kak rehab jalan dan jembatan
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
1/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
1
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK)
PEKERJAAN
PERENCANAAN REHAB JEMBATAN
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
2/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
2
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
BAB I
U M U M
1. Latar Belakang
Latar belakang kegiatan perencanaan yang akan dilaksanakan diuraikan dalam DATA
KERANGKA ACUAN KERJA.
2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini sebagaimana diuraikan dalam DATA KERANGKA ACUAN
KERJA
3. Lingkup Pekerjaan :
a)
Melaksanakan perencanaan teknis jalan dan jembatan lengkap
berupa……………………………………………………………………………..
(Jenis pekerjaan ditetapkan dalam Lampiran Matrik Kegiatan DATA
KERANGKA ACUAN KERJA)
b) Tahapan kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan*) ini dapat mencakup
sebagian atau semua kegiatan dibawah ini, seperti yang dituliskan dalam DATA
KERANGKA ACUAN KERJA:
1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3.
Pengukuran Topografi
4. Inventarisasi Geometrik Jalan dan Jembatan.
5. Survey kondisi jembatan
6. Survey Lalu lintas
7.
Penyelidikan Hidrologi / Hidraulik8. Perencanaan Teknis.
9. Penggambaran
10.
Perkiraan Harga sendiri
11. Dokumen Lelang
4 Sumber Pendanaan
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. .......................
(................. Juta) termasuk PPN dan pajak lainnya yang berlaku, dibiayai APBD
Tahun Anggaran 2013
5 Metodologi
Study Literatur (KAK, Kontrak, Spesifikasi Teknis)
Pengawasan teknis dilapangan
6 Jangka Waktu
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 2 (Dua) bulan.
7 Sifat umum dari Layanan Jasa Konsultansi yang di Perlukan
7.1. Struktur Organisasi Konsultan
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
3/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
3
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
Dalam melaksanakan pengawasan pekerjaan fisik di lapangan (field team)
konsultan terdiri dari Profesional staf, Sub Profesional staff dan Supporting staff,
dimana persyaratan dan jumlah tenaga tersebut dapat dilihat pada tebel berikut :
No PersonilJml
h
Pengalaman
Minimum Ket.
S1 S0/D3
A Tenaga Ahli
1
2
3
Team Leader
Ahli Teknik Jalan Dan Jembatan
Ahli Teknik Kuantitas
1
1
1
6-8 Thn
4-6 Thn
2-4 Thn
8-10 Thn
6-8 Thn
4-6 Thn
Site
B
Asisten Tenaga Ahli
1
2
Ass. Ahli Teknik Jalan dan Jembatan
Ass. Ahli Teknik Kuantitas
2
11-3 Thn 3-6Thn Site
Untuk Profesional Staaf harus melampirkan SKA yang sesuai dengan
bidang yang di lelangkan.
Field Team berkantor dilokasi pekerjaan yang bersangkutan dibawah
koordinasi Pejabat Pelaksana Teknis Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan
Umum
7.2. Hubungan konsutan dengan instansi terkait
Konsultan harus dapat membina kerjasama yang baik dengan konsultan lain
dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum serta dengan instansi-instansi
pemerintah yang terkait, antara lain dengan Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Barito Utara, Subdin Pengembangan Prasarana Transportasi/Bina
Marga, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan fisik, Pejabat Pelaksana Teknis
Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum
7.3. Fasilitas untuk Pelayanan Jasa
Semua fasilitas keperluan pekerjaan jasa konsultan untuk tenaga profesional
di lapangan seperti kantor, perumahan dan kenderaan disediakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Barto Utara melalui kontrak layanan jasa
konsultan.
7.4. Administrasi Pelayanan Jasa Konsultan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan fisik sebagai pemakai akan bertanggung
jawab atas koordinasi pelaksananaan tugas pelayanan jasa konsultansi di
lapangan. Pembayaran atas pelayanan jasa konsultan ini keseluruhan diatur
dalam kontrak jasa konsultan .
.
8 Pelaporan
Semua kegiatan harus dibuat laporan lengkap sesuai dengan Matrik kegiatan serta
Matrik Tenaga Ahli.
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
4/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
4
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
BAB II
P E R S I A P A N D E S A I N.
1 Tujuan
Pekerjaan Persiapan desain bertujuan mempersiapkan bahan-dasar perencanaan
sebelum kelapangan melaksanaan survey Pendahuluan antara lain ;a. Mempersiapkan data-data awal.
b.
Membuat Desain Sementara dari data-data awal untuk dipakai sebagai panduan
Survey Pendahuluan / Recon dilapangan.
2 Lingkup pekerjaan.
Secara Team kegiatan pekerjaan ini dipandu oleh seorang Highway .Engineer,
Bridge Engineer dan didampingi oleh Istimator Engineer, dalam pelaksanaanya
antara lain;
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan dan jembatan yang akan
didesain. b. Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ;
1. Peta Topografi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau yang lebih besar.
2. Peta Geologi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000.
3. Peta Tata guna tanah.
c. Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta menarik beberapa
Alternatif rencana As Jalan / Alinemen Horizontal dengan dilakukan pengecekan
Alinemen Vertikal sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi Standar
Perencanaan Geometrik jalan .
d. Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang jembatan, box culvert /
gorong – gorong dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang mungkin akan
terdapat pada route jalan tersebut.e. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait baik dipusat
maupun didaerah termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan / upah
untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.
f. Mengumpulkan dan mempelajari laporan – laporan yang berkaitan dengan
wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan/jembatan yang akan
direncanakan.
3. Persyaratan
Hasil Persiapan Desain harus dipresentasikan untuk mendapat Persetujuan [ dari
team asistensi ] dan bila perlu mengadakan perbaikan – perbaikan / saran – saran yangnantinya akan dipakai sebagai panduan kegiatan selanjutnya.
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
5/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
5
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
BAB III
SURVEY PENDAHULUAN
1.
TujuanSurvey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey adalah survey yang dilakukan
pada awal pekerjaan di lokasi pekerjaan, yang bertujuan untuk memperoleh data
awal sebagai bagian penting bahan kajian kelayakan teknis dan untuk bahan
pekerjaaan selanjutnya.
Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap
survey detail lanjutan diantaranya, survey topografi, survey geologi dan geoteknik,
survey bahan quarry, survey hidrologi / hidrolik, jenis konstruksi serta metode
pelaksanaan sehingga diperoleh suatu perencanaan detail desain yang matang,
semua kegiatan recon survey harus dibuatkan laporan sebagai data awal perencanaan
.
2. Lingkup Pekerjaan
Survey pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain yang sudah
disetujui sebagai panduan pelaksanaan survey recon dilapangan yang meliputi
kegiatan
2.1 Studi literatur
Pada tahapan ini Team harus mengumpulkan data pendukung perencanaan
baik data sekunder maupun data laporan Studi Kelayakan (FS), laporan Studi
Amdal. 2.2 Koordinasi dengan instansi terkait
Team melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi / unsur-unsur
terkait didaerah sehubungan dengan dilaksanakanya survey pendahuluan.
2.3 Diskusi perencanaan di lapangan
Team bersama sama melaksanakan survey dan mendiskusikanya dan
membuat usul perencanaan dilapangan bagian demi bagian sesuai dengan
bidang keahlianya masing-masing serta membuat sketsa dilengkapi catatan-
catatan dan kalau perlu membuat tanda dilapangan berupa patok beserta
dilengkapi foto-foto penting dan identitasnya masing-masing yang akan
difinalkan dikantor sebagai bahan penyusunan laporan setelah kembali .2.4. Recon Survey / desain Geometrik
1. Menentukan awal proyek ( Sta. 0 + 000 ) dan akhir proyek yang tepat
untuk mendapatkan overlaping yang baik dan memenuhi syarat
geometrik.
Pada peninjauan titik awal dan titik akhir pekerjaan, diwajibkan
mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah titik
akhir pekerjaan seperti disajikan dalam Gambar 1 berikut:
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
6/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
6
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
a
J a la n a ta u R e n c a n a T ra s e a ( a = 2 0 0 m e te r)
J a la n y a n g s u d a h a d a R e n c a n a tra s e ja la n
K o r i d o r P e n g a m b i la n D a t a
2 a
a
Gambar 1. Koridor Pengambilan Data
2.
Mengidentifikasi medan secara stationing / urutan jarak dengan
mengkelompokan kondisi : medan datar, rolling, perbukitan, pegunungan
/ bukit curam dalam bentuk tabelaris.
3.
Mengidentifikasi / memperkirakan secara tepat penerapan desain
geometrik ( alinemen horizontaal dan vertikal ) berdasarkan pengalaman
dan keahlian yang harus dikuasai sepenuhnya oleh Highway Engineer
yang melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-
pengukuran secara sederhana dan benar ( jarak , azimut, kemiringan
dengan helling meter ) dan membuat sketsa desain alinemen horizontal
maupun vertikal secara khusus untuk lokasi - lokasi yang dianggap sulit
untuk memastikan trase yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratangeometrik yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan penampang
memanjang rencana trase jalan.
4. Didalam penarikan perkiraan desain alinemen horizontal dan vertikal
harus sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan
perencanaan untuk lokasi lokasi : galian / timbunan, bangunan pelengkap
jalan, gorong gorong dan jembatan (oprit jembatan ), persimpangan yang
bisa terlihat dengan dibuatnya sketsa sketsa serta tabelaris dilapangan dari
identifikasi kondisi lapangan secara stasioning dari awal s/d akhir proyek
yang nantinya akan diasistensikan dan mendapatkan persetujuan dari team
asistensi recon.5.
Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil
keputusan dalam pemilihan trase dengan anggota team yang saling terkait
dalam pekerjaan ini.
6. Dilapangan harus diberi / dibuat tanda tanda berupa patok dan tanda anjir
dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50
m untuk memudahkan tim pengukuran, serta pembuatan foto foto penting
untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail selanjutnya.
7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung
perkirakan volume pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan
perkiraan rencana biaya secara sederhana dan diharapkan dapat mendekati
final desain.
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
7/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
7
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
2.5. Recon Survey Topografi.
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan adalah :
1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton
Bench Mark di awal dan akhir Proyek
2.
Mengamati kondisi topografi
3.
Mencatat daerah - daerah yang akan dilakukan pengukuran khusus serta ,morpologi dan lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan koridor
4.
Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.
5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi/titik yang akan
dijadikan referensi.
2.6.
Recon Bangunan Pelengkap Jalan
1. Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data lokasi / Sta…. ,
perkiraan lokasinya apa sudah sesuai dengan geometrik dengan rencana
jenis konstruksi, dimensi yang diperlukan.
2.
Untuk lokasi yang sudah ada existing perlu dibuatkan infentarisasinyadengan lengkap antara lain Sta…. , jenis konstruksi, dimensi, kondisi
serta mengusulkan penanganan yang diperlukan. ( lihat format survey
inventarisasi jembatan )
3. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi muka air normal,
muka air banjir dan muka air banjir tertinggi pernah terjadi serta adanya
tanda-tanda / gejala gejala erosi yang dilengkapi dengan sket lokasi ,
morfologi serta karakter aliran sungai dan di lengkapi foto foto jika
diperlukan.
4. Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan khusus
serta saran - saran yang sangat berguna dijadikan panduan dalam
pengambilan data untuk perencanaaan pada waktu melakukan surveydetail nanti dan pengaruhnya terhadap keamanan / kestabilan.
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
8/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
8
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
2.7. Recon Jembatan.
1. Mengidentifikasi kondisi existing jembatan, dengan pengamatan secara
visual atau menentukan jenis pengujian dengan peralatan yang sesuai.
2.
Menentukan jenis dan metoda penanganan yang sesuai.
3.
Menetapkan lokasi/posisi jembatan untuk penggantian jembatan/ pembangunan jembatan baru/duplikasi jembatan, setelah berdiskusi
dengan Highway Engineer berdasarkan pengamatan lapangan.
4. Menetapkan perkiraan elevasi, jenis dan susunan/konfigurasi bentang
jembatan serta teknik pelaksanaan atau ereksinya.
5. Menetapkan jenis soil investigation yang diperlukan
2.8. Recon Survey Lalu Lintas.
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan lalu lintas adalah :
1. Menentukan lokasi (tempat) yang akan diambil data kendaraan, baik untuk
40 jam, 24 jam, 12 jam, 6 jam dan 3 jam.2. Mengamati kondisi jalan serta bangunan pelengkap lainnya.
3.
Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi yang penting
4. Memperkirakan lebar perkerasan yang akan diterapkan dalam disain
berikutnya pada kondisi tertentu yang perlu untuk diadakan pelebran
5. Membuat rencana kerja untuk tim survey.
2.9. Recon Survey Geologi dan Geoteknik.
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan geoteknik
adalah :
1.
Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan
karakteristik dan sipat tanah dan batuan.2. Mengamati perkiraan lokasi sumber material (quarry) sepanjang lokasi
pekerjaan
3. Memberikan rekomendasi pada Higway Enggineer dan Bridge engineer
berkaitan dengan rencana trase jalan dan rencana jembatan yang akan
dipilih.
4. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi khusus.(rawan longsor,
gambut, dll)
5. Mencatat lokasi yang akan dlakukan pengeboran maupun lokasi untuk
test pit.
6.
Membuat rencana kerja untuk tim survey detail
2.10. Recon Survey Upah dan Harga Satuan.
Mengumpulkan harga satuan dan upah, dengan cara koordinasi dengan
instansi terkait.
3 Persyaratan
Seluruh kegiatan survey pendahuluan dalam proses pengambilan data harus
menggunakan format yang telah disediakan seperti yang tercantum dalam data
lampiran Survey Pendahuluan (lampiran 1-6).
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
9/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
9
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
BAB IV
PENGUKURAN TOPOGRAFI
1. Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan datakoordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan
jembatan didalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan
skala 1:1000, yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan, serta 1:500
untuk perencanaan jembatan dan penanggulangan longsoran.
2. Lingkup Pekerjaan
2.1 Pemasangan patok-patok
- Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa
pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan diatasnya dipasang
neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BMdipasang pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang masing-masing 1 (satu)
pasang di setiap sisi sungai/alur dan 1 (buah) disekitar sungai yang posisinya
aman dari gerusan air sungai.
Untuk Spesifikasi patok beton dapat di lihat pada data lampiran topografi
(Lampiran 7)
- Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak diatas tanah
setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Prasarana Wilayah, notasi
dan nomor BM dengan warna hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang
dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
Format yang digunakan untuk patok BM dapat di lihat pada lampiran topografi(lampiran 6).
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang
cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya
50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku,
ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat warna
kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi
tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya
diatas permukaan jalan beraspal atau diatas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sipat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan
diberi nomor.
2.2. Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan semua
titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan
meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca
dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau yang
setingkat.
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
10/28
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
11/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
11
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
Format yang digunakan untuk pengukuran penampang melintang dapat di lihat
pada lampiran topografi (lampiran 4 & 8).
2.6. Pengukuran Khusus (untuk Jembatan)
Pengukuran khusus diperlukan pada beberapa kondisi khusus, misalnya:
perpotongan rencana trase jalan dengan sungai, dan/atau jalan yang sudah ada.a. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jalan dengan sungai
Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing 200 m dari
perkiraan titik perpotongan atau daerah sekitar sungai yang masih berpengaruh
terhadap keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang
melintang sungai sebesar 25 meter.
-
Pada daerah posisi jembatan interval pengukuran melintang dan
memanjang di lakukan setiap 10 meter (maksimal 15 meter)
- Koridor pengukuran searah rencana trase jalan masing-masing 100 m
dari kedua tepi sungai dengan interval pengukuran penampang
melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter. Format yang digunakan untuk pengukuran pada perpotongan rencana
trase jalan dengan sungai dapat di lihat pada lampiran topografi
(lampiran 9 & 10).
b. Pengukuran pada perpotongan dengan jalan yang ada .
-
Koridor pengukuran ke setiap arah kaki perpotongan masing-masing
100 m dari perkiraan titik perpotongan dengan interval pengukuran
penampang melintang sebesar 25 meter.
- Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk
alam maupun manusia disekitar persilangan tersebut.
3. Persyaratan
3.1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus
diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut:
a. Pemeriksaaan theodolit:
- Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
- Sumbu II tegak lurus sumbu I.
- Garis bidik tegak lurus sumbu II
-
Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
-
Kesalahan indeks vertikal = 0. b. Pemeriksaan alat sipat datar:
- Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
-
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam
laporan.
3.2. Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
a. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar jumlah titik
polygon dari pengamatan matahari pertama dan kedua
b. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
12/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
12
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
3.3.
Perhitungan
- Pengamatan matahari.
Dasar perhitungan pengamatan matahari harus mengacu pada tabel
almanak matahari yang diterbitkan oleh Direktorat Topografi TNI-AD
untuk tahun yang sedang berjalan dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
Format yang digunakan untuk pengamatan matahari dapat di lihat padalampiran topografi (lampiran 1 & 2).
- Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan
matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak
boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan
panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi
yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
- Perhitungan sipat datar.
Perhitungan sipat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5
mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.
- Perhitungan Ketinggian detail.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai
sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
3.4.
Penggambaran .
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan
dan 1:500 untuk jembatan .
- Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm
-
Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x)
dan ordinat (y)-nya.- Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 1 meter panjang gambar
harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan
tidak boleh dilakukan secara grafis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi
tanda khusus.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang
harus digambarkan pada gambar poligon, sehingga membentuk gambar situasi
dengan interval garis ketinggian (contour) 1 meter.
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
13/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
13
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
BAB V
INVENTARISASI JALAN DAN JEMBATAN
1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data secara umum mengenaikondisi perkerasan maupun kondisi jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang
ditinjau.
2. Lingkup pekerjaan
2.1 Inventarisasi Kondisi Permukaan Jalan
Pemeriksaan dilakukan dengan mencatat kondisi rata-rata setiap 200 m yang
tercatat selama berkendaraan.
Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :
1) Lebar perkerasan yang ada dalam meter.
2)
Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Lasbutag, PenetrasiMacadam dll.
3)
Nilai Kekasaran Jalan yang dapat diperoleh dari hasil survai NAASRA
Roughness Meter (IRI), atau ditentukan secara visual (RCI) dengan
ketentuan skala sebagai berikut :(hanya untuk peningkatan jalan)
RCI Kondisi Visual Tipe Permukaan Tipikal
8 – 10
7 – 8
6 – 7
5 – 6
3 – 4
2 – 3
1 – 2
Sangat rata
Sangat baik/rata
Baik
Cukup, sedikit/ tak ada
lubang, permukaan rata.
Jelek, kadang-kadang
berlubang, tidak rata.
Rusak berat
Tidak dapat dilalui
kecuali oleh jeep 4 WD.
Hotmix (AC dan HRS) yang halus, baru
dibuat/ditingkatkan dengan beberapa lapisan
aspal.
Hotmix setelah dipakai beberapa tahun ataulapisan tipis hotmix diatas Penetrasi
Macadam dipakai untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi disekitar ruas jalan
yang ditingkatkan.
Hotmix lama, Nacas / Lasbutag baru.
Penetrasi Macadam, Nacas baru atau
Lasbutag berumur beberapa tahun.
Penetrasi Macadam berumur 4-5 tahun,
jalan kerikil tak terawat.
Semua type perkerasan yang sudah lama
tidak terpelihara.
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
14/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
14
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
4)
Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran
samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak pagar/
bangunan pendudung / tebing kepinggi perkerasan.
5) Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi
yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.
6)
Data yang diperoleh dicatat di dalam format Inventarisasi Jalan (HighwayGeometric Inventory), per 200 meter.
7)
Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan minimal 1 (satu)
buah foto per 200 meter.
8) Foto ditempel pada format yang standar . dengan mencantumkan hal-hal
yang diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan foto
dan tinggi petugas yang memegang nomor Sta.
Format yang digunakan untuk inventarisasi jalan dapat di lihat pada
lampiran inventarisasi jalani (lampiran 1 s/d 4).
2.2 Inventarisasi Jembatan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai existing
jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah sbb :
1) Nama, lokasi dan kondisi jembatan.
2)
Dimensi jembatan yang meliputi bentang, lebar, ruang bebas dan jenis lantai.
3) Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau
pemeliharaan.
4) Data yang diperoleh dicatat dalam satu format yang standar
5)
Foto dokumentasi minimum 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan yang
diambil dari arah memanjang dan melintang. Foto ditempel pada formatyang standar
Format yang digunakan untuk inventarisasi jembatan dapat di lihat pada
lampiran inventarisasi jembatan (lampiran 1 s/d 8).
3. Persyaratan
Proses pengambilan data atau inventarisasi harus menggunakan format standar
seperti terlihat pada lampiran invebtarisasi jalan dan untuk jembatan mengacu pada
BMS.
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
15/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
15
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
BAB VI
SURVEI GEOLOGI DAN GEOTEKNIK
1. Tujuan
Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untukmelakukan pemetaan penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah
pelapukan, memberikan informasi mengenai stabilitas tanah, menentukan jenis dan
karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur, serta mengidentifikasi
lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.
Sangat disarankan untuk menggunakan Geoguide bilamana terdapat suatu kondisi
tanah dasar yang lunak (Soft Soil).
1. Lingkup Pekerjaan
2.1 Penyelidikan Geologi
Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan peta dasartopografi skala 1:250.000 s/d skala 1:100.000. Pencatatan kondisi geoteknik
disepanjang rencana trase jalan untuk setiap jarak 500 – 1000 meter dan pada lokasi
jembatan dilakukan menggunakan lembar isian seperti terlihat pada daftar lampiran
2.1.1. Penyelidikan lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan
prosentase butiran kasar/halus) sesuai dengan Metoda USCS.
2.1.2. Pemetaan
Jenis batuan yang ada disepanjang trase jalan dan dipetakan dan batas-
batasnya ditetapkan dengan jelas sesuai dengan data pengukuran untukselanjutnya diplot dalam gambar rencana dengan skala 1:2000 ukuran A3.
Pemetaan mencakup jenis struktur geologi yang ada antara lain:
sesar/patahan, kekar, perlapisan batuan, dan perlipatan.
Pengamatan lapangan dijabarkan dalam formulir isian terlampir.
Lapukan batuan dianalisis berdasarkan pemeriksaan sifat fisik/kimia,
kemudian hasilnya diplot diatas peta geologi teknik termasuk didalamnya
pengamatan tentang:
- Gerakan tanah
- Tebal pelapukan tanah dasar- Kondisi drainase alami, pola aliran air permukaan dan tinggi muka air
tanah
- Tata guna lahan
- Kedalaman rawa (apabila rencana trase jalan tersebut harus melewati
daerah rawa)
(khusus untuk jalan baru, untuk jembatan, longsoran, tanah lunak (gambut)
dan peni ngkatan jalan dapat dilihat didalam data Data kerangka acuan
kerja)
2.2 Penyelidikan Geoteknik
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
16/28
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
17/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
17
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi
konus dan jumlah hambatan lekat, Grafik yang dibuat adalah
perlawanan penetrasi konus (qc) pada tiap kedalaman dan jjumlah
hambatan pelekat pada tiap hambatan.
2.3. Lokasi QuarryPenentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan,
maupun untuk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada disekitar
lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus menginformasikan lokasi
quarry lain yang dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan
kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin
timbul dalam proses penambangannya, dilengkapi dengan foto-foto.
2.
Persyaratan3.1. Pengujian Lapangan
Metoda pekerjaan lapangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan seperti yang
dijelaskan pada Tabel 1 Pengujian Lapangan pada halaman berikut ini:
Tabel 1. Pengujian Lapangan
No Pengujian Acuan Keterangan
1.
Resistivity ASTM G57-78
2. Standard Penetration Test
termasuk Split Spoon
Sampling
ASTM D1586-94 Pada daerah rencana
jembatan, harus
mencapai kedalaman
lapisan keras.
3. Stand Pipe AASHTO T252-84
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
18/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
18
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
3.2. Pekerjaan Laboratorium
Pekerjaan Laboratorium dilaksanakan sesuai ketentuan yang tercantum pada
Tabel 2 halaman berikut:
Tabel 2. Spesifikasi Pengujian Tanah di Laboratorium.
NO. PENGUJIAN ACUAN KETERANGAN
SIFAT INDEKS
1 Kadar air ASTM D 2216-92
2 Batas susut ASTM D 427-93
3 Batas plastis ASTM D 4318-93 - Fresh Condition
4 Batas cair SK-SNI M-07-1989-F - oven dried 100 oC
5 Analisa saringan SNI-03-3423-1994
6 Berat Jenis ASTM D 854-92 Gunakan ' Wet method '
7 Berat isi SNI-1742-1989
8 Chloride Content K.H. Head, Vol.1, 1984
9 Carbonate Content K.H. Head, Vol I, 1984
10 Sulphate Content K.H. Head, Vol. 1, 1984
SIFAT KUAT
GESER TANAH
11 Direct Shear SNI 03-2813-1992 - Fresh sample dengan Penjenuhan
ASTM D 3080-90 - Fresh sample tanpa Penjenuhan
- Fresh sample dioven 70 oC selama satu hari
SIFAT
PEMAMPATAN
TANAH
12 Swelling ASTM D 4546-90 - Fresh Condition - Dioven 40 oC dan 70 oC selama
satu hari
KEPADATAN
13 Pemadatan
SIFAT
KELULUSAN
14 Permeabilitas KH Head Vol. 2 1984 Manual of Soil Laboratory Testing. Gunakan metodeFalling Head
Format yang digunakan untuk survey dan perhitungan Laboratorium Geologi dan
Geoteknik di lihat pada lampiran survey Geologi dan Geoteknik (lampiran 1 s/d 10).
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
19/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
19
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
BAB VII
SURVEY HIDROLOGI DAN HIDRAULIK
1. T u j u a n
Tujuan survey hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah
untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada bangunanair yang ada ( sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi,
penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan
bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan.
2 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi:
a. Mengumpulkan data curah hujan dan banjir tahunan pada daerah tangkapan
(catchment area) dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan/atau instansi terkait di
kota terdekat dari lokasi perencanaan.
b.
Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan yang meliputi: lokasi , dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
c.
Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan
tinggi muka air banjir rencana dengan metode yang sesuai.
d. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan
dalam proses perencanaan yang aman.
e.
Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan.
f. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/jembatan termasuk pengaruhnya
akibat adanya bangunan air ( aflux).
g. Merencanakan bangunan pengaman jalan / jembatan terhadap gerusan samping
atau horisontal dan vertikal.
2. Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI) No:
03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-
1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di
Sungai)
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
20/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
20
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
BAB VIII
PERENCANAAN TEKNIS
1 Tujuan
Tujuan dari perencanan teknis ini adalah untuk merencanakan baik geometrik,
perkerasan, jembatan, struktur bangunan pelengkap,lansekap, sampai dengan penyiapan dokumen pelelangan, sehingga menghasilkan suatu perencanaan yang
sempurna, ekonomis, serta ramah terhadap lingkungan.
2. Lingkup pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kegiatan ini :
a.
Merencanakan geometrik jalan dan jembatan dengan memperhatikan stabilitas
lereng.
b. Merencanakan jenis serta tebal perkerasan.
c. Merencanakan bangunan atas dan bawah jembatan.
d.
Merencanakan bangunan pelengkap dan pengaman jalan.e. Merencanakan lansekap jalan.
f.
Menyiapkan dokumen lelang.
3. Persyaratan
3.1 Perencanaan Geometrik
1. Standar
Standar geometrik jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata
Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997 dan
Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan (Bina Marga -
Maret 1992).
2.
Perencanaan DrainaseDalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan
Drainase Permukaan Jalan SNI No. 03 – 3424 – 1994.
3. Keselamatan Lalu-lintas
Dalam perencanaan harus dipertimbangkan aspek keselamatan pengguna
jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun paska konstruksi.
Perencana harus menjamin bahwa semua elemen yang direncanakan
memenuhi persyaratan desain yang ditetapkan dan sesuai dengan kondisi
lingkungan setempat.
4. Perangkat Lunak Perencanaan.
Dalam melaksanakan perencanaan bisa manual atau dengan menggunakan perangkat lunak yang kompatibel seperti perangkat lunak MOSS atau AD-
CAD.
3.2. Stabilitas Lereng
Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang
berapa tinggi maksimum dan kemiringan lereng desain galian yang aman dari
keruntuhan.
Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat
fisik tanah setempat yang diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample)
beberapa dari test triaxial atau direct shear.
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
21/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
21
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, =
sudut geser tanah dan w = berat isi tanah .
Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang
aman ) dilakukan dengan menggunakan rumus dan Grafik Taylor. Salah satu
contoh rumus yang dapat digunakan adalah :
Dimana : Na = Angka Stabilitas Taylor
C = Kohesi tanah (Ton/m2)
H = Tinggi lapisan tanah (m)
w = Berat isi tanah basah (Ton/m3)
Fk = Faktor keamanan ( FK > 1,251 lereng aman )
Angka Stabilitas (Na) didapat dengan memplot nilai sudut geser dalam tanah
( ) dengan sudut lereng desain ( ) kedalam grafik Taylor (terlampir).
Faktor lereng (F) digunakan asumsi :
FK > 1,251 lereng aman
FK = 1,251 lereng dalam keseimbangan
FK < 1,251 lereng tidak aman
3.3. Stabilitas badan jalan
Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang
ada, jenis dan karekteristik batuan, dan kondisi lereng.
Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan
tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang
mungkin terjadi (hasil analisis) akibat jenis, arah dan struktur lapisan batuan,
dan longsoran yang dapat terjadi akibat pembangunan jalan. Untuk ketiga hal
diatas harus diidentifikasi jenis gerakan, faktor penyebabnya, dan usaha-usaha
penanggulangannya.
3.4. Perencanaan Perkerasan
1. Standar
Rujukan yang dipakai untuk perhitungan kontruksi perkerasan jalan dalam pekerjaan ini adalah:
a. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan
Metoda Analisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC: 625.73(02)),
b. “A guide to the structural design of bitumen-surfaced roads in tropical
and sub-tropical countries”, Overseas Road Note 31, Overseas Centre,
TRL, 1993.
c . AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1993.
d. Ausroads Pavement Design 2000
e. Modulas Elastisitas
C
Fk =
Na x w x H
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
22/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
22
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
2. Analisis Lalu-lintas
Tim harus melakukan analisis data lalu-lintas (LHR yang dikonversi
kedalam nilai ESA) untuk penetapan konstruksi yang akan dipakai.
3. Pemilihan Jenis Bahan Material
Tim harus mengutamakan penggunaan bahan material setempat sesuai
dengan masukan dari laporan geoteknik. Bila bahan setempat tidak dapatdigunakan langsung sebagai bahan konstruksi, maka Tim harus
mengusulkan usaha-usaha peningkatan sifat-sifat teknis bahan sehingga
dapat dipakai sebagai bahan konstruksi .
3.5. Perencanaan Struktur (Jembatan)
Rujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan baik bangunan
atas dan bawah dalam pekerjaan ini adalah:
a. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, SKBI No.
1.2.28, UDC: 624.042: 624.2,
b.
Bridge Design Code and Manual (BMS’92).
3.6. Perencanaan bangunan pelengkap dan pengaman jalan
Salah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap dan
pengaman jalan dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang –
Undang Lalulintas No.14 Tahun 1992.
b. Standar Box Culvert (Bipran 1992)
c. Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan (Subdit PSP 2002)
3.7.
Penggambaran
1. Rancangan (Draft) Perencanaan TeknisTim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail
perencanaan dan mengajukannya kepada Tim Asistensi untuk diperiksa
dan disetujui.
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya
antara lain :
a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:1.000
untuk jalan dan 1: 500 untuk jembatan dengan interval garis tinggi 1.0
meter dan dilengkapi dengan data yang dibutuhkan.
b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal
1:1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk jembatan dan skala vertikal 1:100yang mencakup data yang dibutuhkan.
c. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA
(interval 50 meter), namun pada segmen khusus harus dibuat dengan
interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan skala
horizontal 1:100 dan skala vertikal 1:50. Dalam gambar potongan
melintang harus mencakup:
- Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan
- Profil tanah asli dan profil/dimensi DAMIJA (ROW) rencana
-
Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan
- Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
23/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
23
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
d. Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar
dengan skala yang pantas dan memuat semua informasi yang
diperlukan antara lain:
- Gambar konstruksi existing yang ada.
-
Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian
yang berbeda-beda.- Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota.
-
Rincian konstruksi perkerasan
- Penampang bangunan pelengkap
- Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median
- Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada)
e. Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan
pelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan, dan sebagainya.
f. Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas Jembatan
g. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.
2. Gambar Rencana Akhir (Final Design)
Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan
perencanaan disetujui oleh Tim Asistensi dengan memperhatikan koreksi
dan saran yang diberikan.
Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah
diperbaiki dan dilengkapi dengan:
a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
b. Daftar isi
c. Peta lokasi proyek
c. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
d. Daftar simbol dan singkatan.e. Daftar bangunan pelengkap dan volume
f. Daftar rangkuman volume pekerjaan.
3.8. Perhitungan kuantitas pekerjaan Pelaksanaan Fisik.
a. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus sesuai dengan
spesifikasi yang dipakai,
b. Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan. Tabel
perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata pembayaran
(pay item)
3.9. Perkiraan Biaya Pelaksanaan Fisik .(Engineer’s Estimate)
1. Tim harus mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan, dan peralatan
yang akan digunakan di lokasi pekerjaan
2. Tim harus menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk
semua mata pembayaran yang mengacu pada Panduan Analisa Harga
Satuan No. 028/T/BM/1995 yang diterbitkan Direktorat Jenderal Bina
Marga.
3. Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan
konstruksi.
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
24/28
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
25/28
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
26/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
26
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
BAB XI
P E L A P O R A N
1. TUJUAN
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai bahan pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan
lengkap
2. Laporan Pendahuluan
Laporan yang harus dibuat:
A.
Laporan Administrasi antara lain:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berupa ringkasan yang berisi metodologi dan rencana kerja,
yang dapat berfungsi sebagai umpan balik/feed back untuk perbaikan.
2. Laporan Survey PendahuluanLaporan dibuat selengkap-lengkapnya yang berisi seluruh kegiatan pada survey
pendahuluan yang memuat :
a. Foto dokumentasi
b. Data lapangan sebagai bahan untuk survey berikutnya
c. Analisa bahan perencanaan
d. Laporan teknis
3. Laporan Bulanan
Berupa ringkasan dari kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap bulan, total
kemajuan kegiatan, dan keterlambatan yang terjadi serta sebab-sebabnya.
Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk mengatasinya dan tindakan-
tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut diatas. Jugatermasuk semua kajian ulang yang diperlukan dan rencana kerja bulan berikutnya.
4. Laporan Akhir (Final Report)
Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan, berisi uraian pelaksanaan
survey pendahuluan, pengolahan data, perhitungan perencanaan beserta rumus-
rumus dan asumsi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
B. Laporan Teknis yang dihasilkan
1. Laporan perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan masing-masing
laporan berisi:-Daftar isi
- Peta lokasi proyek
- Daftar bangunan pelengkap
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur bangunan
bawah beserta pondasinya, Drainase, jalan dan lain-lain.
- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkir ukuran A1, untuk kemudian
diperkecil menjadi A3.
2. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya
Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item
pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya.
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
27/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
27
PSP/Bintek/Praswil/Ranto/TOR-Gab/Doc
Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan
yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:
- Daftar isi
- Peta lokasi proyek
- Daftar bangunan pelengkap/jembatan
- Perhitungan perkiraan kuantitas- Analisa biaya
- Perkiraan biaya
3. Laporan penyelidikan tanah
Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup sekurang-kurangnya
pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap
kota besar terdekat.
- Kondisi morfologi sepanjang lokasi- Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan
- Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan. Untuk peta penyebaran
batuan disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan
standar pewarnaan geologi dan diberi notasi sesuai dengan Lampiran 1-D
- Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk perbaikan hasil
diskripsi secara visual.
- Penyebaran jenis tanah sepanjang trase jalan. Untuk peta penyebaran tanah
disiapkan dalam kertas kalkir ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar
pewarnaan geologi dan diberi notasi.
- Analisis perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng.
- Analisis longsoran sepanjang trase jalan- Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan volume cadangan).
- Gejala struktur geologi yang ada (kekar, sesar/patahan dsb.) beserta
lokasinya.
- Rekomendasi
4. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-
hal berikut:
- Data proyek.
-
Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadapkota besar terdekat.
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran
-
Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal
- Kegiatan pengukuran situasi
-
Kegiatan pengukuran penampang melintang
- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada)
- Perhitungan dan penggambaran
-
Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya
-
8/16/2019 Kak Rehab Jalan Dan Jembatan
28/28
Pedoman Kerangka Acuan Kerja
5. Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik
Dokumen Pelelangan Pekerjaan Fisik sesuai dengan dokumen pelelangan
standar menurut Kepmen PU No. 38/KPTS/1998.
6. Laporan Inventarisasi Jalan dan Jembatan Hasil dari survey inventarisasi dibuat dalam satu laporan inventarisasi yang
memuat:
1. Foto dokumentasi
2. Data lapangan
3. Usulan penanganan
4.
Laporan teknis