karya ilmiah_ies competition 2015

36
UNIVERSITAS INDONESIA PEMBANGUNAN RESERVOIR DENGAN SISTEM PURIFIKASI AIR DI BAWAH DASAR SUNGAI SEBAGAI TEKNOLOGI PEMURNIAN DAN PENAMPUNGAN CADANGAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DAERAH KUMUH SEKITAR BANTARAN SUNGAI Disusun Oleh: Alfred (1406565713) Teknik Sipil 2014 Rosjamrud Hulu (1406532305) Teknik Sipil 2014

Upload: brian-bishop

Post on 04-Oct-2015

240 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

karya ilmiah

TRANSCRIPT

Lampiran 1: Survei Pendahuluan

UNIVERSITAS INDONESIA

PEMBANGUNAN RESERVOIR DENGAN SISTEM PURIFIKASI AIR DI BAWAH DASAR SUNGAI SEBAGAI TEKNOLOGI PEMURNIAN DAN PENAMPUNGAN CADANGAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DAERAH KUMUH SEKITAR BANTARAN SUNGAI

Disusun Oleh:Alfred(1406565713)Teknik Sipil 2014Rosjamrud Hulu(1406532305)Teknik Sipil 2014Widya Natasya Widjojo (1406533150)Teknik Sipil 2014

UNIVERSITAS INDONESIADEPOKMARET 2015HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah yang berjudul Pembangunan Reservoir dengan Sistem Purifikasi Air di Bawah Dasar Sungai sebagai Teknologi Pemurnian dan Penampungan Cadangan Air Bersih bagi Masyarakat Daerah Kumuh Sekitar Bantaran Sungai telah disetujui dan disahkan pada

Hari/Tanggal: Kamis, 12 Maret 2015Tempat : Falkutas Teknik, Universitas IndonesiaOleh :1. Alfred (1406565713) Teknik Sipil 20142. Rosjamrud Hulu(1406532305) Teknik Sipil 20143. Widya Natasya Widjojo (1406533150) Teknik Sipil 2014

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti lomba penulisan karya tulis ilmiah yang diadakan oleh FTSP ITS.

Depok, 12 Maret 2015Ketua Kelompok

Alfred

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun karya ilmiah yang berjudul Pembangunan Reservoir dengan Sistem Purifikasi Air di Bawah Dasar Sungai Sebagai Teknologi Pemurnian dan Penampungan Cadangan Air Bersih bagi Masyarakat Daerah Kumuh Sekitar Bantaran Sungai. Karya ilmiah ini disusun dalam rangka mengikuti IES Writing Competition 2015 yang diadakan oleh FTSP ITS.Penulisan karya ilmiah ini merupakan hasil telaah pustaka. Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu serta memotivasi kami untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Harapan kami dalam penulisan karya ilmiah ini adalah agar kami dapat memberikan suatu kontribusi untuk Indonesia dengan membuat suatu pembangunan yang inovatif dalam mengatasi permasalahan pemukiman kumuh di bantaran sungai.Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.

Jakarta, 12 Maret 2015

Tim Penulis bb

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHANiiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIivDAFTAR TABELvABSTRAKviBAB 1 PENDAHULUAN71.1Latar Belakang Masalah71.2Perumusan Masalah81.3Tujuan dan Manfaat Penulisan91.4Manfaat Penulisan9BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA102.1Tinjauan Pustaka Terkini102.2Landasan Teori132.2.1Sampah 142.2.2Reservoir17BAB 3 METODE PENULISAN19BAB 4 PEMBAHASAN20BAB 5 PENUTUP235.1Kesimpulan235.2Saran23DAFTAR PUSTAKA24

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Banyaknya Desa 1 / Kelurahan Menurut Keberadaan Permukiman di Bantaran Sungai, di Bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), dan Permukiman Kumuh (Sumber: xxx)10Tabel 2.2 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Berdasarkan Propinsi (September, 2004)11Tabel 2.3 Daftar Pendapatan Per Kapita Dunia (Sumber: World Bank, 2013)13

ABSTRAK

Maraknya kawasan permukiman kumuh di Indonesia telah menjadi salah satu masalah yang paling sulit untuk diatasi oleh pemerintah sampai saat ini. Menurut statistik dari BPS (Badan Pusat Statistik) Indonesia, sampai saat ini masih ada 21.065 permukiman yang dibangun di bantaran/tepi sungai, dimana 18,6% diantaranya merupakan permukiman yang kumuh. (Sumber: xxx)Comment by Marsha: Cantumin sumbernya ini darimana? Koran? Atau apa?Permukiman kumuh adalah suatu daerah tak layak huni yang ditempati oleh masyarakat dengan kemampuan ekonomi menengah kebawah, berpopulasi padat, infrastrukturnya terbuat dari material bekas pakai yang tak layak pakai, dan kualitas kebersihan yang lemah. Permukiman kumuh dibantaran sungai memiliki masalah utama pada sangat minimnya sumber air (air sungai) yang bersih untuk kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus). Warga terus-menerus menggunakan air sungai sebagai kebutuhan MCK dan akhirnya mencemari air yang mereka gunakan sehari-hari. Kotornya sungai pun dipengaruhi juga oleh pembuangan sampah sembarangan baik di daerah tersebut ataupun di hulu sungai.Comment by Marsha: Coba buka ini deh buat referensi bikin abstrak: http://dr.klinikbtp.com/abstrak-penelitian/ Sudah banyak hal-hal yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal ini, sebagai salah satu contoh, proyek normalisasi air yang dilakukan oleh pemerintah kota Jakarta dengan tujuan pembersihan sampah berkala dan pelebaran sungai. Pemindahan lokasi tempat tinggal juga sering menjadi salah satu cara untuk mengatasi permukiman kumuh ini. Namun, usaha ini terlihat sangat sulit untuk berjalan karena masih kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan dan juga kurangnya kemampuan ekonomi untuk menempati daerah yang baru, yang mungkin jauh dari lokasi pekerjaan sehari-hari mereka. Penataan ruang permukiman kumuh juga tidak akan menyelesaikan masalah jika masalah kebersihan sanitasi belum diatasi.Melihat perlunya teknologi inovatif untuk menghasilkan sanitasi yang bersih untuk dapat menyelesaikan masalah permukiman kumuh ini, kelompok kami mengajukan ide pembangunan reservoir di bawah dasar sungai. Reservoir dilengkapi dengan pipa filtrasi dan sistem-sistem purifikasi air, dan akan dipantau kualitas kerjanya oleh masyarakat sekitar, dibantu oleh tenaga-tenaga handal. Dengan metode ini, air sungai yang kotor diharapkan dapat terpurifikasi menjadi air yang lebih bersih dan dapat digunakan sebagai cadangan dan sumber air yang lebih bersih yang dapat digunakan untuk aktivitas warga di permukiman kumuh. Melalui ide ini, kami juga berharap perhatian warga terhadap pentingnya kebersihan sanitasi semakin meningkat, dan membuat masyarakat sekitar permukiman kumuh semakin sadar untuk menjaga kebersihan air demi kepentingan bersama. Proyek ini juga diharapkan dapat mengurangi biaya-biaya pembangunan rumah susun untuk memindahkan masyarakat di kawasan kumuh, biaya yang diperlukan untuk normalisasi sungai, biaya untuk menyewa tenaga kerja untuk membersihkan sampah di sungai, dan proyek ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi parahnya banjir di Jakarta.

viUniversitas Indonesia

PENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahPermukiman kumuh sudah menjadi salah satu dari sekian masalah yang serasa tiada akhirnya dihadapi oleh Indonesia. Tidak hanya di daerah bantaran sungai, permukiman kumuh di Indonesia pun mengokupasi daerah yang berbeda-beda, misalnya daerah sumber udara tegangan listrik tinggi (SUTET). Adanya permukimah kumuh di daerah seperti ini sangatlah memprihatinkan, mulai dari masalah kebersihan lingkungan, sanitasi, kelayakan tempat tinggal, hingga resiko yang berhubungan dengan listrik tegangan tinggi bagi mereka yang tinggal di daerah SUTET. Permukiman kumuh ini muncul karena beberapa faktor, diantaranya kondisi perekonomian rakyat Indonesia. Meskipun Indonesia berada di peringkat 16 sebagai negara dengan ekonomi terkuat di dunia (Sumber: Survey World Bank 2013) dengan nilai Gross Domestic Product (GDP) sebesar USD 868.346 , persentase kemiskinan di Indonesia sampai mencapai angka 10,96% pada bulan September 2014. Sebanyak 27.727.280 penduduk di Indonesia tercatat hidup dibawah garis kemiskinan, dimana 8,16% penduduk miskin tinggal di perkotaan dan 13,76% tinggal di pedesaan, dengan angka pendapatan per kapita dibawah IDR 312.328 perbulan. Dengan keadaan finansial seperti ini, rakyat miskin di Indonesia tidak akan mampu untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak, yang pada akhirnya, tidak memberikan mereka pilihan lain selain tinggal di daerah yang tidak layak huni.Daerah permukiman kumuh umumnya tidak memiliki sanitasi yang baik, baik dari segi sumber air bersih, maupun saluran pembuangan limbah rumah tangga yang tidak baik. Permukiman kumuh di bantaran sungai yang tidak bersih akan menimbulkan beberapa bahaya yang tidak bisa dihindari. Dikarenakan tidak ada sumber air yang bersih, penduduk permukiman bantaran sungai terpaksa menggunakan air sungai sebagai kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK). Air yang terkontaminasi kuman-kuman dari hasil pencucian pakaian, mandi, dll pada akhirnya akan mengontaminasi air sungai yang mereka gunakan sehari-hari. Air sungai pun menjadi sarang penyakit menular, dari penyakit paling umum seperti diare, penyakit-penyakit kulit, sampai penyakit yang mematikan seperti lepra atau demam berdarah, dll. Daerah permukiman kumuh yang tidak higenis dan padat penduduk menjadikan penyebaran penyakit menular lebih cepat dari daerah permukiman yang layak dan bersih.Melihat hal ini, kelompok kami muncul dengan satu pemahaman bahwa dalam menyelesaikan masalah permukiman kumuh di daerah bantaran sungai di Indonesia haruslah dilakukan dengan cara yang sedikit berbeda dengan apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat sampai saat ini. Sering kali permukiman kumuh di Indonesia dianggap dapat diselesaikan hanya dengan mengandalkan penataan/renovasi infrastruktur, atau bahkan pemindahan penduduk ke daerah lain yang lebih layak huni yang mungkin cukup memberatkan warga karena harus menambah biaya hidup akomodasi sehari-hari. Renovasi atau penataan permukiman kumuh tidak akan memberikan efek yang berlangsung lama atau cukup efektif dikarenakan sumber air yang digunakan warga masihlah bersumber dari air sungai itu sendiri. Kami berpendapat bahwa masalah permukiman kumuh di Indonesia haruslah dimulai dari kebersihan lingkungannya, terutama sumber airnya.Atas alasan kebersihan dan rasa ingin membantu rakyat dan pemerintah Indonesia, serta berinovasi sebagai salah satu sivitas akademika, kami mengajukan gagasan mengenai pembangunan reservoir dan sistem pembersihan air yang nantinya diharapkan dapat menyediakan sumber air yang cukup bersih untuk kegiatan warga sehari-hari. Dengan adanya sumber air yang bersih di daerah permukiman kumuh, kelompok kami mengharapkan terciptanya Indonesia yang lebih sehat dan lebih sejahtera bagi semua rakyat di dalamnya.

Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka timbul perumusan masalah sebagai berikut:Apa pengertian dari pemukiman kumuh?Bagaimanakah cara reservoir bawah tanah ini mengatasi masalah kebersihan lingkungan permukiman kumuh di sekitar bantaran sungai khususnya pada sektor ketersediaan air bersihnya?

Tujuan dan Manfaat PenulisanPenulisan ini memiliki tujuan untuk:Memberikan suatu ide inovatif yang dapat diterapkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih.Menjadi salah satu solusi alternatif yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah kebersihan di daerah permukiman kumuh.Adapun manfaat dari tulisan ini adalah:0. Memberikan masukan kepada pemerintah dalam bentuk pembangunan reservoir pembangunan reservoir dengan sistem purifikasi air di bawah dasar sungai sebagai teknologi pemurnian dan penampungan cadangan air bersih bagi masyarakat daerah kumuh sekitar bantaran sungai.Memberikan solusi jangka pendek dan jangka menengah yang dapat diimplementasikan pemerintah.

Manfaat PenulisanMelalui karya ilmiah ini, kami mengharapkan ide kami dapat membantu pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam bentuk memberikan suatu solusi alternatif dari masalah kebersihan lingkungan di Indonesia. Kami juga mengharapkan agar karya tulis ilmiah ini dapat menjadi suatu sumber telaah pustaka yang berguna bagi siapapun, baik bagi mereka yang ingin mengembangkan teknologi lingkungan di kemudian hari atau bagi siapapun yang ingin mengenai lebih dalam mengenai teknologi lingkungan.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka TerkiniTinjauan pustaka dibawah adalah data mengenai jumlah permukiman kumuh di Indonesia yang tercatat sampai dengan Februari 2014 (Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. www.bps.go.id/ ).

Tabel 2.1 Banyaknya Desa 1 / Kelurahan Menurut Keberadaan Permukiman di Bantaran Sungai, di Bawah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), dan Permukiman Kumuh (Sumber: xxx)ProvinsiPemukiman diPemukiman KumuhJumlah

Bantaran / Tepi SungaiBawah Sutet

AdaTidak AdaTidak Ada SungaiAdaTidak AdaTidak Ada SutetAdaTidak Ada

(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)(8)(9)(10)

Aceh9132,6272,9721231936,196286,4846,512

Sumatera Utara1,0193,7921,29313126,0792695,8356,104

Sumatera Barat491450204241,139721,0731,145

Riau63981238425191,791921,7431,835

Jambi84352818047631,441421,5091,551

Sumatera Selatan1,2851,52143137633,1371753,0623,237

Bengkulu437859236211,529241,5081,532

Lampung4731,515644-272,6051052,5272,632

Kepulauan Bangka Belitung3327474--38119362381

Kepulauan Riau7789249--41566349415

DKI Jakarta127914971319318483267

Jawa Barat1,9493,2297848573814,7241,2084,7545,962

Jawa Tengah1,8765,5791,1236873787,5134638,1158,578

DI Yogyakarta13421985281239813425438

Jawa Timur1,4335,5401,5297305007,2722408,2628,502

Banten5166893462361061,2092881,2631,551

Bali21642080--71627689716

Nusa Tenggara Barat493516132-41,137831,0581,141

Nusa Tenggara Timur2821,5841,404333,264233,2473,270

Kalimantan Barat9001,050159462,0991741,9352,109

Kalimantan Tengah1,01247780--1,569851,4841,569

Kalimantan Selatan1,242481285122,005661,9422,008

Kalimantan Timur46741714219239841259011,026

Kalimantan Utara14330531--47934445479

Sulawesi Utara66457060260821,694691,7671,836

Sulawesi Tengah63886848024221,940641,9221,986

Sulawesi Selatan9521,4486301951702,6652752,7553,030

Sulawesi Tenggara438893941--2,272282,2442,272

Gorontalo225378133--7361735736

Sulawesi Barat28628874--6483645648

Maluku185405498--1,088611,0271,088

Maluku Utara110569517--1,196211,1751,196

Papua Barat201736630-21,565121,5551,567

Papua3662,9721,533124,868694,8024,871

INDONESIA21,06542,19118,9343,1652,07876,9474,50877,68282,190

Catatan:

1 Desa pada tabel ini termasuk nagari, Unit Permukiman Transmigrasi (UPT), dan Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT) yang masih dibina oleh kementerian terkait.

Dapat dilihat dari data diatas, ada 82.190 permukiman kumuh tersebar di seluruh Indonesia dimana Jawa Tengah sebagai penyumbang terbanyak yaitu sebesai 8.502 permukiman kumuh.Setelah data mengenai jumlah permukiman kumuh di Indonesia, kami memutuskan untuk melakukan peninjauan mengenai jumlah pendapatan perkapita di Indonesia dan jumlah penduduk miskin di Indonesia. Data penduduk miskin di Indonesia diambil dari Badan Pusat Statistik, sedangkan untuk jumlah pendapatan perkapita di Indonesia diambil dari data World Bank.

Tabel 2.2 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Berdasarkan Propinsi (September, 2004)PropinsiJumlah Penduduk Miskin (000)Persentase Penduduk Miskin (%)Garis Kemiskinan (Rp/kapita/Bulan)

KotaDesaKota+DesaKotaDesaKota+DesaKotaDesaKota+Desa

Aceh158.04679.38837.4211.3619.1916.98396939369232377049

Sumatera Utara667.47693.131360.609.819.899.85349372312493330663

Sumatera Barat108.53246.21354.745.417.846.89390862349824365827

Riau159.53338.75498.286.538.937.99386606374466379223

Kepulauan Riau91.2732.90124.175.6110.546.40431127399063425967

Jambi109.07172.68281.7510.677.398.39390931302162329181

Sumatera Selatan370.86714.941085.8012.9613.9913.62346238285791307488

Bangka Belitung20.2746.9667.233.046.844.97458055481226469814

Bengkulu99.59216.91316.5017.1917.0417.09378881346395356554

Lampung224.21919.731143.9310.6815.4614.21350024307818318822

DKI Jakarta412.790.00412.794.090.004.094595600459560

Jawa Barat2554.061684.904238.968.3210.889.18294700285076291474

Banten381.18268.01649.194.747.185.51324902296241315819

Jawa Tengah1771.532790.294561.8311.5015.3513.58286014277802281570

DI Yogyakarta324.43208.15532.5913.3616.8814.55333561296429321056

Jawa Timur1531.893216.534748.428.3015.9212.28293391286798289945

Bali109.2086.76195.954.355.394.76316235279140301747

Nusa Tenggara Barat385.31431.31816.6219.1715.5217.05315470285205297907

Nusa Tenggara Timur105.70886.18991.8810.6821.7819.60340459251040268536

Kalimantan Barat78.53303.38381.925.479.208.07307789294044298212

Kalimantan Tengah39.45109.37148.834.756.746.07316683338130330869

Kalimantan Selatan61.21128.28189.503.685.644.81336782313954323594

Kalimantan Timur98.48154.20252.683.9810.066.31459004420427444248

Sulawesi Utara60.08137.48197.565.5710.478.26269212264321266528

Gorontalo23.88171.22195.106.2423.2117.41250157246290247611

Sulawesi Tengah71.65315.41387.0610.3514.6613.61349978321009328063

Sulawesi Selatan154.40651.95806.354.9312.259.54246416219109229222

Sulawesi Barat29.87124.82154.699.9912.6712.05245959246695246524

Sulawesi Tenggara45.79268.30314.096.6215.1712.77254015238745243036

Maluku47.58259.44307.027.3525.4918.44369738355478361022

Maluku Utara11.1773.6284.793.588.857.41339561307374316160

Papua35.61828.50864.114.4635.8727.80408419340846358204

Papua Barat14.06211.40225.465.5235.0126.26440241423701428608

Indonesia10356.6917371.0927727.788.1613.7610.96326853296681312328

PropinsiP1 (%)P2 (%)

KotaDesaKota + DesaKotaDesaKota + Desa

Aceh1.713.703.140.381.050.86

Sumatera Utara1.561.861.710.390.510.45

Sumatera Barat0.540.890.750.100.180.15

Riau0.731.501.200.110.400.29

Kepulauan Riau0.671.090.740.170.240.18

Jambi1.191.101.120.270.220.23

Sumatera Selatan2.342.442.410.620.620.62

Bangka Belitung0.480.720.600.100.130.12

Bengkulu2.692.922.850.750.750.75

Lampung1.902.432.300.510.580.56

DKI Jakarta0.600.000.600.130.000.13

Jawa Barat1.311.551.390.320.350.33

Banten0.651.080.790.130.270.18

Jawa Tengah1.692.422.090.420.580.51

DI Yogyakarta2.032.982.350.520.790.61

Jawa Timur1.242.421.860.310.590.45

Bali0.681.150.860.180.370.26

Nusa Tenggara Barat3.902.222.921.100.450.72

Nusa Tenggara Timur1.663.643.250.340.900.79

Kalimantan Barat0.851.441.260.190.420.35

Kalimantan Tengah0.441.240.970.070.340.25

Kalimantan Selatan0.410.830.650.080.200.15

Kalimantan Timur0.551.190.790.130.250.18

Sulawesi Utara0.981.531.280.240.340.30

Gorontalo1.094.193.130.231.140.83

Sulawesi Tengah2.182.092.110.650.520.55

Sulawesi Selatan0.751.801.410.190.400.32

Sulawesi Barat2.211.861.940.760.440.51

Sulawesi Tenggara0.962.532.090.210.640.52

Maluku1.145.994.110.262.081.37

Maluku Utara0.401.441.160.070.310.24

Papua0.488.486.420.102.912.18

Papua Barat1.008.005.920.292.541.88

Indonesia1.252.251.750.310.570.44

Tabel 2.3 Daftar Pendapatan Per Kapita Dunia (Sumber: World Bank, 2013)RankingEconomy(millions of US dollars)

USA1United States16,768,100

CHN2China9,240,270

JPN3Japan4,919,563

DEU4Germany3,730,261

FRA5France2,806,428

GBR6United Kingdom2,678,455

BRA7Brazil2,245,673

ITA8Italy2,149,485

RUS9Russian Federation2,096,777

IND10India1,876,797

CAN11Canada1,826,769

AUS12Australia1,560,372

ESP13Spain1,393,040

KOR14Korea, Rep.1,304,554

MEX15Mexico1,260,915

IDN16Indonesia868,346

NLD17Netherlands853,539

TUR18Turkey822,135

SAU19Saudi Arabia748,450

CHE20Switzerland685,434

Melalui sekumpulan data diatas, terlihat bahwa Indonesia adalah negara dengan pendapatan per kapita terbesar ke 16 di dunia dengan nilai USD 868.346, sedangkan terlihat juga bahwa masih ada 27.727.780 penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, bahkan di DKI Jakarta, tercatat bahwa ada penduduk miskin dengan penghasilan 0 rupiah. Hal ini menjadi titik tolak kami mengenai betapa pentingnya penyelesaian kemiskinan di Indonesia, dimulai dari pemasokan air bersih bagi semua rakyat, termasuk yang tinggal di daerah kumuh.

Landasan TeoriDalam membahas cara kerja reservoir bawah tanah ini, pertama-tama harus dikenali dengan baik jenis-jenis sampah yang umumnya mengalir bersama aliran sungai.SampahSampah adalahsuatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis atau merupakan sumber daya yang tidak siap pakai. (Sumber: xxx) Sampah yang ada di lingkungan permukiman kumuh, khususnya di daerah bataran sungai, dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Sampah dapat dibagi berdasarkan:Sumber Asal SampahSampah rumah tangga, contoh: busa sabun sehabis mandi, busa deterjen, kantong plastik, bungkusan makanan, daun atau batang tebangan pohon, dll.Sampah industri, contoh: limbah kimia hasil suatu proses, logam beratSampah dari pasar, contoh: sampah-sampah organik seperti bagian tumbuhan/bagian tubuh hewan, sampah plastikSampah rumah sakit, contoh: obat-obatanSampah pertanian, contoh: insektisidaSampah-sampah lain yang jalur pembuangannya melalui aliran sungai.

0. Komposisi Penyusun SampahSampah OrganikSampah organik adalahsampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable sehingga mudah diuraikan dengan proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya:sisa-sisa makanan, pembungkus daun/kertas, tepung, sayuran, kulit buah, daun, ranting, dll.Sampah AnorganikSampah anorganik adalahsampah yang dihasilkan dari pengolahan bahan-bahan non-hayati atau bahan sintetis. Zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diurai secara alami oleh mikroorganisme (unbiodegradable). Namun, ada beberapa jenis bahan anorganik yang dapat didegradasi secara alami dengan kurun waktu yang cukup panjang, misalnya plastik dan kaca. Pada umumnya, sampah rumah tangga (seperti aluminium foil, plastic, kaca, dll.), sampah industri dan sampah pabrik metalurgi adalah jenis sampah yang anorganik.

0. Sifat FisiknyaSampah Basah (Garbage)Sampah basah terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk (sisa makanan, buah atau sayuran). Sifat utama dari sampah basah ini banyak mengandung air dan cepat membusuk terutama pada daerah tropis seperti Indonesia.Sampah Kering (Rubbish)Sampah kering tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidak mudah membusuk. Sampah kering ini terdiri atas dua golongan:i. Metalic Rubbish - misalnya pipa besi tua, kaleng-kaleng bekas.ii. Non Metalic Rubbish - misalnya kertas, kayu, sisa-sisa kain, kaca, mika, keramik, dan batu-batuanSampah LembutSampah jenis ini tersusun dari partikel-partikel kecil, ringan dan mempunyai sifat mudah beterbangan, yang dapat membahayakan dan mengganggu pernafasan serta mata.Sampah lembut ini misalnya:i. Debu, berasal dari penyapuan lantai rumah atau gedung, debu pengrajin kayu, debu pabrik kapur,pabrik semen, pabrik tenun, dan lain-lain.ii. Abu berasal dari sisa pembakaran kayu, abu rokok, abu sekam, sampah yang terbakar, dan lain-lain.Sampah Besar (Bulky Waste)Sampah besar merupakan sampah yang berukuran besar, misal : bekas furnitur (kursi, meja), peralatan rumah tangga (kulkas, TV), dan lain-lain.Sampah Berbahaya dan Beracun (Hazardous Waste)Merupakan sampah yang berbahaya baik terhadap manusia, hewan maupun tanaman, yang terdiri dari:i. Sampah patogen, berupa sampah yang berasal dari rumah sakit dan klinik.ii. Sampah beracun, berupa sisa-sisa pestisida, insektisida, kertas bekas pembungkus bahan beracun, baterei bekas, dan lain-lain.Sampah-sampah diatas adalah sampah yang akan umum dijumpai di aliran sungai. Jika tidak dibersihkan dan digunakan sebagai air untuk kebutuhan sehari-hari, maka dampak-dampak yang akan timbul adalah:Dampak terhadap KesehatanPenyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.Keracunan dikarenakan limbah pabrik umumnya merupakan senyawa kimia yang berbahaya bagi tubuh, resiko keracunan juga dapat timbul jika mengonsumsi air sungai yang belum disterilisasi. Kejadian ini pernah terjadi di Jepang, yaitu sebuah tragedi yang dikenal dengan kasus Minamata dimana sekitar 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg) yang dibuang sebagai limbah pabrik baterai dan akumulator.

0. Dampak terhadap LingkunganPerubahan keseimbangan ekosistem. Hal ini diakibatkan oleh terkontaminasinya air sungai dengan sampah-sampah yang dapat membahayakan makhluk hidup dalam sungai. Misalnya sampah pertanian seperti pupuk, jika masuk ke dalam aliran sungai dapat menyebabkan blooming, dimana spesies tertentu seperti enceng gondok memenuhi perairan, mengurangi tingkat cahaya matahari yang masuk ke perairan sehingga menghambat fitoplankton untuk berfotosintesis. Dengan berkurangnya jumlah fitoplankton, spesies-spesies yang berada di tingkat trofi yang lebih atas juga akan berubah jumlahnya. Perubahan ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem sungai.Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.Terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan berbahaya akan menyebabkan pencemaran sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air sumur penduduk dan mata air.Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri), krom, timbal, kadmium, maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal.

0. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan EkonomiPengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana dan memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkatkesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas). Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Sarana penampungan air juga harus diperbaiki dan ditingkatkan untuk mengurangi kebiasaan warga membuang sampah di aliran sungai.

ReservoirReservoir yang dibangun akan bekerja berdasarkan prinsip-prinsip reservoir yang sudah ada, namun perbedaannya adalah akan dipasang pipa pemurnian air sebelum sampai ke reservoir. Tujuannya adalah untuk mendapatkan air yang bersih tanpa memakan permukaan lahan yang dapat digunakan untuk area penataan permukiman. Spesifikasi reservoirUkuran reservoir akan bergantung dengan jumlah penduduk yang ada, sehingga diperlukan pengambilan data jumlah penduduk permukiman tempat dibangunnya sistem ini terlebih dahulu. Setelah jumlah penduduk didapatkan, volume reservoir akan ditentukan dengan rumus:

Keterangan:V = volume reservoirJP = jumlah penduduk (jiwa)PN = persentase natalitasPM = persentase moralitas*perkalian dengan konstanta 200 L/jiwa diambil dari asumsi kebutuhan air bersih perorangan adalah 200 L/hari

METODE PENULISAN

Penelitian dan observasi karya ilmiah ini didasarkan pada:1. Pengamatan langsung di lapanganPengamatan langsung di lapangan dilakukan untuk mengeahui kondisi lingkungan pemukiman kumuh di bantaran sungai.2. Buku-buku referensiBuku-buku referensi digunakan sebagai bahan pelengkap serta penunjang penelitian dan observasi karya ilmiah.3. InternetInternet digunakan sebagai bahan pelengkap serta penunjang penelitian dan observasi karya ilmiah.

PEMBAHASAN

Setelah mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sampah yang umumnya terdapat disungai, kita akan masuk ke bagian cara pemurnian air. Pemurnian air secara umum dibagi menjadi beberapa tahap:Penyaringan benda padat (bar screening)Pada tahap ini, benda-benda padat seperti plastic, tissue, ranting, dll. akan disaring menggunakan jeruji besi.FlokasiTahap flokasi adalah tahap dimana benda-benda padat yang terlalu kecil untuk disaring secara mekanik, diteteskan suatu zat penggumpal alum untuk membentuk suatu gumpalan yang akan mengapung di permukaan air (flok). Pembersihan floc akan dilakukan secara manual (diambil oleh manusia).SedimentasiPada tahap sedimentasi, air dimasukkan kedalam sebuah tanki dengan pengaduk dibagian bawah tangki. Sampah-sampah padat yang masih tersisa akan mengendap dan dialirkan ke bagian lain untuk diproses lebih lanjut.DisinfeksiDisinfeksi adalah proses dimana terjadi pembersihan mikroorganisme yang hidup di dalam air. Hal ini dapat dilakukan baik secara biologis (aerasi), maupun secara kimia (ozonisasi).

Setelah mengetahui bagaimana cara sistem pemurnian air bekerja, kami menggunakan teori konstruksi ground tank sebagai metode pembangunan reservoir. Ground tank digunakan dalam teknologi ini karena letaknya yang tidak kelihatan (terpendam di bawah tanah) dan dari segi pembuatan juga relatif lebih murah jika dibandingkan tower water tank (tangki di atas) karena tidak perlu struktur kolom dan balok. Campuran beton yang dipakai dalam pembuatan ground tank harus tepat dan kedap air (water proof). Dengan perbandingan plesteran semen dengan pasir yang digunakan adalah 1 : 3. Detail sistem kerjanya adalah sebagai berikut:Tanah digali, lalu diberikan lapisan beton setebal 3- 5 cm untuk lantai kerja.Pemasangan stek tulangan untuk perkuatan dinding Ground Tank.Pembuatan lubang peturasan di bawah.Pemasangan tulangan wiremesh diameter 10 mm M- 150 (artinya jarak antar tulangannya 150 mm), untuk konstruksi dengan beton bertulang.Penambahan tulangan di ujung- ujung Ground Tank untuk perkuatan dinding.Pemasangan bata untuk pengganti bekisting (karena bagian dalamnya akan di plester dan dikeramik)Pembuatan manhole dan pemasangan bekisting atas untuk pengecoran.Pembetonan bagian atas.Pada bagian atas, dibuat manhole sebagai akses untuk masuk ke dalam. Biasanya untuk menguras dan mengecek keadaan pompa. Setelah pembetonan selesai, maka ground tank ini harus diuji dulu untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran, setelah semua fix baru dipasang keramik untuk perlindungan terhadap lumut dan kemudahan dalam pengurasan. Pada ground tank diperlukan juga ventilasi yang bertujuan untuk saluran aliran udara di dan di sekitar ground tank sepanjang waktu. Contoh ventilasi yang dapat digunakan adalah sistem kipas angin ekstraktor diinstal.

Hal terakhir yang perlu diketahui untuk dapat membahas teknologi ini adalah mengenai kebutuhan air manusia per hari. Air dipergunakan tidak hanya untuk dikonsumsi, tetapi juga untuk mandi, memasak, mencuci, membersihkan rumah, dll. Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata- rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

7Universitas Indonesia

L1-1