kajian sedimentasi di bendungan prijetan dengan menggunakan

14
KAJIAN SEDIMENTASI DI BENDUNGAN PRIJETAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI AVSWAT JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh: LUDVI MASITOH NIM. 115060407111023 - 64 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2016

Upload: nguyentuyen

Post on 22-Jan-2017

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan

KAJIAN SEDIMENTASI DI BENDUNGAN PRIJETAN

DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI AVSWAT

JURNAL ILMIAH

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh:

LUDVI MASITOH NIM. 115060407111023 - 64

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2016

Page 2: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan

KAJIAN SEDIMENTASI DI BENDUNGAN PRIJETAN DENGAN

MENGGUNAKAN APLIKASI AVSWAT

JURNAL

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh:

LUDVI MASITOH NIM. 115060407111023-64

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Runi Asmaranto, ST.,MT Emma Yuliani, ST.,MT.,Ph.D

NIP.19710830 200012 1 001 NIP.19750723 200003 2001

Page 3: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan

KAJIAN SEDIMENTASI DI BENDUNGAN PRIJETAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI AVSWAT

Ludvi Masitoh1, Runi Asmaranto

2, Emma Yuliani

2

1Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya

2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

[email protected]

ABSTRAK

Bendungan Prijetan dibangun pada tahun 1906 dengan fungsi tunggal (single purpose)

yakni untuk irigasi. Bendungan ini mengairi 4600 ha sawah. Memiliki kapasitas

tampungan efektif 9.730.000 m3 dengan luas daerah aliran sungai 24,78 km

2. Adanya erosi

yang terjadi di DAS, mempengaruhi kapasitas tampungan efektif waduk akibat adanya

sedimentasi hasil erosi.

Studi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya laju erosi yang terjadi di DAS Prijetan.

Sehingga nantinya akan diketahui kelas bahaya erosi yang terjadi di DAS Prijetan dan

mengetahui laju sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan alat bantu pemodelan

AVSWAT 2000.

Salah satu kemampuan AVSWAT adalah untuk memprediksi erosi dan sedimentasi

yang ada di DAS Prijetan. Besarnya debit pada DAS Prijetan mulai tahun 2001 sampai

dengan tahun 2014 sebesar 518,521 m3/dt, laju erosi rata –rata sebesar 8,881 ton/ha/th atau

sekitar 0,7149 mm/th dan sedimen sebesar 86,433 ton/th. Berdasarkan Kelas Bahaya Erosi,

DAS Prijetan memiliki Kelas Sangat Ringan sebesar 30,1% (727,392 ha), Kelas Ringan

sebesar 53,3% (1287,403 ha) dan Kelas Sedang sebesar 16,6% (400,167 ha).

Kata Kunci: Aliran Waduk Prijetan, Erosi, Sedimentasi

ABSTRACT

Prijetan dam was built in 1906 with a single function which is for irrigation. This dam

to irrigate 4600 ha of rice fields. Having an effective storage capacity 9.73 million m3 with

an area of 24.78 km2 watershed. Their erosion in the watershed, affect the effective storage

capacity of reservoirs due to sedimentation of erosion.

This study aims to determine the magnitude of the rate of erosion in the watershed

Prijetan. So it will be known class of erosion that occurs in the watershed Prijetan and

knowing the rate of sedimentation in the dam Prijetan with modeling tools AVSWAT 2000.

One AVSWAT ability is to predict erosion and sedimentation in the watershed

Prijetan. The amount of discharge at watershed Prijetan from 2001 to 2014 amounted to

518.521 m3 / sec, average erosion rate of 8.881 tonnes / ha / yr, or about 0.7149 mm / yr

and sediment of 86.433 tons / year. Based Erosion Hazard Class, DAS Prijetan have a

Class Very Mild 30,1% (727.392 ha), Lightweight amounted to 53.3% (1287.403 ha) and

Class Average 16.6% (400.167 ha).

Keywords: Flow Reservoir Prijetan, Erosion, Sedimentation

Page 4: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada tahun 2001 endungan ini

mengairi 4600 Ha sawah, dengan

memiliki kapasitas tampungan efektif

9.730.000 m3 dengan luas daerah aliran

sungai 24,78 km2

. Namun, daya guna

bendungan ini sudah mulai berkurang

akibat adanya erosi tanah yang terjadi di

DAS Prijetan yang nantinya akan

menjadi inflow di Bendungan Prijetan.

Erosi tanah merupakan kejadian alam

yang pasti terjadi dipermukaan daratan

bumi. Besarnya erosi sangat tergantung

dari faktor-faktor alam ditempat

terjadinya erosi tersebut,akan tetapi saat

ini manusia juga berperan penting atas

terjadinya erosi.

Peningkatan sedimentasi di waduk

mengakibatkan berkurangnya kapasitas

tampungan efektif di waduk. Hal ini

menyebabkan berkurangnya usia guna

waduk dan mengganggu manfaat dari

waduk itu sendiri.

Penelitian ini akan mengkaji

besarnya erosi dan sedimentasi yang

terjadi di DAS Prijetan. Hasil prediksi di

peroleh dengan menggunakan model

AVSWAT (Arc View Soil And Water

Assessment Tool) 2000 yang telah

banyak diaplikasikan pada beberapa DAS

di Indonesia. Penggunaan model

AVSWAT 2000 penting dilakukan

mengingat terbatasnya ketersediaan data

sedimen dan erosi di DAS Prijetan,

sehingga hasil analisisnya akan dapat

bermanfaat dalam pengelolaan DAS

Prijetan.

1.2 Identifikasi Masalah Berkurangnya usia guna bendungan

menjadi permasalahan yang sangat

penting. Salah satu hal yang

mempengaruhi usia guna bendungan

adalah terjadinya erosi akibat

sedimentasi. Sedimentasi di bendungan

ini berasal dari hulu sungai yang

mengakibatkan terjadinya gerakan

sedimen dan perpindahan daerah

pengendapan karena terjadinya

perubahan muka air. Sehingga kajian

mengenai erosi dan sedimentasi yang

terjadi di DAS Prijetan sangat diperlukan

untuk memaksimalkan isi tampungan

pada bendungan tersebut.

1.3 Tujuan dan Manfaat 1. Untuk mengetahui besarnya laju

erosi yang terjadi di sub-DAS Prijetan

menggunakan metode estimasi MUSLE.

2. Untuk mengetahui kelas bahaya

erosi yang terjadi di DAS Prijetan.

3. Untuk mengetahui laju

sedimentasi di Bendungan Prijetan.

Adapun manfaat dari studi ini adalah :

1. Memperkenalkan teknologi

Sistem Informasi Geografis (SIG) dan

Model SWAT (Soil and Water

Assesment Tools).

2. Sebagai bahan pembanding bagi

instansi terkait dalam menanganani

masalah erosi dan sedimentasi pada suatu

waduk.

DASAR TEORI

2.1 Tipe-Tipe Erosi

Berdasarkan bentuknya erosi

dibedakan menjadi 7 tipe, diantaranya

yaitu:

a. Erosi percikan (splash erosion) adalah

terlepas dan terlemparnya partikel-

partikel tanah dari massa tanah akibat

pukulan butiran air hujan secara

langsung.

b. Erosi aliran permukaan (overland flow

erosion) akan terjadi hanya dan jika

intensitas dan/atau lamanya hujan

melebihi kapasitas infiltrasi atau

kapasitas simpan air tanah.

c. Erosi alur (rill erosion) adalah

pengelupasan yang diikuti dengan

pengangkutan partikel-partikel tanah oleh

aliran air larian yang terkonsentrasi di

dalam saluran-saluran air.

d. Erosi parit/selokan (gully erosion)

membentuk jajaran parit yang lebih

dalam dan lebar dan merupakan tingkat

lanjutan dari erosi alur.

Page 5: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan

e. Erosi tebing sungai (streambank

erosion) adalah erosi yang terjadi akibat

pengikisan tebing oleh air yang mengalir

dari bagian atas tebing atau oleh

terjangan arus sungai yang kuat terutama

pada tikungan-tikungan.

f. Erosi internal (internal or subsurface

erosion) adalah proses terangkutnya

partikel-partikel tanah ke bawah masuk

ke celah-celah atau pori-pori akibat

adanya aliran bawah permukaan.

g. Tanah longsor (land slide) merupakan

bentuk erosi dimana pengangkutan atau

gerakan massa tanah yang terjadi pada

suatu saat dalam volume yang relatif

besar. (Sumber : Suripin, 2004).

2.2 Kelas Bahaya Erosi

Kelas bahaya erosi diperoleh

dengan cara membandingkan tingkat

erosi pada suatu unit lahan dengan

kedalaman efektif. Klasifikasi kelas

bahaya erosi dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 1. Kelas Bahaya Erosi Erosi Kelas Bahaya Erosi (ton/ha/tahun)

Solum

Tanah I(<15)

II(15-60)

III(60-180)

IV(180-480)

V(>480)

Dalam

(>90) SR R S B SB

Sedang

(60-90) R S B SB SB

Dangkal

(30-60) S B SB SB SB

Sangat

Dangkal

(<30)

B SB SB SB SB

Sumber: Utomo, 1994

Keterangan:

SR : Sangat Ringan

SB : Sangat Berat

R : Ringan

B : Berat

S : Sedang

2.3 Model Prediksi Erosi (MUSLE)

Mengingat bahwa nilai

pengangkutan sedimen (Sediment

Delivery Ratio = SDR) tidak menentu

dan harganya bervariasi dari satu tempat

ke tempat lainnya, Williams (1975)

melakukan modifikasi USLE dengan

mengganti faktor R dengan faktor aliran.

Dengan cara baru ini, yang selanjutnya

dinamai Modifikasi USLE (MUSLE),

Modified Universal Soil Loss Equation

(Williams, 1995)

CRFGLSPCKareaqQsed USLEUSLEUSLEUSLEhrupeaksurf .....)...(8,11 56,0

dimana:

sed = hasil sedimen per hari (ton)

Qsurf =volume aliran limpasan

permukaan (mm/hari)

Qpeak = debit puncak limpasan (m3/dt)

Areahru= luas hru (ha)

KUSLE = faktor erodibilitas tanah USLE

CUSLE =faktor (pengelolaan) cara

bercocok tanam USLE

LSUSLE = faktor topografi USLE

CRFG = faktor pecahan batuan kasar

Metodologi Penelitian

3.1 Lokasi Studi

Lokasi Daerah studi ini terletak di

Sub DAS Prijetan tepatnya di DAS

Bengawan Solo Hilir. Dengan luas DAS

2485,44 Ha. Studi ini dilakukan pada

program inspeksi besar balai keamanan

bendungan yang berlokasi di Desa Mlati,

Kecamatan Kedungpring, Kabupaten

Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Secara

astronomis lokasi studi terletak pada

koordinat 7°13'15"S dan

112°12'56"E.Secara administratif terletak

di Kabupaten Lamongan. Adapun batas-

batas administratif dari lokasi studi

adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan :Kab.Mojokerto

dan Kab. Jombang

Sebelah Barat : Kabupaten Tuban

Sebelah Timur : Kabupaten Gresik

Page 6: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan

3.2 Data-data yang di Perlukan

1. Data curah hujan harian tahun

2001 s.d 2014

2. Peta rupa bumi digital Indonesia

skala 1 : 25.000 yang mencakup seluruh

areal Sub-DAS Prijetan yang bersumber

dari BAKORSURTANAL.

3. Peta jenis tanah dan kedalaman

solum tanah untuk areal Sub-DAS

Prijetan.

4. Peta tataguna lahan Sub-DAS

Prijetan.

3.3 Langkah-langkah Studi

1. Pengolahan DEM

Pengolahan DEM dalam studi ini

bertujuan untuk mendapatkan

representasi topologi bumi dalam bentuk

DEM berformat grid/cell atau juga bisa

disebut grid elevasi yang selanjutnya

akan digunakan dalam pemodelan DAS

dan analisa kemiringan lereng (grid

kemiringan lereng). DEM berformat grid

bisa diperoleh dari proses konversi

topologi bumi dengan data dasar peta

topografi digital yang diperoleh dari

BAKOSURTANAL dengan skala

1:25000.

2. Deliniasi DAS

Deliniasi DAS atau biasa disebut

penelusuran batas DAS dilakukan dengan

bantuan extensions AVSWAT 2000. Pada

tahapan ini, theme grid yang sudah

diidentifikasi dimasukkan ke dalam DEM

setup. mendefinisikan sungai dan outlet

dalam DEM. Proses ini akan

menghasilkan theme stream (sungai) dan

theme outlet (outlet sub DAS).

3. Pengolahan Peta Tataguna Lahan

dan Jenis Tanah

Pendefinisian jenis Tataguna Lahan

yang ada di DAS dan jenis tanah yang

ada di DAS.

4. Pengolahan HRU

Menjalankan menu HRU Distribution

dari toolbar AVSWAT 2000 untuk

memproses distribusi Hydrologic

Response Unit dari setiap sub DAS,

sehingga akan dihasilkan database tabel

Distrswat yang berisi informasi

penyebaran distribusi tataguna lahan dan

jenis tanah pada DAS dan sub-DAS.

5. Pengolahan Database AVSWAT

2000

Memasukan titik lokasi stasiun hujan,

stasiun temperatur,data hujan, data

kelembapan,suhu dan radiasi

matahari.memasukan parameter-

parameter nilai faktor jenis tanah dan

tanaman.

6. Running Simulation

Output dari Model ini merupakan

respon hidrologi pada 3 tingkatan, yaitu

di tingkat HRU, rata-rata sub-DAS dan

hasil penelusuran di outlet Sub-DAS.

7. Analisa Hasil Simulasi

Mendapatkan hasil keluaran

berupa nilai debit, erosi dan

sedimen tiap-tiap sub DAS.

Melakukan pengecekan hasil

konsentrasi sedimen bulanan hasil

simulasi dengan perhitungan

konsentrasi sedimen bulanan hasil

pengamatan.

Mengkoreksi kesalahan-kesalahan

apabila hasil yang didapat jauh

dari hasil pengamatan di

lapangan.

Melakukan kalibrasi sehingga

hasil running simulasi mendekati

dengan hasil kenyataan di

lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pengolahan Data

4.1.1 Penentuan Batas DAS dan

Pembuatan DEM AVSWAT 2000

Penentuan batas DAS pada studi ini

menggunakan bantuan software ArcView

GIS 3.3. Dalam menentukan batas DAS

pada ArcView GIS 3.3 dibutuhkan bebe-

rapa extension sebagai alat bantu antara

lain, Spatial Ana- lyst, 3D Analyst,

Xtools dan AVSWAT 2000.

4.1.2 Pengolahan Data Hujan

Data hujan yang digunakan dalam

studi ini adalah data hujan stasiun-stasiun

hujan di daerah kecamatan kedungpring.

Banyaknya stasiun hujan yang digunakan

Page 7: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan

berjumlah 2 stasiun hujan. Dengan jangka

waktu 14 tahun yakni antara 2001-2014.

-Stasiun Prijetan +50

-Stasiun Kedungpring +25

4.1.3 Uji Konsistensi

Data-data hujan harian tiap-tiap

stasiun selama 14 tahun terlebih dahulu

diuji kekonsistenan datanya dengan

teknik kurva massa ganda seperti yang

dijelaskan dalam bab kajian pustaka. Uji

ini bertujuan untuk membandingkan data

dari stasiun yang diamati dengan stasiun

sekitarnya. Tabel 1 Uji Konsistensi Stasiun Hujan

Prijetan

Sumber : Pengolahan Data

Gambar 1 Grafik Uji Konsistensi Data

Stasiun Hujan Prijetan

4.1.4 Pengolahan Data Hujan untuk

Input Data AVSWAT 2000

Input data hujan dalam AVSWAT

2000 digunakan untuk mem-peroleh

nilai-nilai statistik presipitasi, standart

deviasi dan kepencengan, probabilitas,

dan curah hujan maksimum. Untuk

maksud diatas, terlebih dahulu data hujan

dikelompokkan dalam susunan bulan

selama jangka waktu 14 tahun seperti

dijelaskan pada gambar berikut ini :

Koordinat : XPR = 634936,4700

YPR = 9198309,75000

Kecamatan : Kedungpring

Nama Stasiun : Prijetan

Elevasi : 53 Tanggal 2001 2002 2003 2004 2005

1 0 0 4 27 0

2 0 42 20 0 0

3 0 4 17 0 0

4 0 2 0 0 0

4.1.5 Tataguna Lahan dan Jenis Tanah

Kondisi sebaran tata guna lahan dan

jenis tanah di wilayah DAS Prijetan

disajikan dalam tabel dan gambar berikut

ini : Tabel 2 Sebaran Tataguna Lahan Sub DAS

Prijetan

Sumber : Hasil Analisa Spasial AVSWAT 2000

Tabel 3 Sebaran Jenis Tanah Sub DAS

Prijetan

Sumber : Hasil Analisa Spasial AVSWAT 2000

4.1.6 Penentuan Klasifikasi Tanah dan

Curve Number (CN) Nilai Curve Number (CN) atau bilangan

kurva air limpasan ditentukan

berdasarkan dua parameter fisik dari sub

DAS, yaitu kondisi jenis tanah dan jenis

penutup lahan. Dari kondisi jenis tanah

akan didapatkan klasifikasi kelompok

tanah menurut SCS (Hydrology Soil

Group) .

2001 89 121 121 89,00 89,00

2002 88 71 192 88,00 177,00

2003 114 140 332 114,00 291,00

2004 66 77 409 66,00 357,00

2005 132 72 481 132,00 489,00

2006 114 86 567 114,00 603,00

2007 72 78 645 72,00 675,00

2008 134 95 740 134,00 809,00

2009 56 72 812 56,00 865,00

2010 115 80 892 115,00 980,00

2011 83 108 1.000 83,00 1.063,00

2012 60 108 1.108 60,00 1.123,00

2013 93 129 1.237 93,00 1.216,00

Σ PembandingTahun kedungpring pridjetan Σ pridjetan rata2

pembanding

1 Pemukiman 49,495 0,49495 1,945765

2 Sawah Irigasi 9,671 0,09671 0,380189

3 Sawah Tadah Hujan 194,059 1,9405 7,628909

4 Kebun 448,698 4,48698 17,63932

5 Semak Belukar 597,157 5,97157 23,47562

6 Ladang 807,89 8,0789 31,76002

7 Tanah Kosong/Padang Rumput 227,343 2,27343 8,93738

8 Danau/Bendungan 209,419 2,09419 8,232746

2478,563 24,7856 100Total

No Peruntukan Luas (Ha) Luas (KM) Luas (%)

1 Regosol 1951,081 19,51081 78,71823311

2 Latosol 527,482 5,27482 21,28176689

2478,563 24,78563 100

No Nama Jenis Tanah Luas (Ha) Luas (KM²) Luas (%)

Total

Page 8: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan

Tabel 4 CN untuk masing-masing penutup

lahan.

Sumber : (1) Peta tataguna lahan DAS Prijetan (2)

Nilai SCS Curve Number kondisi kelembaban awal II,

dari tabel crop dan tabel urban AVSWAT 2000, tabel

2.1, 2.2, 2.3.

4.2 Pembahasan Hasil Pemodelan

AVSWAT 2000

Dalam perhitungan prediksi ini yang

ingin di dapatkan adalah nilai keluaran

berupa debit,erosi, dan sedimen pada

setiap titik outlet. Dimana faktor – faktor

yang mempengaruhi nilai tersebut dalam

perhitungan kali ini berdasarkan input

adalah jenis tanah, tata guna lahan dan

curah hujan. Perkiraan hasil sedimen di

DAS Prijetan dengan model SWAT

diperhitungkan dari erosi yang terjadi di

unit lahan HRU, kemudian erosi yang

terjadi di setiap unit lahan HRU tersebut

akan di bawa oleh limpasan permukaan

sampai ke anak sungai utama sebagai

erosi masing- masing sub DAS, di-mana

sebagian akan terdeposisi di cekungan –

cekungan permukaan lahan, besarnya

sedimen yang berasal dari erosi tersebut

kemudian mengalami proses transportasi

sedimen melalui anak sungai (tributary

channel) sebelum akhirnya sampai ke

sungai utama (main chan-nel). Dalam

proses transportasi sedimen di anak

sungai dan sungai utama tersebut

besarnya desposisi dan degradasi sedimen

di sungai akan diperhitungkan.Simulasi

hasil pemodelan Avswat 2000 yang

dilakukan adalah menggunakan tata guna

lahan eksisting yang menghasilkan:

1. Fase di Lahan : Erosi

2. Fase di Sungai : Sedimen

Tabel 5 Rekapitulasi Nilai Erosi dan

Sedimentasi Th 2001-2014

Sumber : Hasil Perhitungan

Gambar 2 Grafik Debit (Flow_In) tahun

2001-2014

Gambar 2 Grafik Erosi (Syld) tahun 2001-

2014

Gambar 3 Grafik Sedimen (Sed_In) tahun

2001-2014

A B C D

1 Pemukiman 49 64 79 84

2 Sawah Irigasi 58 69 77 80

3 Sawah Tadah Hujan 58 69 77 80

4 Kebun 43 65 76 82

5 Semak Belukar 35 56 70 77

6 Ladang 59 74 82 86

7 Tanah Kosong/Padang Rumput 39 61 74 80

No Tataguna LahanNilai CN LUAS

(Ha) TOTAL RATA-RATA TOTAL RATA-RATA

2001 2478,562 0,543 0,0175 301,576 10,019

2002 2478,562 0,462 0,0250 474,483 15,306

2003 2478,562 0,875 0,0280 535,539 17,275

2004 2478,562 0,537 0,0173 329,399 10,626

2005 2478,562 0,752 0,0243 461,735 14,895

2006 2478,562 0,846 0,0273 520,320 16,785

2007 2478,562 0,538 0,0174 330,265 10,654

2008 2478,562 1,14 0,0368 698,996 22,548

2009 2478,562 1,023 0,0330 629,719 20,314

2010 2478,562 0,569 0,0184 348,407 11,239

2011 2478,562 0,987 0,0318 605,532 19,533

2012 2478,562 0,507 0,0164 310,612 10,020

2013 2478,562 0,762 0,0246 467,900 15,094

2014 2478,562 0,467 0,0151 5555,584 179,212

10,0080 0,7149 1025,486 86,433

TAHUNEROSI (mm/tahun) SEDIMEN (ton/ha/th)

Total

Page 9: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan
Page 10: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan
Page 11: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan

4.3 Perhitungan Kapasitas Tampungan

Waduk

Berdasarkan data debit yang diperoleh

dari hasil Running AVSWAT 2000 maka

akan didapakan kapasitas aktif

tampungan waduk seperti terdapat pada

tabel 7 berikut ini :

Tabel 7 Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk Th.2001

Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 8 Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk Th.2001

Sumber : Hasil Perhitungan

Maka dengan diketahuinya tampungan

efektif waduk pada kedua tahun tersebut,

dapat dihitung pengurangan tampungan

waduk dari tahun 2001 sampai dengan

tahun 2014.

Hasil perhitungan diatas akan penulis

bandingkan dengan hasil perhitungan

kapasitas tampungan waduk aktif

eksisting. Kedua tabel Pengurangan

tampungan efektif waduk tersebut akan

ditabelkan sebagai berikut :

Tabel 9 Tabel Tinjauan Tampungan Efektif

Waduk

Sumber : Perhitungan Data

Inflow Inflow Outflow Outflow Kekurangan Kelebihan Volume Limpahan

(supply) ( m3 ) (demand) ( m3 ) (deficit) (excess) (kom.) (spillout)

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10]

Jan. 8,30245 21519950,4 3,0639 7941507,624 13578442,78 Penuh 13578442,78

Feb. 5,82793 15105994,56 3,0639 7941507,624 7164486,936 Penuh 7164486,936

Mar. 3,25708 8442351,36 3,0639 7941507,624 500843,736 Penuh 500843,736

Apr. 2,60132 6742621,44 3,0639 7941507,624 -1198886,184 -1198886,184

Mei 2,96561 7686861,12 3,0639 7941507,624 -254646,504 -254646,504

Jun. 3,67309 9520649,28 3,0639 7941507,624 1579141,656 Penuh

Jul. 4,07584 10564577,28 3,0639 7941507,624 2623069,656 Penuh 2623069,656

Agt. 1,419265 3678734,88 3,0639 7941507,624 -4262772,744 -4262772,744

Sept. 1,088008 2820116,736 3,0639 7941507,624 -5121390,888 -9384163,632

Oct. 3,236219 8388279,648 3,0639 7941507,624 446772,024 Penuh 446772,024

Nop. 8,41164 21802970,88 3,0639 7941507,624 13861463,26 Penuh 13861463,26

Des. 4,1632 10791014,4 3,0639 7941507,624 2849506,776 Penuh 2849506,776

49,0217 ( m3 /dt) 9384163,632 m3

4,0851 ( m3 /dt) 41024585,16 m3

Thn.

2001

Jumlah = Kapasitas waduk yang dibutuhkan =

Rerata = Total Spilout =

Tahun Bulan

Tahun 2001 9.384.163 m3

Tahun 2014 4.444.113 m3

Berkurang (13 tahun) 4.940.050 m3

Luas DAS 24,78 km2

Pengurangan per tahun 380,004 m3

0,000015 m/tahun

0,015335 mm/tahun

Tinjauan Tampungan

Laju Kehilangan DAS

Inflow Inflow Outflow Outflow Kekurangan Kelebihan Volume Limpahan

(supply) ( m3 ) (demand) ( m3 ) (deficit) (excess) (kom.) (spillout)

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10]

Jan. 2,57125 6664680 2,2910 5938168,32 726511,68 Penuh 726511,68

Feb. 1,08523 2812916,16 2,2910 5938168,32 -3125252,16 -3125252,16

Mar. 1,78214 4619306,88 2,2910 5938168,32 -1318861,44 -4444113,6

Apr. 2,59779 6733471,68 2,2910 5938168,32 795303,36 Penuh 795303,36

Mei 3,12442 8098496,64 2,2910 5938168,32 2160328,32 Penuh 2160328,32

Jun. 2,03716 5280318,72 2,2910 5938168,32 -657849,6 -657849,6

Jul. 4,24742 11009312,64 2,2910 5938168,32 5071144,32 Penuh 5071144,32

Agt. 2,26477 5870283,84 2,2910 5938168,32 -67884,48 -67884,48

Sept. 1,00266 2598894,72 2,2910 5938168,32 -3339273,6 -3339273,6

Oct. 5,63009 14593193,28 2,2910 5938168,32 8655024,96 Penuh 8655024,96

Nop. 4,20148 10890236,16 2,2910 5938168,32 4952067,84 Penuh 4952067,84

Des. 6,11095 15839582,4 2,2910 5938168,32 9901414,08 Penuh 9901414,08

36,6554 ( m3 /dt) 4444113,6 m3

3,0546 ( m3 /dt) 32261794,56 m3

Tahun Bulan

Thn.

2014

Jumlah = Kapasitas waduk yang dibutuhkan =

Rerata = Total Spilout =

Page 12: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan

Tabel 10 Tabel Tinjauan Tampungan Efektif

Waduk eksisting

Sumber : Perhitungan Data

Hal ini dapat di gambarkan dengan

lengkung kapasitas sebagai berikut :

Gambar 4 : Studi Lengkung Kapasitas Tahun

2001 (Sumber, Laporan Inspeksi Besar

Bendungan Prijetan).

Dari gambar di atas dapat kita lihat

bahwa dengan elevasi crest pelimpah

+49.90 menghasilkan tampungan efektif

sebesar 9.730.000 m3. Sehingga dapat

kita lihat perbedaan antara hasil

AVSWAT dengan data (eksisting) adalah

sebagai berikut : Tabel 11 Selisih Tampungan Efektif Waduk

AVSWAT dengan eksisting

Sumber: Hasil Perhitungan

Dari tabel diatas dapat kita lihat

bahwa selisih dari hasil AVSWAT

dengan perhitungan data (eksisting) tidak

jauh berbeda, yakni sebesar ± 5% .

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Besarnya laju sedimentasi pada

Waduk Prijetan sebesar 0,01533

mm/tahun. Sehingga untuk volume

tampungan mati selama 13 tahun

didapatkan sebesar 4.940.050 m3

.

2. Dari hasil Running AVSWAT 2000

untuk pendugaan jumlah erosi dan

sedimen mulai tahun 2001-2014 di

sub-DAS Prijetan adalah sebagai

berikut:

a. Nilai rata-rata erosi sebesar

0,7149 mm/tahun atau

sebesar 8,881 ton/ha/tahun

b. Nilai rata-rata sedimen

sebesar 86,433 ton/ha/th

3. Dari luas DAS seluas 2478,562 Ha,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

luas (Ha) untuk kelas bahaya erosi

sedang adalah seluas 400,167 Ha atau

sebesar 16,6%, untuk kelas bahaya

erosi ringan adalah seluas 1287,403

Ha atau sebesar 53,3% dan untuk kelas

bahaya erosi sangat ringan adalah

seluas 727,392 Ha atau sebesar 30,1%.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2001. Kajian Erosi dan

Sedimentasi pada DAS Teluk Balikpapan

Kalimantan Timur.

http://www.crc.uri.edu/download/TE-

02_13-I_Kajian_Erosi_Teluk_BPN-1.pdf

(diakses September 2015)

Anonim. 2013. Analisis Erosi dan

Sedimentasi Lahan di SUB DAS Panasen

Kabupaten Minahasa.

http://download.portalgaruda.org/article.p

hp?article=108074&val=1013

(diakses September 2015).

Arsyad, Sitanala. 2000. Konservasi

Tanah dan Air. Bogor. IPB Press.

Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Tahun 2001 345.837 m3

Tahun 2014 59.956 m3

Berkurang (13 tahun) 285.881 m3

Luas DAS - km2

Pengurangan per tahun 21,990 m3

0,000001 m/tahun

0,00089 mm/tahun

Selisih Tampungan

Laju Kehilangan DAS

Tinjauan

Page 13: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan

Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press

Bisri, Mohammad, Dr.H.MS. 2009.

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Malang : C.V.Asrori.

Nasrully, Ahmad. 2008. Aplikasi Model

SWAT (SOIL AND WATER ASSESMENT

TOOLS) Untuk Analisis Debit di Sub

DAS Lesti. Skripsi Tidak Diterbitkan.

Malang: Program Sarjana Teknik

Pengairan Universitas Brawijaya.

Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-konsep

Dasar Sistem Informasi Geografis.

Bandung : Informatika.

Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi

Geografis: Tutorial ArcView. Bandung :

Informatika.

S.L Neitsch, et al., 2002. Soil and Water

Assesment Tool Theoretical

Documentation version 2000. Grassland,

Soil and Water Research Laboratory.

Agricultural Research Service. Temple,

Texas. Balckland Research Center. Texas

Agricultural Experiment Station. Temple,

Texas. Published 2002 by Texas Water

Resources Institute, College Station,

Texas. http://www.brc.tamus.edu/swat/.

Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi

Model Statistik Untuk Analisa Data Jilid

1 dan 2. Nova. Bandung.

Sumarto,CD. 1995. Hidrologi Teknik,

Jakarta : Erlangga.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya

Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi

Page 14: Kajian Sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan Menggunakan