karya tulis ilmiah studi dokumentasi …

78
KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN REGIMEN TERAPEUTIK DENGAN HIPERTENSI Oleh : LINGGAR HANUM KUSNATIFAH NIM : 2317022 YAYASAN KEPERAWATAN YOYAKARTA AKADEMI KEPERAWATAN “YKY” YOGYAKATA 2020

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI DOKUMENTASI KETIDAKEFEKTIFAN

MANAJEMEN REGIMEN TERAPEUTIK

DENGAN HIPERTENSI

Oleh :

LINGGAR HANUM KUSNATIFAH

NIM : 2317022

YAYASAN KEPERAWATAN YOYAKARTA

AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”

YOGYAKATA

2020

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI DOKUMENTASI KETIDAKEFEKTIFAN

MANAJEMEN REGIMEN TERAPEUTIK

DENGAN HIPERTENSI

Tugas Akhir ini Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan

Pendidikan Program Diploma III Keperawatan

Akademi Keperawatan “YKY” Yogyakarta

LINGGAR HANUM KUSNATIFAH

NIM : 2317022

YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA

AKADEMI KEPERAWATAN “YKY”

YOGYAKARTA

2020

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI DOKUMENTASI KETIDAKEFEKTIFAN

MANAJEMEN REGIMEN TERAPEUTIK

DENGAN HIPERTENSI .

OLEH :

LINGGAR HANUM K

NIM : 2317022

Telah memenuhi persyaratan untuk diujikan dan

Disetujui pada tanggal

.......................................

Pembimbing I Pembimbing II

Eddy Murtoyo, S.Kep.,Ns.M.Kep Induniasih S.Kp.M.Kes

NIK : 114199032 NIP: 195712201986032001

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI DOKUMENTASI KETIDAKEFEKTIFAN

MANAJEMEN REGIMEN TERAPEUTIK

DENGAN HIPERTENSI

OLEH :

LINGGAR HANUM KUSNATIFAH

NIM : 2317022

Telah memenuhi persyaratan untuk diujikan dan

Disetujui pada tanggal

…………………………………

Dewan Penguji : Tanda Tangan

Eddy Murtoyo, S.Kep.,Ns.M.Kep ……………….

Induniasih, S.Kp.M.Kes …………………

Wahyu Ratna, SKM.M.Kes …………………

Mengesahkan

Direktur Akper “YKY” Yogyakarta

Tri Arini, S.Kep., Ns., M.Kep

NIK 1141 03 052

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

i

MOTTO

Dan bahwa seorang manusia tidak akan memperoleh sesuatu selain apa yang telah

di usahakan sendiri.

(Q.s. An-Najm (53),39)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan

(Surat Al-Insyrah ayat 5)

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

ii

PERSEMBAHAN

1. Terimakasih Kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan

kelancaran selama perkuliah dan selama proses penyusunan tugas akhir

2. Ibu Ida Afiana terimakasih atas dukungan moril, materiil, kasih sayang,

kepercayaan dan pengorbanan untuk membersarkan saya sendiri hingga

saat ini

3. Terimakasih kepada keluarga saya untuk tante dan om saya telah

mendukung saya selalu dan memberikan kepercayaan hingga saya bisa

seperti ini

4. Muhammad Luthfi Azhar yang telah menemani dan memberikan semangat

dan dukungan baik moril dan spiritual kselama ini

5. Kepada teman-teman kost maupun kontrakan terimaksih sudah

menyediakan tempat untuk mengerjakan saat pulang kuliah.

6. Kepada teman-teman kelas 3A terimakasih sudah menjaga kekompakan

dan saling mendukung selama perkuliahan,semoga kita dapamengucap

sumpah secara bersama dan di wisuda bersama ditempat yang sama.

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat

taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyusun dan menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Gambaran Asuhan Ketidakefektifan

Manajemen Regimen Terapeutik Dengan Salah Satu Anggota Keluarga

Menderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas l Gamping Sleman

Yogyakarta. Karya tulis ini disusun dan diajukan guna memenuhi sebagai

persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Program D III Keperawatan “YKY”

Yogyakarta. Penulis menyadari sepenuhnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat tersusun

berkat bimbingan dan bantuan dari sebagian pihak. Maka pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terima ksih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tri Arini, S.Kep.Ns.M.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan “YKY.

2. Pimpinan serta staf Puskesmas 1 Gamping Sleman yang telah membantu dan

memberikan kesempatan dalam pembuatan studi kasus ini.

3. Eddy Murtoyo, S.Kep.,Ns.M.Kep selaku dosen pembimbing dan penguji

Ujian Akhir Program yang dengan sabar telah banyak mencurahkan tenaga,

pikiran, dan kesabaran untuk memberikan bimbingan, pengarahan, saransaran

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Induniasih, S.Kp.M.Kes selaku pembimbing dan penguji UJian Akhir

Program yang telah membantu pembuatan kasus ini

5. Wahyu Ratna, SKM.M.Kes selaku penguji UJian Akhir Program yang telah

membantu membantu pembuatan kasus ini

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

iv

6. Orang tua, yang selalu sabar mendorong, membimbing, menyemangati dan

memfasilitasi dalam pembuatan studi kasus ini

7. Seluruh Dosen dan staf karyawan Akademi Keperawatan “YKY”Yogyakarta

yang telah banyak memberikan Ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat di

masa mendatang.

8. Teman-teman mahasiswa dan semua pihak yang membantu dalam penyusunan

karya tulis ini. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis menyadari

bahwa masih banyak kekurangan dan dalam pelaksannan banyak mengalami

hambatan-hambatan karena keterbatasan waktu, kemampuan dan

pengetahuan. Untuk itu penyusun tidak menutup kemungkinan bila ada

masukan baik dalam bentuk saran atau kritikdan bersifat membangun baik

pembimbing maupun pembaca sehingga dapat membuat Karya Tulis Ilmiah

ini lebih sempurna lagi. semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 09 Juni 2020

Penulis

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

v

DAFTAR ISI

MOTTO ............................................................................................................................... i

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... vii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

C. Tujuan Studi Kasus ................................................................................................. 5

D. Ruang Lingkup ........................................................................................................ 6

E. Manfaat Studi Kasus ............................................................................................... 7

BAB II ................................................................................................................................. 8

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 8

A. Konsep Dasar Hipertensi ........................................................................................ 8

1. Definisi Hipertensi .............................................................................................. 8

2. Klasifikasi Hipertensi .......................................................................................... 9

3. Etiologi Hipertensi ............................................................................................ 10

4. Manifestasi Klinis Hipertensi ............................................................................ 10

5. Komplikasi ........................................................................................................ 11

6. Patofisologi Hipertensi ...................................................................................... 11

B. Konsep Keluarga ................................................................................................... 14

1. Definisi Keluarga Asuhanan Keperawatannya ................................................. 14

2. Stuktur Keluarga ............................................................................................... 14

4. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga ............................................................. 17

5. Tugas Keluarga ................................................................................................. 21

C. Asuhan Keperawatan Keluarga ............................................................................. 22

1. Pengkajian Keperawatan ................................................................................... 22

2. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 23

3. Perencanaan Keperawatan Keluarga ................................................................. 23

4. Implementasi Keperawatan Keluarga ............................................................... 24

5. Evaluasi Keperawatan Keluarga ....................................................................... 25

D. Ketidakefektifan Menejemen Regimen Terapeutik .............................................. 26

E. Kerangka Teori ..................................................................................................... 31

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

vi

F. Kerangka Konsep .................................................................................................. 32

BAB III ............................................................................................................................. 33

METODE PENELITIAN .................................................................................................. 33

A. Jenis dan Rencana Penelitian ................................................................................ 33

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 33

D. Definisi Operasional ............................................................................................. 34

E. Instrumen Studi Kasus .......................................................................................... 35

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 35

G. Analisis Data ......................................................................................................... 35

H. Etika Studi Kasus .................................................................................................. 37

I. Alur Penelitian ...................................................................................................... 38

BAB IV ............................................................................................................................ 39

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 39

A. Gambaran Kasus ................................................................................................... 39

B. Pembahasan ........................................................................................................... 48

BAB V .............................................................................................................................. 58

PENUTUP ........................................................................................................................ 58

A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 58

B. Saran ..................................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 61

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Studi Kasus

2. Bukti Bimbingan Lampiran

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

viii

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI DOKUMENTASI KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN

REGIMEN TERAPEUTIK DENGAN

HIPERTENSI

Linggar Hanum Kusnatifah, Eddy Murtoyo, Induniasih

Akeper YKY Yogyakarta

[email protected]

ABSTRAK

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik samadengan atau diatas 140 mmHg

dan/atau tekanandarah diastolik sama dengan atau diatas 90 mmHg.(WHO, 2013). Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik adalah Program untuk mengatur

dan menghubungkan proses keluarga dalam mencegah penyakit dan hal lain yang

menyebabkan ketidakpuasan dalam menemukan tujuan kesehatan secara spesifik. Tujuan studi dokumentasi ini untuk menganalisis dokumentasi asuhan

keperawatan ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga Tn. S

dengan salah satu anggota keluarga menderita Hipertensi. Metode studi

dokumentasi ini adalah studi kasus dengan pendekatan studi dokumentasi dengan

1 sampel keluarga dari salah satu data asuhan keperawatan yang dilampirkan

didalam Karya Tulis Ilmiah mahasiswa yang sudah lulus antara tahun 2010

sampai dengan 2019 tentang Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik

Keluarga Dengan Hipertensi Di Puskesmas Gamping 1. Dari hasil pengkajian

didapatkan batasan karakteristik kurang perhatian pada penyakit dengan faktor

yang berhubungan kesulitan ekonomi hal ini dapat ditegakkan diagnosa

ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga. Hasil yang didapatkan

dari kasus adalah 5 proses keperawatan sudah dilakukan dengan cukup baik.

Setelah melakukan penelitian penulis mendapatkan hasil studi dokumentasi

mengenai pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan

pendokumentasian ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga

dengan hipertensi

Kata kunci : Asuhan Keperawatan Keluarga pada keluarga Tn. S dengan salah

satu anggota keluarga menderita hipertensi.

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan salah satu penyakit

yang paling sering muncul dinegara berkembang sepeti

Indonesia.seseorang dikatakan hipertensi dan berisiko mengalami masalah

kesehatan apabila setelah dilakukan beberapa kali pengukuran. Nilai

tekanan darah disebut tinggi jika nilai tekanan darah sistolik sama atau

lebih 140 mmhg atau diastolic sama atau lebih 90 mmHg.

(Prasetyaningrum Y,I 2014). Hipertensi atau penyakit darah tinggi

merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kenaikan tekanan darah

baik secara lambat atau mendadak. Diagnosis hipertensi ditegakkan jika

tekanan darah sistol seseorang menetap pada 140 mmHg, atau lebih. Nilai

tekanan darah yang paling ideal adalah 115/75 mmHg. (Agoes, 2011).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas,2018), angka

kejadian hipertensi mencapai 34% (N=58.621) dari seluruh jumlah

penduduk, angka yang menunjukan peningkatan dari tahun 2013 sebesar

25,8% (N=14.65). Untuk provinsi DIY tahun 2018 penderita hipertensi

mencapai nilai 32,86% (N=10.318) dari jumlah penduduk. Dari jumlah

tersebut hanya 50,2% (N=5.159) yang melakukan pengobatan rutin.

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

2

Diketahui pola penyakit hipertensi di Kabupaten Sleman sebanyak 63,377

kasus. Hipertensi dapat terjadi karena berbagai faktor risiko diantaranya

faktor yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah antara

lain: riwayat keluarga, usia, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor

risiko yang dapat diubah adalah diabetes, stress, obesitas, asupan natrium,

merokok, dan konsumsi alkohol. Kriteria hipertensi yang digunakan pada

penetapan kasus merujuk pada kriteria Nilai tekanan darah disebut tinggi

jika nilai tekanan darah sistolik sama atau lebih 140 mmhg atau diastolic

sama atau lebih 90 mmHg. (Prasetyaningrum Y,I 2014). Salah satu

kepatuhan yang harus ditaati penderita hipertensi adalah makanan

(kepatuhan diet). Faktor makanan (kepatuhan diet) merupakan hal yang

penting untuk diperhatikan pada penderita hipertensi. Penderita hipertensi

sebaiknya patuh menjalankan diet hipertensi agar dapat mencegah

terjadinya komplikasi yang lebih lanjut. Penderita hipertensi harus tetap

menjalankan diet rendah garamsetiap hari dengan ada atau tidaknya sakit

dan gejala yang timbul. Hal ini dimaksudkan agar keadaan tekanan darah

penderita hipertensi tetap stabil sehinggadapat terhindar dari penyakit

hipertensi dan komplikasinya.Kunjungan pasien hipertensi primer

Puskesmas Gamping I baik pasien lama maupun baru tahun 2016 untuk

usia 20-44 tahun sebanyak 719 pasien (29.5%), usia 45 –54 tahun

sebanyak 706 pasien(28.95%), dan usia 55-59 sebanyak 1013 pasien

(41.55%).

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

3

hal tersebut sebanding dengan tingginya tingkat kepatuhan pasien dalam

konsumsi obat, tiga hal yang diperlukan dalam berperilaku sehat antara

lain pengetahuan yang tepat, motivasi dan keterampilan untuk berperilaku

sehat.Masalah lain yang menyebabkan seseorang sulit termotivasi untuk

berperilaku sehat adalah karena perubahan perilaku dari yang tidak sehat

menjadi sehat tidak menimbulkan dampak secara langsung

Melihat tingginya angka prevalensi hipertensi, apabila hipertensi

tidak dikontrol, akan menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan

ginjal serta kebutaan. Berdasarkan beberapa penelitian dilaporkan bahwa

penyakit yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih

besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena Congestive Heart Failure

(CHF), dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung. Tekanan darah

tinggi pada lansia erat kaitannya dengan tigginya resiko bagi timbulnya

berbagai komplikasi akibat hipertensi (Rakhmawati.2013). Penderita

hipertensi sekarang kurang patuh dalam hal melaksanakan diet yang telah

diberikan karena kurangnya informasi dan pengetahuan tentang diet

hipertensi (Rosyid & Efendi, 2011). Tidak hanya dalam hal diet pasien

hipertensi juga tidak patuh dalam hal melaksanakan pengobatan hal ini

dapat menyebabkan memburuknya keadaaan pasien karena akan

meningkatkan terjadinya komplikasi. (Pujasari,2015) Kepatuhan juga

dapat menggambarkan sejauh mana pasien melaksanakan aturan yang

telah diberikan oleh tenaga kesehatan, problem kepatuahan umum juga

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

4

terjadi dalam pengobatan jangka panjang seperti hipertensi. (Pratama &

Ariastuti, 2015).

Ketidakefektifan Menejemen Regimen Terapeutik mempunyai

batasan karateristik sebagai berikut : Rumitnya sistem perawatan

kesehatan ,Rumitnya regimen terapi, Konflik pengambilan keputusan,

Kesulitan ekonomi,Konflik keluarga, Tuntutan yang terlalu banyak

(Nanda,2018). Hal ini sangat cocok dengan data yang ada di puskesmas 1

gamping bahwa penduduk tidak rutin memeriksakan diri kepuskesmas dan

tidak rutin meminum obat. Yang disebabkan kurangnya pengetahuan

pasien tentang tanda dan bahaya hipertensi,dan bagaimana cara

penanganan diit yang tepat bgi penderita hipertensi

Peran keluarga juga sangat penting dalam hal mewujudkan

kestabilan tekanan darah dan kepatuhan pasien dalam melaksanakan

terapi, jika peran keluarga tidak bisa dilakukan dengan maksimal maka

berdampak klien tidak patuh dalam hal melaksanakan terapi dan menjaga

kestabilan tekanan darah. (Novian 2013). Menurut data diatas

ketidakpatuhan dalam melakasanakan pengobatan bagi pasien Hipertensi

sesuai yang dianjurkan, tenaga kesehatan memerlukan upaya untuk

meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan pengobatan bagi penderita

hipertensi dengan bekerjasama dengan keluarga untuk mendampingi

penderita ketika melakukan pengobatan.

Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan di atas, maka

peneliti tertarik untuk mengambil studi kasus berjudul ”Gambaran

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

5

Ketidakefektifan Menejemen Regimen Terapeutik pada Keluarga Tn.X

dengan salah satu anggota keluarga menderita Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

proposal penelitian ini adalah: “Bagaimana gambaran ketidakefektifan

menejemen regimen terapeutik dengan salah satu anggota keluarga

menderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping 1 Sleman

Yogyakarta?”

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum :

Mengetahui gambaran ketidakefektifan menejemen regimen

terapeutik pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita

Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping 1 Sleman

Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya analisis dari gambaran ketidakefektifan manajemen

rigemen terapeutik keluarga dengan salah satu anggota keluarga

menderita hipertensi.

b. Diketahuinya analisis dan hasil penegakkan diagnosa gambaran

ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik kelurga dengan

salah satu anggota keluarga menderita hipertensi.

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

6

c. Diketahuinya analisis dari rencana gambaran ketidakefektifan

manajemen regimen terapeutik keluarga dengan salah satu anggota

keluarga menderita hipertensi.

d. Diketahuinya analisis dari rencana keperawatan ketidakefektifan

menejemen regimen terapeutik pada keluarga dengan salah satu

anggota keluarga menderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Gamping 1 Sleman Yogyakarta.

e. Diketahuinya analisis dari ketidakefektifan menejemen regimen

terapeutik pada salah satu anggota keluarga yang menderita

hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping 1 Sleman

Yogyakarta.

f. Diketahuinya analisis dan evaluasi keperawatan ketidakefektifan

manajemen regimen terapeutik pada keluarga hipertensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta.

D. Ruang Lingkup

Penelitian ini termasuk dalam lingkup mata ajar Keperawatan

Keluarga dengan Ketidakefektifan Menejemen Regimen Terapeutik

materi yang di bahas adalah salah satu anggota keluarga menderita

Hipertensi dengan melakukan studi dokumentasi . yaitu Tanggal 30 Maret-

1 April 2020 pada keluarga yang salah satu anggota keluarga menderita

Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta

dengan pendekatan proses keperawatan yaitu Pengkajian Keperawatan,

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

7

Diagnosa Keperawatan, Perencanaan Keperawatan, Pelaksanaan

Keperawatan, Evaluasi Keperawatan dan Pendokumentasian Keperawatan.

E. Manfaat Studi Kasus

1. Teoritis

Menambah keluasan ilmu Keperawatan Keluarga dibidang

Keperawatan mengenai Ketidakefektifan Menejemen Regimen

Terapeutik pada salah satu anggota keluarga yang menderita

Hipertensi

2. Praktis

Memperoleh pengalaman dalam Mengaplikasikan Hasil Riset

Keperawatan khususnya studi kasus tentang Ketidakefektifan

Menejemen Regimen Terapeutik pada salah satu anggota keluarga

yang menderita Hipertensi.

1. Praktisi : Meningkatkan kesehatan keluarga

2. Puskesmas : Meningkatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat.

3. Keluarga : Meningkatkan informasi tentang penanganan

hipertensi

4. Penyandang Hipertensi : Meningkatkan pengetahuan bagaimana

cara mengontrol tekanan darah dan hipertensi

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi atau yang sering disebut dengan penyakit tekanan darah

tinggi, sudah banyak dikenal orang.ini merupakan keadaan yang

banyak dialami oleh masyarakat, namun tak jarang pula diabaikan oleh

masyarakat. Padagal akibat yang ditimbulkannya bias fatal.Melalui

pembahasan kali ini, kita akan mengenal lebih jauh mengenai

hipertensi,sehingga kita bisa lebih waspada dah tahu apa yang harus

kita lakukan untuk diri sendiri dan akan lebih baik untuk menyarankan

(Purnamasari, 2011).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik samadengan atau diatas

140 mmHg dan/atau tekanandarah diastolik sama dengan atau diatas

90 mmHg.(WHO, 2013). Hipertensi adalah suatu keadaan ketika

tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal

tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa

darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.

(KemenkesRI, 2013).

Menurut beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dalam pembuluh darah

arteri secara terus-menerus dari 1 periode. Peningkatan ini terjadi bila

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

9

arteriole-arteriole konstriksi. Konstriksi arteriole membuat

darah sulit mengalir daan meningkatkan tekanan melawan dinding

arter peningkatan tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90

mmHg.

2. Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi menurut (Purnamasari 2011), dibagi menjadi dua yaitu:

a. Hipertensi Primer

Adalah tekanan darah tinggi yang disebabkan langsung oleh

factor resiko tanpa adanya penyakit lain yang menjadi pemicu

hipertensi tersebut. Faktor risiko ini dibedakan menjadi faktor

risiko yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan.

Dapat dikendalikan maksudnya,dapat berhenti dilakukan untuk

menghindari hipertensi.

b. Hipertensi sekunder

Adalah peningkatan tekanan darah yang disebabkan karena

adanya penyakit lain. Penyakit yang dapat mempengaruhi tekanan

darah dan menyebabkan peningkatan adalah seperti gagal ginjal,

gangguan hormonal, dan diabetes mellitus.

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

10

10

3. Etiologi Hipertensi

Sekitar 90% hipertensi dengan penyebab yang belum diketahui

pasti disebut dengan hipertensi primer atau esensial, sedangkan 7%

disebabkan oleh kelainan ginjal atau hipertensi renalis, dan 3%

disebabkan oleh kelainan hormonal atau hipertensi hormonal dan

penyebab lain (Muttaqin A, 2009). Sebagai faktor predisposisi dari

hipertensi esensial adalah penuaan, riwayat keluarga, asupan lemak

jenuh atau natrium yang tinggi, obesitas, ras, gaya hidup yang

menuntut sering duduk dan tidak bergerak, stress, merokok. (Kowalak,

dkk 2011).

4. Manifestasi Klinis Hipertensi

Secara umum,tekanan darah tidak terasa dan tidak mempunyai

tanda tanda. Boleh jadi berangsung selama beberapa tahun tanpa

ketahuan tiba-tiba,misalnya waktu menggadakan disadar oleh orang

tersebut.sering pemeriksaan kesehatan. Kadang tanda tekana darah

tinggi yang digambarkan itu adalah sakit kepala, pusing, gugup, dan

palpitasi. (Padla.2011). Pada sebagian orang, tanda pertama naiknya

tekanan darahnya ialah sesak nafas waktu kerja keras. Ini menunjukan

bahwa otot jantung itu sudah turut berpengaruh sehingga tekanan

sudah berkurang yang ditandai dengan sesak nafas. Pada pemeriksaan

fisik, tidak di jumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi,

tetapi dapat pula di temukan perubahan, eksudat(kumpulan cairan),

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

11

11

penyempitan pembulu darah, dan pada kasus berat, edema pupil dan

penglihatan kabur . (Padla.2011)

5. Komplikasi

Menurut (Purnamasari 2011), komplikasi dari hipertensi ada tiga yaitu

stroke, ganguan pada mata, dan gagal jantung meliputi:

a. Stroke

Adalah gangguan fungsi otak akibat adanya gangguaan peredaran

darah diotak.hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh

darah di otak

b. Ganguuan Pada Mata

Pada tekanan darah tinggi, pembuluh darah pada mata bagian

dalam menjadi tidak teratur dan dapat terjadi pendarahan akibat

pecahnya pembulu darah pada mata bagian dalam.

c. Gagal Jantung

Akibat tekanan pada pembuluh darah tinggi, jantung harus bekerja

keras untuk memompa darah keseluruh tubuh.

6. Patofisologi Hipertensi

Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil perkalian total

resistensi/tahanan perifer dengan curah jantung (cardiac output). Hasil

Cardiac Output didapatkan memalui perkalian antara stroke volume

(volume darah yang dipompa dari ventrikel jantung) dengan heart rate

(denyut jantung). Sistem ototnom dan sirkulasi hormonal berfungsi

untuk memperkuat pengaturan tahanan perifer. Hipertensi merupakan

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

12

12

suatu abnormalitas dari kedua factor tersebut yang ditandai dengan

adanya peningkatan curah jantung dan resistensi perifer yang

meningkat. (Ardiansyah 2012).

Tekanan darah yang meningkatkan secara terus-menerus pada

pasien hipertensi dan menyebabkan beban kerja jantung akan

meningkatkan. Hal ini terjadi karena peningkatan resistensi terhadap

ejeksi ventrikel kiri. Agar kekuatan kontraksi jantung meningkatkan,

ventrikel kiri mengalami hipertrofi sehingga kebutuhan oksigen dan

beban kerja jantung meningkat. Dilantasi dan kegagalan jantung bias

terjadi, jika hipertrofi tidak dapat mempertahankan curah jantung yang

memadai. Karena hipertensi memicu aterosklerosis arteri koronaria,

maka jantung bias mengalami gangguan lebih lanjut akibat aliran darah

yang menurun menuju ke miokardium,sehingga timbul angina pectoris

atau infark miokard. Hipertensi juga mengakibatkan kerusakan pada

pembuluh darah yang semakin mempercepat proses aterosklerosis dan

kerusakan organ-organ vital seperti stroke,gagal ginjal, aneurisme dan

cedera retina. (Kowalak 2011).

Kerja jantung terutama ditentukan besarnya curah jantung dan

tahan perifer. Umumnya curah jantung pada penderita hipertensi

adalah normal. Adanya kelainan terutama pada peninggian tahanan

perifer. Peningkatan tahanan perifer disebebkan karena vasokonstriksi

arteriol akibat naiknya terus otot polos pada pembulu darah tersebut.

Jika hipertensi sudah dialami cukup lama, maka yang akan sering

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

13

13

dijumpai yaitu adanya perubahan-perubahan struktural pada pembuluh

darah arteriol seperti penebalan pada tunika interna dan terjadi

hipertrofi pada tunika media. Dengan terjadinya hipertrofi dan

hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jatung tidak mencukupi

lagi sehingga terjadi anoksia relative. Hal ini dapat diperjelas denga

adanya sclerosis coroner. (Riyadi.2011)

7. Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi dilakukan sebagai upaya pengurangan

resiko naiknya tekanan darahdan pengobatannya. Dalam

penatalaksanaan hipertensi upaya yang dilakukan berupa upaya farmo-

kologis (obat-obatan) dan upaya nonfarmakologis(memodifikasi gaya

hidup). Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak

guidelines (pedoman) adalah dengan penurunan berat

badan,mengurangi asupan garam, olah raga yang dilakukansecara

teratur, mengurangi konsumsi alkohol danberhenti merokok.Dalam

penatalaksanaan hipertensi perawatmemiliki peran dalam mengubah

perilaku sakit penderita dalam rangka menghindari suatu penyakit atau

memperkecil risiko dari sakit yang diderita.Perawat mempunyai peran

sebagai educator tentang informasi hipertensi dalam menambah

pengetahuan pasien dan dapat membentuk sikap yangpositif agar dapat

melakukan perawatan hipertensi secara mandiri sehingga komplikasi

dapat dicegah.(Cahyono, 2015)

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

14

14

B. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga Asuhanan Keperawatannya

Keluarga menurut WHO 1969 dalam (Andarmoyo, Sulistyo 2012)

adalah kumpulan anggot rumah tangga yang saling berhubungan

melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Menurut Duvall 1976

dalam (Andarmoyo, Sulistyo 2012) keluarga adalah sekumpulan

orangyang dihubungkan oleh ikatan perkawinan , adopsi , kelahiran

yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya umum,

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari

tiap anggota.

2. Stuktur Keluarga

Menurut (Friedman 2010), struktur keluarga yaitu sebagai berikut:

a. Struktur Komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila

dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai,

dan hieraki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin

mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas serta meminta

dan menerima umpan balik.

b. Struktur Peran

Adalah serangkaianperilaku yang diharapkan sesuai perilaku yang

diharapkan sesuai posisi yang diberikan. jadi pada struktur peran

bias bersifat normal atau informal. posisi atau status adalah posisi

individu dalam masyarakat

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

15

15

c. Struktur Kekuatan

Adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol,

mempengaruhi atau mengubah perilaku orang lain

d. Sturktur Nilai dan Norma

Nilai adalah system ide-ide, sikap kenyakinan yang mengingat

anggota keluarga dalam budaya tertentu. Norma adalah pola

perilaku yang diterima pada lingkungan social

tertentu,lingkungan keluarga masyarakat sekitar keluarga.

3. Tipe/Bentuk Keluarga

Di bagi menjadi dua jenis yaitu tradisional dan non tradisional:

1) Tradisional

a) The Nuclear Family (Keluarga Inti)

Keluarga terbentuk karena pernikahan, peran sebagai

orangtua atau kelahiran. keluarga terdiri dari suami, istri,

dan anak, baik dari sebab biologis maupun adopsi.

b) The Extended Family

Keluarga terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama

dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai paman,

tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan, dan lain-lain

c) The Single-Parent Family ( Keluarga orangtua Tungal )

Keluarga yang terdiri dari satu orangtua ( ayah atau ibu )

dengan anak. Hal ini biasanya terjadi melalui proses

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

16

16

perceraian, kematian, atau karena ditinggalkan

(menyalahi hukum pernikahan).

d) Commuter Family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi

salah satu kota ersebut sebagai tempat tinggal dan orang

tua yang bekerja di luar kota bissa berkumpul dengan

anggota keluarga pada saat “weekends” atau pada wakt-

waktu tertentu.

e) Multigenerational Family

Keluarga denga beberapa generasi atau kelompok umur

yang tinggal bersama dalam satu rumah

f) Reconstituted Nuclear

Adalah pembentukam keluarga baru dari keluarga inti

melalui perkawinan kembali suami-istri, tinggal dalam

satu rumah dengan anaknya, baik anak bawaan dari

perkawinan lama maupun perkawinan baru.

2) Keluarga Non Tradisional

a) Communal/Commune Family

Adalah keluarga dimana dalam satu rumah terdiri dari

dua atau lebih pasangan yang monogamy tanpa pertalian

keluarga dengan anak-anaknya dan bersama-sama ,dalam

penyelidikan fasilitas.

b) Unmaried Parent and Child

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

17

17

Adalah keluarga yang terdiri dari ibu-anak, tidak ada

perkawinan dan anaknya hasil adopsi

c) Cohibing Couple

Merupakan keluarga yang terdiri dari dua orang atau satu

pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin

d) Institusiaonal

Keluarga yang terdiri dari anak-anak atau orang-orang

dewasa yang tinggal bersama-sama dalam panti.

4. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Duval dan Miller 1985 dalam buku Sulistyo

Andarmoyo (2012) tahap keluarga dibagi menjadi 8 yaitu sebagai

berikut:

1) Tahap 1:Keluarga Baru/Pemula

Adalah mulainya pembentukan keluarga yang berakhir ketika

anak pertama lahir.Pembentukan keluarga pada umumnya

dimulai dari perkawinan laki-laki dengan perempuan serta

perpindahan dari status lajang ke hubungan baru:

a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan

b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis

c) Keluarga berencana (keputusan tentang dukungan sebagai

orangtua)

2) Tahap II : Tahap Mengasuh Anak (Child Bearing)

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

18

18

Dimulai dari lahirnya anak pertama sampai dengan anak

tersebut berumur 30 bulan atau 2,5tahun.Kehadiran bayi

pertama ini akan menimbulkan satu perubahan yang besar

dalam kehidupan berumah tangga.:

a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang

mantap(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga)

b) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan

dan kebutuhan anggota keluarga

c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

d) Memperluas persahabtan dengan keluarga besar dengan

menambahkan peran orang tua dan kakek-nenek

3) Tahap III: Keluarga dengan Anak Prasekolah (Families with

press chool)

Tahap ketiga siklus kehidupan berkeluarga dimulai ketika

anak pertama berusia 30 bulan atau 2,5 tahun dan berakhir

ketika anak tersebut berusia 5 tahun.Sekarang keluarga

mungkin terdiri tiga hingga lima orang dengan posisi suami-

ayah,istri-ibu,anak laki-laki-saudara,anak perempuan-saudari.

a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah,

ruang bermain, privasi, keamanan.

b) Menyosialisasikan anak

c) Mengintergrasikan anak yang baru sementara tetap

memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

19

19

d) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga

(hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan

anak)

4) Tahap IV:Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (Families

With School Children):

Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun

dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13

tahun,awal dari massa remaja.Keluarga biasanya mencapai

jumkah anggota maksimum:

a) Menyosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan

prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan

teman sebaya yang sehat.

b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang

memuaskan.

c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

5) Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (Families With

Teenagers)

Perkembangan keluarga yang dimulai ketika anak pertama

melewati umur 13 tahun.Tahap ini berlangsung selama 6

hingga 7 tahun,meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika

anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika

anak masih tinggal dirumah hingga hingga umur 19 atau 20

tahun.

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

20

20

a) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab

ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri

b) Memfokuskan kembalikan hubungan perkawinan

c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak

d) Mempertahankan etika dan standar moral keluarga.

6) Tahap VI: keluarga Yang Melepaskan Anak Usia Dewasa

Muda (Launching Center Families)

Permulaan tahap ini ditandai dengan anak pertama pergi

meninggalkan rumah dan berakhir dengan “rumah kosong”

atau ketika anak terakhirmeninggalkan rumah.Tahap ini dapat

singkat atau agak panjang,tergantung pada berapa banyak

anak yang belum menikah dan masih tinggal dirumah:

a) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota

keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-

anaknya

b) Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan

kembali hubungan perkawinan

c) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari

suami maupun istri

7) Tahap VII:Keluarga Usia Pertengahan (Middle Age

Families):

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

21

21

Tahap usia pertengahan yang dimulai ketika anak terakhir

meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiunan atau

kematian salah satu pasangan

a) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.

b) Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan

dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-

anak.

c) Memperkokoh hubungan perkawinan

8) Tahap VIII : Keluarga Lanjut Usia

Merupakan tahap akhir dan perkembangan keluarga yang

dimulai ketika salah satu atau ke dua pasangan memasuki

masa pension, sampai salah satu pasangan meninggal dan

berakhir ketika kedua pasangan meninggal.

a) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

b) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

c) Mempertahaankan hubungan perkawinan

d) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan paangan

e) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi

f) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka

(penelaahan dan integrasi hidup)

5. Tugas Keluarga

Menurut (Padla.2011) tugas keluarga meliputi :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

22

22

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam

penangulangan Hipertensi

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Hipertensi

d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan

C. Asuhan Keperawatan Keluarga

Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan

keperawatan yang dapat dilaksanakan di masyarakat. pelayanan

keperawatan keluarga yang saat ini dikembangkan merupakan bagian dari

pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat (IPPKI 2017).

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan.

Pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap

berikutnya. Kemampuan mengidentifikasi masalah keperawatan yang

terjadi pada tahap ini akan menentukan diagnose keperawatan. Oleh

karena itu, pengkajian harus dilakukan dengan teloiti dan cermat,

sehingga seluruh kebutuhan perawatan klien dapat diidentifikasi

Merupakan suatu tahapan saat seorang perawat mengambil

informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang

dibinanya. Pengkajian merupakan syarat utama untuk mengidentifikasi

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

23

23

masalah. pengkajian keperawatan bersifat dinamis, interaktif dan

fleksibel

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai

respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa

ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga

dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan(

Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia).

3. Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan merupakan proses penyususnan strategi atau

intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah ,mengurangi

atau mengatasi masalah kesehatan klien yang telah diindentifikasi dan

divalidasi pada tahap perumusan diagnose keperawatan. Perencanaan

disusun dengan penekanan pada partisipasi klien, keluarga, dan

koordinasi dengan tim kesehatan lain. Perencanaan mencangkup

penentuan prioritas masalah, tujuan, dan rencana tindakan. Tahapan

Penyusunan perencanaan keperawatan adalah sebagai berikut:

Skala untuk menentukan prioritas (Maglaya,2009)dalam buku IPPKI

2017

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

24

24

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat Masalah

Skala:Wellnes

Aktual

Resiko

Potensial

3

2

1

1

2 Kemungkinan masalah

dapat diubah

Skala:

Mudah

Sebagian

Tidak Dapat

2

1

0

2

3 Potensial masalah untuk

dicegahSkala:

Tinggi

Cukup

Rendah

3

2

1

1

4

Menonjolnya Masalah

Skala :

Segera

Tidak perlu

Tidak dirasakan

2

1

0

1

Tabel 1.1

4. Implementasi Keperawatan Keluarga

Implementasi pada asuhan keperawatan keluarga meliputi :

a. Meningkatkan kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

25

25

informasi ,mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang

kesehatan

b. Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

untuk individu dengan cara mengidentifikasi konsekuensi jika

tidak melakukan tindakan ,mengidentifikasi sumber-sumber yang

dimiliki keluarga

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga

yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan

,menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah.

d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat,dengan cara menemukan sumber-sumber

yang dapat digunakan keluarga, melakukan perubahan lingkungan

seoptimal mungkin

e. Memotivasi Keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada dengan cara mengenalkan fasilitas yang ada dilingkungan

keluarga,membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

yang ada

5. Evaluasi Keperawatan Keluarga

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan penilaian dan

evaluasi diperlukan untuk melihat keberhasilan .Bila tidak atau belum

berhasil, perlu disusun rencana baru yang sesuai .semua tindakan

keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai

dengan waktu dan kesedian klien/keluarga.

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

26

26

D. Ketidakefektifan Menejemen Regimen Terapeutik

1. Definisi

Program untuk mengatur dan menghubungkan proses

keluarga dalam mencegah penyakit dan hal lain yang menyebabkan

ketidakpuasan dalam menemukan tujuan kesehatan secara spesifik

(NANDA 2013)

2. Faktor Yang Berhubungan

a. Kompleksitas perawat kesehatan

b. Kompleksitas regimen terapeutik

c. Konflik putusan

d. Kesulitan ekonomi

e. Tuntutan berlebihan pada individu atau keluarga

f. Konflik keluarga

g. Pola keluarga perawatan kesehatan

3. Batasan karateristik

a. Percepatan gejala penyakit yang dialami anggota keluarga

b. Ketidaktepatan tindakan keluarga dalam menemukan tujuan

kesehatan

c. Gagalnya tindakan keluarga dalam mengurangi factor resiko

d. Kurang perhatian pada penyakit

e. Menyatakan kesulitan dalam memberi obat

4. Tanda dan Gejala

a. Pilihan hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi

tujuan pengobatan atau program resep

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

27

27

b. Meningkatkan gejala penyakit

c. Kesulitan Tersamar dengan regimen yang ditentukan

5. Etiologi (NANDA 2013)

a. Rumitnya sistem perawatan kesehatan

b. Rumitnya regimen terapi

c. Konflik pengambilan keputusan

d. Kesulitan ekonomi

e. Konflik keluarga

f. Tuntutan yang terlalu banyak

6. Intervensi Keperawatan

Menurut Nursing Outcomes Classification,(2013) kriteria hasil dari

ketidakefektifan menejemen kesehatan keluarga sebagai berikut:

Kriteria hasil ketidakefektifan menejemen kesehatan keluarga.:

NOC(Nursing Outcomes

Classification)

Indikator

Normalisasi Keluarga 1. Mengakui potensi kelemahan untuk

mengubah rutinitas keluarag

2. Beradaptasi dengan rutinitas keluarga

untuk mengakomodasi kebutuhan yang

terkena dampak

3. Memenuhikebutuhan perkembangan dari

anggota keluarga

4. Melaporkan kehidupan keluarga telah

kembali kekondisi sebelum kritis

5. Mempertahankan rutinitas dan aktivitas

yang tepat

6. Menyediakan aktivitas yang sesuai

dengan usia dan kemampuan anggota

keluarga yang terkena dampak.

Dukungan keluarga selama

perawatan

1. Anggota keluarga mengungkapkan

keinginan untuk mendukung anggota

keluarga yng sakit

2. Anggota keluarga mengekpresikan

perasaaan dan emosi sebagai kepedulian

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

28

28

kepada anggota keluarga keluarga yang

sakit

3. Anggota keluarga bertanya bagaimana

mereka bias membantu

4. Anggota keluarga mempertahankan

komunikasi dengan anggota keluarga

yang sakit

5. Anggota keluarga memberikan dukungan

dorongan kepada anggota keluarga yang

sakit

Ketahanan Keluarga 1. Mendukung anggota keluarga

2. Memelihara anggota keluarga

3. Melindungi anggota keluarga

4. Berkomunikasi dengan jelas antar

anggota keluarga

5. Mendukung individualitas dan

kemandirian diantara anggota keluarga

6. Menggunakan timperawatan kesehatan

terkait dengan informasi dan bantuan

7. Berbagai canda

Iklim sosial keluarga 1. Berpartisipasi dalam kegiatan bersama

2. Berpartisipasi dalam kegiatan di waktu

luang

3. Mempertahankan rutinitas keluarga

4. Menjaga kebersihan rumah

5. Berbagai proses pengambilan keputusan

6. Mempertahankan hubungan dengan

anggota keluarga jauh

7. Mendukung satu sama lain

8. Memberikan privasi bagi anggota

keluarga

9. Mendukung individualitas kemandirian

anggota keluarga

10. Mendorong kegiatan yang menambah

kedewasaan

11. Bekerja sama untuk mencapai tujuan

keluarga

Pengetahuan manajemen

penyakit kronik

1. Manfaat manajemen penyakit kronis

2. Tanda dan gejala penyakit kronis

3. Tanda dan gejala komplikasi

4. Setrategi mencegah komplikasi

5. Prosedur yang terlibat dari regimen

pengobatan

6. Diet yang dianjurkan

7. Kelompok dukungan yang tersedia

Pengetahuan regimen

pengobatan

1. Manfaat perawatan

2. Efek pengobatan yang diharapkan dari

pengobatan

3. Diiet yang dianjurkan

4. Regimen obat yang diresepkan

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

29

29

5. Aktifitas fisik yang dianjurkan

6. Olahraga yang dianjurkan

7. Prosedur yang diajurkan

8. Manfaat menejemen penyakit

Tabel 1.2

Sumber:Nursing Outcomes Classifiction (2013)

Menurut Nursing Interventions Classfication (2013) intervensi dari

ketidakefektifan menejemen regimen terapeutik sebagai berikut:

Nursing Intervention

Classification (NIC)

Indikator

Dukungan Keluarga 1. Yakinkan keluarga bahwa keluarga

sedang diberikan perawatan yang

terbaik

2. Nilai reaksi emosi keluarga terhadap

kondisi pasien

3. Terima nilai yang dianut keluarga

dengan sikap yang tidak menghakimi

4. Bantu anggota keluarga dalam

mengidentifikasi dan memecahkan

masalah koflik nilai-nilai keluarga

Peningkatan integritas keluarga 1. Jadilah pendengar yang baik bagi

anggota keluarga

2. Bina hubungan saling percaya dengan

anggota keluarga

3. Pertimbangkan pemahaman keluarga

terhadap kondisi yang ada

4. Identifikasi mekanisme koping anggota

keluarga

5. Kolaborasi dengan keluarga dalam

pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan.

Peningkatan keterlibatan

keluarga

1. Bangun hubungan pribadi dengan

anggota keluarga yang akan terlibat

dalam perawatan pasien

2. Identifikasi kemampuan anggota

keluarga untuk terlibat dalam

perawatan pasien

3. Monitor struktur dan peran keluarga

4. Dorong anggota keluarga untuk

menjaga atau mempertahankan

hubungan keluarga yang sesuai

5. Diskusikan pilihan jenis perawatan

dirumah seperti tinggal berkelompok,

perawatan dirumah atau respitecare

yang sesuai.

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

30

30

Mobilisasi Keluarga 1. Jadilah pendengar yang baik untuk

anggota keluarga

2. Identifikasi kekuatan dan sumber daya

keluarga,dalam system dukungan

keluarga dan masyarakat.

3. Bantu pengembangan pengambilan

keputusan mutual dengan anggota

keluarga terkait rencana perawatan

pasien

4. Kolaborasi dengan anggota keluarga

dalam perencanaan dan pelaksanaan

terapi pasien dan perubahan gaya hidup

Tabel 1.3

Sumber Nursing Intervention Classification (NIC) 2013

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

31

E. Kerangka Teori

.

Hipertensi Tugas Keluarga

1. Ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah kesehatan

2. Ketidakmampuan mengambil

keputusan mengenai tindakan

keperawatan yang tepat

3. Ketidakmampuan Keluarga

merawat anggota keluarga yang

sakit

4. Ketidakmampuan keluarga

memelihara lingkungan rumah

5. Ketidakmampuan Keluarga

Menggunakan fasilitas kesehatan

di masyarakat.

NIC

1. Dukungan

keluarga

2. Peningkatan

integritas

keluarga

3. Penigkatan

keterlibatan

keluarga

4. Mobilitas

keluarga

NOC

1. Normalisasi

keluarga

2. Dukungan

keluarga selama

perawatan

3. Ketahanan

keluarga

4. Iklim social

keluarga

5. Pengetahuan

manajemen

penyakit kronik

6. Pengetahuan

regimen

pengobtan

Kemandirian

keluarga akan

meningkatkan

hipertensi

Masalah Keperawatan:

1. Ketidakefektifan

manajemen regimen

terapeutik keluarga

Dampak Hipertensi pada

keluarga: fisik, psikologi,

sosial dan ekonomi

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

32

F. Kerangka Konsep

Keluarga

dengan salah

satu anggota

keluarga

menderita

hipertensi

Ketikaefektifa

n Manajemen

Regimen

Terapeutik

kesehatan

keluarga

Gambaran

Ketidakefektifan

Manajemen regimen

terapeutik keluarga

pada keluarga dengan

salah satu anggota

keluarga menderita

hipertensi

Proses

Keperawatan

1. Pengkajian

2. Diagnosa

Keperawatan

3. Intervensi

4. Implementasi

5. Evaluasi

Dokumentasi

Keperawatan

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rencana Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif berupa studi

dokumentasi dengan pendekatan studi dokumentasi yaitu menggambarkan

suatu peristiwa/kasus dengan memanfaatkan dokumentasi laporan asuhan

keperawatan ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik dengan

hipertensi pada keluarga binaan puskesmas Gamping 1 Sleman.

B. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah satu data asuhan keperawatan

yang dilampirkan di dalam KTI (Karya Tulis Ilmiah) mahasiswa yang

sudah lulus amtara tahun 2010 sampai dengan 2019.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Akper “YKY”Yogyakarta

Program Studi D111 Keperawatan pada bulan Febuarisampai dengan

bulan Juni, Yakni dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan

bulan Juni, yakni dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan

penyususnanlaporan KTI (Karya Tulis Ilmiah).

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

34

D. Definisi Operasional

1. Studi kasus adalah

Metode penelitian yang digunakan untuk memahami sesuatu secara

mendalam dan menyeluruh dengan menyelidiki, pengumpulkan

data,analisis dan pelaporan hasil.

2. Ketidakefektifan menejemen regimen terapeutik keluarga adalah

Program untuk mengatur dan menghubungkan proses keluarga dalam

mencegah penyakit dan hal lain yang menyebabkan ketidakpuasan

dalam menemukan tujuan kesehatan secara spesifik

3. Keluarga

Adalah kumpulan anggota keluarga atau sekelompok orang yang

tinggal bersama dan mempunyai ikatan melalui pertalian darah , adopsi,

perkawinan serta menderita Hipertensi. Meliputi pasien dan seluruh

anggota keluarga yang tinggal satu rumah

4. Hipertensi

Hipertensi atau yang sering disebut dengan penyakit tekanan darah

tinggi, dimana tekanan sistolik lebih tinggi dari 140mmHg dan tekanan

diastolic lebih dari 90mmHg apabila hanya sistol atau diastole saja

yang tinggi bisa dikatakan hipertensi yang tercatat sebagai warga

binaan puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta penyakit hipertensi

termasuk dalam penyakit tidak menular justru penyakit hipertensi bias

disebabkan oleh faktor keturunan

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

35

E. Instrumen Studi Kasus

Pada penelitian studi kasus ini, instrument penelitian adalah peneliti

(Sugiyono, 2015). Bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi

instrument penelitian asalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai

human instrument berfungsi menetapkan focus penelitian, memilih

informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data, analisa data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan

atas temuannya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan

cara studi dokumentasi dengan menggunakan data sekunder yakni

dokumen yang ditulis kembali oleh orang yang tidak langsung mengalami

peristiwa berdasarkan informasi yang diperoleh dari orang yang langsung

mengalami peristiwa. Data sekunder tersebut berupa data yang terdapat di

Perpustakaan Program Studi D111 Keperawatan Akper “YKY”

Yogyakarta berupa satu data asuhan keperawatan yang dialmpirkan di

dalam KTI mahasiswa yang sudah lulus pada tahun antar 2010 sampai

dengan 2019.

G. Analisis Data

Tehnik analisa data menggunakan teknik analisa deskriptif-kualitatif

yaitu dengan cara mengevaluasi dan mencermati dokumen yang

menghasilkan data untuk selanjutnyadiinterpetasikan oleh peneliti dan

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

36

dibandingkan denganteori atau artikel penelitian yang ada sebagai bahan

untuk memberikan rekomendasi dalam penelitian yang dilakukan.

Analisa data dilakukan sejak penelitian dilapangan, sewaktu

pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul.Analisa data

dilakukan dengan cara mengemukakan fakta,selanjutnya melakukan

triangulasi data.Teknik analisa data yang digunakan dengan cara

menarasikan jawaban-jawaban dari studi kasus yang diperoleh dari hasil

interpretasi data dengan wawancara mendalam yang dilakukan untuk

menjawaban rumusan masalah studi kasus.Teknik analisa data yang

digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang

menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan oleh peneliti

dibandingkan dengan teori yang ada sebgai bahn untuk memberikan

rekomendasi dalam intervensi tersebut.Berikut urutan dalam analisi data

adalah :

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil wawancara,observasi, pemeriksaan fisik

dan studi dokumentasi dan dibuat laporan asuhan keperawatan

2. Triangulasi data

Data di konfirnasikan ke pihak lain selain responden/partisipan pasien ,

keluarga dan tim medis lainnya)

3. Penyajian data

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

37

Penyajian data dapat berupa tabel, gambar, diagram, bagan ataupun

teks naratif

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan , kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan studi kasus-studi kasus terdahulu.

H. Etika Studi Kasus

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Pernyataan persetujuan terhadap rencana tindakan medis

yang akan dilakukan

2. Anonimity (tanpa nama hanya inisial yang dicantumkan )

Autonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri

atau mengatur diri sendiri, berarti menghargai manusia sehingga

harapanya perawat memperlukan mereka sebagai seorang yang

mempunyai harga diri dan martabat serta mampu menentukan

sesuatu bagi dirinya

3. Confidentially (kerahasian)

Aturan dalam prinsip kerahasian adalah menjaga privasi

(informasi) klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen

catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka

pengobatan klien

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

38

I. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Alur

Surat izin

(Administrasi)

penn

Pemilihan data berupa

dokumen dop

Analisa data

Membandingkan

dengan teori dan

hasil

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

39

AB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Kasus

1. Pengkajian

Data hasil pengkajian yang sesuai dengan data pengkajian

menurut Doengoes (2012) dari pengkajian asuhan keperawatan

pada keluarga Tn.S tentang ketidakefektifan manajemen regimen

terapeutik didapatkan data bahwa Tn.S tinggal bersama ibu, istri

dan anaknya dan didapatkan tekanan darah Tn.S 140/90 mmHg

dan Ny.H 135/90 mmHg dan Ib.S 145/90 mmHg, bahwa Ib.S

memiliki riwayat hipertensi kurang lebih sudah 2 tahun, Ib.S juga

mengatakan jika merasa pusing dan badanya tidak sehat Ib.S

menganggap tekanan darahnya tinggi dan kepala bagian belakang

terasa berat.

Kelebihan keluarga untuk mengenal masalah adalah

keluarga Tn.S mengetahui tentang apa itu hipertensi dan Ib.S juga

mendapat obat Amplodipine untuk mencegah hipertensi dari

puskesmas. Kemudian terkait pola makan, karena Ib.S tinggal

bersama Tn.S dan Ny.H jadi yang masak untuk makan sehari-hari

yaitu Ny.H dan makan nya yang di masak sama untuk semua

anggota keluarga tidak dibedakan. tidak mendukung KMK yaitu

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

40

terdapat pada perekonomian keluarga Tn.S terbukti dengan Tn.S

dan Ny.H selalu berdebat perihal ekonomi serta pola makan Ib.S

belum seuai denggan diit hipertensi yang benar.

a. KMK mengenal masalah

Ib.S mengatakan mempunyai sakit hipertensi, sudah sejak

± 2 tahun yang lalu. Ib.S mengatakan jika merasa pusing

dan merasa badannya tidak sehat Ib.S menganggap tekanan

darahnya pasti tinggi. Keluarga Tn.S mengatakan

hipertensi itu tekanan darahnya tinggi dan kepala bagian

belakang terasa berat. Ny.H mengatakan dulu juga pernah

memiliki riwayat hipertensi. Ib.S mengatakan mengalami

nyeri kaki kanan dari lutut terasa sampai tungkai dan

berjalan ± 2 bulan yang lalu. Ib.S mengatakan sudah

berobat ke puskesmas, dikatakan oleh dokter bisa terjadi

karena faktor usia, dan juga kolesterol tinggi. Keluarga

Tn.S mengatakan bahwa nyeri yang dialami Ib.S

mengganggu Ib.S karena awalnya 2 bulan yang lalu sampai

Ib.S sulit untuk berjalan. Tapi kalau sekarang sudah seperti

biasanya, hanya terasa sakit/nyeri ketika berdiri dari duduk.

Keluarga Tn.S mengatakan belum mengetahui tahap

perkembangan keluarga selanjutnya, dalam mengasuh

anaknya.

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

41

b. KMK Mengambil Keputusan

Keluarga Tn.S mengatakan Ib.S sekarang masih rutin

minum obat (amlodiphin 10 mg) resep dari puskesmas

untuk mengontrol tekanan darahnya, diminum sehari 1 kali

pada malam hari. Ib.S mengatakan ketika sudah habis

obatnya disuruh kontrol lagi ke puskesmas. Ketika Ib.S

merasa pusing- pusing, Ib.S memijat-mijat keningnya. Ib.S

mengatakan selama ada keluhan nyeri di kaki kananya ±2

bulan yang lalu langsung berobat ke puskesmas, lalu diberi

obat ibuprofen 200mg, dan diminum rutin oleh Ib.S.

Keluarga Tn.S mengatakan nyeri yang dirasakan Ib.S itu

merupakan masalah karena awalnya muncul nyeri

membuat jalan Ib.S sulit. Jika Ib.S berobat terkadang

diantar keponakannya, namun lebih sering berangkat

sendiri karena Ib.S bisa bersepeda. Keluarga Tn.S

mengatakan belum mengerti apa yang dilakukan terkait

tugas- tugas perkembangan keluarganya selanjutnya.

c. KMK merawat anggota keluarga yang sakit Ibu S

mengatakan makan makanan yang dimasak Ny.H

keponakannya. Ny.H mengatakan untuk makan sehari- hari

masak sendiri, namun terkadang beli jika tidak sempat untuk

memasak. Ny.H mengatakan lebih suka memasak oseng-

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

42

oseng, sayur santan, dan gorengan. Ny.H mengatakan tidak

membedakan masakan untuk dirinya, Ib.S dan anggota

keluarga lainnya. Ny.H mengatakan aktivitas seharinya pagi

bekerja di rumah tetangganya, jika siang sudah selesai. Ny.H

mengatakan jarang melakukan olahraga atau senam.

Keluarga Tn.S mengatakan tidak tahu untuk membantu cara

mengurangi nyeri Ib.S yang dilakukan Ib.S ketika nyeri

diberi obat gosok. Ib.S belum mengetahui cara mengontrol

nyeri dengan tehnik relaksasi. Ib.S minum obat rutin.

d. KMK menciptakan lingkungan yang kondusif

Ib.S mengatakan merasa pusing ketika mendengar

suara dari keluarganya yang bernada tinggi/ marah- marah.

Ny.H mengatakan sering bertengkar dengan suaminya dan

berbicara dengan nada tinggi karena masalah keuangan.

e. KMK memanfaatkan fasilitas kesehatan Ib.S mengatakan

masih rutin melakukan kontrol tekanan darah ke puskesmas.

Terakhir kontrol 16 Juni 2016 dan obat Amlodiphin masih

ada. Keluarga Tn.S mengatakan jika sakit berobat ke

puskesmas, atau kadang membeli obat di apotik. Ib.S rutin

kontrol tekanan darah dan keluhan di kakinya ke puskesmas.

Jarak rumah dengan puskesmas dekat, mudah dijangkau.

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

43

2. Analisa Data

Menurut Udjianti (2010), diagnosa keperawatan yang lazim

muncul pada keluarga dengan hipertensi dan muncul pada kasus

yaitu:

a. Ketidakefektifan Menejemen Regimen Terapeutik

Menurut NANDA Tahun 2013 definisi

ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik adalah

program untuk mengatur dan menghubungkan proses

keluarga dalam mencegah penyakit dan hal lain yang

menyebabkan ketidakpuasan dalam menemukan tujuan

kesehatan secara spesifik.

Saat dikaji TD Ib.S 145/90mmHg keluarga Tn.S

tidak mengetahui diet yang baik untuk penderita hipertensi,

Ny.H lebih suka masak oseng-oseng, sayur antan,

gorengan. Keluarga Tn.S lebih sering bertengkar/marah-

marah. Faktor pendukung: Ib.S makan masakan

keponakannya (Ny.H) , Ib.S memiliki kognitif yang masih

baik dan aktivitasnya mandiri, jika kontrol rutin ke

puskesmas dengan mengendarai sepeda, untuk berobat

menggunakan kartu jaminan, Ib.S juga rutin dalam minum

obat . Faktor penghambat: keponakan Ib.S (Ny.H) suka

memasak oseng- oseng, sayur santan dan gorengan. tidak

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

44

ada pemisahan makanan dari Ny.H, batas watu pelaksanaan

hanya 3x24 jam. Ib.S mengatakan merasa pusing ketika

mendengar suara dari keluarga yang bernada tinggi atau

marah-marah, Ny.H mengatakan sering bertengkar dengan

Tn.S karena keuangan

b. Gangguan rasa nyaman: Gangguan rasa nyaman

Setiap setelah duduk ke berdiri Ib.S mengeluh nyeri dari

lutut kanan sampai ke tungkai. Faktor pendukung: -Ib.S

tinggal dengan keponakannya yang berusia 36 tahun - Ib.S

aktivitasnya masih mandiri - Ib.S dapat berobat ke

pelayanan kesehatan sendiri -Ib.S mempunyai jaminan

kesehatan -Ib.S dapat melakukan manajemen nyeri

nonfarmakologi sendiri. Nyeri kaki yang dirasakan Ib.S

dapat dikontrol dengan minum obat, dan manajemen nyeri

nonfarmakologi, tetapi nyeri tersebut muncul karena Ib.S

mempunyai sakit artralgia, sedangkan artralgia dapat

disebabkan oleh faktor herediter, usia. Keluarga Tn.S

menganggap masalah nyeri lutut yang dialami Ib.S

merupakan hal yang perlu penanganan.

3. Perencanaan

Rencana keperawatan dibuat dengan tujuan manajemen

regimen terapeutik dapat terpenuhi dengan kriteria hasil keluarga

mampu mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

45

anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan

memanfaatkan lingkungan yang kondusif diharapkan tercapai

melalui beberapa intervensi yaitu berikan informasi mengenai

makanan yang dianjurkan dan yang hatus dihindari atau dikurangi

bagi penderita hipertensi, diskusikan dengan keluarga untuk

rencana mengelola atau memasak makanan sendiri sesuai diit

hipertensi dan pemisahaan makanan untuk pasien, ajarkan senam

hipertensi, evaluasi keluarga tentang rencana pengelolaan menu

makan sesuai diit dan memisahakn makanan, evaluasi keluarga

mengenai kesedian melakukan senam.

Beberapa kriteria hasil yang diharapkan yaitu Keluarga Tn.S dapat

menyebutkan makanan yang dianjurkan dan makanan yang harus

dihindari atau dikurangi bagi penderita Hipertensi dengan tepat,

Keluarga Tn.S dapat menyediakan makanan sesuai diit hipertensi,

Keluarga Tn.S dapat menyebutkan mengatur diit Hiperetensi,

kesedian keluarga Tn.S untuk melakukan senam hipertensi.

Terdapat waktu yang ditetapkan yaitu selama 3 kali pada tanggal

14-16 juli 2016. Terdapat paraf dan nama terang pada perencanaan

sebagai bukti tanggung jawab penulis. Pada kriteria hasil terdapat

kesamaan dengan Intervensi. Pada kriteria hasil membahas

mengenai senam hieprtensi sedangkan pada intervensi juga

terdapat rencana mengenai kesedian melakukan senam hipertensi.

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

46

4. Pelaksanaan

Implementasi yang dilakukan adalah memberikan informasi

mengenai makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari atau

dikurangi bagi penderita hipertensi, mendiskusikan dengan

keluarga untuk rencana mengelola atau memasak makanan sendiri

sesuai diit hipertensi dan pemisahaan makanan untuk pasien,

mengajarkan senam hipertensi, mengevaluasi keluarga tentang

rencana pengelolaan menu makan sesuai diit dan memisahakn

makanan, mengevaluasi keluarga mengenai kesedian melakukan

senam.

Implementasi keperawatan ketidakefektifan managemen regimen

terapeutik keluarga Tn. S dengan Hipertensi berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dilakukan

selama 3 hari yakni 14-16 Juli 2016. Implementasi yang dilakukan

pada hari pertama 14 Juli 2017 yaitu melakukan kontrak waktu

dengan keluarga. Implementasi pada hari ke dua 15 Juli 2017

memberikan informasi mengenai makanan yang dianjurkan dan

harus dihindari atau dikurangi bagi penderita Hipertensi,

mendiskusikan dengan keluarga Tn. S untuk rencana

mengolah/memasak makanan sendiri diit hipertesi

5. Evaluasi

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

47

Evaluasi hasil keperawatan dari pelaksanaan tersebut

adalah tujuan ketidakefektifan regimen terapeutik pada keluarga

dapat teratasi dengan hasil keluarga mengatakan mengetahui

tentang bagaimana perawatan selanjutnya yang harus dilakukan

oleh keluarga, keluarga juga mengetahui bagaimana cara

mengontrol nyeri.

Evaluasi proses pada tanggal 16 Juli 2016 yaitu Keluarga

Tn. S mengatakan bersedia untuk melakukan senam hipertensi

secara rutin, data objektif Ny.H mengatakan hari ini memasak

sayur santan dengan ¼ sendok garam, Ib.S dapat melakukan

gerakan senam dengan antusias. Masalah ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga teratasi hentikan intervensi .

Terdapat kesamaan data yang sesuai dengan yaitu pada

implementasi pada selasa 15 juli 2016 yaitu memberikan informasi

mengenai makanan yang dianjurkan dan harus dihindari,

mengelola masakan secara mandiri dan melakukan pemisahan

makanan, dengan evaluasi yaitu keluarga mengatakan bersedia

memasak dan melakukan pemisahan makanan untuk diit hipertensi

Evaluasi hasil dengan masalah ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga pada 15 Juli 2016 yaitu keluarga mengatakan

sudah bersedia memasak sendiri menu diit hipertensi dan

melakukan pemisahaan makanan, malasah ketidakmampuan

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

48

keluarga dalam merawat anggota kelurga Tn S teratasi sebagian

lanjutkan intervensi ajarkan senam hipertensi.

B. Pembahasan

1. Pengkajian

IPKKI (2017) menyebutkan pengkajian keperawatan dalam

keluarga memiliki 2 tahapan, tahap pertama berfokus pada masalah

kesehatan keluarga dan tahap kedua yaitu menyajikan kemampuan

keluarga dalam melakukan lima tugas kesehatan keluarga.

Pengkajian

keperawatan keluarga dapat menggunakan metode

observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik (Maglaya dalam

IPKKI 2017) pada kasus terdapat pengkajian dengan menggunakan

metode, wawancara. Hasil studi dokumentasi dari data asuhan

keperawatan yang dilakukan pada tanggal 14-16 Juli 2016 pada

keluarga Tn. S beralamat di Dusun Patukan Rt 7/ Rw 22

Ambarketawang Gamping Sleman didapatkan data bahwa keluarga

Tn. S memiliki 3 anggota keluarga yaitu Tn. S sebagai kepala

keluarga, Istrinya adalah Ny. H, An.F adalah anaknya, Ib.S adalah

bibi dari Tn.S yang berusia 60 tahun dan menderita Hipertensi, Hal

ini sesuai dengan teori Penelitian telah menemukan beberapa factor

yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu : factor usia, keturunan,

obesitas, merokok. (Kowalski, Robert. 2010) didukung dengan

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

49

teori (Kemenkes RI,2014) yaitu Faktor resiko hipertensi dibagi

menjadi dua kelompok yaitu faktor yang dapat diubah dan tidak

bisa diubah.

Ib.S memiliki riwayat penyakit hipertensi sudah 2 tahun, di

dukung saat di lakukan pengukuran tekanan darah pada Ib.S yaitu

145/90 mmHg. Di buktikan dengan teori Hipertensi adalah tekanan

darah sistolik sama dengan atau diatas 140 mmHg dan/atau

tekanandarah diastolik sama dengan atau diatas 90 mmHg.(WHO,

2013). Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh

darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah.

Hasil dari data yang diperoleh Tn. S pendidikan terakhir SMP,

Ny. H pendidikan terakhir SMA , An.F masih SD, dan Ib.S

pendidikan terakhir SD tidak tamat. Keluarga Tn. S mengatakan

mengetahui Hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Ny.H

mengatakan Ny.Y mengatakan masih mencampur menu makanan

dan tidak membedakan menu makanan untuk Ib.S lauk yang sering

dimasak biasanya sayur santan dan gorengan Ny.Y juga

mengatakan sering bertengkar dengan Tn.S perihal ekonomi. Ib.S

juga mengatakan jarang untuk melakukan olahraga seperti

senam.hal ini tidak sesuai dengan teori Ardiansyah (2012) yang

menyatakan bahwa terapi non farmakologi sebagai

penatalaksanaan hipertensi salah satunya dengan mengurangi

konsumsi garam, dan juga menurut (Setiawan,2013) Olahraga

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

50

senam hipertensi juga merupakan salah satu terapi non

farmakologis yang dapat diterapkan pada penderita hipertensi

untuk mengurangi ketergantuangan obat anti hipertensi pada

penderita hipertensi

Ib.S mengatakan mengkonsumsi obat rutin (Amlodipin

10mg) Ib.S rutin melakukan kunjungan ke puskesmas untuk

kontrol, dan diantar dengan anggota keluarga Tn.S.. Hal ini juga di

dukung oleh teori menurut Friedman (2010), tentang fungsi

perawatan keluarga yaitu dengan membawa anggota keluarga yang

sakit ke layanan kesehatan.

Hasil pengkajian didapatkan data bahwa Ib.S mengatakan

mengalami nyeri pada lutut kaki kanan hingga tungkai dan

berjalan 2 bulan yang lalu pada tanggal 25 Mei 2016 Ib.S

melakukan kunjungan kepuskesmas dilakukan pemeriksaan

laboratorium dengan hasil cholesterol tinggi yaitu 204mg/dl dan

diberi obat ibuprofen 200mg . Keluarga Tn.S mengatakan bahwa

nyeri yang dialami Ib.S mengganggu Ib.S dalam berjalan. oleh

karena itu dapat di tegakkan diagnosa Gangguan rasa nyaman. Hal

ini sesuai dengan teori NANDA (2013) yaitu ketidakefektifan

manajemen regimen terapeutik. Merupakan program untuk

mengatur dan menghubungkan proses keluarga dalam mencegah

penyakit dan hal lain yang menyebabkan ketidakpuasan dalam

menemukan tujuan kesehatan secara spesifik

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

51

Kesimpulan hasil pengkajian yang terdapat pada studi

kasus sudah baik karena masalah kesehatan keluarga yaitu

Hipertensi secara garis besar sudah terkaji di buktikan dengan Dari

hasil pengkajian didapatkan keluarga Tn.S sudah cukup baik dan

mengerti tentang hipertensi yang dibuktikan dengan Ib.S yang

rajin untuk control ke puskesmas dan ketika salah satu anggota

keluarga ada yang sakit selalu memeriksakan diri ke puskesmas

terdekat hanya saja keluarga Tn.S masih mencampur makanan

Ib.S yang menderita hipertensi dengan anggota keluarga lainya.

Fungsi kesehatan keluarga sudah di tuliskan dengan baik, mengkaji

status kesehatan anggota keluarga secara menyeluruh, peran

keluarga sudah dikaji, data kesehatan keluarga sudah seluruh

anggota terkaji.Hanya saja tidak terdapat pengkajian factor rumah

dan lingkungan dengan lengkap, peran keluarga sudah dikaji, data

kesehatan keluarga sudah seluruh anggota terkaji.

2. Analisa Data

Pada data terdapat Gagalnya tindakan keluarga dalam

mengurangi factor resiko yaitu Ny.H masih mencampur makanan

dan belum memisahkan makanan untuk Ib.S, Ny.H mengatakan

lebih suka memasak oseng-oseng, sayur, dan gorengan, Ib.S

mengatakan makan masakan yang dimasak Ny.H.

Pada data terdapat kurang perhatian terhadap penyakit ditandai

dengan Ib.S mengatakan merasa pusing ketika mendengar suara

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

52

dari keluarga yang bernada tinggi atau marah-marah, Ny.H

mengatakan sering bertengkar dengan Tn.S karena keuangan

Hal ini sesuai teori NANDA (2013), Program untuk

mengatur dan menghubungkan proses keluarga dalam mencegah

penyakit dan hal lain yang menyebabkan ketidakpuasan dalam

menemukan tujuan kesehatan secara spesifik yang batasan

karakteristik nya sesuai dengan NANDA (2013) antara lain

gagalanyatindakan keluarga dalam mengurangi factor resiko,

Kurang perhatian pada penyakit.

Menurut IPKKI (2017) diagnosa keperawatan keluarga

dianalisis dari hasil pengkajian terhadap adanya masalah dalam

tahap perkembangan, keluarga, lingkungan keluarga, struktur

keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga, baik yang

bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki

kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan

keperawatan bersama sama dengan keluarga dan berdasarkan

kemampuan dan sumber daya keluarga. Pada kasus diagnosa

dirumuskan dengan menganalisa hasil pengkajian pada tahap

perkembangan, keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga,

fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga.

3. Perencanaan

Berdasarkan teori IPKKI (2017) tahapan penyusunan

perencanaan keperawatan keluarga yang pertama adalah

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

53

menetapkan prioritas masalah menggunakan skala menyusun

prioritas, sehingga didapatkan prioritas pertama yaitu gangguan

rasa nyaman, prioritas kedua yaitu ketidakefektifan manajemen

regimen terapeutik keluarga Hipertensi. Gangguan rasa nyaman

menjadi prioritas karena total skor lebih tinggi dari

ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga. Berdasarkan total

skor tertinggi maka gangguan rasa nyaman menjadi prioritas

utama. Perencanaan di lakukan selama 3 hari karena melihat

kemampuan keluarga dalam mencapai kriteria hasi dan

pertimbangan dengan kondisi pasien.

Perencanaan keperawatan pada keluarga Tn.S disusun dengan

menentukan tujuan keperawatan dan intervensi keperawatan.

Tujuan keperawatan dibuat berdasarkan buku (NOC) 2013.

Dengan tujuan ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik

teratasi yaitu mampu mengenal masalah, mengambil keputusan,

merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan

dan memanfaatkan lingkungan yang kondusif dibuktikan dengan.

Keluarga Tn.S dapat menyebutkan makanan yang dianjurkan

dan makanan yang harus dihindari atau dikurangi bagi penderita

Hipertensi dengan tepat. Hal ini sesuai dengan NOC label

dukungan keluarga selama perawatan dengan kriteri hasil yaitu

anggota keluarga mengungkapkan keinginan untuk mendukung

anggota keluarga yang sakit. Keluarga Tn.S dapat menyediakan

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

54

makanan sesuai diit Hipertensi Hal ini sesuai dengan NOC label

Pengetahuan manajemen penyakit kronik dengan kriteria hasil

yaitu menyediakan diet yang dianjurkan.

Keluarga Tn.S mengatakan bersedia mengikuti senam

hipertensi sesuai dengan teori NOC label pengetahuan regimen

pengobatan dengan kriteria hasil olahraga yang dianjurkan. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa kriteria hasil pada data sudah sesuai

dengan NOC (Nursing Outcome Classification) (2013) meliputi

pengetahuan keluarga tentang diit Hipertensi dan senam

Hipertensi.

Salah satu untuk mengetahui perkembangan kondisi

seorang dengan Hipertensi yaitu pada penatalaksanaan Hipertensi

antara lain melakukan pemantauan. Pada rencana tindakan yaitu:

berikan informasi mengenai makanan yang dianjurkan dan yang

harus dihindari atau dikurangi bagi penderita Hipertensi hal ini

sesuai dengan NIC label dukungan pengasuhan dengan intervensi

yakinkan keluarga bahwa keluarga sedang diberikan perawatan

yang terbaik.

Diskusikan dengan keluarga Tn.S untuk rencana mengolah/

memasak makanan sendiri sesuai diit Hipertensi. Hal ini sesuai

dengan NIC label mobilisasi dengan intervensi Kolaborasi dengan

anggota keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan terapi dan

perubahan gaya hidup.

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

55

Ajarkan senam Hipertensi hal ini sesui dengan NIC label

Pengajaran: prosedur penyakitdengan intervensi mobilisasi dengan

intervensi kolaborasi dengan anggota keluarga dalam perencanaan

dan pelaksanaan terapi dan perubahan gaya hidup

Evaluasi keluarga Tn. S tentang rencana pengolahan menu

makan sesuai diit Hipertensi. Hal ini sesuai dengan NIC label

mobilisasi keluarga dengan intervensi monitor situasi terakhir

keluarga. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rencana tindakan/

intervensi sesuai dengan NIC (nursing Intervention Classification)

2013 dan SIKI (2018). Berdasarkan teori IPKKI (2017) dalam

penyusunan perencanaan keperawatan perlu memperhatikan

beberapa hal diantaranya kriteria hasil harus benar-benar bisa

diukur dan dapat dicapai oleh keluarga, tujuan menggambarkan

berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat dipilih oleh

keluarga.

4. Pelaksanaan

Menurut Teori IPKKI (2017) Implementasi yang ditujukan

pada keluarga meliputi: Tindakan keperawatan langsung, Tindakan

kolaboratif dan pengobatan dasar, Tindakan observasi, Tindakan

pendidikan kesehatan.Implementasi keperawatan ketidakefektifan

managemen regimen terapeutik keluarga Tn. S dengan Hipertensi

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga dilakukan selama 3 hari yakni 14-16 Juli 2016

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

56

sesuai dengan rencana keperawatan yang dibuat seebelumnya.

Implementasi yang dilakukan pada hari pertama 14 Juli 2016 yaitu

melakukan kontrak waktu dengan keluarga Implementasi pada hari

ke dua 15 Juli 2016 memberikan informasi mengenai makanan

yang dianjurkan dan harus dihindari atau dikurangi bagi penderita

Hipertensi, mendiskusikan dengan keluarga Tn. S untuk rencana

mengolah/memasak makanan sendiri sesuai diit Hipertensi,

evaluasi keluarga Tn. S tentang rencana pengolahan menu makan

sesuai diit Hipertensi, kontak waktu dengan keluarga. Pada

Implementasi ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga sudah melaksanakan sesuai dengan yang direncanakan

pada Intervensi.

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan dilakukan berdasarkan buku IPPKI (2017),

yang mengemukakan bahwa kegiatan evaluasi meliputi mengkaji

kemajuan status kesehatan individu dakam konteks keluarga,

membandingkan respon individu dan keluarga dengan kriteria

hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah serta kemajuan

pencapaian tujuan keperawatan. Hasil evaluasi akhir yaitu

keluarga Tn.S mengatakan bersedia melakukan senam hipertensi

secara rutin, Ny.H mengatakan hari ini memasak sayur santan

dengan garam ¼ sendok, Ib.S juga dapat melakukan gerakan

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

57

senam hipertensi dengan antusias. Maka dari hasil itu masalah

ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik dapat teratasi

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

58

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil studi dokumentasi didapatkan kesimpulan seperti dibawah ini:

1. Diketahui bahwa keluarga dengan hipertensi, yaitu memiliki

tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

sistolik lebih dari 70 mmHg dengan usia >50 tahun, keluhan yang

paling sering dirasakan adalah pusing. Dibuktikan dengan Ib.S

saat diukur tekanan darahnya 145/90mmhg,hipertensi sudah

terkaji dibuktikan dengan keluarga sudah mengetahui tentang apa

itu hipertensi, keluarga juga rutin mengantarkan Ib.S untuk

kontrol ke pelayanan kesehatan. Hanya saja keluarga belum

mengetahui tentang diet hipertensi yang benar

2. Diketahuinya gambaran masalah keperawatan pada keluarga

dengan salah satu anggota keluarga dengan hipertensi di wilayah

kerja puskesmas 1 gamping sleman. Berdasarkan hasil pengkajian

didapatkan data yang memiliki batasan karateristik sesuai

NANDA yaitu rumitnya regimen pengobatan terbukti keluarga

belum sepenuhnya mengetahui bagaimana pengobatan yang apa

saja dilakukan, serta keluarga belum mengetahui tentang senam

hipertensi. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan

perencanaan sesuai teori NIC dan NOC

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

59

3. Diketahuinya peran keluarga dalam penanganan anggota keluarga

yang sakit, yaitu menyedikan makanan sesuai dengan diit

hipertensi yaitu dengan makanan yang rendah natrium dan juga

memberbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan .

4. Diketahuinya hasil studi dokumentasi mengenai perencanaan

ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik yaitu pada kasus

penyusunan perencanaan mengacu pada 5 tugas kesehatan

keluarga. Hal ini dapat disimpulakn bahwa rencana

tindakan/intervensi sesuai dengan NIC/NOC dan hasil/

5. Diketahuinya hasil studi dokumentasi mengenai evaluasi dan

pendokumentasian sudah baik dibuktikan dengan sudah

mencantumkan kapan pengkajian dilakukan sudah ada

tanggal,jam,tahun dan juga tanda tangan, untuk evaluasi keluarga

juga sudah mau untuk melakukan senam hipertensi dan

menyediakan makanan yang sesuai dengan diit hipertensi.

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

60

B. SARAN

Berdasarkan pengalaman dalam penyususnan Karya Tulis Ilmiah tentang

studi dokumentasi Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik

dengan Hipertensi, saran yang dapat peneliti sampaikan:

1. Bagi Akademi Keperawatan “YKY” Yogyakarta

Menjadikan media ini sebagai pembelajaran tambahan tentang

ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga dengan

salah satu anggota keluarga menderita Hipertensi dan diharapkan

penelitian ini dijadikan bahan referensi tambahan.

2. Bagi penulis selanjutnya

Menjadikan media ini sebagai media pembelajaran tentang

ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik dengan salah satu

anggota keluarga penderita hipertensi.

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo,S.(2016).Keperawatan Keluarga : Konsep Teori,Proses dan Praktik

Keperawatan.Yogyakarta : Graha Ilmu (10 Jui 2020)

Ardiansyah, M. (2012) Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta: DIVA

Bailon, S.G. & Maglaya, A. (1978). Perawatan Kesehatan Keluarga:

Suatu. Pendekatan Proses (Terjemahan). Jakarta: Pusdiknakes

Dinas Kesehatan Bantul. 2018. Profil Kesehatan Bantul, Yogyakarta (10 Juli

2020)

Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara

Terpadu.

Graha Ilmu Terpadu

Friedman,M.(2010).Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktek

Edisi ke-5.Jakarta : EGC. (10 Juli 2020)

IPKKI (2017) Panduan Asuhan Keperawatan : Individu,Keluarga,Kelompok dan

Komunitas dengan Modifikasi NANDA,ICNP,NOC dan NIC di Puskesmas

dan Masyarakat.Jakarta: UI Press (10 juli 2020)

Kementerian kesehatan RI.(2019).Laporan Nasional Rikesdas 2018. Diakses 22

Februari 2020, dari

http://labmandat.litbang.depkes.go.id/images/download/laporan/RKD/201

8/Laporan Nasional RKD2018 FINAL.pdf (10 Juli 2020)

Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. 2011.Buku Ajar Patofisiologi. Alihbahasa

oleh. Andry Hartono

Muslisin,A.2014. Keperawatan Keluarga. Gosyeng Publishing, Yogyakarta ( 10

Juli 2020)

Nanda, 2018 Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi

10.EGC, Jakarta

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha

Medika.Sutrisno. (2013). Pengaruh Edukasi Perawat Terhadap Penurunan

Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Purwodadi Kabupaten Grobogan. Diakses 18 Juli 2016, dari

http://digilib.fk.umy.ac.id/files/disk1/19/yoptumyfkpp-gdl-sutrisno1s-919-

1naskah_p-i.pdf

http://jkt.poltekkes-mataram.ac.id/index.php/home/article/view/37 (29 juni 2020)

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/542/4/3.%20Chapter1.pdf (29 juni 2020)

http://repository.unimus.ac.id/2064/4/BAB%20II.pdf (29 juni 2020)

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

http://digilib.unisayogya.ac.id/796/1/NASKAH%20PUBLIKASI_ELA%20PRES

TIKA%20AYUNINGTYAS.pdf (29 juni 2020)

JURNAL NERS DAN KEBIDANAN http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk (09 Juli

2020)

.

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

LAMPIRAN

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

Lampiran 1

N

o.

Jenis

Kegiatan

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Studi

Pendahulua

n

2. Pengajuan

Judul

Proposal

3. Penyusunan

Proposal

KTI

4. Seminar

Proposal

KTI

5. Penyusunan

Karya Tulis

6. Seminar

Hasil

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …

Keterangan :

1. Studi Pendahuluan : 3 Februari 2020

2. Pengajuan Judul Proposal : 14 Februari 2020

3. Penyusunan Proposal KTI : 15 Februari-25 Februari 2020

4. Seminar Proposal KTI : 27 Februari 2020

5. Penusunan Karya Tulis : 6 April-15 Mei 2020

6. Seminar Hasil : 3 Juli 2020

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH STUDI DOKUMENTASI …