karakteristik wilayah kabupaten sukabumi

27
Tugas : 03 (Kelompok) Tanggal : 4 Maret 2014 Dosen : Ir Supratignyo Aji, MT. Asisten : - Memahami Wilayah Daerah Kabupaten Sukabumi Tugas ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Perancangan Wilayah Oleh : YANDI HERDIANSYAH (103060010) ARGA PURWADIBRATA (103060021) DIKA PRAMAHARDI (103060023) RANDY SUBEKTI (103060034) JURUSAN PLANOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2014

Upload: yandi-h-lukman

Post on 30-Jun-2015

2.917 views

Category:

Education


19 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

Tugas : 03 (Kelompok)

Tanggal : 4 Maret 2014

Dosen : Ir Supratignyo Aji, MT.

Asisten : -

Memahami Wilayah Daerah Kabupaten Sukabumi

Tugas ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Perancangan Wilayah

Oleh :

YANDI HERDIANSYAH (103060010)

ARGA PURWADIBRATA (103060021)

DIKA PRAMAHARDI (103060023)

RANDY SUBEKTI (103060034)

JURUSAN PLANOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2014

Page 2: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

Memahami Kabupaten Sukabumi

1. Kondisi Geografis

Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh

96 km dari Ibukota Propinsi Jawa Barat (Bandung) dan 119 km dari Ibukota

Negara (Jakarta). Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak diantara 6o 57’ -

7o 25’ Lintang Selatan dan 106o49’ - 107o00’ Bujur Timur dan mempunyai luas daerah

4.128 km2 atau 14,39 persen dari luas Jawa Barat atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa,

dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Propinsi Banten dan Samudera

Indonesia

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur

Selain itu secara administratif Kabupaten Sukabumi juga berbatasan secara langsung

dengan wilayah Kota Sukabumi yang merupakan daerah kantong (enclave) dikelilingi

beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Kecamatan tersebut yaitu

Kecamatan Sukabumi di sebelah Utara, Kecamatan Cisaat dan Kecamatan Gunung Guruh

di sebelah Barat, Kecamatan Nyalindung di sebelah Selatan, Kecamatan Sukaraja dan

Kecamatan Kebon Pedes di sebelah Timur.

Dari tahun 2005 sampai tahun 2008 Kabupaten Sukabumi mengalami pemekaran

kecamatan dari 45 menjadi 47 kecamatan, pemekaran desa dari 345 desa menjadi 363 desa

dan 4 kelurahan. Bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi pada umumnya meliputi

permukaan yang bergelombang di daerah selatan dan bergunung di daerah utara dan

tengah. Dengan ketinggian berkisar 0 – 2.960 m. (dengan puncak tertinggi

terdapat di Gunung Salak 2.211 m dan Gunung Gede 2.958 m). Daerah pesisir pantai

dengan ketinggian 0-25 m seluas 10.455,45 ha meliputi 10 kecamatan di Sukabumi

Selatan yaitu : Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, Tegalbuleud, Cidolog, Palabuhanratu,

Simpenan, Cisolok, dan Cikakak. Daerah pegunungan dengan ketinggian > 1000 m

Page 3: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

umumnya terletak di bagian utara dengan luas 27.568,49 ha. Luas wilayah Kabupaten

Sukabumi berdasar kemampuan tanah (ketinggian). selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut :

2. Kondisi Fisik

Tabel 1

Luas Wilayah Kabupaten Sukabumi

Keti nggi an Luas Wilayah

(ha) Persen

0-25 10.455,45 2,52%

25-100 51.759,24 12,48%

100-500 183.710,65 44,29%

500-1000 141.253,85 34,06%

> 1000 27.568,49 6,65%

Jumlah 414.747,68 100,00%

Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi

Kabupaten Sukabumi beriklim tropis, pada tahun 2006 curah hujan sebesar

3.247 mm dari 124 hari hujan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan

curah hujan 762 mm dengan hari hujan 25 hari, rata-rata hujan setahun adalah 270,6 mm

dan 10,3 hari hujan. Suhu udara Kabupaten Sukabumi berkisar 19,7o–31,3o C dan

kelembaban rata-rata sebesar 86,2 %. Dari aspek kemampuan tanah (kedalaman efektif dan

tekstur), daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah

lempung). Kedalaman tanahnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) golongan besar yaitu

kedalaman tanah sangat dalam (lebih dari 90 cm) dan kedalaman tanah kurang

dalam (kurang dari 90 cm). Kedalaman tanah sangat dalam tersebar di bagian utara,

sedangkan kedalaman tanah kurang dalam tersebar di bagian tengah dan selatan. Hal ini

mengakibatkan wilayah bagian utara lebih subur dibanding wilayah bagian selatan.

Struktur geologi wilayah Kabupaten Sukabumi terbagi menjadi dua zona yaitu

zona utara dan zona selatan, dengan batas Sungai Cimandiri yang mengalir dari arah

Timur Laut ke Barat Daya. Zona Utara merupakan kawasan yang dipengaruhi oleh vulkan

dan sebagian besar merupakan daerah yang subur, dimana terdapat kawasan perkebunan,

persawahan dan kegiatan pertanian lainnya. Sedangkan zona selatan merupakan kawasan

Page 4: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

yang berbukit-bukit yang terdiri atas kawasan pertanian lahan kering, perkebunan dan

kehutanan. Jenis tanah di bagian utara pada umumnya terdiri dari tanah latosol, andosol dan

regosol. Di bagian tengah pada umumnya terdiri dari tanah latosol dan podzolik, sedangkan

di bagian selatan sebagian besar terdiri dari tanah laterit, grumosol, podzolik dan alluvial.

Jenis tanah ini termasuk tanah yang agak peka erosi.

Kondisi hidrologi dan hidrogeologi wilayah Kabupaten Sukabumi meliputi air tanah

terutama berupa mata air, dan air permukaan berupa sungai dan anakanak sungainya. Di

wilayah Kabupaten Sukabumi banyak dijumpai mata air, biasanya tempat pemunculan mata

air ini berasal dari dasar lembah atau kaki perbukitan.

2.1 Penggunaan Lahan

Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah ± 412.799,54 ha mengalapi pergeseran pola

penggunaan lahan pada Tahun 2004 ke Tahun 2007 sebagai berikut:

Tabel 2

Pola Penggunaan Lahan Kabupaten Sukabumi (dalam hektar) Tahun 2004 – 2008

No Penggunaan

La han 2004 2007 2008

1 Lahan Sawah 62.751 (15,35%) 62.896 (15,24%) 69.239 (16,91%)

2 Kebun/tegalan 103.678 (25,37%) 73.461 (17,79%) 72.151 (17,62%)

3 Padang rumput 4.335 (1,06%) 2.021 (0,49%) 1.548 (0,38%)

4 Kolam/empang 1.702 (0,42%) 1.812 (0,44%) 1.792 (0,44%)

5 Tambak 200 (0,05%) 0 (0,00%) 451 (0,11%)

6 Hutan rakyat 45.851 (11,22%) 39.303 (9,52%) 34.917 (8,53%)

7 Perkebunan 74.839 (18,32%) 68.047 (16,48%) 62.524 (15,27%)

8 Hutan negara 85.296 (20,87%) 79.429 (19,24%) 79.237 (19,36%)

9 Bangunan

dan halaman 18.641 (4,57%) 17.493 (4,24%) 16.595 (4,05%)

10 Tanah bera 4.395 (1,09%) 849 (0,21%) 510 (0,12%)

11 Lain-lain 6.872 (1,68 %) 25.799 (6,24 %) 29.431 ,19%)

2.1.2 Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,

Page 5: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna kepentingan

pembangunan berkelanjutan.

Pengembangan kawasan lindung di Kabupaten Sukabumi bertujuan untuk

mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung

lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung proses

pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Sukabumi.

Ruang kawasan lindung kabupaten, pada dasarnya diarahkan meliputi :

a. penetapkan kawasan lindung dengan luas kurang lebih sebesar 50,76 % dari luas

seluruh wilayah Kabupaten yang terdiri atas kawasan yang berfungsi lindung di

dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan;

b. pelestarian kawasan resapan air dengan luas kurang lebih 7,81 % atau kawasan

yang berfungsi hidroorologis untuk menjamin ketersediaan sumberdaya air; dan

c. pengendalian pemanfaatan ruang di luar kawasan hutan sehingga tetap berfungsi

lindung.

Kawasan yang berfungsi lindung di dalam kawasan hutan terdiri atas hutan

konservasi dan hutan lindung. Sedangkan kawasan yang berfungsi lindung di luar kawasan

hutan, terdiri dari kawasan yang menunjang fungsi lindung, baik di wilayah darat

maupun laut.

Page 6: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

Gambar 1 Peta Pola Ruang Kabupaten Sukabumi

Page 7: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

Tabel 3

Pola Ruang Kabupaten Sukabumi Tahun 2031 dirinci menurut Luas Penggunaan Lahan

No Penggunaan Lahan * ) Luas (Ha) Proporsi

(%)

Rencana Kawasan Budidaya pada Kawasan LNH (Ha)

PLB PLK Perkebunan Perdesaan Perkotaan

A Kawasan Lindung 211,251.31 50.76 I Kawasan Lindung Hutan

1 Kawasan Hutan Konservasi 48,045.90 11.54 2 Kawasan Hutan Lindung 2,062.21 0.50

II Kawasan Lindung Non Hutan 3 Kawasan Bahaya Gunung Api 1,519.10 0.37 300.04 853.60 166.71 21.48 177.27 4 Kawasan Rawan Gerakan Tanah 97,081.20 23.33 11,376.35 22,966.33 25,099.59 32,913.31 4,725.62 5 Kawasan Resapan Air 32,501.00 7.81 3,970.47 16,578.55 3,823.54 8,127.18 1.25 6 Kawasan Rawan Tsunami 8,850.10 2.13 3,777.44 3,550.47 447.01 557.51 517.66 7 Perlindungan Geologi 14,169.20 3.40 520.79 4,058.12 1,208.56 8,381.73 - 8 Kawasan Diusulkan menjadi Hutan Lindung 7,022.60 1.69 18.37 4,667.24 1,066.40 1,244.39 26.19

B Kawasan Budidaya 204,922.20 49.24 1 Hutan Produksi Tetap 20,629.15 4.96 2 Hutan Produksi Terbatas 38,106.54 9.16 3 Pertanian Lahan Basah 27,543.04 6.62 27,543.04 4 Pertanian Lahan Kering 35,720.24 8.58 35,720.24 5 Perkebunan 24,571.92 5.90 24,571.92 6 Permukiman Perdesaan 39,906.28 9.59 39,906.28 7 Permukiman Perkotaan 13,463.96 3.24 13,463.96 8 Hutan Cadangan 853.61 0.21 9 Tubuh Air 1,711.53 0.41 10 Enclave 2,415.93 0.58

Total Keseluruhan 416,173.50 100.00 47,506.50 88,394.55 56,383.74 91,151.88 18,911.96

Keterangan:

PLB = Pertanian Lahan Basah. PLK = Pertanian Lahan Kering. Perdesaan = Permukiman Perdesaan. Perkotaan = Permukiman

Perkotaan

Page 8: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

Pola ruang kawasan lindung di Kabupaten Sukabumi meliputi :

a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;

b. kawasan perlindungan setempat;

c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;

d. kawasan rawan bencana alam;

e. kawasan lindung geologi;

f. kawasan lindung lainnya;

Kawasan perlindungan setempat

Kawasan perlindungan setempat, terdiri dari:

a. sempadan pantai, tersebar di 9 (sembilan) kecamatan yaitu Cisolok, Cikakak,

Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, dan

Tegalbuleud.

b. sempadan sungai, tersebar di sepanjang kanan kiri sungai-sungai yang

terletak pada 12 (dua belas) DAS, yaitu DAS Cimandiri, DAS Ciletuh, DAS

Cikarang, DAS Cikaso, DAS Cibuni, DAS Cibareno, DAS Cisolok,

DAS Cimaja, DAS Cisukawayana, DAS Cimarijung, DAS Cipamarangan,

dan DAS Citepus.

c. kawasan sekitar waduk, tersebar pada 6 (enam) kecamatan yaitu Palabuhanratu,

Waluran, Jampangkulon, Cisolok, Bantargadung, dan Tegalbuleud.

d. kawasan sekitar danau atau situ, meliputi 94 situ yang tersebar pada 20

kecamatan yaitu Surade, Kalibunder, Cicurug, Sukaraja, Palabuhanratu,

Kalapanunggal, Ciemas, Nyalindung, Waluran, Parakansalak, Parungkuda,

Cibitung, Cidahu, Jampangtengah, Cikidang, Nagrak, Pabuaran, Sagaranten,

Kadudampit, dan Warungkiara;

e. kawasan sekitar mata air, tersebar pada 47 kecamatan; dan

f. ruang terbuka hijau kota, tersebar di dalam kawasan perkotaan pada 9

(sembilan) pusat kegiatan yaitu : PKNp/PKW Palabuhanratu, PKL

Cibadak, PKL Jampangtengah, PKL Jampangkulon, PKL Sagaranten, PPK

Cicurug, PPK Cisaat, PPK Sukaraja, dan PPK Surade.

Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya Kawasan

suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, terdiri dari:

Page 9: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

a. kawasan cagar alam, meliputi :

1. Cagar Alam Sukawayana di kawasan Citepus Kecamatan Cikakak;

2. Cagar Alam Tangkuban Parahu di Kecamatan Palabuhanratu;

3. Cagar Alam Cibanteng di Kecamatan Ciracap; dan

4. Cagar Alam Buniwangi di Kecamatan Nyalindung.

b. kawasan suaka margasatwa, terletak di kawasan suaka margasatwa Cikepuh, di

Kecamatan Ciracap dan Ciemas dengan luas 8.127,00 Ha.

c. kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, meliputi :

1. Palangpang (ikan hias) di Kecamatan Ciemas;

2. Citireum (penyu) dalam kawasan SA Cikepuh di Kecamatan Ciemas; dan

3. Pangumbahan (penyu) di Kecamatan Surade.

d. kawasan pantai berhutan bakau, terletak di kawasan Muara Pamarangan

Kecamatan Surade.

e. taman nasional, meliputi :

1. Taman Nasional Gununggede Pangrango (TNGP) berada di Kecamatan

Nagrak, Kecamatan Ciambar, Kecamatan Cicurug, Kecamatan Kadudampit,

Kecamatan Caringin, Kecamatan Sukabumi, Kecamatan Sukaraja, dan

Kecamatan Sukalarang; dan

2. Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TBGHS) berada di Kecamatan

Kabandungan, Cikidang, Parakansalak, Cidahu, Cisolok,

Cikakak,

Kalapanunggal, dan Cicurug.

f. taman wisata alam, meliputi :

1. taman wisata alam (TWA) Sukawayana seluas kurang lebih 16 (enam belas)

hektar berada di Kecamatan Cikakak dan Palabuhanratu,

2. TWA Situgunung seluas kurang lebih 100 (seratus) hektar berada di

Kecamatan Kadudampit;

3. TWA Goa Siluman berada di Desa Buniwangi Kecamatan Nyalindung;

dan

4. taman rekreasi Cimalati di Kecamatan Cicurug.

g. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, meliputi :

1. kampung adat dan situs unggulan berskala nasional dan provinsi yaitu :

Page 10: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

a) kampung Adat Sirnaresmi di Kecamatan Cikakak;

b) palagan Bojongkokosan di Kecamatan Parungkuda;

c) situs batu Lumpang di Kecamatan Cisolok;

d) situs Punden Berundak Panguyangan di Kecamatan Cikakak;

e) situs Ciarca di Kecamatan Cikakak;

f) situs Salak Datar di Kecamatan Cikakak;

g) situs Ciawitali di Kecamatan Cikakak;

h) situs Tugu Gede Cengkuk di Kecamatan Cikakak;

i) situs Batu Kujang I dan II; dan

j) situs Batu Bergores.

2. Kampung adat dan situs unggulan berskala kabupaten tersebar di beberapa

kecamatan antara lain :

a) situs megalitikum Gunung Padang berbatasan dengan Kecamatan

Cireunghas dan Gegerbitung;

b) kampung Kasepuhan Ciptagelar di Kecamatan Cisolok;

c) makam Kabayan di Kecamatan Cisolok;

d) situs Gentarbumi di Kecamatan Cisolok;

e) kampung Cipta Rasa, di Kecamatan Cikakak;

f) situs Megalith Batu Tapak Kaki di Kecamatan Cikakak;

g) makam Keramat Gunung Sunda di Kecamatan Cikakak;

h) situs Megalith Gunung Rompang di Kecamatan Simpenan;

i) kampung adat Cibeas di Kecamatan Simpenan;

j) kutamaneuh di Kecamatan Gunungguruh; dan

k) apun Guntai di Kecamatan Cikembar.

Kawasan rawan bencana alam

Kawasan rawan bencana alam, terdiri dari :

a. kawasan rawan tanah longsor, tersebar di beberapa lokasi sebagian besar di bagian

Utara Kabupaten Sukabumi.

b. kawasan rawan gelombang pasang, tersebar di sepanjang pantai selatan meliputi 9

(sembilan) kecamatan yaitu Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas,

Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud.

Page 11: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

c. kawasan rawan banjir, terletak di beberapa kecamatan meliputi Bantargadung

Palabuhanratu, Cikakak, Cisolok, Jampangkulon, Gunungguruh, Cisaat,

Cireunghas, Nyalindung, Gegerbitung, Sagaranten, Cidolog, Pabuaran, dan

Tegalbuleud;

d. kawasan rawan angin puting beliung, tersebar di beberapa kecamatan umumnya

terdapat di wilayah Selatan.

e. kawasan rawan kekeringan, tersebar di beberapa kecamatan umumnya terdapat di

wilayah Selatan.

2.1.2 Kawasan Budidaya

Berdasarkan RTRWN, kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan

dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya

alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Sementara berdasarkan

RTRWP Jawa Barat, kawasan budidaya yang menjadi kewenangan provinsi dan

merupakan kawasan strategis provinsi, adalah kawasan peruntukan hutan produksi

(kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap, kawasan hutan yang

dapat dikonversi), kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian,

kawasan peruntukan perikanan (darat dan laut), kawasan peruntukan pertambangan,

kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman, kawasan industri

dan kawasan peruntukan lainnya. Kawasan budidaya yang menjadi kewenangan

kabupaten, dan menjadi kawasan strategis kabupaten, pada dasarnya merupakan

penjabaran lebih lanjut dari kewenangan provinsi dalam RTRWP Jawa Barat.

pola ruang kawasan budidaya, terdiri dari :

a. kawasan peruntukan hutan produksi;

b. kawasan peruntukan hutan rakyat;

c. kawasan peruntukan pertanian;

d. kawasan peruntukan perikanan;

e. kawasan peruntukan pertambangan;

f. kawasan peruntukan industri;

g. kawasan peruntukan pariwisata;

h. kawasan peruntukan permukiman; dan

i. kawasan peruntukan lainnya.

Page 12: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

Kawasan peruntukan hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi

pokok memproduksi hasil hutan. Kawasan budidaya hutan produksi terdiri dari hutan

produksi terbatas, hutan produksi tetap, dan kawasan hutan yang dapat dikonversi.

Berdasarkan hasil analisis pola ruang, rencana kawasan peruntukan hutan produksi, terdiri

dari :

a. Kawasan peruntukan hutan produksi tetap, ditetapkan dengan luas kurang lebih

20.629,15 hektar (4,96 % dari luas wilayah Kabupaten) yang tersebar pada 16

kecamatan yaitu Cibadak, Cibitung, Cidadap, Cidolog, Ciemas, Cikakak, Cikembar,

Curugkembar, Jampangtengah, Kalibunder, Lengkong, Pabuaran, Palabuhanratu,

dan Waluran; dan

b. Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas, ditetapkan dengan luas kurang lebih

38.106,54 hektar (9,16 % dari luas wilayah Kabupaten) yang tersebar pada 12

kecamatan yaitu Ciemas, Cikakak, Cikembar, Cireunghas, Gegerbitung,

Jampangtengah, Nyalindung, Palabuhanratu, Purabaya, Sagaranten, Sim penan, dan

Tegalbuleud.

Pengelolaan kawasan peruntukan hutan produksi, diarahkan untuk :

a. meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan subsektor, serta

kegiatan ekonomi sekitarnya;

b. meningkatkan fungsi lindung;

c. meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumberdaya hutan;

d. meningkatkan pendapatan masyarakat terutama di daerah setempat;

e. meningkatkan kesempatan kerja terutama masyarakat setempat; dan

f. mendorong perkembangan usaha dan peran serta masyarakat terutama di daerah

setempat.

Pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi diarahkan untuk menunjang

fungsi lindung sehingga dalam pengelolaannya harus memperhatikan fungsinya

sebagai kawasan resapan air dan memperhatikan daya dukung lingkungan.

Kawasan peruntukan hutan produksi ditetapkan dengan peraturan Bupati.

Berdasarkan Peraturan Menteri PU No : 41 /Prt/M/2007 tentang Pedoman

Kriteria Teknis, kawasan peruntukan hutan produksi memiliki fungsi utama antara lain:

1. Penghasil kayu dan bukan kayu;

2. Sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya;

Page 13: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

3. Membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat;

4. Sumber pemasukan dana bagi Pemerintah Daerah (dana bagi hasil) sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Adapun kriteria umum dan kaidah perencanaan kawasan peruntukan hutan produksi

meliputi :

1. Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan

pembangunan di luar kehutanan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Tidak mengubah fungsi pokok kawasan peruntukan hutan produksi;

b. Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan

pertambangan dilakukan melalui pemberian ijin pinjam pakai oleh Menteri

terkait dengan memperhatikan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta

kelestarian hutan/lingkungan;

c. Penggunaan kawasan peruntukan hutan produksi untuk kepentingan

pertambangan terbuka harus dilakukan dengan ketentuan khusus dan secara

selektif.

2. Ketentuan pokok tentang status dan fungsi hutan; pengurusan hutan; perencanaan

hutan; dan pengelolaan hutan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 41 Tahun

1999 tentang Kehutanan;

3. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi mencakup tentang

kegiatan pemanfaatan kawasan, kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan, kegiatan

pemanfaatan hasil kayu dan atau bukan kayu, dan kegiatan pemungutan hasil kayu

dan atau bukan kayu;

4. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi harus terlebih dahulu

memiliki kajian studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

yang diselenggarakan oleh pemrakarsa yang dilengkapi dengan Rencana

Pemantauan Lingkungan (RPL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL);

5. Cara pengelolaan produksi hutan yang diterapkan harus didasarkan rencana

kerja yang disetujui Dinas Kehutanan dan atau Departemen Kehutanan, dan

pelaksanaannya harus dilaporkan secara berkala. Rencana kerja tersebut harus

memuat juga rencana kegiatan reboisasi di lokasi hutan yang sudah ditebang;

Page 14: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

6. Kegiatan di kawasan peruntukan hutan produksi harus diupayakan untuk tetap

mempertahankan bentuk tebing sungai dan mencegah sedimentasi ke aliran

sungai akibat erosi dan longsor;

7. Kegiatan pemanfaatan kawasan peruntukan hutan produksi harus diupayakan

untuk menyerap sebesar mungkin tenaga kerja yang berasal dari masyarakat

lokal;

3. Ekonomi

Kondisi perekonomian Kabupaten Sukabumi secara makro ditinjau dari sisi

Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Keuangan Daerah mengalami perbaikan yang

cukup baik, namun dirasa masih belum optimal memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.

3.1 Pertumbuhan Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator yang menggambarkan

keadaan perekonomian penduduk di suatu wilayah/daerah. Produk Domestik regional

Bruto (PDRB) merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang

ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu (provinsi dan

kabupaten /kota), dan dalam satu kurun waktu tertentu (satu tahun kelender).

Kegiatan ekonomi yang dimaksud adalah Pertanian, Pertambangan, Industri

Migas, Non Migas, Listrik, Gas, dan Air Bersih, Bangunan, Perdagangan, Hotel,

Restoran, Angkutan, Komunikasi, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, Jasa

Pemerintahan Umum, dan Jasa Swasta.

Tabel 4

PDRB Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Harga Berlaku Tahun 2005 – 2009

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian 4.031.803,17 4.419.107,41 4.816.695,3

3

5.140.864,58 5.415.951,2

4 Pertambangan

dan Penggalian 607.780,16 639.454,91 684.052,79 740.308,28 755.121,96

I nd ustri Tanpa

Migas

1.942.829,43 2.256.010,37 2.445.515,2

4

2.720.880,26 2.933.454,3

8 Listrik, Gas, dan

Air Bersih 150.059,01 166.782,45 187.214,46 207.788,64 225.098,10

Bangunan 378.438,93 439.228,37 505.288,32 561.562,80 627.082,83

Page 15: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

Perdag,

Hotel,

Restoran

1.968.981,31 2.699.375,46 3.224.155,8

1 3.712.993,35 4.056.257,7

1 Angkutan 848.234,23 996.097,89 1.122.910,5

6

1.323.196,63 1.419.399,3

4 Komunikasi 58.406,33 68.407,99 75.510,99 84.936,03 90.361,07

Keuangan,

Persewaan dan

Jasa Perusahaan

401.906,64 429.798,01 453.960,80 490.652,19 519.556,18

Jasa Pemeri

ntahan Umum 534.336,70 585.152,12 592.854,96 633.643,38 683.201,43

Jasa Swasta 401.481,43 464.400,59 488.778,87 516.376,50 539.201,87

PDRB

dengan

Minyak dan

Gas Bumi

11.324.257,3

4

13.163.815,5

7

14.596.938,

13

16.133.202,6

4

17.264.686,

11

PDRB tanpa Mi

nyak dan Gas

Bumi

11.091.328,9

1

12.914.077,6

7

14.331.479,

42

15.844.355,0

7

16.993.891,

51

Untuk menghitung laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukabumi Tahun 2005 –

2009, digunakan PDRB Berdasarkan harga konstan tahun 2000

Tabel 5

PDRB Kabupaten Sukabumi Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2005 – 2009

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian 2.653.509,35 2.675.458,79 2.759.700,54

2.840.655,47 2.946.901,27

Pertambangan dan Penggalian 362.693,75 365.039,13 378.452,02 389.910,41 401.368,82

Industri Tanpa Migas 1.246.733,58 1.336.373,72 1.368.571,16

1.437.684,00 1.485.539,75

Listrik, Gas, dan Air Bersih 78.358,13 82.410,64 88.450,28 93.703,91 99.134,06

Bangunan 149.750,56 157.327,94 163.274,94 173.838,83 184.855,23

Perdag,

Hotel,

Restoran

1.210.891,59 1.326.199,11 1.449.602,9 2 1.524.833,19 1.591.444,29

Angkutan 364.709,31 389.478,10 397.152,18 412.143,54 425.907,32

Komunikasi 24.559,02 26.970,72 28.819,15 30.878,80 32.938,45

Keuangan,

Persewaan dan Jasa

Perusahaan

283.326,92 287.001,32 295.134,41 306.140,58 316.692,99

Jasa Pemerintahan Umum 440.225,84 449.809,39 453.182,96 462.255,08 470.026,75

Jasa Swasta 310.811,85 323.291,74 332.312,45 343.157,22 353.250,12

PDRB dengan

Minyak dan Gas

Bumi

7.125.569,90 7.419.360,60 7.714.653,0

1

8.015.201,03 8.308.059,05

PDRB tanpa

Minyak dan Gas

Bumi

6.997.589,91 7.290.894,29 7.581.834,8

8

7.878.719,76 8.167.914,65

Page 16: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukabumi dari tahun ke tahun

cenderung mengalami penurunan. Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Sukabumi Tahun 2005 – 2009 adalah 3,91 %, angka ini masih di bawah target laju

pertumbuhan ekonomi nasional. Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi

untuk setiap sektor di Kabupaten Sukabumi adalah Sektor Komunikasi 7,62%,

kemudian Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7,10 %, Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,06

%, dan Bangunan (Konstruksi) 5,41 %. Sektor pertanian yang memberi kontribusi

PDRB terbesar rata-rata laju pertumbuhan ekonomi nya hanya sebesar 2,66 %.

Tabel 6

Laju Pertumbuhan Ekonomi Sukabumi Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000

Tahun 2005 – 2009

Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 Rata2

Pertanian 0,83% 3,15% 2,93% 3,74% 2,66%

Pertambangan dan

Penggalian

0,65% 3,67% 3,03% 2,94% 2,57%

Industri Tanpa Migas 7,19% 2,41% 5,05% 3,33% 4,49%

Listrik, Gas, dan Air

Bersih

5,17% 7,33% 5,94% 5,80% 6,06%

Bangunan 5,06% 3,78% 6,47% 6,34% 5,41%

Perdag, Hotel,

Restoran

9,52% 9,31% 5,19% 4,37% 7,10%

Angkutan 6,79% 1,97% 3,77% 3,34% 3,97%

Komunikasi 9,82% 6,85% 7,15% 6,67% 7,62%

Keuangan,Persewaan dan

Jasa Perusahaan 1,30% 2,83% 3,73% 3,45% 2,83%

Jasa Pemerintahan

Umum

2,18% 0,75% 2,00% 1,68% 1,65%

Jasa Swasta 4,02% 2,79% 3,26% 2,94% 3,25%

PDRB dengan

Minyak dan Gas

Bumi

4,12% 3,98% 3,90% 3,65% 3,91%

PDRB tanpa Minyak

dan Gas Bumi

4,19% 3,99% 3,92% 3,67% 3,94%

Page 17: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

4. Prasarana Dan Sarana Daerah

Pembangunan prasarana dan sarana adalah bagian integral dari pembangunan

daerah, serta merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Jenis Prasarana dan

sarana daerah meliputi Sumber daya air, transportasi dan perhubungan, Energi,

Ketenagalistrikan, Pos Dan Telematika, Perumahan Dan Permukiman.

a) Sumber Daya Air

Air merupakan kebutuhan pokok manusia untuk melangsungkan kehidupan dan

meningkatkan kesejahteraannya. Pembangunan di bidang sumber daya air pada

dasarnya adalah upaya untuk memberikan akses secara adil kepada seluruh masyarakat

untuk mendapatkan air agar mampu berperikehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.

Selain itu, pembangunan di bidang sumber daya air juga ditujukan untuk mengendalikan

daya rusak air agar tercipta kehidupan masyarakat yang aman.

Meningkatnya ancaman terhadap keberlanjutan daya dukung sumber daya air, baik

air permukaan maupun air tanah. Kerusakan lingkungan yang semakin luas akibat

kerusakan hutan secara signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah

Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air. Hal yang memprihatinkan

adalah indikasi terjadinya proses percepatan laju kerusakan daerah tangkapan air.

Kecenderungan meluas dan bertambahnya jumlah DAS kritis telahmengarah pada

tingkat kelangkaan dan peningkatan daya rusak air yang semakinserius. Selain itu,

kelangkaan air yang terjadi cenderung mendorong pola penggunaan sumber air yang

tidak bijaksana, antara lain pola eksploitasi air tanah secara berlebihan sehingga

mengakibatkan terjadinya penurunan permukaan dan kualitas air tanah.

Areal irigasi potensial mencapai 19 Daerah Irigasi > 500 Ha mencapai 20.792,00

Ha, 1024 Daerah Irigasi < 500 Ha : 35.138,00, 756 Daerah Irigasi Tadah Hujan :

7.635,00 dari areal yang ada yang berfunsi secara optimal jaringan irigasi baru

mencapai 40 % karena disebabkan oleh Catcment Area yang terdegradasi, kondisi

jaringan irigasi yang mengalami penurunan fungsi, pemakai air kurangnya tanggung

jawab terhadap pemeliharaan dan minimnya dana pemeliharan. Areal irigasi tersebut

berfungsi untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Daerah maupun Nasional.

Page 18: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

b) Transportasi Dan Perhubungan

Transportasi secara umum berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung

pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah, Pada umumnya infrastruktur

transportasi mengemban fungsi pelayanan publik. Di sisi lain transportasi juga

berkembang sebagai industri jasa.

Permasalahan yang masih dihadapi pada pembangunan lalu lintas angkutan jalan

sampai dengan tahun 2009, baik prasarana dan sarana moda transportasi jalan terutama

adalah belum optimalnya kelaikan prasarana dan sarana jalan, disiplin dan keselamatan

lalu lintas di jalan, serta perkembangan armada dan pergerakan angkutan jalan yang

terus meningkat dan tidak sebanding dengan perkembangan panjang dan kapasitas

prasarana jalan. Di samping itu, masalah kemacetan dan dampak polusi udara

khususnya di daerah utara Kabupaten Sukabumi seperti Wilayah Cicurug, Cibadak,

Cisaat, dan Sukabumi masih merupakan tantangan yang harus diatasi. Dimana akibat

kemacetan akan berdampak kepada Biaya Operasi Kendaraan (BOK) yang sangat tinggi

dan polusi akan berdampak kepada gangguan Kesehaatan Masyarakat yang nilai

uangnya tidak bisa diukur.

Jumlah kecelakaan lalu lintas dan pelanggaran lalu lintas, serta pelanggaran muatan

lebih di jalan masih tinggi sehingga memerlukan koordinasi dan upaya yang lebih

intensif di masa depan. Tingkat jangkauan pelayanan angkutan jalan di wilayah

perdesaan dan terpencil masih terbatas, dilihat dari terbatasnya pemba-ngunan rasarana

jalan dan penyediaan angkutan umum perintis.

c) Prasarana Jalan

Jalan merupakan moda transportasi utama yang berperan penting dalammendukung

pembangunan daerah serta mempunyai kontribusi terbesar dalammelayani mobilitas

manusia maupun distribusi komoditas perdagangan danindustri. Prasarana jalan

semakin diperlukan untuk menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-

hasil pembangunan antar-wilayah, antar-perkotaan dan antar-perdesaan. Sampai pada

tahun 2009 dihadapi tantangan menurunnya kualitas pelayanan jalan di jalur-jalur utama

perekonomian akibat meningkatnya volume kendaraan maupun muatan dan dimensi

berlebih yang antara lain di ruas jalan Ciawi – Cicurug - Sukabumi – Gekbrong

Page 19: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

sehingga akibat dari itu semua mengakibatkan cost produksi ekonomi menjadi tinggi

akibat dari kemacetan yang bedampak kepada meningkatnya Biaya Operasi Kendaraan

(BOK ).

Panjang jalan yang ada di wilayah di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2007 yang

dikelola oleh negara sepanjang 49.932 km, dikelola propinsi sepanjang 426.448 km, dan

yang dikelola kabupaten sepanjang 1.316.300 km dan jalan desa sepanjang 408.350 km.

Panjang jalan yang dikelola Kabupaten Sukabumi, sebagian besar telah diaspal dengan

persentase sebesar 61,92 %, sisanya masih berupa kerikil dan tanah sebesar 38,08 %.

Dari segi kondisi jalan aspal yang kondisinya baik dan sedang hanya sebesar 39,19 %,

sisanya 60,81 % pada kondisi sedang rusak, rusak, dan rusak berat. Berdasarkan kelas

jalan, klasifikasi jalan yang berada di wilayah Kabupaten Sukabumi termasuk jalan

kelas III.

Tabel 7

Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah yang berwenang dan keadaan jalan

di Kabupaten Sukabumi Tahun 2006-2008(dalam Km)

No Uraian Jalan Negara Jalan Propinsi

2006 2007 2008 2006 2007 2008

1

Jenis

Permukaan

a.Diaspal 49.932 49.932 115.090 426.448 426.448 300.100 b.Kerikil - - - - - - c.Tanah - - - - - - d.Tidak dirinci - - - - - - Jumlah 49.932 49.932 115.090 426.448 426.448 300.100

2

Kondisi Jalan a.Baik 16.200 16.200 16.200 255.869 255.869 255.869 b.Sedang 28.932 28.932 28.932 85.290 85.290 85.290 c.Rusak

Sedang

- - - - - - d.Rusak 4.800 4.800 4.800 63.967 63.967 63.967 e.Rusak Berat - - - 21.322 21.322 21.322 Jumlah 49.932 49.932 49.932 426.448 426.448 426.448

3

Kelas Jalan Kelas I - - - - - - Kelas II 49.932 49.932 49.932 - - - Kelas III - - - 426.448 426.448 426.448 Kelas IIIA - - - - - - Kelas IIIB - - - - - - Kelas IIIC - - - - - - Tidak Terinci - - - - - - Jumlah 49.932 49.932 49.932 426.448 426.448 426.448

4 a.Diaspal 815.050 815.050 1.236.17

5

117.690 117.690 95.430 b.Kerikil 459.650 459.650 431.050 73.400 73.400 295.065 c.Tanah 41.600 41.600 61.300 217.260 217.260 114.035 d.Tidak Dirinci - - - - -

Page 20: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

Jumlah 1.316.30

0

1.316.30

0

1.728.52

5

408.350 408.350 408.350

5

Kondisi Jalan a.Baik 22.900 22.900 170.050 18.800 18.800 2.700 b.Sedang 311.750 311.750 574.625 110.850 110.850 56.400 c.Sedang

Rusak

456.450 456.450 - 30.100 30.100 - d.Rusak 485.600 485.600 376.050 278.700 278.700 30.230 e.Rusak Berat 39.600 39.600 117.450 - - 6.100 Jumlah 1.316.30

0

1.316.30

0

1.238.175 408.350 408.350 408.350

6

Kelas Jalan Kelas I - - - - - - Kelas II - - - - - - Kelas III - - - - - - Kelas IIIA 278.500 278.500 278.500 - - - Kelas IIIB 18.200 18.200 18.200 - - - Kelas IIIC 1.019.30

0

1.019.30

0

1.019.300 - - - Tidak Terinci - - - 408.350 408.350 408.350 Jumlah 1.316.30

0

1.316.30

0

1.316.300 408.350 408.350 408.350

d) Perkeretaapian

Perkeretaapian diselenggarakan berdasarkan azas manfaat, adil dan merata,

berdasarkan kepada keseimbangan kepentingan umum, keterpaduan dan percaya diri

sendiri, dan bahwa perkeretaapian ditujukan untuk memperlancar perpindahan orang

dan/atau barang secara massal, menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas serta

sebagai pendorong dan penggerak pembangunan. Sampai saat ini, perkeretaapian masih

berkembang terbatas, serta kontribusi berdasarkan pangsa angkutan yang dihasilkan,

masih sangat rendah dibandingkan moda angkutan lain. Disisi lain minat masyarakat

dalam pelayanan perkeretaapian sangat tinggi, hal ini terbukti dengan sangat tingginya

jumlah penumpang.

3.1 Sarana

Tabel 8

Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2008

No. Sarana Kesehatan Jumlah

1. Puskesmas 58

2. Puskesmas pembantu 111

3. Puskemas Keliling 55

Page 21: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

4. Rumah Sakit 3

5. Posyandu 3.178

Secara administratif sarana Puskesmas yang tersedia saat ini telah menjangkau

disemua kecamatan yang berjumlah 47 Kecamatan, disamping itu dibantu dengan

tersedianya Puskesmas pembantu,puskesmas keliling ke desa-desa telah menjangkau

pelayanan kesehatan yang masing-masing disertai dengan kurang lebih dua Puskesmas

dan Puskesmas keliling. Namun dari segi bentang alam dan geografis memungkinkan

adanya wilayahwilayah yang jauh dari jangkauan sarana kesehatan.

3.2 Prasarana

Pembangunan prasarana dan sarana permukiman yang meliputi air bersih dan

penyehatan lingkungan (air limbah, persampahan dan drainase) banyak kemajuan yang

telah dicapai, namun demikian cakupan pelayanan air bersih dan penyehatan lingkungan

di Kabupaten Sukabumi masih jauh dari memadai dimana kondisinya adalah sebagai

berikut :

a. Air Bersih

Sistem air bersih terbangun baru melayani 30.545 jaringan air minum (Skala Ibukota

Kecamatan) atau 40% penduduk perkotaan, 85.475 jaringan air minum Skala Perkotaan)

dan dan yang sudah terlayani jaringan air minum (Skala Perdesaan) adalah sebanyak

172 Desa/Kelurahan dari 367 Desa/Kelurahan di Kabupaten Sukabumi. Untuk Skala

Ibukota Kecamatan dan Skala Perkotaan sebagian besar dilayani oleh PDAM (90%)

dimana permasalahannya adalah Daritahun 2007-2009 jumlah penduduk yang terlayani

air bersih meningkat tetapicakupan layanan menurun karena keterbatasan sumber air

baku. (Sumber:Persatuan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi), sedangkan jaringan

air minum (Skala Perdesaan) masih disubsidi oleh pemerintah karena masyarakat

miskin di kawasan rawan air terutama di perdesaan dan daerah terpencil masih harus

berjuang untuk mendapatkan air bersih pada saat musim kemarau dibanding kelompok

yang lebih mampu di perkotaan

Page 22: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

b. Sanitasi (PLP)

Pelayanan sistem pengolahan air limbah di kabupaten Sukabumi masih terbatas,

pelayanan terpusat hanya pada diperkotaan tingkat pelayanan sanitasi (jamban) di

perkotaan mencapai 50% penduduk diperkotaan dan perdesaan 23 % penduduk dimana

Prasarana MCK saat ini tahun 2007 baru tersedia 360 unit dari target tahun 2010

menjadi 1100 unit jadi masih jauh dari target yang diinginkan.

c. Persampahan.

Pengelolaan persampahan di Kabupten Sukabumi baru bisa melayani 19 Kecamatan

dengan jumalah desa/kelurahan terlayani sejumlah 58 desa/kelurahan Kondisi

pengelolaan persampahan di Kabupaten Sukabumi terbagi menjadi 5 korwil. Masing-

masing korwil mempunyai cakupan pelayanan yang berbedabeda, dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 9

Wilayah Pelayanan dan Jumlah Sarana dan Prasarana Persampahan Di

Kabupaten Sukabumi Tahun 2007

No Wilayah Cakupan

Pelayanan (Jiwa) Truk Sampah TPS Kontainer TPA

1 Sukabumi 80.509 5 84 4 0

2 Cibadak 35.325 2 48 6 1

3 Cicurug 37.565 3 45 4 1

4 Palabuanratu 39.285 8 54 18 1

5 Jampangkulon 21.202 2 19 0 1

Jumlah 213.886 20 250 32 4

Sumber : Kantor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kab. Sukabumi

Data Volume Sampah yang ditangani oleh Kantor Kebersihan berdasarkan tempat asal

sampah dari Tahun 2005 – 2007 adalah sebagai berikut :

Tabel 10

Data Volume Sampah (m3) yang Terkumpul di TPS dan Non TPS Menurut Asa

Sampah Di Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2007 Asal Sampah Ta hun

2005 2006 2007

Permukiman 100.087 101.892 104.892

Tempat Komersil 219.848 220.947 225.362

Page 23: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

Kawasan Industri 26.088 26.226 26.352

Fasilitas Lain 6.552 8.971 9.216

Jumlah 352.575 358.036 365.822

Sumber : Kantor Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kab. Sukabumi

Permasalahan Yang Dihadapi adalah banyaknya timbunan sampah yang

terkumpul belum optimal penanganannya tertangani (diangkut/ditanam) sehingga pada

saat sampah tersebut menjadi terdekomposisi dan menimbulkan bau yang menganggu

pernafasan dan mengundang lalat yang merupakan pembawa dari berbagai jenis

penyakit dikarenakan masih kurangnya penyediaan tempat sampah yang memadai ,

masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah kesungai, khususnya masyarakat

perkotaan, pada beberapa daerah yang padat penduduknya TPS sangat kecil dn tidak

cukup untuk menampung sampah yang ditimbulkan, masih terbatasnya jumlah truk

yang dijadikan sebagai pengangkut sampah, luas TPA yang digunakan semakin kecil

Untuk menoptimalkan pengelolaan persampahan selanjutnya diperlukan penanganan

secara terintegrasi yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta agar bisa

dicapai pelayanan secara optimal.

d. Saluran drainase di perkotaan

Perbaikan / pembangunan saluran drainase di perkotaan dilakukan untuk

menurunkan lamanya waktu genangan di daerah perkotaan belum optimal dimana

rencana Pembangunan jaringan drainase dari 18.000 m’ menjadi 50.000m’ pada tahun

2010,

e. Perumahan dan Permukiman

Masih adanya permukiman kumuh tersebar di berbagai ibu kota kecamatan

yang penduduknya padat dimana permasalahan utamanya adalah masih

rendahnya partisipasi masyarakat dalam penanganan kawasan kumuh termasuk

pendanaan dan menumbuhkan gerakan masyarakat.

Page 24: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

5. Kependudukan

Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas merupakan langkah

penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Hal ini diselenggarakan melalui

pengendalian kuantitas penduduk dan peningkatan kualitas insani dan sumber daya

manusia. Karakteristik pembangunan antara lain dilaksanakan melalui pengendalian

pertumbuhan penduduk, keluarga berencana, dan dengan cara pengembangan kualitas

penduduk, melalui pewujudan keluarga kecil yang berkualitas dan mobilitas penduduk.

Dalam kaitan itu, aspek penataan administrasi kependudukan merupakan hal penting

dalam mendukung perencanaan pembangunan daerah.

Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

(lihat Tabel 2.29). Berdasar Hasil Sensus BPS Tahun 2010, penduduk Kabupaten

Sukabumi tercatat sebanyak 2.339.348 jiwa, dengan komposisi penduduk laki-laki

sebanyak 1.191.489 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1.147.859 jiwa.

Tabel 11

Perkembangan Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Sukabumi

Tahun 2005 – 2010

Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah

Pendudu

k Laki-

laki

1.136.359 1.151.103 1.151.413 1.158.964 1

.167.580 1.191.489

Jumlah

Penduduk

Perempua

n

1.088.634 1.089.798 1.106.840 1 .118 .056 1 .126.162 1.147.859

Jumlah 2.224.993 2.240.901 2.258.253 2.277.020 2.293.742 2.339.348

Rasio

Jenis Ke

lam in

104,38% 105,63% 104,03% 103,66% 103,68% 103,80%

Berdasarkan struktur umur pada Tahun 2009, keadaan penduduk Kabupaten

Sukabumi memiliki komposisi usia non produktif sebesar 46,21 % yaitu penduduk usia

0 – 19 tahun berjumlah 927.296 orang (40,43 %) dan penduduk usia di atas 65 tahun

bejumlah 132.54 orang (5,78 %). Sedangkan penduduk usia produktif sebesar 1.233.904

orang (53,79 %).

Page 25: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

Tabel 12

Struktur Umur Penduduk Kabupaten Sukabumi Tahun 2009

Golongan

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

Persentase

Struktur

Penduduk

0 – 4 116.410 146.287 262.697 11,45%

5 – 9 108.010 107.220 215.230 9,38%

10 – 14 142.325 121.643 263.968 11,51%

15 – 19 99.605 85.796 185.401 8,08%

20– 24 68.050 81.203 149.253 6,51%

25 – 29 89.065 93.830 182.895 7,97%

30– 34 86.970 69.186 156.156 6,81%

35 – 39 91.875 88.627 180.502 7,87%

40– 44 84.170 80.457 164.627 7,18%

45 – 49 76.405 64.457 140.862 6,14%

50– 54 59.595 55.186 114.781 5,00%

55 – 59 46.960 33.898 80.858 3,53%

60 - 64 30.140 33.830 63.970 2,79%

65 - 69 25.225 22.000 47.225 2,06%

70 – 74 16.150 16.627 32.777 1,43%

75+ 26.625 25.915 52.540 2,29%

Jumlah 1.167.580 1.126.162 2.293.742

Sumber : Hasil Suseda 2009 BPS Jawa Barat

Hasil sensus BPS tahun 2010 rata rata kepadatan penduduk di Kabupaten

Sukabumi mencapai 562 jiwa per km2 (6 jiwa/ ha). Pada umumnya Kecamatan di

wilayah utara kepadatan penduduknya lebih tinggi dari pada kecamatan di wilayah

selatan . Hal ini berhubungan dengan kondisi alam dimana wilayah utara lebih subur

dari pada wilayah selatan. Selain itu fasilitas umum lebih tersedia sehingga mendorong

terjadinya urbanisasi ke wilayah utara. Kecamatan Cisaat merupakan kecamatan

terpadat dimana kepadatan penduduknya mencapai 4.912 per km2, disusul Kecamatan

Parungkuda dengan kepadatan 2.763 per km2, dan Kecamatan Kebonpedes dengan

kepadatan 2.445 per km2. Daerah dengan kepadatan penduduk terendah adalah

Kecamatan Tegalbuleud 129 per km2, kemudian

Page 26: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

Kecamatan Ciemas dengan kepadatan 164 per km2, dan Kecamatan Cidolog

dengankepadatan 173 per km2.

Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Sukabumi per tahun selama sepuluh

tahun terakhir dari tahun 2000 - 2010 sebesar 1,27 %. LPP Kecamatan Cimanggu,

Cicurug, dan Parungkuda adalah yang tertinggi dibandingkan dengan kecamatan-

kecamatan lain di Kabupaten Sukabumi yakni 3,06 %, 3,01 %, dan 2,86 %. Kecamatan

Cimanggu LPP nya tinggi karena setelah Tahun 2000 ada pemekaran desa dari

kecamatan induk yang masuk ke Cimanggu. LPP yang terendah adalah Kecamatan

Curugkembar, Cidolog, dan Kalibunder dengan LPP di bawah 0,05%.

c. Kebudayaan

Kebudayaan suatu bangsa hakekatnya adalah identitas, kepribadian, atau jati diri

bangsa itu, sehingga membangun kebudayaan adalah membangun identitas, jati diri atau

kepribadian bangsa itu. Persaingan antar bangsa pada dasarnya adalah pertarungan

untuk mempertahankan jati diri bangsa yang berlangsung dalam kontek karakteristik

kebudayaan yang dinamis yang terus berubah seiring perubahan yang dialami para

pelaku budayanya.

Kehidupan sosial budaya masyarakat Kabupaten Sukabumi termasuk yang bercorak

heterogen namun masih dalam pengaruh dominasi kebudayaan suku sunda. Dominasi

ini dimungkinkan sebagai konsekuensi Kabupaten sukabumi merupakan sub kultur dari

lingkup kebudayaan yang hidup dan tinggal di wilayah Jawa Barat (Sunda Pituin

maupun Sunda Mukimin). Identitas kesundaan atau ciri pribadi orang Sunda dapat

terlihat dan terapresiasi antara lain dalam penggunaan bahasa sehari–hari bahasa Sunda

yang memiliki entonasi khas, kesenian, kepribadian dan sistem kemasyarakatan orang

Sunda.

d. Agama

Mayoritas penduduk Kabupaten Sukabumi (2008) pemeluk agama Islam sebanyak

99,52 persen, diikuti penganut Kristen Protestan 0.27 persen, Kristen Katolik 0,18

persen ,Hindu 0,02 persen, Budha 0,02 persen. Pembangunan agama merupakan upaya

mewujudkan agenda meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas

pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama. Selain itu, pembangunan

Page 27: karakteristik wilayah kabupaten  sukabumi

agama juga mencakup dimensi peningkatan kerukunan hidup umat beragama, yang

mendukung peningkatan saling percaya dan harmonisasi antar kelompok masyarakat.

Dimensi kerukunan ini sangat penting dalam rangka membangun masyarakat yang

memiliki kesadaran mengenai realitas multikultur dan memahami makna kemajemukan

sosial, sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang

rasa, dan harmonis.