karsinoma tiroid

27
KARSINOMA TIROID Definisi Karsinoma tiroid adalah suatu pertumbuhan yang ganas dari kelenjar tiroid. Keganasan tiroid dikelompokkan menjadi karsinoma tiroid berdiferensi baik, yaitu bentuk papiler,folikuler, atau campuran keduanya, karsinoma meduler yang berasal dari sel parafolikuler yang mengeluarkan kalsitonin(APUD-oma), dan karsinoma berdiferensiasi buruk/anaplastik. Karsinoma sekunder pada kelenjar tiroid sangat jarang dijumpai. Perubahan dari struma endemik menjadi kasinoma anaplastik dapat terjadi terutama pada usia lanjut. Epidemiologi Karsinoma tiroid termasuk jenis kanker kelenjar endokrin terbanyak jumlahnya, hampir 10 kali lebih banyak dibandingkan kanker kelenjar endokrin lainnya. Angka kejadian karsinoma tiroid tidak dapat ditentukan secara pasti. Temuan karsinoma tiroid pada autopsi berkisar 2,3 - 2,8 %. Bila diambil dari kasus nodul tiroid, angka ini mencapai 4 % dari kasus nodul tiroid. Walaupun suatu data registrasi berdasarkan populasi yang menggambarkan insidens karsinoma tiroid ini ataupun kanker lain belum ada di Indonesia, namun berdasarkan registrasi patologi (pathological base registration) dapat dikemukakan bahwa karsinoma tiroid menempati urutan ke 9 dari sepuluh keganasan

Upload: kamalabdurrosidrosid

Post on 15-Feb-2016

88 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

KARSINOMA TIROID

TRANSCRIPT

KARSINOMA TIROID

Definisi

Karsinoma tiroid adalah suatu pertumbuhan yang ganas dari kelenjar tiroid. Keganasan

tiroid dikelompokkan menjadi karsinoma tiroid berdiferensi baik, yaitu bentuk papiler,folikuler,

atau campuran keduanya, karsinoma meduler yang berasal dari sel parafolikuler yang

mengeluarkan kalsitonin(APUD-oma), dan karsinoma berdiferensiasi buruk/anaplastik.

Karsinoma sekunder pada kelenjar tiroid sangat jarang dijumpai. Perubahan dari struma endemik

menjadi kasinoma anaplastik dapat terjadi terutama pada usia lanjut.

Epidemiologi

Karsinoma tiroid termasuk jenis kanker kelenjar endokrin terbanyak jumlahnya, hampir

10 kali lebih banyak dibandingkan kanker kelenjar endokrin lainnya. Angka kejadian karsinoma

tiroid tidak dapat ditentukan secara pasti. Temuan karsinoma tiroid pada autopsi berkisar 2,3 -

2,8 %. Bila diambil dari kasus nodul tiroid, angka ini mencapai 4 % dari kasus nodul tiroid.

Walaupun suatu data registrasi berdasarkan populasi yang menggambarkan insidens

karsinoma tiroid ini ataupun kanker lain belum ada di Indonesia, namun berdasarkan registrasi

patologi (pathological base registration) dapat dikemukakan bahwa karsinoma tiroid menempati

urutan ke 9 dari sepuluh keganasan tersering yang dijumpai yaitu 4,3 % dengan angka kematian

(mortality rate) yang belum ada catatannya.

Tabel

Incidence karsinoma tiroid pada tiroid nodule di Indonesia (dari berbagai senter)

Kota Persentase tahun

Jakarta (Ramli, M)

Surabaya (Martatko)

Bandung (Lukito)

Semarang (Tjahjono)

Denpasar (Manuaba T)

Palembang (Burmansjah S)

Ujung Pandang (Sampapajung D)

18.4%

11.4%

12.84%

8.4%

5.39%

30%

17%

(1990)

(1990)

(1990)

(1990)

(1990)

(1990)

(1990)

Berikut ini urutan penyakit kanker di Indonesia.

Lokasi Jumlah kasus Frekuensi (%)

Leher rahim 3.110 25,57

Payudara wanita 1.925 15,83

Limfoid sekunder 1.523 12,52

Kulit 1.394 11,46

Nasofaring 950 7,80

Ovarium 803 6,60

Rektum 735 6,04

Jaringan ikat 708 5,82

Tiroid 539 4,43

Kolon 476 3,91

The American cancer society memperkirakan terdapat 17.000 kasus baru dari karsinoma

tiroid yang terdiagnosis setiap tahunnya di Amerika Serikat dan 1.300 kasus karsinoma tiroid

berhubungan dengan kematian setiap tahunnya. Walaupun begitu, dengan pengobatan yang

tepat, angka harapan hidup sangat tinggi. Di Amerika Serikat diperkirakan ada 190.000 pasien

dengan karsinoma tiroid yang tetap bertahan hidup.

Dari berbagai laporan di Indonesia distribusi penyakit ini berdasarkan perbandingan jenis

kelamin. Perempuan : laki-laki adalah berkisar antara 2-3:1. Walaupun demikian angka kematian

lebih tinggi pada pria, diduga karena ditemukan pada usia yang lebih tua saat terdiagnostik.

Bila dilihat pula distribusi berdasarkan usia maka didapat kecenderungan bahwa pada

usia dekade ke-3 keganasan ini cukup tinggi dan semakin meningkat sampai dekade 5 dan

menurun kembali setelah dekade ke-6, dan distribusi umur ini terkait pula dengan distribusi jenis

histopatologi karsinoma tiroid.

Anak-anak usia dibawah 20 tahun dengan nodul tiroid dingin mempunyai resiko

keganasan dua kali lebih besar dibanding kelompok dewasa. Pada usia 15-24 tahun karsinoma

tiroid merupakan 7,5-10% dari semua keganasan.

Banyak tipe tumor yang dapat tumbuh pada kelenjar tiroid. Hampir semua tumor-tumor

ini adalah jinak (non-kanker). Yang lainnya adalah maligna (kanker), yang berarti dapat

menyebar kedalam jaringan terdekat dan kebagian lain dari tubuh.

Sekitar 1 dari 20 nodul tiroid adalah kanker. Dua tipe kanker tiroid yang paling sering

adalah karsinoma papiliferum dan karsinoma folikuler. Karsinoma sel hurthle adalah subtipe dari

karsinoma folikuler. Ada beberapa tipe lain dari kanker tiroid seperti karsinoma tiroid meduler

dan karsinoma anaplastik.

Berdasarkan jenis histopatologi dan urutan angka kejadian (menurut National Cancer

Data Base [NCDB]) terbanyak adalah: karsinoma tiroid jenis papilar (80%), kemudian berturut-

turut karsinoma tiroid jenis folikuler (11%), jenis sel hurthel (3%), jenis anaplastik (4%), dan

jenis meduler (2%).

Etiologi

Seperti pada banyak jenis kanker yang lainnya, penyebab spesifik timbulnya karsinoma

tiroid masih merupakan suatu misteri pada sebagian besar pasien. Diketahui ada beberapa faktor

yang mendukung, antara lain adanya riwayat terkena radiasi pada bagian kepala dan leher,

terutama saat masih anak-anak, adanya faktor genetic (terutama karsinoma jenis medular).

Belum diketahui suatu karsinogen yang berperan untuk karsinoma anaplastk dan

meduler. Diperkirakan jenis anaplastik berasal dari perubahan karsinoma tiroid berdeferensiasi

baik (papiler dan folikuler) dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar. Ada dua hal

yang sering dibicarakan yang berperan dalam timbulnya karsinoma tiroid khususnya untuk well

differentiated carcinoma ( papiler dan folikuler) yaitu radiasi dan endemic goiter. Sedangkan

limfoma pada tiroid diperkirakan karena perubahan-perubahan degenerasi ganas dari tiroiditis

Hashimoto.

Radiasi sebagai penyebab karsinoma tiroid, hal ini terbukti di Amerika Serikat bahwa

pada tahun 1925-1955 banyak sekali anak-anak diterapi dengan radiasi pada daerah leher dan

kepala. Dari penelitian diperoleh data adenoma dan karsinoma tiroid pada anak-anak yang diberi

radiasi demikian tinggi dan ini diobservasi dan terjadi antara 3-17 tahun kemudian.

Demikian pula penelitian di kepulauan Marshall tempat percobaan bomb hydrogen dekat

Atol Bikini, ditemukan hal yang sama yaitu orang-orang dan anak-anak yang mendapat radiasi

menderita kelainan tiroid dan karsinoma tiroid lebih tinggi dan keganasan ini terlihat antara 11-

15 tahun kemudian.

Hubungan antara endemik goiter dengan karsinoma tiroid, dilakukan percobaan pada

binatang percobaan dengan membuat defisiensi yodium melalui pemberian makanan yang

kurang yodium atau dilakukan reseksi kelenjar tiroid, maka dalam observasi, karsinoma terjadi

pada hipoplasia yang tidak diobati. Dan itu terjadi karena pengaruh hiperstimulasi dari TSH.

Pada manusia dengan keadaan yang terus menerus distimulasi oleh TSH pada beberapa penderita

ditemukan karsinoma tiroid folikuler yang bermetastasis.

Faktor Resiko

Faktor resiko karsinoma tiroid antara lain :

Usia

Kanker tiroid dapat terjadi pada orang dengan usia berapapun, tetapi banyak kasus dari

karsinoma papiliferum dan folikular ditemukan antara usia 20 dan 60 tahun. Faktor resiko

ini terkait dengan jenis histopatologis karsinoma tiroid. Anak-anak usia dibawah 20 tahun

dengan nodul tiroid dingin mempunyai resiko keganasan dua kali lebih besar dibanding

kelompok dewasa

Jenis kelamin, perempuan : laki-laki adalah ± 2-3 : 1

Ras

Di Amerika, orang kulit hitam memiliki resiko 1,8 kali lebih tinggi dibandingkan orang

kulit putih. Tetapi secara umum, di dunia tidak ada perbedaan ras untuk resiko karsinoma

tiroid

Faktor genetik

Riwayat penyakit serupa dalam keluarga

Diet

Daerah endemik goiter mempunyai resiko karsinoma lebih tinggi, terutama untuk yang

tipe folikuler dan papiliferum. Umumnya orang dewasa memerlukan yodium hanya

100mcg/hari dan dengan pemberian suplementasi yodium dapat menurunkan resiko

terkena goiter.

Riwayat pernah menderita kelainan tiroid sebelumnya

Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala pada masa lampau

Kecepatan tumbuh tumor

Riwayat gangguan mekanik di daerah leher

Manifestasi Klinis

Gejala karsinoma tiroid adalah sebagai berikut :

1. Pembesaran nodul yang relatif cepat, dan nodul anaplastik cepat sekali ( dihitung dalam

minggu), tanpa nyeri.

2. Merasakan adanya gangguan mekanik di leher, seperti gangguan menelan yang

menunjukan adanya desakan esophagus, atau perasaan sesak yang menunjukkan adanya

desakan ke trakea.

3. Pembesaran KGB di daerah leher (mungkin metastasis)

4. Penonjolan / kelainan pada tulang tempurung kepala ( metastasis ke tengkorak)

5. Perasaan sesak dan batuk-batuk disertai dahak berdarah ( metastasis di paru-paru bagi

jenis folikular)

Kecurigaan klinis adanya karsinoma tiroid didasarkan atas observasi yang

dikonfirmasikan dengan pemeriksaan patologis, dibagi dalam kecurigaan tinggi, sedang dan

rendah.

Yang termasuk kecurigaan tinggi adalah:

o Riwayat neoplasma endokrin multipel dalam keluarga

o Pertumbuhan tumor cepat

o Nodul teraba keras

o Fiksasi daerah sekitar

o Paralisis pita suara

o Pembesaran kelenjar limfe regional

o Adanya metastasis jauh

Kecurigaan sedang adalah:

o Usia > 60 tahun

o Riwayat radiasi leher

o Jenis kelamin pria dengan nodul soliter

o Tidak jelas adanya fiksasi daerah sekitar

o Diameter lebih besar dari 4 cm dan kistik

Kecurigaan rendah adalah tanda atau gejala diluar / selain yang disebutkan diatas.

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan sebagai berikut :

A. Anamnesa dan pemeriksaan fisik

B. Pemeriksaan laboratorium

C. Pemeriksaan USG

D. Pemeriksaan scanning tiroid / sidik tiroid

E. Pemeriksaan needle biopsy

F. Pemeriksaan potong beku.

G. Pemeriksaan histopatologi dengan parafin coupe

Diagnosis pasti adalah pemeriksaan histopatologi, pemeriksaan FNAB belum dapat

menggantikan pemeriksaan ini.

Flow diagram for the evaluation of thyroid nodule based on the results of fine needle aspiration

biopsy. (See text for special considerations in follicular, Hürthle cell, and medullary thyroid

carcinoma.1 Consider touch preparation.2 Consider total thyroidectomy for large, nodular,

and/or bilateral lesion, as well as in patients with a history of radiation exposure in childhood.)

A. Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik

Dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang baik diusahakan dapat menegakkan

diagnosis yang sesuai. Kecurigaan adanya proses keganasan secara klinis pada penderita

struma nodosa, apabila ditemukan hal sebagai berikut :

o Anamnesa :

a. Pengaruh usia dan jenis kelamin

Apabila nodul tiroid terjadi pada usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun

mempunyai resiko malignansi lebih tinggi

b. Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala

Radiasi pada masa anak-anak dapat menyebabkan malignansi pada tiroid ± 33-37 %

c. Kecepatan tumbuh tumor

· Nodul jinak membesar dalam waktu yang tidak terlalu cepat

· Nodul ganas membesar dalam waktu yang cepat

· Nodul anaplastik membesar dengan sangat cepat

· Kista dapat membesar dengan cepat

d. Riwayat gangguan mekanik di daerah leher

Keluhan gangguan menelan, perasaan sesak, perubahan suara dan nyeri (dysfagia)

dapat terjadi akibat desakan dan/atau infiltrasi tumor.

e. Riwayat penyakit serupa pada keluarga (karsinoma tiroid atau panyakit yang tergolong

pada multipel endokrin neoplasma II (phaeochromocitoma , mukosal neuroma dan

ganglioneuromatosis, paratiroid hiperplasia))

o Pemeriksaan Fisik :

Inspeksi:

Adanya benjolan di leher depan atau lateral

Bila terlihat sesak, waspada adanya penekanan pada trakea

Palpasi:

Benjolan kita palpasi, kalau dari tiroid maka pada waktu menelan akan ikut ke

atas.

Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multipel dengan

konsistensi bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung dari jenis

patologi anatominya tetapi biasanya massa yang merupakan suatu karsinoma

berukuran > 4 cm dengan konsistensi keras dan tidak bisa digerakkan dari

dasarnya.

Bila kelenjar besar sekali tetapi belum terlihat gejala sesak napas, kita bisa

tetap curiga ada tidaknya penekanan pada trakhea, caranya dengan menekan

lobus lateral kelenjar maka akan timbul stridor akibat penekanan pada trakea.

Ada tidaknya pembesaran KGB regional secara lengkap.

Ada tidaknya benjolan pada tulang belakang, clavicula, sternum serta tempat

metastase jauh lainnya di paru, hati, ginjal dan otak.

Meskipun keganasan dapat saja terjadi pada nodul yang multiple, namun pada

umumnya pada keganasan nodulnya biasanya soliter dan konsistensinya keras sampai sangat

keras. Yang multiple biasanya tidak ganas kecuali apabila salah satu dari nodul tersebut lebih

menonjol dan lebih keras dari pada yang lainnya. Nodul soliter pada tiroid kemungkinan

ganasnya 15-20%, sedangkan nodul multipel mempunyai kemungkinan 5%. Apabila suatu

nodul nyeri pada penekanan dan mudah digerakkan, kemungkinannya ialah suatu perdarahan

ke dalam kista, suatu adenoma atau tiroditis. Tetapi kalau nyeri dan sukar digerakkan

kemungkinan besar suatu karsinoma.

Nodul yang tidak nyeri, apabila multiple dan bebas dan digerakan mungkin ini

merupakan komponen struma difus atau hyperplasia tiroid. Namun apabila nodul multiple

tidak nyeri tetapi tidak mudah digerakkan ada kemungkinan itu suatu keganasan. Adanya

limfadenopati mencurigakan suatu keganasan dengan anak sebar.

Dari suatu penelitian yang dilaksanakan di Subbagian Bedah Onkologi tentang tanda-

tanda klinis kecurigaan pada keganasan dengan ketepatan sebesar 82,6 % untuk keadaan :

o Batas nodul yang tidak tegas

o Nodul dengan konsistensi keras

o Nodul disertai pembesaran kelenjar getah bening leher

o Letak nodul di isthmus

o Permukaan nodul yang berbenjol (tidak rata)

B. Pemeriksaan Laboratorium

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk membantu diagnosis

karsinoma tiroid, kecuali untuk karsinoma jenis meduler. Pada karsinoma jenis meduler,

pemeriksaan kadar kalsitonin dan penting untuk diagnostik maupun untuk follow up setelah

terapi. Langkah pertama adalah menentukan status fungsi tiroid pasien dengan memeriksa

kadar TSH (sensitif) dan T4 bebas (Free T4 atau FT4). Pada keganasan tiroid, umumnya

fungsi tiroid normal. Namun, perlu diingat bahwa abnormalitas fungsi tiroid tidak

menghilangkan kemungkinan keganasan meskipun memang kecil.

Pemeriksaan kadar antibodi antitiroid peroksidase dan antibodi antitiroglobulin

penting untuk diagnosis tiroiditis kronik Hashimoto, terutama bila disertai peningkatan

kadar TSH. Sering pada Hashimoto juga timbul nodul baik uni/bilateral sehingga pada

tiroiditis kronik Hashimoto pun masih mungkin terdapat keganasan..

Pemeriksaan kadar tiroglobulin serum untuk keganasan tiroid cukup sensitif tetapi

tidak spesifik karena peningkatan kadar tiroglobulin juga ditemukan pada tiroiditis,

penyakit Graves, dan adenoma tiroid. Pemeriksaan kadar tiroglobulin sangat baik untuk

monitor kekambuhan karsinoma tiroid pascaterapi. Tetapi tidak dapat untuk memonitor

karsinoma tiroid medulare dan anaplastik, karena sel anaplastik tidak mensekresi

tiroglobulin. Pada pasien dengan riwayat keluarga karsinoma tiroid medulare, tes genetik

dan pemeriksaan kadar kalsitonin perlu dikerjakan. Bila tidak ada kecurigaan ke arah

karsinoma tiroid medulare atau neoplasia endokrin multipel II, pemeriksaan kalsitonin

tidak dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin.

Apabila meningkat kadar tiroglobulin setelah total tiroidektomi, kecurigaan pada

rekurensi / metástasis, dan perlu diselidiki lebih lanjut. Kadar Tg serum normal 1,5 – 3,0

ng/ml. Pada kelainan jinak rata-rata 323 ng/ml dan apada keganasan rata-rata 424 ng/ml.

Pada karsinoma tiroid kadar serum T3 dan T4 umumnya normal. Perlu diingat

bahwa abnormalitas fungsi tiroid baik hiper atau hipotiroid tidak menghilangkan

kemungkinan keganasan, meskipun sangat kecil.

Flow diagram for follow-up after definitive thyroidectomy and remnant ablation for well-

differentiated thyroid carcinoma. Certain aggressive variants of well-differentiated carcinoma

may not be amenable to this algorithm. Undetectable Tg assumes that there are no Tg

autoantibodies interfering with the assay. (131I, iodine-133; Tg, thyroglobulin; rhTSH,

recombinant human thyroid stimulating hormone; US, ultrasound; CXR, chest x-ray; WBS,

whole-body scan; PET, positron emission tomography; CT, computed tomography. Modified

from ref. 59, fig. 1, with permission.)

C. Pemeriksaan USG

Dengan pemeriksaan USG dapat dibedakan antara yang padat dan cair (nodul solid

atau kistik). Selain itu dengan berbagai penyempurnaan, sekarang USG dapat

membedakan beberapa bentuk kelainan tetapi belum dapat membedakan dengan pasti

apakah suatu nodul itu ganas atau jinak. Pemeriksaan ini mudah dilakukan tetapi

interpretasinya agak lebih sukar dari pada sidik tiroid. Selain itu USG juga digunakan

sebagai penuntun dalam tindakan radiologi.

USG pada evaluasi awal nodul tiroid dilakukan untuk menentukan ukuran dan jumlah

nodul. USG pada nodul dingin sebagian besar akan menghasilkan gambaran solid,

campuran solid-kistik dan sedikit kista simpel. USG juga dikerjakan untuk menentukan

multinodularitas yang tidak teraba dengan palpasi, khususnya pada individu dengan riwayat

radiasi pengion pada daerah kepala dan leher.

Gambaran USG yang didapat dibedakan atas dasar kelainan yang difus atau fokal

yang kemudian juga dibedakan atas dasar derajat ekonya yaitu hipoekoik, isoekoek atau

campuran. Kelainan-kelainan yang dapat didiagnosis secara USG ialah:

oKista : kurang lebih bulat, seluruhnya hipoekoeiksonolusen, dindingnya tipis.

oAdenoma/nodul padat : iso atau hiperekoik, kadang disertai halo yaitu suatu lingkaran

hipoekoik di sekelilingnya.

oKemungkinan karsinoma : nodul padat biadanya tanpa halo.

oToroditis : hipoekoek difus meliputi seluruh kelenjar.

Keuntungan USG antara lain :

1. Dapat dilakukan kapan saja

2. Tidak perlu persiapan

3. Lebih aman

4. Dapat dilakukan pada wanita hamil dan anak-anak

D. Pemeriksaan Scanning Tiroid

Dasar pemeriksaan ini adalah persentase uptake dan distribusi yodium radioaktif

J131dalam kelenjar tiroid. Yang dapat dilihat dari pemeriksaan ini adalah besar, bentuk, dan

letak kelenjar tiroid serta distribusi dalam kelenjar. Juga dapat diukur uptake yodiumnya dalam

waktu 3, 12, 24 dan 48 jam. Sebelum dilakukan scanning tiroid , maka obat-obatan yang

mengganggu penangkapan iodium oleh tiroid harus dihentikan 2-4 minggu sebelumnya.

Dari uptake ini diketahui fungsi tiroid apakah hiportiroid, eutiroid atau hipetiroid. Uptake

normal dalam 24 jam adalah 15-40%. Scanning tiroid dapat dilakukan dengan menggunakan dua

macam isotop, yaitu iodium radioaktif (123-I) dan technetium pertechnetate (99m-Tc). 123-I

lebih banyak digunakan dalam evaluasi fungsi tiroid, sedangkan 99m-Tc lebih digunakan untuk

evaluasi anatominya. Dari distribusi jodium dapat diketahui sifat tonjolan tersebut tersebut dan

membandingkannya dengan jaringan sekitar.

Pemeriksaan ini tidak untuk membedakan jinak atau ganas secara pasti, pemeriksaan ini

tidak dapat menggantikan pemeriksaan histopatologi untuk diagnosa pasti. Ada beberapa teknik

yang dapat digunakan.

Sidik tiroid dapat dilakukan dengan menggunakan dua macam isotop, yaitu iodium

radioaktif (123-I) dan technetium pertechnetate (99m-Tc). 123-I lebih banyak digunakan dalam

evaluasi fungsi tiroid, sedangkan 99m-Tc lebih digunakan untuk evaluasi anatominya. Pada sidik

tiroid kurang lebih 80 -85% nodul tiroid memberikan hasil dingin (cold) dan 10-15% dari

kelompok ini mempunyai kemungkinan keganasan. Nodul panas ditemukan sekitar 5% dengan

resiko ganas paling rendah, sedang nodul hangat terdapat 10-15% dari seluruh nodul dengan

kemungkinan keganasan lebih rendah dari 10%.

Hasil sidik tiroid dapat dibedakan 3 bentuk:

1. Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan dengan

sekitarnya. Hal ini menunjukkan fungsi yang rendah.

2. Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya. Keadaan ini

memperlihatkan aktivitas yang berlebihan.

3. Nodul hangat bila penangkapan iodium sama dengan sekitarnya. Hal ini berarti fungsi

nodul sama dengan bagian tiroid yang lain.

Keganasan biasanya terekam sebagai nodul dingin soliter, nodul yang hangat biasanya

bukan keganasan, apabila dijumpai nodul yang panas ini hampir pasti bukan suatu keganasan.

Nodul dingin tidak selalu disebabkan neoplasma, tetapi mesti dihubungkan dengan

beberapa hal :

o Bentuk cold area. Bentuk cold area yang berupa moth eaten appearance

mencurigakan keganasan.

o Hubungan cold area dengan daerah sekitarnya.

Cold area dengan distribusi jodium yang tidak merata lebih cenderung untuk

kelainan metabolik, terutama bila lobus tiroid yang kontralateral untuk membesar.

o Hubungan cold area dengan unsur jenis kelamin

Cold area pada laki-laki usia tua dan anak-anak lebih menambah kecurigaan akan

keganasan.

Hal-hal yang dapat menyebabkan cold area antara lain :

a. Kista.

b. Hematom.

c. Strumaadenomatosa.

d. Perdarahan.

e. Radang.

f. Keganasan.

g. Defekkongenital.

Kegunaan pemeriksaan scanning tiroid ini ialah untuk dapat :

1. Memperlihatkan nodul soliter pada tiroid

2. Memperlihatkan multipel nodul pada struma yang klinis kelihatan seperti nodul soliter

3. Memperlihatkan retrosternal struma

4. Mencari occult neoplasma pada tiroid

5. Mengidentifikasi fungsi dari jaringan tiroid setelah operasi tiroid

6. Mengidentifikasi ektopik tiroid

7. Mencari daerah metastase setelah total tiroidektomi

E. Pemeriksaan Needle Biopsy

Dapat dilakukan dengan cara needle core biopsy atau FNBA ( biopsi jarum halus). Biopsi

aspirasi jarum halus (BAJAH) atau Fine Needle Aspiration (FNA), mempergunakan jarum

suntik no. 22-27 cara ini mudah aman dapat dilakukan dengan berobat jalan. Dibandingkan

dengan biopsy cara lama (jarum besar), biopsi jarum halus tidak nyeri, tidak menyebabkan dan

hampir tidak ada bahaya penyebaran sel-sel ganas pada kista, dapat juga dihisap cairan

secukupnya, sehingga dapat mengecilkan nodul, jadi selain diagnostik, bisa juga terapeutik.

BAJAH merupakan metode yang sangat efektif untuk membedakan nodul jinak atau

ganas. Keterbatasan metode ini adalah sering ditemukan hasil yang tidak adekuat sehingga tidak

dapat dinilai. Keterbatasan yang lain adalah tidak mampu membedakan neoplasma sel folikular

dan sel Hurtle adalah jinak atau ganas karena keduanya mirip. Keduanya bisa dibedakan dari ada

atau tidak adanya invasi kapsul atau invasi vaskular pada pemeriksaan histopatologis sediaan

dari operasi.

Ada beberapa kerugian pada biopsi, jarum ini yaitu dapat memberikan hasil negatif palsu

atau positif palsu. Negative palsu karena lokasi biopsi kurang tepat, teknik biopsi yang kurang

benar atau preparat yang kurang baik dibuatnya. Hasil positif palsu terjadi karena salah

interpretasi oleh ahli sitologi. Prosedur ini semakin lama semakin banyak dipakai. Bagi yang

belum menerima memberikan beberapa alasan antara lain :

o Jaringan yang memadai atau jaringan tumor sering sukar didapat walaupun dikerjakan

oleh yang berpengalaman.

o Kekhawatiran terjadinya penyebaran sel-sel ganas dan implantasi di kulit.

o Keengganan dan kesukaran dalam pembacaan untuk membuat diagnosis oleh patolog dari

jaringan yang minim.

o Ahli bedah sering menemukan perlengketan-perlengketan sebagai akibat tindakan ini,

yang mempersulit tindakan bedah.

Hasil BAJAH dibagi menjadi empat kategori yaitu :

1. Jinak

2. Mencurigakan

3. Ganas

4. Tidak adekuat.

Beberapa faktor yang menyebabkan hasil yang tidak adekuat adalah operator kurang

terampil, vaskularitas nodul, terdapat lesi kistik, posisi nodul sulit (kecil dan di posterior), dan

pengenceran aspirat dalam darah atau cairan kista.

Untuk mengurangi hasil yang tidak adekuat tersebut, dianjurkan mengulang BAJAH

apabila nodul masih teraba setelah aspirasi cairan kista, atau menggunakan USG untuk menuntun

tindakan BAJAH khususnya untuk nodul tiroid yang sulit.

Jenis karsinoma yang dapat segera ditentukan adalah karsinoma papilare, medulare atau

anaplastik. Sedangkan untuk jenis folikulare, untuk membedakannya dengan adenoma folikulare

dan adenomatosus goiter, harus dilakukan pemeriksaan histopatologi, yang dapat

memperlihatkan adanya invasi kapsul tumor atau invasi vaskuler.

F. Pemeriksaan Potong Beku

Pemeriksaan yang rutin dikerjakan untuk membedakan jinak atau ganas waktu operasi

berlangsung dan sekaligus untuk menentukan tindakan operasi definitif. Pemeriksaan potong

beku sulit membedakan adenoma folikuler dan encapsulated folliculer carcinoma Apabila pada

potong beku didiagnosa sebagai sebagai adenoma folikuler maka sikap yang diambil adalah

isthmolobektomi. Jika secara makroskopik kecurigaan ganas ada, sedangkan patologi meragukan

maka dilakukan isthmolobektomi. Hal ini bertujuan mendapatkan terapi seoptimal mungkin

dalam keragu-raguan tersebut karena pasien sering menolak tindakan operasi ulangan untuk total

trioidektomi. Ketepatan pemeriksaan ini 75 % - 83 %.

G. Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan ini menggunakan parafin coupe merupakan pemeriksaan definitif atau gold

standar. Untuk kasus inoperable, jaringan diambil dengan biopsi insisi.

Ada 4 tipe histologi mayor :

1. Papillary carcinoma (including follicular variant of papillary carcinoma)

2. Follicular carcinoma (including Hurthle cell carcinoma)

3. Medullary carcinoma

4. Undifferentiated (anaplastic) carcinoma

H. Pemeriksaan BMR

Pemeriksaan ini dapat menentukan fungsi metabolisme, apakah ada hubungannya dengan

hipotiroid, eutiroid, atau hipertiroid. Untuk tonjolan tunggal manfaatnya kurang, karena

umumnya kasus-kasus ini eutiroid. Bila ada hipertiroid pada tonjolan tunggal tiroid, hal ni dapat

disebabkan adenoma toksik atau nodul autonom, yang merupakan indikasi untuk operasi.

I. Pemeriksaan Termografi

Merupakan suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu

tempat. Alatnya adalah Dynamic Telethermografi. Hasilnya disebut panas apabila perbedaan

panas dengan sekitarnya sekitar > 0,9 C dan dingin apabila < 0,9 C. Cara pemeriksaan dengan

dengan termografi ini cukup sensitif dan spesifik.

DAFTAR PUSTAKA

American Thyroid Association Updates Guidelines for Thyroid Nodules and Cancer. From :

http://www.medscape.com

Devita, Hellman, and Rosenberg’s : CANCER Principles & Practice of Oncology: Thyroid

Tumors, Chapter 44. From: www.cancerppo8.com

Diagnostic testing for papillary carcinoma. From:

http://www.medhelp.org/posts/Thyroid/Diagnostic-testing-for-papillary-carcinoma/

show/264509

Doherty, Gerrard M. 2006. Malignant tumors of the thyroid. In current Surgical Diagnosis &

Treatment. Lange Medical Publication. Hal: 283-285.

Ganong, W.F. 2006c. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Grace Pierce A, Borley Niel R. 2006. Benjolan Leher dan Keganasan Tiroid. At a Glance, Ilmu

Bedah, Erlangga. Hal: 10 & 134

Moeljanto, Djoko R. 2006. Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme, dan Hipertiroidisme dalam Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Hal: 1933 – 1943

Ramli, Muchlis. 2000. Kanker Tiroid Penatalaksanaan Diagnosis dan Terapi dalam Deteksi

Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 9 – 31

Sjamsuhidajat R. Jong WD. 1997. Sistem Endokrin. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi

Revisi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 926-940.

Subekti, Imam. 2000. Pendekatan Pasien dengan Nodul Tiroid dalam Deteksi Dini Kanker.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal: 1 – 8

Subekti, Imam. 2006. Karsinoma Tiroid dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi

keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal: 1959 – 1963