatif atas saldo kas menurut bank. Cek dalam peredaran. Faktor ini menyebabkan saldo kas menurut

bank terlalu besar, sehingga untuk mengoreksi harus dikurangi sejumlah cek dalam peredaran tersebut, agar dapat menunjukkan saldo kas yang benar.

Kesalahan jenis tertentu yang dilakukan oleh bank, misalnya bank salah mendebit rekening nasabah lain atas cek perusahaan.

2. Faktor-faktor yang mengoreksi saldo kas menurut perusahaan.a. Koreksi positif atas saldo kas menurut perusahaan.

9

Tagihan piutang perusahaan oleh bank. Faktor ini mengakibatkan saldo kas menurut perusahaan terlalu rendah, sehingga harus dikoreksi dengan menambahkan sejumlah tagihan piutang perusahaan oleh bank tersebut.

Pendapatan bunga oleh perusahaan yang belum diketahui oleh pihak perusahaan.

Kesalahan jenis tertentu yang dilakukan oleh pihak perusahaan, misalnya perusahaan mencatat pengeluaran terlalu besar, sehingga saldo kas menurut perusahaan terlalu rendah.

b. Koreksi negatif atas saldo kas menurut perusahaan. Cek kosong, atau cek yang dananya kurang. Faktor ini

mengakibatkan jumlah saldo kas menurut perusahaan terlalu besar, untuk mengoreksi harus dikurangi sejumlah cek kosong tersebut.

Biaya jasa bank. Faktor ini mengakibatkan jumlah saldo kas menurut perusahaan terlalu besar, untuk mengoreksi harus dikurangi sejumlah biaya tersebut.

Kesalahan jenis tertentu yang dilakukan oleh pihak perusahaan, misalnya perusahaan mencatat penerimaan kas terlalu besar, sehingga jumlah saldo kas menurut perusahaan terlalu besar.

Bentuk rekonsiliasi saldo akhir kas perusahaan dapat berupa rekening T atau bentuk tabel dari atas ke bawah. Berikut ini adalah contoh bentuk rekonsiliasi bank bentuk T sekaligus menggambarkan ringkasan faktor-faktor koreksi pada saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan.

PT. GAMMARekonsiliasi Bank

Per 31 Desember 2006Saldo kas per bankDitambah:Setoran dalam perjalanan Rp xxx

Dikurangi:Cek dalam peredaran Rp xxx

Saldo kas yang benar

Rp xxx

Rp xxxRp xxx

Rp xxxRp xxx

Saldo kas per perusahaanDitambah:Tagihan bank Rp xxxPendapatan bunga Rp xxx

Dikurangi:Cek kosong Rp xxxKesalahan Rp xxx

Saldo kas yang benar

Rp xxx

Rp xxxRp xxx

Rp xxxRp xxx

10

Sebagai contoh, berikut ini akan diberikan gambaran bentuk rekonsiliasi saldo akhir kas yang benar pada PT. GAMMA pada tanggal 31 Januari 2006. Bentuk rekonsiliasi dalam contoh di bawah ini akan disajikan dalam bentuk staffel, atau dari atas ke bawah.

PT. GAMMALaporan Rekonsiliasi Bank

Per 31 Januari 2007Saldo kas menurut laporan bank 31/1/2007………….Ditambah:Setoran dalam perjalanan………………………………………Kesalahan bank……………………………………………………….

Memasukkan biaya yang bukan beban PT. GAMMA

Dikurangi:Cek dalam peredaran:Cek nomor 1.000……………………………………………………. Cek nomor 1.007…………………………………………………….Cek nomor 1.101…………………………………………………….

Saldo kas yang benar………………………………………………

Saldo kas menurut buku perusahaan………………………Ditambah:Tagihan oleh bank………………………………………………….Jumlah tagihan Rp 500.000,00 dikurangi biaya tagihan Rp 1.500,00Kesalahan pencatatan cek nomor 1111 Rp 46.000,00 dicatat Rp 64.000,00 oleh perusahaan….

Dikurangi:Biaya bank………………………………………………………………Cek kosong………………………………………………………………

Saldo kas yang

Rp 658.500,00Rp 12.500,00 +

……………………………

Rp 58.160,00Rp 198.600,00Rp 447.070,00 +

……………………………

……………………………

Rp 498.500,00

Rp 18.000,00 +

Rp 3.160,00Rp 118.940,00 +

……………………………

Rp 2.979.720,00

Rp 671.000,00 +Rp 3.650.720,00

Rp 703.830,00 –Rp 2.946.890,00

Rp 2.552.490,00

Rp 516.500,00 +Rp 3.068.990,00

Rp 122.100,00 –Rp 2.946.890,00

11

benar………………………………………………

Rekonsiliasi Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Akhir, Untuk Menentukan Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Akhir Kas Yang Benar

Rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas yang benar, memperhitungkan faktor-faktor kesalahan tidak hanya terhadap saldo akhir kas tetapi juga terhadap saldo awal, penerimaan dan pengeluaran kas selama periode rekonsiliasi. Sehingga setiap faktor kesalahan dan perbedaan berpengaruh pada unsur-unsur yang direkonsiliasi di atas. Berikut ini akan diuraikan mengenai pengaruh masing-masing faktor pada masing-masing unsur yang direkonsiliasi.

Faktor-faktor Kesalahan, Pengaruh dan Koreksinya terhadap Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Akhir Kas

Dalam rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas, setiap faktor kesalahan harus diidentifikasi apakah terjadi pada awal periode atau akhir periode, karena memberikan pengaruh yang berbeda. Faktor kesalahan yang sama, tetapi pada saat yang berbeda, yaitu pada awal periode dan akhir periode, akan memberikan pengaruh dan koreksi yang berbeda. Hal tersebut berkaitan dengan hubungan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas sebagai berikut:

Saldo akhir kas periode rekonsiliasi =

Saldo awal kas periode rekonsiliasi + Penerimaan kas periode rekonsiliasi – Pengeluaran kas periode rekonsiliasi.

1. Faktor Kesalahan Pada Saldo Kas Menurut Bank Dan Koreksinyaa. Setoran Dalam Perjalanan

Setoran dalam perjalanan pada awal periode rekonsiliasi, mengakibatkan: Saldo awal kas menurut bank terlalu rendah Penerimaan kas menurut bank untuk periode

rekonsiliasi terlalu besar. Ini dengan asumsi setoran dalam perjalanan awal periode tersebut, diterima oleh bank pada periode berikutnya (sekarang).

Untuk mengoreksi, agar jumlah saldo awal menurut bank dan penerimaan menurut bank benar: Saldo awal menurut bank harus ditambah sejumlah setoran

dalam perjalanan awal periode tersebut, dan Penerimaan kas menurut bank harus dikurangi sejumlah setoran

dalam perjalanan awal periode tersebut.Setoran dalam perjalanan pada akhir periode,

mengakibatkan: Saldo akhir kas menurut bank terlalu rendah. Penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut

bank terlalu rendah.Untuk mengoreksi agar saldo akhir kas menurut bank dan jumlah penerimaan kas menurut bank benar, dibuat koreksi sebagai berikut: Saldo akhir kas menurut bank ditambah sejumlah setoran dalam

perjalanan akhir periode, dan

12

Jumlah penerimaan kas menurut bank ditambah sejumlah setoran dalam perjalanan tersebut.

b. Cek Dalam PeredaranCek dalam peredaran pada awal periode, mengakibatkan: Saldo awal kas menurut bank terlalu besar, dan Jumlah pengeluaran kas periode rekonsiliasi menurut bank

terlalu besar.Untuk mengoreksi agar jumlah saldo akhir menurut bank dan jumlah pengeluaran menurut bank periode yang direkonsiliasi benar, dikoreksi dengan cara: Saldo awal kas menurut bank harus dikurangi sejumlah cek

dalam peredaran awal periode tersebut, dan Pengeluaran kas periode rekonsiliasi menurut bank dikurangi

sejumlah cek dalam peredaran awal periode.Cek dalam peredaran akhir periode rekonsiliasi,

mengakibatkan: Saldo akhir bank menurut bank terlalu besar,

dan Jumlah pengeluaran menurut bank periode

rekonsiliasi terlalu rendah.Untuk mengoreksi agar saldo akhir kas menurut bank dan jumlah pengeluaran kas menurut bank periode rekonsiliasi benar, dilakukan cara: Saldo akhir kas menurut bank dikurangi sejumlah cek dalam

perjalanan akhir periode tersebut, dan Jumlah pengeluaran bank periode rekonsiliasi ditambah

sejumlah cek dalam peredaran akhir periode tersebut.

c. Kesalahan Yang Dilakukan Oleh BankKesalahan ini memberikan akibat yang bermacam-macam dan koreksi yang bermacam-macam tergantung pada jenis kesalahannya.

2. Faktor-faktor KesalahanPada saldo kas menurut perusahaan dan koreksinya.a. Tagihan Piutang Perusahaan Oleh Bank

Tagihan piutang perusahaan oleh bank pada awal periode, mengakibatkan: Saldo awal kas menurut perusahaan terlalu rendah. Jumlah penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut

perusahaan terlalu besar. Ini dengan asumsi hasil tagihan tersebut diketahui oleh perusahaan pada periode berikutnya.

Untuk mengoreksi, agar saldo awal dan jumlah penerimaan kas menurut perusahaan benar: Saldo awal kas menurut perusahaan ditambah hasil tagihan

tersebut, dan Jumlah penerimaan kas menurut perusahaan periode rekonsiliasi

dikurangi sejumlah hasil tagihan.Tagihan piutang perusahaan oleh bank pada akhir periodeFaktor kesalahan ini mengakibatkan: Saldo akhir kas menurut perusahaan terlalu

rendah.

13

Jumlah penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut perusahaan terlalu rendah.

Untuk mengoreksi agar saldo kas akhir periode dan jumlah penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut perusahaan benar, dilakukan cara: Saldo akhir menurut perusahaan ditambah sejumlah hasil

tagihan piutang perusahaan. Jumlah penerimaan kas menurut perusahaan periode rekonsiliasi

ditambah sejumlah tagihan tersebut.

b. Hasil Pendapatan Bunga Oleh PerusahaanAkibat dan koreksi kesalahan faktor ini sama dengan faktor di nomor a di atas.

c. Cek KosongCek kosong pada awal periodeFaktor ini mengakibatkan: Saldo awal kas menurut perusahaan terlalu besar. Jumlah pengeluaran kas periode rekonsiliasi menurut

perusahaan terlalu besar. Ini dengan asumsi cek kosong tersebut diketahui dan dicatat oleh perusahaan pada periode berikutnya.

Untuk mengoreksi agar saldo awal menurut perusahaan dan pengeluaran kas menurut perusahaan periode rekonsiliasi benar: Saldo awal kas menurut perusahaan harus dikurangi sejumlah

cek kosong tersebut, dan Jumlah pengeluaran menurut perusahaan pada periode

rekonsiliasi harus dikurangi sejumlah cek kosong pada awal periode.

Cek kosong pada akhir periodeFaktor ini mengakibatkan: Saldo akhir kas menurut perusahaan terlalu besar, dan Jumlah penerimaan kas menurut perusahaan periode rekonsiliasi

terlalu besar.

Untuk mengoreksi agar saldo akhir dan penerimaan kas menurut perusahaan benar: Saldo akhir kas menurut perusahaan dikurangi sejumlah cek

kosong tersebut, dan Jumlah penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut perusahaan

dikurangi sejumlah cek kosong tesebut.

d. Biaya Jasa BankFaktor ini memberikan pengaruh yang sama dengan cek kosong baik pada awal periode dan akhir periode, hanya sedikit berbeda dalam hal cek kosong pernah dicatat oleh perusahaan sebagai penerimaan, sedangkan biaya jasa bank tidak. Sehingga koreksinya terhadap jumlah pengeluaran, tidak pada jumlah penerimaan.

Rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas perusahaan yang benar dapat dibuat dalam bentuk delapan kolom, atau empat kolom. Di bawah ini akan disajikan ringkasan koreksi terhadap faktor-faktor kesalahan baik pada saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan, dalam bentuk laporan rekonsiliasi bank

14

empat kolom dan contoh yang menyertakan angka-angka disajikan dalam bentuk delapan kolom.

PT. XXXRekonsiliasi Bank31 Desember 2006

Deskripsi Saldo awal

Penerimaan Pengeluaran Saldo akhir

Menurut bankSetoran dalam perjalanan1 Desember 200631 Desember 2006Cek dalam peredaran1 Desember 200631 Desember 2006

ba

+x

-x

bp

-+

xx

bpg

xx

-+

bak

x+

x-

Saldo yang benar kab kpb Kpgb kakbMenurut perusahaanTagihan oleh bank1 Desember 200631 Desember 2006Cek kosong1 Desember 200631 Desember 2006Biaya jasa bank1 Desember 200631 Desember 2006

pa

+x

-x

-x

pp

-+

xx

xx

png

xx

-+

-+

pak

x+

x-

x-

Saldo kas benar kab kpb Kpgb kakbKeterangan:kab = Saldo kas awal periode yang benar + : Menambahkpb = Jumlah penerimaan kas yang benar - : Mengurangikpgb = Jumlah pengeluaran kas yang benar x : Tidak terpengaruhkakb = Saldo akhir kas yang benar

15

Pada contoh diatas dapat dilihat rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas perusahaan yang benar. Setelah rekonsiliasi, saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas menurut perusahaan sama dengan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas menurut bank.

Rekonsiliasi Saldo Kas Menurut Bank Disesuaikan Ke Saldo Kas Menurut PerusahaanRekonsiliasi bank menyesuaikan saldo kas menurut bank ke saldo kas menurut perusahaan dilakukan untuk menentukan tingkat ketelitian dan

16

kebenaran pencatatan kas. Rekonsiliasi ini dapat dibuat untuk menyesuaikan saldo akhir kas saja, atau untuk menyesuaikan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas.Apabila dalam rekonsiliasi bank untuk menentukan saldo kas yang benar ada faktor-faktor yang mengoreksi saldo kas menurut bank dan ada faktor-faktor yang mengoreksi saldo kas menurut perusahaan, dalam rekonsiliasi untuk menyesuaikan saldo kas bank ke saldo kas menurut perusahaan, ini semua faktor kesalahan diperhitungkan untuk menyesuaikan saldo kas menurut bank agar sama dengan saldo kas menurut perusahaan.

Rekonsiliasi Saldo Akhir Kas Menurut Bank Ke Saldo Akhir Kas Menurut PerusahaanFaktor-faktor yang menyesuaikan saldo akhir kas menurut bank ke saldo akhir kas menurut perusahaan dan pengaruh penyesuaiannya adalah sebagai berikut:

1. Setoran dalam perjalanan, mengakibatkan saldo kas menurut bank lebih rendah dibanding saldo kas menurut perusahaan. Untuk menyesuaikan, saldo bank ditambah sejumlah setoran dalam perjalanan.

2. Cek dalam peredaran, mengakibatkan saldo kas menurut bank lebih besar dibanding saldo kas menurut perusahaan. Untuk menyesuaikan, saldo kas menurut bank dikurangi sejumlah cek dalam peredaran.

3. Cek kosong, mengakibatkan saldo kas menurut bank lebih rendah dibanding saldo kas menurut perusahaan. Untuk menyesuaikan saldo kas menurut bank ditambah sejumlah cek kosong.

4. Biaya jasa bank, mengakibatkan saldo kas menurut bank lebih rendah dibanding saldo kas menurut perusahaan. Untuk menyesuaikan, saldo kas menurut bank ditambah sejumlah biaya jasa bank.

5. Tagihan piutang perusahaan oleh bank, mengakibatkan saldo kas menurut bank lebih besar dibanding saldo kas menurut perusahaan. Untuk menyesuaikan, saldo kas menurut bank dikurangi sejumlah hasil tagihan oleh bank.

6. Kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan maupun bank. Kesalahan ini memberikan akibat dan penyesuaian yang bervariasi tergantung pada jenis kesalahan yang terjadi.

Secara ringkas faktor-faktor yang diperhitungkan dalam rekonsiliasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

PT. LLL

17

Rekonsilasi BankPer 31 Januari 200X

Saldo kas per laporan bank……………………………………………………………Penyesuaian :Ditambah :Setoran dalam perjalanan…………………………………………………………….Biaya jasa bank…………………………………………………………………………….Cek kosong…………………………………………………………………………………….

Dikurangi :Cek dalam peredaran……………………………………………………………………Tagihan piutang oleh bank……………………………………………………………

Saldo kas menurut perusahaan…………………………………………………….

Rp xxxRp xxxRp xxx +

Rp xxxRp xxx +

Rp xxx

Rp xxx

(Rp xxx)Rp xxx

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai proses penyusunan rekonsiliasi bank, dibawah ini disajikan contoh rekonsiliasi bank untuk menyesuaikan saldo kas menurut bank ke saldo kas menurut perusahaan. Dari contoh tersebut, dibandingkan dengan contoh-contoh rekonsiliasi sebelumnya dapat diketahui, setelah rekonsiliasi, saldo kas menurut bank sama dengan saldo kas menurut perusahaan. Saldo akhir kas menurut bank adalah Rp 2.979.720,00 setelah direkonsiliasi menjadi Rp 2.552.490,00 sama seperti saldo kas menurut perusahaan.

PT GAMMARekonsiliasi Bank

Per 31 Januari 2007Saldo kas per laporan bank……………………….Ditambah :Setoran dalam perjalanan…………………………Biaya bank bulan Januari………………………….Kesalahan bank1)…………………………..........Cek kosong…………………………………………………

Dikurangi :Cek dalam peredaran…………………………………

RpRpRpRp

RpRpRp

658.500,00

3.160,0012.500,00118.940,0

0

703.830,00

498.500,00

18.000,00

Rp

+ RpRp

+RpRp

2.979.720,00

793.100,003.772.820,00

1.220.330,00 2.552.490,00

18

Tagihan bank…………………………………………….Kesalahan pencatatan oleh perusahaan2)…

Saldo kas menurut perusahaan…………………

1) Kesalahan bank ini adalah, bank salah membebankan biaya nasabah lain PT. GMA kepada PT. GAMMA.

2) Kesalahan perusahaan adalah, mencatat cek Rp 46.000,00 dengan 64.000,00.

Rekonsiliasi Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Akhir Kas Menurut Bank Ke Saldo Awal, Penerimaan, Pengeluaran dan Saldo Akhir Kas Menurut Perusahaan

Rekonsiliasi ini tidak hanya menyesuaikan saldo akhir kas menurut bank, tetapi meliputi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir menurut bank ke saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir menurut perusahaan. Faktor-faktor yang diperhitungkan dalam rekonsiliasi ini adalah faktor-faktor yang dalam rekonsiliasi untuk menentukan saldo kas yang benar, mengoreksi saldo kas menurut bank dan saldo kas menurut perusahaan.

Seperti rekonsiliasi yang menyesuaikan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas untuk menentukan saldo akhir kas yang benar, rekonsiliasi untuk menyesuaikan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir menurut perusahaan ini memperhitungkan faktor-faktor pada awal periode dan faktor-faktor pada akhir periode. Karena yang disesuaikan tidak hanya saldo akhir, tetapi juga saldo awal kas, penerimaan dan pengeluaran kas.

Faktor-faktor penyesuaian yang diperhitungkan dalam rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir menurut bank ke saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas menurut perusahaan adalah sebagai berikut:1. Setoran Dalam Perjalanan

a. Setoran dalam perjalanan awal periode, mengakibatkan: Saldo awal menurut bank lebih rendah dibanding saldo awal

menurut perusahaan, dan Jumlah penerimaan kas menurut bank periode rekonsiliasi lebih

besar dibanding jumlah penerimaan kas menurut perusahaan.Untuk menyesuaikan, agar sama dengan saldo kas menurut perusahaan. Saldo awal menurut bank ditambah sejumlah setoran dalam

perjalanan Jumlah penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut bank

dikurangi sejumlah setoran tersebut.b. Setoran dalam perjalanan akhir periode, mengakibatkan:

19

Saldo akhir kas menurut bank lebih rendah dibanding saldo akhir menurut perusahaan.

Jumlah penerimaan menurut bank lebih rendah dibanding saldo akhir menurut perusahaan.

Untuk menyesuaikan, agar sama dengan saldo kas menurut perusahaan: Saldo akhir menurut bank harus ditambah sejumlah setoran dalam

perjalanan akhir periode. Jumlah penerimaan periode rekonsiliasi menurut bank ditambah

sejumlah setoran dalam perjalanan tersebut.

2. Cek Dalam Perjalanana. Cek dalam peredaran awal periode, mengakibatkan:

Saldo awal kas menurut bank lebih besar dibandingkan saldo awal kas menurut perusahaan, dan

Jumlah pengeluaran kas menurut bank periode rekonsiliasi lebih besar dibanding jumlah penerimaan kas menurut perusahaan dalam periode yang sama.

Untuk menyesuaikan, agar sama dengan saldo kas menurut perusahaan: Saldo awal kas menurut bank dikurangi sejumlah cek dalam

peredaran awal periode. Jumlah pengeluaran kas menurut bank periode rekonsiliasi

dikurangi sejumlah cek dalam peredaran awal periode.b. Cek dalam peredaran akhir periode, mengakibatkan:

Saldo kas akhir periode menurut bank lebih besar dibanding saldo kas akhir periode menurut perusahaan.

Jumlah pengeluaran kas periode rekonsiliasi menurut bank lebih rendah dibanding jumlah pengeluaran menurut perusahaan periode yang sama.

Untuk menyesuaikan, agar sama dengan saldo menurut perusahaan: Saldo kas akhir periode menurut bank dikurangi, sejumlah cek

dalam peredaran akhir periode. Jumlah pengeluaran menurut bank periode rekonsiliasi ditambah

sejumlah cek dalam peredaran.

3. Cek Kosonga. Cek kosong awal periode, mengakibatkan:

Saldo awal kas menurut bank lebih rendah dibanding jumlah saldo awal menurut perusahaan.

Jumlah pengeluaran periode rekonsiliasi menurut bank lebih rendah dibanding jumlah pengeluaran menurut perusahaan.

Untuk menyesuaikan, agar jumlah pengeluaran dan saldo awal kas menurut bank sama dengan saldo awal dan pengeluaran menurut perusahaan: Saldo awal kas menurut bank ditambah dengan cek kosong pada

awal periode. Jumlah pengeluaran menurut bank periode rekonsiliasi ditambah

sejumlah cek kosong pada awal periode.

20

b. Cek kosong pada akhir periode, mengakibatkan: Salso akhir kas menurut bank lebih rendah dibanding saldo

akhir kas menurut perusahaan. Jumlah penerimaan kas periode rekonsiliasi menurut bank

lebih rendah dibanding jumlah penerimaan kas menurut perusahaan.

Untuk menyesuaikan, agar sama dengan saldo kas menurut perusahaan: Saldo akhir kas menurut bank ditambah sejumlah cek kosong. Jumlah pengeluaran kas periode rekonsiliasi menurut bank

dikurangi sejumlah cek kosong.

4. Hasil Tagihan Piutang Perusahaan Oleh Banka. Hasil tagihan bank awal periode, mengakibatkan:

Saldo awal kas menurut bank lebih besar dibanding saldo awal kas menurut perusahaan.

Jumlah penerimaan menurut bank periode rekonsiliasi lebih rendah dibanding jumlah penerimaan menurut perusahaan.

Untuk menyesuaikan, agar saldo kas menurut bank sama dengan saldo kas menurut perusahaan: Saldo awal kas menurut bank dikurangi sejumlah hasil tagihan bank

awal periode, dan Jumlah penerimaan kas menurut bank periode rekonsiliasi ditambah

sejumlah tagihan bank awal periode.b. Hasil tagihan bank akhir periode, mengakibatkan:

Saldo akhir kas menurut bank lebih besar dibanding saldo akhir kas menurut perusahaan.

Jumlah penerimaan kas menurut bank periode rekonsiliasi menurut bank lebih besar dibanding jumlah penerimaan menurut perusahaan dalam periode yang sama.

Untuk menyesuaikan, agar sama dengan saldo kas menurut perusahaan: Saldo akhir kas menurut bank dikurangi sejumlah hasil tagihan bank

akhir periode. Jumlah penerimaan menurut bank periode rekonsiliasi dikurangi

sejumlah tagihan bank periode rekonsiliasi.

5. Biaya Jasa BankFaktor ini memberi akibat dan penyesuaian seperti pada cek kosong hanya berbeda mengenai sumbernya, yaitu di satu pihak berasal dari biaya dan di pihak lain dari penerimaan kas, yang kemudian batal.

6. Kesalahan Pada Bank Atau PerusahaanFaktor ini memberikan akibat dan penyesuaian yang berbeda-beda tergantung pada jenis kesalahan yang terjadi.

Faktor-faktor penyesuaian tersebut di atas secara singkat dapat dilihat pada bagan rekonsiliasi berikut:

PT. SSGRRekonsiliasi Bank

Periode 31 Januari 2007Deskripsi Saldo awal Penerimaa

nPengeluar

anSaldo akhir

21

Per bankSetoran dalam perjalanan31 Desember 200631 Januari 2007Cek dalam peredaran31 Desember 200631 Januari 2007Cek kosong31 Desember 200631 Januari 2007Biaya jasa bank31 Desember 200631 Januari 2007Hasil tagihan31 Desember 200631 Januari 2007

Pb

+x

-x

+x

+x

-x

pb

-+

xx

xx

xx

--

pb

xx

-+

+-

+-

xx

pb

x+

x-

x+

x+

x-

Per perusahaan Ap Pp pp SapKeterangan:+ = Memberikan penyesuaian menambah- = Menberikan penyesuaian mengurangi x = Tidak memberikan akibat

Rekonsiliasi bank untuk menyesuaikan saldo kas menurut bank ke saldo kas menurut perusahaan, meliputi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir dapat digambarkan seperti ilustrasi berikut ini:

PT. GAMMARekonsiliasi Bank

Per 31 Januari 2007Deskripsi Saldo awal Penerimaan Pengeluaran Saldo akhir

Menurut bank Rp 5.895,42

Rp 21.212,40 Rp 24.128,10 Rp 2.979,72

Setoran dalam perjalanan31 Desember 2006 Rp 515.40 (R

p515,40) - -

31 Januari 2007 - Rp 658,50 - Rp 658,50Cek dalam peredaran31 Desember 2006 (R

p810,50) - (R

p810,50) -

31 Januari 2007 - - Rp 703,83 (Rp

703,83)

Biaya jasa bank31 Desember 2006 Rp 005,90 - Rp 005,90 -31 Januari 2007 - - (R

p003,16) Rp 003,16

Cek kosong31 Januari 2007 - - (R 118,94) Rp 118,94

22

pHasil tagihan bank31 Desember 2006 (R

p200,00) Rp 200,00 - -

31 Januari 2007 - (Rp

498,50) - (Rp

498,50)

Kesalahan bank1) - - (Rp

012,50) Rp 012,50

Kesalahan bank2) - - Rp 018,00 Rp 018,00Menurut perusahaan Rp 5.406,2

2Rp 21.057,00 Rp 23.910,73 Rp 2.552,4

9

1) Kesalahan bank merupakan kesalahan membebankan biaya untuk nasabah PT. GMA ke rekening PT. GAMMA Rp 12,50.

2) Kesalahan perusahaan merupakan kesalahan mencatat pengeluaran cek sejumlah Rp 46.000,00 dicatat Rp 64.000,00.

Dari rekonsiliasi di atas dapat dilihat saldo awal kas, penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas menurut bank setelah rekonsiliasi sama dengan saldo kas menurut perusahaan.

INVESTASI JANGKA PENDEK

Pengertian Investasi Jangka PendekKelebihan uang kas dalam suatu perusahaan tidak akan menimbulkan

pendapatan. Oleh karena itu kelebihan kas sebaiknya diinvestasikan selama masa tidak terpakainya kas tersebut. Karena jangka waktu tidak dipakainya kas itu relatif pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam jangka pendek. Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam bentuk deposito, sertifikat bank atau surat-surat berharga yaitu saham dan obligasi. Di dalam neraca investasi jangka pendek termasuk dalam kelompok aktiva lancar. Surat-surat berharga yang dibeli untuk tujuan investasi jangka pendek harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Surat-surat berharga itu harus dapat segera dijual kembali dengan harga yang berlaku pada tanggal penjualannya. Surat-surat berharga yang memenuhi syarat ini adalah surat-surat berharga yang terdaftar dalam bursa saham.

2. Penjualannya kembali oleh pimpinan perusahaan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan uang.Surat-surat berharga yang memenuhi syarat-syarat di atas mungkin

dimiliki dalam waktu yang sangat singkat atau mungkin juga agak lama. Tetapi karena surat-surat berharga tersebut merupakan sumber uang yang segera maka di dalam neraca dikelompokkan dalam aktiva lancar. Apabila syarat-syarat di atas tidak dapat dipenuhi, maka surat berharga yang dimiliki akan dikelompokkan sebagai investasi jangka panjang.

Pencatatan Surat-Surat BerhargaSurat-surat berharga yang dibeli didebitkan dalam rekening surat-surat

berharga dengan jumlah sebesar harga perolehannya. Harga perolehan surat berharga adalah harga kurs ditambah komisi, provisi, materai dan biaya-biaya lain yang timbul pada saat pembelian. Dengan kata lain harga perolehan adalah harga beli ditambah semua biaya pembelian. Apabila surat berharga yang dibeli berupa obligasi dan pembeliannya dilakukan tidak pada tanggal pembayaran bunga, maka timbul masalah bunga berjalan yaitu bunga yang dibayarkan oleh pembeli untuk jangka waktu tanggal bunga

23

terakhir sampai tanggal pembelian. Bunga berjalan ini tidak termasuk dalam harga perolehan obligasi tetapi dicatat sendiri. Ada 2 rekening yang dapat didebit untuk mencatat pembayaran bunga berjalan, yaitu rekening pendapatan bunga atau rekening piutang pendapatan bunga. Pemilihan salah satu rekening di atas akan berakibat pada pencatatan bunga yang diterima pertama kali.

Penjualan surat-surat berharga akan menimbulkan laba atau rugi jika harga jual tidak sama dengan harga perolehannya. Dalam hal obligasi, seperti pada waktu membeli maka pada waktu penjualannya juga timbul masalah bunga berjalan. Berikut ini adalah contoh pencatatan surat-surat berharga:1. Obligasi

Pada tanggal 1 Agustus 2006 dibeli 10 lembar obligasi PT. Wibawa yang nominal per lembar sebesar Rp 50.000,00 dengan kurs 101. Obligasi ini berbunga 12% setahun dan dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November. Pada saat pembelian dibayar provisi dan materai sebesar Rp 5.000,00. Tanggal 1 Desember 2006, seluruh obligasi PT. Wibawa dijual dengan kurs 102, biaya penjualan sebesar Rp 3.000,00.Jurnal untuk mencatat pembelian obligasi tanggal 1 Agustus 2006 sebagai berikut: Surat berharga-obligasi PT. Wibawa

Rp 510.000,00

Pendapatan bunga 15.000,00 Kas Rp

525.000,00

Perhitungan: Harga perolehan obligasi: Harga kurs: 101 x Rp

500.000,00 =Rp

505.000,00100

Provisi dan materai 5.000,00Rp

510.000,00

Bunga berjalan: Tanggal bunga terakhir

: 1 Mei 2006

Tanggal pembelian : 1 Agustus 2006 Periode bunga berjalan

: 3 bulan

3/12 x 12% x Rp 500.000,00

= Rp 15.000,00

Dalam jurnal di atas rekening pendapatan bunga didebit untuk mencatat bunga berjalan yang dibayar. Penggunaan rekening ini akan mempengaruhi jurnal pencatatan penerimaan bunga pada tanggal 1 November 2006 dimana semua penerimaan bunga ini akan dikreditkan ke rekening pendapatan bunga.Jurnal yang dibuat pada tanggal 1 November 2006 sebagai berikut:

Kas Rp 30.000,00

24

Pendapatan bunga

Rp 30.000,00

Perhitungan:Periode bunga:

1 Mei sampai dengan 1 November 2006

= 6 bulan

6/12 x 12% x Rp 500.000,00 = Rp 30.000,00

Selain didebitkan dalam rekening pendapatan bunga, bunga berjalan dapat juga dicatat dengan mendebit rekening piutang pendapatan bunga sehingga jurnal yang dibuat untuk mencatat pembelian obligasi tanggal 1 Agustus 2006 sebagai berikut:

Surat berharga-obligasi PT. Wibawa

Rp 510.000,00

Pendapatan bunga 15.000,00Kas Rp 525.000,00

Pada tanggal penerimaan bunga ! November 2006 jurnal yang dibuat sebagai berikut:

Kas Rp 30.000,00

Piutang pendapatan bunga

Rp 15.000,00

Pendapatan bunga 15.000,00

Kedua cara di atas memberikan hasil yang sama yaitu pendapatan bunga sebesar Rp 15.000,00. Seperti yang dikatakan di muka, penjualan obligasi dapat menimbulkan laba atau rugi. Perhitungan laba atau rugi dilakukan dengan membandingkan harga jual bersih dengan harga perolehannya. Harga jual bersih adalah harga jual dikurangi dengan biaya-biaya penjualan, sedangkan penerimaan bunga berjalan dicatat tersendiri.Harga jual obligasi PT. Wibawa pada tanggal 1 Desember 2006 dihitung sebagai berikut:

Harga kurs:102 x Rp

500.000,00=

Rp 510.000,00100

Biaya penjualan

3.000,00

Harga jual Rp 507.000,00

Sedang bunga berjalan dihitung sejak 1 November 2006 sampai dengan 1 Desember 2006 = 1/12 x 12% x 500.000 = Rp 5.000,00

Laba atau rugi penjualan dihitung sebagai berikut:Harga jual Rp 507.000,00Harga perolehan

510.000,00

Rugi Rp 3.000,00

25

Jurnal untuk mencatat penjualan obligasi tanggal 1 Desember 2006 sebagai berikut:

Kas Rp 512.000,00

Rugi penjualan surat berharga 3.000,00 Surat berharga-obligasi PT. Wibawa

Rp 510.000,00

Pendapatan bunga 5.000,00

Periode perhitungan bunga didasarkan pada hari yang sebenarnya dan satu tahun diperhitungkan sebanyak 360 hari. Hari terjadinya transaksi tidak diperhitungkan, tetapi tanggal jatuh temponya diperhitungkan.Misalnya obligasi dengan tanggal bunga 1 Mei dan 1 November dibeli pada tanggal 9 Agustus 2006. Hari bunga dihitung sebagai berikut:

Mei : 30 hari (tanggal 1 tidak diperhitungkan)

Juni : 30 hariJuli : 31 hariAgustus

: 9 hari (tanggal 9 diperhitungkan)

Jumlah : 100 hari

2. SahamMisalnya pada tanggal 1 Agustus 2006 dibeli 100 saham preferen (prioritas) 14% dari PT. Cendrawasih, nominal Rp 10.000,00 per lembar dengan kurs 104. Provisi dan meterai yang dibayar sebesar Rp 5.000,00. Dividen dibayarkan setiap akhir tahun. Pada tanggal 15 Februari 2007 saham-saham tersebut dijual kembali dengan kurs 108 dengan biaya penjualan Rp 4.000,00.Pembelian saham dicatat dalam rekening surat berharga dengan jumlah sebesar harga perolehan yaitu harga kurs ditambah biaya-biaya pembelian yang terdiri dari komisi, provisi dan meterai. Jurnal yang dibuat untuk mencatat pembelian saham tanggal 1 Agustus 2006 sebagai berikut:

Surat berharga-saham PT. Cendrawasih

Rp 1.045.000,00

Kas Rp 1.045.000,00

Perhitungan:

Harga kurs

104 x 100 lb x Rp

10.000,00=

Rp 1.040.000,0010

0Provisi dan meterai 5.000,00Harga perolehan saham

Rp 1.045.000,00

26

Walaupun dividen saham preferen (prioritas) itu sudah pasti jumlahnya, biasanya tidak ada perhitungan dividen berjalan pada saat pembelian atau penjualan.Pada tanggal 31 Desember 2006 dividen yang diterima sebesar 14% x Rp 1.000.000,00 = Rp 140.000,00 dicatat sebagai berikut:

Kas Rp 140.000,00

Pendapatan dividen

Rp 140.000,00

Seperti halnya obligasi, laba rugi penjualan saham dihitung dengan membandingkan harga jual dengan harga perolehannya.Jurnal yang dibuat untuk mencatat penjualan saham tanggal 15 Februari 2007 sebagai berikut:

Kas Rp 1.076.000,00

Surat berharga-saham PT. Cendrawasih

Rp 1.045.000,00

Laba penjualan surat berharga 31.000,00

Perhitungan: Harga kurs 108 x Rp

1.000.000,00=

Rp 1.080.000,00100

Biaya penjualan 4.000,00 Harga jual saham Rp

1.076.000,00 Harga perolehan saham 1.045.000,00 Laba penjualan surat berharga

Rp 31.000,00

Kadang-kadang investasi surat-surat berharga dilakukan dengan beberapa kali pembelian dimana masing-masing pembelian harga perolehannya berbeda-beda. Perbedaan harga perolehan ini akan menimbulkan masalah menentukan besarnya laba atau rugi pada waktu penjualan surat berharga.Harga perolehan saham yang dibebankan pada waktu penjualan sedapat-dapatnya ditentukan dengan cara identifikasi khusus, yaitu cara yang membebankan harga perolehan sesuai dengan fisiknya. Jadi kalau yang dijual itu saham pembelian pertama maka harga perolehan yang dibebankan juga harga perolehan saham pembelian pertama tersebut. Apabila timbul kesulitan menyamakan arus harga perolehan dengan arus fisiknya maka harga perolehan yang dibebankan pada saat penjualan bisa ditentukan dengan cara masuk pertama keluar pertama (MPKP/FIFO), atau dengan cara rata-rata tertimbang (weighted average).

Penilaian Surat-Surat BerhargaDalam hubungan dengan penilaian surat-surat berharga, Prinsip

Akuntansi Indonesia menyebutkan:1

Surat berharga yang segera dapat dijual dinyatakan dalam neraca sebesar harga perolehannya atau harga terendah antara harga perolehan dan harga pasarnya.

27

Prinsip di atas menyatakan bahwa penilaian surat berharga dalam neraca dapat dilakukan dengan dua cara yaitu harga perolehan (cost) atau dengan yang lebih rendah antara harga perolehan atau harga pasar.

Harga PerolehanCara ini digunakan jika perubahan harga surat-surat berharga hanya sementara saja dan jumlahnya tidak terlalu besar sehingga dalam neraca surat-surat berharga tercantum sebesar harga perolehannya. Di sini tidak ada pengakuan terhadap kerugian yang berasal dari turunnya harga surat-surat berharga sebelum surat-surat berharga tersebut dijual. Apabila ternyata ada penurunan harga, maka neraca bisa diberi penjelasan baik berbentuk keterangan, maupun catatan kaki.

Yang Labih Rendah antara Harga Perolehan atau Harga PasarApabila harga pasar surat-surat berharga yang dimiliki ternyata lebih rendah dari harga perolehannya dengan selisih yang cukup berarti dan nyata bahwa penurunan tersebut tidak bersifat sementara, maka surat berharga yang dicantumkan dalam kelompok aktiva lancar dalam neraca tidak boleh melebihi harga pasarnya. Di sini akan diakui adanya kerugian yang belum terjadi. Jumlah kerugian yang diakui adalah sebesar selisih dari harga perolehan dengan harga pasarnya pada tanggal neraca. Pencatatan kerugian yang diakui dilakukan dengan mendebit rekening rugi penurunan nilai surat berharga dan kreditnya cadangan penurunan nilai surat berharga. Rugi penurunan nilai surat berharga termasuk kelompok rugi di luar usaha dalam laporan rugi laba sedang cadangan penurunan nilai surat berharga akan dicantumkan di dalam neraca mengurangi rekening surat berharga. Apabila terjadi penjualan surat berharga yang sudah diturunkan nilainya maka laba rugi penjualan dihitung dengan membandingkan harga jual dengan harga perolehan yang baru (sesudah dikurangi cadangan penurunan nilai surat berharga). Cara yang lebih rendah antara harga perolehan atau harga pasar dapat diterapkan kepada surat-surat berharga dengan dua cara:1. Diterapkan kepada jumlah keseluruhan surat-surat berharga.2. Diterapkan kepada masing-masing elemen surat berharga.

Sebagai contoh penerapan cara-cara di atas misalnya diketahui data investasi surat berharga milik PT. Dhiya Aldina pada tanggal 31 Desember 2006 sebagai berikut:

KeteranganHarga

PerolehanHarga Pasar

Yang Lebih Rendah antara Harga

Perolehan atau Harga Pasar

(Masing-masing Elemen)

100 lembar obligasi PT. Wibawa, 12% Rp 505.000,00 Rp 512.000,00 Rp 505.000,00100 lembar saham preferen (prioritas) PT. Cendrawasih, 12%

1.040.000,00

1.020.000,00

1.020.000,00

200 lembar saham biasa PT. Barito 990.000,00 975.000,00 975.000,00Jumlah Rp 2.535.000,0

0Rp 2.507.000,0

0Rp 2.500.000,00

28

Jika diterapkan dengan cara pertama yaitu kepada jumlah keseluruhan surat-surat berharga maka dibandingkan antara Rp 2.535.000,00 dengan Rp 2.507.000,00, yaitu jumlah harga perolehan dengan jumlah harga pasar. Ternyata yang lebih rendah adalah jumlah harga pasar Rp 2.507.000,00 sehingga surat berharga dalam neraca akan nampak sebesar Rp 2.507.000,00.

Jika diterapkan dengan cara kedua yaitu kepada masing-masing elemen surat berharga maka perbandingannya dilakukan satu per satu, yang pertama obligasi PT. Wibawa ternyata harga perolehannya sebesar Rp 505.000,00 itu lebih rendah dari harga pasarnya, maka yang akan digunakan adalah jumlah Rp 505.000,00, yang kedua saham preferen PT. Cendrawasih, ternyata harga pasarnya Rp 1.020.000,00 lebih rendah dari harga perolehannya dan yang ketiga saham biasa PT. Barito harga pasarnya lebih rendah. Jumlah dari yang lebih rendah masing-masing elemen yaitu Rp505.000,00 + Rp1.020.000,00 + Rp975.000,00 = Rp2.500.000,00 ini akan nampak dalam neraca.

Jika diterapkan pada jumlah keseluruhan surat berharga, maka kerugian yang diakui, pada tanggal 31 Desember 2006 sebesar: Rp2.535.000,00 – Rp2.507.000,00 = Rp28.000,00.

Jika diterapkan kepada masing-masing elemen surat berharga maka kerugian yang diakui sebesar Rp2.535.000,00 – Rp2.500.000,00 = Rp35.000,00.

Misalnya penerapannya kepada jumlah keseluruhan surat-surat berharga maka pengakuan rugi sebesar Rp28.000,00 dicatat dengan jurnal pada tanggal 31 Desember 2006 sebagai berikut:

Rugi penurunan nilai surat berharga Rp 28.000,00

Cadangan penurunan nilai surat berharga

Rp 28.000,00

Di dalam neraca surat berharga dicantumkan dengan jumlah sebesar harga perolehannya (Rp 2.535.000,00) dikurangi cadangannya sebesar Rp 28.000,00 sehingga jumlah bersihnya sebesar Rp 2.507.000,00. Cadangan penurunan nilai surat berharga ini akan dihapuskan apabila surat-surat berharganya dijual.

Misalnya pada tanggal 21 Januari 2007 semua surat berharga tersebut di atas dijual dengan harga bersih Rp 2.560.000,00. Penjualan ini akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:

Kas Rp 2.560.000,00

Cadangan penurunan nilai surat berharga

28.000,00

29

Surat berharga-obligasi PT. Wibawa Rp 505.000,00 Surat berharga-saham PT. Cendrawasih

1.040.000,00

Surat berharga-saham PT. Barito 990.000,00 Laba penjualan surat berharga 53.000,00

Laba penjualan surat berharga sebesar Rp 53.000,00 dihitung sebagai berikut:

Harga jual Rp 2.560.000,00

Harga perolehan Rp 2.535.000,00

Cadangan penurunan nilai

28.000,00

2.507.000,00Rp 53.000,00

Apabila dalam tahun 2007 surat berharga tersebut dijual tidak sekaligus, maka akan timbul masalah menghitung penurunan nilai tiap jenis surat berharga, terutama bila perhitungannya untuk keseluruhan jumlah surat berharga. Dalam hal penurunan nilai dihitung untuk keseluruhan surat berharga, dan penjualan surat-surat berharga itu tidak dilakukan sekaligus, maka tiap kali terjadi penjualan surat berharga tidak dilakukan penyesuaian pada rekening cadangan penurunan nilai. Rekening cadangan ini baru akan disesuaikan pada akhir periode.

Misalnya pada bulan Maret 2007 dijual 200 lembar saham PT. Barito dengan harga kurs 105 dan biaya penjualan sebesar Rp 10.000,00.Perhitungannya sebagai berikut:

Harga kurs =105 x 200 lb x Rp

5.000,00 =Rp

1.050.000,00100Biaya penjualan 10.000,00Harga jual saham Rp

1.040.000,00Harga perolehan 990.000,00 Laba penjualan saham

Rp 50.000,00

Jurnal yang dibuat:Kas Rp

1.040.000,00 Surat berharga-saham PT. Barito

Rp 990.000,00

Laba penjualan saham 50.000,00

Dengan jurnal seperti di atas, rekening cadangan penurunan nilai surat berharga tidak berubah saldonya, yaitu masih sebesar Rp 28.000,00. Saldo ini terbawa sampai tanggal 31 Desember 2007. Pada akhir 2007 dilakukan perbandingan antara harga perolehan dan harga pasar surat berharga yang dimiliki, sehingga dapat diketahui berapa besar penurunan nilainya. Jumlah penurunan nilai ini dibandingkan dengan saldo rekening cadangan penurunan nilai surat berharga, dan rekening ini disesuaikan dengan penurunan nilai tanggal 31 Desember 2007.

30

Misalnya pada tanggal 31 Desember 2007 harga perolehan seluruh saham yang dimiliki sebesar Rp 2.050.000,00 dan harga pasarnya sebesar Rp 2.000.000,00. Penurunan nilai sebesar Rp 50.000,00. Karena saldo rekening cadangan penurunan nilai Cuma sebesar Rp 28.000,00, maka dibuat penyesuaian dengan jurnal sebagai berikut:Rugi penurunan nilai surat berharga Rp

22.000,00 Cadangan penurunan nilai surat berharga

Rp 22.000,00

Sebaliknya bila saldo rekening cadangan penurunan nilai lebih besar dari penurunan nilai sesungguhnya, maka rekening cadangan penurunan nilai di debit dan kreditnya adalah rekening laba berkurangnya rekening cadangan penurunan nilai surat berharga.

Cara seperti di atas dapat meniadakan kesulitan penentuan besarnya penurunan nilai untuk setiap surat berharga jika perhitungannya diterapkan pada keseluruhan jumlah surat berharga.Apabila surat berharga sudah diturunkan nilainya sampai pada jumlah harga pasarnya maka penyesuaian-penyesuaian berikutnya hanya dibuat selama perubahan-perubahan harga tersebut masih di bawah harga pokoknya. Bila harganya naik sampai di atas harga pokoknya maka penyesuaian yang dibuat maksimum akan berhenti sesudah rekening cadangan penurunan nilai menunjukkan saldo nol. Financial Statement Nomor 12 dari FASB2 menyatakan bahwa lower of cost or market untuk penilaian surat-surat berharga harus diterapkan kepada jumlah keseluruhan surat-surat berharga.

31