kajian sektor perekonomian unggulan … di provinsi lampung berhasil diselesaikan. tujuan penelitian...

53
KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN DI PROVINSI LAMPUNG ELLI FITRIA RAHMAWATI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: lebao

Post on 24-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN DI

PROVINSI LAMPUNG

ELLI FITRIA RAHMAWATI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan
Page 3: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Sektor

Perekonomian Unggulan di Provinsi Lampung adalah benar karya saya dengan

arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Elli Fitria Rahmawati

NIM H1400032

Page 4: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

ABSTRAK

ELLI FITRIA RAHMAWATI. Kajian Sektor Perekonomian Unggulan di

Provinsi Lampung. Dibimbing oleh BAMBANG JUANDA.

Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mengelola segala sumberdaya

untuk mencapai tujuan pembangunan yaitu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

pendapatan. Keterbatasan sumberdaya membuat perencanaan pembangunan

memerlukan skala prioritas. Pengembangan wilayah yang tepat sasaran harus

didukung pembangunan sektor unggulan, untuk itu pemerintah daerah perlu

mengetahui sektor ekonomi unggulan di daerahnya. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis tabel input-output Provinsi Lampung tahun

2010 menurut 53 sektor yang diagregasi menjadi sembilan sektor. Analisis

tersebut mencakup analisis keterkaitan, dampak penyebaran dan multiplier. Sektor

unggulan di Provinsi Lampung berdasarkan analisis input-output, yaitu sektor

industri pengolahan dengan spesifikasi industri kayu, barang dari kayu dan gabus

dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya serta industri furnitur;

sektor pengangkutan dan komunikasi dengan spesifikasi angkutan rel, angkutan

laut dan angkutan sungai, danau dan penyeberangan; dan sektor konstruksi dengan

spesifikasi konstruksi bangunan sipil, konstruksi khusus dan konstruksi gedung.

Sektor lain berdasarkan analisis 53 sektor yang menjadi unggulan adalah sektor

jasa penunjang keuangan dan pengadaan air.

Kata kunci: Analisis Input Output, Provinsi Lampung, Sektor Unggulan

ABSTRACT

ELLI FITRIA RAHMAWATI. Studies Leading Economic Sectors in the

Lampung Province. Supervised by BAMBANG JUANDA.

Local governments are given the authority to manage all resources to achieve

development goals, namely economic growth and income distribution. Insufficient

resources require development planning priorities. An appropriate regional

development must be supported by leading sector development, therefore the local

government needs to discover the leading economic sectors ofits region. The

method used in this research is the analysis of input-output tables of Lampung

Province in 2010 by 53 sectors which is aggregated into nine sectors. The analysis

includes linkage analysis, dispersion effect and multiplier effects. The leading

sectors in the Lampung Province based on input-output analysis, namely the

manufacturing sector with industry specification of wood and products of wood

and cork and wickerwork from bamboo, rattan and similar products as well as the

furniture industry; transportation and communications sector with a specification

of transport via railways, sea and coastal water transport, and inland water

transport and crossing; and the construction sector with a specification of civil

engineering, specialized construction activities, and building construction. Other

sectors based on analysis of 53 sectors that become leading sectors are activities

auxiliary to financial services sector and water supply.

Keywords: Input-Output Analysis, Lampung Province, Leading Sectors

Page 5: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN DI

PROVINSI LAMPUNG

ELLI FITRIA RAHMAWATI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan
Page 7: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan
Page 8: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul Kajian Sektor Perekonomian

Unggulan di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah

menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

antarsektor dan dampak penyebarannya, menganalisis efek pengganda (multiplier)

output, pendapatan dan tenaga kerja, serta menganalisis sektor perekonomian

unggulan Provinsi Lampung. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana di IPB.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada orang tua, Ibu Tiwik Sumarni

dan Bapak Ngali yang memberikan dukungan semangat, doa-doa, pengertian,

kasih sayang yang tiada tara. Terima kasih untuk adik penulis, Baharudin Nur

Hidayat atas semangat dan doanya. Penulis turut menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS selaku pembimbing skripsi dan

pembimbing akademik penulis selama di IPB.

2. Kepada dosen penguji Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si. dan perwakilan

komdik Dr. Muhammad Findi Alexandi, S.E.,M.Si.

3. Dosen Ilmu Ekonomi yang telah memberikan ilmu yang luar biasa

bermanfaat dan staff sekretariat IE yang membantu dalam administrasi.

4. Staff BPS Pusat dan BPS Provinsi Lampung atas bantuannya.

5. Kakak sepupu penulis, Arny dan Isna Satyawati. Sahabat penulis di

Imersion Community. Kita bisa! Kepada Novia Trisnawulan, Tiko

Permatasari, Dara Ayu Lestari, Annisa Ramadanti, Ria Brilian, Elinda

Egi, Dian Siti H., Nanda Nur R., Kusuma Hani Putri, Fatimah Zachra F.,

Anissha Hud Alaydrus, Nurul Desti, Nurul Latifah, Mentari

Medinawati, Nailatul Karomah, Chiquita Ayu PM., Atrina Dwi Putri,

semoga kita sukses di jalan masing-masing.

6. Teman-teman satu bimbingan, Nindy, Efita, Lundu, dan Gagas atas

semangat, bantuan, saran, dan kritiknya dalam penyusunan dan

penyelesaian penelitian ini.

7. Keluarga besar FOKMA Bahurekso Kendal dan keluarga besar Ilmu

Ekonomi 47, 46, 45, 48 dan teman-teman penulis lain di IPB yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas dukungan, bantuan, dan

ceritanya selama di IPB.

8. Mba Puput, Dr. Ir. Eka Intan K.P., MS, mba Nissa, dan mahasiswa

PWD di PWD.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Bogor, Juli 2014

Elli Fitria Rahmawati

Page 9: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

Tinjauan Teoritis 3

Teori Pertumbuhan 3

Penelitian Terdahulu 4

Kerangka Pemikiran 5

METODE 6

Jenis dan Sumber Data 6

Metode Analisis Data 6

Definisi Operasional Data 9

GAMBARAN UMUM 10

Letak Astronomis, Luas Wilayah, Topografi, dan Iklim 10

Kependudukan dan Tenaga Kerja 10

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung 11

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

SIMPULAN DAN SARAN 26

Simpulan 26

Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 28

LAMPIRAN 30

RIWAYAT HIDUP 41

Page 10: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

DAFTAR TABEL

1 Struktur Tabel Input Output dalam Sistem Perekonomian dengan n

Sektor Produksi 4 2 Rumus Multiplier Output, Multiplier Income dan Multiplier Tenaga

Kerja 8 3 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas menurut Jenis Kegiatan Utama di

Provinsi Lampung Tahun 2010 11 4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Lampung Tahun 2010-

2013 (dalam persen) 11 5 Struktur Permintaan Input Output Provinsi Lampung (dalam Juta

Rupiah) 12 6 Sepuluh Sektor dengan Nilai Keterkaitan Langsung ke Depan Tertinggi

dan Keterkaitan Langsung Tidak Langsung ke Depan Tertinggi 14 7 Sepuluh Sektor dengan Nilai Keterkaitan Langsung ke Belakang

Tertinggi dan Keterkaitan Langsung Tidak Langsung ke Belakang

Tertinggi 15 8 Pengelompokan Sektor Perekonomian Provinsi Lampung 2010

Berdasarkan Nilai IDP dan IDK 16 9 Sepuluh Sektor dengan Nilai Multiplier Output Tertinggi 17

10 Sepuluh Sektor dengan Nilai Multiplier Income Tertinggi 18 11 Peringkat Sektoral berdasarkan Nilai Hasil Pengolahan Input-Output 19

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran 5 2 Kontribusi Sektor Perekonomian dalam PDRB Provinsi Lampung

Tahun 2010 (dalam persen) 19 3 Belanja Perindustrian Provinsi Lampung Tahun 2010-2013 23

4 Belanja Informasi dan Komunikasi Provinsi Lampung Tahun 2010-

2013 24

5 Belanja Perhubungan Provinsi Lampung Tahun 2010-2013 25

DAFTAR LAMPIRAN

1 Klasifikasi Sektor-sektor Perekonomian Provinsi Lampung berdasarkan

Tabel Input-Output Provinsi Lampung tahun 2010 30 2 Tabel Input Output Provinsi Lampung 2010 Agregasi 9 Sektor

Perekonomian (Juta Rupiah) 32 3 Keterkaitan Antar Sektor Perekonomian Provinsi Lampung Tahun 2010 34 4 Dampak Penyebaran antar Sektor di Provinsi Lampung Tahun 2010 35

5 Multiplier Output Sektor Perekonomian Provinsi Lampung tahun 2010 36

6 Multiplier Income Sektor Perekonomian Provinsi Lampung tahun 2010 37

Page 11: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

7 Multiplier Tenaga Kerja Sektor Perekonomian Provinsi Lampung tahun

2010 38 8 Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Provinsi Lampung Tahun

2010 39 9 Hasil Perhitungan IDP dan IDK Tabel Input Output 53 Sektor 40

Page 12: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan
Page 13: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mengelola segala

sumberdaya untuk mencapai tujuan pembangunan yaitu pertumbuhan ekonomi

dan pemerataan pendapatan. Kewenangan pemerintah dalam otonomi daerah ini

tertuang dalam Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

dan Undang-Undang No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah. Menurut Tarigan (2007), kewenangan yang

dipegang pemerintah daerah dalam membuat perencanaan pembangunan wilayah

harus memperhatikan potensi daerah. Keterbatasan sumberdaya membuat

perencanaan pembangunan memerlukan skala prioritas (Rustiadi et.al 2011). Hal

ini yang menjadi masalah dalam pembangunan ekonomi regional. Pembangunan

sektor unggulan didasarkan atas pemikiran bahwa:

1. Setiap sektor memiliki sumbangan langsung dan tidak langsung yang

berbeda terhadap pencapaian sasaran pembangunan.

2. Terdapat keterkaitan antarsektor dengan karakteristik yang berbeda.

3. Adanya ketidakmerataan aktivitas dan sumberdaya yang terpusat pada

sektor tertentu.

Ketidakmerataan aktivitas dan sumberdaya di Provinsi Lampung dapat

terlihat dari distribusi PDRB dan jumlah tenaga kerja pada suatu sektor. Distribusi

PDRB Provinsi Lampung terbesar disumbangkan oleh sektor pertanian (36.61%)

tahun 2013 (BPS 2014). Laju PDRB tahun 2009 mencapai 5.26% dan naik

menjadi 6.48% di tahun 2012 dan melambat menjadi 5.97% di tahun 2013.Sektor

pertanian menyerap tenaga kerja sebesar 1,666,372 jiwa dari 3,449,307 tenaga

kerja. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyerap 18% tenaga kerja dan

sekitar 13% tenaga kerja diserap sektor jasa-jasa (BPS 2013).

Dibalik tingginya penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian,

perdagangan, hotel dan restoran serta jasa, tingkat pengangguran terbuka Provinsi

Lampung masih tergolong tinggi yaitu sekitar 5.85% pada Agustus 2013,

meningkat 0.67% dari bulan Agustus tahun sebelumnya. Nilai IPM di Provinsi

Lampung pun masih lebih rendah dari IPM nasional yaitu sebesar 72.45,

sedangkan IPM nasional sebesar 73.29. Pada September 2012 sekitar 15.69%

penduduk masih tergolong penduduk miskin dan menjadi 14.6% pada September

2013.

Kondisi perekonomian yang berfluktuasi membuat kajian mengenai input-

output daerah menjadi semakin penting sejak diberikannya wewenang otonomi

daerah. Anwar (2001a) dalam Rustiadi et al, 2011 menyatakan bahwa

pembangunan wilayah hendaknya diarahkan kepada pemerataan yang mendukung

pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan. Upaya pengembangan wilayah yang

tepat sasaran harus didukung dengan pembangunan sektor unggulan, untuk itu

pemerintah daerah perlu mengetahui sektor perekonomian unggulan di daerahnya

dan kinerja sektor-sektor perekonomian unggulannya agar perencanaan

pembangunan daerah menjadi efektif, efisien dan optimal.

Page 14: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, pembangunan sektor perekonomian

tidak hanya didasarkan pada tingginya PDRB, untuk itu diperlukan analisis input-

output untuk menentukan sektor unggulan yang tepat guna membantu daerah

dalam mendorong pertumbuhan dan pembangunan daerah ke level yang lebih

tinggi serta menyejahterakan masyarakatnya. Perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana struktur perekonomian Provinsi Lampung berdasarkan struktur

output dan permintaan, konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,

investasi, net ekspor, dan nilai tambah bruto?

2. Bagaimana keterkaitan antarsektor dan dampak penyebaran sektor ekonomi

Provinsi Lampung?

3. Bagaimana dampak multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja sektor

ekonomi Provinsi Lampung?

4. Apa dan bagaimana kondisi sektor perekonomian unggulan Provinsi

Lampung?

Tujuan Penelitian

1. Mengkaji struktur perekonomian Provinsi Lampung berdasarkan struktur

output dan permintaan, konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,

investasi, net ekspor, dan nilai tambah bruto.

2. Menganalisis keterkaitan antarsektor dan dampak penyebaran sektor

ekonomi Provinsi Lampung.

3. Menganalisis dampak multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja sektor

ekonomi di Provinsi Lampung.

4. Menentukan dan menganalisis sektor perekonomian unggulan Provinsi

Lampung

Manfaat Penelitian

1. Pemerintah Provinsi Lampung dapat menggunakan penelitian ini sebagai

saran atau masukan dalam merencanakan pembangunan daerah dan

mengembangkan sektor perekonomian unggulannya.

2. Sebagai bahan rujukan, referensi dan informasi untuk penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Analisis IO 53 sektor tidak mencantumkan multiplier tenaga kerja. Hal ini

dikarenakan keterbatasan data yang diperoleh. Data diolah menggunakan aplikasi

IOAP (Input-Output Analysis for Practitioner) dan Microsoft Office Excel 2007.

Page 15: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

3

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teoritis

Teori Pertumbuhan

Menurut Priyarsono, dkk (2007) kutub pertumbuhan menggerakkan

pertumbuhan ekonomi dan memiliki kaitan ke depan dan ke belakang yang kuat

dengan industri yang unggul dalam teori pusat pertumbuhan (growth pole). Salah

satu syarat yang harus dimiliki pusat pertumbuhan dalam perkembangan ekonomi

adalah keterkaitan antar sektor. Teori pertumbuhan dari Harrod Domar

menunjukkan bahwa dalam pertumbuhan jangka panjang yang mantap, seluruh

kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar. Syarat penyerapan pasar adalah tingat

pertumbuhan ekonomi sama dengan tingkat pertumbuhan modal dan tingkat

pertumbuhan tenaga kerja. Syarat tersebut terpenuhi dengan asumsi kondisi

perekonomian yang tertutup, keinginan menabung konstan, koefisien produksi

konstan, tingkat pertumbuhan tenaga kerja konstan dan sama dengan tingkat

pertumbuhan penduduk.

Strategi Pengembangan Wilayah

Tarigan (2007) menjelaskan bahwa perencana wilayah memiliki tugas untuk

menentukan kegiatan yang perlu dijalankan di daerahnya. Setiap kegiatan

memiliki backward linkage (daya menarik) dan forward linkage (daya dorong).

Kedua daya ini akan memunculkan dampak pengganda (multiplier). Keseluruhan

dampak ini tercermin dari tabel input-output. Perencana wilayah harus mampu

melihat daya dorong dan daya tarik suatu sektor atau kegiatan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan sektor atau kegiatan lain. Sektor atau kegiatan yang lebih

unggul dibanding sektor atau kegiatan lain ini harus dikembangkan dan didorong

agar mampu mendukung sektor lain untuk berkembang.

Sektor Unggulan

Sektor basis tidak selalu menjadi sektor unggulan dalam pembangunan

daerah. Sektor basis dianalisis menggunakan analisis Location Quotient (LQ).

Sektor unggulan dianalisis menggunakan model input-output yang pertama kali

dikenalkan oleh Profesor Wassily Leontif pada akhir 1930-an, namun mulai

banyak dikenal pada tahun 1951. Tabel IO dan alat analisisnya mampu

menganalisis perekonomian wilayah dan sangat berguna dalam perencanaan

pembangunan ekonomi wilayah. Kelebihan yang dimiliki model IO adalah:

- Mampu mendeskripsikan perekonomian regional dengan kuantifikasi

ketergantungan antarsektor

- Besaran output setiap sektor dapat ditentukan dalam permintaan akhir

- Dapat meramalkan dampak perubahan permintaan

- Perubahan teknologi diintegrasikan dalam perubahan koefisien teknik

BPS Provinsi Lampung (2012) mengungkapkan bahwa tidak hanya

kelebihan yang dimiliki tabel IO, namun terdapat pula kelemahannya. Kelemahan

yang dimiliki tabel IO adalah asumsinya yang bersifat membatasi, biaya

pengumpulan data sangat besar dan terdapat hambatan untuk mengembangkan

model dinamik. Asumsi dalam penyusunan tabel IO ada tiga, yaitu:

Page 16: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

4

a. Keseragaman, yaitu setiap sektor hanya memroduksi satu output dengan

input yang seragam dan tidak memiliki output pengganti dari sektor lain.

b. Kesebandingan, yaitu kenaikan penggunaan input dan kenaikan hasil output

berbanding lurus.

c. Penjumlahan, yaitu penjumlahan pengaruh setiap sektor adalah jumlah

pengaruh kegiatan produksi berbagai sektor.

Priyarsono, dkk (2007) menyatakan peran model IO lebih dibutuhkan ketika

perencanaan pembangunan ingin menetapkan sektor unggulan. Karakteristik

sektor unggulan antara lain:

- Backward dan forward linkage relatif tinggi

- Output bruto dan permintaan akhir relatif tinggi

- Penerimaan bersih dari devisa relatif tinggi

- Menciptakan lapangan kerja yang relatif tinggi

Tabel 1 Struktur Tabel Input Output dalam Sistem Perekonomian dengan n-

Sektor Produksi

Output Permintaan Antara Permintaan Akhir

(KUADRAN II)

Jumlah

Output

Input Sektor Produksi

(KUADRAN I) 1 2 ... N

Input

Antara

1 x11 x12 ... x1n F1 X1

2 x21 x22 ... x2n F2 X2

... ... ... ... ... ... ...

N xn1 xn2 ... xnn Fn Xn

Input Primer (KUADRAN III) V1 V2 ... Vn KUADRAN IV

Jumlah Input X1 X2 ... Xn Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2012

Ada empat kuadran dalam tabel input-output. Kuadran I adalah kuadran

sektor produksi yang terdiri atas transaksi antarsektor perekonomian yang

digunakan atau dihasilkan oleh suatu sektor. Kuadran II adalah kuadran

permintaan akhir yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi dan investasi.

Kuadran II mencakup konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi,

ekspor, dan impor. Kuadran III (input primer) berisi informasi mengenai upah/gaji,

surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung neto. Kuadran IV

menggambarkan balas jasa yang diterima input primer, namun tidak dibutuhkan

dalam analisis input-output.

Penelitian Terdahulu

Sudah banyak penelitian menggunakan analisis input-output, namun hanya

sedikit yang meneliti Provinsi Lampung. Penelitian terkait model IO Lampung

pernah dilakukan oleh Sholihah (2008) mengenai Pengaruh Keterkaitan Antar

Sektor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah menggunakan Tabel IO Tahun

2000. Hasil dari penelitiannya menyebutkan bahwa provinsi Lampung memiliki

keterkaitan total ke depan yang tinggi antar sektor industri pengolahan dan sektor

pertanian pada tahun tersebut.

Samiun (2008) dalam Analisis Perekonomian Provinsi Maluku Utara:

Pendekatan Multisektoral tahun 2008 menggunakan analisis input output, shift

Page 17: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

5

share, LQ, dan analisis deskriptif menunjukkan bahwa sektor unggulan di

Provinsi Maluku Utara adalah sektor industri pengolahan, sektor angkutan laut

dan sektor bangunan. Sektor unggulan ditentukan dengan memeringkatkan

dampak penyebaran, multiplier, penggunaan input impor, kontribusi dalam PDRB,

dan aspek keberlanjutan.

Penelitian yang dilakukan Ria (2012) menyebutkan bahwa potensi sektor

unggulan di Kota Sabang adalah sektor industri pengolahan, sektor listrik dan

sektor perdagangan besar dan eceran. Ketiga sektor ini memberikan efek

multiplier untuk pertumbuhan ekonomi Kota Sabang. Sektor unggulan ditentukan

dengan nilai Direct Backward Linkage, Direct Forward Linkage, kontribusi

sektor perekonomian, nilai IDK dan IDP, serta dampak pengganda yang relatif

lebih tinggi dibanding sektor lain.

Yulianti (2012) dalam penelitiannya mengenai peran sektor industri

pengolahan di Kota Bontang menggunakan analisis input-output menunjukkan

bahwa sektor industri pengolahan memiliki peranan besar dalam perekonomian.

Tabel input-output 46 sektor diagregasi menjadi 18 dan sembilan sektor. Hasil

agregasi 18 sektor menunjukkan bahwa sektor industri kertas dan barang cetakan

menempati posisi pertama dalam sektor prioritas. Penentuan sektor prioritas

berdasarkan ranking yang diberikan pada masing-masing kriteria analisis.

Penelitian Walida (2013) mengenai penentuan sektor kunci perekonomian

Kabupaten Belitung Timur menggunakan analisis Input-Output menunjukkan

bahwa sektor kunci daerah tersebut adalah sektor pertambangan dan sektor

konstruksi. Sektor kunci ditunjukkan dengan relatif tingginya nilai total multiplier

output dan total multiplier income dibandingkan dengan sektor lain.

Kerangka Pemikiran

Keterangan : Bukan termasuk analisis utama

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

- Analisis Sektor Perekonomian

- Analisis Keterkaitan

- Analisis Dampak Penyebaran

- Analisis Multiplier

Analisis Location

Quotient (LQ)

Perekonomian Provinsi Lampung

Sektor Unggulan Pembangunan Daerah

Tabel Input Output Provinsi Lampung Tahun 2010

Tabel PDRB Provinsi Lampung Tahun 2009-2013

Analisis Input Output

Penentuan Sektor Perekonomian Unggulan dan Kebijakan

Alokasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Lampung

Page 18: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

6

METODE

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Tabel

Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen di Provinsi Lampung menurut

Tahun Dasar 2010 menurut 53 sektor dan agregasi dalam sembilan sektor

ekonomi, data PDRB Provinsi Lampung tahun 2009-2013 atas dasar harga

konstan, Sensus Penduduk Tahun 2010, data PDB Indonesia tahun 2010 atas

dasar harga konstan, dll. Data-data tersebut diperoleh dari BPS Provinsi Lampung,

BPS Pusat, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, dan hasil penelitian

sebelumnya.

Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif,

analisis tabel input-output dan analisis Location Quotient (LQ). Analisis deskriptif

digunakan untuk menjelaskan mengenai data berupa tabel, grafik dan gambar.

Analisis Keterkaitan

Konsep keterkaitan digunakan sebagai dasar perumusan strategi

pembangunan ekonomi dengan keterkaitan antarsektor dalam suatu sistem

ekonomi. Keterkaitan langsung ditunjukkan dengan koefisien teknis dan

keterkaitan langsung dan tidak langsung ditunjukkan dengan matriks kebalikan

Leontif.

1. Keterkaitan Langsung ke Depan

Menunjukkan banyaknya output suatu sektor yang dipakai oleh sektor lain.

Keterangan : KLDi = Keterkaitan Langsung ke Depan Sektor i

aij = Unsur Matriks Koefisien Teknis

n = Jumlah Sektor

2. Keterkaitan Langsung ke Belakang

Menunjukkan banyaknya input yang digunakan suatu sektor yang berasal

dari sektor lain maupun sektor itu sendiri.

Keterangan : KLBi = Keterkaitan Langsung ke Belakang Sektor i

aij = Unsur Matriks Koefisien Teknis

n = Jumlah Sektor

3. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan

Menunjukkan peranan suatu sektor dalam memenuhi permintaan akhir

seluruh sektor perekonomian.

Page 19: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

7

Keterangan : KLTDi = Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke

Depan Sektor i

αij = Unsur Matriks Kebalikan Leontif Terbuka

n = Jumlah Sektor

4. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang

Menunjukkan pengaruh langsung dan tidak langsung dari kenaikan

permintaan akhir satu unit sektor tertentu terhadap kenaikan input suatu sektor.

Keterangan : KLTBi = Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke

Belakang Sektor i

αij = Unsur Matriks Kebalikan Leontif Terbuka

n = Jumlah Sektor

Analisis Dampak Penyebaran

1. Indeks Daya Penyebaran (IDP)

IDP menunjukkan sektor yang mampu menarik pertumbuhan output sektor

hulunya. Sektor yang memiliki nilai IDP lebih dari satu dapat dikatakan mampu

menjadi penarik pertumbuhan sektor hulu.

Keterangan : IDPi = Indeks Daya Penyebaran Sektor i

αij = Unsur Matriks Kebalikan Leontif Terbuka

n = Jumlah Sektor

2. Indeks Derajat Kepekaan (IDK)

IDK menunjukkan kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan

produksi sektor lain yang menggunakan input dari sektor tersebut jika nilai

IDKnya lebih dari satu.

Keterangan : IDKi = Indeks Derajat Kepekaan Sektor i

αij = Unsur Matriks Kebalikan Leontif Terbuka

n = Jumlah Sektor

Analisis Efek Pengganda (Multiplier)

Pengganda adalah koefisien yang menyatakan kelipatan dampak langsung

dan tidak langsung dari peningkatan permintaan akhir suatu sektor sebesar satu

satuan terhadap aspek tertentu dalam perekonomian suatu wilayah.

1. Multiplier output menunjukkan dampak dari peningkatan permintaan akhir

suatu sektor terhadap total output seluruh sektor.

Page 20: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

8

2. Multiplier income menunjukkan dampak dari peningkatan permintaan akhir

suatu sektor terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga secara

keseluruhan.

3. Multiplier tenaga kerja menunjukkan dampak dari peningkatan permintaan

akhir suatu sektor terhadap peningkatan kesempatan kerja di suatu wilayah.

Tabel 2 Rumus Multiplier Output, Multiplier Income dan Multiplier Tenaga Kerja

Nilai Multiplier (Pengganda)

Output Pendapatan Tenaga Kerja

Efek Awal 1

Efek

Putaran

Pertama

Efek

Dukungan

Industri

Efek

Induksi

Konsumsi

Sumber : Daryanto, A. 2010 Keterangan : aij = Koefisien Teknis; hi = Koefisien Pendapatan Rumah Tangga

αij = Matriks Kebalikan Leontif Terbuka; ei = Koefisien Tenaga Kerja

α*ij = Matriks Kebalikan Leontif Tertutup

Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai pengganda tipe I dan tipe II

sebagai efek lanjutan adalah:

Tipe I = Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri

Efek Awal

Tipe II =

Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri +

Efek Induksi Konsumsi

Efek Awal

Location Quotient (LQ)

Analisis ini digunakan untuk menunjukkan kegiatan basis di suatu daerah.

Blakely 1994 dalam Ria 2012 menuliskan bahwa LQ adalah indeks pembanding

pangsa sub wilayah kegiatan tertentu dengan pangsa total kegiatan dalam total

kegiatan wilayah.

LQij = Xij / Xi

X.j / X..

Keterangan : LQij = Nilai LQ kegiatan j di wilayah i

Xij = Nilai kegiatan j di wilayah i

Xi = Nilai total kegiatan di wilayah i

X.j = Nilai kegiatan j di total wilayah

X.. = Nilai total kegiatan di total wilayah

Page 21: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

9

Analisis Sektor Perekonomian Unggulan

Sektor perekonomian unggulan dalaam penelitian ini ditentukan berdasar

peringkat pada:

1. Sektor yang memiliki keterkaitan antarsektor dan dampak penyebaran (IDP

dan IDK) yang relatif lebih tinggi dibandingkan sektor lain berdasarkan

pembagian empat kuadran.

2. Sektor yang memiliki multiplier output, multiplier income dan multiplier

tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dari sektor lain.

3. Sektor yang memiliki total output yang relatif tinggi.

Peringkat yang diperoleh setiap sektor akan dijumlahkan dan sektor-sektor yang

memiliki nilai yang lebih rendah dari sektor lain dapat dikategorikan sebagai

sektor unggulan.

Definisi Operasional Data

1. Output

Output adalah nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan sektor

produksi dalam suatu daerah.

2. Transaksi Antara

Transaksi antarsektor dari konsumen dan produsen. Transaksi ini mencakup

transaksi barang dan jasa yang berhubungan dengan proses produksi. Permintaan

antara adalah isian baris dalam transaksi antara yang menunjukkan alokasi output

suatu sektor dalam memenuhi kebutuhan input sektor lain. Input antara adalah

isian kolom yang menunjukkan input barang dan jasa yang digunakan dalam

proses produksi suatu sektor.

3. Permintaan Akhir

Permintaan akhir merekam penggunaan output suatu sektor untuk tujuan

konsumsi akhir. Kegiatan dalam permintaan akhir tidak tergantung dalam sistem

produksi. Perubahan pada permintaan akhir berpengaruh pada input antara.

a. Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran yang dilakukan rumah tangga dan non profit organization

dalam mengonsumsi barang dan jasa, baik yang didapat dari pihak lain maupun

diproduksi sendiri, setelah dikurangi nilai neto penjualan barang bekas dan barang

sisa.

b. Konsumsi Pemerintah

Pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai, belanja barang, belanja

perjalanan dinas, biaya pemeliharaan dan perbaikan, serta belanja rutin

pemerintah lainnya. Konsumsi pemerintah menunjukkan pembelian neto

pemerintahan namun tidak termasuk BUMD. BUMD dalam tabel IO dianggap

sebagai perusahaan swasta.

c. Pembentukan Modal Tetap

Pembentukan modal dapat dilakukan pihak swasta, rumah tangga dan

pemerintah yang mencakup pengadaan, pembuatan dan pembelian barang modal

baru, baik dari dalam maupun luar wilayah.

d. Perubahan Investasi

Selisih antara nilai stok barang pada akhir tahun dan awal tahun. Perubahan

investasi dapat bernilai positif dan negatif.

e. Ekspor dan Impor

Page 22: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

10

Mencakup transaksi ekspor/impor barang dan jasa di sektor ekonomi suatu

wilayah dengan wilayah lain. Ekspor ke luar negeri dinilai dalam f.o.b. termasuk

biaya pengangkutan, bea ekspor dan biaya muatan barang. Impor dinilai dalam

c.i.f. ditambah bea dan pajak terkait impor.

4. Input Primer

Peran input primer menunjukkan sumber input primer menurut sektor

berdasar kolom dan menunjukkan pendapatan yang diterima faktor produksi

berdasar baris.

a. Upah/Gaji

Kompensasi yang diberikan kepada karyawan atau pegawai atas partisipasi

dalam proses produksi. Pembayaran dapat berupa uang dan barang. Pembayaran

berupa barang menyesuaikan dengan harga pasar. Pendapatan tenaga kerja

menggambarkan distribusi pendapatan di tempat rumah tangga tinggal.

b. Surplus Usaha

Selisih nilai tambah setelah dikurangi oleh upah/gaji, penyusutan dan pajak

tak langsung neto.

c. Penyusutan

Merupakan besarnya dana untuk konsumsi harta tetap.

d. Pajak Tak Langsung Netto

Merupakan pembayaran kepada pemerintah. Sektor yang menerima subsidi

lebih besar dari pajak akan menunjukkan tanda negatif. Pajak bea masuk dalam

kelompok pajak ini.

GAMBARAN UMUM

Letak Astronomis, Luas Wilayah, Topografi, dan Iklim

Provinsi Lampung beribukota di Bandar Lampung, secara geografis

kedudukan Provinsi Lampung terletak pada 103o 40’ – 105

o 50’ Bujur Timur dan

6o 45’ – 3

o 45’ Lintang Selatan. Provinsi Lampung berbatasan dengan Provinsi

Sumatera Selatan dan Bengkulu di sebelah Utara, Selat Sunda di sebelah Selatan,

laut Jawa di sebelah Timur, dan samudera Indonesia di sebelah Barat. Luas

daratan di Provinsi Lampung sebesar 35,288.35 Km2.

Topografi Provinsi Lampung terdiri atas lima jenis topografi, yaitu daerah

berbukit sampai bergunung, daerah berombak sampai bergelombang, dataran

alluvial, daratan rawa pasang surut, dan daerah river basin. Provinsi Lampung

terdiri atas 12 kabupaten dan dua kota. Iklim di Provinsi Lampung tergolong iklim

tropis humid dengan angin laut lembab yang bertiup dari Samudera Hindia.

Kelembaban udara rata-rata 80-88%. Suhu daerah Lampung berkisar antara 22o C

- 28o C. Liwa, Sekincau di Lampung Barat, Talang Padang, dan Gisting di

Tanggamus memiliki iklim yang relatif sejuk.

Kependudukan dan Tenaga Kerja

Penduduk Provinsi Lampung berdasarkan sensus penduduk tahun 2010

yang dilakukan BPSberjumlah 7,608,405 orang dan rata-rata kepadatan penduduk

per kabupaten/kota adalah 216 orang per Km2. Jumlah penduduk laki-laki

Page 23: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

11

sebanyak 3,916,622 orang dan perempuan sebanyak 3,691,783 orang. Kota

Bandar Lampung memiliki kepadatan penduduk tertinggi sebesar 4,570

orang/Km2.

Tabel 3 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas menurut Jenis Kegiatan Utama di

Provinsi Lampung Tahun 2010

Jenis Kegiatan Utama 2010

1. Angkatan Kerja 3,957,697

a. Bekerja 3,737,078

b. Pengangguran 220,619

2. Bukan Angkatan Kerja (Sekolah, Mengurus Rumah

Tangga dan Lainnya)

1,866,673

Jumlah 5,824,370

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (persen) 67.95

Tingkat Pengangguran (persen) 5.57 Sumber: BPS Provinsi Lampung, 2013

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung

Pertumbuhan laju ekonomi adalah salah satu tujuan pembangunan. Semakin

tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi, dampaknya terhadap multiplier semakin

besar dan menurunkan tingkat kesenjangan pendapatan antar masyarakat melalui

distribusi yang merata. Pertumbuhan ekonomi yang diukur menggunakan PDRB

atas dasar harga konstan memperlihatkan kondisi nyata sektor perekonomian

suatu daerah.

Tabel 4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Provinsi Lampung Tahun 2010-

2013 (dalam persen)

No Sektor 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 1.07 4.96 4.2 3.95

2 Pertambangan dan Penggalian (3.38) 13.48 4.28 10.66

3 Industri Pengolahan 6.11 4.88 4.39 7.56

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 10.41 9.86 11.51 10.05

5 Konstruksi 3.71 7.77 5.82 2.5

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 4.78 5.5 5.59 4.7

7 Pengangkutan dan Komunikasi 15.42 12.98 13.73 7.83

8 Keuangan, Real Estate dan Jasa

Perusahaan

26.88 7.48 12.44 9.48

9 Jasa-jasa 5.59 8.24 9.42 9.39

PDRB 5.88 6.43 6.48 5.97 Sumber: BPS Provinsi Lampung, 2014

Laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung tahun 2010 secara

keseluruhan mencapai 5.88%. Terdapat tiga sektor yang memiliki laju

pertumbuhan tertinggi yaitu sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan,

sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor listrik, gas dan air bersih. Laju

pertumbuhan sektor pertanian mengalami kenaikan dari tahun 2010 ke tahun

2011, namun terus menurun hingga tahun 2013. Pada tahun 2013, sebagian besar

Page 24: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

12

sektor ekonomi mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hanya sektor

pertambangan dan penggalian serta sektor industri pengolahan yang laju

pertumbuhannya tetap positif dari tahun 2012 ke tahun 2013. Sektor keuangan,

real estate dan jasa perusahaan memiliki rata-rata laju pertumbuhan tertinggi di

Lampung. Rata-rata laju pertumbuhan sektor ini sekitar 14.07%. Sektor

pengangkutan dan transportasi rata-rata tumbuh 12.49% pertahun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur Perekonomian Provinsi Lampung

Struktur Output dan Struktur Permintaan

Struktur permintaan antara Provinsi Lampung tahun 2010 ditunjukkan

dalam tabel 5, didominasi oleh kontribusi sektor pertanian sebesar 34.55%. Pada

struktur permintaan akhir, kontribusi sektor industri pengolahan tertinggi sebesar

28.04%. Total permintaan yang ditunjukkan dalam total output memperlihatkan

bahwa terdapat empat sektor dengan jumlah kontribusi besar dalam perekonomian

Lampung. Sektor tersebut adalah sektor pertanian (27.64%), industri pengolahan

(24.4%), konstruksi (11.66%), dan sektor perdagangan, hotel dan restoran

(10.93%). Sektor yang menyumbangkan total output terkecil berasal dari sektor

listrik, gas dan air bersih (0.83%).

Tabel 5 Struktur Permintaan Input Output Provinsi Lampung (dalam Juta Rupiah)

Kode

Sektor

Permintaan Antara Permintaan Akhir Total Output

Nilai % Nilai % Nilai %

1 27,431,679 34.55 46,734,154 24.74 74,165,834 27.64

2 3,470,548 4.37 5,652,244 2.99 9,122,792 3.40

3 12,486,232 15.72 52,975,704 28.04 65,461,936 24.40

4 1,313,222 1.65 924,550 0.49 2,237,772 0.83

5 965,223 1.22 30,326,070 16.05 31,291,293 11.66

6 14,060,482 17.71 15,258,800 8.08 29,319,282 10.93

7 10,844,965 13.66 13,012,914 6.89 23,857,879 8.89

8 6,229,460 7.85 4,077,058 2.16 10,306,518 3.84

9 2,603,195 3.28 19,938,842 10.56 22,542,038 8.40

Jumlah 79,405,006 100 188,900,336 100 268,305,344 100 Sumber : BPS Lampung, 2012 (diolah)

Struktur konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, struktur investasi,

struktur net ekspor, dan nilai tambah bruto selengkapnya ditunjukkan oleh

lampiran 2.

Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga tertinggi di Provinsi Lampung adalah sektor

pertanian sebesar Rp 21,467,328 juta diikuti oleh sektor industri pengolahan

sebesar Rp 20,815,085 juta, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp

Page 25: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

13

11,635,592 juta, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 11,596,473 juta,

dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp 924,550 juta.

Konsumsi Pemerintah

Konsumsi pemerintah mencakup sektor jasa-jasa sebesar Rp 12,606,237 juta.

Sektor yang paling tinggi dalam konsumsi pemerintah berdasar tabel IO 53 sektor

adalah sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib

yang menghabiskan 51.04% dana. Sektor jasa pendidikan menghabiskan 27.77%

dana dan sesuai dengan Undang-Undang No 20/2003 tentang Sistem Pendidika

Nasional dan Keputusan Mahkamah Konstitusi No 13/PUU/VI I/2008 bahwa

setidaknya 20% dana belanja pemerintah dialokasikan untuk sektor pendidikan.

Konsumsi pemerintah dalam jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 12.62%

dan sisanya dibelanjakan dalam jasa lainnya sebesar 8.57%.

Struktur Investasi

Struktur investasi diperoleh dari penjumlahan antara pembentukan modal

tetap dan perubahan investasi. Berdasarkan agregasi sembilan sektor

perekonomian terdapat lima sektor yang memiliki struktur investasi. Investasi

tertinggi di Provinsi Lampung adalah sektor konstruksi dengan total investasi

sebesar Rp 30,326,070 juta yang keseluruhannya berasal dari pembentukan modal

tetap. Sektor kedua dengan investasi tertinggi adalah pertanian sebesar Rp

1,520,768 juta. Sektor selanjutnya adalah industri pengolahan dengan investasi

sebesar Rp 480,919 juta; pertambangan dan penggalian dengan investasi sebesar

Rp 375,642 juta; serta sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan total

investasi Rp 149,504 juta.

Struktur Net Ekspor

Struktur ekspor Provinsi Lampung terdiri dari ekspor antarnegara dan

ekspor antarprovinsi. Struktur net ekspor yang diperoleh dari penjumlahan ekspor

antarnegara dan ekspor antarprovinsi yang kemudian dikurangkan dengan impor

dapat menunjukkan surplus atau defisit perdagangan. Tabel IO menunjukkan

bahwa dalam perekonomian Lampung tidak terdapat defisit perdagangan. Surplus

perdagangan terbesar disumbang oleh sektor industri pengolahan sebesar Rp

31,679,700 juta (47.87%); diikuti sektor pertanian Rp 23,746,058 juta (35.88%);

dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 5,263,245 juta (7.95%).

Nilai Tambah Bruto

Nilai tambah bruto adalah balas jasa kegiatan produksi terhadap faktor-

faktor produksi. Ada lima sektor yang memiliki nilai tambah bruto yang relatif

lebih besar dari sektor lain. Sektor pertanian memiliki nilai tambah bruto terbesar

Rp 60,766,698 juta; diikuti sektor industri pengolahan Rp 41,621,203 juta;

perdagangan, hotel dan restoran Rp 21,462,837 juta; pengangkutan dan

komunikasi Rp 15,541,018 juta; dan sektor jasa-jasa Rp 15,192,748 juta. Rasio

upah/gaji dengan surplus usaha dapat menunjukkan distribusi pendapatan antara

tenaga kerja dengan pemilik usaha. Apabila nilai rasio sama dengan satu, hal ini

menunjukkan adanya pemerataan distribusi pendapatan yang diterima tenaga kerja

dan keuntungan yang diterima pemilik modal. Pada sektor jasa-jasa, rasio

upah/gaji dan surplus usaha bernilai lebih dari satu, yaitu 5.49. Hal tersebut

Page 26: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

14

menunjukkan apabila dibandingkan pemilik modal, maka tenaga kerja

memperoleh pendapatan yang jauh lebih tinggi. Kedelapan sektor ekonomi lain

menunjukkan nilai rasio yang kurang dari satu. Rasio terendah dimiliki sektor

pertambangan dan penggalian (0.21) dan sektor pertanian (0.27) yang

menunjukkan bahwa pemilik modal lebih menikmati pendapatan dari proses

produksi dibandingkan dengan tenaga kerjanya.

Analisis Keterkaitan

Keterkaitan Langsung ke Depan (KD) dan Keterkaitan Langsung dan Tidak

Langsung ke Depan (KDLT)

Hasil pengolahan tabel input-output 9 sektor perekonomian menunjukkan

bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai keterkaitan ke depan

tertinggi dibandingkan sektor lain sebesar 0.5290. Hal ini berarti apabila terjadi

peningkatan permintaan akhir sebesar satu juta rupiah, maka output sektor

perdagangan, hotel dan restoran yang langsung dialokasikan ke sektor lain

termasuk sektor itu sendiri mengalami peningkatan sebesar 0.5290 juta rupiah.

Sektor ini memiliki keterkaitan ke depan yang tinggi dengan sektor listrik, gas dan

air bersih. Sektor yang memiliki keterkaitan ke depan tertinggi kedua adalah

sektor pertanian sebesar 0.4541, diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi;

industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian.

Tabel 6 Sepuluh Sektor dengan Nilai Keterkaitan Langsung ke Depan Tertinggi

dan Nilai Keterkaitan Langsung Tidak Langsung ke Depan Tertinggi

Sektor KDi Sektor KDLTi

Perdagangan Besar dan

Eceran

2.9495 Perdagangan Besar dan

Eceran

4.9323

Bank 2.6694 Bank 3.8473

Industri Karet, Barang dari

Karet dan Plastik

0.8499 Informasi dan Komunikasi 2.3359

Informasi dan Komunikasi 0.7851 Real Estate 2.1575

Perikanan 0.7539 Angkutan Darat 2.0732

Angkutan Darat 0.7141 Industri Karet, Barang dari

Karet dan Plastik

1.8012

Real Estate 0.6884 Ketenagalistrikan 1.7447

Ketenagalistrikan 0.5480 Perkebunan 1.7034

Perkebunan 0.4596 Industri Kimia, Farmasi dan

Obat Tradisional

1.6148

Industri Kimia, Farmasi dan

Obat Tradisional

0.4476 Industri Makanan dan

Minuman

1.5914

Sumber : Tabel IO Provinsi Lampung, 2012 (diolah)

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan menunjukkan jika terjadi

peningkatan permintaan akhir sebesar satu juta rupiah, maka output suatu sektor

yang dialokasikan secara langsung dan tidak langsung ke sektor lainnya termasuk

sektor itu sendiri akan meningkat sebesar nilai KDLT-nya dalam juta rupiah.

Sektor yang memiliki KDLT tertinggi berdasarkan pengolahan tabel IO 9 sektor

adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1.7162, diikuti sektor

Page 27: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

15

pertanian; pengangkutan dan komunikasi, industri pengolahan; dan sektor

keuangan, real estate dan jasa perusahaan (Lampiran 3).

Tabel 6 di atas menunjukkan 10 sektor yang memiliki KD dan KDLT

tertinggi berdasarkan hasil pengolahan tabel IO 53 sektor. Sektor perdagangan

besar dan eceran memainkan peran penting dalam keterkaitan ke depan antar

sektor. Sektor ini memiliki keterkaitan yang relatif tinggi dengan industri

tembakau, industri logam dasar, pertambangan bijih logam, angkutan laut,

angkutan darat, industri pengolahan lainnya, angkutan sungai, danau dan

penyeberangan serta sektor gas.

Keterkaitan Langsung ke Belakang (KB) dan Keterkaitan Langsung dan

Tidak Langsung ke Belakang (KBLT)

Hasil pengolahan tabel input-output 9 sektor ekonomi menunjukkan sektor

listrik, gas dan air bersih memiliki nilai keterkaitan kebelakang tertinggi sebesar

0.5066. Hal ini menunjukkan apabila terdapat peningkatan permintaan akhir

sebesar satu juta rupiah, maka sektor tersebut secara langsung akan meningkatkan

permintaan terhadap input sektornya sendiri maupun terhadap sektor lainnya

sebesar 0.5066 juta rupiah. Sektor ini memiliki keterkaitan ke belakang yang

relatif tinggi dengan sektor pertambangan dan penggalian. Urutan kedua yang

memiliki keterkaitan ke belakang tertinggi adalah sektor konstruksi yang diikuti

sektor industri pengolahan; pengangkutan dan komunikasi; dan jasa-jasa.

Tabel 7 Sepuluh Sektor dengan Nilai Keterkaitan Langsung ke Belakang

Tertinggi dan Keterkaitan Langsung Tidak Langsung ke Belakang

Tertinggi

Sektor KBi Sektor KBLTi

Jasa Penunjang Keuangan 0.9918 Jasa Penunjang Keuangan 2.1540

Angkutan Rel 0.6904 Angkutan Rel 1.8462

Ketenagalistrikan 0.5572 Ketenagalistrikan 1.7118

Konstruksi Bangunan Sipil 0.4867 Industri Kayu, Barang dari

Kayu dan Gabus dan Barang

Anyaman dari Bambu, Rotan

dan Sejenisnya

1.6807

Konstruksi Gedung 0.4768 Konstruksi Bangunan Sipil 1.6690

Industri Kayu, Barang dari

Kayu dan Gabus dan Barang

Anyaman dari Bambu, Rotan

dan Sejenisnya

0.4665 Angkutan Laut 1.6608

Penyediaan Akomodasi 0.4623 Konstruksi Gedung 1.6514

Konstruksi Khusus 0.4614 Angkutan Udara 1.6453

Angkutan Laut 0.4559 Penyediaan Akomodasi 1.6442

Angkutan Udara 0.4478 Konstruksi Khusus 1.6247 Sumber : Tabel IO Provinsi Lampung, 2012 (diolah)

Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang menunjukkan jika

terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu juta rupiah, maka suatu sektor

secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan permintaan terhadap

inputnya sendiri maupun terhadap input sektor lain sebesar nilai KBLT-nya dalam

Page 28: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

16

juta rupiah. Sektor listrik, gas dan air bersih memiliki nilai KBLT tertinggi

berdasarkan pengolahan tabel IO 9 sektor ekonomi sebesar 1.6629 dan diikuti

sektor konstruksi dengan nilai KBLT sebesar 1.6562 (Lampiran 3). Sektor

pengangkutan dan komunikasi, industri pengolahan dan sektor jasa-jasa

menempati urutan ketiga hingga kelima.

Tabel 7 di atas menunjukkan sepuluh sektor yang memiliki KB dan KBLT

tertinggi berdasarkan hasil pengolahan tabel IO 53 sektor. Sektor jasa penunjang

keuangan memiliki keterkaitan ke belakang yang relatif tinggi dengan industri

barang galian bukan logam, perdagangan besar dan eceran serta bank.

Analisis Dampak Penyebaran

Analisis dampak penyebaran mencakup analisis nilai indeks daya

penyebaran (IDP) dan analisis nilai indeks daya kepekaan (IDK). Menurut BPS

2012, sektor ekonomi dapat dikelompokkan dalam empat kuadran berdasarkan

nilai IDP dan IDKnya seperti dalam tabel 8.

Sektor yang berada dalam kuadran I adalah sektor industri pengolahan (IDP

1.0402; IDK 1.0782) dan sektor pengangkutan dan komunikasi (IDP 1.0587; IDK

1.1438). Kedua sektor ini dianggap mampu meningkatkan pertumbuhan sektor

hulu dan hilirnya. Sektor yang berada di kuadran II memiliki kemampuan

meningkatkan sektor hilirnya, namun kurang mampu mendorong sektor hulunya.

Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian (IDP 0.8727; IDK 1.2006) dan

sektor perdagangan, hotel dan restoran (IDP 0.9706; IDK 1.2137).

Tabel 8 Pengelompokan Sektor Perekonomian Provinsi Lampung 2010

Berdasarkan Nilai IDP dan IDK

IDP > 1 IDP < 1

IDK > 1

Kuadran I

- Industri Pengolahan

- Pengangkutan dan

Komunikasi

Kuadran II

- Pertanian

- Perdagangan, Hotel dan Restoran

IDK < 1

Kuadran IV

- Listrik, Gas dan Air Bersih

- Konstruksi

- Jasa-jasa

Kuadran III

- Pertambangan dan Penggalian

- Keuangan, Real Estate dan Jasa

Perusahaan Sumber: Tabel IO Provinsi Lampung, 2012 (diolah)

Sektor yang berada di kuadran III dianggap kurang mampu meningkatkan

pertumbuhan sektor hulu dan hilirnya. Kedua sektor tersebut adalah sektor

pertambangan dan penggalian (IDP 0.7958; IDK 0.9936) dan sektor keuangan,

real estate dan jasa perusahaan (IDP 0.8828; dan 0.9990). Sektor dalam kuadran

IV memiliki kemampuan dalam mendorong sektor hulu, namun kurang mampu

meningkatkan pertumbuhan sektor hilirnya. Sektor tersebut adalah sektor listrik,

gas dan air bersih (IDP 1.1760; IDK 0.8036); sektor konstruksi (IDP 1.1713; IDK

0.7521).

Hasil analisis dampak penyebaran tabel IO 53 sektor (Lampiran 9)

menunjukkan bahwa sektor yang berada di kuadran I adalah sektor industri

makanan dan minuman; industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang

Page 29: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

17

anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya; ketenagalistrikan; angkutan darat;

angkutan laut; penyediaan makan minum; dan sektor informasi dan komunikasi.

Analisis Multiplier

Multiplier Output (MO)

Hasil pengolahan dalam lampiran 5 menunjukkan lima sektor yang memiliki

nilai multiplier output relatif tinggi dibandingkan sektor lain. Nilai MO tertinggi

berasal dari sektor listrik, gas dan air bersih baik tipe I maupun tipe II. Nilai MO

tipe I sebesar 1.6629 yang berarti jika terjadi peningkatan permintaan akhir

terhadap sektor listrik gas dan air bersih sebesar satu juta rupiah, maka output

seluruh sektor akan meningkat sebesar Rp 1,662,900. Nilai pengganda output tipe

II sebesar 2.2307 dan dapat diartikan apabila terjadi peningkatan konsumsi rumah

tangga yang bekerja di sektor listrik, gas dan air bersih sebesar satu juta rupiah

maka output di seluruh sektor akan meningkat sebesar Rp 2,230,700.

Sektor kedua dengan nilai MO tertinggi adalah sektor konstruksi (tipe I

1.6562 dan tipe II 2.2188), diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi (tipe I

1.4970 dan tipe II 1.9307), industri pengolahan (tipe I 1.4708 dan tipe II 1.8742),

dan sektor jasa-jasa (tipe I 1.4589 dan tipe II 1.8526). Tabel berikut menunjukkan

10 sektor yang memiliki nilai multiplier output tertinggi berdasarkan hasil

pengolahan tabel IO 53 sektor

Tabel 9 Sepuluh Sektor dengan Nilai Multiplier Output Tertinggi

Kode Sektor Tipe I Kode Sektor Tipe II

47 2.1540 28 2.3236

35 1.8462 47 2.3213

28 1.7118 17 2.2658

17 1.6807 32 2.2477

32 1.6690 37 2.2470

37 1.6608 39 2.2265

31 1.6514 41 2.1725

39 1.6453 52 2.1614

41 1.6442 27 2.1375

33 1.6247 31 2.2067 Sumber : Tabel IO Provinsi Lampung, 2012 (diolah)

Multiplier Income (MI)

Hasil pengolahan dalam lampiran 6 menunjukkan lima sektor yang memiliki

nilai pengganda pendapatan relatif lebih tinggi dibandingkan sektor lain. Nilai

multiplier pendapatan tertinggi tipe I dan tipe II berasal dari sektor keuangan, real

estate dan jasa perusahaan. Masing-masing tipe memiliki nilai sebesar 1.4274

untuk tipe I yang artinya setiap peningkatan permintaan akhir sebesar satu juta

rupiah di sektor tersebut maka pendapatan rumah tangga di seluruh sektor

meningkat sebesar Rp 1,427,400. Nilai pengganda pendapatan tipe II sebesar

1.7674 artinya jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu juta rupiah

di sektor tersebut maka pendapatan di seluruh perekonomian akan meningkat

sebesar Rp 1,767,400 baik langsung maupun tak langsung. Sektor lain yang

memiliki nilai multiplier income relatif tinggi adalah sektor pengangkutan dan

Page 30: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

18

komunikasi (tipe I 1.4174 dan tipe II 1.7551), jasa-jasa (tipe I 1.4083 dan tipe II

1.7438), sektor perdagangan, hotel dan restoran (tipe I 1.4006 dan tipe II 1.7343),

dan sektor konstruksi (tipe I 1.3863 dan tipe II 1.7166). Tabel berikut

menunjukkan 10 sektor yang memiliki efek pengganda pendapatan tertinggi

berdasarkan hasil pengolahan tabel IO 53 sektor.

Tabel 10 Sepuluh Sektor dengan Nilai Multiplier Income Tertinggi

Kode Sektor Tipe I Tipe II

47 Jasa Penunjang Keuangan 205.2548 254.7347

35 Angkutan Rel 2.2551 2.7987

30 Pengadaan Air 1.9126 2.3737

29 Gas 1.6723 2.0754

11 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 1.5072 1.8705

45 Asuransi dan Dana Pensiun 1.4920 1.8517

26 Industri Furnitur 1.4865 1.8449

38 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1.4740 1.8294

48 Real Estate 1.4730 1.8281

17

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan

Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan

Sejenisnya

1.4670 1.8206

Sumber : Tabel IO Provinsi Lampung, 2012 (diolah)

Multiplier Employment (ME)

Hasil pengolahan dalam lampiran 7 menunjukkan lima sektor yang memiliki

nilai multiplier tenaga kerja relatif lebih tinggi dibandingkan sektor lain. Nilai ME

tertinggi berasal dari sektor industri pengolahan baik tipe I maupun tipe II. Nilai

ME tipe I sebesar 4.9577 yang berarti sektor industri pengolahan mampu

menciptakan lapangan kerja untuk 4 orang di seluruh sektor apabila output sektor

tersebut meningkat satu juta rupiah. Nilai ME tipe II sebesar 7.21 menunjukkan

dengan adanya efek konsumsi rumah tangga yang meningkatkan output sebesar

satu juta rupiah, maka seluruh sektor ekonomi mampu menciptakan lapangan

kerja untuk 7 orang. Sektor industri pengolahan memiliki nilai output tertinggi

kedua sebesar Rp 65,461,936 juta dan memiliki tenaga kerja terbanyak keempat

setelah sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa.

Keempat sektor lain yang memiliki nilai multiplier tenaga kerja relatif tinggi

adalah sektor konstruksi (tipe I 2.4575 dan tipe II 4.6565), sektor keuangan, real

estate dan jasa perusahaan (tipe I 2.4538 dan tipe II 4.8645), sektor listrik, gas dan

air bersih (tipe I 2.1868 dan tipe II 4.6198), serta sektor pengangkutan dan

komunikasi (tipe I 1.8679 dan tipe II 3.0659).

Penentuan Sektor Perekonomian Unggulan

Kontribusi tiap sektor perekonomian terhadap PDRB Provinsi Lampung

pada tahun 2010 ditunjukkan Gambar 2. Sektor pertanian menyumbangkan

proporsi PDRB tertinggi sebesar 38.69% yang diikuti sektor perdagangan, hotel

dan restoran sebesar 15.93% dan sektor industri pengolahan sebesar 13.49%.

Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan analisis LQ (Lampiran 8), sektor

basis di Provinsi Lampung adalah sektor pertanian dan sektor keuangan, real

Page 31: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

19

estate dan jasa perusahaan dengan nilai LQ masing-masing sebesar 2.9378 dan

1.0519.

Perencanaan daerah Provinsi Lampung dalam jangka menengah yang

tertuang dalam RPJMD Provinsi Lampung 2010-2014 menunjukkan bahwa sektor

yang menjadi prioritas dalam pembangunan adalah sektor pertanian, sektor

pariwisata, sektor industri, dan sektor pengangkutan. Menurut Daryanto dan

Hafizrianda (2010) dalam Walida (2013) bahwa kontribusi tiap sektor dalam

penciptaan PDRB belum cukup menggambarkan perekonomian wilayah secara

keseluruhan. Efek langsung masing-masing sektor yang terlihat belum cukup

menjadi dasar penggerak perekonomian, diperlukan pula analisis keterkaitan,

dampak penyebaran dan dampak pengganda yang pada akhirnya mampu menjadi

dasar peningkatan aktivitas perekonomian dan pembangunan daerah.

Sumber : BPS Lampung 2013 (diolah)

Gambar 2 Kontribusi Sektor Perekonomian dalam PDRB Provinsi Lampung

Tahun 2010 (dalam persen)

Penentuan sektor unggulan dalam penelitian ini berdasarkan keterkaitan

antar sektor ekonomi, dampak penyebaran dan nilai multiplier, serta total output.

Tabel 11 Peringkat Sektoral berdasarkan Nilai Hasil Pengolahan Input-Output

Kode

Sektor

Ekonomi

IDP

IDK

*

MO

TI

MOTI

I

MIT

I

MIT

II

ME

TI

ME

TII TO Nilai

1 2 8 8 7 7 9 9 1 51

2 3 9 9 9 9 6 6 8 59

3 1 4 4 8 8 1 1 2 29

4 2 1 1 6 6 4 4 9 33

5 2 2 2 5 5 2 3 3 24

6 2 6 6 4 4 8 8 4 42

7 1 3 3 2 2 5 5 5 26

8 3 7 7 1 1 3 2 7 31

9 2 5 5 3 3 7 7 6 38 Keterangan:MOTI: Multiplier Output Tipe I; MOTII: Multiplier Output Tipe II; MITI:Multiplier

Income Tipe I; MITII: Multiplier Income Tipe II; METI: Multiplier Employment Tipe

I; METII: Multiplier Employment Tipe II; TO: Total Output; *): Peringkat IDP/IDK

berdasarkan pembagian kuadran BPS

38,69

1,86

13,49 0,37 4,77

15,93

7,3

10,04 7,55 Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Konstruksi

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan

Jasa-jasa

Page 32: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

20

Tabel di atas digunakan untuk membantu menentukan sektor unggulan di

Provinsi Lampung. Hasil pengolahan tabel IO agregasi sembilan sektor ekonomi

menunjukkan tiga sektor unggulan dalam perekonomian Provinsi Lampung, yaitu

sektor industri pengolahan, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor

konstruksi. Metode yang digunakan untuk menentukan sektor unggulan

berdasarkan tabel IO 53 sektor sama dengan pola penentuan sektor unggulan tabel

IO agregasi sembilan sektor. Hasil pengolahan tabel IO 53 sektor menunjukkan

sepuluh sektor unggulan yaitu sektor industri kayu, barang dari kayu dan gabus

dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya; jasa penunjang keuangan;

angkutan rel; sektor konstruksi bangunan sipil; angkutan laut; industri batubara

dan pengilangan migas; angkutan sungai, danau dan penyeberangan; konstruksi

khusus; pengadaan air; industri furnitur; dan konstruksi gedung.

Hasil penelitian tidak hanya melihat dampak langsungnya saja, namun juga

dampak tidak langsung dalam mendorong dan meningkatkan pertumbuhan sektor

di hulu dan hilirnya. Hasil penelitian menggunakan analisis IO menunjukkan

bahwa terdapat ketidaksesuaian antara sektor yang menjadi unggulan dari hasil

penelitian dengan sektor yang menjadi prioritas pembangunan dalam RPJMD

Provinsi Lampung dan sektor basis berdasarkan analisis LQ.

Sektor pertanian menjadi sektor yang diprioritaskan pembangunannya

berdasarkan RPJMD dan analisis LQ, namun tidak menjadi sektor unggulan

dalam hasil penelitian. Berdasarkan kajian ekonomi regional (KER) Provinsi

Lampung tahun 2011 triwulan I oleh Bank Indonesia, penyebab sektor pertanian

kurang unggul karena pertanian memiliki keterkaitan yang rendah dengan sektor

ekonomi yang lain. Kondisi ketenagakerjaan di sektor pertanian sangat

dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan panen. Tenaga kerja saat musim panen lebih

banyak dari musim lain. Usaha pertanian dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur

terutama jalan pertanian (roadfarm) yang digunakan untuk distribusi baik bahan

baku maupun hasil produksi pertanian. Kondisi jalan di Provinsi Lampung pada

tahun 2011 sekitar 23% mengalami kerusakan dan sekitar 15% rusak berat.

Persentase jalan yang mengalami kerusakan di tahun 2012 sebesar 22% jalan

rusak dan 16% jalan mengalami kerusakan berat akibat bertambahnya beban jalan

(BPS, 2013). Peningkatan beban jalan ini terjadi akibat bertambahnya jumlah

kendaraan. Selain itu bahan baku seperti pupuk, benih, dan perhatian pemerintah

seperti penyuluhan yang berkurang semenjak diberlakukannya otonomi daerah

untuk sektor pertanian.

Sektor pertanian memiliki jumlah tenaga kerja yang paling tinggi

dibandingkan sektor lain di Provinsi Lampung. Pada tahun 2010 jumlah tenaga

kerja di sektor ini sebanyak 2,187,085 orang dan menjadi 1,666,372 orang di

tahun 2012, namun kembali mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi

1,742,098 orang. Rasio upah/gaji terhadap surplus usaha sektor pertanian sebesar

0.27. Nilai ini menunjukkan bahwa pemilik modal dalam sektor pertanian lebih

menikmati pendapatan dari proses produksi daripada tenaga kerja di sektor

pertanian. Alokasi belanja di Provinsi Lampung apabila dibandingkan dengan

tingginya jumlah tenaga kerja sektor pertanian maka nilainya menjadi sangat kecil.

Pada tahun 2010, nilai alokasi belanja terhadap jumlah tenaga kerja sebesar Rp

30,528 /tenaga kerja/tahun. Walaupun nilai alokasi belanja pertanian semakin

meningkat dari tahun ke tahun, namun jumlahnya masih sangat kecil.

Page 33: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

21

Distribusi PDRB sektor pertanian pun terus mengalami penurunan dari

38.69% di tahun 2010 hingga menjadi 36.61% di tahun 2013, selain itu laju

pertumbuhan sektor pertanian termasuk ke dalam tiga sektor yang laju

pertumbuhannya lebih rendah dari laju pertumbuhan PDRB Provinsi Lampung

keseluruhan. Laju pertumbuhan sektor pertanian tahun 2013 sebesar 3.95%

sedangkan laju pertumbuhan PDRB Lampung sebesar 5.97%. Hal ini yang

menyebabkan sektor pertanian tidak menjadi unggulan walau pembangunannya

terus diprioritaskan.

Sektor industri pengolahan dengan spesifikasi industri kayu, barang dari

kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya

memanfaatkan output dari sektor kehutanan, perdagangan, hotel dan restoran,

angkutan darat, dan sektor industri kayu itu sendiri untuk input produksinya.

Output dari sektor ini didistribusikan dan dialokasikan untuk sektor industri

furnitur, konstruksi gedung, konstruksi khusus, dan konstruksi bangunan sipil.

Produk sektor industri kayu ini banyak digunakan sektor konstruksi untuk

perlengkapan pembangunan infrastruktur fisik. Jumlah industri kayu dan gabus

dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya di Provinsi Lampung ada 6

industri, dengan rincian 5 industri dimiliki swasta nasional dan 1 industri berasal

dari PMA. Letak dari industri tersebut di daerah Kabupaten Lampung Barat,

Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Tengah, dan Kabupaten

Lampung Utara. Terdapat 4.89% pekerja di industri ini dari total 68,362 pekerja di

sektor industri. Upah per tahun untuk pekerja di industri ini mencapai Rp

40,081,413/tahun (BPS 2012).

Industri furnitur merupakan subsektor industri pengolahan yang banyak

menggunakan input dari sektor industri kayu dan gabus dan barang anyaman dari

bambu, rotan dan sejenisnya serta sektor kehutanan. Selain itu sektor perdagangan

digunakan untuk distribusi input ke lokasi industri menggunakan angkutan darat.

Output dari sektor industri furnitur sebagian besar dialokasikan untuk sektor real

estate, penyediaan akomodasi, jasa perusahaan, dan jasa lainnya yang

membutuhkan produk industri ini untuk melengkapi sarana dan prasarana sektor-

sektor tersebut. Terdapat sembilan industri furnitur di Lampung yang seluruhnya

dimiliki perusahaan swasta nasional. Lokasi dari industri furnitur ini berada di

Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten

Pesawaran, dan Kabupaten Pringsewu. Total pekerja di industri furnitur Lampung

sebesar 750 orang dengan upah pertahun yang dikeluarkan mencapai Rp 6,8

miliar (BPS 2012).

Sektor angkutan rel menggunakan input dari sektor ketenagalistrikan untuk

menggerakkan kereta api. Selain itu sektor ini memanfaatkan output sektor

perdagangan, hotel dan restoran, informasi dan komunikasi, jasa kesehatan dan

kegiatan sosial untuk input dan menggerakkan angkutan-angkutan yang

menggunakan rel, seperti kereta barang dan kereta penumpang. Sektor angkutan

rel juga menggunakan input dari bank untuk pembiayaan pengembangan sektor

ini. Output dari sektor angkutan rel digunakan untuk sektor itu sendiri; industri

batubara dan pengilangan migas; industri kertas barang dari kertas, percetakan dan

reproduksi; sektor industri mesin dan perlengkapan YTDL; industri pengolahan

lainnya, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan; industri barang dari

logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik; serta perdagangan

Page 34: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

22

besar dan eceran untuk mendistribusikan produk dari industri-industri tersebut

menggunakan kereta barang.

Terdapat jalur kereta api di Provinsi Lampung menghubungkan antara

Lampung dengan Sumatera Selatan. Wilayah di Provinsi Lampung yang dilewati

jalur kereta api Tanjung Karang – Kertapati adalah Kota Bandar Lampung,

Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung

Tengah, Kabupaten Lampung Utara, dan Kabupaten Way Kanan yang berbatasan

dengan Sumatera Selatan. Jumlah penumpang kereta api dari tahun 2009-2011

mengalami peningkatan dari 723,178 penumpang menjadi 838,196. Namun pada

tahun 2012 jumlah penumpang menurun menjadi 629,932. Walaupun terjadi

penurunan pada lalulintas penumpang, lalulintas barang justru meningkat dari

tahun 2009-2012. Muatan yang diangkut pada tahun 2012 sebesar 10,320,502 ton,

meningkat 1,738,411 ton dari tahun 2009 (BPS, 2013). Data dari BPS

menunjukkan di stasiun KA Pidada dan Blambangan Pagar tidak ada lagi muatan

atau komoditas berupa pasir besi dan angkutan gula oleh PT. Gunung Madu yang

diangkut dari tahun 2009-2012. Stasiun KA Tarahan masih mengangkut

komoditas berupa batubara yang jumlah muatannya semakin meningkat dari tahun

ke tahun. Pada tahun 2009 batubara yang diangkut dari stasiun tersebut sebanyak

8,498,150 ton dan menjadi 10,217,850 ton di tahun 2012.

Sektor angkutan laut menggunakan input dari sektor perdagangan, hotel dan

restoran untuk digunakan sebagai sarana transportasi bagi wisatawan; industri

makan minum untuk pengangkutan bahan baku produksi; informasi dan

komunikasi; serta bank dan ketenagalistrikan untuk pengembangan sektor

angkutan laut. Output dari sektor angkutan laut banyak dimanfaatkan oleh sektor

pertambangan dan penggalian lainnya; industri batubara dan pengilangan migas;

industri tekstil dan pakaian jadi; industri kertas barang dari kertas, percetakan dan

reproduksi; industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan

peralatan listrik; industri alat angkutan; serta pergudangan dan jasa penunjang

angkutan, pos dan kurir untuk pendistribusian hasil produksi industri ke pasar.

Terdapat sepuluh pelabuhan di Provinsi Lampung. Pelabuhan laut tersebut terletak

di Kabupaten Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur, Tulang Bawang,

dan Kota Bandar Lampung.

Sektor angkutan sungai, danau dan penyeberangan menggunakan input dari

sektor industri makan minum untuk pengangkutan bahan produksi; perdagangan,

hotel dan restoran; ketenagalistrikan; dan sektor angkutan sungai itu sendiri untuk

pembiayaan dan perkembangan sektor itu sendiri. Output sektor angkutan sungai,

danau dan penyeberangan dialokasikan untuk sektor peternakan; industri tekstil

dan pakaian jadi; industri alat angkutan; konstruksi gedung; konstruksi bangunan

sipil; jasa lainnya; dan sektor itu sendiri untuk pendistribusian hasil produksi dan

pengangkutan bahan baku konstruksi.

Sektor konstruksi memiliki keterkaitan yang relatif tinggi dengan sektor

industri pengolahan dikarenakan sektor konstruksi bangunan sipil, konstruksi

khusus dan konstruksi gedung terkait dengan fasilitasi kegiatan industri,

infrastruktur, sarana prasarana umum, sistem pembuangan dan irigasi, dan lain-

lain. Konstruksi memiliki keterkaitan dengan sektor keuangan, real estate dan jasa

perusahaan karena dibutuhkan investasi yang besar untuk pengembangan sektor

konstruksi. Ketiga subsektor konstruksi, yaitu sektor konstruksi bangunan sipil,

konstruksi khusus dan konstruksi gedung menggunakan output dari pertambangan

Page 35: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

23

dan penggalian; industri kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan

dan sejenisnya; industri karet, barang dari karet dan plastik; industri barang galian

bukan logam; industri mesin dan perlengkapan YTDL sebagai input atau bahan

baku untuk pembangunan. Selain itu subsektor konstruksi ini menggunakan input

dari sektor perdangan, hotel dan restoran; real estate; angkutan darat untuk

pengembangan dan pengiriman bahan konstruksi. Produk atau output dari ketiga

subsektor konstruksi di atas paling banyak digunakan oleh sektor real estate dan

subsektor konstruksi itu sendiri.

Jumlah perusahaan konstruksi menurut kualifikasi di Provinsi Lampung

tahun 2013 dari BPS sebanyak 2,418. Seluruh perusahaan konstruksi tersebut

berbadan hukum dengan kualifikasi gred 2-7. Terdapat lima daerah dengan jumlah

perusahaan konstruksi terbesar. Sebanyak 985 perusahaan konstruksi berada di

Bandar Lampung, 270 perusahaan berada di Metro, 214 perusahaan di Lampung

Utara, 194 perusahaan di Lampung Selatan, dan 165 perusahaan di Lampung

Tengah.

Kebijakan Belanja Urusan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung terhadap

Sektor Ekonomi Unggulan

Anggaran pendapatan dan belanja daerah Lampung klasifikasi urusan

menunjukkan sejumlah anggaran yang dialokasikan untuk belanja pemerintah

daerah pada 35 sektor. Total belanja yang dialokasikan pemerintah daerah

Lampung pada sektor perindustrian berfluktuasi pada rentang waktu 2010-2013.

Sumber: DJPK Kementerian Keuangan RI, 2010-2013

Gambar 3 Belanja Perindustrian Provinsi Lampung Tahun 2010-2013

Total belanja perindustrian di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung

pada tahun 2010 sebesar Rp 27,450.6 juta dan tertinggi dalam periode 2010-2013.

Pada tahun 2011 total alokasi belanja perindustrian mengalami penurunan yang

tajam dikarenakan tidak terdapat alokasi belanja perindustrian di Provinsi

Lampung. Perindustrian di Provinsi Lampung menunjukkan peningkatan

kemandirian ditunjukkan dengan proporsi alokasi belanja urusan perindustrian

yang dikeluarkan paling besar pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 12,916 juta

(0.7%) dan menjadi Rp 2,693 juta di tahun 2013, namun persentasenya

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

2010 2011 2012 2013

dal

am J

uta

Rup

iah

Total

Kab. Tulang Bawang Barat

Kab. Mesuji

Kab. Pringsewu

Kab. Pesawaran

Kota Metro

Kota Bandar Lampung

Kab. Way Kanan

Kab. Tulang Bawang

Kab. Tanggamus

Kab. Lampung Timur

Kab. Lampung Utara

Kab. Lampung Tengah

Kab. Lampung Selatan

Kab. Lampung Barat

Prop. Lampung

Page 36: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

24

dibandingkan dengan total belanja perindustrian cenderung menurun. Output

sektor industri pengolahan di Provinsi Lampung terus mengalami peningkatan

dengan nilai PDRB yang terus naik dari Rp 5,177,596 juta di tahun 2010 menjadi

Rp 6,097,668 juta di tahun 2013.

Sumber: DJPK Kementerian Keuangan RI, 2010-2013

Gambar 4 Belanja Informasi dan Komunikasi Provinsi Lampung Tahun 2010-

2013

Gambar 4 dan gambar 5 menunjukkan alokasi belanja informasi dan

komunikasi serta belanja perhubungan yang terkait dengan sektor ekonomi

unggulan yaitu pengangkutan dan komunikasi. Selama empat tahun terakhir, total

alokasi belanja untuk kedua sektor ini terus menunjukkan peningkatan. Total

alokasi belanja informasi dan komunikasi meningkat tiga kali lipat dari tahun

2010 ke tahun 2013, dari Rp 23,795.2 juta ditahun 2010 menjadi Rp 68,000.89

juta di tahun 2013. Alokasi belanja yang berasal dari Provinsi Lampung sendiri

terus mengalami peningkatan dari Rp 11,174 juta di tahun 2010 menjadi Rp

23,424 juta di tahun 2013 dengan persentase yang dibandingkan dengan total

belanja urusan terus menurun.

Alokasi belanja perhubungan Provinsi Lampung mengalami peningkatan

dari Rp 16,614 juta di tahun 2010 menjadi Rp 30,059 juta di tahun 2013. Selain

itu perkembangan sektor pengangkutan dan komunikasi berperan modern dalam

aspek keterjangkauan antar wilayah. Persentase alokasi belanja perhubungan dan

informasi/komunikasi di Provinsi Lampung cenderung mengalami penurunan

walaupun secara nominal nilainya terus meningkat. Pada tahun 2010 persentase

alokasi belanja sektor perhubungan sebesar 0,9%; 0,79% pada tahun 2011; naik

menjadi 0,99% pada tahun 2012; dan kembali menurun pada tahun 2013 menjadi

0,68%.

Persentase alokasi belanja sektor informasi dan komunikasi juga terus

mengalami penurunan di Provinsi Lampung. Pada tahun 2010 persentase alokasi

belanja informasi/komunikasi sebesar 0.61% dan pada tahun 2013 menjadi 0.53%,

sedangkan nilai alokasi belanja untuk sektor ini mengalami peningkatan.

Walaupun terjadi pengurangan porsi belanja untuk sektor perhubungan dan

informasi/komunikasi di Provinsi Lampung, namun nilai PDRBnya terus

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

2010 2011 2012 2013

dal

am J

uta

Rup

iah

Total

Kab. Tulang Bawang Barat

Kab. Mesuji

Kab. Pringsewu

Kab. Pesawaran

Kota Metro

Kota Bandar Lampung

Kab. Way Kanan

Kab. Tulang Bawang

Kab. Tanggamus

Kab. Lampung Timur

Kab. Lampung Utara

Kab. Lampung Tengah

Kab. Lampung Selatan

Kab. Lampung Barat

Prop. Lampung

Page 37: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

25

meningkat dari tahun 2010 hingga tahun 2013. Data BPS Lampung 2013

menunjukkan nilai PDRB sektor pengangkutan dan komunikasi yang pada tahun

2010 sebesar Rp 2,803,218 juta menjadi Rp 3,883,735 juta di tahun 2013. Hal ini

juga menunjukkan peningkatan kinerja di sektor pengangkutan dan komunikasi.

Sumber: : DJPK Kementerian Keuangan RI, 2010-2013

Gambar 5 Belanja Perhubungan Provinsi Lampung Tahun 2010-2013

Kinerja sektor konstruksi dilihat dari belanja sektor pekerjaan umum,

perumahan dan PDRB menunjukkan peningkatan. Alokasi belanja untuk sektor

konstruksi diwakili oleh belanja pekerjaan umum dan perumahan. Alokasi belanja

sektor pekerjaan umum di Provinsi Lampung menunjukkan peningkatan nominal

dari Rp 184,021 juta di tahun 2010 menjadi Rp 771,481 juta di tahun 2013.

Persentase alokasi belanja pekerjaan umum justru menunjukkan penurunan, tahun

2010 persentase alokasi belanja pekerjaan umum sebesar 10%, sempat meningkat

pada tahun 2011 sebesar 29.56% dan kembali menurun hingga tahun 2013

menjadi 17.49%.

Alokasi belanja perumahan menunjukkan peningkatan baik nilai nominal

maupun persentasenya. Pada tahun 2010, persentase anggaran untuk perumahan

sebesar 1.01% dan menjadi 5.21% di tahun 2013. Nilai anggaran belanja untuk

perumahan meningkat dari Rp 18,538 juta pada tahun 2010 meningkat menjadi

Rp 229,938 juta di tahun 2013. Nilai PDRB sektor konstruksi terus meningkat

dari Rp 1,833,091 juta di tahun 2010 menjadi Rp 2,142,782 juta di tahun 2013.

Sebelumnya terdapat pernyataan bahwa sektor pertanian tidak menjadi

sektor unggulan dari hasil penelitian, namun masih diprioritaskan

pembangunannya. Hal ini terkait dengan output sektor pertanian yang sangat besar

dan banyak terdapat industri agro di Provinsi Lampung. Adanya industri pertanian

membuat sektor pertanian masih bisa dikembangkan agar menjadi sektor

unggulan dengan beberapa perbaikan. Industri agro di Provinsi Lampung banyak

terletak di Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten

Lampung Utara, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten

Pesawaran, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Mesuji, Kabupaten Tulang Bawang

Barat, Kota Bandar Lampung, dan Kota Metro. Kondisi jalan di daerah-daerah

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

2010 2011 2012 2013

dal

am J

uta

Rup

iah

Total

Kab. Tulang Bawang Barat

Kab. Mesuji

Kab. Pringsewu

Kab. Pesawaran

Kota Metro

Kota Bandar Lampung

Kab. Way Kanan

Kab. Tulang Bawang

Kab. Tanggamus

Kab. Lampung Timur

Kab. Lampung Utara

Kab. Lampung Tengah

Kab. Lampung Selatan

Kab. Lampung Barat

Prop. Lampung

Page 38: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

26

tersebut banyak yang mengalami kerusakan. Kerusakan terparah berada di

Kabupaten Lampung Tengah, dimana 1550 km jalan mengalami tergolong rusak,

Kabupaten Lampung Timur 734 km, dan Kabupaten Tulang Bawang Barat 726

km. Di daerah lain kerusakan jalan berada di bawah 500 km dan Kota Metro

memiliki kerusakan jalan terpendek yaitu sepanjang 16 km. Perbaikan tersebut

antara lain, perbaikan jalan yang mengalami kerusakan. Jalan pertanian dengan

kondisi baik tentu saja mampu meningkatkan dan memperlancar distribusi barang,

sehingga meningkatkan output pertanian lebih besar lagi.

Usaha perbaikan lain yaitu pada industri pertanian yang memiliki

keterkaitan erat dengan industri lain. Contohnya adalah peningkatan hasil hutan

dan perkebunan yang banyak dimanfaatkan industri kayu dan furnitur. Selain itu

alokasi belanja untuk sektor pertanian masih tinggi dan dari tahun 2010-2013

terus meningkat secara nominal walaupun sharenya terus dikurangi. Alokasi

belanja pertanian tahun 2010 sebesar 66.767 miliar rupiah, tahun 2011 sebesar

66.373 miliar rupiah, tahun 2012 sebesar 65.081 miliar rupiah dan pada tahun

2013 menjadi 99.059 miliar rupiah.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan dari hasil penelitian ini antara lain, sektor pertanian

menyumbangkan kontribusi besar pada permintaan antara, total output, konsumsi

rumah tangga, dan nilai tambah bruto. Sektor industri pengolahan

menyumbangkan kontribusi besar pada permintaan akhir dan surplus perdagangan.

Konsumsi pemerintah berfokus pada jasa-jasa terutama administrasi pemerintahan,

pertahanan dan jaminan sosial wajib. Investasi tertinggi berasal dari sektor

konstruksi.

Hasil analisis IO agregasi sembilan sektor perekonomian menunjukkan

sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai keterkaitan langsung ke

depan dan nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan tertinggi. Nilai

keterkaitan ke belakang dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang

tertinggi berasal dari sektor listrik, gas dan air bersih. Dampak penyebaran pada

kuadran I memperlihatkan sektor industri pengolahan dan sektor pengangkutan

dan komunikasi mampu mendorong dan menarik pertumbuhan sektor hulu dan

hilirnya. Hasil analisis IO 53 sektor perekonomian menunjukkan sektor industri

makanan dan minuman; industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang

anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya; ketenagalistrikan; angkutan darat;

angkutan laut; penyediaan makan minum; dan sektor informasi dan komunikasi

memiliki nilai IDP dan IDK di atas satu.

Hasil analisis IO agregasi sembilan sektor perekonomian menunjukkan

sektor listrik, gas dan air bersih memiliki multiplier output tertinggi. Multiplier

pendapatan tertinggi berasal dari sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan,

sedangkan sektor industri pengolahan menjanjikan multiplier tenaga kerja terbesar.

Hasil analisis IO 53 sektor perekonomian menunjukkan sektor yang memiliki nilai

Page 39: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

27

multiplier outputdan multiplier income tertinggi berasal dari sektor jasa penunjang

keuangan.

Sektor unggulan di Provinsi Lampung berdasarkan analisis input-output

adalah sektor industri pengolahan dengan spesifikasi sektor industri kayu, barang

dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya serta

industri furnitur; sektor pengangkutan dan komunikasi dengan spesifikasi sektor

angkutan rel, angkutan laut, dan angkutan sungai, danau dan penyeberangan;dan

sektor konstruksi dengan spesifikasi sektor konstruksi bangunan sipil, konstruksi

khusus dan konstruksi gedung. Sektor lain berdasarkan analisis 53 sektor yang

menjadi unggulan adalah sektor jasa penunjang keuangan dan pengadaan air.

Saran

Saran yang dapat diajukan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Potensi pertanian di Provinsi Lampung tinggi, namun karena keterkaitan

dengan sektor lain rendah, ketenagakerjaan dipengaruhi cuaca dan musim

panen, kondisi jalan (roadfarm) yang mengalami kerusakan, berkurangnya

penyuluhan sejak diberlakukannya otonomi daerah, serta menurunnya

distribusi dan laju pertumbuhan membuat pertanian tidak menjadi sektor

unggulan. Dalam upaya menjadikan pertanian menjadi sektor unggulan,

hendaknya pemerintah lebih fokus dalam pengembangan sektor industri

pengolahan dengan spesifikasi sektor industri kayu dan industri furnitur atau

pada tanaman kehutanan. Hal ini dikarenakan sektor ini memiliki

keterkaitan antar faktor produksi yang relatif tinggi terutama dengan sektor

konstruksi. Selain itu perlu adanya perbaikan terutama infrastruktur yang

terkait dengan pertanian seperti jalan pertanian, sehingga mampu

mendorong serta menarik pertumbuhan sektor hulu dan hilirnya.

2. Pengembangan sektor pengangkutan dan komunikasi dispesifikasikan dalam

pengembangan angkutan rel, angkutan laut, serta angkutan sungai, danau

dan penyeberangan. Pengembangan ketiga sarana transportasi tersebut

terkait dengan posisi strategis Provinsi Lampung yang menjadi provinsi

pertama penghubung pulau Sumatera dan pulau Jawa melalui jalur darat dan

laut.

3. Pemerintah Provinsi Lampung hendaknya melakukan percepatan dalam

pembangunan infrastruktur fisik yang mendukung pergerakan barang dan

jasa maupun sumberdaya manusia dari satu daerah ke daerah lain dan

memperbaiki infrastruktur fisik yang mengalami kerusakan, seperti jalan

lintas Sumatera. Selain itu, pemerintah dapat mempercepat pembangunan

jembatan Selat Sunda yang harapannya mampu menghantarkan

pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung menjadi lebih tinggi dan lebih

merata.

Page 40: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

28

DAFTAR PUSTAKA

[BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2009. Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Lampung

Tahun 2010-2014. Lampung [ID] : Bappeda Provinsi Lampung

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut

Wilayah dan Lapangan Usaha Utama Provinsi Lampung. Jakarta [ID] :

BPS Jakarta

. 2012. Tabel Input-Output Provinsi Lampung 2010. Lampung

[ID] : BPS Provinsi Lampung

. 2013. Direktori Industri Besar dan Sedang Provinsi Lampung

2013. Lampung [ID] : BPS Provinsi Lampung

. 2013. Direktori Perusahaan Konstruksi Provinsi Lampung 2013.

Lampung [ID] : BPS Provinsi Lampung

. 2013. Lampung Dalam Angka 2013. Lampung [ID] : BPS

Provinsi Lampung

. 2013. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

menurut Lapangan Usaha. Jakarta [ID] : BPS Jakarta

. 2013. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Lampung Atas

Dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha. Lampung [ID] :

BPS Provinsi Lampung

. 2013. Statistik Daerah Provinsi Lampung 2013. Lampung [ID] :

BPS Provinsi Lampung

. 2013. Statistik Transportasi Provinsi Lampung 2012. Lampung

[ID] : BPS Provinsi Lampung

. 2014. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Y ke Y Menurut

Lapangan Usaha, 2008-2013 (Persen). Jakarta [ID] : BPS Jakarta

[BI] Bank Indonesia. 2011. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Lampung

Triwulan I Tahun 2011. Jakarta [ID] : BI

Daryanto, Arief dan Hafizrianda, Yundy. 2010. Analisis Input Output & Social

Accounting Matrix untuk Pembangunan Ekonomi Daerah. Bogor [ID] : IPB

Press

Daryanto, Arief and Morison, Julian B. 1992. Structural Interdependence in the

Indonesian Economy, with Emphasis on the Agricultural Sector, 1971-

1985 : An Input – Output Analysis. Mimbar Sosek No. 6, Desember 1992 :

74-99

[DJPK] Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. 2014. Data Keuangan

Daerah. www.djpk.depkeu.go.id/data-series/data-keuangan-daerah/setelah-

ta-2006(diakses tanggal 30 Maret 2014)

Priyarsono, D.S., dkk. 2007. Ekonomi Regional. Universitas Terbuka

Ria,Desyan. 2012. Analisis Sektor Unggulan dan Arahan Pengembangan Wilayah

Kota Sabang Prov. Aceh [tesis].

Rustiadi, Ernan; Saefulhakim, Sunsun; dan Panuju, Dyah R. 2011. Perencanaan

dan Pengembangan Wilayah. Jakarta [ID] : Crespent Press dan Yayasan

Pustaka Obor Indonesia.

Page 41: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

29

Samiun, Muhammad Zais M. 2008. Analisis Perekonomian Provinsi Maluku

Utara: Pendekatan Multisektoral [tesis]. Bogor [ID] : Institut Pertanian

Bogor.

Sholihah, Dyah H.A. 2008. Pengaruh Keterkaitan antar Sektor terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Daerah [skripsi]. Bogor [ID] : Institut Pertanian

Bogor.

Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta [ID] :

Bumi Aksara.

Walida, Rezka Farah. 2013. Analisis Penentuan Sektor Kunci Perekonomian

Wilayah Kabupaten Belitung Timur [skripsi]. Bogor [ID] : Institut Pertanian

Bogor

Yulianti, Rizki. 2012. Peranan Sektor Industri Pengolahan dalam Perekonomian

Kota Bontang: Analisis Input-Output [skripsi]. Bogor [ID] : Institut

Pertanian Bogor

Page 42: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

30

Lampiran 1 Klasifikasi Sektor-sektor Perekonomian Provinsi Lampung

berdasarkan Tabel Input-Output Provinsi Lampung tahun 2010

NO SEKTOR KODE KLASIFIKASI 9 SEKTOR

1 Tanaman Pangan

1 PERTANIAN

2 Tanaman Hortikultura

3 Perkebunan

4 Peternakan

5 Jasa Pertanian dan Perburuan

6 Kehutanan dan Penebangan

Kayu

7 Perikanan

8 Pertambangan Minyak dan Gas

Bumi

2 PERTAMBANGAN DAN

PENGGALIAN

9 Pertambangan Batubara dan

Lignit

10 Pertambangan Bijih Logam

11 Pertambangan dan Penggalian

Lainnya

12 Industri Batubara dan

Pengilangan Migas

3 INDUSTRI

PENGOLAHAN

13 Industri Makanan dan Minuman

14 Industri Pengolahan Tembakau

15 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi

16 Industri Kulit, Barang dari Kulit

dan Alas Kaki

17 Industri Kayu, Barang dari Kayu

dan Gabus dan Barang Anyaman

dari Bambu, Rotan dan

Sejenisnya

18 Industri Kertas dan Barang dari

Kertas, Percetakan dan

Reproduksi Media Rekaman

19 Industri Kimia, Farmasi dan

Obat Tradisional

20 Industri Kare, Barang dari Karet

dan Plastik

21 Industri Barang Galian bukan

Logam

22 Industri Logam Dasar

23 Industri Barang dari Logam,

Komputer, Barang Elektronik,

Optik dan Peralatan Listrik

24 Industri Mesin dan Perlengkapan

YTDL

25 Industri Alat Angkutan

26 Industri Furnitur

Page 43: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

31

27 Industri Pengolahan Lainnya,

Jasa Reparasi dan Pemasangan

Mesin dan Peralatan

28 Ketenagalistrikan

4 LISTRIK, GAS DAN AIR

BERSIH 29 Gas

30 Pengadaan Air

31 Konstruksi Gedung

5 KONSTRUKSI 32 Konstruksi Bangunan Sipil

33 Konstruksi Khusus

34 Perdagangan Besar dan Eceran

6 PERDAGANGAN,

HOTEL DAN RESTORAN 41 Penyediaan Akomodasi

42 Penyediaan Makan Minum

35 Angkutan Rel

7 PENGANGKUTAN DAN

KOMUNIKASI

36 Angkutan Darat

37 Angkutan Laut

38 Angkutan Sungai, Danau dan

Penyeberangan

39 Angkutan Udara

40 Pergudangan dan Jasa Penunjang

Angkutan, Pos dan Kurir

43 Informasi dan Komunikasi

44 Bank

8

KEUANGAN, REAL

ESTATE DAN JASA

PERUSAHAAN

45 Asuransi dan Dana Pensiun

46 Jasa Keuangan Lainnya

47 Jasa Penunjang Keuangan

48 Real Estate

49 Jasa Perusahaan

50 Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib

9 JASA-JASA 51 Jasa Pendidikan

52 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial

53 Jasa lainnya

190 Jumlah Input Antara

201 Upah Gaji

202 Surplus Usaha

203 Penyusutan

204 Pajak Tak Langsung Neto

205 Subsidi

209 Nilai Tambah Bruto

210 Jumlah Input Sumber : Tabel Input Output Provinsi Lampung, 2012

Page 44: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

32

Lampiran 2 Tabel Input Output Provinsi Lampung 2010 Agregasi 9 Sektor

Perekonomian (Juta Rupiah)

No Sektor 1 2 3 4 5

1 Pertanian 8,961,839 0 16,321,194 0 220,733

2

Pertambangan

dan

Penggalian

0 493,599 163,376 484,033 2,322,900

3 Industri

Pengolahan 1,444,512 13,485 2,418,888 60,800 4,809,364

4 Listrik, Gas

dan Air Bersih 176,890 926 196,674 162,157 141,894

5 Konstruksi 0 0 0 0 667,906

6

Perdagangan,

Hotel dan

Restoran

2,386,113 142,743 3,186,436 259,082 2,715,612

7

Pengangkutan

dan

Komunikasi

247,837 202,816 1,092,802 56,399 2,061,663

8

Keuangan,

Real Estate

dan Jasa

Perusahaan

173,049 42,705 343,904 107,088 1,479,792

9 Jasa-jasa 8,894 8,690 117,458 4,074 391,122

190 Jumlah Input

Antara 13,399,135 904,963 23,840,733 1,133,634 14,810,986

200 Impor 6,701,132 452,655 11,923,185 567,001 7,408,111

201 Upah Gaji 10,916,324 1,230,972 9,210,024 175,739 3,231,952

202 Surplus Usaha 39,895,531 5,780,104 16,344,525 262,877 4,737,527

203 Penyusutan 2,163,695 411,814 2,921,949 78,285 811,637

204

Pajak Tak

Langsung

Neto

1,090,016 342,284 1,221,520 20,236 291,080

205 Subsidi 0 0 0 0 0

209 Nilai Tambah

Bruto 60,766,698 8,217,829 41,621,203 1,104,138 16,480,307

210 Jumlah Input 74,165,834 9,122,792 65,461,936 2,237,772 31,291,293

Tenaga Kerja

(jiwa) 2,187,085 12,140 170,536 7,597 116,444

Sumber : Tabel Input Output Provinsi Lampung, 2012

Page 45: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

33

Lanjutan ...

No 6 7 8 9 180 301

1 844,473 0 0 1,083,440 27,431,679 21,467,328

2 0 0 0 6,639 3,470,548 13,357

3 1,215,411 1,118,333 231,189 1,174,250 12,486,232 20,815,085

4 208,767 178,105 39,285 208,525 1,313,222 924,550

5 0 0 297,318 0 965,223 0

6 1,633,649 1,983,366 253,247 1,500,233 14,060,482 11,635,592

7 2,171,525 2,945,541 276,444 1,789,938 10,844,965 11,596,473

8 1,669,191 1,265,335 547,691 600,704 6,229,460 3,772,653

9 113,430 826,181 147,787 985,560 2,603,195 7,041,018

190 7,856,446 8,316,861 1,792,961 7,349,289 79,405,006 77,266,056

200 3,833,624 4,258,128 896,795 3,676,192 39,716,823 23,950,859

201 5,066,144 3,499,490 1,711,197 8,528,995 43,570,837

202 10,468,951 4,352,263 5,130,205 1,553,950 88,525,933

203 1,386,965 3,164,605 565,985 1,366,307 12,871,242

204 707,153 266,532 209,375 67,304 4,215,500

205 0 0 0 0 0

209 21,462,837 15,541,018 8,513,557 15,192,748 188,900,335

210 29,319,282 23,857,879 10,306,518 22,542,038 268,305,344

463,488 125,606 13,239 461,548 Sumber : Tabel Input Output Provinsi Lampung, 2012

Lanjutan

No 302 303 304 305 306 600 700

1 0 64,120 1,456,648 5,398,356 18,347,702 74,165,834 74,165,834

2 0 343,332 32,310 4,145,876 1,117,369 9,122,792 9,122,792

3 0 66,272 414,647 6,577,113 25,102,587 65,461,936 65,461,936

4 0 0 0 0 0 2,237,772 2,237,772

5 0 30,326,070 0 0 0 31,291,293 31,291,293

6 0 35,332 114,172 2,609,161 864,543 29,319,282 29,319,282

7 0 0 0 749,957 666,484 23,857,879 23,857,879

8 0 0 0 74,850 229,555 10,306,518 10,306,518

9 12,606,237 0 0 60,250 231,337 22,542,038 22,542,038

190 12,606,237 30,835,126 2,017,777 19,615,563 46,559,577 268,305,344 268,305,344

200 39,850 883,710 (804,646) 76,428 488,049 64,339,901 64,339,901

201

202

203

204

205

209

210

Sumber : Tabel Input Output Provinsi Lampung, 2012

Page 46: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

34

Lampiran 3 Keterkaitan Antar Sektor Perekonomian Provinsi Lampung Tahun

2010

No Sektor KDi KBi KDLTi KBLTi

1 Pertanian 0.4545 0.1807 1.6976 1.2340

2 Pertambangan dan Penggalian 0.3474 0.0992 1.4049 1.1252

3 Industri Pengolahan 0.4016 0.3642 1.5245 1.4708

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.1101 0.5066 1.1363 1.6629

5 Konstruksi 0.0502 0.4733 1.0634 1.6562

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 0.5290 0.2680 1.7162 1.3724

7 Pengangkutan dan Komunikasi 0.4371 0.3486 1.6173 1.4970

8 Keuangan, Real Estate dan

Jasa Perusahaan 0.2972 0.1740 1.4125 1.2482

9 Jasa-jasa 0.1137 0.3260 1.1529 1.4589 Sumber : Tabel Input Output Provinsi Lampung, 2012 (diolah)

Keterangan : KDi = Keterkaitan Langsung ke Depan

KBi = Keterkaitan Langsung ke Belakang

KDLTi = Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Depan

KBLTi = Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang

Page 47: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

35

Lampiran 4 Dampak Penyebaran antar Sektor di Provinsi Lampung Tahun 2010

No Sektor IDP IDK Kuadran

1 Pertanian 0.8727 1.2006 II

2 Pertambangan dan Penggalian 0.7958 0.9936 III

3 Industri Pengolahan 1.0402 1.0782 I

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.1760 0.8036 IV

5 Konstruksi 1.1713 0.7521 IV

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.9706 1.2137 II

7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.0587 1.1438 I

8 Keuangan, Real Estate dan Jasa

Perusahaan 0.8828 0.9990

III

9 Jasa-jasa 1.0318 0.8154 IV Sumber : Tabel Input Output Provinsi Lampung, 2012 (diolah) Keterangan : IDP = Indeks Daya Penyebaran (Backward Linkage)

IDK = Indeks Derajat Kepekaan (Forward Linkage)

Page 48: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

36

Lampiran 5 Multiplier Output Sektor Perekonomian Provinsi Lampung tahun

2010

Kode Awal Pertama Industri Konsumsi Total Elastisitas Tipe I Tipe II

1 1 0.1807 0.0533 0.2004 1.4344 0.4887 1.2340 1.4344

2 1 0.0992 0.0260 0.1074 1.2327 0.7619 1.1252 1.2327

3 1 0.3642 0.1066 0.4034 1.8742 0.9208 1.4708 1.8742

4 1 0.5066 0.1563 0.5679 2.2307 0.0000 1.6629 2.2307

5 1 0.4733 0.1829 0.5626 2.2188 2.1503 1.6562 2.2188

6 1 0.2690 0.1044 0.3139 1.6863 0.2084 1.3724 1.6863

7 1 0.3486 0.1484 0.4337 1.9307 0.1146 1.4970 1.9307

8 1 0.1740 0.0743 0.2129 1.4611 0.0432 1.2482 1.4611

9 1 0.3260 0.1329 0.3937 1.8526 1.0600 1.4589 1.8526 Sumber : Tabel Input Output Provinsi Lampung, 2012 (diolah)

Page 49: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

37

Lampiran 6 Multiplier Income Sektor Perekonomian Provinsi Lampung tahun

2010

Kode Awal Pertama Industri Konsumsi Total Elastisitas Tipe I Tipe II

1 0.0904 0.0201 0.0065 0.0279 0.1448 0.5458 1.2939 1.6021

2 0.0496 0.0096 0.0035 0.0149 0.0776 0.9669 1.2633 1.5642

3 0.1821 0.0402 0.0130 0.0561 0.2914 0.7860 1.2921 1.5999

4 0.2534 0.0581 0.0198 0.0789 0.4102 0.0000 1.3074 1.6189

5 0.2367 0.0678 0.0237 0.0782 0.4064 1.6636 1.3863 1.7166

6 0.1308 0.0380 0.0143 0.0436 0.2268 0.2143 1.4006 1.7343

7 0.1785 0.0536 0.0209 0.0603 0.3133 0.1042 1.4174 1.7551

8 0.0870 0.0268 0.0103 0.0296 0.1538 0.0522 1.4274 1.7674

9 0.1631 0.0485 0.0181 0.0547 0.2844 0.9978 1.4083 1.7438 Sumber : Tabel Input Output Provinsi Lampung, 2012 (diolah)

Page 50: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

38

Lampiran 7 Multiplier Tenaga Kerja Sektor Perekonomian Provinsi Lampung

tahun 2010

Kode Awal Pertama Industri Konsumsi Total Elastisitas Tipe I Tipe II

1 0.0295 0.0042 0.0010 0.0029 0.0375 0.4335 1.1737 1.2725

2 0.0013 0.0005 0.0002 0.0016 0.0036 1.6657 1.5204 2.6948

3 0.0026 0.0084 0.0019 0.0059 0.0188 3.5422 4.9577 7.2100

4 0.0034 0.0027 0.0014 0.0083 0.0157 0.0000 2.1868 4.6198

5 0.0037 0.0028 0.0026 0.0082 0.0173 4.5129 2.4575 4.6565

6 0.0158 0.0024 0.0013 0.0046 0.0241 0.1880 1.2328 1.5216

7 0.0053 0.0029 0.0017 0.0063 0.0161 0.1820 1.8679 3.0659

8 0.0013 0.0011 0.0008 0.0031 0.0062 0.1437 2.4538 4.8645

9 0.0205 0.0040 0.0017 0.0057 0.0319 0.8918 1.2790 1.5587 Sumber : Tabel Input Output Provinsi Lampung, 2012 (diolah)

Page 51: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

39

Lampiran 8 Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Provinsi Lampung Tahun

2010

No Sektor LQ

1 Pertanian 2.9378

2 Pertambangan dan Penggalian 0.2297

3 Industri Pengolahan 0.5227

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.4772

5 Konstruksi 0.7366

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.9204

7 Pengangkutan dan Komunikasi 0.7753

8 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 1.0519

9 Jasa-jasa 0.8021 Sumber: PDRB Provinsi Lampung dan PDB Indonesia, 2010 (diolah)

Page 52: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

40

Lampiran 9 Hasil Perhitungan IDP dan IDK Tabel Input Output 53 Sektor

Kode

Sektor

IDP Kode

Sektor

IDP Kode

Sektor

IDK Kode

Sektor

IDK

1 0,8420 28 1,2119 1 1,0223 28 1,2352

2 0,8847 29 0,9407 2 1,0879 29 0,7082

3 0,9181 30 1,1086 3 1,2060 30 0,7399

4 0,9405 31 1,1692 4 1,0936 31 0,7557

5 0,7979 32 1,1816 5 0,8339 32 0,7451

6 0,7799 33 1,1503 6 0,8174 33 0,7469

7 0,8497 34 0,9397 7 1,0557 34 3,4920

8 0,7808 35 1,3071 8 1,1074 35 0,7224

9 0,7080 36 1,0844 9 0,7080 36 1,4678

10 0,8651 37 1,1758 10 0,7888 37 1,0628

11 0,8293 38 1,1224 11 0,9362 38 0,8741

12 0,9987 39 1,1649 12 0,7185 39 0,8826

13 1,0626 40 0,9920 13 1,1267 40 0,9927

14 0,9275 41 1,1641 14 0,7080 41 0,8533

15 0,9990 42 1,0839 15 0,7083 42 1,0238

16 0,7080 43 1,0003 16 0,7080 43 1,6538

17 1,1899 44 0,8235 17 1,0848 44 2,7238

18 0,9443 45 0,9125 18 0,7676 45 0,7180

19 0,9056 46 0,7951 19 1,1433 46 0,7201

20 0,9455 47 1,5250 20 1,2752 47 0,7086

21 0,8805 48 0,8770 21 0,8281 48 1,5275

22 0,9003 49 1,0336 22 0,7141 49 0,8855

23 1,0192 50 0,9498 23 0,7348 50 0,8706

24 0,9525 51 1,0124 24 0,9488 51 0,7680

25 1,1239 52 1,1496 25 0,7198 52 0,9101

26 1,1065 53 1,1239 26 0,7660 53 0,8588

27 1,1407 27 0,7434 Sumber : Tabel Input Output Provinsi Lampung, 2012 (diolah)

Page 53: KAJIAN SEKTOR PEREKONOMIAN UNGGULAN … di Provinsi Lampung berhasil diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur perekonomian Provinsi Lampung, menganalisis keterkaitan

41

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kendal pada 14 April 1992. Anak kedua dari tiga bersaudara

dari pasangan Bapak Ngali dan Ibu Tiwik Sumarni. Kakak penulis yaitu Wahyu

Nugroho alm. dan adiknya Baharudin Nur Hidayat. Penulis telah menempuh

pendidikan di SMP Negeri 1 Sukorejo, Kendal (2004-2007), SMA Negeri 1

Kendal (2007-2010) jurusan IPA dan diterima di Institut Pertanian Bogor tahun

2010 melalui jalur USMI di Departemen Ilmu Ekonomi.

Kegiatan yang pernah penulis ikuti selama di Institut Pertanian Bogor di

luar kegiatan akademik adalah anggota di Forum Komunikasi Mahasiswa

(FOKMA) Bahurekso Kendal, anggota Klub Fotografi Asrama TPB, anggota

Klub Fotografi Chepots, Panitia Hipotex-R, MPKMB 48, MPF dan MPD 48,

Extravaganza ke-3, OMI, dan Sportakuler ke-4. Penulis pernah mengikuti

Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang Pengembangan Masyarakat (PKM-

M) dengan judul program “Bengkel Baca” dan didanai oleh DIKTI.