kak pkl 2013

20
KERANGKA ACUAN KERJA STUDI LOKASI RELOKASI PEDAGANG UMKM (STUDI KASUS BEBERAPA LOKASI) ` BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1

Upload: siraitboyke

Post on 31-Oct-2015

195 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

kak

TRANSCRIPT

Page 1: KAK PKL 2013

KERANGKA ACUAN KERJA

STUDI LOKASI RELOKASI PEDAGANG UMKM

(STUDI KASUS BEBERAPA LOKASI)

`

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA MEDAN

2013

1

Page 2: KAK PKL 2013

KERANGKA ACUAN KERJA

STUDI LOKASI RELOKASI PEDAGANG UMKM DI KOTA MEDAN

(STUDI KASUS BEBERAPA LOKASI)

URAIAN PENDAHULUAN

1. Latar

Belakang

Kehadiran pedagang kaki lima di perkotaan merupakan wujud dari besarnya

peluang pekerjaan di sektor informal di satu sisi namun juga menunjukkan

keterbatasan sektor formal dalam menyerap tenaga kerja. Kehadiran

pedagang kaki lima di perkotaan juga menunjukkan besarnya inisiatif warga

kota dalam menjalankan kegiatan ekonomi utamanya di sektor perdagangan.

Adanya peluang bisnis disertai lokasi yang dirasakan gratis oleh para

pedagang menyebabkan maraknya pedagang kaki lima berjualan di

sepanjang trotoar jalan. Fenomena ini sangat kelihatan hampir di seluruh

kota besar di Indonesia.

Kehadiran sektor informal dan pedagang kaki lima ini tidak terlepas dari

krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997/1998. Krisis

ekonomi telah mengakibatkan terjadinya kelumpuhan ekonomi nasional

terutama di sektor riil yang berakibat terjadinya pemutusan hubungan kerja

besar-besaran dari perusahaan-perusahaan swasta nasional. Kondisi ini

berujung pada munculnya pengangguran di kota-kota besar di Indonesia

Salah satu sektor informal yang banyak diminati para pengangguran adalah

pedagang kaki lima yang sekarang dikenal dengan nama Pedagang Kreatif

Lapangan (PKL). Perubahan istilah Pedagang Kreatif Lapangan berdasarkan

Keputusan 3 (tiga) kementerian yakni Kementerian Dalam Negeri

(Kemendagri), Kementerian Perdagangan, serta Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah (UKM) pada Tahun 2011.

Pedagang kaki lima (PKL) nampaknya akan menjadi jenis pekerjaan yang

penting dan relatif khas dalam sektor informal. (Yustika, 2000). Dilain

2

Page 3: KAK PKL 2013

pihak, tidak dapat dipungkiri bahwa PKL akan mendatangkan masalah

dalam aktivitas perkotaan, namun terdapat sisi positif dalam sektor informal

tersebut. Sektor informal dapat dianggap sebagai sabuk penyelamat yang

menampung kelebihan tenaga kerja yang tidak tertampung di sektor formal

(Sunyoto, 2006). Dengan perkataan lain, sektor informal ini dianggap

sebagai katup pengaman pengangguran di perkotaan.

Namun di sisi lain, ketidakteraturan lokasi aktivitas para pedagang kaki lima

yang diakibatkan oleh bentuk fisik yang beragam dan sering terkesan asal-

asalan dan kumuh berupa kios-kios kecil dan gelaran dengan alas seadanya,

menjadikan visual suatu kawasan perkotaan yang telah direncanakan dan

dibangun dengan apik, menjadi terkesan kumuh dan tidak teratur, sehingga

menurunkan citra suatu kawasan. Kondisi ini diperburuk dengan

dimanfaatkannya trotoar jalan oleh para PKL sebagai lokasi jualan yang

sebenarnya merupakan hak para pejalan kaki. Akhirnya aktivitas PKL di

dalam suatu perkotaan menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan

perkotaan.

Berdasarkan gejala yang ada, Pemerintah Kota Medan sudah melakukan

berbagai alternatif pemecahan dengan jalan menertibkan atau menata

aktivitas PKL, termasuk dengan mengembalikan fungsi asli dari kawasan

tersebut serta merelokasi para PKL tersebut ke lokasi baru. Namun, pada

kenyataannya, setelah pelaksanaan relokasi atau penertiban, PKL kembali

beraktivitas ke tempat semula bahkan adakalanya jumlahnya bertambah.

Sangat disadari bahwa keberadaan PKL sangat dilematis di wilayah

perkotaan. Di satu sisi, PKL sering kali dianggap mengganggu kegiatan

sektor lain seperti kelancaran lalu lintas, estetika dan kebersihan kota, serta

fungsi prasarana dan fasilitas publik sehingga harus ditata, namun di sisi

lain, keberadaan PKL sangat membantu mengatasi masalah pengangguran,

sumber penerimaan daerah, dan pemenuhan kebutuhan ekonomi rakyat.

Apalagi setelah dikeluarkannya Permendagri No. 41 Tahun 2012 tentang

Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima yang menjadi

3

Page 4: KAK PKL 2013

panduan bagi pemerintah daerah dalam menata PKL.

Oleh karenanya, diperlukan usaha untuk melindungi para pedagang kaki

lima ini sehingga mereka dapat menjalankan usahanya. Salah satu usaha

yang harus dilakukan adalah adanya kepastian lokasi berusaha bagi para

pedagang kaki lima. Untuk itu diperlukan Studi Lokasi Relokasi Pedagang

UMKM di Kota Medan.

2. Maksud dan

Tujuan

Adapun Studi ini bermaksud untuk :

1. Memetakan dan mengembangkan profil pedagang kaki lima di beberapa

lokasi di Kota Medan.

2. Memetakan dan mengembangkan alternatif lokasi pengembangan

pedagang kaki lima yang lebih permanen.

Adapun tujuan dari penyusunan pekerjaan Studi Lokasi Relokasi Pedagang

UMKM di Kota Medan adalah :

1. Mengetahui profil pedagang kaki lima di beberapa lokasi di Kota Medan

2. Mendapatkan pilihan - pilihan lokasi pengembangan pedagang kaki lima

di Kota Medan.

3. Sasaran Adapun sasaran dari kegiatan Identifikasi Studi Lokasi Relokasi Pedagang

UMKM di Kota Medan (Studi Kasus Beberapa Lokasi) ini adalah :

1) Tertatanya kawasan-kawasan kota dimana PKL termasuk di

dalamnya.

2) Tersedianya alternatif lokasi pengembangan pedagang kaki lima

yang sesuai dengan struktur dan pola ruang kota.

3) Tersedianya saran masukan formulasi kebijakan yang diperlukan

dalam pengembangan pedagang kaki lima di masa yang akan datang

4. Lokasi

Kegiatan

Di Medan

5. Sumber

Pendanaan

Pelaksanaan pekerjaan kegiatan ini dilakukan berdasarkan Nomor DPA

SKPD 1.06.1.06.1.22.52 dengan kode kegiatan dengan anggaran

berjumlah Rp. 194.200.000,- bersumber dari APBD Kota Medan tahun

4

Page 5: KAK PKL 2013

Anggaran 2013.

6. Nama dan

Organisasi

Pengguna

Anggaran

Pemerintah Kota Medan a/n Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

(Bappeda) Kota Medan yang beralamat di Jl. Kapten Maulana Lubis

No. 2 Medan dengan nama Keg i a t an Studi Lokasi Relokasi Pedagang

UMKM di Kota Medan (Studi Kasus Beberapa Lokasi).

Pengguna Anggaran dalam kegiatan ini adalah Kepala Bappeda Kota

Medan.

DATA PENUNJANG

7. Data Dasar 1. RTRW Kota Medan 2010 – 1030.

2. RDTR Kota Medan.

3. Permendagri No. 17 tahun 2007.

4. PP No. 6 tahun 2006.

5. PP No. 38 tahun 2008.

8. Standar

Teknis

1. Adanya data dan informasi RTRW dan RDTR yang sudah

disahkan dan menjadi Ranperda.

2. Adanya data dan informasi kondisi t a t a g u n a lahan saat ini di

Pemerintah Kota Medan yang sudah diolah dan di kemas.

9. Studi-Studi

Terdahulu

1. Pengembangan ekonomi Kreatif Indonesia 2025

2. Studi Industri Kreatif 2007.

3. Rencana Induk Industri Kreatif Kota Medan Tahun 2011

4. Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Kota Medan Tahun 2011

10. Referensi

Hukum

1. Peraturan Presiden No 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah.

2. Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2008 tentang perubahan atas

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah.

5

Page 6: KAK PKL 2013

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 41 Tahun 2012 tentang

Pedoman Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.

5. Peraturan Daerah Kota Medan No13 Tahun 2011 tentang Rencana

Tata Ruang Kota Medan .

RUANG LINGKUP

11. Lingkup

Kegiatan

Adapun Batasan atau lingkup Studi Lokasi Relokasi Pedagang UMKM di

Kota Medan (Studi Kasus Beberapa Lokasi) adalah melakukan pemetaan

dan pengembangan pedagang kaki lima yang bersifat indikatif yang

memuat informasi dan data pemetaan lokasi dan pengembangan pedagang

kaki lima yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan

pengembangan kota Medan di masa yang akan datang.

Lokasi kegiatan ini secara spesifik berada di 10 Kecamatan yang ada di

Kota Medan yang antara lain adalah :

1. Kec. Medan Kota

2. Kec. Medan Perjuangan

3. Kec. Medan Timur

4. Kec. Medan Amplas

5. Kec. Medan Marelan

6. Kec. Medan Deli

7. Kec. Medan Baru

8. Kec. Medan Area

9. Kec. Medan Tembung

10. Kec. Medan Johor

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer. Sumber data penelitian ini adalah data primer (primary

data). Data primer diperoleh melalui wawancara (interview) dan

6

Page 7: KAK PKL 2013

menggunakan daftar pertanyaan (questionaire) yang telah terstruktur

dengan tujuan mengumpulkan informasi dari responden terpilih.

b. Data Sekunder. Data sekunder diperoleh melalui studi domentasi dari

bahan-bahan yang diterbitkan, seperti Data BPS, Peraturan Perundang-

undangan, Peraturan Pemerintah, dan referensi yang dapat mendukung

dalam penyelesaian penelitian ini.

Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah usaha mikro yang ada di Kota

Medan. Di samping populasi, dibutuhkan pula informasi sebaran usaha

mikro di tiap kecamatan Kota Medan. Namun karena keterbatasan data

jumlah usaha mikro yang ada, maka dilakukan pendekatan dengan melihat

data jumlah usaha mikro kecil (UMK) yang ada di kota Medan berdasarkan

hasil Susenas BPS tahun 2010. Pendekatan ini dilakukan dengan keyakinan

bahwa komposisi jumlah dan sebaran usaha mikro tidak jauh berbeda

dengan jumlah dan sebaran UMK di Kota Medan.

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah purposive sampling di

mana pengambilan sampel berdasarkan sebaran jumlah PKL di tiap

kecamatan.

Secara umum tahapan pelaksanaan ini terdiri dari: (1) Tahap Persiapan, (2)

Tahap Kajian Literatur, (3) Pengumpulan Data, (4) Tahap Analisa, (5)

Tahap Penyusunan Usulan.

Penyusunan tahapan kegiatan ini disesuaikan dengan kebutuhan pelaporan

dalam studi ini, dimana tujuan dari setiap tahapan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan, meliputi kegiatan:

a. Insisiasi studi berupa konsolidasi tim.

b. Pengenalan terhadap wilayah studi/kegiatan

c. Melakukan Brainstorming guna pemantapan metodologi yang akan

dikembangkan.

7

Page 8: KAK PKL 2013

2. Tahap Kajian Literatur, meliputi kegiatan:

a. Pedagang Kali Lima.

b. Pasar Tradisionil

3. Tahap Pengumpulan Data, meliputi kegiatan:

a. Data Primer, melalui survei

b. Data Sekunder

4. Tahap Analisa, meliputi kegiatan:

a. Analisis Peraturan Perudangan Yang Ada (Terutama Perda Yang

Ada Dikota Medan)

b. Analisis Dan Evaluasi Program-Program Yang Menyangkut Usaha

Mikro ( Inventris Program Yang Telah Dilakukan Disetiap Skpd

Terkait)

c. Analisis Kondisi Usaha PKL

d. Analisis Kebutuhan Lokasi Untung Menampung Perkembangan

Usaha PKL (Berdasarkan Data-Data Yang Diperoleh, Jumlah PKL,

Jumlah Penduduk Perkecamatan).

5. Kesimpulan dan Rekomendasi

Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari rangkaian studi. Pada

tahap ini dapat diambil kesimpulan dan rekomendasi mengenai

pemetaan dan pengembangan PKL di Kota Medan, unsur-unsur

penunjang di kawasan lokasi PKL, dan penataan ruang secara rinci

dari semua alternatif lokasi dan manajemen PKL tersebut beserta

program-program pengembangannya.

12. Keluaran Output dari kegiatan ini adalah teridentifikasinya Lokasi Relokasi Pedagang

UMKM di Kota Medan :

1. Rencana Umum Kawasan

a. Identifikasi jenis kegiatan yang mungkin berada di dalam

Kawasan Perencanaan.

b. Sifat kawasan dan pengelolaannya .

2. Rencana Zona Fungsional.

8

Page 9: KAK PKL 2013

a. Rencana konsep tapak kawasan.

b. Unsur-unsur kawasan.

c. Keterkaitan antar infrastruktur dan utilitas.

d. Rencana struktur zona fungsional.

3. Rencana tapak pemanfaatan ruang, berisikan arahan rumusan tata letak

Unsur, Infrastruktur dan Kelompok bangunan.

a. Tata letak setiap unsur, Infrastruktur dan kelompok bangunan di

dalam ruang kawasan perencanaan.

b. Jaringan pergerakan dan jaringan utilitas menurut penggunaannya.

4. Dukungan Pengembangan Kawasan Perencanaan.

13. Peralatan,

material,

personil dan

fasilitas dari

Pengguna

Anggaran

1. Pengguna jasa akan menyediakan para stafnya untuk dilibatkan

dalam membantu pekerjaan ini.

2. Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa dapat

digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa.

3. Beberapa data hasil studi ataupun data lain yang pernah dilakukan

oleh instansi pengguna jasa akan diberikan.

4. Akomodasi dan ruangan kantor berserta peralatan penunjang

administrasi perkantoran wajib disediakan oleh penyedia jasa

sedangkan dana operasional atas fungsionalisasi fasilitas tersebut

dapat menggunakan dana pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan

yang berlaku.

5. Pengguna jasa akan menyediakan kebutuhan lainnya yang diperlukan

dalam proses kegiatan ini.

14. Peralatan

dan material

dari penyedia

jasa

konsultansi

1. Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara

semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran

pelaksanaan pekerjaan.

2. Beberapa peralatan minimal yang

diprioritaskan dimiliki oleh penyedia jasa antara lain

komputer/laptop, printer, selain tenaga ahli yang sesuai.

3. Penyedia jasa wajib menyediakan berbagai

referensi baik referensi kajian ilmiah maupun peraturan perundang-

9

Page 10: KAK PKL 2013

undangan yang menjadi landasan pelaksanaan kegiatan.

4. Penyedia jasa harus mampu menghadirkan ketua

tim atau salah satu tenaga ahli yang dikuasakan sebagaimana nama

yang tercantum dalam dokumen penawaran sebagai penyaji saat

pembahasan laporan kemajuan.

15. Lingkup

kewenangan

penyedia jasa

Penyedia Jasa berwenang untuk mendapatkan data dan informasi yang

dibutuhkan dari pengguna Jasa dalam rangka membantu terlaksananya

kegiatan ini.

16. Jangka

waktu

penyelesaian

kegiatan

Untuk dapat menyelesaikan kegiatan Penyusunan Laporan dan Audit

Pelaksanaan diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu 3 (tiga) bulan

sejak ditandatanganinya Perjanjian Kontrak Kerja.

17. Personil Team Leader

Bertugas sebagai pimpinan proyek pembuatan Studi Lokasi Relokasi

Pedagang UMKM dan bertanggung jawab penuh atas berlangsungnya

pekerjaan dari awal hingga tahap akhir pembangunan. Memiliki latar

belakang pendidikan minimal S-1 Teknik Planologi/Arsitek/Teknik Sipil

dengan pengalaman kerja lebih dari 7 tahun.

Ahli Perencanaan

Tenaga ahli ini bertanggung jawab dalam menghasilkan desain yang

sesuai dengan keinginan Bappeda Kota Medan. Latar belakang

pendidikan minimal S-1 Desain/Arsitektur/Planologi serta memiliki

pengalaman desain site plan lebih dari 5 tahun.

Ahli Arsitek

Tenaga ahli ini bertanggung jawab dalam menilai desain yang sesuai

dengan kaidah tata lingkungan. Latar belakang pendidikan minimal S-1

Arsitektur/Planologi serta memiliki pengalaman dalam perencanaan

desain lebih dari 5 tahun.

Ahli Ekonomi

10

Page 11: KAK PKL 2013

Tenaga ahli ini bertanggung jawab dalam menilai efek ekonomi yang

ditimbulkan bila lokasi lahan dikembangkan menjadi Lokasi Pusat

UMKM. Latar belakang pendidikan minimal S-1 Ekonomi/T. Industri

serta memiliki pengalaman dalam perencanaan ekonomi lebih dari 5

tahun.

Asisten Tenaga Ahli

Membantu ahli perencanaan, ekonomi dan lingkungan dalam

mengumpulkan data dan menganalisa data dan desain yang

dibutuhkan.

Drafter

Membantu ahli perencanaan dalam membuat gambar desain yang

dibutuhkan.

Staf Administrasi dan Umum

Membantu tim secara keseluruhan kegiatan termasuk diantaranya dalam

hal administrasi dan keuangan.

18. Jadwal

tahapan

pelaksanaan

kegiatan

No KEGIATAN

JADWAL KEGIATAN BULAN

BULAN I BULAN IIBULAN

III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan Awal Pekerjaan

2. Inventarisasi Data

Sekunder

3. Penyusunan Laporan

Pendahuluan

4. Penyampaian Laporan

Pendahuluan / Presentasi

5. Survey Lapangan

6. Kompilasi dan Analisa

Data

7. Penyampaian Draft

Laporan Akhir / Presentasi

11

Page 12: KAK PKL 2013

8. Penyempurnaan Draft

Laporan Akhir

9. Penyampaian Utk

Persetujuan Laporan Akhir

10. Serah Terima Pekerjaan

LAPORAN

19. Laporan

Pendahuluan

Laporan Pendahuluan memuat: Latarbelakang kegiatan, Ruang

Lingkup dan Organisasi Pelaksana dan Metodologi.

Laporan Pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya dalam 3

(tiga) minggu sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

20. Laporan

Draft Akhir

Laporan Draft Akhir memuat: Data dan Informasi yang telah dikumpulkan

diolah, dianalisa dan dikemas secara menarik dan interkatif. Laporan

Pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya dalam 9 (sembilan)

minggu sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.

21. Laporan

Akhir

Laporan Akhir memuat: Penyempurnaan dari Draft Laporan Akhir dan

dikemas secara menarik dan interaktif.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya dalam waktu 12 (dua belas)

minggu sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.

LAIN-LAIN

22. Produksi

dalam Negeri

Semua kegiatan jasa konsultasi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di

dalam wilayah Negara Republik Indonesia yaitu di Kota Medan.

23. Persyaratan

Kerjasama

Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultasi lain diperlukan untuk

pelaksanaan kegiatan jasa konsultasi ini maka persyaratan berikut harus

dipatuhi :

1. Ada surat kerja sama.

2. Tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan tetap ada di perusahaan yang

memenangkan pekerjaan ini.

12

Page 13: KAK PKL 2013

24. Pedoman

Pengumpulan

Data

Lapangan

Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:

1. Diketahui pihak BAPPEDA Kota Medan.

2. Menjaga kerahasiaan data kecuali mendapat ijin dari BAPPEDA Kota

Medan.

25. Alih

Pengetahuan

Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultasi berkewajiban untuk

menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih

pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pengguna Anggaran

berikut :

Pihak konsultan bersedia mempresentasikan hasil pekerjaan kepada

BAPPEDA sehingga hasil pekerjaan dapat di mengerti dan di pahami oleh

BAPPEDA Kota Medan.

13