karang taruna
DESCRIPTION
PROPOSALTRANSCRIPT
KARANG TARUNAPengertian Karang Taruna
Karang Taruna adalah Organisasi Sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana
pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran
dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah
desa/ kelurahan atau komunitas adat sederajat terutama bergerak di bidang Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial. Pengertian ini mengandung makna bahwa:
1. Organisasi sosial kemasyaraktan termasuk didalamanya organisasi pemuda dan paguyuban
(Undang-undang RI nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial).
2. Karang Taruna tumbuh dan berkembang di desa/kelurahan atau batas-batas hukum adat
setempat, misalnya banjar adat, Kapung Hampoeng, Nagari, Negeri, dan lain-lain. Sedangkan
Karang Taruna yang tumbuh dan berkembang di tingkat RT/RW/dusun.pwdukuan/lingkungan
merupakan unit yang tidak terpisahkan dan menjadi subordinasi dari Karang Taruna di
desa/Kelurahan.
3. Karang Taruna merupakan tempat diselenggarakannya berbagai upaya atau kegiatan untuk
meningkatkan dan mengembangkan cipta rasa karsa dan karya dalam rangka pengembangan
sumber daya manusia.
4. Karang taruna tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran terhadap keadaan dan
permasalahan di lingkungannya serta adanya tanggung jawab sosial untuk turut berusahas
menanganinya. Kesadaran dan tanggung jawab sosial tersebut merupakan modal dasar tumbuh
dan berkembangnya Karang Taruna.
5. Karang Taruna tumbuh dan berkembang dari generasi muda, diurus untuk atau dikelola oleh
generasi muda dan untuk kepentingan generasi muda dan masyarakat di wilayah desa/kelurahan
atau komunitas adat sederajat. Karenanya setiap desa/kelurahan atau komunitas dapat
menumbuhkan dan mengembangkan Karang Tarunanya yang dikelola secara otonom.
6. Gerakannya di bidang penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial memberi arti bahwa semua upaya
dan program kegiatan yang diselenggarakan Karang Taruna ditujukan guna mewujudkan
kesejahteraan sosial masyarakat terutama generasi mudanya.
Sejarah Karang Taruna
Karang Taruna lahir pada tanggal 26 September 1960 di Kampung Melayu Jakarta, melalui proses
Experimental Project Karang Taruna, kerjasama masyarakat Kampung Melayu/ Yayasan Perawatan
Anak Yatim (YPAY) dengan Jawatan Pekerjaan Sosial/Departemen Sosial. Pembentukan Karang
Taruna dilatar belakangi oleh banyaknya anak-anak yang menyandang masalah sosial antara lain
seperti anak yatim, putus sekolah, mencari nafkah membantu orang tua dsb. Masalah tersebut
tidak terlepas dari kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat kala itu.
MASA KELAHIRANNYA S/D DIMULAINYA PELITA (1960 – 1969)
Tahun 1960–1969 adalah saat awal dimana Bangsa Indonesia mulai melaksanakan pembangunan
disegala bidang. Instansi-Instansi Sosial di DKI Jakarta (Jawatan Pekerjaan Sosial/Departemen
Sosial) berupaya menumbuhkan Karang Taruna–Karang Taruna baru di kelurahan melalui kegiatan
penyuluhan sosial. Pertumbuhan Karang Taruna saat itu terbilang sangat lambat, tahun 1969 baru
terbentuk 12 Karang Taruna, hal ini disebabkan peristiwa G 30 S/PKI sehingga pemerintah
memprioritaskan berkonsentrasi untuk mewujudkan stabilitas nasional.
DIMULAINYA PELITA HINGGA MASUK GBHN (1969 – 1983)
Salah satu pihak yang berjasa mengembangkan Karang Taruna adalah Gubernur DKI Jakarta H. Ali
Sadikin (1966-1977). Pada saat menjabat Gubernur, Ali Sadikin mengeluarkan kebijakan untuk
memberikan subsidi bagi tiap Karang Taruna dan membantu pembangunan Sasana Krida Karang
Taruna (SKKT). Selain itu Ali Sadikin juga menginstruksikan Walikota, Camat, Lurah dan Dinas
Sosial untuk memfungsikan Karang Taruna.
Tahun 1970 Karang Taruna DKI membentuk Mimbar Pengembangan Karang Taruna (MPKT)
Kecamatan sebagai sarana komunikasi antar Karang Taruna Kelurahan. Sejak itu perkembangan
Karang Taruna mulai terlihat marak, pada Tahun 1975 dilangsungkanlah Musyawarah Kerja Karang
Taruna, dan pada moment tersebut Lagu Mars Karang Taruna ciptaan Gunadi Said untuk pertama
kalinya dikumandangkan.
Tahun 1980 dilangsungkan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Karang Taruna di Malang, Jawa
Timur. Dan sebagai tindak lanjutnya, pada tahun 1981 Menteri Sosial mengeluarkan Keputusan
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Karang Taruna dengan Surat Keputusan Nomor.
13/HUK/KEP/I/1981 sehingga Karang Taruna mempunyai landasan hukum yang kuat.
Tahun 1982 Lambang Karang Taruna ditetapkan dengan Keputusan Menteri Sosial RI
nomor.65/HUK/KEP/XII/1982, sebagai tindak lanjut hasil Mukernas di Garut tahun 1981. Dalam
lambang tercantum tulisan Aditya Karya Mahatva Yodha (artinya: Pejuang yang berkepribadian,
berpengetahuan dan terampil)
Pada tahun 1983 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mengeluarkan TAP MPR Nomor
II/MPR/1983 tentang Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang didalamnya menempatkan Karang
Taruna sebagai wadah pengembangan generasi muda.
MASUK GBHN SAMPAI TERJADINYA KRISIS
Tahun 1984 terbentuknya Direktorat Bina Karang Taruna;
Tahun 1984-1987 sejumlah pengurus/aktivis Karang Taruna mengikuti Program Nakasone
menyongsong abad 21 ke Jepang dalam rangka menambah dan memperluas wawasan;
Tahun 1985 Menteri Sosial menyatakan sebagai Tahun Penumbuhan Karang Taruna,
sedangkan tahun 1987 sebagai Tahun KualitasKarang Taruna;
Karang Taruna Teladan Tahun 1988 berhasil merumuskan: Pola Gerakan Keluarga
Berencana Oleh Karang Taruna;
Tahun 1988 Pedoman Dasar Karang Taruna ditetapkan dengan Keputusan Menteri Sosial RI
no. 11/HUK/1988;
Kegiatan Studi Karya Bhakti, Pekan Bhakti dan Porseni Karang Taruna merupakan kegiatan
dalam rangka mempererat hubungan antar Karang Taruna dari sejumlah daerah;
Sasana Krida Karang Taruna (SKKT) sebagai sarana tempat Karang Taruna berlatih
dibidang-bidang pertanian dan peternakan.
Bulan Bhakti Karang Taruna (BBKT) biasanya diselenggarakan dalam rangka ulang tahun
Karang Taruna. Merupakan forum kegiatan bersama antar Karang Taruna dari sejumlah daerah
bersama masyarakat setempat, kegiatannya berupa karya bhakti/pengabdian masyarakat;
Tahun 1996 bekerjasama dengan Depnaker diberangkatkan 159 tenaga dari Karang
Taruna untuk magang kerja ke Jepang antara 1 s/d 3 tahun, dalam upaya meningkatkan wawasan,
pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bidang usaha;
Pelibatan Karang Taruna dalam kesehatan reproduksi remaja diadakan agar Karang Taruna
dapat berperan sebagai wahana Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) bagi remaja warga karang
Taruna;
KARANG TARUNA DALAM SITUASI KRISIS (1997 – 2004)
Krisis moneter yang terjadi tahun 1997 berkembang menjadi krisis ekonomi, yang dengan cepat
menjadi krisis multidimensi. Imbas dari krisis tersebut tak urung juga berdampak pada lambannya
perkembangan Karang Taruna. Puncaknya pada saat pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
membubarkan Departemen Sosial, Karang Taruna pada umumnya mengalami stagnasi, bahkan
mati suri. Konsolidasi organisasi terganggu ,aktivitas terhambat dan menurun bahkan cenderung
terhenti. Hal tersebut menyebabkan Klasifikasi Karang Taruna menurun walaupun masih ada
Karang Taruna yang tetap eksis.
Tahun 2001 Temu Karya Nasional Karang Taruna dilaksanakan di Medan., Sumatera Utara.
Hasilnya antara lain menambah nama Karang Taruna menjadi Karang Taruna Indonesia, memilih
Ketua Umum Pengurus Nasional KTI, serta menyusun Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah
Tangga KTI. Hasil TKN tersebut memperoleh tanggapan yang berbeda-beda dari daerah.
PERKEMBANGAN KARANG TARUNA TAHUN 2005 HINGGA SEKARANG
Banten merupakan salah satu Provinsi yang ikut menorehkan sejarah ke-Karang Taruna-an. Pada
tanggal 9-12 April 2005 digelar Temu Karya Nasional V Karang Taruna Indonesia (TKN V KTI) di
Propinsi Banten. Beberapa hal yang dihasilkan pada TKN V tersebut antara lain:
Pemilihan Pengurus Nasional Karang Taruna (PNKT) periode 2005 – 2010;
Perubahan nama KTI menjadi Karang Taruna;
Merekomendasikan Pedoman Dasar Karang Taruna yang baru yang akan ditetapkan oleh
MENSOS RI.
Pada tanggal 29 Juni - 1 Juli 2005 diselenggaran Rapat Kerja Nasional Karang Taruna (Rakernas
Karang Taruna) di Jakarta dalam rangka menyusun program kerja. Pada tahun yang sama, Menteri
Sosial mengeluarkan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar
Karang Taruna (pengganti Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 11/HUK/1988), sebagai tindak lanjut
rekomendasi Temu Karya Nasional V di Banten. dan pada tanggal 23 – 27 September 2005
diselenggarakan BBKT dan SKBKT di Propinsi DIY dengan peserta lebih kurang 3.000 orang terdiri
dari anggota dan pengurus Karang Taruna dari seluruh wilayah Indonesia.
Pengakuan dan Perhatian para penentu kebijakan di negeri ini terhadap keberadaan Karang
Taruna dibuktikan dengan masuknya nama Karang Taruna dalam beberapa regulasi atau
perundang-undangan. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Permendagri No. 5
Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan, PP No. 72 & 73 tentang Desa
dan Kelurahan serta UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial adalah beberapa produk
hukum yang didalamnya menempatkan Karang Taruna dengan segala peran dan fungsinya.
Keanggotaan dan Kepengurusan
KEANGGOTAAN
Anggota Karang Taruna terdiri dari Anggota Pasif dan Anggota Aktif:
1. Anggota Pasif adalah keanggotaan yang bersifat stelsel pasif (Keanggotaan otomatis), yakni
seluruh remaja dan pemuda yang berusia 11 s/d 45 tahun;
2. Anggota Aktif adalah keanggotaan yang bersifat kader, berusia 11 s/d 45 tahun dan selalu aktif
mengikuti kegiatan Karang Taruna.
KEPENGURUSAN
Kriteria Pengurus
Secara umum, untuk menjadi pengurus Karang Taruna seseorang harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945;
3. Berdomisili di wilayah tingkatannya yang dibuktikan dengan identitas resmi;
4. Memiliki kondisi jasmani dan rohani yang sehat;
5. Bertanggung jawab, berakhlak baik, dan mampu bekerja dengan timnya maupun dengan berbagai
pihak;
6. Berusia minimal 17 tahun dan maksimal 45 tahun;
7. Mengetahui dan memahami aspek keorganisasian serta ke-Karang Taruna-an;
8. Peduli terhadap lingkungan masyarakatnya;
9. Berpendidikan minimal SLTA/sederajat untuk kepengurusan tingkat Kabupaten/Kota hingga
nasional, minimal SLTP/sederajat untuk kepengurusan tingkat kecamatan, dan minimal lulusan
SD/sederajat untuk tingkat Desa/Kelurahan atau komunitas sosial sederajat.
Pengurus Kecamatan
Pengurus Karang Taruna tingkat Kecamatan dipilih dan disahkan dalam Temu Karya Kecamatan.
Pengurus Karang Taruna tingkat Kecamatan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Camat dan
dilantik oleh Camat setempat. Pengurus Karang Taruna tingkat Kecamatan selanjutnya berfungsi
sebagai pengembangan jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kolaborasi antar Karang
Taruna diwilayahnya. Karang Taruna tingkat kecamatan memiliki pengurusan minimal 25 Orang,
masa bhakti 5 (Lima) Tahun dengan struktur sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Ketua;
2. Wakil Ketua 1;
3. Wakil Ketua 2;
4. Sekretaris;
5. Wakil Sekretaris 1;
6. Wakil Sekretaris 2;
7. Bendahara;
8. Wakil Bendahara 1;
9. Wakil Bendahara 2;
10. Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia;
11. Bagian Usaha Kesejahteraan Sosial;
12. Bagian Pengembangan Ekonomi Skala Kecil dan Koperasi;
13. Bagian Pengembangan Kegiatan Kerohanian dan Pembinaan Mental;
14. Bagian Pengembangan Kegiatan Olahraga dan Seni Budaya;
15. Bagian Lingkungan Hidup dan Pariwisata;
16. Bagian Hukum, Advokasi dan HAM;
17. Bagian Organisasi dan Pengembangan Hubungan Kerjasama Kemitraan;
18. Bagian Hubungan Masyarakat, Publikasi dan Pengembangan Komunikasi;
Pengurus Desa/Kelurahan
Pengurus Karang Taruna tingkat Desa/Kelurahan dipilih dan disahkan dalam Temu Karya
Desa/Kelurahan. Pengurus Karang Taruna tingkat Desa/Kelurahan dikukuhkan dengan Surat
Keputusan Kepala Desa/Lurah dan dilantik oleh Kepala Desa/Lurah setempat. Pengurus Karang
Taruna tingkat Desa/Kelurahan selanjutnya berfungsi sebagai Pelaksana Organisasi dalam
diwilayahnya. Karang Taruna tingkat Desa/Kelurahan atau komunitas sosial yang sederajat
memiliki Pengurus minimal 35 Orang, masa bhakti 3 (Tiga) Tahun dengan struktur
sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Ketua;
2. Wakil Ketua;
3. Sekretrais;
4. Wakil Sekretaris;
5. Bendahara;
6. Wakil Bendahara;
7. Seksi Pendidikan dan Pelatihan;
8. Seksi Usaha Kesejahteraan Sosial;
9. Seksi Kelompok Usaha Bersama;
10. Seksi Kerohanian dan Pembinaan Mental;
11. Seksi Olahraga dan Seni Budaya;
12. Seksi Lingkungan Hidup;
13. Seksi Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Kemitraan.
Tujuan, Tugas, dan Fungsi Karang Taruna
Sesuai Pedoman Dasar Karang Taruna, pengertian Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah
pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung
jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan
atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial.
Pembinaan Karang Taruna diatur dalam Permensos 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang
Taruna. Berikut kutipan isi pedoman:
Tujuan
Tujuan Karang Taruna adalah:
1. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggung jawab sosial setiap
generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menagkal, menanggulangi dan
mengantisipasi berbagai masalah sosial.
2. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang Trampil dan
berkepribadian serta berpengetahuan.
3. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan keberdayaan
warga Karang Taruna.
4. Termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk mampu menjalin toleransi dan
menjadi perekat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
5. Terjalinnya kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka mewujudkan taraf
kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
6. Terwujudnya Kesejahteraan Sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di desa/kelurahan
atau komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia
pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial dilingkungannya.
7. Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/kelurahan atau komunitas
adat sederajat yang dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan terarah serta
berkesinambungan oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya.
Tugas
Setiap Karang Taruna mempunyai tugas pokok secara bersama-sama dengan Pemerintah dan
komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan social
terutama yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun
pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.
Fungsi
Setiap Karang Taruna melaksanakan fungsi:
1. Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial.
2. Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.
3. Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda dilingkunggannya secara
komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan.
4. Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya.
5. Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi
muda.
6. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan
sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang
bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan
mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara
swadaya.
8. Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi social bagi penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
9. Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan berbagai
sektor lainnya.
10. Penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.
kami yang peduli dengan permasalahan sosial kepemudaan dalam Menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, bersama-sama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi muda dilingkungannya dalam rangka peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat dengan modal Kreatifitas dan wirausaha menuju pemuda - pemudi berjiwa sosial sejahteraSabtu, 28 Mei 2011
KUBE Melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS)
Pelaksanaan Program Pemberdayaan
Fakir Miskin
Melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS)
Pemberdayaan Fakir Miskin merupakan salah satu upaya strategis nasional dalam mewujudkan
system ekonomi kerakyatan yang berkeadilan sosial dan melindungi hak asasi manusia terutama
dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kementerian Sosial sebagai bagian dari lembaga
yang berfokus pada program pembangunan kesejahteraan sosial melaksanakan kegiatan yang
bertujuan untuk memberdayakan kelompok masyarakat miskin. Salah satu program yang
dilaksanakan adalah menyelenggarakan Program Pemberdayaan Fakir Miskin (P2FM) dengan
pendekatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dengan pemberian modal usaha yang disalurkan
melalui perbankan. Adapun bentuk program yang dilaksanakan adalah Bantuan Langsung
Pemberdayaan Sosial (BLPS) dengan penguatan modal usaha untuk memfasilitasi kelompok
fakir miskin yang telah diwadahi dalam KUBE untuk mengelola Usaha Ekonomi Produktif (UEP).
A. SASARAN dan KRITERIA
1. Sasaran bagi pelaksana Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui BLPS, adalah :
a. Kementerian Sosial RI;
b. Dinas/Instansi Sosial Provinsi;
c. Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota penerima program;
d. Para Pendamping;
e. Pihak yang terkait lainnya.
2. Sasaran Program dan kriteria Kabupaten/Kota maupun KUBE yang layak mendapatkan
Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui BLPS, adalah :
a. Kabupaten/Kota
a1. Memiliki unit satuan kerja Dinas/Instansi Sosial;
a2. Memiliki tenaga pendamping kecamatan berasal dari Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK), dapat berasal dari unsure Karang d. Taruna, PSM atau Orsos;
a3. Memiliki tenaga pendamping desa/kelurahan berasal dari unsure Karang Taruna, PSM atau
Orsos;
a4. Memiliki KUBE produktif/berkembang yang pernah diberdayakan melalui dana
dekonsentrasi/APBD Sosial /Masyarakat;
a5. Diprioritaskan bagi Kabupaten/Kota yang bersedia menyiapkan dana APBD sebagai dana
penyertaan, khususnya penyediaan dana pendampingan bagi pendamping social di
desa/kelurahan dalam rangka keberlanjutan program.
b. Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
b1. Prioritas utama KUBE produktif/berkembang yang pernah dibantu dana
dekonsentrasi/APBD/Masyarakat/Dunia Usaha;
b2. Setiap KUBE beranggotakan berjumlah 10 KK;
b3. Anggota berusia antara 15-55 tahun dan sudah berkeluarga;
b4. Memiliki kegiatan social dan UEP;
b5. KUBE yang sudah memiliki pembukuan atau catatan keuangan;
b6. Diusulkan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Dinas Sosial Kabupaten/Kota dan
direkomendasikan oleh Dinas/Instansi Sosial Provinsi.
c. Sasaran Khusus
c1. Ditujukan pada upaya pemberdayaan fakir mjiskin yang membutuhkan penanganan secara
cepat dan spesifik atau pertimbangan khusus yang menjadi prioritas;
c2. Model sinergitas P2FM-BLPS dengan program lain dalam upaya peningkatan kualitas hasil
hidup, seperti : Sinergitas P2FM-BLPS dengan Program Keluarga Harapan (PKH),
Pemberdayaan Fakir Miskin dengan pola kemitraan dengan lembaga lainnya dan dunia usaha.
c3. Stimulan UEP Pengembangan Program Lanjutan (Pola terpadu KUBE-LKM). Dalam rangka
penguatan menuju kemandirian, KUBE yang telah mendapatkan BLPS tahun sebelumnya, dapat
dialokasikan kegiatan lanjutan melalui stimulan pengembangan lanjutan dengan penumbuhan
lembaga keuangan mikro. Calon KUBE penerima stimulant pengembangan lanjutan ini telah
diseleksi dan dikategorikan berkembang baik (sesuai SK Direktur Jenderal Pemberdayaan
Sosial).
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Persiapan Kegiatan
Persiapan kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi dan Dinas Sosial Kab/Kota,
meliputi :
1. Identifikasi dan Seleksi
2. Orientasi dan Observasi
3. Penyuluhan Sosial
4. Bimbingan Sosial Dasar
B. Pelaksanaan
Kegiatan Pemberdayaan Fakir Miskin malalui BLPS ini dilaksanakan, sebagai berikut :
1. Penjajakan lokasi dan pemetaan kebutuhan, bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang
usulan-usulan proposal yang telah durekomendasikan Dinas Sosial Provinsi. Kunjungan
langsung ke lokasi KUBE.
2. Sosialisasi, bertujuan untuk memberikan kesamaan persepsi terhadap proses dan langkag-
langkah kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Penyerahan Bantuan
Setelah semua data dan persyaratan KUBE, pendamping sudah lengkap (penetapam KUBE,
pendamping, rekening), maka dilanjutkan penyaluran dana stimulant UEP kepada KUBE melalui
transfer ke masing-masing rekening.
4. Monitoring dan Evaluasi ditujukan agar proses pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
C. Memaknisme Penyaluran Bantuan
1. Penyaluran Dana
a. BLPS adalah dana stimulant UEP yang disalurkan secara langsung kepada KUBE melalui
rekening di BRI.
b. Biaya Operasional Pemantauan dan Pengendalian (BOPP), untuk mendukung kegiatan
operasional P2FM BLPS.
D. Pencarian Dana
Pencairan dana di BRI dilakukan oleh KUBE dengan pengajuan proposal UEP yang telah
disetujui oleh Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota. Persyaratan yang perlu
dipersiapkan oleh pengurus KUBE ketika melakukan pencairan dana adalah :
a. KUBE melakukan musyawarah untuk mempersiapkan proposal pemanfaatan dana P2FM –
BLPS. Penyusunan proposal dapat di bantu oleh Pendamping Desa/Kelurahan.
b. Proposal KUBE ditandatangani oleh pengurus KUBE (Ketua, Sekretaris), Pendamping
Desa/Kelurahan dan telah disetujui oleh Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota.
c. Dua diantara tiga penandatanganan specimen (Ketua, Bendahara dan Pendamping
Desa/Kelurahan) dapat mencairkan dana di rekening tabungan KUBE di BRI terdekat dengan
membawa buku tabungan dan proposal yang telh direkomendasi Dinas Sosial Kabupaten/Kota.
Adapun persyaratan minimum yang tetap harus dipenuhi oleh KUBE, yaitu :
1. Nama-nama Pengurus dan Anggota KUBE harus sesuai dengan yang tercantum di dalam
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembnerdayaan Sosial;
2. Terdapat proposal pemanfaatan dana KUBE yang telah ditandatangani oleh Ketua dan
Sekretaris KUBE.
E. Supervisi dan Pendampngan
Kegiatan Supervisi dilaksanakan oleh Petugas dari Dinas Sosial Provinsi dan Dinas Sosial
Kab/Kota yang membidangi kegiatan program pemberdayaan fakir miskin dan mendapat
penugasan dari Kepala Dinas Sosial Provinsi. Sementara pendampingan social dilaksanakan
secara berjenjang mulai tingkat kecamatan, sampai tingkat desa/kelurahan.
F. Pelaporan
Tahap pelaporan bertujuan untuk mengetahui kinerja pelaksanaan BLPS. Adapun materi laporan
dari setiap jenjang dalam pelaksanaan P2FM-BLPS setidak-tidaknya memuat :
1. Pendahuluan;
2. Perkembangan kegiatan supervise dan pendampingan;
3. Perkembangan pencairan dan pemanfaatan dana BLPS;
4. Permasalahan atau kendala yang dihadapi;
5. Solusi masalah dan saran;
6. Penutup;
7. Lampiran : Dokumentasi kegiatan KUBE
kami yang peduli dengan permasalahan sosial kepemudaan dalam Menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda, bersama-sama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi muda dilingkungannya dalam rangka peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakat dengan modal Kreatifitas dan wirausaha menuju pemuda - pemudi berjiwa sosial sejahteraSabtu, 28 Mei 2011
KUBE Melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS)
Pelaksanaan Program Pemberdayaan
Fakir Miskin
Melalui Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS)
Pemberdayaan Fakir Miskin merupakan salah satu upaya strategis nasional dalam mewujudkan
system ekonomi kerakyatan yang berkeadilan sosial dan melindungi hak asasi manusia terutama
dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kementerian Sosial sebagai bagian dari lembaga
yang berfokus pada program pembangunan kesejahteraan sosial melaksanakan kegiatan yang
bertujuan untuk memberdayakan kelompok masyarakat miskin. Salah satu program yang
dilaksanakan adalah menyelenggarakan Program Pemberdayaan Fakir Miskin (P2FM) dengan
pendekatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dengan pemberian modal usaha yang disalurkan
melalui perbankan. Adapun bentuk program yang dilaksanakan adalah Bantuan Langsung
Pemberdayaan Sosial (BLPS) dengan penguatan modal usaha untuk memfasilitasi kelompok
fakir miskin yang telah diwadahi dalam KUBE untuk mengelola Usaha Ekonomi Produktif (UEP).
A. SASARAN dan KRITERIA
1. Sasaran bagi pelaksana Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui BLPS, adalah :
a. Kementerian Sosial RI;
b. Dinas/Instansi Sosial Provinsi;
c. Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota penerima program;
d. Para Pendamping;
e. Pihak yang terkait lainnya.
2. Sasaran Program dan kriteria Kabupaten/Kota maupun KUBE yang layak mendapatkan
Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui BLPS, adalah :
a. Kabupaten/Kota
a1. Memiliki unit satuan kerja Dinas/Instansi Sosial;
a2. Memiliki tenaga pendamping kecamatan berasal dari Tenaga Kesejahteraan Sosial
Kecamatan (TKSK), dapat berasal dari unsure Karang d. Taruna, PSM atau Orsos;
a3. Memiliki tenaga pendamping desa/kelurahan berasal dari unsure Karang Taruna, PSM atau
Orsos;
a4. Memiliki KUBE produktif/berkembang yang pernah diberdayakan melalui dana
dekonsentrasi/APBD Sosial /Masyarakat;
a5. Diprioritaskan bagi Kabupaten/Kota yang bersedia menyiapkan dana APBD sebagai dana
penyertaan, khususnya penyediaan dana pendampingan bagi pendamping social di
desa/kelurahan dalam rangka keberlanjutan program.
b. Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
b1. Prioritas utama KUBE produktif/berkembang yang pernah dibantu dana
dekonsentrasi/APBD/Masyarakat/Dunia Usaha;
b2. Setiap KUBE beranggotakan berjumlah 10 KK;
b3. Anggota berusia antara 15-55 tahun dan sudah berkeluarga;
b4. Memiliki kegiatan social dan UEP;
b5. KUBE yang sudah memiliki pembukuan atau catatan keuangan;
b6. Diusulkan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Dinas Sosial Kabupaten/Kota dan
direkomendasikan oleh Dinas/Instansi Sosial Provinsi.
c. Sasaran Khusus
c1. Ditujukan pada upaya pemberdayaan fakir mjiskin yang membutuhkan penanganan secara
cepat dan spesifik atau pertimbangan khusus yang menjadi prioritas;
c2. Model sinergitas P2FM-BLPS dengan program lain dalam upaya peningkatan kualitas hasil
hidup, seperti : Sinergitas P2FM-BLPS dengan Program Keluarga Harapan (PKH),
Pemberdayaan Fakir Miskin dengan pola kemitraan dengan lembaga lainnya dan dunia usaha.
c3. Stimulan UEP Pengembangan Program Lanjutan (Pola terpadu KUBE-LKM). Dalam rangka
penguatan menuju kemandirian, KUBE yang telah mendapatkan BLPS tahun sebelumnya, dapat
dialokasikan kegiatan lanjutan melalui stimulan pengembangan lanjutan dengan penumbuhan
lembaga keuangan mikro. Calon KUBE penerima stimulant pengembangan lanjutan ini telah
diseleksi dan dikategorikan berkembang baik (sesuai SK Direktur Jenderal Pemberdayaan
Sosial).
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Persiapan Kegiatan
Persiapan kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi dan Dinas Sosial Kab/Kota,
meliputi :
1. Identifikasi dan Seleksi
2. Orientasi dan Observasi
3. Penyuluhan Sosial
4. Bimbingan Sosial Dasar
B. Pelaksanaan
Kegiatan Pemberdayaan Fakir Miskin malalui BLPS ini dilaksanakan, sebagai berikut :
1. Penjajakan lokasi dan pemetaan kebutuhan, bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang
usulan-usulan proposal yang telah durekomendasikan Dinas Sosial Provinsi. Kunjungan
langsung ke lokasi KUBE.
2. Sosialisasi, bertujuan untuk memberikan kesamaan persepsi terhadap proses dan langkag-
langkah kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Penyerahan Bantuan
Setelah semua data dan persyaratan KUBE, pendamping sudah lengkap (penetapam KUBE,
pendamping, rekening), maka dilanjutkan penyaluran dana stimulant UEP kepada KUBE melalui
transfer ke masing-masing rekening.
4. Monitoring dan Evaluasi ditujukan agar proses pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
C. Memaknisme Penyaluran Bantuan
1. Penyaluran Dana
a. BLPS adalah dana stimulant UEP yang disalurkan secara langsung kepada KUBE melalui
rekening di BRI.
b. Biaya Operasional Pemantauan dan Pengendalian (BOPP), untuk mendukung kegiatan
operasional P2FM BLPS.
D. Pencarian Dana
Pencairan dana di BRI dilakukan oleh KUBE dengan pengajuan proposal UEP yang telah
disetujui oleh Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota. Persyaratan yang perlu
dipersiapkan oleh pengurus KUBE ketika melakukan pencairan dana adalah :
a. KUBE melakukan musyawarah untuk mempersiapkan proposal pemanfaatan dana P2FM –
BLPS. Penyusunan proposal dapat di bantu oleh Pendamping Desa/Kelurahan.
b. Proposal KUBE ditandatangani oleh pengurus KUBE (Ketua, Sekretaris), Pendamping
Desa/Kelurahan dan telah disetujui oleh Kepala Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota.
c. Dua diantara tiga penandatanganan specimen (Ketua, Bendahara dan Pendamping
Desa/Kelurahan) dapat mencairkan dana di rekening tabungan KUBE di BRI terdekat dengan
membawa buku tabungan dan proposal yang telh direkomendasi Dinas Sosial Kabupaten/Kota.
Adapun persyaratan minimum yang tetap harus dipenuhi oleh KUBE, yaitu :
1. Nama-nama Pengurus dan Anggota KUBE harus sesuai dengan yang tercantum di dalam
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembnerdayaan Sosial;
2. Terdapat proposal pemanfaatan dana KUBE yang telah ditandatangani oleh Ketua dan
Sekretaris KUBE.
E. Supervisi dan Pendampngan
Kegiatan Supervisi dilaksanakan oleh Petugas dari Dinas Sosial Provinsi dan Dinas Sosial
Kab/Kota yang membidangi kegiatan program pemberdayaan fakir miskin dan mendapat
penugasan dari Kepala Dinas Sosial Provinsi. Sementara pendampingan social dilaksanakan
secara berjenjang mulai tingkat kecamatan, sampai tingkat desa/kelurahan.
F. Pelaporan
Tahap pelaporan bertujuan untuk mengetahui kinerja pelaksanaan BLPS. Adapun materi laporan
dari setiap jenjang dalam pelaksanaan P2FM-BLPS setidak-tidaknya memuat :
1. Pendahuluan;
2. Perkembangan kegiatan supervise dan pendampingan;
3. Perkembangan pencairan dan pemanfaatan dana BLPS;
4. Permasalahan atau kendala yang dihadapi;
5. Solusi masalah dan saran;
6. Penutup;
7. Lampiran : Dokumentasi kegiatan KUBE
Contoh Proposal Karang Taruna
Contoh Proposal Karang Taruna
KELOMPOK KARANG TARUNA
“ SIDODADI“LIKUNGAN NGLEDOK KELURAHAN KAYULOKO
KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI
Nomor : 430/85/2012 Sidoharjo, 25 Mei 2012Lampiran : 1 expPerihal : Permohonan Bantuan Kepada Yth. Bapak Gubernur Jawa Tengah DI SEMARANG
Berdasarkan hasil musyawarah warga Anggota Karang Taruna Sidodadi yang dilaksanakan
pada tanggal 15 Mei 2012, membahas kelangsungannya Karang Taruna Sidodadi Desa Kayuloko,
serta melihat keadaan kelompok tersebut khususnya peralatan dan kelengkapan selama ini sudah
sangat memperhatinkan keberadaannya karena usianya yang sudah mendekati 7 tahun dari
pengadaannya perlu kelengkapan dan peralatan.
Dari hasil tersebut diperoleh kesepakatan untuk pengadaan perlu bantuan dana
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 15.975.000,- ( lima belas juta sembilan ratus tujuh
puluh lima ribu rupiah ) adapun rencana penggunaan terlampir
Sehubungan dengan hal tersebut kami mohon Bapak Gubernur Jawa Tengah dapat
mengabulkan permohonan kami memberikan bantun untuk Karang Taruna Sidodadi Desa
Kayuloko.
Demikian untuk menjadikan periksa atas perkenaan bantuannya kami menyampaikan
ucapan terima kasih Sidoharjo, 25 Mei 2012
Pengurus Karang Taruna SidodadiKetua
M. SuminganSekretaris
Darul EffendiMengetahui
Camat SidoharjoSupardi, SH, MM
NIP. 19630805 199203 1 004
Kepala DesaMulyono, SE
NIP. 19570505 198507 1 002TEMBUSAN Kepada Yth :
1. Bapak Bupati Wonogiri
2. Camat Sidoharjo
3. Kepala Desa Kayuloko
4. Arsip
KELOMPOK KARANG TARUNA
“ SIDODADI“LIKUNGAN NGLEDOK KELURAHAN KAYULOKO
KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRIA. Latar BelakangKarang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif
dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.B. Tujuan
a. Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran dan tanggung jawab sosial setiap
generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menagkal, menanggulangi dan
mengantisipasi berbagai masalah sosial.
b. Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang
Trampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.
c. Tumbuhnya potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan
keberdayaan warga Karang Taruna.C. Manfaat Kegiatan
1. Animasi Sosial (Social Animation), yakni kemampuan Karang Taruna sebagai agen perubah (pemberdaya masyarakat untuk membangkitkan energi, inspirasi, antusiasme masyarakat, termasuk mengaktifkan, menstimulasi dan mengembangkan motivasi warga untuk bertindak).
2. Mediasi dan Negosiasi (Mediation and Negotiation), yakni kemampuan Karang Taruna sebagai pemberdaya masyarakat untuk menjalankan fungsi mediasi guna menghubungkan kelompok-kelompok yang sedang berkonflik agar tercapai sinergi dalam komunitas tersebut.
3. Membentuk Konsensus (Builiding Consensus), yakni mengembangkan setiap upaya untuk ”melawan” pendekatan konflik yang seringkali bersifat taken for granted pada beragam interaksi politik ekonomi dan sosial di masyarakat.
4. Fasilitasi Kelompok (Group Facilitation), yakni kemampuan memfasilitasi kelompok-kelompok warga masyarakat agar mau bertindak konstruktif dan bersinergi untuk meningkatkan kesejahteraannya secara lebih utuh, bukan sekedar membangun satu atau dua kelompok saja.
5. Mengorganisir (Organizing), yakni kemampuan untuk berpikir dan melakukan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan, hal yang tidak perlu dilakukan sendiri, dan memastikan bahwa semua mungkin diwujudkan.D. Rencana KegiatanMelengkapi sarana dan prasarana Karang Taruna yang selama ini kami belum memiliki secara lengkap dan memadaiRencana kegiatan terlampirE. LokasiLokasi kegiatan terletak :
Di kelompok Karang Taruna “ SIDODADI“ alamat Dukuh Ngledok RT 01 RW 02 Desa Kayuloko
Kecamatan Sidoharjo Kabupaten WonogiriF. PembiayaanGuna melengkapi sarana dan prasarana tersebut menelan biaya sebesar Rp. 15.975.000,- (lima belas juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah)Dana tersebut, dimohonkan bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah ( APBD I ) sebesar Rp. 15.975.000,- ( lima belas juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu rupiah ). Adapun RAB terlampir.G. Pelaksanaan KegiatanPelindung : Kepala Desa KayulokoPengarah : Ketua LPMPembina : SuyatmanKetua : M. SuminganSekretaris : Darul EffendiBendahara : SunardiSeksi Usaha : Suprianto Yadi SarwonoH. VisiMenjadi organisasi sosial generasi muda yang mampu mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan di Jawa Tengah melalui penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial yang terukur dan dinamisI. Misi
a. Membangun dan mengembangkan system data dasar Karang Taruna serta potensi dan permasalahan ekonomi sebagai sumber utama perencanaan program-program ekonomi Karang Taruna di Jawa Tengah
b. Membangun dan menguatkan akses ekonomi Karang Taruna terhadap dunia usaha dan peluang di lapangan kerja dalam bingkai kemitraan guna mendukung program pengembangan KUBE Karang Taruna di Jawa Tengah
c. Mengembangkan potensi lapangan kerja untuk menyalurkan angkatan kerja di Jawa Tengah yang sangat besar dan produktif yang dibina oleh Karang TarunaJ. PenutupDengan proposal bantuan Karang Taruna Sidodadi Desa Kayuloko Kecamatan Sidoharjo Kabupaten WonogiriSemoga mendapatkan perhatian dan persetujuan, serta hasilnya kita harapkan dapat bermanfaat bagi kami demi lestarinya Budaya Bangsa.
Kayuloko, 25 Mei 2012
Pengurus Karang Taruna SidodadiKetua
M. SuminganSekretaris
Darul EffendiMengetahui
Camat SidoharjoSupardi, SH, MM
NIP. 19630805 199203 1 004
Kepala DesaMulyono, SE
NIP. 19570505 198507 1 002
KELOMPOK KARANG TARUNA
“ SIDODADI“LIKUNGAN NGLEDOK KELURAHAN KAYULOKO
KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPANYang bertanda tangan dibawah ini :1. Nama : M. Sumingan Jabatan : Ketua Karang Taruna Sidodadi
2. Alamat : Ngledok RT 01/02 Desa Kayuloko Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri,Provinsi Jawa Tengah
Menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa apabila kami mendapat bantuan Uang untuk kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Karang Taruna SIDODADI dari dana APBD Provinsi Jawa Tengah kami sanggup untuk :1. Membuat berita acara penerimaan uang bantuan stimulat ( setelah menerima uang )2. Melaksanakan sesuai dengan rencana yang telah tertuang di dalam proposal yang telah kami buat / kirim ke Gubernur Provinsi Jawa Tengah3. Melaporkan hasil pelaksanaan dan pengadaan kepada Gubernur Jawa Tengah sesuai dengan format yang telah ditentukan dalam petunjuk pelaksanaan, paling lambat 2 bulan setelah bantuan diterima4. Melaporkan penggunaan dana bantuan dilampiri keitansi pembelian kepada Gubernur Jawa Tengan cq. Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa TengahDemikian Surat Pernyataan ini kami buat dan bermeterai cukup untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Sidoharjo, 25 Mei 2012Kepala Desa
Bagyo Suranto
PANITIA KARANG TARUNA
“ SIDODADI“LIKUNGAN NGLEDOK KELURAHAN KAYULOKO
KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRIPelindung : Kepala Desa KayulokoPengarah : Ketua LPMPembina : SuyatmanKetua : M. Sumingan
Sekretaris : Darul EffendiBendahara : SunardiSeksi Usaha : Suprianto Yadi Sarwono
Pengurus Karang Taruna SidodadiKetua
M. SuminganMengetahui
Camat SidoharjoSupardi, SH, MM
NIP. 19630805 199203 1 004
Kepala DesaMulyono, SE
NIP. 19570505 198507 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRIKECAMATAN SIDOHARJOKEPALA DESA KAYULOKOKEPUTUSAN KEPALA DESA KAYULOKO
Nomor: 11 Tahun 2012TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA KARANG TARUNA DUSUN NGLEDOK
DESA KAYULOKO KECAMATAN SIDOHARJO TAHUN 2012
Menimbang : a. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagian dimaksud huruf a maka perlu
Ditetapkan dengan Keputusan Desa:
Mengingat : 1. Peraturan Dalam Negeri Nomor : 37 tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa;
2. Peraturan Daerah kabupaten Wonogiri nomor : 6 tahun 2007 tentang
keuanganDesa;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Membentuk Panitia Karang Taruna Sidodadi Dusun Ngledok Desa Kayuloko
Tahun Anggaran 2012 sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini.
KEDUA :Dalam melaksanakan tugasnya dan fungsinya panitia Karang Taruna Sidodadi
dusun Ngledok Desa Kayuloko bertanggungjawab kepada Kepala Desa.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan : Di desa Kayuloko
Pada Tanggal : 20 Maret 2012Kepala DesaMulyono, SE
NIP. 19570505 198507 1 002
BERITA ACARARAPAT PEMBENTUKAN PANITIA KARANG TARUNA SIDODADI
DESA KAYULOKO KECAMATAN SIDOHARJO
KABUPATEN WONOGIRI
Padahari ini Senin tanggal tiga bulan Mei tahun dua ribu dua belas telah diselenggarakan pembentukan panitia Karang Taruna Sidodadi Lingkungan Kayuloko Desa Kayuloko Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri.Dalam rapat tersebut membahas tentang pembentukan panitia Karang Taruna Sidodadi Lingkungan Kayuloko Desa Kayuloko Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri yang dihadiri oleh ketua RT ketua RW dan Tokoh Masyarakat Lingkungan Kayuloko Desa Kayuloko sebagaimana daftar hadir terlampir.Adapun keputusan rapat tersebu tadalah terbentuknya panitia Karang Taruna Sidodadi Lingkungan Kayuloko Desa Kayuloko Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri.
Susunan Panitia Karang Taruna Sidodadi Lingkungan Kayuloko Desa Kayuloko Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri.
Tentang dalam surat keputusan Lurah yang susunannya terlampirDemikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kepala DesaMulyono, SE
NIP. 19570505 198507 1 002PANITIA KARANG TARUNA SIDODADI KAYULOKO
DESA KAYULOKO KECAMATAN SIDOHARJO
KABUPATEN WONOGIRI
SURAT KETERANGAN
Nomor : 800 / 57Yang bertandatangan di bawah ini Kepala Desa Kayuloko Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri Menerang kanbahwa : Nama : Kelompok Karang Taruna Sidodadi Alamat : Dusun Ngledok, RT 02/02 Desa Kayuloko Kec. Sidoharjo Bahwa di Dusun Ngledok RT 02/02 Desa Kayuloko Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri benar-benar berdiri sebuah Karang Taruna Sidodadi yang berdiri sejak tahun 2002.Demikian Surat Keterangan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Wonogiri, 25 Mei 2012
Pengurus Karang Taruna SidodadiKetua
M. SuminganSekretaris
Darul EffendiMengetahui
Camat SidoharjoSupardi, SH, MM
NIP. 19630805 199203 1 004
Kepala DesaMulyono, SE
NIP. 19570505 198507 1 002