kampus 2 ub - perubahan kualitas air

13
Analisis Dampak Lingkungan Hidup STUDI AMDAL Pembangunan Kampus II Universitas Brawijaya Di Puncak Dieng Kabupaten Malang ANALISIS KUALITAS AIR UMUM Analisis kualitasair ini digunakan untuk mengkaji dan mengevaluasi dampak “Perubahan Kualitas Air yang terjadipada saat kegiatan Pembangunan dan Peng!perasian Base "amp tahap k!nstruksi# serta pada saat kegiatan $perasi!nal Kampus II%UB& 'imbah cair yang dihasilkan pada tahap k!nstruksi dan !perasi sebagian besar merupakan limbah cair d!mestik& PARAMETER YANG DIANALISIS Parameter yang digunakan untuk menganalisis perubahan kualitas air ini adalah parameter kunci kualitas air# yaitu B$D# "$D# dan ()) *mengacu pada Kepmen '+ ,!&--. (ahun .//01& 'imbah cair d!mestik yang dibuang ke badan air menggunakan baku mutu berdasarkan Perda 2atim ,!&. (ahun .//3& Baku mutu parameter kualitas air tersebut seperti pada tabel dibawah ini& Tabel 1 Baku Mutu Parameter yang Dikaji Parameter Satuan Baku Mutu Air Badan Air (Perda Jatim 2/2008) Baku Mutu Limba D!me"tik (#e$men L% 112/200&) B$D mg4' 5 -// "$D mg4' 6/ -// ()) mg4' 7// -/ Sumber : Kepmen LH No.112 Tahun 2003 PENDEKATAN DAN METODE ANALISIS Beban Pen'emaran Beban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau air limbah *Kepmen '+ ,!&--/ (ahun .//01 Beban pencemaran dirumuskan 8 L * + Keterangan 8 ' 9 Beban pencemaran atau Load -

Upload: arya-pratama

Post on 04-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Prakiraan dampak perubahan kualitas air akibat operasional Kampus II UB

TRANSCRIPT

STUDI AMDAL

Pembangunan Kampus II Universitas Brawijaya

Di Puncak Dieng Kabupaten Malang

ANALISIS KUALITAS AIR UMUM

Analisis kualitas air ini digunakan untuk mengkaji dan mengevaluasi dampak Perubahan Kualitas Air yang terjadi pada saat kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp tahap konstruksi, serta pada saat kegiatan Operasional Kampus II-UB. Limbah cair yang dihasilkan pada tahap konstruksi dan operasi sebagian besar merupakan limbah cair domestik.

PARAMETER YANG DIANALISIS

Parameter yang digunakan untuk menganalisis perubahan kualitas air ini adalah parameter kunci kualitas air, yaitu BOD, COD, dan TSS (mengacu pada Kepmen LH No.112 Tahun 2003). Limbah cair domestik yang dibuang ke badan air menggunakan baku mutu berdasarkan Perda Jatim No.2 Tahun 2008. Baku mutu parameter kualitas air tersebut seperti pada tabel dibawah ini.Tabel 1Baku Mutu Parameter yang Dikaji

ParameterSatuanBaku Mutu

Air Badan Air

(Perda Jatim 2/2008)Baku Mutu

Limbah Domestik

(Kepmen LH 112/2003)

BODmg/L6100

CODmg/L50100

TSSmg/L40010

Sumber : Kepmen LH No.112 Tahun 2003 PENDEKATAN DAN METODE ANALISIS

Beban PencemaranBeban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau air limbah (Kepmen LH No.110 Tahun 2003) Beban pencemaran dirumuskan :L = C . Q Keterangan :

L=Beban pencemaran atau LoadC=Konsentrasi pencemar

Q=Debit limbah cair

Konsentrasi Pencemar di Titik PencampuranPolutan yang baru masuk ke dalam sungai akan mengalami proses pencampuran dengan polutan yang ada dalam badan air tersebut. Jika jumlah polutan dalam air sungai lebih kecil, polutan akan mengalami pengenceran. Untuk menghitung konsentrasi polutan di titik pencampurannya, model matematis yang banyak digunakan adalah model Neraca Massa.

Gambar 1 Model Neraca Massa

Perhitungan beban pencemaran pada titik percampuran dapat dirumuskan sebagai berikut :

atau

Keterangan :

C0=Konsentrasi pencemarn dititik pencampuran Cs=Konsentrasi pencemar di sungai

Qs=Debit aliran sungai

Cp=Konsentrasi pencemar di aliran limbah

Qp=Debit air limbah

Status Mutu AirStatus mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.

Penentuan Status Mutu Air mengacu pada Kepmen LH No.115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Metode yang digunakan adalah Metode STORET. Secara prinsip metoda STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air.Tabel 1Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air

Jumlah ParameterNilaiParameter

FisikaKimiaBiologi

< 10Maksimum-1-2-3

Minimum-1-2-3

Rata-rata-3-6-9

( 10Maksimum-2-4-6

Minimum-2-4-6

Rata-rata-6-12-18

Sumber : Canter, 1997Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai, yang mengacu pada US-EPA, dengan klasifikasi sebagai berikut :1. Kelas A = baik sekali, skor = 0 ( memenuhi baku mutu2. Kelas B = baik, skor = -1 s/d -10 ( cemar ringan

3. Kelas C = sedang, skor = -11 s/d -30 ( cemar sedang

4. Kelas D = buruk, skor > -31 ( cemar berat

METODE PRAKIRAAN DAMPAK

Dampak perubahan kualitas air menggambarkan perubahan parameter yang dikaji pada saat pembangunan dan pengoperasian base camp serta operasional kampus II-UB dilaksanakan (dengan proyek) dan pada saat tidak dilaksanakan proyek. Sehingga besar dampak tersebut dapat dirumuskan :

Keterangan :

SMA=Perubahan status mutu airSMADP=Status mutu air dengan proyek

SMATP=Status mutu air tanpa proyek

SMAXRA=Status mutu air rona awal

Skala kualitas lingkungan untuk status mutu air dalam prakiraan dampak ini mengacu pada skala status mutu air dalam Metode STORET yang telah dimodifikasi. Tabel 2 Skala Kualitas Lingkungan (SKL) untuk Status Mutu AirSkalaKelas Mutu AirNilai Status Mutu AirKeterangan

1Kelas E> -50Cemar Sangat Berat

2Kelas D-30 s/d -50Cemar Berat

3Kelas C-10 s/d -30Cemar Sedang

4Kelas B-1 s/d -10Cemar Ringan

5Kelas A0Memenuhi baku mutu

Sumber : Canter, 1997 dan modifikasi Tim Penyusun, 2013Perubahan dampak dikatakan besar jika perubahan skala kriteria kualitas lingkungan 3. Prakiraan dampak dilakukan pada saat dihasilkan limbah cair domestik puncak pada saat konstruksi (Kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp) serta limbah cair puncak pada saat operasi (Kegiatan Operasional Kampus II-UB). DATA DAN ASUMSI

Hasil analisis tingkat kesempatan kerja tergantung dari ketersediaan data. Data yang digunakan mengacu pada Kabupaten Malang Dalam Angka tahun terakhir. Jika data tidak tersedia, maka digunakan pendekatan dan asumsi. Asumsi yang digunakan dalam analisis ini adalah :

1. Karakteristik limbah domestik mengacu pada Penelitian yang dilakukan oleh Tangahu dan Warmadewanthi (2001). Karakteristik limbah domestik tersebut adalah :

BOD=195 mg/L

COD=290 mg/L

TSS=480 mg/L

2. Tenaga kerja konstruksi sebanyak 500 orang, pada jam puncak sebesar 200 orang dengan kebutuhan air 60 L/org/hr (Permen PU No.14/PRT/M/2010). Debit limbah cair = 70% dari penggunaan air bersih (debit air bersih). Sehingga kebutuhan air bersih pekerja diprakirakan sebesar 12.000 L/hr atau 12 m3/hari dengan limbah cair yang dihasilkan diprakirakan sebesar 5.880 L/hr atau 8,40 m3/hr.3. Kebutuhan air untuk operasional mencakup untuk asrama mahasiswa, dosen dan karyawan, aktivitas perkuliahan, serta laboratorium, dengan prakiraan debit air bersih dan debit air limbah seperti tabel berikut.Tabel 3Kebutuhan Air Bersih Operasional Kampus II-UBKelompok PenggunaVolumeStandar (L/org/hr)Q Air Bersih (L/hr)Q Air Bersih (m3/hr)Q Limbah (L/hr)

Asrama Mahasiswa (org)2.688120322.560322,5632.256

Dosen dan Karyawan (org)20012024.00024,002.400

Perkuliahan (org)1.2001012.00012,001.200

Laboratorium 15.0005.0005,00500

Total363,5636.356

4. Debit air badan air (sungai) sebagai effluen pembuangan limbah cair domestik sebesar 5 L/det. ANALISIS PERUBAHAN KUALITAS AIRA. Perubahan Kualitas Air Tahap Konstruksi Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Sungai (Ls)Debit air sungai sebagai effluen pembuangan limbah cair diketahui sebesar 5 L/det (432.000 L/hr). Sehingga beban pencemarannya : Ls BOD = CBOD x QS

=4,21 x 432.000

=1.818.720 mg/hr Ls COD = CCOD x QS

=4,21 x 432.000

=3.955.694 mg/hr

Ls TSS = CTSS x QS

=9,1567 x 432.000

=793.152.000 mg/LHasil perhitungan beban pencemaran pada masing-masing parameter di Sungai selengkapnya dirinci seperti pada tabel dibawah ini.Tabel 4Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Sungai pada Tahap Pra KonstruksiParameterBaku Mutu Air Badan Air(mg/L)Q Sungai (L/hr)Konsentrasi (mg/L)Beban Polutan (mg/hr)Beban Polutan (ton/hr)

BOD6432.0004,211.818.7201,819

COD50432.0009,15673.955.6943,956

TSS1.000432.0001.836793.152.000793,152

Sumber : Hasil Analisis, 2013Dari hasil pemantauan kualitas air sungai diketahui bahwa parameter TSS telah melampaui baku mutu air badan air. Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Saluran Limbah (Lp)Debit limbah cair domestik dari aktivitas pekerja di base camp sebesar 5.880 L/hr. Sehingga beban masing-masing polutan adalah :

Lp BOD = CBOD x QS

= 195 x 5.880

=1.146.600 mg/hr

Lp COD = CCOD x QS

= 290 x 5.880

=1.705.200 mg/hr

Lp TSS = CTSS x QS

=480 x 5.880

=2.822.400 mg/hr

Tabel 5Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Saluran Limbah pada Tahap KonstruksiParameterBaku Mutu Limbah Domestik(mg/L)Q Limbah (L/hr)Konsentrasi (mg/L)Beban Polutan (mg/hr)Beban Polutan (ton/hr)

BOD1005.8801951.146.6001,147

COD1005.8802901.705.2001,705

TSS505.8804802.822.4002,822

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan tabel diatas maka kualitas air limbah domestik dari aktivitas pekerja telah melampaui baku mutu limbah cair domestik. Konsentrasi Pencemaran di Titik Pencampuran (C0)Limbah cair domestik yang dibuang ke sungai melalui saluran limbah akan mengalami pencampuran, dengan konsentrasi sebagai berikut : Co BOD=

=(1.818.720 + 1.146.600) / (432.000 + 5.880)

=2.965.320 / 437.880

=6,67 mg/L

Co COD=

=(3.955.694 + 1.705.200) / (432.000 + 5.880)

=5.660.894 / 437.880

=12,93 mg/L

Co TSS=

=(793.152.000 + 2.822.400) /(432.000 + 5.880)

=7.965.974.400 / 437.880

=1.817,79 mg/L

Secara terperinci, hasil perhitungan konsentrasi pencemar pada titik pencampuran seperti pada tabel dibawah ini.Tabel 6Konsentrasi Pencemar di Titik Pencampuran pada Tahap Konstruksi

ParameterBaku Mutu Air Badan Air

(mg/L)Q Gabungan (L/hr)Beban Polutan Gabungan

(mg/hr)Konsentrasi Gabungan

(mg/L)

BOD6437.8802.965.3206,77

COD50437.8805.660.89412,93

TSS1.000437.880795.974.4001.817,79

Sumber : Hasil Analisis, 2013Dengan adanya penambahan debit limbah cair domestik yang masuk ke sungai, parameter BOD dan TSS diatas baku mutu air sungai. Status Mutu Air

Jumlah parameter yang diuji status mutu airnya adalah 3 parameter, yaitu parameter kimia (BOD dan COD), serta parameter fisika (TSS). Analisis status mutu air tahap konstruksi seperti pada tabel berikut.Tabel 7Status Mutu Air Sungai pada Tahap Konstruksi

ParameterKonsentrasi

(mg/L)Baku Mutu

(mg/L)SkorKeterangan

Rona Awal

BOD4,2160CemarRingan

COD9,1567500

TSS1.8361.000-5

Jumlah Skor-5

Pencampuran

BOD6,776-10CemarSedang

COD12,93500

TSS1.817,791.000-5

Jumlah Skor-15

Sumber : Hasil Analisis, 2013 Kesimpulan

Konsentrasi awal BOD dan COD pada sungai masih dibawah baku mutu air sungai, tetapi TSS telah melebihi baku mutu, dengan status Cemar Ringan. Konsentrasi BOD, COD, dan TSS pada limbah cair domestik telah melebihi baku mutu limbah cair domestik.

Dengan adanya penambahan debit limbah cair dari saluran limbah domestik ke sungai menyebabkan konsentrasi BOD dan TSS diatas baku mutu, dengan status Cemar Sedang.B. Perubahan Kualitas Air Tahap Operasi Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Sungai (Ls)Debit, konsentrasi dan beban pencemaran di sungai pada tahap operasi ini kondisinya sama pada saat tahap operasi (Rona awal).

Ls BOD = 1.818.720 mg/hr

Ls COD = 3.955.694 mg/L Ls TSS = 732.152.000 mg/LDari hasil pemantauan kualitas air sungai diketahui bahwa parameter TSS telah melampaui baku mutu air badan air. Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Saluran Limbah (Lp)Debit limbah cair domestik dari kegiatan Operasional Kampus II-UB sebesar 363,56 m3/det atau 36.356 L/hr. Sehingga beban masing-masing polutan dalam saluran limbah domestik :

Lp BOD = CBOD x QS

=195 x 36.356

=7.089.420 mg/hr

Lp COD = CCOD x QS

=290 x 36.356

=10.543.240 mg/hr

Lp TSS = CTSS x QS

=480 x 36.356

=17.450.880 mg/hr

Limbah cair tersebut semua akan masuk dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas 150 m3 dengan reduksi limbah sebesar 90%. Sehingga Beban pencemar pada masing Lp BOD = 7.089.420 x 10%

=708.942 mg/hr Lp COD = 10.543.240 x 10%

=1.054.324 mg/hr

Lp TSS = 17.450.880 x 10%

=1.745.088 mg/hr

Secara terperinci, hasil perhitungan beban pencemaran limbah cair pada saat kegiatan Operasional Kampus II-UB Tahap Operasi disajikan pada tabel dibawah ini.Tabel 8Debit, Konsentrasi dan Beban Pencemaran di Influen dan Efluen IPAL pada Tahap OperasiParameterBaku Mutu Limbah Domestik

(mg/L)Q Limbah

(L/hr)Influen IPALEfluen IPAL

Konsentrasi

(mg/L)Beban Pencemaran

(mg/L)Konsentrasi

(mg/L)Beban Pencemaran

(mg/L)

BOD100322.70019562.926.50019,56.292.650

COD100322.70029093.583.000299.358.300

TSS50322.700480154.896.0004815.489.600

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Dengan reduksi limbah sebesar 90%, maka konsentrasi BOD, COD, dan TSS masing-masing adalah 19,5 mg/L, 29 mg/L, dan 48 mg/L, artinya limbah cair yang keluar dari STP konsentrasinya di bawah baku mutu limbah cair domestik, dan sudah diperbolehkan untuk dibuang pada air badan air (saluran drainase). Konsentrasi Pencemaran di Titik Pencampuran (C0)

Air limbah domestik yang dihasilkan dari kegiatan Operasional MTC kemudian dibuang ke air badan air (saluran drainase) dengan terlebih dahulu diolah dalam STP. Konsentrasi masing-masing parameter pada titik pencampuran ini adalah sebagai berikut : Co BOD=

=(1.818.720 + 708.942) / (432.000 + 36.356)

=2.527.662 / 468.356

=5,40 mg/L

Co COD=

=(3.955.694 + 1.054.324) / (432.000 + 36.356)

=5.010.018 / 468.356

=10,70 mg/L

Co TSS=

=(732.152.000 + 1.745.088) / (432.000 + 36.356)

=794.897.088 / 468.356

=1.697,21 mg/L

Secara terperinci, hasil perhitungan konsentrasi pencemar di titik pencampuran (efluen IPAL dan Sungai) pada tahap operasi seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 9Konsentrasi Pencemar di Titik Pencampuran pada Tahap OperasiParameterBaku Mutu Air Badan Air

(mg/L)Q Gabungan (L/hr)Beban Polutan Gabungan (mg/hr)Konsentrasi Gabungan (mg/L)

BOD6468.3562.527.6625,40

COD50468.3565.010.01810,70

TSS1.000468.356794.897.0881.697,21

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa dengan adanya penambahan debit limbah cair domestik yang masuk ke sungai, parameter TSS diatas baku mutu air sungai.

Status Mutu Air

Analisis status mutu air tahap konstruksi seperti pada tabel berikut.

Tabel 10 Status Mutu Air Sungai pada Tahap OperasiParameterKonsentrasi

(mg/L)Baku Mutu

(mg/L)SkorKeterangan

Rona Awal

BOD4,2160Cemar

Ringan

COD9,1567500

TSS1.8361.000-5

Jumlah Skor-5

Pencampuran

BOD5,4060CemarRingan

COD10,70500

TSS1.697,211.000-5

Jumlah Skor-5

Sumber : Hasil Analisis, 2013

Kesimpulan

Konsentrasi awal BOD dan COD pada sungai masih dibawah baku mutu air sungai, tetapi TSS telah melebihi baku mutu, dengan status Cemar Ringan. Konsentrasi BOD, COD, dan TSS pada efluen IPAL dibawah baku mutu limbah cair domestik, artinya limbah cair domestik yang telah diolah, sudah dibolehkan untuk dibuang ke Sungai.

Dengan adanya penambahan debit limbah cair dari efluen IPAL menyebabkan konsentrasi TSS mengalami penurunan, tetapi masih diatas baku mutu air sungai. Untuk parameter BOD dan COD, konsentrasinya masih dibawah baku mutu air sungai, dengan status Cemar Ringan (sama sebelum ada pencampuran). BESAR DAMPAK LINGKUNGAN

A. Dampak Perubahan Kualitas Air Tahap Konstruksi Rona Awal (RA) Kelas Mutu Air=Kelas B

SMARA=Cemar Ringan

SKL=4

Tanpa Proyek (TP)

Kelas Mutu Air=Kelas B

SMATP=Cemar Ringan

SKL=4

Dengan Proyek (DP)

Kelas Mutu Air=Kelas C

SMADP=Cemar Sedang

SKL=3

Besar Dampak

SMA=(SMADP SMARA) (SMATP SMARA)

=(3 4) (4 4)

=-1 KesimpulanBesar perubahan kondisi lingkungan antara tanpa proyek dan dengan proyek adalah -1, artinya dampak Perubahan Kualitas Air pada Kegiatan Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp termasuk dalam Dampak Negatif Kecil.B. Dampak Perubahan Kualitas Air Tahap Operasi

Rona Awal (RA) Kelas Mutu Air=Kelas B

SMARA=Cemar Ringan

SKL=4

Tanpa Proyek (TP)

Kelas Mutu Air=Kelas B

SMATP=Cemar Ringan

SKL=4

Dengan Proyek (DP)

Kelas Mutu Air=Kelas B

SMADP=Cemar Sedang

SKL=4

Besar Dampak

SMA=(SMADP SMARA) (SMATP SMARA)

=(4 4) (4 4)

=0 KesimpulanBesar perubahan kondisi lingkungan antara tanpa proyek dan dengan proyek adalah 0, artinya perubahannya sangat kecil atau tidak signifikan, sehingga dampak Perubahan Kualitas Air pada Kegiatan Operasional Kampus II-UB termasuk dalam Dampak Negatif Kecil.

PAGE 2

_1426507695.unknown

_1426518982.unknown

_1426528158.unknown

_1426518924.unknown

_1426506673.vsdAliran Pencemar

Aliran Sungai

Cs . Qs

Sumber : Panduan Memprakirakan Dampak Lingkungan Kualitas Air Permukaan, MenLH 2007

(Qs + Qs) . C