karya tulis imiah - hipertensi

23
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju.1 Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular. Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai “silent killer”. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ- organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal. Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES III) ; paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg. Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar.

Upload: oppa-n-cemmuut-area

Post on 13-Jun-2015

12.754 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular.

Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan

prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju.1

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung. Selain

mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal

maupun penyakit serebrovaskular.

Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat pemeriksaan fisik karena

alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai “silent killer”. Tanpa

disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung,

otak ataupun ginjal.

Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey

(NHNES III); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi

mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang

diinginkan dibawah 140/90 mmHg. Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan

kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya

menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih

besar.

Obat-obatan yang banyak dikonsumsi masyarakat merupakan obat-obatan

kimia yang secara berkala harus selalu dikonsumsi sehingga menimbulkan

ketergantungan pada obat tersebut. Oleh sebab itu, perlu diadakan terapi yang

memberikan solusi tepat tanpa membebani masyarakat untuk senantiasa

bergantung pada obat. Terapi tersebut adalah terapi herbal yang menyeluruh.

Dalam hal ini, untuk penyakit hipertensi dibutuhkan herba Rosella (Hibiscus

sabdarifa Linn.) sebagai salah satu tanaman obat yang dapat digunakan untuk

mengatasi penyakit hipertensi.

Page 2: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

2

1.2 Rumusan Masalah

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan

diastoliknya di atas 90 mmHg. Penderita hipertensi pada umunya

berusia 20 tahun ke atas. Faktor-faktor yang memengaruhi

hipertensi yaitu jenis kelamin, usia, obesitas, merokok, stress, dan

riwayat keluarga. Faktor-faktor tersebut memberikan kecenderungan

bahwa semua orang dapat dimungkinkan menderita penyakit

hipertensi. Pengobatan medis yang dilakukan oleh para penderita

menganjurkan mereka untuk mengkonsumsi obat -obatan yang

berbahan dasar kimia dari para ahli medis secara rutin. Hal tersebut

mengakibatkan para penderita terkadang merasa jenuh karena harus

mengkonsumsi obat-obatan tersebut. Dengan demikian saya

membuat produk berbahan dasar bunga Rosella sebagai asupan yang

diharapkan mampu menarik minat penderita hipertensi untuk

mengkonsumsinya. Hal ini dimaksudkan untuk meminimali sasi efek

samping dari penggunaan obat -obatan yang berbahan dasar kimia

1.3 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk

memberikan gambaran terkait penyakit hipertensi dan memberikan solusi dengan

terapi herbal yaitu menggunakan Teh Rosella.

Page 3: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan Penyakit

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan

darah di dalam arteri. (Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya Tekanan/Tegangan;

Jadi, Hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan

kenaikan tekanan darah diatas nilai normal.)

Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection,

Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JIVC) sebagai tekanan yang

lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang

lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih

rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis

sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg,

dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami

kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun

dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian

berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi

dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah

daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana

akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika

beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu

pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

2.1.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

1. Kategori normal yaitu keadaan dimana tekanan darah sistoliknya di bawah

130 mmHg dan tekanan darah diastoliknya di bawah 85 mmHg.

Page 4: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

4

2. Kategori normal tinggi yaitu keadaan dimana tekanan darah sistoliknya

antara 130-139 mmHg dan tekanan darah diastoliknya diantara 85-89

mmHg.

3. Kategori hipertensi ringan (stadium 1) yaitu keadaan dimana tekanan

darah sistoliknya antara 140-159 mmHg dan tekanan darah diastoliknya

diantara 90-99 mmHg.

4. Kategori hipertensi sedang (stadium 2) yaitu keadaan dimana tekanan

darah sistoliknya antara 160-179 mmHg dan tekanan darah diastoliknya

diantara 100-109 mmHg

5. Kategori hipertensi berat (stadium 3) yaitu keadaan dimana tekanan darah

sistoliknya antara 180-209 mmHg dan tekanan darah diastoliknya diantara

110-119 mmHg

6. Kategori hipertensi maligna (stadium 4) yaitu keadaan dimana tekanan

darah sistoliknya 210 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastoliknya

120 mmHg atau lebih.

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak

diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang

terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa

cara; pertama, meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi sehingga

mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Kedua, arteri besar

kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat

mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena

itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit

daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada

usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena

arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat

terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu

mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.

Ketiga, bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan

meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal

Page 5: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

5

sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.

Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami

pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan

menurun.

2.2 Etiologi Penyakit

2.2.1 Hipertensi Esensial (Hipertensi Primer)

Hipertensi Primer adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui

secara pasti namun biasanya sebagai akibat dari sensitivitas garam, homeostasis

renin, resistansi insulin, tidur apneu, genetik (keturunan), umur, dan obesitas.

Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.

2.2.2 Hipertensi Sekunder

Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit

ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian

obat tertentu.

1. Penyakit Ginjal dengan kriteria stenosis arteri renalis, pielonefritis

glomerulonefritis, tumor-tumor ginjal, penyakit ginjal polikista (biasanya

diturunkan), dan trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal) atau akibat

terapi penyinaran yang mengenai ginjal

2. Kelainan Hormonal seperti Hiperaldosteronisme, Sindroma Cushing (sekresi

kortisol yang berlebihan), dan Feokromositoma. Tumor pada kelenjar adrenal

yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin

(noradrenalin).

3. Obat-obatan, biasanya jenis obat-obatan yang dikoonsumsi seperti pil KB,

kortikosteroid, siklosporin, eritropoietin, kokain, penyalahgunaan alkohol,

dan konsumsi kayu manis (dalam jumlah sangat besar).

Penyebab lainnya bisa diakibatkan oleh koartasio aorta, preeklamsi pada

kehamilan, porfiria intermiten akut, keracunan timbal akut.

Page 6: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

6

2.3 Patofisiologi

Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara

potensial dalam terbentuknya hipertensi.

2.3.1 Faktor Penyebab Hipertensi

Faktor-faktor yang berkontribusi pada terbentuknya hipertensi adalah

sebagai berikut:

1. Meningkatnya Aktivitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi

diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons terhadap stress

psikososial dll

2. Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor

3. Asupan natrium (garam) berlebihan

4. Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium

5. Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi

angiotensin II dan aldosteron

6. Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide

natriuretik

7. Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi tonus

vaskular dan penanganan garam oleh ginjal

8. Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh

darah kecil di ginjal

9. Diabetes mellitus

10. Resistensi insulin

11. Obesitas

12. Meningkatnya aktivitas vascular growth factors

13. Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung,

karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular

14. Berubahnya transpor ion dalam sel

Page 7: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

7

Gambar 2.1 Mekanisme patofisiologi dari hipertensi (Goodman, 1998)

2.3.2 Gejala

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,

meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya

berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala

yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah

kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,

maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala

berikut; sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan

menjadi kabur (yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung

dan ginjal). Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran

dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut

ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh

tekanan darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau

telah terjadinya kelainan organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah

>180/120 mmHg.

Pada hipertensi emergensi tekanan darah meningkat ekstrim disertai

dengan kerusakan organ target akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan

darah harus diturunkan segera (dalam hitungan menit – jam) untuk mencegah

Page 8: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

8

kerusakan organ target lebih lanjut. Contoh gangguan organ target akut:

encephalopathy, pendarahan intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai edema

paru, dissecting aortic aneurysm, angina pectoris tidak stabil, dan eklampsia atau

hipertensi berat selama kehamilan.

Hipertensi urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa disertai

kerusakan organ target yang progresif. Tekanan darah diturunkan dengan obat

antihipertensi oral ke nilai tekanan darah pada tingkat 1 dalam waktu beberapa

jam s/d beberapa hari.

2.4 Komplikasi

Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel

arteri dan mempercepat atherosklerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk

rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah

besar. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular

(stroke, transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard,

angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi

memiliki faktor-faktor resiko kardiovaskular lain (tabel 3), maka akan

meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan kardiovaskularnya

tersebut. Menurut Studi Framingham, pasien dengan hipertensi mempunyai

peningkatan resiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri

perifer, dan gagal jantung.

2.4.1 Diagnosis

Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5

menit. Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi

diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran.

Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka

tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari

berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran bukan hanya

menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan untuk

menggolongkan beratnya hipertensi.

Page 9: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

9

Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ

utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal.

1. Retina

Retina merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung bisa

menunjukkan adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah

kecil). Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip

dengan perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh,

seperti ginjal. Untuk memeriksa retina, digunakan suatu oftalmoskop. Dengan

menentukan derajat kerusakan retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya

hipertensi.

2. Jantung

Perubahan di dalam jantung, terutama pembesaran jantung, bisa ditemukan

pada elektrokardiografi (EKG) dan foto rontgen dada. Pada stadium awal,

perubahan tersebut bisa ditemukan melalui pemeriksaan ekokardiografi

(pemeriksaan dengan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan keadaan

jantung).

Bunyi jantung yang abnormal (disebut bunyi jantung keempat), bisa

didengar melalui stetoskop dan merupakan perubahan jantung paling awal yang

terjadi akibat tekanan darah tinggi.

3. Ginjal

Petunjuk awal adanya kerusakan ginjal bisa diketahui terutama melalui

pemeriksaan air kemih. Adanya sel darah dan albumin (sejenis protein) dalam air

kemih bisa merupakan petunjuk terjadinya kerusakan ginjal.

Pemeriksaan pada penderita usia muda bisa berupa rontgen dan

radioisotop ginjal, rontgen dada serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk

hormon tertentu. Untuk menemukan adanya kelainan ginjal, ditanyakan mengenai

riwayat kelainan ginjal sebelumnya.

Sebuah stetoskop ditempelkan diatas perut untuk mendengarkan adanya

bruit (suara yang terjadi karena darah mengalir melalui arteri yang menuju ke

ginjal, yang mengalami penyempitan). Dilakukan analisa air kemih dan rontgen

atau USG ginjal.

Page 10: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

10

2.4.2 Pemeriksaan Lain

Jika penyebabnya adalah feokromositoma, maka di dalam air kemih bisa

ditemukan adanya bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan

norepinefrin. Biasanya hormon tersebut juga menyebabkan gejala sakit kepala,

kecemasan, palpitasi (jantung berdebar-debar), keringat yang berlebihan, tremor

(gemetar) dan pucat. Mengukur kadar kalium dalam darah bisa membantu

menemukan adanya hiperaldosteronisme dan mengukur tekanan darah pada kedua

lengan dan tungkai bisa membantu menemukan adanya koartasio aorta.

2.5 Mengenal Rosella

2.5.1 Morfologi

Tanaman rosela merupakan tanaman jenis perdu yang mudah ditanam,

melalui biji yang telah disemai. Tingginya bisa mencapai hingga 3-5 meter,

batangnya berwarna cokelat dengan warna kemerahan. Tanaman rosela memiliki

bunga yang sangat indah, kaliksnya berwarna merah cerah,tebal dan kaku serta

permukaan kelopaknya berbulu, dan memiliki rasa yang amat masam. Bunga

rosela inilah yang memiliki sejuta Khasiat bagi macam-macam penyakit,bunga ini

dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan dan minuman, seperti

sirup,jelly,saos,ekstrak the atau manisan rosela. Sedangkan daunya yang masih

muda bisa dikonsumsi sebagai salad. Sementara itu di Afrika, biji Roselle

dimakan karena dipercaya mengandung minyak tertentu. Di Sudan, Roselle

diproses menjadi minuman tradisional yang dinamakan Karkadeh dan merupakan

minuman kebangsaan orang Sudan.

2.5.2 Kandungan Gizi Rosella

Rosella mengandung beberapa zat yang sangat penting bagi kesehatan.

Tiap 100 gr kelopak bunga segar mengandung 260-280 mg vitamin C. Vitamin C

tersebut 3 kali lipat dari buah anggur hitam, 9 kali lipat jeruk sitrus, 10 kali lipat

lebih besar dari buah belimbing, dan 2.5 kali lipat dibanding vitamin C dalam

jambu biji.

Page 11: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

11

Selain itu, rosella juga mengandung vitamin D, vitamin B1, B2, niacin,

riboflavin, karoten, zat besi, asam amino,... polisakarida, omega 3 dan kalsium

dalam jumlah yang cukup tinggi (486 mg/100 gr). Rasa asam dalam bunga rosella

merupakan perpaduan berbagai jenis asam seperti asam askorbat, asam sitrat, dan

asam glikolic yang juga bermanfaat bagi tubuh.

Bahan aktif yang juga terdapat dalam rosella adalah grossy peptin,

anthocyanin, gluside hibiscin, dan flavonoid yang bermanfaat mencegah kanker,

mengendalikan tekanan darah, melancarkan peredaran darah, dan sebagainya.

Kandungan seratnya pun cukup tinggi yang berperan dalam melancarkan system

pembuangan dan menurunkan kadar kolesterol.

2.5.3 Manfaat Tanaman Rosella

Masyarakat Indonesia diberbagai daerah karena teh rosella sudah

digunakan sejak lama sebagai obat herbal, sebagai contoh di daerah Jawa Tengah

dikenal sebagai merambos hijau, di Padang sebagai Asam Jarot, di Muara Enim

sebagai Asam Rejang. Selain dikenal sebagai tumbuhan obat di Indonesia, di luar

negeri juga teh rosella sudah dikenal sejak lama. Contoh di India Barat sebagai

sorell, prancis Oseille Rouge, Afrika Utara sebagai karkade, dan di daerah Sinegal

dikenal sebagai Bisap. Berikut berbagai manfaat yang dapat diambil dari meng-

konsumsi Teh rosella beberapa daintaranya bisa menurunkan tekanan darah,

mengurangi kekentalan darah, meningkatkan peristaltik usus, mengobati cacingan,

mematikan microbacterium tubercolusis, dapat menurunkan berat badan, cocok

untuk program diet.

Page 12: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

12

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Terapi Nonfarmakologi

Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang untuk mencegah tekanan

darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi.

Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan

gaya hidup.

Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan

hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan

darah ke hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah prehipertensi.

Modifikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah

adalah mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk,

mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang

kaya akan kalium dan kalsium (diet rendah natrium, aktivitas fisik, dan tidak

mengkonsumsi alkohol.

Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik

dengan terapi satu obat antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat

membebaskan pasien dari menggunakan obat. Program diet yang mudah diterima

adalah yang didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada

pasien yang gemuk dan obesitas disertai pembatasan pemasukan natrium dan

alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril.

Aktivitas fisik juga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik

secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk

kebanyakan pasien. Studi menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging,

berenang, jalan kaki, dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah.

Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat badan.

Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olah-raga mana

yang terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target.

Merokok merupakan faktor resiko utama independen untuk penyakit

kardiovaskular. Pasien hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan

dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok.

Page 13: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

13

Tabel 3.1 Modifikasi Gaya Hidup untuk Mengontrol Hipertensi

Modifikasi RekomendasiKira-kira penurunantekanan darah, range

Penurunan berat badan(BB)

Pelihara berat badan normal (BMI 18.5 – 24.9)

5-20 mmHg/10-kgpenurunan BB

Adopsi pola makan DASH

Diet kaya dengan buah, sayur, dan produk susu rendah lemak

8-14 mm Hg1

Diet rendah sodiumMengurangi diet sodium, tidak lebih dari 100meq/L (2,4 g sodium atau 6 g sodium klorida)

2-8 mm Hg

Aktivitas fisikRegular Aktivitas fisik aerobik seperti jalan kaki 30 menit/hari, beberapa hari/minggu

4-9 mm Hg18

Tidak mengkonsumsi alkohol

Limit minum alkohol tidak lebih dari 2/hari (30 ml etanol [mis.720 ml beer], 300ml wine) untuk laki-laki dan 1/hari untuk perempuan

2-4 mm Hg

Sumber: Sylvia Escoot, 1996Keterangan singkatan: BMI (body mass index), BB (berat badan), DASH (Dietary

Approach to Stop Hypertension).

3.2 Terapi Farmakologi Herbal

Solusi yang terbaik adalah solusi yang bisa memberikan

jaminan atas problematika diatas dengan cara memberikan masukan

kepada masyarakat untuk mengkonsumsi obat-obatan alternatif yang

berbahan dasar alami dan higienis yaitu berupa teh berbahan dasar

bunga Rosella .

Bunga Rosella dipilih sebagai bahan dasar karena

mengandung 9,6 mg anthocyanin yang mampu menurunkan tekanan

darah jika dikonsumsi setiap hari selama empat minggu yang hampir

sama dengan pemberian captopril 50 mg/hari. Selain itu, bunga

Rosella juga mengandung Vit C, Vit A, 18 jenis asam amino, serta

kalsium yang diperlukan oleh tubuh.

Page 14: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

14

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari studi pustaka di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit hipertensi

banyak diderita oleh masyarakat yang memiliki latar belakang faktor keturunan,

mereka yang memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol akan mudah

terkena hipertensi. Sebagai salah satu solusi alami adalah dengan terapi herbal

menggunakan teh rosella dan membiasakan hidup yang sehat serta olah raga yang

teratur.

4.2 Saran

Untuk kefalidan data yang ada, dibutuhkan pengkajian yang lebih lanjut

terkait aplikasi pemanfaatan pengobatan hipertensi menggunakan teh rosella.

Page 15: Karya Tulis Imiah - Hipertensi

15

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: Gramedia

Depkes, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, Ditjen Bina

Kefarmasian Dan Alat Kesehatan. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK

PENYAKIT HIPERTENSI. 2006

Goodman, Cathrine Cavallaro. 1998. Pathology Implication for The Physical

Therapist. US : W. B. Saunders company

Maryati, Herti dkk. 2005. Khasiat dan Manfaat Rosella. Jakarta: Agromedia

Pustaka.

Ruhyanuddin, Faqih. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan

Sistem KARDIOVASKULER. Malang : UMM Press

Stump, Kathleen Mahan, Sylvia Escoot. 1996. Krause’s Food, Nutrition, & Diet

Therapy. 9th edition. W. B. Saunders Company

Winarti, Asri. 2006. Minuman Kesehatan. Surabaya: Trubus Agrisarana.