karsinoma tiroid
DESCRIPTION
KARSINOMA TIROIDTRANSCRIPT
KARSINOMA TIROID
Definisi
Karsinoma tiroid adalah suatu pertumbuhan yang ganas dari kelenjar tiroid. Keganasan
tiroid dikelompokkan menjadi karsinoma tiroid berdiferensi baik, yaitu bentuk papiler,folikuler,
atau campuran keduanya, karsinoma meduler yang berasal dari sel parafolikuler yang
mengeluarkan kalsitonin(APUD-oma), dan karsinoma berdiferensiasi buruk/anaplastik.
Karsinoma sekunder pada kelenjar tiroid sangat jarang dijumpai. Perubahan dari struma endemik
menjadi kasinoma anaplastik dapat terjadi terutama pada usia lanjut.
Epidemiologi
Karsinoma tiroid termasuk jenis kanker kelenjar endokrin terbanyak jumlahnya, hampir
10 kali lebih banyak dibandingkan kanker kelenjar endokrin lainnya. Angka kejadian karsinoma
tiroid tidak dapat ditentukan secara pasti. Temuan karsinoma tiroid pada autopsi berkisar 2,3 -
2,8 %. Bila diambil dari kasus nodul tiroid, angka ini mencapai 4 % dari kasus nodul tiroid.
Walaupun suatu data registrasi berdasarkan populasi yang menggambarkan insidens
karsinoma tiroid ini ataupun kanker lain belum ada di Indonesia, namun berdasarkan registrasi
patologi (pathological base registration) dapat dikemukakan bahwa karsinoma tiroid menempati
urutan ke 9 dari sepuluh keganasan tersering yang dijumpai yaitu 4,3 % dengan angka kematian
(mortality rate) yang belum ada catatannya.
Tabel
Incidence karsinoma tiroid pada tiroid nodule di Indonesia (dari berbagai senter)
Kota Persentase tahun
Jakarta (Ramli, M)
Surabaya (Martatko)
Bandung (Lukito)
Semarang (Tjahjono)
Denpasar (Manuaba T)
Palembang (Burmansjah S)
Ujung Pandang (Sampapajung D)
18.4%
11.4%
12.84%
8.4%
5.39%
30%
17%
(1990)
(1990)
(1990)
(1990)
(1990)
(1990)
(1990)
Berikut ini urutan penyakit kanker di Indonesia.
Lokasi Jumlah kasus Frekuensi (%)
Leher rahim 3.110 25,57
Payudara wanita 1.925 15,83
Limfoid sekunder 1.523 12,52
Kulit 1.394 11,46
Nasofaring 950 7,80
Ovarium 803 6,60
Rektum 735 6,04
Jaringan ikat 708 5,82
Tiroid 539 4,43
Kolon 476 3,91
The American cancer society memperkirakan terdapat 17.000 kasus baru dari karsinoma
tiroid yang terdiagnosis setiap tahunnya di Amerika Serikat dan 1.300 kasus karsinoma tiroid
berhubungan dengan kematian setiap tahunnya. Walaupun begitu, dengan pengobatan yang
tepat, angka harapan hidup sangat tinggi. Di Amerika Serikat diperkirakan ada 190.000 pasien
dengan karsinoma tiroid yang tetap bertahan hidup.
Dari berbagai laporan di Indonesia distribusi penyakit ini berdasarkan perbandingan jenis
kelamin. Perempuan : laki-laki adalah berkisar antara 2-3:1. Walaupun demikian angka kematian
lebih tinggi pada pria, diduga karena ditemukan pada usia yang lebih tua saat terdiagnostik.
Bila dilihat pula distribusi berdasarkan usia maka didapat kecenderungan bahwa pada
usia dekade ke-3 keganasan ini cukup tinggi dan semakin meningkat sampai dekade 5 dan
menurun kembali setelah dekade ke-6, dan distribusi umur ini terkait pula dengan distribusi jenis
histopatologi karsinoma tiroid.
Anak-anak usia dibawah 20 tahun dengan nodul tiroid dingin mempunyai resiko
keganasan dua kali lebih besar dibanding kelompok dewasa. Pada usia 15-24 tahun karsinoma
tiroid merupakan 7,5-10% dari semua keganasan.
Banyak tipe tumor yang dapat tumbuh pada kelenjar tiroid. Hampir semua tumor-tumor
ini adalah jinak (non-kanker). Yang lainnya adalah maligna (kanker), yang berarti dapat
menyebar kedalam jaringan terdekat dan kebagian lain dari tubuh.
Sekitar 1 dari 20 nodul tiroid adalah kanker. Dua tipe kanker tiroid yang paling sering
adalah karsinoma papiliferum dan karsinoma folikuler. Karsinoma sel hurthle adalah subtipe dari
karsinoma folikuler. Ada beberapa tipe lain dari kanker tiroid seperti karsinoma tiroid meduler
dan karsinoma anaplastik.
Berdasarkan jenis histopatologi dan urutan angka kejadian (menurut National Cancer
Data Base [NCDB]) terbanyak adalah: karsinoma tiroid jenis papilar (80%), kemudian berturut-
turut karsinoma tiroid jenis folikuler (11%), jenis sel hurthel (3%), jenis anaplastik (4%), dan
jenis meduler (2%).
Etiologi
Seperti pada banyak jenis kanker yang lainnya, penyebab spesifik timbulnya karsinoma
tiroid masih merupakan suatu misteri pada sebagian besar pasien. Diketahui ada beberapa faktor
yang mendukung, antara lain adanya riwayat terkena radiasi pada bagian kepala dan leher,
terutama saat masih anak-anak, adanya faktor genetic (terutama karsinoma jenis medular).
Belum diketahui suatu karsinogen yang berperan untuk karsinoma anaplastk dan
meduler. Diperkirakan jenis anaplastik berasal dari perubahan karsinoma tiroid berdeferensiasi
baik (papiler dan folikuler) dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar. Ada dua hal
yang sering dibicarakan yang berperan dalam timbulnya karsinoma tiroid khususnya untuk well
differentiated carcinoma ( papiler dan folikuler) yaitu radiasi dan endemic goiter. Sedangkan
limfoma pada tiroid diperkirakan karena perubahan-perubahan degenerasi ganas dari tiroiditis
Hashimoto.
Radiasi sebagai penyebab karsinoma tiroid, hal ini terbukti di Amerika Serikat bahwa
pada tahun 1925-1955 banyak sekali anak-anak diterapi dengan radiasi pada daerah leher dan
kepala. Dari penelitian diperoleh data adenoma dan karsinoma tiroid pada anak-anak yang diberi
radiasi demikian tinggi dan ini diobservasi dan terjadi antara 3-17 tahun kemudian.
Demikian pula penelitian di kepulauan Marshall tempat percobaan bomb hydrogen dekat
Atol Bikini, ditemukan hal yang sama yaitu orang-orang dan anak-anak yang mendapat radiasi
menderita kelainan tiroid dan karsinoma tiroid lebih tinggi dan keganasan ini terlihat antara 11-
15 tahun kemudian.
Hubungan antara endemik goiter dengan karsinoma tiroid, dilakukan percobaan pada
binatang percobaan dengan membuat defisiensi yodium melalui pemberian makanan yang
kurang yodium atau dilakukan reseksi kelenjar tiroid, maka dalam observasi, karsinoma terjadi
pada hipoplasia yang tidak diobati. Dan itu terjadi karena pengaruh hiperstimulasi dari TSH.
Pada manusia dengan keadaan yang terus menerus distimulasi oleh TSH pada beberapa penderita
ditemukan karsinoma tiroid folikuler yang bermetastasis.
Faktor Resiko
Faktor resiko karsinoma tiroid antara lain :
Usia
Kanker tiroid dapat terjadi pada orang dengan usia berapapun, tetapi banyak kasus dari
karsinoma papiliferum dan folikular ditemukan antara usia 20 dan 60 tahun. Faktor resiko
ini terkait dengan jenis histopatologis karsinoma tiroid. Anak-anak usia dibawah 20 tahun
dengan nodul tiroid dingin mempunyai resiko keganasan dua kali lebih besar dibanding
kelompok dewasa
Jenis kelamin, perempuan : laki-laki adalah ± 2-3 : 1
Ras
Di Amerika, orang kulit hitam memiliki resiko 1,8 kali lebih tinggi dibandingkan orang
kulit putih. Tetapi secara umum, di dunia tidak ada perbedaan ras untuk resiko karsinoma
tiroid
Faktor genetik
Riwayat penyakit serupa dalam keluarga
Diet
Daerah endemik goiter mempunyai resiko karsinoma lebih tinggi, terutama untuk yang
tipe folikuler dan papiliferum. Umumnya orang dewasa memerlukan yodium hanya
100mcg/hari dan dengan pemberian suplementasi yodium dapat menurunkan resiko
terkena goiter.
Riwayat pernah menderita kelainan tiroid sebelumnya
Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala pada masa lampau
Kecepatan tumbuh tumor
Riwayat gangguan mekanik di daerah leher
Manifestasi Klinis
Gejala karsinoma tiroid adalah sebagai berikut :
1. Pembesaran nodul yang relatif cepat, dan nodul anaplastik cepat sekali ( dihitung dalam
minggu), tanpa nyeri.
2. Merasakan adanya gangguan mekanik di leher, seperti gangguan menelan yang
menunjukan adanya desakan esophagus, atau perasaan sesak yang menunjukkan adanya
desakan ke trakea.
3. Pembesaran KGB di daerah leher (mungkin metastasis)
4. Penonjolan / kelainan pada tulang tempurung kepala ( metastasis ke tengkorak)
5. Perasaan sesak dan batuk-batuk disertai dahak berdarah ( metastasis di paru-paru bagi
jenis folikular)
Kecurigaan klinis adanya karsinoma tiroid didasarkan atas observasi yang
dikonfirmasikan dengan pemeriksaan patologis, dibagi dalam kecurigaan tinggi, sedang dan
rendah.
Yang termasuk kecurigaan tinggi adalah:
o Riwayat neoplasma endokrin multipel dalam keluarga
o Pertumbuhan tumor cepat
o Nodul teraba keras
o Fiksasi daerah sekitar
o Paralisis pita suara
o Pembesaran kelenjar limfe regional
o Adanya metastasis jauh
Kecurigaan sedang adalah:
o Usia > 60 tahun
o Riwayat radiasi leher
o Jenis kelamin pria dengan nodul soliter
o Tidak jelas adanya fiksasi daerah sekitar
o Diameter lebih besar dari 4 cm dan kistik
Kecurigaan rendah adalah tanda atau gejala diluar / selain yang disebutkan diatas.
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan sebagai berikut :
A. Anamnesa dan pemeriksaan fisik
B. Pemeriksaan laboratorium
C. Pemeriksaan USG
D. Pemeriksaan scanning tiroid / sidik tiroid
E. Pemeriksaan needle biopsy
F. Pemeriksaan potong beku.
G. Pemeriksaan histopatologi dengan parafin coupe
Diagnosis pasti adalah pemeriksaan histopatologi, pemeriksaan FNAB belum dapat
menggantikan pemeriksaan ini.
Flow diagram for the evaluation of thyroid nodule based on the results of fine needle aspiration
biopsy. (See text for special considerations in follicular, Hürthle cell, and medullary thyroid
carcinoma.1 Consider touch preparation.2 Consider total thyroidectomy for large, nodular,
and/or bilateral lesion, as well as in patients with a history of radiation exposure in childhood.)
A. Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
Dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang baik diusahakan dapat menegakkan
diagnosis yang sesuai. Kecurigaan adanya proses keganasan secara klinis pada penderita
struma nodosa, apabila ditemukan hal sebagai berikut :
o Anamnesa :
a. Pengaruh usia dan jenis kelamin
Apabila nodul tiroid terjadi pada usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun
mempunyai resiko malignansi lebih tinggi
b. Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala
Radiasi pada masa anak-anak dapat menyebabkan malignansi pada tiroid ± 33-37 %
c. Kecepatan tumbuh tumor
· Nodul jinak membesar dalam waktu yang tidak terlalu cepat
· Nodul ganas membesar dalam waktu yang cepat
· Nodul anaplastik membesar dengan sangat cepat
· Kista dapat membesar dengan cepat
d. Riwayat gangguan mekanik di daerah leher
Keluhan gangguan menelan, perasaan sesak, perubahan suara dan nyeri (dysfagia)
dapat terjadi akibat desakan dan/atau infiltrasi tumor.
e. Riwayat penyakit serupa pada keluarga (karsinoma tiroid atau panyakit yang tergolong
pada multipel endokrin neoplasma II (phaeochromocitoma , mukosal neuroma dan
ganglioneuromatosis, paratiroid hiperplasia))
o Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi:
Adanya benjolan di leher depan atau lateral
Bila terlihat sesak, waspada adanya penekanan pada trakea
Palpasi:
Benjolan kita palpasi, kalau dari tiroid maka pada waktu menelan akan ikut ke
atas.
Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau multipel dengan
konsistensi bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung dari jenis
patologi anatominya tetapi biasanya massa yang merupakan suatu karsinoma
berukuran > 4 cm dengan konsistensi keras dan tidak bisa digerakkan dari
dasarnya.
Bila kelenjar besar sekali tetapi belum terlihat gejala sesak napas, kita bisa
tetap curiga ada tidaknya penekanan pada trakhea, caranya dengan menekan
lobus lateral kelenjar maka akan timbul stridor akibat penekanan pada trakea.
Ada tidaknya pembesaran KGB regional secara lengkap.
Ada tidaknya benjolan pada tulang belakang, clavicula, sternum serta tempat
metastase jauh lainnya di paru, hati, ginjal dan otak.
Meskipun keganasan dapat saja terjadi pada nodul yang multiple, namun pada
umumnya pada keganasan nodulnya biasanya soliter dan konsistensinya keras sampai sangat
keras. Yang multiple biasanya tidak ganas kecuali apabila salah satu dari nodul tersebut lebih
menonjol dan lebih keras dari pada yang lainnya. Nodul soliter pada tiroid kemungkinan
ganasnya 15-20%, sedangkan nodul multipel mempunyai kemungkinan 5%. Apabila suatu
nodul nyeri pada penekanan dan mudah digerakkan, kemungkinannya ialah suatu perdarahan
ke dalam kista, suatu adenoma atau tiroditis. Tetapi kalau nyeri dan sukar digerakkan
kemungkinan besar suatu karsinoma.
Nodul yang tidak nyeri, apabila multiple dan bebas dan digerakan mungkin ini
merupakan komponen struma difus atau hyperplasia tiroid. Namun apabila nodul multiple
tidak nyeri tetapi tidak mudah digerakkan ada kemungkinan itu suatu keganasan. Adanya
limfadenopati mencurigakan suatu keganasan dengan anak sebar.
Dari suatu penelitian yang dilaksanakan di Subbagian Bedah Onkologi tentang tanda-
tanda klinis kecurigaan pada keganasan dengan ketepatan sebesar 82,6 % untuk keadaan :
o Batas nodul yang tidak tegas
o Nodul dengan konsistensi keras
o Nodul disertai pembesaran kelenjar getah bening leher
o Letak nodul di isthmus
o Permukaan nodul yang berbenjol (tidak rata)
B. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk membantu diagnosis
karsinoma tiroid, kecuali untuk karsinoma jenis meduler. Pada karsinoma jenis meduler,
pemeriksaan kadar kalsitonin dan penting untuk diagnostik maupun untuk follow up setelah
terapi. Langkah pertama adalah menentukan status fungsi tiroid pasien dengan memeriksa
kadar TSH (sensitif) dan T4 bebas (Free T4 atau FT4). Pada keganasan tiroid, umumnya
fungsi tiroid normal. Namun, perlu diingat bahwa abnormalitas fungsi tiroid tidak
menghilangkan kemungkinan keganasan meskipun memang kecil.
Pemeriksaan kadar antibodi antitiroid peroksidase dan antibodi antitiroglobulin
penting untuk diagnosis tiroiditis kronik Hashimoto, terutama bila disertai peningkatan
kadar TSH. Sering pada Hashimoto juga timbul nodul baik uni/bilateral sehingga pada
tiroiditis kronik Hashimoto pun masih mungkin terdapat keganasan..
Pemeriksaan kadar tiroglobulin serum untuk keganasan tiroid cukup sensitif tetapi
tidak spesifik karena peningkatan kadar tiroglobulin juga ditemukan pada tiroiditis,
penyakit Graves, dan adenoma tiroid. Pemeriksaan kadar tiroglobulin sangat baik untuk
monitor kekambuhan karsinoma tiroid pascaterapi. Tetapi tidak dapat untuk memonitor
karsinoma tiroid medulare dan anaplastik, karena sel anaplastik tidak mensekresi
tiroglobulin. Pada pasien dengan riwayat keluarga karsinoma tiroid medulare, tes genetik
dan pemeriksaan kadar kalsitonin perlu dikerjakan. Bila tidak ada kecurigaan ke arah
karsinoma tiroid medulare atau neoplasia endokrin multipel II, pemeriksaan kalsitonin
tidak dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin.
Apabila meningkat kadar tiroglobulin setelah total tiroidektomi, kecurigaan pada
rekurensi / metástasis, dan perlu diselidiki lebih lanjut. Kadar Tg serum normal 1,5 – 3,0
ng/ml. Pada kelainan jinak rata-rata 323 ng/ml dan apada keganasan rata-rata 424 ng/ml.
Pada karsinoma tiroid kadar serum T3 dan T4 umumnya normal. Perlu diingat
bahwa abnormalitas fungsi tiroid baik hiper atau hipotiroid tidak menghilangkan
kemungkinan keganasan, meskipun sangat kecil.
Flow diagram for follow-up after definitive thyroidectomy and remnant ablation for well-
differentiated thyroid carcinoma. Certain aggressive variants of well-differentiated carcinoma
may not be amenable to this algorithm. Undetectable Tg assumes that there are no Tg
autoantibodies interfering with the assay. (131I, iodine-133; Tg, thyroglobulin; rhTSH,
recombinant human thyroid stimulating hormone; US, ultrasound; CXR, chest x-ray; WBS,
whole-body scan; PET, positron emission tomography; CT, computed tomography. Modified
from ref. 59, fig. 1, with permission.)
C. Pemeriksaan USG
Dengan pemeriksaan USG dapat dibedakan antara yang padat dan cair (nodul solid
atau kistik). Selain itu dengan berbagai penyempurnaan, sekarang USG dapat
membedakan beberapa bentuk kelainan tetapi belum dapat membedakan dengan pasti
apakah suatu nodul itu ganas atau jinak. Pemeriksaan ini mudah dilakukan tetapi
interpretasinya agak lebih sukar dari pada sidik tiroid. Selain itu USG juga digunakan
sebagai penuntun dalam tindakan radiologi.
USG pada evaluasi awal nodul tiroid dilakukan untuk menentukan ukuran dan jumlah
nodul. USG pada nodul dingin sebagian besar akan menghasilkan gambaran solid,
campuran solid-kistik dan sedikit kista simpel. USG juga dikerjakan untuk menentukan
multinodularitas yang tidak teraba dengan palpasi, khususnya pada individu dengan riwayat
radiasi pengion pada daerah kepala dan leher.
Gambaran USG yang didapat dibedakan atas dasar kelainan yang difus atau fokal
yang kemudian juga dibedakan atas dasar derajat ekonya yaitu hipoekoik, isoekoek atau
campuran. Kelainan-kelainan yang dapat didiagnosis secara USG ialah:
oKista : kurang lebih bulat, seluruhnya hipoekoeiksonolusen, dindingnya tipis.
oAdenoma/nodul padat : iso atau hiperekoik, kadang disertai halo yaitu suatu lingkaran
hipoekoik di sekelilingnya.
oKemungkinan karsinoma : nodul padat biadanya tanpa halo.
oToroditis : hipoekoek difus meliputi seluruh kelenjar.
Keuntungan USG antara lain :
1. Dapat dilakukan kapan saja
2. Tidak perlu persiapan
3. Lebih aman
4. Dapat dilakukan pada wanita hamil dan anak-anak
D. Pemeriksaan Scanning Tiroid
Dasar pemeriksaan ini adalah persentase uptake dan distribusi yodium radioaktif
J131dalam kelenjar tiroid. Yang dapat dilihat dari pemeriksaan ini adalah besar, bentuk, dan
letak kelenjar tiroid serta distribusi dalam kelenjar. Juga dapat diukur uptake yodiumnya dalam
waktu 3, 12, 24 dan 48 jam. Sebelum dilakukan scanning tiroid , maka obat-obatan yang
mengganggu penangkapan iodium oleh tiroid harus dihentikan 2-4 minggu sebelumnya.
Dari uptake ini diketahui fungsi tiroid apakah hiportiroid, eutiroid atau hipetiroid. Uptake
normal dalam 24 jam adalah 15-40%. Scanning tiroid dapat dilakukan dengan menggunakan dua
macam isotop, yaitu iodium radioaktif (123-I) dan technetium pertechnetate (99m-Tc). 123-I
lebih banyak digunakan dalam evaluasi fungsi tiroid, sedangkan 99m-Tc lebih digunakan untuk
evaluasi anatominya. Dari distribusi jodium dapat diketahui sifat tonjolan tersebut tersebut dan
membandingkannya dengan jaringan sekitar.
Pemeriksaan ini tidak untuk membedakan jinak atau ganas secara pasti, pemeriksaan ini
tidak dapat menggantikan pemeriksaan histopatologi untuk diagnosa pasti. Ada beberapa teknik
yang dapat digunakan.
Sidik tiroid dapat dilakukan dengan menggunakan dua macam isotop, yaitu iodium
radioaktif (123-I) dan technetium pertechnetate (99m-Tc). 123-I lebih banyak digunakan dalam
evaluasi fungsi tiroid, sedangkan 99m-Tc lebih digunakan untuk evaluasi anatominya. Pada sidik
tiroid kurang lebih 80 -85% nodul tiroid memberikan hasil dingin (cold) dan 10-15% dari
kelompok ini mempunyai kemungkinan keganasan. Nodul panas ditemukan sekitar 5% dengan
resiko ganas paling rendah, sedang nodul hangat terdapat 10-15% dari seluruh nodul dengan
kemungkinan keganasan lebih rendah dari 10%.
Hasil sidik tiroid dapat dibedakan 3 bentuk:
1. Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan dengan
sekitarnya. Hal ini menunjukkan fungsi yang rendah.
2. Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya. Keadaan ini
memperlihatkan aktivitas yang berlebihan.
3. Nodul hangat bila penangkapan iodium sama dengan sekitarnya. Hal ini berarti fungsi
nodul sama dengan bagian tiroid yang lain.
Keganasan biasanya terekam sebagai nodul dingin soliter, nodul yang hangat biasanya
bukan keganasan, apabila dijumpai nodul yang panas ini hampir pasti bukan suatu keganasan.
Nodul dingin tidak selalu disebabkan neoplasma, tetapi mesti dihubungkan dengan
beberapa hal :
o Bentuk cold area. Bentuk cold area yang berupa moth eaten appearance
mencurigakan keganasan.
o Hubungan cold area dengan daerah sekitarnya.
Cold area dengan distribusi jodium yang tidak merata lebih cenderung untuk
kelainan metabolik, terutama bila lobus tiroid yang kontralateral untuk membesar.
o Hubungan cold area dengan unsur jenis kelamin
Cold area pada laki-laki usia tua dan anak-anak lebih menambah kecurigaan akan
keganasan.
Hal-hal yang dapat menyebabkan cold area antara lain :
a. Kista.
b. Hematom.
c. Strumaadenomatosa.
d. Perdarahan.
e. Radang.
f. Keganasan.
g. Defekkongenital.
Kegunaan pemeriksaan scanning tiroid ini ialah untuk dapat :
1. Memperlihatkan nodul soliter pada tiroid
2. Memperlihatkan multipel nodul pada struma yang klinis kelihatan seperti nodul soliter
3. Memperlihatkan retrosternal struma
4. Mencari occult neoplasma pada tiroid
5. Mengidentifikasi fungsi dari jaringan tiroid setelah operasi tiroid
6. Mengidentifikasi ektopik tiroid
7. Mencari daerah metastase setelah total tiroidektomi
E. Pemeriksaan Needle Biopsy
Dapat dilakukan dengan cara needle core biopsy atau FNBA ( biopsi jarum halus). Biopsi
aspirasi jarum halus (BAJAH) atau Fine Needle Aspiration (FNA), mempergunakan jarum
suntik no. 22-27 cara ini mudah aman dapat dilakukan dengan berobat jalan. Dibandingkan
dengan biopsy cara lama (jarum besar), biopsi jarum halus tidak nyeri, tidak menyebabkan dan
hampir tidak ada bahaya penyebaran sel-sel ganas pada kista, dapat juga dihisap cairan
secukupnya, sehingga dapat mengecilkan nodul, jadi selain diagnostik, bisa juga terapeutik.
BAJAH merupakan metode yang sangat efektif untuk membedakan nodul jinak atau
ganas. Keterbatasan metode ini adalah sering ditemukan hasil yang tidak adekuat sehingga tidak
dapat dinilai. Keterbatasan yang lain adalah tidak mampu membedakan neoplasma sel folikular
dan sel Hurtle adalah jinak atau ganas karena keduanya mirip. Keduanya bisa dibedakan dari ada
atau tidak adanya invasi kapsul atau invasi vaskular pada pemeriksaan histopatologis sediaan
dari operasi.
Ada beberapa kerugian pada biopsi, jarum ini yaitu dapat memberikan hasil negatif palsu
atau positif palsu. Negative palsu karena lokasi biopsi kurang tepat, teknik biopsi yang kurang
benar atau preparat yang kurang baik dibuatnya. Hasil positif palsu terjadi karena salah
interpretasi oleh ahli sitologi. Prosedur ini semakin lama semakin banyak dipakai. Bagi yang
belum menerima memberikan beberapa alasan antara lain :
o Jaringan yang memadai atau jaringan tumor sering sukar didapat walaupun dikerjakan
oleh yang berpengalaman.
o Kekhawatiran terjadinya penyebaran sel-sel ganas dan implantasi di kulit.
o Keengganan dan kesukaran dalam pembacaan untuk membuat diagnosis oleh patolog dari
jaringan yang minim.
o Ahli bedah sering menemukan perlengketan-perlengketan sebagai akibat tindakan ini,
yang mempersulit tindakan bedah.
Hasil BAJAH dibagi menjadi empat kategori yaitu :
1. Jinak
2. Mencurigakan
3. Ganas
4. Tidak adekuat.
Beberapa faktor yang menyebabkan hasil yang tidak adekuat adalah operator kurang
terampil, vaskularitas nodul, terdapat lesi kistik, posisi nodul sulit (kecil dan di posterior), dan
pengenceran aspirat dalam darah atau cairan kista.
Untuk mengurangi hasil yang tidak adekuat tersebut, dianjurkan mengulang BAJAH
apabila nodul masih teraba setelah aspirasi cairan kista, atau menggunakan USG untuk menuntun
tindakan BAJAH khususnya untuk nodul tiroid yang sulit.
Jenis karsinoma yang dapat segera ditentukan adalah karsinoma papilare, medulare atau
anaplastik. Sedangkan untuk jenis folikulare, untuk membedakannya dengan adenoma folikulare
dan adenomatosus goiter, harus dilakukan pemeriksaan histopatologi, yang dapat
memperlihatkan adanya invasi kapsul tumor atau invasi vaskuler.
F. Pemeriksaan Potong Beku
Pemeriksaan yang rutin dikerjakan untuk membedakan jinak atau ganas waktu operasi
berlangsung dan sekaligus untuk menentukan tindakan operasi definitif. Pemeriksaan potong
beku sulit membedakan adenoma folikuler dan encapsulated folliculer carcinoma Apabila pada
potong beku didiagnosa sebagai sebagai adenoma folikuler maka sikap yang diambil adalah
isthmolobektomi. Jika secara makroskopik kecurigaan ganas ada, sedangkan patologi meragukan
maka dilakukan isthmolobektomi. Hal ini bertujuan mendapatkan terapi seoptimal mungkin
dalam keragu-raguan tersebut karena pasien sering menolak tindakan operasi ulangan untuk total
trioidektomi. Ketepatan pemeriksaan ini 75 % - 83 %.
G. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan ini menggunakan parafin coupe merupakan pemeriksaan definitif atau gold
standar. Untuk kasus inoperable, jaringan diambil dengan biopsi insisi.
Ada 4 tipe histologi mayor :
1. Papillary carcinoma (including follicular variant of papillary carcinoma)
2. Follicular carcinoma (including Hurthle cell carcinoma)
3. Medullary carcinoma
4. Undifferentiated (anaplastic) carcinoma
H. Pemeriksaan BMR
Pemeriksaan ini dapat menentukan fungsi metabolisme, apakah ada hubungannya dengan
hipotiroid, eutiroid, atau hipertiroid. Untuk tonjolan tunggal manfaatnya kurang, karena
umumnya kasus-kasus ini eutiroid. Bila ada hipertiroid pada tonjolan tunggal tiroid, hal ni dapat
disebabkan adenoma toksik atau nodul autonom, yang merupakan indikasi untuk operasi.
I. Pemeriksaan Termografi
Merupakan suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu
tempat. Alatnya adalah Dynamic Telethermografi. Hasilnya disebut panas apabila perbedaan
panas dengan sekitarnya sekitar > 0,9 C dan dingin apabila < 0,9 C. Cara pemeriksaan dengan
dengan termografi ini cukup sensitif dan spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
American Thyroid Association Updates Guidelines for Thyroid Nodules and Cancer. From :
http://www.medscape.com
Devita, Hellman, and Rosenberg’s : CANCER Principles & Practice of Oncology: Thyroid
Tumors, Chapter 44. From: www.cancerppo8.com
Diagnostic testing for papillary carcinoma. From:
http://www.medhelp.org/posts/Thyroid/Diagnostic-testing-for-papillary-carcinoma/
show/264509
Doherty, Gerrard M. 2006. Malignant tumors of the thyroid. In current Surgical Diagnosis &
Treatment. Lange Medical Publication. Hal: 283-285.
Ganong, W.F. 2006c. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Grace Pierce A, Borley Niel R. 2006. Benjolan Leher dan Keganasan Tiroid. At a Glance, Ilmu
Bedah, Erlangga. Hal: 10 & 134
Moeljanto, Djoko R. 2006. Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme, dan Hipertiroidisme dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Hal: 1933 – 1943
Ramli, Muchlis. 2000. Kanker Tiroid Penatalaksanaan Diagnosis dan Terapi dalam Deteksi
Dini Kanker. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 9 – 31
Sjamsuhidajat R. Jong WD. 1997. Sistem Endokrin. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi
Revisi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 926-940.
Subekti, Imam. 2000. Pendekatan Pasien dengan Nodul Tiroid dalam Deteksi Dini Kanker.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal: 1 – 8
Subekti, Imam. 2006. Karsinoma Tiroid dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi
keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal: 1959 – 1963