karya muhammad idrus buton (metode...

148
PENERJEMAHAN KITAB KASYF AL-HIJÂB FÎ MURÂQABAH AL-WAHHÂB KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Oleh: Andhika Tiara NIM: 11150240000014 PROGRAM STUDI TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

PENERJEMAHAN KITAB KASYF AL-HIJÂB FÎ

MURÂQABAH AL-WAHHÂB KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON

(METODE SEMANTIK)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Humaniora

(S. Hum)

Oleh:

Andhika Tiara

NIM: 11150240000014

PROGRAM STUDI TARJAMAH

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2019 M

Page 2: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,
Page 3: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,
Page 4: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,
Page 5: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

v

ABSTRAK

Andhika Tiara, 11150240000014, Penerjemahan Kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb karya Muhammad Idrus Buton (Metode Semantik), Skripsi, Program Studi Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Skripsi ini bertujuan untuk menerapkan metode penerjemahan semantik dan untuk menjelaskan strategi penerjemahan dalam terjemahan kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb. Sumber utama penelitian ini adalah kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb karya Muhammad Idrus Buton dan ditunjang oleh sumber primer kitab lainnya. Metode yang digunakan dalam analisis adalah metode kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian skripsi ini adalah penerjemahan semantik yang paling tepat dalam menerjemahkan teks keagamaan bidang tasawuf. Penerjemahan semantik fokus pada pencarian padanan tataran kata, tetapi tetap terikat pada budaya bahasa sumber. Metode ini sangat mengutamakan makna yang dimaksud sehingga dalam menerjemahkan diperlukan instrumen kamus istilah tasawuf untuk lebih memudahkan. Adapun strategi penerjemahan yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah penambahan (addition/ziyâdah), pengurangan (deletion/hadzf), transposisi (transposition/tabdîl), mendahulukan dan mengakhirkan (taqdîm wa takhîr).

Kata kunci : Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb, Penerjemahan Semantik, Strategi Penerjemahan, dan Tasawuf.

Page 6: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

vi

ص البحثخمل ترجمة كتاب كشف الحجاب في ،۱۱۱۵۰۲٤٠٠٠٠٠١٤ ،انديكا تييارا

البحث الجامعي ،)الدلالي المنهج( البطونيلمحمد عيدروس مراقبة الوهاب جامعة شريف هداية الله ،كلية الآداب والعلوم الإنسانية ،قسم الترجمة

.۲٠١۹ ،جاكرتا الإسلامية الحكوميةشرح و ةيترجمة الدلالالمنهج طبيق تفهي ا البحث ذه أما أهداف

كشف الحجاب في مراقبة الوهاب.إستراجيات الترجمة على كتاب كتاب كشف الحجاب في مراقبة المستخدمة هي الأساسية مصادرال

احثةلت البوحل البطوني وترفد بالبيانات الأخرى. الوهاب لمحمد عيدروسهي ا البحثذه ونتائج الكيفي.المدخل والوصفي منهج ال باستخدام

ة الأصح في ترجمة النصوص العربية خاصة في مجال يالترجمة الدلالولكنها التزمت ،مرادف الكلمات نيلزت الترجمة الدلالية إلى ركالتصوف.

إلى حتى يحتاجمنهج المعاني المستهدفة ا الذه ل. فضمصدرفي ثقافة لغة الوأما إستراجيات الترجمة . أدوات المعاجم التصوفية للسهولة عند الترجمة

(addition) ا البحث الجامعي فهي: زيادةذالمستخدمة في ه تقديم وتأخير.و (transposition)وتبديل (deletion)فذحو

،يةرجمة الدلالالت ،: كشف الحجاب في مراقبة الوهابمفتاحيةالكلمات ال التصوف.و ،وإستراجيات الترجمة

Page 7: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

vii

KATA PENGANTAR

Bismillâhirrahmânirrahîm

Tiada kata yang pantas diungkapkan, tiada kalimat yang layak

untuk disanjungkan dalam mensyukuri nikmat Allah yang tak

terbatas, yang maha luas yang tak pernah habis dan tuntas untuk

kita bahas. Shalawat beriring salam senantiasa tercurah

limpahkan kepada junjungan Nabi akhir zaman, sang penerang

siang dan malam, serta penyempurna syariat Islam, baginda Nabi

agung Muhammad SAW.

Bersamaan dengan selesainya penulisan skripsi ini, peneliti

menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada yang

terhormat:

1. Saiful Umam, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Adab

dan Humaniora.

2. Dr. Darsita Suparno, M.Hum, dan Dr. Ulil Abshar, S.S.,

M.Hum., MA, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan

Tarjamah yang telah memberikan arahan, saran, serta

nasihat kepada peneliti.

3. Abdul Wadud Kasyful Anwar, Lc., M.Ag, selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan

dan semangat kepada peneliti.

4. Dr. Zubair, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran

dalam membimbing peneliti hingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Page 8: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

viii

5. Dr. Ahmad Syatibi, M. Hum, selaku Dosen Penguji I dan

Dr. Akhmad Saehudin, M. Hum Selaku Penguji II.

6. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora terkhusus

dosen program studi Tarjamah yang telah memberikan

ilmu dan wawasannya dengan ikhlas.

Semoga segala yang telah diberikan dapat menjadi amal

jariyah di akhirat kelak.

Tak lupa, peneliti sampaikan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada teman-teman seperjuangan Tarjamah angkatan

2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-

Jami’ah, serta kepada sahabatku Khusnul Ma’arif, Lisa

Aminatusy S., Badriyah, Fatma Agustina, Firda Aulia, Nana

Andriana serta Siti Rofiqoh, dan sahabat di Madrasah Aliyah

Barirotul Musta’inah, Husnul Hamidah, Nuron Najahah, dan

Nuris Sirrul Laily yang telah mendoakan dan memberikan

semangat tiada henti-hentinya.

Terakhir, semoga ketulusan, kebaikan, keikhlasan serta kasih

sayang yang telah dicurahkan kepada peneliti selama ini dibalas

oleh Allah SWT. Peneliti berharap semoga skripsi yang masih

jauh dari kata sempurna ini dapat bermanfaat bagi khalayak luas

di manapun berada, khususnya bagi peneliti serta orang-orang

yang bergelut di bidang penerjemahan.

Jakarta, 16 Agustus 2019

Andhika Tiara

Page 9: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk kedua orang tua

tercinta Bapak Muhammad Sadjim dan Ibu Nur Sa’adah yang

telah merawat, mendidik, serta tak henti mendoakan dalam setiap

sujudnya. Tak lupa untuk kedua kakak tersayang Nurma Lailiyah

dan Ahmad Mashabi Satrio serta adik tersayang Acil Salbiyah

yang senantiasa memberikan semangat, doa dan dukungan

sepenuh hati mereka. Semoga lewat skripsi ini peneliti dapat

merekahkan senyum di bibir orang-orang terkasih.

“Terima kasih telah menjadi penopang di saat jalan terjal

menghadang, serta menjadi pelindung di kala badai menerjang.”

Page 10: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................ x

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ....................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .......................................................... 5

E. Penelitian Terdahulu ....................................................... 6

F. Metodologi Penelitian ..................................................... 8

1. Fokus Penelitian ....................................................... 9

2. Sumber Data ............................................................. 9

3. Teknik Pengumpulan Data ..................................... 10

4. Metode Analisis Data ............................................. 11

5. Teknik Penulisan .................................................... 13

G. Sistematika Penulisan ................................................... 13

BAB II KERANGKA TEORI

A. Penerjemahan Teks Klasik Keagamaan ......................... 15

B. Metode Penerjemahan Semantik .................................... 16

C. Istilah Tasawuf ............................................................... 19

D. Strategi Penerjemahan .................................................... 21

Page 11: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

xi

BAB III SEKILAS TENTANG KITAB DAN PENULIS

A. Biografi Singkat Muhammad Idrus Buton ................... 28

B. Karya-karya Muhammad Idrus Buton .......................... 31

C. Latar Belakang Tasawuf Muhammad Idrus Buton ....... 33

D. Kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb ........... 34

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN PENERJEMAHAN

A. Pertanggungjawaban Penerjemahan Kitab Kasyf al-

Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb ...................................... 37

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................. 75

B. Rekomendasi ............................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................... 82

Page 12: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke

dalam aksara lain. Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin.

Transliterasi yang peneliti gunakan dalam penelitian skripsi

ini merujuk pada pedoman transliterasi pada Keputusan Rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017

Tentang “Pedoman Penelitian Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut daftar aksara

Arab dan padanannya dalam aksara latin:

A. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts te dan es ث

J Je ج

H h dengan garis bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy es dan ye ش

S es dengan garis di bawah ص

Page 13: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

xiii

B. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia,

terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkaf

atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya

adalah sebagai berikut:

D de dengan garis di bawah ض

Ṯ te dengan garis dibawah ط

Z zet dengan garis bawah ظ

‘ عkoma terbalik di atas

hadap kanan

Gh ge dan ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

Apostrof ` ء

Y Ye ي

Page 14: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

xiv

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

◌ A Fathah

◌ I Kasrah

◌ U Dammah

Adapun vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah

sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ◌ ي

Au a dan u ◌ و

C. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam

bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ȃ ا a dengan topi di

atas

Ȋ ي i dengan topi di

atas

Ȗ و u dengan topi di

atas

Page 15: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

xv

D. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab

dilambangkan dengan huruf, yaitu ال, dialihaksarakan menjadi

huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf

qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan

ad- dîwân.

E. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan tanda (~), dalam alih aksara ini

dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan

huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak

berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak

setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf

syamsiyyah. Misalnya kata “الضرورة” tidak ditulis ad-darûrah

melainkan al-darûrah. Demikian seterusnya.

F. Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah

terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah).

Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta

marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

Contoh:

Page 16: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

xvi

No. Kata Arab Alih Aksara

Tarîqah ة ق ی ر ط 1

al-jâmi’ah al-islâmiyyah ة ی م لا س الإ ة ع ام الج 2

Wahdat al-wujûd د و ج الو ة د ح و 3

G. Huruf Kapital

Meskipun dalam tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal,

dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan,

dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk

menuliskan permulaan kalimat, huruf awal, nama tempat,

nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan,

jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis

dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut,

bukan huruf awal kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-

Ghazâlî bukan Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat

diterapkan dalamalih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai

huruf cetak miringn (italic) atau cetak tebal (bold). Jika

menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak miring,

maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian

seterusnya.

Berkaitan dengan penelitian nama, untuk nama-nama

tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan

tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari

bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani,

tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak

Page 17: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

xvii

Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

H. Cara Penelitian Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism),

maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah

beberapa contoh alih aksara atas kalimat- kalimat dalam

bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di

atas:

Kata Arab Alih Aksara

Dau'u al-Misbah اح ب ص الم ء و ض

A’lamu bi al-Sawâb ابو ـالص ب م ل ع أ

Fî al-Jâmi’ah ة ع ام ي الج ف

Page 18: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

xviii

DAFTAR SINGKATAN

BSa : Bahasa Sasaran

BSu : Bahasa Sumber

Dll : Dan Lain-lain

SAW : Sallâllah ‘Alaih wa Sallam

SWT : Subhânahu wa Ta’âlâ

TSa : Terjemahan Sasaran

TSu : Terjemahan Sumber

Page 19: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pentingnya tasawuf dalam budaya negeri-negeri muslim

dapat dikenali dengan baik.1 Sejarah mencatat peran tasawuf

yang begitu besar, A.H. John melaporkan bahwa para sufi

pengembara terutama yang melakukan penyiaran di Nusantara

berhasil mengislamkan sejumlah besar penduduk Nusantara

minimal sejak abad ke-13. Seiring perkembangan Islam di

Indonesia, ajaran tasawuf nampaknya suatu hal yang tak dapat

dipisahkan dari misi Islam untuk membawa manusia menjadi

umat yang bertauhid. Amalan-amalan agama yang dibawa

oleh pengembang Islam menekankan perlunya mengisi

kehidupan rohani yang betul-betul dapat dirasakan dan

dipikirkan. Sebab dalam pengamalan ibadah agama pada

hakikatnya adalah untuk meraih hidup tenang bahagia di dunia

dan akhirat.2

Salah satu ulama sastrawan sufi yang berpengaruh dalam

membawa misi ajaran tasawuf di Indonesia adalah Syekh

Muhammad Idrus Buton yang berasal dari kesultanan Buton

1J. Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam (London: Oxford University Press, 1973), h. 233.

2Septiawadi .”Pergolakan Pemikiran Tasawuf di Indonesia”. Vol. 7, No. 1, 2013, h. 183.

Page 20: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

2

di Sulawesi Tenggara, beliau lahir pada akhir abad ke-18, tak

banyak yang mengenalnya, namun semasa hidupnya tercatat

tidak kurang dari 40 karya kitab telah ditulisnya yang

mayoritas berisi ajaran tasawuf.3

Dari banyaknya karya Muhammad Idrus Buton yang

sudah dialihbahasakan, kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-

Wahhâb merupakan salah satu karya beliau yang belum

ditemukan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, dan dapat

diasumsikan bahwa kitab ini menarik untuk dijadikan objek

penelitian karena sudah jarang sekali ditemukan terjemahan

kitab-kitab yang bercorak tasawuf dan dirasa sangat perlu

diterjemahkan guna menambah khazanah keilmuwan di

bidang tasawuf, kitab ini berisi teks-teks keagamaan yang

mengajarkan ajaran tasawuf amali yaitu ajaran cara meyakini

bahwa Tuhan mengintai lahir dan batinnya, di mana dan kapan

saja.

Hasrat masyarakat untuk menggunakan buku-buku

terjemahan juga sangatlah tinggi. Jika hasil terjemahan teks

keagamaan dibaca oleh pembaca awam yang tidak memiliki

pengetahuan yang memadai tentang kandungan teks, tentu

mereka akan menghadapi kesulitan dalam memahami, apalagi

jika teks bahasa sumbernya merupakan teks yang terkait

dengan pemikiran tasawuf, selain berfungsi sebagai khazanah

3Basrin Melamba dan Wa Ode Siti Hafsah. “Ijtihad Sultan

Muhammad Idrus Kaimuddin”, Vol. 16, No.1, 2014, h. 1.

Page 21: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

3

tasawuf islam di Indonesia juga sekaligus memperkaya kosa

kata bahasa Indonesia.4

Menerjemahkan teks keagamaan berarti menerjemahkan

teks yang substansinya didominasi oleh tema dan topik-topik

yang bersumber pada satu agama atau lebih. Teks keagamaan

bisa ditemukan pada alquran, hadits, kitab kuning. Teknik yang

dibutuhkan saat menerjemahkan teks keagamaan dalam Islam

pun tidaklah sama, teknik untuk menerjemahkan alquran tidak

sama dengan menerjemahkan hadis, teknik menerjemahkan

hadis juga tidaklah sama dengan kitab kuning.5

Metode yang tepat dalam menerjemahkan teks keagamaan

adalah metode penerjemahan semantik. Metode ini merupakan

metode penerjemahan yang berorientasi ke dalam bahasa

sasaran. Metode ini menghasilkan terjemahan yang lengkap,

detail, fokus, dan cenderung agak panjang terjemahannya

dibandingkan dengan teks aslinya.6. Begitu juga

menerjemahkan kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb

dibutuhkan teori penerjemahan semantik karena teks ini

merupakan teks keagamaan. Tentunya, dalam

penerjemahannya sangat memperhatikan bahasa sumber.

4Qonitatul Mahmudah, Muhammad Yunus Anis. “Ideologi

Penerjemahan Arab-Indonesia”. ISBN 978-602-60295-7-7, 2017, h. 252. 5Benny. H. Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan. (Jakarta:

Pustaka Jaya, 2006), h.33. 6Sunarto al-Qurtubi, KH. MA. Sahal Mahfudh, Era Baru Fiqih

Indonesia, (Yogyakarta : Cermin, 1999), h. 7.

Page 22: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

4

Maka, penerjemahan semantik dirasa yang paling sesuai dalam

menghasilkan teks yang sangat kompleks, detail, dan padat.7

Oleh karena itu, setelah melakukan berbagai pengamatan

yang mendalam, peneliti akhirnya tertarik untuk melakukan

penelitian penerjemahan kitab teks klasik keagamaan yang

bercorak ajaran tasawuf, dengan judul “Penerjemahan Kitab

Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb Karya Muhammad

Idrus Buton (Metode Semantik)”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam mengkaji dan meneliti sebuah masalah baik berupa

data maupun yang lainnya, diperlukan batasan dan perumusan

masalah, agar lebih jelas dan terfokus arah pembahasan yang

akan diuraikan nanti.

Adapun berdasarkan latar belakang masalah di atas,

peneliti membatasi permasalahan dengan menerjemahkan kitab

Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb dan mengajukan

rumusan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses penerjemahan kitab Kasyf al-Hijâb

fî Murâqabah al-Wahhâb karya Muhammad Idrus

Buton dengan menerapkan metode penerjemahan

semantik?

7Jeremy Monday, Introducing Translation Studies : Theories and

Application (New York: Routledge, 2008), h. 71.

Page 23: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

5

2. Bagaimana penerapan strategi penerjemahan dalam

terjemahan kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-

Wahhâb karya Muhammad Idrus Buton?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah peneliti kemukakan di

atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui proses penerjemahan Kitab Kasyf al-

Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb dengan menggunakan

metode semantik dan strategi penerjemahannya.

D. Manfaat Penelitian

Ditinjau dari aspek teortis, penelitian ini mempunyai

beberapa manfaat di antaranya:

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan

penelitian terkait penerjemahan teks klasik

keagamaan.

2. Sebagai ajang pengembangan bakat dan langkah awal

untuk menjadi seorang penerjemah freelance. Karena

menerjemahkan buku-buku yang berisi tentang cerita-

cerita pendek, sastra, dan naskah dokumenter dapat

dikerjakan sembari mengerjakan pekerjaan yang

lainnya dan tidak perlu terikat kontrak dengan

perusahaan.8

8Geoffrey Samuelsoon, Brown, A Practical Guide for Translators,

(Canada: Multilingual Matters, 2010), h. 5-17.

Page 24: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

6

3. Sebagai wawasan bagi peneliti, pembaca, dan

penerjemah agar dapat mempertimbangkan metode

dan teknik mana yang tepat dalam menerjemahkan

teks klasik keagamaan.

Adapun secara praktis penelitian ini mempunyai manfaat

di antaranya:

1. Sebagai masukan atau motivasi untuk mahasiswa

khususnya mahasiswa prodi Tarjamah agar dapat

melakukan penerjemahan pada teks klasik keagamaan.

2. Sebagai sumbangsih literasi di Indonesia khususnya

dalam bidang penerjemahan teks klasik keagamaan

tasawuf.

E. Penelitian Terdahulu

Setelah mencari berbagai macam literature sebagai bahan

rujukan skripsi, peneliti menemukan beberapa penelitian baik

objek maupun metode yang digunakan dalam menerjemahkan

teks klasik kegamaan di antaranya :

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Virginia (2011)

dengan judul “Ali Audah dan Terjemahannya (Analisis

Terjemahan Buku Abu Bakar as-Siddiq Karya M. Husen

Haekal pada Bab Abu Bakar pada Masa Nabi)”. Dalam

penelitian tersebut membahas tentang strategi yang digunakan

oleh Ali Audah dalam menerjemahkan buku, sedangkan

penelitian ini fokus pada penerjemahan dan metode yang

digunakan dalam menerjemahkan teks klasik keagamaan.

Page 25: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

7

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ecep Ismail (2016)

dengan judul “Analisis Semantik pada Kata Ahzab dan

Derivasinya dalam Alquran”. Dalam penelitian tersebut hanya

mengupas makna kata Ahzab yang ada dalam alquran,

sedangkan penelitian ini menerjemahkan semua makna yang

ada dalam teks kitab.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Farhan

(2015) dengan judul “Kitab Qasas al-Anbiya pada Bab Ihtijâj

Adam dan Musa Karya Ibnu Katsir (Analisis Morfosintaksis

Terjemahan M. Abdul Ghaffar E.M)”. Dalam penelitian

tersebut dilakukan analisis serta penilaian hasil terjemahan,

sedangkan penelitian ini dilakukan dengan tanpa analisis,

hanya menerjemahkan teks kitab saja.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Kardimin (2013)

dengan judul “Problematika Penerjemahan Teks

Keagamaan”. Dalam penelitian tersebut memaparkan tentang

permasalahan yang dijumpai dalam penerjemahan teks

keagamaan, metode serta teknik penerjemahan teks

keagamaan, sedangkan penelitian ini hanya memaparkan hasil

serta metode terjemahan teks kitab.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Maftukhatul Inayah

(2018) dengan judul “Penerjemahan Hadis dalam Kitab Ahkâm

Tamannî al-Maut”. Dalam penelitian tersebut memaparkan

hasil terjemahan hadis pilihan dalam kitab serta metodenya,

sedangkan penelitian ini memaparkan hasil terjemahan seluruh

isi teks kitab.

Page 26: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

8

F. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif

adalah sebuah metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang

mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan

maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta

peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan

data kualitatif yang telah diperoleh dan dengan demikian tidak

menganalisis angka-angka.9 Sedangkan deskriptif merupakan

gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat

alamiah itu sendiri. Secara deskriptif, peneliti dapat

memberikan ciri, sifat, serta gambaran data yang dilakukan

pada tahap pemilihan data setelah data terkumpul.10

Metodologi penelitian ini akan membahas hal-hal sebagai

berikut:

9Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Depok: Raja Grafindo

Persada, 2015), h. 13. 10T. Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik: Ancangan Metode

Penelitian dan Kajian, (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 16-17.

Page 27: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

9

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah menerjemahkan seluruh isi

teks yang terdapat di dalam kitab Kasyf al-Hijâb fî

Murâqabah al-Wahhâb dari bahasa Arab ke dalam Bahasa

Indonesia dengan menggunakan metode semantik.

2. Sumber Data

Penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan

suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga

hanya ada pengungkapan fakta.11 Metodologi penelitian ini

akan membahas hal-hal sebagai berikut:

a. Sumber primer atau sumber utama, yaitu data yang

langsung digunakan peneliti. Adapun yang menjadi

sumber primer dalam penelitian ini adalah kitab

yang berjudul kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah

al-Wahhâb karya Muhammad Idrus Buton yang

berbahasa Arab sebagai teks sumber (TSu).

b. Sumber sekunder atau pendukung, yaitu mengambil

dari literatur buku yang berhubungan dengan

penerjemahan, dan kamus-kamus sebagai

pendukung, diantaranya; Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), Kamus al-Munawwir Arab-

Indonesia, kamus al-Ma’ani, kamus offline, buku-

buku, jurnal, artikel, serta internet sebagai

penunjang.

11Herman Wasinto, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta:

Gramedia, 1993), h. 19.

Page 28: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

10

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti klasifikasikan secara

sistematis dan bertahap. Klasifikasi langkah-langkah

tersebut ialah sebagai berikut:

a. Menentukan objek penelitian yang akan diteliti

yaitu kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-

Wahhâb.

b. Membaca objek penelitian.

c. Memilih data yang akan dianalisis.

d. Menentukan teori yang sesuai dengan teks kitab.

e. Mengaplikasikan teori penerjemahan.

Berikut bagan pengumpulan data :

Ada 6 tahapan

Tahap 1 Menentukan

objek penelitian

Tahap 2 Membaca

objek penelitian

Tahap 3 Memilih data

yang akan dianalisis

Tahap 4 Menentukan teori yang

sesuai

Tahap 5 Mengaplikasikan teori penerjemahan semantik

Page 29: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

11

4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teori

sebagai rujukan yang dalam langkah analisis yang peneliti

lakukan yaitu menerapkan metode penerjemahan dengan

pendekatan metode semantik. Adapun langkah-langkah

peneliti agar penelitian ini berjalan secara sistematis, maka

tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menerjemahkan kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah

al-Wahhâb menggunakan metode kata-perkata

dengan berbagai perkakas penerjemahan yang akan

dijadikan rujukan seperti Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), Kamus al-Munawwir Arab-

Indonesia, kamus al-Ma’ani, kamus offline, serta

internet sebagai penunjang.

b. Mencari diksi yang sesuai dengan menggunakan

Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Tesaurus

Bahasa Indonesia.

c. Memisahkan kata asing yang sulit diterjemahkan

kemudian mencarinya ke dalam kamus istilah

tasawuf.

d. Mereproduksi struktur dan kultur dari teks bahasa

sumber ke dalam teks bahasa sasaran dengan

pendekatan metode penerjemahan semantik.

Page 30: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

12

Berikut bagan analisis data :

Ada 4 tahapan

Tahap 1 Menerjemahkan

seluruh teks kitab

Tahap 2 Mencari diksi yang

sesuai

Tahap 4 Mereproduksi

struktrur dan kultur BSa ke BSu

dengan metode semantik

Tahap 3 Mencari kata asing

ke dalam kamus istilah tasawuf

Page 31: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

13

5. Teknik Penulisan

Secara teknis skripsi ini berpedoman pada buku

pedoman penulisan “Pedoman Penelitian Karya Ilmiah

(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta” berdasarkan Keputusan Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017.

G. Sistematika Penyusunan

Sistematika penulisan berupa rencana pembagian bab dan

sub bab dari laporan penelitian yang akan ditulis. Sistematika

penulisan yang baik adalah yang mampu memberikan informasi

lengkap tentang garis besar laporan penelitian serta disusun

berdasarkan kriteria yang logis. Untuk memberikan gambaran

pembahasan yang sistematis, serta mudah dipahami, maka

diperlukan suatu susunan yang baik yang terbagi dalam beberapa

bab. Sistematika penyusunan skripsi ini antara lain :

Bab pertama, berisi tentang pendahuluan yaitu mencakup

latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua, berisi tentang kerangka teori yaitu penerjemahan

teks klasik keagamaan, metode penerjemahan semantik, istilah

tasawuf dan strategi penerjemahan.

Bab ketiga, berisi tentang korpus penelitian yaitu sekilas

tentang seluk beluk penulis dan kitab. Adapun yang dibahas

yaitu biografi Muhammad Idrus Buton, karya-karya Muhammad

Page 32: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

14

Idrus Buton, latar belakang tasawuf Muhammad Idrus Buton dan

kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb.

Bab keempat, berisi tentang pokok penelitian yaitu

pertanggungjawaban penerjemahan kitab Kasyf al-Hijâb fî

Murâqabah al-Wahhâb.

Bab kelima, berisi tentang penutup yang terdiri dari

kesimpulan dan rekomendasi.

Page 33: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

15

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Penerjemahan Teks Klasik Keagamaan

Penerjemahan dianggap sebagai proses render makna dari

teks ke bahasa lain berdasarkan cara yang dimaksudkan oleh

penulis teks. Selain itu terjemahan mencakup proses

mentransfer makna dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa

sasaran (BSa).12 Proses pemindahan pesan yang telah

diungkapkan dalam satu bahasa ke dalam bahasa yang lain

secara sepadan dan wajar dalam pengungkapannya, sehingga

tidak menimbulkan kesalahan presepsi dan kesan asing dalam

menangkap makna yang telah dialihbahasakan tersebut.13

Menerjemahkan juga merupakan suatu jenis pekerjaan

yang memerlukan pendidikan dan pelatihan tingkat lanjutan.

Seseorang yang menggeluti pekerjaan ini dapat digolongkan ke

dalam tipe penerjemah tertentu.14 Bila penerjemah tidak

memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai, seorang

12Peter Newmark, Approaches to Translation (Germany:

Pergamon Press), h. 91 13Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-

Indonesia Kontemporer (Tangerang Selatan: Al-Kitabah, 2014), h. 17. 14Kardimin, “Problematika Penerjemahan Teks Bernuansa

Keagamaan”, INSYIRAH Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam Vol. 1, No. 2, 2013, hal. 1-16.

Page 34: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

16

penerjemah akan mengalami banyak kesulitan, apalagi

penerjemah belum akrab dengan teks yang dimaksud.15

Begitu juga ketika menerjemahkan teks klasik keagamaan.

Teks klasik keagamaan adalah teks-teks keagamaan yang

sudah berumur 100 tahun ke atas, serta sudah mengalami

macam perubahan budaya.16 Jadi dapat disimpulkan bahwa

penerjemahan teks klasik keagamaan berarti

mengalihbahasakan pesan sumber ke pesan sasaran teks yang

berumur 100 tahun ke atas yang memuat topik agama.

Teks-teks keagamaan islam yang diimpor ke Indonesia

banyak menggunakan bahasa Arab, tetapi saat proses

penerjemahan ke bahasa Indonesia terjadi proses yang sama

yaitu mengambil langsung beberapa istilah sesuai asli

bahasa sumber atau mencari padanannya. Berbeda halnya

ketika berhadapan dengan teks tasawuf, di sini pembaca akan

banyak menemukan banyak istilah keagamaan yang dapat

membentuk moral bangsa dan terdapat akurasi kebudayaan.17

B. Metode Penerjemahan Semantik

Molina & Hurtado Albir mendefinisikan metode

penerjemahan sebagai cara sebuah proses penerjemahan

15Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-

Indonesia Kontemporer. h. 92. 16Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-

Indonesia Kontemporer. h. 93 17Qonitatul Mahmudah, Muhammad Yunus Anis. “Ideologi

Penerjemahan Arab-Indonesia”. ISBN 978-602-60295-7-7, 2017, h. 252.

Page 35: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

17

dilakukan sesuai dengan tujuan penerjemah, yakni opsi global

yang berdampak pada teks bahasa sasaran secara keseluruhan.

Mereka mengungkapkan ada beberapa metode penerjemahan

yang bisa dipilih yakni: metode interpretatif-komunikatif

(penerjemahan gagasan atau amanat), harfiah (transkodifikasi

linguistik), bebas (modifikasi kategori-kategori semiotika dan

komunikatif) dan filologis (penerjemahan akademis atau

kritik).18

Sedangkan Newmark mendefinisikan metode

penerjemahan adalah sebuah metode yang berorientasi pada

bahasa sumber (SK emphasis) atau berbasis semantik dan

empat metode berorientasi pada bahasa target (TL emphasis)

atau berbasis komunikatif. Kedelapan metode tersebut

digambarkan oleh dalam bentuk diagram V, yakni sebagai

berikut :19

SL emphasis TL emphasis

Word-for-word Adaptation

Literal Free

Fathful Idiomatic

Semantic Communicative

Metode semantik berusaha mengkaji distribusi kosakata

(tema-tema) yang membentuk jaringan makna dan jaringan

18Lucia Molina, Hurtado Albir, A. “Translation Techniques

Revisited: A Dynamic and Functionalist Approach” dalam Meta: Journal des Traducteur/Meta: Translators Journal. XLVII, No.4, 2002, h. 498-512.

19Peter Newmark, A Textbook of Translation, (Newyork: Prentice Hall, 1988), h. 45.

Page 36: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

18

konseptual dalam sebuah medan semantik dengan mengejar

dan mengkombinasikan unit-unit makna kosakata dari unit

yang paling elementer (tendensi makna) hingga unit yang

paling sentral (terma).20 Terjemahan jenis ini lebih

mengedepankan nilai-nilai keindahan dari BSu dan lebih

fleksibel dengan memberikan ruang bagi kreativitas dan intuisi

penerjemahnya.21

Penerjemahan semantik fokus pada pencarian padanan

tataran kata, tetapi tetap terikat pada budaya bahasa sumber.

Meskipun begitu, penerjemah berusaha mengalihkan makna

konstekstual bahasa sumber sedekat mungkin dengan struktur

sintaksis dan semantik bahasa sasaran.22

Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang

penerjemah lebih luwes dan lebih fleksibel, dengan

memertimbangkan unsur estetika TSu dengan

mengkrompomikan makna selama masih dalam batas wajar.

Contoh:

أمام الفصل ذا الوجهينرايت

Aku lihat si muka dua di depan kelas

20Ecep Ismail. “Analisis Semantik Kata Ahzab dan Derivasinya

dalam alquran”, Vol. 1, No. 2, 2016, h. 2. 21Peter Newmark, A Textbook of Translation, h. 47. 22Jeremy Monday, Introducing Translation Studies : Theories and

Application, h. 71.

Page 37: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

19

Terjemahan “si muka dua” diterjemahkan dengan

menggunakan metode semantik yang sudah lazim dikenal oleh

masyarakat penutur TSa, artinya tidak terjebak dengan

terjemahan “orang yang memiliki dua muka”. Metode ini

merupakan salah satu metode yang direkomendasikan oleh

para ahli teori penerjemahan, pada kategori metode ini yang

berorientasi pada keakuratan TSu, para ahli menyebut metode

ini paling baik digunakan untuk menjamin keteralihan pesan

dengan baik.23

Penerjemahan semantik sangat memperhatikan nilai

estetika teks bahasa sumber, kompromi makna agar selaras

dengan asonasi, serta permainan dan pengulangan kata yang

menggetarkan. Berbeda dengan penerjemahan setia, metode

penerjemahan semantis lebih luwes dan memperkenankan

intuinsi penerjemah untuk berempati dengan teks sumber.24

C. Istilah Tasawuf

Kridalaksana menyatakan istilah sebagai kata atau

gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep,

proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.

Setiap bahasa memiliki istilah khusus yang menunjuk pada

sesuatu yang sifatnya spesifik. Istilah-istilah itu menunjukkan

23Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-

Indonesia Kontemporer. h. 40. 24M. Zaka al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2014), h. 55

Page 38: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

20

suatu konsep tertentu yang kadang-kadang terikat konteksnya.

Perhatian terhadap istilah serta usaha membentuknya dalam

bahasa Indonesia sudah lama ada di antara Pembina bahasa

Indonesia. Perkembangan istilah itu sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan., konsep-konsep baru pun

banyak muncul, dengan demikian diperlukan istilah-istilah

baru untuk merumuskan konsep-konsep itu.25

Pembentukan istilah dalam bahasa Indonesia memiliki

aturan di dalamnya. Istilah tersebut tidak dibuat tanpa dasar,

melainkan melalui proses pembentukan istilah yang sudah

disepakati. Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau

tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan kaidah fonotaktik,

yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa

Indonesia.26 Istilah asing yang konvensional dipadankan

menurut kaidah fonotaktik sesuai dengan bunyi yang lazim di

Indonesia. Dengan demikian, istilah tersebut dapat digunakan

dalam bahasa Indonesia.27

Maka dari itu, diperlukan instrumen dalam membantu

peneliti dalam menerjemahkan teks tasawuf, yaitu dengan

mencari istilah tasawuf dalam kamus istilah khusus bidang

tasawuf. Kamus istilah sendiri adalah kamus yang memuat

25Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik: Edisi keempat.

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 97. 26PUPI. 27Syihaabul Hudaa. “Transliterasi, Serapan, dan Padanan Kata:

Upaya Pemutakhiran Istilah Dalam Bahasa Indonesia”. Vol. 2, No. 1, Mei 2019, h. 4.

Page 39: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

21

istilah dengan makna konsepnya dari bidang ilmu tertentu28

(seperti kamus istilah tasauf, kamus istilah ekonomi, kamus

istilah hukum, dll).

Ada 6 kamus istilah tasawuf yang peneliti temukan, di

antaranya:

1. Sufi Terminology (al-Qâmûs al-Sûfî) The Mystical

Language of Islam karya Amatullah Amstrong.

2. Khazanah Istilah Sufi (Kunci Memasuki Dunia

Tasawuf) karya Amatullah Amstrong.

3. Ensiklopedi Tasawuf karya tim penulis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

4. Kamus Ilmu Tasawuf karya Drs. Totok Jumantoro,

M.A. dan Drs. Samsul Munir Amin, M.Ag.

5. Kunci Tasawuf karya KH. Amiruddin Syah.

6. Kamus Istilah Tasawuf karya Ramli Harun dkk.

D. Strategi Penerjemahan

Suryawinata dan Hariyanto mengemukakan bahwa strategi

penerjemahan adalah taktik penerjemah untuk menerjemahkan

kata atau kelompok kata, atau mungkin kalimat penuh apabila

kalimat tersebut tidak bisa dipecah lagi menjadi unit yang lebih

kecil untuk diterjemahkan.

28KBBI.

Page 40: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

22

Secara garis besar strategi penerjemahan dibagi dua yaitu,

strategi struktural dan strategi semantis. Strategi struktural

berkenaan dengan struktur kata atau kalimat yang meliputi:29

1. Penambahan (addition/ziyâdah)

Penambahan di sini adalah penambahan kata-kata di

dalam BSa karena struktur BSa memang menghendaki

demikian. Penambahan jenis ini bukanlah masalah pilihan

tapi suatu keharusan. Contoh:

BSu : فهم القرأن أمر مهم

BSa : Memahami alquran adalah hal (yang) penting

Pada contoh ini, kata “adalah” dan “yang” harus

ditambahkan demi keberterimaan struktur bahasa sasaran.

2. Pengurangan (deletion/hadzf)

Pengurangan artinya adanya pengurangan elemen

struktural di dalam BSa. Contoh:

BSu : السمك في يوم من الأيام ذهب أحمد لصيد

BSa : Suatu hari, Ahmad (pergi) memancing

Pada contoh ini, kata ل dan السمك dihilangkan dari

BSa.

29Zuchridin Suryawinata, Sugeng Hariyanto. Translation: Bahasan

Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h.67-76.

Page 41: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

23

3. Transposisi (transposition/tabdîl)

Strategi penerjemahan ini digunakan untuk

menerjemahkan klausa atau kalimat. Transposisi umumnya

dilakukan karena alasan gaya bahasa. Transposisi

mencakup pengubahan bentuk jamak ke bentuk tunggal,

posisi kata sifat sampai pengubahan struktur kalimat secara

keseluruhan.30 Pemisahan satu kalimat BSu menjadi dua

kalimat BSa atau lebih, penggabungan dua kalimat BSu

atau lebih menjadi satu kalimat BSa juga termasuk dalam

strategi ini. Pengubahan letak kata sifat di dalam frase

nomina dan pengubahan dari bentuk kata jamak menjadi

tunggal atau sebaliknya merupakan suatu keharusan bagi

penerjemah. Contoh:

BSu : يوزع مجانا ولا يباع

BSa : Gratis atau tidak diperjualbelikan

Sedangkan strategi semantis (strategi yang dilakukan

karena pertimbangan makna) meliputi:31

1. Pungutan (borrowing)

Pungutan merupakan strategi penerjemahan yang

membawa kata BSu ke dalam Teks BSa. Penerjemah

sekedar memungut kata BSu yang ada, karenanya strategi

ini dinamakan pungutan. Salah satu alasan mengapa

30Peter Newmark, A Textbook of Translation, h. 85. 31Peter Newmark, A Textbook of Translation, h. 83-91

Page 42: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

24

strategi ini digunakan adalah untuk menunjukkan

penghargaan terhadap kata-kata tersebut juga karena belum

ditemuinya padanan di dalam BSa. Pungutan mencakup

transliterasi dan naturalisasi. Transliterasi adalah strategi

penerjemahan yang mempertahankan kata-kata BSu

tersebut secara utuh, baik bunyi maupun tulisannya ke

dalam BSa. Sedangkan naturalisasi sudah terjadi adaptasi

atau penyesuaian kata dari BSu ke BSa. Contoh

transliterasi kata شريعة diterjemahkan menjadi “syari’ah”

dan contoh naturalisasi kata لعلماءا diterjemahkan menjadi

“ulama”.

Strategi pungutan ini biasa digunakan untuk kata atau

frase yang berhubungan dengan nama orang, nama tempat,

nama majalah, nama jurnal, nama lembaga, gelar dan

istilah-istilah pengetahuan yang belum ada pada kosakata

BSa.

2. Padanan Budaya (cultural equivalent)

Strategi ini mengganti kata-kata khas dalam BSu ke

dalam kata-kata khas BSa. Karena budaya antara BSu dan

BSa mungkin berbeda, maka kemungkinan strategi ini

tidak bisa menjaga ketepatan makna. BSu. Contoh:

حجته طال لسانهمن قصرت artinya “orang yang pendek

argumennya, maka panjang lisannya” padanan ini

Page 43: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

25

sudah biasa diterjemahkan dengan “tong kosong nyaring

bunyinya”. 3. Padanan Deskriptif (descriptive equivalent) dan

Analisis komponensial (komponential analysis)

Strategi ini digunakan karena kata BSu sangat terkait

dengan budaya khas BSu dan penggunaan padanan budaya

dirasa tak bisa memberikan derajat ketepatan yang

dikehendaki. Contoh kata الذاكر yang diterjemahkan

menjadi “orang yang berdzikir” .

Sedangkan analisis kompenensial digunakan ketika

sebuah kata BSu diterjemahkan ke dalam BSa dengan cara

memerinci komponen-komponen makna kata BSu tersebut.

Hal ini dilakukan karena tidak adanya padanan satu-satu

pada BSa sementara penerjemah menganggap penting

bahwa pembaca teks BSa perlu mengerti arti yang

sebenarnya. Contoh:

BSu: الغني يغني بصوت رخيم

BSa: Penyanyi itu menyanyi dengan merdu

Perbedaan antara padanan deskriptif dengan analisis

komponensial adalah padanan deskriptif digunakan untuk

menerjemahkan kata-kata yang terkait dengan budaya

sedangkan analisis komponensial digunakan untuk

menerjemahkan kata-kata umum.

Page 44: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

26

4. Sinonim (synonymy)

Dalam menerjemahkan, penerjemah bisa menggunakan

kata BSa yang kurang lebih sama maknanya untuk kata

BSu yang bersifat umum. Contoh:

BSu: اشترت امي حقيبة جميلة

BSa: Ibuku membeli tas yang bagus

5. Terjemahan Resmi

Strategi ini merupakan terjemahan resmi yang telah

dibakukan. Dengan mengunakan strategi ini, penerjemah

bisa menghemat waktu dalam menerjemah. Contoh:

BSu: وزارة الشؤون الدين

BSa: kementerian urusan agama

6. Penyusutan dan Perluasan

Penyusutan yang dimaksud di sini, adalah penyusutan

komponen kata BSu. Contoh frasa حضر موت

diterjemahkan menjadi “Hadramaut” merupakan salah satu

nama propinsi di Yaman.

Perluasan merupakan lawan dari penyusutan. Strategi

ini memperluas unsur kata dalam BSa. Contoh kata جورب

diterjemahkan menjadi “kaos kaki”.

7. Penambahan (addition)

Berbeda dengan penambahan pada strategi struktural,

penambahan di sini dilakukan demi kepentingan kejelasan

Page 45: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

27

makna. Penerjemah memasukkan informasi tambahan di

dalam teks terjemahan karena menurutnya pembaca

memang memerlukan informasi tersebut. Informasi

tambahan ini bisa diletakkan di dalam teks, di bagian bawah

halaman (catatan kaki) atau di bagian akhir dari teks.

8. Penghapusan (omission/deletion)

Penghapusan di sini adalah penghapusan kata atau

bagian teks BSu di dalam teks BSa. Dengan kata lain, kata

atau bagian dari teks tersebut tidak diterjemahkan. Hal ini

dilakukan dengan pertimbangan bahwa kata atau bagian

tersebut tidak terlalu penting bagi keseluruhan teks dan

biasanya sulit untuk diterjemahkan.

9. Modulasi (modulation)

Strategi ini digunakan untuk menerjemahkan frase,

klausa atau kalimat. Penerjemah memandang pesan dalam

kalimat BSu dari sudut yang berbeda atau cara pikir yang

berbeda. Strategi ini digunakan jika penerjemahan kata-

kata dengan makna literal tidak menghasilkan terjemahan

yang wajar atau luwes. Contoh kalimat ت أسدا في البيت رأي

yang artinya “saya melihat singa di dalam rumah”, kata

“singa” lebih berterima jika diterjemahkan dengan “lelaki

pemberani”.

Page 46: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

28

BAB III

SEKILAS TENTANG PENULIS DAN KITAB

A. Biografi Singkat Muhammad Idrus Buton

Muhammad Idrus memiliki nama lengkap yaitu

Muhammad Idrus Qaimuddin Ibnu Badaruddin al-Buthuni.

Beliau adalah ulama sufi ternama dari kesultanan Buton di

Sulawesi Tenggara. Muhammad Idrus Qaimuddin lahir pada

akhir abad ke-18, ia menjabat menjadi Sultan pada tahun 1824,

pada usia sekitar 40 tahun. Ayah beliau adalah Sultan

Badruddîn, Sultan Buton ke-27. Sementara kakeknya adalah

Sultan Qaimuddin al-Kabir, yang merupakan Sultan Buton ke-

24.32

Idrus kecil tumbuh dalam lingkungan aristokrasi istana

kesultanan Buton, sekaligus dalam lingkungan ilmu

pengetahuan dan keislaman yang kental. Pada lingkungan

keluarganya itu, dan di Madrasah Kesultanan Buton, Idrus

telah menghafal alquran sejak kecil dan belajar ilmu-ilmu

keislaman dasar.33

Pada tahun 1824, beliau menggantikan ayahnya menjadi

sultan Buton. Era kepemimpinannya ditandai dengan

penetapan-penetapan hukum agama (Islam) dan kebijakan-

32Basrin Melamba dan Wa Ode Siti Hafsah. “Ijtihad Sultan

Muhammad Idrus Kaimuddin”, Vol. 16, No.1, 2014, h. 25. 33Diakses di http://www.nu.or.id/post/read/77064/fathur-rahim-

kitab-karya-sultan-idrus-buton pada 4 April 2019 pukul 12.14 WIB.

Page 47: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

29

kebijakannya yang pro terhadap kemaslahatan rakyat.

Kedatangan pedagang-pedagang Belanda disikapinya dengan

mengadakan kontrak perjanjian yang multi waspada dan hati-

hati.34

Ketika masih menjadi raja, Idris Buton diamanahi

ayahandanya untuk menjadi pemimpin pasukan Kesultanan

Buton dalam sebuah perang laut besar di perairan Buton,

melawan para perompak dan bajak laut. Pada perang naval

tersebut, Idris Buton membuktikan kecakapannya sebagai

pemimpin, dan pasukannya berhasil mengalahkan sekelompok

perompak dan bajak laut tersebut.35

Sanad keilmuan beliau didapat dari dari Syekh

Muhammmad ibn ‘Abd al-Karim dari Syekh Muhammad

Sunbul al-Makki dari Syekh ‘Abd dari Syekh Musthafa ibn

Kamaluddin al-Bakri dari Samman al-Madani dari Syekh ‘Ali

Effendi dari Syekh Musthafa Effendi al-Adranari dari al-Lathif

dari Syekh ‘Umar al-Fuadi dari Syekh Isma’il al-Jaruni dari al-

Qarabisyi dari Syekh dari Syekh Halabi al-Sulthani al-Aqrani

dari Syekh Khaliluddin al-Tawaqqu’i dari Syekh Abu

Zakariyya al-Syirwani dari Syekh Muhammad al-Anjani dari

Syekh ‘Umar dari Syekh Maram al-Khalwati dari Syekh

‘Izzuddin dari Shadaruddin dari Syekh Abu Ishaq Ibrahim dari

34Diakses di https://islami.co/biografi-syeikh-idrus-buton-dan-

kitab-dliya-al-anwar-wa-tashfiya-al-akdar/ pada 27 Juni 2019 pukul 21.20 WIB

35Diakses di http://www.nu.or.id/post/read/77064/fathur-rahim-kitab-karya-sultan-idrus-buton pada 4 April pukul 12.14 WIB.

Page 48: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

30

Syekh Akha Muhammad al-Bilsi dari al-Khalwati dari Syekh

Syihabuyddin dari Syekh Rukdunnin al-Ahrawi dari al-Kailani

dari Syekh Quthbuddin al-Abhari dari Syekh Rukduddin al-

Najjasi dari al-Thabrisyi dari Syekh ‘Umar al-Bakri dari Syekh

‘Abd al-Qahir Dhiyauddin al-Surhawardi dari Syekh Junaid

dari Syekh Minsya al-Nuri dari Syekh Muhammad al-Daniri

dari Syekh dari Syekh Ma’ruf al-Karkhi dari Syekh Sirri al-

Siqthi dari al-Baghdadi dari Syekh al-Hasan al-Bashri dari

Syekh Habib al-A’jami dari Dawud al-Tabi Rasulullah SAW.

dari Sahabat ‘Ali ibn Abi Thalib.36

Sampai pada tahun 1874, orang Buton masih menemukan

jejak tempat ia dibina oleh kakeknya dalam pendalaman

agama, khususnya tasawuf, lembaga pendidikan itu terkenal

dengan pesantren Zawiyyah. Ia berguru pada Syekh

Muhammad bin Syits Sunbul al-Makki. Dari ulama inilah ia

menerima tarikat khalwatiyah sammaniyah.37

Syekh Idris Buton wafat pada tahun 1851 dan memiliki tiga

orang putera, yaitu Sultan Muhammad Isa Buton, Syekh Abdul

Hadi Buton dan Sultan Muhammad Salleh Buton.38

36Muhammad Idrus Buton, Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-

Wahhâb (Sukabumi, 2015), h. 11. 37Basrin Melamba dan Wa Ode Siti Hafsah. “Ijtihad Sultan

Muhammad Idrus Kaimuddin”, Vol. 16, No.1, 2014, h. 26. 38Diakses di http://www.nu.or.id/post/read/77064/fathur-rahim-

kitab-karya-sultan-idrus-buton pada 4 April pukul 12.14 WIB.

Page 49: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

31

B. Karya-Karya Muhammad Idrus Buton

Syekh Idrus Buton meninggalkan banyak karya, baik dalam

bidang teologi, yurisprudensi islam, tata negara, dan tasawuf.

Ada yang dalam bahasa Arab, Melayu dan Jawi dan ada pula

tentunya dalam bahasa Wolio yang pada umumnya berbentuk

syair yang disebut “kabanti”. Berikut adalah karya-karyanya:

1. Buku Kabanti:

a. Bula Malino.

b. Tazikiri Momapodona (Tanbîh al-Ghâfil).

c. Jaohara Maanikamu Molabina.

d. Fakihi.

e. Guru Molakina.

2. Buku dalam bahasa Arab:

a. Badât al-Ikhwân.

b. Mikhât al-Uturiyyât.

c. Tahsîn al-Aulâdi fî Tâ’at Rabb al-‘Ibâd.

d. Sirâj al-Muttaqîn.

e. Dzurrah al-Ahkâm.

f. Sabîl al-Salâm.

g. Targhîb al-Anâm.

h. Diya al-Anwâr.

i. Tanqiyyah al-Qulûb.

j. Hadiyyah al-Basyîr.

k. Habl al-Wasîm.

l. Millah al-Wahîdî.

m. Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb.

Page 50: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

32

n. Jauhar Mounika Mo Mulabee.

o. Misbah al-Râjîn fi al-Dzikr al-Shalah wa as Salam

al-Nabi Syafi’ al-Mudznibin.

3. Buku dalam bahasa Melayu Jawa:

a. Bidâyah al-‘Alâmiyyah.39

Karya-karya tersebut hanya merupakan sebagian dari

tulisan Muhammad Idrus Qaimuddin. Hal ini dikarenakan

naskah-naskah Buton yang dihasilkan pada abad ke-19 tidak

hanya berada dalam lingkup kota Baubau, khususnya pusat

pemerintahan Kesultanan Buton, namun naskah-naskah Buton

tersebar sampai ke wilayah Wakatobi yang merupakan bekas

wilayah Kesultanan Buton pada masa silam. Dua naskah

pertama (1 dan 2) yang disebut di atas ditemui di luar koleksi

Mulku Zahari yang merupakan salah satu kolektor naskah

terbanyak di Buton. Hal ini mengindikasikan masih adanya

naskah-naskah lain yang berada di luar kota Baubau. Salah satu

di antaranya adalah adanya naskah Alquran yang ditemui di

Wakatobi, yang dipegang oleh La Ode Hati. Naskah Alquran

tersebut dibawa pada masa pemerintahaan Muhammad Idrus

Qaimuddin. Di samping itu, didapatkan pula beberapa salinan

naskah di wilayah Wakatobi (Pulau Binongko) dalam bahasa

Wolio. Teks naskah tulisan itu berasal dari masa pemerintahaan

Muhammad Idrus Qaimuddin.40

39Abdul Mulku Zahari, Daarul Butuni Sejarah dan Adatnya Jilid 3

(Baubau: CV DIA DAN AKU, 2017), h. 16-17. 40Hasaruddin; Andi Tenri Machmud. “Peranan Sultan Dalam

Pengembangan Tradisi Tulis di Kesultanan Buton”, Vol. 3, No.2 , Oktober

Page 51: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

33

C. Latar Belakang Tasawuf Muhammad Idrus Buton

Pada hakikatnya Sultan Muhammad Idrus Qaimuddin

berfungsi sebagai guru masyarakat pada zamannya. Terbukti

ketika beliau menemukan konsep tata krama atau etika menurut

ajaran pemikiran Sultan Muhammad Idrus Qaimuddin yang

dijadikan tuntunan masyarakat kraton Kesultanan Buton yang

pada dasarnya banyak bersumber dari ajaran agama Islam.41

Munculnya paham wahdatul wujud dalam dunia tasawuf

adalah sebagai akibat pengalaman fana dan baqa yang terjadi

pada sufi dalam “pengembaraan” tasawufnya. Pemikiran

tasawuf di Buton pada abad ke-19 rupanya mengikuti alur

pemikiran ini. Hal ini diketahui melalui ajaran tasawuf La Ode

Muhammad Idrus Qaimuddin. Ia menerima paham tasawuf

Wujudiyyah karena ia terlebih dahulu mengakui terjadinya

fana dan baqa dalam perkembangan tasawufnya. Karena

menerima paham wujudiyyah, Idrus menerima konsep

“Martabah Tujuh” yang menjadi bagian ajaran wujudiyyah

dalam tasawuf falsafi.42

Pemikiran tasawuf La Ode Muhammad berusaha untuk

sampai pada fana dan baqa, seperti yang dikemukakan dalam

karyanya Mu’natsah al-Qulûb fî al-Dzikr wa al-Musyâhadah.

Fana menurutnya, terbagi kepada tiga macam, yaitu Fanâ al-

2012, h.6.

41Basrin Melamba dan Wa Ode Siti Hafsah. “Ijtihad Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin”, Vol. 16, No.1, 2014, h. 24-25.

42La Niampe. “La Ode Muhammad Idrus Qaimuddin Sastrawan Sufi Ternama di Buton abad XIX”, Vol. 22, No. 3, 2010, h. 252

Page 52: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

34

Af’âl, Fanâ al-Sifât, dan Fanâ al-Dzât, sedangkan baqa,

menurutnya terbagi kepada dua macam, yaitu Syuhûd al-

Kasrah fi Wahdah (menyaksikan orang banyak pada esa),

Syuhûd al-Wahdah fi Kasrah (menyaksikan yang esa pada

yang banyak). Uraiannya tentang fana dan baqa ini

menunjukkan bahwa ia cenderung pada corak tasawuf yang

berkembang pada masanya. Yakni corak teosufi atau falsafi.

Hanya saja, ia menyangkal akan terjadinya hulul dan ittihad,

ajarannya tentang zikir ini termuat dalam beberapa tulisannya,

antara lain dalam Mu’natsah al-Qulûb fî al-Dzikr wa al-

Musyâhadah, Diya’ al-Anwar Tasfiyah al-Akdâr, Kasyf al-

Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb, dan Jauhar Mouanika Mo

Mulabee.43

D. Kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb

Kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb merupakan

salah satu kitab karya ulama besar Nusantara Muhammad Idrus

Buton yang juga Sultan Buton ke-28 dalam bidang tasawuf,

terdapat versi manuskrip (makhthûth) dan versi edisi teksnya

(muhaqqaq), manuskrip kitab ini sekarang tersimpan di Buton

dan menjadi koleksi Abdul Mulku Zahari Buton (lihat “Katalog

Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari”, disunting oleh

Achadiati Ikram dkk dan diterbitkan oleh Manassa-YOI di

Jakarta pada tahun 2002).

43La Niampe. “La Ode Muhammad Idrus Qaimuddin Sastrawan

Sufi Ternama di Buton abad XIX”, Vol. 22, No. 3, 2010, h. 251

Page 53: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

35

Naskah manuskrip ini ditulis tanpa garis panduan dan tanpa

nomor halaman, tetapi diberi glosa antarlarik, naskah ini juga

ditulis dengan tinta warna hitam dan merah dengan aksara Arab

gaya naskhi.44 Manuskrip kitab ini kemudian di-tahqiq oleh al-

Fadhil al-Muhaqqiq Abu Sabiq Supriyanto Kudus pada tahun

2015 silam. Jumlah keseluruhan kitab Kasyf al-Hijâb fî

Murâqabah al-Wahhâb versi manuskrip setebal 26 halaman,

dan dalam versi tahqiq-an menjadi 33 halaman, termasuk di

dalamnya terdapat pengantar pen-tahqiq serta biografi

Muhammad Idrus Buton.

Kitab tahqiq ini terdiri dari 33 halaman, untuk itu peneliti

menerjemahkan seluruh isi halaman yang ada dalam kitab.

Adapun halaman pertama merupakan halaman judul, halaman

kedua sampai keempat belas merupakan seluk beluk

penyusunan kitab ini, dan halaman isi terdiri dari 19 halaman

dengan ditutup oleh daftar pustaka pada halaman terakhir

seperti kitab pada umumnya.

Kitab ini menjelaskan tentang penjagaan diri manusia

terhadap Tuhannya, di mana manusia senantiasa meyakini

bahwa Tuhan mengawasi dirinya dalam lahir maupun batinnya

di setiap tempat dan waktu, serta membuka tabir (hijab) pada

diri manusia dengan tujuan ber-muraqabah kepada sang maha

pemberi (Allah). Kitab ini juga mengajak manusia untuk tidak

44Achadiati Ikram dkk, Katalog Naskah Buton: Koleksi Abdul

Mulku Zahari (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), h. 93.

Page 54: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

36

mudah berpuas diri dan berpaling dalam mencari Tuhannya,

sampai terpenuhi apa yang dicari yaitu Allah SWT..

Berikut ini adalah beberapa tema yang ada di setiap bab

dalam kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb:

1. Bab 1 Hakikat Muraqabah, berisi tentang intisari atau

dasar ber-muraqabah

2. Bab 2 Macam-macam Muraqabah

3. Bab 3 Manfaat Muraqabah

4. Bab 4 Cahaya Penerimaan Para Penjaga dan Pengingat,

berisi tentang cahaya yang diterima bagi orang yang

ber-muraqabah.

Page 55: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

37

BAB IV

PERTANGGUNGJAWABAN PENERJEMAHAN

A. Pertanggungjawaban Penerjemahan Kitab Kasyf al-

Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb

Pada bab ini peneliti akan memberikan

pertanggungjawaban penerapan metode penerjemahan

semantik dalam kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb

karya Muhammad Idrus Buton. Pertanggungjawaban ini hanya

akan memaparkan 14 teks sampel kalimat dan paragraf hasil

terjemahan pada teks yang telah peneliti terjemahkan dari kitab

Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb yaitu pada setiap bab

yang mana kata dan strukturnya terdapat perubahan setelah

diterapkannya metode penerjemahan semantik.

1. Teks Pertama

TSu:45

45Lampiran-lampiran, h. 23.

: أن حقيقة المراقبة هي -أرشدني الله وإياك -اعلم يا أخي المحافظة أي يلازم على اعتقاده أن الله مطلع على ظاهره

: {أم أينما كان ملاحظا قوله تعالى وأنهوباطنه زمانا ومكانا، وقوله تعالى: بلى} يحسبون أنا لا نسمع سرهم ونجواهم

}رقيبا {وكان الله على كل شيئ

Page 56: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

38

TSa:

Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah

membimbingku dan engkau: Hakikat muraqabah

adalah seseorang menjaga atau senantiasa meyakini

bahwa Allah adalah dzat yang maha melihat lahir

maupun batin dalam setiap ruang dan waktu, dan bahwa

ia selalu menyadari di manapun berada akan firman-

Nya: (Ataukah mereka mengira bahwa kami tidak

mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka?

Sebenarnya (kami mendengar)) dan juga firman-Nya

(Dan Allah maha mengawasi atas segala sesuatu).

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat أرشدني الله وإياك peneliti

terjemahkan menjadi “semoga Allah membimbingku

dan engkau”, kata أرشدني merupakan kalam insyaiyyah

yang mengandung makna do’a untuk objek yang

dimaksud.

Pada susunan kalimat وأنه أينما كان ملاحظا قوله تعالى

peneliti terjemahkan menjadi “dan bahwa ia selalu

menyadari di manapun berada akan firman-Nya” yang

secara gramatikal tidak sesuai dengan susunannya.

Page 57: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

39

b. Strategi penerjemahan:

Adanya strategi taqdim wa takhir pada kalimat

أرشدني الله وإياك

3 2 1

semoga Allah membimbingku dan engkau

2 1 3

kata “Allah” berganti tempat, sehingga peneliti

menerjemahkan menjadi “semoga Allah

membimbingku” karena kata أرشد merupakan fi’il

madhi yang berarti memberikan makna lampau bagi

Allah yang maha qadim.

Adanya strategi hadzf (penambahan) dan

taqdim wa takhir pada kalimat

وأنه أينما كان ملاحظا قوله تعالى

4 3 2 1

dan bahwa ia selalu menyadari di manapun berada

akan firman-Nya.

1 2 3 4

5

kata “selalu” ditambahkan oleh peneliti karena

kata tersebut merupakan akibat dari adanya ‘amil

nawasikh كان أنه أينما .

Page 58: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

40

c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata المراقبة

dikarenakan kata tersebut adalah sebuah istilah dalam

bidang tasawuf yang artinya “istilah ini diterapkan pada

konsentrasi penuh waspada, dengan segenap kekuatan

jiwa, pikiran, dan imajinasi, serta pemeriksaan yang

dengannya sang hamba mengawasi dirinya sendiri

dengan cermat. Selama muraqabahnya berlangsung,

sang hamba mengamati bagaimana Allah maujud

dengan jelas dalam kosmos dan dalam dirinya

sendiri”.46 Dalam strategi penerjemahan ini dinamakan

borrowing (pungutan) karena belum ditemukan

padanan dalam BSa, maka peneliti tetap

mempertahankan istilah muraqabah tersebut.

46Amatullah Amstrong, Khazanah Istilah Sufi Kunci Memasuki

Dunia Tasawuf (Malaysia: A.S. Noorden, 1995) h. 197.

Page 59: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

41

2. Teks Kedua

TSu:47

TSa:

Seperti beberapa Syekh memiliki murid, ada yang

mengistimewakan salah satu dari mereka, Syekh

tersebut selalu menemuinya dibanding murid lain,

mereka bertanya kepadanya karena hal tersebut : (Saya

akan menjelaskan kepada kalian) dia memberi seekor

burung kepada setiap muridnya dan berkata :

(Sembelihlah dia di tempat yang tidak ada satupun

orang melihatmu), dan dia memberikan burung itu, lalu

47Lampiran-lampiran, h. 25.

وكان بعض المشايخ له تلامذة، وكان يخص واحدا منهم

بإقباله أكثر بما يقبل على غيره، فقالوا له في ذلك، فقال :

(أبين لكم). فدفع إلى كل واحد من تلامذته طائرا وقال :

أحد). ودفع إلى هذا طائرا، وأمره (اذبحه بحيث لا يراك

بمثل أمرهم به، فمضوا ورجع كل واحد منهم وقد ذبح

طائره، وجاء هذا بالطائر حيا، وقال : (هل لا ذبحته؟) فقال

: يا سيدي أمرتني أن أذبحه بحيث لا يراني أحد ولم أجد

موضعا إلا والحق يراني. فقال : (لهذا أخصه بإقبالي عليه).

Page 60: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

42

memerintahkan kepada sang murid sama seperti dia

memerintahkan yang lain, mereka pergi dan

menyembelih burungnya, lalu sang murid datang

bersama burung yang masih hidup, Syeikh bertanya :

(Mengapa engkau tidak menyembelihnya?) dia

menjawab : Hai Tuanku engkau memerintahkanku

untuk menyembelihnya di tempat yang tidak ada

satupun orang melihatku akan tetapi aku tidak

menemukan satu tempat pun kecuali Allah melihatku.

Syekh pun berkata : (Inilah sebabnya aku

mengistemawakannya untuk selalu menemuiku).

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat

فدفع إلى كل واحد من تلامذته طائرا

peneliti terjemahkan menjadi “dia memberi seekor

burung kepada setiap muridnya”, tidak ada banyak

perubahan pada terjemahan kalimat ini karena lebih

mengutamakan makna yang terkandung di dalam TSu.

Pada susunan kalimat ولم أجد موضعا إلا والحق يراني

peneliti terjemahkan menjadi “akan tetapi aku tidak

menemukan satu tempat pun kecuali Allah melihatku”,

di sini kata والحق merupakan asmaul husna yang

dikhususkan untuk Allah SWT di mana jika tidak

Page 61: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

43

memperhatikan konjungsi و yang merupakan wawu hal

yang menunjukkan keadaan kata sebelumnya, maka

jika tidak memperhatikan susunan tersebut akan

terjebak pada makna lain.

b. Strategi penerjemahan:

Adanya idiom verba pada kata دفع إلى arti kata دفع

sendiri “mendorong, menolak, menghindari,

menggerakkan, memindahkan”48, namun peneliti tidak

terjemahkan dengan arti tersebut karena adanya partikel

yang menyertai yaitu إلى , sehingga دفع إلى memiliki

arti “memberikan”.

Adanya strategi ziyadah (penambahan) pada

kalimat

ولم أجد موضعا إلا والحق يراني

5 4 3 2 1

akan tetapi aku tidak menemukan satu tempat pun

kecuali Allah melihatku

1 2 3

4 5 6

kata “akan tetapi” ditambahkan karena dirasa perlu

untuk menambah tingkat keterbacaan TSa.

48Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia) Atef Sharia, versi 1.2.

Page 62: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

44

3. Teks Ketiga TSu:49

TSa: (Pendapat Imam Dzun Nun al-Misri tentang

Muraqabah)

Beliau berpendapat : (Tanda-tanda muraqabah adalah

mengutamakan yang diutamakan Allah,

mengagungkan yang diagungkan Allah, serta

mengecilkan yang Allah dikecilkan Allah).

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat وتعظيم ما عظم , إيثار ما آثر الله

peneliti terjemahkan وتصغير ما صغر الله dan الله

“mengutamakan yang diutamakan Allah”,

mengagungkan yang diagungkan Allah”, dan “serta

mengecilkan yang dikecilkan Allah”, di sini tidak ada

banyak perubahan pada terjemahan kalimat ini karena

metode semantik lebih mengutamakan makna yang

terkandung di dalam TSu.

49Lampiran-lampiran, h. 26.

]كلام الإمام ذ و النون المصري عن المراقبة[ إيثار ما آثر: (علامة المراقبة -رحمه الله-وقال ذون النون

).الله، وتعظيم ما عظم الله، وتصغير ما صغر الله

Page 63: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

45

b. Strategi penerjemahan:

Adanya strategi tabdil (transposisi) pada kata إيثار ,

yang merupakan isim mashdar yang تصغير dan تعظيم

memiliki arti “pengutamaan”, “pengagungan, dan

“pengecilan” 49F

50, namun peneliti terjemahkan menjadi

kata verb sehingga artinya menjadi “mengutamakan”

“mengagungkan” dan “mengecilkan” karena lebih

berterima dengan terjemahan yang dimaksud.

4. Teks Keempat

TSu:51

TSa: (Pendapat Imam Abu Hafsh tentang Muraqabah)

Beliau berpendapat : (Jika engkau duduk bersama

manusia, jadilah penasihat untuk hatimu, dan jangan

sampai engkau terperdaya bersama mereka, karena

50Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab-Indonesia al-

Munawwir (Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif, 1984) h. 6, 779, 946. 51Lampiran-lampiran, h. 28.

]كلام الإمام أبي حفص عن المراقبة[: (إذا جالست الناس فكن -رحمه الله-وقال أبو حفص

واعظا لقلبك، ولا يغرنك اجتماعهم عليك، فإنهم يراقبون .)ظاهرك، والله عز وجل رقيب باطنك

Page 64: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

46

mereka akan mengawasi lahirmu, dan Allah yang Maha

mengawasi batinmu).

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat حفص عن المراقبةكلام الإمام أبي

peneliti terjemahkan “pendapat Imam Abu Hafsh

tentang Muraqabah”, tidak ada banyak perubahan pada

terjemahan kalimat ini karena metode semantik lebih

mengutamakan makna yang terkandung di dalam TSu.

b. Strategi penerjemahan:

Kata إمام peneliti tidak terjemahkan, tetapi hanya

perlu di transkripsi saja, maka kata tersebut ditulis

dengan diksi “Imam” yang memiliki arti “pemimpin

salat, mazhab, umat negeri dan sebagainya”51F

52.

5. Teks Kelima

TSu:53

52https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/imam diakses pada 20 Juli

pukul 2019 pukul 10.20 WIB. 53Lampiran-lampiran, h. 30.

: مراقبة الأقربية، وإليه الإشارة بقوله تعالى : ونحن )ومنها(أقرب إليه من حبل [الوريد] فتعلم يقينا بأن الله أقرب إليك

.ومنك، وأشفق عليك منك، وأقدر عليك منك

Page 65: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

47

TSa: Muraqabah al-Aqrabiyah (lebih dekat), seperti

diisyaratkan dalam firman Allah: (Kami lebih dekat

kepadanya daripada urat lehernya) Maka dengan ayat

ini kamu tahu secara yakin bahwa Allah SWT lebih

dekat denganmu dan darimu, Dia lebih mengasihimu

daripada dirimu sendiri, serta lebih memuliakanmu

daripada dirimu sendiri.

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat وأشفق عليك منك peneliti

terjemahkan “Dia lebih mengasihimu daripada dirimu

sendiri”, tidak ada banyak perubahan pada terjemahan

kalimat ini karena metode semantik lebih

mengutamakan makna yang terkandung di dalam TSu.

Pada susunan kalimat مراقبة الأقربية ومنها : peneliti

terjemahkan “Muraqabah al-Aqrabiyah (lebih dekat)”,

yang secara gramatikal tidak sesuai dengan

susunannya.

b. Strategi penerjemahan:

Adanya idiom verba pada kata أشفق علي , kata

sendiri memiliki arti “merasa takut”53F أشفق

54, namun

peneliti tidak terjemahkan dengan arti tersebut karena

54Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).

Page 66: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

48

adanya partikel yang menyertai, yang mana ia menjadi

satu kesatuan frase, sehingga frase أشفق علي memiliki

arti “mengasihi”.

Adanya strategi hadzf (membuang) pada partikel

selain bermakna “dari”, juga terkadang berfungsi من

sebagai tab’idh (salah satu), dalam hal ini partikel

tersebut menunjukkan arti “salah satunya”, namun

peneliti tidak menerjemahkannya karena tidak

mempengaruhi pada konteks yang menyertai.

6. Teks Keenam TSu:55

TSa: (Muraqabah itu Umumnya Mewiridkan Ism adz-Dzat

(Allah))

55Lampiran-lampiran, h. 36.

]المراقبة تكون باسم الذات غالبا[وهذه الكيفيات متفرعة عن الأصل المتقدم المشروع عن

ل أي باشتغا -صلى الله عليه وسلم وشرف وكرم -رسول اللهوهي الواردة في أصل المراقبة، اسم الذات، إذ هي الأصل،

وفي الاتباع شأن عظيم، وقد نقل عن غالب سادات الطريقة البسطامي سلطان العارفين أن المراقبة كانت باسم كأبي يزيد .الذات غالبا

Page 67: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

49

Cara-cara ini merupakan cabang dari zikir pokok yang

diajarkan Rasulullah SAW yang mulia – yaitu dengan

menyibukkan Ism adz-Dzat, karena ism adz-dzat adalah

pokok, dan merupakan wirid pokok muraqabah, di sini

itba’ kepada nabi adalah suatu hal yang penting, serta

dinukil dari kebanyakan para pemimpin thariqah

seperti Abu Yazid al-Bustomi merupakan sultan arifin

(rajanya para ahli ma’rifat) yang menegaskan bahwa

muraqabah ada umumnya dengan mwewiridkan ism

adz-dzat.

a. Metode semantik:

Pada frasa وشرف وكرم peneliti terjemahkan “yang

mulia”, kata tersebut cukup berterima dengan

diterjemahkan satu frasa saja.

Pada susunan kalimat أي باشتغال اسم الذات peneliti

terjemahkan “yaitu dengan menyibukkan Ism adz-

Dzat” yang secara gramatikal tidak sesuai dengan

susunannya.

b. Strategi penerjemahan:

Pada frasa وشرف وكرم peneliti hanya terjemahkan

ke dalam satu adverbia, yang mana keduanya memiliki

arti yang sama yaitu “mulia”, di sini ada pengulangan

kata untuk menegaskan dan memuliakan pada sang

prediket yang dimaksud yaitu Rasulullah SAW.

Page 68: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

50

Adanya strategi tabdil (transposisi) pada kata اشتغال

yang merupakan isim mashdar yang memiliki arti “kesibukan”55F

56, namun peneliti terjemahkan menjadi

kata verb sehingga artinya menjadi “menyibukkan”

karena lebih berterima dengan terjemahan yang

dimaksud.

c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata dan الطريقة

dikarenakan kata tersebut adalah istilah dalam العارفين

bidang tasawuf, kata الطريقة artinya “perjalanan

panjang (salik), umumnya hanya sampai ke haqul

yaqin, dan jarang sampai ke tajali ilahi

(mukasyafah)”57, dan kata العارفين artinya “orang yang

telah sampai pada derajat sebagai mukmin yang

sempurna karena selalu membersihkan dirinya dari

syirik, melihat dengan cahaya Allah, dan istigrak pada

Allah; cinta golongan arifin kepada Allah disadari oleh

keadaan mereka yang telah mengenal hakikat Allah

dengan yang sebenarnya; yang dilihat dan yang

dirasakan oleh golongan arifin bukan cinta Allah, tetapi

56Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia). 57KH. Amiruddin Syah, Kunci Tasawuf. (Jakarta: Institut Kajian

Tasawuf, 2015), h. 226.

Page 69: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

51

diri yang dicintai; mereka hanya melihat yang dicintai,

hanya mendengar kepada-Nya, dan hanya

mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah58.

Dalam strategi penerjemahan ini dinamakan borrowing

(pungutan) karena belum ditemukan padanan dalam

BSa, maka peneliti tetap mempertahankan istilah

thariqah dan ‘arifin tersebut.

7. Teks Ketujuh

TSu:59

58Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf (Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1985), h.3. 59Lampiran-lampiran, h. 37.

ن : م -قدس الله أسرارهم-قال بعض الأكابر من المحققين

الذاكر سبعة أيام : (الله أراد الذكر باسم الذات بأن يقول

الله) دائما في القلب دون اللسان، ولا يرى شيئا إلا الله،

غير و فتظهر له الأرواح والملائكة والأنبياء والأولياء والبدلاء

ذلك من عجائب الأسرار، ثم دام على ذلك سبعة أيام أخر

أظهر له عجائب الملكوت الأعلى، فإن بلغ أربعين يوما

.امات، وأعطاه التصرفات في الموجوداتأظهر له الكر

Page 70: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

52

TSa:

Sebagian besar para ahli hakikat -yang semoga Allah

mensucikan sirr-nya- berpendapat : Siapa yang ingin

berdzikir dengan ism adz-dzat hendaknya ia mengucap

(Allah Allah) selama 7 hari di dalam hati bukan dalam

lisan, dan hendaknya ia tidak melihat sesuau kecuali

Allah, dan dia akan ditampakkan beberapa keajaiban

yang bersifat rahasia berupa ruh para malaikat, nabi,

aulia, budala, dll, kemudian dia melanjutkannya

selama 7 hari berikutnya maka ia akan ditampakkan

baginya keajaiban alam malakut a’la, lalu jika sampai

40 hari akan ditampakkan baginya beberapa karamah,

serta diberikan beberapa kemampuan untuk melakukan

sesuatu di alam ini.

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat

أولياءفتظهر له الأرواح والملائكة والأنبياء وال

والبدلاء وغير ذلك من عجائب الأسرار

peneliti terjemahkan “dia akan ditampakkan beberapa

keajaiban yang bersifat rahasia berupa ruh para

malaikat, nabi, aulia, guru, dll,” yang secara gramatikal

tidak sesuai dengan susunannya.

Page 71: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

53

Pada susunan kalimat وأعطاه التصرفات في الموجودات

peneliti terjemahkan “serta diberikan beberapa

kemampuan untuk melakukan sesuatu di alam ini”,

tidak ada banyak perubahan pada terjemahan kalimat

ini karena metode semantik lebih mengutamakan

makna yang terkandung di dalam TSu.

b. Strategi penerjemahan:

Adanya strategi taqdim wa takhir (mendahulukan

dan mengakhirkan) pada kalimat

فتظهر له الأرواح والملائكة والأنبياء والأولياء والبدلاء وغير ذلك

2 1

من عجائب الأسرار

3

dan dia akan ditampakkan beberapa keajaiban yang

bersifat rahasia berupa ruh para malaikat, nabi, aulia,

guru, dll

1 3

2

kata “beberapa keajaiban yang bersifat rahasia”

berganti tempat karena untuk memudahkan TSa yang

dimaksud.

Page 72: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

54

Adanya strategi ziyadah (penambahan) pada

kalimat

وأعطاه التصرفات في الموجودات

3 2 1

serta diberikan beberapa kemampuan untuk melakukan

sesuatu di alam ini

1 2 3

4

kata “beberapa kemampuan” dan “sesuatu” ini menjadi

konsekuensi dari perbedaan TSa dan TSu sehingga

menambah tingkat keterbacaan TSa.

c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata أسرار ،الأولياء ،

-dikarenakan kata الكرامات dan الملكوت الأعلى ,البدلاء

kata tersebut adalah istilah dalam bidang tasawuf, kata

artinya “jamak dari sirr yaitu rahasia atau misteri أسرار

yang merupakan substansi halus dan lembut dari rahmat

Allah, relung kesadaran paling dalam, tempat

komunikasi rahasia antara Tuhan (rabb) dan hamba

(‘abd)-Nya, inilah tempat paling tersembunyi di mana

Allah memanifestasikan rahasia-rahasia-Nya kepada

Page 73: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

55

diri-Nya sendiri,60 kata الأولياء artinya “jamak wali,

yaitu orang yang dekat dengan Allah sehingga orang itu

mengenal sifat Allah; dalam tasawuf orang yang

demikian disebut waliyullah”61,البدلاء artinya “para

pengganti, di dalam hierarki sufi, ada tujuh orang yang

disebut al-budala. Seorang pengganti atau al-badal

adalah orang yang telah melakukan perjanalan dari

suatu tempat dengan meninggalkan tubuh sedemikian

rupa sehingga tak seorang pun tahu bahwa dia sudah

tidak ada”,62 الملكوت الأعلى artinya “segala sesuatu

yang menutupi tuntutan; menurut ahli hakikat, hijab

adalah terbentuknya gambaran alam dalam hati yang

menghalangi datangnya tajali haq”63 dan kata الكرامات

artinya “keajabian dan keistimewaan pekerjaan yang

luar biasa yang dilakukan oleh para wali yang

membuktikan kemuliaannya di sisi Allah”63F

64. Dalam

strategi penerjemahan ini dinamakan borrowing

(pungutan) karena belum ditemukan padanan dalam

60Drs. Totok Jumantoro, M.A. dan Drs. Samsul Munir Amin,

M.Ag., Kamus Ilmu Tasawuf. (Jakarta: AMZAH, 2005), h. 209. 61Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h.3. 62KH. Amiruddin Syah, Kunci Tasawuf. h. 63. 63Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h.26 64Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h.19.

Page 74: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

56

BSa, maka peneliti tetap mempertahankan istilah aulia,

budala, malakut a’la dan karamah tersebut.

8. Teks Kedelapan TSu:65

TSa: (Macam-macam Warna Hijab)

Para wali Allah mutaakhirin menyusun warna hijab,

maka mereka menjadikan warna setiap cahaya

menyelimuti lathifah dari lathifah 7, maka warna

cahaya lathifah qalibiyah adalah abu pekat, warna

cahaya lathifah nafsiyyah adalah biru jernih, warna

cahaya lathifah qalbiyyah adalah merah nyata, warna

cahaya lathifah ruhiyyah adalah kuning cerah, warna

cahaya lathifah sirriyyah adalah putih murni, warna

65 Lampiran-lampiran, h. 39.

]أنواع ألوان الحجب[وقد رتبها ركن الملة والدين من المتأخرين فجعل لون كل

لقالبية االلطيفة من اللطائف السبع، فلون نور اللطيفة نور ستردخان كدر، ولون اللطيفة النفسية زرقة صافية، ولون نور اللطيفة القلبية أحمر عقيقي، ولون نور اللطيفة الروحية أصفر

ولون نور صاف، دقيق، ولون نور اللطيفة السرية أبيضاللطيفة الخفية أسود براق ينزل من فوق الرأس، ولون نور

الحقيقة حضرة صافية. اللطيفة

Page 75: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

57

cahaya lathifah khafiyyah adalah hitam mengkilap yang

turun dari atas kepala, dan warna lathifah haqiqah

adalah hijau jernih.

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat ركن الملة والدين من المتأخرين

peneliti terjemahkan “Para wali Allah mutaakhirin”,

yang secara gramatikal tidak sesuai dengan

susunannya, karena arti tersebut menjadi satu kesatuan.

Pada susunan frasa أصفر دقيق peneliti terjemahkan

“kuning cerah”, tidak ada banyak perubahan pada

terjemahan frasa ini karena metode semantik lebih

mengutamakan makna yang terkandung di dalam TSu.

b. Strategi penerjemahan:

Pada frasa ركن الملة والدين من المتأخرين memiliki arti

“tiang agama dari orang-orang terdahulu”, namun

peneliti tidak menerjemahkannya karena tidak sesuai

dengan konteks yang dimaksud, sehingga peneliti

terjemahkan menjadi “para wali Allah”.

Kata دقيق memiliki arti “1. Yang tipis, halus,

lembut, kecil, subtil, detail, akurat, tepat, teliti, cermat,

2. Peka, sensitif, kritis, serius“65F

66 namun peneliti tidak

66Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).

Page 76: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

58

terjemahkan dengan kata tersebut karena tidak sesuai

dengan kata yang mendampinginya, sehingga jika

digabungkan menjadi frasa nomina أصفر دقيق yang

peneliti terjemahkan “kuning cerah”, di sini terdapat

analisis kompenensial yang berfungsi ketika sebuah

kata BSu diterjemahkan ke dalam BSa dengan cara

memerinci komponen-komponen makna kata BSu

tersebut.

c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata الحجب dan

dikarenakan dua kata tersebut adalah istilah اللطائف

dalam bidang tasawuf, الحجب artinya “segala sesuatu

yang menutupi tuntutan; menurut ahli hakikat, hijab

adalah terbentuknya gambaran alam dalam hati yang

menghalangi datangnya tajali haq67 dan kata اللطائف

artinya “jamaknya lathif – halus, lembut, dan tidak

kasar. Istilah ini secara umum mengacu pada berbagai

esensi lembut dan halus (pusat) dalam tubuh. Penyucian

lathaif merupakan perjuangan spiritual (mujahadah)

dalam tarekat atau jalan spiritual, penyucian setiap

lathaif yang terpisah menandai sebuah tahap dalam

67Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 11.

Page 77: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

59

perjalanan kembali. Lathaif juga mendefinisikan

berbagai kelembutan dan kehalusan dalam diri kaum

arif dan pencinta Allah”.68 Dalam strategi

penerjemahan ini dinamakan borrowing (pungutan)

karena belum ditemukan padanan dalam BSa, maka

peneliti tetap mempertahankan istilah hijab dan

lathifah tersebut.

9. Teks Kesembilan

TSu:69

TSa: Apabila seorang murid yang jujur ber-tawajuh ke dalam

hadirat Ilahi, lalu dia menyibukkan dirinya dalam

riadah dan mujahadah sesuai dengan sunnah dan

mutaba’ah Nabi, dan selalu berdzikir dan ber-

muraqabah sesuai dengan petunjuk syekh mursyid

maka akan disingkapkan rahasia alam mulk dan

68Drs. Totok Jumantoro, M.A. dan Drs. Samsul Munir Amin,

M.Ag., Kamus Ilmu Tasawuf. h. 127. 69Lampiran-lampiran, h. 40.

فإذا توجه الطالب الصادق إلى الحضرة الإلهية وبنا أمره على

الرياضة والمجاهدة على وجه السنة والمتابعة، وداوم الذكر

والمراقبة بإشارة شيخ مرشد يعبر سره على الملك

.والملكوت، ويقطع جميع الحجب المذكور بإذن الله

Page 78: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

60

malakut, dan akan disingkapkan semua hijab yang telah

disebut di atas sesuai dengan izin Allah.

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat ويقطع جميع الحجب peneliti

terjemahkan “dan akan disingkapkan semua hijab”,

tidak ada banyak perubahan pada terjemahan kalimat

ini karena metode semantik lebih mengutamakan

makna yang terkandung di dalam TSu.

b. Strategi penerjemahan:

Adanya strategi tabdil (transposisi) pada kata يقطع

yang pada umumnya secara leksikal memiliki arti

“memotong, menyela, menambah, membagi,

menyekat, menyabik” 69F

70, namun peneliti terjemahkan

menjadi “disingkapkan” karena lebih sesuai dengan

konteks yang menyertai.

c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata المجاهدة الرياضة،

,مرشد ,شيخ dikarenakan kata-kata الملكوت dan الملك

tersebut tersebut adalah istilah dalam bidang tasawuf,

artinya “1. Ibarat untuk penindakan budi pekerti الرياضة

kejiwaan, yaitu bahwa pendidikan hanya merupakan

70Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).

Page 79: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

61

percampuran dan pelepasan watak, 2. Melatih diri

dengan dengan melatih batinnya untuk mendekatkan

diri kepada Allah dengan jalan mengendalikan hawa

nafsunya”71 kata المجاهدة artinya “perjuangan batin

melawan diri sendiri dalam usahanya memasuki

kehidupan yang lebih sempurna sebagai manusia di

dalam melawan nafsu serta berusaha untuk tidak

meminta imbalan atau ganjaran atas amal ibadahnya”72,

kata مرشد artinya “yang memberi petunjuk tentang

jalan lurus sebelum tersesat, yaitu seorang syekh atau

guru dalam ilmu tasawuf”73, kata شيخ artinya “guru

spiritual, secara bahasa bermakna laki-laki tua, orang

yang dituakan atau sesepuh, syekh merupakan

pembimbing autentik dan satu-satunya yang dituju oleh

sang pencari kebenaran dalam pencariannya, secara

khusus adalah gelar bagi pimpinan spiritual, guru,

pimpinan, tarekat”,74 kata الملك artinya “malaikat;

termasuk jenis makhluk halus yang berasal dari nur;

dapat menjelmakan dirinya dalam berbagai bentuk” 74F

75.

71Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 33. 72Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 30. 73Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 32. 74Drs. Totok Jumantoro, M.A. dan Drs. Samsul Munir Amin,

M.Ag., Kamus Ilmu Tasawuf. h. 215. 75Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 26.

Page 80: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

62

Dan kata الملكوت artinya “alam gaib khusus untuk roh

dan jiwa”76. Dalam strategi penerjemahan ini

dinamakan borrowing (pungutan) karena belum

ditemukan padanan dalam BSa, maka peneliti tetap

mempertahankan istilah riadah, mujahadah, mursyid,

syekh dan malakul maut tersebut.

10. Teks Kesepuluh

TSu:77

TSa:

Tidak ada gambaran riya’: karena ketika dia dilihat

orang lain, dia dikira sebagai orang yang mengantuk.

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat عدم تصور الرياء فيها peneliti

terjemahkan “tidak ada gambaran riya’”, tidak ada

banyak perubahan pada terjemahan kalimat ini karena

metode semantik lebih mengutamakan makna yang

terkandung di dalam TSu.

76Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 26. 77Lampiran-lampiran, h. 42.

.ومنها) : عدم تصور الرياء فيها؛ لأنه لو رأه غيره ظنه ناعسا(

Page 81: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

63

b. Strategi penerjemahan:

Adanya strategi hadzf (penghapusan atau

pengurangan) pada kalimat

عدم تصور الرياء فيها

4 3 2 1

tidak ada gambaran riya’

1 2 4

kata فيها dihapus untuk tidak diterjemahkan, karena

tanpa kata itu pun tidak akan mengurangi tingkat

keterbacaan dan kepahaman pada TSa.

c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata الرياء

dikarenakan kata tersebut adalah istilah dalam bidang

tasawuf, الرياء artinya “1. Meninggalkan rasa ikhlas

dalam beramal karena ingin menarik perhatian selain

Allah, 2. Menonjol-nonjolkan amalan baik dengan

tujuan agar dipuji atau untuk mencari muka dengan

tujuan tertentu”78 Dalam strategi penerjemahan ini

dinamakan borrowing (pungutan) karena belum

ditemukan padanan dalam BSa, maka peneliti tetap

mempertahankan istilah riya’ tersebut.

78Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 33.

Page 82: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

64

11. Teks Kesebelas

TSu:79

TSa: Al-Jarir berkata : (Siapa yang tidak memiliki takwa dan

muraqabah di antara dia dan Allah, maka dia tidak akan

sampai pada tingkat kasyf dan musyahadah).

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat

من لم يحكم بينه وبين الله التقوى والمراقبة

peneliti terjemahkan “Siapa yang tidak memiliki takwa

dan muraqabah di antara dia dan Allah”, tidak ada

banyak perubahan pada terjemahan kalimat ini karena

metode semantik lebih mengutamakan makna yang

terkandung di dalam TSu.

b. Strategi penerjemahan:

Adanya idiom verba pada kata يحكم ، يحكم بين

sendiri artinya “memerintahkan, mengomando,

memutuskan, menetapkan” 79F

80, namun peneliti tidak

terjemahkan dengan arti tersebut karena adanya partikel

79Lampiran-lampiran, h. 43. 80Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).

: (من لم يحكم بينه وبين الله -رحمه الله-قال الجريري والمراقبة لم يصل إلى الكشف والمشاهدة). التقوى

Page 83: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

65

yang menyertai, yang mana ia menjadi satu kesatuan بين

idiom verba, sehingga kata يحكم بين memiliki arti

“memiliki”.

Adanya strategi taqdim wa takhir (mendahulukan

dan mengakhirkan) pada kalimat

من لم يحكم بينه وبين الله التقوى والمراقبة

6 5 4 3 2 1

Siapa yang tidak memiliki takwa dan muraqabah di

antara dia dan Allah

1 2 5 6

3 4

kata “takwa dan muraqabah” berganti tempat karena

sebagai prediket sehingga didahulukan untuk

memudahkan TSa yang dimaksud.

c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata لكشفا

dikarenakan kata-kata tersebut التقوى dan المشاهدة,

adalah istilah dalam bidang tasawuf, الكشف artinya

“terbukanya mata hati seseorang atas segala yang gaib

karena telah terbuka kepada dirinya tabir rahasia Allah;

Page 84: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

66

dari fana dari sesuatu selain Allah, seseorang akan

mengetahui bahwa semua yang ada ini masuk ke dalam

cahaya kebenaran Allah”81, kata المشاهدة artinya

melihat Allah dengan perantaraan melihat segala

macam makhluk-Nya karena ia menampakkan wujud-

Nya pada segala sesuatu yang ada; memandang sesuatu

berdasarkan tauhid atau keesaan Allah”82, dan kata

artinya “patuh kepada segala perintah Allah SWT التقوى

dengan menjauhi semua larangan-Nya”83. Dalam

strategi penerjemahan ini dinamakan borrowing

(pungutan) karena belum ditemukan padanan dalam

BSa, maka peneliti tetap mempertahankan istilah kasyf

dan musyahadah tersebut.

12. Teks Kedua belas

TSu:84

81Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 20. 82Amatullah Amstrong, Khazanah Istilah Sufi Kunci Memasuki

Dunia Tasawuf. h. 30. 83Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 39. 84Lampiran-lampiran, h. 43.

وقال النصرابادي : ([الرجاء] يحبك إلى الطاعات، بعدك عن المعاصي، والمراقبة تؤديك إلى طرق ي والخوف

التوفيق). الحقائق، والله ولي

Page 85: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

67

TSa:

An-Nushrabad berkata : ((raja’) itu menjadikanmu

mencintai ketaatan, (khauf) itu menjauhkanmu dari

maksiat, dan muraqabah itu menuntunmu pada jalan

hakikat, Allah maha pemilik taufiq).

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat

والمراقبة تؤديك إلى طرق الحقائق

peneliti terjemahkan “dan muraqabah itu menuntunmu

pada jalan hakikat”, tidak ada banyak perubahan pada

terjemahan kalimat ini karena metode semantik lebih

mengutamakan makna yang terkandung di dalam TSu.

b. Strategi penerjemahan:

Adanya idiom verba pada kata تؤدي memiliki arti

“melakukan, melaksanakan, menyelesaikan”85, namun

peneliti tidak terjemahkan dengan arti tersebut karena

adanya partikel yang menyertai, yang mana ia menjadi

satu kesatuan, sehingga frase تؤدي إلى memiliki arti

“menuntun”.

85Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).

Page 86: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

68

Kata الحقائق merupakan kata jama’ dari حقيقة

mufrad yang memiliki arti “kebenaran, kenyataan,

hakikat”86 yang seharusnya jika diterjemahkan menjadi

“kebenaran-kebenaran, beberapa kenyataan, beberapa

hakikat” juga pada kata المعاصي jama’ dari معصية yang

seharusnya jika diterjemahkan menjadi “beberapa

maksiat, maksiat-maksiat”, namun peneliti tetap

mempertahankan kata jama’ tersebut menjadi mufrad

karena agar tidak membuat rancu terjemahan yang

dimaksud.

c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata الخوف الرجاء،

dan الحقائق dikarenakan kata-kata tersebut adalah

sebuah istilah dalam bidang tasawuf, kata الرجاء

memiliki arti “salah satu dari sepuluh syarat iman bagi

golongan sufi , yaitu penuh harap atas limpahan karunia

dan rahmat Allah SWT”87, kata الخوف artinya “takut

kepada Allah karena cintanya dengan jalan berusaha

agar selalu dekat dirinya dengan Allah melalui

86Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia). 87Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf. h. 33.

Page 87: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

69

serangkaian ibadah, melaksanakan segala perintah-

Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya”88, dan kata

;artinya “yang sebenarnya حقيقة jamak dari الحقائق

padanya ; sesungguhnya; mengenal sesuatu dengan

sesungguhnya; hakikat sesuatu ialah keadaan yang

sebenarnya dalam hal mengerti batin sesuatu”89. Dalam

strategi penerjemahan ini dinamakan borrowing

(pungutan) karena belum ditemukan padanan dalam

BSa, maka peneliti tetap mempertahankan istilah raja,

khauf dan hakikat tersebut.

13. Teks Ketiga belas

TSu:90

TSa: Terkadang munculnya dari atas kepala dan dari

belakang punggung maka dia adalah malaikat yang

menaungi orang yang berdzikir.

88Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf. h. 21. 89Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf. h. 9. 90Lampiran-lampiran, h. 45.

وتارة تكون من فوق الرأس ومن وراء الظهر فهو من الملائكة .بالذاكرين الحافين

Page 88: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

70

a. Metode semantik:

Pada klausa من الملائكة الحافين بالذاكرين peneliti

terjemahkan “malaikat yang menaungi orang yang

berdzikir”, tidak ada banyak perubahan pada

terjemahan kalimat ini karena metode semantik lebih

mengutamakan makna yang terkandung di dalam TSu.

b. Strategi penerjemahan:

Adanya tabdil (transposisi) pada kata الحافين adalah

kata adverbia yang memiliki arti “yang meliputi”90F

91

namun peneliti terjemahkan menjadi kata verba

sehingga artinya menjadi “menaungi” karena lebih

berterima dengan terjemahan yang dimaksud.

14. Teks Keempat belas

TSu:92

91Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia). 92Lampiran-lampiran, h. 46.

]ينبغي للسالك أن لا يقنع بورود النور عليه[، ولا عندهلكن ينبغي للسالك أن لا يقنع بذلك، ولا يقف

إليه؛ لأن التجليات الإلهية والفتوحات الربانية لا نهاية يلتفتيسعى في طلب الزيادة حتى يظفر أن لها، بل يجب علي

.بالمطلوب

Page 89: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

71

TSa:

(Hendaknya Orang Salik Tidak Berpuas Diri Jika Ada

Cahaya yang Muncul Padanya)

Seharusnya orang salik tidak mudah berpuas diri, tidak

mudah berhenti, dan tidak mudah menghiraukannya,

karena tajalli ilahiyyah dan futuh rabbaniyyah tidak

akan ada habisnya, akan tetapi wajib baginya untuk

terus berusaha mencari peningkatan sampai terpenuhi

apa yang dicari (Allah).

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat

لكن ينبغي للسالك أن لا يقنع بذلك

peneliti terjemahkan “Hendaknya Orang Salik Tidak

Berpuas Diri Jika Ada Cahaya yang Muncul Padanya”,

yang secara gramatikal tidak sesuai dengan

terjemahannya.

Pada susunan kalimat ولا يلتفت إليه peneliti

terjemahkan “dan tidak mudah menghiraukannya”,

tidak ada banyak perubahan pada terjemahan kalimat

ini karena metode semantik lebih mengutamakan

makna yang terkandung di dalam TSu.

Page 90: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

72

b. Strategi penerjemahan:

Adanya strategi hadzf (penghapusan atau

pengurangan) pada kalimat

لكن ينبغي للسالك أن لا يقنع بذلك

6 5 4 3 2 1

seharusnya orang salik tidak mudah berpuas diri

2 3 5

kata نبغي ي , partikel أن dan بذلك tidak perlu

diterjemahkan lagi, peneliti berpendapat bahwa jika

tidak diterapkan strategi ini akan dapat mengurangi

tingkat keterbacaan pada TSa. Namun tentunya peneliti

tetap akan mempertahankan pesan dan tujuan yang

disampaikan TSu.

Adanya idiom verba pada kata يلتفت ، يلتفت إلى

sendiri memiliki arti “memutar, berpaling,

memalingkan muka, melihat sekeliling”93, namun

peneliti tidak terjemahkan dengan arti tersebut karena

adanya partikel yang menyertai, yaitu إلى yang mana ia

93Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).

Page 91: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

73

menjadi satu kesatuan, sehingga يلتفت إلى memiliki arti

“memperhatikan, menghiraukan”.

c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata السالك ، التجليات

dan فتوحاتال dikarenakan kata tersebut adalah sebuah

istilah dalam bidang tasawuf, kata السالك artinya

“mereka yang menjalani suluk yang tidak akan

berpaling sesaat pun dari Allah, melainkan setelah fana

di dalam-Nya; makam salik diperloeh setelah taubat”.94

Kata التجليات artinya “meresapkan rasa ketuhanan

sedalam-dalamnya ke dalam diri setelah takhali

sehingga meilhat nur kegaiban dalam hati”.95 Serta kata

لفتوحاتا memiliki arti “keterbukaan atau kemenangan,

kemenangan untuk mendapatkan jalan menuju

pengalaman spiritual. Secara umum dikelompokkan

sebagai terbukanya penjelasan gamblang (‘ibarah)

terbukanya kemanisan (al-Halawah) dalam dunia

bathiniah, dan terbukanya penyingkapan ilahi

94Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf. h. 35. 95Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf. h. 38.

Page 92: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

74

(mukasyafah)”96. Dalam strategi penerjemahan ini

dinamakan borrowing (pungutan) karena belum

ditemukan padanan dalam BSa, maka peneliti tetap

mempertahankan istilah salik, tajali dan futuh tersebut.

96KH. Amiruddin Syah, Kunci Tasawuf. h. 78.

Page 93: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

75

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian ini memaparkan hasil terjemahan seluruh isi

kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb karya

Muhammad Idrus Buton dengan menggunakan metode

semantik yang peneliti anggap paling sesuai dalam membantu

menerjemahkan teks klasik keagamaan yang berusia ratusan

tahun ini, serta strategi penerjemahan yang digunakan dalam

penelitian skripsi ini adalah penambahan (addition/ziyâdah),

pengurangan (deletion/hadzf), transposisi

(transposition/tabdîl), mendahulukan dan mengakhirkan

(taqdîm wa takhîr).

Ketika proses menerjemahkan peneliti menemukan

beberapa istilah tasawuf yang belum peneliti pelajari dan

pahami sehingga menyulitkan peneliti dalam proses

penerjemahan, hal ini dapat diselesaikan dengan cara

menggolongkan beberapa kata yang masih asing, kemudian

mencarinya ke dalam kamus istilah (ensiklopedia) tasawuf, jika

ini tidak dilakukan maka akan menjadikan terjemahan rancu

dan keluar dari konteks yang dituju.

Penelitian ini juga didukung oleh instrumen lain seperti

kamus-kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus

al-Munawwir Arab-Indonesia, kamus al-Ma’ânî, buku-buku,

Page 94: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

76

jurnal, artikel, serta internet terkait penerjemahan sebagai

penunjang, termasuk kamus istilah tasawuf yaitu Sufi

Terminology (al-Qâmûs al-Sûfî) The Mystical Language of

Islam karya Amatullah Amstrong, Khazanah Istilah Sufi

(Kunci Memasuki Dunia Tasawuf) karya Amatullah Amstrong,

Ensiklopedi Tasawuf karya tim penulis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Kamus Ilmu Tasawuf karya Drs. Totok

Jumantoro, M.A. dan Drs. Samsul Munir Amin, M.Ag., Kunci

Tasawuf karya KH. Amiruddin Syah, Kamus Istilah Tasawuf

karya Ramli Harun dkk.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses

penerjemahan kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb

yang tergolong teks klasik keagamaan metode semantiklah

yang yang paling tepat dan sesuai digunakan, dikarenakan

metode ini menghasilkan terjemahan yang lengkap dan padat

meskipun cenderung agak panjang pada TSa dibandingkan

dengan TSu. Selain itu metode ini sangat mengutamakan

makna yang dimaksud sehingga peneliti rasa perlu dibantu

dengan kamus istilah untuk lebih memudahkan.

B. REKOMENDASI

Adapun rekomendasi yang peneliti berikan:

1. Peneliti berharap penerjemahan teks klasik keagamaan

khusunya bidang tasawuf semakin diperbanyak lagi

karena melalui istilah-istilahkeagamaan ini

Page 95: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

77

diharapakan mampu memberikan wawasan dan

pelajaran untuk membentuk akhlak yang baik pada diri

manusia.

2. Peneliti berharap para penerjemah dalam

menerjemahkan teks klasik keagamaan yang

mengutamakan TSa seperti kitab ini seharusnya

menggunakan metode penerjemahan semantik agar

terjemahan dapat mudah diterima dan dikonsumsi bagi

khalayak pembaca.

Page 96: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

78

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif. Depok: Raja Grafindo

Persada, 2015.

Al-Farisi. M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offser, 2014.

Al-Qurtubi, Soenarto, KH. MA. Sahal Mahfudh, Era Baru Fiqih

Indonesia. Yogyakarta: Cermin, 1999.

Amstrong, Amatullah. Khazanah Istilah Sufi Kunci Memasuki

Dunia Tasawuf. Malaysia: A.S Noorden, 1995.

Brown, Geoffrey Samuelsoon. A Practical Guide for

Translators. Canada: Multilingual Matters, 2010.

Djajasudarma, T. Fatimah. Metode Linguistik: Ancangan

Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama,

2006.

Harun, Ramli dkk. Kamus Istilah Tasawuf. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1985.

Hidayatullah, Moch. Syarif. Seluk Beluk Penerjemahan Arab-

Indonesia Kontemporer. Tangerang Selatan: Al-Kitabah,

2014.

Hoed, Benny. H. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta:

Pustaka Jaya, 2006.

Ikram, Achadiati dkk. Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul

Mulku Zahari. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001.

Page 97: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

79

Jumantoro, Totok, Samsul Munir Amin. Kamus Ilmu Tasawuf.

Jakarta: AMZAH, 2005.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Keempat.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Monday, Jeremy. Introducing Translation Studies: Theories and

Application. New York: Routledge, 2008.

Newmark, Petter. Approaches to Translation. Germany:

Pergamon Press.

________, Petter. A Textbook of Translation. Newyork: Prentice

Hall, 1988.

Trimingham, J. Spencer. The Sufi Orders in Islam. London:

Oxford University Press, 1973.

Suryawinata, Zuhridin, Sugeng Hariyanto. Translation: Bahasa

Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta:

Kanisius, 2003.

Syah, Amiruddin. Kunci Tasawuf. Jakarta: Institut Kajian

Tasawuf, 2015.

Wasinto, Herman. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta:

Gramedia, 1993.

Zahari, Abdul Mulku. Daarul Butuni Sejarah dan Adatnya Jilid

3. Baubau: CV DIA DAN AKU, 2017.

Sumber Kamus:

Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia) Atef Sharia, versi

1.2.

Page 98: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

80

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) during Edisi Kelima

Versi 0.1.4. Beta (14). Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.

Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Arab-Indonesia al-

Munawwir. Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif, 1984.

Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) Edisi Ketiga

Cetakan Keempat. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional, 2007.

Sumber Jurnal:

Ismail, Ecep. “Analisis Semantik Kata Ahzab dan Derivasinya

dalam alquran”. Vol. 1. No. 2. Tahun 2016.

Kardimin, “Problematika Penerjemahan Teks Bernuansa

Keagamaan”, INSYIRAH Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan

Studi Islam Vol. 1. No. 2. Tahun 2013.

Melamba, Basrin, Wa Ode Siti Hafsah. “Ijtihad Sultan

Muhammad Idrus Kaimuddin”, Vol. 16 No.1 Tahun 2014.

Niampe, La. “La Ode M. Idrus Qaimuddin Satrawan Sufi

Ternama di Buton abad XIX”, Vol. 22 No. 3 Tahun 2010.

Qonitatul Mahmudah, Muhammad Yunus Anis. “Ideologi

Penerjemahan Arab-Indonesia”. ISBN 978-602-60295-7-7.

Tahun 2017.

Septiawadi, “Pergolakan Pemikiran Tasawuf di Indonesia”, Vol.

7 No. 1 Tahun 2013.

Page 99: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

81

Syihaabul Hudaa. “Transliterasi, Serapan, dan Padanan Kata:

Upaya Pemutakhiran Istilah Dalam Bahasa Indonesia”, Vol.

2 No. 1, Mei Tahun 2019

Sumber Internet:

http://www.nu.or.id/post/read/77064/fathur-rahim-kitab-karya-sultan-idrus buton diakses pada 4 April 2019 pukul 12.14 WIB.

https://islami.co/biografi-syeikh-idrus-buton-dan-kitab-dliya-

al-anwar-wa tashfiya-al-akdar/ diakses pada 27 Juni 2019 pukul 21.20 WIB.

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/imam diakses pada 20 Juli pukul 2019 pukul 10.20 WIB.

Page 100: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

82

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 101: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

1

Teks Sasaran Teks Sumber

(Kata Pengantar pen-tahqiq)

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah sang maha

pemberi, yang menjadikan

muraqabah sebagai jalan untuk

memperoleh sebaik-baik tempat,

shalawat serta salam dikhususkan

kepada orang yang paling fasih

perkataannya, nabi kita

Muhammad SAW yang

mempunyai ilmu dan hati nurani

beserta keluarga dan para sahabat

terpilih.

Kemudian:

]مقدمة المحقق[

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الوهاب، الذي جعل مراقبته وسيلة لنيل

خصه المآب، والصلاة والسلام على خير من حسن

محمد صلى الله عليه وسلم ذي بفصل الخطاب، نبينا

: نجاب، وبعدلأا لباب، وعلى آله وصحبهأالنهى وال

Ini merupakan risalah sederhana

yang di dalamnya terdapat

penjelasan muraqabah yang

disusun oleh Shekh Muhammad

Idrus Qaim ad-Din al-Butuni yang

semoga Allah merahmatinya, saya

menyampaikan kepada para

pembaca budiman dengan cara

yang elegan setelah saya tahqiq

فهذه رسالة وجيزة في بيان المراقبة ألفها الشيخ العلامة

الله رحمه-محمد عيدروس قائم الدين البطوني

للقراء النبلاء بصورة أنيقة بعد أن أقدمها -تعالى

.حققتها بقدر الاستطاعة

Page 102: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

2

sesuai dengan kemampuan yang

saya miliki.

Saya memohon kepada Allah SWT

agar upaya sederhana ini dapat

dijadikan sebagai bagian

timbangan kebaikan saya di hari

kiamat kelak, dan memberi manfaat

kepada setiap umat yang

membacanya, karena dialah yang

maha berkuasa atas apa yang

dikehendakinya dan dialah yang

layak untuk mengabulkan. Semoga

Allah memberikan shalawat kepada

tuan kita Muhammad, keluarga,

serta para sahabat.

Diterbitkan di Sukabumi:

5/11/2015 M

Pelayan Santri bidang Sains di

Sukabumi

Abu Sabiq Sufriyanto al-Qudsi

والله تعالى أسأل أن يجعل هذا الجهد المتواضع من حسناتي يوم القيامة، وينفع بها كل من اطلع موازين

إنه على ما يشاء قدير، وبالإجابة مة،لأعليها من هذه امحمد وعلى آله وصحبه جدير. وصلى الله على سيدنا

.وسلم م ۵/۱۱/٢۰۱۵: حررها في سوكابومي

خادم طلبة العلم بسوكابومي أبو سابق سوفريانتو القدسي

(Metode Tahqiq)

Metode saya dalam men-tahqiq

buku ini tidak jauh berbeda dari

]منهج التحقيق[

Page 103: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

3

cara saya yang saya gunakan dalam

men-tahqiq pada kitab-kitab lain,

ringkasnya sebagai berikut :

إن منهجي في تحقيق هذا الكتاب ليس بعيدا عن

في تحقيقي لرسائل أخرى المناهج التي ستعملتها

: وهي تتلخص كما يلي

• Saya menyalin seluruh

buku ini dengan tangan

kemudian saya

mencocokkan dengan

manuskrip yang ditulis

tangan;

الكتاب كله بيدي ثم قابلت نسخت هذا •

.المخطوطة المنسوخ على النسخة

• Saya menyajikan dengan

pengantar singkat yang

mencakup metode tahqiq

dan penjelasan beberapa

contoh manuskrip dan

biografi penulis kitab ini;

قدمت هذا الكتاب بالمقدمة الوجيزة التي •

ان منهج التحقيق وبي تشتمل على الكلام في

نماذج صور المخطوطات وترجمة مؤلف

.الكتاب هذا

• Saya memberi tanda dengan

kata (الأصل) sesuai dengan

teks asli manuskrip;

رمزت إلى المخطوطة التي اعتمدت عليها •

(الأصل). بكلمة

Page 104: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

4

• Saya meletakkan lambang

yang dapat memudahkan

bacaan di antara tanda [ ]

yang ditempatkan di

antaranya ada sebuah kata

yang dibutuhkan sebagai

keterangan lebih lanjut;

وضعت العناوين التي تسهل القراءة بين علامة •

وضعت بينها كلمة تحتاج ] كما أنني [ كذا

.ضبطإلى مزيد ال

• Saya memperbaiki

beberapa kalimat salah

yang disampaikan penulis

dengan membandingkan

dengan versi cetak buku

tersebut;

صححت بعض العبارات الخاطئة التي نقلها •

على النسخ المؤلف وذلك بمقابلتها

.المطبوعة لتلك الكتب

• Saya menggunakan tanda

baca yang sesuai digunakan

pada masa kini;

استعملت علامات الترقيم المناسبة التي •

.تستعمل في هذا العصر

• Saya mengeluarkan ayat-

ayat al-Qur’an setelah

ditempatkan di antara 2

tanda seperti ini { }

kemudian menyebut nama

surat dan ayatnya;

أن وضعتها بينيات القرآنية بعد خرجت الآ •

ذكرت اسم السورة } ثم{ علامتين كهذا

م الآية.ورق

Page 105: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

5

• Saya juga mengeluarkan

teks-teks hadits Nabi

setelah ditempatkan di

antara 2 tanda seperti ini ((

)) serta menyebutkan

pendapatnya dengan

menyebut nama kitab,

nomor seri atau halaman di

buku itu;

حاديث النبوية بعد أن لأخرجت نصوص ا •

وعزوتها )) (( وضعتها بين علامتين كهذا

اسم الكتاب ورقم الجزء إلى مظانها بذكر

رقم سلسلة الحديث في ذلك أو والصفحة

.الكتاب

• Saya menyebutkan

pendapat ‘ulama yang

diambil oleh penulis di

antara 2 tanda seperti ini (

) dengan menyebut nama

kitab dan nomor juz serta

halaman jika karyanya

diketahui oleh penulis dan

berusaha mengutip kalimat

yang dimaksud;

عزوت نقولات العلماء التي نقلها المؤلف إلى •

بين علامتين كهذا مظانها بعد أن وضعتها

) بذكر اسم الكتاب ورقم الجزء (

علمت أن المصنف رحمه الله والصفحة إذا

.ظباللف تعالى حاول نقل العبارات المنقولة

• Saya menerjemahkan

biografi sederhana terhadap

nama-nama yang

disebutkan dalam buku ini;

ترجمت للأعلام الوارد ذكرهم في هذا •

.وجيزةالكتاب ترجمة

Page 106: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

6

• Saya meletakkan daftar

pustaka dan daftar isi di

akhir buku.

وضعت فهرس المراجع والموضوعات في •

.آخر الكتاب

(Sejarah Singkat Manuskrip)

Sumber Naskah :

Dalam menyunting buku ini saya

berpedoman pada foto copy naskah

tulisan tangan dari beberapa

koleksi.

] تعريف موجز بالنسخة الخطية [

: مصدر المخطوطة

إني في تحقيق هذا الكتاب قد اعتمدت على نسخة

من محفوظات خطية مصورة

Naskah ini ditulis dengan tulis

tangan yang baik dengan tinta

hitam dan merah.

وهذه المخطوطة كتبت بخط معتاد جيد بحبر أسود

.وأحمر

Jumlah lembarnya ada 7 yang

terdapat 12 halaman kecil di

dalamnya isi buku dan 1 lembar

sampul buku.

صفحة صغيرة فيها ۱۲وتشتمل على ٧عدد أوراقها

.وورقة واحدة هي ورقة الغلاف مضمون الكتاب

Setiap lembar memiliki dua wajah

kecuali lembar sampul, yang

merupakan lembar baris, 15-17

penutup, dan setiap baris berisi

kurang lebih 7 – 15 kata.

ولى التي هي لأوكل ورقة منها ذات وجهين إلا الورقة ا

۱۵ - ۱٧كلمة وكل وجه له ما بين ورقة الغلاف،

.تقريبا كلمة ٧-۱۵سطرا، وكل سطر يحوي ما بين

Page 107: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

7

Judul Naskah :

Saya menemukan pada sampul

naskah tertulis sebagai berikut :

Risalah ini berjudul Kasyf al-Hijab

fi Muraqabah al-Wahhab, disusun

oleh Syekh al-‘Allamah Sultan

Muhammad Idrus al-Butuni

(semoga Allah mengampuninya).

: عنوان النسخة المخطوطة

: المخطوطة ما يلي إني وجدت في غلاف

هذه رسالة المسماة كشف الحجاب في مراقبة (

لشيخي العلامة السلطان محمد الوهاب تصنيف

)عيدروس البطوني عفى الله عنه

Karena penulis menjelaskan dalam

kata pengantar buku ini, (kemudian

risalah ini disebut Kasyf al-Hijab fi

Muraqabah al-Wahhab) lalu saya

memberi judul buku ini sesuai judul

di atas.

كما أن المؤلف قد صرح في ثنايا مقدمته بأنه سمى

ثم إن هذه الرسالة سميتها (فقال : هذا الكتاب به،

ثم جعلت هذا )كشف الحجاب في مراقبة الوهاب

.الكتاب بذلك العنوان

Penyalin dan Tanggal

Penyalinan Naskah

Saya tidak menemukan penjelasan

siapa penyalin naskah yang dapat

saya jadikan landasan, serta tidak

ditemukan tanggal penyalinnya.

: الناسخ وتاريخ النسخ

لم يتبين لي ناسخ هذه المخطوطة التي تم الاعتماد

.كذلك بيانات تاريخ النسخ عليها، ولا يوجد

Bukti Penisbatan Naskah kepada

Penulis : : نسبة الكتاب إلى المؤلف توثيق

Page 108: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

8

Tampak bagi saya bahwa buku

(Kasyf al-Hijab fi Muraqabah al-

Wahhab) yang dinisbatkan kepada

Syekh al-‘Allamah Muhammad

Idrus Qaim ad-Din Badr ad-Din al-

Butuni (semoga Allah

merahmatinya) dengan bukti

sebagai berikut :

كشف الحجاب في مراقبة ((ظهر لي أن كتاب

الشيخ العلامة محمد صحت نسبتها إلى)) الوهاب

عيدروس قائم الدين بن بدر الدين البطوني رحمه الله

: تعالى، وذلك بالأدلة التالية

• Adanya nama penyusun -

yang semoga Allah SWT

merahmatinya- dalam

naskah tulis tangan yang

ditemukan dalam arsip

Perpustakaan Abdul Mulki

Zuhri;

في -تعالى-وجود اسم المصنف رحمه الله •

عليها وهي من النسخة الخطية التي عثرت

. محفوظات مكتبة عبد الملك زهري

• Pernyataan dari penulis

biografi Muhammad Idrus

Qaim ad-Din dan

pernyataan oleh pen-tahqiq

kitab ((Mu’natsah al-Qulub

fi adz-Dzikr wa

Musyahadah ‘Allam al-

Guyub)) disebutkan dalam

تصريح من قبل من ألف في ترجمة الشيخ •

الدين رحمه الله تعالى محمد عيدروس قائم

مؤنسة ((ومن ذلك تصريح من محقق كتاب

)) ومشاهدة علام الغيوب القلوب في الذكر

أن كتاب ۷وقد ذكر في مقدمته في ص

Page 109: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

9

pengantar di halaman 7

buku ((Kasyf al-Hijab fi

Muraqabah al-Wahhab))

disusun oleh Muhammad

Idrus Qaim ad-Din Badr ad-

Din al-Buthuni

هو ))كشف الحجاب في مراقبة الوهاب((

.عيدروس البطوني تأليف الشيخ محمد

Dan : pernyataan oleh pen-tahqiq

buku ((Dhiya al-Anwar fi Tashfiyah

al-Akdar)), disebutkan dalam

pengantar di halaman 12 buku itu

((Kasyf al-Hijab fi Muraqabah al-

Wahhab)) salah satu kitab

Muhammad Idrus Qaim ad-Din

Badr ad-Din al-Butuni.

ضياء الآنوار في ((حقق كتاب ومنه : تصريح من م

۱۲وقد ذكر في مقدمته في ص ،))تصفية الآكدار

))مراقبة الوهاب كشف الحجاب في((أن كتاب

يعتبر أحد كتب الشيخ محمد عيدروس قائم الدين

.البطوني

(Biografi Singkat Sang Penulis)

Nama Lengkap :

Beliau adalah seorang sufi Syekh al-

‘Allamah Muhammad Idrus Qaim

al-Din bin Sultan Badr al-Din al-

Butuni.

]ترجمة موجزة للمؤلف[

: اسمه

هو الشيخ العلامة الصوفي محمد عيدروس قائم الدين

.السلطان بدر الدين البوطوني بن

Page 110: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

10

Diriwayatkan : Bahwa nama

ayahnya adalah La Badru Asrar al-

Din bin Sultan La Jampi Qaim al-

Din dan dijuluki Sultan Qaim al-

Din al-Awwal.

وقيل : إن اسم أبيه لا بدرو أسرار الدين بن السلطان

الدين الكبير البطوني الملقب بالسلطان لا جمفي قائم

. وللأقائم الدين ا

Ayahnya merupakan raja Buton

yang ke-27 dan kakeknya

merupakan raja Buton yang ke-24.

وكان أبوه مالك البطون السابع والعشرين وجده مالك

.الرابع والعشرين البطون

Gelar :

Beliau memiliki julukan yang lain,

di antaranya : Oputa Mokobadiana

(Sultan pemilik kota Badiana),

Oputa Ikuba (Sultan yang menggali

kolam), Oputa Mancuana (Sultan

tua), Idrus Matambe (Idrus yang

hina)

: ألقابه

والشيخ محمد عيدروس له ألقاب أخرى منها : أوبوتا

،)السلطان الذي يملك مدينة باديانا( موكوباديانا

بوتا ، أو)البركة السلطان الذي يحفر(أوبوتا إيكوبا

، إيدوروسو ماتمبي )السلطان القديم(منجوانا

).الحقير عيدروس(

Kelahiran :

Beliau lahir pada akhir abad ke-18

H di desa Wolio. Sebagian

masyarakat Wolio berpendapat :

: ولادته

الثامن عشر الهجري في ولد الشيخ في أواخر القرن

قالو : إن الشيخ تولى سلطنة بطون قرية وولييو. وقد

Page 111: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

11

beliau berhasil menjabat kerajaan

Buton pada tahun 1824 M ketika

usianya menginjak 40 tahun, beliau

lahir sekitar tahun 1784 M.

وعليه فكانت م وعمره أربعون سنة، ۱٨۲٤سنة

.م تقريبا ۱٧٨٤ولادته سنة

Menjabat sebagai Raja Buton :

Beliau menjabat kerajaan Buton

selama sekitar 27 tahun, dari tahun

1874 H sampai tahun 1851 H ketika

usianya sekitar 40 tahun, dan beliau

dianggap sebagai raja Buton yang

ke 28, raja Buton pertama yang

membuat undang-undang aturan

rumah tangga dan hulu balang

kerajaan, meskipun hanya

berurusan dengan urusan yang

diketahui saja.

: توليه سلطنة البطون

سنة تقريبا، من ٢٧تولى الشيخ سلطنة البطون لمدة

وعمره عند توليه م ۱٨۵۱إلى سنة م ۱٨٧٤سنة

يعتبر السلطان سنة تقريبا. وهو٤۰سلطنة البطون

الثامن والعشرين لسلطنة البطون. وأول سلطان البطون

الإدارات والموظفين الذي أصدر قوانين تنظيم

على أن لا يتعامل إلا مع لمملكته بالرغم من تحفظه

.الجهة المعروفة فقط

Kerajaan Buton pada masanya

didominasi oleh penerapan ajaran

islam dan ketentraman segala

urusan umat.

وكان مملكة البطون في عصره يسودها تطبيق تعاليم

.مةلأأمور اواستقرار الإسلام

Riwayat Pendidikan : رحلته العلمية :

Page 112: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

12

Beliau mendapatkan ilmu agama

dari para ulama istimewa, dari :

تلقى الشيخ محمد عيدروس قائم الدين العلوم الشرعية

: العلماء الفضلاء ومنهم من

• Kakeknya Syekh “La

Jampi” yang diberi julukan

Sultan Qaim al-Din al-

Kabir (1763-1788 M)

beliau mengajarkannya

sesuai yang tertera dalam

riwayatnya;

جده الشيخ "لا جمبي" الملقب ب "سلطان •

) م ۱٧٦۳ -۱٧۸۸(قائم الدين الكبير"

.اويتهروكان يتعلم منه في

• Syekh Muhammad bin Syit

Sunbu al-Makki, dan

mengambil Thariqah al-

Khalwatiyyah al-

Samaniyyah ketika beliau

datang ke Buton.

والشيخ محمد بن شيث سنبل المكي، وأخذ •

السمانية حين قدم على منه الطريقة الخلوتية

. بطون

Kitab yang Disukai :

Beliau sangat menyukai kitab-kitab

tasawuf, di antaranya :

: كتب يرغب الشيخ في دراستها

وكان الشيخ يحب جدا دراسة كتب التصوف ومنها

:

Page 113: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

13

• Kitab Hidayah al-Salikin fi

Suluk al-Muttaqin wa Siyar

al-Salikin ila ‘Ibadah Rabb

al-‘Alamin karya Syekh

Abd al-Shamad al-

Falimbani;

هداية السالكين في سلوك مسالك ((كتاب •

إلى عبادة رب المتقين وسير السالكين

تأليف الشيخ العلامة عبد الصمد ))العالمين

.رحمه الله تعالى الفلمباني

• Kitab Ihya ‘Ulumuddin,

Bidayah al-Hidayah, al

Lubab, al-Arba’in fi al-

Usul, karya Imam Ghazali;

بداية ((و ))إحياء علوم الدين((كتاب •

الآربعين في (( و ))اللباب((و ))الهداية

.للإمام الغزالي ))الآصول

• Kitab Hall al-Rumuz wa

Mafatih al-Kunuz karya

Imam ‘Izzu al-Din bin Abd

al-Salam;

م للإما ))حل الرموز ومفاتيح الكنوز((كتاب •

.السلام عز الدين بن عبد

• Kitab Shirath al-Mustaqim

karya Syekh Nur al-Din al-

Sumrata;

للشيخ نور الدين ))صراط المستقيم((كتاب •

.السمطراني

• Kitab Mamlakah Sayyid al-

Kaunain karya Syeikh Abd

al-Rauf Ali al-Fansuri.

للشيخ عبد ))مملكة سيد الكونين((كتاب •

.الرؤوف علي الفنسوري

Page 114: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

14

Sanad Keilmuan :

Syeikh ‘Abd al-Hadi bin Syekh

Muhammad Idrus di dalam

karangannya menyebutkan

(manuskrip) sanadnya melalui jalan

yang telah sampai pada Rasulullah

SAW dengan rincian sebagai

berikut :

: سنده العلمي

ذكر الشيخ عبد الهادي بن الشيخ محمد عيدروس في

سنده في الطريق الذي وصل )وهو مخطوط( مؤلف له

يب على الترت -وسلم صلى الله عليه-إلى رسول الله

:التالي

Muhammad Idrus al-Butuni dari

Syekh Muhammad bin Syits

Sunbul al-Makki dari Syekh

Muhammad bin ‘Abd al-Karim al-

Saman al-Qadiri dari Syekh

Mushthofa bin Kamal al-Din al-

Bakr dari Syekh ‘Abd al-Latif dari

Syekh Mushthofa Afandi dari

Syekh Ali Afandi al-Qarabasyi dari

Syekh Ismail al-Jaruni dari Syekh

Umar al-Fuad dari Syekh Khalil al-

Din al-Tawaqqu’i dari Syekh Halbi

al-Sultan al-Aqrani dari Syekh

Muhammad al-Anjabi dari Syekh

Abu Zakariya Yahya al-Syirwani

dari Syekh Shadr al-Din dari Syekh

ني عن الشيخ محمد بن شيثومحمد عيدروس البط

عن الشيخ محمد بن عبد الكريم السمان سنبل المكي

كمال الدين البكري القادري عن الشيخ مصطفى بن

يمصطفى أفندعن الشيخ عبد اللطيف عن الشيخ

درانري عن الشيخ علي أفندي القرابشي عن الشيخ لأا

الشيخ عمر الفؤادي عن الشيخ إسماعيل الجروني عن

السلطاني خليل الدين التوقعي عن الشيخ حلبي

قراني عن الشيخ محمد الآنجاني عن الشيخ أبو لأا

الشرواني عن الشيخ صدر الدين عن زكريا يحيى

Page 115: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

15

‘Izz al-Din dari Syekh Maram al-

Khalwati dari Syekh Umar al-

Khalwati dari Syeikh Akha’

Muhammad al-Balasi dari Syekh

Abu Ishaq Ibrahim al-Kailani dari

Syekh Rukn al-Din al-Ahrawi dari

Syekh Syihab al-Din at-Thabrasi

dari Syekh Rukn al-Din al-Najasi

dari Syekh Quthb al-Din al-Abhari

dari Syekh ‘Abd al-Qahir Dhiya al-

Din al-Sahrawardi dari Syekh

Umar al-Bakri dari Syekh

Muhammad al-Daniri dari Syekh

Minsya al-Nur dari Syekh Junaid

al-Baghdadi dari Syekh Sirr al-

Suqthi dari Syekh Ma’ruf dari

Syekh Dawud al-Tabi dari Habib

al-A’jami dari Hasan al-Bishri dari

‘Ali bin Thalib dari Rasulullah

SAW.

الخلوتي عن الشيخ خ مرامالشيخ عز الدين عن الشي

عمر الخلوتي عن الشيخ أخاء محمد البلسي عن

أبي إسحاق إبراهيم الكيلاني عن الشيخ ركن الشيخ

شهاب الدين الطبريسي عن هراوي عن الشيخلأالدين ا

ن الدي الشيخ ركن الدين النجاسي عن الشيخ قطب

بحاري عن الشيخ عبد القاهر ضياء الدين لأا

عمر البكري عن الشيخ الشيخالسهراوردي عن

محمد الدانري عن الشيخ منشاء النور ي عن الشيخ

جنيد البغدادي عن الشيخ سري السقطي عن الشيخ

الشيخ داود التابي عن الحبيب معروف الكرخي عن

ب أبي طال عجمي عن الحسن البصري عن علي بنلأا

.عن رسول الله صلى الله عليه وسلم

Kepahlawanan :

Ketika itu terjadi peperangan di laut

pada masa ayahnya kemudian dia

: بطولته

Page 116: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

16

diangkat sebagai panglima, yang

pada waktu itu dia menjabat

sebagai putra mahkota, lalu

ayahnya memerintahkannya untuk

mengejar para perompak dan dia

pun berhasil mengalahkan mereka.

لما وقعت الحرب البحرية في زمان أبيه عينه قائدا

ابن السلطان في ذلك الوقت وأمر للأسطول وهو

.بملاحقة فراصنة البحر فغلبهم

Murid :

Sebagian murid terkenal

Muhammad Idrus al-Butuni yaitu :

تلامذته:

وممن اشتهر أنه تتلمذ على الشيخ محمد عيدروس

: وهما البطوني ابناه

• Syekh ‘Abd al-Hadi dan

Syekh Muhammad Shaleh

yang semoga Allah

memberikan kasih sayang

pada keduanya. Keduanya

memiliki karya kitab. Syekh

‘Abd al-Hadi memiliki

kitab Tsammamat al-Warad

fi Tartib al-Awrad;

الشيخ عبد الهادي والشيخ محمد صالح •

منهما له مؤلفات. تعالى. وكل رحمهما الله

ثممت الوراد((فالشيخ عبد الهادي له كتاب

))ورادلأترتيب ا في

• Syekh Muhammad Shaleh

memiliki karya kitab di

antaranya : Ibtida Sir Allah

ء ابتدا((والشيخ محمد صالح له كتب منها : •

غافل تنبيه ال((و ))الله سير الله إلى انتهاء سر

Page 117: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

17

ila Intiha Sair Allah, Tanbih

al-Gafil Tanzih al-Muhafil

dan Risalah fi Majmu’ al-

Da’awat.

رسالة في مجموع((و ))تنزيه المحافل

.))الدعوات

Karya-karya :

Beliau memiliki banyak karya yang

sebagian berbahasa Walio, Melayu

dan Arab, di antaranya :

• Raudhah al-Ikhwan fi

‘Ibadah al-Rahman

(Berbahasa Arab);

• Tahsin al-Awlad fi Tha’ah

Rabb al-‘Ibad (Berbahasa

Arab);

• Dhiya al-Anwar fi

Tafhfiyah al-Akdar;

• Munatsah al-Qulub fi Dzikr

wa Musyahadah;

• Tanqiyah al-Qulub fi

Ma’rifah ‘Allam al-Guyub;

• Kasyf al-Hijab fi

Muraqabah al-Wahhab;

• Mishbah al-Rajin fi Dzikr

al-Shalah wa al-Salam ‘ala

: مؤلفاته

له مؤلفات كثيرة بعضها بلغة وولية وبعضها بلغة

: بلغة عربية. ومن هذه المؤلفات وبعضهاملايوية

)ةبلغة عربي( روضة الإخوان في عبادة الرحمن •

ة بلغ( ولاد في طاعة رب العبادلأتحسين ا •

)عربية

.كدارأنوار في تصفية اللأضياء ا •

.مؤنسة القلوب في ذكر ومشاهدة •

.تنقية القلوب في معرفة علام الغيوب •

.كشف الحجاب في مراقبة الوهاب •

الراجين في ذكر الصلاة والسلام على مصباح •

.النبي شفيع المذنبين

Page 118: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

18

al-Nabi Syafi’ al-

Mudznibin;

• Fath al-Rahim fi Tauhid

Rabb al-‘Arsy al-Adzim;

• Durroh al-Ahkam

(Berbahasa Arab);

• Targib al-Murid;

• Sabil al-Salam li Bulug al-

Maram (Berbahasa Arab);

• Hidayah al-Basyir fi

Ma’rifah al-Qadir;

• Tanqiyah al-Qulub;

• Siraj al-Muttaqin;

• Targib al-Anam;

• Dhiya al-Anwar;

• Tanbih al-Gafil (Berbahasa

Walio);

• Jawhar Mounika Mo

Mulabee (Berbahasa

Walio).

.فتح الرحيم في توحيد رب العرش العظيم •

)بلغة عربية(حكام أدرة ال •

.ترغيب المريد •

)بلغة عربية( سبيل السلام لبلوغ المرام ( •

.هداية البشير في معرفة القدير •

.تنقية القلوب •

.سراج المتقين •

.ناملأترغيب ا •

.نوارالأضياء •

)بلغة وولية(تنبيه الغافل •

)بلغة وولية( جوهر منيكامو مولابي •

Wafat :

Sejarah tidak melihat tahun

wafatnya Muhammad Idrus secara

: وفاته

Page 119: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

19

pasti, hanya saja yang pasti akhir

pemerintahan raja Buton pada

tahun 1851 M, sebagian dari

mereka bersikeras bahwa beliau

memang wafat pada tahun tersebut.

Maka semoga Allah melimpahkan

kasih sayang yang luas dan

memasukkannya ke dalam surga-

Nya.

لم ير تاريخ وفاة الشيخ محمد عيدروس بالضبط، غير

م، ۱۸۵۱آخر توليه سلطنة البطون سنة لظاهر أنأن ا

لله السنة. فرحمه ا وجزم بعضهم بأنه توفي في تلك

.تعالى رحمة واسعة وأدخله فسيح جنته

Beliau meninggalkan banyak anak

yang menjadi sultan dan imam,

mereka adalah : Sultan Muhammad

Isa, Syeikh Muhammad ‘Abd a-

Hadi, dan Sultan Muhammad Salih

yang semoga Allah melimpahkan

kasih sayangnya kepada mereka

semua. Disebutkan bahwa beliau

memiliki 97 anak. Wallahu a’lam

bi haqiqatih.

وقد ترك الشيخ أولادا أصبحوا سلاطين مثله وهم :

عيسى والشيخ عبد الهادي والسلطان السلطان محمد

إن الشيخ له : محمد صالح رحمهم الله تعالى. وقيل

.ولدا. والله أعلم بحقيقته ۹۷

(Kata Pengantar)

Ya Allah bukakanlah kebenaran

dan engkaulah sebaik-baik

pembuka.

]مقدمة المؤلف[

رب افتح بالحق وأنت خير الفاتحين

الرحمن الرحيمبسم الله

Page 120: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

20

Dengan menyebut nama Allah yang

maha pengasih lagi maha

penyayang

Segala puji bagi Allah yang

mensucikan hati orang-orang yang

dicintainya dengan muraqabah,

melimpahkan kenikmatan yang

banyak, mengangkat hijab mereka

dari pandangan yang menghalangi

selain-Nya, mensucikan mereka

dari kotoran, mereka berhak

mendapatkan petunjuk dan

pertolongan, menghiasi mereka

dengan cahaya keindahan, serta

mengkhususkan mereka untuk

menuntut kesempurnaan, Dialah

maha pencipta, maha lembut dan

maha mengetahui hambanya,

semoga shalawat dan salam yang

dijadikan sebagai cahaya pemberi

kabar gembira dan peringatan

kepada keluarga, sahabat, serta

pengikutnya (Nabi Muhammad) :

الحمد لله الذي طهر قلوب أحبابه بمدد المراقبات

من حضرة العلية فيضا وإنعاما كثيرا، تطهيرا، وحباهم

اس دنلأوصفاهم من ا ورفع عن بصائرهم حجاب الغير

وكان الحق لهم هاديا ونصيرا، وزين أسرارهم بأنوار

الجمال، وخصهم بطلب الكمال، وكان البديع بعباده

والسلام على من جعله الله نورا خبيرا، والصلاةلطيفا

ومن يهتدي به بشيرا ونذيرا، وعلى آله وأصحابه

تبعهم وسلم تسليما كثيرا وبعد

(Alasan Disusunnya Kitab) ]سبب تأليف الكتاب[

Page 121: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

21

(Sebagian sahabat-sahabat)

meminta kepada saya yang tidak

mungkin saya menolak permintaan

serta membantah pendapatnya,

yaitu Sayyid Muhammad bin

Ahmad al-Shafi - yang semoga

Allah menjaganya di dunia dan

akhirat demi kakeknya Rasulullah

SAW- Untuk menuliskan kitab ini

untuknya tentang muraqabah, cara

penggunaannya, serta penjelasan

manfaatnya, lalu saya

memenuhinya, meskipun saya

bukanlah orang yang ahli di bidang

itu, demi untuk memenuhi

harapannya, serta permintaannya,

maka saya menulisnya seperti apa

yang saya pelajari dan dapatkan

dari Syekh, guru dan tuan saya,

serta sebagai pintu futuh, Syekh

Muhammad bin Syit Sunbul al-

Makki - yang semoga Allah

mengistirahatkan jiwanya,

menjadkan firdaus sebagai tempat

ه، ممن لا تسعني مضايقت] أحبائي[فقد سألني بعض

مخالفته، السيد محمد بن أحمد الصافي ولا توافقني

أن -سيد الكونين حفظه الله في الدارين بجاه جده

طرفا من أحوال المراقبة وكيفية استعمالها،أكتب له

وبيان فوائدها، فأجبته إلى ذلك، وإن لم أكن أهلا

خاطره، وراجيا من صالح لذلك، راغبا في جبر

دعوته، فكتبت له كما علمني وأجازني شيخي

وأستاذي مولاي، وباب فتوحي، الشيخ محمد ابن

الله ثراه، وجعل الفردوس شيث سنبل المكي طيب

لهم خرة، ال بله ومأواه، أمدنا الله بمدده، ونفعنا منمتق

بركاته في من ارحم والديه، وارحم مشايخه، وجميع

.سلك في طريقته يا رب العالمين الدنيا و

Page 122: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

22

kembali dan ternyamannya,

membentangkan cintanya kepada

kami, serta memberikan kami

manfaat keberkahan di dunia dan

akhirat, Ya Allah sayangi kedua

orang tuanya, guru-gurunya, dan

seluruh yang berada di thariqatnya.

Wahai Tuhan semesta alam.

Kitab ini saya beri nama : Kasyf al-

Hijab fi Muraqabah al-Wahhab.

Saya memohon kepada Allah yang

maha mensyukuri, semoga

selamanya kitab ini dapat

memberikan manfaat dan pahala

yang sempurna, serta terpelihara

dari orang-orang yang ingkar dan

tertipu daya, di bawah nafsu yang

menindas diri sendiri, Dialah yang

maha mendengar lagi maha dekat

bagi siapapun yang mengajak

dengan hati taubat.

كشف الحجاب في ((ثم إن هذه الرسالة سميتها :

أسأل الله الشكور ، أن يديم بها النفع ))مراقبة الوهاب

جاحد مغرور، وتحت جور، ويحفظها من كللأويتم ا

شهوة نفسه مقهور ، إنه سميع قريب مجيب، لمن

.بقلب منيب دعاه

Saya menyusunnya ke dalam 4 bab

Insya Allah.

.-ىتعال-ورتبتها على أربعة فصول إن شاء الله

Page 123: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

23

Bab Pertama:

Hakikat Muraqabah

Ketahuilah wahai saudaraku,

semoga Allah membimbingku dan

engkau: Hakikat muraqabah adalah

seseorang menjaga atau senantiasa

meyakini bahwa Allah adalah dzat

yang maha melihat lahir maupun

batin dalam setiap ruang dan

waktu, dan bahwa ia selalu

menyadari di manapun berada akan

firman-Nya: أم يحسبون أنا لا نسمع(

Ataukah) 1(سرهم ونجواهم بلى

mereka mengira bahwa kami tidak

mendengar rahasia dan bisikan-

bisikan mereka? Sebenarnya (kami

mendengar)) dan juga firman-Nya

1F(وكان الله على كل شيئ رقيبا)

2 (Dan

Allah maha mengawasi atas segala

sesuatu).

: الفصل الأول

في حقيقة المراقبة

: أن حقيقة -أرشدني الله وإياك -أخي اعلم يا

أي يلازم على اعتقاده أن الله المراقبة هي المحافظة

أينما كان مطلع على ظاهره وباطنه زمانا ومكانا، وأنه

م لا نسمع سره أم يحسبون أنا{ملاحظا قوله تعالى :

وكان الله على كل {وقوله تعالى : }بلى ونجواهم

}رقيبا شيئ

1 Surat az-Zukhruf ayat 80 2 Surat al-Ahzab ayat 52

Page 124: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

24

Orang-orang yang menginginkan

kasih sayang Tuhan, kabut futuh,

wajib hal tersebut disertai dengan

ketenangan, khawwas,

mengasingkan diri dari perasaan

waspada dan teman duduk, seperti

kucing yang ber-muraqabah atau

merasa waspada (kepada Tuhan-

Nya).

هواطل الإمدادات الإلهية، ومنتظرا ما يريد من

الربانية، ويلازم على ذلك وسحائب الفتوحات

بالسكون ، وجمع الحواس، والغيبوبة عن الخلاس

.]لمطلو بها[والجلاس كالهرة المراقبة

Rasulullah SAW bersabda ketika

ditanya : Apa itu Ihsan? Beliau

menjawab : (Ihsan adalah engkau

menyembah Tuhanmu seakan-akan

engkau melihat-Nya, dan engkau

tidak akan bisa melihatnya tetapi

Dia bisa melihatmu).

حين سئل : ما -صلى الله عليه وسلم-وقد قال

الإحسان أن تعبد ربك كأنك تراه، : (( الإحسان؟ قال

))فإن لم تكن تراه فإنه يراك

Hadits ini adalah isyarat pada

keadaan muraqabah, ini adalah

sumber semua kebaikan, dan

hampir tidak akan sampai pada

urutan ini kecuali setelah dia

banyak ber-muhasabah, jika dia

ber-muhasabah atas apa yang telah

dilalui serta memperbaiki

هذا الحديث إشارة إلى حال المراقبة، وهذا أصل كل

يصل إلى هذه الرتبة إلا بعد فراغه عن خير، ولا يكاد

سلف وأصلح المحاسبة، فإذا حاسب نفسه على ما

طريق الحق، وأحسن بينه وبين حاله في الوقت، ولازم

ه نفاس، راقب الللأمراعاة القلب، وحفظ مع الله ا الله

Page 125: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

25

keadaannya dalam satu waktu,

melewati jalan yang benar,

memperbaiki hubungan dengan

Tuhan-Nya sebagai penjagaan hati,

serta menjaga diri bersama Allah.

Maka Allah akan mengawasi dalam

keadaan apapun, karena Allah

SWT maha mengetahui lagi maha

mengawasi bagi hati hambanya

yang dekat, dia mengetahui

keadaan, melihat segala perbuatan,

serta mendengar segala perkataan.

انه سبح-فيعلم أن الله في عموم أحواله، -تعالى-

عليه رقيب، ومن قلبه قريب، يعلم أحواله، -وتعالى

.ويرى أفعاله، ويسمع أقواله

Seperti beberapa Syekh memiliki

murid, ada yang mengistimewakan

salah satu dari mereka, Syekh

tersebut selalu menemuinya

dibanding murid lain, mereka

bertanya kepadanya karena hal

tersebut : (Saya akan menjelaskan

kepada kalian) dia memberi seekor

burung kepada setiap muridnya dan

berkata : (Sembelihlah dia di

tempat yang tidak ada satupun

orang melihatmu), dan dia

وكان بعض المشايخ له تلامذة، وكان يخص واحدا

بما يقبل على غيره، فقالوا له في منهم بإقباله أكثر

واحد من . فدفع إلى كل)أبين لكم(ذلك، فقال :

. )اذبحه بحيث لا يراك أحد(ائرا وقال : تلامذته ط

طائرا، وأمره بمثل أمرهم به، فمضوا ودفع إلى هذا

وجاء هذا ورجع كل واحد منهم وقد ذبح طائره،

دي فقال : يا سي )هل لا ذبحته؟(بالطائر حيا، وقال :

Page 126: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

26

memberikan burung itu, lalu

memerintahkan kepada sang murid

sama seperti dia memerintahkan

yang lain, mereka pergi dan

menyembelih burungnya, lalu sang

murid datang bersama burung yang

masih hidup, Syeikh bertanya :

(Mengapa engkau tidak

menyembelihnya?) dia menjawab :

Hai Tuanku engkau

memerintahkanku untuk

menyembelihnya di tempat yang

tidak ada satupun orang melihatku

akan tetapi aku tidak menemukan

satu tempat pun kecuali Allah

melihatku. Syekh pun berkata :

(Inilah sebabnya aku

mengistemawakannya untuk selalu

menemuiku).

أذبحه بحيث لا يراني أحد ولم أجد موضعا أمرتني أن

.)أخصه بإقبالي عليه لهذا(إلا والحق يراني. فقال :

(Pendapat Imam Dzun Nun al-

Misri tentang Muraqabah)

Beliau berpendapat : (Tanda-tanda

muraqabah adalah mengutamakan

yang diutamakan Allah,

]النون المصري عن المراقبةكلام الإمام ذ و [

علامة المراقبة إيثار (: -رحمه الله-وقال ذون النون

وتعظيم ما عظم الله، وتصغير ما صغر ما آثر الله،

. )الله

Page 127: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

27

mengagungkan yang Allah

agungkan, serta mengecilkan yang

Allah kecilkan).

(Pendapat Imam Ja’far bin Nashir

tentang Muraqabah)

Ja’far bin Nashir ditanya tentang

muraqabah dan beliau berpendapat

: (Menjaga sirr untuk menyadari

yang Maha Benar (Allah) dalam

setiap langkah).

]كلام الإمام جعفر بن نصير عن المراقبة[

قال عن المراقبة ف -رحمه الله-وسئل جعفر بن نصير

)السر لملاحظة الحق مع كل خطوة مراعات(:

(Pendapat Imam al-Murta’asy

tentang Muraqabah)

Beliau berpendapat : (Muraqabah

adalah menjaga sirr dengan

menyadari yang Maha Gaib (Allah)

dalam setiap langkah dan kata-

kata).

]كلام الإمام المرتعش عن المراقبة[

المراقبة : مراعات (: -رحمه الله-وقال المرتعش

)الغيب مع كل لحظة ولفظة السر بملاحظة

(Pendapat Imam Ibrahim al-

Khawwash tentang Muraqabah)

]كلام الإمام إبراهيم الخواص عن المراقبة[

Page 128: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

28

Beliau berpendapat : (Penjagaan

yang melahirkan muraqabah, baik

muraqabah yang hilangnya

tersembunyi maupun nampak).

المراعات (: -رحمه الله-وقال إبراهيم الخواص

)والمراقبة خلوص السر والعلانية تورث المراقبة

(Pendapat Imam Abu Hafsh tentang

Muraqabah)

Beliau berpendapat : (Jika engkau

duduk bersama manusia, jadilah

penasihat untuk hatimu, dan jangan

sampai engkau terperdaya bersama

mereka, karena mereka akan

mengawasi lahirmu, dan Allah

yang Maha mengawasi batinmu).

]كلام الإمام أبي حفص عن المراقبة[

إذا جالست الناس (: -رحمه الله-وقال أبو حفص

لقلبك، ولا يغرنك اجتماعهم عليك، فكن واعظا

)رقيب باطنك فإنهم يراقبون ظاهرك، والله عز وجل

Bab Kedua :

Macam-macam Muraqabah

Ada banyak (di antaranya):

• Hadis dari Rasulullah

SAW- dengan cara ini,

duduk posisi sila

meletakkan 2 tangannya di

atas 2 lutut, menundukkan

: الفصل الثاني

في أنواعها

: وهي كثيرة

صلى الله عليه -: ما نقل عن رسول الله )منها(

وهي الجلوس مربعا واضع بهذه الكيفية، -وسلم

Page 129: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

29

kepala dan melihat pusar

sendiri sambil memejamkan

mata lalu naik ke atas

dengan menyebut nama

Allah sampai ke otak secara

berulang dengan hembusan

nafas sesuai kemampuan,

lalu dia memikirkan dan

memperbarui dirinya

kembali dan seterusnya;

اليدين على الركبتين، وإطراق الرأس والنظر إلى

السرة أخذا من السرة بنفسه مع تغميض عينيه

إلى الدماغ مكررا )الله( صاعدا باسم الذات وهو

مع حبس النفس بحسب الطاقة، ثم يفكر ويجدد

.نفسا آخر، وهلم جرا

• Muraqabah ( ليس كمثله شيئ

2F(وهو السميع البصير

3 (Tidak

ada sesuatu pun yang serupa

dengan Dia. Dan Dia yang

maha melihat lagi maha

mendengar)

Ini merupakan tempat yang tinggi,

muraqabah menyulitkan hal

tersebut, memvisualisasikan

hatimu sebagai dzat nurani, seperti

apa yang disabdakan oleh

وهو السميعيئ ليس كمثله ش{: مراقبة )ومنها(

. }البصير

وهذا مقام عظيم فإن تعسرت مراقبة ذلك فتصور في

صلى الله عليه -نوارانيا، كما ورد عنه قلبك ذاتا

وهذا المقام على طريق التدلي أراه : أنه قال -وسلم

يئ.يشبهه ش أي ليس يشبه شيئا ولا نورانيا

3 Surah asy-Syura ayat 11

Page 130: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

30

Rasulullah SAW bahwa : Tempat

ini sebagai jalan di bawah untuk

melihatnya sebagai nurani,

maksudnya tidak menyerupakan

sesuatu dan tidak diserupakan

lainnya;

• Muraqabah al-Aqrabiyah

(lebih dekat), seperti

diisyaratkan dalam firman

Allah: ( ونحن أقرب إليه من

3F( حبل [الوريد]

4 (Kami lebih

dekat kepadanya daripada

urat lehernya).

Maka dengan ayat ini kamu tahu

secara yakin bahwa Allah SWT

lebih dekat denganmu dan darimu,

Dia lebih mengasihimu daripada

dirimu sendiri, serta lebih

memuliakanmu daripada dirimu

sendiri;

قربية، وإليه الإشارة بقوله تعالىأ: مراقبة ال )ومنها(

. ]}الوريد[إليه من حبل ونحن أقرب{:

ليك ع فتعلم يقينا بأن الله أقرب إليك ومنك، وأشفق

.عليك منك منك، وأقدر

4 Surat Qaf ayat 16

Page 131: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

31

• Muraqabah al-Ihathah wa

al-Waraiyyah (di dalam dan

di belakang), diisyaratkan

dalam firman Allah: ( والله

Padahal) 5(من ورائهم محيط

Allah mengepung dari

belakang mereka (sehingga

tidak dapat lolos)) serta ( ألا

5F( إنه بكل شيئ محيط

6

(Ingatlah sesungguhnya Dia

maha meliputi segala

sesuatu) Dia maha menjaga

lagi maha nyata bagi semua,

dan tidak ada kebenaran

selain Dia;

: مراقبة الإحاطة والورائية، وإلى ذلك )ومنها(

}والله من ورائهم محيط{ : الإشارة بقوله تعالى

ي هوأ }محيط ئيألا إنه بكل ش{وبقوله تعالى :

الحافظ للجميع، والظاهر للجميع، وليس في

.الحقيقة موجود إلا هو

• Muraqabah al-Ma’iyyah

wa an-Nadzriyyah wa asy-

Syahidiyyah (kebersamaan,

pandangan dan persaksian),

wajib dengan hati (Allah)

: مراقبة المعية والنظرية والشاهدية، بأن )ومنها(

الله شاهد ( )الله ناظر إلي(مع )للها(يلازم بالقلب

.، متفهما معناه)علي

5 Surah al-Buruj ayat 20 6 Surah Fushhilat ayat 54

Page 132: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

32

beserta (Allah melihatku)

(Allah saksiku), artinya

sudah difahami;

• Muraqabah an-Nur

(cahaya), diisyaratkan

dalam firman Allah: ( الله

(نور السموات والأرض 6F

7 (Allah

(pemberi) cahaya (kepada)

langit dan bumi)

maksudnya yang menerangi

langit dan bumi sehingga

keduanya ada setelah

berada dalam kegelapan

yang tiada;

: مراقبة النور ، وإلى ذلك الإشارة بقوله )ومنها(

أي }السموات والآرض الله نور{تعالى :

ه فيهما بعد أن كانتا في ظلمةمنورهما بظهور

.العدم

• Muraqabah al-Ilahiyyah

(Tuhan), diisyaratkan

dalam firman Allah: ( وهو

الذي في السماء إله وفي الأرض

: مراقبة الإليهية، وإليها الإشارة بقوله )ومنها(

السماء إله وفي الآرض وهو الذي في{تعالى

وفي الآرض على ] السماء[هو معبود في }إله

7 Surah an-Nur ayat 35

Page 133: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

33

Dan Dialah Tuhan) 8(إله

(yang disembah) di langit

dan Tuhan (yang disembah)

di bumi) Dialah yang

disembah (di langit) serta di

bumi sebagai jalan yang

benar, tidak ada yang

disembah selain Dia Allah

SWT;

جل -الحقيقة، ولا يستحق العبادة غيره طريق

.-وعلا

• Muraqabah al-Qabliyyah

wa al-Ba’diyyah (sebelum

dan sesudah), diisyaratkan

dalam firman Allah: ( لله

(الأمر من قبل ومن بعد 8F

9 (Bagi

Allah-lah urusan sebelum

dan sesudah (mereka

menang))

Maksudnya Tuhan melakukan

perintahnya dalam penciptaan

makhluk baik yang terdahulu

maupun sekarang : Karena tidak

ة عدية، وإليها الإشار: مراقبة القبلية والب )ومنها(

. }الآمر من قبل ومن بعد لله{ بقوله تعالى :

أي لله تنفيذ أمره في اختراعه هذه المخلوقات قديما

.ليس إلا هو أولا وآخرا أو حديثا؛ لأنه

8 Surah az-Zukhruf ayat 84 9 Surah ar-Rum ayat 4

Page 134: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

34

ada yang Maha mengawali dan

mengakhiri selain Dia;

• Muraqabah Fanaih wa

‘Adamih (sementara dan

tiada), Dia yang mengawali

ketiadaan sehingga akan

seperti itu, menyadari

firman Allah SWT: ( إنك

(ميت 9F

10 (Sesungguhnya

engkau (Muhammad) akan

mati) maka dia akan

memelihara dirinya sendiri

dan tidak akan terbiasa

dengan muraqabah;

: مراقبة فنائه وعدمه، وأنه أوله عدم )ومنها(

إنك{ويلاحظ قوله تعالى : وسصير إلى ذلك،

.فينفر عن نفسه ولا يألفها }يتم

• Muraqabah (Fana)

(sementara) Allah tidak ada

di dunia maupun akhirat,

mereka adalah orang-orang

lemah tentang memberi

manfaat bagi diri mereka

خرة، غيره الله حالا أي )فناء(: مراقبة )ومنها(

وأنهم عاجزون عن نفع الآخرة, الدنيا ومآلا أي

أنفسهم فكيف ينفعون غيرهم؟! فلا يعتمد على

أحد، ولا يعول على غير الله في سائر أموره،

10 Surah az-Zumar ayat 30

Page 135: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

35

lalu bagaimana bisa

memberi manfaat untuk

orang lain?! Maka mereka

harus berpegang pada satu,

dan tidak dalam segala

urusan, menyadari maqam

ini Allah SWT berfirman:

Dan mereka) 11(وإنهم ميتون)

akan mati pula) ( كل من

فان ويبقى –أي الأرض –عليها

12(وجه ربك ذواالجلال والإكرام

(Semua yang ada di bumi

itu akan binasa – Tetapi

wajah Tuhanmu yang

memiliki kebesaran dan

kemuliaan tetap kekal) serta

يأيها الناس أنتم الفقراء إلى )

(الله 12F

13 (Wahai manusia!

}وإنهم ميتون{ : ويلاحظ هذا المقام قوله تعالى

-أي الآرض-كل من عليها {. وقوله تعالى :

. }الجلال والإكرام ربك ذو فان ويبقى وجه

}للها يا أيها الناس أنتم الفقراء إلى{وقوله تعالى :

11 Surah az-Zumar ayat 30 12 Surah ar-Rahman ayat 26-27 13 Surat Fathir ayat 15

Page 136: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

36

Kamulah yang memerlukan

Allah);

• Muraqabah al-Iqrar, Allah

berfirman : ( ألست بربكم

13F(قالوا بلى

14 (“Bukankah aku

ini Tuhanmu?” Mereka

menjawab “Betul (Engkau

Tuhan kami”)).

ى : ل: مراقبة الإقرار، وهي مراقبة قوله تعا )ومنها(

}بلى ألست بربكم قالوا{

(Muraqabah itu Umumnya

Mewiridkan Ism adz-Dzat (Allah))

Cara-cara ini merupakan cabang

dari zikir pokok yang diajarkan

Rasulullah SAW yang mulia – yaitu

dengan menyibukkan Ism adz-

Dzat, karena ism adz-dzat adalah

pokok, dan merupakan wirid pokok

muraqabah, di sini itba’ kepada

nabi adalah suatu hal yang penting,

serta dinukil dari kebanyakan para

pemimpin thariqah seperti Abu

Yazid al-Bustomi merupakan

]المراقبة تكون باسم الذات غالبا[

وهذه الكيفيات متفرعة عن الآصل المتقدم المشروع

-صلى الله عليه وسلم وشرف وكرم-عن رسول الله

وهي الواردة أي باشتغال اسم الذات، إذ هي الآصل،

الاتباع شأن عظيم، وقد نقل في أصل المراقبة، وفي

ي سادات الطريقة كأبي يزيد البسطام عن غالب

.اباسم الذات غالب المراقبة كانت سلطان العارفين أن

14 Surah al-‘Araf ayat 172

Page 137: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

37

sultan arifin (rajanya para ahli

ma’rifat) yang menegaskan bahwa

muraqabah ada umumnya dengan

mwewiridkan ism adz-dzat.

(Manfaat: Cara Penggunaan Ism

adz-Dzat)

(Manfaat) cara penggunaan ism

adz-dzat dan cara paling cepat

untuk membuka, caranya dengan

menutup gigi dan kedua bibirnya,

lalu memukul lisannya pada atap

tenggorokan dengan membaca:

(Allah Allah) maka ketika

melakukan hal tersebut dengan

membalikkan zikir tersebut sampai

masuk ke dalam hati, dan ketika

hati sibuk dengan dzikir maka akan

menghasilkan kefanaan dalam apa

yang disebut, dan yang demikian

ini terus menerus dari satu tempat

ke tempat lain. Masya Allah.

]فائدة : في كيفية استعمال اسم الذات[

: في كيفية استعمال اسم الذات وهو أسرع )فائدة(

يطبق أسنانه وشفتيه، ويضرب بلسانه للفتح، وهو أن

فعند ملازمة ذلك )الله الله(في سقف حلقه قائلا :

ينقلب الذكر إلى داخل القلب، فإذا اشتغل القلب

حصل الفناء في المذكور ، وهكذا لم يزل من بالذكر

.مقام إلى مقام إلى ما شاء الله

Page 138: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

38

Sebagian besar para ahli hakikat -

yang semoga Allah mensucikan

sirr-nya- berpendapat : Siapa yang

ingin berdzikir dengan ism adz-dzat

hendaknya ia mengucap (Allah

Allah) selama 7 hari di dalam hati

bukan dalam lisan, dan hendaknya

ia tidak melihat sesuau kecuali

Allah, dan dia akan ditampakkan

beberapa keajaiban yang bersifat

rahasia berupa ruh para malaikat,

nabi, aulia, budala, dll, kemudian

dia melanjutkannya selama 7 hari

berikutnya maka ia akan

ditampakkan baginya keajaiban

alam malakut a’la, lalu jika sampai

40 hari akan ditampakkan baginya

beberapa karamah, serta diberikan

beberapa kemampuan untuk

melakukan sesuatu di alam ini.

-قدس الله أسرارهم-كابر من المحققين لأقال بعض ا

باسم الذات بأن يقول الذاكر سبعة : من أراد الذكر

ى اللسان، ولا ير دائما في القلب دون )الله الله(أيام :

ياء نبأرواح والملائكة واللأشيئا إلا الله، فتظهر له ا

م سرار، ثلأوالبدلاء وغير ذلك من عجائب ا والآولياء

أظهر له عجائب دام على ذلك سبعة أيام أخر

على، فإن بلغ أربعين يوما أظهر له لأالملكوت ا

.وأعطاه التصرفات في الموجودات الكرامات،

(Jumlah Hijab dalam Diri Manusia)

Ketahuilah bahwa hijab dalam diri

manusia ada 70.000, yang

disebutkan Rasulullah SAW ada

]عدد الحجب في باطن الإنسان[

اعلم أن الحجب في باطن الإنسان سبعون ألفا ذكرها

عشرة آلاف منها -صلى الله عليه وسلم - رسول الله

Page 139: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

39

10.000 di antaranya : 10.000 yang

terletak di lathifah qalibiyah,

10.000 yang terletak di lathifah

nafsiyah, 10.000 terletak di lathifah

qalbiyyah, 10.000 terletak di

lathifah ruhiyyah, 10.000 terletak

di lathifah sirriyah, 10.000 terletak

di lathifah khafiyyah, 10.000

terletak di lathifah haqiqah.

عة في وعشرة آلاف مود القالبية،: مستكنة في اللطيفة

اللطيفة النفسية، وعشرة آلاف مودعة في اللطيفة

القلبية، وعشرة آلاف مودعة في اللطيفة الروحية،

السرية، وعشرة آلاف وعشرة آلاف في اللطيفة

مدرجة في اللطيفة الخفية، وعشرة آلاف موجودة في

.اللطيفة الحقيقة

(Macam-macam Warna Hijab)

Para wali Allah mutaakhirin

menyusun warna hijab, maka

mereka menjadikan warna setiap

cahaya menyelimuti lathifah dari

lathifah 7, maka warna cahaya

lathifah qalibiyah adalah abu pekat,

warna cahaya lathifah nafsiyyah

adalah biru jernih, warna cahaya

lathifah qalbiyyah adalah merah

nyata, warna cahaya lathifah

ruhiyyah adalah kuning cerah,

warna cahaya lathifah sirriyyah

adalah putih murni, warna cahaya

]أنواع ألوان الحجب[

وقد رتبها ركن الملة والدين من المتأخرين فجعل لون

اللطيفة من اللطائف السبع، فلون نور كل نور ستر

ية زرقة اللطيفة النفس اللطيفة القالبية دخان كدر، ولون

لون و صافية، ولون نور اللطيفة القلبية أحمر عقيقي،

ة دقيق، ولون نور اللطيفنور اللطيفة الروحية أصفر

صاف، ولون نور اللطيفة الخفية أسود السرية أبيض

Page 140: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

40

lathifah khafiyyah adalah hitam

mengkilap yang turun dari atas

kepala, dan warna lathifah haqiqah

adalah hijau jernih.

قة نور اللطيفة الحقي براق ينزل من فوق الرأس، ولون

.حضرة صافية

Apabila seorang murid yang jujur

ber-tawajuh ke dalam hadirat Ilahi,

lalu dia menyibukkan dirinya

dalam riadah dan mujahadah

sesuai dengan sunnah dan

mutaba’ah Nabi, dan selalu

berdzikir dan ber-muraqabah

sesuai dengan petunjuk syekh

mursyid maka akan disingkapkan

rahasia alam mulk dan malakut, dan

akan disingkapkan semua hijab

yang telah disebut di atas sesuai

dengan izin Allah.

فإذا توجه الطالب الصادق إلى الحضرة الإلهية وبنا

الرياضة والمجاهدة على وجه السنة أمره على

شيخ مرشد والمتابعة، وداوم الذكر والمراقبة بإشارة

يعبر سره على الملك والملكوت، ويقطع جميع

.بإذن الله تعالى الحجب المذكور

(Di antara Muraqabah) : Juga

terdapat tempat lain yaitu

muraqabah Rasulullah SAW dalam

membenarkan apa yang diberikan

Allah SWT kepadanya, mengikuti

jalannya, menghidupkan sunnah,

serta cintanya kepada Tuhan,

sahabat, dan para pengikutnya.

راقبة سيدنا : أيضا مقام آخر وهي م )ومن المراقبة(

ما في التصديق ب -الله عليه وسلم صلى-رسول الله

ه سنته، وحب جاء به عن الله، واتباع طريقه، وإحياء

.وحب آله وأصحابه وأتباعه

Page 141: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

41

Ada juga :

• Muraqabah Mursyid yaitu

seorang murid mengetahui

secara yakin bahwa Allah

maha memberi mukasyafah

dalam dirinya, dan Allah

lebih mengetahui apa yang

akan kamu perbaiki, maka

letakkanlah dirimu di antara

tangannya seperti mayat di

tangan orang yang

memandikan, kamu

melakukan apa yang

diperintahkannya, dan

kamu meninggalkan apa

yang dilarang secara

mutlak;

: مراقبة المرشد بأن يعلم يقينا أن الله رزقه )ومنها(

باطنه، وأن الله أعلم بما يصلحك، المكاشفة على

، وتفعل ما الغاسل فتلقى نفسك بين يديه كالميت بين

.أمرك به، وتترك ما نهاك عنه مطلقا

• Muraqabah Tilawah al-

Qur’an yaitu membaca

Qur’an dalam keadaan suci,

khusyuk, meresapi artinya,

melagukan dan beretika

ketika mendengar dan

membaca, seakan-akan

: مراقبة تلاوة القرآن، فتقرأه على طهارة )ومنها(

معانيه، مرتلا متأدبا عند سماعه وقراءته، خاشعا متأملا

سيدنا رسول الله خك، أو علىكأنك تقرأه على شي

عليه-، أو على سيدنا جبريل -صلى الله عليه وسلم-

Page 142: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

42

engkau membaca di

hadapan gurumu atau di

hadapan Rasulullah SAW,

atau malaikat Jibril AS, atau

Tuhan yang memiliki

derajat paling tinggi

barangsiapa yang

memperolehnya maka akan

memiliki semua yang dicari

dan diinginkan, rahmat

Allah dikhususkan kepada

yang dia kehendaki, sang

pemilik keutamaan agung.

، أو من رب العزة وهي الدرجة العليا التي من -السلام

مطلوب ومرغوب، يختص نالها حصل لديه كل

.برحمته من يشاء، والله ذو الفضل العظيم

Bab Ketiga :

Manfaat Muraqabah

Ada banyak (di antaranya) :

• Menjadi (sebab) giat dan

motivasi dalam beribadah;

• Keterasingan terhadap

makhluk;

• Tidak ada gambaran riya’:

karena ketika dia dilihat

orang lain, dia dikira

: الفصل الثالث

في فوائدها

: وهي كثيرة

النشاط في العبادة، وباعثة ]سبب[: أنها تكون )منها(

.عليها

.: غيبوبة صاحبها عن المخلوقين )ومنها(

Page 143: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

43

sebagai orang yang

mengantuk;

• Mempercepat futuh atas apa

yang dimilikinya;

• Mendapatkan apa yang

dimaksud dalam waktu

cepat atau lambat;

Dan lain sebagainya masih banyak

lagi manfaatnya.

نه ه غيره ظأ: عدم تصور الرياء فيها؛ لأنه لو ر )ومنها(

.ناعسا

.: سرعة الفتح على صاحبها )ومنها(

إلى غير .: حصول المقصود له عاجلا وآجلا )ومنها(

.ذلك من الفوائد العظيمة

Al-Jarir berkata : (Siapa yang tidak

memiliki takwa dan muraqabah di

antara dia dan Allah, maka dia tidak

akan sampai pada tingkat kasyf dan

musyahadah).

من لم يحكم بينه وبين (: -رحمه الله-قال الجريري

والمراقبة لم يصل إلى الكشف الله التقوى

.)والمشاهدة

Ibnu ‘Atha ditanya : Apa

keutamaan taat? Lalu dia menjawab

: (Muraqabah pada Tuhan dalam

setiap waktu).

: ما أفضل الطاعات؟ -رحمه الله-وسئل ابن عطاء

).وقاتلأالحق على دوام ا مراقبة(فقال :

Abu Utsman al-Maghribi berkata :

(Yang paling utama yang

diwajibkan bagi manusia adalah

muhasabah dan muraqabah).

أفضل ما (: -رحمه الله-وقال أبو عثمان المغربي

.)نفسه المحاسبة والمراقبة يلزم الإنسان

Page 144: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

44

An-Nashrabad berkata : ((raja’) itu

menjadikanmu mencintai ketaatan,

(khauf) itu menjauhkanmu dari

maksiat, dan muraqabah itu

menuntunmu pada jalan hakikat,

Allah maha pemilik taufiq).

يحبك إلى الطاعات، ]الرجاء([وقال النصرابادي :

ى ؤديك إلتيبعدك عن المعاصي، والمراقبة والخوف

)التوفيق طرق الحقائق، والله ولي

Bab Keempat :

Mengenali Cahaya yang

Diterima Orang yang ber-

Muraqabah dan ber-Dzikir

Cahaya itu terbagi menjadi 4

macam : putih, hijau, merah, dan

kuning pada umumnya, terkadang

ada juga yang lain.

: الفصل الرابع

في معرفة الأنوار الواردة على المراقبين والذاكرين

نوار على أربعة أقسام : أبيض، وأخضر، وأحمر، أوال

.وقد يكون غير ذلك وأصفر غالبا،

Terkadang munculnya dari arah

kanan terhubung ke bahu, maka dia

akan tahu bahwa itu dari malaikat

pencatat kebaikan.

وظهوره تارة يكون من جهة اليمين متصلا بالكتف،

.الملك كاتب الحسنات فيعلم أنه من

Dan terkadang munculnya dari arah

kanan tidak terhubung ke bahu,

maka dia tahu bahwa dari gurunya.

وتارة يكون من جهة اليمين غير متصل بالكتف، فيعلم

.الشيخ أنه من

Page 145: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

45

Terkadang dari arah depan, maka

dia akan tahu bahwa dari cahaya

Nabi Muhammad SAW.

وتارة يكون من جهة الإمام، فيعلم أنه من نور سيدنا

.-الله عليه وسلم صلى-محمد

Terkadang dari arah kiri terhubung

dengan bahu, dia akan tahu bahwa

dari sang malaikat pencatat

keburukan, jika dari arah kiri tidak

terhubung dengan bahu maka itu

dari tipuan Iblis.

وتارة يكون من جهة اليسار متصلا بالكتف، فيعلم أنه

إن كان من جهة اليسار كاتب السيئات، و من الملك

.إبليس غير متصل بالكتف فهو من تلبيس

Terkadang pula munculnya dari

sosok berlebihan dari arah kiri

maka dia juga adalah tipuan Iblis.

وتارة تكون صورة متعدية من جهة اليسار فهو أيضا

.إبليس من تلبيس

Terkadang munculnya dari atas

kepala dan dari belakang punggung

maka dia adalah malaikat yang

menaungi orang yang berdzikir.

وتارة تكون من فوق الرأس ومن وراء الظهر فهو من

.بالذاكرين الملائكة الحافين

Terkadang dari selain arah yang

disebutkan maka dia terkejut

sehingga hatinya tidak hadir setelah

pergi maka dia adalah hiasan Iblis,

jika hatinya masih hadir dengan

rasa rindu maka itulah tujuannya

yang dicari kepada Allah SWT.

وتارة تكون من غير جهة فتقع الدهشة وعدم الحضور

فهو من تلبيس إبليس، وإن بقي الحضور بعد ذهابه

.بأنه من الله عظملأوالشوق بعد فهو المقصود ا

Page 146: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

46

Terkadang dari atas dada dan pusar

maka dia bagian dari tipuan Iblis

juga.

وتارة تكون من فوق الصدر والسرة فهو من تلبيس

.وتارة تكون من فوق القلب فهو الروح .إبليس أيضا

Terkadang dari atas hati maka dia

adalah ruh. الروح. وتارة تكون من فوق القلب فهو

Terkadang dari arah matahari atau

ujung arah kanan tenggorokan,

maka dia adalah bagian ruh yang

paling besar.

وتارة تكون من طريق الشمس أي طرف المنحر

.عظملأا يمن فهو من الروحلأا

Terkadang dari arah bulan atau

ujung arah kiri rongga hidung,

maka dia adalah bagian cahaya

bersihnya hati, dll.

ر يسلأوتارة تكون من طريق القمر أي طرف الخشوم ا

.نوارلأصفاء القلب، إلى غير ذلك من ا فهو من نور

(Hendaknya Orang Salik Tidak

Berpuas Diri Jika Ada Cahaya

yang Muncul Padanya)

Seharusnya orang salik tidak

mudah berpuas diri, tidak mudah

berhenti, dan tidak mudah

menghiraukannya, karena tajalli

ilahiyyah dan futuh rabbaniyyah

tidak akan ada habisnya, akan tetapi

wajib baginya untuk terus berusaha

]ينبغي للسالك أن لا يقنع بورود النور عليه[

لكن ينبغي للسالك أن لا يقنع بذلك، ولا يقف عنده،

إليه؛ لأن التجليات الإلهية والفتوحات ولا يلتفت

طلب أن يسعى في الربانية لا نهاية لها، بل يجب عليه

.طلوبمالزيادة حتى يظفر بال

Page 147: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

47

mencari peningkatan sampai

terpenuhi apa yang dicari (Allah).

(Penutup)

Ya Allah, aku memohon kepadamu

cahaya, bimbingan serta adab

dalam berprilaku, aku berlindung

kepadamu dari kejahatan yang

dapat menghalangiku denganmu,

dan dari setiap tempat yang

menjauhkanku darimu, ya Allah

muliakanlah diriku dengan cahaya

pensucianmu, serta kuatkanlah

diriku dengan munculnya kekuatan

raja (ibadah). Karena aku

mengenalmu dengan ma’rifah serta

engkau yang memberikan hikmah,

wahai Tuhan pemilik kebaikan dan

keutamaan.

]خاتمة[

داب في الاقتداء، اللهم إني أسالك النور والهدى والأ

وكل مبعد شر كل قاطع يقطعني عنك، وأعوذ بك من

أنوار قدسك، يبعدني منك، اللهم أكرمني بشهود

، وعرفني إياك ]أنسك[ وأيدني بظهور سطوة سلطان

تامة، وارزقني منك حكمة عامة، يا ذا الجود معرفة

.والامتنان والحسان، ويا ذا الفضل

Semoga Allah memberikan

shalawat kepada baginda kita

Muhammad, keluarga dan

sahabatnya.

وصلى الله على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم

والحمد لله رب العالمين

تمت

Page 148: KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON (METODE SEMANTIK)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50519/1/ST19019.pdf2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-Jami’ah,

48

Segala puji bagi Allah, Tuhan

semesta alam

Selesai.