karakteristik rumah tangga penerima …

78
KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA ZAKAT(MUSTAHIK) DAN POTENSI ZAKAT DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Pada Program Studi Hukum Ekonimi Syari’ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH : RAHMAWATI 105251103916 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2020 M

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA ZAKAT(MUSTAHIK)

DAN POTENSI ZAKAT DALAM MENGENTASKAN

KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH)

Pada Program Studi Hukum Ekonimi Syari’ah Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH :

RAHMAWATI

105251103916

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1442 H/2020 M

Page 2: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

ii

KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA ZAKAT(MUSTAHIK)

DAN POTENSI ZAKAT DALAM MENGENTASKAN

KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH)

Pada Program Studi Hukum Ekonimi Syari’ah Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

RAHMAWATI

NIM : 1052511039 16

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1442 H / 2020 M

Page 3: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

iii

Page 4: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

iv

Page 5: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

v

Page 6: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rahmawati

NIM : 105251103916

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas : Agama Islam

Kelas : B

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( Plagiat ) dalam menyusun skripsi ini.

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka

bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 11 Agustus 1442 H

30 Agustus 2020 M

Yang Membuat Pernyataan

Rahmawati

NIM 105251103916

Page 7: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

vii

ABSTRAK

RAHMAWATI. 105 2511039 16. Judul Skripsi: Karakteristik Rumah

Tangga Penerima zakat (Mustahik) dan Potensi Zakat Dalam Mengenttaskan

Kemiskinan Di Kota Makassar. Dibimbing oleh Hurriah Ali Hasan,

S.,ME.,Ph.D dan Hasanuddin, SE,Sy.,ME .

Jenis penelirian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang di lakukan di

BAZNAS Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karaktaristik

rumah tangga penerima zakat dan untuk mengetahui potensi zakat dalam

mengentaskan kemiskinan di Kota Makassar. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga

variable, diantaranya di karakteristik rumah tangga, potensi zakat dan Pengentasan

kemiskinan.

Total sampel dalam penelitian ini berjumlah 87 orang. Pengumpulan data di

lakukan dengan cara penyebaran kuesioner atau angket. Selanjutnya data yang

diperoleh tersebut kemudian diolah melalui metode SPSS (Statitical Product and

Service Solution).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik rumah tangga pada

penerima zakat didasarkan pada keadaan rumah tangga itu sendiri dilihat dari

keadaan ekonomi, tingkat pendidikan tingkat kesehatan, serta banyaknya

tanggungan setiap kepala keluarga. Masyarakat yang berhak menerima bantuan

dana zakat itu sendiri antara lain muallaf, fakir miskin, budak (tetapi tidak ada

perbudakan), orang yang dililit hutang karna berjuang dijalan allah SWT. Dalam

usaha mengentasan kemiskinan melalui zakat, BAZNAS Kota Makassar secara

umum memiliki dua bentuk program yaitu bantuan dana konsumtif dan bantuan

dana produktif.

Kata kunci : Rumah tangga, Zakat, Kemiskinan

Page 8: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

viii

ABSTRACK

RAHMAWATI. 105 2511039 16. Characteristics of Household Recipient

of Zakat (Mustahik) and Potential of Zakat in Alleviating Poverty in Makassar

City. Supervised by Hurriah Ali Hasan, S., ME., Ph.D and Hasanuddin, SE,

Sy., M.E.

This type of research is a quantitative research, which was conducted at

BAZNAS Makassar City. This study aims to determine the characteristics of

households receiving zakat and to determine the potential of zakat in alleviating

poverty in Makassar City. This study consists of three variables, including

household characteristics, zakat potential and poverty alleviation.

The total sample in this study amounted to 87 people. Data collection is

done by distributing questionnaires or questionnaires. Furthermore, the data

obtained is then processed through the SPSS (Statistical Product and Service

Solution) method.

The results of this study indicate that the household characteristics of zakat

recipients are based on the condition of the household itself seen from the

economic situation, the level of education, health level, and the number of

dependents of each head of the family. People who are entitled to receive zakat

funds themselves include converts, the poor, slaves (but there is no slavery),

people who are in debt because they are fighting in the way of Allah SWT. In an

effort to alleviate poverty through zakat, BAZNAS Makassar City generally has

two forms of programs, namely consumptive fund assistance and productive fund

assistance.

Keywords: Household, Zakat, Poverty

Page 9: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Rabb

semesta alam yang tidak pernah berhenti memberikan berjuta nikmatNya. Maha

suci Allah yang telah memudahkan segala urusan. Shalawat dan salam semoga

tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga,sahabat dan pengikutnya yang

setia sampai akhir zaman.

Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan

tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,

akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi. Namun, semua tak lepas dari

uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan

moril dan materil,

Ucapan terima kasih yang tak terhingga, peneliti haturkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Husen A dan Ibu Mina yang tiada henti-

hentinya mendoakan, memberi dorongan moril maupun materi selama

menempuh pendidikan. Semua itu tak lepas dari kasih sayang, jerih payah,

cucuran keringat, dan doa-doa yang tiada putus-putusnya buat peneliti.

2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam.

4. Bapak Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP, selaku Ketua Prodi Hukum

Ekonomi Syariah dan Sekretaris Prodi, dan para dosen Prodi Hukum

Page 10: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

x

Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Makassar.

5. Kepada Ibu Hurriah Ali Hasan, ST.,ME.,Ph.D dan Hasanuddin, SE.Sy.,ME

Selaku pembimbing penulis dalam menyelesakan skripsi ini

6. Sahabat dan teman penulis, yang selalu memberikan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Walaupun demikian, dalam skripsi ini penulis menyadari masih belum

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sarn kritik demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut penelitian

selanjutnya.

Makassar, 11 Muharram 1442 H

30 Agustus 2020 M

Penulis

RAHMAWATI

Nim : 105251103916

Page 11: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMIBIMBING ............................................................. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Rumah Tangga............................................................. 6

B. Kemiskinan .................................................................................... 7

1. Pengertian Kemiskinan ............................................................. 7

2. Kemiskinan di Perkotaan .......................................................... 9

3. Ukuran Kemiskinan .................................................................. 11

4. Kemiskinan Dalam Prespektif Islam ........................................ 12

C. Zakat .............................................................................................. 16

1. Pengertian Zakat ....................................................................... 17

2. Golongan Penerima Zakat ....................................................... 17

3. Hikmah dan Peran Zakat ........................................................... 18

4. Zakat Sebagai Pengentasan Kemiskinan .................................. 20

5. Organisasi Pengelola Zakat ...................................................... 22

D. KerangkaKonseptual ..................................................................... 23

Page 12: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

xii

E. Hipotesis ....................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 25

B. Lokasi dan Objek Penelitian ......................................................... 25

C. Variable Penelitian ........................................................................ 26

D. Defenisi Operasional Variabel....................................................... 26

E. Populasi dan Sampel ..................................................................... 27

F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 28

G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 28

H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 34

1. Sejarah BAZNAS Kota Makassar .......................................... 34

2. Visi dan Misi BAZNAS Kota Makassar ................................ 35

3. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Makassar ...................... 36

4. Bidang Program BAZNAS Kota Makassar ........................... 38

B. Deskripsi Responden .................................................................... 39

C. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 39

D. Hasil Uji Kualitas Data .................................................................. 54

1. Hasil Uji Validitas .................................................................... 54

2. Hasil Uji Reabilitas ................................................................... 55

3. Hasil Uji Asumsi klasik ............................................................ 56

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 60

B. Saran ........................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 62

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 13: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konseptual .................................................................... 23

Gambar 2 Struktur Organisasi ........................................................................ 36

Gambar 3 Uji Normalitas P-Plot .................................................................... 56

Gambar 4 Uji Heteroskedasitas ...................................................................... 58

Page 14: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : skala likert .................................................................................... 30

Tabel 4.1 : responden berdasarkan jenis kelamin .......................................... 39

Tabel 4.2 : responden berdasarkan jenis pekerjaan ........................................ 39

Tabel 4.3 : jawaban mustahik ........................................................................ 41

Tabel 4.4 : jawaban mustahik......................................................................... 41

Tabel 4.5 : jawaban mustahik......................................................................... 42

Tabel 4.6: jawaban mustahik.......................................................................... 43

Tabel 4.7: jawaban mustahik.......................................................................... 43

Tabel 4.8 : jawaban responden berdasarkan variabel rumah tangga .............. 44

Tabel 4.9 : jawaban mustahik......................................................................... 46

Tabel 4.10: jawaban mustahik........................................................................ 46

Tabel 4.11 : jawaban mustahik....................................................................... 47

Tabel 4.12: jawaban mustahik........................................................................ 48

Tabel 4.13 : jawaban mustahik....................................................................... 48

Tabel 4.14 : jawaban responden berdasarkan variabel potensi zakat............. 49

Tabel 4.15 : jawaban mustahik....................................................................... 50

Tabel 4.16 : jawaban mustahik....................................................................... 51

Tabel 4.17 : jawaban mustahik....................................................................... 51

Tabel 4.18 : jawaban mustahik....................................................................... 52

Tabel 4.19 : jawaban mustahik....................................................................... 53

Tabel 4.20 : jawaban berdasarkan variabel pengentasan kemiskinan ........... 53

Tabel 4.21 :hasil uji validitas ......................................................................... 54

Tabel 4.2 :hasil uji reabilitas .......................................................................... 55

Page 15: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara

berkembang dan telah menjadi isu yang cukup menyita perhatian pemerintah

dan masyarakat dunia. Dalam pengertian yang lebih luas, kemiskinan

dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu,

keluarga, maupun kelompok, sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya

permasalahan sosial yang lain. Kemiskinan dipandang sebagai kondisi

seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan yang tidak

terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan

mengembangkan hidup yang bermatabat1.

Sebagaimana kota metropolitan pada umumnya, Kota Makassar juga

dihadapkan dengan persoalan yang banyak dan beraneka ragam bentuk. Di

antaranya persoalan yang mendapat perhatian adalah persoalan kemiskinan.

Kemiskinan sendiri telah menjadi akrab dengan kota-kota besar termaksud

Kota Makassar yang tentunya harus segera diselesaikan. Berdasarkan data

Badan Pusat Statustik (BPS) Kota Makassar jumlah dan presentase penduduk

miskin di Kota Makassar pada tahun 2019 mencapai 767,80 ribu jiwa. Angka

tersebut menurun sebesar 3,1% jika di bandingkan pada tahun sebelumnya

yang mencapai 792,63 ribu jiwa. Presentase penduduk miskin juga turun dari

9,0% kondisi Maret 2018 menjadi 8,69% pada Maret 2019 presentase

1 Muhammad dan Ridwan Mas’ud, zakat dan kemiskinan: Instrumen pemberdayaan

ekonomi umat, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h.71

Page 16: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

2

penduduk miskin mengalami penurunan baik daerah perkotaan maupun daerah

pedesaan selama periode September 2018-September 2019.2

Mengingat pentingnya masalah kemiskinan dalam kehidupan manusia,

islam memiliki perbedaan yang sangat jelas dibandingkan dengan sistem

lainnya. Dalam islam, kemiskinan merupakan problem, cobaan, bahkan bisa

menjadi bencana membahayakan, yang membawa dampak buruk bagi

individu dan masyarakat. Selain itu, kemiskinan dapat merusak pemikiran

manusia serta mengancam kebutuhan keluarga dan stabilitas masyarakat.3

Mengatasi kemiskinan pada hakikatnya adalah upaya memberdayakan

orang miskin untuk dapat mandiri, baik dalam pengertian ekonomi, karakter,

etos, budaya, politik, dan lain-lain. Karena kemiskinan merupakan problem

multi dimensional maka penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan

strategi yang hanya fokus pada sisi ekonominya saja4

Dalam Islam terdapat beberapa instrumen yang efektif untuk

mengentaskan kemiskinan. Salah satunya adalah instrumen zakat. Zakat

merupakan sumber dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan

kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat dan menjadi sumber dana yang

dapat dimanfaatkan bagi kesejahteeraan masyarakat dari kemiskinan. Untuk

mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan

2 Angka Kemiskinan Kota Makassar https://m.bisnis.com/sulawesi/read diakses pada tanggal

6 September 2020 pukul 23:06 3 wahbah al-ZuhaῙlῙ, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Terj. Agus Efendi dan

Baharuddin Fananny, (Bandung : PT. Reamaja Rosda Karya, 2000), h.3 4 Heru Nugroho, Kemiskinan Ketimpangan dan Pemberdayaan: dalam kumpulan

Makalah Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia, (yogyakarta: Aditya Media,

1955), h.31

Page 17: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

3

sosial, perlu adanya pengelolaan zakat secara profesional dan bertanggung

jawab yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah.5

Badan Amil Zakat Nasional merupakan lembaga pengelola zakat yang

secara resmi dibentuk oleh pemerintah untuk mengelola dan zakat masyarakat

mulai tingkat nasional, provinsi, sampai tingkat kabupaten/kota. Salah satu

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di tingkat kabupaten/kota ialah

BAZNAS Kota Makassar. BAZNAS Kota Makassar merupakan lembaga

resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah di Kota Makassar yang

pengurusnya (unsur pimpinan) diangkat Walikota Makassar berdasarkan

keputusan wali Kota Makassar nomor : 1762/451.12/XII/2015 yang memliki

tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan Zakat, Infaq, dan Sedekah

(ZIS) pada tingkat Kota Makassar.6

Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan

zakat semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang

berwenang melakukan pengelolaan Zakat, Infak, Sedekah dan dana Sosial

Keagamaan lainnya Badan Amil zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar.

BAZNAS Kota Makassar sebagai lembaga Pemerintahan non struktural yang

bersifat mandiri, merencanakan dan mengumpulkan, pendistribusian dan

pendayagunaan zakat, infaq, sedekah dan dana sosial lainnya untuk

peningkatan kesejahteraan umat dan penanggulangan umat.

5 M. Ali Hasan, Zakat dan Infak : Salah satu Solusi Mengatasi Problema Sosial di

Indonesia (Ed. 1. Cet. 2; Jakarta: Kencana, 2008), h. 127-128. 6 Profil BAZNAS Makassar, http://www.baznasmakassar.com/di akses 20 November

2019 pukul 22:14

Page 18: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

4

Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan ibadah zakat, baik pada

tataran konsep maupun praktik, adalah konsep mustahik zakat. Para ulama

ekonomi dan sosial menjelaskan bahwa persoalan terpenting dalam zakat

bukan sekedar menarik dan mengumpulkan zakat, tetapi kemana zakat ini

didistribusikan setelah terkumpul. Ini sebabnya mengapa al-Quran

memberikan perhatian yang sangat besar terhadap masalah ini dan tidak

membiarkan masalah ini secara global. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian “Karakteristik Rumah Tangga Penerima Zakat

(Mustahik) dan Potensi Zakat Dalam mengentaskan Kemiskinan Di kota

Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah penelitian yang dirumuskan adalah

sebabagi berikut:

1. Bagaimana karakteristik rumah tangga penerima zakat di Makassar?

2. Bagaimana potensi zakat dalam mengentaskan kemiskinan di Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah di paparkan di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui karakteristik rumah tangga penerima zakat di Makassar.

2. Untuk mengetahui potensi zakat dalam mengentaskan kemiskinan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat (kegunaan) yang diperoleh dari penelitian ini antara

lain sebagai berikut:

Page 19: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

5

1. Penelitian ini bagi dunia akademik diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmiah sekaligus dapat melengkapi atau memperbaharui

temuan-temuan sebelumnya tentang penentuan karakteristik rumah tangga

(mustahik) penerima zakat dan potensi zakat dalam mengentaskan

kemiskinan.

2. Penelitian dalam kaitannya dengan kepentingan praktis selain untuk

dijadikan acuan bagi penulis, penelitian ini juga diharapkan dapat berguna

bagi masyarakat, khusunya perbaikan manajemen di BAZNAS kota

Makassar.

Page 20: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Rumah Tangga

Rumah tangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau

seluruh bangunan fisik biasanya tinggal serta makan dari satu dapur. Makan

dari dari satu dapur berarti pembiayaan keperluan apabila pengurusan

kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama. Rumah tangga adalah dasar

bagi unit analisis dalam banyak model sosial, mikroekonomi, dan pemerintah ,

dan menjadi bagian penting dalam ekonomi.

Dalam arti luas, rumah tangga tidak hanya terbatas pada keluarga, bisa

berupa rumah tangga perusahaan, rumah tangga Negara, dan lain sebagainya.

Istilah rumah tangga dapat juga didefinisikan sebagai sesuatu yang berkenaan

dengan urusan kehidupan di rumah.7

Anggota rumah tangga adalah semua orang yang bertempat tinggal

disuatu rumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada.

Anggota rumah tangga telah bepargian 6 bulan atau lebih dan anggota rumah

tangga yang kurang dari 6 bulan tetap dengan tujuan pindah dan tamu yang

tinggal di rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi akan bertempat tinggal 6

bulan dianggap sebagai anggota rumah tangga.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) rumah tangga dibedakan menjadi

dua, yaitu:

7 Pengertian rumah tangga https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rumah_tangga diakses

pada tanggal 12 Desember 2019 pukul 19:51

Page 21: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

7

1. Rumah tangga biasa (Ordinary Household) adalah seorang atau

kelompok yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau

sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur.

2. Rumah tangga khusus (Special Household) adalah orang yang tinggal

di asrama, panti asuhan, lembaga permasyarakatan, atau rumah

tahanan yang pengurusan sehari-harinya dikelola oleh suatu yayasan

atau lembaga serta sekelompok orang yang mondok dengan makan

(indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih.

B. Kemiskinan

1. Pengartian Kemiskinan

Kemiskinan adalah taraf hidup yang rendah atau suatu kondisi

ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata

masyarakatnya di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini di tandai

dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan

pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan

pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya

kemammpuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar

kesehatan masyarakat dan standar pendidikan.8

Definisi tentang kemiskinan menurut nabi Subhi Ath-Thawil adalah

tiadanya kemampuan untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan pokok.

Kebutuhan-kebutuhan ini dianggap pokok karena ia menyediakan batas

8 Elly M. Setiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, ( Jakarta : Prenamedia

Group, 2011), h. 788

6

Page 22: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

8

kecukupan minimum untuk hidup manusia yang layak dengan tingkatan

kemuliaan yang dilimpahkan Allah atas dirinya.9

Defenisi kemiskinan dapat ditinjau dari tinjauan ekonomi, sosial, dan

politik. Secara ekonomi kemiskinan adalah kekurangan sumber daya uang

dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan. Secara sosial

kemiskinan diartikan kekurangan jaringan sosial dan struktur untuk

mendapatkan kesempatan-kesempatan meningkatkan produktivitas.

Sedangkan secara politik kemiskinan diartikan kekurangan akses terhadap

kekuasaan.10

Dari beberapa definisi di atas, kemiskinan adalah suatu kondisi

ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar atau standar

hidup (sandang, papan dan pangan) karena pendapatan yang rendah.

Adapun bentuk dan jenis kemiskinan itu sendiri antara lain:

a. Pertama, kemiskinan Kultural adalah bentuk kemiskinan yang terjadi

sebagai akibat adanya sikap dan kebiasaan seseorang atau masyarakat

yang umumnya yang berasal dari adaya atau adat istiadat yang relatif

tidak mau untuk memperbaiki baik taraf hidup dengan tata cara

modern. Kebiasaan seperti ini dapat berupa sikap malas, pemboros

atau tidak hemat, kurang kreatif, dan relarif pula bergantung pada

pihak lain.

9 Aath-Thawi, Kemiskinan dan Keterbelakangan di Negara-Negara Muslim, Terj.

Muhammad bagi, (Cet 1: Bandung : Mizan, 1985), h. 36

10 Tadjuddin Noer Efendi, Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan

Kemiskinan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1993), h. 201-204

Page 23: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

9

b. Kedua, Kemiskinan Natural adalah dari awalnya memang miskin.

Kelompok masyarakat ini menjadi miskin karena tidak memiliki

sumber daya manusia maupun pembangunan. Kemiskinan natural ini

merupakan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah

seperti karena cacat, sakit, usia lanjut atau karena bencana alam.

Kemiskinan ini merupakan daerah yang kritis sumber daya alamnya

ataupun daerah yang terisolasi.

c. Ketiga, Kemiskinan Struktural adalah bentuk kemiskinan yang

disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya yang pada

umumnya terjadi pada suatu tatanan sosial budaya maupun sosial

politik yang kurang mendukung adanya pembebasan kemiskinan.

Bentuk kemiskinan seperti ini juga terkadang memiliki unsur

diskriminatif.11

2. Kemiskinan di Perkotaan

Kesejahteraan yang adil dan makmur adalah cita-cita semua bangsa,

namun masih sedikit yang mampu mewujudkannya. Oleh karena itu

pemberantasan kemiskinan masih merupakan salah satu agenda yang perlu

segera dituntaskan. Kesempatan kerja dengan tingkat penghasilan yang

layak masih jauh di bawah jumlah angkatan kerja yang membutuhkannya,

sehingga kelompok pengangguran dan setengah pengangguran makin

meningkat di perkotaan. Kondisi seperti ini pada gilirannya juga akan

menimbulkan kemiskinan.

11

Elly M. Setiadi, dan Usman Kolip, Pengantar sosiologi, h,796

Page 24: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

10

Pembangunan secara tidak terduga memisahkan masyarakat

menjadi dua kelompok berbeda tajam dari satu dengan yang lain. Ada satu

kelompok yang stabil, kuat ekonominya, terjamin masa depannya. Ada

satu kelompok yang tidak stabil, mudah bergeser dari sektor yang lain,

cepat berpindah pekerjaan. Kelompok inilah yang disebut masa apung.12

Mereka adalah kelompok yang paling besar. Kehidupan ekonominya

hanya berlangsung dari tangan ke mulut, semua habis untuk makan dan

tidak terlibat dalam ekonomi pasar.

Daerah perkotaan sudah lama dipandang dengan daerah pedesaan

yang di anggap terbelakang dan belum maju. Orang kota “modern” dan

kaum tani “tradisional”, yang buta berita dan melek berita, karena

pemilikan media sumberdaya insani dan sumber daya benda, teknologi

rendah versus teknologi tinggi, ekonomi subsistensi yang tidak produktif

versus produksi padat modal untuk pasar, adalah serangkaian perbedaan

yang diakui ada antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan.13

Pesatnya

pertumbuhan kota umumnya disebabkan kota migrasi, dan hal ini

melahirkan suatu masyarakat kota yang kompleks menurut ukuran

kesukaan, pekerjaan serta kelompok-kelompok sosial.

Menurut Bagong Suyanto14

, ada tiga faktor penyebab terjadinya

kemiskinan di pedesaan dan di perkotaan, yaitu:

12

Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,

1995), h.52 13

Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan, (ed. 1, cet.2 1993 ), h.76 14

Faisal Basri, Perekonomian Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 98

Page 25: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

11

a. Sempitnya penguasaan dan pemilikan lahan atau akses produksi, di

tambah lagi kurangnya ketersediaan modal yang cukup untuk usaha.

b. Karena nilai tukar hasil produksi yang semakin jauh teringgal dengan

hasil produksi lain, termaksud kebutuhan sehari-hari.

c. Karena tekanan perangkat kemiskinan dan ketidaktahuan masyarakat,

dengann artian mereka terlalu relatif terisolasi atau tidak memiliki akses

yang cukup untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan, di

samping itu masyarakat secara fisik lemah karena kurang gizi, mudah

terserang penyakit dan tidak berdaya atau rentan.

3. Ukuran Kemiskinan

Usaha pengentasan kemiskinan harus mancapai kepada langkah-

langkah yang nyata, para perencana dan pengelola pembangunan perlu

kesepakatan tentang ukuran-ukuran yang disepakati untuk menentukan

sasaran yang dianggap sebagai penduduk miskin. Pengertian dan ukuran

tersebut harus di terima dan dipakai oleh semua pihak. Adapun ukuran

kemiskinan menurut BPS:

a. Tidak memiliki fasilitas buang air besar atau bersama-sama dengan

tetangga. Sumber penerangan rumah tidak menggunakan listrik.

b. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m² per orang. Jenis

lantai terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. Jenis dinding dari

rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa plaster

c. Sumber air dari sumur/mata air yang tidak terlindungi/sungai air

hujan.

Page 26: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

12

d. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari kayu bakar/arang/minyak

tanah.

e. Hanya mengkomsusi daging susu ayam satu kali seminggu. Hanya

membeli 1 stel pakaian baru dalam setahun. Hanya makan sebanyak

dua kali dalam sehari.

f. Tidak sanggup membayar pengobatan di puskesmas/poliklinik.

g. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah petani dengan luas

lahan 0,5 ha, buruh, tani, nelayan, buruh perkebunan atau pekerjaan.15

4. Kemiskinan Dalam Perspektif Islam

Kemiskinan, dalam Islam .menjadi perhatian serius. Islam menilai

bahwa kemiskinan satu hal yang sangat berbahaya terhadap akidah, etika,

dan moral, pikiran manusia, rumah tangga ketentraman masyarakat.16

Kemiskinan dalam prespektif Islam ditimbulkan oleh sebab struktural dan

kultural. Salah satu faktor struktural adalah Pertama, kemiskinan timbul

karena kejahatan manusia terhadap alam (Al-Qur’an 30:40), Kedua,

kemiskinan timbul karena ketidak pedulian dan kebatathilan kelompok

kaya (Al-Quran 3:180), sehingga si miskin tidak mampu keluar dari

lingkungan kemiskinaan. Ketiga, kemiskinan timbul karena sebagian

manusia bersikap eksploitatif, dan menindas manusia lain dengan

memakan harta orang lain dengan bathil (Al-Qur’an 9:34), Keempat,

kemiskinan timbul karena konsentrasi kekuatan politik, birokrasi dan

15

Ukuran Kemiskinan menurut standar bps https://www.bps.go.id/subject/ di

akses pada tanggal 22 Desember 2019 pukul 20:39 16

Yusuf Qardawy, Konsepsi Islam Dalam Mengentaskan Kemiskinan, Surabaya :

PT Bina Ilmu, 1996, h. 13-22

Page 27: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

13

ekonomi di satu tangan (Al-Quran 28: 1-88). Kelima, kemiskinan karena

faktor eksternal seperti bencana dan perang

Sedangkan dampak buruk yang disebabkan oleh kemiskinan dapat

dilihat dalam ayat surah (Al-Isra: 31):

إملق وحه وسشقهم وإبكم إن قتههم ول تقتهىا أولدكم خشة

اكبن خطئب كبس

Terjemah :

“janganlah kamu sekalian membunuh anak-anak kamu, karena takut

miskin. kamilah yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan

kepada kamu sekalian. Sesungguhnya membunh mereka adalah suatu

dosa besar.” (Q.S. Al-Isra: 31).17

Sementara dalam hadis menyebutkan :

مبنك به أوس عه :قبل عىه الل زض

صهى الل زسىل قبل ه الل كفس كىن أن انفقس كبد : وسهم عه

Terjemah:

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah

Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “hampir saja kemiskinan itu

menjadi kekafiran” (H.R. Imam al-Baihaqi).18

Hadis di atas memiliki tiga makna yaitu pertama, orang-orang miskin

harus selalu hati-hati atau waspada terhadap kemiskinanannya. Hal ini

disebabkan keadaannya yang serba kekurangan dapat menggodanya untuk

melakukan kemaksiatan guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

17

Departemen Agama RI “Al-Quran dan Terjemahnya”. 2008. QS Al-Isra’ [17]:

31. h. 286 18

Ahmad ibn Husain al-Baihaqi, Al-sunan al-Kubra(Beirut: Dar al-Fiqr, 1352), h.

372

Page 28: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

14

Kedua, sebagai peringatan kepada orang kaya bahwa kemiskinan yang

dialami saudara-saudaranya yang miskin dapat mendorongnya kepada

kekufuran, baik kufur dalam arti murtad atau ingkar akan adanya Tuhan

maupun kufur dalam arti ingkar terhadap perintah Allah SWT. Ketiga,

sebenarnya keiskinan itu ada dua macam yakni kemiskinan material dan

kemiskinan spiritual. Yang dimaksud kemiskinan material adalah keadaan

kurang atau miskin dari harta benda duniawi. Sedangkan yang dimaksud

kemiskinan spiritual adalah kemiskinana kaitannya dengan kurangnya

iman atau jiwa. 19

Fakir miskin sering tidak memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan

keluarga, Menurut Imam al-Syatibi, kebutuhan manusia dalam Islam

terdiri dari tiga jenjang, yaitu:

a. Dharuriat : yang mencangkup lima hal: yaitu agama (dien), jiwa

(nafs), intelektual (aql), keluarga dan keturunan (nasl), dan material

(maal/wealth)

b. Hajiyat : Jenjang ini merupakan pelengkap yang mengokohkan,

menguatkan dan melindungi kebutuhan atau jenjang dharuriat.

c. Tahsiniyat : merupakan kebutuhan penambah bentuk kesenangan dan

keindahan dharuriat dan hajiyat.

Mustahik yang fakir dan miskin terkadang belum mampu untuk

memenuhi kebutuhan Dharuriatnya. Kebutuhan Dharuriyat sangat

penting untuk keberlangsungan kehidupan mustahik dan keluarganya,

19

Kemiskinan Dekat Kepada Kekufuran, http://Islam.nu.or.id/ di akses 05

Desember 2019 pukul 20:57

Page 29: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

15

sehingga program pengentasan kemiskinan harus fokus pada kebutuhan

Dharuriatnya terlebih dahulu.

Islam berusaha keras untuk memerangi kemiskinan muslim terhindar

dari kerusakan moral, etika dan akidah, yang disebabkan oleh kemiskinan.

Karena itu Islam mengharuskan agar setiap individu mencapai taraf hidup

layak dalam masyarakat. Untuk menuju taraf hidup yang layak dan

terhormat, maka Islam mempunyai solusinya.20

a. Bekerja

b. Mencukupi anggota keluarga yang lemah, seorang muslim wajib

menanggunganggota keluarga yang tidak dapat bekerja, seperti orang

tua, janda, orang cacat dan sakit, serta keluarga yang mengalami

musibah.

c. Zakat

d. Dana bantuan bendaharaan Islam dari berbagai sumber, yang dimaksud

dana disini adalah kekayaan merupakan hak milik Negara atau umum.

Hal ini tidak boleh dikuasai oleh individu atau golongan tertentu.

Kekayaan hak umum harus ditangani oleh pemerintah, agar seluruh

rakyat dapat menikmatinya

e. Keharusan memenuhi hak-hak selain zakat. Hak-hak lselain zakat

antara lain: hak bertetangga, hewan Qurban, kafarah, dinar, kafarah,

fidyah untuk orang lanjut usia, dan al-hadyu (kurban karena

pelanggaran dalam ibadah haji)

20

Yusuf Qardawy, Konsepsi Islam Dalam Mengentaskan Kemiskinan, Surabaya

: PT Bina Ilmu, 1996, h. 51

Page 30: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

16

f. Sedekah sukarela.

C. ZAKAT

1. Pengertian Zakat

Zakat berasal dari kata zaka bermakna al-Numuw (menumbuhkan), al-

Ziyadah (menambah), al-Barakah (memberkatkan), dan al-Tathhir

(menyucikan).21

Secara istilah, meskipun para ulama mengemukakannya

dengan redaksi antatra satu dengan yang lainnya, akan tetapi pada

prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta dengan

persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya,

untuk diserahkan kepada pemiliknya.

Secara istilah zakat adalah sejumlah harta tertentu yang harus

diberikan kepada kelompok tertentu dengan berbagai syarat. Sedangkan

menurut hukum islam (Syara’),22

zakat adalah nama bagi suatu

pengambilan tertentu dan untuk di berikan kepada golongan sesuai

dengan firman Allah :

هب وانمؤنفة قهىبهم إ دقبت نهفقساء وانمسبكه وانعبمهه عه ومب انص

بم وابه انس قبة وانغبزمه وف سبم الل وف انس

عهم حكم والل فسضة مه الل

Artinya:

“Sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang miskin,

amil zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (membebaskan)

hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang untuk jalan

21

Mahmud Syaltout, Min Taujihat al-Islam, Dar al-Qalam, Cairo, 1996. h.106.

Lihat Al-Mu’jam al-Wasit, Juz 1, Cet. II, Darul Ma’arif, Mesir, 1972, h.396 22

Inayah, Gazi, Teori Komprehensip Tentang zakat dan Pajak. (Jakarta: Tiara

Wacana 2003)

Page 31: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

17

Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban

dari allah. Allah maha mengetahui, Maha bijaksana”. (Q.S. At-taubah :

60)23

Ayat ini menyatakan bahhwa zakat tidak boleh diberikan kepada

orang-orang selain mereka, dan tidak boleh pula mencegah zakat dari

sebagian golongan di antara mereka bilamana golongan tersebut memang

ada. Selanjutnya Imamlah yang membagi-bagikannya kepada golongan-

golongan tersebut secara merata akan tetapi imam berhak mengutamakan

individu tertentu dari suatu golongan atas yang lainnya. Hanya saja tidak

diwajibkan kepada pemilik harat yang dizakati, bila mana ia membaginya

sendiri, meratakan pembagiannya kepada setiap golongan, karena hal ini

amat sulit untuk dilaksanakan. Akan tetapi cukup baginya memberikannya

kepada tiga orang dari setiap golongan. Tidak cukup baginya bilamana

ternyata zakatnya hanya diberikan kepada kurang dari tiga orang. Sunnah

telah memberikan penjelasannya, bahwa syarat bagi orang yang menerima

zakat itu, antara lain muslim, hendaknya ia bukan keturunan dari Bani

Hasyim dan tidak pula dari Bani Muthalib.24

2. Golongan Penerima Zakat

1. Fakir adalah golongan yang memiliki harta namun kebutuhan hidupnya

lebih banyak dibandingkan harta yang mereka miliki, atau rang-orang

yang sehat dan jujur, tetapi tidak memiliki pekerjaan, sehingga tidak

memiliki penghasilan.

23

Departemen Agama RI “Al-Quran dan Terjemahnya”. 2008. QS At-Taubah

[9]: 103. h. 203 24

Tafsir ayat https://tafsirq.com/9-at-taubah/ayat-60 (diakses pada tanggal 15

Desember 2019, pukul 22:46)

Page 32: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

18

2. Miskin adalah golongan orang yang memiliki pekerjaan (memiliki

harta) untuk mencukupi kebutuhan hidupnya namun tidak memenuhi

standar.

3. Amil orang yang diangkat oleh imam atau pemimpin untuk menggarap

tugas-tugas pemungutan, pengumpulan, pemeliharaan, pencatatan, dan

pembagian zakat. Amil hendaknya memiliki syarat diantaranya, muslim

yang taat, muallaf, jujur (amanah), dan memahami hukum zakat.

4. Muallaf ialah orang yang dijinakkan hatinya untuk kepentingan islam

dan kaum muslimin.

5. Riqob adalah membebaskan atau memerdekakan hamba sahaya dari

perhambaannya sehingga ia lepas dari ikatan dengan tuannya.

6. Gharimin adalah orang yang tenggelam dalam utang dan tidak mampu

membayarnya.

7. Fii sabilillah adalah kemaslahatan umum kaum muslimin yang dekat

dengan zakat itu berdiri islam dan daulahnya dan bukan untuk

kepentingan pribadi. Fii sabilillah ini diperuntukan bagi aktivitas

dakwah, dengan berbagai macam penunjangannya.

8. Ibnu sabil adalah orang yang kehabisan ongkos diperjalanan dan tidak

bisa mempergunakan hartanya.25

3. Hikmah dan Peran Zakat

Zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang mengandung hikmah

dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang berkaitan dengan

25 Bariadi, Lili. et. al. 2003. Zakat dan Wirausaha. Centre of Intrepreneurship

Development. Hikmah Utama. Jakarta.

Page 33: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

19

orang yag berzakat (muzakki), penerimanya (mustahik), harta yang

dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan.26

Tujuan zakat yaitu tujuan untuk kehidupan individu dan tujuan untuk

kehidupan sosial kemasyarakatan. Tujuan pertama meliputi pensucian jiwa

dari sifat kikir, mengembangkan sifat suka berinfak atau memberi,

mengembangkan akhlak yang baik, mengobati hati dari cinta yang

berlebihan, mengembagkan kekayaan batin dan menumbuhkan rasa

simpati dan cinta sesama manusia. Dengan ungkapan lain esensi dari

semua tujuan ini adalah pendidikan yang bertujuan untuk memperkaya

jiwa manusia dengan nila-nilai spiritual yang dapat meninggikan harkat

dan martabat manusia melebihi martabat benda dan menghilangkan sifat

materialisme dari dalam diri manusia. Tujuan kedua memiliki dampak

pada kehidupan kemasyarakatan secara luas. Dari segi kehidupan

masyarakat, zakat merupakan suatu bagian dari sistem jaminan sosial

dalam masyarakat.27

Tujuan lain dari hikmah lain zakat dikemukakan oleh hafiduddin,

yaitu :

a. Merupakan perwujudan ketundukan, ketaatan dan rasa syukur atas

karunia tuhan.

b. Zakat merupakan hak mustahik (orang yang menerima zakat) yang

berfungsi untuk menolong, membantu dan membina mereka kearah

26

Abdurrachman Qadir, Zakat Dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 1998), h.82 27

Qardhawi, Yusuf, Fiqih Zakat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991), h. 564

Page 34: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

20

kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, agar dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya dengan layak dan dapat beribadah kepada-Nya.

c. Merupakan pilar amal bersama antara orang-orang kaya yang

bekucupan hidupnya dengan para orang yang membutuhkan.

d. Sebagai sumber dana pembangunan sarana maupun prasarana yang

harus dimiliki oleh umat Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan,

kesehatan, sosial, maupun ekonomi sekaligus sarana pengembangan

kualitas sumber daya manusia.

e. Merupakan salah satu instrument/saran bagi pembangunan

kesejahteraan umat, pertumbuhan dan pemerataan pendapatan.

f. Mendorong umat untuk bekerja dan berusaha sehingga memiliki harta

yang untuk dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya serta

dapat berzakat/infak.28

4. Zakat Sebagai Pengentasan Kemiskinan

Islam meletakkan kewajiban pada setiap orang yang memiliki harta

yang memelibihi kebutuhan hidup yang layak supaya menunaikan zakat.

Di samping itu seorang muslim dianjurkan menginfakkan sebagian

hartanya untuk membantu karib, kerabat, anak yatim dan orang miskin

disekitarnya. Lebih dari itru seorang muslim semestinya merasa terpanggil

untuk memikirkan kemaslahatan agama dan umat islam pada umumnya.

Karena zakat merupakan upaya untuk mengatasi kemiskinan maka

dana zakat tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang

28

Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema

Insani , 2002), h. 9-14

Page 35: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

21

sifatnya komsumtif, karena para fakir dan miskin nantinya hanya

menggantungkan harapannya kepada zakat. Dan zakat itu bisa untuk biaya

pendidikan orang-orang miskin dan modal usaha.

Bekerja merupakan keharusan mutlak yang harus dilakukan oleh

seorang muslim, guna memperoleh rezaki yang telah disediakan oleh

Allah. Seorang muslim diperintahkan berjalan ke penjuru dunia untuk

meraih rezeki syang halal. Sebagaimana firman Allah:

هى انري جعم نكم الزض ذنىل فبمشىا ف مىبكبهب وكهىا مه

ه انىشىز زشقه وإن

Artinya :

“Dialah yang menjadiakan bumi itu mudah bagi kamu. Maka

berjalan lah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari

rezeki-Nya. Dan hanya kepa-Nya-lah kamu (kembali setelah)

dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk: 15).29

Bekerja adalah senjata utama untuk memerangi kemiskinan, modal

pokok mencapai kekayaan dan faktor dominan dalam menciptakan

kemakmuran dunia. Ini berarti seorang muslim harus memiliki ilmu dan

keterampilan agar dapat bekerja dan membuka lapangan kerja serta

menumbuhkan semangat untuk bekerja/jiwa entrepreneur.

Andaikan seluruh umat islam (muzaki) membayar zakat maka akan

didapatkan sejumlah perkalian jumlah penduduk beragama islam (muzaki)

x 2,5 kg beras atau hasil pertanian lainnya. Kemudian andaikan seluruh

karyawan dan pegawai beragama islam (muzaki) berzakat, maka juga akan

29

Departemen Agama RI “Al-Quran dan terjemahnya”. 2008. QS Al-Mulk [67]:

15 h. 564

Page 36: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

22

didapatkan 2,5 persen dari penghasilannya dan kemudian dikalikan dengan

jumlahnya, maka akan didapatkan angka yang cukup memadai.30

5. Organisasi Pengelola Zakat

a. Badan Amil Zakat (BAZ)

BAZ adalah badan organisasi yang di bentuk oleh pemeritah terdiri

dari unsur masyarakat dan pemerintah dengan tugas mengumpulkan,

mendistribusikan, mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan

agama. Badan Amil Zakat meliputi BAZ Nasional, BAZ Provinsi,

BAZ Kabupaten/Kota, BAZ Kecamatan.

Badan Amil Zakat terdiri atas ulama, kaum cendekia, tokoh

masyarakat, tenaga professional dan wakil pemerintah. Mereka harus

memenuhi persyaratan-persyaratan anatara lain : memiliki sifat

amanah, adil, berdedikasi, professional dan berintegritas tinggi. Masa

tugas pelaksanaanya selama tiga tahun.

b. Lembaga Amil zakat

1) Pengertian dan Kedudukan Lembaga Amil Zakat, lembaga amail

zakat adalah institusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya

dibentuk atas prakarsa masyrakat dan oleh masyarakat yang

bergerak di bidang dakwah, pendidikan sosial, dan kemaslahatan

umat Islam. Lembaga Amil Zakat dikikihkan, dibina dan

dilindungi pemmerintah. Dalam melaksanalan tugasnya LAZ

30

Siti Aminah Chaniago, op cit., h 53

Page 37: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

23

memberikan laporan kepada pemerintah sesuai dengan

tingkatannya (pasal 31 KMA).

2) Pengukuhan Lembaga Amil zakat, dilakukan oleh pemerintah atas

usul LAZ yang telah memenuhi persyaratan. Pengukuhan

dilaksanakan setelah terlebih dahulu dilakukan penelitian

persyaratan. Pengukuhan dapat dibatalkan apabila LAZ tersebut

tidak lagi memenuhi persyaratan.

3) Syarat-syarat Lembaga Amil Zakat, yang diusulkan kepada

pemerintah untuk mendapatkan pengukuhan. Harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut (pasal 22 KMA): Berbadan hukum;

memiliki data muzaki dan mustahik; memiliki program kerja;

Memiliki pembukuan; Melampirkan surat pernyataan bersedia

diaudit.

D. Kerangka Konseptual

H1

H2

H3

Gambar 2.1 Konseptual

Karakteristik

Rumah Tangga

(X1)

Potensi zakat

(X1)

Pengentasan

Kemiskinan (Y)

Page 38: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

24

Keterangan:

Pada gambar 2.1 peneliti akan menguji pengaruh X1 (Rumah Tangga)

terhadap Y (kemiskinan) serta X1 (Rumah tangga) dan X2 (zakat) secara

bersama berpengaruh terhadap Y (Kemiskinan).

E. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas penelitian

yang memerlikan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut, maka

hipotesis penelitiannya adalah :

1. Dugaan Rumah Tangga berpengaruh terhadap kemiskinan

2. Diduga zakat berpengaruh terhadap kemiskinan

3. Diduga Rumah Tangga dan zakat berpengaruh terhadap kemiskinan.

Page 39: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, karena data diperoleh

dari hasil pengamatan langsung pada lapangan penelitian. Dalam

penelititian ini peneliti meggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu

penelitian menjelaskan pengaruh utama antara variabel-variabel yang

digunakan.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang informasi atau datanya

dianalisis menggunakan teknik statistik. Dengan demikian, hipotesis pada

penelitian kuantitatif diuji dengan prosedur pengujian statistik.31

Tujuan

penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-

model matematis, teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan

fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam

penelitian kuantitatif karena hal ini, memberikan hubungan yang

fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dan

hubungan-hubungan kuantitatif.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Waktu penelitian diperkirakan selama 2 (dua) bulan. Adapun lokasi

penelitian ini bertempat di Badan Amil Zakat Nasional Kota Makassar di

Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

31

Ronny kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis Edisi

Revisi 2. Jakarta: Penerbit PPM, 2007.h 89

25

Page 40: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

26

C. Variable Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi penyebab perubahan pada variabel lain. Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel bebas yaitu Karakteristik Rumah Tangga(X1) dan

Potensi Zakat(X2). variabel ini dikatakan variabel bebas dikarenakan

keberadaan variabel ini tidak tergantung pada adanya variabel lain atau

bebas dari ada atau tidaknya variabel lain

2. Variabel Terikat (Dependent variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang keberadaanya dipengaruhi atau

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah Pengentasan Kemiskinan(Y). Dinamakan variabel

terikat karena kondisi untuk variasinya terikat atau dipengaruhi oleh

variasi variabel lain, yaitu di pengaruhi oleh variabel bebas.

D. Defenisi Operasional

Berikut ini adalah pengertian tentang defenisi operasional variabel:

1. Karakteristik Rumah Tangga adalah keadaan sebenarnya dari rumah

tangga yang terdiri dari satu keluarga atau sekelompok orang dimana

merupakan dasar bagi unit dalam banyak model sosial, mikroekonomi,

dan pemerintah, dan menjadi bagian penting dalam ekonomi.

2. Potensi zakat, zakat tak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah yang

diwajibkan kepada setiap umat Islam bagi yang sudah memenuhi

syarat, akan tetapi lebih dari pada itu, yakni sebagai sebuah system

Page 41: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

27

pendistribusian harta benda di kalangan umat islam, dari si kaya

kepada si miskin. Sehingga zakat mampu menghilangkan kesenjangan

sosio-ekonomi masyarakat.

3. Pengentasan kemiskinan adalah seperangkat tindakan, baik ekonomi

maupun kemanusiaan, yang dimaksudkan untuk mengangkat orang

keluar dari kemiskinan secara permanen.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suhasimi Arikunto populasi adalah “keseluruhan objek yang

diteliti”.32

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mustahik yang

tersebar diseluruh wilayah kelurahan Rapocini sesuai dengan data yang

diberikan oleh Bznas Kota Makassar.

2. Sampel

Adapun sampel yang merupakan bagian dari suatu populasi.33

Maka

dari itu sampel dari penelitian ini adalah seluruh warga atau masyarakat

yang aktif dalam menerima zakat dikelurahan Rapocini. Pada saat

penelitian berlangsung menggunakan Rumus sloving, sebagai berikut:

Rumus Sloving : n = N

(1+ N)

32

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineke Cipta, 2010)

h.102 33

Umar, Husain, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesi. (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2001), h. 136

Page 42: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

28

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Tingkat error (5%)

Diketahui : n = 111

1+(0.05)2(111)

= 111

1,2775

= 87 Responden

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan

untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrument

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket atau

kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Tujuan dari angkat ini adalah

untuk memperoleh informasi yang relevan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting

demi keberhasilan penelitian. Metode pengumpulan data merupakan teknik

atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Teknik yang

dipergunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas

metode:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat

di lapangan atau lokasi penelitian yang sedang dilakukan. Observasi

dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data-data kongkret di tempat

Page 43: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

29

penelitian. Observasi digunakan dalam melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

2. Kuesioner (angket)

Kuesioner atau angket adalah tekhnik pengumpulan data dengan

memberikan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab oleh

para responden. Dalam hal ini, jumlah maupun kualifikasi para responden

ditentukan berdasarkan dengan metode pengambilan sampel.

Cara pengumpulan data ini dipilih dengan harapan bahwa peneliti,

melalui jawaban responden dapat memperoleh informasi yang relevan

dengan permasalahan yang dikaji dengan mempunyai derajat yang tinggi.

Jumlah pertanyaan yang ada diambil dari masing-masing item yang

diperoleh dari masing-masing indikator variabel, baik indikator independen

maupun variabel dependen.

Angket diberikan langsung kepada responden dengan tujuan agar

lebih efektif dan efesien menjangkau jumlah sampel dan mudah

memberikan penjelasan berkenaan dengan pengisian angket tersebut.

Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini

menggunkan skala Likert dengan skor 1-5, jawaban responden berupa

pilihan 5 (lima) alternatif yaitu

Page 44: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

30

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S N TS STS

1

2

3

4

5

Tabel 3.1 Skala Likert

Dimana :

SS = Sangat setuju

S = Setuju

N = Netral

TS = Tidak setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

3. Wawancara

Merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap

muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun penaleliti

terhapadap narasumber atau sumber data. Dalam wawancara peneliti akan

mencatat opini dan hal lain yang berkaitan dengan penelitian. Dengan

demikian ada banyak informasi yang akan didapat dari hasil wawancara

tersebut.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data melalui metode

dokumentasi, peneneliti menyediakan benda-benda tertulis seperti nuku-

buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.34

Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan keterangan dan

penerangan pengetahuan dan bukti.

Page 45: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

31

H. Teknik Analisa Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkatan keandalan alat

ukur yang digunakan. Menurut pengujian validitas dilakukan untuk

mengetahui validitas dari setiap pertanyaan atau pernyataan dalam

kuesioner yaitu dengan menguji korelasi antara skor item dengan skor

total. Jika koefesien korelasi tiap faktor tersebut lebih dari 0,1 maka

menunjukan pertanyaan atau pernyataan tersebut valid, dengan

menggunakan softwere SPSS 22,0.35

Sedangkan uji reliabilitas merupakan kemampuan suatu instrument

untuk diuji kembali dengan memberikan hasil yang relatif konstan. Suatu

instrument dikatakan reliable jika memberikan hasil yang relatif sama jika

di uji secara berulang-ulang. Reliable jika nilai jika nilai Cronbach’s

Alpha dari 0,22.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat

normalitas. Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan

estimator linier tidak bisa dengan varian yang minimum (best linier

unbiased estimator = BLUE), yang berarti model regresi tidak

mengandung masalah atau dengan kata lain apakah model regresi benar-

benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representative. Pada uji

asumsi klasik peneliti menggunakan:

35

Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta. 2007), h. 52

Page 46: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

32

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah populasi data

mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan

pada nilai residualnya. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk menguji apakah

distribusi data dapat dikatakan normal atau tidak salah satunya

menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogrov-Smirrnov (KS).36

Dengan melihat angka probabilitas dengan ketentuan, probabilitas <

0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, sedangkan probabilitas > 0,05

maka Ha ditolak dan H0 diterima.

3. Uji Frekuensi

Uji frekuensi adalah penyusunan data kedalam kelas-kelas tertentu

dimana setiap individu/item hanya termaksud kedalam salah satu kelas

tertentu saja. Dalam suatu penelitian juga biasanya akan dilakukan

pengumpulan data. Salah satu cara untuk mengatur atau menyusun adalah

dengan mengelompokkan data-data. Berdasarkan ciri-ciri penting dari

sejumlah data kedalam beberapa kelas dan kemudian dihitung banyaknya

data yang masuk ke dalam setiap kelas. Uji frekuensi terdiri dari dua yaitu:

a. Uji Frekuensi Relatif

Variasi penting dari uji frekuensi dasar adalah dengan

menggunakan nilai frekuensi relatifnya, yang disusun dengan membagi

frekuensi setiap kelas dengan total dari semua frekuensi (banyaknya

36

Syofian Siregar, Statistik Parametrik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012). h. 153.

Page 47: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

33

data). Sebuah uji frekuansi relative mencangkup batas-batas kelas yang

sama seperti TDF, tetapi frekuensi yang digunakan bukan frekuensi

actual melainkan frekuensi relative kadang-kadang dinyatakan sebagai

persen.

Frekuensi relatif =

×100%

b. Uji frekuensi kumulatif

Variasi lain dari uji frekuensi standar ialah frekuensi kumulatif.

Frekuensi kumulatif untuk sebuah kelas ialah nilai frekuensi untuk

kelas tersebut ditambah dengan jumlah frekuensi semua kelas yang

sebelumnya.37

37

www.smartstat.info/statistika/diakses pada 6 Desember pukul 11.15

Page 48: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Terbentuknya Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota

Makassar

Masyarakat Kota Makassar yang mayoritas beragama Islam

memiliki potensi zakat yang sangat besar. Namun potensi ini belum

dimanfaatkan karena dikelola secara individual. Melihat kondisi tersebut

maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999

tentang Pengelolaan Dana Zakat. Secara operasional dikeluarkan

Keputusan Menteri Agama Repoblik Indonesia Nomor 37 Tahun 2003

tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Dana Zakat.

BAZNAS Kota Makassar adalah organisasi pengelolaan zakat yang

dibentuk oleh pemerintah terdiri dari unsur Makassar dan pemerintah

dengan tugas mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan

zakat sesuai dengan ketentuan agama. Sejak berdirinya hingga sekarang

BAZNAS Kota Makassar sudah tiga kali mengalami perubahan nama.

Pertama pada tahun 1990 yaitu awal berdirinya bernama Badan Amil

Zakat, Infak, Sedekah (BAZIS) Kota Makassar. Setelah terbitnya Undang-

Undang Nomor 38 tahun 1999 berubah nama menjadi Badan Amil Zakat

Kota Makassar melalui surat keputusan pemeritah Kota Makassar Nomor

75/Kep/451.12/2002 dan dikukuhkan pada tahun 2002. Selanjutnya yang

Page 49: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

35

ketiga yaitu setelah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2011, Badan Amil Zakat (BAZ), berubah nama menjadi Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar terletak di

Jalan Teduh Bersinar Nomor 5 Makassar Kompleks Catatan Sipil dan

Kependudukan. Terdiri atas satu bangunan yang didalamnya terdapat

beberapa ruangan terpisah untuk pengelolaan zakat. Kegiatan utamanya

adalah menghimpun dana-dana zakat, infak, sedekah dan dana keagamaan

lainnya dari kaum muslimin baik perorangan, instansi dan perusahaan

kemudian menyalurkan kepada yang berhak menerimanya.

2. Visi dan Misi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar sejak

berdirinya memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, yaitu

menjadi Badan Amil Zakat Nasional yang Amanah, Transparan, dan

Profesional.

Sedangkan Misi dari Badan Amil Zakat Nasional Kota Makassar antara

lain :

a. Meningkatkan kesejahteraan muzakki berzakat, berinfak dan

bersedekah

b. Mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infak dan sedekah untuk

meningkatkan martabat dan kesejahteraan mustahik

Page 50: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

36

c. Terciptanya manajemen BAZNAS yang profesional dengan didukung

oleh sistem informasi teknologi.38

3. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota

Makassar

Adapun susunan struktur organisasi Badan Amil Zakat Nasional

Kota Makassar Periode 2015-2020 yang sesuai dengan surat keputusan

Walikota Makassar Nomor 1762/451.12/KP/XII/2015 tanggal 14

Desember 2015.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Kota Makassar

38

Sejarah BAZNAS Makassar,http://www.baznasmakassar.com/di akses 29 iuli 2020

pukul 11.33

Kabid

Pengumpulan

You Yatsir

Tonung

Kabid

Pendayagunaan &

pendistribusian

H. abdul Azis Bennu,

S.Ag

Kabag Perencaan,

Keuangan &

Pelaporan

Ismail Hajiali, SE.,

M.Si

Kabag

administrasi,

SDM & Umum

H. Katjong

Tahir S.H

Staf Staf Staf

Staf

Staf

Page 51: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

37

Adapun tugas dan pengurus Badan Amil Zakat Nasional Kota Makassar

antara lain :

a. Tugas Dewan Pengawas

1) Mengawasi pekerjaan kerja yang telah disahkan.

2) Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan

yang telah ditetapkan Dewan Pertimbangan.

3) Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan

Pelaksana yang mencangkup pengumpulan, pendistribusian dan

pendayagunaan.

4) Melakukan pemeriksaan operasional dan pemeriksaan syariah.

b. Tugas Badan Pelaksana

1) Membuat rencana kerja.

2) Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai dengan

rencana kerja yang disahkan.

3) Menyusun laporan

4) Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada pemerintah.

5) Bertindak dan bertangggung jawab atas amanah BAZNAS Kota

Makassar kedalam maupun keluar.

c. Tugas Devisi Pengumpulan dan Pengembangan

1) Menyusun rencana pengumpulan dan pendayagunaan zakat.

2) Mengatur dan melaksanakan program pengumpulan dana

BAZNAS Kota Makassar.

Page 52: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

38

3) Melaksanakan segala usaha penelitian dan pengembangan sumber

dana BAZNAS Kota Makassar obyek pendayagunaan,

pengembangan organisasi, administrasi dan tata usaha.

4) Mempersiapkan peraturan-peraturan, formulir, sistem kerja dan

penyuluhan.

5) Menyerahkan hasil pengumpulan dana ke rekening Bank BAZNAS

Kota Makassar dan membukukan kepada bendahara.

6) Bidang pengumpulan mempertanggung jawabkan hasil kerjanya

kepada pengurus harian.

7) Bidang pengumpulan mempertanggung jawabkan hasil kerjanya

kepada ketua pengurus harian.

d. Tugas Devisi Pendistribusian dan Pendayagunaan

1) Melaksanakan program pendistribusian dan pendayagunaan dana

BAZNAS Kota Makassar.

2) Melakasanakan bimbingan dan pengerahan proyek-proyek

pendayagunaan baik yang diselenggarakan oleh BAZNAS Kota

Makassar, Desa, Kecamatan maupun Organisasi Islam.

3) Menetapkan proyek pendayagunaan oleh Organisasi Islam.

4) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ketua

pengurus harian.

4. Bidang Program Badan Amil zakat Nasional Kota Makassar

a. Bidang Makassar Taqwa atau Taqwa.

b. Bidang Makassar Makmur atau Sosial Ekonomi dan Kemanusian

Page 53: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

39

c. Bidang Makassar Sehat atau Sosial Kesehatan

d. Bidang Makassar Peduli atau Sosial Kemanusiaan

e. Bidang Makassar Cerdas atau Sosial Pendidikan

B. Deskripsi Responden

Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 87 orang mustahik yang

tersebar di Kota Makassar sesuai dengan data dari Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS ) Kota Makassar.

a. Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 38

2. Perempuan 49

Total 87

Dari tabel di atas menunjukan bahwa jumlah mustahik denngan jenis

kelamin perempuan lebih banyak di bandingkan mustahik yang berjenis

kelamin laki-laki. Untuk perempuan sebanyak 49 orang dan untuk laki-laki

sebanyak 38 orang.

b. Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel 4.4

Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan

No. Jenis pekerjaan Jumlah

1. Tidak bekerja 16

Page 54: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

40

2. Ibu rumah tangga 13

3. Pedagang asongan 17

4. Buruh/pekerja 27

5. Bentor 14

Jumlah 87

Dari segi ekonomi terlihat mustahik yang tidak bekerja sebanyak 66

orang. Ibu rumah tangga sebanyak 13 orang. Selanjutnya pedagang

asongan sebanyak 17 orang. Buruh/pekerja sebanyak 27 orang. Dan bentor

sebanyak 14 orang. Kondisi ini menunjukan profesi buruh/pekerja

merupakan profesi yang paling banyak menyerap tenaga kerja yang

berasal dari kalangan menengah ke bawah.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Karakteristik rumah tangga penerima zakat dan potensi zakat dalam

mengentaskan kemiskinan akan dilihat dari masing-masing variable. Berikut

ini adalah hasil tanggapan responden berdasarkan kuesioner yang disebar.

1. Variable rumah tangga (mustahik)

Karakteristik Rumah Tangga adalah keadaan sebenarnya dari rumah

tangga yang terdiri dari satu keluarga atau sekelompok orang dimana

merupakan dasar bagi unit dalam banyak model sosial, mikroekonomi, dan

pemerintah, dan menjadi bagian penting dalam ekonomi.

Untuk lebih jelas mengenai data dalam Rumah Tangga maka akan

dijelaskan satu persatu sebagai berikut :

Page 55: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

41

a. Banyaknya masyarakat Kota Makassar yang tidak memiliki mata

pencaharian tidak menentu.

Tabel 4.3

Jawaban Mustahik

Altenatif jawaban Jumlah Persentase (%)

Sangat setuju 26 29,9%

Setuju 58 66,7%

Netral 3 3,4%

Tidak setuju 0 0

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100%

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 26 orang atau 59,1%

mustahik menjawab sanagat setuju, 58 orang atau 66,7% menjawab setuju

dan 3 atau 3,4 % menjawab netral.

b. Jumlah tanggungan tidak sesuai dengan pendapatan

Table 4.4 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 67 77,0%

Setuju 16 18,4%

Netral 3 3,4%

Tidak setuju 1 1,1%

Page 56: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

42

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 67 orang atau 77,0 %

mustahik menjawab sangat setuju, 16 orang atau 18,4 % menjawab setuju

dan 3 orang atau 3,4 % menjawab netral dan 1 atau 1,1% menjawab tidak

setuju.

c. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabakan masyarakat sulit

mendapat pekerjaan

Tabel 4.5 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 16 18,4%

Setuju 21 24.1%

Netral 49 56,3%

Tidak setuju 1 1,1%

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Dari table diatas dapat diketahui bahwa 16 orang atau 18,4 % menjawab

mustahik sangat setuju, 21 orang atau 24,1% menjawab setuju, 49 orang

atau 56,3% menjawab netral dan 1 atau 1,1% menjawab tidak setuju.

Page 57: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

43

d. Setiap kepala keluarga memiliki pendapatan yang berbeda-beda

Tabel 4.6 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 66 75,9%

Setuju 20 23,0%

Netral 1 1,1%

Tidak setuju 0 0

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 66 orang atau 75,9% mustahik

menjawab sangat setuju, 20 orang atau 23,0 % menjawab setuju dan 1

orang atau 1,1 % menjawab netral.

e. Tidak sesuainya kompetensi dan kemampuan masyarakat dalam

bidang pekerjaan yang dilakukan

Table 4.7 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 64 73,6%

Setuju 22 25,3%

Netral 1 1,1%

Tidak setuju 0 0

Sangat tidak setuju 0 0

Page 58: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

44

Jumlah 44 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 64 orang atau 73,6 % mustahik

menjawab sangat setuju, 22 orang atau 25,3 % menjawab setuju dan 1

orang atau 1,1% menjawab netral.

Tabel dari kuesioner yang ada dari pernyataan-pernyataan di atas tersebut :

Tabel 4.8

Jawaban mustahik berdasarkan Variabel rumah Tangga

Alternatif

jawaban

Pernyataan

Jumlah Presentase

(100%) 1 2 3 4 5

Sangat setuju 26 67 16 66 64 239 54,0%

Setuju 58 16 21 20 22 137 31,5%

Netral 3 3 49 1 1 57 13,1%

Tidak setuju 0 1 1 0 0 2 1,4%

Sangat tidak

setuju 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 87 87 87 87 87 435 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Pada variabel karakteristik rumah tangga alternatif jawaban setuju

merupakan jawaban yang paling banyak diberikan oleh mustahik yaitu 239

atau 54,0%, 137 atau 31,5% mustahik menjawab sangat setuju, 57 atau

13,1% menjawab netral dan 2 atau 1,4% menjawab tidak setuju. Hal ini

menggambarkan bahwa karakteristik rumah tangga didasarkan pada

Page 59: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

45

keadaan rumah tangga itu sendiri dilihat dari keadaan ekonomi, tingkat

pendidikan tingkat kesehatan, serta banyaknya tanggungan setiap kepala

keluarga.

Rumah tangga merupakan struktur kehidupan terkecil dalam susunan

kehidupan masyarakat. Masih sangat banyak masyarakat yang terbilang

miskin dan penentuan kriteria ini dapat membantu pihak baznas dalam

memilih dan memilah bantuan seperti apa yang hendak diberikan kepada

setiap elemen masyarakat sesuai dengan kondisi sosial ekonomi mereka.

Ada beberapa kriteria yang telah ditetapkan bagi masyarakat yang berhak

menerima bantuan dana zakat itu sendiri antara lain muallaf, fakir miskin,

budak (tetapi tidak ada perbudakan), orang yang dililit hutang karna

berjuang dijalan allah SWT.

2. Variable Potensi Zakat

Zakat tak sekedar dimaknai sebagai sebuah ibadah yang diwajibkan

kepada setiap umat Islam bagi yang sudah memenuhi syarat, akan tetapi

lebih dari pada itu, yakni sebagai sebuah system pendistribusian harta benda

di kalangan umat islam, dari si kaya kepada si miskin. Sehingga zakat

mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. Untuk

lebih jelas mengenai data dalam Potensi zakat maka akan dijelaskan satu

persatu sebagai brikut :

Page 60: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

46

a. Program zakat produktif sangat berguna dan tepat guna

meningkatkan taraf ekonomi mustahik

Table 4.9 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 59 67,8%

Setuju 18 20,7%

Netral 9 10,3%

Tidak setuju 1 1,1%

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 59 orang atau 67,8%

menjawab sanagat setuju, 18 orang atau 20,7% menjawab setuju, 9 orang

atau 10,3% menjawab netral dan 1 orang atau 1,1% menjawab tidak

setuju.

b. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat dilakukan berdasarkan

prioritas kebutuhan mustahik dan dimanfaatkan untuk usaha

produktif

Table 4.10

Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 22 25,3%

Setuju 64 73,6%

Netral 1 1,1%

Page 61: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

47

Tidak setuju 0 0

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 22 orang atau 25,3% mustahik

menjawab sangat setuju, 64 orang atau 73,6% menjawab setuju, dan 1

orang atau 1,1% menjawab netral.

c. Dengan adanya bantuan dana zakat masyrakat kurang mampu dapat

memanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan

Table 4.11 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 18 20,7%

Setuju 66 75,9%

Netral 3 3.4%

Tidak setuju 0 0

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Dari table diatas dapat diketahui bahwa 18 orang atau 20,7% mustahik

menjawab sangat setuju, 66 orang atau 75,9% menjawab setuju dan 3

orang atau 3,4% menjawab netral.

Page 62: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

48

d. Zakat merupakan salah satu potensi terbaik dalam upaya

pengentasan dari kemiskinan

Table 4.12 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 13 14,9%

Setuju 68 78,2%

Netral 6 6,9%

Tidak setuju 0 0

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 13 orang atau 14,9% menjawab

sangat setuju, 68 orang atau 56,8 % menjawab setuju dan 6 orang atau

6,9% menjawab netral.

e. Meningkatnya pendapatan perkapita suatu daerah akan

meningkatkan potensi zakat

Table 4.13 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 51 58,6%

Setuju 18 20,7%

Netral 18 20,7%

Tidak setuju 0 0

Page 63: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

49

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 9 agustus 2020

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 51 orang atau 58,6% mustahik

menjawab sangat setuju, 18 orang atau 20,7% menjawab setuju dan 18

orang atau 20,7 % menjawab netral.

Tabel 4.14

Jawaban mustahik berdasarkan Variabel potensi zakat

Alternative

jawaban

Pernyataan

Jumlah Presentase

(100%) 1 2 3 4 5

Sangat setuju 59 22 18 13 51 163 37,5%

Setuju 18 64 66 68 18 234 53,8%

Netral 9 1 3 6 18 37 8,5%

Tidak setuju 1 0 0 0 0 1 0,2%

Sangat tidak setuju 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 87 87 87 87 87 435 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 9 agustus 2020

Pada variabel potensi zakat alternatif jawaban setuju merupakan jawaban

yang paling banyak diberikan oleh mustahik yaitu 234 atau 53,8%, 163 atau

37,5% mustahik menjawab sangat setuju, 37 atau 8,5 % menjawab netral

dan 1 atau 0,2% menjawab tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa

potensi zakat yang ada di Kota Makassar jika dilihat dari kuesioner

mustahik sudah bagus namun jika dilihat dari hasil kuesioner penulis dapat

Page 64: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

50

di lihat ada beberapa mustahik yang tidak tidak setuju terhadap potensi

zakat.

Zakat di Kota Makassar sangat besar, diperkirakan mencapai puluhan

milyar pertahun, namun yang terserap masih sedikit dibandingkan potensi

yang ada. Hal ini dapat dilihat pada penerimaan dana zakat melalui

BAZNAS Kota Makassar pada tahun 2019 sebesar 20 Milyar, sedangkan

yang tersalurkan 18 Milyar. Dana-dana itu tergabung dengan dana-dana

yang lainnya seperti dana zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan

lainnya.

3. Variabel Pengentasan Kemiskinan

Pengentasan kemiskinan adalah seperangkat tindakan, baik ekonomi

maupun kemanusiaan, yang dimaksudkan untuk mengangkat orang keluar

dari kemiskinan secara permanen.

a. Dalam membantu masyarakat untuk mengurangi kemiskinan

BAZNAS memberikan bantuan berupa modal usaha kecil

Table 4.15 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 33 37,9%

Setuju 52 59,8%

Netral 2 2,3%

Tidak setuju 0 0

Sangat tidak setuju 0 0

Page 65: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

51

Jumlah 87 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 33 orang atau 37,9% mustahik

menjawab sangat setuju, 52 orang atau 59,8% menjawab setuju dan 2 atau

2,3% menjawab netral.

b. Adanya bantuan pendidikan gratis melalui beasiswa dari baznas akan

membantu mustahik memiliki pendidikan yang layak.

Tabel 4.16 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 81 93,1%

Setuju 6 6,9%

Netral 0 0

Tidak setuju 0 0

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 81 orang atau 93,1% mustahik

menjawab sangat setuju, 6 orang atau 6,9 % menjawab setuju.

c. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga

kerja sehingga mengurangi pengangguran

Tabel 4.17 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Page 66: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

52

Sangat setuju 22 25,3%

Setuju 64 73,6%

Netral 1 1,1%

Tidak setuju 0 0

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 22 orang atau 25,3% mustahik

menjawab sangat setuju, 64 orang atau 73,6 % menjawab setuju dan 1

atau 1,1% menjawab netral.

d. Memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat yang kurang

mampu

Tabel 4.18 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 69 79,3%

Setuju 18 20,7%

Netral 0 0

Tidak setuju 0 0

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100%

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Page 67: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

53

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 69 orang atau 79,3% mustahik

menjawab sangat setuju, 18 orang atau 20,7% menjawab setuju.

e. Selain peran agama peran pemerintah dan masyaraka saagat

diperlukan dalam mengentaskan kemiskinan

Tabel 4.19 Jawaban Mustahik

Alternatif jawaban Jumlah Presentase (%)

Sangat setuju 18 20,7%

Setuju 69 79,3%

Netral 0 0

Tidak setuju 0 0

Sangat tidak setuju 0 0

Jumlah 87 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 18 orang atau 20,7% mustahik

menjawab sangat setuju, 69 orang atau 79,3% menjawab setuju.

Tabel 4.20

Jawaban mustahik berdasarkan Variabel pengentasan kemiskinan

Alternatif

jawaban

Pernyataan

Jumlah Presentase

(100%) 1 2 3 4 5

Sangat setuju 33 81 22 69 18 223 51,3%

Setuju 52 6 64 18 69 209 48,0%

Netral 2 0 1 0 0 3 0,7%

Page 68: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

54

Tidak setuju 0 0 0 0 0 0 0

Sangat tidak

setuju 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 87 87 87 87 87 435 100

Sumber: Data primer diolah pada tanggal 19 agustus 2020

Pada variabel pengentasan kemiskinan alternatif jawaban sangat setuju

merupakan jawaban yang paling banyak diberikan oleh mustahik yaitu 223

atau 51,3%, 209 atau 48,0% mustahik menjawab setuju, 3 atau 0,7%

menjawab netral.

Hal ini menggambarkan bahwa variable pengentasan kemiskinan di

Kota Makassar dilihat dari kuesioner mustahik sudah bagus. Dalam usaha

mengentasan kemiskinan melalui zakat, BAZNAS (Badan Amil Zakat

Nasional) Kota Makassar secara umum memiliki dua bentuk program yaitu

bantuan dana konsumtif dan bantuan dana produktif. Adapun bantuan dana

komsumtif yaitu bantuan yang langsung dibagikan kepada mustahik.

Adapun bantuan dana zakat produktif adalah bantuan kepada mustahik

dalam bentuk usaha bergulir. Dua jenis usaha ini telah berjalan meskipun

belum terlalu maksimal disebabkan banyaknya kendala yang di hadapi.

D. Hasil Uji Kualitas Data

1. Uji validitas

Adapun hasil uji validitas di tunjukan pada tabel 4.19 sebagai berikut :

Tabel 4.21

Hasil Uji Validitas

Page 69: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

55

Variabel Item R hitung R tabel Keterangan

Karakteristik

Rumah Tangga

P1 0,506 0,208 Valid

P2 0,599 0,208 Valid

P3 0,528 0,208 Valid

P4 0,371 0,208 Valid

P5 0,450 0,208 Valid

Potensi

Zakat

P6 0,614 0,208 Valid

P7 0,336 0,208 Valid

P8 0,320 0,208 Valid

P9 0,273 0,208 Valid

P10 0,744 0,208 Valid

Pengentasan

Kemiskinan

P11 0,586 0,208 Valid

P12 0,469 0,208 Valid

P13 0,738 0,208 Valid

P14 0,464 0,208 Valid

P15 0,667 0,208 Valid

Berdasarkan output di atas diketahui untuk r hitung P1 adalah sebesar

0,506, P2 sebesar 0,528, P3 sebesar 0,528, P4 sebesar 0,371, P5 sebesar 0,450, P6

sebesar 0,614, P7 sebesar 0,336, P8 sebesar 0,320, P9 sebesar 0,273, P10 sebesar

0,774, P11 sebesar 0,586, P12 sebesar 0,469, P13 sebesar 0,738, P14 sebesar

0,464 dan P15 sebesar 0,667. Hasil tersebut menunjukan bahwa pertayaan no 1

sampai denga 15 valid karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel yaitu

0,208 Dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang berjumlah 15 signifikan.

Page 70: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

56

2. Uji Reliabilitas

Hasil uji reabilitas ditunjukan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.21

Hasil Uji Reabilitas

No item Cronbach’s Alpha Keterangan

XI 0,204 Reliabel

X2 0,118 Reliabel

Y 0,057 Reliabel

Dari tabel di atas untuk reabilitas dapat dilihat bahwa nilai

cronbach’s alpha’s masing-masing item X1 di atas 0,204, untuk X2 dapat

dilihat bahwa nilai cronbach’s alfa masing-masing item 0,118 dan Y dapat

dilihat bahwa nilai cronbach”s alfa 0,057 atau secara keseluruhan

instrument di nyatakan reliable karena nilai alfa yang sudah mendekati

indeks 1 (satu) semakin mendekati indeks 1, maka tingkat reliable semakin

baik. Jadi sebagai kesimpulan maka 15 item pertanyaan yang digunakan

telah memenuhi syarat uji validitas dan reabilitas.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang

telah di standarisasi pada model regresi normal atau tidak. Data

berdistribusi normal jika data akan mengikuti arah garis diagonal dan

menyebar fisekitar garis diagonal. Nilai residual dikatakanberdistribusi

Page 71: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

57

normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati

nilai rata-rata. Berikut adalah hasul uji normalitas dengan

mengunggunakan pengelolaan SPSS.

Gambar 4.2

Berdasarkan Gambar di atas, terlihat bahwa penyebaran data

menyebar disekitar garis diagonal yang berarti bahwa data berdistribusi

normal atau model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau

tidak heteroskedasitas. Dasar analisisnya jika terdapat pola tertentu,seperti

titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar, kemudian menyempit) maka mengenditifikasikan telah terjadi

Page 72: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

58

heteroskedasitas. Sedangkan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-

titiknya menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbuh Y, maka

tidak terjadi heteroskedasitas.

Untuk melihat hasil heteroskedasitas penelitian ini, berikut peneliti

sajikan dalam ganbar 3 :

Gambar 4.3

Pada gambar di atas, garis scatterplot menunjukan bahwa data tersebut

di atas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat pola

yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi layak

digunakan untuk memprediksi pengentasan kemiskinan berdasarkan

variable yang mempengaruhinya, yaitu karakteristik rumah tangga dan

potensi zakat.

Pada hasil uji kualitas data di atas dapat dilihat bahwa semua instrument

pada penelitian ini dapat dijadikan alat penelitian yang layak. Hal ini

didasarkan pada keterangan yang menyatakan VALID dan RELIABEL

Page 73: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

59

pada setiap item pertanyaan yang telah diuji pada software SPSS. Pada uji

asumsi klasik, uji normalitas dilakukan dengan melihat grafik normal

probability plot berdasarkan hasil uji di atas, data dalam penelitian ini

dapat di katak an terdistribusi secara normal.

Page 74: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil akhir dan pembahsan dalam penilitian ini dapat di ambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik rumah tangga pada penerima zakat didasarkan pada keadaan

rumah tangga itu sendiri dilihat dari keadaan ekonomi, tingkat pendidikan

tingkat kesehatan, serta banyaknya tanggungan setiap kepala keluarga.

Masyarakat yang berhak menerima bantuan dana zakat itu sendiri antara lain

muallaf, fakir miskin, budak (tetapi tidak ada perbudakan), orang yang dililit

hutang karna berjuang dijalan allah SWT.

2. Dalam usaha mengentasan kemiskinan melalui zakat, BAZNAS (Badan

Amil Zakat Nasional) Kota Makassar secara umum memiliki dua bentuk

program yaitu bantuan dana konsumtif dan bantuan dana produktif. Adapun

bantuan dana komsumtif yaitu bantuan yang langsung dibagikan kepada

maustahik, dan adapun bantuan dana zakat produktif adalah bantuan kepada

mustahik dalam bentuk usaha bergulir. Dua jenis usaha ini telah berjalan

meskipun belum terlalu maksimal disebabkan banyaknya kendala yang di

hadapi.

Page 75: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

61

B. SARAN

1. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau sesuai perencanaan yang

telah di rencanakan jadi penyusun manajemen selanjutnyabisa lebih diteliti

dan dan harus melihat faktor-faktor penghambat sebelumnya.

2. Hasil penelitian ini memberikan implikasi pada BAZNAS (Badan Amil

Zakat Nasional) Kota Makassar. Mengoptimalkan pengelolaan dan

memaksimalkan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat

terus di tingkatkan, maka dapat dijadikan zakat benar-benar berpotensi

dalam mengentaskan kemiskinan.

Page 76: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

62

DAFTAR PUSTAKA

Aath-Thawi. (1985). Kemiskinan dan Keterbelakangan di Negara-Negara

Muslim, Terj.Muhammad Bagi. Bandung: Cet 1. Mizan

Basri, Faisal. (2002). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Didin, Hafiduddin. d. (2002). Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema

Insani.

Efendi, T. N. (1993). Sumber Daya Manusia, peluang Kerja dan Kemiskinan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fananny, A. E. (2005). wahbah al-ZuhaῙlῙ Zakat Kajian Berbagai Mazhab.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Gazi, I. (2003). Teori Komprehensip Tentang Zakat dan Pajak. Jakarta: Tiara

Wacana.

Hasan, M. A. (2008). Zakat dan Infak: Salah Satu Solusi Mengatasi Problema

Sosial di Indonesia. Jakarta: Ed. 1. Cet 2; Kencana

Kemiskinan Dekat Dengan Kekufuran. Diakses pada Desember 5, 2019, dari

http://Islam.nu.or.id/

Kontur, R. (2007). Metode Penelitian Untuk Penukisan Skripsi dan Tesis.

Jakarta: PPM.

Mas'ud, M. d. (2005). Zakat dan Kemiskinan: Instrumen pemberdayaan ekonomi

umat. Yogyakarta: UII Press.

Nu'aim, H. R. (n.d.). dalam Hilyatul Auliyah (3/53 dan 109).

Nugroho, H. (1995). Kemiskinan Ketimpangan dan Perberdayaan: dalam

Kumpulan Makalah Kemiskinan dan Kesenjanagan di Indoneisa.

Yogyakarta: Aditya Media.

Profil BAZNAS Makassar. Diakses pada November 12, 2019, dari

http//www.baznasmakassar.com

Qadir, A. (1998). Zakat Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Qardawy, Yusuf. (1996). Konsepsi Islam Dalam Mengentaskan Kemiskinan.

Surabaya: PT Bina Ilmu.

Sejarah BAZNAS Kota Makassar. Diakses pada Juli 29, 2020 dari

http//www.baznasmakassar.com

Siregar, S. (2012). Statistik Parametrik. Jakarat: Bumi Aksara.

Page 77: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …

63

Sugiono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suparlan, P. (1995). Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: YayasanObor Indonesia.

Syaltout, M. (1996). Min Taujihat al_Islam,. Cairo: Dar al-Qalam.

Tafsir ayat. Diakses pada 15 desember 2019, dari https://tafsiq.com/9-at-

taubah/ayat-60

Umar, H. (2001). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Page 78: KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA …