kanker kolon 7
TRANSCRIPT
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 1/20
Rabu, 13 April 2011
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN LAPAROTOMY
Download ASKEP DISINI atau klik download link:
http://www.ziddu.com/download/16469470/askeplaparotomy.docx.html
BAB I
PENDAHULUAN
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua
pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien.
Maka tak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan
dengan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait. Dengan
segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan
jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan. Tingkat keberhasilan
pembedahan sangat tergantung setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara
team kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter anestesi dan perawat) disamping peranan
pasien yang kooperatif selama proses perioperatif. (Randhianto, 2008)
Laporatomi adalah suatu pembedahan yang dilakukan pada bagian abdomen untuk menguji
suatu organ atau untuk mengetahui suatu gejala dari penyakit yang diderita oleh pasien. Suatu
kondisi yang memungkinkan seorang pasien harus di laparotomy adalah :
Kanker organ abdominal
Radang selaput perut
Appendiksitis
Pankreasitis, dan lain-lain
Ileustomi adalah suatu penyakit yang memungkinkan pasien menjalani laparatomy. Ileus
(obstruksi usus) terjadi ketika terdapat rintangan terhadap aliran normal dari isi usus. Bisa juga
karena hambatan terhadap rangsangan saraf utk terjadinya peristaltik atau karena adanya ileus
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 2/20
mekanik/organik. Ileus adalah obstruksi usus (Kumala, 1998). Ileus (Ileus Paralitik, Ileus
Adinamik) adalah suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus untuk
sementara waktu berhenti. Seperti halnya penyumbatan mekanis, ileus juga menghalangi
jalannya isi usus, tetapi ileus jarang menyebabkan perforasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LAPARATOMY
a. Defenisi
Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding
abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong, 1997). Ditambahkan pula
bahwa laparatomi merupakan teknik sayatan yang dilakukan pada daerah abdomen yang
dapat dilakukan pada bedah digestif dan obgyn. Adapun tindakan bedah digestif yang sering
dilakukan dengan tenik insisi laparatomi ini adalah herniotomi, gasterektomi,
kolesistoduodenostomi, hepatorektomi, splenoktomi, apendektomi, kolostomi,
hemoroidektomi dfan fistuloktomi. Sedangkan tindkan bedah obgyn yang sering dilakukan
dengan tindakan laoparatomi adalah berbagai jenis operasi pada uterus, operasi pada tuba
fallopi, dan operasi ovarium, yang meliputi hissterektomi, baik histerektomi total, radikal,
eksenterasi pelvic, salpingooferektomi bilateral.
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 3/20
Tujuan: Prosedur ini dapat direkomendasikan pada pasien yang mengalami nyeri
abdomen yang tidak diketahui penyebabnya atau pasien yang mengalami trauma abdomen.
Laparatomy eksplorasi digunakan untuk mengetahui sumber nyeri atau akibat trauma dan
perbaikan bila diindikasikan.
Ada 4 cara insisi pembedahan yang dilakukan, antara lain (Yunichrist, 2008):
a. Midline incision
Metode insisi yang paling sering digunakan, karena sedikit perdarahan, eksplorasi dapat
lebih luas, cepat di buka dan di tutup, serta tidak memotong ligamen dan saraf. Namun demikian,
kerugian jenis insis ini adalah terjadinya hernia cikatrialis. Indikasinya pada eksplorasi gaster,
pankreas, hepar, dan lien serta di bawah umbilikus untuk eksplorasi ginekologis, rektosigmoid,
dan organ dalam pelvis.
b. Paramedian
yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm), panjang (12,5 cm). Terbagi atas 2
yaitu, paramedian kanan dan kiri, dengan indikasi pada jenis operasi lambung, eksplorasi
pankreas, organ pelvis, usus bagian bagian bawah, serta plenoktomi. Paramedian insicion
memiliki keuntungan antara lain : merupakan bentuk insisi anatomis dan fisiologis, tidak
memotong ligamen dan saraf, dan insisi mudah diperluas ke arah atas dan bawah
c. Transverse upper abdomen incision
yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy.
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 4/20
d. Transverse lower abdomen incision
yaitu; insisi melintang di bagian bawah ± 4 cm di atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada
operasi appendectomy
b. Indikasi
1. Trauma abdomen (tumpul atau tajam)
Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak
diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk (Ignativicus
& Workman, 2006). Dibedakan atas 2 jenis yaitu :
Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium) yang
disebabkan oleh : luka tusuk, luka tembak.
Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritoneum) yang
dapat disebabkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau sabuk
pengaman (sit-belt).
2. Peritonitis
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane serosa rongga abdomen, yangdiklasifikasikan atas primer, sekunder dan tersier. Peritonitis primer dapat disebabkan oleh
spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis. Peritonitis sekunder
disebabkan oleh perforasi appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi
kolon (paling sering kolon sigmoid), sementara proses pembedahan merupakan penyebab
peritonitis tersier.
3. Sumbatan pada usus halus dan besar (Obstruksi)
Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran
normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat
karsinoma dan perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus
halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan
tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Penyebabnya dapat berupa
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 5/20
perlengketan (lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat atau pada
jaringan parut setelah pembedahan abdomen), Intusepsi (salah satu bagian dari usus
menyusup kedalam bagian lain yang ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus), Volvulus
(usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian menimbulkan
penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus yang terjadi amat distensi), hernia (protrusi
usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen), dan tumor (tumor
yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan
pada dinding usus).
4. Apendisitis mengacu pada radang apendiks
Suatu tambahan seperti kantong yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari
sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah obstruksi lumen oleh fases yang
akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi.
5. Tumor abdomen
6. Pancreatitis (inflammation of the pancreas)
7. Abscesses (a localized area of infection)
8. Adhesions (bands of scar tissue that form after trauma or surgery)
9. Diverticulitis (inflammation of sac-like structures in the walls of the intestines)
10. Intestinal perforation
11. Ectopic pregnancy (pregnancy occurring outside of the uterus)
12. Foreign bodies (e.g., a bullet in a gunshot victim)
13. Internal bleeding
c. Post Op Laparatomi
1. Defenisi
Post op atau Post operatif Laparatomi merupakan tahapan setelah proses
pembedahan pada area abdomen (laparatomi) dilakukan. Dalam Perry dan Potter (2005)
dipaparkan bahwa tindakan post operatif dilakukan dalam 2 tahap yaitu periode
pemulihan segera dan pemulihan berkelanjutan setelah fase post operatif. Proses
pemulihan tersebut membutuhkan perawatan post laparatomi. Perawatan post laparatomi
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 6/20
adalah bentuk pelayanan perawatan yang di berikan kepadaklien yang telah menjalani
operasi pembedahan abdomen.
2. Tujuan perawatan post laparatomi
Mengurangi komplikasi akibat pembedahan.
Mempercepat penyembuhan.
Mengembalikan fungsi klien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi.
Mempertahankan konsep diri klien.
Mempersiapkan klien pulang.
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi yang biasa timbul pada pasien post laparatomy diantaranya :
Nyeri tekan pada area sekitar insisi pembedahan
Dapat terjadi peningkatan respirasi, tekanan darah, dan nadi.
Kelemahan
Mual, muntah, anoreksia
Konstipasi
4. Komplikasi
Syok
Digambarkan sebagai tidak memadainya oksigenasi selular yang disertai dengan
ketidakmampuan untuk mengekspresikan produk metabolisme.
Manifestasi Klinis :
a. Pucat
b. Kulit dingin dan terasa basah
c. Pernafasan cepat
d. Sianosis pada bibir, gusi dan lidah
e. Nadi cepat, lemah dan bergetar
f. Penurunan tekanan nadi
g. Tekanan darah rendah dan urine pekat.
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 7/20
Hemorrhagi
a. Hemoragi primer : terjadi pada waktu pembedahan
b. Hemoragi intermediari : beberapa jam setelah pembedahan ketika kenaikan
tekanan darah ke tingkat normalnya melepaskan bekuan yang tersangkut dengan
tidak aman dari pembuluh darah yang tidak terikat
c. Hemoragi sekunder : beberapa waktu setelah pembedahan bila ligatur slip karena
pembuluh darah tidak terikat dengan baik atau menjadi terinfeksi atau mengalami
erosi oleh selang drainage.
Manifestasi Klinis Hemorrhagi : Gelisah, , terus bergerak, merasa haus, kulit dingin-
basah-pucat, nadi meningkat, suhu turun, pernafasan cepat dan dalam, bibir dan
konjungtiva pucat dan pasien melemah.
Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.
Tromboplebitis postoperasi biasanya timbul 7 - 14 hari setelah operasi. Bahaya
besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah
vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati, dan otak.
Buruknya integriats kulit sehubungan dengan luka infeksi.
Infeksi luka sering muncul pada 36 - 46 jam setelah operasi. Organisme yang paling sering menimbulkan infeksi adalah stapilokokus aureus, mikroorganisme;
gram positif. Buruknya integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka atau
eviserasi. Dehisensi luka merupakan terbukanya tepi-tepi luka. Eviserasi luka adalah
keluarnya organ-organ dalam melalui insisi.Faktor penyebab dehisensi atau eviserasi
adalah infeksi luka, kesalahan menutup waktu pembedahan, ketegangan yang berat
pada dinding abdomen sebagai akibat dari batuk dan muntah.
5. Pencegahan dan Penanganan Komplikasi
Syok
Pencegahan :
a. Terapi penggantian cairan
b. Menjaga trauma bedah pda tingkat minimum
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 8/20
c. Pengatasan nyeri dengan membuat pasien senyaman mungkin dan dengan
menggunakan narkotik secara bijaksana
d. Pemakaian linen yang ringan dan tidak panas (mencegah vasodilatasi)
e. Ruangan tenang untuk mencegah stres
f. Posisi supinasi dianjurkan untuk memfasilitasi sirkulasi
g. Pemantauan tanda vital
Pengobatan :
a. Pasien dijaga tetap hangat tapi tidak sampai kepanasan
b. Dibaringkan datar di tempat tidur dengan tungkai dinaikkan
c. Pemantauan status pernafasan dan CV
d. Penentuan gas darah dan terapi oksigen melalui intubasi atau nasal kanul jika
diindikasikan
e. Penggantian cairan dan darah kristaloid (ex : RL) atau koloid (ex : komponen
darah, albumin, plasma atau pengganti plasma)
f. Terapi obat : kardiotonik (meningkatkan efisiensi jantung) atau diuretik
(mengurangi retensi cairan dan edema)
HemorrhagiPenatalaksanaan :
a. Pasien dibaringkan seperti pada posisi pasien syok
b. Sedatif atau analgetik diberikan sesuai indikasi
c. Inspeksi luka bedah
d. Balut kuat jika terjadi perdarahan pada luka operasi
e. Transfusi darah atau produk darah lainnya
f. Observasi Vital Signs.
Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.
Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi dan ambulatif dini.
Buruknya integriats kulit sehubungan dengan luka infeksi.
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 9/20
Tindakan pengendalian :
a. Dorongan kepada pasien untuk batuk dan nafas efektis serta sering mengubah
posisi
b. Penggunaan peralatan steril
c. Antibiotik dan antimikroba
d. Mempraktikkan teknik aseptik
e. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
f. Pencegahan kerusakan kulit
g. Pantau tanda-tanda hemorrhagi dan drainage abnormal
h. Pantau adanya perdarahan
i. Perawatan insisi dan balutan
j. Penggantian selang intravena dan alat invasif lainnya sesuai program.
Intervensi untuk meningkatkan penyembuhan
a. Meningkatkan intake makanan tinggi protein dan vitamin c.
b. Menghindari obat-obat anti radang seperti steroid.
c. Pencegahan infeksi.
d. Pengembalian Fungsi fisik.
Pengembalian fungsi fisik dilakukan segera setelah operasi dengan latihan
napas dan batuk efektf, latihan mobilisasi dini.
e. Mempertahankan konsep diri.
Gangguan konsep diri : Body image bisa terjadi pada pasien post
laparatomy karena adanya perubahan sehubungan dengan pembedahan. Intervensi
perawatan terutama ditujukan pada pemberian support psikologis, ajak klien dan
kerabat dekatnya berdiskusi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dan
bagaimana perasaan pasien setelah operasi.
2.2 Ileustomy
a. Pengertian
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 10/20
Ileustomi adalah pembedahan dengan memotong ileum dan membentuk stoma. Produk
ileustomi biasanya bentuk cair, sehingga akan banyak cairan dan mineral yg hilang terutama
sodium (Na) dan Kalium (K).
b. Indikasi Illeostomi
Infeksi yang menyebabkan patologi usus halus ( kolitis ulseratif,enteritis regional
Keganasan pada daerah usus halus.
Trauma abdomen ( ruptura yeyunum atau illeum )
c. Pemeriksaan Penunjang
Foto polos abdomen 3 posisi
Colonoscopy (CT-Scan untuk melihat usus besar)
Foto Follow through (pemeriksaan radiografi untuk melihat usus halus)
d. Komplikasi
Komplikasi operasi pada ileostomi dapat berupa hernia atau prolaps dari ileostomi atau
terjadinya obstruksi.
2.3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Analisa Kasus
Ny h ( 71 thn ) ,masuk RS tanggal 9 juni 2010 , dengan keluhan nyeri perut diseluruh
bagian perut 3 jam sebelum masuk RS, mual dan muntah Ny H mengalami pingsan karena
menahan nyeri . nyeri perut sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu . Ny.h langsung dilakukan
operasi laparatomi eksplorasi + pembuatan ileostomi dengan diagnosa medis tumor sekum . pada
saat pengkajian hari 9 pasca operasi didapatkan data, Ny H mengalami demam, mengeluh mual
dan muntah 5- 6 x sehari warna hitam .Ny H dipuasakan hasil pemeriksaan abdomen terlihat luka
laparatomi 20 cm , luka dari bawah umbilikus sampai batas atas pubis lembab , jahitan sudah
dibuka selang seling . Ileostomi warna merah dengan pengeluaran bab dengan konsistensi encer .
Daerah sekitar stoma kemerahan , BAB merembes di kulit sekitar daerah stoma sampai ke
pinggang.
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 11/20
TTV : td: 160/ 180 mmHg
Nadi : 76x /mnt
Suhu : 38 c
Pernafasan : 36x mnt
Pemeriksaan labor
Total protein : 4,6
Albumin : 2,4
Globulin : 2,2
Hb : 10,6
Tugas 1
a. Kelompokan data berdasarkan pengkajian dengan pendekatan fungsional gordon dan
jelaskan pengkajian tambahan yang harus dikaji lebih dalam oleh perawat
Tulis 2 buah diagnosa keperawatan prioritas pada nyonya H dengan karakteristik atu
faktor resiko.
b. Rumuskan NOC dan NIC untuk setiap diagnosa keperawatan
Pendidikan kesehatan apa yang dapat diberikan oleh perawat pada Ny H.
Tugas II
Resume literatur review Laparatom
2. Pengkajian
A. Identitas pasien
Pasien (diisi lengkap)
Nama : Ny H
Umur : 71 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama :
Pendidikan :
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 12/20
Pekerjaan :
Alamat :
Tgl Masuk RS : 9 Juni 2010
Penanggung Jawab (diisi lengkap)
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
(keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)
Pada saat pengkajian hari 9 pasca operasi didapatkan data ,Ny H
mengalami demam ,mengeluh mual dan muntah 5- 6 x sehari warna hitam .Ny H
dipuasakan hasil pemeriksaan abdomen terlihat luka laparatomi 20 cm , luka dari bawah umbilikus sampai batas atas pubis lembab ,jahitan sudah dibuka selang
seling . Ileostomi warna merah dengan pengeluaran bab dengan konsistensi encer
. daerah sekitar stoma kemerahan ,BAB merembes di kulit sekitar daerah stoma
sampai ke pinggang.
2. Riwayat kesehatan sekarang
(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit)
Ny h ( 71 thn ) ,masuk RS dengan keluhan nyeri perut diseluruh bagian
perut 3 jam sebelum masuk RS, mual dan muntah Ny H mengalami pingsan
karena menahan nyeri . Nyeri perut sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu .
Ny.H langsung dilakukan operasi laparatomi eksplorasi + pembuatan ileostomi
dengan diagnosa medis tumor sekum.
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 13/20
3. Riwayat kesehatan yang lalu
(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien)
4. Riwayat kesehatan keluarga
(adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau
riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun tidak)
1. Pengkajian
a) Pengkajian berdasarkan Pola Fungsional Gordon
1) Riwayat Pola Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
Klien sudah mengalami nyeri sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk RS.
2) Pola Pemenuhan Nutrisi Metabolik
Klien mengeluh mual dan muntah 5- 6 x sehari warna hitam. Klien sedang
dipuasakan.
3) Pola Eliminasi
Pengeluaran BAB klien dengan konsistensi encer . BAB merembes di kulit
sekitar daerah stoma sampai ke pinggang.
4) Pola Aktivitas dan Latihan
Biasanya aktivitas klien terganggu karena kelemahan dan keterbatasan gerak
akibat nyeri luka post operasi. Terjadi perubahan pola dan frekuensi
pernapasan menjadi lebih cepat akibat nyeri, penurunan ekspansi paru
sehingga mengganggu aktivitas klien. Biasanya ditemukan kelemahan dan
keterbatasan gerak akibat nyeri.
5) Pola Tidur dan Istirahat
Pola tidur klien terganggu, sering terbangun karena sesak napas, dan nyeri.
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 14/20
6) Pola Kognitif-perseptual
Biasanya tidak ada tanda-tanda penurunan pada sistem penglihatan dan sistem
Pendengaran.
7) Pola Persepsi Konsep Diri
Biasanya klien mengalami perubahan emosi sebagai dampak dari tindakan
pembedahan seperti cemas.
8) Pola Peran dan Hubungan
Biasanya klien tetap dapat berhubungan baik dengan lingkungan sekitar.
9) Pola Seksualitas dan Reproduksi
Biasanya terjadi penurunan seksualitas karena kondisi klien yang lemah
setelah operasi dan nyeri yang dirasakan.
10) Pola Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien berusaha untuk tetap bersabar dan menerima dengan cara tetap
menerima dan menjalankan pengobatan sesuai dengan anjuran dokter, untuk
menghadapi semua ini klien selalu diberi dukungan oleh keluarga dan
tetangganya sehingga klien semangat untuk sembuh.
11) Pola Nilai dan Kepercayaan
Biasanya aktivitas ibadah klien terganggu karena keterbatasan aktivitas akibat
kelemahan dan nyeri luka post operasi.
b) Pemeriksaan tanda vital:
Tekanan darah :160/80 mmHg
Suhu tubuh :38◦C
Pernapasan :36 X/menit
Nadi :76X/menit
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 15/20
c) Pemeriksaan laboratorium:
Total protein : 4,6
Albumin : 2,4
Globulin : 2,2
Hb : 10,6
2. Diagnosa keperawatan
1) Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan pasca operasi
Data Objektif :
Abdomen terlihat luka laparatomi 20 cm, luka dari bawah umbilicus sampai batas
atas pubis lembab
Ileustomi berwarna merah dengan pengeluaran BAB dengan konsistensi encer
Daerah sekitar stoma kemerahan
BAB merambes di kulit sekitar daerah stoma sampai kepinggang
Pemeriksaan Lab :
Albumin 2,4
Globulin 2,2
S 38 C
Protein 4,6
NANDA 1: Resiko infeksi
Domain 11 : Safety / Protection
Kelas 1 : Infeksi
Defenisi : Resiko tinggi terhadap masuknya organisme patogen
Faktor Resiko :
Penyakit Kronik
Sistem kekebalan tubuh yang lemah
Inadekuatnya kebutuhan primer tubuh
Prosedur invasif
Malnutrisi
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 16/20
Agen farmatik
Trauma
Destruksi jaringan
NOC
Defenisi : suatu keadaan diman individu mengalami resiko tinggi terpapar organisme
pathogen
Kriteria hasil:
Integritas jaringan : membran kulit dan mukosa
Perawatan luka : intention primary
Integritas Jaringan : membran kulit dan mukosa
Domain : kesehatan fisiologi ( II )
Kelas : Integritas jaringan ( L )
Defenisi : keutuhan fungsi struktural dan fisiologis normal membran kulit dan
mukosa
Indikator :
a. Temperatur jaringan
b. Sensasi
c. Elastisitas
d. Pigmentasi
e. Warna
f. tekstur
g. perfusi jaringan
Perawatan luka : intention primary
Domain 11 : Safety / Protection
Kelas 1 : Infeksi
Defenisi : meluasnya regenerasi sel dan jaringan yang diikuti dengan penutupan yang
disengaja.
Indikator :
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 17/20
a. Tampilan kulit
b. tampilan tepi luka
NIC
Defenisi : suatu keadaan diman individu mengalami resiko tinggi terpapar organisme
pathogen
Intervensi :
1. Perlindungan infeksi
2. Kontrol infeksi
Perlindungan Infeksi
Defenisi : pencegahan dan deteksi dini terhadap pasien yang mempunyai resiko tinggi
terhadap infeksi
Aktifitas :
1. Monitoring sistemik tanda dan gejala tempat infeksi
2. Monitoring kemungkinan terkena infeksi
3. Membatasi jumlah pengunjung jika diperlukan
4. Memelihara asepsis terhadap pasien yang beresiko
5. Menginspeksi membran kulit dan mukosa baik warna dan cairan
Kontrol Infeksi
Defenisi : meminimalisasikan masuknya dan transmisi agen infeksi
Aktivitas :
1. Membersihkan daerah luka
2. Mengganti peralatan yang digunakan pasien selama perawatan
3. Mengisolasikan orang-orang yang mungkin terpapar suatu penyakit yang
berbahaya
4. Menggunkan kacamata dan gaun steril ketika melakukan perawatan luka pada
pasien
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 18/20
5. Memastikan semua teknik yang digunakan selama perawatan luka
2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
Data Subjektif :
Klien mengeluh mual muntah 5-6x sehari warna hitam
Data Objektif :
Pengeluaran BAB dengan konsistensi encer
S : 38 C
NANDA 2: Kekurangan volume cairan
Domain II : Nutrisi
Kelas 5 : Hidrasi
Defenisi : penurunan cairan intravaskuler interstisial dan/atau intraseluler
Batasan karakteristik :
Peningkatan temperatur tubuh
NOC
Defenisi : suatu keadaan dimana individu mengalami penurunan cairan intravaskuler
interstisial dan/atau intraseluler
Kriteria hasil : kesimbangan cairan
Keseimbangan cairan
Domain : kesehatan fisiologis ( II )
Kelas : Cairan Elektrolit
Defenisi : keseimbangan cairan pada kompartemen intraseluler dan ekstraseluler
NIC
Defenisi : suatu keadaan dimana individu mengalami penurunan cairan intravaskuler
interstisial dan/atau intraseluler
Intervensi : Manajemen cairan
Manajemen cairan :
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 19/20
Defenisi : mempromosikan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat
jumlah cairan yang abnormal
Aktivitas :
1. Monitoring status haemodinamik
2. Monitoring tanda tanda vital
3. Memberikan terapi IV
4. Monitor status nutrisi
5. Memberikan cairan
2.4 PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN STOMA
A. Tujuan
a.
Melindungi luka dari kontaminasi b. Mencegah terjadinya infeksi
B. Indikasi
a. Luka operasi (luka tertutup) : Stoma
C. Persiapan alat 1. Alat-alat sterila. Pinset anatomis 2 buah
b. Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
c. Kassa desinfektan dalam kom tertutup 5-10 helai
d. sarung tangan 1 pasange. Stoma bag
f. korentang/forcep
2. Alat-alat tidak steril
a. Gunting verban I buah
b. Pengalasc. Kom kecil 1 buah
d. Nierbeken 2 buah
e. NaCl 9 %
f. Sabun antiseptik g. Sarung tangan 1 pasang
h. Masker
i. Kantong plastic/baskom untuk tempat sampah
D. Pelaksanaan
1. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Dekatkan alat-alat ke pasien3. Pasang sampiran
7/29/2019 KANKER KOLON 7
http://slidepdf.com/reader/full/kanker-kolon-7 20/20
4. Perawat cuci tangan
5. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
6. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan7. Letakkan pengalas dibawah area stoma
8. Letakkan nierbeken didekat pasien
9. Buka stoma bag lama (hati-hati jangan sampai menyentuh stoma) dengan menggunakan pinsetanatomi, buang stoma bag bekas kedalam nierbeken.10. Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari stoma
11. bersihkan stoma dengan sabun cair anti septik, mulai dari pusat luka kearah keluar secara
berlahan-lahan karena luka setelah operasi terdapat sedikit edema12. Bersihkan stoma dengan kassa desinfektan mulai dari pusat luka kearah keluar secara
berlahan-lahan.
13. Buka sarung tangan, masukan kedalam nierbeken
14. Membuka set steril, menyiapkan larutan pencuci luka15. Pasang sarung tangan steril
16. Irigasi/bathing or shower stoma dengan normal salin
17.
Bersihkan stoma dengan kassa desinfektan, mulai dari pusat luka kearah keluar secara berlahan-lahan
18. Tutup stoma dengan stoma bag, kemudian plester dengan rapi
19. Buka sarung tangan, masukan kedalan nierbeken
20. Buka masker
You might also like:
ASUHAN KEPERAWATAN SYOK NEUROGENIK
ASUHAN KEPERAWATAN CIDERA KEPALA
SINDROMA KORONER AKUT
DIARE
MANAJEMEN PENYAKIT CAMPAK DALAM BENCANA