kanker payudara
TRANSCRIPT
TUGAS PBL
SKENARIO 1
Disusun oleh kelompok 4:
1. Wayan Swandedy 127000832. Regiane Halim 127000853. Umi Farihatul Mawaddah 127000874. Hidayatul Muamalah Hasyim 127000895. Syamsul Arifin 127000916. Intan Permata Sari 127000937. Titin Setyaningsih 127000958. Ni Wayan Putu Lestari 127000979. Malik Aziz 1270010110. Hurmansah 1270010511. Ni Kadek Erna Mayuni 1270010712. Rizal Adhi Kurniawan 12700109
Pembimbing tutor: dr. Herni Soeprapti, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
BAB I
SKENARIO I
BENJOLAN PADA PAYUDARA
Seorang wanita Ny. M berusia 54 tahun datang dengan keluhan adanya benjolan pada payudara kanan sejak 2 bulan yang lalu, benjolan membesar progesif. Pus (+), darah (-), febris (-), nyeri (+), ulcerasi (+).
BAB II
KATA KUNCI
Kata kunci yang kami dapatkan dari hasil diskusi adalah:
1. Benjolan pada payudara
BAB III
PROBLEM
Problem dari scenario tersebut adalah:
1. Apa yang terjadi pada payudara Ny. M tersebut?2. Mengapa Ny.M mengeluh nyeri dan nanah pada payudara kanan nya?3. Bagaimanakah diagnosisnya?4. Bagaimanakah penatalaksanaannya?
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Batasan
1. Anatomi dan fisiologi payudara
2. Histology system respirasi
3. Patofisiologi payudara
4. Patomekanisme payudara
5. Jenis-jenis penyakit yang berhubungan
6. Gejala klinis
7. Pemeriksaan penyakit
8. Pemeriksaan penunjang
4.2 Anatomi dan Fisiologi Payudara
Anatomi payudara
Jaringan payudara terentang dari sekitar iga kedua sampai keenam. Perluasan
kauda ( ekor ) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada
masa lemak dan nifas dini saat jaringan tersebut membengkak. Konstituen utama
payudara adalah sel kelenjar disertai duktus terkait serta jaringan lemak dan jaringan
ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara dibagi menjadi bagian atau lobus oleh septum
fibrosa,yang berjalan dari belakang puting payudara kearah otot pektoralis. Septum ini
penting untuk melokalisasi infeksi, yang sering terlihat sebagai meradang
dipermukaan payudara.(dunstall,2007 )
Secara anatomi fisologi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus
laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara
kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian
yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar
interpektoralis.setiap payudara terdiri dari 15-20 lobulus dari jaringan kelenjar.
Jumlah lobulus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap lobulus terbuat
dari ribuan kelenjar kecil yang disebutalveoli.Kelenjarini bersama-sama membentuk
sejumlah gumpalan, mirip buah anggur yang merambat. Alveoli (alveoli dan acinus
singular) menghasilkan susu dan subtansi lainnya selama menyusui. Setiap bola
memberikan makanan kedalam pembuluh darah tunggal lactiferous yang
mengalirkannya keluar melalui putting susu. Sebagai hasilnya terdapat 15-20 saluran
putting susu, mengakibatkan banyak lubang pada putting susu. Di belakang putting
susu pembuluh lactiferous agak membesar sampai membentuk penyimpangan kecil
yang di sebut lubang-lubang lactiferous (lactiferous sinuses). Lemak dan jaringan
penghubung mengelingi bola-bola jaringan kelenjar.
Gambar 1 lobulus dan duktus Payudara
( Zuiedema, 1999)
Keterangan:
A. Duktus pembesaran
B. Lobulus A. sel-sel normal
C. Bagian duktus yang di latasi untuk menahan susu B. membrane sel
D. putting susu C. lumen
E. Jaringan lemak
F. Otot pektoralis mayor
G. Dinding dada
Sejumlah jaringan lemak tergantung pada banyaknya factor termasuk usia,persentase
lemak tubuh, dan keturunan. Sendi tulang cooper menghubungkan dinding dada pada
kulit payudara dan memberikan bentuk payudara dan ke-elatisannya.( Long, 2000 )
Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan
progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan
duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai
dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar
dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.
Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari
menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik,
terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto
mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi
mulai semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada
kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis
anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus,
kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Sjamsuhidajat, 2004)
4.3 Histologi
Payudara atau mammae terdiri dari jaringan kelenjar (glandula mamaria), fibrosa,
dan lemak. Jaringan kelenjar ini dibagi menjadi pars sekretorius, yaitu tubulus dan
alveolus (yang menghasilkan susu) dan pars ekskretorius atau duktus (saluran untuk
mengeluarkan susu). Jaringan kelenjar membentuk 15-25 lobus yang tersusun radier
di sekitar puting dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang
mengelilingi jaringan ikat (stroma) di antara lobus-lobus. Setiap lobus berbeda,
sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya.
Drainase dari lobus menuju sinus laktiferosa, yang kemudian bermuara ke puting.
Jaringan ikat di banyak tempat akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak
lurus terhadap substansi lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara
pada kulit. Pita ini, yaitu ligamentum Cooper, merupakan ligamentum suspensorium
payudara. Mammae terletak di ventral m. pectoralis major, m. serratus anterior, dan
m. obliquus abdominis externus, meluas dari costae II – VI dan dari sternum sampai
linea midaxillaris. Bagian posterior mammae merupakan jaringan pengikat longgar
(spatium retromammae) yang memisahkan mammae dengan fascia yang menutupi m.
pectoralis major dan m. serratus anterior. (Azizi dkk, 2005 : 12)
Papilla mammaria, merupakan bangunan yang menonjol di tengah-tengah
permukaan glandula mamaria, terletak setinggi spatium intercostale IV, mengandung
lubang-lubang kecil muara dari ductus lactiferus dan glandula mammaria yaitu
apertura duktus laktiferosa. Papilla mammaria ini tersusun oleh serabut-serabut otot
polos, tersusun sirkuler sedemikian rupa sehingga apabila terjadi kontraksi otot ini
dapat menekan ductus lactiferus dan menyebabkan papilla mammaria tegak. Papilla
mammaria dikelilingi oleh daerah gelap disebut areola glandula mammae. Areola
mammae merupakan area yang hiperpigmentasi dan mengandung glandula sudorifera,
glandula sebacea yang membentuk tonjolan-tonjolan kecil selama kehamilan dan
glandula mammaria accesoria dengan lubang-lubang mini muara ductus lactiferus.
Areola mammae kaya akan serabut sensoris dengan berbagai tipe “end-organ”, yang
terletak terutama di dermis. (Azizi dkk, 2005 : 14; Hadiwidjaja, 2002 : 20-21)
4.4 Patofisiologi
Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan disregulasi hormon HGF dan
onkogen Met, serta ekspresi berlebih enzim PTK-6.
Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
A. Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan
oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus,
radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki
kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau
bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap
suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi
lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Progesteron, sebuah hormon yang menginduksi ductal side-branching pada
kelenjar payudara dan lobualveologenesis pada sel epitelial payudara,
diperkirakan berperan sebagai aktivator lintasan tumorigenesis pada sel payudara
yang diinduksi oleh karsinogen. Progestin akan menginduksi transkripsi regulator
siklus sel berupa siklin D1 untuk disekresi sel epitelial. Sekresi dapat ditingkatkan
sekitar 5 hingga 7 kali lipat dengan stimulasi hormon estrogen, oleh karena
estrogen merupakan hormon yang mengaktivasi ekspresi pencerap progesteron
pada sel epitelial. Selain itu, progesteron juga menginduksi sekresi kalsitonin sel
luminal dan morfogenesis kelenjar.
B. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh
promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan
(gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker
payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti simtoma
hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord compression. Metastasis
demikian bersifat osteolitik, yang berarti bahwa osteoklas hasil induksi sel kanker
merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi diferensiasi dan aktivitas osteoblas
serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.
Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang
mengandung kalsium dengan kristal hydroxyappatite sehingga mekanisme yang biasa
digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruang pada matriks ekstraselular dengan
penggunaan enzim metaloproteinase matriks tidaklah efektif. Oleh sebab itu, resorpsi
tulang yang memungkinkan invasi neoplastik terjadi akibat interaksi antara sel kanker
payudara dengan sel endotelial yang dimediasi oleh ekspresi VEGF. VEGF
merupakan mitogen angiogenik positif yang bereaksi dengan sel endotelial. Tanpa
faktor angiogenik negatif seperti angiostatin, sel endotelial yang berinteraksi dengan
VEGF sel kanker melalui pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan meluruhkan
matriks ekstraselular, bermigrasi dan membentuk tubulus.
Gambar 3. Tanda-tanda awal kanker payudara
4.5 Patomekanisme
Pada stadium awal tadak ada keluhan sama sekali hanya seperti fribroadenoma
atau penyakit fribrokistik yang kecil saja,bentuk tidak teratur, batas tidak tegas,
permukaan tidak rata, konsistensi pada keras. Kanker payudara dapat terjadi di bagian
mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana
sebagian besar jaringan payudara terdapat kanker payudara umum terjadi pada
payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan
batas yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan
yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara
jinak. Namun nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan
kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut. ( Smeltzer & Bare, 2002 )
Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara adalah sebagai berikut :
1. Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak
metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.
2. Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah
bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30-40 %
tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya
dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada
lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
3. Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada
artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi
(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan
operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk
menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan
penderitaan penderita semaksimal mungkin.( Smeltzer &Bare,2002 )
Terdapat beberapa jenis kanker payudara:
1. Karsinoma in situ
Karsinoma in situ artinya adalah kanker yang masih berada pada tempatnya,
merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat
asalnya.
2. Karsinoma duktal
Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting
susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal. Kanker ini bisa
terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause. Kadang kanker ini dapat diraba
dan pada pemeriksaan mammogram, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil
dari endapan kalsium (mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah
tertentu di payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan.
Sekitar 25-35% penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya
pada payudara yang sama).
3. Karsinoma lobuler
Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah
menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi
biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk
keperluan lain. Sekitar 25-30% penderita karsinoma lobuler pada akhirnya akan
menderita kanker invasif (pada payudara yang sama atau payudara lainnya atau pada
kedua payudara).
4. Kanker invasive
Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa
terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh
lainnya). Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah
kanker lobuler.
5. Karsinoma meduler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
6. Karsinoma tubuler
Kanker ini berasal dari kelenjar susu.
4.6 Jenis-jenis penyakit yang berhubungan
1. Carcinoma Mammae
Tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
2. Fibroadenoma
Benjolan keras yang paling sering ditemukan pada wanita usia remaja sampai
awal 20-an. Benjolan ini tidak sakit, dan mudah bergerak – gerak di dalam
payudara.
3. Fat Necrosis
Benjolan yang terbentuk oleh jaringan lemak disintegrasi. Bisa disebabkan cedera
pada payudara dan kemungkinan umum pada wanita dengan payudara besar.
4.7 Gejala Klinis
1. Carcinoma Mammae
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari
jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya
memiliki pinggiran yang tidak teratur.
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan
dengan mudah di bawah kulit.
Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di
sekitarnya.
Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau
borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak
seperti kulit jeruk.
2. Fibroadenoma
Gejala klinis dari Fibroadenoma mammae adalah benjolan pada payudara atau
massa yang biasanya disertai dengan :
• Benjolan bulat atau benbenjol-benjol dengan simpai licin
• Berbatas yang tegas
• Konsistensinya kenyal padat
• Mobile / mudah digerakkan
• Tidak nyeri
Pasien dapat memiliki fibroadenoma satu atau multipel. Ukuran rata-rata
Fibroadenoma sekitar satu inci (2,5 cm) pada diameter. Jika lebih besar dari 2 inci
(5 cm), maka disebut dengan fibroadenoma raksasa. Pada masa remaja,
fibroadenoma bisa tumbuh pesat dan menjadi besar sampai 4 inci (10 cm) pada
diameter. Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan
rasa sakit, hanya ukurandan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada
mammae. Pada saat disentuhkenyal seperti karet
3. Fat Necrosis
Fat necrosis berbentuk bulat (benjolan) pada daerah sekitaran puting dan bisanya
tidak sakit, tetapi pada beberapa orang benjolan tersebut bisa sangat terasa
menyakitkan. Umumnya kulit di sekitar benjolan tersebut berwarna merah memar
dan juga membentuk sebuah cekungan seperti lesung pipi.
4.8 Pemeriksaan Fisik
Kulit, nipple, kelenjar mammae termasuk tumornya, kel.axillaris lengan
InspeksiBagaimana mammae secara keseluruhan apakah ada deformitas atau asimetri
Bagaimana kulit mammaenya, apakah ada ulcus, dimpling, pelebaran vena, satelit
nodule, peau de orange.
Bagaimana nipplenya, inverted, luka, sekret (darah, serous atau kental kuning)
Bagaimana axilla dengan lengan homolateral
a. Posisi duduk
- Pasien menegangkan m. pectoralis dengan membusungkan dada, sehingga
mammae menonjol, lalu bandingkan kiri dengan kanan.
- Memerlukan penerangan ruangan yang baik
- Pemeriksaan sangat sensitif (privacy), harus dilakukan dengan gentle
- Bandingkan kembali, kini sewaktu pasien mengangkat kedua lengan lurus keatas.
b.Posisi berbaring
- Punggung diganjal dengan bantal
- Bandingkan kembali, kini sewaktu pasien mengangkat kedua lengan lurus keatas.
Palpasi- Dapat dilakukan dalam 2 posisi :
Jika tumor di lateral : lengan dijatuhkan kesamping tempat tidur
Jika tumor di medial : lengan diletakkan dibawah kepala
- Pada sikap duduk, benjolan yang tidak teraba ketika penderita berbaring, kadang
lebih mudah ditemukan. Perabaan aksilla agaknya lebih mudah dilakukan pada
posisi duduk ini.
- Umumnya pasien mengetahui lokasinya
- Jika sudah diketahui lokasinya, kita gunakan fingertips. Kuadran per kuadran
menggunakan palpasi dengan bagian volar ujung jari, karena bagian ini yang sangat
sensitif.
- Bila tumor sudah teraba, tumor difixasi dengan tangan kiri. Sedangkan tangan
kanan, mempalpasi tumor dengan baik.
- Dengan kedua tangan, kita dapat meraba keadaan tumor; besarnya dan jumlahnya,
batasnya, nyeri tekan, indurasi, lobulasi, mobilitas, konsistensi (padat/kistik),
temperatur
- Setelah selesai dengan palpasi tumor, lakukan pula palpasi quadran per quadran.
- Pemeriksaan klinis yang cermat, 70% benar.
- Dengan memijat halus putting susu, doat diketahui adnya pengeluaran cairan darah
atau nanah. Cairan yang keluar dari kedua putting haeus dibandingkan.
Pengeluaran cairan dari putting diluar masa laktasi, dapat disebabkan beberapa
kelainan seperti Ca atau papilloma disalah satu ductus, dan kelainan yang disertai
ectasia ductus.
Yang diperhatikan pada cairan dari putting payudara :
Sifat cairan (serous, hemoragik, susu)
Ada tidaknya sel tumor
Unilateral atau bilateral
Dari satu atau dari beberapa ductus
Keluar spontan atau setelah dipijat
Keluar bila seluruh mammae ditekan atau dari segmen yang tertentu
Berhubungan dengan daur haid
Pramenopause atau pascamenopause
Penggunaan obat hormon
- Evaluasi aksilla (kelenjarnya dan mammae acessorisw), kelenjar dan fossa supra clavicula.
4.9 Pemeriksaan Penunjang
Mammografi Suatu tehnik pemeriksaan soft tissue teknik. Untuk melihat tanda
primer berupa fibrosis reaktif, comet sign, adanya perbedaan yang nyata ukuran
klinik dan rontgenologik dan adanya perbedaan yang nyata ukuran klinik dan
rontgenologik dan adanya mikrokalsifikasi. Tanda sekunder berupa retraksi,
penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papila dan areola.
Mammografi ini dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi tidak teraba,
jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan screening.
Ultrasonografi Dengan pemeriksaan ini hanya dapat membedakan lesi solid dan
kistik, pemeriksaan lain dapat berupa: termografi, xerografi. Pemeriksaan lain
seperti: - thoraks foto - bone screening/born survey - USG abdomen/liver
BAB V
HIPOTESIS AWAL (DIFFERENTIAL DIAGNOSIS)
Berdasarkan pembahasan yang telah kami diskusikan didapat hipotesis awal adalah
carcinoma mamae atau kanker payudara. Adapun differential diagnosis nya sebagai berikut
1. Fibroadenoma
2. Fat necrosis
BAB VI
ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis akhir maka kami membuat perbedaan yang didapat
berdasarkan dengan gambaran klinis pada beberapa diagnosis tersebut. Kemudian kami
membandingkan dengan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
ada pada pasien, sebagai berikut :
6.1 Perbedaan Differential Diagnosis
6.2 Pemeriksaan Fisik
Anamnesa:
Differential diagnosis
Carcinoma
MamaeFibrodenoma Fat necrosis
Gejala klinis
Adanya Benjolan
+
Membesar
progresif
+ +
Mengandung
lemak
Adanya Eksema
Puting Susu+ - +
Pus atau Nanah + - -
Nyeri +
Tidak nyeri tapi
terkadang nyeri
bila di tekan
+
Mobile - + -
1. Identitas
a. Nama : Ny. Mawar
b. Umur : 54 tahun
c. Alamat : Malang
d. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
2. Keluhan Utama : Benjolan payudara
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 2 bulan yang lalu penderita mengeluh adanya benjolan di payudara
kanan. Benjolan awalnya sebesar kemiri, kemudian membesar menjadi sebesar
biji salak. Keluhan benjolan disertai sedikit nyeri dan teraba keras. Satu minggu
yang lalu penderita mengeluh adanya benjolan yang telah pecah di payudara
kanan. Benjolan yang telah pecah tersebut mengeluarkan nanah, penderita
merasakan nyeri yang amat sangat pada payudara kanan, namun keluhan tidak
disertai panas badan.
Pasien mengatakan tidak mengalami trauma pada payudara kanannya. Pasien
tidak mengeluh sakit kepala, muntah-muntah dan tidak ada gangguan penglihatan.
Pasien mengatakan tidak mengalami keluhan batuk dan sesak nafas. Pasien juga
tidak memiliki keluhan perut sebah, mual ataupun muntah. Penederita belum
pernah di raidasi maupun di kemoterapi. Riwayat menggunakan kontrasepsi oral
tidak ada. Penderita menikah pada usia 15 tahun, memiliki 4 orang anak, anak
pertama lahir saat penderita berusia 16 tahun. Penederita mendapat haid pertama
kali saat usia 13 tahun. Siklus haid teratur tiap bulan, lama haid sekitar 7 hari.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
a. Pasien tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya
b. Diabetes Mellitus (-)
c. Hipertensi (-)
d. Asthma (-)
e. Penyakit jantung (-)
5. Riwayat Obat :
Konsumsi obat 6 bulan (-)
6. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa.
7. Riwayat Sosial :
- Menikah umur 15 tahun
- Memiliki 4 orang anak
- Pekerjaan ibu rumah tangga
Tanda Vital
Tensi : 130/80 mmHg
Suhu : 36,90C
Nadi : 96x/menit
RR : 28x/menit
BB : 54 kg (SMRS)
TB : 160 cm
Kesadaran : Composmentis
Gizi : Terkesan cukup.
Keadaan : Tampak sakit
a/i/c/d : -/-/-/-
Hidung & Telinga : DBN
Pemeriksaan Kulit : DBN
Pemeriksaan Leher : Benjolan (-)
Pemeriksaan inpeksi/palpasi pada payudara : Pus (+), Darah (-), Febris (-), Nyeri (+),
Ulcerasi (+).
BAB VII
HIPOTESIS AKHIR (DIAGNOSIS)
Berdasarkan dari Analisis diferensial yang telah dilakukan dengan mengamati
perbedaan gambaran klinis dan hasil anamnesa pasien maka dapat diambil Hipotesis akhir
bahwa pasien menderita carsinoma mamae atau kanker payudara
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS
Diagnosa Akhir
Kanker payudara
(Carcinoma Mammae)
BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
Identitas PasienNama : Ny. MawarUmur : 54 tahunPekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Keluhan UtamaBenjolan pada payudara sebelah kanan
Pemeriksaan FisikKeadaan umum : Tampak sakit
Vital Sign :o Tensi : 130/80 mmHg
o Nadi : 96 x/menit
o Suhu : 36,90C
o a/i/c/d : -/-/-/-
Hasil Pemeriksaan :- Pus (nanah) : (+)- Darah : (-)- Febris (demam) : (-)- Nyeri : (+)- Ulcerasi : (+)
Anamnesa
Riwayat penyakit sekarang :- Benjolan pada payudara kanan- Benjolan membesar progesif- Terasa nyeri dan teraba keras- Benjolan pecah disertai nanah
Riwayat penyakit dahulu :- Tidak pernah menderita
penyakit seperti ini sebelumnya- DM (-)- HT (-)- Asma (-)- Jantung (-)
Riwayat penyakit keluarga :Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupaRiwayat Sosial :
- Menikah umur 15 tahun- Memiliki 4 orang anak
Hipotesis Awal - Kanker payudara - Fibroadenoma - Fat Necrosis - Sclerosing Adenosis
9.1 PenatalaksanaanAda beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak
tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
A. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi
(Hirshaut & Pressman, 1992):
Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,
jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di
sekitar ketiak.
Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja,
tetapi bukan kelenjar di ketiak.
Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.
Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang
mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan
pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang
besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
B. Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel
kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek
pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di
sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai
akibat dari radiasi.
C. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam
bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel
kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara,
tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien
mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan
yang diberikan pada saat kemoterapi.
D. Lintasan metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi
tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh
ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang,
menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis sel kanker payudara
menuju tulang.[19] Walaupun pada umumnya asupan asam bifosfonat dapat
ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek
samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.
9.2 Prinsip Tindakan Medis
1. Terapi anti-estrogen
Dalam sitosol sel-sel karsinoma mammae terdapat protein spesifik berupa
reseptor hormonal yaitu reseptor estrogen dan progesteron. Reseptor hormon ini
ditemukan pada lebih dari 90% karsinoma duktal dan lobular invasif yang masih
berdiferensiasi baik. Setelah berikatan dengan reseptor estrogen dalam sitosol,
tamoxifen menghambat pengambilan estrogen pada jaringan payudara. Respon
klinis terhadap anti-estrogen sekitar 60% pada wanita dengan karsinoma
mammae dengan reseptor hormon yang positif, tetapi lebih rendah yaitu sekitar
10% pada reseptor hormonal yang negatif. Kelebihan tamoxifen dari kemoterapi
adalah tidak adanya toksisitas yang berat. Nyeri tulang, hot flushes, mual,
muntah dan retensi cairan dapat terjadi pada pengunaan tamoxifen. Resiko
jangka panjang pengunaan tamoxifen adalah karsinoma endometrium. Terapi
dengan tamoxifen dihentikan setelah 5 tahun. Beberapa ahli onkologi
merekomendasikan tamoxifen untuk ditambahkan pada terapi neoadjuvan pada
karsinoma mammae stadium lanjut terutama pada reseptor hormonal yang
positif. Untuk semua wanita dengan karsinoma mammae stadium IV, anti-
estrogen (tamoxifen), dipilih sebagai terapi awal.
2. Terapi antibodi anti-HER2/neu
Penentuan ekspresi HER-2/neu pada semua karsinoma mammae yang baru
didiagnosis, saat ini direkomendasi. Hal ini digunakan untuk tujuan prognostic
pada pasien tanpa pembesaran KGB, untuk membantu pemilihan kemoterapi
adjuvan karena dengan regimen adriamycin menberikan respon yang lebih baik
pada karsinoma mammae dengan overekspresi HER-2/neu. Pasien dengan
overekspresi Her-2/neu mungkin dapat diobati dengan trastuzumab yang
ditambahkan pada kemoterapi adjuvan.
BAB X
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
Dua faktor utama yang mempengaruhi prognosis pasien dengan kankerpayudara
invasif adalah:
a. Stadium diferensiasi histologis dari tumor.
b. Stadium tumor pada saat ditemukan.Kehidupan:Semua kasus yang tidak diobati:
22% pada 5 tahun dan 5% pada 10tahun.Semua kasus yang diobati: 40% pada 5
tahun dan 25% pada 10 tahun.Stadium 1 histologis, diobati: 80% pada 5
tahunStadium 3 histologis, diobati: 25% pada 5 tahun.Semua stadium, limfe nodul
tidak terlibat: 75% pada 5 tahunSemua stadium, limfe nodul terlibat: 30% pada 5
tahunPasien dengan hanya karsinoma intraduktus (karsinoma in situ), dantanpa
bukti karsinoma invasif, mempunyai prognosis yang baik sekali-lebih dari 95%
pada 5 tahun.Karsinoma yang terjadi selama kehamilan dan laktasi,
terutamamempunyai prognosis yang buruk.Malah pada kelompok kecil pasien yang
bertahan hidup sampai 20tahun atau lebih, kematian masih terjadi sebagai akibat
kankerpayudara, menunjukkan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkansecara
menyeluruh.
10.1 Cara Penyampaian Prognosis Kepada Pasien / Keluarga Pasien
Cara penyampaian pada Pasien/ keluarga :
1. Berikan penjelasan mengenai penyakit, penyebab, dan penanganan tentang
penyakit Kanker Payudara ini.
2. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa penyakit
Kanker Payudara ini memiliki kemungkinan untuk disembuhkan.
10.2 Tanda Untuk Merujuk Pasien
Untuk pasien dengan Ca mammae, tanda-tanda yang mengharuskan pasien
mendapatkan penanganan lebih lanjut saat :
1. Pasien mengalami komplikasi yang lebih dari 1 macam dan tidak bisa di tangani
oleh dokter (setara S1)
2. Perawatan pasien sudah lama namun tidak kunjung sembuh jua
3. Dokter sudah tidak bisa menangani pasien sehingga diserahkan kepada yang lebih
berkompeten (dalam hal ini dokter spesialis).
10.3 Peran Pasien / Keluarga Untuk Penyembuhan
Peran Pasien :
1. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
2. Selalu kontrol secara rutin ke dokter
3. Selalu lakukan terapi sesuai anjuran dokter
Peran Keluarga Pasien :
1. Beri semangat pada pasien dalam menghadapi penyakit ini
2. Ingatkan pasien untuk selalu melaksanakan perintah dokter
3. Selalu beri perhatian pada pasien
4. Temani pasien selama melakukan pengobatan
5. Lakukan pendekatan dan komunikasi
10.4 Pencegahan Penyakit
Kesadaran SADARI dilakukan setiap bulan.
Jika menemukan gumpalan / benjolan pada payudara segera kedokter.
Gambar 4. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga. Menurut penelitian 10
% dari semua kasus kanker payudara adalah factor gen. Perhatikan konsumsi alcohol.
Dalam penelitian menyebutkan alcohol meningkatkan estrogen. Perhatikan BB,
obesitas meningkatkan risiko kanker payudara. Olah raga teratur. Penelitian
menunjukkan bahwa semakin kurang berolah raga, semakin tinggi tingkat estrogen
dalam tubuh. Kurangi makanan berlemak. Gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat
meningkatkan risiko penyakit. Usia > 50 th lakukan screening payudara teratur. 80%
Kanker payudara terjadi pada usia > 50 th. Rileks / hindari stress berat. Menurunkan
tingkat stress akan menguntungkan untuk semua kesehatan secara menyeluruh
termasuk risiko kanker payudara
Strategi Pencegahan
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone.Hampir setiap
epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit
tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker
payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk
promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya
menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan
pola hidup sehat.Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa
memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk
terkena kanker payudara.Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid
normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara.Pencegahan sekunder
dilakukan dengan melakukan deteksi dini.Beberapa metode deteksi dini terus
mengalami perkembangan.Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi
90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada
mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan
dengan beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan
mammografi setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai
usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit
pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker
payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas
mendeteksi secara dini menjadi 75%
3. Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai
dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan
hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.Tindakan
pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita.Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan
kemoterapi dengan sitostatika.Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan
hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
10.5 Komplikasi
Komplikasi dari kanker payudara adalah metastase ke tulang, jika hal itu terjadi di
tulang belakang maka akan terjadi kompresi medula spinalis.
Komplikasi utama dari kanker payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan
juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang
sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati.Metastase ke
tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia.
Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan
metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori. Pada kanker payudara
stadium lanjut, sering ditemukan penyebaran atau metastase pada tulang. Kanker pada
tulang yang disebabkan oleh kanker payudara, tidak sama dengan kanker yang
timbulnya memang dari tulang. Hal ini terjadi apabila sel kanker lepas dari tumor
utama pada payudara dan masuk kedalam aliran darah.kemudian sel kanker ini tinggal
didalam tulang dan mulai membelah diri / menggandakan diri. Yang sering terjadi
pada metastase tulang adalah pada tulang belakang, kemudian pada tulang pelvis,
pinggang, paha, tulang rusuk.Tulang tengkorak (Smeltzer & Bare, 2002, p. 1589).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.susukolostrum.com/data-penyakit/masalah-kesehatan-wanita/fibroadenoma.html
http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/24/kanker-payudara-2/
http://prodia.co.id/tips-kesehatan/jangan-cepat-panik-jika-menemukan-benjolan-di-payudara
http://prodia.co.id/tips-kesehatan/pemeriksaan-untuk-deteksi-kanker-payudara
http://bidanku.com/10-langkah-mencegah-kanker-payudara
http://bukusakudokter.org/2012/11/04/ca-mamae-kanker-payudara/
http://rbaranta.blogspot.com/2012/01/fibroadenoma-mammae-pendahuluan123.html