karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

20
KARYA TULIS ILMIAH PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (NHT) DI KELAS IV SDN 16 KABAWO KABUPATEN MUNA OLEH WIWIN WULANDARI LA ODE NIM : 816463629 POKJAR : KATOBU Diajukan sebagai Bahan Laporan Pengembangan Kemampuan Profesional (PKP) PROGRAM STUDI STRATA SATU (S-1) PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 29-Nov-2014

88 views

Category:

Data & Analytics


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

KARYA TULIS ILMIAH

PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BILANGAN BULAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (NHT)

DI KELAS IV SDN 16 KABAWO KABUPATEN MUNA

OLEH

WIWIN WULANDARI LA ODE

NIM : 816463629

POKJAR : KATOBU

Diajukan sebagai Bahan Laporan Pengembangan Kemampuan Profesional

(PKP)

PROGRAM STUDI STRATA SATU (S-1) PGSDFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKAUPBJJ-KENDARI

2014

Page 2: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

ABSTRAK

Wiwin Wulandari Wa Ode, NIM. 816463629. Meningkatkan Hasil Belajar BIlangan Bulat Melalaui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT di Kelas IV SD Negeri 16 Kabawo Kabupaten Muna.

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya prestasi hasil belajar murid kelas IV SDN 16 Kabawo dalam materi Bilangan Bulat. Berdasarkan identifikasi peneliti bahwa hal ini disebabkan faktor pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran matematika termasuk bilangan bulat. Peneliti meyakini bahwa dengan menggunakan pendekatan pemebelajaran kooperatif tipe NHT ini dapat meningkatkan hasl belajar murid. Rumusan masalah penelitian ini adalah ”Apakah penerapan pembelajaran kooeperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar murid pada materi bilangan bulat pada kelas IV SD Negeri 16 Kabawo?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika, khususnya pada materi pokok perkalian dan pembagian; (2) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok bilangan bulat melalui pendekatan pembelajaran kooperatif tipe NHT di IV SD Negeri 16 Kabawo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar murid kelas IV SD Negeri 16 Kabawo pada materi bilangan bulat. Hal ini terlihat bahwa hasil evaluasi pada pra siklus hanya 6 orang (40%) murid yang mencapai target KKM mata pelajaran Matematika dari 15 orang murid kelas IV SD Negeri 16 Kabawo Tahun Pelajaran 2013/2014. Kemudian, setelah pelaksanaan tindakan sikklus I terdapat 10 murid (66,67%) yang telah mencapai target KKM, dan pada hasil evaluasi siklus II terdapat 13 (86,67%) murid yang telah mencapai nilai KKM. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika murid kelas IV SDN 16 Kabawo dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Kata kunci : pembelajaran Koperatif NHT, Motivasi, hasil belajar matematika

v

Page 3: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran di kelas

merupakan harapan dan tuntutan setiap perubahan kurikulum. Tujuan dan

orientasi dari pengelolan pembelajaran itu adalah untuk terciptanya kondisi

proses pembelajaran yang interaktif yang berpusat pada murid dan

menyenangkan bagi murid.

Berdasarkan identifikasi peneliti bahwa pelaksanaan pembelajaran

Matematika di kelas IV SDN 16 Kabawo guru masih menggunakan model

pembelajaran konvensional. Hal ini dilihat dari segi kegiatan murid selama

berlangsungnya kegiatan pembelajaran, yakni murid bekerja untuk dirinya

sendiri, pandangan ke arah papan tulis, mendengarkan guru dan belajar dari

guru, serta hanya guru yang mengambil keputusan dan murid hanya pasif.

Yang seharusnya adalah guru perlu mengaktifkan murid daripada guru yang

lebih berperan sebagai subyek pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran konvesional oleh guru Matematika

mengakibatkan kurangnya antusias dan motivasi murid dalam proses

pembelajaran di kelas. Murid lebih cenderung menerima apa saja yang

disampaikan oleh guru, diam dan enggan dalam mengemukakan pertanyaan

maupun pendapat. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang dilakukan oleh

guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan

pemberian tugas. Padahal dalam kerangka pembelajaran matematika, murid

mesti dilibatkan secara mental, fisik dan sosial untuk membuktikan sendiri

tentang kebenaran dari teori-teori dan hukum-hukum matematika yang telah

dipelajarinya melalui proses ilmiah. Jika hal ini tidak tercakup dalam proses

pembelajaran dapat dipastikan penguasaan konsep matematika akan kurang dan

akan menyebabkan rendahnya hasil belajar murid yang pada akhirnya akan

mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan.

1

Page 4: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas IV SD

Negeri 16 Kabawo diperoleh informasi bahwa prestasi belajar matematika

murid di sekolah tersebut masih tergolong rendah, khusunya pokok bahasan

Bilangan Bulat. Hal ini dapat dilihat dari dokumen guru kelas bahwa dari 15

murid hanya tidak ada murid yang mendapatkan nilai 85-100 (sangat baik),

hanya 2 murid yang mendapatkan nilai antara 70-84 (Baik), 4 orang

mendapatkan nilai 55-69 (Cukup), 6 orang siswa yang mendapatkan nilai 46-54

(kurang), dan 3 orang murid yang memperoleh nilai 0-45 (sangat kurang). Data

ini bila dibandingkan dengan persentase keberhasilan pencapaian Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika yakni 70, maka dapat

dikatakan bahwa persentase keberhasilan belum mencapai target yang

diharapkan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian perbaikan perbaikan

pembelajaran ini adalah ”Apakah penerapan pembelajaran kooeperatif tipe

NHT dapat meningkatkan hasil belajar murid pada materi bilangan bulat pada

kelas IV SD Negeri 16 Kabawo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk meningkatkan hasil belajar murid pada materi bilangan bulat

melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas IV SD Negeri 16

Kabawo.

D. Manfaat Penelitian

a) Bagi Murid. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

Murid pada materi pokok hitung bilangan bulat bagi kelas IV -1 SD Negeri

16 Kabawo.

b) Bagi Guru. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru,

terutama dalam memperbaiki dan meningkatkan kualiatas pembelajaran di

kelas.

Page 5: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang

berfokus pada penggunaan kelompok kecil bagi murid untuk bekerjasama

dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar,

(Sugiyanto, 2008:35).

Menurut Trianto (2007: 41) bahwa pembelajaran kooperatif muncul

dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep

yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Semua anggota

dalam tiap kelompok saling membantu anggota yang lain dalam kelompok

yang sama dan bergantung satu sama lain untuk mencapai keberhasilan

kelompok dalam belajar.

Wina (2006:240) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan model pembelajaran kelompok yang melibatkan keaktifan murid

dalam proses pembelajaran di kelas, yang selama ini proses pembelaajran di

dominasi oleh guru dan siswa atau murid lebih banyak yang pasif. Selanjutnya,

Wina menjelaskan bahwa akhir-akhir ini dianjurkan agar para guru

menerapkan pembelaajran kooperatif dalam melaksanakan pembelajaran di

kelas. Dia menegaskan bahwa setidaknya ada dua alasan penting. Pertama,

beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif

dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima

kekurangan diri dan orang lain, serta meningkatkan harga diri. Kedua,

pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan dalam belajar

berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan

keterampilan.

Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok

kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam

5

Page 6: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai

tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil

siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah,

menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan

bersama lainnya. Suatu pembelajaran dalam kelompok kecil harus terdiri dari

beberapa siswa yang mempunyai sejumlah pengetahuan tentang masalah yang

dipersoalkan.

Nasution (2006 : 201).

Menurut Lie (2010) pembelajaran kooperatif merupakan salah satu

pembelajaran yang bersifat gotong royong atau kerja sama. Dalam

pembelajaran kooperatif ini ada beberapa teknik yang dilakukan dalam

melakukan kegiatan diskusi, sehingga dalam kegiatan diskusi menjadi lebih

menyenangkan. Menurut Lie (2010: 18) berbagai dampak negatif dalam

penggunaan metode kerja kelompok tersebut seharusnya bisa dihindari, jika

saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam persiapan

dan penyusunan metode kerja kelompok. Yang diperkenalkan dalam metode

pembelajaran kooperatif bukan sekadar kerja kelompoknya, melainkan pada

penstrukturannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Etin Solihatin (2005:4)

bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap atau perilaku bersama dalam

bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur

dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan

kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari anggota kelompok itu sendiri.

Selanjutya, Etin Solihatin (2005:5) dalam dalam penerapan pembelajaran

kooperatif ada beberapa teknik atau tipe yang dapat digunakan oleh guru,

antara lain :

1) tipe mencari pasangan

2) bertukar pasangan

3) berpikir-berpasangan-berempat

4) berkirim salam dan soal

5) kepala bernomor

6) dua tinggal dua tamu

Page 7: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

7) keliling kelompok

8) kancing gemerincing

9) keliling kelas

10) lingkaran kecil dan lingkaran besar

11) tari bambu

12) jigsaw

13) bercerita

14) nik yang disebutkan diatas, penulis mengambil satu tipe dalam

melaksanakan berpasangan

Beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang telah dikemukakan di

atas, peneliti memilih pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor

(Numbered Heads Together) atau NHT. Tujuan peneliti menggunakan tipe

tersebut adalah agar para murid yang kemampuan rendah dapat mengerjakan

tugas dengan dibantu oleh murid yang kemampuan tinggi. Dalam melakukan

kegiatan diskusi siswa selalu melakukan pengelompokkan sendiri sehingga

siswa yang memiliki kemampuan yang kurang hanya duduk dan diam. Oleh

karena itu seorang guru melakukan cara dengan menggunakan teknik kepala

bernomor dalam pembelajaran kooperatif. Sehingga dengan metode atau

teknik yang dilakukan siswa yang memiliki kemampuan dapat membantu

siswa yang kurang memahami. Hal ini dapat saling berkomunikasi antar

anggota. Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar

kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap

materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual

selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota

kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan

siapa yang dapat memberikan bantuan.

Dalam penilaian, siswa mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok

siswa bekerja sama dengan metode pembelajaran kooperatif. Mereka saling

membantu dalam mempersiapkan diri untuk tes. Kemudian, masing-masing

mengerjakan tes sendiri dan menerima nilai pribadi. Nilai kelompok bisa

dibentuk dengan beberapa cara. Pertama, nilai kelompok bisa diambil dari

7

Page 8: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subyek, Tempat, Waktu, dan Pihak yang Membantu

Subyek penelitian ini adalah murid kelas IV SD Negeri 16 Kabawo

Kabupaten Muna dengan jumlah murid 15 orang. Penelitian perbaikan

pembelajaran ini dilaksanakan pada bulan Mei Tahun Pelajaran 2013/2014.

Dalam melaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran ini, peneliti dibantu

oleh salah seorang rekan guru di SD Negeri 16 Kabawo. Hal ini sangat penting

untuk mengamati kegiatan murid dan guru dalam kegiatan proses pembelajaran

di kelas.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Prosedur yang dijalankan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini

adalah mengacu pada desain prosedur penelitian tindakan. Dalam hal ini

peneliti mengacu pada prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

digambarkan oleh Ahmad (1999) dalam Saminanto (2010:8), yaitu sebagai

berikut:

Berdasarkan alur penelitian tindakan pada bagan atau gambar 1 di atas,

maka dapat dijelaskan bahwa alur penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut:

1. Identifikasi masalah. Identifikasi masalah merupakan tahap pertama dalam

pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan bagaimana

SIKLUS

PTK

PelaksanaanAlternatifPemecahan

Masalah

IndentifikasiPermasalahan

Observasi IAnalisis DataRefleksi I

Catatan: Apabila Siklus 1 belum behasil lanjut ke siklus ke 2 Gambar 1. Alur Penelitian tindakan oleh Saminanto (2010:8)

21

Page 9: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar murid kelas IV SD Negeri 16

Kabawo dalam materi operasi hitung bilangan bulat.

2. Alternatif pemecahan masalah. Tahapan selanjutnya setelah identifikasi

masalah adalah alternatif pemecahan masalah, yakni upaya-upaya apa yang

akan dilakukan oleh guru atau peneliti dalam meningkatkan hasil belajar murid

dalam materi operasi hitung bilangan bulat. Salah satu di antaranya adalah

dengan memperbaiki proses pebelajaran melalui penggunaan metode

pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor (NHT). Langkah-langkah

aletrnatif pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan atau membuat Rencana Perbaikan Pembelaajran (RPP)

2. Menyiapkan atau membuat Lembar Observasi untuk Murid

3. Melakukan atau membuat Lembar Observasi untuk Guru

4. Menyiapkan tes untuk mengetahui hasil belajar murid pada materi operasi

hitung bilangan bulat.

3. Pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan ini adalah berkaitan dengan

langkah-langkah guru atau peneliti untuk solusi pemecahan masalah yang telah

diidentifikasi, yakni pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas dengan

menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor (NHT).

4. Observasi. Observasi merupakan rangkaian pelaksanaan tindakan, yakni

mengamati kegiatan murid dan guru apakah sudah sesuai dengan skenario

pembelajaran atau belum, sebagaimana yang telah dicantumkan dalam Rencana

Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang dipersipkan.

5. Analisis data. Dalam tahapan ini, guru atau peneliti menganalis data-data yang

telah dicatat dan dikumpulkan selama pelaksanaan tindakan. Tujuannya adalah

untuk mengetahui apakah telah atau sudah mencapai sesuai dengan indikator

atau target yang dicapai.

6. Refleksi. Dalam tahapan ini guru atau peneliti merefleksi seluruh kegitan atau

peristiwa selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Mengidentifikasi kembali

hal-hal yang masih kurang dalam pelaksanaan tindakan dan mempertahankan

hal-hal yang dianggap baik. Dan apabila pelaksanaan tindakan ini belum

22

Page 10: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

berhasil, maka akan ditindak lanjuti lagi pada siklus berikutnya, sampai tujuan

berhasil atau tercapai.

C. Teknik Analisis Data dan Indikator Ketercapaian Tindakan

Data yang dikumpul pada setiap siklus dianalisis dengan menggunakan

teknik deskriptif kuantitatif. Teknik ini digunakan untuk menganalisis

kelebihan atau kelemahan dalam pelaksanaan tindakan, serta untuk merefleksi

proses pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan dan untuk memperoleh

kesimpulan, dan selanjutnya untuk program perbaikan pada siklus berikutnya.

Ada dua indikator keberhasilan dalam penelitian ini, yakni (1)

keberhasilan individual, yakni apabila nilai murid telah mencapai KKM 68, dan

(2) Keberhasilan kelompok, yakni tindakan perbaikan pembelajaran ini

dikategorikan berhasil apabila minimal 80% murid telah memperoleh nilai ≥ 68

sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Matematika

pada kelas IV SDN 16 Kabawo.

23

Page 11: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penelitian ini diawali dengan kegiatan pra tindakan. Pra tindakan ini

dilakukan untuk mendapatkan fakta atau data berkaitan dengan proses

pembelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri 16 Kabawo. Dari hasil

kegiatan pra tindakani ini, peneliti memperoleh gambaran bahwa (1) penerapan

pembelajaran Matematika yang dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri 16

Kabawo masih menggnakan model pembelajaran yang konvensional, yakni

guru menjalaskan materi operasi hitung bilangan bulat hanya menceremai

murid, sehingga murid hanya mendengarkan penjelasan guru. Murid hanya

diberikan kesempatan untuk bertanya bila belum mengerti atas penjelasan guru.

Murid hanya hanya diberi kesempatan menyesaikan soal di papan tulis, tetapi

hanya kepada murid yang telah mengerti atas penjelasan guru dengan cara

mengancungkan tangan terlebih dahulu. Model pembeljaran seperti ini

tentunya tidak menumbuhkan partisipasi murid, karena hanya murid berani dan

mengerti saja yang diberi kesempatan untuk maju ke papan tulis mengerakan

soal operasi hitung bilangan bulat sedangkan murid yang lainnya menjadi

penonton.

Page 12: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya, peneliti dapat simpulkan bahwa penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Kepala Bernomor (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar

murid kelas IV SD Negeri 16 Kabawo pada materi bilangan bulat. Hal ini

terlihat bahwa hasil evaluasi pada pra siklus hanya 6 orang (40%) murid yang

mencapai target KKM mata pelajaran Matematika dari 15 orang murid kelas IV

SD Negeri 16 Kabawo Tahun Pelajaran 2013/2014. Kemudian, setelah

pelaksanaan tindakan sikklus I terdapat 10 murid (66,67%) yang telah

mencapai target KKM, dan pada hasil evaluasi siklus II terdapat 13 (86,67%)

murid yang telah mencapai nilai KKM. Hasil ini menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar matematika murid kelas IV SDN 16 Kabawo dengan

diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe NHT.

B. Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal

sebagai berikut:

1. Kepada guru-guru lain, kiranya dapat menerapkan pembelajaran kooperatif

dalam pembelajaran matematika.

2. Seorang guru harus kreatif dan berusaha menggunakan model pembelajaran

yang sesuai dengan karakteristik murid dan materi agar murid aktif dalam

proses pembelajaran.

3. Kepada para peneliti berikutnya, diharapkan hasil peneliti ini dapat

dijadikan sebagai bahan rujukan dalam melaksanakan penelitian serupa.

4. Kepada SD Negeri 16 Kabawo diharapkan membuat kebijakan untuk

menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran

Matematika.

41

Page 13: Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode

DAFTAR PUSTAKA

Cece Widjaja dan A.Tabrani. 1992. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses

Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Etin Solihatin. 2005. Pengaruh Kooperatif Learning terhadap Belajar IPS

ditinjau dari Gaya Belajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar, 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung Bumi Aksara.

Ibrahim, Muslimin,dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa-

University Press.

Iqbal Ali. 2010. Numbered Head Together Artikel On-line. http://iqbalali.com.

diakses tanggal 22-04-2011.

Kasmadi, Hartono, 1991. Taktik Mengajar (Bagian dari Diskusi Tentang Teknik

Mengajar). Semarang.: PT. IKIP Semarang Press.

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia

Uzer Usman, Drs, Muh. Menjadi Guru Profesional. 2001. Bandung : PT. Remaja

Rosdakary

Wina Sanjaya, 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana