kapasitas kepala desa dalam penyelenggaraan …repo.apmd.ac.id/681/1/skripsi_dina...

55

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan
Page 2: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

i

KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

DESA

(Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun Oleh:

Dina Fitriana

14520149

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”

YOGYAKARTA

2019

Page 3: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

HALAMAN PENGESAHAN

Telah Dipertahankan dan Disyahkan di Depan Tim Penguji Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (8-1)

Program Studi IImu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

"APMD"

Yogyakarta

Pada hari : Kamis

Tanggal : 14 Maret 2019

Pukul : 13.00 WIB

Tempat : Ruang Ujian Skripsi STPMD "APMD" Yogyakarta

Nama

I . Gregorius Sahdan. S.lP .• M.A. Ketua Penguji / Pembimbing

2. Dr.SupardaJ. M.Si Penguji Samping I

TIM PENGUJI

3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n

ii

Tanda Tangan

Page 4: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

HALAMA PERI YATA KEA L1 A

aya yang bertallda tall gan di ba\\ah ini:

ama : Dina Fitriana

1M 14520149

Program Studi : Ilmll Pemerintahan

Menyatakan bahwa Skripsi ya ng beljlldlll "Ka pasita Kepa la Dcsa Dalam Penyelengg raa n

Pemerintahan Desa di Desa Wonokerto Kecama tan T uri Ka bupatcn Sicma n" ada lah benar­

benar merupakan hasi l karya sensiri. dan se illruh sumber )ang diklllip mallplln dirlljllk telah saya

nyatakan dengan bellar.

Yog) akana. S Marel 20 19

1.t520 l.t9

iii

Page 5: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

iv

MOTTO

“Bukanlah Ilmu Yang Mendatangimu, Tetapi Kamulah Yang Mendatangi Ilmu Itu.”

(Imam Malik)

“Sebarlah ilmu pengetahuanmu, tetapi hati-hatilah dengan popularitas.”

(Sufyan al-Thawri)

“Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai kemampuanya.”

(Q.S. Al-Baqarah: 286)

“Telling the truth is a simple way to have a peaceful life.”

(Dina Fitriana)

Page 6: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur saya haturkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya

selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu saya mempersembahkan

skripsi ini untuk semua orang yang berarti dalam perjalanan saya:

Penyelesaiian skripsi ini tidak lepas dari do’a, bantuan, dan dukungan dari berbagai

pihak, karena itu kepada :

1. Untuk Bapak dan Ibu, yang telah memberikan semangan, doa, kasih sayang, dukungan moril

maupun materi yang tiada henti untuk anaknya ini. Terima kasih untuk tidak pernah lelah

mendoakan dan memberikan semangat. Karya ini saya persembahkan untuk Bapak dan Ibu

meskipun ini tidak sebanding dengan berbagai hal dan kebaikan yang sudah diberikkan

untuk saya. Semoga Bapak dan Ibu diberikan kesehatan oleh Allah SWT, dan bangga

dengan hasil yang sudah saya kerjakan ini.

2. Untuk Mbah & Adik saya Dela Suci Khoerunnisa yang selalu memberi semangat, ikut

berjuang dan mendoakan walaupun dari jauh, terima kasih sayang. Terima kasih karena

sudah selalu bersedia menjadi tempat bercerita dan berbagi canda. Terima kasih untuk

semua dukungannya, semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan

hidup.

3. Untuk Dosen Pembimbingku Bapak Gregorius Sahdan, S.IP., M.A. terima kasih banyak

telah memberikan ilmunya kepada saya. Terima kasih dengan segala kemampuan dan

kebaikan hati bapak telah sabar membimbing, mengarahkan, dan mengajarkanku. Tanpa

adanya bapak tidak mungkin saya dapat menyelesaikan skripsi saya ini. Jika ada kata yang

lebih tinggi dari terima kasih pasti sudah saya ucapkan. Semoga Bapak selalu diberikan

kesehatan lahir maupun batin, dan hanya Allah SWT yang dapat membalas kebaikan Bapak.

Page 7: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

vi

Mohon maaf jika selama bimbingan saya ada kesalahan atau menyakiti hati Bapak, sekali

lagi terima kasih Bapak.

4. Yang terakhir, yang tidak kalah spesialnya adalah untuk sahabat-sahabatku. Nafi’ Rotus

Sholikhah, Ignasia Ninik Monalisa, Novia Ekasari, Ulnatun Nadhifah, Nenci Andella, Irfan

alil, Muhammad Nur Dihan, Rian Subianto, Rio, kak engel dan yang paling special Andri

Tri Wijaya yang sudah memberikan dukungan dan berbagi penderitaan di Yogyakarta,

terima kasih karena sudah menjadi sahabat yang baik, setia, dan kuat. Tidak terasa sekarang

saya sudah sampai dititik ini, dimana saya akhirnya segera mendapatkan toga. Dan untuk

teman-teman seperjuangan yang tidak dapat saya sebutkan satu-satu, saya sangat berterima

kasih. Semangat untuk kita yang masih akan terus berjuang, semoga Allah SWT selalu

memberikan kemudahan bagi kita. Karya ini saya persembahkan untuk kalian.

Page 8: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan

kemudahan yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penyusunan skripsi ini berjalan dengan

baik.

Skripsi ini dapat terselesaikan karena tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si selaku ketua STPMD “APMD” Yogyakarta.

2. Bapak Drs.YB Widyo Murdianto, M.Si selaku ketua Prodi Ilmu Pemerintahan STPMD

“APMD” Yogyakarta.

3. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP., M.A. yang telah bersedia menjadi dosen pembimbing

skripsi sekaligus Bapak yang baik hati selalu sabar membimbing dan memberi motivasi

kepada penulis dalam mendukung selesainya skripsi ini.

4. Bapak Dr. Supardal, M.Si yang telah bersedia menjadi penguji skripsi sekalgus menjadi

pembimbing yang sabar dalam membimbing dn memberi motivasi kepada penulis sehingga

terselesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. YB. Widyo Hari Murdianto, M.Si yang telah menjdi penguji II dalam skripsi ini,

saya ucapkan terimakash karena telah menjadid penguji yang sabar dalam membimbing

sehingga terselesaikan skripsi ini.

6. Semua dosen Prodi Ilmu Pemerintahan dan Keluarga Besar STPMD “APMD” Yogyakarta

yang telah membekali ilmu yang sangat berguna dalam penyelesaian penulisan skripsi ini

Page 9: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

viii

dan memberikan pengetahuan serta pengalaman yang dapat membantu memperlancar

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh staff STPMD”APMD” yang telah membantu melayani untuk proses perkuliahan.

8. Seluruh pihak Desa Wonokerto yang telah memberikan izin penelitian dan dapat bekerja

sama dalam penelitian ini, serta memberikan dukungan kepada penulis.

9. Seluruh pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas

dukungan, kritik, ide, dan saran yang diberikan kepada penulis untuk proses penyelesaian

skripsi ini.

Demikian skripsi ini penulis buat, penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan

kekurangan dalam hal penulisan, maka penulis sangat mengharapkan masukan dan saran serta

kritikan yang membangun dari pembaca, dan almamater STPMD “APMD” Yogyakarta. Terima

kasih.

Yogyakarta, 8 Maret 2019

Penulis,

Dina Fitriana

Page 10: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

ix

INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menegetahui kapasitas kepala desa dalam

penyelenggraan pemerintahan desa di desa wonokerto, kecamatan Turi, kabupaten Sleman.

Kapasitas kepala desa dilihat dari beberapa aspek yaitu kapasitas kepala desa dalam

penyelenggraan pemerintahan desa yang mencakup kapasitas kepala desa dalam pembangunan

desa dan kapaitas kepala desa daalam pemberdayaan masyarakat desa.

jenis penelitan yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan secara kualitatif.

informan berjumlah 11 orang dengan satu orang sebaga key informan. Teknik pengumpulan data

dengan menggunakan teknik wawancara (berdasarkan pedoman wawancara), observasi dan

dokumentasi. Selanjutnya analisis data secara kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan

kapasitas kepala desa dalam penyelenggraan pemerintahan desa.

Hasil penelitain ini menunjukan bahwa dalam penyelenggraan pemerintahan dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat kepala desa telah menjadikan masyarakat sebagai objek

utama terkait dengan pembangunan desa dalam pemberdayaan masyarakat. terutama peran

pemuda untuk meningkatkan perekonomian. Dalam program-program pemberdayaan masyarakat

yang telah dilakukaan kepala desa, masyarakat diharapkan dapat menjadi penggerak

perekonomian di desa. Namun, dalam realisasinya masih ada permasalahan mengenai program-

program desa. Baik dari pihak perangkat desa maupun dari masyarakat. Mulai dari adanya

miskomunikasi, minimnya kordinasi hingga ke masyarakat. Namun jika dilihat dalam indikator

keterampilan kepala desa sudah mampu mengelola penyelenggraan pemerintahan desa, sesuai

dengan harapan masyarakat dan sudaah maampu dalam memberdayakan masyrakat secara

optimal. Hal ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan kapasitas dari tahun sebelumnya.

Kata Kunci : Kapasitas, kepala desa, pemerintahan desa.

Page 11: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ......................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vii

INTISARI ........................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 8

E. Kerangka Konseptual ..................................................................................................... 8

1. Kapasitas.................................................................................................................... 8

2. Kepala desa ................................................................................................................ 13

3. Pemerintahan Desa .................................................................................................... 18

F. Ruang Lingkup ............................................................................................................... 23

Page 12: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

xi

G. Metode Penelitia ............................................................................................................. 24

1. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 24

2. Unit Analisis ............................................................................................................. 25

3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 26

a. Observasi ............................................................................................................ 26

b. Wawancara ......................................................................................................... 26

c. Dokumentasi ...................................................................................................... 27

d. Teknik analisi data ............................................................................................. 27

BAB II PROFIL DESA Wonokerto kecamatan Turi kabupaten sleman

A. Geografis29

1. Batas administrasi .................................................................................................... 29

2. Kondisi fisik wilayah ............................................................................................... 30

3. Kondisi topografi ..................................................................................................... 31

B. Demografis ..................................................................................................................... 32

1. Jumlah penduduk ..................................................................................................... 32

2. Kepadatan penduduk ............................................................................................... 37

C. Sosial, ekonomi dan budaya ........................................................................................... 39

1. Kondisi social ........................................................................................................... 39

2. Kondisi ekonomi ...................................................................................................... 41

3. Kondisi budaya ....................................................................................................... 47

D. Kondisi tata guna lahan .................................................................................................. 52

1. Sumber daya alam .................................................................................................... 52

2. Tata guna lahan ........................................................................................................ 57

Page 13: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

xii

3. Kondisi lingkungan Permukiman ............................................................................. 58

E. Lembaga pemerintahan .................................................................................................. 63

1. Pemerintahan desa atau kelurahan ........................................................................... 63

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Informan

1. Informan menurut nama dan jenis kelamin ............................................................... 71

2. Informan menurut tingkat pendidikan ....................................................................... 71

3. Informan mnurut jenis pekerjaan ............................................................................... 72

B. Analisis data tentang kapaitas desa dalam penyelenggraan pemerintahan desa……….. 73

1. Kapasitas kepala desa dalam penyelengraan pemerintahan desa .............................. 73

2. Kapaitas kepala desa dalam pembangunan desa ....................................................... 81

3. Kapasitas kepala desa dalam pemberdayaan masyarakat desa .................................. 87

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 95

B. Saran ............................................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 98

Page 14: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembagian wilayah pedukuhan, RW dan RT Desa Wonokerto ....................... 29

Tabel 2.2 pengunaan lahan eksiting desa wonokwerto ...................................................... 30

Tabel 2.3 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin .................................................... 32

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk dan luas wilayah pedukuhan ................................................ 33

Tabel 2.5 Jumlah penduduk berdasarkan struktur umur ..................................................... 34

Tabel 2.6 Jumlah penduduk berdasarkan struktur pendidikan ............................................ 35

Tabel 2.7 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian ............................................... 36

Tabel 2.8 Kepadatan penduduk berdasarkan padukuhan .................................................... 38

Tabel 2.9 Jumlah organisasi kemasyarakatan ..................................................................... 39

Tabel 2.10 Tingkat kesejahteraan desa Wonokerto ............................................................ 42

Tabel 2.11 Sebaran fasilitas ekonomi desa wonokerto ....................................................... 44

Tabel 2.12 Potensi Desa Wonokerto ................................................................................... 45

Tabel 2.13 jenis kegiatan budaya desa wonokerto .............................................................. 49

Tabel 2.14 jenis kegiatan masyarakat lokal desa wonokerto .............................................. 50

Tabel 2.15 potensi pertanian desa wonokerto ..................................................................... 53

Tabel 2.16 potensi sumber daya alam desa wonokerto ....................................................... 56

Tabel 2.17 penggunaan lahan desa wonokerto ................................................................... 57

Tabel 2.18 jumlah dan sebaran fasilitas pendidikan ........................................................... 59

Tabel 2.19 jumlah dan sebaran fasilitas kesehatan ............................................................. 60

Tabel 2.20 jumlah dan sebaran fasilitas perekonomian ...................................................... 61

Tabel 2.21 jumlah dan sebaran fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum .................... 62

Page 15: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

xiv

Tabel 2.22 tingkat pendidikan perangkat desa .................................................................... 64

Tabel 2.23 tingkat pendidikan badan permusyawaratan desa ............................................. 69

Tabel 3.1 informan menurut nama dan jenis kelamin ......................................................... 71

Tabel 3.2 informan menurut tingkat pendidikan ................................................................. 72

Tabel 3.3 informan menurut jenis pendidikan .................................................................... 73

Page 16: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penunjukan dosen pembimbingan skripsi ....................................................... 101

Lampiran 2 Surat tugas melakukan penelitian .................................................................... 102

Lampiran 3 Permohonan izin penelitian STPMD “APMD” ke Kesbangpol DIY .............. 103

Lampiran 4 Surat izin dari Kesbangpol Sleman ................................................................. 104

Lampiran 5 Surat izin dari Kepala Desa Wonokerto .......................................................... 105

Lampiran 6 Pedoman wawancara untuk perangkat desa wonokerto .................................. 106

Lampiran 7 Pedoman wawancara dengan tokoh masyarakat desa wonokerto ................... 108

Lampiran 8 Pedoman wawancara dengan masyarakat tentang kapasitas kepala desa ....... 110

Lampiran 9 Foto-foto Dokumentasi.................................................................................... 112

Page 17: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Desa merupakan cerminan berhasil atau tidaknya pembangunan di Indonesia.

Hal ini disebabkan karena besarnya jumlah desa yang ada di Indonesia menjadikan

desa sebagai ujung tombak pembangunan Indonesia. Berdasarkan data yang

dikeluarkan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2017, setidaknya terdapat 74.957

jumlah desa di Indonesia. Besarnya jumlah desa tersebut membuat penanganan

terhadap desa dikhususkan, dengan dibuatnya UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014, Desa adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat,

berdasarkan prakarsa masyarakat hak asal-usul dan atau hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(Redaksi Sinar Grafika, 2014:2). Pengertian tersebut mengandung makna bahwa desa

merupakan organisasi pemerintah yang berhak mengatur warga dan komunitasnya,

baik sebagai akibat posisi politiknya yang merupakan bagian dari negara atau pun

berdasarkan asal usul istiadat (Sadu: 2005).

Page 18: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

2

Sebagai sebuah organisasi pemerintah, desa membutuhkan seorang kepala desa

sebagai pemegang wewenang pengaturan dan penanggung jawab penyelenggaraaan

pemerintah desa. Menurut UU Desa, Kepala Desa merupakan Kepala Pemerintahan

Desa atau Desa Adat yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa dan

merupakan kepanjangan tangan negara yang dekat dengan masyarakat dan sebagai

pemimpin masyarakat (Redaksi Sinar Grafika, 2014: 88). Kapasitas kepala desa

(dalam hal ini menyangkut tugas, wewenang dan fungsi kepala desa dalam

menjalankan pemerintahan) di antaranya yaitu memimpin dan penyelenggaraan

pemerintah desa, mengangkat dan memberhentikan perangkat desa, melaksanakan

pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, memegang pengelolaan

keuangan aset desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyelenggarakan

administrasi yang baik, memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan

yang ada di desa, menyelesaikan perselisihan yang ada di desa, memanfaatkan

teknologi tepat guna, mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat desa dan

lain sebagainya (UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa). Dari definisi kepala desa dan

kapasitas kepala desa ini, maka terlihat jelas menghendaki kepala desa yang harus

mempunyai integritas, tanggung jawab, serta professional.

Kepala desa sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi

pemerintah desa membawahi aparatur pemerintah desa. Aparatur pemerintah desa

memiliki fungsi sebagai pembantu kepala desa dalam menjalankan penyelenggaraan

pemerintahan desa. Hal ini membuat kapasitas kepala desa dalam menyelenggarakan

pemerintah desa juga termasuk di dalamnya bertanggung jawab terhadap aparatur

Page 19: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

3

pemerintah desa. Besarnya tanggung jawab kepala desa terhadap pemerintah desa

lebih kurang dimulai sejak bergulirnya era reformasi yang berdampak pada

pergeseran paradigma sistem pemerintahan yang bercorak sentralistik menjadi sistem

pemerintahan desentralistik. Otonomi daerah yang memberikan keleluasaan kepada

daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prinsip-prinsip demokrasi dan peran serta masyarakat sendiri atas pemerataan dan

keadilan sesuai dengan kondisi, potensi dan keragaman daerah otonomi masing-

masing.

Perubahan sistem pemerintahan tersebut juga berdampak pada tatanan

pemerintahan desa, artinya desa tidak lagi menjalankan urusan-urusan dekosentasi

yang merupakan urusan pemerintahan pusat yang ada di daerah. Urusan-urusan

tersebut sudah menjadi wewenang bagi pemerintah desa dalam melaksanakan,

mengkoordinasikan pembangunan, dan membina kehidupan masyarakat diberbagai

bidang, dengan begitu penyelenggaraan pemerintah desa akan berjalan dengan baik.

Dengan adanya perubahan sistem pemerintahan ini, tanggung jawab kepala

desa terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa menjadi lebih besar, mengingat

fungsi kepala desa yang sangat krusial dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

Sistem ini pula yang kemudian membuka peluang desa untuk mewujudkan

kemandirian desa dalam pembangunan dan pengaturan pemerintahannya,

sebagaimana yang diatur dalam UU No. 6 Tahun 2014. Kapasitas kepala desa yang

baik sangat diperlukan agar kemandirian desa dalam pembangunan desa dan

pengaturan pemerintahannya dapat terwujud secara maksimal.

Page 20: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

4

Berdasarkan penjelasan di atas, kapasitas kepala desa sangat penting dalam

menyelenggarakan pemerintahan desa menjadi desa yang mandiri. Namun kenyataan

pada saat ini, masih terdapat banyak desa yang belum dapat mewujudkan

kemandirian tersebut. Terbukti kondisi desa dari dulu hingga sekarang tidak ada

perubahan yang cukup signifikan. Berbagai kendala dialami contohnya terbatasnya

kapasitas sumber daya manusia dan keuangan yang dimiliki oleh desa. Desa masih

tergantung dengan dana desa yang diberikan pemerintah pusat (www.kemenkeu.go.id

2017).

Pemerintah desa sebagai pionir dalam melaksanakan pembangunan ditingkat

desa belum mampu melakukan fungsi dan peranya dengan baik sesuai dengan

undang-undang. Kapasitas sumber daya aparatur pemerintah desa yang masih jauh

dari ideal disinyalir menjadi kendala tersendiri untuk penyelenggaraan pemerintahan

desa yang sesuai dengan UU Desa. Padahal keberadaan aparatur desa menduduki

posisi yang sangat penting karena sebagai organ pemerintahan yang paling bawah

mengetahui secara pasti segala kondisi dan permasalahan yang ada di wilayahnya.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak SDM aparatur desa yang

masih rendah, terutama dalam bidang pendidikan. Lemahnya kapasitas SDM di

tingkat desa masih menjadi faktor penghambat utama dalam mewujudkan

keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan desa yang ideal.

Selain masalah lemahnya SDM aparatur pemerintah desa, terdapat pula masalah

lain yang menghambat penyelenggaran pemerintah desa seperti masalah internal

yang berupa ketatalaksanaan, sumber daya manusia atau kompetensi aparat

Page 21: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

5

pemerintah desa, penggunaan teknologi administrasi yang masih kurang, dan

manajemen birokrasi itu sendiri. Sedangkan masalah eksternal berupa dinamika

masyarakat dan tumbuh kembangnya masalah yang dihadapi masyarakat.

Masalah-masalah yang menghambat penyelenggaraan pemerintahan desa

tersebut tidak akan terjadi jika kepala desa sebagai pemimpin penyelenggara

pemerintah desa memiliki kapasitas yang ideal dan sesuai dengan aturan tiga

kewenangan yang dimiliki perundang-undangan. Yaitu pembangunan desa,

pemberdayaan masyarakat desa dan Penyelengraaan pemerintahan desa itu sendiri.

Pembangunan Desa menurut (sutoro, 2015) pembangunan desa meupakan suatu

upaya yang dilakukan demi peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat

disuatu daerah dimana pembangunan desa dilakukan oleh seluruh lapisan baik

pemerintah maupun masyarakat. Pemberdayaan masyarakat desa akan

mensejahterakan masyarakat dalam bidang ekonomi bilamana pemberdayaan

dilakukan secara intensif dan secara terstuktur dengan baik dan adanya kerjasama

antara masyrakat dan pemerintah desa.

Sebagai contoh nyata pemerintah desa yang memiliki kapasitas ideal adalah

Desa Panggungharjo yang telah mendapatkan predikat desa terbaik di Indonesia.

Berbagai penghargaan telah ditorehkan. Dengan jumlah penduduk sebesar 40.000

jiwa, dijadikan sebagai modal sosial utama dalam menghasilkan pendapatan asli desa

(PADes) dua miliar pada tahun 2016. Melalui pengelolaan BUMDes, dana tersebut

dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam berbagai bentuk program, seperti

program kesehatan. Program tersebut misalnya kerja sama antara pemerintah desa

Page 22: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

6

Panggungharjo dengan salah satu rumah sakit di Bantul untuk menangani masalah

kesehatan. Terdapat pula program BESTARI (Beras Panggung Lestari) yaitu program

semacam RASKIN/RASTRA, namun bukan beras dari bantuan pemerintah

kabupaten, melainkan beras kualitas bagus yang dibagikan ke warga. Pencapaian-

pencapaian di atas tentu sangat berkaitan dengan kapasitas kepala desanya yang

akuntabel dalam menjalankan penyelenggaraan pemerintah desa tersebut

(www.kompasiana.com , 2017).

Namun, saat ini banyak masalah yang mengindikasikan bahwa Kepala Desa

sebagai pionir dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintah desa belum

melakukan fungsi dan perannya dengan maksimal. Masalah kapasitas kepala desa

yang tidak ideal untuk menyelenggarakan pemerintahan desa dengan mandiri adalah

rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh kepala desa. tingkat pendidikan

kepala desa yang rendah akan mempengaruhi kapasitasnya dalam memimpin

penyelenggaraan pemerintah desa karena kurangnya pengetahuan mengenai

penyelenggaraan pemerintah desa sesuai UU Desa. Selain itu, terdapat banyak

peristiwa yang melibatkan kepala desa, seperti terlibatnya 900 Kepala Desa dalam

penyelewengan dana desa. Hal ini membuktikan bahwa banyak kepala desa yang

masih memiliki kapasitas yang rendah (www.detik.com, 2017)

Masih lemahnya sumber daya manusia baik itu aparatur pemerintah maupun

masyarakat desa dan tidak jelasnya sistem perencanaan pembangunan desa. Hal ini

berpengaruh pada banyaknya persoalan yang dihadapi oleh aparatur desa dalam

menjalankan pemerintahan desa. Salah satu bentuk kurangnya kapasitas Kepala Desa

Page 23: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

7

di Desa Wonokerto adalah tidak sesuainya latar belakang pendidikan Kepala Desa

dengan bidang pemerintahan desa. Permasalahan lain yang ada di desa ini adalah

meskipun terdapat kemitraan yang dilakukan antara desa dengan universitas yang ada

di Yogyakarta dalam rangka meningkatkan pembangunan desa, namun dampak

positif dari kemitraan tersebut belum begitu terlihat hasilnya. Hal ini bisa jadi

disebabkan karena kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan

tersebut. Di samping itu, kurangnya pembangunan desa dan penyelenggaraan

pemerintah desa yang mandiri juga dipengaruhi oleh faktor risiko bencana yang

beragam seperti erupsi gunung merapi, tanah longsor, kekeringan, angin puting

beliung, dan sebagainya, sebab desa ini merupakan salah satu desa rawan bencana di

Yogyakarta.

Berdasarkan uraian terkait permasalahan-permasalahan yang ada di Desa

Wonokerto tersebut, menarik untuk diteliti lebih lanjut mengingat adanya

kemungkinan pengaruh kapasitas kepala desa dalam menjalankan penyelenggaraan

pemerintah desa sebagai upaya dalam mewujudkan kemandirian desa. Maka dari itu,

penulis akan melakukan penelitian lebih dalam di Desa Wonokerto mengenai

permasalah di atas dengan merumuskan judul penelitian yaitu “Kapasitas Kepala

Desa dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa di Desa Wonokerto Kecamatan Turi

Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta”.

Page 24: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

8

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana

kapasitas kepala desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dengan

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Wonokerto Kecamatan Turi

Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas kepala desa dalam

penyelenggaraan pemerintah desa dengan pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat di Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Daerah Istimewa

Yogyakarta.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman: penelitian ini

diharapkan mampu memberikan kontribusi dan bahan evaluasi bagi desa untuk

mampu meningkatkan kapasitas dan memberikan pelayanan serta pengabdian

kepada masyarakat agar lebih baik.

2. Bagi peneliti: penelitian ini menambah pengetahuan dan pengalaman, khususnya

di bidang kapasitas kepala desa dalam menyelenggarakan pemerintahan selain itu

Page 25: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

9

penelitian ini juga sebagai bagian dari tugas akhir guna memperoleh gelah S1

Pemerintahan di kampus STPMD “APMD” Yogyakarta.

3. Bagi pembaca: penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan,

melengkapi penelitian yang sudah ada dan pengetahuan tentang kapasitas Kepala

Desa Wonokerto, Turi, Sleman dalam menjalankan pemerintahan, khususnya

mahasiswa Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Yogyakarta.

E. KERANGKA KONSEPTUAL

1. Pengertian Kapasitas

Kapasitas atau capacity dapat diartikan sebagai kemampuan. Menurut

Moenir dalam Sulistia (2015: 04), kemampuan berasal dari kata mampu yang

dalam hubungan dalam tugas atau pekerjaan berarti dapat (kata sifat/keadaan)

melakukan tugas atau pekerjaan sehingga menghasilakan barang/jasa yang di

harapkan.

Menurut Morgan, kapasitas adalah kemampuan, keterampilan, pemahaman,

sikap dan nilai-nilai, hubungan, perilaku, motivasi, sumberdaya, dan kondisi-

kondisi yang memungkinkan setiap individu, organisasi, jaringan, kerja/sektor, dan

sistem yang lebih luas untuk melaksanakan fungsi-fungsi mereka dan mencapai

tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dari waktu ke waktu (Lasmana, 2017:

12). Kapasitas adalah kemampuan seseorang atau individu suatu organisasi atau

Page 26: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

10

sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi kewenangan untuk mencapai tujuan-

tujuanya secara efektif dan efisien (Tendry, 2013: 4).

Menurut Surotomo dalam Markus (2014: 18), dalam kajian kapasitas,

terdapat tiga aspek yang menjadi perhatian analisisnya yaitu aspek atau tingkatan,

aspek kelembagaan, aspek individu yang dimana ketiga aspek ini saling berkaitan.

Aspek sistem berkenaan dengan peraturan perundangan dan kebijakan pendukung

sebagai sistem yang menetapkan kondisi-kondisi kerangka dimana berbagai

komponen sistem saling berinteraksi. Aspek kelembagan berkenaan dengan misi,

sumber daya manajemen, struktur organisasi, sistem pengambilan keputusan,

proses-proses kerja dan budaya kerja. Sedangkan aspek individu berhubungan

dengan pengetahuan, keterampilan, kompetensi, etika, uraian pekerjaan, serta

motivasi dan sikap kerja.

Dalam Kamus Hukum dan Glosarium Otonomi Daerah, kapasitas diartikan

sebagai kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi atau suatu sistem

untuk menjalankan tugas dan fungsi serta kewenangannya untuk mencapai

tujuannya secara efektif dan efisien. Dalam kerangka nasional pengembangan dan

peningkatan kapasitas pemerintah dalam rangka mendukung desentralisasi,

kebijakan menteri dalam negeri dan kepala Bappenas tahun 2002 disebutkan

bahwa pengembangan dan peningkatan kapasitas meliputi tiga tingkatan: 1)

Tingkat sistem, yaitu kerangka peraturan dan kebijakan-kebijakan yang

mendukung atau membatasi pencapaian tujuan-tujuan kebijakan tertentu; 2)

Tingkat kelembagaan atau entitas yaitu struktur organisasi, proses-proses

Page 27: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

11

pengambilan keputusan dalam organisasi, prosedur dan mekanisme kerja,

instrument manajemen, hubungan-hubungan dan jaringan antar organisasi; 3)

Tingkat individu, yaitu tingkat keterampilan, kualifikasi, pengetahuan atau

wawasan, sikap (attitude), etika, dan motivasi individu yang bekerja dalam suatu

organisasi.(www.binaprajajournal.com).

Dalam hubungan dengan pemerintah desa, maka kapasitas berkaitan dengan

kemampuan pemerintahan desa (pemerintah desa, BPD serta perangkatnya) dalam

menjalankan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan

potensi yang ada. Pemerintah desa diharapkan memiliki kapasitas yang

mendukung pelaksanaan kewenangan-kewenangan yang menjadi urusan

pemerintah desa. kewenangan tersebut meliputi: Kewenangan untuk terlibat dalam

proses perumusan kebijakan pemerintah daerah yang mengatur tentang desa,

kewenangan menentukan kebijakan yang berkaitan dengan urusan internal desa,

Kewenangan untuk mengelola dana perimbangan yang berasal dari DAU,

Kewenangan mengelola sumber daya ekonomi yang berada di desa, Kewenangan

untuk menolak program-program tugas pembantuan pemerintah di atasnya yang

tidak disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana dan tidak sesuai dengan

daya dukung desa.

Adapun tantangan kapasitas pemerintah desa di antaranya: lemahnya

konsolidasi internal pemerintah desa, lemahnya respon dan kompetensi perangkat

desa, masih kuat dan mendominasinya kepemimpinan kepala desa, tradisi

administrasi modern yang masih minim, kurangnya kemampuan dalam mengelola

Page 28: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

12

keuangan desa, kurangnya kemampuan dalam menggali dan mengelola potensi

desa, lemahnya responsibility perangkat desa terhadap kebutuhan masyarakat,

kurangnya kemampuan untuk melakukan inovasi terhadap pemerintah, pelayanan

dan pembangunan desa, lemahnya partisipasi masyarakat desa untuk

mengembangkan kapasitas desa dimana ada beberapa hal di antaranya:

pengembangan sumberdaya manusia, penguatan organisasi dan manajemen,

penyediaan sumberdaya, sarana dan prasarana, pengembangan jaringan,

lingkungan, serta mandat kemampuan fiskal dan program. Pengembangan

kapasitas desa juga harus dilakukan secara efektif dan berkesinambungan pada 3

tingkatan-tingkatan: Tingkatan sistem, yakni kerangka kerja yang berhubungan

dengan pengaturan, kebijakan-kebijakan, dan kondisi dasar yang mendukung

pencapaian objektivitas tertentu, Tingkatan institusional atau keseluruhan satuan,

contoh struktur organisasi, proses pengambilan keputusan di dalam organisasi,

prosedur dan mekanisme-mekanisme pekerjaan, pengaturan sarana dan prasarana,

hubungan-hubungan dan jaringan organisasi, tingkatan individual, contohnya

keterampilan-keterampilan individu, dan persyaratan-persyaratan pengetahuan,

tingkah laku dan pengelompokan pekerjaan dan motivasi.

Untuk memperkuat kapasitas desa, ada lima hal penting yang harus

diperhatikan: pertama, kapasitas regulasi, yakni kemampuan mengatur kehidupan

desa beserta isinya (wilayah, kekayaan, dan penduduk) dengan peraturan desa.

Kedua, kapasitas ekstra, yakni kemampuan mengumpulkan, mengarahkan dan

mengoptimalkan aset-aset desa untuk menopang kebutuhan desa dan warga

Page 29: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

13

masyarakat. Aset-aset tersebut berupa aset fisik seperti kantor desa, balai dusun,

jalan desa, irigasi dan lain-lain. Aset manusia yang berupa SDM, aset alam tanah,

sawah, kolam, ladang, hutan, aset sosial berupa kerukunan warga, lembaga-

lembaga sosial, gotong-royong, arisan, aset keuangan tanah kas desa, bantuan dari

kabupaten, KUD, BUMDes, aset politis BPD, lembaga-lembaga desa, peraturan

desa, forum warga dan lain-lain. Ketiga, kapasitas distributif, yakni kemampuan

pemerintah desa membagi sumber daya desa secara seimbang dan merata secara

prioritas berdasarkan kebutuhan masyarakat desa. Keempat, kapasitas responsif,

yaitu kemampuan berupa daya peka dan daya tangkap terhadap aspirasi dan

kebutuhan warga, untuk dijadikan sebagai basis dalam perencanaan kebijakan

desa. Kelima, kapasitas jaringan dan kerjasama, yakni kemampuan pemerintah

desa dan masyarakat dalam menjalin kerjasama dan menjaga hubungan dengan

pihak luar.

Setiap orang pasti membutuhkan kapasitas untuk melakukan suatu

pekerjaan, baik itu didalam organisasi maupun secara individual, untuk

menghindari terjadi kesenjangan bagi seseorang indivdu diharapkan selalu adanya

upaya untuk meningkatkan kapasitas. Banyak cara yang di laakukan untuk dapat

meningkatkan kapasitas tersebut, contohnya menjadikan pelatihan untuk proses

perkembangan kapasitas setiap individu. Hal ini juga berpengaruh dalam

mengurangi kesenjangan antara kemampuan seseorang individu dengan kewajiban

yang harus dijalankan dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilan.

Page 30: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

14

2. Kepala Desa

Kepala desa adalah orang yang memimpin dalam suatu pemerintahan desa.

Sesuai dengan Undang-Undang No.6 tahun 2014 tentang desa pasal 26 kepala desa

bertug as menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan

desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa

(Solekhan, 2014:73). Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, kepala

desa mempunyai wewenang: memimpin penyelenggaraan pemerintah desa,

mengangkat dan memberhentikan perangkat desa, memegang kekuasaan

pengelolaan keuangan dan aset desa, menetapkan peraturan desa, menetapkan

anggaran pendapatan dan belanja desa, membina kehidupan masyarakat desa,

membina ketentraman dan ketertiban masyarakat desa, membina dan

meningkatkan perekonomian desa serta mengintegrasikannya agar mencapai

perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat

desa, mengembangkan sumber pendapatan desa, mengusulkan dan menerima

pelimpahan sebagian kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa, memanfaatkan teknologi tepat guna, mengkoordinasikan

pembangunan desa secara partisipatif, mewakili desa di dalam dan di luar

pengadilan atau menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan, melaksanakan wewenang lain yang

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Undang-

Undang No. 6 tahun 2014 tentang desa pasal 26, kepala desa berhak: Mengusulkan

Page 31: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

15

struktur organisasi dan tata kerja pemerintah desa, mengajukan rencana dan

menetapkan peraturan desa, menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan,

dan penerimaan lainnya yang sah, serta mendapat jaminan kesehatan,

mendapatkan perlindungan hukum dan kebijakan yang dilaksanakan, dan

memberikan mandate dan pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya kepada

perangkat desa.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Kepala Desa

berkewajiban: memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan

Undang-Undang Dasar 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Desa, memelihara ketentraman dan ketertiban

masyarakat desa, Menaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan,

melaksanakan kehidupan demokrasi dan keadilan gender, melaksanakan prinsip

dan tata kelola Pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan, professional,

efektif, dan efisien, bersih serta bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme,

menjalin kerjasama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di desa,

menyelenggarakan administrasi di desa dengan baik, mengelola keuangan dan aset

desa, melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa

membina dan melestarikan nilai sosial budaya masyarakat desa, memberdayakan

masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di desa, mengembangkan potensi

sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup, memberikan informasi

kepada masyarakat desa.

Page 32: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

16

Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban sebagaimana

dimaksud dalam pasal 26, Kepala Desa wajib: menyampaikan laporan

penyelenggaraan Pemerintah Desa setiap akhir tahun anggaran kepada

Bupati/Walikota, menyampaikan laporan akhir penyelenggaraan akhir jabatan

kepada Bupati/Walikota, memberikan laporan keterangan penyelenggaraan

pemerintahan secara tertulis kepada Badan Pemusyawaratan Desa setiap akhir

tahun anggaran dan, memberikan dan/atau menyebarkan informasi

penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada masyarakat Desa setiap akhir

tahun anggaran. Kepala Desa dilarang Merugikan kepentingan umum, membuat

keputusan yang menguntungkan diri sendiri, anggota keluarga, pihak lain atau

golongan tertentu, menyalahgunakan tugas, wewenang, hak dan kewajiban,

melakukan tindakan deskriminatif terhadap warga dan/atau golongan masyarakat

tertentu, melakukan tindakan meresahkan kelompok masyarakat desa, melakukan

korupsi, kolusi, nepotisme; menerima uang, barang, dan/atau jasa dari pihak lain

yang dapat memengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya,

menjadi pengurus partai politik, menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi

terlarang, merangkap jabatan, ikut serta atau terlibat dalam kampanye pemilu atau

pilkada, melanggar sumpah atau janji jabatan, meninggalkan tugas selama 30 hari

berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Calon Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: Warga

Negara Republik Indonesia, Bertaqwa kepada Tuhan YME, Memegang teguh dan

mengamalkan Pancasila dan UUD tahun 1945 serta mempertahankan dan

Page 33: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

17

memelihara keutuhan NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, Berpendidikan paling

rendah sekolah menengah pertama, Bersedia dicalonkan menjadi kepala Desa,

Tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara, Tidak pernah dijatuhi pidana

penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum

tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling

singkat 5 tahun atau lebih, kecuali 5 tahun setelah selesai menjalani pidana penjara

dan mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang

bersangkutan telah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang,

Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di Desa setempat paling kurang

satu (1) tahun sebelum pendaftaran, Tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai

dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap,

Berbadan sehat, Tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 kali masa jabatan,

Syarat lain diatur dalam peraturan daerah.

Pemilihan Kepala Desa menurut UU No. 6 tahun 2014 tentang desa

dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah kabupaten/kota, Pemerintah

Daerah kabupaten/kota menetapkan kebijakan pelaksanaan pemilihan kepala desa

secara serentak, Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan kepala desa

serentak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur berdasarkan

peraturan pemerintah. Calon kepala desa wajib memenuhi: Warga negara Republik

Indonesia, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Memegang teguh dan

mengamalkan pancasila, melaksanakan UUD 1945, serta mempertahankan dan

memelihara keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia dan bhineka tunggal

Page 34: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

18

ika, Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat,

Berusia paling rendah 25 tahun saat mendaftar, Bersedia dicalonkan menjadi

Kepala Desa, Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di desa setempat

paling kurang 1 tahun sebelum pendaftaran, Tidak sedang menjalani hukuman

pidana penjara, Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana penjara berdasarkan

putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena

melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat lima

tahun atau lebih, kecuali 5 tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan

mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan

pernah dipidana dan bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang. Tidak sedang

dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap, Berbadan sehat, Tidak pernah sebagai kepala desa selama 3

kali masa jabatan, Syarat lain diatur dalam peraturan daerah.

Setiap Desa dikepalai oleh seorang kepala desa yang di bantu oleh jajaran

perangkat desa lainya dalam mengurus setiap keperluan desa.setiap jajaran

memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing. Dengan pembagian tugas

diharapkan setiap jajaran bisa memaksimalkan kinerja.

3. Pemerintahan Desa

Istianto dalam Lasmana (2017:13) mendefinisikan konsep pemerintahan

adalah merupakan suatu bentuk organisasi dasar dalam suatu negara. Selanjutnya

labolo dalam lasmana (2017:13) mengungkapkan bahwa tujuan utama di

Page 35: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

19

bentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sitem ketertiban di mana

masyarakat bisa menjalani kehidupan secara wajar. Wastiono dan Tahir dalam

Lasmana (2017:13) juga mendefinisikan Desa adalah suatu kesatuan masyarakat

hokum berdsarkan adat dan hokum yang menetap dalam suatu wilayah tertentu

batas-batasnya, memiliki ikatan lahir dan batin yang sangat kuat, baik karena

seketurunan maupun karena sama-sama memiliki kepentingan politik, ekonm,

social, dan keamanan. Memiliki susunan pengurus yang di pilih secara bersama.

Memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dan berhak menyelenggrakan rumah

tangganya sendiri. Seperti yang di katakan Widjaja dalam Lasmana (2017:13)

pemerintah desa terdiri dari:

a. Desa adalah sebagi kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai

susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Landasan

pemikiran dalam mengenai pemerintahandesa adalah keanekaragaman,

partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemeberdayaan masyrakat.

b. Penyelengaraan pemerintah desa adalah subsistem dari penyelenggraan

pemerintah, sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyrakatnya. Kepala desa bertanggungjaab

kepada badan permusyawaratab desa dan menyampaikan laporan

pelaksanaan tersebut kepada bupati.

c. Desa dapat melakukan perbuatan hukum, baik hukum public maupun

perdata, memiliki kekayaan harta benda dan bangunan serta dapat di

tuntut dan menuntut di pengadilan. Untuk itu kepala desa dengan

Page 36: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

20

persetujuan badan permusyawaratan desa mempunyai wewenang untuk

melakukan perbuatan hukum dan mengadakan perjanjian yang saling

menguntungkan.

d. Sebagian perwujudan demokrasi, di desa di bentuk badan perwakilan

desa yang sesuai dengan budaya yang berkembang di desa yang

bersangkutan, yang berfungsi sebagi lembaga legilasi dan pengawasan

dalam hal pelaksanaan peraturan desa dan keputuan kepala desa.

e. Di desa di bentuk lembaga kemasyrakatan desa lainyasesuai dengan

kebutuhan desa. lembaga kemasyarakat desa merupakan mitra

pemerintah desa dalam rangka pemberdayaan masyrakat desa.

f. Desa memiliki sumber pembiayaan berupa pendapatan desa, bantuan

pemerintah dan pemerintah daerah, pendapatan lain-lain yang sah,

sumbangan pihak ketiga dan pinjaman desa.

g. Berdasarkan hak asal usul yang bersangkutan, kepala desa mempunyai

wewenanguntuk mendamaikan perara/sengeta dari para warga.

h. Dalam upaya meningkatkan dan mempercepet pelayanan kepada

masyarakat yang bercirikan perkotaan, dibentuk kelurahan sebagai unit

pemerintah kelurahan yang berada dalam daerah kabupaten dan/atau

kota.

Pemerintah desa merupakan unit terdepan dan berhadapan langsung dalam

pelayanan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat, serta menjadi tonggak utama

untuk keberhasilan semua program pemerintah. Memperkuat desa merupakan suatu

Page 37: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

21

upaya untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya

meningkatkan kapasitas pelayanan kepada masyarakat, selain menundukkan desa

menurut urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa, kepastian tersedianya

pendanaan untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat

serta tersedianya SDM yang mampu menyelenggarakan kepada masyarakat.

Pemerintah desa atau yang disebut dengan kepala desa dan perangkat desa

sebagai unsur penyelenggara pemeri ntahan desa. Perangkat desa terdiri dari

sekretaris desa, kepala dukuh, kepala urusan umum, dan yang lainnya bertugas

membantu kepala desa menjalankan visi misi atau tujuannya. Dengan demikian,

perangkat desa bertanggungjawab kepada kepala desa. Perangkat desa diangkat oleh

kepala desa setelah dikonsultasikan dengan camat atas nama bupati/walikota.

Pemerintah Desa sebagai unit dari lembaga pemerintah yang paling berdekatan

dengan masyarkat, posisi dan kedudukan hukumnya hingga saat ini selalu menjadi

perdebatan terutama di tingkat elit poltik. Penerapan UU NO 32/2004, kemudian

diterbitkan lagi tentang Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, selain

menimbulkan implikasi pada perubahan tata hubungan desa dengan pemerintah

supradesa, juga membawa perubahan dalam relasi kekuasaan antar kekuatan politik

dilevel desa. perubahan ke arah interaksi yang demokratik itu terlihat dari beberapa

fenomena, diantaranya : 1). Dominasi peran birokrasi mengalami pergeseran

digantikan dengan menguatnya peran institusi adat dalam proses penyenggraan

pemerintah sehari-hari; 2). Semangat mengadopsi demokrasi delegetif-liberatif

cukup besar dalam UU yang baru. Misalnya, dengan hadirnya BPD atau yang

Page 38: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

22

disebut dengan nama lain. Dimana badan legislatif baru ini berperan sebagai

pengayom adat istiadat, membuat Peraturan Desa bersama dengan kepala desa

menampung dan menyalukan aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan

terhadap penyenggaraan pemerintah desa; dan 3). Semangat partisipasi masyrakat

sangat ditonjolkan. Artinya proses politik, pemerintahan dan pembangunan di desa

tidak lagi bermuara dari kebijakan pemerintah pusat secara terpusat (top-down),

melinkan berasal dari partisipasi masyarakat. (Solekhan, 2014:16). Pemerintah

diartikan dalam keseluruhan lingkungan jabatan dalam suatu organisasi Negara,

pemerintah sebagai lingkungan jabatan adalah alat-alat kelengkapan negara seperti

jabatan eksekutif, jabatan legislatif, jabatan yudikatif, dan jabatan supra struktur

lainnya. Pemerintah yang berisi lingkungan pekerjaan tetap disebut pemerintah dalam

arti statis dan dapat diartikan dinam is, yang berisi gerak atau aktivitas berupa

tindakan atau proses menjalankan kekuasaan pemerintahan. Untuk menjalankan

wewenang atau kekuasaan yang melekat pada lingkungan jabatan harus ada

pemangku jabatan yakni pejabat. Pemangku jabatan menjalankan pemerintahan maka

itu disebut pemerintah.

Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal -usul dan adat istiadat setempat

yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia

(NKRI). (Maria, 2005:23). Lebih lanjut menurut PP. No. 47 tahun 2015 pemerintah

desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan urusan

Page 39: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

23

masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan NKRI. ( Pasal 1 ayat (2) PP No. 47

Tahun 2015. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup urusan

pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa, urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada

desa, tugas pembantuan dari pemerintah dan pemerintah daerah, urusan pemerintah

lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa.

Selain Pemerintah Desa, terdapat pula BPD (Badan Permusyawaratan Desa)

dimana dalam Permendagri No. 110 tahun 2016 tentang BPD dijelaskan bahwa

fungsnya adalah untuk membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa

bersama kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa dan

melakukan pengawasan terhadap kinerja kepala desa. Dari ketiga tugas ini dapat

disimpulkan bahwa BPD adalah lembaga yang memiliki kekuatan dalam menyepakati

peraturan desa yang bakal menjadi pedoman pembangunan desa. selain itu, BPD juga

berhak menyelenggarakan musyawarah desa (musdes) pada agenda-agenda yang

mengharuskan adanya musdes, salah satu contohnya adalah rencana pendirian

BUMDes. Tanpa persetujuan BPD BUMDes tidak bisa didirikan.(www.berdesa.com)

Dalam sebuah desa dibutuhkan pemerintahan untuk menata dan mengurs setiap

hal yang berkaitan engan desa. struktur pemerintahan desa terdiri dari beberapa

tingkatan yang setiap tingkatanta memiliki porsinya sendiri. Pemerintasa di tugaskan

oleeh pemeintahan pusat untuk mengatur masyrakat perdesaan setempat berdasarkan

dengan undang-undangyang ada demi mewujudkan pembangunan pemerintahah

diwilayah desa.

Page 40: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

24

F. RUANG LINGKUP

Agar lebih mudah dipahami dan sistematis, maka peneliti membatasi ruang lingkup

pada penelitian ini. Ruang lingkup tersebut meliputi:

1. Penyelenggaraan pemerintahan desa.

2. Penyelenggaraan pembangunan desa.

3. Pemberdayaan masyarakat desa.

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis penelitian

Jenis peneltian yang digunakan peniliti dalam penelitian deskriptif (descriptive

research). Penelitian deskriptif menurut Wardiyanta (2006: 5) yaitu membuat

deskripsi atas suatu fenomena social/alam secara sitematis, factual dan akurat.

Penelitian yang digunakan ini juga untuk menjawab pertanyaan mengenai

peristiwa yang sedang terjadi di masyarakat. Sejalan dengan Wardiyanta, Usman

(2009: 4) menjelaskan penelitan deskriptif bermaksud untuk membuat deskripsi

secara sitematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

tertentu. Selanjutnya Usman (2009: 129) mengemukakan bahwa penelitian

deskripsif salah satunya adalah penelitian desktiptif kualitatif. Usman (2009: 130)

berpendapat bahwa penelitian deskriptif kualitatif itu di uraikan dengan kata-kata

menurut pendapat informan, apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitian yang

di tanyakan, kemudian di analisis dengan kata-kata yang melatar belakangi

Page 41: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

25

informan berperilaku seperti itu, di reduksi, di triangulasi, di simpulkan dan di

verifikasi.

Berdasarkan penjelasan penelitian deskriptif di atas maka penelitti menyimpulkan

penelitian deskriptif adalah peneltian yang menjelakan suatu fenomena yang

terjadi sesuai dengan fakta secara akurat. Dalam penelitian ini yang akan di

deskripsikan adalah kapsitas kepala desa dlam penyelnggraan pemerintahan desa

di desa wonokwerto, kecamatan turi, kabupaten sleman.

2. Unit Analisis

Untuk unit analisis dalam penelitian ini adalah objek dan sekaligus subyek

penelitian atau kesatuan unit yang akan diteliti. Obyek penelitian ini adalah

kapasitas kepala desa dalam penyelenggran pemerinath desa. Subjek dari

penelitian ini adalah keseluruhan komponen yang terdapat dalam birokrat

pemerintah lokal, lokasi penelitian terdapat pemerintahan Desa Wonokerto, Turi,

Sleman. Komponen yang dimaksudkan terdiri dari:

a. Perangkat pemerintah desa : 2 Orang

b. Badan permusyawarahan desa : 2 Orang

c. Mahasiswa : 1 Orang

d. Petani : 4 Orang

e. Pedagang : 1 Orang

f. Buruh : 1 Orang

Total : 11 Orang

Page 42: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

26

Pemilihan informan sebanyak 11 orang menggunakan teknik purposive. Teknik

purpose adalah teknik pengambilanmsumber data dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2014: 53). Pertimbangan yang di maksud adalah informan yang di

anggap paling tahu tentang kapasitas kepala desa di desa wonokerto, Turi,

Sleman.

3. Teknik pengumpulan data

a. Observasi

Teknik ini merupakan pengamatan secara langsung oleh peneliti

mengenai beberapa bentuk kegiatan atau masalah dilokasi penelitian, kegiatan

ini sangat dibutuhkan untuk mendukung hasil penelitian yang diperoleh.

Dengan adanya pengamatan, peneliti akan mengetahui fenomena dilapangan,

sehingga mampu membuktikan data yang diperoleh. Ada beberapa ahli yang

meberikan pemahaman observasi sebagai berikut.

Menurut Alwasilah C.( 2003:211), ia menyatakan bahwa observasi

adalah penelitian atau pengamatan sistematis dan terencana yang diamati

untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan realibilitas.

Menurut (Nasution, 2003:56) mengungkapkan bahwa observasi adalah

dasar semua ilmu pengetahuan para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan

data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Page 43: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

27

Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian yang akan diobservasi adalah

Pemerintah Desa dan Desa Wonokerto, Turi, Sleman.

b. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan mengumpulkan data dengan cara memberikan

pertanyaan kepada narasumber sesuai dengan kerangka pertanyaan guna

memperoleh data atau informasi yang kita butuhkan. Metode ini digunakan

untuk mendapatkan data-data dalam bentuk percakapan langsung dengan

narasumber yang menjadi objek penelitian ini. Dalam hal ini peneliti

mewawancarai Kepala Desa Wonokerto, pemerintah Desa Wonokerto, tokoh

masyarakat, Karang Taruna desa, masyarakat Desa Wonokerto dan PKK.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode mengumpulkan data yang dilakukan

dengan cara menyalin atau mengumpulkan data dengan melalui catatan-

catatan, buku, laporan-laporan, arsip, foto yang telah ada kemudian mengolah

menjadi laporan yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti

akan mencari arsip-arsip, laporan ataupun foto-foto yang ada di Desa

Wonokerto guna mendukung data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Page 44: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

28

d. Teknik Analisis Data

Patton (1980:268) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori, dan

satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan

arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari

hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

Sedangkan menurut Bogdan dan Tylor (1975:79) memberikan

pengertian bahwa analisis data adalah proses yang merincikan usaha secara

formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis.

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis data

adalah proses pengolahan data baik berupa dokumen, foto, arsip, dan data

monograf dalam bentuk pengorganisasian dan kemudian mengurutkannya ke

dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan hipotesisnya, sehingga dapat ditarik dalam sebuah kesimpulan yang dapat

dijadikan patokan dalam penelitian ini.

Oleh karena itu, dalam mencapai hasil kesimpulan dalam menganalisis

data maka harus melalui beberapa langkah yaitu sebagai berikut (Moleong,

2006:147):

1) Menelaah seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber melalui

berbagai teknik pengumpulan data

2) Mengadakan reduksi data

3) Menyusun data dalam satuan-satuan yang terperinci

Page 45: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

29

4) Mengkategorisasikan data

5) Melakukan pengkodean data jika diperlukan

6) Memeriksa keabsahan data dengan membandingkan dengan sumber

lain yang ada

7) Menafsirkan data secara objektif dan menarik kesimpulan.

Page 46: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

30

BAB II

PROFIL DESA WONOKERTO

A. Geografis

1. Batas Administrasi

Secara administratif Desa Wonokerto merupakan salah satu desa

yang berada di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Wilayah Desa Wonokerto memiliki batas-batas dengan

wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara: Desa Girikerto Kecamatan Turi

- Sebelah Timur: Desa Girikerto Kecamatan Turi

- Sebelah Selatan: Desa Donokerto Kec. Turi, Desa Merdikorejo

Kec. Tempel

- Sebelah Barat: Desa Bangunkerto Kec. Turi, Kabupaten

Magelang.

- Desa Wonokerto terdiri dari 13 padukuhan yang terdiri dari 63

RT dan 29 RW dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.1

Pembagian Wilayah Padukuhan, RW dan RT Desa Wonokerto

No Nama Padukuhan Jumlah RW Jumlah RT

1 Tunggularum 2 4

2 Gondoarum 2 4

3 Sempu 2 7

4 Banjarsari 3 5

5 Manggungsari 2 4

Page 47: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

31

6 Imorejo 2 4

7 Jambusari 3 4

8 Dukuhsari 2 4

9 Kembang 2 4

10 Pojok 2 4

11 Sangurejo 2 5

12 Becici 3 6

13 Dadapan 2 5

Total 29 63

(Sumber : TIM RPJMDES Desa Wonokerto, 2017)

Pada hakekatnya Desa Wonokerto menggambarkan potret desa

secara eksisting beserta persoalannya untuk dikaji lebih mendalam dalam

rangka pengembangan desa kedepan dalam jangka enam tahun yang

berfokus pada tiga sektor yaitu Agribisnis, Agroindustri, dan Agrowisata.

2. Kondisi Fisik Wilayah

Luas wilayah Desa Wonokerto 1.002,9Ha, yang terdiri dari wilayah

untuk sawah/pertanian, ladang/tegalan, perkebunan, pemukiman, industri,

perdagangan, dan jasa, serta hutan rakyat. Adapun perinciannya dapat dilihat

dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.2

Penggunaan lahan Eksisting Desa Wonokerto

No

Nama

Padukuha

n

Jenis Penggunaan Lahan

Ju

mla

h

Sa

wa

h/P

erta

nia

n

Lad

an

g/T

ega

lan

Ind

ust

ri

Per

keb

un

an

Per

mu

kim

an

Per

dag

an

ga

n d

an

Ja

sa

Hu

tan

Lain

-la

in

Page 48: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

32

1 Tunggularu

m 5 80 - 40 44 - 17 4 190

2 Gondoaru

m 10 38 - 50 10 - - - 108

3 Sempu - 1,2 - 34 51,3 - - - 86,5

4 Banjarsari 74 13,5 - 1,9 4,9 - - - 94,3

5 Manggungs

ari 4 20,5 - 53,5 8 - - - 86

6 Imorejo 25,3 5,4 1 1 31,5 - - - 64,2

7 Jambusari 37 10 - - 2 - - 1 50

8 Dukuhsari 36 - - 10 9 - - - 55

9 Kembang 8 - - 45 7,5 1 - - 61,5

10 Pojok 5 2,7 - 14,6 21 - - - 43,3

11 Sangurejo 28 4 - - 8 - - - 40

12 Becici 3,4 2,8 0,2 31,8 25,8 2,9 - - 66,9

13 Dadapan 0,7 9 - 32,5 15 - - - 57,2

Total 236,4 187,1 1,2 314,3 238 3,9 17 5 1002,9

Prosentase (%) 23,57% 18,66% 0,12% 31,34% 23,73% 0,39% 1,70% 0,50%

100,00

%

(Sumber : TIM RPJMDES Desa Wonokerto,Tahun 2017 )

Dari Tabel di atas dapat dilihat luasan wilayah tersebut masing-masing

wilayah memiliki karakteristik yang berbeda, keadaan ini membawa pengaruh

yang kuat dalam hal sumber daya pangan dan mata pencaharian penduduk Desa

Wonokerto.

3. Kondisi Topografi

Desa Wonokerto berada di kaki atau lereng gunung merapi yang

terletak di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Daerah Istimewa

Yogyakarta. Secara geografis, Desa Wonokerto terletak pada ketinggian

400 s/d 900 m dari permukaan air laut. Dengan ketinggian tersebut,

sebagian besar wilayahnya adalah pertanian.

Page 49: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

33

B. Demografis

1. Jumlah Penduduk

Data kependudukan yang disajikan bersumber dari potensi desa dan

hasil survey oleh masyarakat. Data-data kependudukan tersebut meliputi

penduduk berdasarkan jenis kelamin, penduduk lima tahun terakhir,

struktur umur, struktur pendidikan, dan struktur mata pencaharian.

Jumlah penduduk Desa Wonokerto pada tahun 2017 adalah 9.682

jiwa dengan rincian 4.922 jiwa laki-laki dan 4.760 jiwa perempuan.

Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Wonokerto adalah 2.696 KK yang

dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Nama

Padukuhan

Jenis Kelamin Jumlah

Jumlah

KK Laki-laki Perempuan

1 Tunggularum 291 276 567 186

2 Gondoarum 282 290 572 572

3 Sempu 592 521 1113 357

4 Banjarsari 253 309 662 203

5 Imorejo 356 332 688 224

6 Manggungsari 323 311 634 177

7 Jambusari 340 350 690 187

8 Dukuhsari 333 316 649 188

9 Kembang 321 332 652 184

10 Pojok 326 338 664 196

11 Becici 390 464 854 249

Page 50: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

34

12 Dadapan 411 481 891 280

13 Sangurejo 511 600 1111 299

Total 4829 4948 9777 2.911

(Sumber : TIM RPJMDES Desa Wonokerto, 2017)

Dari Tabel di atas, terlihat jumlah penduduk berdasarkan jenis

kelamin, masih terhitung lumayan bagus hanya sedikit didominasi oleh

perempuan, dan kesejahteraan dan pembangunan masih terhitung maju.

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Padukuhan

No Nama

Padukuhan

Luas Wilayah

(Ha) Jumlah KK Jumlah Jiwa

1 Tunggularum 190 186 567

2 Gondoarum 192 180 572

3 Sempu 174 357 1113

4 Banjarsari 158 203 662

5 Manggungsari 147 224 688

6 Imorejo 135 177 634

7 Jambusari 131 187 690

8 Dukuhsari 124 188 649

9 Kembang 151 184 652

10 Pojok 148 196 664

11 Becici 168 299 854

12 Dadapan 177 280 891

13 Sangurejo 189 299 1111

Total 1002,9 2.696 9.682

(Sumber : TIM RPJMDES Desa Wonokerto, 2017)

Dilihat dari Tabel di atas bahwa luas Wilayah Desa Wonokerto

yang cukup luas dengan Jumlah penduduk yang terhitung tidak terlalu

padat, maka masyarakat Wonokerto bisa menggunakan lahannya yang

masih belum di kelola untuk digunakan sebaik mungkin untuk

Page 51: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

35

kesejahteraan mereka sendiri sehingga pembangunan di Desa Wonokerto

menjadi maju atau meningkat.

Jika dilihat dari struktur umur, tahun 2017 penduduk di Desa

Wonokerto berumur lebih dari 50 tahun sejumlah 2.132 jiwa yang

merupakan usia non produktif, sedangkan untuk usia balita dan anak-anak

antara 0 – 14 tahun sebesar 2.101 jiwa sedangkan yang usia remaja atau

usia sekolah yaitu 1.855 jiwa, sisanya usia produktif sejumlah 3.594 jiwa.

Jumlah penduduk Desa Wonokerto berdasarkan struktur umur dapat dilihat

pada tabel 2.5.

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur

No Nama

Padukuhan

Struktur Umur (Jiwa)

0 – 14 15 – 24 25 – 49 > 50

1 Tunggularum 135 140 164 150

2 Gondoarum 121 165 198 103

3 Sempu 260 173 502 201

4 Banjarsari 142 207 232 128

5 Manggungsari 124 95 271 147

6 Imorejo 157 98 266 139

7 Jambusari 216 188 159 86

8 Dukuhsari 151 87 267 87

9 Kembang 127 155 215 153

10 Pojok 143 117 233 141

11 Sangurejo 305 130 456 141

12 Becici 144 164 362 219

13 Dadapan 76 136 269 437

Total 2.101 1.855 3.594 2.132

(Sumber : TIM RPJMDES Desa Wonokerto, 2017)

Page 52: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

36

Jika dilihat dari Tabel di atas jumlah Penduduk paling tinggi

berdasarkan usia adalah usia produktif yaitu 25-49 Tahun. Berarti

kesejahteraan masyarakat di Desa Wonokerto terbilang bagus karena

tingginya tingkat usia produktif berpengaruh dalam pembangunan Desa

Wonokerto.

Jumlah penduduk dengan ijazah terakhir SMP menempati porsi

yang terbesar yaitu 2.569 jiwa sedangkan yang terkecil adalah pendidikan

anak usia dini (PAUD) sebanyak 314 jiwa. Jumlah penduduk Desa

Wonokerto berdasarkan struktur pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6

Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Pendidikan

N

o

Nama

Padukuhan

Belu

m

Sekol

ah

(jiwa)

PAU

D

(jiwa

)

Ijaz

ah

TK

(jiw

a)

Ijaza

h SD

(jiwa

)

Ijaza

h

SMP

(jiwa

)

Ijaza

h

SMU

(jiwa

)

Ijazah

Akade

mi/PT

(jiwa)

Tida

k

Sekol

ah

(jiwa

)

1 Tunggularum 35 30 73 300 75 30 6 40

2 Gondoarum 34 4 73 183 105 110 12 66

3 Sempu 68 14 58 283 201 237 51 224

4 Banjarsari 60 17 49 184 116 172 26 85

5 Manggungsar

i

87 35 27 144 147 150 12 35

6 Imorejo 31 47 21 408 39 74 23 17

7 Jambusari 46 27 59 160 184 136 5 32

8 Dukuhsari 62 50 132 121 104 77 12 34

9 Kembang 24 14 36 151 179 165 59 22

10 Pojok 42 14 54 89 117 231 64 23

11 Sangurejo 93 27 34 175 235 410 56 2

Page 53: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

37

12 Becici 42 11 45 130 146 197 23 295

13 Dadapan 48 24 57 241 232 242 14 60

Total 672 314 718 2.569 1.880 2.231 363 935

(Sumber : TIM RPJMDES Desa Wonokerto, 2017)

Jika dilihat dari Tabel di atas bahwa jumlah penduduk berdasarkan

struktur pendidikan di Desa Wonokerto yang paling tinggi adalah Tamatan

SD. Ini menunjukan bahwa pembangunan di bidang pendidikan di Desa

Wonokerto sangat rendah.

Berdasarkan struktur mata pencaharian, jumlah terbesar adalah

sebagai lain-lain yaitu 4.495 jiwa disusul petani sebesar 3.141 jiwa, buruh

sejumlah 605 jiwa, pedagang sejumlah 504 jiwa, pegawai swasta sejumlah

444 jiwa, pegawai negeri sejumlah 279 jiwa dan 120 jiwa dengan mata

pencaharian perkebunan. Sedangkan jumlah yang terkecil adalah sebagai

industri rumah tangga yaitu 94jiwa, dan lebih lengkapnya jumlah

penduduk Desa Wonokerto berdasarkan struktur mata pencaharian dapat

dilihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Nama

Padukuhan Pet

an

i

Bu

ruh

Per

keb

un

an

Ped

ag

an

g

Peg

aw

ai

Neg

eri

Peg

aw

ai

Sw

ast

a

Ind

ust

ri R

T

La

in-l

ain

Ju

mla

h

1 Tunggularum 204 100 120 9 2 10 5 139 589

2 Gondoarum 370 - - 6 5 - - 206 587

3 Sempu 406 26 - 85 29 83 9 498 1.136

4 Banjarsari 106 51 - 26 21 8 7 490 709

5 389 1 - 17 2 45 - 183 637

Page 54: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

38

Manggungsar

i

6 Imorejo 307 7 - 29 11 24 4 278 660

7 Jambusari 47 100 - 23 26 22 12 419 649

8 Dukuhsari 135 32 - 15 24 31 28 327 592

9 Kembang 119 - - 20 24 64 4 419 650

10 Pojok 294 52 - 12 29 36 4 207 634

11 Sangurejo 220 98 - 207 48 41 15 403 1.032

12 Becici 394 73 - 14 19 46 6 337 889

13 Dadapan 150 65 - 41 39 34 - 589 918

Total 3.141 605 120 504 279 444 94 4.495 9.682

(Sumber : TIM RPJMDES Desa Wonokerto, 2017)

Tabel di atas menjelaskan bahwa, Penduduk dengan mata

pencaharian lain-lain lebih banyak dengan jumlah 4.495 Orang, berikutnya

penduduk dengan mata pencaharian petani berjumlah 3.141 Orang.

Sedangkan penduduk dengan mata pencaharian sebagai industri rumah

tangga yang paling rendah dengan jumlah 94 Orang.

Jika dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian

maka penduduk di Desa Wonokerto terhitung sejahtera karena jika dilihat

masyarakat semuanya bekerja untuk kesejahteraan mereka sehingga

pembangunan di desanya meningkat.

2. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk Desa Wonokerto dapat dilihat di dalam tabel

sebagai berikut :

Page 55: KAPASITAS KEPALA DESA DALAM PENYELENGGARAAN …repo.apmd.ac.id/681/1/SKRIPSI_Dina Fitriana_14520149.pdf · 3. Drs. YB.Widyo Hari Murdianto. M.Si Penguji Samping n ii Tanda Tangan

39

Tabel 2.8

Kepadatan Penduduk Menurut Padukuhan

No Nama Padukuhan

Jumlah

Penduduk

( Jiwa )

Luas

Wilayah

( Ha )

Luas

Permukim

an

( Ha )

Kepadatan

Wilayah

( Jiwa/Ha )

Kepadatan

Permukimn

( Jiwa/Ha )

1 Tunggularum 589 190 44 3,10 13,39

2 Gondoarum 587 108 10 5,44 58,70

3 Sempu 1.136 86,5 51,3 13,13 22,14

4 Banjarsari 709 94,3 4,9 7,52 144,69

5 Manggungsari 637 86 8 7,41 79,63

6 Imorejo 660 64,2 31,5 10,28 20,95

7 Jambusari 649 50 2 12,98 324,50

8 Dukuhsari 592 55 9 10,76 65,78

9 Kembang 650 61,5 7,5 10,57 86,67

10 Pojok 634 43,3 21 14,64 30,19

11 Sangurejo 1.032 40 8 25,80 129,00

12 Becici 889 66,9 25,8 13,29 34,46

13 Dadapan 918 57,2 15 16,05 61,20

Jumlah 9.682 1.002,9 238 11,61 82,41

(Sumber : TIM RPJMDES Desa Wonokerto, 2017)

Jika dilihat dari tabel di atas kepadatan penduduk di Desa

Wonokerto relatif rendah karena sebagian besar padukuhan kepadatannya

berada dibawah 50 jiwa/ha.

Dengan wilayah yang lumayan luas dan penduduk yang tidak

terlalu padat maka masyarakat wonokerto harus memanfaatkan lahan

sebaik-baiknya untuk kesejahteraan mereka.