kamandrah

Upload: don-echo-permono

Post on 06-Mar-2016

49 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tanaman obat herbal

TRANSCRIPT

Kamandrah (Croton tiglium L.) merupakan salah satu tumbuhan yang beracun dan berpotensi sebagai insektisida, terutama bijinya. Kamandrah merupakan nama lokal untuk daerah Kalimantan Tengah. Tanaman ini termasuk ke dalam keluarga Euphorbiaceae (Heyne, 1987) dan bila sudah berbuah akan berlanjut terus dan dipanen setiap dua bulan. Hasil utama tanaman ini adalah biji yang mengandung minyak sebesar 25-26% (Rosman, 2007) dan terdapat senyawa piperin. Senyawa golongan piperine dan piperidine dapat digunakan sebagai insektisida. Manfaat lain dari biji kamandrah adalah sebagai racun ikan, obat laksatif (Saputera et al., 2006; Saputera, 2008), dan obat nyamuk atau pembunuh jentik. Penduduk di sekitar Maluku dan Sulawesi Selatan, secara tradisional menggunakan biji kamandrah sebagai obat keluarga berencana (KB), tepatnya untuk aborsi, dan bila digunakan pada masa implantasi maka kerjanya sebagai antiimplantasi karena adanya kontraksi yang kuat pada usus dan uterus (Zul-karnain dalam Saputera, 2008). Selain itu, menurut Rosman (2009), minyak dari biji tanaman ini berpeluang sebagai bahan bakar nabati.Asikin (2009), melaporkan bahwa ekstrak daun kumandrah efektif dalam mengendalikan ulat grayak berkisar antara 75-85%.Indonesia terkenal kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk jenis tumbuhan yang mengandung bahan aktif insektisida. Tanaman kamandrah (Croton tiglium L.) merupakan salah satu tanaman obat yang banyak terdapat di Kalimantan dan wilayah lain di Indonesia. Berdasarkan kearifan lokal di masyarakat biji C. tiglium L. banyak memanfaatkan sebagai obat pencahar, racun ikan, obat kembung dan pembunuh jentik nyamuk, daunnya sebagai obat penurun panas, sedangkan ranting/dahan dan batang sebagai pengusir nyamuk. Kandungan biji kamandrah hasil analisis proksimat adalah kadar air 6,29%, kadar abu 3,6%, kadar lemak 53,73%, kadar protein 11,98%, serat kasar 8,25%, dan karbohidrat (by difference) 16,15%. Semakin tua umur buah kamandrah berdampak kepada peningkatan rendemen minyak dan kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam biji kamandrah akan semakin tinggi pula, ditunjukkan dengan penurunan nilai LC50 dan LC90 daripada pengamatan 24 jam dan 48 jam pada buah muda ke buah tua, yaitu berturut-turut dari 385,480 ppm menjadi 132,669 dan dari 189,18 ppm menjadi 70,08 ppm. Hasil analisis minyak kamandrah dengan GC menunjukkan 16 puncak, dari 16 puncak tersebut yang teridentifikasi sebagai asam lemak ada 6 puncak selebihnya tidak teridentifikasi. Dua komponen asam lemak tidak jenuh tertinggi adalah asam oleat 42,33% dan asam linolieat 2,03%, diikuti asam stearat 13,33%, asam miristat 5,02%, asam palmitat 3,81% dan asam laurat 1,02%.telah dilakukan uji potensi larvasida nyamuk Aedes aegypti terhadap ekstrak air dan etanol dari daun kamandrah (Croton tiglium), batang kamandrah, biji kamandrah dan biji jarak pagar (Jatropha curcas), serta minyak kamandrah dan minyak jarak pagar. Ekstrak yang paling berpotensi diidentifikasi kandungan kimianya. Minyak kamandrah lebih berpotensi sebagai larvasida Aedes aegypti instar ke tiga di bandingkan dengan minyak jarak pagar, karena nilai LC50 minyak kamandrah lebih kecil dibandingkan dengan minyak jarak pagar. Nilai LC50 minyak kamandrah sebesar 769 ppm untuk 24 jam pengujian dan 384 ppm untuk 48 jam pengujian, sedangkan nilai LC50 minyak jarak pagar sebesar 1507 ppm untuk 24 jam pengujian dan 866 ppm untuk 48 jam pengujian. Ekstrak air dan etanol dari biji jarak pagar, daun kamandrah, batang kamandrah dan biji kamandrah tidak berpotensi sebagai larvasida. Identifikasi kandungan kimia dilakukan pada minyak kamandrah dan minyak jarak pagar dengan menggunakan GC-MS. Hasil analisa GC-MS diduga minyak kamandrah dan jarak pagar mengandung senyawa piperine dengan kemiripan library sebesar 83%-88%. Senyawa piperine adalah golongan alkaloid jenis piperidin yang biasa digunakan sebagai larvasida untuk nyamuk. Minyak kamandrah dan minyak jarak pagar dapat dikembangkan menjadi larvasida alami untuk mengontrol populasi nyamuk.