kamus kompetensi

32
ORIENTASI PADA PENCAPAIAN HASIL (Achievement Orientation – ACH) Adalah suatu perhatian untuk bekerja dengan baik atau melampaui suatu standar prestasi. Standar tersebut bisa berupa prestasi diri sendiri di masa lampau; suatu ukuran yang objektif; prestasi kerja orang lain (kompetisi); sasaran yang menantang yang ditetapkan seseorang; atau sesuatu yang belum dilakukan orang lain (inovasi). Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki : Leve l INDIKATOR PERILAKU -1 Tidak ada standar keunggulan dalam bekerja. Bekerja sesuai dengan yang diminta saja, tidak menunjukkan perhatian khusus terhadap pekerjaan (perhatiannya terpaku pada hal-hal di luar pekerjaan, seperti kehidupan sosial, status, hobby, keluarga, olahraga, persahabatan). Hal ini dapat muncul dalam bentuk ketidakmampuan untuk menguraikan cerita mengenai pekerjaannya secara detail namun sangat antusias bila menceritakan aktivitas-aktivitas di luar pekerjaannya. 0 Memusatkan perhatian hanya pada tugas saja. Bekerja keras, tetapi tidak menunjukkan adanya standar keunggulan untuk menghasilkan hasil kerja yang istimewa. 1 Ingin bekerja dengan baik. Bekerja untuk mencapai standar keunggulan tertentu. Mencoba bekerja dengan baik atau benar. Dapat menunjukkan rasa frustrasi melihat adanya ketidak-efisienan (mis. : mengeluh karena waktu yang terbuang dan ingin melakukan yang lebih baik) tapi tidak menyebabkan perbaikan kerja yang spesifik. 2 Menciptakan ukuran prestasi sendiri. Bekerja untuk mencapai standar kerja yang sudah ditetapkan oleh manajemen (mis. : berdasarkan uraian tugas, budget, quota penjualan, atau persyaratan kualitas tertentu). Menggunakan cara- cara spesifik untuk mengukur hasil kerja terhadap standar kerja tertentu yang tidak ditetapkan oleh manajemen (mis. : besarnya biaya yang dikeluarkan, tingkatan, untuk melebihi kinerja orang lain, lamanya waktu yang dipakai, untuk memenangkan persaingan, dsb.); Atau menetapkan sasaran kerja yang tidak begitu menantang. 3 Meningkatkan kinerja. Membuat perubahan spesifik dalam sistem atau metode kerja sendiri untuk meningkatkan kinerja (mis. Melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, dengan biaya lebih rendah, lebih efisien; meningkatkan kualitas, kepuasan pelanggan, semangat kerja, pendapatan), tanpa menetapkan sasaran yang spesifik. 4 Menetapkan dan bekerja untuk memenuhi sasaran yg menantang. Menetapkan dan melakukan tindakan untuk mencapai sasaran yang

Upload: rrrhy

Post on 28-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Kamus kompetensi bahasa Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Kamus kompetensi

ORIENTASI PADA PENCAPAIAN HASIL(Achievement Orientation – ACH)

Adalah suatu perhatian untuk bekerja dengan baik atau melampaui suatu standar prestasi. Standar tersebut bisa berupa prestasi diri sendiri di masa lampau; suatu ukuran yang objektif; prestasi kerja orang lain (kompetisi); sasaran yang menantang yang ditetapkan seseorang; atau sesuatu yang belum dilakukan orang lain (inovasi).

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

-1 Tidak ada standar keunggulan dalam bekerja.Bekerja sesuai dengan yang diminta saja, tidak menunjukkan perhatian khusus terhadap pekerjaan (perhatiannya terpaku pada hal-hal di luar pekerjaan, seperti kehidupan sosial, status, hobby, keluarga, olahraga, persahabatan). Hal ini dapat muncul dalam bentuk ketidakmampuan untuk menguraikan cerita mengenai pekerjaannya secara detail namun sangat antusias bila menceritakan aktivitas-aktivitas di luar pekerjaannya.

0 Memusatkan perhatian hanya pada tugas saja.Bekerja keras, tetapi tidak menunjukkan adanya standar keunggulan untuk menghasilkan hasil kerja yang istimewa.

1 Ingin bekerja dengan baik. Bekerja untuk mencapai standar keunggulan tertentu. Mencoba bekerja dengan baik atau benar. Dapat menunjukkan rasa frustrasi melihat adanya ketidak-efisienan (mis. : mengeluh karena waktu yang terbuang dan ingin melakukan yang lebih baik) tapi tidak menyebabkan perbaikan kerja yang spesifik.

2 Menciptakan ukuran prestasi sendiri.Bekerja untuk mencapai standar kerja yang sudah ditetapkan oleh manajemen (mis. : berdasarkan uraian tugas, budget, quota penjualan, atau persyaratan kualitas tertentu). Menggunakan cara-cara spesifik untuk mengukur hasil kerja terhadap standar kerja tertentu yang tidak ditetapkan oleh manajemen (mis. : besarnya biaya yang dikeluarkan, tingkatan, untuk melebihi kinerja orang lain, lamanya waktu yang dipakai, untuk memenangkan persaingan, dsb.); Atau menetapkan sasaran kerja yang tidak begitu menantang.

3 Meningkatkan kinerja.Membuat perubahan spesifik dalam sistem atau metode kerja sendiri untuk meningkatkan kinerja (mis. Melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, dengan biaya lebih rendah, lebih efisien; meningkatkan kualitas, kepuasan pelanggan, semangat kerja, pendapatan), tanpa menetapkan sasaran yang spesifik.

4 Menetapkan dan bekerja untuk memenuhi sasaran yg menantang.Menetapkan dan melakukan tindakan untuk mencapai sasaran yang menantang untuk diri sendiri maupun orang lain (mis. : meningkatkan penjualan / kualitas / produktivitas sampai 15% dalam 6 bulan). ‘Menantang’ di sini berarti ada kemungkinan 50-50 untuk dapat mencapai sasaran - sulit tapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Bisa juga membandingkan dengan ukuran prestasi tertentu pada suatu waktu tertentu : misalnya, “Ketika saya ambil alih, tingkat efisiensi hanya 20% - sekarang mencapai 85%”.

5 Membuat analisis cost-benefit. Membuat keputusan, menetapkan prioritas atau memilih sasaran berdasarkan perhitungan input dan output; secara eksplisit mempertimbangkan keuntungan yang potensial, Return-on-Investment atau analisis untung-rugi.

6 Mengambil resiko wirausaha yang diperhitungkan. Menyediakan sumber daya dan waktu yang signifikan (dalam situasi yang tidak pasti) untuk meningkatkan kinerja, mencoba sesuatu yang baru, mencapai sasaran yang menantang (misal : meluncurkan produk atau layanan baru, alih usaha), sambil bertindak untuk meminimalkan resiko (mis. : melakukan riset pasar, mendaftar pelanggan terlebih dahulu, dsb); atau dalam membantu pencapaian sasaran orang lain, mendorong dan mendukung bawahan dalam mengambil resiko kewirausahaan.

Page 2: Kamus kompetensi

PEMIKIRAN ANALITIS(Analytical Thinking - AT)

Adalah pemahaman situasi dengan menguraikannya menjadi bagian-bagian kecil secara logis, atau melacak implikasi sebab-akibat dari sebuah situasi secara bertahap. Termasuk juga mengolah bagian-bagian suatu masalah secara sistematis; melakukan perbadingan secara sistematis; menetapkan prioritas secara rasional; mengidentifikasi urutan waktu kejadian atau hubungan Sebab-Akibat.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

0 Tidak nampak.Mengerjakan tugas apa adanya, bereaksi pada kebutuhan atau permintaan langsung; atau pekerjaannya dikelola oleh orang lain.

1 Menguraikan masalah.Merinci masalah-masalah ke dalam tugas-tugas atau aktivitas-aktivitas sederhana.

2 Melihat hubungan dasar.Menganalisis hubungan antara sebagian kecil komponen permasalahan atau situasi. Membuat hubungan sebab-akibat yang sederhana (A menyebabkan B). Menetapkan prioritas tugas berdasarkan derajat kepentingannya.

3 Melihat hubungan ganda.Menganalisis hubungan antara beberapa bagian dari permasalahan atau situasi. Secara sistematis menguraikan sebuah tugas yang kompleks menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola. Mengenali beberapa kemungkinan penyebab dari suatu kejadian, atau beberapa akibat dari suatu tindakan. Secara umum mengantisipasi kendala dan berpikir ke depan mengenai langkah-langkah berikutnya.

4 Membuat rencana atau analisis yang kompleks. Mengorganisir, merangkai dan menganalisis masalah, sistem atau proses yang kompleks dan menguraikan masalah yang rumit untuk mencapai pemecahannya; atau membuat rangkaian hubungan sebab-akibat yang panjang.

2

Page 3: Kamus kompetensi

PEMIKIRAN KONSEPTUAL(Conceptual Thinking - CT)

Adalah kemampuan untuk mengidentifikasi pola atau hubungan antara situasi yang kaitannya tidak nampak dengan jelas. Ini termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi isu mendasar pada situasi yang rumit. Termasuk dalam hal ini adalah penggunaan kreativitas, penalaran konseptual atau induktif.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

0 Tidak menggunakan konsep-konsep abstrak.Berpikir dengan sangat konkrit atau memerlukan contoh-contoh nyata.

1 Menggunakan aturan-aturan dasar.Menggunakan aturan sederhana, nalar dan pengalaman lampau untuk mengenali suatu masalah atau situasi. Dapat mengenali kesamaan utama antara situasi saat ini dengan situasi lampau.

2 Mengenali pola.Dapat mengenali ketidaksesuaian, kecenderungan, dan hubungan antar data, atau dapat melihat perbedaan utama antara situasi saat ini dengan yang terjadi di masa lampau.

3 Menerapkan konsep yang kompleks.Menerapkan pengetahuan mengenai ketidaksesuian, kecenderungan, dan hubungan di masa lampau untuk melihat situasi saat ini. Menerapkan dan memodifikasi konsep atau metode rumit yang telah dipelajari secara tepat.

4 Menyederhanakan data atau situasi yang kompleks. Membuat ide atau situasi yang kompleks menjadi mudah dan dapat dipahami. Menggabungkan gagasan, isu dan observasi ke dalam penjelasan yang mudah dimengerti. Mengenali faktor kunci dalam situasi yang kompleks.

5 Menciptakan konsep-konsep baru.Mengenali permasalahan dan situasi yang tidak dapat dikenali orang lain, dan tidak dipelajari dari pendidikan atau pengalaman sebelumnya. Merumuskan penjelasan yang berguna untuk permasalahan, situasi atau peluang yang kompleks.

3

Page 4: Kamus kompetensi

ORIENTASI PELAYANAN PELANGGAN(Customer Service Orientation - CSO)

adalah suatu kemauan untuk membantu atau melayani orang lain atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Artinya memusatkan segala daya upaya untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Kompetensi ini dapat dianggap memiliki kesamaan dengan kompetensi Pengertian Antar Pribadi (IU) dan kompetensi Dampak & Pengaruh (IMP). Namun demikian fokus dari kompetensi ini adalah pertama-tama berusaha memahami kebutuhan orang lain (bukan pemahaman mengenai pikiran/perasaan orang secara umum) dan kemudian melakukan sesuatu untuk membantu atau memberikan pelayanan pada orang tersebut (bukan mempengaruhi mereka untuk mendukung tujuan pribadi).Pengertian ‘pelanggan’ di sini dapat berarti customer yang sebenarnya, atau bisa juga berarti Pengguna Akhir (end-users) dalam organisasi yang sama.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

-3 Menampilkan sikap negatif kepada pelanggan.Memberikan komentar-komentar negatif tentang pelanggan, menyalahkan pelanggan. Termasuk komentar yang menjurus ke SARA atau diskriminasi jenis kelamin.

-2 Menampilkan tidak adanya kejelasan.Kurang memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pelanggan dan apa peran dirinya (misal : untuk apa tujuan dari pertemuan yang dihadirinya, tidak pasti mengenai apa yang diharapkan dari pelanggan) namun tidak ada usaha untuk lebih memperjelas situasi.

-1 Memusatkan Perhatian pada apa yang dimiliki diri sendiri.Keinginan untuk menunjukkan pada pelanggan apa yang dimiliki diri sendiri atau perusahaan, perhatian lebih terpusat pada apa yang dimiliki oleh diri sendiri atau perusahaan, daripada memperhatikan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pelanggan.

0 Memberikan pelayanan yang minimal sesuai persyaratan saja.Hanya memberikan jawaban singkat terhadap pertanyaan pelanggan, tanpa adanya usaha untuk menanyakan lebih dalam untuk mendapatkan kebutuhan atau permasalahan mendasar pelanggan, atau untuk menangkap konteks dari keingintahuan pelanggan.

1 Menindaklanjuti kebutuhan pelanggan.Menindaklanjuti keingintahuan, permintaan dan keluhan pelanggan. Mengusahakan agar pelanggan selalu mengetahui kemajuan dari penyelesaian permasalahan yang dikeluhkan.

2 Mempertahankan komunikasi yang jelas dengan pelanggan mengenai harapan timbal balik.Memantau kepuasan pelanggan. Menyebarkan informasi yang dapat membantu pelanggan, memberikan pelayanan yang ramah dan menyenangkan.

3 Mengambil tanggung jawab pribadi.Dengan segera memperbaiki masalah pelayanan yang terjadi tanpa menunjukkan sikap membela diri.

4 Menyediakan diri sepenuhnya untuk pelanggan.Terutama ketika pelanggan menghadapi situasi kritis, misalnya dengan memberikan nomor telepon rumah atau sarana komunikasi lain yang mudah dihubungi pelanggan, atau menyediakan waktu untuk mengunjungi pelanggan di tempatnya.

5 Memusatkan perhatian pada kebutuhan dasar pelanggan.Menggali informasi mengenai fakta yang sebenarnya atau kebutuhan dasar pelanggan lebih dari apa yang ditampilkan oleh pelanggan, dan kemudian menyesuaikannya dengan layanan atau produk yang tersedia.

6 Menggunakan perspektif jangka panjang.Bekerja dengan menggunakan perspektif jangka panjang dalam menangani permasalahan pelanggan. Bersedia untuk mengeluarkan biaya demi terciptanya hubungan jangka panjang. Mencari cara-cara yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang untuk pelanggan. Berinisiatif melakukan suatu tindakan yang dapat menghasilkan keberhasilan yang dapat terlihat oleh pelanggan dan kemudian memberikan penghargaan kepada pelanggan tersebut melalui keberhasilan itu.

4

Page 5: Kamus kompetensi

MENGEMBANGKAN ORANG LAIN(Developing Others - DEV)

Keinginan yang tulus untuk mendorong proses belajar dan pengembangan diri orang lain dengan didasari analisis kebutuhan. Inti dari kompetensi ini terletak pada niat untuk mengembangkan orang lain, bukan pengembangan yang memang seharusnya dilakukan dalam posisi formalnya. Mengirimkan orang untuk mengikuti pelatihan yang dipersyaratkan oleh perusahaan tidaklah mencerminkan kompetensi ini.

Dalam mengerjakan tugasnya, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

-1 Menghambat pengembangan.Mengungkapkan harapan negatif yang didasarkan pada prasangka pribadi terhadap bawahan atau pelanggan. Memiliki gaya manajerial yang menuntut pada kecepatan tugas.

0 Tidak tampak atau tidak melakukan usaha nyata untuk mengembangkan orang.Memusatkan perhatian hanya dalam mengerjakan tugasnya sendiri dengan baik, membuat contoh-contoh yang baik.

1 Mengungkapkan harapan positif terhadap orang lain.Memberikan komentar-komentar positif mengenai kemampuan atau potensi orang lain meskipun dalam kasus-kasus yang sulit. Percaya bahwa orang lain mau dan mampu belajar.

2 Memberikan instruksi secara detail dan/atau memberikan contoh.Memberitahu mengenai cara-cara mengerjakan sesuatu dan memberikan saran spesifik yang sangat membantu.

3 Memberikan alasan dan dukungan.Memberi arahan atau contoh dengan mengungkapkan alasan dan penjelasan mengapa digunakan cara tersebut sebagai bagian dari strategi pengembangan, memberikan dukungan atau bantuan praktis untuk mempermudah pekerjaan tersebut (misal : dengan sukarela memberi tambahan sumberdaya, peralatan, informasi, saran ahli). Mengajukan pertanyaan, menguji atau menggunakan cara-cara lain untuk memastikan orang lain telah memahami penjelasan atau pengarahan yang diberikan.

4 Memberikan umpan balik dan dukungan untuk pengembangan .

Menenteramkan hati orang lain setelah mengalami kegagalan. Memberi umpan balik negatif hanya terhadap perilaku dan bukan terhadap kepribadiannya. Menyatakan harapan positif untuk pengembangan di masa datang atau memberikan saran pribadi untuk perbaikan; atau menguraikan tugas-tugas sulit menjadi lebih sederhana, atau menggunakan strategi lain untuk tujuan pengembangan.

5 Melakukan pembinaan dan pelatihan jangka panjang.Merancang penugasan yang sesuai, pelatihan formal, atau pengalaman lain yang berguna untuk membantu proses pembelajaran dan pengembangan orang lain. Membuat orang lain dapat menjawab sendiri terhadap permasalahan yang dihadapinya sehingga mereka tahu cara mengatasinya, dibandingkan bila hanya memberikan mereka jawabannya saja. Ini tidak termasuk pelatihan formal untuk memenuhi persyaratan perusahaan. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan atau pengembangan dan merancang atau membuat program/materi baru untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Merancang pendekatan-pendekatan baru ; atau merencanakan pengalaman bagi orang lain untuk mengembangkan ketrampilan dan kepercayaan diri mereka.

5

Page 6: Kamus kompetensi

PENGARAHAN(Directiveness - DIR)

Adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti kehendaknya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan dari jabatan secara efektif dan pada tempatnya, dengan tetap mengingat kepentingan jangka panjang perusahaan. Kompetensi ini termasuk juga “memberitahu orang lain apa yang harus dilakukannya” dalam nada yang bervariasi mulai dari tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Bila disertai dengan alasan atau bujukan, perilaku ini masuk ke kompetensi Dampak dan Pengaruh, bukan Pengarahan.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

-1 Pasif.Menuruti permintaan orang lain meskipun dengan melakukannya berarti mengganggu penyelesaian tugas utama. Lebih berusaha untuk disukai orang lain (tidak mau mengecewakan atau membuat orang lain marah) daripada penyelesaian tugas secara benar. Mungkin takut untuk mengganggu atau mencampuri urusan orang lain.

0 Tidak memberikan pengarahan.Tidak memberikan pengarahan meskipun diminta. Bawahan mengeluh bahwa mereka tidak mengetahui apa yang harus mereka kerjakan.

1 Memberikan pengarahan. Mendelegasikan tugas-tugas rutin agar dapat memusatkan perhatian pada hal-hal yang membutuhkan pertimbangan yang lebih bernilai atau berjangka panjang, atau memberikan pengarahan dengan sangat rinci.

2 Menetapkan batasan.Dengan tegas mengatakan “tidak” terhadap permintaan yang tidak masuk akal, atau menentukan batasan terhadap perilaku orang lain. Mungkin dapat memanipulasi situasi untuk membatasi pilihan orang lain, atau memaksa mereka untuk menyediakan sumber daya yang diinginkan.

3 Menuntut kinerja yang tinggi.Secara sepihak menetapkan standar, menuntut kinerja, kualitas atau sumber daya yang tinggi, meminta dengan tegas untuk mematuhi permintaannya dengan gaya yang keras : “ jangan main-main!”.

4 Menjaga standar kinerja yang jelas.Secara terang-terangan, di depan umum memantau kinerja diperbandingkan dengan standar yang sudah jelas (misal : memberi tanda hasil kerja individu yang tidak sesuai dengan standar yang sudah baku).

5 Membuat orang bertanggung jawab atas kinerjanya.Mengungkapkan secara langsung dan terbuka terhadap orang lain yang memiliki masalah kinerja. Menggunakan hukuman atau penghargaan untuk mengendalikan perilaku tertentu (misal : “ Bila kinerja anda baik, saya akan memberi reward, jika tidak ….. “).

6

Page 7: Kamus kompetensi

KELUWESAN(Flexibility - FLX)

Adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan dengan berbagai individu atau kelompok. Kompetensi ini membutuhkan kemampuan memahami dan menghargai pandangan yang berbeda dan bertentangan mengenai suatu isu, menyesuaikan pendekatan karena suatu perubahan lingkungan, dan dapat menerima dengan mudah perubahan dalam organisasi atau persyaratan jabatan.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

-1 Secara kontraproduktif bertahan pada pendapat/siasat/pendekatan diri sendiri.Meskipun dihadapkan pada masalah yang sudah jelas, ia tetap mempertahankan sudut pandangnya; menganggap pandangan orang lain salah.

0 Selalu mengikuti prosedur.

1 Melihat situasi secara obyektif.Menghargai sudut pandang orang lain.

2 Mengaplikasikan peraturan atau prosedur dengan luwes.Pada situasi yang spesifik, dapat mengadaptasi peraturan secara luwes sepanjang tidak menyimpang dari kebijakan perusahaan.

3 Menyesuaikan taktik dengan situasi atau reaksi orang lain.Mengubah perilaku atau pendekatan supaya sesuai dengan situasi dan orang lain.

4 Menyesuaikan strategi sendiri.

Membuat penyesuaian yang sederhana atau berjangka pendek dalam perusahaan sendiri atau perusahaan pelanggan untuk menyelaraskan dengan kebutuhan situasi.

7

Page 8: Kamus kompetensi

DAMPAK & PENGARUH(Impact and Influence - IMP)

Adalah usaha untuk membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau mengesankan orang lain, dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung keinginannya. Kompetensi ini didasarkan kepada keinginan untuk memiliki pengaruh pada pihak lain dimana ia memiliki tujuan pribadi tertentu, kesan tertentu yang ingin ditampilkan, dan tindakan tertentu yang ia ingin orang lain lakukan.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

-1 Kekuasaan pribadi.Bersaing dengan keras dalam organisasi, semata-mata memperhatikan posisi pribadi, tidak mempedulikan dampak dari perbuatannya terhadap organisasi.

0 Tidak nampak.Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja, atau terlihat tidak berusaha untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain.

1 Menyatakan niat tetapi tidak melakukan tindakan tertentu.Berniat membuat pengaruh tertentu; menyatakan perhatian akan reputasi, status, penampilan, dll., tetapi tidak melakukan tindakan apapun.

2 Melakukan tindakan untuk membujuk.Membujuk secara langsung dengan menggunakan alasan, data, minat pihak lain, contoh, alat peraga, dll. Tidak melakukan tindakan nyata untuk mengadaptasi perilaku atau pembicaraan sesuai dengan minat dan tingkatan hadirin.

3 Melakukan beberapa tindakan untuk membujuk.Melakukan beberapa tindakan untuk membujuk tanpa berusaha menyesuaikan dengan tingkatan dan minat hadirin. Ini termasuk persiapan seksama atas data untuk pembicaraan atau memberikan dua atau lebih argumen yang berbeda dalam pembicaraan atau diskusi.

4 Memperhitungkan dampak dari tindakan atau perkataan.Mengadaptasi perilaku atau pembicaraan agar sesuai dengan minat dan tingkatan hadirin. Mengantisipasi dampak dari tindakan diri sendiri terhadap pandangan orang lain.

5 Menggunakan pengaruh tidak langsung.Menggunakan serangkaian pengaruh tidak langsung: “mempengaruhi A supaya ia mempengaruhi B sehingga B akan mempengaruhi C”. Mengambil tindakan untuk mempengaruhi, setiap langkah disesuaikan dengan hadirin. Menggunakan ahli atau pihak ketiga untuk mempengaruhi.

6 Menggunakan strategi mempengaruhi yang kompleksMenampilkan argumen yang kompleks atau melakukan tindakan-tindakan yang berbeda seperti memadukan unsur politis, aktif mempengaruhi orang untuk mau terlibat dalam suatu aktivitas tertentu, menggunakan dinamika kelompok untuk memimpin / mengarahkan kelompok.

8

Page 9: Kamus kompetensi

PENCARIAN INFORMASI(Information Seeking - INF)

Pencarian informasi yang didorong oleh rasa ingin tahu dan minat yang mendasar untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu, orang atau permasalahan. Ini meliputi usaha-usaha di luar pertanyaan rutin yang diperlukan dalam pekerjaan. Termasuk ‘menggali’ untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam dan pasti; mencari inti permasalahan; atau mencari informasi untuk mendapatkan kesempatan potensial atau berbagai informasi yang mungkin bermanfaat pada masa yang akan datang.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

0 Tidak nampak.Tidak berusaha mencari informasi tambahan, selain informasi yang sudah diberikan.

1 Mengajukan Pertanyaan. Mengajukan pertanyaan langsung kepada orang yang ada, atau orang yang seharusnya memberikan jawaban atas situasi yang terjadi, seperti misalnya orang yang terlibat langsung sekalipun tidak hadir secara fisik. Menggunakan informasi yang tersedia, atau konsultasi dengan nara sumber yang ada.

2 Melakukan Penyelidikan secara Pribadi. Pergi untuk melihat langsung permasalahan yang terjadi. Mencari dan bertanya kepada nara sumber yang paling tahu mengenai masalah tersebut, dimana orang lain biasanya mengabaikan nara sumber itu.

3 Menggali lebih dalam.Mengajukan serangkaian pertanyaan untuk menggali akar permasalahan, yang tersembunyi di balik informasi yang diutarakan. Menghubungi orang lain yang tidak secara langsung terlibat dalam permasalahan, untuk memperoleh pandangan mereka, latar belakang informasi, dan pengalaman mereka.

4 Melakukan Riset. Melakukan upaya sistematik dalam waktu yang terbatas untuk memperoleh data atau umpan balik yang diperlukan, atau melakukan penyelidikan mendalam dari sumber yang tidak biasa. Atau melakukan riset formal melalui surat kabar, majalah, jaringan komputer, internet, dan sumber lainnya.

5 Menggunakan Sistemnya Sendiri.Memiliki sistem atau kebiasaan yang dikembangkan sendiri untuk mendapatkan informasi (misalnya : pertemuan informal secara periodik, mendatangi penerbitan untuk mencari informasi, dsb.). Melibatkan orang lain yang secara normal tidak akan dilibatkan dan meminta mereka untuk ikut mencari informasi.

9

Page 10: Kamus kompetensi

INISIATIF(Initiative - INT)

Inisiatif adalah kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang melebihi tuntutan tugas, melakukan hal-hal yang tidak diminta oleh siapapun, yang dapat meningkatkan hasil kerja dan mencegah terjadinya masalah, atau menemukan/menciptakan peluang-peluang baru.Dengan demikian, Inisiatif dapat dilihat dalam konteks bertindak proaktif dan bukan sekedar berpikir tentang suatu tindakan di masa datang. Kerangka waktunya berkisar dari menyelesaikan program kerja yang sudah lampau atau saat ini sampai ke bertindak atas masalah atau peluang masa datang. Perencanaan strategis secara rutin/formal tidak termasuk dalam kompetensi ini.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

-1 Hanya memikirkan masa lalu.Luput atau gagal menindaklanjuti peluang yang sudah jelas ada.

0 Tidak nampak. Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja.

1 Menjawab masalah atau peluang saat ini. Mengenali dan bertindak atas peluang saat ini, mengatasi hambatan untuk menjawab masalah yang ada, biasanya selesai dalam waktu sehari dua hari.

2 Gigih dalam situasi krisis. Bertindak cepat dan gigih dalam situasi krisis (dimana orang lain cenderung menunggu dan mempelajari dulu situasinya, berharap masalah terselesaikan sendiri).

3 Bertindak sampai 1-3 bulan ke depan. Menciptakan kesempatan atau mencegah masalah potensial dengan membuat usaha-usaha ekstra (program baru, dll.) yang terjadi dalam kurun waktu 1-3 bulan.

4 Bertindak 4 - 12 bulan ke depan. Mengantisipasi dan bersiap untuk masalah atau peluang spesifik yang tidak nampak oleh orang lain. Bertindak untuk menciptakan peluang dan menghindari masalah di masa datang dalam jangka waktu 4-12 bulan ke depan.

5 Bertindak 1 tahun ke depan. Mengantisipasi situasi 1 tahun mendatang untuk menciptakan peluang atau menghindari masalah.

10

Page 11: Kamus kompetensi

INTEGRITAS(Integrity - ING)

Integritas menunjukkan bahwa tindakan seseorang sesuai dengan nilai-nilai yang diyakininya. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”. Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka dan langsung, dan dapat menerima keterbukaan dan kejujuran, sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak lain.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

0 Tidak nampak. Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja.

1 Terbuka dan jujur mengenai situasi pekerjaan.Mengakui perasaan negatifnya sendiri (kegelisahan, ketidakpastian, takut, dsb.) atau kesalahan, dikaitkan dengan nilai-nilai pribadi. Mengungkapkan apa yang dipikirkan sekalipun tidak diminta atau pada situasi yang tidak memungkinkan.

2 Menyelaraskan tindakan agar konsisten dengan nilai-nilai dan keyakinan. Jujur dalam berhubungan dengan pelanggan. Menghindari orang-orang atau situasi yang dapat mempengaruhi konsistensi terhadap nilai-nilai yang diyakininya.

3 Bertindak sesuai nilai-nilai saat hal tersebut sulit untuk dilakukan.Mengakui secara terbuka kepada orang lain bahwa telah melakukan kesalahan, dikaitkan dengan nilai-nilai pribadi dan perusahaan. Berbicara terang-terangan walaupun mungkin dapat menyinggung perasaan orang lain.

4 Bertindak berdasarkan nilai-nilai sekalipun hal tersebut mengandung biaya dan risiko yang cukup besar. Memastikan adanya keterbukaan dalam transaksi bisnis, mengungkapkan biaya dan kekurangan yang ada. Mempertimbangkan untuk menghentikan pekerjaan (menghenti-kan suatu produk atau jasa tertentu) karena terkait dengan praktek bisnis yang tidak etis. Mempengaruhi orang yang berpengaruh kuat untuk bertindak sesuai nilai-nilai perusahaan.

11

Page 12: Kamus kompetensi

PENGERTIAN ANTAR PRIBADI(Interpersonal Understanding - IU)

Artinya berusaha untuk memahami orang lain. Ini adalah kemampuan untuk mendengarkan dan mengerti secara akurat pikiran, perasaan, masalah orang lain yang tidak terucapkan atau tidak sepenuhnya disampaikan. Kompetensi ini mengukur kompleksitas dan kedalaman pemahaman terhadap orang lain dan mungkin juga termasuk sensitivitas antar-budaya.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

-1 Tidak memahami.Salah mengerti atau terkejut akan perasaan/perilaku orang lain; atau memandang orang lain berdasarkan prasangka umum mengenai jenis kelamin, rasial, dan budaya.

0 Tidak nampak. Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja, atau secara nyata tidak menunjukkan kepekaan akan orang lain, tapi tidak menunjukkan kesalahpahaman yang serius.

1 Memahami emosi atau isi perasaan. Memahami emosi atau isi perasaan orang lain yang tampak, tapi tidak keduanya secara bersamaan.

2 Memahami emosi dan isi perasaan.Bisa mengerti baik emosi maupun isi perasaan orang lain dalam waktu yang sama.

3 Memahami makna.Memahami pemikiran, masalah, perasaan orang lain yang tidak terucapkan pada saat berinteraksi. Atau menggunakan pemahaman ini untuk membuat orang lain bertindak sesuai keinginan.

4 Memahami isu mendasar. Memahami masalah mendasar orang lain; memahami alasan dari perasaan, perilaku, dan masalah seseorang dalam jangka waktu lama. Atau menunjukkan pandangan yang berimbang atas kelebihan dan kekurangan orang lain. Memahami faktor-faktor penyebab yang kompleks dari sikap, pola perilaku dan masalah seseorang dalam jangka waktu lama.

12

Page 13: Kamus kompetensi

KESADARAN ORGANISASI(Organizational Awareness - OA)

Adalah kemampuan untuk memahami kekuasaan dalam organisasi sendiri maupun organisasi lain (pelanggan, pemasok, dll.). Ini termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi siapa pengambil keputusan yang sebenarnya dan individu yang dapat mempengaruhi mereka; dan untuk memprediksi bagaimana suatu peristiwa yang baru terjadi dapat mempengaruhi individu dan kelompok dalam organisasi.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

-1 Salah memahami struktur organisasi.Pemahaman yang simpang siur mengenai struktur organisasi.

0 Mengabaikan kepentingan perusahaan.Memberikan tanggapan hanya pada permintaan langsung, hanya memfokuskan diri pada penyelesaian tugas sendiri, dan mengabaikan atau meremehkan kepentingan organisasi.

1 Memahami struktur formal. Mengenali atau menggunakan struktur formal atau hirarki dari organisasi, ‘rantai perintah’, kekuasaan, aturan dan peraturan, Standard Operating Procedure, dll.

2 Memahami struktur informal.Mengerti dan menggunakan struktur informal (mengidentifikasi orang-orang yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan, dll.). Menggunakan pengetahuan ini pada saat struktur formal tidak berjalan sebagaimana mestinya.

3 Memahami iklim dan budaya. Mengenali keterbatasan organisasi, apa yang mungkin dan tidak mungkin dilakukan pada situasi tertentu. Mengenali dan menggunakan budaya dan bahasa perusahaan untuk mendapat tanggapan yang terbaik.

4 Memahami ‘politik’ perusahaan.Mengerti dan bisa menggambarkan kekuasaan dan hubungan ‘politik’ dalam perusahaan (kerjasama, persaingan).

5 Memahami isu mendasar dari perusahaan.Mengerti latar belakang dari setiap perilaku organisasi, masalah mendasar, peluang, atau kekuatan politik yang mempengaruhi organisasi. Atau menggambarkan struktur fungsional dalam perusahaan.

13

Page 14: Kamus kompetensi

KOMITMEN ORGANISASI(Organizational Commitment - OC)

Komitmen Organisasi adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan sasaran organisasi. Ini mencakup cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi. Hal ini bisa tampak seperti mendahulukan misi organisasi daripada pilihan pribadi.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

Level INDIKATOR PERILAKU

-1 Tidak peduli.Tidak mempedulikan atau secara terang-terangan menentang norma-norma organisasi.

0 Tidak nampak.Menampilkan usaha yang minimal untuk menyesuaikan diri, atau melaksanakan persyaratan minimum (absensi, tata tertib) untuk sekedar mempertahankan pekerjaannya.

1 Melakukan upaya Penyesuaian. Melakukan upaya aktif agar cocok, berpakaian pantas, menghormati norma organisasi, mengerjakan apa yang diharapkan lingkungan.

2 Meneladani kesetiaan.Memperlihatkan kesetiaan pada perusahaan, kesediaan membantu kolega menyelesaikan tugas mereka, dan menghormati serta menerima hal yang dianggap penting oleh atasan.

3 Mendukung organisasi secara aktif. Memahami dan mendukung secara aktif misi dan tujuan organisasi. Menyelaraskan kegiatan dan prioritas pribadi untuk memenuhi kebutuhan organisasi dan menyesuaikan diri dengan misi organisasi. Memahami kebutuhan untuk bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

4 Melakukan pengorbanan pribadi.Menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri. Melakukan pengorbanan pribadi untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Pengorbanan ini mencakup identitas profesi, pilihan pribadi dan urusan keluarga. Membuat dan mempertahankan keputusan yang menguntungkan perusahaan walaupun keputusan itu tidak populer dan bertentangan dengan pendapat umum.

5 Mengorbankan kepentingan unit demi kepentingan organisasi.Mengorbankan kepentingan jangka pendek unit kerja untuk kepentingan jangka panjang perusahaan (mis. : mempelopori pemotongan anggaran atau pengurangan tenaga kerja di unit sendiri, dsb.); meminta orang lain untuk berkorban demi kepentingan organisasi yang lebih besar.

14

Page 15: Kamus kompetensi

MEMBINA HUBUNGAN(Relationship Building - RB)

Adalah berusaha membangun atau memelihara hubungan yang akrab dan hangat atau jaringan kontak dengan orang lain yang mungkin pada suatu saat dapat bermanfaat dalam pencapaian sasaran kerja. Pembinaan hubungan ini selalu melibatkan maksud-maksud yang berkaitan dengan pekerjaan.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEVEL INDIKATOR PERILAKU

0 Menghindari kontak.Menyendiri, menghindari interaksi sosial.

1 Membuat kontak informal. Memulai hubungan informal/santai di tempat kerja, berbincang mengenai keluarga, olahraga, berita, dsb.

2 Membangun hubungan baik.Memulai kontak informal/santai di tempat kerja dengan mitra kerja atau pelanggan. Secara sadar berusaha membangun hubungan baik.

3 Melakukan kontak sosial.Memulai atau mencari hubungan persahabatan dengan mitra kerja atau pelanggan di luar lingkungan kerja untuk mengembangkan jaringan bisnis perusahaan.

4 Membina hubungan pribadi.Memulai atau mencari hubungan persahabatan dengan mitra kerja atau pelanggan di luar lingkungan kerja untuk mengembangkan jaringan bisnis perusahaan. Membawa mitra kerja/pelanggan ke rumah atau berkunjung ke rumah/keluarga mereka untuk mengembangkan jaringan bisnis perusahaan.

5 Membuat persahabatan pribadi yang akrab.Seringkali mengundang mitra kerja atau pelanggan di rumah. Menjadi sahabat dekat mereka; atau menggunakan persahabatan pribadi untuk mengembangkan jaringan bisnis perusahaan.

15

Page 16: Kamus kompetensi

KEPERCAYAAN DIRI(Self Confidence - SCF)

Kepercayaan Diri adalah keyakinan pada kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu tugas dan memilih pendekatan yang efektif terhadap tugas atau masalah. Hal ini termasuk keyakinan atas kemampuan yang terungkap dalam lingkungan yang semakin menantang, keyakinan atas keputusan atau pendapat, dan keyakinan dalam menghadapi kegagalan secara konstruktif.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEVEL INDIKATOR PERILAKU

-1 Tidak Berdaya.Tidak percaya diri, menyatakan diri tidak mampu dan tidak berdaya. Menghindari perbedaan pendapat atau konflik (dengan dampak buruk pada kinerja).

0 Tidak nampak atau menghindari tantangan.Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja. Menuruti kehendak orang lain. Kurang percaya diri.

1 Tampil Percaya Diri.Mengambil keputusan secara mandiri. Bekerja tanpa perlu pengawasan yang terus-menerus.

2 Bertindak mandiri.Membuat atau melaksanakan keputusan meskipun orang lain tidak setuju, atau bertindak di luar batasan tugas.

3 Menyatakan Kepercayaan pada Kemampuan Diri. Melihat dirinya sebagai seorang ahli, seseorang yang mampu mewujudkan sesuatu menjadi kenyataan, seorang penggerak, atau seorang nara sumber. Melihat dirinya lebih baik daripada orang lain. Secara terang-terangan menyatakan keyakinannya atas pendapat sendiri. Mempertahankan pendapat secara jelas dalam situasi konflik. Melakukan tindakan untuk mendukung atau mengukuhkan pernyataan kepercayaan dirinya.

4 Mengajukan diri untuk menghadapi tantangan. Dengan senang hati dan bersemangat menghadapi penugasan yang menantang. Mencari tanggung jawab tambahan. Menyatakan tidak sependapat kepada manajemen atau pelanggan secara lugas dan sopan, mempertahankan pendapat secara jelas dan penuh percaya diri sewaktu berbeda pendapat dengan atasan.

5 Menempatkan diri dalam situasi yang sangat menantang.Mengkonfrontasi manajemen atau pelanggan secara terang-terangan, atau memilih tugas yang sangat menantang.

16

Page 17: Kamus kompetensi

KEPEMIMPINAN TIM(Team Leadership - TL)

Berarti keinginan untuk mengambil peran sebagai pemimpin suatu kelompok. Suatu keinginan untuk memimpin orang lain. Kepemimpinan Tim biasanya, tapi tidak selalu, dapat dilihat dari posisi seseorang dalam otoritas formal. Tim juga dapat diartikan luas sebagai kelompok apapun dimana seseorang mengambil peran sebagai pemimpin.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEVEL INDIKATOR PERILAKU

-1 Melepaskan tanggung jawab.Menolak atau gagal untuk memimpin, misal : tidak bersedia memberi arahan atau membuat pernyataan mengenai misi di saat orang lain membutuhkannya.

0 Tidak nampak atau tugas tidak menuntut kepemimpinan.

1 Mengelola pertemuan dengan baik.Mengemukakan tujuan dan agenda pertemuan, mengendalikan waktu, memberi tugas, dll.

2 Menjaga agar orang-orang tetap terinformasi. Membuat orang-orang yang terkait dengan keputusannya mengetahui apa yang sedang terjadi. Memastikan kelompok mendapat informasi yang diperlukan. Menjelaskan alasan dari suatu keputusan yang diambilnya.

3 Meningkatkan efektivitas tim. Menggunakan strategi yang kompleks untuk membangun semangat dan produktivitas tim (keputusan untuk menarik atau memberhentikan anggota tim, penugasan tim, pelatihan antar bagian, dll.) untuk meningkatkan efektivitas tim. Menggunakan kekuasaan formal dengan cara adil dan wajar. Melakukan usaha pribadi untuk memperlakukan semua anggota kelompok secara adil.

4 Menjaga reputasi kelompok.Melindungi kelompok dan reputasinya di mata organisasi yang lebih besar atau di hadapan masyarakat. Memastikan kebutuhan praktis kelompok terpenuhi. Mendapatkan orang, sumber daya, informasi yang tepat untuk kelompok.

5 Menempatkan diri sebagai pemimpin.Memastikan bahwa orang lain menerima misi, sasaran, agenda, iklim, dan kebijakannya sebagai pemimpin. Menjadi contoh yang baik (misal : menampilkan perilaku yang diharapkan sebagai pemimpin). Memastikan tugas-tugas kelompok telah diselesaikan. Pemimpin yang dapat diandalkan.

6 Mengkomunikasikan visi yang menarik. Memiliki karisma asli, mengkomunikasikan visi yang mendorong semangat, yang menciptakan kegembiraan, antusiasme dan komitmen pada misi kelompok.

17

Page 18: Kamus kompetensi

KERJASAMA(Teamwork - TW)

Kerjasama menunjukkan kehendak untuk bekerja secara kooperatif dengan orang lain, menjadi bagian dari kelompok, bekerja bersama. Merupakan kebalikan dari bekerja sendiri-sendiri atau berkompetisi. Agar kompetensi ini efektif, kehendak tersebut haruslah murni dan sungguh-sungguh. Kompetensi kerjasama perlu menjadi perhatian bila seseorang menjadi anggota dari sekelompok orang yang berfungsi sebagai suatu tim. “Tim”, seperti halnya dalam Kepemimpinan Kelompok (TL), secara luas didefinisikan sebagai kelompok kerja atau kelompok yang melakukan suatu proses bersama-sama.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEVEL INDIKATOR PERILAKU

-1 Tidak kooperatif.Mengacau, mengganggu, menimbulkan masalah.

0 Netral.Pasif, tidak berpartisipasi, atau tidak menjadi anggota kelompok/tim manapun.

1 Bekerjasama dan membagi informasi. Berpartisipasi atas kemauan sendiri, sungguh-sungguh mendukung keputusan kelompok, seorang “anggota tim yang baik”, melaksanakan tugas yang menjadi bagiannya. Sebagai anggota tim, mengupayakan agar semua anggota mendapat informasi yang diperlukan serta ‘up to date’ tentang proses kelompok; membagi semua informasi yang relevan atau bermanfaat.

2 Mengungkapkan pengharapan yang positif.Mengungkapkan pengharapan yang positif tentang orang lain dalam hal kemampuan, peran, dsb. Membicarakan anggota tim secara positif. Menghargai kecerdasan orang lain dengan cara memberi penjelasan yang masuk akal.

3 Meminta masukan.Sungguh-sungguh menghargai masukan dan keahlian orang lain, mau belajar dari orang lain. Meminta ide-ide dan pendapat untuk membantu membuat keputusan tertentu. Mendorong semua anggota kelompok untuk berpartisipasi dalam proses tersebut.

4 Memberdayakan orang lain. Di depan publik memuji orang lain yang memang sudah bekerja dengan baik. Memberikan dukungan dan memberdayakan orang lain, membuat mereka merasa kuat dan penting.

5 Membangun suasana yang akrab dalam kelompok. Bertindak untuk menciptakan suasana kerjasama yang akrab dalam kelompok. Membawa ke permukaan konflik yang terjadi di dalam kelompok dan berusaha menyelesaikan konflik itu dengan cara yang saling menguntungkan (harus melibatkan tindakan untuk memecahkan konflik, tidak untuk menyembunyikan atau menghindari hal tersebut).

18

Page 19: Kamus kompetensi

KESESUAIAN ORGANISASI(Organizational Alignment - OAL)

Pemahaman yang mendalam mengenai batas-batas dan ciri-ciri suatu organisasi. Pada tingkat yang lebih tinggi, orang yang memiliki kompetensi ini tidak hanya memahami batas-batas organisasi, tetapi mereka mampu mengidentifikasi masalah-masalah tertentu yang bisa dipecahkan; dan pada tingkat yang tertinggi seseorang akan mengambil tindakan untuk mengubah organisasi sedemikian rupa sehingga masalahnya dapat dipecahkan.

Dalam mengerjakan tugasnya, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEVEL INDIKATOR PERILAKU

0 Tidak nampak.Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja.

1 Memahami struktur formal.Mengenali struktur formal yang sedang berlaku, batas-batas kinerja atau kemampuan organisasi, dan mengetahui bagaimana pengaruh hal tersebut terhadap hasil akhir organisasi.

2 Memahami struktur informal.Memahami struktur organisasi informal, batas-batas budaya, jejaring, dan proses-prosesnya, seperti sifat dan kebiasaan jajaran Direksi atau Pemegang Saham, dan mengetahui bagaimana pengaruh hal tersebut terhadap hasil akhir organisasi.

3 Memahami interaksi dengan dunia luar.Memahami bagaimana organisasi berinteraksi dengan dunia luar; hubungan dengan masyarakat, pemegang saham, dll. Dan bagaimana hal tersebut berpengaruh pada hasil.

4 Mengenali area untuk perubahan organisasi.Mengenali kelemahan organisasi yang spesifik dengan memperhatikan pada perubahan yang spesifik dalam fungsi, struktur atau proses organisasi.

5 Mengenali target perubahan organisasi.Mengenali area spesifik dalam organisasi (fungsi, kelompok sosial, atau sistem) yang merupakan target terbaik untuk suatu perubahan, sehubungan dengan SDM. Misal : bagaimana supaya orang lebih mau atau mampu untuk berubah.

6 Menempatkan orang-orang yang sesuai.Menempatkan orang-orang tertentu untuk menangani permasalahan yang spesifik, berdasarkan kepribadian atau kemampuan yang cocok dengan kebutuhan pemecahan masalah tersebut.

19

Page 20: Kamus kompetensi

KEPEDULIAN AKAN KETERATURAN, KUALITAS DAN KEAKURATAN(Concern for Order - CO)

Keinginan yang mendasar untuk menurunkan ketidakpastian dalam lingkungan sekitar dengan cara mempertahankan standar keakuratan dan kualitas, dst.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEVEL INDIKATOR PERILAKU

-1 Kurang memperhatikan keteraturan.Kurang perhatian pada keteraturan, dan ketidakteraturan itu dapat menimbulkan masalah.

0 Tidak nampak. Pekerjaannya tidak membutuhkan pemeliharaan keteraturan, atau pemeliharaannya dilakukan oleh orang lain, atau terlihat kurangnya perhatian pada keteraturan tetapi tidak menimbulkan masalah.

1 Memelihara kerapihan ruang kerja.Memelihara ruang kerja yang teratur dengan meja kerja, berkas-berkas, alat kerja, dst. yang teratur rapih.

2 Menunjukkan kepedulian terhadap keteraturan dan kejelasan.Mengusahakan kejelasan, menginginkan peran, pengharapan, tugas, dan data yang sangat jelas dan tertulis.

3 Memeriksa pekerjaan sendiri.Memeriksa ulang akurasi dari informasi atau hasil kerja diri sendiri.

4 Memonitor pekerjaan orang lain.Memonitor kualitas hasil kerja orang lain, melakukan pemeriksaan untuk memastikan prosedur sudah diikuti. Atau membuat catatan yang jelas dan rinci mengenai aktivitas diri sendiri dan orang lain.

5 Memonitor data atau program kerja. Memonitor kemajuan dari suatu program kerja berdasarkan patokan atau batasan waktu tertentu. Memonitor data, menemukan kelemahan data atau data yang hilang, dan mencari informasi untuk menjaga keteraturan; memperhatikan keteraturan sistem yang ada.

6 Mengembangkan sistem. Mengembangkan dan menggunakan sistem untuk mengelola dan memantau informasi. Mengembangkan sistem yang baru, rinci, dan kompleks untuk meningkatkan keteraturan dan kualitas data. Atau menyimpulkan kebutuhan-kebutuhan baru dari ketidakteraturan yang terlihat.

20

Page 21: Kamus kompetensi

PENGENDALIAN DIRI(Self Control - SCT)

Kemampuan untuk mengendalikan/menjaga emosi dan untuk menahan diri dari tindakan-tindakan negatif ketika terganggu, ketika dihadapkan dengan lawan atau permusuhan dari pihak lain, atau ketika bekerja di bawah tekanan (stress).

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEVEL INDIKATOR PERILAKU

-1 Kehilangan kendali.Emosi mengganggu efektivitas pekerjaan. Menyatakan frustrasi dan atau emosi negatif lainnya, serta mengungkapkan perasaan dengan cara yang tidak pantas kepada orang lain.

0 Menghindari stress. Menghindari orang atau situasi yang dapat memancing emosi negatif.

1 Bertahan dari gangguan. Menahan keinginan untuk melibatkan diri atau melakukan tindakan-tindakan yang tidak baik atau impulsif.

2 Mengendalikan emosi. Merasakan emosi yang kuat, seperti rasa marah, frustrasi berat, atau stress; dan dapat mengendalikannya.

3 Bertindak dengan tenang. Merasakan emosi yang kuat, seperti rasa marah, frustrasi berat; dan dapat mengendalikan emosi ini serta melanjutkan kegiatan dengan tenang.

4 Mengendalikan stres secara efektif.Menggunakan teknik-teknik pengelolaan stress untuk mengendalikan perilaku, dan menangani stress yang sedang berlangsung secara efektif.

5 Memberikan respon secara konstruktif. Mengendalikan emosi yang kuat atau stress lainnya dan mengambil tindakan secara konstruktif untuk menangani sumber masalah.

6 Menenangkan orang lain.Dalam situasi yang sangat menekan (stressfull) menenangkan orang lain sambil mengendalikan emosi diri sendiri.

21

Page 22: Kamus kompetensi

WAWASAN BISNIS(Business Insight - BI)

Memikirkan dan mengkomunikasikan informasi dan peluang bisnis serta menempatkannya secara tepat dalam perusahaan.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEVEL INDIKATOR PERILAKU

0 Tidak nampak.Kompetensi ini tidak diperlihatkan dalam bekerja.

1 Mempelajari trend baru melalui informasi perusahaan.Mempelajari trend baru melalui informasi yang tersedia dalam perusahaan.

2 Menggunakan sumber-sumber dari luar perusahaan untuk mendapatkan informasi tentang bisnis.Secara aktif mengumpulkan dan mempelajari informasi baru tentang dunia bisnis dari sumber-sumber di luar perusahaan. Menggunakan informasi bisnis untuk mengambil keputusan dalam pekerjaan sendiri. Membagi informasi dan ide-ide kepada orang lain.

3 Mengkomunikasikan mengenai informasi bisnis.Mencari jalan untuk menjadikan informasi bisnis sebagai bagian dari komunikasi sehari-hari di perusahaan.

4 Menggunakan informasi bisnis dari luar perusahaan untuk mempengaruhi.Menggunakan informasi bisnis / ide-ide bisnis untuk mempengaruhi keputusan di bidang yang lebih luas.

5 Menganalisis efisiensi dan penerimaan.Berpikir sebagai pemilik perusahaan. Menganalisis efisiensi proses bisnis perusahaan demi keuntungan yang dapat diperoleh.

22

Page 23: Kamus kompetensi

KEAHLIAN TEKNIS/PROFESIONAL/MANAJERIAL(Technical/Professional/Managerial Expertise - EXP)

Penguasaan mengenai pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan (dapat berupa pengetahuan teknis, profesi, maupun manajerial), dan juga keinginan untuk mengembangkan, menggunakan, dan menyebar-luaskan pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan kepada orang lain.

Dalam mengerjakan tugas, orang ini biasanya menampilkan/memiliki :

LEVEL INDIKATOR PERILAKU

1 Dasar.Mengerjakan tugas yang sederhana dan berulang-ulang, dapat dipelajari dalam waktu beberapa jam sampai beberapa hari. Contoh : Cleaner, Pesuruh, Porter.

2 Kejuruan Dasar.Mengerjakan bermacam-macam tugas yang mengikuti suatu urutan kerja tertentu dan membutuhkan waktu beberapa minggu atau beberapa bulan untuk menjadi benar-benar ahli dalam hal tersebut. Contoh : Operator telepon / telex, typist, data entry.

3 Kejuruan.Mengerjakan beragam tugas yang membutuhkan sedikit perencanaan dan pengorganisasian untuk bisa diselesaikan dengan efisien; biasanya membutuhkan pendidikan SMU atau sederajat, dan 6 bulan sampai 2 tahun pengalaman kerja. Contoh : Staf ticketing, teknisi pembantu, administrator, operator komputer.

4 Kejuruan tingkat lanjut.Mengerjakan tugas yang beragam dan kompleks pada tingkat ketrampilan lanjut, membutuhkan perencanaan dan pengorganisasian yang hati-hati untuk mencapai hasil akhir. Biasanya membutuhkan pelatihan khusus atau pengalaman kerja khusus dalam waktu 2 sampai 4 tahun. Contoh : Teknisi, Supervisor pasasi/teknik, Awak kabin.

5 Profesional tingkat dasar.Menyediakan layanan profesional atau manajerial (misal : merancang dan menerapkan program atau kebijakan formal, atau menyediakan kepemimpinan dan saran-saran ahli kepada sesama manajer dan profesional). Biasanya memerlukan pendidikan formal seperti akademi atau S1, atau sederajat; atau pendidikan kejuruan tingkat tinggi ditambah beberapa tahun Pengalaman kerja. Contoh : Dokter Umum, HR Analyst, Auditor, Akuntan, Engineer.

6 Profesional berpengalaman.Menyediakan layanan profesional atau manajerial tingkat tinggi/spesialisasi. Umumnya memerlukan pendidikan tingkat pasca sarjana (misal : MD, PhD) disertai beberapa tahun pengalaman dalam penerapannya. Contoh : Kepala Dinas, Kepala SBU, Dokter DSKP.

7 Penguasaan profesional/spesialisasi.Hasil utama dari pekerjaannya adalah kepemimpinan keahlian atau kepemimpinan teknis yang cukup ahli di bidang profesional dalam organisasi.

8 Ahli yang unggul.Seorang ahli bertaraf nasional/internasional dalam bidang profesional atau keilmuan yang sangat kompleks.

23