kanti lever

36
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan kota, jalan-jalan utamanya telah mengubah lahan pertanian di sepanjang jalan menjadi lahan terbangun, salah satunya adalah perumahan. Munculnya perumahan-perumahan tersebut akan menambah jumlah pergerakan yang dapat mengganggu arus lalu lintas menerus yang kemudian dapat menurunkan tingkat pelayanan jalan. Penurunan tingkat layanan tersebut berlangsung pada macetnya lalu lintas jalan, terutama pada saat jam puncak pagi maupun sore. Adanya bangkitan pergerakan penghuni perumahan dapat mengganggu arus lalu lintas menerus yang kemudian dapat berpengaruh pada tingkat pelayanan jalan utama di perkotaan. Untuk itu perlu dikaji bagaimana kontribusi pergerakan penghuni perumahan terhadap pelayanan jalan utama di perkotaan. (Yahya, 2007) Jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang merupakan sebuah proyek jalan layang ini dibangun untuk mengatasi dan mengurangi kemacetan yang ada pada wilayah Jakarta, jalan layang tersebut dibangun dari daerah Kampung Melayu sampai dengan Tanah Abang. Obyek penelitian tersebut yaitu pada paket Mas Mansyur, yang berukuran panjangnya mencapai 0, 75 km, tinggi maksimum 18,77 m, tinggi minimum 12,65 m, dan lebarnya mencapai 20 m.

Upload: asroel-suldam

Post on 29-Dec-2015

100 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kanti Lever

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan kota, jalan-jalan

utamanya telah mengubah lahan pertanian di sepanjang jalan menjadi lahan

terbangun, salah satunya adalah perumahan. Munculnya perumahan-perumahan

tersebut akan menambah jumlah pergerakan yang dapat mengganggu arus lalu lintas

menerus yang kemudian dapat menurunkan tingkat pelayanan jalan. Penurunan

tingkat layanan tersebut berlangsung pada macetnya lalu lintas jalan, terutama pada

saat jam puncak pagi maupun sore. Adanya bangkitan pergerakan penghuni

perumahan dapat mengganggu arus lalu lintas menerus yang kemudian dapat

berpengaruh pada tingkat pelayanan jalan utama di perkotaan. Untuk itu perlu dikaji

bagaimana kontribusi pergerakan penghuni perumahan terhadap pelayanan jalan

utama di perkotaan. (Yahya, 2007)

Jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang merupakan sebuah

proyek jalan layang ini dibangun untuk mengatasi dan mengurangi kemacetan yang

ada pada wilayah Jakarta, jalan layang tersebut dibangun dari daerah Kampung

Melayu sampai dengan Tanah Abang. Obyek penelitian tersebut yaitu pada paket

Mas Mansyur, yang berukuran panjangnya mencapai 0, 75 km, tinggi maksimum

18,77 m, tinggi minimum 12,65 m, dan lebarnya mencapai 20 m.

Page 2: Kanti Lever

8

Gambar 2.1 Peta Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu-Tanah Abang

Gambar 2.2 Design Jalan Layang Non Tol Paket Mas Mansyur

Jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang Terdiri dari 3 paket, yaitu

paket Mas Mansyur yang berada pada Jalan KH. Mas Mansyur yang terletak pada

daerah Tanah abang sampai dengan jalan Satrio, kemudian paket Satrio yang berada

pada jalan Satrio sampai dengan jalan Casablanca, dan yang terakhir paket

Casablanca yang berada pada jalan Casablanca sampai dengan daerah Kampung

Melayu.

Page 3: Kanti Lever

9

2.2 Ladasan Teori

Proyek pembangunan, terutama pembangunan jalan layang non tol merupakan

bukan suatu hal yang baru, apa yang berubah dan merupan hal yang baru ialah

dimensi dari proyek tersebut, baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas. Sejalan

dengan perubahan tersebut timbulah persaingan yang ketat, hal ini mendorong para

pengusaha mencari dan menggunakan cara-cara pengelolaan, metode serta teknik

yang baik, sehingga penggunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien.

Metode konstruksi balance cantilever adalah metode pembangunan jembatan

jalan layang non tol dimana dengan memanfaatkan efek kantilever seimbangnya

maka struktur dapat berdiri sendiri, mendukung berat sendirinya tanpa bantuan

sokongan lain (perancah/falsework). Metode ini dilakukan dari atas struktur sehingga

tidak diperlukan sokongan di bawahnya yang mungkin dapat mengganggu aktivitas

di bawah jembatan. Metode balanced cantilever dapat dilakukan secara cor setempat

(cast in situ) atau secara segmen pracetak (precast segmental). (Liono, 2009)

Konsep utamanya adalah struktur jembatan dibangun dengan pertama kali

membangun struktur-struktur kantilever seimbang. Kantilever yang pertama dibuat

adalah kantilever ”N”, dan seterusnya dibangun kantilever ”N+1”, kantilever ”N+2”,

kantilever ”N+3” dan kantilever ”N+i”. (Liono, 2009)

Gambar 2.3 Metode konstruksi balanced cantilever

Page 4: Kanti Lever

10

2.2.1 Box Girder

Box girder merupakan salah satu dari segment jembatan layang. Box girder

merupakan suatu bentuk perkembangan dari girder. Girder itu sendiri adalah struktur jembatan yang

menghubungkan antara struktur bawah dan sebagai penyangga plat diatasnya. Perbedaan girder dan

box girder terletak pada bentuk dan fungsi. Girder adalah balok diantara dua penyangga (pier atau

abutment) pada jembatan Atau fly over. Umumnya merupakan balok I, tetapi juga bisa berbentuk

box, atau bentuk lainnya. Girder adalah elemen konstruksi jembatan yang sangat penting, karena

dilihat dari fungsinya yaitu untuk menahan beban konstruksi yang ada diatasnya yaitu plat lantai dan

menghubungkan antara pile-pile jembatan. (Fadhilah, Fitriani, & Astuti, 2011)

Jalan layang non tol kampung Melayu-Tanah Abang tersebut menggunakan

box girder. Box girder adalah jembatan di mana balok utama terdiri dari balok-balok

dalam bentuk kotak berongga. Box girder tersebut merupakan beton yang biasanya

terdiri dari beton pratekan, baja struktural, atau komposit baja dan beton bertulang.

Bemtuk dari box girder ini biasanya berbentuk empat persegi panjang atau trapesium

dalam penampang. Box girder biasanya digunakan untuk jalan layang, jalan raya dan

juga untuk monorail.

Pengangkutan box girder untuk disambungkan ke pier (kolom jalan layang)

diperlukannya alat berat untuk mengangkatnya. Sebelumnya alat berat telah

ditentukan pemilihannya supaya alat berat yang digunakan bisa menjadi efektif

dalam penggunaannya. Alat berat yang ditentukan dalam pengangkutan box girder

dan juga material lainnya pada proyek ini yaitu, menggunakan mobile crane beroda

rantai, dan laucher gantry.

Page 5: Kanti Lever

11

Gambar 2.4 Box Girder

Gambar 2.5 Box Girder yang Terpasang pada Pier

2.2.2 Alat Berat

Alat Berat atau heavy equipment, adalah alat bantu yang di gunakan oleh

manusia untuk mengerjakan pekerjaan yang berat/susah untuk di kerjakan dengan

tenaga manusia/membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan yang berat. Misal

untuk membuat sebuah danau, jalan layang, gedung bertingkat tinggi, jembatan, dan

sebagainya, manusia sangat memerlukan alat berat untuk membantu proses

pengerjaannya.

Penggunaan alat-alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi

lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya

produksi, tidak tercapainya jadwal/target yang telah ditentukan, atau kerugian biaya

Box Girder

Pier

Page 6: Kanti Lever

12

repair yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan type dan jumlah

peralatan, sebaiknya kita fahami lebih dahulu fungsi dan aplikasinya.

Selain Faktor ini biasanya pihak executive di sebuah perusahaan alat berat,

sangat memikirkan mengenai spare part dan kecepatan dalam perbaikan unit untuk

mereduce down time unit saat sedang rusak. Namun hal - hal seperti ini biasanya di

pikirkan sejak awal oleh si pembeli dan si penyuply saat investasi unit di awal.

2.2.3 Perencanaan Kebutuhan Alat Berat

Perencanaan alat adalah usaha yang dilakukan untuk

menghitung/memperkirakan kebutuhan alat, baik jenis, kapasitas, maupun jumlah

yang diperlukan perusahaan, untuk mendukung pelaksanaan proyek yang telah

direncanakan dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) maupun rencana

jangka panjang perusahaan (RJPP). (Wilopo, 2009)

Perencanaan kebutuhan alat dilakukan bertahap, dimulai dari perencanaan di

tingkat unit usaha, kemudian kebutuhan seluruh unit usaha digabung, dan seterlah

dikaji, atau bila perlu dikoreksi di tingkat kantor pusat, menjadi kebutuhan alat

perusahaan yang dituangkan dalam RKAP tahun yang akan datang. (Wilopo, 2009)

Dalam merencanakan kebutuhan alat harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut

(Wilopo, 2009):

• Jenis, volume, dan waktu pelaksanaan pekerjaan.

• Tuntutan mutu pekerjaan / rencana mutu.

• Metode konstruksi.

• Ketersediaan alat.

• Rencana biaya.

Page 7: Kanti Lever

13

Perencanaan detail meliputi jenis, kapasitas, dan jumlah alat, dilakukan pada

saat proyek akan dimulai, di mana pada tahap ini sudah dipertimbangkan metode

konstruksi pekerjaan yang sudah disempurnakan.

2.2.4 Gantry

Gantry adalah alat berat yang terletak diatas struktur jalan layang. Fungsi dari

alat tersebut adalah untuk mengangkut benda-benda yang sangat berat yaitu seperti

box girder pada proyek jalan layang. Launching gantry memiliki bagian yang

bernama winch, winch tersebut yang memiliki fungsi untuk mengangkut beban berat

tersebut. Winch dapat bergerak naik-turun, kanan-kiri, dan depan-belakang.

Launching gantry salah satu dari berbagai jenis girder launchers. Pelaksanaan

erection girder dilaksanakan diatas jembatan. Girder diluncurkan dari span satu

menuju span yang dituju menggunakan trolley yang bergerak diatas re1

longitudinal, setelah girder sampai pada posisi launching gantry, lalu launching

gantry yang membawa balok girder tersebut bergerak secara transversal menuju

bearing pad dimana balok tersebut akan diletakkan, setelah pekerjaan erection

girder pada satu span tersebut selesai lalu gantry bergerak maju. (kristijanto &

Supani, 2007)

Gambar 2.6 Launching Gantry

Page 8: Kanti Lever

14

a. Dimensi Gantry

Ukuran dimensi dari gantry yang berada di jalan layang non tol Kampung

Melayu-Tanah Abang khususnya pada paket Mas Mansyur yaitu:

Tabel 2.1 Karakteristik Dimensi Gantry

Tinggi launcher 8650 mmpanjang truss girder 8330 mmhook stroke 25000 mmdrum support 2250 mmtransversal winch displacement ± 500 mmrails cylinders stroke 400 mmrear leg cylinders stroke 1200 mmketinggian main beam 4000 mmwinch wheels F 220 mmunder rollers wheels F 220 mmtransversal rails winch interaxe 5700 mmsliding longitudinal sliding whells interface 800-1500-800 mmsevice cranes max stroke 25 mfront leg cylinders stroke 1000 mmspreader cylinders stroke 400/450 mmwinch sliding speed 7,5 m/min

karakteristik dimensi gantry

b. Berat Structur Gantry

Alat berat gantry merupakan alat yang mempunyai dimensi yang cukup

besar dan memiliki berat yang besar pula. Ukuran berat gantry yaitu:

Tabel 2.2 Berat Structur Gantry

Structure Weight Summary daNMain girder 130000Front head 8550Rear head 8550Lifting winch 19945Lifting spreader 2405Front and rear leg 1800Rollers 14550Rail 37200Total ≅ 223000 ≅ 223000 ≅ 223000 ≅ 223000

Page 9: Kanti Lever

15

2.2.5 Crane

Alat pengangkat yang biasa digunakan didalam proyek konstruksi adalah

crane. Cara kerja crane adalah dengan mengangkat material yang akan dipindahkan,

memindahkan secara horizontal, kemudian menurunkan material ditempat yang

diinginkan. Beberapa tipe crane yang umum dipakai adalah:

a. Truck Crane

Crane jenis ini dapat berpindah tempat dari satu proyek ke proyek lainnya

tanpa bantuan dari alat pengangkutan. Akan tetapi bagian dari crane tetap

harus dibongkar untuk mempermudah perpindahan. Seperti halnya crawler

crane, truck crane ini dapat berputar 360º. Untuk menjaga keseimbangan

alat, truck crane memiliki kaki. Di dalam pengoperasiannya kaki tersebut

harus dipasangkan dan roda diangkat dari tanah sehingga keselamatan

pengoperasian dengan boom yang panjang akan terjaga.

Gambar 2.7 Truck Crane

b. Crane untuk Lokasi Terbatas

Crane tipe ini diletakan di atas dua buah as tempat kedua as ban bergerak

secara simultan. Dengan kelebihan ini maka crane jenis ini dapat bergerak

dengan leluasa. Alat penggerak crane jenis ini adalah roda yang sangat

Page 10: Kanti Lever

16

besar yang dapat meningkatkan kemampuan alat dalam bergerak dilapangan

dan dapat bergerak di jalan raya dengan kecepatan maksimum 30 mph.

Letak ruang operator crane biasanya pada bagian-bagian deck yang dapat

berputar.

c. Tower Crane

Tower crane adalah salah satu peralatan utama yang digunakan dalam

pembangunan gedung-gedung bertingkat. Simulasi tower crane adalah alat

yang efektif dalam pemodelan operasi konstruksi yang rumit seperti

mengangkat beban-beban yang berat. (Hasan & Al-Hussein, 2010)

Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material

secara vertical dan horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada ruang gerak

yang terbatas. Tipe crane ini dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri

yaitu crane yang dapat berdiri bebas (free standing crane), crane diatas rel

(rail mounted crane), crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower

crane) dan crane panjat (climbing crane).

Gambar 2.8 Tower Crane

Page 11: Kanti Lever

17

d. Mobile Crane

Mobile crane adalah suatu alat pengangkat yang bersifat dinamis,

maksudnya bahwa alat pengangkat ini dapat berpindah-pindah tempat, pada

saat sedang melakukan pengangkatan beban. Mobile crane dapat berpindah-

pindah dikarenakan memiliki roda penggerak, roda penggerak Mobile crane

memiliki dua jenis yaitu, jenis rantai dan jenis roda yang terbuat dari karet

seperti yang banyak digunakan pada automobil lainnya. Jenis crane ini

banyak digunakan pada medan yang rata dan relative keras.

• Mobile Crane beroda karet

Mobile crane beroda karet juga terdapat boom yang disangga oleh

struktur utamanya (super structure flat form) dapat berupa rangka

(lattice) dari baja dengan alat kendali kabel dan hidrolis. Sebagai

penggerak utamanya bisa menggunakan mesin disel, bensin atau motor

listrik, sedangkan untuk pengendalian hidrolis dipergunakan motor yang

terpisah dari prime mover nya. (Suryadharma & Wigroho, 1998)

Umumnya mobile crane beroda karet dilengkapi dengan kabel baja

tunggal sebagai alat pengangkatnya, yang terbentang dari titik boom

hingga bagian bawah dan bisa berupa hook, tong, bucket, dan sebagainya.

Mobile crane dilengkapi dengan sekering beban terbesar. Jarak

beban/kemiringan lengan berdasar atas 75% - 85% beban yang

mengakibatkan tergulingnya crane. (Suryadharma & Wigroho, 1998)

Page 12: Kanti Lever

18

Gambar 2.9 Mobile Crane

Sebelum melakukan pengerjaan mobile crane memasang atau

menurunkan kaki-kaki depan dan belakang yang ada di mobile crane, hal

ini berguna supaya mobile crane tidak bergerak rodanya pada saan proses

pengangkatan yang cukup berat.

Gambar 2.10 Pemasangan Kaki-Kaki pada Mobile Crane

Mobile crane beroda karet yang berada di proyek jalan layang non tol

Kampung Melayu-Tanah Abang khususnya pada paket Mas Mansyur

yaitu sebanyak 1 buah. Mobile crane beroda karet tersebut berfungsi

untuk mengangkat atau memindahkan form work (alat untuk tempat

tenaga kerja bekerja pada ruang yang susah dijangkau), dan benda yang

Page 13: Kanti Lever

19

lebih ringan. Mobile crane beroda karet digunakan juga karena mobile

crane beroda rantai sedang digunakan untuk proses penambahan

segment, sehingga untuk mempercepat pengerjaan dibutuhkan tambahan

crane lagi. Mobile crane beroda karet apabila tidak digunakan, alat

tersebut akan diletakkan pada paket Casablanca.

Gambar 2.11 Proses Pemasangan Form Work dengan Mobile Crane

• Mobile Crane Beroda Rantai

Tipe ini mempunyai bagian atas yang dapat bergerak 360 derajat. Dengan

roda rantai maka crane tipe ini dapat bergerak didalam lokasi proyek saat

melakukan pekerjaannya. Pada saat crane akan digunakan diproyek lain

maka crane diangkut dengan menggunakan lowbed trailer.

Pengangkutan ini dilakukan dengan membongkar boom menjadi

beberapa bagian untuk mempermudah pelaksanaan pengangkutan.

Crawler crane adalah suatu mesin pengangkat yang bersifat dinamis,

dalam arti mesin ini tidak hanya bekerja pada satu tempat, tetapi dapat

pula melakukan perpindahan tempat saat pengangkatan beban.

Page 14: Kanti Lever

20

Gambar 2.12 Crawler Crane

Gambar 2.13 Lowbed Trailer

Banyak model opsional direkayasa dengan perluasan boom dikenal

sebagai "fly jib" atau 'jib tetap'. Lonjakan kabel tersuspensi dan oleh

karena itu berlaku sebagai kompresi, bukan bending seperti boom

telescoping hidrolik. Baru model rantai yang berukuran kecil ada yang

dilengkapi dengan boom telescoping. Beberapa model bermotor yang

dipasang dengan trek karet untuk membuat mereka sesuai untuk

pekerjaan perkotaan dan pergerakan di perkerasan. (Peurifoy, L. Robert;

Schexnayder, J. Clifford; Shapira, Aviad, 1956)

Dimensi umum dan kapasitas untuk crawler crane adalah (Peurifoy, L.

Robert; Schexnayder, J. Clifford; Shapira, Aviad, 1956):

Page 15: Kanti Lever

21

• Panjang boom maksimum : 100 sampai 400 ft

• Panjang maksimum fly jib : 30 sampai 120 ft

• Maksimum radius (boom saja) : 80-300 ft

• Minimal radius : 10 sampai 15 ft

• Kapasitas angkat maksimum (pada radius minimal) : 30 sampai 600

ton

• Perjalanan maksimum kecepatan : 50 sampai 100 ft / menit (0,6-1,2

mph)

• Dasar bantalan tekanan : 7 sampai 20 psi

Crawler crane yang digunakan pada jalan layang non tol Kampung

Melayu-Tanah Abang paket Mas Mansyur yaitu crawler crane type kuat

angkat 100 ton. Data-data mobile crane beroda rantai adalah:

1) General Description Mobile Crane Beroda Rantai

General Description merupakan deskripsi secara umum tentang

mobile crane beroda rantai. Data-data deskripsi secara umum tentang

mobile crane beroda rantai yaitu:

Tabel 2.3 General Description Mobile Crane Beroda Rantai

Type Crawler mounted, fully revolvingMaximum lifting capacity 200,000 lbs (90,700 kg)

(at 11’ operating radius, with 40’ boom)Basic boom length 40’ (12.2 m)Maximum boom length 200’ (61.0 m)Basic boom & jib length 80’ + 30’ (24.4 m + 9.1 m)Maximum boom & jib length 190’ + 60’ (57.9 m + 18.3 m)Working weight Approx. 179,700 lbs (81,500 kg)Ground bearing pressure Approx. 11.0 psi (75.6 kPa)Gradeability 40%

GENERAL DESCRIPTION

2) General Dimensions

Data-data dimensi umum untuk jenis mobile crane beroda rantai yaitu:

Page 16: Kanti Lever

22

Tabel 2.4 Dimensi Umum Mobile Crane BerodaRantai

Height to top of gantry (lowered) 10’ 11” (3.32 m)Width of upper machine with operator’s cab 10’ 6” (3.20 m)Radius of rear end (counterweight) 14’ 4” (4.38 m)Counterweight ground clearance 3’ 8” (1.12 m)Center of rotation to boom foot pin 3’ 7” (1.10 m)Height from ground to boom foot pin 5’ 10” (1.77 m)Height over gantry (raised) 20’ 4” (6.20 m)Overall length of crawler 20’ 8” (6.30 m)Center to center of tumblers 17’ 10” (5.44 m)Overall width of crawlers 16’ 10” (5.14 m)Shoe width 36” (0.91 m)Ground clearance of carbody 15” (0.39 m)

GENERAL DIMENSIONS

3) Working Speed

Data kecepatan kerja mobile crane beroda rantai yaitu:

Tabel 2.5 Working Speed

Hoist line speed (front and rear drum)

390 ~ 10 ft/min (120 ~ 3 m/min)

Lowering line speed (front and rear drum)

390 ~ 10 ft/min (120 ~ 3 m/min)

Boom hoist line speed 230 ~ 7 ft/min (70 ~ 2 m/min)Boom lowering line speed 230 ~ 7 ft/min (70 ~ 2 m/min)Swing speed 4.0 rpm (4.0 min-1)Travel speed (High / Low) 1.18 / 0.75 mph (1.9 / 1.2 km/hour)

WORKING SPEED

Tipe crane yang digunakan pada proyek pembangunan Jalan Layang Non Tol

Kampung Melayu-Tanah Abang paket Mas Mansyur yaitu tipe mobile crane beroda

rantai sehingga crane tersebut dapat berjalan bebas dikarenakan memiliki roda

berjenis rantai dibawah crane tersebut. Dan jumlah mobile crane beroda rantai yang

digunakan pada Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang pada paket

Mas Mansyur untuk mengangnkut box girder yaitu sebanyak 1 buah mobile crane

beroda rantai.

Page 17: Kanti Lever

23

2.2.6 Safety

Keamanan dari alat berat sangatlah penting, dikarenakan sering terjadinya

kecelakaan-kecelakaan yang ditimbulkan pada saat pengoperasian alat berat. Oleh

karena itu operator alat berat dan juga tenaga kerja yang bekerja di proyek

diwajibkannya menggunakan peralatan keamanan yang sudah dianjuarkan, yaitu

seperti helm proyek, sepatu keselamatan, dan pakaian visibilitas tinggi saat

mengoperasikan atau bekerja di alat berat.

Beban jatuh dari alat berat pengangkut menimbulkan bahaya parah pada

operator dan pekerja di dekatnya, oleh karena itu untuk pengangkutan beban jangan

melebihi kapasitas beban dari alat berat pengangkut. Jika adanya ketidak yakinan

tentang ukuran dan berat beban, maka harus dilakukannya pengnghitungan berat

untuk memastikan bahwa memenuhi kapasitas alat berat tersebut. Sebelum alat berat

memulai untuk pengoprasian maka diperlukannya pengecekan-pengecekan terhadap

alat supaya untuk memastikan alat berat tersebut sudah siap untuk digunakan.

Pengecekan alat berat seperti memeriksa semua sling, rantai, dan kait yang akan

digunakan untuk mengangkat dan mengamankan beban. Dan juga kurangnya

pelatihan operator juga merupakan penyebab utama dari kecelakaan, maka dari itu

operator alat berat sangat memerlukan pelatihan yang maksimal, sehingga operator

alat berat dapat menguasai alat berat yang digunakannya dan juga dapat mengatasi

medan-medan yang ada di dalam proyek.

Data kecelakaan crane terbatas karena kematian dan luka-luka biasanya hanya

dilaporkan. Peristiwa kerusakan properti biasanya tidak dilaporkan, kecuali untuk

operator asuransi. Keseriusan kecelakaan crane, bagaimanapun, adalah jelas.

Apalagi, ada beberapa pekerjaan harian yang bisa dengan mudah berubah menjadi

Page 18: Kanti Lever

24

kecelakaan parah atau bahkan fatal. (Peurifoy, L. Robert; Schexnayder, J. Clifford;

Shapira, Aviad, 1956).

Peningkatan keselamatan pada pekerjaan crane merupakan yang pertama dan

terutama, bahwa semua pihak yang terlibat (manajer proyek, pengawas umum,

operator crane, dll) harus menyadari faktor bahaya keselamatan yang meningkatkan

kemungkinan kecelakaan khususnya pada pekerjaan. Potensi bahaya keamanan, di

mana tingkat keamanan yang diharapkan pada lokasi tertentu dapat dievaluasi,

sebaiknya sebelum konstruksi sebenarnya telah dimulai, masuk dalam tiga kategori

(faktor yang terkait terutama dengan tower crane yang ditandai dengan tanda

bintang). (Peurifoy, L. Robert; Schexnayder, J. Clifford; Shapira, Aviad, 1956):

a. Faktor manusia direfleksikan sebagian besar dalam pengalaman dan

kompetensi operator, mode kerja operator, dan sikap dari semua personel

yang terlibat di tempat kerja crane.

b. Faktor proyek adalah adanya garis kekuatan dan kekompakan dari tempat,

saling tumpang tindih sampul kerja crane dan selama mengoperasikan

crane, lamanya hari kerja dan bekerja pada shift malam, kondisi kerja di

dalam kabin operator dan penggunaan opsional.

c. Tipikal factor lingkungan yaitu, spesifik non-proyek adalah angin dan

cuaca buruk, standar pemeliharaan crane dan bagian alat mengangkat, dan

kebijakan perusahaan terhadap manajemen keselamatan.

Keselamatan harus menjadi perhatian utama tidak hanya ketika crane

beroperasi, tetapi juga dalam fase lain dari kehadirannya di lokasi proyek. Hal ini

terutama berlaku untuk tower crane selama ereksi dan pembongkaran, memanjat,

dan setelah jam kerja. Selama semua periode crane tidak secara penuh atau kondisi

aktif alami. Kondisi kerja alami adalah ketika crane melakukan apa yang dirancang

Page 19: Kanti Lever

25

dan dibangun untuk melakukan, yaitu, mengangkat beban. Setelah tugas, ketika tidak

ada beban yang pengangkatan, keseimbangan kekuatan dialihkan, sementara operator

tidak ada di dalam cab. Embusan angin, kegagalan struktur lokal, atau pelepasan rem

yang berlangsung tanpa disadari ketika cab tak berawak dapat menyebabkan

terjadinya kecelakaan. (Peurifoy, L. Robert; Schexnayder, J. Clifford; Shapira,

Aviad, 1956)

Rencana keselamatan perusahaan crane harus membahas:

• Pemeriksaan peralatan

• Analisis bencana bagi umum, garis kerja, dll

• Lokasi crane

• Perpindahan crane

• Definisi pengangkatan, produksi, dan umum

• Penentuan zona tanggung jawab, garis kontrol dan pelaporan

• Menulis laporan kecelakaan dan prosedur investigasi

2.3 Jalan Layang

Definisi / pengertian Jalan Layang adalah jalan yang dibangun tidak sebidang

melayang menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan

kemacetan lalu lintas, melewati persilangan kereta api untuk meningkatkan

keselamatan lalu lintas dan efisiensi.

Jalan Layang secara umum memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai jalan alternative, untuk mengurangi kemacetan.

2. Tidak menghampat pengendara yang ingin melintas lurus karena

persimpangan.

3. Mempermudah distribusi ekonomi masyarakat.

4. Menggunakan kolong jalan layang untuk taman kota.

Page 20: Kanti Lever

26

2.4 Data Umum Proyek

a. Data Proyek

Nama Proyek : Jalan Layang Non Tol Kampung

Melayu-Tanah Abang (Paket Mas

Mansyur)

Lokasi Proyek : Jl. KH. Mas Mansyur

Fungsi Bangunan : Jalan Layang Non Tol

Pemilik : DPU DKI

Konsultan MK : PT. Lapi Ganesatama

Kontraktor Utama : KSO PT. Istaka Karya dan PT.

Sumbersari Cipta Marga

Perencana Pondasi : PT. Bimatekno Karyatama Konsultan

Perencana Struktur : Ir. Jody Firmansyah. MSE. Ph.D, dan

rekan

Perencana MEP : PT. Metakom Pranata

Perencana Gantry dan prestress : PT. Vorspann System Losinger

Indonesia (VSL Indonesia)

b. Data Lingkungan Proyek

Batas-batas dari lingkungan proyek Jalan Layang Non Tol Kampung

Melayu-Tanah Abang, yaitu:

Sebelah Utara : Jalan Menuju Tanah Abang

Sebelah Selatan : Jalan Menuju Kampung Melayu

Sebelah Timur : ANZ Tower, Sampoerna Strategic Square

Sebelah Barat : Hotel Le Meridien Jakarta

Page 21: Kanti Lever

27

Gambar 2.14 Peta Lokasi

c. Analisa Lalu Lintas

Analisis dampak lalu lintas pada dasarnya merupakan analisis pengaruh

pengembangan tata guna lahan terhadap sistem pergerakan arus lalu lintas

disekitarnya yang diakibatkan oleh bangkitan lalu lintas yang baru, lalul

intas yang beralih, dan oleh kendaraan keluar masuk dari / ke lahan tersebut.

Pada proses pengerjaan jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah

Abang pada paket Mas Mansyur, prosesnya sebagian mengganggu aktifitas

lalu lintas jalan yang berada pada lokasi pengerjaan erection segment.

Pada proses erection segment dengan menggunakan alat berat mobile crane

beroda rantai memerlukan ruas jalan yang berfungsi untuk gerak maju

mundurnya alat berat mobile crane. Ruas jalan yang dibutuhkan sekitar dua

jalur jalan, sehingga pada proses erection segment dengan menggunakan

alat berat mobile crane, dua jalur jalan ditutup dan dialihkan kea rah yang

lain, hal tersebut dapat dilihat pada gambar 2.15. Dikarenakan kedua jalur

tersebut digunakan untuk pergerakan mobile crane, sehingga pekerjaan

Page 22: Kanti Lever

28

erection segment dengan menggunakan alat berat mobile crane hanya bisa

dilakukan pada malam hari, ketika kendaraan yang menggunakan jalur jalan

tersebut sudah mulai sepi dan tidak mengganggu arus lalu lintas dan tidak

mengakibatkan kemacetan lalu lintas.

Pada proses erection segment dengan menggunakan alat berat gantry, proses

tersebut tidak terlalu banyak mengambil ruas jalan, melainkan hanya

mengambil sedikit ruas jalan yang berada di sekitar lokasi pengerjaan proses

erection segment, hal ini berfungsi untuk menjaga keamanan dan batas safty

area untuk meminimaliskan terjadinya kecelakaan pada lokasi proyek yang

tidak diinginkan.

Gambar 2.15 Lokasi Jalan

2.5 Mesin Ereksi Jembatan

Industri jembatan sedang bergerak dengan konstruksi mekanik dikarenakan

untuk menghemat tenaga kerja, memperpendek durasi proyek dan meningkatkan

kualitas. Kecenderungan ini tampak jelas di beberapa negara dan mempengaruhi

Pengalihan Jalan

Arah Jalan

Page 23: Kanti Lever

29

metode konstruksi sebagian besar. Konstruksi jembatan mekanis didasarkan pada

penggunaan mesin-mesin khusus.

Mesin ereksi jembatan generasi baru adalah struktur yang kompleks dan halus.

Mereka menangani beban berat pada bentang panjang di bawah kendala yang sama,

bahwa hambatan untuk diberikannya jembatan layang menuju struktur akhir.

Keselamatan operasi dan kualitas produk tergantung pada interaksi yang kompleks

antara keputusan, struktural, mekanik dan elektro hidrolik komponen mesin, dan

jembatan yang didirikan.

Terlepas dari kerumitan, mesin ereksi jembatan harus seringan mungkin.

Beratnya mengatur investasi awal, biaya pengiriman dan perakitan lokasi, dan

tekanan peluncuran. Pembatasan beratnya menentukan penggunaan baja kekuatan

tinggi dan merancang untuk tingkat tegangan tinggi dalam beban berbeda dan

kondisi pendukung, yang membuat mesin tersebut berpotensi rentan terhadap

ketidakstabilan.

Mesin ereksi jembatan dirakit dan dibongkar berkali-kali, dalam kondisi

berbeda dan oleh awak berbeda. Mereka dimodifikasi dan disesuaikan dengan

kondisi di New York. Node struktural dan splices lapangan dikenakan ratusan

pembalikan beban. Sifat pembebanan sering sangat dinamis dan mesin mungkin

terkena dampak dan angin kencang. Memuat dan reaksi pendukung diterapkan secara

eksentris, bagian pendukung sering tidak memiliki diafragma, dan mesin yang paling

memiliki sistem pendukung yang fleksibel. Memang kondisi desain seperti itu

hampir tak terbayangkan dalam struktur permanen akibat beban tersebut.

Tingkat kecanggihan mesin ereksi jembatan generasi baru memerlukan budaya

technical yang memadai. Grup subkontrak lama dapat menyebabkan hilangnya

Page 24: Kanti Lever

30

komunikasi, masalah tidak dibahas dengan selama perencanaan dan desain harus

diselesaikan di lokasi, risiko yang salah begitu rumit tidak selalu jelas dalam mesin,

dan kesalahan manusia merupakan penyebab utama kecelakaan. Solusi melakukan

percobaan baru tanpa persiapan dapat menyebabkan hasil bencana. Beberapa mesin

jembatan ereksi runtuh di tahun-tahun, dengan korban jiwa dan penundaan yang

sangat besar dalam jadwal proyek. Tingkat struktur teknis yang memadai untuk

kompleksitas konstruksi mekanik jembatan akan menyelamatkan hidup manusia dan

akan memfasilitasi proses pengambilan keputusan dengan evaluasi risiko yang lebih

tepat. (Rosignoli, 2010)

2.5.1 Pengantar Metode Konstruksi Jembatan

Setiap metode konstruksi jembatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Tanpa

adanya persyaratan tertentu yang membuat satu solusi segera lebih baik untuk yang

lain, penilaian atas kemungkinan alternatif selalu menjadi tugas yang berat.

Perbandingan berdasarkan jumlah bahan struktural dapat menyesatkan biaya

teknologi pengolahan bahan baku (tenaga kerja, investasi untuk peralatan khusus,

pengiriman dan perakitan situs peralatan, energi) dan biaya tidak langsung yang

berkaitan dengan proyek durasi sering memerintah di negara-negara industri. Jumlah

yang lebih tinggi dari bahan baku karena proses konstruksi yang efisien dan cepat

jarang membuat anti solusi ekonomis.

Biaya teknologi yang rendah merupakan penyebab bagi keberhasilan metode

peluncuran tambahan untuk jembatan PC (Precast Concrete). Dibandingkan dengan

penggunaan perancah tanah, peluncuran ini mengurangi biaya tenaga kerja dengan

investasi yang sama. Dibandingkan dengan penggunaan MSS (Movable Scaffolding

System), peluncuran ini mengurangi investasi dengan biaya tenaga kerja yang sama.

Page 25: Kanti Lever

31

Dalam kedua kasus peluncuran ini mengurangi biaya teknologi konstruksi dan

bahkan jika menekankan peluncuran dapat meningkatkan jumlah bahan baku,

sisanya adalah positif dan solusinya adalah biaya efektif.

Metode konstruksi yang datang paling dekat dengan peluncuran bertahap

adalah segment pracetak. Biaya tenaga kerja yang serupa tetapi investasi yang lebih

tinggi dan break even poin beralih ke jembatan yang lebih lama. Bentang 30-50 m

adalah jangka rentang ereksi dengan gantry peluncuran overhead atau underslung.

Rentang yang lebih panjang yang didirikan sebagai cantilevers seimbang: launching

gantry diri mencapai 100-120m rentang dan bingkai mengangkat menutupi bentang

lagi dan jembatan kurva.

Berat peluncuran gantry digunakan untuk marco-segment pembangunan

bentang 90-120 m. rentang dengan ereksi rentang marco-segment membutuhkan alat

peraga dari dasarnya. Ereksi kantilever seimbang melibatkan pengecoran segmen dek

panjang di bawah jembatan untuk strand jacking ke potition. Kedua solusi

memerlukan investasi yang tinggi.

Pada jembatan pendek, pra fabrikasi adalah batasan untuk balok penopang dan

slab dek adalah cast di tempat. Balok pracetak sering didirikan dengan crane darat.

Lingkungan yang sensitif, lokasi tidak dapat diakses, dermaga tinggi, slops curam

dan daerah yang dihuni sering membutuhkan perakitan dengan beam launchers, dan

peningkatan biaya teknologi.

Jembatan LRT (Light Rail Transit) dan HSR (High Speed Railway) dengan

bentang 30-40 m mungkin ereksinya oleh pracetak rentang penuh. Investasi tersebut

begitu tinggi bahwa titik impas tercapai dengan ratusan bentang. Plat pracetak

memberikan 2-4 per hari untuk pembangunan jalur cepat proyek skala besar. Materi

Page 26: Kanti Lever

32

dioptimalkan dan biaya tenaga kerja menambah kualitas tinggi dari produksi pabrik.

Jalan operator crane dan tanah mungkin mendirikan empat jalur gelagar U tunggal

(dua LRT rentang) setiap malam. Operator berat dengan underbridge dan gantry

ditolong oleh SPMT (Self Propelled Modular Transporters) ini adalah alternatif

untuk pengiriman tanah bentang HSR (High Speed Railway). Pracetak mencakup

lebih dari 100 m telah didirikan dengan floating crane.

Jembatan PC (Precast Concrete) bentang sedang juga dapat cor di tempat.

Uuntuk jembatan dengan lebih dari dua atau tiga bentang akan lebih mudah untuk

maju sejalan dengan menggunakan kembali formwork yang sama beberapa kali, dan

dek dibangun oleh span ke span. Pengecoran terjadi dalam salah satu bekisting tetap

atau bergerak. Pilihan peralatan diatur oleh alasan ekonomis karena biaya tenaga

kerja yang terkait dengan perancah tetap dan investasi diminta untuk MSS keduanya

cukup.

Mulai dari tahun empat puluhan, perancah kayu asli telah diganti dengan

sistem framing baja modular. Terlepas dari struktur pendukung halus, pekerja

melebihi 50% dari biaya konstruksi span. Pengecoran pada perancah adalah solusi

yang layak hanya dengan tenaga kerja murah dan untuk jembatan kecil. Keterbatasan

lain adalah hambatan dari daerah di bawah jembatan.

Suatu MSS (Movable Scaffolding System) terdiri dari sel pengecoran dirakit ke

sebuah rangka launching. MSS yang digunakan untuk rentang oleh pengecoran

rentang jembatan bentang panjang dengan 30-70 m. Jika tiang tidak tinggi dan

daerah bawah jembatan dapat diakses, bentang 90-120 m dapat dicetak dengan 45-60

m MSS yang didukung ke tiang sementara di setiap bentang. Pengoperasi berulang

mengurangi biaya tenaga kerja, jumlah bahan baku yang terpengaruh, dan kualitas

Page 27: Kanti Lever

33

yang lebih tinggi daripada yang dicapai dengan sebuah perancah. Jembatan

penyeberangan yang lokasi tidak dapat diakses dengan tiang tinggi dan rentang

hingga 300 m dicor di tempat sebagai cantilevers seimbang. Ketika jembatan pendek

dari bentang melebihi 100-120 m dek ini mendukung form travelers. Overhead

travelers lebih cocok di jembatan PC (Precast Concrete) sementara mesin

underslung digunakan dalam jembatan cable stayed dan cable supported arches.

Dengan jembatan panjang dan bentang 90-120 m, dua sel pengecoran lagi dapat

ditangguhkan dari launching girder yang juga menyeimbangkan cantilevers selama

konstruksi. (Rosignoli, 2010)

2.5.2 Fitur Utama Dari Mesin Ereksinya Jembatan

Industri mesin ereksi jembatan adalah ceruk pasar yang sangat khusus. setiap

mesin yang awalnya disusun untuk sebuah ruang lingkup, setiap produsen memiliki

kebiasaan teknologi sendiri, dan setiap kontraktor preferensi dan harapan digunakan

kembali. Negara fabrikasi juga mempengaruhi beberapa aspek desain. Namun

demikian, skema konseptual tidak banyak. Beam launchers kebanyakan terdiri dari

dua rangka batang segitiga terbuat dari modul lama yang dilas. Diagonal dapat

dibautkan ke akord untuk pengiriman lebih mudah meskipun perakitan lokasi lebih

mahal. Pin atau baut longitudinal digunakan untuk splices lapangan di akord. Mesin

gelagar tunggal generasi baru memungkinkan pengelasan robotized dan memiliki

pelana kurang mendukung dan winch trolley yang lebih kecil. Bentang jarang 50 m

melebihi pada jembatan balok pracetak.

Launching gantry untuk bentang dengan ereksi rentang jembatan pracetak

segmen juga beroperasi pada bentang 30-50 m tetapi payload jauh lebih tinggi

sebagai gantry mendukung seluruh rentang selama perakitan. Muatan dari SPM

Page 28: Kanti Lever

34

dalam rentang tempatnya dengan pengecoran bentang bahkan lebih tinggi karena

juga termasuk sel casting, meskipun sifat pembebanan kurang dinamis.

Mesin serbaguna twin girder overhead yang terdiri dari dua rangka batang

yang menangguhkan segmen dek atau sel pengecoran dan membawa runways untuk

winch troli atau crane portal. Splices lapangan dirancang untuk perakitan cepat dan

sifat modular desain memungkinkan konfigurasi perakitan alternatif. Mesin ini

mudah digunakan kembali, namun, beratnya, permintaan tenaga kerja dan

kompleksitas operasi mungkin menyarankan penggunaan mesin-mesin khusus lebih

pada jembatan yang panjang.

Lebih ringan dan lebih otomatis mesin girder tunggal overhead dibangun di

sekitar pusat rangka 3D atau dua diikat pada I girders. Ekstensi lampu depan kontrol

overturning dan kerangka C belakang sepanjang jembatan diselesaikan selama

peluncuran. Mesin girder tunggal overhead yang ringkas dan stabil dan memerlukan

crane darat hanya untuk perakitan pada lokasi. Konfigurasi teleskopik dengan

gelagar utama belakang dan depan di bawah jembatan juga tersedia untuk jembatan

dengan kurva rencana yang ketat.

Mesin underslung terdiri dari dua rangka batang 3D atau sepasang I girders

yang ditunjang ke bracket pier. Props dari fondasi dapat digunakan untuk

meningkatkan kapasitas beban ketika pilar pendek. Kerangka C belakang selesai

melewati jembatan dapat digunakan untuk mempersingkat girder. Mesin underslung

menyediakan berdasarkan kendala tanah dan persyaratan izin.

Marco-segmental konstruksi membutuhkan gantry berat kepala rangka kembar

dengan kaki pendular belakang yang membutuhkan dukungan ke dek sebelum

mengangkat segment. Sendi melintang di perempat span dan sendi memanjang di

Page 29: Kanti Lever

35

jembatan tengah membagi 80-100 m bentang menerus menjadi empat segment.

Segment dicor langsung di bawah gantry dengan sel pengecoran yang menggulung di

sepanjang jembatan dan diputar dan dimasukkan dengan kurungan prefabrikasi di

abutment. (Rosignoli, 2010)

2.5.3 Beam Launcher

Metode yang paling umum untuk balok pracetak adalah dengan mendirikan

crane darat. Crane biasanya memberikan prosedur ereksi yang paling sederhana dan

cepat dengan minimum investasi, dan dek dapat dibangun di beberapa tempat

sekaligus. Akses yang baik diperlukan sepanjang seluruh panjang jembatan untuk

posisi crane dan mengirimkan girder. Pilar tinggi atau lereng curam membuat ereksi

crane mahal atau mencegahnya sama sekali.

Penggunaan beam launcher memecahkan kesulitan. Sebuah beam launcher

adalah mesin launching terdiri dari dua rangka batang segitiga. Panjang rangka

adalah sekitar 2,3 kali span tyipical tapi ini jarang masalah karena gantry beroperasi

di atas dek (Gambar 2.16). Beam launcher dengan mudah mengatasi dengan variasi

panjang span dan geometri dek, lekukan perencanaan dan kendala tanah. Balok

silang mendukung gantry di pilar dan memungkinkan pergeseran melintang untuk

mendirikan balok tepi dan untuk melintasi gantry untuk launching di sepanjang

kurva.

Dua winch troli span diantara akord atas rangka batang dan dua winch masing-

masing. Winch utama menggantungnya balok dan winch translasi yang bekerja pada

putaran jangkar yang menggerakkan troli pada sepanjang gantry. Troli ketiga

membawa sebuah generator listrik yang memakan operasi gantry. Ketika balok yang

Page 30: Kanti Lever

36

dikirimkan pada abutment dan vertikal. Jika gerakannya kecil, winch utama dapat

diganti dengan yanglebih murah hidrolik silindernya.

Sumber: Data Gambar Encyclopedia Of Life Support Systems (EOLSS)

Gambar 2.16 102 M, 90 Ton launcher untuk 45 M, 120 beams Ton (Comtec)

Sebuah beam launcher beroperasi di salah satu dari dua cara tergantung pada

bagaimana beams yang dikirimkan. Jika beams yang disampaikan pada lapangan,

launcher mengangkatnya ke lebel dek dan menempatkannya ke Bearings. Jika beams

yang disampaikan di abutment, launcher yang bergerak kembali ke abutment dan

troli winch akan dipindah ke bagian belakang dari gantry. Troli depan mengambil

ujung depan beam dan pindah ke depan dengan bagian belakang tersuspensi dari

bahan pembawa straddle. Ketika bagian belakang balok mencapai troli winch

belakang, troli mengangkatnya untuk melepaskan pengangkut.

Gerakan longitudinal gantry adalah proses dua langkah. Penjepit otomatis

memblokir rangka batang ke beams silang dan troli winch memindahkan beam satu

span ke depan, maka troli winch yang menempel pada beams silang, blok-blok

tersebut dilepaskan dan winch translasi mendorong rangka batang ke span

berikutnya. Redundansi dari jangkar diperlukan di kedua fase untuk launching aman

Page 31: Kanti Lever

37

bersama bidang lereng. Urutannya dapat diulang berkali-kali sehingga ketika balok

yang dikirimkan di abutment, gantry dapat menempatkannya membentang beberapa

ke depan. Ketika jembatan sudah panjang, gantry bergerak memperlambat ereksi

turun dan mungkin lebih cepat untuk melemparkan lempengan dek segera setelah

beams ditempatkan dan untuk mengirimkan beams berikutnya sepanjang

penyelesaian jembatan.

Rangka defleksi pada saat mendarat di pilar dengan potongan kesejajaran.

Gaya kesejajaran kecil tapi pelana dukungan harus dicapai dengan langkah silinder

yang panjang yang berputar ditempelkan ke ujung truss. Perangkat serupa juga

diterapkan pada bagian belakang dari gantry untuk melepaskan dukungan reaksi

ketika meluncurkan ke depan dan untuk memulihkan defleksi ketika peluncuran

mundur.

Generasi baru girder launcher tunggal didasarkan pada dua I girder diikat.

Main girder nya lebih murah dari dua rangka batang segitiga karena pengelasan

robotized, troli winch lebih kecil, jumlah bagian dukungan sadel, dan beams silang

yang lebih pendek. Hidung launching lebih ringan dapat dicapai dengan laser cut

windows di jaring untuk menghindari pengelasan tangan. Frame C mendukung ujung

belakang gantry dan memungkinkan balok untuk melewati saat dikirim di sepanjang

penyelesaian jembatan. Frame C tidak diperlukan bila balok dikirimkan tepat pada

lapangan karena launcher dapat mengangkat dan menggeser ke posisi dalam rentang

yang sama (gambar 2.17).

Page 32: Kanti Lever

38

Sumber: Data Gambar Encyclopedia Of Life Support Systems (EOLSS)

Gambar 2.17 74 M, 98 Ton single girder shifter for 28 M, 60 Ton beams (Deal)

Balok silang yang menempel pada topi pair membawa rel untuk lateralis

bergeser dari gantry. Balok silang memiliki overhang lateral untuk penempatan di

tepi balok penopang dan untuk melintasi gantry untuk launching sepanjang kurva.

Lokasi tungkai dukungan disesuaikan agar tidak mengganggu balok pracetak yang

digunakan untuk mengatur balok silang horizontal. Beberapa launchers memiliki

crane pelayanan yang ringan di ujung rangka batang untuk memposisikan balok

silang tanpa memerlukan crane darat.

Pelana dukungan terdiri dari rol bawah yang bergeser lateral di sepanjang

balok silang dan rol atas yang menunjang rangka batang. Balok kedudukan

memungkinkan rol atas untuk mengatasi dengan rotasi lentur dalam rangka dan

gradien dari bidang laucher. Sebuah poros vertikal menghubungkan dua rol untuk

memungkinkan rotasi pada bidang horisontal. Sisi lateralis bergeser sepanjang balok

silang dicapai dengan konstan atau silinder panjang ringan.

Penjepit otomatis menghambat rangka batang ke balok silang selama operasi

troli winch. Launching di sepanjang bidang cenderung dan mematahkan dari setiap

komponen sistem derek yang akan membiarkan gantry tak terkendali mengenai

dukungan gesekan rendah. Redundansi sistem derek melibatkan operasi oversizing

dan lambat. (Rosignoli, 2010)

Page 33: Kanti Lever

39

2.6 Erection Girder Tipe I Dengan Sistem Foating Crane, Kura-Kura, Dan

Girder Launcher

Dalam kutipan laporan (Supani, 2007) tentang metode pelaksanaan

erection girder tipe I dengan sistem foating crane, kura-kura dan launcher girder

pada proyek jembatan suramadu ini berisikan sebagian tentang mengenai metode

kerja erection girder, kriteria waktu, biaya, cara operasi alat berat.

Pada erection girder tipe I digunakan dua buah floating cranes berkapasitas

100 ton untuk meletakkan girder pada pilar. Floating cranes tersebut ditempatkan

diatas ponton. Untuk menjaga kestabilan maka floating cranes dikaramkan dengan

cara diisi air pada bagian badan floating cranes.

Gambar 2.18 Floating Cranes

Metode kura-kura ini hampir sama dengan floating cranes, yang berbeda hanya

pada alat berat yang digunakan untuk melaksanakan erection girder. Metode ini

digunakan dua buah crawler cranes berkapasitas 100 ton untuk meletakkan girder

pada pilar. Crawler cranes tersebut ditempatkan di atas ponton.

Metode yang ke tiga yaitu metode girder launchers, girder launchers ini

menggunakan alat launching gantry, salah satu dari berbagai jenis girder launchers.

Pelaksanaan erection girder dilaksanakan diatas jembatan. Girder diluncurkan dari

span satu menuju span yang dituju menggunakan trolley yang bergerak diatas

rellongitudinal, setelah girder sampai pada posisi launching gantry, lalu launching

Page 34: Kanti Lever

40

gantry yang membawa balok girder tersebut bergerak secara transversal menuju

bearing pad dimana balok tersebut akan diletakkan, setelah pekerjaan erection girder

pada satu span tersebut selesai lalu gantry bergerak maju.

Perhitungan cycle time pada ke-3 alternatif untuk masing-masing alat

berdasarkan pada data-data dari supplier alat berat, buku referensi, dan pengamatan

dilapangan. Perhitungan ini dilakukan dengan mengasumsikan bahwa peralatan

dalam kondisi baik atau dengan Efisiensi kerja (E) = 75%. Hasil dari analisa

perhitungan waktu siklus dari masing-masing alat dapat dilihat seperti pada tabel

berikut (Supani, 2007) :

Tabel 2.6 Perbandingan Durasi Erection Girder

No. Metodecycle time

girder (menit)Productivitas Q

(girder/ jam)Durasi / girder

(jam)Productivitas Q (girder/hari )

Durasi / bentang (hari)

Durasi 29 bentang (hari)

1 2 3 4 5 6 7 8

1Floating Crane

95.215 0.4 2.5 2.4 6.67 193.43

2 Kura-Kura 124.86 0.3 5.56 1.8 8.88 257.52

3Girder Launchers

137.15 0.28 3.57 2.24 7.13 206.77

Tabel 2.7 Perbandingan Kinerja Biaya Terhadap Ketiga alternative

No. MetodeBiaya lauching girder/girder

(Rp)Biaya lauching girder per 29

bentang (Rp)1 2 3 4

1 Floating Crane 2,255,894.75Rp 10,467,351,640.00Rp

2 Kura-Kura 38,307,312.09Rp 17,774,592,881.98Rp

3 Girder Launchers 12,422,031.53Rp 6,911,206,880.16Rp

Hasil dari analisa perhitungan biaya untuk masing-masing alat dapat dilihat

pada tabel 2.7.

Page 35: Kanti Lever

41

Tabel 2.8 Hasil Kesimpulan Analisa-analisa

No AlternatifAnalisa

Keuntungan/kerugianAnalisa AHP Pada Tiap Responden

Analisa AHP Berkelompok

Analisa Sensitifitas

1Floating Crane

Prioritas Kedua Prioritas Kedua Prioritas Kedua Prioritas Kedua

2 Kura-Kura Prioritas Terendah Prioritas Terendah Prioritas Terendah Prioritas Terendah

3Girder Launchers

Prioritas Pertama Prioritas Pertama Prioritas PertamaPrioritas Pertama

Berdasarkan tabel 2.9, dapat diketahui bahwa metode girder launchers selalu

menjadi prioritas utama sebagai metode pelaksanaan erection girder pada proyek

pembangunan causeway jembatan Suramadu sisi Madura Tahap II pada semua

analisa.

Dengan mempertimbangkan yang telah didapat dari hasil analisa maka metode

erection girder yang paling tepat untuk dilaksanakan pada proyek pembangunan

causeway Jembatan Suramadu Sisi Madura Tahap II adalah metode girder launchers

(gantry). (Supani, 2007)

Page 36: Kanti Lever