kajianproduksi nanopartikel dari arang akasia …eprints.ums.ac.id/66778/13/publikasi-arif.pdfarang...
TRANSCRIPT
KAJIANPRODUKSI NANOPARTIKEL DARI ARANG
AKASIA DENGAN TUMBUKAN BOLA BAJA
DIAMETER 5/16, 1/4, 3/16, 5/32 INCHI
Disusun Sebagai salah satu Syarat menyelsaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik
Oleh:
ARIEF RAHMAN HAKIM
NIM : D200110078
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
KAJIAN PRODUKSI NANOPARTIKEL DARI ARANG AKASIA
DENGAN TUMBUKAN BOLA BAJA DIAMETER 5/16, 1/4, 3/16, 5/32
INCHI
Abstrak
Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi dengan ukuran
sangat kecil yang mencapai 1 sampai 1000 nm. Dalam penelitian ini bahan
yang digunakan untuk pembuatan nanopartikel berasal dari arang tanaman
akasia. Arang akasia adalah suatu produk yang diperoleh dari hasil
pembakaran tidak sempurna terhadap tanaman akasia. Penelitian ini
menggunakan metode top-down dalam pembuatan partikel. Alat yang
digunakan pada penelitian ini adalah modifikasi shaker mils dengan
kecepatan motor 1000 Rpm, selama 2,5 juta siklus dengan variasi ukuran
penumbuk bola baja yaitu berukuran 5/16, 1/4, 3/16 dan 5/32 inchi. Dari
pengujian ini selanjutnya nanopartikel diuji dalam pengujian PSA, SEM dan
EDX. Pengujian PSA beertujuan untuk mengetahui ukuran dari partikel
arang akasia. Pengujian SEM bertujuan untuk mengetahui bentuk dari
partikel yang diuji. Pengujian EDX bertujuan untuk mengetahui komposisi
dari partikel arang akasia. Pada pengujian PSA yang dilakukan partikel
sudah mencapai ukuran nano tetapi ada juga yang masih berukuran mikro.
Dari pengujian SEM yang dilakukan partikel berbentuk bulat, lonjong dan
tidak beraturan. Dari pengujian EDX yang dilakukan unsur karbon sangat
dominan pada partikel.
Kata kunci: Nanopartikel, PSA, SEM, EDX
Abstract
Nanotechnology is the manufacture and use of materials of very small
size reaching 1 to 1000 nm. In this study the materials used for the
manufacture of nanoparticles came from acacia plant charcoal. Acacia
charcoal is a product obtained from incomplete combustion of acacia
2
plants. This research uses top-down method in particle making. The tool
used in this research is the modification of shaker mils with 1000 Rpm
motor speed, for 2.5 million cycles with variations of the size of the steel
ball pounder is sized 5/16, 1/4, 3/16 and 5/32 inchi. From this test the
nanoparticles were then tested in PSA, SEM and EDX tests. PSA testing
aims to determine the size of the acacia charcoal particles. The SEM test
aims to determine the shape of the particles tested. EDX testing aims to
determine the composition of acacia charcoal particles. In PSA testing the
particles have reached the nano size but some are still micro size. From
SEM testing performed spherical, oval and irregular particles. From EDX
testing conducted carbon element is very dominant on the particles.
Keywords: Nanoparticles, PSA, SEM, EDX
3
1. PENDAHULUAN
Dalam kemajuanteknologi industri pada saat ini mendorong manusia
untuk mengembangkan penelitian pada segala bidang, khususnya pada
bidang material. Alasan inilah yang membuat dibutuhkannya material baru
untuk perkembangan di bidang industri. Salah satu material yang bisa
dikembangkan adalah material karbon karena, material karbon bisa menjadi
solusi untuk suatu pengembangan riset teknologi mikro. Karbon mempunyai
struktur mikro yang memiliki banyak kelebihan yang bisa digunakan pada
bidang industri.
Girun Alfathoni (2002) menuliskan bahwa karbon aktif, mempunyai
struktur dan bahan yang sebagian mempunyai permukaan yang dalam dan
mempunyai daya serap yang tinggi. Pada bidang industri, karbon aktif
digunakan untuk bahan penguatan material dan dalam kemajuan teknologi
ini kegunaan karbon bisa lebih banyak lagi.
Ada dua metode yang bisa digunakan untuk membuat nanomaterial,
yaitu secara top-down dan bottom up. Top-down adalah menggerus material
yang besar hingga menjadi kecil. buttom-up adalah menyusun atom atau
molekul-molekul hingga menjadi suatu partikel berukuran nanometer.
Arang akasia juga termasuk bahan utama pembuatan karbon. Arang
akasia adalah produk yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna
akasia. Pembakaran tidak sempurna terhadap akasia akan membentuk
senyawa karbon kompleks tidak teroksidasi yang menjadi karbon dioksida,
peristiwa ini disebut pirolisis. Pada saat pirolisis, energi panas mendorong
oksidasi yang menyebabkan molekul karbon kompleks terpisah menjadi
karbon atau arang. Pirolisis yang dibutuhkan untuk menjadi arang adalah
pada temperature 150-300oC. Pembentukan tersebut disebut pirolisis primer.
Arang bisa berubah lebih lanjut menjadi karbon monoksida dan gas–gas
hidrokarbon, peristiwa ini disebut pirolisis sekunder. Semakin rendah kadar
4
abu, air, dan zat yang menguap maka akan semakin tinggi kadar fixed
karbon dan kualitas arang juga akan semakin baik.
Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam yang
sangat melimpah. Salah satu sumber daya alam yaitu tanaman, termasuk
tanaman akasia. Pada penelitian ini arang akasia dipakai sebagai bahan
utama untuk dipelajari kemungkinan pembentukan karbon nano dengan
metode tumbukan (HEBM).
5
2. METODELOGI PENELITIAN
2.1 Diagram Alir
Gambar1. Diagram Alir penelitian
Analisa Data
Selesai
Kesimpulan
MULAI
Studi Pustaka dan Studi Lapangan
Pengambilan Hasil Pengujian
5/16 Inchi
1/4 Inchi
3/16 Inci
5/32 Inchi
Pengujian PSA (Particle Size Analyzer) Pengujian SEM/EDX
Permbuatan Bahan Uji
6
2.2 Alat dan Bahan
Bahan
1. Arang Akasia
2. Aqua Pro Injection
Alat
1. Penumbuk
2. Ayakan mesh 200
3. Tabung uji
4. Bola baja diameter 3/16 inchi, 1/4 inchi, 5/16 inchi dan 5/32
inchi
5. Botol plastik
6. Centrifuge
7. Kuvet
Alat pengujian
1. Shaker mils
2. Alat Uji PSA
3. Alat Uji SEM dan EDX
2.3 Langkah-langkah penelitian
Langkah- langkah Penelitian :
Mempersiapkan alat dan bahan penelitian.
Membuat arang dari tanaman akasia.
Menumbuk arang yang sudah jadi menjadi serbuk.
Mengayak serbuk arang akasia dengan ayakan mesh 200.
Melakukan penumbukan dengan shaker mils dengan variasi ukuran
gotri (5/16 inchi, 1/4 inchi, 3/16 inchi, 5/32 inchi).
Mencentrifuge hasil pengujian agar mudah untuk di uji PSA.
Melakukan pengujian PSA (Particle size Analyzer).
Melakukan pengujian SEM (Scanning Electron Microscope).
7
Selesai Pengujian
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengujian PSA
Dari Pengujian PSA (Particle Size Analyzer) dapat diketahui
ukuran partikel arang bambu yang sudah ditumbuk dengan shaker mills.
Alat yang digunakan yaitu PSA HORIBA SZ-100 dengan pembacaan
skala ukuran micrometer sampai nanometer. Hasil pengujian PSA dapat
dilihat pada gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Grafik hasil pengujian PSA
Diagram diatas adalah hasil rata-rata dari 3 kali pengujian PSA.
Pada pengujian arang akasia yang dilakukan dengan bola baja berukuran
1/4 inchi menunjukkan ukuran paling kecil dengan ukuran 3848,9 nm,
sedangkan ukuran partikel paling besar ada pada pengujian dengan bola
baja berukuran 5/32 inchi. Dapat dilihat dari hasil ukuran partikel arang
akasia bahwa semakin besar ukuran bola baja pada pengujian
menunjukkan bahwa ukuran partikel semakin kecil. Keadaan diatas sesuai
dengan kondisi pada hukum energi tumbukan dimana massa bola
8614
4276.43848.9
4899.9
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
5/32 Inchi 3/16 Inchi 1/4 Inchi 5/16 Inchi
Uku
ran
(n
m)
Pengujian PSA (Particle Size Analyzer)
8
meningkat energi juga meningkat. Ketidak teraturan dari ukuran partikel
bisa disebabkan oleh proses penumpukan beberapa zat.
3.2 Pengujian SEM
Pada pengujian SEM dapat diketahui bentuk dari partikel yang
diuji. Pengujian SEM yang dilakukan menggunakan 3000x perbesaran,
10.000x perbasaran, 20.000xperbesaran dan 30.000x perbesaran. Hasil
pengujian SEM dapat dilihat pada gambar 3 berikut:
5/32 Inchi 3/16 Inchi
1/4 Inchi 5/16 Inchi
Gambar 3. Hasil Pengujian SEM
Pada hasil SEM diatas menggunakan 10.000x perbesaran. Pada
hasil Photo SEM hasil uji 5/32 inchi memiliki ukuran nanopartikel paling
besar dibanding dengan yang lain, sedangkan ukuran paling kecil
ditunjukkan pada hasil 3/16 inchi karena presentase ukuran dari partikel
banyak yang mencapai nanometer dan paling sedikit adanya gumpalan
partikel.
9
Dari morfologi dapat diketahui bentuk dan ukuran dari partikel
arang akasia yang diuji. Pada hasil SEM tersebut dapat dilihat rata-rata
partikel berbentuk bulat tidak sempurna, lonjong tidak sempurna, tidak
beraturan dan adanya gumpalan-gumpalan partikel. Rata-rata ukuran
partikel mencapai ukuran nanometer,tetapi masih ada juga partikel yang
berukuran mikrometer.
3.3 Pengujian EDX
EDX merupakan detektor yang terdapat pada alat SEM yang berfungsi
untuk mengetahui komposisi yang terdapat pada partikel arang akasia. Dari
pengujian EDX yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Hasil pengujian EDX
Komponen 5/32
Inchi
3/16
Inchi 1/4 Inchi
5/16
Inchi
Karbon,( C )
Oksigen ( O )
Silikon ( Si )
Kalium ( K )
Kalsium ( Ca )
Besi ( Fe )
Tembaga ( Cu )
Seng ( Zn )
Zirkonium ( Zr )
Krom ( Cr )
Mangan ( Mn )
96,15%
1,04%
0,21%
0.26%
0,54%
-
0,50%
0,49%
0,81%
-
-
96,38%
0,95%
0,16%
0,24%
0,40%
-
0,56%
0,35%
0,96%
-
-
59,95%
9,19%
0,25%
-
0,24%
27,52%
1,05%
-
0,90%
0,47%
0,43%
97,27%
0,77%
0,19%
0,19%
0,38%
-
0,57%
-
0,63%
-
-
Total 100% 100% 100% 100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa unsur karbon mempunyai
presentase rata-rata diatas 90% paling dominan dibanding dengan unsur lain.
Hal ini dikarenakan arang akasia yang diuji merupakan karbon aktif. Pada
10
pengujian 1/4 inchi mempunyai unsur yang paling banyak dibanding yang
lain karena terdapat unsur Besi (Fe), Krom (Cr), dan Mangan (Mn).
Dari hasil EDX tersebut, partikel yang didominasi oleh karbon bisa
berguna untuk bidang kesehataan, kimia, farmasi, dan industri. Pada dunia
industri karbon nano dapat dimanfaatkan diantaranya sebagai berikut:
1. Remidiasi air tanah.
2. Filtrasi air minum.
3. Pemurnian udara
4. Filtrasi volatile senyawa organik dari bahan kimia, seperti pada saat
pengecatan, proses bahan bakar dan sejenisnya.
5. Penyaringan limbah.
6. Memurnikan cairan pengolahan gas, seperti amina untuk mengurangi
korosi pada industri pertambangan.
Dari pengujian SEM dan EDX yang dilakukan dapat diketahui bahwa
ukuran diameter bola baja dapat berpengaruh pada bentuk dan komposisi
partikel arang akasia.
4. Penutup
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan diperoleh kesimpulan
seperti berikut:
1. Dari hasil pengujian PSA dapat disimpulkan bahwa besar ukuran bola baja
(gotri) bisa menjadi tolak ukur utama untuk menentukan ukuran partikel
arang akasia. Dapat dilihat dari hasil ukuran partikel arang akasia bahwa
semakin besar ukuran bola baja (gotri) pada pengujian menunjukkan
bahwa ukuran partikel semakin kecil. Ketidak teraturan dari ukuran
partikel biasa disebabkan oleh proses penumpukan beberapa zat.
11
2. Dari pengujian PSA dapat dilihat partikel sudah mencapai ukuran nano
tetapi masih ada partikel yang berukuran mikro.
3. Dari hasil pengujian SEM dapat diketahui rata-rata bentuk partikel arang
akasia berbentuk bulat tidak sempurna, lonjong tidak sempurna dan
terdapat juga gumpalan-gumpalan partikel. Rata-rata ukuran partikel
berukuran nanometer, tetapi masih ada juga partikel yang berukuran
micrometer. Pada hasil photo SEM hasil uji dengan ukuran 5/32 inchi
memiliki ukuran partikel paling besar dibandingkan dengan yang lain.
Ukuran partikel paling kecil ditunjukkan pada hasil 3/16 inchi karena
presentase ukuran partikel banyak yang mencapai nanometer serta paling
sedikit adanya gumpalan. Dari photo SEM yang dilakukan dapat diketahui
bahwa besar ukuran bola baja dapat berpengaruh pada bentuk partikel.
4. Ketidak cocokan yang terjadi antara pengujian PSA dan SEM bisa terjadi
karena adanya gumpalan pada saat penelitian.
5. Hasil uji dari keempat variasi ukuran bola baja (gotri), dapat dilihat bahwa
komposisi karbon paling dominan dibanding dengan unsur lain. Pada
pengujian 1/4 inchi terdapat paling banyak unsur dibanding dengan yang
lain karena terdapat unsur Besi ( Fe ) dan Krom ( Cr ). Pada pengujian
5/16 inchi mempunyai unsur paling sedikit dibanding dengan yang lain
karena hanya mempunyai 7 unsur.
6. Unsur karbon yang dominan pada partikel arang akasia bisa dimanfaatkan
pada bidang industri, kimia, farmasi, dan kesehatan.
12
4.2 Saran
1. Melakukan persiapan yang matang dalam penelitian sehingga hasil yang
didapat sangat baik.
2. Alat dan bahan harus diperhatikan lebih teliti saat melakukan penelitian
agar data yang di dapat akurat.
3. Pada saat proses penelitian harus menerapkan Kesehatan Keselamatan
Kerja (K3).
4. Dalam penelitian selanjutnya dapat dilakukan variasi parameter seperti
jumlah siklus, kecepatan motor, ukuran bola baja atau dapat juga
digunakan partikel arang akasia yang menempel pada dinding tabung
sebagai bahan uji nanopartikel.
Daftar Pustaka
Abdullah, M. 2008 dan Pokropivny, V. 2007. Pengertian nano partikel.
(Online),.(http://olinanotegnologi.blogspot.co.id/2009/07/teknologinan
o-merupakan-suatu.html, diakses tanggal 2 mei 2018).
Alfathoni, Girun. 2002. Manfaat karbon aktif dari arang bambu. (Online),
(http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&q=partikel+nano+arang+b
ambu&btnG=, diakses tanggal 29 mei 2018).
Anggraeni, Nuha Desi. 2008. Analisa SEM (Scanning Electron Microscope)
dalam Pemantauan Proses Oksidasi Magnetic Menjadi
Hermatite.Seminar Nasional. Bandung: Kampus Institut Teknologi
Nasional.
Dwandaru. 2012. Definisi nano teknologi sebagai aplikasi nanosains dalam
berbagai bidang kehidupan. (online),
(http:heptajayawrdana.blogspot.com, diakses tanggal 5 juni 2018).
13
Fernandes. 2012. Sifat-sifat nano teknologi dan peranan nano material pada
berbagai macam produk.(online), (http://digilib.unila.ac.id, diakses
tanggal 5 juni 2018).
Herusatoto. 2012. Pengertian PSA (Particle Size Analyzer). (online),
(http://repository.usu.ac.id/bistream/handle.htm,diakses tanggal 10
juni 2018).
Purwanto, Agus. 2014. Pembuatan Nano partikel Seng Oksida (ZnO)
menggunakan proses Flame Assisted Spray Pyrolysis (FASP). Tugas
Akhir. Surakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret.
Rochman, Nurul Taufiqu. 2008. Pembuatan Partikel Nano dengan Alat Ball Mill.
Saputra, et al. 2011. Pembuatan nanopartikel berasal dari bahan organik dapat
diterapkan pada kehidupan biologis maupun bidang militer. (online),
(http://ppjp.unlam.ac.id, diakses 20 Juni 2018).
Soppimath. 2001 dan Mansouri. 2011. Metode Pembuatan Nanopartikel.
(Online),.(http//digital-20313947-S43804-Pembuatan%20karbon.pdf,
diakses tanggal 26 Juni 2018).
1