kammi untuk indonesia

3
KAMMI UNTUK INDONESIA (oleh : Iwan Kusumo) Alam yang indah nan mempesona. Puluhan gunung berdiri kokoh menjulang tinggi ke langit. Hamparan lautan yang luas dari sabang sampai merauke. Tanah yang subur dan perut bumi yang melimpah kekayaannya. Laksana serpihan surga yang jatuh tersangkut dibumi yang menenangkan hati ketika manusia hidup di atasnya. Itulah gambaran negeri ku, Indonesia. Indonesia, negeri yang genap tujuh puluh tahun usianya. Layaknya seorang anak manusia yang terlahir dengan segenggam cita-cita, Indonesia pun seperti itu. Cita-cita mulia negeri Indonesia tertuang dalam pembukaan undang-undang dasar republik Indonesia alinea keempat yaitu 1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, 2) Memajukan kesejahteraan umum, 3) Mencerdaskan kehidupan bangsa, 4) Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuh puluh tahun merdeka, tujuh kali berganti rezim kepemimpinan. Namun cita-cita itu hanya sebatas goresan pena di atas kertas biasa yang dibaca seminggu sekali ketika upacara. Bagaimana tidak, katanya ingin memajukan kesejahteraan umum, tapi nyatanya 27,73 juta penduduk Indonesia hidup dibawah garis kemiskan (kemenkopmk,2015). Katanya ingin mencerdaskan kehidupan

Upload: iwan-sadhega-kusuma

Post on 02-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Easy ulang tahun kammi

TRANSCRIPT

Page 1: Kammi Untuk Indonesia

KAMMI UNTUK INDONESIA

(oleh : Iwan Kusumo)

Alam yang indah nan mempesona. Puluhan gunung berdiri kokoh

menjulang tinggi ke langit. Hamparan lautan yang luas dari sabang sampai

merauke. Tanah yang subur dan perut bumi yang melimpah kekayaannya.

Laksana serpihan surga yang jatuh tersangkut dibumi yang menenangkan hati

ketika manusia hidup di atasnya. Itulah gambaran negeri ku, Indonesia.

Indonesia, negeri yang genap tujuh puluh tahun usianya. Layaknya

seorang anak manusia yang terlahir dengan segenggam cita-cita, Indonesia pun

seperti itu. Cita-cita mulia negeri Indonesia tertuang dalam pembukaan undang-

undang dasar republik Indonesia alinea keempat yaitu 1) Melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, 2) Memajukan

kesejahteraan umum, 3) Mencerdaskan kehidupan bangsa, 4) Melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial.

Tujuh puluh tahun merdeka, tujuh kali berganti rezim kepemimpinan.

Namun cita-cita itu hanya sebatas goresan pena di atas kertas biasa yang dibaca

seminggu sekali ketika upacara. Bagaimana tidak, katanya ingin memajukan

kesejahteraan umum, tapi nyatanya 27,73 juta penduduk Indonesia hidup dibawah

garis kemiskan (kemenkopmk,2015). Katanya ingin mencerdaskan kehidupan

bangsa, tapi nyatanya 4,9 juta anak Indonesia harus putus sekolah (kompas,2015).

Cita-cita itu serasa sulit untuk di wujudkan, mengingat dewasa ini kita selalu

dihadapkan dengan sebuah pernyataan dan kenyataan, bahwa bangsa Indonesia ini

sedang menghadapi krisis Multi Dimensional.

Begitu parah krisis yang dihadapi, sehingga sangat sulit mengambil

benang merahnya, sisi mana yang lebih dominan dan mana yang harus

didahulukan, bahkan belum ditemukan solusi yang jitu dalam penyelesaiannya.

Selain itu pada saat ini Indonesia juga mengalami krisis pemimpin. Figur-figur

negarawan teladan yang bisa dijadikan panutan anak-anak serta remaja semakin

sulit ditemukan. Salah satu bukti nyatanya adalah semakin banyaknya kekerasan,

Page 2: Kammi Untuk Indonesia

korupsi yang di pertontonkan oleh para pemimpin Indonesia di beberapa wilayah

di nusantara baik di wilayah pusat maupun di daerah.

Budaya korupsi sudah mewabah di kalangan birokrasi kita, dimana

wilayah tersebut dihuni para pemimpin rakyat serta perwakilan rakyat. Layaknya

sebuah virus yang sulit untuk divaksinasi sehingga merusak dan menggerogoti

setiap sendi birokrasi negara sampai pelosok nusantara baik dalam wilayah

pemerintahan, pelayanan, pendidikan, kesehatan maupun pembangunan.

Fenomena krisis pemimpin ini nyata-nyata juga telah membentuk pemahaman di

masyarakat bahwa tidak ada lagi birokrasi di bumi pertiwi Indonesia yang tidak

digerogoti virus korupsi ini. Hal ini merupakan bentuk nyata, krisis

kepemimpinan di Indonesia.