kampus 2 ub - perubahan kualitas air
DESCRIPTION
Prakiraan dampak perubahan kualitas air akibat operasional Kampus II UBTRANSCRIPT
STUDI AMDAL
Pembangunan Kampus II Universitas Brawijaya
Di Puncak Dieng Kabupaten Malang
ANALISIS KUALITAS AIR UMUM
Analisis kualitas air ini digunakan untuk mengkaji dan mengevaluasi dampak Perubahan Kualitas Air yang terjadi pada saat kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp tahap konstruksi, serta pada saat kegiatan Operasional Kampus II-UB. Limbah cair yang dihasilkan pada tahap konstruksi dan operasi sebagian besar merupakan limbah cair domestik.
PARAMETER YANG DIANALISIS
Parameter yang digunakan untuk menganalisis perubahan kualitas air ini adalah parameter kunci kualitas air, yaitu BOD, COD, dan TSS (mengacu pada Kepmen LH No.112 Tahun 2003). Limbah cair domestik yang dibuang ke badan air menggunakan baku mutu berdasarkan Perda Jatim No.2 Tahun 2008. Baku mutu parameter kualitas air tersebut seperti pada tabel dibawah ini.Tabel 1Baku Mutu Parameter yang Dikaji
ParameterSatuanBaku Mutu
Air Badan Air
(Perda Jatim 2/2008)Baku Mutu
Limbah Domestik
(Kepmen LH 112/2003)
BODmg/L6100
CODmg/L50100
TSSmg/L40010
Sumber : Kepmen LH No.112 Tahun 2003 PENDEKATAN DAN METODE ANALISIS
Beban PencemaranBeban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau air limbah (Kepmen LH No.110 Tahun 2003) Beban pencemaran dirumuskan :L = C . Q Keterangan :
L=Beban pencemaran atau LoadC=Konsentrasi pencemar
Q=Debit limbah cair
Konsentrasi Pencemar di Titik PencampuranPolutan yang baru masuk ke dalam sungai akan mengalami proses pencampuran dengan polutan yang ada dalam badan air tersebut. Jika jumlah polutan dalam air sungai lebih kecil, polutan akan mengalami pengenceran. Untuk menghitung konsentrasi polutan di titik pencampurannya, model matematis yang banyak digunakan adalah model Neraca Massa.
Gambar 1 Model Neraca Massa
Perhitungan beban pencemaran pada titik percampuran dapat dirumuskan sebagai berikut :
atau
Keterangan :
C0=Konsentrasi pencemarn dititik pencampuran Cs=Konsentrasi pencemar di sungai
Qs=Debit aliran sungai
Cp=Konsentrasi pencemar di aliran limbah
Qp=Debit air limbah
Status Mutu AirStatus mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.
Penentuan Status Mutu Air mengacu pada Kepmen LH No.115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Metode yang digunakan adalah Metode STORET. Secara prinsip metoda STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air.Tabel 1Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air
Jumlah ParameterNilaiParameter
FisikaKimiaBiologi
< 10Maksimum-1-2-3
Minimum-1-2-3
Rata-rata-3-6-9
( 10Maksimum-2-4-6
Minimum-2-4-6
Rata-rata-6-12-18
Sumber : Canter, 1997Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai, yang mengacu pada US-EPA, dengan klasifikasi sebagai berikut :1. Kelas A = baik sekali, skor = 0 ( memenuhi baku mutu2. Kelas B = baik, skor = -1 s/d -10 ( cemar ringan
3. Kelas C = sedang, skor = -11 s/d -30 ( cemar sedang
4. Kelas D = buruk, skor > -31 ( cemar berat
METODE PRAKIRAAN DAMPAK
Dampak perubahan kualitas air menggambarkan perubahan parameter yang dikaji pada saat pembangunan dan pengoperasian base camp serta operasional kampus II-UB dilaksanakan (dengan proyek) dan pada saat tidak dilaksanakan proyek. Sehingga besar dampak tersebut dapat dirumuskan :
Keterangan :
SMA=Perubahan status mutu airSMADP=Status mutu air dengan proyek
SMATP=Status mutu air tanpa proyek
SMAXRA=Status mutu air rona awal
Skala kualitas lingkungan untuk status mutu air dalam prakiraan dampak ini mengacu pada skala status mutu air dalam Metode STORET yang telah dimodifikasi. Tabel 2 Skala Kualitas Lingkungan (SKL) untuk Status Mutu AirSkalaKelas Mutu AirNilai Status Mutu AirKeterangan
1Kelas E> -50Cemar Sangat Berat
2Kelas D-30 s/d -50Cemar Berat
3Kelas C-10 s/d -30Cemar Sedang
4Kelas B-1 s/d -10Cemar Ringan
5Kelas A0Memenuhi baku mutu
Sumber : Canter, 1997 dan modifikasi Tim Penyusun, 2013Perubahan dampak dikatakan besar jika perubahan skala kriteria kualitas lingkungan 3. Prakiraan dampak dilakukan pada saat dihasilkan limbah cair domestik puncak pada saat konstruksi (Kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp) serta limbah cair puncak pada saat operasi (Kegiatan Operasional Kampus II-UB). DATA DAN ASUMSI
Hasil analisis tingkat kesempatan kerja tergantung dari ketersediaan data. Data yang digunakan mengacu pada Kabupaten Malang Dalam Angka tahun terakhir. Jika data tidak tersedia, maka digunakan pendekatan dan asumsi. Asumsi yang digunakan dalam analisis ini adalah :
1. Karakteristik limbah domestik mengacu pada Penelitian yang dilakukan oleh Tangahu dan Warmadewanthi (2001). Karakteristik limbah domestik tersebut adalah :
BOD=195 mg/L
COD=290 mg/L
TSS=480 mg/L
2. Tenaga kerja konstruksi sebanyak 500 orang, pada jam puncak sebesar 200 orang dengan kebutuhan air 60 L/org/hr (Permen PU No.14/PRT/M/2010). Debit limbah cair = 70% dari penggunaan air bersih (debit air bersih). Sehingga kebutuhan air bersih pekerja diprakirakan sebesar 12.000 L/hr atau 12 m3/hari dengan limbah cair yang dihasilkan diprakirakan sebesar 5.880 L/hr atau 8,40 m3/hr.3. Kebutuhan air untuk operasional mencakup untuk asrama mahasiswa, dosen dan karyawan, aktivitas perkuliahan, serta laboratorium, dengan prakiraan debit air bersih dan debit air limbah seperti tabel berikut.Tabel 3Kebutuhan Air Bersih Operasional Kampus II-UBKelompok PenggunaVolumeStandar (L/org/hr)Q Air Bersih (L/hr)Q Air Bersih (m3/hr)Q Limbah (L/hr)
Asrama Mahasiswa (org)2.688120322.560322,5632.256
Dosen dan Karyawan (org)20012024.00024,002.400
Perkuliahan (org)1.2001012.00012,001.200
Laboratorium 15.0005.0005,00500
Total363,5636.356
4. Debit air badan air (sungai) sebagai effluen pembuangan limbah cair domestik sebesar 5 L/det. ANALISIS PERUBAHAN KUALITAS AIRA. Perubahan Kualitas Air Tahap Konstruksi Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Sungai (Ls)Debit air sungai sebagai effluen pembuangan limbah cair diketahui sebesar 5 L/det (432.000 L/hr). Sehingga beban pencemarannya : Ls BOD = CBOD x QS
=4,21 x 432.000
=1.818.720 mg/hr Ls COD = CCOD x QS
=4,21 x 432.000
=3.955.694 mg/hr
Ls TSS = CTSS x QS
=9,1567 x 432.000
=793.152.000 mg/LHasil perhitungan beban pencemaran pada masing-masing parameter di Sungai selengkapnya dirinci seperti pada tabel dibawah ini.Tabel 4Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Sungai pada Tahap Pra KonstruksiParameterBaku Mutu Air Badan Air(mg/L)Q Sungai (L/hr)Konsentrasi (mg/L)Beban Polutan (mg/hr)Beban Polutan (ton/hr)
BOD6432.0004,211.818.7201,819
COD50432.0009,15673.955.6943,956
TSS1.000432.0001.836793.152.000793,152
Sumber : Hasil Analisis, 2013Dari hasil pemantauan kualitas air sungai diketahui bahwa parameter TSS telah melampaui baku mutu air badan air. Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Saluran Limbah (Lp)Debit limbah cair domestik dari aktivitas pekerja di base camp sebesar 5.880 L/hr. Sehingga beban masing-masing polutan adalah :
Lp BOD = CBOD x QS
= 195 x 5.880
=1.146.600 mg/hr
Lp COD = CCOD x QS
= 290 x 5.880
=1.705.200 mg/hr
Lp TSS = CTSS x QS
=480 x 5.880
=2.822.400 mg/hr
Tabel 5Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Saluran Limbah pada Tahap KonstruksiParameterBaku Mutu Limbah Domestik(mg/L)Q Limbah (L/hr)Konsentrasi (mg/L)Beban Polutan (mg/hr)Beban Polutan (ton/hr)
BOD1005.8801951.146.6001,147
COD1005.8802901.705.2001,705
TSS505.8804802.822.4002,822
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Berdasarkan tabel diatas maka kualitas air limbah domestik dari aktivitas pekerja telah melampaui baku mutu limbah cair domestik. Konsentrasi Pencemaran di Titik Pencampuran (C0)Limbah cair domestik yang dibuang ke sungai melalui saluran limbah akan mengalami pencampuran, dengan konsentrasi sebagai berikut : Co BOD=
=(1.818.720 + 1.146.600) / (432.000 + 5.880)
=2.965.320 / 437.880
=6,67 mg/L
Co COD=
=(3.955.694 + 1.705.200) / (432.000 + 5.880)
=5.660.894 / 437.880
=12,93 mg/L
Co TSS=
=(793.152.000 + 2.822.400) /(432.000 + 5.880)
=7.965.974.400 / 437.880
=1.817,79 mg/L
Secara terperinci, hasil perhitungan konsentrasi pencemar pada titik pencampuran seperti pada tabel dibawah ini.Tabel 6Konsentrasi Pencemar di Titik Pencampuran pada Tahap Konstruksi
ParameterBaku Mutu Air Badan Air
(mg/L)Q Gabungan (L/hr)Beban Polutan Gabungan
(mg/hr)Konsentrasi Gabungan
(mg/L)
BOD6437.8802.965.3206,77
COD50437.8805.660.89412,93
TSS1.000437.880795.974.4001.817,79
Sumber : Hasil Analisis, 2013Dengan adanya penambahan debit limbah cair domestik yang masuk ke sungai, parameter BOD dan TSS diatas baku mutu air sungai. Status Mutu Air
Jumlah parameter yang diuji status mutu airnya adalah 3 parameter, yaitu parameter kimia (BOD dan COD), serta parameter fisika (TSS). Analisis status mutu air tahap konstruksi seperti pada tabel berikut.Tabel 7Status Mutu Air Sungai pada Tahap Konstruksi
ParameterKonsentrasi
(mg/L)Baku Mutu
(mg/L)SkorKeterangan
Rona Awal
BOD4,2160CemarRingan
COD9,1567500
TSS1.8361.000-5
Jumlah Skor-5
Pencampuran
BOD6,776-10CemarSedang
COD12,93500
TSS1.817,791.000-5
Jumlah Skor-15
Sumber : Hasil Analisis, 2013 Kesimpulan
Konsentrasi awal BOD dan COD pada sungai masih dibawah baku mutu air sungai, tetapi TSS telah melebihi baku mutu, dengan status Cemar Ringan. Konsentrasi BOD, COD, dan TSS pada limbah cair domestik telah melebihi baku mutu limbah cair domestik.
Dengan adanya penambahan debit limbah cair dari saluran limbah domestik ke sungai menyebabkan konsentrasi BOD dan TSS diatas baku mutu, dengan status Cemar Sedang.B. Perubahan Kualitas Air Tahap Operasi Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Sungai (Ls)Debit, konsentrasi dan beban pencemaran di sungai pada tahap operasi ini kondisinya sama pada saat tahap operasi (Rona awal).
Ls BOD = 1.818.720 mg/hr
Ls COD = 3.955.694 mg/L Ls TSS = 732.152.000 mg/LDari hasil pemantauan kualitas air sungai diketahui bahwa parameter TSS telah melampaui baku mutu air badan air. Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Saluran Limbah (Lp)Debit limbah cair domestik dari kegiatan Operasional Kampus II-UB sebesar 363,56 m3/det atau 36.356 L/hr. Sehingga beban masing-masing polutan dalam saluran limbah domestik :
Lp BOD = CBOD x QS
=195 x 36.356
=7.089.420 mg/hr
Lp COD = CCOD x QS
=290 x 36.356
=10.543.240 mg/hr
Lp TSS = CTSS x QS
=480 x 36.356
=17.450.880 mg/hr
Limbah cair tersebut semua akan masuk dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas 150 m3 dengan reduksi limbah sebesar 90%. Sehingga Beban pencemar pada masing Lp BOD = 7.089.420 x 10%
=708.942 mg/hr Lp COD = 10.543.240 x 10%
=1.054.324 mg/hr
Lp TSS = 17.450.880 x 10%
=1.745.088 mg/hr
Secara terperinci, hasil perhitungan beban pencemaran limbah cair pada saat kegiatan Operasional Kampus II-UB Tahap Operasi disajikan pada tabel dibawah ini.Tabel 8Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Influen dan Efluen IPAL pada Tahap OperasiParameterBaku Mutu Limbah Domestik
(mg/L)Q Limbah
(L/hr)Influen IPALEfluen IPAL
Konsentrasi
(mg/L)Beban Pencemaran
(mg/L)Konsentrasi
(mg/L)Beban Pencemaran
(mg/L)
BOD100322.70019562.926.50019,56.292.650
COD100322.70029093.583.000299.358.300
TSS50322.700480154.896.0004815.489.600
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Dengan reduksi limbah sebesar 90%, maka konsentrasi BOD, COD, dan TSS masing-masing adalah 19,5 mg/L, 29 mg/L, dan 48 mg/L, artinya limbah cair yang keluar dari STP konsentrasinya di bawah baku mutu limbah cair domestik, dan sudah diperbolehkan untuk dibuang pada air badan air (saluran drainase). Konsentrasi Pencemaran di Titik Pencampuran (C0)
Air limbah domestik yang dihasilkan dari kegiatan Operasional MTC kemudian dibuang ke air badan air (saluran drainase) dengan terlebih dahulu diolah dalam STP. Konsentrasi masing-masing parameter pada titik pencampuran ini adalah sebagai berikut : Co BOD=
=(1.818.720 + 708.942) / (432.000 + 36.356)
=2.527.662 / 468.356
=5,40 mg/L
Co COD=
=(3.955.694 + 1.054.324) / (432.000 + 36.356)
=5.010.018 / 468.356
=10,70 mg/L
Co TSS=
=(732.152.000 + 1.745.088) / (432.000 + 36.356)
=794.897.088 / 468.356
=1.697,21 mg/L
Secara terperinci, hasil perhitungan konsentrasi pencemar di titik pencampuran (efluen IPAL dan Sungai) pada tahap operasi seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 9Konsentrasi Pencemar di Titik Pencampuran pada Tahap OperasiParameterBaku Mutu Air Badan Air
(mg/L)Q Gabungan (L/hr)Beban Polutan Gabungan (mg/hr)Konsentrasi Gabungan (mg/L)
BOD6468.3562.527.6625,40
COD50468.3565.010.01810,70
TSS1.000468.356794.897.0881.697,21
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa dengan adanya penambahan debit limbah cair domestik yang masuk ke sungai, parameter TSS diatas baku mutu air sungai.
Status Mutu Air
Analisis status mutu air tahap konstruksi seperti pada tabel berikut.
Tabel 10 Status Mutu Air Sungai pada Tahap OperasiParameterKonsentrasi
(mg/L)Baku Mutu
(mg/L)SkorKeterangan
Rona Awal
BOD4,2160Cemar
Ringan
COD9,1567500
TSS1.8361.000-5
Jumlah Skor-5
Pencampuran
BOD5,4060CemarRingan
COD10,70500
TSS1.697,211.000-5
Jumlah Skor-5
Sumber : Hasil Analisis, 2013
Kesimpulan
Konsentrasi awal BOD dan COD pada sungai masih dibawah baku mutu air sungai, tetapi TSS telah melebihi baku mutu, dengan status Cemar Ringan. Konsentrasi BOD, COD, dan TSS pada efluen IPAL dibawah baku mutu limbah cair domestik, artinya limbah cair domestik yang telah diolah, sudah dibolehkan untuk dibuang ke Sungai.
Dengan adanya penambahan debit limbah cair dari efluen IPAL menyebabkan konsentrasi TSS mengalami penurunan, tetapi masih diatas baku mutu air sungai. Untuk parameter BOD dan COD, konsentrasinya masih dibawah baku mutu air sungai, dengan status Cemar Ringan (sama sebelum ada pencampuran). BESAR DAMPAK LINGKUNGAN
A. Dampak Perubahan Kualitas Air Tahap Konstruksi Rona Awal (RA) Kelas Mutu Air=Kelas B
SMARA=Cemar Ringan
SKL=4
Tanpa Proyek (TP)
Kelas Mutu Air=Kelas B
SMATP=Cemar Ringan
SKL=4
Dengan Proyek (DP)
Kelas Mutu Air=Kelas C
SMADP=Cemar Sedang
SKL=3
Besar Dampak
SMA=(SMADP SMARA) (SMATP SMARA)
=(3 4) (4 4)
=-1 KesimpulanBesar perubahan kondisi lingkungan antara tanpa proyek dan dengan proyek adalah -1, artinya dampak Perubahan Kualitas Air pada Kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp termasuk dalam Dampak Negatif Kecil.B. Dampak Perubahan Kualitas Air Tahap Operasi
Rona Awal (RA) Kelas Mutu Air=Kelas B
SMARA=Cemar Ringan
SKL=4
Tanpa Proyek (TP)
Kelas Mutu Air=Kelas B
SMATP=Cemar Ringan
SKL=4
Dengan Proyek (DP)
Kelas Mutu Air=Kelas B
SMADP=Cemar Sedang
SKL=4
Besar Dampak
SMA=(SMADP SMARA) (SMATP SMARA)
=(4 4) (4 4)
=0 KesimpulanBesar perubahan kondisi lingkungan antara tanpa proyek dan dengan proyek adalah 0, artinya perubahannya sangat kecil atau tidak signifikan, sehingga dampak Perubahan Kualitas Air pada Kegiatan Operasional Kampus II-UB termasuk dalam Dampak Negatif Kecil.
PAGE 2
_1426507695.unknown
_1426518982.unknown
_1426528158.unknown
_1426518924.unknown
_1426506673.vsdAliran Pencemar
Aliran Sungai
Cs . Qs
Sumber : Panduan Memprakirakan Dampak Lingkungan Kualitas Air Permukaan, MenLH 2007
(Qs + Qs) . C