karto kuliah 2

38
Hakekat Pemetaan Manusia harus mempunyai alat bantu dalam melakukan observasi atau mempelajari berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Fenomena dalam kehidupan manusia ada yang sangat kecil, sehingga untuk mengobservasi memerlukan alat elektronik dan optik untuk membesarkannya. Contoh : sel-sel tubuh, sayatan mineral, dsb.

Upload: ammar-saifurrohman

Post on 08-Feb-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karto Kuliah 2

Hakekat Pemetaan

Manusia harus mempunyai alat bantu dalam melakukan observasi atau mempelajari berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupan manusia.

Fenomena dalam kehidupan manusia ada yang sangat kecil, sehingga untuk mengobservasi memerlukan alat elektronik dan optik untuk membesarkannya.

Contoh : sel-sel tubuh, sayatan mineral, dsb.

Page 2: Karto Kuliah 2

• Keadaan yang sebaliknya adalah fenomena-fenomena geografikal yang amat luas, sehingga kita harus mengecilkannya, agar kita dapat mencakup semua dalam batas pandangan kita.

Kartografi adalah suatu teknik yang secara mendasar dihubungkan dengan kegiatan memperkecil keruangan suatu daerah yang luas, sebagian atau seluruh permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan menyajikan dalam suatu bentuk yang mudah diobservasi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan komunikasi.

Page 3: Karto Kuliah 2

• Seperti halnya bahasa lisan dan tulis yang memungkinkan untuk mengkomunikasikan sesuatu,

peta juga memungkinkan untuk memperluas sudut pandang normal kita ;

dan juga “berbicara” ; dan memungkinkan kita dapat melihat

saling hubungan keruangan (spatial relations) secara lebih luas, yang terdapat pada daerah yang luas pula.

Page 4: Karto Kuliah 2

Peta tidak hanya sekedar pengecilan fenomena geografikal saja. Tetapi jika didesain dengan baik, akan merupakan alat yang baik untuk kepentingan :

- Melaporkan (reporting)- Memperagakan (displaying)- Menganalisis (analyzing)

Page 5: Karto Kuliah 2

• Fungsi peta yang paling penting adalah menempatkan sesuatu (fenomena – geografis) ke dalam batas pandangan kita.

• Semua peta mempunyai satu hal yang sifatnya umum, yaitu : menambah pengetahuan dan pemahaman geografikal bagi si penguna peta.

Page 6: Karto Kuliah 2

• Walaupun pada dewasa ini ada berbagai cara membuat peta yang berbeda tujuan dan metodenya, namun suatu hal yang perlu disadari adalah

bahwa semua peta mempunyai tujuan

dasar yang sama yaitu sebagai suatu interpertasi terhadap lingkungan geografikal. (geografikal milieu)

Page 7: Karto Kuliah 2

• Kartografi sebagai suatu system komikasi Beberapa metode komunikasi : - Lisan (articulacy) - Tulis menulis (literary) - Angka-angka (numeracy)

Sedangkan yang menggunakan cara grafis desebut graphicacy.

Graphicacy terdiri dari berbagai teknik : - -fotografi ; - peta ; - grafik ; - diagram.

Page 8: Karto Kuliah 2

• Hubungan keruangan dapat saja disajikan dalam bentuk kata-kata tetapi tidak efisien.

• Peta menggunakan symbol-simbol dua dimensi untuk mencerminkan fenomena geografitikal dan hal ini memerlukan kecakapan untuk membentuknya dan membacanya.

• Peta merupakan teknik komikasi dengan cara grafis, dan untuk efisiensinya perlu dipelajari dengan baik elemen-elemen dasarnya, seperti juga pada cara komunikasi, yang lain, kita harus pelajari bagaimana fungsi peta itu?

Page 9: Karto Kuliah 2

Signal

Noise

Source Encoder Channel Decorder Recipient

SISTEM KOMUNIKASI

Source : orang yang berbicaraEncoder : suara yang diucapkanChannel : gelombang suara yang bergema di udara / signalDecorder : kemampuan telinga dan otak si penerima untuk dapat

menengkap arti suara ituRecipient : si pendengar atau orang yang diajak bicaraNoise : elemen-elemen yang tidak diinginkan yang dapat

mengganggu proses suatu komunikasi, misal : suara gaduh atau suara yang tidak jelas dan sebagainya.

Page 10: Karto Kuliah 2

Cartographicconception Map RecipientReal

World

Diagram Sistem Komunikasi Kartografi

Source : adalah dunia nyata (real world)Encoder : simbolisasi yang digunakan untuk mewakili

kenampakan di bumi pada suatu petaSignal : adalah petaitu sendiri yang merupakan gambaran

grafis dua dimensi, yang disusun oleh simbol-simbolDecorder : mekanisme mata - otak dari si penerima, setelah

membaca arti dari simbol-simbol dalam peta tsb.Recipient : pembaca petaNoise : kekeliruan dalam penciptaan simbol-simbol,

penerangan yang jelek, kurang terampil dalam membaca peta dan sbagainya,

Page 11: Karto Kuliah 2

KARTOGRAFI meliputi :( tahapan pembuatan peta )

1. Map editing ( editing peta )

2. Production Planning ( rencana produksi )

3. Technical Construction ( konstruksi Teknis )

4. Printing and Distribution ( pencetakan dan distribusi )

Page 12: Karto Kuliah 2

1. Map editing ( editing peta ) :

Editing peta meliputi berbagai kegiatan yang harus dilakukan sebelum konstruksi peta, yaitu :

1- Kompilasi

2- Klasifikasi3- Spesifikasi simbol

4- Desain peta dasar

5- desain isi peta

6- Lay out

7- Pembuatan model warna

Page 13: Karto Kuliah 2

1. Kompilasi Peta : Pengumpulan sumber data untuk peta :

Informasi/data harus dievaluasi secara hati-hati untuk digunakan pada peta yang akan dibuat :quality, reliability, date, dll.

- peta-peta dengan skala sebanding- peta-peta yang lain

- data statistik- buku-buku, majalah, surat kabar.

Informasi berasal dari berbagai sumber yang berbeda yang sering menyulitkan : waktu yang berbeda, skala berbeda, klasifikasi yang digunakan berbeda.

Page 14: Karto Kuliah 2

2. Klasifikasi :

Setelah data dikompilasi kemudian harus dirinci. Legenda peta harus ditentukan terlebih dahulu. Data mungkin harus dirinci, dikelompokkan dalam klas-klas atau sub-sub klas.

Interval klas harus ditentukan. Oleh karena itu maksud peta dan skala peta yang dihasilkan mempunyai peranan yang penting dalam hal ini.

Page 15: Karto Kuliah 2

Skala : Nominal, Ordinal, Interval, Rasio :

Data dapat diukur (dan disajikan) dengan 4 (empat) skala yang berbeda :

- Skala Nominal :subyek hanya diberi nama ( misal: mesjit, hotel, kantor dll.), tidak ada urutan besar/kecil (lebih besar/lebih kecil dsb.), sakala nominal sifatnya skala deskriptif, atau disebut sebagai kualitataif.

- Skala Ordinal : subyek tidak hanya sekedar diberi nama, tetapi juga diberi urutan berdasarkan sisten hirarkhinya. Urutan dapat diberikan berdasarkan : ukuran (besar-kecil), tingkat kepentingan, umur, dsb.

Page 16: Karto Kuliah 2

Contoh skala Ordinal adalah : large – medium – small major- minor young – old

Skala Interval dan Ratio :subyek tidak hanya dideskripsi dan diberi urutan, tetapi juga dibagi dalam kelas-kelas berdasarkan angka (eksak ) atau kuantitatif.

Dalam skala interval, titik nol dari suatu klasifikasi adalah berubah-ubah/bermacam-macam, contohnya : temperatur dalam derajat Celcius dan Fahrenheit. Celcius mempunyai skala dasar titik didih air 100o dan titikbeku air 0o, sedangkan Fahrenheit 212o dan 32o.

Page 17: Karto Kuliah 2

Pada skala Rasio, angka nol adalah absulut. Perbandingan antara kelas-kelas dan penggunaan angka-angka aktual dalam skala ratsio dimungkinkan ( nol berarti tidak ada/”nothing”).

Skala-skala seperti: berat, jarak, banyaknya uang dapat di urutkan (rangking) dengan skala ratio. Misal : pendapatan rata-rata per kapita penduduk kabupaten di Jawa Barat, kepadatan penduduk kabupaten di Jawa Barat, dll.

Page 18: Karto Kuliah 2

Skala Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio dapat diterapkan dengan simbol-simbol yang mewakili data-data : Titik, Garis dan Area (Volume).

Titik Garis Area Volume•Nominal Kota Sungai Jenis tanah Curah hujan •Ordinal Kota besar Jalan Utama Bahaya Alam Tinggi Hujan deras •Interval Jumlah Sungai- Curah hujan Curah Hujan/th Pendd. Tercemar*)

•Rasio Sumber - “ - Sumber pencemar Produktifitas/ Pencemar area

Page 19: Karto Kuliah 2

3. Spesifikasi Simbol :Setelah secara umum/keseluruhan isi peta ditentukan, maka kemudian simbol harus dipilih berdasarkan : aspek penggambaran dan persepsi (kesan sesuai dengan informasi yang ingin disampaikan).

Pemilihan kedua aspek tersebut merupakan persyaratan dalam penyajian/pembuatan peta agar tepat sasaran

Page 20: Karto Kuliah 2
Page 21: Karto Kuliah 2
Page 22: Karto Kuliah 2
Page 23: Karto Kuliah 2
Page 24: Karto Kuliah 2
Page 25: Karto Kuliah 2
Page 26: Karto Kuliah 2

Secara logik simbol harus ditampilkan sesuai dengan legenda dan menggambarkan / mencerminkan karakteristik : kuantitatif, klas / sub-sub klas, sehingga dalam penyajiannya harus mempertimbangkan penggunaan warna atau hitam putih, ukuran, dan bentuk.

--------------------------------------------------------

4. Desain Peta Dasar .

Page 27: Karto Kuliah 2

Peta Dasar Untuk Peta Tematik• Definisi : peta dasar adalah peta yang berisi informasi

topografi terpilih yang padanya dapat diplot (digambarkan) informasi tematik.

• Macam/jenis informasi di dalam peta dasar yang memberikan gambaran hubungan timbal balik secara geografikal suatu tema adalah merupakan bagian yang paling penting dan esensial.

• Hal demikian harus dijadikan suatu kepastian dengan menggambarkan beberapa komponen peta dasar yang dipilih dari peta topografi yang tersedia pada umumnya.

Page 28: Karto Kuliah 2

• Tanpa suatu identifikasi yang jelas/nyata (“external identification”) mengenai elemen-elemen peta dasar yang digambarkan, maka suatu pemetaan informasi tematik akan sama sekali tidak berguna,

seperti halnya informasi tersebut tidak dapat diketahui lokasinya dan tidak dapat dievaluasi berdasarkan latar belakang geografikalnya atau juga tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk perbandingan regional (Spiess, 1970).

Page 29: Karto Kuliah 2

• Peta dasar yang paling detail/lengkap menyajjkan kenampakan-kenampakan topografi adalah peta topografi nasional,

• dilain fihak berbeda sangat ekstrem, ada peta yang hanya menyajikan satu atau dua kenampakan ( misal: batas Negara dan beberapa sungai besar/utama saja) yang generalisasinya sangat besar.

• Dari semua variasi dengan rentang perbedaan informasi topografi yang sangat besar tersebut tetap memungkinkan untuk peta dasar (tergantung pada : skala, maksud dan tujuan, serta subyek yang akan dijadikan peta tematik).

Page 30: Karto Kuliah 2

• Pemilihan (“selection”) adalah suatu cara yang mudah dilakukan baik secara manual maupun secara digital menggunakan computer.

• Dalam keadaan peta dasar harus diperkecil skalanya untuk maksud tertentu, maka penyederhanaan / simplifikasi dan pembersaran/eksagrasi sangat diperlukan.

• Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan peta dasar harus sesuai dengan tema, skala, dan maksud peta tematik sebagai hasil akhir.

Page 31: Karto Kuliah 2

• Elemen-elemen Peta Topografi Yang dapat dipakai sebagai kandungan peta dasar :

Grade,graticul Nama-nama geografis Garis kontur Sungai Jalan Pemukiman Batas administrasi Gunung Dll.

Page 32: Karto Kuliah 2

5. DESAIN ISI PETA :

Pada tahap ini dilakukan pemilihan ( sorting ) informasi yang harus digambarkan pada Peta- dasar. Untuk beberapa peta generalisasi peta merupakan pekerjaan penting dalam pembuatan peta dasar.

Penggambaran informasi tematik ke dalam peta dasar akan lebih jelas ketika semua informasi sudah adan dan komplit.

Page 33: Karto Kuliah 2

6. DESAIN TATA LETAK PETA (lay Out).

Semua informasi yang terkandung d alam peta, baik yang berupa elemen muka peta ataupunelemen tepi peta harus diletakkan secara tepat dalam suatu lembar peta dengan tata letak mudah dan enak / nyaman untuk dibaca.

Page 34: Karto Kuliah 2
Page 35: Karto Kuliah 2
Page 36: Karto Kuliah 2
Page 37: Karto Kuliah 2

7. MEMBUAT MODEL WARNA.Langkah terakhir dalam pembuatan petayang dapat dipertimbangkan adalah membuat suatu model warna yang lengkap.

Model warna ini adalah pemeriksaan terakhir bagi editor dan akan menjadi guide / petunjuk yang penting bagi tukang gambar (draughtsman). Kesalahan dapat dihindari kalau model warna yang tepat tersedia.

Page 38: Karto Kuliah 2

• Sebaiknya model warna jugadiikuti dengan daftar nama-nama.

• Model nama-nama yang menunjukkan posisi yang tepat dalam menempatkan nama-nama geografis di dalam peta, termasuk juga ukurannya, type huruf dan ejaannya.