karya tulis ilmiah
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi pada era globalisasi sangat
cepat.Dengan semakin banyaknya pertumbuhan usaha menyebabkan persaingan semakin
pesat dan ketat.Pesatnya persaingan usaha tersebut, menjadikan tuntutan bagi mahasiswa
sebagai salah satu sumber daya manusia untuk meningkatkan usaha serta diikuti langkah
profesionalitas agar dapat berperan aktif dalam persaingan.Kebutuhan pengetahuan dan
pengalaman digunakan sebagai tolak ukur dalam menghadai persaingan usaha.Penerapan
ilmu dalam kegiatan praktek secara langsung digunakan untuk menambah pengalaman
yang diperoleh saat kegiatan belajar mengajar.
Praktek kerja lapangan (PKL ) merupakan slaah satu program yang tercantum dalam
kurikulum kuliah Prodistik MAN Sidoarjo.Program tersebut merupakan salah satu
prasyarat kelulusan mahasiswa Prodistik MAN Sidoarjo.Praktek kerja lapangan ini juga
merupakan bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar berdasarkan pengalaman
diluar system belajar mengajar. Mahasiswa secara perorangan dipersiapkan untuk
mendapatkan pengalaman atau keterampilan khusus dari keadaan nyata di lapangan.
Dalam pengalaman tersebut diharapkkan mahasiswa akan memperoleh ilmu yang dapat
memberikan wawasan yang luas. Selain teori yang diberikan dari setiap pembimbing
mahasiswa juga dapat mempraktekkan teori tersebut.Secara tidak langsung mahasiswa
tersebut dapat cepat mengerti dengan adanya fasilitas yang sudah disediakan disana.
Multi Media Training Centre (MMTC) adalah lembaga penyelenggara pendidikan dan
latihan milik Pemerintah yang berdiri pada tanggal 31 Juli 1985. Sesuai dengan tuntunan
jaman, maka kini MMTC telah menjadi Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC”
Yogyakarta (STMM MMTC), institusi pendidikan tinggi di bidang penyiaran dan multi
media yang berada di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Saat ini, STMM MMTC membuka peluang bagi masyarakat luas untuk meraih sukses,
melalui pengetahuan dan ketrampilan di bidang Broadcasting dan Multi Media. STMM
MMTC adalah satu langkah maju untuk menggapai masa depan gemilang dan satu pilihan
tepat bagi insan yang cerdas dan kreatif. Karena globalisasi tak akan pernah lepas dari
kemampuan dalam penguasaan Multi Media.
Setelah mengamati dan mempertimbangkan arah penyusunan PKL yang akan ditempuh,
maka kami bermaksud mengadakan praktek kerja di Multi Media Training Centre
(MMTC).1
1.2 Tujuan Penelitian
1. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang berharga, dan
memperoleh masukan serta umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan
kesesuaian pendidikan dan kenyataan yang ada di lapangan
2. meningkatkan pengetahuan mahasiswa pada alat-alat yang digunakan pada saat proses
pembuatan perfilman.
3. mengimplotasikan antara pendidikan disekolah dan di luar sekolah
1.3 Manfaat Penelitian
Bagi Mahasiswa
Dapat memberi masukan yang berguna memperbaiki dan mengembangkan
kesesuaian pendidikan dan kenyataan yang ada di lapangan.
Dapat mengenali secara langsung alat-alat yang digunakan dalam perfilman
Dapat mengimplotasikan atau membedakan antara pendidikan disekolah dan
diluar sekolah atau di lapangan.
Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi dan
meningkatkan kemampuan dalam program keahlian dibidang penyiaran dan multi
media.
Bagi Sekolah
Dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang lebih menarik.
Sebagai sarana untuk menambah wawasan tentang proses pembuatan multi media.
Untuk menambah dokumen kepustakaan yang telah dihasilkan oleh para siswa
yang mungkin dapat menigkatkan minat pembaca bagi kalangan siswa yang lain.
1.4. Objek Observasi
Media shooting
Indoor live studio
Studio broat casting
Proses pembuatan multi media
1.5. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Program Kerja Lapangan (PKL) di Sekolah Tinggi Multi Media “
MMTC “ Yogyakarta pada hari Rabu tanggal 03 Juli 2013.
2
BAB II
PROFIL STMM “ MMTC “
2.1. Sejarah
Multi Media Training Centre (MMTC) adalah lembaga penyelenggara pendidikan dan
latihan milik Pemerintah yang berdiri pada tanggal 31 Juli 1985 yang bekerja sama
dengan pemerintahan Jepang. Sesuai dengan tuntunan jaman, maka kini MMTC telah
menjadi Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta (STMM MMTC), institusi
pendidikan tinggi di bidang penyiaran dan multi media yang berada di bawah
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
STMM MMTC memiliki kampus yang nyaman, instruktur yang berpengalaman, serta
dukungan peralatan yang lengkap. STMM MMTC menyelenggarakan 2 Jenis program
pendidikan yaitu pendidikan kedinasan bagi aparatur pemerintah dan swadana bagi
masyarakat umum. Adapun Program swadana STMM MMTC dibuka berada dalam 1
jurusan, yaitu Jurusan Penyiaran. Yang bertujuan untuk mencetak kompetensi,
meningkatkan kemampuan atau kinerja dalam berbagai program keahlian di bidang
penyiaran dan multi media.
Program swadana terdiri atas program-program berikut :
1. Program Studi Manajemen Produksi Siaran (Manaprodsi)
2. Program Studi Manajemen Produksi Pemberitaan (Manarita)
3. Program Studi Manajemen Teknik Studio Produksi (Matekstosi)
4. Program Studi Animasi
5. Program Studi MIK
6. Program Studi Game Desain
STMM MMTC merupakan satu langkah maju untuk menggapai masa depan yang
gemilang dan satu pilihan tepat bagi insan yang cerdas dan kreatif. Serta membuka
kesempatan bagi masyarakat umun menjadi broadcaster professional.
3
2.2. Visi Misi
Visi
Menjadi Institusi Pusat Multi Media terbaik di Indonesia
Misi
1. Menghasilkan tenaga profesional dan aplikatif yang siap berkompetisi didunia multi
media khususnya di bidang penyiaran.
2. Mengembangkan hasil riset untuk meningkatkan pelayanan prima guna memenuhi
tuntutan masyarakat sesuai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
3. Menciptakan SDM yang berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan
pembangunan negara.
4. Membangun dan mempertahankan etika moral akademis
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Studio 1
Studio Televisi :
Tersedia tiga studio televisi yang berteknologi penyiaran digital, yang dilengkapi dengan
studio produksi indoor, sub control studio, ruang continuity program, studio editing linier dan
non-linear, ruang pembaca berita lengkap dengan telepromter, dan unit siaran luar.
Master Control Room (MCR) Televisi
1. Pengertian
Master Control Room (MCR) Televisi atau disebut juga ruang
kendali siaran televisi merupakan ruangan yang berisikan
perangkat teknis utama penyiaran dalam mengontrol segala
proses siaran stasiun televisi. MCR menjadi pusat dari segala
kegiatan produksi siaran yang ada di stasiun penyiaran televisi. MCR sangat penting
karena semua materi siaran baik acara secara langsung (live) maupun rekaman di studio,
atau kejadian yang langsung dari suatu lokasi di luar studio melalui OB Van atau mobil
siaran, harus melalui MCR terlebih dahulu, sebelum akhirnya dipancarkan ke satelit.
Materi siaran berupa iklan, logo stasiun televisi, program-program acara, running text dan
sebagainya, semuanya telah disiapkan di MCR untuk ditayangkan.
Bagian penyiaran atau broadcasting merupakan ujung dari produksi materi siaran seperti
program acara, iklan, dan sebagainya. MCR menjadi pusat kegiatan penyiaran, meliputi
pengoperasian peralatan siaran televisi dan hal-hal non-teknis seperti pengaturan waktu
tayang. Beberapa stasiun televisi menempatkan bagian penyiaran menjadi satu departemen
tersendiri yang umum dikenal dengan Departement On Air Broadcast. Dalam departemen
ini, terdapat bagian teknis (meliputi Master Control dan video tape recording (VTR) On
Air), bagian non-teknis (meliputi traffic log dan presentasi). Seluruh materi siaran akan 6
melalui MCR dan kemudian menuju perangkat uplink untuk ditransmisikan melalui satelit
dan ke stasiun relay di seluruh Indonesia.
2. Sistem MCR Televisi Broadcast
MCR menjadi pusat pengaturan semua tayangan program dan iklan. MCR juga dapat
dikatakan tempat pengontrolan keluar dan masuknya sumber. Terdapat tujuh bagian dalam
sistem MCR Televisi Broadcast.
Video Tape Recording (VTR) Material Room
Bagian ini merupakan tempat penyedian materi-materi
program siaran yang berbentuk tape atau kaset siap tayang
seperti sinetron, program non-drama. VTR berfungsi merekam
dan melihat rekaman pada proses produksi, dapat juga
digunakan untuk meng-capture (mengubah rekaman dari kaset pita ke digital). Format
yang digunakan, antara lain VHS, S-VHS, dan MiniDV. Kaset-kaset tersebut di barcode
atau dikomputerisasikan sehingga terdapat pembagian segmen untuk sebuah program
acara. Kemudian setelah dibagi, di input ke Flexicart atau mesin pemutar materi program.
Misalnya suatu program sinetron akan tayang pada tanggal 7 November pukul 7 malam,
dengan durasi 64 menit dan akan dibagi menjadi lima segmen untuk Running File program
tersebut. Selain membagi segmen program, bagian VTR juga menyuplai keperluan materi
iklan. Apabila ada materi iklan yang tidak sesuai dengan format yang ada pada ruangan
VTR, maka meteri kaset tersebut akan diubah menjadi materi yang siap tayang.
Kebayakan stasiun televisi saat ini, sudah meminta perusahaan iklan yang ingin memasuki
iklan, agar memasukkan format iklan yang sesuai.
Studio
Studio merupakan tempat untuk memproduksi dan
menyuplai program-program stasiun televisi. Proses
produksi di studio harus terkoneksi dengan MCR. Ketika
program acara diproduksi di studio, MCR menjadi penting
untuk mengatur jalannya produksi. Video dan audio akan
dikirim ke MCR. Produksi program di studio dapat secara live (langsung disiarkan ke
pemirsa) misalnya program musik, olahraga, dan berita ataupun secara recording
(program acara direkam terlebih dahulu atau dikenal dengan taping). Di dalam studio
7
terdapat beberapa sistem yang terintegrasi yaitu audio (system mixer), video (system
camera), pencahayaan (system lighting) dan seni (art design).
Siaran Langsung (Live Event)
Siaran langsung merupakan suatu proses produksi yang sesuai dengan kenyataan saat itu
sehingga apa yang dilihat di televisi pemirsa merupakan gambaran nyata baik waktu
maupun lokasi. Siaran langsung memiliki resiko kegagalan baik masalah teknis maupun
operasional. Siaran langsung mempunyai slot waktu program yang sulit diprediksi
ketepatan selesainya, sehingga seandainya acara langsung gagal, otomatis mengganggu
runtutan acara berikutnya.
Presentasi
Presentasi merupakan pengendali utama sebuah siaran berlangsung. Bagian ini merupakan
pengatur waktu baik kapan program acara on air (berupa live atau taping) maupun waktu
iklan atau komersial akan ditayangkan. Selain itu, bagian presentasi juga bertugas
mengatur naik atau turunnya logo televisi, running text. Sistem presentasi memiliki main
switcher atau switcher utama yang saling terhubung dengan computer control switcher dan
computer control superimpossed. Switcher merupakan alat untuk memilih satu gambar
dari berbagai sumber untuk disiarkan atau direkam. Untuk sumber lainnya seperti logo,
running text, bumper, dan sebagainya juga akan masuk ke main switcher.
Master Control Console
Bagian ini sebagai pemantau alur sinyal audio dan video.
Master control console sebagai penyangga utama
penyelenggaraan siaran, membagi sinyal input kebagian lain
(studio, presentasi, transfer room), koordinasi utama saat
siaran langsung.
Ruang Transfer (Transfer room)
Ruang transfer atau transfer room disebut juga sebagai bagian rekam atau recording.
Bagian transfer memberikan input untuk materi siaran yang siap tayang. Bagian transfer
dapat merekam materi live atau siaran tunda, merekam acara off air (hasil on air yang
sudah ke masyarakat) guna keperluan saksi ke pemasang iklan (Broadcast On Air
Whitness). Bagian transfer sebagai perekam materi acara yang belum berformat digital.
8
Transmisi Up-link
Ruang transmisi merupakan bagian yang menyiarkan sinyal-sinyal audio dan video ke
masyarakat. Bagian ini berhubungan dengan frekuensi, daya pancar transmitter,
gelombang pemancar, converage area pancaran stasiun televisi, perizinan alokasi
frekuensi dengan departemen perhubungan dan lain-lain. Dalam penyiaran televisi,
transmisi sebagai pemancar gelombang elektromagnetik dengan dua tipe, yaitu pola
penyiaran tatap muka langsung (line off sight) dan pola satelit uplink dan downlink. Line
off sight menggunakan gelombang pendek (microwave) yang biasanya untuk keperluan
stasiun relay dalam kota (TX Site). Satelit uplink dan downlink menggunakan media
satelite repeater untuk keperluan televisi daerah (TX Relay).
3. SDM Pada Master Control Room
Produser
Produser bertanggung jawab terhadap semua aktivitas pembuatan program. Untuk
kebutuhan tertentu, terdapat sebuah komputer dengan system on line seperti New Q Pro
yang terhubung langsung dengan teleprompter sehingga produser atau scripwritter dapat
melakukan perubahan atau penambahan script yang muncul dan akan dibacakan oleh
anchor. Sistem tersebut juga secara online dapat menghitung durasi per materi sehingga
produser mendapat informasi yang akurat saat membatalkan (drop) atau menambah materi
di dalam segmen agar sesuai dengan durasi dan kebutuhan.
Program Director (PD)
Program director bertanggung jawab terhadap teknis pelaksanaan dan melakukan
pemilihan gambar dan suara sesuai rundown.
Pengoperasi Switcher (Switcherman)
Switcherman bertanggungjawab mengoperasikan mesin switcher.
Penata Aksara atau Character Generic (CG)
Penata aksara bertugas menampilkan teks berupa informasi seperti nama presenter,
narasumber dan informasi lainnya
Penata Suara (Audioman)
Penata Suara bertugas untuk memilih sumber suara yang akan dimunculkan. Suara atau
audio tersebut berasal dari berbagai macam sumber, seperti : microphone di studio yang
9
digunakan talent, peralatan musik, VTR, music player hingga audio yang disimpan di
dalam komputer.
Pengoperasi VTR (VTRman)
Pengoperasi VTR bertugas memutar kaset video sesuai rundown dan melakukan
perekaman.
Pegoperasi Virtual Set
Pengoperasi virtual set bertugas memunculkan latar belakang virtual yang sebelumnya
telah dibuat oleh virtual set designer dan mengatur posisinya agar sesuai dengan locking
kamera.
4. Peralatan yang digunakan saat di studio maupun di lapangan
Kamera
Secara umum ada tiga jenis kamera yang digunakan untuk
produksi televisi, yakni kamera ENG atau Electonic News
Gathering. Kamera ENG sesuai namanya biasanya digunakan
untuk liputan di lapangan atau outdoor. Yang ke dua adalah
jenis kamera EFP atau Electronic Field Production, yaitu jenis kamera yang dipeuntukan
produksi baik untuk keperluan indoor maupun outdoor. Dan yang ke tiga adalah kamera
studio, yakni jenis kamera yang memang di desain untuk keperluan studio yang biasanya
digunakan dengan lokasi indoor.
Lighting
Lighting adalah penataan peralatan pencahayaan, dalam hal ini
adalah untuk untuk menerangi panggung untuk mendukung
sebuah pementasan. Sebab, tanpa adanya cahaya, maka
pementasan tidak akan terlihat. Secara umum itulah fungsi dari
tata cahaya. Dalam teater, lighting terbagi menjadi dua yaitu:
1. Lighting sebagai penerangan. Yaitu fungsi lighting yang hanya sebatas menerangi
panggung beserta unsur-unsurnya serta pementasan dapat terlihat.
2. Lighting sebagai pencahayaan. Yaitu fungsu lighting sebagai unsur artisitik
pementasan. Yang satu ini, bermanfaat untuk membentuk dan mendukung suasana
sesuai dengan tuntutan naskah.
10
Istilah dalam tata cahaya.
1. lampu: sumber cahaya, ada bermacam, macam tipe, seperti par 38, halogen, spot,
follow light, focus light, dll.
2. holder: dudukan lampu.
3. kabel: penghantar listrik.
4. dimmer: piranti untuk mengatur intensitas cahaya.
5. main light: cahaya yang berfungsi untuk menerangi panggung secara keseluruhan.
6. foot light: lampu untuk menerangi bagian bawah panggung.
7. wing light: lampu untuk menerangi bagian sisi panggung.
8. front light: lampu untuk menerangi panggung dari arah depan.
9. back light: lampu untuk menerangi bagian belakang panggung, biasanya
ditempatkan di panggung bagian belakang.
10. silouet light: lampu untuk membentuk siluet pada backdrop.
11. upper light: lampu untuk menerang bagian tengah panggung, biasanya ditempatkan
tepat di atas panggung.
12. tools: peralatan pendukung tata cahaya, misalnya circuit breaker (sekring), tang,
gunting, isolator, solder, palu, tespen, cutter, avometer, saklar, stopcontact, jumper,
dll.
13. seri light, lampu yang diinstalasi secara seri atau sendiri-sendiri. (1 channel 1 lampu)
14. paralel light, lampu yang diinstalasi secara paralel (1 channel beberapa lampu).
CCU/Camera Control Unit
Ini merupakan satu alat yang bisa mengontrol beberapa fungsi yang ada di kamera. Yang
bisa dikontrol atau digantikan fungsinya melalui alat ini diantaranya adalah pengaturan
pencahayaan (brightness contrast) , temperatur warna (color temperature), kecepatan
(shutter speed), white balance, serta warna hue (red, green, blue). Jumlah CCU yang
digunakan sama persis dengan jumlah kamera yang digunakan karena masing-masing
kamera dikontrol oleh satu CCU.
Vision Mixer
Satu alat untuk mengatur pemilihan gambar lengkap dengan berbagai jenis transisi.
Banyak jenis vision mixer, dari yang paling sederhana yang hanya memiliki tiga source
input dengan satu source ouput sampai yang paling lengkap dengan source input dan
11
output puluhan. Alat ini berbentuk keyboard dengan banyak tombol dengan masing-
masing fungsi.
Monitor
Berfungsi untuk melihat tampilan visual yang dihasilkan dari kamera. Banyaknya monitor
yang digunakan tentu saja tergantung dari berapa kamera yang digunakan. Ada monitor
dari berbagai source kamera, monitor preview, serta monitor hasil akhir.
VTR/Video Tape Recorder
VTR/Video Tape Recorder atau biasa juga disebut VCR/Video Cassette Recorder
digunakan untuk merekam hasil shooting. Ada dua jenis VTR yang digunakan yakni VTR
yang digunakan untuk merekam dan VTR yang digunakan untuk menayangkan source
video/play back yang sebelumnya sudah dibuat, biasa juga dikenal dengan sebutan VT.
Character Generator
Biasa juga disebut dengan CG atau Chargen , ini adalah untuk membuat serta
menampilkan title,sub title. Serta graphic yang dibutuhkan dalam tayangan produksi acara
televisi. Ada yang berbentuk keyboard yang dihugungkan langsung ke vision mixer, ada
juga beerbentuk satu unit komputer yang berdiri sendiri yang bisa dihubungkan ke vision
mixer.
Waveform
Alat ini digunakan untuk mengukur kualitas video yang dihasilkan oleh masing-masing
kamera serta dari VT. Juga bisa digunakan untuk mengukur audio. Waveform
menampilkan graphic yang menjadi parameter atau acuan yang bisa digunakan apakan
kualitas video dan audio sudah sesuai harapan atau belum.
Audio Mixer
Pengaturan suara dilakukan menggunakan audio mixer, yang tidak hanya mengatur
volume tinggi rendahnya suara yang dihasilkan tapi meliputi berbagai kepentingan audio
secara keseluruhan.
12
5. Komunikasi saat produksi
Komunikasi yang baik diperlukan di semua tahapan produksi, yakni pre- production,
production, dan post production. Di saat pre production, komunikasi sudah terjalin anatara
penulis naskah dengan produser serta dengan director. Tiga elemen penting ini sering
disebut dengan triangle system. Dalam sebuah produksi multicamera, komunikasi sangat
intens terjadi ketika suatu produksi berjalan. Program Director selaku komandan dalam
satu produksi harus mampu mengkomunikasikan semua gagasan dengan baik pada semua
level kru produksi.
Untuk memudahkan komunikasi tersebut sudah dimudahkan dengan “bahasa”
kesepakatan yang sudah baku di dunia broadcasting manapun, walaupun kenyataanya
kadang sedikit ada perbedaan pemakaian istilah. Namun yang paling penting adalah harus
ada kesepakatan yang bisa dimengerti penuh oleh semua kru produksi. Selain kesamaan
bahasa, hal menujang lainnya adalah alat komunikasi. Banyak alat komunikasi yang bisa
digunakan untuk menunjang agar komunikasi bisa berjalan baik. Diantara alat dan media
itu :
Talkback & Clearcomm
Ini sebetulnya mirip dengan walkie talkie, yakni sebuah alat komunikasi yang didesain
khusus untuk keperluan shooting. Talkback & Clearcomm terdiri atas microphone serta
headset, dimana cameraman bisa berkomunikasi dengan Program Director/PD. Pada
kamera studio, ada panel khusus yang bisa disambungkan dengan alat ini. PD bisa
mengarahkan setiap cameraman dengan bantuan alat ini.
Teleprompter
Teleprompter sebetulnya ”bukan” alat komunikasi dan tidak di
desain untuk keperluan itu. Teleprompter merupakan satu set alat
untuk membantu anchor atau pembawa acara membaca naskah.
Teleprompter di “tempelkan” pada lensa kamera, sehingga ketika
anchor membaca pandangan mata masih ke arah kamera. Nah,untuk beberapa hal
telepromter ini bisa juga digunakan director atau producer untuk memberikan “isyarat”
tertentu pada pembawa acara tadi.
13
Headset
Ini merupakan alat paling umum yang dipakai oleh pengisi acara
agar bisa menerima informasi dari PD tentang apa saja yang harus
dia lakukan. PD atau produser memberikan arahan secara langsung
pada pengisi acara yg umumnya adalah seorang anchor untuk
melakukan keinginan PD tadi.
Cue Card
Konvensional dan sudah dari sejak dulu digunakan, tapi masih digunakan hingga
sekarang. Cue Card adalah secarik kertas yang berisi info atau point-point penting sebagai
guidance yang harus dilakukan atau dibawakan pembawa acara. Acara dengan konsep live,
sering menggunakan cue card sebagai bantuan.
Camera Card
Jika Cue Card dipeuntukan bagi pengisi acara, maka Camera Card bermanfaat bagi
cameraman. Dalam Camera Card terdapat info tentang komposisi, pergerakkan camera,
yang dijadikan panduan kameraman dalam pengambilan gambar.
Command’s Hand
Ini yang paling sering digunakan. Komunikasi non verbal, hanya menggunakan tangan
sebagai simbol yang sudah disepakati secara umum. Command’s hand dilakukan oleh
floor director/FD atau floor manager/FM. Komunikasi ini sebetulnya tetap bersumber dari
PD yang disampaikan pada FD, karena ketidakmungkinan perintah PD secara langsung
pada pengisi acara.
Producer’s Message
Pada acara quiz atau gameshow alat ini biasanya digunakan. Producer’s message
menggunakan monitor komputer sebagau bantuan. Producer atau PD menuliskan pesan-
pesan tertentu yg ingin disampaikan pada pembawa acara dengan mengetikkan pesan.
Pesan tersebut bisa dibaca oleh pengisi acara di monitor komputer yang dekat dengan dia.
Kuis Who Want’s To Be A Millionaire dan Deal Or No Deal menggunakan fasilitas ini
untuk komunikasi antara pembawa acara dengan produser/PD.
Alat-alat di atas, hanyalah tool atau alat bantu yang tidak bermakna apa-apa ketika para
kru tidak memahami apa yang harus dia lakukan. Komunikasi yang baik ketika produksi,
14
sekali lagi, harus terjalin ketika produksi belum dimulai. Latihan…atau rehearsal itu kunci
utama. Dengan rehearsal kesalahan serta mis komunikasi bisa dihindari sedini mungkin.
Apalagi untuk keperluan acara siaran langsung. Tidak ada perbaikkan dalam siaran
langsung.Di sini peran program director sangat penting, PD di MCR harus bisa
menyampaikan pesan pada FD di studio, FD harus bisa menyampaikan pesan pada pengisi
acara di panggung.
Studio Editing Linier dan Non-Linear
Proses editing di era saat ini menggunakan dua cara yaitu proses Linier Editing dan Non
Linier Editing. Tergantung dari kebutuhan dan situasi yang ada.
Perbedaan Linier Editing dan Non Linier Editing.
Linier editing adalah proses editing secara langsung dari kaset (pita) ke kaset (Pita)
dengan menggunakan media VTR ke VTR (Video Tape Recorder). Jadi VTR yang satu
untuk media playback (tempat kita memilah milah gambar) dan VTR yang satunya lagi
untuk media perekam hasil gambar yang sudah kita pilah pilah tadi
Non Linier Editing (NLE) adalah proses editing yang menggunakan media digital seperti
computer. Proses ini tidak langsung seperti Linier Editing, karena audio video yang ada
di kaset pita harus di transfer dulu ke Hardisk computer (proses transfer ini biasa disebut
Capture). Setelah tahap Capture baru kita bisa melakukan tahap proses editing.
Proses Non Linier Editing ini biasanya menggunakan software yang mendukung proses
editing seperti Adobe Premiere, Avid, Final Cut Pro, Pinacle, Ulead dan masih banyak
lagi.
Hasil Render (Output) dari NLE bisa berupa file dan kaset (pita atow DVD, VCD).
Kelebihan dan kekurangan Linier Editing dan Non Linier Editing (NLE)
Kelebihan Linier Editing.
- Estimasi waktu lebih cepat karena tidak melalui tahap capture dan rendering.
Kekurangan Linier Editing
- Hanya Cut to Cut (potongan gambar ke gambar lainnya saja) tidak memliliki efek
transisi atow efek lainnya.
Kelebihan Non Linier Editing (NLE)
- Bisa menggunakan efek video dan transisi, serta grading color.
Kekurangan Non Linier Editing (NLE)
- Proses Editing lebih lama dibanding Linier Editing karena melalui banyak tahapan.
15
Studio Radio
STMM "MMTC" Yogyakarta memiliki tiga studio radio yang berteknologi penyiaran digital, yang dilengkapi dengan studio subcontrol, perangkat pemancar, mobil unit siaran luar, dan studio editing radio
1. Pengertian
Pemancar-penerima (transceiver) adalah sebuah perangkat elektronik yang dapat
digunakan untuk menghubungkan sebuah komputer ke sebuah jaringan dengan teknologi
pemancaran pita basis (baseband) sehingga komputer tersebut dapat memancarkan dan
menerima sinyal di dalam jaringan tersebut. Pada awal-awal perkembangan jaringan,
pemancar-penerima merupakan perangkat yang terpisah dari kartu jaringan, akan tetapi,
saat ini hampir semua kartu jaringan memiliki pemancar-penerima yang terpadu dalam
kepingan atau kartu jaringan tersebut.
2. Peralatan yang diperlukan dalam Penyiaran Radio
Berikut ini merupakan alat (Peralatan) yang biasanya dibutuhkan oleh stasiun radio dalam
menyiarkan siaran mereka NU Listeners, memang tak harus selengkap alat ini, semua
kembali kepada kebutuhan dari stasiun radio itu sendiri.
Audio Mixer
adalah alat untuk mengatur sinyal elektrik dari microphone
studio, tape recorder, dan sinyal prosesor. Operator
menggerakan isarat ini dengan knob/tombol, kemudian
mengarahkan kembali sinyal ke tape recorder, sinyal prosesor,
dan monitor power amplifier.
Microphone
Microphone adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menghantarkan getaran suara kepada out speaker. Maka ujung
tombak pengeras suara adalah microphone, benda ini dapat
dikunjungi dengan beberapa macam istilahnya ada yang mono dan
stereo, berkaki dua dan empat, basic dan wireless, microphone classic dan moderen, 16
microphone buat rekaman hingga microphone yang sering digunakan untuk adzan di
musola.
Komputer
Komputer adalah media informasi dengan memasukan input dan
memproses data dengan mengeluarkan hasil output yang kita
inginkan dan bekerja secara otomatis. Dikerjakan dengan software
atau applikasi dan tersimpan melalui media penyimanan data.
Software
MATRIX AUTOMATION RADIO SOFTWARE
MATRIX adalah sebuah automation software yang telah banyak
digunakan di beberapa radio di Indonesia ). Disain sistem dibuat
dan disesuaikan dengan kebutuhan radio di Indonesia. Paket
software ini terdiri dari 6 Modul (6 Software) diantaranya : Modul OnAir, Modul Traffic,
Modul Music Director, Modul Produksi, Modul SMS dan Modul News.
Headphones
Fungsi headphone adalah untuk mendengarkan aktifitas yang
sedang mengudara. Sehingganya penyiar diwajibkan untuk
menggunakan headphones disaat siaran berlangsung. Headphones
juga sengaja diadakan untuk mengantisipasi brooming jika kita menggunakan speaker
kontrol yang biasa, mengingat dalam ruangan tersebut microphone juga aktif ketika anda
menyiar. Jangan lupa perhatikan tanda L dan R di speaker headphones. tanda L berarti
LEFT yag artinya posisi di telinga kiri dan R berarti RIGHT yang berarti digunakan di
telinga kanan.
Hybrid Telepon
Hybrid adalah sebuah alat yang mengkonversi sambungan telepon
biasa ke mixer siaran anda. Hal ini membuatan anda bisa
berkomunikasi langsung dengan pendengar. Anda juga harus bisa
mengenali alat tersebut, biasanya hybrid diaktifkan sebelum fader
mixer digeser keatas, hal ini mengantisipasi adanya bunyi yang
tidak diinginkan terdengar oleh pendengar.17
Compact Disk
CD adalah media penyimpanan lagu-lagu. Walaupun zaman sekarang
radio sudah memakai komputer dan software untuk memutar lagu,
tetapi CD sangat bermanfaat jika computer tiba-tiba hang. CD bisa
menutupi keadaan dead air.
Kaset
Kaset adalah sebuah benda yang terbuat dari bahan campuran plastik
yang berisi gulungan pita karbon yang bisa menyimpan hasil
rekaman suara maupun gambar. Dahulu kala, sebelum ada CD dan
software, radio menggunakan media kaset untuk memutarkan lagu.
Radio Tape dan CD player
Alat ini sangat membantu jika computer hang. Tinggal masukkan
CD atau kaset ke dalamnya.
FLASHDISK
Fungsi dari Flash disk adalah sebagai media penyimpanan data. USB
flash drive adalah alat penyimpanan data memori flash tipe NAND
yang memiliki alat penghubung USB yang terintegrasi. Flash drive ini
biasanya berukuran kecil, ringan, serta bisa dibaca dan ditulisi dengan
mudah. Jika file lagu yang ada di dalam computer tidak lengkap, bisa memasukkan lagu
yang ada di dalam flashdisk.
Modem
Modem adalah singkatan dari modulator-demodulator yaitu alat
yang digunakan untuk menghantar dan menerima data dari
sebuah PC ke PC lainnya melalui kabel telephone. Modem adalah
alat yang bertugas untuk menukar data dari bentuk digital ke
analog dan sebaliknya. Dengan adanya internet, dunia siaran akan terbantu, karena script
writer biasanya mencari bahan berita dari internet. Penyiar juga bisa mendapatkan bahan
18
obrolan dari internet. Bahkan siaran radio dapat didengarkan oleh seluruh dunia dengan
proses streaming.
Antena
Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima
yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara. Fungsi
antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
elektromagnetik, lalu meradiasikannya (Pelepasan energy
elektromagnetik ke udara / ruang bebas)
Sistem Komputerisasi Studio Radio & Pengarsipan Digital Siaran Radio
Merupakan sistem aplikasi untuk mendukung operasional stasiun
radio mulai dari pengelolaan Program Siaran, Perencanaan
Siaran, Pelaksanaan Siaran [On-Air], Pengelolaan Berita /
Informasi dan Lagu, Produksi Audio, Pengelolaan Iklan,
Perekaman Siaran, Pemancaran Siaran melalui Internet [Audio Streaming] dan
Pengelolaan Sumberdaya [SDM, Asset, Keuangan, dll].
STL ( Studio Transmitter Link)
STL berguna untuk memancarkan program siaran dari studio ke
pemancar dengan lokasi yg berbeda. Kami Desain dengan system
dual conversi untuk kepekaan dan selektifitas yang handal,
tersedia dalam mode manual dan LCD Display
Pemancar FM
Tujuan dari pemancar FM adalah untuk merubah satu atau
lebih sinyal input yang berupa frekuensi audio (AF) menjadi
gelombang termodulasi dalam sinyal RF (Radio Frekuensi)
yang dimaksudkan sebagai output daya yang kemudian diumpankan ke sistem antena
untuk dipancarkan. Dalam bentuk sederhana dapat dipisahkan atas modulator FM dan
sebuah power amplifier RF dalam satu unit.
Sebenarnya pemancar FM terdiri atas rangkaian blok subsistem yang memiliki fungsi
tersendiri, yaitu:
19
FM Exciter
FM exciter merubah sinyal audio menjadi frekuensi RF yang sudah termodulasi.
Jantung dari pemancar siaran FM terletak pada exciter-nya. Fungsi dari exciter adalah
untuk membangkitkan dan memodulasikan gelombang pembawa dengan satu atau lebih
input (mono, stereo, SCA) sesuai dengan standar FCC. Gelombang pembawa yang
telah dimodulasi kemudian diperkuat oleh wideband amplifier ke level yang dibutuhkan
oleh tingkat berikutnya.
Penguat (bahasa Inggris: Amplifier)
Adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara
umum). Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan signal suara (yang telah
dinyatakan dalam bentuk arus listrik) pada bagian inputnya menjadi arus listrik yang
lebih kuat di bagian outputnya.
Catu daya (power supply)
Merubah input power dari sumber AC menjadi tegangan dan arus DC atau AC yang
dibutuhkan oleh tiap subsistem
Transmitter Control System memonitor,
Melindungi dan memberikan perintah bagi tiap subsistem sehingga mereka dapat
bekerja sama dan memberikan hasil yang diinginkan
RF lowpass filter
Membatasi frekuensi yang tidak diingikan dari output pemancar
Directional coupler
Mengindikasikan bahwa daya sedang dikirimkan atau diterima dari sistem antenna
Kabel koaksial
Kabel Koaksial adalah media penyalur atau transmitor yang
bertugas menyalurkan setiap informasi yang telah diubah
menjadi sinyal – sinyal listrik. Kabel ini memiliki kemampuan
yang besar dalam menyalurkan bidang frekuensi yang lebar,
sehingga sanggup mentransmisi kelompok kanal frekuensi percakapan atau program
televisi. Kabel koaksial biasanya digunakan untuk saluran interlokal yang berjarak relatif
dekat yakni dengan jarak maksimum 2.000 km. dengan adanya kabel, semua kegiatan
penyiaran dapat tersambung dan tersiar dengan baik.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, dapat beberapa kesimpulan,
diantaranya yaitu:
1. Praktek Kerja Lapangan ini sangatlah berperan penting dalam proses pembelajaran di
perkuliahan Prodistik, karena dapat mengetahui alat-alat yang dilakukan dalam
proses pembuatan film dan berapa jauh mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang
telah diperoleh di sekolah dan diluar sekolah.
2.
4.2. Saran
21