karya tulis ilmiah

22
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Program Studi Ilmu Keperawatan Karya Tulis Ilmiah, September 2012 Zarudin (010701137) Pengaruh Pemberian Jus Belimbing Terhadap Tekanan Darah Lansia Pada Penderita Hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran xi+ 15 Halaman + 1 Tabel + 2 Gambar ABSTRAK Hipertensi adalah gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh dimana tekanan darah lebih dari normal. Seiring pertambahan usia, tekanan darah sistolik biasanya menurun, tetapi tekanan darah diastolik umumnya meningkat. Jika tekanan sistolik pada orang tua mencapai lebih dari 140 mmHg dan diastolik 90. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus belimbing terhadap tekanan darah lansia pada penderita hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran, Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pre Eksperiment Design dengan rancangan One Group Pretest- postest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang menderita hipertensi pada lansia yang tinggal di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran. Tehnik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive samplingb berjumlah 15 lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Upload: edy-purchon

Post on 02-Jan-2016

121 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dm

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis Ilmiah

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo UngaranProgram Studi Ilmu KeperawatanKarya Tulis Ilmiah, September 2012Zarudin (010701137)

Pengaruh Pemberian Jus Belimbing

Terhadap Tekanan Darah Lansia Pada

Penderita Hipertensi di Unit Rehabilitasi

Sosial Wening Wardoyo Ungaran

xi+ 15 Halaman + 1 Tabel + 2 Gambar

ABSTRAK

Hipertensi adalah gangguan pada

pembuluh darah yang mengakibatkan

suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh

darah terhambat sampai ke jaringan tubuh

dimana tekanan darah lebih dari normal.

Seiring pertambahan usia, tekanan

darah sistolik biasanya menurun, tetapi

tekanan darah diastolik umumnya

meningkat. Jika tekanan sistolik pada orang

tua mencapai lebih dari 140 mmHg dan

diastolik 90. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh pemberian jus

belimbing terhadap tekanan darah lansia

pada penderita hipertensi di Unit

Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo

Ungaran,

Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian Pre Eksperiment Design dengan

rancangan One Group Pretest-postest

Design. Populasi dalam penelitian ini

adalah lansia yang menderita hipertensi

pada lansia yang tinggal di Unit

Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo

Ungaran. Tehnik sampling yang digunakan

pada penelitian ini adalah purposive

samplingb berjumlah 15 lansia. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa untuk lanjut

usia 68-75 tahun sebanyak 7 orang

(46,7%), hipertensi berat 3 lansia (20,0%),

hipertensi sedang 9 lansia (60,0%),

hipertensi ringan 3 lansia (20,0%) dengan

uji dependent t-test didapatkan nilai t

hitung= 6,205 p-value sebesar 0,000< 0,05

Ho ditolak atau Ha diterima artinya ada

pengaruh pemberian jus belimbing terhadap

tekanan darah lansia pada penderita

hipertensi.

Upaya untuk meningkatkan

kesehatan terapi jus belimbing dapat

digunakan sebagai alternatif intervensi

untuk menurunkan tekanan darah semua

orang terutama pada lansia.

Kata kunci : Terapi Jus Belimbing, hipertensi, LansiaKepustakaan : 21 (2002-2011)

A. PENDAHULUAN

Page 2: Karya Tulis Ilmiah

a. Latar Belakang

Di seluruh dunia penduduk lansia

(usia 60 >) tumbuh dengan sangat cepat

bahkan tercepat di banding kelompok usia

lainnya. Diperkirakan mulai tahun 2010

akan terjadi ledakan jumlah penduduk

lanjut usia. Hasil prediksi menunjukkan

bahwa persentase penduduk lanjut usia

akan mencapai 9,77 % dari total penduduk

pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 % pada

tahun 2020.

Badan kesehatan dunia WHO bahwa

penduduk lansia di Indonesia pada tahun

2020 mendatang sudah mencapai angka

11,34% atau tercatat 28,8 juta orang,

balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan

jumlah penduduk lansia terbesar di dunia.

Badan Pusat Statistik (BPS, 2010)

Penampilan penyakit pada lansia

seringkali tidak jelas, tersembunyi, dan

bersifat kronis. Kekhasan lainnya, penyakit

pada lansia lebih banyak bersifat endogen

dan multipatologis (lebih dari satu

penyakit). Penyakit-penyakit itu adalah:

penyakit muskuloskeletal (penyakit sendi

dan tulang seperti osteoarthritis, gout,

reumatik, osteoporosis, osteopenia,

tendinitis), penyakit jantung (stroke,

penyakit jantung koroner, demensia, dan

lain-lain), saluran pernapasan (bronkhitis

kronis, asma, dan lain-lain), kanker,

metabolik (diabetes militus, obesitas,

hipertiroid, dan lain-lain (Siswono, 2008).

Bertambahnya jumlah lansia akan

mengakibatkan jumlah masalah yang

terjadi pada lansia juga bertambah, bahkan

mungkin bisa timbul masalah baru. Selain

itu, (Beevers, 2002) Penyakit degeneratif

merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia, Salah satu

penyakit degeneratif tersebut adalah

hipertensi (Suharjono, 2006).

Hipertensi merupakan faktor resiko

primer untuk timbulnya penyakit jantung

dan stroke. Metode satu-satunya untuk

mendeteksi penyakit hiperensi adalah

dengan skrining tekanan darah. (Kowalski,

Robert E, 2010)

Jus belimbing merupakan sumber

vitamin C yang baik sehingga bisa

digunakan sebagai antioksidan yang

berfungsi mencegah penyebaran sel kanker.

selain itu, jus belimbing juga dapat

digunakan untuk meningkatkan daya tahan

tubuh dan mencegah sariawan. Jus

belimbing mengandung lemak tak jenuh

yang bisa menurunkan tekanan darah tinggi

dan mencegah kanker (Bangun, 2003).

Satu buah belimbing mengandung 33

mg vitamin C.0.03 mg vitamin B1, 22 mg

fosfor, 8 mg kalsiaum,0,80 mg besi, dan

0,50 mg protein. dinding sel belimbing

mengandung pektin sehingga dapat dibuat

jeli. Kemampuan pembentukan gel ini

Page 3: Karya Tulis Ilmiah

mempunyai pengaruh dalam menurunkan

kolesterol. dalam hal ini, pektin mengikuti

kolesterol dan asam empedu di dalam usus

serta mendorongnya keluar. Manfaat

belimbing bagi kesehatan. (1)

Memperlancar Pencernaan (2) Menurunkan

kolesterol (3) Antikanker (4) Menurunkan

tekanan darah (Bangun, 2003).

Berdasarkan laporan dari Dines

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, selama

tahun 2007-2010 dimana angka tertinggi

selama empat tahun tersebut terdapat pada

kasus karena hipertensi dan diabetes

melitus. Persentase kedua penyakit tersebut

sebagai berikut; tahun 2007 Hipertensi

48,6% ; Diabetes melitus 22,2%. Tahun

2008 hipertensi 42,9% ; Diabetes melitus

21%. Tahun 2009 Hipertensi 45 % ;

Diabetes melitus 21%. Tahun 2010

Hipertensi 46,8% ; Diabetes melitus 20,5%.

Berdasarkan kasus Penyakit Tidak Menular

(PTM) penyakit jantung dan pembuluh

darah sebagaimana - infark miokard akut,

stroke (hemoragik & non hemoragik),

hipertensi (esensial & lainnya), angina

pektoris, dekompensasio kordis

mendominasi kasus selama tahun 2010, hal

ini kemungkinan disebabkan oleh tekanan

ekonomi, pola makan yang salah, kurang

olah raga dan kurang rekreasi.

Meningkatnya populasi usia lanjut,

maka jumlah pasien dengan hipertensi

kemungkinan besar juga akan bertambah,

dimana baik hipertensi sistolik maupun

kombinasi hipertensi sistolik dan diastolik

sering timbul pada lebih dari separuh orang

yang berusia >65 tahun. Selain itu, laju

pengendalian tekanan darah yang dahulu

terus meningkat, dalam dekade terakhir

tidak menunjukkan kemajuan lagi (pola

kurva mendatar), dan pengendalian tekanan

darah ini hanya mencapai 34% dari seluruh

pasien hipertensi. Data dari The National

Healt And Nutrition Examination Survey

(NHNES) menunjukkan bahwa dari tahun

1999-2000, insiden hipertensi pada orang

dewasa adalah sekitar 29-31 %, yang

berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi

di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta

dari data NHANES III tahun 1988-1991.

Hipertensi esensial sendiri merupakan 95%

dari seluruh kasus hipertesni (Yogiantoro,

2006).

Berdasarkan studi pendahuluan yang

dilakukan oleh peneliti di Unit Rehabilitasi

Sosial Wardoyo Ungaran mengatakan

bahwa kapasitas Unit Rehabilitasi Sosial

Wening Wardoyo adalah 120 berisi 100

orang lansia. Rentang usia 60-90 tahun

dengan jumlah lansia laki-laki 30 orang

(30%), sisanya adalah lansia perempuan

sebanyak 70 orang (70%) yang

ditempatkan pada 14 bangunan asrama atau

wisma. Hasil wawancara peneliti kepada 10

lansia, didapatkan 8 diantaranya mengeluh

Page 4: Karya Tulis Ilmiah

yang diartikan sebagai penyakit tekanan

darah atau hipertensi.

Lansia yang mengalami hipertensi

adalah sebagian yang giginya ompong, gigi

lansia yang tidak kuat mengunyah makanan

yang keras, sementara lansia sangat

membutuhkan angka nilai gizi yang cukup

tinggi protein, vitamin B1, yang dilakukan

perawat yang bertugas di Unit Rehabilitas

Sosial Wening dalam menangani masalah

ini adalah dengan memberikan obat anti

hipertensi (Cavropil) dalam jangka waktu

lama dapat menimbulkan efek samping,

kecanduan dan overdosis dapat

membahayakan pemakainya, terutama pada

gangguan fungsi ginjal. Selama ini pihak

pengelola Unit Rehabilitasi Sosial Wening

Wardoyo Ungaran belum pernah

melakukan pemeberian jus belimbing

terhadap penderita hipertensi. Untuk

menilai kondisi fisik lanjut usia

menggunakan status fungsional yaitu

sebagai kemampuan seseorang melakukan

aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri

(Soejono, 2002).

Berdasarkan latar belakang tersebut,

maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian guna mengetahui "Pengaruh

Pemberian Jus Belimbing Terhadap

Tekanan Darah Lansia pada Penderita

Hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial

Wening Wardoyo Ungaran".

a) Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang, maka

dapat dirumuskan bahwa masalah

penelitian adalah "Bagaimanakah Pengaruh

Pemberian Jus Belimbing Terhadap

Tekanan Darah Lansia Pada Penderita

Hipertensi Di Unit Rehabilitasi Sosial

Wening Wardoyo Ungaran?”

b) Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh

pemberian jus belimbing terhadap

tekanan darah lansia pada penderita

hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial

Wening Wardoyo Ungaran

Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran tekanan darah

lansia pada penderita hipertensi di

Unit Rehabilitasi Sosial Wening

Wardoyo Ungaran sebelum pemberian

jus belimbing

b. Mengetahui gambaran tekanan darah

lansia pada penderita hipertensi di

Unit Rehabilitasi Sosial Wening

Wardoyo Ungaran setelah dilakukan

pemberian jus belimbing

c. Menganalisis pengaruh pemberian jus

belimbing terhadap tekanan darah

lansia pada penderita hipertensi

Page 5: Karya Tulis Ilmiah

sebelum dan sesudah dilakukan

pemberian jus belimbing.

B. METODE PENELITIAN

a. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan

keseluruhan proses pemikiran dan

penentuan matang tentang hal-hal yang

akan dilakukan sebagai landasan berpijak,

serta dapat pula dijadikan dasar penelitian

baik oleh peneliti sendiri maupun orang

lain terhadap kegiatan penelitian ( Martono,

2004).

Jenis penelitian ini adalah penelitian

dengan menggunakan desain pre-

eksperimental design Rancangan penelitian

yang digunakan adalah, one group pretest-

postest design desain ini hanya dilakukan

observasi pertama (pretest) yang

memungkinkan peneliti dapat menguji

perubahan-perubahan yang terjadi setelah

adanya eksperimen (Notoatmodjo, 2005).

Desain ini digunakan untuk

membandingkan hasil intervensi kelompok

perlakuan yang keduanya diukur sebelum

dan sesudah pemberian jus belimbing

dengan pengambilan sampel tidak

dilakukan secara acak atau random.

Penelitian kuantitatif adalah suatu

penelitian dimana peneliti mencoba

mencari pengaruh antar variabel. Pada

penelitian dilakukan analisis terhadap data

yang dikumpulkan, karena itu pada

penelitian analitik perlu dibuat hipotesis

(Sastroasmoro, 1995).

Bentuk rancangan ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Kelompo

k

Pre-

test

Perlakuan Post-test

Perlakuan 01 X1 02

Keterangan :

01: Pengukuran pada kelompok perlakuan

sebelum dilakukan intervensi (pre-test)

yang dilakukan untuk mengetahui

tingkat tekanan darah pada lansia

dengan hipertensi.

02: Pengukuran pada kelompok perlakuan

setelah diberikan jus belimbing (post-

test) yang dilakukan segera setelah

pemberian

X1: Pemberian jus belimbing kepada

perlakuan.

b. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003).

Populasi dalam penelitian ini adalah lansia

yang menderita hipertensi pada lansia yang

tinggal di Unit Rehabilitasi Sosial Wening

Wardoyo Ungaran, yang terdiri dari 11

Page 6: Karya Tulis Ilmiah

wisma yaitu wisma Pandu terdapat 8 lansia,

wisma Noroyono terdapat 7 lansia, wisma

Werkudoro terdapat 6 lansia, wisma Arimbi

terdapat 8 lansia, wisma Arjuna terdapat 8

lansia, wisma Palupi terdapat 6 lansia,

wisma Brotojoyo terdapat 7 lansia, wisma

Teratai terdapat 7 lansia, wisma Larasati

terdapat 8 lansia, wisma Kunti terdapat 7

lansia dan wisma Sembodro terdapat 8

lansia, dengan jumlah Totoal 80 lansia.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi

yang dipilih dengan sampling tertentu

untuk bisa memenuhi dan mewakili

populasi. Tehnik sampling yang digunakan

pada penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu tehnik yang digunakan

dengan pertimbangan tertentu yang dibuat

oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau

sifat-sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya (Notoatmojo, 2005).

Sampel dalam penelitian ini

ditentukan oleh :

a. Kriteria inklusi

1) Kriteria insklusi adalah karakteristik

umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang

akan diteliti.

2) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi

1) Penderita hipertensi yang rajin

melakukan latihan/olahraga

2) Penderita hipertensi yang sedang

mengkonsumsi obat-obatan anti

hipertensi

3) Penderita yang mengalami krisis

hipertensi

Dempsey (2002) mengatakan bahwa

lima belas subjek pada setiap kelompok

dianggap minimum untuk riset

eksperimental. Berdasarkan tujuan

penelitian dan kemampuan yang dimiliki

oleh peneliti, serta lamanya waktu

penelitian maka pada penelitian ini sampel

untuk kelompok eksperimental/perlakuan

sejumlah 15 lansia.

c. Metode Pengumpulan Data

1. Instrument penelitian

Alat pengumpulan data untuk

mendapatkan data pada lansia dengan

hipertensi yaitu cara mengukur tingkat

tekanan darah yang dilakukan secara

sistematik dan langsung pada responden

(door to door) yang berada di Unit

Rehabilitasi Sosisal Wening Wardoyo

Ungaran, dengan menggunakan alat yang

disebut spygmomanometer air raksa.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam hal ini peneliti telah

melaksanakan hal-hal dibawah ini dalam

proses pengumpulan data :

a. Peneliti telah mendapat lembar

persetujuan dari Unit Rehabilitasi

Sosial Wening Wardoyo Ungaran

Page 7: Karya Tulis Ilmiah

mengenai penelitian yang dilakukan

dan intervensi apa saja yang diberikan

pada lansia.

b. Peneliti mendapat persetujuan dari

responden (dengan cara memilih

secara acak yang terdiri dari beberapa

wisma dengan 15 lansia, dalam wisma

Pandu, wisma Werkudoro, wisma

Arimbi, dan wisma Arjuna, wisma

Purtodewo, tentang kesediaannya

untuk menjadi responden dan

memberitahukan bahwa penelitian ini

tidak memberikan dampak buruk pada

responden.

c. Peneliti memberikan jus belimbing

kepada responden dengan minum 1

kali pagi dan sore selama 7 hari

berturut-turut, sebelum dilakukan

pengukuran tekanan darah pada lansia.

d. Prosedur pemberian jus belimbing

dipimpin oleh instruktur atau peneliti

sendiri dengan dibantu oleh 2 orang

asisten sebagai dokumentasi peneliti.

e. Pengkuran tekanan darah telah

dilakukan pada salah satu lengan

kanan atau kiri dengan posisi duduk

dengan lengan agak fleksi

f. Hasil pengukuran tekanan darah pre-

test dan post-test dari masing-masing

kelompok kemudian disusun dan

dibuat rekapitulasi, selanjutnya post-

test telah dilakukan setelah 7 hari dan

diolah dengan uji statistik t-test untuk

melihat adakah penurunan tekanan

darahnya.

d. Pengolahan Data

Pengolahan data dengan cara manual

melalui beberapa tahap, sebagai berikut :

1. Editing (pemeriksaan data)

Editing dilakukan untuk mengetahui

apakah data sudah diisi dengan benar

sesuai petunjuk pengisian. Pada tahap

ini semua data diperiksa, sehingga

apabila ada lembar observasi yang

belum diisi atau kesalahan penulisan,

masalah tersebut dapat ditanyakan

kepada responden.

2. Coding

Memberi kode pada setiap variabel

untuk mempermudah peneliti dalam

melakukan tabulasi dan analisis data

yaitu memberikan nama responden

dengan kode (resp), responden

kelompok eksperimen, untuk analisa

data menggunakan komputer melalui

program Statistical Pacgage For

Social Science (SPSS ) yang

memerlukan kode-kode tertentu.

3. Tabulating

Merupakan kegiatan pengolahan data,

agar dengan mudah dapat dijumlah,

disusun, dan ditata untuk disajikan dan

dianalisis.

e. Analisa Data

Page 8: Karya Tulis Ilmiah

1. Analisa Univariat

Analisa univariat yang di lakukan

terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.

Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi dan persentase dari

tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Adapun

variabel yang akan dianalisis adalah

perbandingan tekanan darah lansia pada

penderita hipertensi sebelum dan sesudah

diberikan jus belimbing pada kelompok

perlakuan.

2. Analisa Bivariat

Analisa ini dilakukan dengan tujuan

untuk menguji variabel-variabel penelitian

yaitu variabel independen dengan variabel

dependen. Hal ini berguna untuk

membuktikan atau menguji hipotesis yang

telah dibuat. (Sugiyono, 2007).

Uji parametrik yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh pemberian jus

belimbing terhadap tekanan darah lansia

pada penderita hipertensi di Unit

Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo

Ungaran sebelum dan sesudah diberikan jus

belimbing pada kelompok perlakuan, maka

menggunakan uji statistik t-test dependent.

Menggunakan uji t-test dependent karena

data yang dikumpulkan berasal dari dua

variabel yang diduga berhubungan atau

berkolerasi, artinya bahwa satu sampel

akan mempunyai dua data pre-test dan

post-test. Penggunaan statistik parametrik

bekerja dengan asumsi bahwa data setiap

variabel penelitian yang akan dianalisis

membentuk distribusi normal. Uji yang

digunakan untuk menguji normalitas data

yaitu menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk

jumlah sampel kecil (50) dan bila hasil

uji signifikan (p value > 0,05). Bila data

tidak berdistribusi normal maka statistik

yang digunakan untuk menguji hipotesis

komparatif dependent yaitu uji statistik

Wilcoxon (Sugiyono, 2007).

C. Hasil

Gambaran Responden

Deskripsi responden berdasarkan jenis

kelamin dan usia disajikan dalam Tabel 5.1

sebagai berikut :

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas

menunjukkan bahwa penderita hipertensi di

Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo

Ungaran sebagian besar berusia 68-75

tahun yaitu sebanyak 7 orang (46,7%).

Berdasarkan Tabel 5.3 terlihat

sebagian besar tekanan darah lansia pada

penderita hipertensi di Unit Rehabilitasi

Sosial Wening Wardoyo Ungaran setelah

pemberian jus belimbing dalam kategori

sedang yaitu 9 orang (60,0%).

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan tentang Pengaruh Pemberian

Jus Belimbing Terhadap Tekanan

Page 9: Karya Tulis Ilmiah

Darah Lansia Pada Penderita Hipertensi

di Unit Rehabilitasi Sosial Wening

Wardoyo Ungaran pada bulan April

2012 baik secara univariat maupun

bivariat:

a. Analisis Univariat

Gambaran responden

berdasarkan jenis kelamin pada

Penderita Hipertensi di Unit

Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo

Ungaran.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa hipertensi responden dalam

kategori sedang, yaitu 9 orang (60,0%),

penderita hipertensi responden dalam

kategori ringan yaitu 3 orang (20,0%),

penderita hipertensi berat dalam

kategori berat yaitu 3 orang (20,0%),

Hal tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar penderita hipertensi

yang lebih banyak responden dalam

kategori sedang.

Tingkat hipertensi responden

sebelum diberikan perlakuan jus

belimbing di Unit Rehabilitasi Sosial

Wening Wardoyo Ungaran sebagian

besar dalam kategori sedang. Hal

tersebut salah satunya disebabkan

faktor resiko umur. Bertambahnya

umur, resiko terkena hipertensi menjadi

lebih besar Terdapat pada 6-8 %

penderita usia >60 tahun lebih banyak

pada wanita, dan meningkat dengan

bertambahnya umur (Erik, 2004)

Berdasarkan hal tersebut

memunginkan jika tingkat hipertensi

responden kelompok eksperimen

sebelum diberikan perlakuan jus

belimbing di Unit Rehabilitasi Sosial

Wening Wardoyo Ungaran sebagian

besar dalam kategori sedang karena

faktor berat badan yang gemuk. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian

dari Amsriza (2007) yang menunjukkan

bahwa ada pengaruh obesitas terhadap

tekanan darah dan kadar glukosa pada

lansia, karena semakin meningkat berat

badan lansia maka tekanan darah dan

glukosa meningkat

Gambaran Tekanan Darah

Lansia pada Penderita Hipertensi di

Unit Rehabilitasi Sosial Wening

Wardoyo Ungaran Setelah Dilakukan

Pemberian Jus Belimbing

Berdasarkan hasil penelitian terhadap

penderita hipertensi setelah diberikan jus

belimbing di Unit Rehabilitasi Sosial

Wening Wardoyo Ungaran, sebagian besar

responden kelompok diberikan perlakuan

jus belimbing tingkat hipertensi yang

Page 10: Karya Tulis Ilmiah

dialami dalam kategori sedang yaitu 4

orang (26,7%). Sebagian besar responden

kelompok eksperimen setelah diberikan jus

belimbing tingkat hipertensi yang dialami

dalam kategori ringan yaitu 11 orang

(73,3%). Dari uraian pernyataan di atas

dapat dikatakan bahwa penyebab hipertensi

beragam diantaranya adalah: stress,

kegemukan, merokok, hipernatriumia,

retensi air dan garam yang tidak normal.

Tingkat hipertensi responden

perlakuan jus belimbing di Unit

Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo

Ungaran sebagian besar dalam kategori

ringan. Hal tersebut salah satunya

disebabkan pemberian jus belimbing. Hasil

penelitian mengonsumsi kismis dan kacang

kedelai diyakini bisa membantu

menurunkan tekanan darah tinggi

(hipertensi) yang dikenal juga sebagai

faktor kunci penyakit jantung. Hal ini

didasari oleh dua hasil penelitian terbaru

yang dipresentasikan di sebuah konferensi

kardiologi di Amerika Serikat (2003).

b. Analisis Bivariat

Hasil Uji Pengaruh Pemberian Jus

Belimbing terhadap Tekanan Darah

Lansia pada Penderita Hipertensi di

Unit Rehabilitasi Sosial Wening

Wardoyo Ungaran

Hasil uji dependent t-test dengan

program pengolahan data SPSS Versi 12.0

mengetahui pengaruh pemberian jus

belimbing terhadap tekanan darah lansia

pada penderita hipertensi di Unit

Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo

Ungaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan

hasil selama pemberian jus belimbing

terhadap tekanan darah lansia pada

penderita hipertensi di Unit Rehabilitasi

Sosial Wening Wardoyo Ungaran sebelum

dan sesudah pemberian jus belimbing

adalah 0,73333. Hasil uji-t didapatkan nilai

t hitung = 6,205 dengan nilai p-value lebih

kecil dari α =0,05 yang berarti Ho ditolak,

sehingga dapat disimpulkan bahwa secara

statistik ada pengaruh pemberian jus

belimbing terhadap tekanan darah lansia

pada penderita hipertensi, dikatakan bahwa

Ha diterima artinya ada perbedaan tekanan

darah pada penderita hipertensi sebelum

dan sesudah diberikan jus belimbing pada

kelompok perlakuan di Unit Rehabilitasi

Sosial Wening Wardoyo Ungaran.

E. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan tentang pengaruh pemberian

jus belimbing terhadap tekanan darah lansia

pada penderita hipertensi di Unit

Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo

Ungaran tahun 2012, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut.

Page 11: Karya Tulis Ilmiah

a. kesimpulan

kesimpulan yang dapat di ambil dari

hasil penelitian ini adalah:

1. Tingkat tekanan darah lansia pada

penderita hipertensi di Unit

Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo

Ungaran sebelum diberikan jus

belimbing pada kelompok eksperimen

sebagian besar dalam kategori sedang,

yaitu 9 orang (60,0%)

2. Tekanan darah lansia pada penderita

hipertensi di Unit Rehabilitasi Sosial

Wening Wardoyo Ungaran setelah

diberikan jus belimbing pada

kelompok eksperimen sebagian besar

dalam kategori sedang, yaitu 4 orang

(26,7%)

3. Terdapat ada pengaruh pemberian jus

belimbing terhadap tekanan darah

lansia pada penderita hipertensi di

Unit Rehabilitasi Sosial Wening

Wardoyo Ungaran, hal tersebut

menunjukkan dengan nilai t hitung

sebesar = 6,205 dan nilai p-value

sebesar 0,000 (< 0,05).

b. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah

dikemukakan di atas, maka saran yang

dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perawat,

Pemberian jus belimbing sebagai salah

satu alternatif intervensi yang dapat

dimanfaatkan oleh tenaga keperawatan

maupun tenaga kesehatan lainnya

untuk membantu menurunkan tekanan

darah pada semua orang terutama

lansia

2. Bagi lansia

Lansia dapat menggunakan jus

belimbing untuk menurunkan

hipertensi, dan menambah nutrisi,

vitamin C serta dapat menurunkan

kolesterol.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian lebih lanjut tentang

pengaruh pemberian jus belimbing,

hendaknya perlu dilakukan metode

penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya hipertensi

pada usia muda umur kurang dari 60

tahun.

F. UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur peneliti panjatkan

kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan karunia-Nya. Skripsi

“Pengaruh Pemberian Jus Belimbing

Terhadap Tekanan Darah Lansia Pada

Penderita Hipertensi Di Unit

Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo

Ungaran ”dapat diselesaikan.

Kesempatan dan ridho-Nya yang

sangat-sangat berarti bagi peneliti,

kasih sayang dari-Nya, tak ada yang

mampu menandingi. Sholawat serta

Page 12: Karya Tulis Ilmiah

salam peneliti haturkan kepada Nabi

Besar Muhammad SAW, dan mudah-

mudahan kita mendapatkan

Syafa’atnya di hari akhir. Amin

Peneliti menyadari bahwa Skripsi

ini tidak dapat selesai tanpa kerja

keras, semangat dan do’a dari berbagai

pihak. Dengan segenap ketulusan dan

kerendahan hati penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. H. Asaat Pitoyo S.Kp, M.Kes,

selaku Ketua STIKES Ngudi

Waluyo Ungaran.

2. Ns.Zumrotul

Choiriyyah.S.Kep.M.Kes selaku

pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan

dalam penyusunan Skripsi ini.

3. M.Imron Rosyidi, S.Kep, Ns selaku

pembimbing II yang telah

meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan dan

masukan hingga Skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan staf pengajar

STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

5. Kepala Balai Rehabilitasi Sosial

"Wira Adhi Kharya" pada Unit

Rehabilitasi Sosial "Wening

Wardoyo" Ungaran.

6. Responden yang telah

berpartisipasi dalam penelitian ini.

7. Untuk ayah (Mahrup) Ibu

(Hamidah) adik (M.Busairi dan

M.KHaerunil Ikhwal) yang tiada

henti memberikan dukungan baik

berupa semangat, do'a, materi dan

segalanya dari beliau, terima kasih

untuk semuanya karena kalian

adalah sumber inspirasiku.

8. Semua pihak yang tidak dapat

peneliti sebutkan satu persatu yang

telah banyak membantu sehingga

Skripsi ini dapat terselesaikan dan

diujiakan.

Dalam tersusunnya Skripsi

ini, peneliti menyadari masih

banyak kekurangan dan

keterbatasan sehingga Skripsi ini

jauh dari kesempurnaan, dan

diharapkan adanya kritik dan saran

bagi semua pembaca yang ingin

memberikan masukan atau

perbaikan yang sifatnya

membangun.

Ungaran, September 2012

Peneliti

Page 13: Karya Tulis Ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Prosedur Praktek. Jakarta: P.T Rineka cipta.

Atun, M. (2010). Lansia sehat dan bugar. Bantul: Kreasi Wacana.

Bangun, A.P. (2003). Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Hipertensi. Jakarta: Medika

Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia Dan Keperawatan Gerontik. Yogjakarta: Medical Book

Beevers, D.G. (2002). Seri Kesehatan Bimbingan Dokter pada Tekanan Darah. Jakarta: Dian Rakyat

Dempsey, Patricia Ann & Arthur D. Dempsey. (2002). Alih Bahasa: Palupi Widyastuti. Riset Keperawatan Buku Ajar & Latihan. Edisi 4. Jakarta: EGC

Evelyn, Pearce. (2009). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta:

EGC

Efendi, Mahfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: salemba medika

Hardywinoto, Setiabudi. (2005). Panduan Gerontologi. Jakarta: Pusat Utama

Hidayat, A. Aziz Alimul .(2009). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Niken Widya, H. (2010) . Profil kesehatan 2010 . Diperoleh : 1 Juni 2012. Dari http://dinkeskotasemarang.files.wordpress

.com/2011/11/profil-kesehatan-kota semarang-2010.pdf

Junaidi Iskandar. (2010).Hipertensi/ Pengenalan, Pencegahan, Dan Pengobatan. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

Kowalski, Robert E. (2010) Terapi Hipertensi: Program 8 Minggu Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Dan Mengurangi Resiko Serangan Jantung Dan Stroke Secara Alami/robert E, kowalski; penerjemah, Rani S. Ekawati, penyunting. Rahmani Astuti - Cet, 1 - Bandung: Qanita.

Lueckenotte, A.G. (2002). Gerontologic Nursing. St-Louis : Mosby-Year Book Inc