karya tulis ilmiah penggunaan minuman herbal …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/nanda nur aini...

45
KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL JAHE MADU UNTUK KENYAMANAN DAN KENYENYAKAN TIDUR AN. N UMUR 4 TAHUN 4 BULAN SELAMA MENGALAMI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI BPM HARIYATI ADIMULYO KEBUMEN Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : NANDA NUR AINI B1301073 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2016 i

Upload: ngobao

Post on 02-Mar-2019

328 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

i

KARYA TULIS ILMIAH

PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL JAHE MADU UNTUKKENYAMANAN DAN KENYENYAKAN TIDUR AN. NUMUR 4 TAHUN 4 BULAN SELAMA MENGALAMIINFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

DI BPM HARIYATI ADIMULYO KEBUMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang PendidikanDiploma III Kebidanan

Disusun Oleh :NANDA NUR AINI

B1301073

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH GOMBONG2016

i

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

ii

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

iii

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

iv

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

v

KARYA TULIS ILMIAH

PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL JAHE MADU UNTUKKENYAMANAN DAN KENYENYAKAN TIDUR AN. NUMUR 4 TAHUN 4 BULAN SELAMA MENGALAMI

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN DI BPMHARIYATI ADIMULYO KEBUMEN1

Nanda Nur Aini2, Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT., MPH3

INTISARI

Latar Belakang: ISPA merupakan penyakit yang sering dialami oleh balita.ISPA dapat menyebabkan masalah diantaranya yaitu gangguan tidur. Hal inimenyebabkan tidur menjadi tidak berkualitas sehingga membuat ibu khawatirdengan keadaan anaknya. Tidur diperlukan untuk pertumbuhan danperkembangan anak balita. Apabila anak tidak mendapat tidur yang cukup, diaakan menjadi mudah lelah sehingga rewel, mudah menangis dan juga akan sulitmengerti keadaan disekelilingnya. Gangguan tidur penurunan tingkat kecerdasan,konsentrasi, daya ingat menjadi lemah serta fungsi kognitif terganggu akibatnyadia akan menjadi lebih agresif, hiperraktif dan menjadi tidak kooperatif. Olehkarena itu gangguan tidur perlu segera diatasi agar tidak menghambatpertumbuhan dan perkembangan balita.Tujuan: Mengatasi gangguan tidur pada balita selama mengalami infeksi saluranpernapasan akut atau ISPA.Metode: Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode penulisandeskriptif kualitatif jenis studi kasus. Pengumpulan data pada studi kasusdilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan data primer. Sedangkanmetode pengolahan data dilakukan menggunakan 3 cara yaitu reduksi, penyajiandata dan penarikan kesimpulan.Hasil: Setelah diberi minuman herbal jahe madu kepada An. N selama 5 hariberturut-turut (Dengan dosis 100 ml setiap 30 menit sebelum tidur) An. Nberangsur-angsur bisa tidur dengan nyaman dan nyenyak. Hal itu terjadi seiringdengan gejala ISPA seperti batuk, pilek dan tenggorokan gatal yang jugaberangsur-angsur sembuh.Kesimpulan: Minuman herbal jahe madu terbukti dapat membantu An. N tidurdengan nyaman dan nyenyak, sehingga gangguan tidurnya selama mengalamiISPA dapet teratasi.

Kata kunci : ISPA, gangguan tidur, minuman herbal jahe maduKepustakaan : 20 Literatur (tahun 2006-2015)Jumlah halaman : 53 Lembar

1 Judul2 Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan3 Dosen STIKES Muhammadiyah Gombong

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

SCIENTIFIC PAPER

THE USE OF HONEY GINGER HERBAL DRINK FOR COMFORTABLEAND SOUNDLY SLEEP TOWARDS “N”, A 4, 4 YEAR-OLD BOYDURING HIS SUFFER FROM RESPIRATORY INFECTION IN

PRIVATE MIDWIFERY CLINIC OF MIDWIFE HARIYATIAT ADIMULYO, KEBUMEN

ABSTRACT

Backgroud: Accute Respiratory Infection (ARI) is a disease that is often sufferedby toddler. ARI can cause some problems. One of the problems is sleep disorder.This may cause unqualified sleep. Sleep is important for the growth anddevelopment of toddler. If a child does not sleep enough and well, he will get tiredeasily. This will make him so fussy and easily to cry. It is also difficult for him tounderstand the circumstances around it. Besides, it can also decrease the level ofintelligence and concentration. The memory is weakening and there will becognitive disturbance. Consequently, he becomes more aggressive, hyperactive,and uncooperative. Therefore, sleep disorder needs to be overcome so as not todisturb the growth and development of toddler.Objective: To overcome sleep disorder of a toddler during the suffer of acuterespiratory infections (ARI).Method: This scientific paper uses qualitative descriptive with case study type.The data collection of this case study was conducted by collecting secondary dataand primary data. Whereas the data processing was done by using three differentkinds of methods – reduction, data presentation and conclusion.Results: After being given honey ginger herbal drink during 5 days (with the doseof 100 ml every 30 minutes before bedtime), N is gradually able to sleepcomfortably and soundly. This happened simultaneously with ARI symptoms,such as cough, runny nose and itchy throat which are also getting fine.Conclusion: Honey ginger herbal drink is really able to help a toddler sleepcomfortably and soundly. Therefore sleep disorders can be overcome.

Keywords : ARI, Sleep Disorder, Ginger Honey Herbal DrinkLiterature : 38 Literatures (2006-2015)Number of Pages : 53 pages

1 Title2 Student of DIII Program of Midwifery Dept.3 Lecturer of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

vi

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi WabarokatuhPuji syukur kehadirat Alloh Subhanahu Wata’ala (SWT), yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapatmenyelesaikan laporan karya tulis ilmiah dengan judul “Penggunaan MinumanHerbal Jahe Madu”. Laporan asuhan kebidanan ini disusun sebagai syaratmemperoleh gelar ahli madya kebidanan.

Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapatbimbingan, masukan dan dukungan dari beberapa pihak, sehingga laporan asuhankebidanan ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis menyampaikanterima kasih kepada :

1. M. M Anis, S. Kep., Ns. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanMuhammadiyah Gombong.

2. Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT., MPH selaku Ketua Program Studi DIIIKebidanan STIKes Muhammadiyah Gombong.

3. Siti Muthoharoh S.ST., MPH selaku Penguji I yang telah membimbingpenulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik.

4. Hastin Ika Indriyastuti, S.SiT., MPH selaku pembimbing akademik danpenguji II yang telah membimbing penulis dengan baik dan sabar sehinggapenulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu.

5. Bidan Hariyati Amd. Keb selaku penmbimbing lahan dan penguji III yangtelah banyak membimbing dan membantu penulis sehingga dapatmenyelesaikan laporan ini dengan baik.

6. Ny. M dan An. N selaku pasien inovasi neonatus penulis yang telah banyakmembantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

7. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan baik materiilmaupun moriil, dorongan semangat dan doa yang tiada henti untuk penulis.

8. Semua teman-teman DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Gombongseangkatan 2013, yang telah memberi semangat dan membantu penulisdalam menyelesaikan laporan ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telahmembantu dalam penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini.Penulis menyadari banyak berbagau keterbatasan yang dimiliki oleh penulis,

baik pengetahuan maupun pengalaman tentunya laporan karya tulis ilmiah inimasih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifatmembangun sangat diharapkan. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikanrahmat dan hidayah yang tidak berkesudahan dan semoga dapat bermanfaat bagikita semua (Aamiin).Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Gombong, Juni 2016

Penulis

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

viiiviii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iHALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iiiHALAMAN PERNYATAAN............................................................................. ivINTISARI ............................................................................................................vABSTRACT ..........................................................................................................viKATA PENGANTAR ........................................................................................viiDAFTAR ISI........................................................................................................ ixDAFTAR TABEL ............................................................................................... xBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1B. Tujuan........................................................................................................4C. Manfaat......................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. TINJAUAN TEORI ..................................................................................7

1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) ...........................................72. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)...............................................113. Terapi Herbal ........................................................................................244. Tidur......................................................................................................32

B. KERANGKA TEORI................................................................................35BAB III METODE PENULISAN

A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 36B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................37C. Subjek Penelitian.......................................................................................37D. Instrumen Penelitian..................................................................................38E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................38F. Teknik Analisis Data .................................................................................40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil ..........................................................................................................43B. Pembahasan .............................................................................................. 46

BAB V PENUTUPA. Kesimpulan................................................................................................ 51B. Saran..........................................................................................................52

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nutrisi yang Terkandung pada Madu....................................................28Tabel 2.2 Rincian Biaya........................................................................................30Tabel 4.1 Hasil Observasi Pemberian Minuman Herbal Jahe Madu ....................45

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................................. 35

x

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak umur bawah 5 tahun (balita) merupakan kelompok umur yang

rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo,

2011). Penyakit Infeksi yang sering terjadi pada anak balita diantaranya

adalah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA (Harsono, 1999

dalam Maitatorum 2009).

ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada balita. Menurut para

ahli, daya tahan tubuh anak sangat berbeda dengan orang dewasa karena

sistem pertahanan tubuhnya belum kuat. Apabila dalam satu rumah anggota

keluarga terkena pilek, balita akan lebih mudah tertular. Dengan kondisi anak

yang lemah, proses penyebaran penyakit menjadi lebih cepat. Resiko ISPA

mengakibatkan kematian pada anak dalam jumlah kecil, akan tetapi

menyebab kan kecacatan seperti otitis media akuta (OMA) dan mastoiditis.

Bahkan dapat menyebabkan komplikasi fatal yakni pneumonia (Anonim,

2010).

Gejala ISPA sangat banyak ditemukan pada kelompok masyarakat di

dunia, karena penyebab ISPA merupakan salah satu hal yang angat akrab di

masyarakat. ISPA merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh virus

meliputi infeksi akut saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran

pernapasan bagian bawah. ISPA menjadi perhatian bagi anak-anak (termasuk

1

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

2

balita) baik dinegara berkembang maupun dinegara maju karena ini berkaitan

dengan sistem kekebalan tubuh. Anak-anak dan balita akan sangat rentan

terinfeksi penyebab ISPA karena sistem tubuh yang masih rendah, itulah

yang menyebabkan prevalensi dan gejala ISPA sangat tinggi bagi anak-anak

dan balita (Riskesdas, 2007).

ISPA adalah Infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14

hari yang dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara

pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat (Depkes

RI, 2012). Penyakit ISPA pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya adalah faktor lingkungan seperti pencemaran udara dalam rumah,

ventilasi rumah dan kepadatan hunian. Sedangkan faktor individu anak

meliputi umur anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A dan status

imunisasi. Faktor lingkungan meliputi perilaku pencegahan dan

penanggulangan ISPA pada balita atau peran aktif keluarga atau masyarakat

dalam menangani penyakit ISPA serta perilaku kebiasaan yang merugikan

kesehatan seperti merokok dalam keluarga (Maryunani, 2010).

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat menimbulkan beberapa

masalah diantaranya tidur yang tidak berkualitas, sering batuk, kesulitan

bernafas, tenggorokan gatal dan sakit, pilek dan kehilangan nafsu makan.

Menurut Robotham (2011) Tidur juga mempengaruhi kemampuan kita dalam

menggunakan bahasa, mempertahankan konsentrasi, memahami apa yang kita

baca dan menyimpulkan apa yang kita dengarkan. Selain itu tidur juga

mempengaruhi sistem imun tubuh.

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

3

Pada usia pra sekolah (4-6 tahun) biasanya memerlukan waktu tidur 11-

12 jam. Kebanyakan pada usia ini tidak menyukai waktu tidur, bisa jadi anak

usia 4-5 tahun mengalami kurang istirahat dan mudah sakit jika kebutuhan

tidurnya tidak terpenuhi (Asmadi, 2008).

Balita usia 3-5 tahun dan anak usia 6 tahun memerlukan waktu tidur 10-

12 jam perhari. Waktu tidur siang mereka makin lama makin sedikit dan

umumnya usia 5 tahun, anak tidak lagi tidur siang (Benaroch, 2012).

Kemampuan anak untuk menjalankan segala kegiatannya tergantung

dari seberapa banyak tidur yang didapatnya. Bila anak tidak cukup tidur, dia

mudah lelah sehingga rewel, menangis dan sulit mengerti keadaan

disekelilingnya. Setiap anak memerlukan waktu tidur yang berbeda, jadi

berapa banyak waktu tidur yang diperlukan oleh setiap anak akan bervariasi.

Ada anak yang memerlukan waktu lebih banyak dibandingkan yang lain

(Suririnah, 2010).

Hasil penelitian menunjukkan secara empiris bahwa lonjakan

pertumbuhan tidak hanya terjadi saat tidur, tetapi juga secara signifikan

memengaruhi waktu tidur. Waktu tidur panjang terkait dengan pertumbuhan

yang lebih besar (Dr. Michelle lampl dari Deparment Antropologi di Emory

Uniersity, 2008)

Menurut Jurnal Solyom dan Baghiu (2013), gangguan tidur dapat

terjadi akibat kondisi medis diantaranya penyakit psikiatris, penyakit saraf,

penyakit saluran pernapasan, penyakit lain dan gangguan tidur yang

disebabkan karena mengkonsumsi zat tertentu.

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

4

Beberapa gejala anak yang kurang tidur di antaranya sulit di bangunkan

di pagi hari, emosional, impulsif, rewel, mudah frustasi, penurunan tingkat

kecerdasannya, kurang konsentrasi, daya ingat menjadi lemah, serta gangguan

fungsi kognitif, sehingga dia lebih agresif dan hiperaktif, menjadi tidak

kooperatif (dr. Ram Peter, 2007).

Jahe memiliki efek yang menghangatkan dan melegakan saat batuk,

demam, flu, dan masalah pernapasan lainnya. Madu memiliki efek sedaktif

sehingga dapat menyebabkan tidur nyenyak. Di dalam tubuh, madu

dimetabolosir seperti halnya gula sehingga menyebabkan kadar sinotonin

(suatu senyawa yang dapat meredakan aktivitas otak) dalam otak meninggi

yang menginduksi pada relaksasi dan keinginan untuk tidur ( Sarwono, 2006).

Dari uraian diatas disimpulkan bahwa tidur adalah proses fisiologis

yang sangat penting bagi anak-anak khususnya balita, pada saat tidur terjadi

proses pertumbuhan dan perkembangan pada balita yang lebih cepat atau

signifikan daripada saat ia terjaga, selain itu juga karena selama ini

pengobatan balita sakit dengan ISPA hanya dilakukan dengan cara medis

sehingga penulis ingin membuat inovasi “Minuman hebal jahe madu untuk

membantu kenyamanan dan kenyenyakan tidur An.N selama mengalami

ISPA” yang dilaksanakan di BPM Hariyati Desa Sugihwaras, Kecamatan

Adimulyo, Kabupaten Kebumen.

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

5

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengatasi gangguan tidur pada balita selama mengalami Infeksi

saluran pernapasan akut atau ISPA.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kenyamanan dan kenyenyakan tidur balita sebelum

diberikan minuman jahe madu.

b. Mengetahui kenyamanan dan kenyenyakan tidur balita setelah

diberikan minuman jahe madu.

c. Mengetahui khasiat jahe madu untuk membantu melegakan

tenggorokan selama mengalami infeksi saluran pernapasan akut

(ISPA).

C. Manfaat

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Pasien dan Keluarga

Membantu balita merasa lebih nyaman dan nyenyak tidur

selama mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan

mengonsumsi minuman herbal jahe madu yang dapat berfungsi

untuk melegakan tenggorokan.

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

6

b. Bagi Penulis

Penulis dapat mengembangkan ide tentang membuat minuman

herbal jahe madu yang berkhasiat untuk melegakan tenggorokan,

sehingga dapat membantu kenyamanan dan kenyenyakan tidur balita

selama mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Bidan

Menambah pengetahuan Bidan tentang pengobatan alternatif

yang dapat membantu balita mengatasi masalah gangguan tidur

selama mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

b. Bagi Institusi

Karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat untuk menambah

keragaman pustaka bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)

Muhammadiyah Gombong khususnya program studi DIII Kebidanan

tentang hasil inovasi mahasiswa.

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.

American Academy of Sleep Medicine. 2007. The International Classification ofSleep Disorder. One Westbook Corporate Center. USA: 3-23.

Arikunto, Suharsimin. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Asdi Mahasatya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. EdisiRevisi IV: Rineka Cipta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Buletin Jendela EpidemiologiPnemonia Balita. Jakarta : Depkes RI.

Depkes RI. 2007. Pedoman Tatalaksanaan Pnemonia Balita. Dirjen PP & PL.Jakarta.

Hamad, S. 2007. Terapi Madu. Jakarta : Pustaka Iman. 30 hlm.

Herdiansyah, haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : SalembaHumanika.

Hidayat. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta : Pustaka Pelajar.

Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta. Trans InfoMedia.

Manurung, Santa. 2009. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem PernafasanAkibat Infeksi. Jakrta Timur : CV. Trans Indo Media.

Mubarak, Wahit & Chayatin. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teoridan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : Salemba Medika.

Nastiti Rahajoe, dkk. 2008. Buku Ajar Respirologi. Jakarta : Ikatan Dokter AnakIndonesia.

Notoatmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsi-Prinsip Dasar. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Purbaya, J.Rio. 2007. Mengenal Madu Alami. Bandung Pionir Jaya.

Rahajoe, N. Nastiti dkk. 2008. Respirologi Anak. Jakarta: IDAI.

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

Rostita. 2007. Berkat Madu Sehat, Cantik, dan Penuh Vitalitas. Bandung : PTMizan Pustaka.

Sarwono, B. 2006. Lebah Madu cetakan III. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Saryono (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabetha.

Sugiyono, 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung:Alfabetha.

Sukarni K Icesmi, Margareth ZH. (2013) Kehamilan, Persalinan dan Nifas.Yogyakarta : Nuha Medika.

Suririnah. 2010. Buku Pintar Mengasuh Balita: Panduan Bagi Orang Tua untukMerawat dan Membimbing Anak 1-3 tahun Secara Sehat danmenyenangkan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Widoyono. 2007. Penyakit Tropis, epidemiologi, Penularan, Pencegahan, danPemberantasan. Jakarta : hal 38-41

Jurnal :

Combest. W.L. 2011. Ginger Herbal Therapy.

Denyer, C.V., P. Jackson, D.M. Loakes, M.R. Ellis dan D.A.B. Yound. 2011.Isolation of antirhinoviral sesquiterpenes from ginger ( ZingiberOfficinale). J Nat Products. 57 : 658-662.

Ramadhani, A.N, Novayelinda, R., & Woferst, R. (2014). Efektifitas PemberianMinuman Herbal Jahe Madu Terhadap Keparahan Batuk pada Anakdengan ISPA : Universitas Riau. Program Studi Ilmu Keperawatan, 8(VOL 1) 1-8

Soylom & Baghiu D.M (2013). Sleep Disorders – The Disease Of The Modernworld Literature Review. AMT;II(2): 305-308

Internet :

Anonim. 2010. Skripsi. Diakses pada http://www.antholeo.wordpress.com padatanggal 1 Mei 2016 pukul 07.03 WIB

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

Benaroch, R. 2012. How Much sleep Do Children Need?. Soong. Diunduh darihttp://www.nhlbi.nih.gov/health/public/sleep/healthysleep.pdf pada 21April jam 08.31 WIB

Robotham, D. ,Chakkalackal, L. , Cyhlarova, E. , 2011. Robotham : the impact ofsleep on health and wellbeing, mental Health foundation. Available from :http://www.howdidyousleep.org/media/downloads/MHFsleepmatterreport.pdf. Diakses pada 1 Mei 2016 pukul 06.58 WIB

__________. 2014. Komposisi dan Kandungan Madu. http://madu-murni-

alami.blogspot.co.id/p/komposisi-dan-kandungan-madu.html Di akses

pukul 16.53 WIB pada tanggal 4 April 2016

__________. 2011. Manfaat dan Kandungan Jahe sebagai kesehatan tubuh.

https://www.borobudurherbal.com/artikel-kesehatan/manfaat-dan-

kandunganjahe-sebagai-kesehatan-tubuh/ Di akses pukul 16.54 WIB pada

4 April 2016

WHO. 2006. Traditional Medicine. dari http://www.who.int/inf-fs/en/fact134.html

Diakses pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 09.30 WIB

WHO. 2006. Traditional Medicine. dari

http://www./who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/. Diperoleh tanggal

22 maret 2016 pukul 09.31 WIB

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBUATAN MINUMAN

HERBAL JAHE MADU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMBUATAN

MINUMAN HERBAL JAHE MADU

SKORYa Tidak

PENGERTIANadalah minuman yang dibuat dari jahe putih dan madu yang diramumenjadi sebuah minuman herbal yang bermanfaat untukmenghangatkan tenggorokan, sehingga balita dapat tidur dengannyaman dan nyenyakTUJUANMengatasi masalah gangguan tidur pada balita saat mengalami ISPAALAT DAN BAHAN1. 130 ml air putih (2/3 gelas)2. 1 sendok madu asli3. 4 cm jahe putih

INDIKASIBalita dengan ISPA yang mengalami gangguan tidurSIKAP DAN PERILAKU1. Menyambut pasien, memberi salam dan memperkenalkan diri2. Menjelaskan maksud dan tujuan3. Menanyakan kesiapan pasien4. Menjaga privasi pasien5. Mengawali dengan tazmiah dan mengakhiri dengan tahmid

PROSEDUR KERJA1. Siapkan 4 cm jahe lalu di kupas sampai bersih.2. Cuci jahe yang sudah dikupas dengan air bersih.3. Kemudian geprek jahe, tetapi jangan sampai hancur.4. Siapkan panci kecil dan masukkan air 2/3 gelas tadi ke

dalamnya.5. Lalu masukkan jahe yang sudah digeprek kedalam air yang

mendidih, aduk beberapa kali.6. Tunggu 1 menit setelah air mendidih.7. Kemudian angkat lalu diamkan sampai air jahe hangat.8. Setelah hangat, tuangkan air jahe dan di pindahkan dari panci

ke dalam gelas ukuran 200 ml.9. Setelah itu tambahkan 1 sendok makan madu, aduk hingga

tercampur rata.10. Berikan minuman herbal jahe madu pada balita dengan dosis 1

kali sehari sebanyak ½ gelas pada malam hari, 30 menitsebelum tidur, pemberian minuman herbal jahe madu dilakukanselama 5 hari berturut-turut.

TEKNIK1. Teruji melakukan tindakan dengan sistematis dan berurutan

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

2. Teruji tanggap terhadap reaksi pasien dan melakukan kontakmata dengan pasien

3. Teruji percaya diri dan tidak ragu-ragu.4. Teruji sabar dan teliti5. Dokumentasi

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

Gambar 1.1 Alat dan Bahan yang dibutuhkan

Gambar 1.2 Saat melakukan pemberian minuman herbal jahe madu hari ke – 5

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat
Page 24: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

LEMBAR OBSERVASI

1. Apakah anak mau meminum minuman herbal jahe madu yang diberikan ?

a. Ya b. Tidak

2. Jika iya, apakah anak mau meminumnya sampai habis ?

a. Ya b. Tidak

3. Setelah meminum jahe madu apakah ada perubahan pada pola tidur anak ?

a. Ya b. Tidak

4. Jika iya, apakah tidurnya menjadi nyenyak dan tidak sering bangun ?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah menurut ibu minuman herbal ini membantu ibu dalam menjaga

pola istirahat/ tidur anaknya saat sedang menderita infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA) ?

a. Ya, alasannya .........................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

b. Tidak, alasannya .....................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

6. Apakah ibu akan menggunakan resep minuman herbal ini setiap kali untuk

membantu membuat anaknya tidur nayaman dan nyenyak selama

mengalami sakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ?

a. Ya b. Tidak

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

1

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

EFEKTIFITAS PEMBERIAN MINUMAN JAHE MADUTERHADAP KEPARAHAN BATUK PADA ANAK DENGAN ISPA

Apri Nur Ramadhani1, Riri Novayelinda2, Rismadefi Woferst3

Program Studi Ilmu KeperawatanUniversitas Riau

Email : [email protected]

Abstract

This research aims to determine the effectiveness of ginger honey ale to children with acute respiration infection (ARI) coughsaverity. The method of this research is a quasi-experimental approach with non-equivalent control group. This research wasconducted in the working area of Rumbai health center to 52 coughing children with ARI. There population of this study aredivided into experimental group with 26 children and the control group with 26 children. The sampling method was purposivesampling using a observation shee of cough saverity. Data analized with independent t test, the result show while in the controland eksperiment group without giving ginger honey ale obtained p-value (0,001) > α (0,05) it can be concluded there isdifference in the control and eksperiment group without giving ginger honey ale . The results of this study recommends togiving honey ginger ale to be one of the nursing intervention in addressing the severity of cough in children with ARI.

Keywords:honey ginger ale, cough saverity

PENDAHULUANInfeksi Saluran Pernafasan Akut atau

ISPA merupakan masalah kesehatan yang sangatserius baik di dunia maupun di Indonesia. UnitedNations International Children's EmergencyFund (UNICEF) dan World Health Organization(WHO) pada tahun 2008 telah melaporkanbahwa ISPA merupakan penyebab kematianpaling besar pada manusia dibandingkan denganjumlah kematian akibat AIDS, malaria dancampak. ISPA menyebabkan lebih dari 2 jutaanak meninggal dunia tiap tahunnya, yangdidominasi balita umur 1 sampai 4 tahun. Kasuskematian balita seluruhnya dari umur 1-5 tahunakibat ISPA, tiga perempatnya terjadi pada 15negara. Indonesia menempati peringkat keenamdi dunia dengan jumlah kasus ISPA sebanyak 6juta kasus per tahun (Depkes RI, 2010).

Data Kemenkes Indonesia, kasus ISPApada tahun 2007 hingga tahun 2011 mengalamipeningkatan. Pada tahun 2007 terdapat 7,2 jutakasus ISPA dan tahun 2011 kasus menjadi 18,79juta kasus ISPA. Berdasarkan hasil surveidemografi kesehatan Indonesia, angka kematianbalita (AKABA) 1-4 pada tahun 2007 sebesar 44per 1000 kelahiran hidup, 15,5 persen atausebesar 30.470 kematian pada balita usia 1-5tahun disebabkan oleh ISPA. Ini berarti secararata-rata di Indonesia 83 orang balita meninggalsetiap harinya karena ISPA (Iptek kesehatan,2012).

Penyakit ISPA pada balita dipengaruhioleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktorlingkungan seperti pencemaran udara dalamrumah, ventilasi rumah, dan kepadatan hunian.Sedangkan faktor individu anak meliputi umuranak, berat badan lahir, status gizi, vitamin Adan status imunisasi. Faktor lingkungan meliputiperilaku pencegahan dan penanggulangan ISPApada balita atau peran aktif keluarga ataumasyarakat dalam menangani penyakit ISPAserta perilaku kebiasaan yang merugikankesehatan seperti merokok dalam keluarga(Maryunani, 2010).

ISPA disebabkan oleh berbagai pemicu,seperti keadaan sosial ekonomi menurun, giziburuk, pencemaran udara dan asap rokok(Depkes, 2002). Pencemaran udara contohnyatiap tahun biasanya terjadi kabut asap di daerahRiau kususnya di Kota Pekanbaru. Asapkebakaran menyebabkan kondisi udara tidaksehat. Diperoleh dari data Dinas KesehatanPropinsi Riau sedikitnya 3.160 anak berumurkurang dari 5 tahun (balita) menderita infeksisaluran pernafasan akut (ISPA) akibatmenghirup asap sisa kebakaran hutan dan lahanyang mencemari udara di Propinsi Riau(Yohanes, 2013).

Berdasarkan laporan Dinas KesehatanKota Pekanbaru, kejadian infeksi saluranpernafasan pada bayi dan balita tahun 2012sebanyak 1.576 kejadian. Sedangkan yang

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

2

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

terbanyak dalam 3 tahun terakhir dari 20puskesmas di Kota Pekanbaru ditemukan diPuskesmas Rumbai yaitu mencapai 591 kejadianISPA pada tahun 2010, pada tahun 2011 angkakejadian ISPA mencapai 596 kejadian dan padatahun 2012 angka kejadian ISPA mencapai 357kejadian (Dinas kesesehatan Kota Pekanbaru,2012).

Salah satu tanda dan gejala ISPA adalahbatuk. Batuk merupakan alasan kunjungan rawatjalan yang hampir mencapai tiga persen darisemua kunjungan rawat jalan di Amerika Serikatpaling banyak dalam hubungannya dengan ISPA(Paul, dkk, 2007). Batuk menyebabkanterganggunya kualitas tidur pada anak. Jikakebutuhan tidur tidak cukup sel darah putihdalam tubuh akan menurun, sehingga memilikidampak yang sangat merugikan padapertumbuhan dan perkembangan fisik anak danefektifitas sistem daya tahan tubuh anak jugamenurun menyebabkan pertumbuhan dankemampuan berpikirnya akan terganggu. Selainitu, bayi atau anak yang kurang tidur akanmenjadi rewel, gampang marah dan sulit diatur(Lamberg, 2002).

Pengobatan yang dilakukan untukmenangani batuk pada ISPA diantaranya denganpengobatan tradisional, World Health Organization(WHO) merekomendasi penggunaan obattradisional termasuk herbal dalam pemeliharaankesehatan masyarakat, pencegahan danpengobatan penyakit, terutama untuk penyakitkronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHOjuga mendukung upaya-upaya dalampeningkatan keamanan dan khasiat dari obattradisional (WHO, 2003).

Obat tradisional telah diterima secara luasdi hampir seluruh Negara di dunia, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latinmenggunakan obat herbal sebagai pelengkappengobatan primer yang mereka terima. DiAfrika, sebanyak 80 persen dari populasimenggunakan obat herbal untuk pengobatanprimer. Negara Cina dari total konsumsi obat,sebesar 30 sampai 50 persen menggunakan obat-obat tradisional (WHO, 2003).

Penelitian oleh Department of Pediatricsdi Amerika, madu merupakan salah satupengobatan tradisional yang unggul untuk gejalaISPA, diantaranya dapat menurunkan keparahanbatuk dan dapat meningkatkan kualitas tiduranak pada malam hari. Penelitian Yulvina

(2011), pemberian minuman jahe juga efektifuntuk menurunkan keparahan batuk pada anakdengan ISPA. Peneliti melakukan wawancaraiterhadap 5 orang tua yang mempunyai anakantara usia 1 sampai 5 tahun yang menderitaISPA di Puskesmas Rumbai Pesisir, orang tuamengatakan aktifitas anak tergannggu, tidur anaktidak efektif pada malam hari, anak rewel akibatbatuk.

METODEDesain penelitian

Desain penelitian adalah bentuk rancanganyang di gunakan dalam melakukan prosedurpenelitian (Hidayat, 2009). Jenis penelitian yangdigunakan adalah quasi eksperiment denganrancangan penelitian Non-Equivalent ControlGroup. Rancangan ini bertujuan untukmembandingkan hasil yang didapat sebelum dansesudah diberi perlakuan pada kelompokintervensi dan tidak diberi perlakuan padakelompok kontrol. Pada rancangan ini, kelompokintervensi diberi perlakuan sedangkan kelompokkontrol tidak diberi perlakuan (Nursalam,2008).Pada kedua kelompok di awali dengan pre test,dan setelah pemberian perlakuan di adakanpengukuran kembali (post test) (Nursalam,2008).

HASIL PENELITIANHasil yang didapatkan dari penelitian adalahsebagai berikut:

A. Analisa UnivariatTabel 3.Distribusi karakteristik responden

Tabel 3 di atas diketahui bahwa dari 52orang responden yang diteliti, distribusiresponden menurut jenis kelamin yang terbanyakadalah perempuan dengan jumlah 31 orangresponden (59,6%), sedangkan usia responden

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

3

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

yang terbanyak adalah kelompok usia 3 tahundengan jumlah 25 orang responden ( 48,07%).

Tabel 4Distribusi tingkat keparahan batuk sebelumdiberikan intervensi pada kelompok eksperimendan kelompok kontrol.

Tabel 4 di atas dapat dilihat nilai rata-ratatingkat keparahan batuk pada anak dengan ISPAsebelum diberikan intervensi minuman jahemadu yaitu 22,00 pada kelompok eksperimendan 26,96 pada kelompok kontrol. Standardeviasi pada kelompok eksperimen yaitu 1,918dan 2,596 pada kelompok kontrol.

Tabel 5Disribusi tingkat keparahan batuk sesudahdiberikan intervensi pada kelompok eksperimendan kelompok kontrol.

Tabel 5 dapat dilihat nilai rata-rata tingkatkeparahan batuk sesudah diberikan minumanjahe madu yaitu 16,62 pada kelompokeksperimen dan 23,58 pada kelompok kontrol.Standar deviasi pada kelompok eksperimen yaitu1,517 dan 3,417 pada kelompok kontrol.

B. Analisa BivariatTabel 6Homogenitas karakteristik responden

Tabel 6 di atas memperlihatkan bahwasemua karakteristik responden (jenis kelamindan umur anak) baik antara kelompok kontroldan kelompok eksperimen adalah homogendengan p (0,195-0,653) > α (0,05) (tabel 6).

Tabel 7

Homogenitas keparahan batuk sebelumdiberikan intervensi pada kelompok eksperimendan kelompok kontrol

Tabel 7 diatas dari hasil uji statistikdidapatkan nilai rata-rata tingkat keparahanbatuk anak sebelum diberikan minuman jahemadu pada kelompok eksperimen adalah 22,00dengan standar deviasi 1,918 dan 26,96 padakelompok kontrol dengan standar deviasi 2,270.Hasil analisa diperoleh p (0,074) > α (0,05),berarti tingkat kerahan batuk anak padakelompok eksperimen dan kelompok kontrolsebelum diberikan minuman jahe madu adalahhomogen.

Tabel 8Perbedaan tingkat keparahan batuk anak padakelompok eksperimen sebelum dan sesudahdiberikan minuman jahe madu

Tabel 8 diatas dari hasil uji statistikdidapatkan nilai rata-rata tingkat keparahanbatuk sebelum diberikan minuman jahe madupada kelompok eksperimen adalah 22,00 denganstandar deviasi 1,918 dan 16,62 sesudahdiberikan minuman jahe madu dengan standardeviasi 1,517. Hasil analisa diperoleh p (0,032) <α (0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaanyang signifikan antara mean keparahan batukanak sebelum dan sesudah diberikan minumanjahe madu pada kelompok eksperimen sebanyak2 kali sehari dalam waktu 5 hari.

Tabel 9Tingkat keparahan batuk anak pada kelompokkontrol sebelum dan sesudah tanpa diberikanminuman jahe madu

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

4

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

Tabel 9 diatas memperlihatkan hasil ujistatistik di dapatkan nilai rata-rata tingkatkeparahan batuk anak sebelum diberikanminuman jahe pada kelompok kontrol adalah26,90 dengan standar deviasi 2,270 dan 23,58sesudah tanpa diberikan minuman jahe denganstandar deviasi 3,049. Hasil analisa diperoleh p(0,134) > α (0,05), maka dapat disimpulkan tidakada perbedaan yang signifikan antara meantingkat keparahan batuk sebelum dan sesudahdiberikan minuman jahe madu pada kelompokkontrol tanpa pemberian minuman jahe maduselama 5 hari.

Tabel 10Perbedaan tingkat keparahan batuk anak padakelompok eksperimen dan kelompok kontrolsebelum diberikan minuman jahe madu

Tabel 10 diatas memperlihatkan rata-ratatingkat keparahan batuk anak sesudah diberikanminuman jahe madu pada kelompok eksperimenadalah 22,00 dengan standar deviasi 1,918 dan26,90 pada kelompok kontrol tanpa diberikanminuman jahe madu dengan standar deviasi2,270. Hasil analisa diperoleh p (0,074) > α(0,05), maka dapat disimpulkan tidak adaperbedaan yang signifikan antara mean tingkatkeparahan batuk anak sebelum diberikanminuman jahe madu pada kelompok eksperimendan mean tingkat keparahan batuk anak tanpadiberikan minuman jahe madu pada kelompokkontrol.

Tabel 11Perbedaan tingkat keparahan batuk anak padakelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudahdiberikan minuman jahe madu

Tabel 11 diatas memperlihatkan rata-ratatingkat keparahan batuk anak sesudah diberikanminuman jahe madu pada kelompok eksperimenadalah 16,62 dengan standar deviasi 1,499 dan23,58 pada kelompok kontrol tanpa diberikanminuman jahe madu dengan standar deviasi

3,049. Hasil analisa diperoleh p (0,001) < α(0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaanyang signifikan antara mean tingkat keparahanbatuk anak sesudah diberikan minuman jahemadu pada kelompok eksperimen dan meantingkat keparahan batuk anak tanpa diberikanminuman jahe madu pada kelompok kontrol.

PEMBAHASANAnalisa data univariat adalah analisa data

yang digunakan untuk mendapatkan gambaranmasing-masing variabel yang terdiri darikarakteristik responden, meliputi umur anak danjenis kelamin responden serta pembahasantentang keparahan batuk responden sebelum dansesudah diberikan minuman jahe madu padakelompok eksperimen maupun kelompokkontrol. Analisa bivariat digunakan untukmelihat perbedaan keparahan batuk anak padakelompok eksperimen dan kontrol serta melihatefektivitas pemberian minuman jahe maduterhadap keparahan batuk pada anak denganISPA.1. Karakteristik responden

a. Jenis kelaminPenelitian yang telah dilakukan di

wilayah kerja Puskesmas Rumbai,didapatkan hasil bahwa jenis kelaminresponden hampir seimbang antara lakilaki dan perempuan yaitu 21 orang(40,4%) respoden laki-laki dan 31 orang(59,6%) responden perempuan. Data yangditemukan di BPS (2010) sebaranpenduduk di Riau laki-laki sebanyak2.853.168 jiwa dan perempuan sebanyak2 685 199 jiwa, ini berarti persebaranjumlah penduduk laki-laki dan perempuanhampir seimbang.

Penelitian ini juga sejalan denganpenelitian yang dilakukan oleh Nasution,dkk (2009) tentang faktor-faktor yangberhubungan dengan infeksi saluranpernafasan akut pada balita di daerah urbanJakarta menemukan hasil bahwa jeniskelamin hampir seimbang antara laki-laki(51,5%) dan perempuan (48,5%). Padapenetilian tersebut tidak didapatkanhubungan antara jenis kelamin denganprevalensi ISPA pada balita.

b. UmurHasil penelitian yang telah dilakukan

di wilayah kerja Puskesmas Rumbai,

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

5

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

didapatkan hasil usia responden terbanyakberada pada rentang umur 3 tahunsebanyak 25 orang (40,07%). Penelitianyang dilakukan oleh Elyana dan Candra(2008) menunjukkan bahwa umur tidakberhubungan dengan frekuensi ISPA.Mikroorganisme penyebab ISPA sangatbanyak jenisnya dan bisa menyerangsegala usia sehingga infeksi saluranpernafasan atas dapat terjadi pada siapasaja, pada usia berapapun. Walaupun padaumumnya semakin dewasa, daya tahantubuh sudah semakin sempurna, namun halini tidak berpengaruh terhadap kejadianISPA.

2. Gambaran tingkat keparahan batuk anaksebelum dan sesudah pemberian minumanjahe madu pada kelompok eksperimen dankelompok kontrol

Penelitian yang telah dilakukan diwilayah Puskesmas Rumbai didapatkan hasilrata-rata tingkat keparahan batu anak sebelumdiberikan minuman jahe madu yaitu 22,00pada kelompok eksperimen dan 26,96 padakelompok kontrol. Sedangkan rata-ratatingkat keparahan batuk anak sesudahdiberikan minuman jahe madu yaitu 16,62pada kelompok eksperimen dan 23,58 padakelompok kontrol. Berdasarkan hasil tersebutdapat disimpulkan bahwa terjadi penurunanrata-rata tingkat keparahan batuk sesudahdiberikan minuman jahe madu (post test) padakelompok eksperimen sedangkan padakelompok kontrol terjadi penurunan rata-ratatingkat keparahan batuk (post test) yang tidaksignifikan tanpa diberikan minuman jahemadu.

Hasil penelitian ini sesuai denganpenelitian yang dilakukan oleh oleh Yulfina(2011) tentang efektifitas pemberianminuman jahe terhadap penurunan keparahanbatuk pada anak dengan ISPA di wilayahkerja Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru.Mimuman jahe madu diberikan 2 kali dalam 1hari selama 5 hari kepada responden. Jaheyang mengandung minyak atsiri berkisar 3%merupakan sebuah zat aktif yang dapatmengobati batuk.

3. Efektifitas pemberian minuman jahe maduterhadap penurunan keparahan batuk padaanak

Penelitian yang telah dilakukan diwilayahkerja Puskesmas Rumbai, maka didapatkan hasiluji statistik dengan menggunakan uji tindependent diperoleh p (0,001) < α (0,05). Halini berarti terdapat perbedaan yang signifikanantara mean tingkat keparahan batuk anak padakelompok eksperimen dan kelompok kontrolsesudah diberikan minuman jahe madu sehinggadapat disimpulkan bahwa pemberian minumanjahe madu dapat menurunkan tingkat keparahanbatuk.

Hasil uji statistik dengan menggunakan ujit dependent diperoleh p value (0,032) < α (0,05).Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikanantara mean tingkat keparahan batuk anak padakelompok eksperimen sebelum dan sesudahdiberikan minuman jahe madu sehingga dapatditarik kesimpulan bahwa pemberian minumanjahe madu efektif dalam menurunkan keparahanbatuk pada anak.

Hal ini sejalan dengan penelitian yangdilakukan oleh Yulfina (2011) tentang efektifitaspemberian minuman jahe terhadap penurunankeparahan batuk pada anak dengan ISPA diwilayah kerja Puskesmas Lima Puluh Pekanbarudengan hasil p value = 0,000 atau p < α (0,05)maka Ho ditolak artinya pemberian minumanjahe efektif untuk menurunkan keparahan batukpada anak dengan ISPA.

Penelitian ini juga didukung sebuahpenelitian di Amerika yang dilakukan olehCohen, dkk pada tahun 2009. Anak-anak denganISPA dan batuk malam hari diberi 1 dari 3produk madu, plasebo pada pemberian 30 menitsebelum tidur dan tanpa ada perawatan. Hasilyang ditemukan madu menghasilkanpeningkatan perbaikan yang terbesar. Frekuensibatuk anak yang menerima madu memiliki rata-rata peningkatan 1,89 poin, 1,39 poin bagi anakyang menerima plasebo dan 0,92 poin bagi yangtidak memerima perawatan (p 0,01).

Pemberian minuman jahe madu dapatmenurunkan keparahan batuk pada anak, karenakandungan minyak atsiri dalam jahe yangmerupakan zat aktif yang dapat mengobati batuk(Nooryani, 2007), sedangkan zat antibiotik padamadu yang dapat menyembuhkan beberapapenyakit infeksi seperti batuk anak pada ISPA(Aden, 2010). Anak yang telah diberikan

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

6

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

minuman jahe madu oleh peneliti gejalakeparahan batuk seperti batuk berdahak, pilek,rewel, tidak nafsu makan dan gejala lainnyamenjadi berkurang. Dengan demikian padapenelitian ini dapat disimpulkan bahwapemberian minuman jahe madu dapatmenurunkan tingkat keparahan batuk pada anakdengan ISPA.

KESIMPULANHasil penelitian menunjukkan bahwa

karakteristik responden paling banyak kelompokperempuan (59,6%) dan umur 3 tahun (48,07%).Berdasarkan hasil uji t dependent menunjukkansignifikansi dengan nilai p (0,032) < α (0,05).Pada kelompok kontrol terjadi penurunankeparahan batuk namun tidak signifikanberdasarkan hasil uji t dependent menunjukkantidak terdapat signifikansi dengan nilai p (0,134)> α (0,05). Hasil uji t independent dimanadiperoleh p (0,001) < α (0,05). Hal ini berartiterdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat keparahan batuk anak padakelompok eksperimen dan kelompok kontrolsesudah diberikan minuman jahe madu.

SARAN1. Bagi pelayanan kesehatan

Bagi pelayanan kesehatan disarankanuntuk dapat menjadikan hasil penelitian inisebagai salah satu intervensi keperawatanpada anak yang menagalami batuk.

2. Bagi perkembangan ilmu keperawatanBagi perkembangan Ilmu Keperawatan

khususnya tenaga pengajar dan pelajardisarankan untuk dapat memakai hasilpenelitian ini sebagai salah satu sumberinformasi mengenai perbandingan efektifitaspemberian minuman jahe madu terhadapkeparahan batuk anak dengan ISPA sehinggadapat dijadikan sebagai salah satu terapialternatif.

3. Bagi masyarakatBagi masyarakat khususnya ibu yang

anaknya mengalami batuk disarankan untukdapat mengaplikasikan minuman jahe madusebagai salah satu metode pengobatanalternatif untuk mengurangi batuk pada anak.

4. Bagi peneliti selanjutnyaHasil penelitian ini dapat dijadikan

tambahan informasi untuk mengembangkan

penelitian lebih aplikatif tentang jahe danmadu terhadap batuk pada anak.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Kepala Puskesmas Rumbaiyang telah bersedia memberikan izin kepadapeneliti untuk melakukan penelitian.

1Apri Nur Ramadhani:MahasiswaProgram Studi Ilmu KeperawatanUniversitas Riau, Indonesia

2Riri Novayelinda: Dosen DepartemenKeperawatan Anak Program Studi IlmuKeperawatan Universitas Riau, Indonesia

3Rismadefi Woferst: Dosen DepartemenKeperawatan Medikal Bedah ProgramStudi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (2010). Sensus penduduk2010 Propinsi Riau. Diperoleh tanggal,14 juli 2014 darihttp://sp2010.bps.go.id/index.php/site?id=1400000000&wilayah=Riau.

Dahlan, M. S. (2009). Statistik untuk kedokterandan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Departemen Kesehatan RI. (2010). Kejadianpenyakit ISPA pada balita. Diperolehtanggal 7 Oktober 2013 darihttp://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2086.

Departemen Kesehatan RI. (2002).Pedomanpemberantasan penyakit infeksi saluranpernapasan akut untuk penanggulanganpnemonia pada balita. Jakarta: DirjenPPM & PLP.

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2012). Datapenemuan penyakit ISPA. Pekanbaru:Dinkes Kota Pekanbaru.

Elyana, M. & Candra, A. (2008). Hubunganfrekuensi ispa dengan status gizi balita.Diperoleh tanggal 1 juni 2014 darihttp://ejournal.undip.ac.id/index.php/actanutrica/article/view/4859.

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

7

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

Hastono, S. P. (2007). Analisis data kesehatan.Jakarta: Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Riau.

Heru, S. K., & Yasril. (2009). Tehnik samplinguntuk penelitian kesehatan. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Hidayat, A. A (2007). Riset keperawatan danteknik penulisan ilmiah. Jakarta: SalembaMedika.

Hidayat, A. (2009). Pengantar kebutuhan dasarmanusia. Jakarta: Salemba Medika.

Iptek kesehatan. (2012). Perubahan iklim picuwabah penyakit pernapasan. Diperolehtanggal 25 Oktober 2013 darihttp://www.poskotanews.com/2012/09/21/perubahan-iklim-picu-wabah-penyakit-pernapasan/.

Lamberg, L. (2002). Inadequate sleep. AmericanMedical Association. Diperoleh tanggal 5September 2013 darihttp://futureofchildren.org/futureofchildren/ publications/docs/16_01_03.pdf&prev/.

Maryunani, A. (2010). Ilmu kesehatan anakdalam kebidanan. Jakarta. Trans InfoMedia.

Mei, E., & Aryu, C. (2008). HubunganFrekuensi ISPA dengan status gizi balita.Diperoleh pada tanggal 20 juni 2014 darihttp://download.portalgaruda.org/article.

Nasution, K., dkk. (2009). Infeksi saluran napasakut pada balita di daerah urbanJakarta. Sari Pediatri. Diperoleh tanggal20 juni 2014 darihttp://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-4-1.pdf.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodelogi penelitiankesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitiankesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep & penerapanmetodologi penelitian ilmu keperawatan:Pedoman skripsi, tesis, dan instrumenpenelitian keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.

Nursalam. (2008). Metodologi risetkeperawatan: pedoman praktiskeperawatan. Surabaya: Salembamedika.

Paul, I. M., Beiler J., McMonagle, A., Shaffer,M, L., Duda, L., & Berlin, C, M. (2007).Pengaruh madu, dextromethorphan, dan

tidak ada pengobatan batuk padanocturnal dan kualitas tidur untuk batukanak-anak dan orang tua mereka.Diperoleh pada tanggal 3 September2013 dari http//www.archpediatrics.com.

Riset Kesehatan Dasar(2007). Badan penelitiandan pengembangan kesehatan. Jakarta:Kementrian Kesehatan RepublikIndonesia.

Sofyani, S. (2011). Perbedaan gangguan tidurpada remaja. Diperoleh tanggal 23September 2013 darirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29430/4/Chapter%20II.pdf.

Uripi, V. (2004). Menu sehat untuk balita. Jakarta:Puspa Swara.

WHO. (2003a). Traditional medicine. Diperolehtanggal 2 Desember 2013 darihttp://www.who.int/inf-fs/en/fact134.html.

WHO. (2003b). Traditional medicine. Diperolehtanggal 5 September 2013 dari http//www.who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/.

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

1

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

EFEKTIFITAS PEMBERIAN MINUMAN JAHE MADUTERHADAP KEPARAHAN BATUK PADA ANAK DENGAN ISPA

Apri Nur Ramadhani1, Riri Novayelinda2, Rismadefi Woferst3

Program Studi Ilmu KeperawatanUniversitas Riau

Email : [email protected]

Abstract

This research aims to determine the effectiveness of ginger honey ale to children with acute respiration infection (ARI) coughsaverity. The method of this research is a quasi-experimental approach with non-equivalent control group. This research wasconducted in the working area of Rumbai health center to 52 coughing children with ARI. There population of this study aredivided into experimental group with 26 children and the control group with 26 children. The sampling method was purposivesampling using a observation shee of cough saverity. Data analized with independent t test, the result show while in the controland eksperiment group without giving ginger honey ale obtained p-value (0,001) > α (0,05) it can be concluded there isdifference in the control and eksperiment group without giving ginger honey ale . The results of this study recommends togiving honey ginger ale to be one of the nursing intervention in addressing the severity of cough in children with ARI.

Keywords:honey ginger ale, cough saverity

PENDAHULUANInfeksi Saluran Pernafasan Akut atau

ISPA merupakan masalah kesehatan yang sangatserius baik di dunia maupun di Indonesia. UnitedNations International Children's EmergencyFund (UNICEF) dan World Health Organization(WHO) pada tahun 2008 telah melaporkanbahwa ISPA merupakan penyebab kematianpaling besar pada manusia dibandingkan denganjumlah kematian akibat AIDS, malaria dancampak. ISPA menyebabkan lebih dari 2 jutaanak meninggal dunia tiap tahunnya, yangdidominasi balita umur 1 sampai 4 tahun. Kasuskematian balita seluruhnya dari umur 1-5 tahunakibat ISPA, tiga perempatnya terjadi pada 15negara. Indonesia menempati peringkat keenamdi dunia dengan jumlah kasus ISPA sebanyak 6juta kasus per tahun (Depkes RI, 2010).

Data Kemenkes Indonesia, kasus ISPApada tahun 2007 hingga tahun 2011 mengalamipeningkatan. Pada tahun 2007 terdapat 7,2 jutakasus ISPA dan tahun 2011 kasus menjadi 18,79juta kasus ISPA. Berdasarkan hasil surveidemografi kesehatan Indonesia, angka kematianbalita (AKABA) 1-4 pada tahun 2007 sebesar 44per 1000 kelahiran hidup, 15,5 persen atausebesar 30.470 kematian pada balita usia 1-5tahun disebabkan oleh ISPA. Ini berarti secararata-rata di Indonesia 83 orang balita meninggalsetiap harinya karena ISPA (Iptek kesehatan,2012).

Penyakit ISPA pada balita dipengaruhioleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktorlingkungan seperti pencemaran udara dalamrumah, ventilasi rumah, dan kepadatan hunian.Sedangkan faktor individu anak meliputi umuranak, berat badan lahir, status gizi, vitamin Adan status imunisasi. Faktor lingkungan meliputiperilaku pencegahan dan penanggulangan ISPApada balita atau peran aktif keluarga ataumasyarakat dalam menangani penyakit ISPAserta perilaku kebiasaan yang merugikankesehatan seperti merokok dalam keluarga(Maryunani, 2010).

ISPA disebabkan oleh berbagai pemicu,seperti keadaan sosial ekonomi menurun, giziburuk, pencemaran udara dan asap rokok(Depkes, 2002). Pencemaran udara contohnyatiap tahun biasanya terjadi kabut asap di daerahRiau kususnya di Kota Pekanbaru. Asapkebakaran menyebabkan kondisi udara tidaksehat. Diperoleh dari data Dinas KesehatanPropinsi Riau sedikitnya 3.160 anak berumurkurang dari 5 tahun (balita) menderita infeksisaluran pernafasan akut (ISPA) akibatmenghirup asap sisa kebakaran hutan dan lahanyang mencemari udara di Propinsi Riau(Yohanes, 2013).

Berdasarkan laporan Dinas KesehatanKota Pekanbaru, kejadian infeksi saluranpernafasan pada bayi dan balita tahun 2012sebanyak 1.576 kejadian. Sedangkan yang

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

2

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

terbanyak dalam 3 tahun terakhir dari 20puskesmas di Kota Pekanbaru ditemukan diPuskesmas Rumbai yaitu mencapai 591 kejadianISPA pada tahun 2010, pada tahun 2011 angkakejadian ISPA mencapai 596 kejadian dan padatahun 2012 angka kejadian ISPA mencapai 357kejadian (Dinas kesesehatan Kota Pekanbaru,2012).

Salah satu tanda dan gejala ISPA adalahbatuk. Batuk merupakan alasan kunjungan rawatjalan yang hampir mencapai tiga persen darisemua kunjungan rawat jalan di Amerika Serikatpaling banyak dalam hubungannya dengan ISPA(Paul, dkk, 2007). Batuk menyebabkanterganggunya kualitas tidur pada anak. Jikakebutuhan tidur tidak cukup sel darah putihdalam tubuh akan menurun, sehingga memilikidampak yang sangat merugikan padapertumbuhan dan perkembangan fisik anak danefektifitas sistem daya tahan tubuh anak jugamenurun menyebabkan pertumbuhan dankemampuan berpikirnya akan terganggu. Selainitu, bayi atau anak yang kurang tidur akanmenjadi rewel, gampang marah dan sulit diatur(Lamberg, 2002).

Pengobatan yang dilakukan untukmenangani batuk pada ISPA diantaranya denganpengobatan tradisional, World Health Organization(WHO) merekomendasi penggunaan obattradisional termasuk herbal dalam pemeliharaankesehatan masyarakat, pencegahan danpengobatan penyakit, terutama untuk penyakitkronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHOjuga mendukung upaya-upaya dalampeningkatan keamanan dan khasiat dari obattradisional (WHO, 2003).

Obat tradisional telah diterima secara luasdi hampir seluruh Negara di dunia, negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latinmenggunakan obat herbal sebagai pelengkappengobatan primer yang mereka terima. DiAfrika, sebanyak 80 persen dari populasimenggunakan obat herbal untuk pengobatanprimer. Negara Cina dari total konsumsi obat,sebesar 30 sampai 50 persen menggunakan obat-obat tradisional (WHO, 2003).

Penelitian oleh Department of Pediatricsdi Amerika, madu merupakan salah satupengobatan tradisional yang unggul untuk gejalaISPA, diantaranya dapat menurunkan keparahanbatuk dan dapat meningkatkan kualitas tiduranak pada malam hari. Penelitian Yulvina

(2011), pemberian minuman jahe juga efektifuntuk menurunkan keparahan batuk pada anakdengan ISPA. Peneliti melakukan wawancaraiterhadap 5 orang tua yang mempunyai anakantara usia 1 sampai 5 tahun yang menderitaISPA di Puskesmas Rumbai Pesisir, orang tuamengatakan aktifitas anak tergannggu, tidur anaktidak efektif pada malam hari, anak rewel akibatbatuk.

METODEDesain penelitian

Desain penelitian adalah bentuk rancanganyang di gunakan dalam melakukan prosedurpenelitian (Hidayat, 2009). Jenis penelitian yangdigunakan adalah quasi eksperiment denganrancangan penelitian Non-Equivalent ControlGroup. Rancangan ini bertujuan untukmembandingkan hasil yang didapat sebelum dansesudah diberi perlakuan pada kelompokintervensi dan tidak diberi perlakuan padakelompok kontrol. Pada rancangan ini, kelompokintervensi diberi perlakuan sedangkan kelompokkontrol tidak diberi perlakuan (Nursalam,2008).Pada kedua kelompok di awali dengan pre test,dan setelah pemberian perlakuan di adakanpengukuran kembali (post test) (Nursalam,2008).

HASIL PENELITIANHasil yang didapatkan dari penelitian adalahsebagai berikut:

A. Analisa UnivariatTabel 3.Distribusi karakteristik responden

Tabel 3 di atas diketahui bahwa dari 52orang responden yang diteliti, distribusiresponden menurut jenis kelamin yang terbanyakadalah perempuan dengan jumlah 31 orangresponden (59,6%), sedangkan usia responden

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

3

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

yang terbanyak adalah kelompok usia 3 tahundengan jumlah 25 orang responden ( 48,07%).

Tabel 4Distribusi tingkat keparahan batuk sebelumdiberikan intervensi pada kelompok eksperimendan kelompok kontrol.

Tabel 4 di atas dapat dilihat nilai rata-ratatingkat keparahan batuk pada anak dengan ISPAsebelum diberikan intervensi minuman jahemadu yaitu 22,00 pada kelompok eksperimendan 26,96 pada kelompok kontrol. Standardeviasi pada kelompok eksperimen yaitu 1,918dan 2,596 pada kelompok kontrol.

Tabel 5Disribusi tingkat keparahan batuk sesudahdiberikan intervensi pada kelompok eksperimendan kelompok kontrol.

Tabel 5 dapat dilihat nilai rata-rata tingkatkeparahan batuk sesudah diberikan minumanjahe madu yaitu 16,62 pada kelompokeksperimen dan 23,58 pada kelompok kontrol.Standar deviasi pada kelompok eksperimen yaitu1,517 dan 3,417 pada kelompok kontrol.

B. Analisa BivariatTabel 6Homogenitas karakteristik responden

Tabel 6 di atas memperlihatkan bahwasemua karakteristik responden (jenis kelamindan umur anak) baik antara kelompok kontroldan kelompok eksperimen adalah homogendengan p (0,195-0,653) > α (0,05) (tabel 6).

Tabel 7

Homogenitas keparahan batuk sebelumdiberikan intervensi pada kelompok eksperimendan kelompok kontrol

Tabel 7 diatas dari hasil uji statistikdidapatkan nilai rata-rata tingkat keparahanbatuk anak sebelum diberikan minuman jahemadu pada kelompok eksperimen adalah 22,00dengan standar deviasi 1,918 dan 26,96 padakelompok kontrol dengan standar deviasi 2,270.Hasil analisa diperoleh p (0,074) > α (0,05),berarti tingkat kerahan batuk anak padakelompok eksperimen dan kelompok kontrolsebelum diberikan minuman jahe madu adalahhomogen.

Tabel 8Perbedaan tingkat keparahan batuk anak padakelompok eksperimen sebelum dan sesudahdiberikan minuman jahe madu

Tabel 8 diatas dari hasil uji statistikdidapatkan nilai rata-rata tingkat keparahanbatuk sebelum diberikan minuman jahe madupada kelompok eksperimen adalah 22,00 denganstandar deviasi 1,918 dan 16,62 sesudahdiberikan minuman jahe madu dengan standardeviasi 1,517. Hasil analisa diperoleh p (0,032) <α (0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaanyang signifikan antara mean keparahan batukanak sebelum dan sesudah diberikan minumanjahe madu pada kelompok eksperimen sebanyak2 kali sehari dalam waktu 5 hari.

Tabel 9Tingkat keparahan batuk anak pada kelompokkontrol sebelum dan sesudah tanpa diberikanminuman jahe madu

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

4

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

Tabel 9 diatas memperlihatkan hasil ujistatistik di dapatkan nilai rata-rata tingkatkeparahan batuk anak sebelum diberikanminuman jahe pada kelompok kontrol adalah26,90 dengan standar deviasi 2,270 dan 23,58sesudah tanpa diberikan minuman jahe denganstandar deviasi 3,049. Hasil analisa diperoleh p(0,134) > α (0,05), maka dapat disimpulkan tidakada perbedaan yang signifikan antara meantingkat keparahan batuk sebelum dan sesudahdiberikan minuman jahe madu pada kelompokkontrol tanpa pemberian minuman jahe maduselama 5 hari.

Tabel 10Perbedaan tingkat keparahan batuk anak padakelompok eksperimen dan kelompok kontrolsebelum diberikan minuman jahe madu

Tabel 10 diatas memperlihatkan rata-ratatingkat keparahan batuk anak sesudah diberikanminuman jahe madu pada kelompok eksperimenadalah 22,00 dengan standar deviasi 1,918 dan26,90 pada kelompok kontrol tanpa diberikanminuman jahe madu dengan standar deviasi2,270. Hasil analisa diperoleh p (0,074) > α(0,05), maka dapat disimpulkan tidak adaperbedaan yang signifikan antara mean tingkatkeparahan batuk anak sebelum diberikanminuman jahe madu pada kelompok eksperimendan mean tingkat keparahan batuk anak tanpadiberikan minuman jahe madu pada kelompokkontrol.

Tabel 11Perbedaan tingkat keparahan batuk anak padakelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudahdiberikan minuman jahe madu

Tabel 11 diatas memperlihatkan rata-ratatingkat keparahan batuk anak sesudah diberikanminuman jahe madu pada kelompok eksperimenadalah 16,62 dengan standar deviasi 1,499 dan23,58 pada kelompok kontrol tanpa diberikanminuman jahe madu dengan standar deviasi

3,049. Hasil analisa diperoleh p (0,001) < α(0,05), maka dapat disimpulkan ada perbedaanyang signifikan antara mean tingkat keparahanbatuk anak sesudah diberikan minuman jahemadu pada kelompok eksperimen dan meantingkat keparahan batuk anak tanpa diberikanminuman jahe madu pada kelompok kontrol.

PEMBAHASANAnalisa data univariat adalah analisa data

yang digunakan untuk mendapatkan gambaranmasing-masing variabel yang terdiri darikarakteristik responden, meliputi umur anak danjenis kelamin responden serta pembahasantentang keparahan batuk responden sebelum dansesudah diberikan minuman jahe madu padakelompok eksperimen maupun kelompokkontrol. Analisa bivariat digunakan untukmelihat perbedaan keparahan batuk anak padakelompok eksperimen dan kontrol serta melihatefektivitas pemberian minuman jahe maduterhadap keparahan batuk pada anak denganISPA.1. Karakteristik responden

a. Jenis kelaminPenelitian yang telah dilakukan di

wilayah kerja Puskesmas Rumbai,didapatkan hasil bahwa jenis kelaminresponden hampir seimbang antara lakilaki dan perempuan yaitu 21 orang(40,4%) respoden laki-laki dan 31 orang(59,6%) responden perempuan. Data yangditemukan di BPS (2010) sebaranpenduduk di Riau laki-laki sebanyak2.853.168 jiwa dan perempuan sebanyak2 685 199 jiwa, ini berarti persebaranjumlah penduduk laki-laki dan perempuanhampir seimbang.

Penelitian ini juga sejalan denganpenelitian yang dilakukan oleh Nasution,dkk (2009) tentang faktor-faktor yangberhubungan dengan infeksi saluranpernafasan akut pada balita di daerah urbanJakarta menemukan hasil bahwa jeniskelamin hampir seimbang antara laki-laki(51,5%) dan perempuan (48,5%). Padapenetilian tersebut tidak didapatkanhubungan antara jenis kelamin denganprevalensi ISPA pada balita.

b. UmurHasil penelitian yang telah dilakukan

di wilayah kerja Puskesmas Rumbai,

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

5

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

didapatkan hasil usia responden terbanyakberada pada rentang umur 3 tahunsebanyak 25 orang (40,07%). Penelitianyang dilakukan oleh Elyana dan Candra(2008) menunjukkan bahwa umur tidakberhubungan dengan frekuensi ISPA.Mikroorganisme penyebab ISPA sangatbanyak jenisnya dan bisa menyerangsegala usia sehingga infeksi saluranpernafasan atas dapat terjadi pada siapasaja, pada usia berapapun. Walaupun padaumumnya semakin dewasa, daya tahantubuh sudah semakin sempurna, namun halini tidak berpengaruh terhadap kejadianISPA.

2. Gambaran tingkat keparahan batuk anaksebelum dan sesudah pemberian minumanjahe madu pada kelompok eksperimen dankelompok kontrol

Penelitian yang telah dilakukan diwilayah Puskesmas Rumbai didapatkan hasilrata-rata tingkat keparahan batu anak sebelumdiberikan minuman jahe madu yaitu 22,00pada kelompok eksperimen dan 26,96 padakelompok kontrol. Sedangkan rata-ratatingkat keparahan batuk anak sesudahdiberikan minuman jahe madu yaitu 16,62pada kelompok eksperimen dan 23,58 padakelompok kontrol. Berdasarkan hasil tersebutdapat disimpulkan bahwa terjadi penurunanrata-rata tingkat keparahan batuk sesudahdiberikan minuman jahe madu (post test) padakelompok eksperimen sedangkan padakelompok kontrol terjadi penurunan rata-ratatingkat keparahan batuk (post test) yang tidaksignifikan tanpa diberikan minuman jahemadu.

Hasil penelitian ini sesuai denganpenelitian yang dilakukan oleh oleh Yulfina(2011) tentang efektifitas pemberianminuman jahe terhadap penurunan keparahanbatuk pada anak dengan ISPA di wilayahkerja Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru.Mimuman jahe madu diberikan 2 kali dalam 1hari selama 5 hari kepada responden. Jaheyang mengandung minyak atsiri berkisar 3%merupakan sebuah zat aktif yang dapatmengobati batuk.

3. Efektifitas pemberian minuman jahe maduterhadap penurunan keparahan batuk padaanak

Penelitian yang telah dilakukan diwilayahkerja Puskesmas Rumbai, maka didapatkan hasiluji statistik dengan menggunakan uji tindependent diperoleh p (0,001) < α (0,05). Halini berarti terdapat perbedaan yang signifikanantara mean tingkat keparahan batuk anak padakelompok eksperimen dan kelompok kontrolsesudah diberikan minuman jahe madu sehinggadapat disimpulkan bahwa pemberian minumanjahe madu dapat menurunkan tingkat keparahanbatuk.

Hasil uji statistik dengan menggunakan ujit dependent diperoleh p value (0,032) < α (0,05).Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikanantara mean tingkat keparahan batuk anak padakelompok eksperimen sebelum dan sesudahdiberikan minuman jahe madu sehingga dapatditarik kesimpulan bahwa pemberian minumanjahe madu efektif dalam menurunkan keparahanbatuk pada anak.

Hal ini sejalan dengan penelitian yangdilakukan oleh Yulfina (2011) tentang efektifitaspemberian minuman jahe terhadap penurunankeparahan batuk pada anak dengan ISPA diwilayah kerja Puskesmas Lima Puluh Pekanbarudengan hasil p value = 0,000 atau p < α (0,05)maka Ho ditolak artinya pemberian minumanjahe efektif untuk menurunkan keparahan batukpada anak dengan ISPA.

Penelitian ini juga didukung sebuahpenelitian di Amerika yang dilakukan olehCohen, dkk pada tahun 2009. Anak-anak denganISPA dan batuk malam hari diberi 1 dari 3produk madu, plasebo pada pemberian 30 menitsebelum tidur dan tanpa ada perawatan. Hasilyang ditemukan madu menghasilkanpeningkatan perbaikan yang terbesar. Frekuensibatuk anak yang menerima madu memiliki rata-rata peningkatan 1,89 poin, 1,39 poin bagi anakyang menerima plasebo dan 0,92 poin bagi yangtidak memerima perawatan (p 0,01).

Pemberian minuman jahe madu dapatmenurunkan keparahan batuk pada anak, karenakandungan minyak atsiri dalam jahe yangmerupakan zat aktif yang dapat mengobati batuk(Nooryani, 2007), sedangkan zat antibiotik padamadu yang dapat menyembuhkan beberapapenyakit infeksi seperti batuk anak pada ISPA(Aden, 2010). Anak yang telah diberikan

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

6

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

minuman jahe madu oleh peneliti gejalakeparahan batuk seperti batuk berdahak, pilek,rewel, tidak nafsu makan dan gejala lainnyamenjadi berkurang. Dengan demikian padapenelitian ini dapat disimpulkan bahwapemberian minuman jahe madu dapatmenurunkan tingkat keparahan batuk pada anakdengan ISPA.

KESIMPULANHasil penelitian menunjukkan bahwa

karakteristik responden paling banyak kelompokperempuan (59,6%) dan umur 3 tahun (48,07%).Berdasarkan hasil uji t dependent menunjukkansignifikansi dengan nilai p (0,032) < α (0,05).Pada kelompok kontrol terjadi penurunankeparahan batuk namun tidak signifikanberdasarkan hasil uji t dependent menunjukkantidak terdapat signifikansi dengan nilai p (0,134)> α (0,05). Hasil uji t independent dimanadiperoleh p (0,001) < α (0,05). Hal ini berartiterdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat keparahan batuk anak padakelompok eksperimen dan kelompok kontrolsesudah diberikan minuman jahe madu.

SARAN1. Bagi pelayanan kesehatan

Bagi pelayanan kesehatan disarankanuntuk dapat menjadikan hasil penelitian inisebagai salah satu intervensi keperawatanpada anak yang menagalami batuk.

2. Bagi perkembangan ilmu keperawatanBagi perkembangan Ilmu Keperawatan

khususnya tenaga pengajar dan pelajardisarankan untuk dapat memakai hasilpenelitian ini sebagai salah satu sumberinformasi mengenai perbandingan efektifitaspemberian minuman jahe madu terhadapkeparahan batuk anak dengan ISPA sehinggadapat dijadikan sebagai salah satu terapialternatif.

3. Bagi masyarakatBagi masyarakat khususnya ibu yang

anaknya mengalami batuk disarankan untukdapat mengaplikasikan minuman jahe madusebagai salah satu metode pengobatanalternatif untuk mengurangi batuk pada anak.

4. Bagi peneliti selanjutnyaHasil penelitian ini dapat dijadikan

tambahan informasi untuk mengembangkan

penelitian lebih aplikatif tentang jahe danmadu terhadap batuk pada anak.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Kepala Puskesmas Rumbaiyang telah bersedia memberikan izin kepadapeneliti untuk melakukan penelitian.

1Apri Nur Ramadhani:MahasiswaProgram Studi Ilmu KeperawatanUniversitas Riau, Indonesia

2Riri Novayelinda: Dosen DepartemenKeperawatan Anak Program Studi IlmuKeperawatan Universitas Riau, Indonesia

3Rismadefi Woferst: Dosen DepartemenKeperawatan Medikal Bedah ProgramStudi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (2010). Sensus penduduk2010 Propinsi Riau. Diperoleh tanggal,14 juli 2014 darihttp://sp2010.bps.go.id/index.php/site?id=1400000000&wilayah=Riau.

Dahlan, M. S. (2009). Statistik untuk kedokterandan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Departemen Kesehatan RI. (2010). Kejadianpenyakit ISPA pada balita. Diperolehtanggal 7 Oktober 2013 darihttp://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2086.

Departemen Kesehatan RI. (2002).Pedomanpemberantasan penyakit infeksi saluranpernapasan akut untuk penanggulanganpnemonia pada balita. Jakarta: DirjenPPM & PLP.

Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru (2012). Datapenemuan penyakit ISPA. Pekanbaru:Dinkes Kota Pekanbaru.

Elyana, M. & Candra, A. (2008). Hubunganfrekuensi ispa dengan status gizi balita.Diperoleh tanggal 1 juni 2014 darihttp://ejournal.undip.ac.id/index.php/actanutrica/article/view/4859.

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat

7

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014

Hastono, S. P. (2007). Analisis data kesehatan.Jakarta: Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Riau.

Heru, S. K., & Yasril. (2009). Tehnik samplinguntuk penelitian kesehatan. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Hidayat, A. A (2007). Riset keperawatan danteknik penulisan ilmiah. Jakarta: SalembaMedika.

Hidayat, A. (2009). Pengantar kebutuhan dasarmanusia. Jakarta: Salemba Medika.

Iptek kesehatan. (2012). Perubahan iklim picuwabah penyakit pernapasan. Diperolehtanggal 25 Oktober 2013 darihttp://www.poskotanews.com/2012/09/21/perubahan-iklim-picu-wabah-penyakit-pernapasan/.

Lamberg, L. (2002). Inadequate sleep. AmericanMedical Association. Diperoleh tanggal 5September 2013 darihttp://futureofchildren.org/futureofchildren/ publications/docs/16_01_03.pdf&prev/.

Maryunani, A. (2010). Ilmu kesehatan anakdalam kebidanan. Jakarta. Trans InfoMedia.

Mei, E., & Aryu, C. (2008). HubunganFrekuensi ISPA dengan status gizi balita.Diperoleh pada tanggal 20 juni 2014 darihttp://download.portalgaruda.org/article.

Nasution, K., dkk. (2009). Infeksi saluran napasakut pada balita di daerah urbanJakarta. Sari Pediatri. Diperoleh tanggal20 juni 2014 darihttp://saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-4-1.pdf.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodelogi penelitiankesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitiankesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep & penerapanmetodologi penelitian ilmu keperawatan:Pedoman skripsi, tesis, dan instrumenpenelitian keperawatan. Jakarta:Salemba Medika.

Nursalam. (2008). Metodologi risetkeperawatan: pedoman praktiskeperawatan. Surabaya: Salembamedika.

Paul, I. M., Beiler J., McMonagle, A., Shaffer,M, L., Duda, L., & Berlin, C, M. (2007).Pengaruh madu, dextromethorphan, dan

tidak ada pengobatan batuk padanocturnal dan kualitas tidur untuk batukanak-anak dan orang tua mereka.Diperoleh pada tanggal 3 September2013 dari http//www.archpediatrics.com.

Riset Kesehatan Dasar(2007). Badan penelitiandan pengembangan kesehatan. Jakarta:Kementrian Kesehatan RepublikIndonesia.

Sofyani, S. (2011). Perbedaan gangguan tidurpada remaja. Diperoleh tanggal 23September 2013 darirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29430/4/Chapter%20II.pdf.

Uripi, V. (2004). Menu sehat untuk balita. Jakarta:Puspa Swara.

WHO. (2003a). Traditional medicine. Diperolehtanggal 2 Desember 2013 darihttp://www.who.int/inf-fs/en/fact134.html.

WHO. (2003b). Traditional medicine. Diperolehtanggal 5 September 2013 dari http//www.who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en/.

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat
Page 40: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat
Page 41: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat
Page 42: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat
Page 43: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat
Page 44: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat
Page 45: KARYA TULIS ILMIAH PENGGUNAAN MINUMAN HERBAL …elib.stikesmuhgombong.ac.id/297/1/NANDA NUR AINI NIM. B1301073.pdf · Selama penyusunan laporan karya tulis ilmiah ini penulis mendapat