karakterisasi dan kuantifikasi senyawa flavonoid …digilib.unila.ac.id/54492/3/skripsi tanpa bab...

54
KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID EKSTRAK POLAR DAUN GAMAL KULTIVAR LAMPUNG UTARA DAN UJI AKTIVITASNYA TERHADAP KUTU PUTIH KAKAO (Planococcus minor) (Skripsi) Oleh AGATA YELIN PASUTRI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: buixuyen

Post on 29-Jun-2019

248 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

i

KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOIDEKSTRAK POLAR DAUN GAMAL KULTIVAR LAMPUNG UTARA

DAN UJI AKTIVITASNYA TERHADAP KUTU PUTIH KAKAO(Planococcus minor)

(Skripsi)

Oleh

AGATA YELIN PASUTRI

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

ii

ABSTRAK

KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOIDEKSTRAK POLAR DAUN GAMAL KULTIVAR LAMPUNG UTARA

DAN UJI AKTIVITASNYA TERHADAP KUTU PUTIH KAKAO(Planococcus minor)

OlehAgata Yelin Pasutri

Kakao merupakan salah satu komoditi ekspor non migas yang memiliki prospek cukupcerah. Namun dilihat dari segi mutu, kakao di Indonesia hasilnya kurang memuaskan.Salah satu penyebabnya hama yang berada pada buah kakao yaitu kutu putih (P. minor).Penggunaan insektisida nabati akhir-akhir ini sudah mulai digalakkan. Tanaman gamaldiketahui mengandung senyawa flavonoid yang dapat digunakan sebagai insektisidanabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter dan jumlah senyawa flavonoidyang terkandung dalam serbuk daun gamal yang efektif dalam mematikan P. minordengan cara ekstraksi serbuk daun gamal, bioassay dan analisis spektroskopis. Ekstraksidilakukan dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut non polar dan pelarutpolar (metanol dan air). Bioassay ekstrak kasar dilakukan terhadap P. minor pada buahkakao yang sudah direndam dalam ekstrak polar serbuk daun gamal pada tingkatankonsentrasi 0%, 0,04%; 0,08%; 0,12%; dan 0,16%, pengulangan sebanyak 3 kali.Kematian kutu putih diamati pada 24, 48 dan 72 jam setelah perlakuan, dan ditentukannilai LC50 menggunakan analisis probit. Kemudian, dilakukan bioassay isolat murnidengan memakai nilai LC50 ekstrak kasar sebagai nilai tengah. Penentuan karakterisasidan kuantifikasi senyawa flavonoid menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan FTIR.Hasil yang diperoleh yaitu senyawa flavonoid yang terkandung dalam serbuk daun gamalKultivar Lampung Utara ( KLU) memiliki ciri-ciri fluoresensi warna biru pada sinar UVdan memiliki panjang gelombang dengan puncak 310 nm yang termasuk kedalamgolongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik, dan C-O.Ekstrak metanol serbuk daun gamal KLU memiliki kadar flavonoid sebesar 3,8 mg/Lkuersetin dan kadar fenolik sebesar 3,3 mg/L asam galat. Sedangkan ekstrak air serbukdaun gamal KLU memiliki kadar flavonoid sebesar 6,07 mg/L kuersetin dan kadarfenolik 2,76 mg/L asam galat. Ekstrak kasar serbuk daun gamal KLU lebih efektif dalammematikan hama P. minor dibandingkan dengan ekstrak murni serbuk daun gamal KLUyang dilihat dari nilai LC50 ekstrak kasar sebesar 0,11% sedangkan ekstrak murni sebesar0,27%.

Kata kunci: Kakao, Planococcus minor, flavonoid, daun gamal.

Page 3: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

iii

KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOIDEKSTRAK POLAR DAUN GAMAL KULTIVAR LAMPUNG UTARA

DAN UJI AKTIVITASNYA TERHADAP KUTU PUTIH KAKAO(Planococcus minor)

Oleh

AGATA YELIN PASUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh GelarSARJANA SAINS

Pada

Jurusan BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 4: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,
Page 5: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,
Page 6: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,
Page 7: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Marga Jaya, Kecamatan Gunung

Agung Kabupaten Tulang Bawang Barat pada 11 Maret

1998. Putri pertama dari dua bersaudara buah hati

pasangan Bapak Agus Riyanto dan Ibu Yuni Asih.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di

SDN 2 Marga Jaya pada tahun 2009; sekolah

menengah pertama di SMPN 1 Gunung Agung pada

tahun 2012; sekolah menengah atas di SMAN 4 Metro pada tahun 2014. Pada

tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung melalui jalur

SBMPTN.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bumi Jaya, Kecamatan

Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Januari-Februari 2017 dan

melaksanakan Kerja Praktik (KP) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) Lampung pada bulan Juli-Agustus 2017 dengan judul “Kajian

Perbaikan Teknologi Budidaya Tanaman Kakao (Theobroma cacao) dan

Lada (Piper ningrum) pada Lahan Kering Masam Natar”.

Page 8: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

vii

MOTTO

“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala

orang-orang yang berbuat kebaikan”

{QS. Hud (11:115)}

“Siapapun yang berhenti belajar akan menua, entah itu berumur 20 atau 80

tahun. Siapapun yang terus belajar akan tetap muda”

{Henry Ford}

“Kesuksesan tak pernah dimiliki. Ia disewakan dan itu dibayar setiap hari”

{Rory Vaden}

“Waktumu terbatas jangan menghabiskan dengan mengurusi hidup orang

lain”

{Steve Jobs}

“Jika kamu tidak bisa berlari untuk menggapai kesuksesan, maka

berjalanlah. Jika kamu tidak bisa berjalan maka merangkaklah. Karena

tidak ada yang tidak mungkin bila kamu memiliki tekad”

Page 9: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

viii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Kuhaturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan hidayah-Nya

serta suri tauladanku Nabi Muhammad SAW yang menjadi pedoman hidup

dalam berikhtiar

Aku persembahkan karya yang sederhana ini kepada:

Ayahanda (Agus Riyanto) dan Ibunda (Yuni Asih) yang telah membesarkanku

dengan penuh cinta dan kasih sayang, mendidik, dan memotivasiku.

Terimakasih atas segala doa dan perjuanganmu yang telah membawaku menuju

kesuksesan. Serta Adikku (Haryo Madu Seno) yang selalu menjadi

penyemangatku dalam keadaan apapun

Almamater tercinta yang turut dalam pembentukan pribadiku menjadi lebih

dewasa dalam berfikir, berucap, dan bertindak

Mungkin hanya inilah yang mampu kubuktikan kepada kalian bahwa aku tak

pernah lupa akan air mata yang jatuh dalam memperjuangkanku, bahwa aku

tak pernah lupa nasihat dan dukungan kalian, bahwa aku tak pernah lupa

segalanya dan selamanya

Page 10: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

ix

SANWACANA

Segala Puji bagi Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Karakterisasi dan

Kuantifikasi Senyawa Flavonoid Ekstrak Polar Daun Gamal Kultivar

Lampung Utara dan Uji Aktivitasnya terhadap Kutu Putih Kakao

(Planococcus minor)” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Jurusan Biologi di Universitas Lampung. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Nismah Nukmal, Ph.D., selaku Pembimbing utama yang dengan

penuh kesabaran telah memberikan bimbingan, saran, nasehat, dan kritik

selama proses penulisan skripsi ini;

2. Ibu Gina Dania Pratami, M.Si., selaku Pembimbing kedua yang dengan

penuh kesabaran telah memberikan bimbingan, saran, nasehat, dan kritik

selama proses penulisan skripsi ini;

3. Ibu Dr. Emantis Rosa, M.Biomed., selaku Pembahas dan Pembimbing

Akademik atas masukan, saran, dan kritik dalam penulisan skripsi ini;

4. DRPM Kemenristek Dikti yang telah membiayai penelitian ini;

5. Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung;

Page 11: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

x

6. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Lampung;

7. Ibu Dra. Nurul Utami yang telah membantu dalam melakukan penelitian;

8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff administrasi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung;

9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff UPT LTSIT Universitas Lampung;

10. Teristimewa kepada keluarga besarku yang telah memberikan motivasi

dan semangat kepada penulis;

11. Rekan-rekan seangkatan Biologi 2014 yang memberikan semangat kepada

penulis;

12. Annisa Gena Saras Agustia, Aprillia Sari, Hona Anjelina Putri, dan

Yayang Anas Persada yang telah menjadi sahabat sekaligus tim selama

penelitian;

13. Sahabat sekaligus saudara, Alfi Oktariani, Evi Kurnia Sari, Angga

Handika, dan Fibria Hadi Sucihno yang selalu memberikan dukungan,

semangat, dan canda tawa kepada penulis;

14. Tim Martha (Mba Preh, Mba Harmini, Chandra Ep, Mba Intan, Mba

Riska, dan Mba Rika) yang selalu menjadi penyemangat bagi penulis;

15. Rekan-rekan peneliti UPT LTSIT yang menjadi pembagi suka duka

selama penelitian;

16. Teman-teman di Asrama Green House (Istiqomah, Mba Lisa Hemas) yang

telah menemani penulis selama masa studi;

17. Semua pihak yang membantu dalam proses perkuliahan dari awal hingga

akhir yang tidak dapat dituliskan satu persatu.

Page 12: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

xi

Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu

penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 09 November 2018Penulis,

Agata Yelin Pasutri

Page 13: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN .......................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii

SANWACANA ............................................................................................... ix

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... xii

DAFTAR ISI................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5

C. Manfaat Penelitian................................................................................ 5

D. Kerangka Pemikiran............................................................................. 6

E. Hipotesis ............................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Gamal (Gliricidia maculata)................................................ 8

1. Klasifikasi Tanaman Gamal ............................................................. 8

Page 14: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

xiv

2. Deskripsi Tanaman Gamal ............................................................... 8

3. Penyebaran dan Manfaat Tanaman Gamal....................................... 10

4. Kandungan Tanaman Gamal ............................................................ 11

B. Hama dan Insektisida ........................................................................... 13

C. Hama Penghisap Tanaman Kakao (Planococcus minor) ..................... 14

1. Klasifikasi Planococcus minor......................................................... 14

2. Morfologi dan Daur Hidup Planococcus minor............................... 15

3. Kerugian yang Ditimbulkan Kutu Putih........................................... 16

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 18

B. Alat dan Bahan ..................................................................................... 18

C. Cara Kerja ............................................................................................ 20

1. Isolasi dan Pemurnian Senyawa Golongan Flavonoid ..................... 20

1.1. Maserasi Bertingkat .................................................................. 20

1.1.1. Ekstrak Metanol.............................................................. 20

1.1.2. Ekstrak Air...................................................................... 21

1.2. Evaporasi .................................................................................. 21

1.3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT).............................................. 21

1.4. Fraksinasi Menggunakan Medium Pressure Liquid

Chromatography (MPLC)........................................................ 22

1.5. Fraksinasi Menggunakan Kromatografi Kolom C-18.............. 23

1.6. Spektrofotometri UV-Vis ......................................................... 23

1.6.1. Pembuatan Larutan Standar............................................ 24

1.6.2. Persiapan Analisis Ekstrak ............................................. 26

1.7. Spektrofotometri FTIR ............................................................. 26

2. Bioassay Fraksi Aktif terhadap Hama Planococcus minor.............. 27

3. Analisis Data .................................................................................... 28

4. Diagram Alir Penelitian ................................................................... 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Isolasi dan Pemurnian Senyawa Golongan Flavonoid......................... 30

1. Ekstrak Metanol ............................................................................... 30

Page 15: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

xv

2. Ekstrak Air ....................................................................................... 33

B. Kuantifikasi Senyawa Flavonoid dan Fenolik Ekstrak Polar Daun

Gamal KLU .......................................................................................... 39

C. Bioassay Fraksi Aktif terhadap Hama Planococcus minor.................. 42

1. Bioassay Ekstrak Kasar Metanol dan Air ........................................ 42

2. Bioassay Ekstrak Murni Air ............................................................. 44

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 51

B. Saran..................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53

LAMPIRAN.................................................................................................... 58

Page 16: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kadar flavonoid ekstrak metanol dan air serbuk daun

gamal KLU .................................................................................................. 40

2. Kadar fenolik ekstrak metanol dan air serbuk daun

gamal KLU .................................................................................................. 41

3. Rata-rata kematian kutu putih (ekor ± sd) setelah diperlakukan

dengan ekstrak kasar dan ekstrak murni air serbuk daun gamal

KLU 72 jam setelah perlakuan.................................................................... 46

4. Rata-rata kematian kutu putih setelah diberi perlakuan dengan

ekstrak kasar dan ekstrak murni air serbuk daun gamal KLU

pada waktu pengamatan berbeda................................................................. 47

5. Nilai LC50 hasil analisis probit ekstrak kasar dan murni air

serbuk daun gamal KLU pada 24-72 jam setelah perlakuan....................... 48

6. Hasil pengamatan bioassay ekstrak kasar metanol serbuk daun

gamal KLU pada hama kutu putih kakao.................................................... 59

7. Hasil pengamatan bioassay ekstrak kasar air serbuk daun

gamal KLU pada hama kutu putih kakao.................................................... 61

Page 17: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tanaman gamal ......................................................................................... 9

2. Daun tanaman gamal................................................................................. 9

3. Bunga tanaman gamal............................................................................... 10

4. Struktur senyawa flavonoid ...................................................................... 12

5. Planococcus minor betina......................................................................... 16

6. Dampak kerusakan pada kakao akibat P. minor ....................................... 17

7. Diagram alir penelitian.............................................................................. 29

8. Kromatogram KLT ekstrak kasar metanol serbuk daun gamal

KLU pada panjang gelombang (a) 254 nm (b) 366 nm ............................ 31

9. Kromatogram MPLC ekstrak kasar metanol serbuk daun gamal

KLU .......................................................................................................... 32

10. Kromatogram KLT ekstrak kasar air serbuk daun gamal KLU

pada panjang gelombang (a) 254 nm (b) 366 nm ..................................... 33

11. Kromatogram MPLC ekstrak kasar air serbuk daun gamal

KLU .......................................................................................................... 34

12. Kromatogram KLT dari fraksi 2 hasil MPLC ekstrak air

serbuk daun gamal KLU (a) λ 254 nm AlCl3 (b) λ 366 nm

AlCl3 (c) CeSO4 ........................................................................................ 35

13. Fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom C-18 .............................. 35

14. Fraksi 2 dan 3 hasil kromatografi kolom .................................................. 36

15. Kromatogram KLT fraksi 2 dan 3 kromatografi kolom

(a) λ 254 nm AlCl3 (b) λ 366 nm AlCl3 (c) CeSO4................................... 36

16. Spektrum UV senyawa hasil isolasi.......................................................... 37

Page 18: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

xviii

17. Spektrum inframerah hasil isolasi............................................................. 38

18. Kurva kalibrasi larutan standar kuersetin untuk penentuan

kadar flavonoid ......................................................................................... 39

19. Kurva kalibrasi larutan standar asam galat untuk penentuan

kadar fenolik ............................................................................................ 41

20. Hasil analisis probit ekstrak kasar metanol serbuk daun gamal

KLU terhadap kematian hama kutu putih kakao (P. minor)..................... 43

21. Hasil analisis probit ekstrak kasar air serbuk daun gamal KLU

terhadap kematian hama kutu putih kakao (P. minor) .............................. 43

22. Persentase kematian hama kutu putih (P. minor) pada buah

kakao dengan perlakuan ekstrak kasar air serbuk daun gamal

KLU pada konsentrasi dan waktu yang berbeda....................................... 45

23. Persentase kematian hama kutu putih (P. minor) pada buah

kakao dengan perlakuan ekstrak murni air serbuk daun gamal

KLU pada konsentrasi dan waktu yang berbeda....................................... 45

Page 19: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tanaman kakao berasal dari hutan tropis Amerika Tengah dan bagian utara

Amerika Selatan (Wahyudi dkk, 2008). Di Indonesia, penanaman kakao pertama

kali dikembangkan pada skala perkebunan tahun 1780 di Minahasa. Kemudian

Ambon serta Seram turut mengembangkan perkebunan kakao ini pada tahun

1858. Namun, perkebunan tersebut terserang hama penggerek buah kakao.

Akibatnya perkebunan kakao pada tahun 1858 kurang berkembang (Rahardjo,

2011).

Harga kakao mengalami lonjakan cukup tinggi pada tahun 1984 sehingga

mendorong negara-negara produsen kakao untuk memperluas areal. Pantai

Gading, Ghana, Malaysia, dan Indonesia merupakan negara utama penghasil

kakao. Pada tahun 1990-1991 produksi kakao dunia mengalami kenaikan sekitar

25% dibandingkan dengan tahun 1984-1985 (Susanto, 1994).

Dilihat dari penambahan luas areal, perkebunan kakao rakyat dan swasta terlihat

memiliki perkembangan yang sangat memuaskan. Penyebaran dan penanaman

kakao terdapat hampir diseluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 2013, perkebunan

Page 20: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

2

kakao tersebar di 32 provinsi, kecuali provinsi DKI Jakarta (Rukmana &

Yudirachman, 2016).

Kakao menjadi salah satu komoditi ekspor non migas yang memiliki prospek

cukup cerah. Semakin berkembangnya sektor agroindustri, permintaan kakao di

dalam negeri juga semakin meningkat (Susanto, 1994).

Apabila dilihat dari mutu hasil, kakao dari perkebunan rakyat hasilnya kurang

memuaskan (Rahardjo, 2011). Di Provinsi Lampung, perkebunan rakyat memiliki

produktivitas yang rendah dan mutu produk yang dihasilkan belum memenuhi

standar ekspor. Produktivitas rata-rata tanaman kakao di Lampung hanya

mencapai 588,79 kg/ha (Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi, 2008).

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) telah menyebabkan banyak kerusakan

pada tanaman kakao. Salah satu hama yang berada pada buah kakao yaitu kutu

putih (Planococcus minor). Di Sulawesi Barat, serangan hama kutu putih pernah

terjadi sehingga menurunkan hasil produksi kakao. Pada beberapa sentra

produksi kakao seperti Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Lampung, dan lain-lain,

juga sering ditemukan hama kutu putih kakao (Badan Penelitian dan

Perkembangan Perkebunan, 2015).

Kutu putih menghisap buah yang masih muda. Selain ditemukan pada buah, kutu

putih juga menyerang daun muda dan bunga (Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan, 2009). Pada saat masih berupa nimfa muda, kutu putih akan aktif

bergerak untuk berpindah tempat. Ketika telah menemukan tempat yang cocok,

Page 21: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

3

kutu akan menetap dan menghisap cairan pada buah. Akibatnya, buah yang telah

dihisap oleh kutu akan berkerut, mengeras dan terhambat pertumbuhannya (Badan

Penelitian dan Perkembangan Perkebunan, 2015). Selain menyebabkan

terhambatnya pertumbuhan buah, kutu putih juga dapat menjadi vektor virus yang

dapat merusak tanaman kakao (Brybroo & Solutions, 2012).

Upaya pengendalian hama dan penyakit tanaman harus dikendalikan secara

terpadu. Penggunaan insektisida sintetik akan membawa dampak yang buruk,

lebih merugikan dibanding manfaat yang dihasilkan. Dampak yang ditimbulkan

insektisida sintetik antara lain timbulnya resistensi hama, munculnya hama

sekunder, dan pencemaran lingkungan (Siswanto & Karmawati, 2012).

Saat ini, petani Indonesia mulai menggunakan insektisida nabati sebagai alternatif

pengganti insektisida sintetik. Insektisida nabati didefinisikan sebagai bahan yang

berasal dari mahluk hidup (tanaman, hewan atau mikroorganisme) yang dapat

menghambat pertumbuhan dan perkembangan atau mematikan hama atau

organisme penyebab penyakit (Sumartini, 2016).

Tanaman gamal merupakan salah satu tanaman yang dinilai dapat digunakan

sebagai bahan insektisida nabati. Daun gamal diketahui mengandung senyawa

aktif seperti flavonoid yang efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap

buah (Sudarmo, 2005).

Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terdapat dalam hampir

semua tumbuhan. Flavonoid memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antivirus,

Page 22: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

4

antiradang, antialergi dan antikanker. Flavonoid memiliki kerangka dasar karbon

yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada

suatu rantai propan (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunan

ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur, yakni 1,3-diarilpropan atau

neoflavonoid. Senyawa-senyawa flavonoid terdiri dari beberapa jenis tergantung

pada tingkat oksidasi dari rantai propane dari sistem 1,3-diarilpropana (Gafur dkk,

2013).

Analisis kualitatif flavonoid dapat dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometri UV-Vis. Spektrum serapan ultra violet dan serapan tampak

merupakan cara tunggal yang paling bermanfaat untuk mengidentifikasi struktur

flavonoid. Metode tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan uji secara

kuantitatif untuk menentukan jumlah flavonoid yang terdapat dalam ekstrak

dengan mengukur nilai absorbansinya (Neldawati dkk, 2013).

Beberapa penelitian mengenai daya insektisida serbuk daun gamal sudah

dilakukan. Hasil penelitian Nukmal dkk (2011), diketahui senyawa flavonoid dari

empat jenis ekstrak air serbuk daun gamal bersifat toksik terhadap hama kutu

putih pepaya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai LC50;48jam keempat jenis ekstrak

<5% (0,75% - 1,82%) sehingga dapat dikatakan efektif sebagai insektisida nabati

untuk hama kutu putih pepaya (Paracoccus marginatus).

Andriyani (2016) juga melakukan penelitian mengenai kandungan dan toksisitas

daun gamal. Hasil yang diperoleh yaitu ekstrak metanol dan ekstrak air serbuk

daun gamal memiliki daya insektisida terhadap kutu putih pada tanaman kakao

Page 23: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

5

(Planococcus minor). Ekstrak metanol dan ekstrak air serbuk daun gamal

mengandung senyawa flavonoid jenis flavon dan struktur jenis senyawanya terdiri

dari kerangka struktural 2-fenil-1,4- benzopiron. Dari penelitian yang telah

dilakukan, dapat diketahui bahwa senyawa flavonoid yang terkandung dalam

serbuk daun gamal dapat digunakan sebagai insektisida nabati tetapi karakter dan

jumlah senyawa flavonoid belum diketahui, untuk itu perlu dilakukan penelitian

untuk mengetahui karakter dan jumlah senyawa flavonoid yang terkandung dalam

serbuk daun gamal agar dapat dikembangkan sebagai bahan dasar insektisida

nabati di masa yang akan datang.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter dan jumlah senyawa flavonoid

yang terkandung dalam serbuk daun gamal (Gliricidia maculata) kultivar

Lampung Utara yang efektif dalam mematikan kutu putih (P. minor) pada

tanaman kakao.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat,

bahwa ekstrak serbuk daun gamal dengan pelarut air dan metanol memiliki daya

insektisida nabati yang efektif dalam mematikan dan mengendalikan populasi

hama kutu putih (P. minor) pada tanaman kakao.

Page 24: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

6

D. Kerangka Pemikiran

Kakao merupakan salah satu produk Indonesia yang lebih unggul dibandingkan

negara lain. Keunggulan kakao Indonesia dapat dilihat dari segi kualitas biji yang

apabila dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa yang setara

dengan kakao dari Ghana. Kakao menjadi salah satu penggerak perekonomian

nasional dari hasil perkebunan rakyat. Beberapa wilayah di Indonesia memiliki

lahan potensial yang cukup besar untuk pengembangan kakao sebagai salah satu

tanaman perkebunan. Kakao juga menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia

yang berpotensi menjadikan Indonesia sebagai produsen utama kakao dunia. Hal

ini bisa terwujud bila permasalahan utama yang dihadapi perkebunan kakao dapat

diatasi dengan baik.

Inovasi dalam pengembangan tanaman ini sudah banyak dilakukan. Untuk

tanaman kakao, pemberantasan hama menjadi salah satu cara yang paling efektif

dalam meningkatkan hasil produksi. Hingga saat ini, pengendalian hama masih

sangat tergantung dengan insektisida sintetik, karena cara ini mudah

dilaksanakan dan cepat menurunkan populasi hama. Selain itu belum

ditemukan alternatif pengendalian lainnya yang cukup efektif.

Penggunaan insektisida nabati saat ini dapat menjadi pilihan untuk pengendalian

hama. Selain lebih aman terhadap lingkungan, insektisida nabati juga tidak

membutuhkan biaya produksi yang banyak. Daun gamal dinilai dapat dijadikan

sebagai insektisida nabati. Hal ini dapat dilihat dari penelitian-penelitian yang

menggunakan daun gamal sebagai insektisida nabati.

Page 25: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

7

Pemurnian ekstrak polar serbuk daun gamal dilakukan dengan cara maserasi

bertingkat agar didapatkan ekstrak yang lebih banyak. Setelah itu dilakukan

bioassay terhadap kutu putih pada buah kakao yang sudah direndam dalam

ekstrak polar serbuk daun gamal dengan tingkatan konsentrasi berbeda. Fraksi

aktif dapat dilihat dari kematian kutu putih pada 24, 48 dan 72 jam setelah

perlakuan, dan ditentukan nilai LC50 nya.

Selanjutnya fraksi aktif dimurnikan dan diujikan terhadap serangga uji hingga

didapatkan isolat murni dan aktif. Isolat murni dan aktif selanjutnya dianalisis

spektroskopis untuk mengetahui karakter dan jumlah senyawa flavonoidnya.

Setelah dilakukan berbagai ekstraksi diharapkan karakter dan jumlah senyawa

flavonoid daun gamal dapat diketahui daya insektisida nabati dalam mematikan

dan mengendalikan populasi hama kutu putih pada tanaman kakao yang nantinya

dapat dikembangkan menjadi insektisida nabati yang lebih ramah lingkungan.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Ekstrak kasar serbuk daun gamal (G. maculata) kultivar Lampung Utara

memiliki daya insektisida yang lebih efektif mematikan hama kutu putih kakao

(P. minor) dibandingkan dengan ekstrak murni serbuk daun gamal kultivar

Lampung Utara.

2. Jenis flavonoid yang terdapat pada ekstrak serbuk daun gamal kultivar

Lampung Utara berasal dari golongan flavonon.

Page 26: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Gamal (Gliricidia maculata)

1. Klasifikasi Tanaman Gamal

Kementerian Pertanian (2009), mengklasifikasikan tanaman gamal sebagai

berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Fabales

Suku : Fabaceae

Marga : Gliricidia

Jenis : Gliricidia maculata atau Gliricidia sepium

2. Deskripsi Tanaman Gamal

Tanaman gamal merupakan tanaman dalam golongan Leguminosae. Tanaman

ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah dan pada tanah yang kurang

subur (Rukmana, 2005). Tanaman gamal memiliki banyak cabang dan dapat

tumbuh hingga 30 m. Diameter batangnya 15-30 cm. Ketika masih muda

batang akan berwarna hijau dan ketika tua akan berwana putih keabu-abuan

sampai coklat kemerahan dengan bintik berwarna putih (Gambar 1).

Page 27: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

9

Gambar 1. Tanaman gamal(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Daun gamal berbentuk oval dengan panjang rata-rata 2-7 cm dan lebar 1-3 cm.

Ujung daunnya berbentuk lancip dan memiliki pangkal yang membulat.

Susunan daun terletak berhadapan seperti pada daun lamtoro (Gambar 2).

Gambar 2. Daun tanaman gamal(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Page 28: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

10

Gamal memiliki bunga berwarna merah muda dan putih (Gambar 3). Bunga

terkumpul pada ujung batang dan berjumlah sekitar 25-50 kuntum.

Gambar 3. Bunga tanaman gamal(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Penyebaran dan Manfaat Tanaman Gamal

Tanaman gamal merupakan tanaman yang didatangkan ke Indonesia pada

tahun 1870. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah. Mulanya tanaman

gamal di Indonesia hanya digunakan sebagai tanaman selang pada perkebunan

di daerah Sumatera dan Jawa (Rukmana, 2005).

Orwa dkk (2009) menyebutkan, kayu gamal dapat digunakan sebagai

konstruksi bangunan, mebel, perabot rumah tangga dan lain-lain karena

memiliki struktur yang kuat dan awet. Bunganya juga baik digunakan untuk

pakan lebah dan dapat pula dimakan setelah dimasak. Daun, biji, dan kulit

batang gamal tidak dapat dikonsumsi karena mengandung zat yang bersifat

racun bagi manusia dan ternak, kecuali ruminansia. Ramuan bahan-bahan dari

Page 29: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

11

tanaman gamal dapat digunakan untuk menyembuhkan luka, bisul, memar,

luka bakar, rematik, patah tulang, biang keringat, dan tumor kulit. Nazli dkk

(2011) juga menambahkan, ekstrak daun gamal dapat menghambat

pertumbuhan mikroba dan dapat juga berfungsi sebagai anti mikroba.

4. Kandungan Tanaman Gamal

Kayu gamal memiliki nilai kalori sebesar 4.900 kkal/kg (Orwa dkk, 2009).

Daun gamal merupakan sumber protein dan suplemen pada pakan hijauan

ternak. Komposisi daun gamal terdiri atas: bahan kering 23,0%; protein kasar

25,2%; lemak 4,9% dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 55,5%. Selain

itu daun gamal juga kaya akan mineral (Rukmana, 2005).

Yuningsih (2010) pada penelitiannya membuktikan bahwa daun gamal

mengandung senyawa aktif kumarin. Diketahui kumarin merupakan senyawa

yang tergolong kedalam flavonoid. Ghasemzadeh & Ghasemzadeh (2011)

mengungkapkan bahwa flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder

dengan struktur polifenol yang terkandung pada tanaman hijau. Flavonoid

disintesis oleh jalur polypropanoid dan membentuk komponen molekul

fenilalanin. Erdman dkk (2005) menambahkan, flavonoid terdiri dari dua

cincin aromatik (A dan B) dan cincin heterosiklik (C) yang berisi satu atom

oksigen (Gambar 4).

Page 30: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

12

Gambar 4. Struktur senyawa flavonoid(Sumber: Erdman dkk, 2005)

Menurut Rohyami (2008); Ghasemzadeh & Ghasemzadeh (2011) terdapat

delapan sub kelompok flavonoid yaitu:

1. Flavon (luteonin, apigenin, tangeritin) .

2. Khalkon (lichocalcon dan calcon panduratin A).

3. Flavonol (quercetin, kaemferol, myricetin, isorhamnetin, pachypodol) .

4. Flavanon (hesteretin, naringenin, eriodictyol) .

5. Flavan (katecyn dan epicatecyns).

6. Isoflavon (genistein, daidzein, glycitein) .

7. Antosianidin (cyanidin, delphinidin, malvidin, pelargonidin, peonidin,petunidin).

8. Flavononol (hisperidin dan naragin).

Golongan flavonoid yang biasa ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi adalah

flavon dan flavonol dengan C- dan O-glikosida, isoflavon C- dan O-glikosida,

flavanon C dan O-glikosida, khalkon dengan C- dan O-glikosida, dan

dihidrokhalkon, proantosianidin dan antosianin, auron O-glikosida, dan

dihidroflavonol O-glikosida. Flavonoid sangat menentukan aktivitas kerja

tumbuhan yang merupakan glikosida. Flavonoid bersifat antioksidan dan

merupakan senyawa fenolik terbesar di alam (Rohyami, 2008).

Page 31: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

13

B. Hama dan Insektisida

Menurut Hasibuan (2012), hama dapat diartikan sebagai semua organisme yang

mengganggu serta merugikan tanaman yang dibudidaya oleh manusia.

Keberadaan hama dapat mengurangi ketersediaan, mutu atau sumber bahan hayati

(Andriyani, 2016).

Saat ini insektisida menjadi salah satu alat untuk mengurangi dampak dari hama.

Insektisida merupakan semua zat yang dapat digunakan untuk mengendalikan dan

mematikan serangan serangga (Hasibuan, 2012). Tetapi penggunaan insektisida

sintetik menjadi hal yang harus dicermati. Insektisida sintetik dapat menimbulkan

pengaruh yang merugikan. Hama sasaran dapat menjadi resisten oleh insektisida

sintetik. Dampak lain seperti pencemaran lingkungan juga harus menjadi hal

yang diperhatikan. Oleh karena itu, dibutuhkan insektisida yang ramah

lingkungan dan efektif (Andriyani, 2016).

Insektisida nabati adalah alternatif yang dinilai paling baik untuk mengendalikan

hama. Keunggulan dari insektisida nabati telah diungkapkan oleh Sudarmo

(2005) yaitu murah dan mudah dibuat oleh petani, relatif aman terhadap

lingkungan, tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, sulit menimbulkan

resistensi hama, dan tentunya menghasilkan produk yang sehat.

Sudarmo (2005) juga menambahkan, insektisida nabati dapat membunuh atau

mengusir serangga hama melalui cara kerja yang unik. Cara kerja dari insektisida

nabati antara lain dapat merusak perkembangan telur, larva, dan pupa, dapat

Page 32: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

14

menghambat pergantian kulit, dapat mengganggu komunikasi serangga, dapat

mengurangi nafsu makan dari serangga, dan dapat menghambat reproduksi

seranga betina.

C. Hama Penghisap Tanaman Kakao (Planococcus minor)

Planococcus minor berasal dari Asia Selatan, namun juga ditemukan di pulau

Trinidad di Karibia Selatan. Kutu ini menjadi ancaman serius bagi negara-negara

yang mempunyai keanekaragaman hayati yang rendah seperti Amerika Serikat.

Kutu putih tersebut secara morfologi tidak jauh berbeda dengan kutu putih pada

tanaman jeruk (Planococcus citri). P. minor dapat berkembang baik apabila

mendiami tanaman kakao. Selain itu, P. minor juga dapat dijumpai pada tanaman

lamtoro, kapuk, dan tembakau (Francis dkk, 2012a).

1. Klasifikasi Planococcus minor

Menurut Francis dkk (2012a) klasifikasi kutu putih adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Bangsa : Hemiptera

Suku : Pseudococcidae

Marga : Planococcus

Jenis : Planococcus minor

Page 33: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

15

2. Morfologi dan Daur Hidup Planococcus minor

Telur P. minor berwarna kuning, yang dilindungi oleh kantong telur di bawah

ujung tubuh betina dewasa. Pada instar pertama, jenis kelamin antara jantan

dan betina belum dapat dibedakan karena memiliki warna yang sama (Stocks

& Roda, 2012).

P. minor betina tidak memiliki sayap dan memiliki lima tahap pertumbuhan

yaitu telur, nimfa (instar 1, 2 dan 3) dan dewasa. P. minor betina dewasa

berbentuk oval, tidak bersayap, tersegmentasi dengan jelas dan memiliki tiga

pasang kaki dan sepasang antena dengan 8 segmen (Gambar 5).

Telur akan menetas selama 2 -10 hari, kemudian memasuki tahap instar 1

selama 12 hari, selanjutnya instar 2 selama 8 hari dan tahap instar 3 selama 9

hari. Setelah molting P. minor akan berwarna kuning pucat. Namun kemudian

akan berubah menjadi kuning kecoklatan dan kulit mereka akan ditutupi oleh

lapisan lilin berwarna putih (Francis dkk, 2012b). Stocks & Roda (2012)

menambahkan, P. minor betina memiliki ukuran yang lebih besar yaitu 2-3 mm

dibandingkan dengan P. minor jantan yang hanya berukuran 1 mm.

Page 34: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

16

Gambar 5. Planococcus minor betina(Sumber: Francis dkk, 2012b)

P. minor jantan memiliki enam tahap pertumbuhan yaitu telur, nimfa (instar 1

dan 2), prepupa, pupa, dan dewasa. Telur akan menetas selama 2-10 hari yang

kemudian memasuki tahap nimfa yakni instar 1 selama 7-14 hari, instar 2

selama 6-16 hari. Setelah melewati tahap instar akhir P.minor jantan

memasuki tahap prepupa selama 4 hari dan selanjutnya memasuki tahap pupa.

Pada tahap pupa individu berkembang dalam kepompong lilin selama 2 hari

yang pada akhirnya memasuki masa dewasa. P. minor jantan dewasa berwarna

merah muda, mempunyai tiga pasang kaki dan satu pasang sayap.

3. Kerugian yang Ditimbulkan Kutu Putih

Aktivitas makan P. minor menyebabkan penurunan hasil tanaman. Kualitas

tanaman atau buah juga turun dikarenakan pertumbuhan buah yang menjadi

kerdil (Gambar 6). Perubahan warna dan kerontokan daun juga merupakan

akibat yang ditimbulkan dari serangan P. minor. Kematian tanaman menjadi

3 mm

Page 35: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

17

dampak paling buruk yang disebabkan P. minor. Kutu ini juga diidentifikasi

dapat menjadi vektor virus yang dapat merusak tanaman (Brybroo & Solutions,

2012).

Gambar 6. Dampak kerusakan pada kakao akibat P. minor(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Menurut Badan Penelitian dan Perkembangan Perkebunan (2015) ledakan kutu

putih pernah terjadi di daerah Sangir Talaud pada tahun 1990-an. Ledakan ini

menimbulkan kekhawatiran terhadap berkurangnya produksi kakao.

Pengamatan juga pernah dilakukan di daerah Sampaga, Kabupaten Mamuju,

Sulawesi Barat menunjukkan bahwa kutu putih menyerang tanaman kakao

muda dan menyebabkan pertumbuhan kakao terhambat. Kakao juga menjadi

kering dan mempunyai bentuk yang tidak beraturan.

Page 36: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

18

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2017 hingga Agustus 2018.

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Berbasis Kompetensi Nukmal dkk

dengan judul “Pengembangan Formula Insektisida Nabati dari Senyawa

Flavonoid Ekstrak Polar Daun Gamal (Gliricidia maculata) untuk Mengendalikan

Hama Kutu Putih” pada tahun 2017-2018. Tempat pengambilan daun gamal di

Desa Pekurun, Kecamatan Abung Pekurun, Kabupaten Lampung Utara yang

diambil oleh peneliti sebelumnya. Bioassay dan analisis spektroskopis dilakukan

di Laboratorium Zoologi FMIPA, dan Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi

Teknologi (LTSIT) Universitas Lampung. Pengambilan hama kutu putih

penghisap buah kakao (P. minor) di Bandar Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu timbangan untuk menimbang serbuk daun gamal,

erlenmeyer untuk wadah maserasi, kertas saring untuk menyaring filtrat, Rotary

evaporator untuk mengevaporasi filtrat, corong untuk menyaring filtrat, Freeze

dryer untuk mengeringkan ekstrak, alumunium foil untuk menutup ekstrak,

Page 37: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

19

spatula untuk mengambil ekstrak, gelas beker untuk wadah ekstrak, pipet untuk

mengambil larutan, dan hot plate untuk memanaskan plat KLT, lampu UV untuk

pengamatan KLT, Medium Pressure Liquid Chromatography (MPLC) untuk

memurnikan ekstrak, Spektrofotometer UV-Vis dan IR untuk analisis kadar dan

golongan senyawa, corong pisah untuk partisi ekstrak, tabung reaksi untuk

menampung fraksi dari MPLC, kamera untuk dokumentasi, pisau untuk

mengambil buah kakao muda, toples untuk tempat buah kakao beserta kutu

putihnya, kain kassa untuk menutup media uji, gelas plastik untuk wadah media

uji, dan tusuk gigi untuk memindahkan kutu putih.

Bahan yang digunakan yaitu serbuk daun gamal yang sudah tersedia di

laboratorium, pelarut heksana dan diklorometana (DCM) sebagai pelarut

nonpolar, metanol dan akuades sebagai pelarut polar, Plat KLT fluoresensi,

pelarut visualisasi CeSO4, AlCl3, etanol sebagai eluen pada KLT, isopropanol dan

aquapure, sebagai pelarut MPLC, kuersetin, NaOH, NaNO2 sebagai pereaksi pada

penentuan kadar flavonoid, asam galat, folin, NA2CO3 sebagai pereaksi pada

penentuan kadar fenolik, aquabidest sebagai pelarut pada analisis kadar flavonoid

dan fenolik, kolom C-18, kolom sphadex, dan kolom silika digunakan untuk

pemurnian ekstrak, sonic digunakan untuk memisahkan endapan, etil asetat

sebagai pelarut partisi, kutu putih kakao (P. minor) betina dewasa beserta buah

kakao, dan buah kakao muda sebagai media uji.

Page 38: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

20

C. Cara Kerja

1. Isolasi dan Pemurnian Senyawa Golongan Flavonoid

1.1. Maserasi Bertingkat

Daun gamal dipisahkan dari senyawa-senyawa yang terkandung

didalamnya menggunakan proses maserasi bertingkat, sehingga dapat

diketahui jenis senyawa yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati

(Andriyani, 2016). Hasil proses maserasi sangat tergantung pada sifat

bahan dan sifat pelarut sehingga untuk mendapatkan komponen-komponen

yang terekstrak secara maksimal harus menggunakan pelarut yang tepat

(Susanti dkk, 2012).

1.1.1. Ekstrak Metanol

Sebanyak 1000 gram serbuk daun gamal dimaserasi menggunakan

pelarut heksana sebanyak 5.000 mL. Maserasi dengan pelarut

heksana dilakukan selama 1x24 jam kemudian dipisahkan antara

filtrat dan ampas. Hal ini dilakukan sebanyak 4 kali ulangan yang

bertujuan untuk menarik senyawa-senyawa nonpolar yang

terkandung pada daun gamal.

Setelah itu ampas dimaserasi menggunakan pelarut DCM sebanyak

5.000 mL. Maserasi dengan pelarut DCM dilakukan selama 1x24

jam sebanyak 4 kali ulangan dengan tujuan senyawa-senyawa

nonpolar dan semi polar dapat terangkat.

Page 39: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

21

Selanjutnya untuk mendapatkan ekstrak polar (metanol) ampas

dimaserasi menggunakan pelarut metanol sebanyak 5.500 mL.

Maserasi dengan pelarut metanol dilakukan selama 1x24 jam

dengan 4 kali ulangan hingga tidak ada lagi senyawa-senyawa

organik yang dapat ditarik.

1.1.2 Ekstrak Air

Setelah maserasi menggunakan metanol dilanjutkan dengan maserasi

menggunakan air sebanyak 10.000 mL. Ampas sisa penyaringan

ekstrak metanol direndam menggunakan akuades selama 1x24 jam

dengan 4 kali pengulangan hingga didapatkan filtrat air yang

mengandung senyawa-senyawa polar.

1.2. Evaporasi

Filtrat metanol dan filtrat air selanjutnya dievaporasi hingga tidak ada lagi

kandungan pelarutnya. Hasil evaporasi filtrat metanol dan air kemudian

dipekatkan dengan metode rekristalisasi menggunakan freeze dry hingga

membentuk ekstrak kasar dalam bentuk pasta.

1.3. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Eluen digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut

atau campuran pelarut tersebut pada adsorben. Suatu pelarut yang

bersifat relatif polar, dapat mengusir pelarut yang relatif tak polar

Page 40: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

22

dari ikatannya dengan alumina sehinga pada KLT harus menggunakan

pelarut yang kepolarannya sesuai dengan senyawa yang dicari.

Ekstrak kasar dan air di KLT menggunakan plat KLT silika fluoresensi

(5x2 cm) dengan larutan identifikasi CeSO4 10% dan AlCl315%. Eluen

yang digunakan yaitu heksana dan etanol dengan perbandingan 8:2 dan

1:1.

1.4. Fraksinasi Menggunakan Medium Pressure Liquid Chromatography(MPLC)

Sebelum ekstrak metanol dimurnikan, terlebih dahulu dipartisi

menggunakan etil asetat dan air. Partisi bertujuan untuk memisahkan

senyawa dengan polaritas tinggi dan senyawa dengan polaritas rendah.

Partisi dilakukan dengan mengencerkan ekstrak metanol dengan pelarut,

kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah dan ditambah dengan dua

jenis pelarut yang tidak bercampur (etil asetat dan air) dengan

perbandingan 1:1. Kemudian larutan dikocok dan didiamkan hingga

terpisah. Apabila larutan sudah terpisah, pisahkan bagian etil dan air.

Ekstrak yang larut dalam etil dapat langsung di murnikan.

Selanjutnya untuk pemurnian ekstrak metanol dan air dilakukan dengan

cara fraksinasi menggunakan MPLC. Fraksi- fraksi yang sudah didapat

kemudian dikelompokkan berdasarkan warna dan hasil MPLC yang

didapat lalu dievaporasi. Hasil evaporasi dianalisis KLT kembali hingga

didapatkan fraksi aktif kaya flavonoid yang dapat digunakan untuk

Page 41: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

23

bioassay. MPLC ekstrak kasar metanol menggunakan pelarut etanol dan

heksana sedangkan untuk ekstrak kasar air menggunakan pelarut

aquapure.

1.5. Fraksinasi Menggunakan Kromatografi Kolom C-18

Fraksi yang didapat dari pemurnian menggunakan MPLC dimurnikan

kembali menggunakan kromatografi kolom C-18. Kolom C-18 dilarutkan

menggunakan air terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam wadah

untuk pemisahan. Fraksi yang mempunyai titik puncak tertinggi pada

MPLC (F2) ditimbang sebanyak 0,2 gram dan dilarutkan ke dalam

aquapure sebanyak 1 mL. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam

kolom, tunggu hingga sampel memenuhi kolom. Setelah itu pelarut

dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam kolom. Hasil pemurnian

ditampung menggunakan botol kecil. Pelarut yang digunakan yaitu

aquapure dan metanol 10%. Hasil yang didapatkan dari pemisahan

kemudian di KLT dan dilihat senyawa yang mempunyai nilai Rf yang

sama.

1.6. Spektrofotometri UV-Vis

Analisis dilakukan dengan tahapan pembuatan larutan standar dan

persiapan analisis ekstrak.

Page 42: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

24

1.6.1. Pembuatan Larutan Standar

Larutan standar yang digunakan untuk penentuan kadar flavonoid

yaitu larutan standar kuersetin. Sebelum membuat larutan standar

dibuat larutan induk terlebih dahulu. Larutan induk dibuat dengan

menimbang kuersetin sebanyak 2 mg dilarutkan dalam labu ukur

10 mL dengan pelarut akuabides hingga batas miniskus (kadar

kuersetin menjadi 200 mg/L). Kemudian larutan induk diambil

sebanyak 2,5 mL dan dilarutkan dalam labu ukur 10 mL dengan

pelarut akuabides hingga batas miniskus (kadar kuersetin menjadi

100 mg/L).

Larutan standar dibuat dari larutan induk 100 mg/L dengan cara

memipet 0,2 ; 0,5 ; 0,8 ; 1,0 ; 1,2 dan 1,5 mL, dilarutkan ke dalam

10 mL dengan pelarut akuabides (kadar larutan standar menjadi 2 ;

5 ; 8 ; 10 ; 12 dan 15 mg/L). Selain larutan standar, juga terdapat

blanko (konsentrasi 0 mg/L). Blanko dibuat dengan mereaksikan

larutan pereaksi (NaNO2, AlCl3, dan NaOH) tanpa ditambah

kuersetin. Sebanyak 0,5 mL dari masing masing konsentrasi

larutan direaksikan dengan 0,3 mL NaNO2 5% kemudian

didiamkan selama 5 menit. Ditaambahkan sebanyak 0,3 mL AlCl3

10% ke dalam larutan, kemudian didiamkan kembali selama 5

menit. Larutan direaksikan dengan 2 mL NaOH 1 M, kemudian

diencerkan dengan akuabides hingga volume total 10 mL dan

didiamkan 15 menit. Larutan standar diukur absorbansinya pada

Page 43: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

25

panjang gelombang 314 nm dengan spektrofotometer UV-Vis.

Kurva standar diperoleh dari hubungan antara konsentrasi kuersetin

(mg/L) dengan absorbansinya.

Sedangkan larutan standar yang digunakan untuk penentuan kadar

fenolik yaitu asam galat. Larutan induk asam galat dibuat dengan

menimbang 4 mg dilarutkan dalam labu ukur 10 mL dengan pelarut

akuabides hingga batas miniskus (kadar asam galat menjadi 400

mg/L). Kemudian larutan induk diambil sebanyak 2,5 mL

dilarutkan dalam labu ukur 10 mL dengan pelarut akuabides hingga

batas miniskus (kadar asam galat menjadi 100 mg/L).

Larutan standar dibuat dari larutan induk 100 mg/L dengan cara

memipet 0,2 ; 0,5 ; 0,8 ; 1,0 ; 1,2 dan 1,5 mL, dilarutkan ke dalam

10 mL dengan pelarut akuabides (kadar larutan standar menjadi 2 ;

5 ; 8 ; 10 ; 12 dan 15 mg/L). Blanko (konsentrasi 0 mg/L) dibuat

dengan mereaksikan larutan pereaksi (folin dan Na2CO3) tanpa

ditambah asam galat. Sebelum larutan standar direaksikan, dibuat

terlebih dahulu larutan stok folin dengan mengambil 2,5 mL folin

dilarutkan dalam labu ukur 25 mL dengan pelarut akuabides hingga

batas miniskus. Sebanyak 5 mL dari masing masing konsentrasi

larutan standar direaksikan dengan ditambah 1 mL folin kemudian

didiamkan selama 5 menit. Ditambahkan sebanyak 4 mL Na2CO3

7,5% ke dalam larutan, kemudian didiamkan kembali selama 90

Page 44: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

26

menit. Larutan standar diukur absorbansinya pada panjang

gelombang 747 nm dengan spektrofotometer UV-Vis.

1.6.2. Persiapan Analisis Ekstrak

Ekstrak metanol dan air daun gamal kultivar Lampung Utara

ditimbang masing-masing sebanyak 5 mg. Sampel kemudian

dilarutkan dengan akuabides kedalam labu ukur 5 mL. Sampel

diambil 0,4 mL dari larutan stok lalu dimasukkan ke dalam labu

ukur dan ditambah dengan akuabides sebanyak 3,6 mL, setelah itu

direaksikan dengan cara yang sama dengan pembuatan larutan

standar untuk masing-masing pengujian. Sampel dibuat dengan

tiga ulangan.

Selain digunakan untuk penentuan kadar flavonoid dan fenolik,

spektrofotometri UV-Vis juga digunakan untuk menganalisis panjang

gelombang maksimum pada ekstrak. Persiapan sampel untuk analisis

panjang gelombang yaitu sampel ditimbang sebanyak 0,4 gram kemudian

diencerkan hingga 500x. Kemudian sampel dianalisis dan ditentukan

panjang gelombang maksimum dengan melihat nilai absorbansi pada

ekstrak.

1.7. Spektrofotometri FTIR

Metode spektrofotometri FTIR digunakan dalam menentukan dan

mengidentifikasi berbagai gugus fungi yang terdapat dalam senyawa

Page 45: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

27

organik. Gugus fungsi dalam suatu molekul dapat diketahui dari vibrasi

yang menghasilkan daerah frekuensi spesifik pada spektrum FTIR.

Senyawa flavonoid yang dianalisis sebanyak 0,1 g. Sampel dipekatkan

dan diteteskan pada alat kemudian diukur puncak-puncak serapannya

untuk dideteksi gugus-gugus fungsional yang terdapat dalam struktur

senyawa isolat.

2. Bioassay Fraksi Aktif terhadap Hama Planococcus minor

Setiap senyawa yang ditemukan pada tahapan fraksinasi dilakukan bioassay

terhadap hama kutu putih P. minor dan media uji yang digunakan adalah buah

kakao tempat P. minor hidup. Hal ini dilakukan untuk mengetahui senyawa

aktif yang dapat digunakan sebagai insektisida. Bioassay yang dilakukan

adalah uji mortalitas dengan pengaruh residu (residual effect). Uji residu

dilakukan dengan merendam media uji dengan 5 taraf tingkatan konsentrasi

(0%; 0,04%; 0,08%; 0,12% dan 0,16%) (Andriyani, 2016) selama 10 menit, 10

ekor serangga uji (P. minor) betina dewasa yang sudah diaklimasi selama 1

hari sebelum perlakuan diletakkan pada media uji dan dipelihara pada wadah

uji.

Pengamatan mortalitas serangga uji dilakukan pada 24, 48 dan 72 jam setelah

perlakuan. Presentase kematian untuk setiap ekstrak akan dianalisis dengan

program analisis probit untuk menentukan hubungan konsentrasi dengan

kematian serangga. Larutan uji dikatakan efektif bila larutan tersebut

Page 46: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

28

memberikan nilai LC50 ≤ 5% (Prijono, 2005). Percobaan ini dilakukan masing-

masing 3 kali ulangan.

3. Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis probit untuk

menentukan nilai LC50 dan uji lanjut dengan Tukey’s digunakan untuk

menentukan larutan yang efektif sebagai insektisida nabati.

4. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian dengan judul “Karakterisasi dan Kuantifikasi Senyawa

Flavonoid Ekstrak Polar Daun Gamal Kultivar Lampung Utara dan Uji

Aktivitasnya terhadap Kutu Putih Kakao (Planococcus minor)” dapat dilihat

pada Gambar 7.

Page 47: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

29

Gambar 7. Diagram alir penelitian

Maserasi bertingkat serbuk daungamal

Bioassay ektrak kasar (air & metanol)

Serangga uji Media uji

● Imago P. minor betina ●Buah kakao muda● N = 150, r = 3 ●N = 15, r = 3● Aklimasi 1 hari

Perendaman media uji dengan konsentrasi (0%;0,04%; 0,08%; 0,12% dan 0,16%) selama 10menit lalu dikering anginkan

10 serangga uji diletakkan pada media uji Pengamatan pada 24, 48, dan 72 jam setelah

perlakuan

Senyawa aktif ekstrak polar(metanol dan air) dilakukan

pengujian KLT dan fraksinasimenggunakan MPLC

Analisis spektroskopis untukmenentukan struktur, karakter,dan jumlah senyawa flavonoiddan fenolik yang terkandung

dalam serbuk daun gamal

Bioassay isolat murni pada skala laboratoriummenggunakan nilai LC50 ekstrak kasar sebagai nilaitengah dengan range konsentrasi 2 tingkat keatas

dan 2 tingkat kebawah

Filtrat dievaporasi dan difreeze dry

Ekstrak metanol Ekstrak air

● Heksana ● Heksana● DCM ● DCM● Metanol ● Metanol

● Air

Ekstrak kasar dalam bentukpasta

Pemurnian lanjutan ekstrak (air)menggunakan kolom C-18

Ekstrak murni air

Data dianalisis Probit → Nilai LC50 ekstrak kasar

Data dianalisis menggunakan uji lanjut Tukey’s

Page 48: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

52

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Senyawa flavonoid yang terkandung dalam serbuk daun gamal KLU memiliki

ciri-ciri fluorensensi warna biru pada sinar UV dan memiliki panjang

gelombang dengan puncak 310 nm yang termasuk kedalam golongan flavonon

dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik, dan C-O.

2. Ekstrak metanol serbuk daun gamal KLU memiliki kadar flavonoid sebesar 3,8

mg/L kuersetin dan kadar fenolik sebesar 3,3 mg/L asam galat. Sedangkan

ekstrak air serbuk daun gamal KLU memiliki kadar flavonoid sebesar 6,07

mg/L kuersetin dan kadar fenolik 2,76 mg/L asam galat.

3. Ekstrak kasar serbuk daun gamal KLU lebih efektif dalam mematikan hama

kutu putih kakao (P. minor) dibandingkan dengan ekstrak murni serbuk daun

gamal KLU yang dilihat dari nilai LC50 ekstrak kasar sebesar 0,11% sedangkan

nilai LC50 ekstrak murni sebesar 0,27%.

Page 49: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

52

B. Saran

Ekstrak dari serbuk daun gamal dengan konsentrasi ˂5% sudah efektif dalam

mematikan hama kutu putih kakao. Disarankan untuk peneliti selanjutnya ekstrak

dibuat lebih banyak agar cukup untuk pengujian bioassay dan penelitian dilakukan

dengan mengamati pengaruh ekstrak daun gamal terhadap serangga non target.

Page 50: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

53

DAFTAR PUSTAKA

Afriyorawan. 2013. Karakterisasi Senyawa Flavonoid Hasil Isolasi EkstrakMetanol Daun Gamal (Gliricidia maculata). Skripsi. Universitas Lampung.Lampung.

Agnetha, A.Y. 2005. Efek Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagaiLarvasida Nyamuk Aedes sp. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

Akbar, H.R. 2010. Isolasi dan Identifikasi Golongan Flavonoid Daun DandangGendis (Clinacanthus nutans) Berpotensi sebagai Antioksidan. Skripsi.Departemen Kimia, Fakultas MIPA. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Aksah, F. 2016. Perbandingan Daya Racun Isolat Murni Ekstrak Metanol danEkstrak Air Daun Gamal (Gliricidia maculata) terhadap Mortalitas KutuPutih (Pseudococcus cryptus) pada Tanaman Sirsak (Annona muricata).Tesis. Universitas Lampung.

Aminah. 2001. S. rarak, D. metel dan E. prostata sebagai Larvasida Aedesaegypti. Cermin Dunia Kedokteran No.131. Bogor.

Andriyani,R. 2016. Daya Insektisida, Jenis, dan Struktur Isolat Murni EkstrakPolar Serbuk Daun Gamal (Gliricidia Maculata Hbr.) Terhadap Kutu Putih(Planococcus Minor Maskell) Pada Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.)Tesis.Universitas Lampung. Lampung.

Anggraini, A. 2008. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Makuto Dewo(Phaleria macrocarpa Boerl.). Makalah Publikasi. UniversitasMuhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Apriliyani. 2016. Pengembangan Insektisida Nabati dari Senyawa FlavonoidEkstrak Daun Gamal (Gliricidia maculata, Hbr.) untuk MengendalikanHama Kutu Putih (Planococcus citri, Risso.) pada Tanaman Kopi (Coffearobusta, L.). Tesis. Universitas Lampung. Lampung.

Azizah, D.N., Kumolowati, E., & Faramayuda, F. 2014. Penetapan KadarFlavonoid Metode AlCl3 pada Ekstrak Metanol Kulit Buah Kakao(Theobroma cacao L.). Jurnal Ilmiah Farmasi. Universitas Jenderal AhmadYani. Jawa Barat.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2009. Mengenal TanamanPerkebunan di Lingkungan Sekitar. Perpustakaan Nasional. Jakarta.

Page 51: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

54

Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi. 2008. Teknologi BudidayaKakao. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi. Bogor.

Badan Penelitian dan Perkembangan Perkebunan. 2015.Info Tek PerkebunanMedia Bahan Bakar Nabati dan Perkebunan. Pusat Penelitian danPerkembangan Perkebunan. 7 (11). Bogor.

Brybrook, D., & Solutions, V. 2012. Mealybug Management. AustralianGoverment Grape and Wine Research and Development Corporation.http://www.gwrdc.com.au. Diakses pada tanggal 13 November 2017.

Cahyanta, A.N. 2016. Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun PareMetode Kompleks Kolorimetri dengan Pengukuran Absorbansi SecaraSpektrofotometri. Jurnal Ilmiah Farmasi. Jurusan Farmasi STIKESBHAMADA Slawi. Jawa Tengah.

Chang, C.Y.M. & Wen, H.C.J. 2002. Estimation of Total Flavonoid Content inPropolis by Two Complymentary Colorimetric Methods. J, Food DrugAnal.

Erdman, J.W., dkk. 2005. Flavonoids and Heart Health: Proceedings of theILSINorth America Flavonoids Workshop. Journal of Nutrition. WashingtonDC.

Francis, A. W., Kairo, M.T.K., & Roda, A.L. 2012a. The Passionvine Mealybug,Planococcus minor (Maskell) (Hemiptera: Pseudococcidae). Journal ofBiological Control. University of Florida. Florida.

Francis, A.W., Kairo, M.T.K., & Roda, A.L. 2012b.Developmental andReproductive Biology of Planococcus minor (Hemiptera: Pseudococcidae)Under Constant Temperatures. Journal of Biological Control. University ofFlorida. Florida.

Gafur, M.A., Isa, I., & Bialangi, N. 2013. Isolasi dan Identifikasi SenyawaFlavonoid Dari Daun Jamblang (Syzygium cumini). Jurnal. UniversitasNegeri Gorontalo. Gorontalo.

Geissman, T.A. 1962. The Chemistry of Flavonoid Compound. Pergamon Press.Oxford.

Ghasemzadeh, A. & Ghasemzadeh, N. 2011. Flavonoids and Phenolic Acids:Role and Biochemical Activity In Plants and Human. Journal of MedicinalPlants Research. 5(31), Pp. 6697-6703. Available Online AtHttp://Www.Academicjournals.Org/JMPR, ISSN 1996-0875©2011Academic Journals DOI: 10.5897/JMPR11.1404. Iran.

Hariyanto, R. A. B., Wahyudi, A. & Nugraheni, Z. V. 2017. PenentuanKandungan Fenolik, Flavonoiddan Aktivitas Antioksidan EkstrakPropolisTrigona sp. Jurnal Sains dan Seni POMITS. Institut TeknologiSepuluh Nopember. Surabaya.

Page 52: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

55

Hasibuan, R. 2012. Insektisida Pertanian. Lembaga Penelitian UniversitasLampung. Lampung.

Hernani. 2011. Pengembangan Biofarmaka sebagai Obat Herbal untukKesehatan. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian. 7 (1): 20-19. Bogor.

Ipandi, I., Triyasmono, L., & Prayitno, B. 2016. Penentuan Kadar Flavonoid Totaldan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kajajahi (Leucosykecapitellata Wedd.). Jurnal Pharmascience. Universitas LambungMangkurat Banjarmasin. Banjarmasin.

Kementerian Pertanian, Ditjen Peternakan & Keswan. 2009. Keunggulan GamalSebagai Pakan Ternak. BPTU Sembawa. Sumatera Selatan.

Mabry, T.J., Markham, K. R., &Thomas, M.B. 1970. The Systematic andIdentification of Flavonoid. Springer-Verlag. New York. Heldenberg-Berlin.

Nazli, R., Sohail,T., Nawab, B., & Yaqeen, Z. 2011. Antimicrobial PropertyofGliricidia Sepium Plant Extract. Journal Agriculture Resource. 24(1-4).Pakistan.

Neldawati, Ratnawulan, & Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalamPenentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.Jurnal Berkala Ilmiah Fisika. Universitas Negeri Padang. Padang.

Nukmal, N., Utami, N., & Pratami, G.D. 2011. Isolasi Senyawa Flavonoid dariEkstrak Air Serbuk Daun Gamal (Gliricidia Maculata )dan UjiToksisitasnya terhadap Hama Kutu Putih Pepaya (Paracoccus marginatus).Prosiding Penelitian Hibah Strategi Unila. Universitas Lampung.Lampung. Lampung.

Orwa, C., Mutua, A., Kindt, R. , Jamnadass, R., & Anthony, S. 2009.Agroforestry Database 4.0 : Gliricidia sepium.Http://Www.Worldagroforestry.Org/Sites/Treedbs/Treedatabases.Asp.Diakses pada tanggal 13 November 2017.

Prijono, D. 2005. Pemanfaatan dan Pengembangan Pestisida Nabati. MakalahSeminar Ilmiah. Jurusan Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, UniversitasLampung. Lampung. Lampung.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2009. Dinamika Populasi danPengendalian Hama Utama Jarak Pagar. Warta Penelitian danPengembangan Pertanian. 31(5).

Rahardjo, P. 2011. Menghasilkan Benih dan Bibit Kakao Unggul. PenebarSwadaya. Jakarta.

Raini, M. 2007. Toksikologi Pestisida dan Penanganan Akibat KeracunanPestisida. Media Litbang Kesehatan. 17 (3). Departemen Kesehatan.Jakarta.

Page 53: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

56

Rijayanti, R.P. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun ManggaBacang (Mangifera foetida L.) terhadap Staphylococcus aureus Secara InVitro. Naskah Publikasi. Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Rimijuna, I., Yenie, E., & Elystia, S. 2017. Pembuatan Pestisida Nabatimenggunakan Metode Ekstraksi dari Kulit Jengkol dan Umbi BawangPutih. Jurnal Fteknik. Universitas Riau. Pekanbaru.

Rivai, H., Widiya, E., Rusdi. 2013. Pengaruh Perbandingan Pelarut Etanol-Airterhadap Kadar Senyawa Fenolat Total dan Daya Antioksidan dari EkstrakDaun Sirsak (Annona muricata L.). Jurnal. Universitas Andalas. Padang

Rohyami, Y. 2008. Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak MetanolDaging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl). JurnalPenelitian & Pengabdian dppm.uii.ac.id. Yogyakarta.

Rukmana, H.R. 2005. Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Kanisius.Yogyakarta.

Rukmana, H.R.,& Yudirachman, H.H. 2016. Untung Selangit dari AgribisnisKakao. Lily Publisher. Yogyakarta.

Safitri, I., Nuria, M.C., & Puspitasari, A.D. 2018. Perbandingan Kadar Flavonoiddan Fenolik Total Ekstrak Metanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) padaBerbagai Metode Ekstraksi. Jurnal Inovasi. Universitas Wahid Hasyim.Semarang.

Sejati, A.D. 2012. Penetapan Kadar Flavonoid dan Fenolik Ekstrak Air JintenHitam (Nigella sative L.) dan Uji Sitotoksik pada Sel Kanker PayudaraMCF-7 dari Tiga Daerah : Habasyah, India dan Indonesia. NaskahPublikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Sinaga, R. 2009. Uji Efektifitas Insektisida Nabati terhadap Hama Spodopteralitura (Lepidoptera: Noctuidae) pada Tanaman Tembakau (Nicotianatabaccum L.) Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Siregar, R.H. 2010. Isolasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daun Gamal(Gliricidia maculata) dan Uji sebagai Insektisida Nabati terhadap HamaKutu Putih Tanaman Pepaya (Paracoccus marginatus). Skripsi. UniversitasLampung. Lampung.

Siswanto & Karmawati, E. 2012. Pengendalian Hama Utama Kakao(Conopomorpha cramerella dan Helopeltis spp.) dengan Pestisida Nabatidan Agen Hayati. Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanIndonesian Center for Estate Crops Research And Development. Bogor.

Stocks, I.C., & Roda, A. 2012. The Passionvine Mealybug, Planococcus minor(Maskell), a New Exotic Mealybug in South Florida (Hemiptera:Pseudococcidae). Florida Department of Agriculture and ConsumerServices, Division of Plant Industry. Florida.

Page 54: KARAKTERISASI DAN KUANTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID …digilib.unila.ac.id/54492/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · golongan flavonon dengan gugus fungsi O-H, C=O karbonil, C=C aromatik,

57

Sudarmo, S. 2005. Pestisida Nabati Pembuatan dan Pemanfaatannya. Kanisius.Yogyakarta.

Sukadana, I.M. 2010. Aktivitas Senyawa Flavonoid dari Kulit Akar Awar-awar.Jurnal Kimia 4 (1):63-67. Universitas Udayana. Denpasar.

Sumartini. 2016. Biopestisida untuk Pengendalian Hama dan Penyakit TanamanAneka Kacang dan Umbi. Jurnal IPTEK Tanaman Pangan. Balai PenelitianTanaman Aneka Kacang dan Umbi. Malang.

Susanti, A.D., Ardiana, D., Gumelar, G., & Bening, Y. 2012. Polaritas PelarutSebagai Pertimbangan dalam Pemilihan Pelarut untuk Ekstraksi MinyakBekatul dari Bekatul Varietas Ketan (Oriza sativa glatinosa). SimposiumNasional Rapi Xi Ft Ums. Surakarta.

Suryani, N.C., Permana, D.G.M.,&Jambe, A. 2016. Pengaruh Jenis Pelarutterhadap Kandungan Total Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan EkstrakDaun Matoa (Pometia pinnata). Jurnal Ilmu Teknologi dan Pangan.Universitas Udayana. Denpasar.

Susanto, F.X. 1994. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanisius.Yogyakarta.

Syahputra, E. & Endarto, O. 2012. Aktivitas Insektisida Ekstrak Tumbuhanterhadap Diaphorina citri dan Toxoptera citricidus serta Pengaruhnyaterhadap Tanaman dan Predator. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik. BalaiPenelitian Tanaman Jeruk dan Buah Suptropika. Jawa Timur.

Wahyudi T, T.R. Panggabean, & Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao.Penebar Swadaya. Jakarta.

Wirasuta, I.M.A.G., & Niruri, R. 2006. Buku Ajar Toksikologi Umum. UniversitasUdayana. Bali.

Yulistian, D.P., Utomo, E.P., Ulfa, S.M., & Yusnawan, E. 2015. Studi PengaruhJenis Pelarut terhadap Hasil Isolasi dan Kadar Senyawa Fenolik dalam BijiKacang Tunggak (Vigna unguiculata (L.) Walp) Sebagai Antioksidan.Jurnal Ilmu Kimia. Universitas Brawijaya. Malang.

Yuningsih. 2010. Keberadaan Kandungan Kumarin dalam Daun Gamal(Gliricidia sepium) sebagai Akarisida. Seminar Nasional TeknologiPeternakan dan Veteriner. Balai Besar Penelitian Veteriner. Bogor