kajian pustaka bab 4
DESCRIPTION
ALK penyusutan, deplesi, intangible assetTRANSCRIPT
![Page 1: Kajian Pustaka Bab 4](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/55cf9bbb550346d033a72fd5/html5/thumbnails/1.jpg)
Penyusutan
Penyusutan merupakan sebuah metode alokasi biaya atas aset yang produktif.
Penyusutan merupakan beban nonkas dan tidak menghasilkan dana untuk
penggantian asset, sehingga pada asaat menghitung arus kas operasi, penyusutan
harus dikeluarkan dari perhitungan arus kas dari aktivitas operasi. Tingkat
penyusutan asset dihitung berdasar masa manfaat dan tingkat penyusutannya.
Masa manfaat aset berbeda antar perusahaan bahkan antar asset. Masa
manfaat tersebut ditentukan oleh kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman
dan informasi fisik tentang aset. Pemeliharaan asset dapat menambah umur ekonomis
suatu asset. Keusangan asset merupakan pengurang umur ekonomis dan dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi, pola konsumsi dan kekuatan ekonomi.
Beberapa metode yang biasa digunakan perusahaan adalah
a. Metode garis lurus
Metode garis lurus mengasumsikan bahwa beban penyusutan setiap
periode adalah seragam sepanjang waktu ekonomis aset. Asumsi yang
digunakan adalah kerusakan fisik yang seragam sepanjang waktu dan
keusangan yang tidak selalu terjadi sepanjang waktu. Metode ini terbukti
pada asset seperti bangunan.
Kelebihan metode ini adalah sederhana pengaplikasiannya.
Kelemahan metode ini adalah kelemahan pada asumsinya. Maksudnya, beban
penyusutan seragam sepanjang periode asset, padahal asset telah mengalami
penurunan manfaat di tahun-tahun akhir dan memiliki manfaat lebih di tahun-
tahun awalnya. Hal itu juga memberikan dampak lebih lanjut pada distorsi
tingkat pengembalian juga merupakan salah satu kelemahan metode ini.
b. Metode Dipercepat
Metode dipercepat mengalokasikan biaya penyusutan yang semakin
menurun selama masa ekonomis hingga akhir periode. Kelebihan penggunaan
metode ini adalah untuk kepentingan pajak. Asumsi yang mendukung metode
ini adalah adanya biaya perawatan, peningkatan keusangan dan penurunan
pendapatan efisiensi operasi yang dapat memperkecil beban penyusutan.
Dipercepat memberikan dua pilihan metode penyusutan, yaitu :
- Saldo menurun
![Page 2: Kajian Pustaka Bab 4](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/55cf9bbb550346d033a72fd5/html5/thumbnails/2.jpg)
Melalui metode ini, tarif yang dibebankan untuk penyusutan adalah
tetap, namun untuk metode ini biasanya mengenakan tarif penyusutan
dua kali tarif garis lurus
- Jumlah Angka Tahun
Metode ini menggunakan penerapan biaya asset yang dikurangi nilai
sisa yang semakin kecil sepanjang umur asset.
c. Metode Spesial
Metode ini digunakan pada indsutri-industri tertentu. Metode spesial
menggunakan perhitungan khusus untuk beban penyusutannya
berdasarkan aktivitasnya.
Deplesi
Menurut Subramanyam, Deplesi merupakan alokasi biaya sumber daya alam
berdasarkan tingkat pemungutan atau produksi. Objek deplesi adalah aset yang dapat
dieksploitasi dari sumber daya alam. Besarnya deplesi tergantung pada tingkat
produksi. Estimasi yang salah terhadap deplesi adalah hal yang harus diwaspadai
analis
Impairment Asset
Harga perolehan aset yang telah dikaitkan dengan penyusutan bukanlah
refleksi dari nilai sekarang aset. Seperti yang telah diketahui bahwa akuntansi saat ini
telah berusaha untuk merefleksikan nilai kini dari setiap pos. Impairment dapat
dilakukan apabila nilai buku aset lebih tinggi daripada nilai wajar aset saat itu.
Impairment dilakukan dengan melakukan penurunan nilai pada neraca (write down).
Akuntansi tidak memperbolehkan adanya kenaikan nilai aset, namun diperbolehkan
untuk menghapus aset apabila ada penurunan nilai secara permanen. Penurunan nilai
ini juga boleh ditanggguhkan melalui tes recoverability yaitu dengan cara melakukan
estimasi arus kas masa depan (tanpa diskonto) dibandingkan dengan nilai disposisi
akhir. Jika nilai lebih besar daripada nilai disposisi, maka terjadi penurunan nilai.
![Page 3: Kajian Pustaka Bab 4](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/55cf9bbb550346d033a72fd5/html5/thumbnails/3.jpg)
Analisa Penyusutan dan Deplesi
Menganalisa penyusutan dan deplesi akan sangat terkait dengan biaya
historis. Padahal, seperti yang telah diketahui, biaya historis memiliki banyak
kelemahan. Biaya historis memiliki masalah dengan relevansinya. Prinsip-prinsip
akuntan
Analisis yang dapat dilakukan terhdap penyusutan dan deplesi adalah
- Mewaspadai adanya manajemen laba melalui revisi masa manfaat.
- Adanya hubungan pemilihan metode alokasi dengan tujuan pajak yang tercermin
melalui :
o Metode dipercepat yang digunakan untuk perusahaan ekspansi
o Metode gars lurus untuk kepentingan laporan keuangan dan metode
dipercepat untuk kepentingan pajak
- Melakukan analisis terhaap pengungkapan penyusutan. Walaupun terkadang
informasi yang dihasilkan pada pengungkapan tidak terlalu material, namun
pengungkapan yang baik yang mencakup informasi kuantitatif sejauh mana
kegunaan aset terhadap operasional
- Analis sebaiknya tidak terpaku pada laba sebelum penyusutan yang biasa disebut
dengan arus kas. Konsep mengeluarkan penyusutan dari arus kas karena tidak
adanya kas yang benar-benar dikeluarkan untuk penyusutan membuat konsep ini
menjadi buruk. Penyusutan hanya dianggap sebagai ‘beban pembukuan’ padahal
manfaatnya dirasakan sepanjang masa aset tersebut.
Melakukan analisa terhadap penyusutan maupun deplesi membutuhkan evaluasi
atas kelayakan yang dapat diukur melalui rasio-rasio. Beberapa perhitungan yang
dapat membantu menilai kebijakan dan keputusan penyusutan yaitu :
No Fungsi Rumus
1 Rata-rata jangkauan waktu total
nilaikotor aset tetap dan perlengkapanbeban penyusutan periode berjalan
2 Umur rata-rata akumulasi penyusutanbeban penyusutan periode berjalan
3 Umur sisa rata-rata nilaibersi h aset tetap dan perlengkapanbeban penyusutan periode berjalan
4 Rata-rata jangkauan waktu total
Umur rata-rata + umur sisa rata-rata
![Page 4: Kajian Pustaka Bab 4](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/55cf9bbb550346d033a72fd5/html5/thumbnails/4.jpg)
Analisis Penurunan Nilai
Dalam melakukan analisa penurunan nilai terdapat beberapa masalah yang
dihadapi analis, yaitu : Kelayakan jumlah penurunan nilai, Kelayakan waktu
penurunan nilai dan Efek penurunan nilai terhadap laba. Dalam melakukan analisis
penurunan nila, hal-hal yang harus dilakukan analis adalah :
Aset tak Berwujud
Menurut Subramanyam, Aset tak berwujud adalah hak, keistimewaan,
manfaat kepemilikan atau pengendalian. Suatu aset disebut aset tak berwujud jika :
- Tidak dapat dipisahkan dari perusahaan
- Tidak memiliki wujud fisik
- Masa manfaat tidak terhingga (memiliki ketidakpastian tinggi)
- Mengalami perubahan nilai yang tinggi karena kompetisi
- Tidak adanya kapitalisasi biaya untuk aset tidak berwujud (karena konservatisme
akuntansi)
Aset tak berwujud terbagi menjadi
a. Aset tidak berwujud yang dapat diidentifikasi
Intangible asset jenis ini diamortisasi, dicatat sesuai biaya perolehan
dan terkait hak tertentu atau manfaat tidak terbatas aset
b. Aset tidak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi
Aset jenis ini berasal dari pembentukan internal ataupun karena
pembelian. Contohnya adalah goodwill. Goodwill dapat berubah menjadi
laba masa depan.
Aset tidak berwujud diamortisasi berdasarkan masa manfaatnya. Asumsi
yang digunakan untuk menentukan masa manfaat adalah kondisi perintaan, tingkat
kompetisi, hukum, kontrak, dll. Aset tidak berwujud juga dapat mengalami
penurunan nilai, kecuali goodwill yang hanya dilakukan uji penurunan nilai setiap
periode. Dalam melakukan analisis terhadap aset tak berwujud, seorang analis harus
1. Identifikasi aset yang dihapus atau diturunkan
2. Evaluasi kelayakan melalui persentase
3. Komparasikan dengan perusahaan lain
![Page 5: Kajian Pustaka Bab 4](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/55cf9bbb550346d033a72fd5/html5/thumbnails/5.jpg)
waspada. Hal ini disebabkan karena tak jaran manajemen mengamortisasi aset
tersebut melebihi masa manfaatnya.
Aset tak berwujud yang seharusnya mendapat perhatian lebih analis adalah
goodwill. Hal ini disebabkan goodwill memiliki kesulitan tersendiri karena tidak
adanya amortisasi. Kesulitan lainnya adalah dalam mengidentifikasi disposisi,
komposisi, dan penilaian goodwill yang disebabkan keharusan penghapusan goodwill
apabila laba yang mendasarinya sudah tidak ada lagi. Goodwill yang diciptakan
internal juga memiliki keunikan analisis tersendiri karena dapat dijual dan
menghasilkan laba yang besar. Namun, biaya pengembangan goodwill dapat
mengakibatkan laba perusahaan terlalu rendah