karya tulis ilmiah - · pdf file1 tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan komunikasi,...
TRANSCRIPT
1
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN
KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) OBAT DENGAN
RESEP OLEH TENAGA FARMASI DI INSTALASI FARMASI RSI PKU
MUHAMMADIYAH
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat guna mencapai
gelar Ahli Madya Farmasi
Disusun Oleh :
DIDI RAHMAN
10.71.12051
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III FARMASI
2013
2
i
3
ii
4
iii
5
iv
6
v
7
RINGKASAN
DIDI RAHMAN (10.71.12051), Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap
Pelayanan Komunikasi, Informasi, Dan Edukasi (KIE) Obat Dengan Resep Oleh
Tenaga Farmasi Di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah. Karya Tulis
Ilmiah. Program Studi DIII Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya, 2013.
Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama, dimana kepuasan pelanggan
akan terpenuhi bila pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan harapan mereka.
Oleh karena itu rumah sakit perlu menilai faktor-faktor apa saja yang akan
mempengaruhi kepuasan pasiennya dan apakah kepuasan pasiennya terpenuhi.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi
Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya salah satunya adalah pelayanan
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai obat.
Pelayanan instalasi farmasi yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat
kepuasan pasien atau konsumen, serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan, karena 25% kesembuhan pasien
di harapkan diperoleh dari kenyamanan serta baiknya pelayanan apotek,
sedangkan 75% berasal dari obat yang digunakan pasien
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan KIE obat dengan resep oleh tenaga farmasi di Instalasi
Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. Penelitian ini bersifat
deskriptif dengan pendekatan prospektif. Pengumpulan data dilakukan melalui
kuesioner kepada 90 orang responden pasien rawat jalan. Adapun teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Purpossive Sampling dan
Accidental Sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reabilitas,
persentase, dan Customer Satisfaction Index (CSI).
Dari hasil penelitian diperoleh hasil: Tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan KIE berdasarkan Index kepuasan pelanggan (pasien) atau Customer
Satisfaction Index (CSI) adalah sebesar 68,8% (0,688). Nilai tersebut berada pada
rentang 0,601- 0,80. Angka ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan pasien
vi
8
rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya berada pada kategori “puas”
terhadap pelayanan KIE di Instalasi Farmasi tersebut.
Pasien yang merasa puas dalam pelayanan KIE yang dilakukan oleh
farmasis di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya akan
berdampak positif bagi pasien dan rumah sakit. Pasien yang merasa puas akan
cenderung patuh dalam terapi pengobatan sehingga tujuan terapi pengobatannya
tercapai dan pasien merasa aman terhadap obat yang digunakan. Sedangkan bagi
rumah sakit, pasien yang merasa puas dengan jasa pelayanan yang diterimanya
akan memperlihatkan kecenderungan yang besar untuk menggunakan kembali
jasa yang ditawarkan oleh pemberi jasa tersebut dimasa yang akan datang.
Kata kunci: Tingkat Kepuasan Pasien, Pelayanan Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE), Customer Satisfaction Index (CSI)
vii
9
KATA PENGANTAR
Assallamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap
Pelayanan Komunikasi, Informasi, Dan Edukasi (KIE) Obat Dengan Resep Oleh
Tenaga Farmasi Di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah” dan selama
penyusunan KTI dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Penyusunan KTI ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya, kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
2. Bapak Drs. H. Bulkani, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.
3. Bapak dr. H. Fery Iriawan MPH selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
4. Ibu Rabiatul Adawiyah S.Farm., Apt selaku Ketua Program Studi D-III
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
5. Ibu Rusdiah Fatatik, M.Si selaku Pembimbing Akademik.
6. Bapak Guntur Satrio P., S.Farm., M.Si., Apt dan Bapak Drs. H. Supardi, M.Pd
selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya serta memberikan
bimbingan, arahan serta masukan kepada penulis.
7. Ibu Dra. Hj. Agustinawati U., M.Si., Apt dan Ibu Rabiatul Adawiyah.,
S.Farm., Apt selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan
yang bermanfaat untuk KTI saya.
8. Bapak/Ibu Dosen yang telah dengan sabar mendidik dan membimbing saya
dengan kesabaran dan keikhlasan selama perkuliahan.
9. Staf pegawai Program Studi D-III Farmasi dan Fakultas Kesehatan
Muhammadiyah Palangkaraya yang telah banyak membantu.
viii
10
10. Kepada kedua orang tua, adik – adik ku dan seluruh keluarga yang saya cintai
khususnya kedua orang tua ku yang sangat ku cintai sebagai wujud baktiku
karena mereka yang selalu memberikan kasih sayang, nasihat, didikan, do`a
serta dukungan moral dan material yang tak terhingga.
11. Sahabat-sahabatku (Ferry, Nurul, Yati, dan Tono) terima kasih atas dukungan,
motivasi dan kenangan indah selama kita kuliah yang takkan kulupakan.
Friends forever !!!
12. Teman-teman satu angkatan dan satu perjuangan farmasi angkatan 2010,
terimakasih atas kenangan kebersamaannya selama perkuliahan.
13. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas bantuan dan
dukungan yang diberikan.
Semoga Allah SWT membalas semua bantuan yang telah diberikan kepada
penulis. Penulis menyadari penyusunan KTI ini masih belum sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak.
Palangkaraya, Juli 2013
Penulis
ix
11
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
LEMBAR PENGUJIAN ..................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv
RIWAYAT PENYUSUN .................................................................................... v
RINGKASAN ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 3
C. Batasan Masalah ......................................................................... 3
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
A. Rumah Sakit ............................................................................... 5
B. Tugas Dan Fungsi RumahSakit ................................................... 6
C. Klasifikasi Rumah Sakit .............................................................. 7
D. Jenis-Jenis Pelayanan Rumah Sakit ........................................... 8
E. Instalasi Farmasi Rumah Sakit .................................................... 9
F. Gambaran Umum RSI PKU Muhammadiyah Palangka
Raya............................................................................................. 11
G. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi .......................................... 12
H. Aspek-Aspek Yang Perlu Dinformasikan Kepada Pasien ......... 17
I. Kepuasan ..................................................................................... 18
x
12
J. Cara Mengukur Kepuasan ........................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 21
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 21
B. Metode Penelitian........................................................................ 21
C. Populasi, Populasi Target dan Sampel Penelitian ....................... 21
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 22
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 22
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 25
A. Uji Instrument ............................................................................. 25
B. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan
Pasien Berdasarkan Cara berkomunikasi .................................... 26
C. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan
Pasien Berdasarkan Kejelasan Berkomunikasi Dalam
Penyampaian Informasi Dan Edukasi/Pembelajaran Oleh
Petugas ........................................................................................ 27
D. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan
Pasien Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas
Tentang Cara Pakai Obat ............................................................ 28
E. Distibusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan
Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang
Aturan Pakai Obat ....................................................................... 29
F. Disribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan
Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang
Indikasi (kegunaan) Obat ............................................................ 30
G. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan
Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang
Efek Samping Obat ..................................................................... 31
H. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan
Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang
Kontraindikasi Obat .................................................................... 32
I. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan
Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang
Cara Penyimpanan Obat .............................................................. 33
J. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan
Berdasarkan Penyampaian Pembelajaran/Pemahaman
Tentang Obat atau Segala yang Perlu Diketahui Tentang
Obat ............................................................................................. 34
xi
13
K. Distribusi Persentase Jawaban Responden pada
Keseluruhan Pernyataan dan Total Keseluruhan Atribut
Pernyataan Persepsi Responden Berdasarkan Tiap Kategori...... 35
L. Customer Satisfaction Index (CSI) ............................................. 38
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 40
A. Simpulan ..................................................................................... 40
B. Saran ............................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 41
xii
14
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden
berdasarkan cara berkomunikasi .......................................................... 26
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden
berdasarkan kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian
informasi dan edukasi/pembelajaran oleh petugas ............................... 27
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden
berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai
obat ....................................................................................................... 28
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden
berdasarkan aturan pakai obat .............................................................. 29
Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden
berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang indikasi
(kegunaan) obat .................................................................................... 30
Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden
berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang efek
samping obat ......................................................................................... 31
Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden
berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang
kontraindikasi obat ............................................................................... 32
Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden
berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang cara
penyimpanan obat ................................................................................. 34
Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden
berdasarkan penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat
dan atau segala yang perlu diketahui tentang obat ............................... 35
Tabel 10. Distribusi Persentase Jawaban Responden Pada Keseluruhan
Item Pernyataan .................................................................................... 37
Tabel 11. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) Item Pernyataan
Kualitas Pelayanan KIE ........................................................................ 39
xiii
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Frekuensi persepsi responden berdasarkan cara
berkomunikasi ............................................................................... 26
Gambar 2. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan
berkomunikasi dalam penyampaian informasi dan
edukasi/pembelajaran oleh petugas ............................................... 27
Gambar 3. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan
berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang cara
pakai obat....................................................................................... 28
Gambar 4. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan
berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang aturan
pakai obat....................................................................................... 29
Gambar 5. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan
berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang
indikasi (kegunaan) obat................................................................ 30
Gambar 6. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan
berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang efek
samping obat .................................................................................. 31
Gambar 7. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan
berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang
kontraindikasi obat ........................................................................ 32
Gambar 8. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan
berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang cara
penyimpanan obat .......................................................................... 34
Gambar 9. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan
berdasarkan penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang
obat dan atau segala yang perlu diketah ui tentang obat ............... 35
Gambar 10. Persentase tingkat kepuasan terhadap pelayanan KIE dari
hasil keselururan item pernyataan persepsi responden
berdasarkan tiap kategori ............................................................... 37
Gambar 11. Persentase total keselururan item pernyataan persepsi
responden berdasarkan tiap kategori ............................................. 39
xiv
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
Lampiran 2. Surat Izin Balasan Penelitian
Lampiran 3. Hasil Uji Reabilitas
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas
Lampiran 5. Kuesioner TingkatKepuasan Pasien Terhadap Pelayanan KIE
Lampiran 6. Foto-Foto Kegiatan Penelitian
Lampiran 7. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Lampiran 8. Data Responden Berdasarkan Usia
Lampiran 9. Data Responden Berdasarkan Pekerjaan
Lampiran 10. Data Responden Berdasarkan Pendidikan
Lampiran 11. Data Kuesioner Responden Uji Instrument
Lampiran 12. Data Kuesioner Responden Pelayanan KIE
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan perkembangan rumah sakit saat ini mengalami perubahan
besar dimana rumah sakit sedang berada dalam suasana global dan
kompetitif. Rumah sakit sebagai sarana kesehatan dituntut untuk selalu
mempertahankan mutunya dengan memberikan pelayanan yang sesuai
dengan harapan masyarakat sebagai penerima jasa dapat merasa puas
(Manurung, 2010).
Rumah sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang
terdiri dari berbagai unit pelayanan salah satunya adalah Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS). IFRS merupakan suatu bagian atau unit atau divisi yang
menangani pelayanan kefarmasian. Dimana, salah satu tujuan dari pelayanan
farmasi adalah melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
mengenai obat (Anonim, 2004).
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di
rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut
diperjelas dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang
menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan
farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Anonim,
2004)
Pelayanan instalasi farmasi yang bermutu adalah pelayanan kesehatan
yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat
kepuasan pasien atau konsumen, serta penyelenggaraannya sesuai dengan
kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan, karena 25%
kesembuhan pasien di harapkan diperoleh dari kenyamanan serta baiknya
1
2
pelayanan apotek, sedangkan 75% berasal dari obat yang digunakan pasien
(Manurung, 2010).
Rumah Sakit Islam Pusat Kesehatan Umat (RSI PKU)
Muhammadiyah Palangka Raya merupakan salah satu rumah sakit rujukan
bagi masyarakat Palangka Raya. RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya
merupakan rumah sakit swasta yang baru berdiri, sehingga diperlukan
berbagai upaya dalam peningkatan mutu pelayanan. Salah satu faktor yang
menunjang dalam peningkatan mutu pelayanannya adalah IFRS, karena di
IFRS terjadi kontak langsung dengan pasien dalam pelayanan farmasi. Faktor
yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi
Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya salah satunya adalah
pelayanan KIE mengenai obat. Dimana tujuan dari KIE sendiri agar farmasis
terampil berkomunikasi dengan pasien pada saat penyampaian informasi dan
edukasi mengenai obat yang bertujuan mencegah terjadinya medication error
dan adverse event (kejadian yang tidak diharapkan) dalam menggunakan
obat, karena sudah menjadi tanggung jawab seorang farmasis terhadap
keselamatan pasiennya.
Idealnya, seorang farmasis baik diminta ataupun tidak harus selalu
aktif melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai obat
sehingga tujuan terapi pengobatan dapat tercapai dengan baik dan akan
membuat pasien merasa aman dengan obat yang dibeli.
Pelayanan farmasi yang diberikan di Instalasi Farmasi RSI PKU
Muhammadiyah Palangka Raya khususnya pelayanan KIE, diharapkan pasien
akan dapat memberikan penilaian tersendiri terhadap pelayanannya di
Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya tersebut. Jika
pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang dikehendaki, maka pasien akan
merasa puas, jika yang terjadi yang sebaliknya maka akan menyebabkan
image negatif terhadap rumah sakit tersebut, yang akan mengakibatkan
menurunnya jumlah pasien akhirnya akan menyebabkan pengurangan
keuntungan. Pasien yang merasa puas dengan jasa pelayanan yang
diterimanya akan memperlihatkan kecenderungan yang besar untuk
3
menggunakan kembali jasa yang ditawarkan oleh pemberi jasa tersebut
dimasa yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) obat dengan resep oleh
tenaga farmasi di instalasi farmasi RSI PKU Muhammadiyah”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah pasien rawat jalan di RSI PKU Muhammadiyah
Palangka Raya sudah merasa puas terhadapa pelayanan Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi (KIE) obat dengan resep oleh tenaga farmasi ?”
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak meluas dari permasalahan di atas maka
permasalahan tersebut dibatasi dengan batasan masalah sebagai berikut:
1. Batasan masalah pada penelitian ini hanya tentang kepuasan pasien
terhadap pelayanan KIE obat dengan resep.
2. Penelitian ini dilakukan di RSI PKU Muhammadiyah Kota Palangka Raya.
3. Pasien yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien rawat jalan di
Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan KIE obat dengan resep oleh tenaga farmasi di instalasi farmasi RSI
PKU Muhammadiyah Palangka Raya ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan KIE oleh tenaga farmasi di Instalasi
Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.
4
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangkaraya
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
masukan bagi pihak Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah
Palangka Raya untuk dijadikan data kepuasan pasien terhadap
pelayanan KIE.
2. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini, dapat menerapkan ilmu dan teori yang
telah diperoleh saat kuliah. Dan diharapkan penelitian ini dapat
memberi pengalaman dan menambah wawasan peneliti.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadi bahan masukan serta hasil penelitian ini dapat dipakai
sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang
dapat diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta, ditandai dengan
pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Rumah
sakit berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar dan rujukan serta
upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan dilakukan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat melalui pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Rumah sakit
selain memiliki fungsi sosial, juga untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan,
penelitian dan pengembangan teknologi di bidang kesehatan. Agar rumah
sakit mampu melaksanakan fungsi yang kompleks, rumah sakit harus
memiliki Sumber Daya Manusia(SDM) profesional dibidang teknis medis
maupun administrasi kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas (Anonim, 1999).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit menyatakan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai
kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani
masalah medik modern, yang semuanya terikat dalam maksud sama, untuk
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar dkk,2004).
5
6
B. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
1. Tugas Rumah Sakit
Pada umumnya tugas rumah sakit ialah menyediakan keperluan
untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/ Menkes/ SK/ 1992,
tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan dan pemeliiharaan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melakukan
rujukan. Sedangkan, Menurut UU Republik Indonesia Nomor 44 Pasal 4
tahun 2009 rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna.
2. Fungsi Rumah Sakit
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 pasal 5 tahun 2009
menyatakan untuk menjalankan tugas sebagaiman dimaksud dalam pasal
4, Rumah Sakit mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam rangka peningkatan kemampuan
dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
d. Penyelenggraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
7
C. Klasifikasi Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit menyebutkan
bahwa Rumah sakit dapat digolongkan berdasarkan jenis pelayanan dan
kepemilikan (pengelolaannya) antara lain sebagai berikut:
1. Berdasarkan Jenis Pelayanan
a. Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
b. Rumah Sakit Khusus
Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu,
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit.
2. Berdasarkan Kepemilikan (Pengelolaanya)
a. Rumah Sakit Pemerintah
Rumah sakit pemerintah adalah rumah sakit yang dibiayai dan
diawasi oleh pemerintah dan diselenggarakan oleh Departemen
Kesehatan, Pemerintah Daerah, Angkatan Bersenjata Indonesia dan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
b. Rumah Sakit Swasta
Rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang dimiliki dan
diselenggarakan oleh Yayasan yang disahkan oleh badan hukum atau
badan hukum lain yang bersifat sosial.
Sedangkan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanannya,
Rumah Sakit Umum diklasifikasikan antara lain sebagai berikut:
1. Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis
Dasar, 5 (lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas)
Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub
Spesialis. Jumlah tempat tidur minimal 400 (empat ratus) buah.
8
2. Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis
Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan)
Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik
Subspesialis Dasar. Jumlah tempat tidur minimal 200 (dua ratus) buah.
3. Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis
Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. Jumlah tempat
tidur minimal 100 (seratus) buah.
4. Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar.
Jumlah tempat tidur minimal 50 (lima puluh) buah.
D. Jenis-Jenis Pelayanan Rumah Sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, jenis-jenis pelayanan
minimal yang wajib disediakan oleh rumah sakit adalah:
1. Pelayanan gawat darurat
2. Pelayanan rawat jalan
3. Pelayanan rawat inap
4. Pelayanan bedah
5. Pelayanan persalinan dan perinatologi
6. Pelayanan intensif
7. Pelayanan radiologi
8. Pelayanan laboratorium patologi klinik
9. Pelayanan rehabilitasi medik
10. Pelayanan farmasi
11. Pelayanan gizi
12. Pelayanan transfusi darah
13. Pelayanan keluarga miskin
14. Pelayanan rekam medis
15. Pengelolaan limbah
9
16. Pelayanan administrasi manajemen
17. Pelayanan ambulans/kereta jenazah
18. Pelayanan pemulasaraan jenazah
19. Pelayanan laundry
20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
21. Pencegah Pengendalian Infeksi
E. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh, dan berorientasi pada
pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan
farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Anonim,
1999).
Tujuan pelayanan farmasi adalah (Anonim, 2004):
1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan
gawat darurat maupun non-darurat sesuai dengan kondisi pasien maupun
fasilitas yang tersedia.
2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi.
3. Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai obat.
4. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan yang berlaku.
5. Memberi dan mengawasi pelayanan yang bermutu melalui analisis, telaah
dan evaluasi pelayanan.
6. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisis, telaah
pelayanan.
7. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metode.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan salah satu divisi
dari rumah sakit yang mempunyai pengaruh sangat besar pada perkembangan
profesional rumah sakit dan juga terhadap ekonomi dan biaya total rumah
sakit. IFRS adalah satu-satunya divisi rumah sakit yang bertanggung jawab
penuh atas pengelolaan dan pengendalian seluruh sediaan farmasi dan
10
perbekalan kesehatan lain yang beredar dan digunakan di rumah sakit
(Siregar dkk, 2004).
1. Tugas dan Tanggung Jawab IFRS
Tugas utama IFRS adalah pengelolaan mulai dari perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung
kepada penderita sampai dengan pengendalian semua perbekalan
kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit baik untuk
penderita rawat tinggal (inap), rawat jalan maupun untuk semua unit
termasuk poliklinik rumah sakit dan juga menyediakan terapi obat yang
optimal bagi semua penderita dan menjamin pelayanan bermutu tertinggi
dan yang paling bermanfaat dengan biaya minimal. IFRS bertanggung
jawab mengembangkan suatu pelayanan farmasi yang luas dan
terkoordinasi dengan baik dan tepat, untuk memenuhi kebutuhan berbagai
bagian/unit diagnosis dan terapi, unit pelayanan keperawatan, staf medik
dan rumah sakit keseluruhan untuk kepentingan pelayanan penderita yang
lebih baik (Siregar dkk, 2004).
2. Lingkup Fungsi IFRS
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/ Menkes/ SK/ X/ 2004
menyatakan fungsi IFRS adalah:
a. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1) Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit
2) Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
3) Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan
yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku
4) Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit
5) Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
ketentuan yang berlaku
6) Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan kefarmasian
11
7) Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di
rumah sakit.
b. Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan
1) Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien
2) Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
dan alat kesehatan
3) Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan
alat kesehatan
4) Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat
kesehatan
5) Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga
6) Memberi konseling kepada pasien/keluarga
7) Melakukan pencampuran obat suntik
8) Melakukan penyiapan nutrisi parenteral
9) Melakukan penanganan obat kanker
10) Melakukan penentuan kadar obat dalam darah
11) Melakukan pencatatan setiap kegiatan
12) Melaporkan setiap kegiatan
F. Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Palangka Raya
RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya yang terletak di jalan RTA.
Milono Km. 2,5 Palangka Raya, perkembangan RSI PKU Muhammadiyah
Palangka Raya diawali dari Poliklinik Umum, BKIA dan Rumah Bersalin,
dengan Surat Ijin Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah
dengan Nomor 466/BYK-IV/III-2003 tanggal 03 Maret 2003.
Pembangunan Rumah Sakit ini dicetuskan oleh tokoh Muhammadiyah
Kalimantan Tengah yaitu Bapak Drs. H. Saiful Fadhlani G, pada saat itu
menjabat sebagai Ketua PW Muhammadiyah Kalimantan Tengah, dengan
harapan dapat melayani masyarakat Kalimantan Tengah khususnya di bidang
kesehatan.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) diketahui sangat penting
sebagai penunjang sarana pelayanan kesehatan masyarakat/pasien yang
12
berobat di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. Pada bulan Juli 2009
Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya dibuka. Instalasi
Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya ditangani oleh seorang
Apoteker Penanggung Jawab Instalasi Farmasi, yaitu Evi mulyani, S. Farm.,
Apt dan Eriza Kristiningsih, S. Farm., Apt sebagai Kepala Instalasi Farmasi
RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya dengan dibantu oleh 1 (satu) orang
Apoteker dan 8 (delapan) orang Tenaga Teknis Kefarmasian. Dalam
pelayanannya Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya
tidak mempunyai depo atau Instalasi khusus untuk pelayanannya. Oleh
karena itu, Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya
menggunakan sistem sentralisasi, yang mana pasien IGD, rawat jalan dan
rawat inap dilayanani dalam 1 (satu) Instalasi Farmasi.
G. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
1. Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa lain “communis” yang berarti
“sama”. Sama disini maksudnya sama makna. Jadi, kalau dua orang
terlibat dalam komunikasi akan terjadi dan berlangsung selama ada
kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan (Susanti, 2007).
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau
perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui
media) (Kock, 2012).
Komunikasi dapat dilakukan secara verbal atau non-verbal. Verbal
berarti dengan kata-kata baik secara lisan maupun tertulis, sedangkan non-
verbal berarti tanpa kata-kata. Lima proses komunikasi verbal meliputi
berbicara, menulis, mendengarkan, dan berpikir (komunikasi dengan
menggunakan pikiran hanya untuk komunikasi dengan diri sendiri)
(Machfoedz, 2009).
Komunikasi merupakan proses transaksi multidimensional yang
ditentukan oleh interaksi yang terjadi di antara pihak komunikator dan
13
komunikan. Respon komunikan sangat dipengaruhi oleh perlakuan pihak
komunikator (Machfoedz, 2009).
Komunikasi merupakan salah satu aspek penting yang mutlak
dikuasai oleh seorang farmasis dalam melakukan praktek kefarmasian
khususnya di masyarakat. Farmasis yang handal dalam komunikasi akan
mampu memberi penjelasan dengan baik dan jelas kepada pengguna jasa
atau layanan kefarmasian baik itu pasien, tenaga kesehatan maupun pihak
lain yang terkait dengan pekerjaannya. Seorang Farmasis yang
komunikatif tentunya tidak cukup dengan hanya mampu menjelaskan saja
tetapi akan menjadi nilai tambah jika dapat memberi pemahaman dan
mengedukasi pengguna sehingga pengguna benar-benar merasakan
manfaat dari layanan yang diberikan farmasis (Siregar, 2006).
Idealnya, maka farmasis baik diminta ataupun tidak harus selalu
pro aktif melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
mengenai obat sehingga dapat membuat pasien merasa aman dengan obat
yang dibeli.
Tingkat kejelasan pengertian yang diberikan farmasis tentang
obatnya sangatlah penting. Istilah medik selalu harus dihindari karena
pasien kebanyakan pasien tidak akan mengerti dengan kata-kata umum
yang digunakan dalam lingkungan medik. Pasien jarang bertanya arti suatu
istilah medik, ia mengangap itu sebagai suatu informasi yang tidak
berguna. Menguasai suatu kosa kata yang cukup sederhana bagi pasien
untuk dimengerti sewaktu menerangkan suatu pengobatan, sangat penting
untuk keberhasilan edukasi. Pasien yang gagal mengerti instruksi dari
resep sering menyebabkan gagal kemauan, karena itu informasi harus
disajikan kepada pasien dalam bahasa yang ia dapat mengerti (Siregar,
2006).
a. Bentuk Dasar Komunikasi
1) Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal ialah komunikasi dalam bentuk
percakapan atau tertulis. Setiap orang dalam berkomunikasi secara
14
verbal dalam menyampaikan pesan atau informasi. (Machfoedz,
2009).
Komunikasi verbal, yaitu lisan, dapat berlangsung dalam
bentuk tatap muka langsung, seorang berhadapan dengan seorang,
kelompok kecil, dalam pertemuan, dalam penyajian, atau
pemanfaatan telepon (Siregar, 2006).
2) Komunikasi Non-verbal
Komunikasi non-verbal adalah penyampaian pesan dengan
isyarat-isyarat tertentu tanpa disertai kata-kata disebut komunikasi
non-verbal pesan non-verbal dapat memperkuat pesan yang
disampaikan secara verbal (Machfoedz, 2009)
Seorang farmasis harus menyadari pentingnya komunikasi
nonverbal dalam pelayanan KIE, karena itu, seorang farmasis harus
secara tetap memperhatikan berbagai tanda non-verbal, seperti tanda
cemas, marah, atau malu.
Banyak studi menunjukkan bahwa komunikasi non-verbal,
sama penting dengan komunikasi verbal. Ada berbagai kaidah yang
mudah untuk diingat apabila memberikan KIE pada pasien dan akan
menghasilkan komunikasi yang lebih baik (Siregar, 2006).
b. Proses Komunikasi
Proses komunikasi pada hakekatnya adalah penyampaian
pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan
lain-lain. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya dari
lubuk hati (Susanti, 2007).
Ada dua jenis proses komunikasi, yaitu:
1) Proses komunikasi Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai
15
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat,
gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
“menterjemahkan” pikiran dan perasaan komunikator kepada
komunikan (Susanti, 2007).
2) Proses komunikasi Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai
media pertama. Seorang komunikator menggunakaan media kedua
dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai
sasarannya berada ditempat jauh atau jumlahnya banyak. Surat,
telepon, teleks, surat kabar, majalah radio, televisi, film, dan banyak
lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi
(Susanti, 2007).
Proses pelaksanaan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) disini adalah menggunakan proses komunikasi primer. Yaitu,
komunikator menyampaikan informasi secara langsung kepada
pasien.
c. Teknik Dalam Berkomunikasi
Banyak teknik dapat diterapkan dalam berkomukasi. Teknik
komunikasi yang banyak diterapkan saat berhadapan dengan pasien,
yaitu (Machfoedz, 2009):
1) Mendengarkan dengan Aktif
Mengembangkan kemampuan mendengarkan dengan aktif
merupakan aspek yang menguntungkan bagi seorang farmasis.
Mendengarkan dengan aktif meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a) Pasien dan keluarga merasa diperhatikan, didengar dan dipahami
b) Pasien dan keluarga merasa dihargai
c) Pasien dan keluarga dapat dengan mudah mendengarkan dan
memperhatikan informasi yang disampaian oleh farmasis
d) Pasien dan keluarga merasa nyaman
16
e) Memudahkan terjadinya komunikasi dua arah.
Untuk dapat menjadi pendengar yang baik diperlukan sikap
sebagai berikut:
a) Memandang ke arah pasien dengan simpatik pada saat berbicara
b) Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh
c) Tidak menyilangkan kaki dan tangan, tidak bersedekap
d) Menghindari gerakan yang tidak perlu
e) Menggukan kepala jika pasien menyampaikan hal yang penting
atau memerlukan umpan balik.
2) Menyampaikan Informasi
Menyampaikan informasi merupakan suatu tindakan
penyuluhan kesehatan yang ditujukan kepada pasien dan keluarga.
Tujuan tindakan ini adalah untuk memfasilitasi klien dalam
pengambilan keputusan. Penyampaian informasi perlu
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
a) Menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh
pasien
b) Menggunakan kata-kata yang jelas
c) Menggunakan kata-kata yang positif
d) Menunjukkan sikap bersemangat
2. Informasi
Informasi adalah pesan yang disampaikan seseorang komunikator
kepada komunikan. Obat adalah produk khusus yang memerlukan
pengamanan bagi pemakainya, sehingga pasien sebagai pemakai perlu
dibekali informasi yang memadai untuk mengkonsumsi suatu obat.
Informasi yang dibutuhkan pasien, pada umumnya adalah informasi
praktis dan kurang ilmiah dibandingkan dengan informasi yang dibutuhkan
professional kesehatan. Informasi obat untuk PRT diberikan farmasis
sewaktu menyertai kunjungan tim medik ke ruang pasien; sedangkan
untuk pasien rawat jalan, informasi diberikan sewaktu penyerahan obatnya
(Siregar, 2006).
17
Tidak ada rumus untuk jumlah informasi yang harus farmasis
berikan kepada pasien. Pada umumnya, pasien menghendaki informasi
yang cukup dan akan membantunya menyelesaikan terapi semudah dan
seaman mungkin (Siregar, 2006).
Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah
dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini. Informasi obat
pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara
penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan
minuman yang harus dihindari selama terapi (Anonim, 2004).
3. Edukasi
Edukasi adalah proses untuk belajar mengajar yang sangat perlu
diberikan kepada produsen, konsumen dan pengambil kebijakan agar dapat
mengubah perilakunya untuk menjadi lebih baik.
Pentingnya memberikan edukasi kepada pasien adalah untuk
memberitahukan kepada pasien agar ia tidak merasa merendah diri dengan
keadaannya. Juga untuk memberitahukan mengenai terapi yang digunakan.
Terlebih jika pasien menggunakan obat tersebut untuk jangka waktu yang
lama (ISFI, 2010)
Edukasi pasien bukan saja suatu tanggung jawab etika, melainkan
juga tanggung jawab hukum medis (medical-legal). Apoteker yang gagal
mendiskusikan kontraindikasi dan reaksi merugikan tertentu, dapat
dituntut secara hukum jika suaat reaksi yang signifikan terjadi. Misalnya,
seorang farmasis mempunyai tanggung jawab untuk memberi peringatan
pada seorang pasien, tentang bahaya mengoperasikan mesin besar dan
menyetir mobil apabila sedang menggunakan obat sedatif (Siregar, 2006).
H. Aspek-aspek yang perlu diinformasikan kepada pasien
Peran farmasis dalam penyampaian Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) dengan obat kepada pasien harus diberikan mengenai hal-hal
yang penting tentang obat dan pengobatannya. KIE adalah suatu proses
penyampaian informasi antara apoteker dengan pasien atau keluarga pasien
yang dilakukan secara sistematis untuk memberikan kesempatan kepada
18
pasien atau keluarga pasien dan membantu meningkatkan pengetahuan,
pemahaman sehingga pasien atau keluarga pasien memperoleh keyakinan
akan kemampuan dalam penggunaan obat yang benar.
Tujuan dari KIE sendiri adalah agar farmasis dapat menjelaskan dan
menguraikan (explain and describe) penggunaan obat yang benar dan baik
bagi pasien sehingga tujuan terapi pengobatan dapat tercapai dan pasien
merasa aman dengan obat yang dikonsumsi (Pariang, 2013).
Hal-hal yang harus diinformasikan dan didiskusikan pada pasien
dalam Ditjen Binfar Tentang Tanggung Jawab Apoteker Terhadap
Keselamatan Pasien, adalah (Anonim, 2008):
1. Pemahaman yang jelas mengenai indikasi penggunaan dan bagaimana
menggunakan obat dengan benar, harapan setelah menggunakan obat,
lama pengobatan, kapan harus kembali ke dokter.
2. Peringatan yang berkaitan dengan proses pengobatan.
3. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang potensial, interaksi obat dengan
obat lain dan makanan harus dijelaskan kepada pasien.
4. Reaksi obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction – ADR) yang
mengakibatkan cedera pasien, pasien harus mendapat edukasi mengenai
bagaimana cara mengatasi kemungkinan terjadinya ADR tersebut.
5. Penyimpanan dan penanganan obat di rumah termasuk mengenali obat
yang sudah rusak atau kadaluarsa.
I. Kepuasan
Kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin “satis” (artinya
cukup baik, memadai) dan “facto” (melakukan atau membuat), sehingga
secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu (Saudah,
2012).
Saudah (2012) mengatakan, kepuasan adalah perasaan senang
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap
aktivitas dan suatu produk dengan harapannya.
Manurung (2010) mengatakan, kepuasan adalah tanggapan pelanggan
atas terpenuhinya kebutuhan Pelanggan umumnya mengharapkan produk
19
berupa barang atau jasa yang dikonsumsi dapat diterima dan dinikmatinya
dengan pelayanan yang baik atau memuaskan.
Manurung (2010) mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan para pemakai jasa pelayanan, apabila berhasil dipenuhi akan dapat
menimbulkan rasa puas terhadap pelayanan kesehatan.
Dengan pengertian tersebut di atas maka mutu pelayanan adalah yang
merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
menimbulkan rasa puas pada diri setiap pelanggan.
Pihak rumah sakit perlu mengetahui kualitas pelayanan yang telah
diberikan, dan sampai seberapa jauh mempengaruhi kepuasan konsumennya.
Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang
diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan
atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan
yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya (Manurung, 2010).
Kepuasan pasien ditentukan oleh persepsi pasien atas performance
produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pasien akan merasa
puas apabila harapannya terpenuhi. Persepsi pasien terhadap pelayanan
instalasi farmasi yang buruk akan merugikan instalasi farmasi dari aspek
bisnis karena konsumen akan beralih ketempat lain, sedangkan pelayanan
instalasi farmasi yang baik dapat mempengaruhi minat untuk kembali ke
instalasi farmasi yang sama dan akan menjadi promosi dari mulut ke mulut
dari calon pasien lainnya yang diharapkan sangat positif bagi sebuah instalasi
farmasi rumah sakit. Dampak yang timbul tidak saja kepada pasien yang
bersangkutan tetapi kesan buruk ini akan diceritakan kepada orang lain
sehingga citra instalasi farmasi, terutama para petugasnya, termasuk tenaga
farmasinya akan negatif/buruk. Oleh karena itu, persepsi pasien yang baik
terhadap pelayanan harus ditumbuhkan terus menerus dan berkesinambungan
dengan orientasi kepada pelanggan itu sendiri. Hal tersebut penting sebagai
acuan dalam pembenahan kualitas pelayanan, sehingga pelayanan yang
diberikan bisa memberikan kepuasan pada tingkat yang optimal (Manurung,
2010).
20
J. Cara Mengukur Kepuasan
Kepuasan merupakan hasil penilaian perasaan individu yang lebih
bersifat subjektif, maka hal ini menunjuk pada dimensi abstrak yang relatif.
Para ahli telah banyak mengembangkan model pengukuran yang dapat
digunakan untuk mengkuantifikasi dimensi abstrak dari suatu fenomena
(Saudah, 2010).
Salah satu cara untuk mengukur kepuasan pasien adalah dengan
menggunakan kuiseoner. Kuesioner yang paling sering digunakan adalah
kuesioner dengan format tertentu atau self-completed questionnaire.
Keuntungan penggunaan kuesioner antara lain: 1). Administrasi dan
prosesnya mudah dan murah; 2). Menghasilkan data yang telah
distandarisasikan; 3). Terhindar dari bias wawancara. Sedangkan kerugiannya
antara lain : 1). Klarifikasi terhadap ketidak/kekurang jelasan tidak mungkin
dilakukan : 2). Tingkat pengembalian kuesioner rendah, baik terhadap
keseluruhan pertanyaan ataupun terhadap pertanyaan yang penting; 3).
Kurang mendapat tanggapan dan kepedulian dari responden (Saudah, 2012).
Untuk memungkinkan para pelanggan menjawab dalam berbagai
tingkatan bagi setiap butir kepuasan, format tipe Likert biasa dipergunakan.
Kebaikan penggunaan format tipe Likert dibandingkan format chek list yang
hanya memberikan jawaban “ya atau tidak”, ialah tipe Likert tercermin dalam
keragaman skor (variability of scorer) sebagai akibat penggunaan skala yang
berkisar 4 atau 5 tingkatan. Dengan cara pelayanan KIE pada saat pemberian
obat yang tercermin dalam pernyataan, memungkinkan pelanggan
mengekpresikan tingkat pendapat mereka dalam pelayanan (produk) yang
mereka terima lebih mendekati kenyataan sebenarnya. Dari segi pandangan
statistik, skala dengan 4 atau 5 tingkatan lebih tinggi keandalannya dari skala
2 tingkatan (Saudah, 2012).
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di instalasi farmasi RSI PKU
Muhamadiyah Palangka Raya dari tanggal tanggal 23 Mei – 20 Juni 2013.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yaitu penelitian
deskriptif dengan pendekatan prospektif. Metode penelitian deskriptif adalah
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode
penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo,
2005).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan KIE obat dengan resep oleh tenaga farmasi di Instalasi
Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.
C. Populasi, Populasi Target dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan RSI PKU
Muhammadiyah Palangka Raya yang mendapatkan resep obat, atau sedang
menebus resep di instalasi farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.
Populasi target adalah populasi pasien pada tanggal 23 Mei – 23 Juni 2013.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive samplimg yaitu sampel diambil berdasarkan ciri atau sifat populasi
yang telah diketahui sebelumnya dan accidental sampling yaitu sampel
diambil dari responden atau kasus yang kebetulan ada (Notoatmodjo, 2005).
Responden yang dipilih adalah pasien rawat jalan maupun keluarga
pasien yang menemani yang dianggap peneliti mampu berkomunikasi dengan
baik dan pernah menebus resep sebelumnya minimal 1 kali sehingga tanggap
dalam memberikan penilaian terhadap pelayanan RSI PKU Muhammadiyah
Palangka Raya.
21
22
Jumlah responden dalam penelitian ini akan dicari berdasarkan rumus
Slovin (Rahmani, 2009)
N =
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan yang ditolerir (pada penelitian ini ditetapkan 10 %)
Perhitungannya sebagai berikut :
N =
=85,71 90
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki kelompok lain
(Notoatmodjo, 2005). Variabel dalam penelitian ini tingkat kepuasan pasien.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proses pada
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dengan wawancara melalui kuesioner kepada responden yang menjadi subjek
penelitian. Data sekunder diperoleh dari bagian rekam medik untuk
mengetahui data angka jumlah kunjungan pasien rawat jalan.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam proses penelitian ini
adalah:
1. Uji validitas
Uji validitas yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu butir pertanyaan. Suatu pengukuran yang
dikatan valid bila nilai korelasi > 0,361 (Nugroho,2011).
23
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu suatu alat ukur yang menunjukkan sseberapa
besar suatu instrument tersebut dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat
pengumpul data. Suatu pengukuran yang dikatakan reliable bila nilai
αcronbach > 0,60 (Sunyoto, 2012).
Uji validitas dan reabilitas menggunakan uji korelasi parametrik
maka jumlah minimal responden yang digunakan adalah sebanyak 30
orang, karena jumlah ini dianggap cukup untuk mewakili populasi.
3. Persentase
Data yang dikumpulkan kemudian dibuat dalam bentuk tabulasi
dan dianalisis menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
Keterangan : P = Persentase
F = Frekuensi tiap kategori
N = Jumlah Sampel
Serta dibuat pembahasan dan kesimpulan (Sibagariang, dkk. 2010)
4. Customer Satisfaction Index (CSI)
Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan
tingkat kepuasan pasien secara menyeluruh dengan pendekatan yang
mempertimbangkan tingkat kepentingan dari item-item jasa yang diukur.
Pengukuran terhadap CSI diperlukan karena hasil dari pengukuran
dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran ditahun
mendatang. CSI juga diperlukan karena proses pengukuran kepuasan
pelanggan bersifat kontinyu (Rahmani,2009).
Metode pengukuran CSI ini, meliputi tahap-tahap sebagai berikut
(Rahmani,2009):
a. Menghitung Weighting Factor (WF), yaitu mengubah nilai rata-rata
kepentingan menjadi angka persentase dari total rata-rata kepentingan
seluruh item yang diuji, sehingga didapatkan total WF 100%
24
b. Menghitung Weighting Score (WS), yaitu nilai perkalian antar nilai
rata-rata tingkat kinerja (kepuasan) masing-masing atribut dengan WF
masing-masing item.
c. Menghitung Weighting Total (WT), yaitu menjumlah WS dari semua
item pelayanan KIE.
d. Menghitung Satisfaction Index (SI), yaitu Wt dibagi skala maksimal
yang digunakan, kemudian dikali 100%.
Tingkat kepuasan responden secara keseluruhan dapat dilihat dari
kriteria tingkat kepuasan pasien, dengan kriteria berikut (Rahmani, 2010):
a. 0,00 – 0,20 = Sangat Tidak Puas
b. 0,201 – 0,40 = Tidak Puas
c. 0,401 – 0,60 = Cukup Puas
d. 0,601 – 0,80 = Puas
e. 0,801 – 1,00 = Sangat Puas
Analisis skor tingkat kepuasan pada penelitian ini menggunakan
format jawaban Skala Likert, yang memungkinkan pasien menjawab
dalam berbagai tingkatan (1 – 5) dimana setiap jawaban diberi bobot nilai
dengan ketentuaan sebagai berikut (Saudah, 2012):
a. Skor 5 bila jawaban “sangat puas”
b. Skor 4 bila jawaban “puas”
c. Skor 3 bila jawaban “cukup puas”
d. Skor 2 bila jawaban “tidak puas”
e. Skor 1 bila jawaban “sangat tidak puas”
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Instrumen
Pengujian terhadap pernyataan yang terdapat didalam kuesioner
dilakukan melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian dilakukan
dengan penyebaran kuesioner tahap awal terhadap 30 orang responden yang
merupakan pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah
Palangka Raya.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara
skor masing-masing pernyataan dengan skor total dengan keseluruhan 9
item pernyataan, memakai rumus teknik korelasi Product Moment Pearson
yang diolah dengan software SPSS versi 17.00 for windows.
Hasil pengujian validitas untuk sembilan item pernyataan
dinyatakan valid karena tingkat kepuasan lebih besar dari r tabel pada
selang kepercayaan 95 persen yaitu sebesar 0,361, sehingga ke sembilan
item pernyataan tersebut dapat digunakan dalam penyebaran kuesioner
penelitian. Adapun hasil uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik αcronbach. Dalam teknik
ini instrumen di uji cobakan pada 30 responden dan hasilnya dicatat.
Pengolahan teknik αcronbach menggunakan bantuan software SPSS versi
17.00 for windows. Berdasarkan hasil pengolahan dihasilkan αcronbach
untuk tingkat kepuasan yaitu sebesar α = 0,758 dari total seluruh
pernyataan.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai αcronbach yang
lebih besar dari 0,60. Hal ini dapat disimpulkan kemungkinan terjadinya
kesalahan pengukuran dalam kuesioner cukup rendah sehingga
penggunaannya dapat diandalkan dan mampu memberikan hasil
25
26
pengukuran yang konsisten apabila penulis menyebarkan kuesioner secara
berulang kali dalam waktu yang berlainan. Adapun hasil pengujian
reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
B. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden
Berdasarkan Cara Berkomunikasi
Gambar 1. Frekuensi persepsi responden berdasarkan cara berkomunikasi
Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan
responden pada cara berkomunikasi memiliki kepuasan dengan persepsi yang
paling tinggi, yaitu puas sebanyak 45 responden (50%) jawaban dari setiap
persepsi jawaban responden. Persepsi yang memiliki persentase terbesar
kedua adalah cukup puas sebanyak 32 responden (35,6%).
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan
cara berkomunikasi
Cara Berkomunikasi F %
Sangat Tidak Puas 0 0%
Tidak Puas 4 4,4%
Cukup Puas 32 35,6%
Puas 45 50%
Sangat Puas 9 10%
Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
0% 4,4%
35,6%
50%
10%
0
10
20
30
40
50
60
SangatTidak Puas
Tidak Puas CukupPuas
Puas SangatPuas
PersepsiJawabanReseponden
27
C. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden
Berdasarkan Kejelasan Berkomunikasi Dalam Penyampaian Informasi
dan Edukasi/Pembelajaran Oleh Petugas
Gambar 2. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan
berkomunikasi dalam penyampaian informasi dan
edukasi/pembelajaran oleh petugas
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan
responden pada kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian informasi dan
edukasi/pembelajaran oleh petugas memiliki kepuasan dengan persepsi yang
paling tinggi, yaitu puas sebanyak 47 responden (52,2%) jawaban dari setiap
persepsi jawaban responden. Persepsi yang memiliki persentase terbesar
kedua adalah cukup puas sebanyak 36 responden (40%).
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden pada
kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian informasi dan
edukasi/pembelajaran oleh petugas
Kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian
informasi dan edukasi/pembelajaran oleh petugas F %
Sangat tidak puas 0 0%
Tidak puas 1 1,1%
Cukup puas 36 40%
Puas 47 52,2%
Sangat puas 6 6,7% Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
0% 1,1%
40%
52,2%
6,7% 0
10
20
30
40
50
60
Sangattidak puas
Tidak puas Cukup puas Puas Sangatpuas
PersepsiJawabanResponden
28
D. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden
Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Cara Pakai
Obat
Gambar 3. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan
informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai obat
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan
responden pada informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai obat
memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu puas sebanyak
49 responden (54,4%) jawaban dari setiap persepsi jawaban responden.
Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah cukup puas
sebanyak 32 responden (35,6%).
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan
informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai obat
informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai
obat F %
Sangat tidak puas 0 0%
Tidak puas 0 0%
Cukup puas 32 35,6%
Puas 49 54,4%
Sangat puas 9 10% Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
0% 0%
30%
56,7%
13,3%
0
10
20
30
40
50
60
Sangattidak puas
Tidak puas Cukuppuas
Puas Sangatpuas
PersepsiJawabanResponden
29
E. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden
Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Aturan Pakai
Obat
Gambar 4. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan
informasi yang diberikan petugas tentang aturan pakai obat
Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan
responden pada informasi yang diberikan petugas tentang aturan pakai obat
memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu puas sebanyak
51 responden (56,7%) jawaban dari setiap persepsi jawaban responden.
Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah cukup puas
sebanyak 27 responden (30%).
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan
aturan pakai obat
Informasi yang diberikan petugas tentang aturan pakai
obat F %
Sangat tidak puas 0 0%
Tidak puas 0 0%
Cukup puas 27 30%
Puas 51 56,7%
Sangat puas 12 13,3% Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
0% 0%
30%
56,7%
13,3%
0
10
20
30
40
50
60
Sangattidak puas
Tidak puas Cukuppuas
Puas Sangatpuas
PersepsiJawabanResponden
30
F. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden
Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Indikasi
(kegunaan) Obat
Gambar 5. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan
informasi yang diberikan petugas tentang indikasi (kegunaan)
obat
Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan
responden pada informasi yang diberikan petugas tentang indikasi obat
memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu puas sebanyak
44 responden (52,2%) jawaban dari setiap persepsi jawaban responden.
Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah cukup puas
sebanyak 34 responden (37,8%).
Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan
informasi yang diberikan petugas tentang indikasi (kegunaan) obat
Informasi yang diberikan petugas tentang indikasi
(kegunaan) obat F %
Sangat tidak puas 0 0%
Tidak puas 3 3,3%
Cukup puas 34 37,8%
Puas 47 52,2%
Sangat puas 6 6,7% Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
0 3,3%
37,8%
52,2%
6,7% 0
10
20
30
40
50
60
Sangattidak puas
Tidak puas Cukuppuas
Puas Sangatpuas
PersepsiJawabanResponden
31
G. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden
Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Efek Samping
Obat
Gambar 6. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan
informasi yang diberikan petugas tentang efek samping obat
Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan
responden pada informasi yang diberikan petugas tentang efek samping obat
memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu cukup puas
sebanyak 44 responden (48,9%) jawaban dari setiap persepsi jawaban
responden. Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah tidak
puas sebanyak 23 responden (25,6%).
Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan
informasi yang diberikan petugas tentang efek samping obat
Informasi yang diberikan petugas tentang efek
samping obat F %
Sangat tidak puas 1 1,1%
Tidak puas 23 25,6%
Cukup puas 44 48,9%
Puas 18 20%
Sangat puas 4 4,4% Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
1,1%
25,6%
48,9%
20%
4,4% 0
10
20
30
40
50
60
Sangattidak puas
Tidak puas Cukuppuas
Puas Sangatpuas
PersepsiJawabanResponden
32
H. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden
Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Kontraindikasi
Obat
Gambar 7. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan
informasi yang diberikan petugas tentang kontraindikasi obat
Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan
responden pada informasi yang diberikan petugas tentang kontraindikasii obat
memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu cukup puas
sebanyak 51 responden (56,7%) jawaban dari setiap persepsi jawaban
responden. Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah puas
sebanyak responden 23 (25,6%).
Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan
informasi yang diberikan petugas tentang kontraindikasi obat
Informasi yang diberikan petugas tentang
kontraindikasi obat F %
Sangat tidak puas 0 0%
Tidak puas 13 14,4%
Cukup puas 51 56,7%
Puas 23 25,6%
Sangat puas 3 3,3% Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
0%
14,4%
56,7%
25,6%
3,3% 0
10
20
30
40
50
60
Sangattidak puas
Tidak puas Cukuppuas
Puas Sangatpuas
PersepsiJawabanResponden
33
I. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden
Berdasarkan Informasi yang diberikan petugas tentang cara
penyimpanan obat
Gambar 8. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan
informasi yang diberikan petugas tentang cara penyimpanan obat
Berdasarkan Gambar 8 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan
responden pada informasi yang diberikan petugas tentang cara penyimpanan
obat memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu tidak puas
sebanyak 36 responden (40%) jawaban dari setiap persepsi jawaban
responden. Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah cukup
puas sebanyak 35 responden (38,9%). Hal ini dapat dijelaskan bahwa,
kemungkinan farmasis tidak mempunyai cukup waktu untuk menyampaikan
informasi tetang cara penyimpanan obat yang baik terhadap obat yang
diberikan oleh farmasis di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah
Palangka Raya dan juga bisa disebakan karena pasien kurang paham apa yang
disampaikan farmasis terhadap apa dan bagaiman cara penyimpanan obat
sehingga persepsi responden pada item pernyataan didapat persentase yang
tertinggi adalah tidak puas yaitu sebanyak 40%.
0%
40% 38,9%
18,9%
2,2% 05
1015202530354045
Sangattidak puas
Tidak puas Cukuppuas
Puas Sangatpuas
PersepsiJawabanResponden
34
Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan
informasi yang diberikan petugas tentang cara penyimpanan obat
Informasi yang diberikan petugas tentang cara
penyimpanan obat F %
Sangat tidak puas 0 0%
Tidak puas 36 40%
Cukup puas 35 38,9%
Puas 17 18,9%
Sangat puas 2 2,2% Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
J. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden
Berdasarkan Penyampaian Pembelajaran/Pemahaman Tentang Obat
Dan Atau Segala Yang Perlu Diketahui Tentang Obat
Gambar 9. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan
penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat dan atau
segala yang perlu diketahui tentang obat
Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan
responden pada Penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat dan
atau segala yang perlu diketahui tentang obat memiliki kepuasan dengan
persepsi yang paling tinggi, yaitu cukup puas sebanyak 47 responden (52,2%)
jawaban dari setiap persepsi jawaban responden. Persepsi yang memiliki
persentase terbesar kedua adalah puas sebanyak 25 responden(27,8%).
3,3%
13,3%
52,2%
27,8%
3,3% 0
10
20
30
40
50
60
Sangattidak puas
Tidak puas Cukuppuas
Puas Sangatpuas
PersepsiJawabanResponden
35
Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan
penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat dan atau segala
yang perlu diketahui tentang obat
Penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat
dan atau segala yang perlu diketahui tentang obat F %
Sangat tidak puas 3 3,3%
Tidak puas 12 13,3%
Cukup puas 47 52,2%
Puas 25 27,8%
Sangat puas 3 3,3% Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
K. Distribusi Persentase Jawaban Responden Pada Keseluruhan Item
Pernyataan dan Total Keselururan Item Pernyataan Persepsi Responden
Berdasarkan Tiap Kategori
Gambar 10. Persentase tingkat kepuasan terhadap pelayanan KIE dari hasil
keselururan item pernyataan persepsi responden berdasarkan
tiap kategori
0% 0% 0% 0% 0% 1,1% 0% 0%
3% 4,4%
1,1% 0% 0% 3%
25,6%
14,4%
40%
13,3%
35,6%
40%
35,6%
30%
37,8%
48,9%
56,7%
38,9%
52,2% 50%
52,2% 54,4%
56,7%
52,2%
20%
25,6%
18,9%
27,8%
10%
6,7%
10%
13,3%
6,7% 4,4% 3,3%
2,2% 3,3%
0
10
20
30
40
50
60
item 1 item 2 item 3 item 4 item 5 item 6 item 7 item 8 item 9
Sangat Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas
36
Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan
pasien pada keseluruhan item pernyataan yang paling tinggi dari tiap kategori.
Pada kategori sangat tidak puas dapat dilihat pada Gambar 10 dengan
persentase terbesar dari seluruh item pernyataan terdapat pada item
pernyataan 9, yaitu 3%. Pada kategori tidak puas dapat dilihat pada Gambar
10 dengan persentase terbesar dari seluruh item pernyataan terdapat pada item
pernyataan 8, yaitu 40%. Pada kategori cukup puas dapat dilihat pada Gambar
10 dengan persentase terbesar dari seluruh atribut pernyataan terdapat pada
item pernyataan 7, yaitu 56,7%. Pada kategori puas dapat dilihat pada
Gambar 10 dengan persentase terbesar dari seluruh iem pernyataan terdapat
pada item pernyataan 4, yaitu 56,7%. Pada kategori sangat puas dapat dilihat
pada Gambar 10 dengan persentase terbesar dari seluruh item pernyataan
terdapat pada item pernyataan 4, yaitu 13,3%.
Gambar 11. Persentase total keselururan item pernyataan persepsi responden
berdasarkan tiap kategori
Berdasarkan Gambar 11 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan
responden dari total keseluruhan item pernyataan pada tiap kategori. Pada
kategori sangat tidak puas didapat hasil total keseluruhan item pernyataan
sebanyak 0,5% dari total seluruh atribut jawaban responden. Pada kategori
tidak puas didapat hasil total keseluruhan item pernyataan sebanyak 11,3%
dari total keseluruhan item jawaban responden. Pada kategori cukup puas
didapat hasil total keseluruhan item pernyataan sebanyak 41,7% dari total
keseluruhan item jawaban responden. Pada kategori puas didapat hasil total
0,5% 11,3%
41,7%
39,8%
6,7%
Sangat Tidak Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas
37
keseluruhan item pernyataan sebanyak 39,8% dari total keseluruhan item
jawaban responden. Pada kategori sangat puas didapat hasil total keseluruhan
item pernyataan sebanyak 6,7% dari total keseluruhan item jawaban
responden.
Tabel 10. Distirbusi Persentase Jawaban Responden Pada Keseluruhan Item
Pernyataan
No Item Pertanyaan
Sangat
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas Puas
Sangat
Puas
1 Cara Berkomunikasi 0% 4,4% 35,6% 50% 10%
2
Kejelasan berkomunikasi
dalam penyampaian informasi
dan edukasi/pembelajaran oleh
petugas
0% 1,1% 40% 52,2% 6,7%
3
Informasi yang diberikan
petugas tentang cara pakai
obat
0% 0% 35,6% 54,4% 10%
4 Informasi yang diberikan
petugas tentang aturan pakai 0% 0% 30% 56,7% 13,3%
5
Informasi yang diberikan
petugas tentang indikasi
(kegunaan) obat
0% 3% 37,8% 52,2% 6,7%
6
Informasi yang diberikan
petugas tentang efek samping
obat
1,1% 25,6% 48,9% 20% 4,4%
7
Informasi yang diberikan
petugas tentang kontraindikasi
obat
0% 14,4% 56,7% 25,6% 3,3%
8
Informasi yang diberikan
petugas tentang cara
penyimpanan obat
0% 40% 38,9% 18,9% 2,2%
9
Penyampaian
pembelajaran/pemahaman
tentang obat dan atau segala
yang perlu diketahui tentang
obat
3% 13,3% 52,2% 27,8% 3,3%
Total 0,5% 11,3% 41,7% 39,8% 6,7%
Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
38
L. Customer SatisFaction Index (CSI)
Nilai Rata-rata untuk tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan
antribut kualitas pelayanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
digunakan untuk menghitung Customer Satisfaction Index (CSI). Perhitungan
CSI yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 10. Dari perhitungan tersebut,
diperoleh hasil bahwa CSI untuk Item pernyataan kualitas pelayanan KIE
adalah 68,8 persen.
Terlihat pada Tabel 14 bahwa item pada informasi yang diberikan
petugas tentang aturan pakai obat (item 4) memiliki weighted factor (WF)
tertinggi (12,5). Hal ini dapat dijelaskan bahwa item tersebut merupakan
salah satu yang sama sekali jarang untuk tidak dilakukannya oleh farmasis di
Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya pada saat
pemberian obat dan penyampaian KIE obat.
Tingkat kepuasan secara keseluruhan yang diperoleh dari penilaian
yang dilakukan oleh pasien rawat jalan di RSI PKU Muhammadiyah
Palangka Raya terhadap kualitas pelayanan KIE yang diberikan pada saat
pemberian obat yang dilakuakan oleh farmasis di Instalasi Fasrmsi RSI PKU
Muhammadiyah Palangka Raya mendapatkan predikat “puas”. Hal ini dapat
dilihat dari CSI dengan nilai 68,8% (0,688) yang memiliki arti bahwa tingkat
kepuasan total terletak di antara rentang 0,601 – 0,80 yang berarti pasien telah
merasa puas terhadap pelayanan KIE obat dengan resep oleh tenaga farmasi
di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya secara
keseluruhan.
Pasien yang merasa puas dalam pelayanan KIE yang dilakukan oleh
farmasis di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya akan
berdampak positif bagi pasien dan rumah sakit. Pasien yang merasa puas
akan cenderung patuh dalam terapi pengobatan sehingga tujuan terapi
pengobatannya tercapai dan pasien merasa aman terhadap obat yang
digunakan. Sedangkan bagi rumah sakit, pasien yang merasa puas dengan
jasa pelayanan yang diterimanya akan memperlihatkan kecenderungan yang
39
besar untuk menggunakan kembali jasa yang ditawarkan oleh pemberi jasa
tersebut dimasa yang akan datang.
Hasil dari CSI menggunakan pembobotan, sehingga item yang akan
ditingkatkan kinerjanya sesuai dengan bobot yang diberikan oleh responden.
Seperti dijelaskan sebelumnya, item yang perlu ditingkatkan kinerja
pelayanan KIE-nya adalah item yang masih mempunyai nilai rata-rata skor
kepuasan berada di bawah nilai weigted total, yaitu 3.438 .
Tabel 11. Perhitungan CSI (Customer Satisfaction Index) Item Pernyataan
Kualitas Pelayanan KIE
No Skor Rataan Tingkat
Kepuasan
Weighted Factor
(WF)
Weighted Score
(WS)
1 3.66 11.94 0.437
2 3.64 11.88 0.432
3 3.74 12.2 0.456
4 3.83 12.5 0.479
5 3.62 11.81 0.427
6 3.01 9.82 0.295
7 3.18 10.38 0.33
8 2.83 9.23 0.261
9 3.14 10.24 0.321
Total 30.65 100 3.438
Weighted Total (WT)
Customer Satisfaction Index (CSI) 68,8%
40
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan KIE obat dengan resep oleh tenaga farmasi di Instalasi
Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya, maka dapat disimpulkan
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KIE berdasarkan Index kepuasan
pelanggan (pasien) atau Customer Satisfaction Index (CSI) adalah sebesar
68,8% (0,688). Nilai tersebut berada pada rentang 0,601- 0,80. Angka ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan pasien rawat jalan RSI PKU
Muhammadiyah Palangka Raya berada pada kategori “ puas” terhadap
pelayanan KIE obat dengan resep oleh tenaga farmasi.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin memberikan
saran yang bisa menjadi masukan bagi Instalasi Farmasi RSI PKU
Muhammadiyah Palangka Raya, yaitu:
1. Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya perlu
meningkatkan lagi kualitas pelayanan KIE pada pasien rawat jalan menjadi
predikat sangat puas yang akan berdampak kepada peningkatan kunjungan
pasien .
2. Kepada farmasis diharapkan lebih meningkatkan lagi wawasan tentang
pemberian KIE pada saat penyerahan obat agar pasien tidak merasa
khawatir dengan obat yang akan digunakan dan tujuan terapi pengobatan
untuk pasien tercapai.
40
41
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi 3. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Anonim. 1999. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Anonim. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Anonim. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tentang
Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Anonim . 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tentang Rumah
Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Anonim. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta.
Anonim. 2010. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik tentang Tanggung
Jawab Apoteker Terhadap Keselamatan Pasien (Patient Safety).
Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Anonim. 2010. Informasi Spesialite Obat Indonesia. PT. ISFI Penerbitan, Jakarta.
Kock, B.D.D. 2012. Analisis Pemberian Pelayanan Komunikasi, Informasi, Dan
Edukasi Obat Di Apotek Di Kota Kupang. Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta
Machfoedz, M. 2009. Komunikasi Keperawatan. Ganbika, Yogyakarta.
Manurung, L.P. 2010. Analisis Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Terhadap Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Minat Pasien Menebus
Kembali Resep Obat Di Instalasi Farmasi RSUD Budhi Asih . Universitas
Indonesia. Jakarta
Martono, N. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder Edisi revisi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Cetakan Ketiga. Rineka
Cipta. Jakarta.
41
42
Nugroho, Y.A. 2011. It’s Easy.. Olah Data Dengan SPSS. Skripta Media
Creative. Yogyakarta
Pariang, N.F.E. 2013. Peran dan Kesiapan Apoteker Dalam Menyongsong
Diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2014. Ikatan
Apoteker Indonesia. Palangka Raya
Rahmani, V.F. 2009. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap
Kualitas Pelayanan (Studi Kasus: RSU Bhakti Asih Tangerang.Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Saudah. 2012. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Resep Di Rumah Sakit
Bhayangkara Kota Palangkaraya. Universitas Muhammadiyah. Palangka
Raya.
Sibagariang, E.E, dkk. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma
Kesehatan, Jakarta : CV. Trans Info Media.
Siregar, C.J.P dan Amalia L. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.
Penerbit Buku Kedokteran ECG; Jakarta.
Sunyoto, D. 2012. Uji Validitas dan Reabilitas. Nula Medika. Yogyakarta
Susanti, L. 2007. Komunikasi Masalah Kesehatan (Studi Pada Radio Kotaperak
Yogyakarta). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Yogyakarta
43
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
44
Lampiran 2. Surat Balasan Izin Penelitian
45
Lampiran 3. Hasil Uji Reabilitas Tingkat Kepuasan Kuesioner
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
.758 .759 9
46
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Tingkat Kepuasan Kuesioner
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Total
X1 Pearson Correlation 1 .048 -.019 .372* .460
* .257 .230 .352 .382
* .589
**
Sig. (2-tailed) .799 .923 .043 .011 .170 .222 .056 .037 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2 Pearson Correlation .048 1 .358 .338 .240 .241 .190 .078 .053 .518**
Sig. (2-tailed) .799 .052 .068 .202 .200 .316 .681 .781 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3 Pearson Correlation -.019 .358 1 .141 .270 .275 .103 .058 .081 .426*
Sig. (2-tailed) .923 .052 .456 .148 .141 .588 .761 .670 .019
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X4 Pearson Correlation .372* .338 .141 1 .407
* .552
** .159 .465
** .488
** .761
**
Sig. (2-tailed) .043 .068 .456 .026 .002 .401 .010 .006 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X5 Pearson Correlation .460* .240 .270 .407
* 1 .503
** .361
* .069 .097 .664
**
Sig. (2-tailed) .011 .202 .148 .026 .005 .050 .715 .609 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X6 Pearson Correlation .257 .241 .275 .552** .503
** 1 .139 .219 .385
* .675
**
Sig. (2-tailed) .170 .200 .141 .002 .005 .465 .244 .036 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X7 Pearson Correlation .230 .190 .103 .159 .361* .139 1 .261 .137 .463
**
Sig. (2-tailed) .222 .316 .588 .401 .050 .465 .164 .471 .010
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X8 Pearson Correlation .352 .078 .058 .465** .069 .219 .261 1 .593
** .563
**
Sig. (2-tailed) .056 .681 .761 .010 .715 .244 .164 .001 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X9 Pearson Correlation .382* .053 .081 .488
** .097 .385
* .137 .593
** 1 .592
**
Sig. (2-tailed) .037 .781 .670 .006 .609 .036 .471 .001 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
47
total Pearson Correlation .589** .518
** .426
* .761
** .664
** .675
** .463
** .563
** .592
** 1
Sig. (2-tailed) .001 .003 .019 .000 .000 .000 .010 .001 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
48
Lampiran 5. Kuesioner Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayana KIE
KUESIONER KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI
INSTALASI FARMASI RSI PKU MUHAMMADIYAH
Tanggal :
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan Karya Tulis ilmiah
yang berjudul “TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN
KIE OBAT DENGAN RESEP DI INSTALASI FARMASI RSI PKU
MUHAMMADIYAH” yang dilakukan oleh :
Didi Rahman (10.71.12051)
D III Farmasi, Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi anda dalam
meluangkan waktu menjawab kuesioner ini, sebagai syarat dari penyelesaian
Karya Tulis Ilmiah saya. Besar harapan saya, apabila anda menjawab sesuai apa
yang anda ketahui. Karena apapun hasilnya, sedikit pun tidak mempengaruhi
reputasi anda.
A. Petunjuk
1. Baca dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jujur sesuai kenyataan.
2. Jawaban yang kami peroleh semata-mata kepentingan bersama dan
dirahasiakan.
3. Bila terdapat kesulitan dalam menjawab pertanyaan berikut, anda dapat
bertanya langsung kepada pewawancara.
49
B. Identitas responden
Nama :
Alamat :
Jenis Kelamin : Pria Wanita
Umur : >17-25 Tahun 46-55 Tahun
26-35 Tahun 56-65 Tahun
36-45 Tahun > 65 Tahun
Pekerjaan : Tidak Bekerja/Rumah Tangga Wiraswasta
Pegawai Swsata Pelajar/Mahasiswa
PegawaiNegri/ABRI/Pensiunan
Pendidikan : Tamat SD Tamat Diploma
Tamat SMA Tamat S1/S2/S3
Tamat SMP
50
Berikut ini adalah isian pernyataan mengenai persepsi Anda terhadap pelayanan
di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. Berilah tanda
silang () pada kolom yang ingin di isi.
No Kuesioner Tingkat Kepuasan STP TP CP P SP
1 2 3 4 5
1 Cara berkomunikasi
2 Kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian informasi
dan edukasi/pembelajaran oleh petugas
3
informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai obat
contoh: salep digunakan untuk obat luar, bukan untuk
diminum
4 Informasi yang diberikan petugas tentang aturan pakai
obat. Contoh: 3 x 1 ( tiga kali sehari)
5 Informasi yang diberikan petugas tentang indikasi
(kegunaan) obat
6 Informasi yang diberikan petugas tentang efek samping
obat. Contoh: Mual dan muntah sesudah minum obat
7 Informasi yang diberikan petugas tentang kontraindikasi
obat (hal yang tidak dianjurkan dalam minum obat)
8 Informasi yang diberikan petugas tentang cara
penyimpanan obat
9 Penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat dan
atau segala yang perlu diketahui tentang obat
Skala Tingkat Kepuasan Pasien
STP = Sangat Tidak Puas TP = Tidak Puas CP = Cukup Puas P = Puas
SP = Sangat Puas
51
Lampiran 6. Foto-Foto kegiatan Penelitian
Gambar penyebaran kuesioner kepada pasien
52
Lampiran 7. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
47,8% 52,2%
laki-laki
perempuan
n = 90 orang
53
Lampiran 8. Data Responden Berdasarkan Usia
36,7%
33,3%
18,9%
10%
1,1%
n =90 orang
>17-25
26-35
36-45
46-55
56-65
54
Lampiran 9. Data Responden Berdasarkan Pekerjaan
11,1%
26,7%
27,8%
22,2%
12,2%
n = 90 orang
Tidak Bekerja/RumahTangga
Swasta
Wiraswasta
Pelajar/Mahasiswa
PegawaiNegeri/ABRI/Pensiunan
55
Lampiran 10. Data Responden Berdasarkan Pendidikan
1,1% 3,3%
61,1%
4,4%
30%
n = 90 orang
SD
SMP/MTSN
SMA/SMK
Diploma
S1/S2/S3
56
Lampiran 11. Data Kuesioner Responden Uji Instrument
No. Nama Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9
1 tania Puas Puas Sangat Puas Sangat Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
2 aditya Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas
3 septi Puas Puas Puas Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas
4 andrianto Puas Cukup Puas Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas
5 veronica Puas Sangat Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
6 M.yusuf Puas Sangat Puas Cukup Puas Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas
7 setiawan Puas Puas Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas
8 anse Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas
9 maulida Puas Cukup Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas
10 grace Cukup Puas Puas Puas Sangat Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas
11 sri ningsih Puas Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas
12 tri warni Puas Puas Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas
13 lia armalia Puas Cukup Puas Cukup Puas Puas Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Puas
14 santika Puas Sangat Puas Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
15 yuda Puas Puas Puas Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas
16 linda Cukup Puas Cukup Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas
17 yayan Puas Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas
18 erik Cukup Puas Cukup Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas
19 desy Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas
20 wulandari Cukup Puas Cukup Puas Puas Puas Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas
21 lusiana Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas
22 dian Cukup Puas Puas Sangat Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
57
23 natalie Cukup Puas Sangat Puas Puas Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
24 titing Puas Tidak Puas Cukup Puas Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Puas Puas
25 sari Sangat Puas Cukup Puas Cukup Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
26 zunaidi Puas Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
27 tatang Cukup Puas Puas Sangat Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas
28 A.taufik Puas Cukup Puas Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas
29 arya Puas Cukup Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas
30 sisanto Sangat Puas Cukup Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas
58
Lampiran 12. Data Kuesioner Responden Pelayanan KIE
No Nama Gender Usia Pekerjaan Pendidikan item 1 item 2 item 3 item 4 item 5 Item 6 item 7 item 8 item 9
1 Frengky laki-laki 26-35 Wiraswasta S1/S2/S3 Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
2 Fitri Perempuan 26-35 Wiraswasta SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas
3 Tariman laki-laki 36-45 Wiraswasta S1/S2/S3 Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas
4 Nina Perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
5 Maulita Perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Cukup
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas
Cukup
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas
6 Miftachul laki-laki >17-25 Wiraswasta S1/S2/S3 Cukup
Puas Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
7 Haris laki-laki 26-35 Swasta SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Cukup
Puas
8 Fuk Nen laki-laki 26-35 Swasta S1/S2/S3 Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Sangat
Tidak
Puas
9 Rony laki-laki >17-25 Swasta S1/S2/S3 Tidak
Puas
Cukup
Puas Puas Puas Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
10 Kesya Perempuan 46-55 Swasta SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas
11 Yemima Perempuan 36-45 Swasta SMA/SMK Puas Puas Sangat
Puas
Sangat
Puas Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
12 Menik Perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
13 Dewi Perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
14 Yulinda perempuan 26-35 Swasta SMA/SMK Sangat
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas Puas Puas Puas Puas Puas
15 Siti
Nurindah perempuan 26-35
Tidak Bekerja/Rumah
Tangga SMA/SMK Puas Puas Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
59
16 Husnul laki-laki 26-35 Swasta SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Sangat
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas
17 Selviana perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Puas Puas Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas
18 Evi perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
19 Putri perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
20 Mustari laki-laki 26-35 Wiraswasta SMA/SMK Tidak
Puas Puas Puas
Sangat
Puas Puas
Sangat
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Sangat
Tidak
Puas
21 Bustamil laki-laki >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Sangat
Tidak
Puas
22 Sri Rahayu perempuan 26-35 Swasta S1/S2/S3 Puas Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
23 Sapriansa laki-laki 36-45 Wiraswasta S1/S2/S3 Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
24 Martha perempuan >17-25 Tidak Bekerja/Rumah
Tangga SMA/SMK
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
25 A. Tarmizi laki-laki >17-25 Wiraswasta SMA/SMK Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
26 Siti Murlia perempuan 26-35 Wiraswasta SD Sangat
Puas
Sangat
Puas Puas
Sangat
Puas Puas Puas Puas Puas Puas
27 M. Ali laki-laki 26-35 Wiraswasta SMA/SMK Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
28 Suliati perempuan 26-35 Pegawai
Negeri/ABRI/Pensiunan S1/S2/S3
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Sangat
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
29 Sugiono laki-laki 36-45 Pegawai
Negeri/ABRI/Pensiunan S1/S2/S3 Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
30 Iin Herlina perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Puas Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
31 Nurlianti perempuan 36-45 Wiraswasta SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas
60
32 Kiswanto laki-laki 46-55 Wiraswasta S1/S2/S3 Puas Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
33 Kastiana perempuan 26-35 Swasta Diploma Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
34 Wasiem perempuan 36-45 Pegawai
Negeri/ABRI/Pensiunan S1/S2/S3
Cukup
Puas Puas Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas Puas
35 Nita Annisa perempuan >17-25 Tidak Bekerja/Rumah
Tangga SMA/SMK Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas Puas Puas Puas Puas Puas
36 Rizky laki-laki >17-25 Swasta Diploma Puas Puas Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
37 Dewi perempuan 26-35 Swasta SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
38 Winarsih perempuan 26-35 Swasta Diploma Puas Puas Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
39 Kurniatun perempuan 36-45 Pegawai
Negeri/ABRI/Pensiunan S1/S2/S3
Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
40 Ibrahim laki-laki >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Sangat
Puas Puas Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas Puas Puas
Cukup
Puas Puas
41 Andi laki-laki 46-55 Wiraswasta S1/S2/S3 Puas Puas Puas Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas Puas
42 Fitriah perempuan >17-25 Tidak Bekerja/Rumah
Tangga SMP/MTSN Puas Puas Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas
43 Mahyuni laki-laki 46-55 Wiraswasta S1/S2/S3 Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
44 Erwin laki-laki 26-35 Swasta S1/S2/S3 Puas Puas Puas Puas Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
45 Linda perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas Puas
46 Riri perempuan >17-25 Tidak Bekerja/Rumah
Tangga SMP/MTSN Puas Puas Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
47 Hana perempuan 26-35 Swasta S1/S2/S3 Sangat
Puas Puas
Cukup
Puas
Sangat
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas Puas
48 M. Ridwan laki-laki 26-35 Wiraswasta S1/S2/S3 Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
61
49 Elian perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas Puas Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
50 Rasiono laki-laki 56-65 Wiraswasta SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Puas Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
51 Saadah perempuan >17-25 Tidak Bekerja/Rumah
Tangga SMP/MTSN
Sangat
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas Puas Puas
Sangat
Puas
52 Lukito laki-laki 36-45 Swasta S1/S2/S3 Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
53 Robian laki-laki >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Cukup
Puas
Tidak
Puas Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas Puas
54 Miftah
Farid laki-laki >17-25 Wiraswasta SMA/SMK
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
55 Yenny perempuan 26-35 Wiraswasta SMA/SMK Puas Cukup
Puas
Sangat
Puas
Sangat
Puas Puas
Sangat
Puas Puas Puas Puas
56 Hamka laki-laki 26-35 Wiraswasta SMA/SMK Puas Cukup
Puas Puas
Sangat
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas
57 Dini Yulia perempuan >17-25 Swasta SMA/SMK Puas Puas Sangat
Puas
Sangat
Puas Puas Puas
Sangat
Puas Puas
Cukup
Puas
58 Suwanti perempuan >17-25 Swasta SMA/SMK Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas Puas Puas Puas
59 Nurida perempuan 26-35 Wiraswasta Diploma Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
60 Heri
Septian laki-laki 26-35
Pegawai
Negeri/ABRI/Pensiunan S1/S2/S3 Puas Puas Puas Puas
Sangat
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas Puas
61 M. Yusuf laki-laki 26-35 Pegawai
Negeri/ABRI/Pensiunan S1/S2/S3
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
62 Kartini perempuan 36-45 Swasta S1/S2/S3 Puas Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
63 Sulvian laki-laki 36-45 Swasta S1/S2/S3 Sangat
Puas
Sangat
Puas Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
64 Rizkia perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Tidak
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
65 Wulandari perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Puas Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas Puas Puas
62
66 Maulita
Sari perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Puas
Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
67 Siti Atika perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Puas Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
68 Prima
Niarta perempuan >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
69 Arifin laki-laki >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Tidak
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
70 Dedi laki-laki >17-25 Pelajar/Mahasiswa SMA/SMK Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
71 Juniadi laki-laki 46-55 Wiraswasta SMA/SMK Puas Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas Puas
72 M. Rifai laki-laki 36-45 Wiraswasta SMA/SMK Sangat
Puas Puas Puas Puas
Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
73 Ketay perempuan 26-35 Wiraswasta SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas
74 Imam laki-laki 26-35 Wiraswasta SMA/SMK Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
75 Septiansyah laki-laki 26-35 Wiraswasta SMA/SMK Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
76 Dede laki-laki 26-35 Wiraswasta SMA/SMK Sangat
Puas Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
77 Lensi perempuan 36-45 Pegawai
Negeri/ABRI/Pensiunan S1/S2/S3
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas Puas Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
78 Sukardi laki-laki 36-45 Pegawai
Negeri/ABRI/Pensiunan S1/S2/S3
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
79 Dadang laki-laki 36-45 Pegawai
Negeri/ABRI/Pensiunan S1/S2/S3
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas Puas
80 Zulkifli laki-laki 36-45 Swasta SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
81 Agustia perempuan 26-35 Swasta SMA/SMK Sangat
Puas Puas
Sangat
Puas Puas Puas
Cukup
Puas Puas
Tidak
Puas Puas
82 Rudy laki-laki 26-35 Pegawai
Negeri/ABRI/Pensiunan SMA/SMK
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas Puas
63
83 Adrian laki-laki 26-35 Swasta SMA/SMK Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
84 Maria perempuan >17-25 Swasta SMA/SMK Puas Puas Puas Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
85 Elisabeth perempuan 46-55 Tidak Bekerja/Rumah
Tangga SMA/SMK
Cukup
Puas Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas
86 Puji L perempuan 46-55 Tidak Bekerja/Rumah
Tangga SMA/SMK Puas Puas Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
87 Rosita perempuan 46-55 Pegawai
Negeri/ABRI/Pensiunan S1/S2/S3
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
88 Samsudin laki-laki 46-55 Tidak Bekerja/Rumah
Tangga SMA/SMK
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Cukup
Puas
89 Sitoresmi laki-laki 36-45 Tidak Bekerja/Rumah
Tangga SMA/SMK Puas Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas Puas
Cukup
Puas Puas
Tidak
Puas Puas
90 M. Nur
Hafif laki-laki 36-45 Swasta S1/S2/S3 Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Cukup
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas
Tidak
Puas